The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Majalah Imakulata Edisi XVI, April 2023: <br>Berbagi Sejahtera

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Paroki Kalideres - Bookshelf, 2023-04-07 07:09:48

Majalah Imakulata Edisi XVI, April 2023

Majalah Imakulata Edisi XVI, April 2023: <br>Berbagi Sejahtera

Meja Redaksi Salam jumpa, Dalam Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta (Ardas KAJ), tahun 2023 ditetapkan KAJ sebagai “Tahun Kesejahteraan Bersama”. Untuk itu kami mencoba mengangkat tema yang serupa dengan maksud untuk turut menyebarkan semangat “Berbagi Sejahtera” kepada kita semua. Apa itu sejahtera? Apa yang bisa kita lakukan untuk menjadi pembawa sejahtera? Siapa-siapa saja yang tidak sejahtera? Demikianlah yang dapat para Pembaca temukan pada sejumlah halaman edisi Imakulata kali ini. Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki Kalideres menjadi ujung tombak Paroki dalam membantu umat dan masyarakat sekitar yang membutuhkan pelayanan sosial ekonomi. Apa saja program-program pelayanan yang dijalankan oleh PSE? Temukan informasi lengkapnya di rubrik Seksi/ Kategorial kali ini. Bapak Fabian Gunawan, salah satu “first responder” PSE membagikan pengalaman pelayanannya di PSE. Sejumlah artikel menarik lainnya sudah tentu hadir menghiasi edisi kali ini, seperti liputan Pembukaan Kantin GBU, Seminar Kain Kafan Yesus, kiranya dapat menjadi daftar bacaan menarik bagi para Pembaca. Selamat Paskah 2023! Semoga sukacita pembebasan, damai dan kasih yang dari Tuhan senantiasa menyertai kita. Amin.


Daftar Isi Ruang Batin 4 Berbagi Sejahtera Sajian Utama 9 Berbagi Sejahtera: Berani Mengambil Peran Kita 14 Peran Keluarga Kristiani Dalam Berbagi Sejahtera 22 Berbagi Sejahtera: Temukan Di Sekitar Kita Kesaksian Iman 28 Fabian Gunawan: Solidaritas dan Ujung Tombak Kemanusiaan Seputar Paroki 39 Makan Siang Gratis 41 Misa Acies 43 Mengimani Kristus Yesus: Suatu Keberuntungan Seksi/Kategorial 47 Tebarkan Senyum dan Menolong Sesama Yang Membutuhkan Pojok OMK 60 Pembukaan Kantin GBU Ringan Bermakna 68 Seputar Paskah Majalah Imakulata Edisi XVI, April 2023 Sampul Kunjungan Rutin PSE ke umat-umat terbantu; beramah tamah dan saling mendoakan.


RUANG BATIN 4 Saudari-Saudara terkasih dalam Kristus, Tahun ini Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta (Ardas KAJ) menggulirkan teman tahunannya: “Kesejahteraan Bersama”. Untuk itu kita diharapkan untuk berbagi kesejahteraan, karena kesejahteraan itu sendiri sebenarnya tidaklah sejahtera. Bagaimana mana bisa kita menikmati makanan yang mewah sementara masih banyak saudara-saudara kita yang tidak bisa makan? Kesejahteraan selalu menyangkut orang lain. Kalau kita sejahtera, maka sejahteralah bersamaBerbagi Sejahtera Oleh Romo Antonius Rajabana, OMI


RUANG BATIN 5 sama. Maka unsur berbagi menjadi sangat penting dalam kesejahteraan. Kita berusaha untuk membagikan apa yang ada pada kita, bukan hanya harta milik, tapi juga ketrampilan dan kepandaian. Kita terampil bersama supaya kita bisa bertumbuh dan sejahtera bersama. Paroki kita, Paroki Kalideres, sedang fokus mengusahakan agar kita bisa berbagi kesejahteraan terutama dalam relasi dan ekonomi. Untuk kegiatan kesejahteraan ekonomi, Seksi PSE mengadakan pelatihan dan ketrampilan, serta akan mengadakan Bazaar UMKM pada bulan Agustus nanti. Kegiatan ini akan mendorong dan mendampingi usaha-usaha kecil yang dikelola umat supaya bisa berkembang dan maju. Dengan dukungan PSE dan seluruh umat, melalui bazaar, kita bisa


RUANG BATIN 6 memperkenalkan saudara-saudara kita sendiri yang mempunyai usaha yang mungkin saja kita butuhkan. Melalui Bazaar, muncul “Gerakan memBeli dari Umat” (GBU). Kita mempunyai kebutuhan dan ada banyak tawaran di luar. Namun jika kita mengenal umat sendiri dengan usaha yang memenuhi kebutuhan kita itu, maka kita bisa membeli dari mereka. UMKM yang akan ikut dalam Bazaar nanti tentunya tidak kurang berkualitasnya, karena ada seleksi dan kurasi. Hal ini bukan berarti memilah-milah secara subjektif, tetapi bertujuan untuk membantu jika ada kekurangan. Membantu peserta Bazaar meningkatkan kualitas, supaya mempunyai daya saing dan daya jual sehingga kita sungguh-sungguh bisa tumbuh bersama.


