PUSKESMAS
ANDALAS
Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2022
PAPA
MANCING
Panduan Pengolahan Makanan
Untuk Cegah Stunting
UNTUK BAYI DAN ANAK
PANDUAN PENGOLAHAN
MAKANAN UNTUK
CEGAH STUNTING
Tim Penulis:
Dr. dr. Hafni Bachtiar, MPH
Dr. dr. Rosfita Rasyid, M. Kes
Dr. dr. Desmawati, M. Gizi
dr. Asrawati, Sp.A(K)
dr. Zuhrah Taufiqa, M. Biomed
Nila Anggreiny, M. Psi, Psikolog
Diny Amenike, M. Psi, Psikolog
dr. Mela Aryati
dr. Pratiwi
Abi Balghi, S. Ked
Ekky Revialdi, S. Ked
Lihayati, S. Ked
Nurul Ramadhini, S. Ked
Tim Editor:
Rafif Mohammad Irsyad, S.Ked
ISBN:
Penerbit
Andalas University Press
Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia
Hak Cipta Dilindungi Undang – Undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk
apapun dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit.
iCegah Stunting
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur penulis ucapkan
kepada Allah SWT dan shalawat beserta salam untuk Nabi
Muhammad S.A.W, berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Modul yang berjudul “Panduan Pengolah-
an Makanan Untuk Cegah Stunting” yang merupakan salah satu
bentuk hasil dari program Plan, Do, Check, Action (PDCA) di
Wilayah kerja Puskesmas Andalas oleh Dokter Muda Ilmu Kese-
hatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Modul ini menjelaskan mengenai stunting dan upaya pencega-
han dari stunting. Modul ini menggunakan bahasa yang ringkas
agar mudah dipahami sehingga tujuan untuk mencegah stunt-
ing dapat tercapai. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dr. dr. Hafni Bachtiar, MPH sebagai preseptor yang telah mem-
bimbing kami dalam penulisan makalah ini. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada dr. Mela Aryati selaku Kepala
Puskesmas Andalas beserta seluruh staf Puskesmas yang telah
memfasilitasi penulis dalam pembuatan modul ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga modul ini dapat bermanfaat sebagai
upaya pencegahan kejadian stunting pada bayi di wilayah kerja
Puskesmas Andalas.
Padang, 2 Juni 2022
Penulis
iiCegah Stunting
KATA SAMBUTAN
PEMBIMBING PROGRAM
Modul ini merupakan inovasi dari dokter muda IKM FK Unand
yang berisikan informasi mengenai cara pengolahan makanan
sebagai upaya pencegahan stunting. Permasalahan stunting
tidak bisa dipandang sebelah mata. Jika masalah ini terus dibiar-
kan akan menjadi beban sekaligus ancaman serius bagi masa
depan bangsa.
Diharapkan dengan pembuatan modul ini bisa menjadi pan-
duan yang dipakai sebagai salah satu langkah upaya promotive
dan preventif di fasilitas layanan kesehatan.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih serta
penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah ber-
partisipasi dan bekerjasama dalam penyusunan modul ini.
Padang, 2 Juni 2022
Pembimbing Program
Dr. dr. Hafni Bachtiar, MPH
iiiCegah Stunting
DAFTAR ISI
1. Tim penulis 1
2
2. Kata pengantar 5
3. Daftar isi
5
4. Pendahuluan 5
a. Latar Belakang 6
7
b. Tujuan 8
9
c. Manfaat 10
d. Sasaran 11
5. Mengenal stunting 12
a. Apa itu stunting 13
b. Bahaya dan dampak stunting 15
c. Penyebab stunting 16
d. Penyakit infeksi 17
e. Asupan tidak adekuat 18
f. Peran Pola asuh terhadap stunting
g. Faktor yang mempengaruhi pola asuh 20
h. Orang tua yang hebat dalam mendidik anak 21
i. Pola asuh untuk pencegahan stunting 22
j. Usia rawan anak menjadi stunting 23
k. Deteksi dini stunting 24
6. Apakah Ibu Tau??! 25
a. Tanda anak lapar 26
b. Aturan makan 27
c. Kesalahan Ketika memberi makan 28
d. Penyebab anak susah makan
e. Masalah makan pada anak
f. Tips menghadapi picky eater dan selective eater
g. Tips menghadapi small eater
h. Tanda anak susah makan
i. Anak susah makan dan solusinya
ivCegah Stunting
7. Gizi seimbang sebagai solusi pencegahan stunting 30
a. Gizi seimbang 31
b. Kebutuhan makro dan mikro nutrient sesuai usia 32
c. Kebutuhan garam dan gula 33
d. Pemberian porsi makanan pada balita 34
e. Perbandingan bahan pangan dengan URT 36
f. Cara pengolahan bahan makanan 62
g. Contoh menu makanan seminggu 63
h. Apakah tanda berhasil memberi makan 64
i. Ayo cegah stunting
65
8. QR Code ayocetting dan modul
vCegah Stunting
MODUL
PENCEGAHAN
STUNTING
1Cegah Stunting
Latar Belakang
Permasalahan balita yang sering terjadi sekarang adalah kegagalan
pertumbuhan yang dimana dimulai sejak usia 0-24 bulan atau lebih
dikenal 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Berdasarkan data World
Health Organization (WHO) tahun 2020, 149,2 juta anak dibawah usia lima
tahun mengalami stunting; 45,4 juta anak menderita wasting, dan 38,9
juta anak kelebihan berat badan.
Stunting atau kerdil merupakan suatu kondisi tinggi badan anak tidak
sesuai dengan usianya dikarenakan kekurangan asupan gizi didalam
kandungan dan awal kehidupan. Pada saat pemeriksaan tinggi badan, jika
dimasukkan kedalam growth chart WHO 2006 TB/U didapatkan
interprestasi kurang dari -2 standar deviasi (Stunted) dan kurang dari -3
standar deviasi(Severely Stunted).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting terbagi menjadi dua yaitu
faktor langsung dan tidak langsung.
Faktor langsung yaitu asupan gizi dan penyakit infeksi.
Faktor tidak langsung bisa dikarenakan pengetahuan tentang gizi,
pendidikan ibu, pendapatan keluarga, pekerjaan ibu, pemberian
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) terlalu dini.
2Cegah Stunting
RISKESDAS
2018
30,8% 19,3% Tertinggi Terendah
PENDEK (NTT) (DKI
BALITA STUNTING 11,5% JAKARTA)
SANGAT 42,6%
DI INDONESIA PENDEK 17,7%
Prevalensi Sumatera Barat
30,6% 29,9% 27,5% 26,7% 23,3%
2017 2018 2019 2020 2021
Prevalensi Stunting 5 tahun belakangan terjadi penurunan yang signifikan
Profil Kesehatan Kota Padang Puskesmas Andalas
7,7% 9,6% prevalensi balita stunting Laporan tahun 2021
2018 2019 meningkat dari tahun 2018 di puskesma Andalas
ke tahun 2019 menunjukkan Prevalensi
balita stunting yaitu 28%
(target 1,7%)
Kasus tertinggi di kelurahan jati 4,2%
3Cegah Stunting
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
pemberian gizi saat golden period. Bayi yang berusia 0-6 bulan wajib
diberikan ASI ekslusif tanpa adanya makanan tambahan lain. Ketika bayi
sudah menginjak usia 6 bulan sudah dapat diberikan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) namun tetap diiringi dengan pemberian ASI
sampai usia dua tahun.
Untuk memulai MP-ASI akan ada masa peralihan dari ASI ekslusif ke
makanan keluarga yang disebut dengan masa penyapihan. Pada masa ini
pemberian MP-ASI dilakukan secara bertahap, mulai dari jenis, jumlah,
frekuensi, tekstur, dan konsistensi sampai pemberian gizi anak terpenuhi
sesuai dengan pemberian makanan keluarga.
Pemberian MP-ASI pada anak ini berlangsung dari usia 6-23 bulan.
Pada masa inilah masa-masa paling berisiko pada anak, karena pada
masa ini terjadinya pertumbuhan yang pesat pada anak dan rawan terjadi
malnutrisi serta terganggunya pertumbuhan pada anak.
4Cegah Stunting
Tujuan Penulisan
Modul ini ditulis untuk meningkatkan pengetahuan tentang stunting,
pengolahan makanan, pola asuh, cara pemberian, dan tips dan trik untuk
mencegah anak stunting
Manfaat Penulisan
Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat, khususnya
kepada ibu dalam upaya mencegah terjadinya stunting.