RUANG BATIN 7 Sebagai Paroki, Gereja SMI mempunyai kekuatan yang besar. Dengan jumlah umat yang banyak dan kemampuan ekonomi umat yang kebanyakan masih di atas rata-rata, hal ini dapat membantu mereka yang sungguhsungguh membutuhkan. Bersama PSE dan WKRI, Paroki juga mengadakan “Gerakan Makan Gratis” yang dilaksanakan pada hari Sabtu, bagi siapa saja yang membutuhkan. Kegiatan ini merupakan usaha dan tindakan berbagi yang nyata, meskipun dengan jumlah makanan yang disesuaikan dengan kemampuan. Tuhan berpesan bahwa apapun yang kamu lakukan kepada saudaraKu yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku. Maka mari kita mengusahakan kesejahteraan ini bersama, bertumbuh menjadi


RUANG BATIN 8 pribadi-pribadi yang sungguh dicintai Tuhan dan berbahagia dengan saling memperhatikan, berbagi dan mendukung satu sama lain. Sejahtera bersama adalah cita-cita murid Kristus, karena mereka diutus untuk mewartakan kesejahteraan Kerajaan Allah. Di mana ada kesejahteraan bersama, maka di situ tidak akan ada yang berkekurangan. Dengan berbagi kita justru berlimpah-limpah akan rahmat dan berkat Tuhan. Sebagai Gereja, kita tumbuh dan maju karena percaya Tuhan selalu mendampingi dan membimbing kita. Mari kita berbagi sejahtera dari sekarang. Tuhan memberkati.


SAJIAN UTAMA 9 Berbagi Sejahtera: Berani Mengambil Peran Kita Konon, di India hidup seorang pertapa sakti yang mempunyai sebuah batu ajaib. Batu itu dapat memasak sup yang paling enak di dunia. Suatu ketika, sang pertapa singgah di sebuah desa dan mengetuk pintu rumah seorang ibu miskin. Sang pertapa memintanya untuk menyiapkan sepanci besar air. “Batu ini akan kurebus, dan nanti akan terhidang


SAJIAN UTAMA 10 sup yang paling enak di dunia,” kata sang pertapa kepada ibu itu. Dengan tak percaya, si ibu menyiapkan sepanci besar air. Sang pertapa menyiapkan tungku api di depan rumah ibu itu dan mulai merebus batu ajaibnya. Ketika air dalam panci mulai mendidih, hampir seluruh wanita di desa itu sudah berkumpul di rumah ibu miskin tadi untuk melihat pertapa sakti memasak batu ajaibnya. Sang pertapa mengadukaduk air dalam panci, menyedok sedikit dan mencicipinya: “Hmm, sedap… hanya sayangnya tidak ada dagingnya. Kalau ada daging, tentu sup ini akan semakin bertambah sedapnya.” Mendengar kata-kata pertapa sakti tadi, para wanita seperti terkena sihir, satu-per-satu dari mereka berlari pulang ke rumah dan kembali dengan


SAJIAN UTAMA 11 membawa sesuatu di tangannya. Ada yang membawa daging, wortel, tomat, kentang, bumbu dapur, bawang, kol, daun seledri, buncis, dan lain sebagainya. Mereka membantu sang pertapa memotong-motong bahanbahan sup yang mereka bawa itu, dan memasukkannya ke dalam panci besar. Tak berapa lama setelahnya, sang pertapa kembali mencicipi sup itu: “Waahh, ini betul-betul luar biasa sedapnya. Apakah ada piring atau mangkuk untuk kita bersantap bersama?” Para wanita itu kembali berlari ke rumah mereka untuk mengambil peralatan makan. Mereka duduk bersama-sama menikmati sup hasil masakan sang pertapa dengan tawa gembira. Di tengah-tengah sukacita penduduk desa itu, sang pertapa menyelinap pergi dan


SAJIAN UTAMA 12 meninggalkan batu ajaibnya di dalam panci supaya dapat dipakai lagi untuk membuat sepanci besar sup yang dapat dinikmati warga desa itu. Sup ajaib itu adalah Kesejahteraan. Untuk menciptakan kesejahteraan, diperlukan banyak elemen penunjangnya. Ada sang pertapa, ada batu ajaib, ada panci, ada juga warga desa yang saling tolong, berbagi yang mereka miliki untuk dinikmati bersama. Di kala kesemuanya itu disatukan, maka muncullah kesejahteraan. Yang diperlukan adalah kesadaran akan peran kita dalam menciptakan kesejahteraan. Jika hanya sampai pada sadar saja, tentu kesejahteraan belum akan muncul. Kita pun harus berani untuk mengambil dan menjalankan peran kita itu. Misalnya, apakah kita


SAJIAN UTAMA 13 itu sang pertapa yang berarti menjadi motivator atau penggagas program kesejahteraan, atau kita sebagai salah satu penduduk desa yang dengan murah hati membagikan apa yang kita miliki untuk digunakan bagi kesejahteraan sesama. Secara moral, kita semua bertanggungjawab atas kehidupan dan kesejahteraan sesama kita. Dengan cara hidup tolong-menolong, bersemangat murah hati dan setia sepenanggungan, kesejahteraan bersama tidaklah terlalu jauh untuk digapai kita bersama. (smartis)


SAJIAN UTAMA 14 Peran Keluarga Kristiani Dalam Berbagi Sejahtera Santo Paus Yohanes Paulus II pada 22 November 1981 menerbitkan Anjuran Apostolik “Familiaris Consortio (Keluarga)” tentang “Peran Keluarga Kristen dalam Dunia Modern.” Ada beberapa bagian dari Anjuran Apostolik itu yang dapat memperjelas peran keluarga Kristiani dalam masalah-masalah sosial di sekitarnya – termasuk masalah kesejahteraan sesama. Berikut adalah teks-teks tersebut: 42. Keluarga sebagai sel pertama dan vital bagi masyarakat


SAJIAN UTAMA 15 “Karena Pencipta alam semesta telah menetapkan persekutuan suami-istri menjadi asal-mula dan dasar masyarakat manusia”, maka keluarga merupakan “sel pertama dan sangat penting bagi masyarakat” (Konsili Ekumenis Vatikan II, Dekrit “Apostolicam Actuositatem” tentang Kerasulan Awam, art.11.) Keluarga mempunyai ikatan vital dan organis dengan masyarakat, karena menjadi dasarnya, dan terus-menerus mengembangkannya melalui peranan pengabdian kepada kehidupan. Dalam pangkuan keluargalah para warga masyarakat dilahirkan, di situ pula mereka menemukan gelanggang latihan pertama bagi keutamaan-keutamaan sosial, yang merupakan prinsip penjiwaan untuk kehidupan serta perkembangan masyarakat sendiri. Begitulah keluarga sama sekali tidak terkungkung dalam dirinya, melainkan


SAJIAN UTAMA 16 menurut hakikat serta panggilannya terbuka bagi keluarga-keluarga lain dan bagi masyarakat, serta menjalankan peranan sosialnya. 43. Kehidupan keluarga sebagai pengalaman persekutuan dan saling berbagi Pengalaman persekutuan dan saling berbagi sendiri, yang harus mewarnai kehidupan sehari-hari keluarga, merupakan sumbangannya yang pertama dan mendasar bagi masyarakat. Hubungan antara para anggota rukun keluarga dijiwai dan dibimbing oleh hukum “memberi secara sukarela”. Dengan menghormati dan memupuk martabat pribadi pada masing-masing anggota sebagai satu-satunya dasar nilai, sikap “memberi secara sukarela” itu diwujudkan dalam sikap menerima setulus hati, perjumpaan dan dialog, sikap tersedia tanpa pamrih, pengabdian dengan


SAJIAN UTAMA 17 kemurahan hati, dan sikap setia kawan yang mendalam. Demikianlah pengembangan persekutuan yang autentik dan matang antara para anggota dalam keluarga menjadi gelanggang bina pertama yang tak tergantikan bagi hidup memasyarakat, suatu teladan dan dorongan bagi antarhubungan kekeluargaan yang lebih luas, ditandai oleh sikap hormat, keadilan, dialog dan cinta kasih. Begitulah, menurut para Bapa Sinode, keluarga menjadi tempat asal dan upaya paling efektif untuk “memanusiakan” dan “mempribadikan” masyarakat. Keluarga membawa sumbangan asli yang mendalam untuk membangun dunia, dengan memungkinkan peri hidup yang manusiawi dalam arti sesungguhnya, khususnya dengan menjaga serta menyalurkan keutamaan-keutamaan serta “nilai-nilai”. Seperti dinyatakan oleh Konsili


SAJIAN UTAMA 18 Vatikan II, dalam keluarga “berbagai angkatan berhimpun dan saling menolong untuk berkembang dalam kebijaksanaan, serta untuk menyerasikan hak-hak pribadi dengan syarat-syarat lainnya bagi hidup memasyarakat” (Konstitusi pastoral “Gaudium et Spes” tentang Gereja dalam Dunia Modern, art.52.) Oleh karena itu, menghadapi masyarakat yang ada risikonya makin kehilangan sifat manusiawinya dan serba diatur segalanya, dan karena itu menjadi tidak manusiawi dan menjadikan orang tidak manusiawi pula, dengan akibatakibat negatifnya berupa sekian banyak


SAJIAN UTAMA 19 bentuk pelarian, misalnya: alkoholisme, narkotika dan bahkan terorisme, keluarga memang mempunyai dan tetap masih menjadi sumber daya-kekuatan, yang mampu mengangkat manusia dari keadaannya tak bernama (“anonimitas”), memelihara kesadarannya akan martabat pribadinya, memperkayanya dengan peri kemanusiaan yang mendalam, dan secara aktif menempatkannya, dengan segala keunikan serta kekhususannya, dalam tata-susunan masyarakat. 44. Peranan sosial dan politik Peranan sosial keluarga sudah pasti tidak terbatas pada pengadaan keturunan dan pendidikan, juga kalau itu merupakan bentuk pengungkapannya yang utama dan tak tergantikan. Maka dari itu keluarga-keluarga, entah sendiri-sendiri entah bersama-sama, dapat dan harus membaktikan diri melalui kegiatan-kegiatan pengabdian sosial


SAJIAN UTAMA 20 yang bermacam-macam, khususnya bagi kaum miskin, atau setidak-tidaknya demi kepentingan semua orang dalam aneka situasi, yang tidak terjangkau oleh organisasi kesejahteraan yang dikelola oleh pemerintah. Jasa sosial keluarga mempunyai sifat aslinya tersendiri, yang selayaknya lebih jelas diakui dan mendapat dorongan yang lebih mantap, khususnya bila anakanak bertambah besar, lagi pula sedapat mungkin mengikutsertakan secara nyata semua anggotanya! (bdk. Konsili Ekumenis Vatikan II, Dekrit “Apostolicam Actuositatem” tentang Kerasulan Awam, art.11) Khususnya hendaklah diperhatikan, bahwa dalam masyarakat kita semakin pentinglah sikap suka menjamu dalam segala bentuknya, mulai dengan membuka pintu rumahnya, dan lebih lagi pintu hatinya bagi kebutuhan-kebutuhan


SAJIAN UTAMA 21 saudara-saudarinya, hingga usahausaha yang nyata untuk menjamin, agar setiap keluarga memiliki rumahnya sendiri, sebagai lingkungan alami yang melestarikannya dan memungkinkannya untuk berkembang. Secara khas keluarga Kristen diharapkan mendengarkan anjuran Rasul: “Berilah tumpangan!” (Roma 12:13); maka dari itu, mengikuti teladan Kristus dan ikut menghayati cinta kasih-Nya, menyambut sepenuh hati saudara-saudari yang berkekurangan: “Barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sesungguhnya upahnya tidak akan luput dari padanya.” (Matius 10:42) […] (Sumber: Familiaris Consortio/Keluarga, Seri Dokumen Gerejawi No. 30, Departemen Dokumentasi dan Penerangan, Konferensi Waligereja Indonesia, Jakarta, Juli 2011)


SAJIAN UTAMA 22 Berbagi Sejahtera: Temukan Di Sekitar Kita Adalah seorang ibu renta, berumur sekitar 80 tahunan. Sudah 3 tahun ibu ini dalam kondisi sakit. Ibu renta hanya bisa berbaring, tinggal bersama 2 orang anak dan seorang cucu di rumah yang


SAJIAN UTAMA 23 tidak layak huni: rumah kecil berkamar satu, yang penuh dengan barangbarang tak terpakai sehingga terasa sempit, bocor di sana-sini, lengket dan beraroma kurang sedap. Terasa sekali rumah itu kekurangan sirkulasi udara. Ibu renta sudah tentu tidak lagi dalam usia produktif. Kedua anaknya pengangguran – salah seorang anaknya itu sempat sebentar menjadi pengemudi perusahaan jasa transportasi dan berhenti bekerja, kemudian berusaha melanjutkan pekerjaan rumah. Ada lagi seorang ibu lanjut usia, umur di awal 80 tahun. Sudah 2 tahun ibu ini menanggung sakit akibat jatuh di gereja sehingga pergelangan tangannya bergeser/lepas. Kaki ibu ini juga sudah tidak kuat untuk dipakai berjalan. Ibu ini tinggal berdua dengan anak perempuannya yang berusia 60 tahunan


SAJIAN UTAMA 24 di sebuah rumah terpencil di dalam gang. Rumah kecil ini berada dalam kondisi yang tidak layak huni, terasa tidak terawat dan beraroma tidak sedap. Mereka juga memelihara beberapa ekor kucing di rumahnya, termasuk yang dititipkan salah satu saudara jauh. Ruang depan rumah penuh dengan tumpukan barang-barang tidak terpakai. Itulah sedikit gambaran umat Paroki kita yang menerima bantuan rutin bulanan dari Seksi PSE Paroki. Kami dari Tim Majalah Imakulata diajak Pengurus PSE untuk melihat dari dekat klien-klien PSE yang menerima bantuan. Kami melihat betapa para penerima bantuan itu sungguh membutuhkan bukan saja bantuan sandang, pangan, dan materi, tetapi juga bantuan semangat untuk melanjutkan hidup dalam keadaan yang tidak mudah. Perhatian dan cinta


SAJIAN UTAMA 25 kita kepada mereka sudah mampu memberikan secercah bahagia yang tergambar di wajah mereka. Bahagia karena masih ada yang memperhatikan. Bahagia karena masih ada yang mendengarkan segala cerita dan keluh kesahnya. Bahagia karena masih ada yang mencintai mereka. Bahagia karena masih ada yang peduli pada kesusahan mereka. Banyak orang di sekitar kita yang membutuhkan bantuan sosial demi menyambung hidup mereka di kota besar seperti Jakarta ini. Terlebih di masa paska pandemi Covid-19. Wabah penyakit itu bukan saja merenggut banyak nyawa manusia, tetapi juga menghancurkan mata pencaharian dan masa depan begitu banyak orang. Jangan berpikir umat Paroki Kalideres


SAJIAN UTAMA 26 yang tinggal di perumahan-perumahan tidak ikut terdampak pandemi. Jangan berpikir tidak ada yang mengalami kesulitan hidup karena tinggal di perumahan. Jangan berpikir bahwa bantuan sosial hanya diperlukan bagi umat prasejahtera yang tinggal di luar tembok perumahan-perumahan. Tidak. Bahkan di dalam perumahan pun terdapat keluarga-keluarga yang membutuhkan perhatian kita. Temukan mereka di sekitar kita – mungkin mereka adalah tetangga kita, mungkin mereka adalah umat Lingkungan atau Wilayah kita. Pasanglah mata dan telinga kita dengan awas. Cari tahu siapa saja di sekitar kita yang membutuhkan bantuan dan segera beritahu pihak-pihak yang terkait (Ketua Lingkungan, Ketua Wilayah, Romo, RT/RW setempat). Bersama-sama


SAJIAN UTAMA 27 kita dapat membantu menghadirkan secercah kegembiraan bagi sesama. Bersama-sama kita membangunkan kembali rencana dan mimpi masa depan sesama kita. Bersama-sama kita menciptakan kesejahteraan. (FU/AM/ Smartis)


KESAKSIAN IMAN 28 Fabian Gunawan: Solidaritas dan Ujung Tombak Kemanusiaan Seksi Pengembangan Sosial dan Ekonomi (PSE) merupakan salah satu Seksi yang melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan. Ruang lingkup pelayanannya sangat luas dengan berbagai kegiatan untuk membangun masyarakat. Bapak Fabian Gunawan adalah salah satu sosok yang aktif dalam pelayanan PSE. Beliau menjabat sebagai Sekretaris PSE serta Ketua Sub-Seksi Ayo Kerja di Paroki Kalideres. Saat minggu pertama dan kedua setiap bulannya, ruang PSE akan dipenuhi oleh klien PSE. Klien PSE adalah


KESAKSIAN IMAN 29 mereka yang sudah terdata dalam PSE Lingkungan sebagai penerima bantuan rutin. Mereka akan menerima beras serta uang sesuai dengan kondisi masingmasing keluarga. Tim PSE juga mengadakan berbagai jenis pelatihan atau kursus yang dapat meningkatkan kemampuan umat sehingga memiliki keahlian lebih untuk mendapat penghasilan. Hal ini dapat membantu klien untuk mandiri.


KESAKSIAN IMAN 30 Pelatihan-pelatihan seperti servis AC dan memasak sudah beberapa kali diselenggarakan oleh PSE. Satu resep makanan yang pernah diajarkan untuk pelatihan memasak adalah membuat pudding. Kursus Pudding ini sangat digemari sehingga Tim mereka dikenal dengan sebutan “Tim Kursus Pudding”. Selain membuat pudding, pelatihan ini juga mengajarkan resep2 sederhana lainnya seperti cara membuat choi pan. Untuk pelatihan AC diadakan selama 3 hari sebagai bekal keterampilan bagi klien yang tertarik. Selain itu, Tim PSE akan menggerakkan kursus lainnya seperti pijat refleksi dan komputer. Bekerjasama dengan Seksi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAAK) dan Wanita Katolik Republik Indonesia


KESAKSIAN IMAN 31 (WKRI), PSE membagikan nasi bungkus kepada masyarakat tanpa memandang SARA. Kegiatan ini mungkin terlihat biasa-biasa saja, tetapi sebenarnya dapat membantu masyarakat menyisihkan uang makannya yang dapat dialihkan untuk hal penting lainnya. Tim PSE juga bekerjasama dengan PMI Tangerang mengadakan kegiatan donor darah setiap 3 bulan sekali. Setiap minggu ke-3, Tim PSE melakukan kunjungan ke Lingkungan. Dalam kegiatan ini, para Pengurus PSE dapat menerima informasi kondisi


KESAKSIAN IMAN 32 klien yang sedang didampingi, seperti apakah bantuan yang mereka terima sudah tepat sasaran. Setiap tahunnya, PSE akan mengadakan evaluasi dan wawancara. Semua klien PSE akan dikumpulkan bersama-sama untuk mengetahui kondisi klien selama setahun. Salah satu kegiatan yang akan diadakan tim PSE ke depannya adalah mengadakan Bazaar UMKM pada bulan Agustus nanti. Umat dapat memasarkan hasil kerajinan mereka dalam kegiatan ini. Pak Fabian adalah Ketua program “Ayo Kerja” yang baru dibentuk pada tahun 2020. Ayo Kerja menjadi mediator untuk para pencari kerja yang berpusat di KAJ. Para pencari kerja akan mendaftar di “idharapan” dan mengisi formulir yang ada. Para kandidat ini akan dihubungi apabila ada pekerjaan


KESAKSIAN IMAN 33 yang sesuai. Menurut Pak Fabian, PSE Lingkungan mempunyai peran yang sangat penting untuk mencari dan memberi informasi jika ada umat di Lingkungannya yang memerlukan bantuan PSE Paroki. “Tidak semua PSE Lingkungan memiliki klien PSE untuk diperhatikan, tetapi semua umat dapat membantu mereka yang membutuhkan. PSE Lingkungan dapat menghimbau umat di Lingkungannya untuk turut berpartisipasi menyumbang bagi mereka yang membutuhkan. Solidaritas – kita menjadi satu rasa, senasib, setia kawan.”


KESAKSIAN IMAN 34 Yang terlihat biasa saja, belum tentu baik keadaannya. Umat Paroki Kalideres secara pribadi dapat turut serta memberikan bantuan melalui transfer uang maupun sumbangan barangbarang natura seperti beras, minyak, susu, mie instan dan lain sebagainya. “Semua barang akan disimpan di dalam tempat khusus dan akan dibagikan kepada klien atau pada saat ada bencana alam. Tidak ada bantuan yang sia-sia, pasti disalurkan kepada yang benar-benar membutuhkannya!” ujar Pak Fabian. Seperti yang terjadi pada saat banjir di wilayah dekat gereja. Tim PSE bekerjasama dengan Tim Tanggap Darurat untuk membantu para korban banjir dengan sumbangan yang ada. “Kita semua bisa menjadi ujung tombak kemanusiaan!” Pak Fabian menceritakan kisah salah


KESAKSIAN IMAN 35 satu pengalamannya saat menolong seorang ibu lansia yang tinggal seorang diri dalam rumah sederhana. Warga sekitar turut serta membantu Ibu tersebut. Saat terbaring sakit di rumah sakit, hati Pak Fabian tersentuh dengan kisah Ibu itu. Ada pula kisah satu keluarga yang terdiri dari banyak orang, namun tinggal dalam rumah yang sama. Mereka bahkan terpaksa tidur dalam satu ranjang berdesakan dalam kondisi rumah yang serba kekurangan. Hal-hal kecil seperti ini yang jarang diperhatikan oleh masyarakat. “Tidak terlihat, bukan berarti tidak ada,” kata Pak Fabian. Salah satu pesan Romo yang selalu diingat dan menjadi pegangan Pak Fabian adalah “Jangan sampai ada umat yang mati kelaparan.” Pak Fabian merasa sangat bersyukur telah diberikan kesempatan untuk melayani


KESAKSIAN IMAN 36 di PSE. Beliau sudah beberapa kali hampir kehilangan nyawanya. Beliau pernah terlibat dalam kecelakaan motor yang menyebabkan kedua tangannya patah. Saat itu, Pak Fabian hanya bisa terbaring dan memerlukan bantuan istri dan anaknya untuk bergerak selama proses perawatan. Beliau juga pernah hampir terbakar dalam suatu kecelakaan bis, namun oleh Tuhan, Beliau masih diberikan kesempatan untuk hidup. Pak Fabian juga sudah pernah 2 kali operasi jantung untuk memasang ring serta terkena stroke, “Saya selamat dari semua itu karena mukjizat Tuhan. Saya percaya, saya masih bisa hidup


KESAKSIAN IMAN 37 sampai sekarang ini karena masih mau dipakai Tuhan untuk melayani umat yang dikasihiNya. Inilah kesempatan untuk saya melakukan yang Tuhan ingin saya lakukan.” Yesus Kristus mengungapkan rasa solidaritasNya dengan “tergerak oleh belas kasihan” (lih. Mat 9:36, 14:14, Mrk 1:41, 8:2, Luk 10:33, 15:20). Paus Yohanes Paulus II merumuskan solidaritas sebagai keutamaan, yakni “suatu tekad yang kokoh dan tahan uji untuk membela kepentingan umum, yakni kebaikan bagi semua dan bagi setiap pribadi, karena kita semua sangat bertanggung jawab pada semua.” (lih. Sollicitudo Rei Socialis, 38). Dalam Surat Apostolik Octogesima Adveniens (1971), Paus Paulus VI menulis, “Dengan mengajarkan cinta


KESAKSIAN IMAN 38 kasih, Injil hendak menanam sikap hormat terutama terhadap kaum miskin, dan perhatian terhadap situasi mereka yang khas dalam masyarakat: mereka yang lebih beruntung harus mengikhlaskan berbagai hak mereka, untuk makin berjiwa besar mengabdikan harta-kekayaan mereka kepada sesama.”(23) “Mari kita semakin menjadi murah hati, lebih lagi mau menggunakan milik kita – bukan hanya materi saja, tetapi juga non-materi seperti tenaga, waktu, dan talenta – untuk melayani mereka yang memerlukan pelayanan kita. Tuhan memberkati!” demikian Pak Fabian menutup perbincangan kami. (YS)


SEPUTAR PAROKI 39 Makan Siang Gratis PSE dan WKRI bekerja sama mengadakan kegiatan sosial “Sabtu Berbagi”, berupa acara Makan Siang Gratis, yang diadakan pada tanggal 11 Maret dan 18 Maret 2023 berlokasi di Jalan Bambu Larangan RW 09, Kelurahan Pegadungan, Kecamatan Kalideres. PSE dan WKRI berbagi makan siang gratis kepada tukang parkir, satpam, tukang sampah, supir grab, supir ojek, supir angkot, dll.


SEPUTAR PAROKI 40


SEPUTAR PAROKI 41 Misa Acies Misa Acies yang dipimpin oleh Romo Alya Denny Haloho, OMI, diselenggarakan di Gereja Santa Maria Imakulata pada Rabu, 22 Maret 2023. Dalam Misa tersebut, para Legioner berkumpul untuk memperbaharui janji penyerahan diri mereka kepada Bunda Maria.


SEPUTAR PAROKI 42


SEPUTAR PAROKI 43 Mengimani Yesus Kristus, Suatu Keberuntungan Paroki Kalideres kembali menyelenggarakan Pameran Kain Kafan Yesus pada 17-25 Maret 2023. Pameran itu ditutup dengan Seminar Kain Kafan Yesus yang dilaksanakan pada Minggu, 26 Maret 2023, pukul 14.00-19.00 WIB. Pameran dan Seminar Kain Kafan Yesus ini sudah ada sejak 30 tahun yang lalu dan sudah hadir di Gereja-Gereja di Jakarta, seperti di Gereja Santa Maria Imakulata, Santo Laurensius, Santa Helena, Santa Monika, Katedral, Santo Yakobus dan di berbagai daerah di Indonesia lainnya. Tujuan diadakannya Pameran dan Seminar Kain Kafan Yesus adalah supaya iman umat semakin bertambah. Iman Kristiani ada


SEPUTAR PAROKI 44 di sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus dan iman kita akan menjadi sia-sia jika kita masih kurang percaya akan penderitaan Yesus dan mencari pembuktian-pembuktian. Maka saat wafatNya, Yesus Kristus meninggalkan suatu warisan, yaitu kain kafanNya yang digambar oleh Yesus sendiri untuk menceritakan sengsara sampai kebangkitanNya. Dalam Kata Sambutannya, Romo Antonius Rajabana, OMI mengatakan bahwa kita mempunyai kesempatan yang baik untuk mempersiapkan Pekan Suci dan Paskah melalui Pameran dan Seminar Kain Kafan Yesus ini. Romo Bono berharap di Paroki Kalideres terbentuk kelompok misionaris awam yang dapat melanjutkan pewartaan cinta kasih Tuhan kepada umat manusia.


SEPUTAR PAROKI 45 Seminar dibagi menjadi beberapa sesi yang dibawakan oleh Romo Gabriele Luigi Antonelli, CP, Lic.Theol dan Romo Marius Lami, CP. Ada juga sesi kesaksian dari Awam Pasionis yang menjadi pemandu dalam Pameran Kain Kafan Yesus. Romo Gabriele menjelaskan secara rinci dan lengkap tentang Kain Kafan Yesus yang aslinya disimpan di Torino, Italia. Perjalanan Kain Kafan Yesus dari sejak dipakai oleh Yesus hingga sekarang ini, juga adanya penelitian-penelitian oleh para ahli untuk membuktikan kain kafan itu memang milik seorang manusia tidak biasa yang mengalami derita siksaan berat yang tak mungkin dapat ditanggung oleh manusia biasa. Kain Kafan Yesus sungguh menjadi sebuah bukti


SEPUTAR PAROKI 46 nyata segala yang diderita Yesus adalah benar terjadi. Romo Marius Lami,CP mengatakan bahwa sebagai seorang beriman,setiap kita sepatutnya berusaha sungguh-sungguh untuk mengenal Tuhan yang kita imani. Dengan demikian, setiap kita dimungkinkan untuk teguh dalam iman, berdoa dengan penuh iman dan juga berani bersaksi. Dengan semakin mencintai Tuhan maka seseorang dimampukan untuk bukan hanya tekun bersyukur melainkan juga berdiri teguh dalam iman serta berani melawan dosa (1 Korintus 15:58), karena kuasa dosa bisa mendapat tempat di dalam diri seseorang yang mengabaikan dan tidak mencintai sengsara Yesus (2 Timotius 3:16-17). Dari Seminar Kain Kafan Yesus ini dapatlah kita mengerti bahwa Kain Kafan Yesus memperlihatkan kepada kita yang tertulis dalam Injil tentang sengsara Yesus Kristus. Terima kasih, Tuhanku, atas cintaMu yang ajaib bagi kami semua di muka bumi ini. (SS)


SEKSI/KATEGORIAL 47 Masalah sosial dan ekonomi merupakan masalah yang sulit untuk ditangani dari dulu hingga saat ini. Apalagi saat sekarang ini, masalah sosial dan ekonomi semakin jelas dirasakan semenjak masuknya virus Covid-19 ke Indonesia. Seperti yang kita ketahui, dampak dari pandemi yang terjadi di Indonesia masih terasa hingga saat ini. Tebarkan Senyum Dengan Menolong Sesama yang Membutuhkan


SEKSI/KATEGORIAL 48 Begitu banyak orang yang mengalami diberhentikan dari tempat mereka bekerja, atau anak yang tidak mampu melanjutkan pendidikan di sekolah, atau mungkin justru ada orang yang bahkan tinggal di pinggir jalan karena tidak mampu menyewa tempat untuk tinggal. Jika kita perhatikan dengan seksama, banyak sekali orang di sekeliling kita yang tidak dapat menjalankan hidupnya dengan berkecukupan karena masalah sosial maupun ekonomi. Melihat dari permasalahan yang dihadapi dan kepedulian terhadap sesama ciptaan Tuhan yang sederajat, maka Gereja membentuk Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dengan tujuan untuk memberikan bantuan kepada sesama yang membutuhkan di lingkungan sekitar Gereja SMI. Seksi PSE juga bertujuan


SEKSI/KATEGORIAL 49 untuk menjadi “Orang Samaria yang murah hati” dengan memberikan perhatian lebih kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD) agar dapat hidup dengan sejahtera. Ada beberapa program yang dirancang oleh PSE guna membantu orang-orang sesuai dengan kebutuhannya masingmasing, di antaranya yaitu program Ayo Kerja, SABUK (Sentra Bimbingan Usaha Kecil), Lansia, dan masih banyak program lainnya. Dalam program “Ayo Kerja”, PSE menjadi jembatan untuk orang-orang KLMTD yang mencari pekerjaan. Seperti yang kita ketahui, saat masa pandemi banyak sekali orang yang diberhentikan dari tempat mereka bekerja dengan berbagai macam alasan. Maka PSE membantu mereka yang sedang mencari pekerjaan baik


SEKSI/KATEGORIAL 50 untuk mereka yang baru lulus atau yang sudah pernah bekerja. Biasanya Tim Ayo Kerja akan men-share lowongan pekerjaan yang sedang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan melalui grup Lingkungan dan Wilayah. Jika sedang tidak ada lowongan yang ditawarkan ke PSE SMI, maka PSE akan mencarikan lowongan pekerjaan melalui website KAJ (harapan.id). Begitu pula sebaliknya, jika di daerah sekitar Gereja ada yang membuka lowongan pekerjaan tetapi belum ada peminat, maka Sie PSE akan memberikan kesempatan tersebut ke KAJ. Tidak hanya memberikan info lowongan pekerjaan, PSE juga terkadang menemani orang-orang yang melamar melalui PSE untuk melakukan tahap wawancara kerja. Dalam program “Sentra Bimbingan Usaha Kecil” atau SABUK, PSE


Click to View FlipBook Version