Puskesmas
Upaya menurunkan prevalensi stunting dengan menerapkan penggunaan
modul pada ibu yang memiliki anak stunting sehingga dapat meningkat-
kan kinerja puskesmas dalam mengatasi masalah kesehatan terutama
Sasaran Penulisan
1. Ibu dengan balita stunting
2. Kader
3. Pemegang program
4. Pembina wilayah
5Cegah Stunting
Mengenal
STUNTING
6Cegah Stunting
Apa itu stunting?
Stunting atau disebut juga kerdil merupakan suatu
kondisi tinggi badan anak tidak sesuai dengan
usianya, stunting merupakan masalah gizi kronis
yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan pada anak yang disebabkan masalah
asupan gizi dalam waktu yang lama pada saat
1000 HPK.
Jika dilihat dari hasil pengukuran antropometri
menggunakan grafik WHO 2006, anak dikatakan
stunting jika interpretasi TB/U dari growth chart
kurang dari -2 SD(Standar deviasi) (Stunted) dan
kurang dari -3 SD ( disebut juga Severely Stunted).
7Cegah Stunting
Bahaya dan Dampak Stunting?
Stunting dapat berdampak terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak yang dapat terjadi dalam jangka pendek
dan jangka panjang
Dampak Jangka Pendek
Gangguan perkembangan kognitif dan motorik
Gagal tumbuh sehingga tidak optimalnya ukuran fisik tubuh
Terjadinya gangguan metabolisme
Dampak Jangka Panjang
Gangguan fungsi sel saraf otak
Kapasitas intelektual menurun
Risiko terjadi penyakit tidak menular (DM, hipertensi, Stroke, dll.)
8Cegah Stunting
Kekurangan Gizi Tidak Saja Membuat
Stunting, Tetapi Juga Mengahambat
Kecerdasan, Memicu Penyakit dan
Menurunkan Produktivitas
Perkembangan Otak Anak Stunting
Gagal tumbuh Hambatan Gangguan
perkembangan metabolik
kognitif & motorik saat dewasa
Berat Lahir Berpengaruh pada Meningkatkan
Rendah, perkembangan risiko penyakit
otak dan tidak menular
Kecil, Pendek, keberhasilan
Kurus pendidikan (diabetes,
obesitas, stroke,
penyakit jantung)
PENYEBAB STUNTING
Penyebab stunting dapat disebabkan oleh faktor multi
dimensi. Stunting disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat
berpengaruh secara langsung atau tidak langsung.
konsekuensi konsekuensi
jangka panjang: jangka pendek/
Pendek, kemampuan menengah: Morbiditas,
kognitif, PTM kematian
Penyebab Asupan tak Status Penyakit Penyebab
Langsung adekuat Gizi Langsung
Keamanan Pola Asuh Anak: Lingkungan
pangan rumah
di RT pemberian makan,
pencegahan penyakit, tidak sehat
Penyebab pencarian yankes, dll.
Tidak Penyebab
Langsung Penghasilan Tidak
Pengangguran Langsung
Kemiskinan, dll.
konteks sosial, Penyebab
ekonomi Mendasar
& politik
9Cegah Stunting
PENYAKIT
INFEKSI
Penyakit infeksi yang terjadi pada anak di 1000
hari pertama kehidupan bila segera ditangani
dengan baik mengurangi risiko anak mengalami
stunting,
Infeksi yang berlangsung lama dan tidak
tertangani dengan baik yang menyebabkan anak
kehilangan energi untuk pertumbuhan tulang
sehingga dapat menyebabkan anak mengalami
stunting.
10Cegah Stunting
ASUPAN TIDAK
ADEKUAT
Pemberian gizi makro dan mikro yang tidak
adekuat dapat menyebabkan meningkatnya
faktor resiko anak mengalamai stunting. Oleh
karena itu ibu perlu mengetahui pemberian
asupan yang adekuat pada balita sehingga
menurunkan risiko stunting.
11Cegah Stunting
APA ITU
POLA ASUH?
Pola asuh merupakan praktik yang dilakukan oleh
pengasuh dalam pemeliharaan kesehatan, pemberian
makanan, dukungan emosional anak dan pemberian
stimulasi yang dibutuhkan dalam tumbuh kembang
anak.
Berdasarkan sejumlah penelitian, pola asuh yang
kurang baik memiliki risiko terjadinya stunting.
Pola asuh yang benar, termasuk di antaranya hubungan
yang erat antara orang tua dengan anak, penting agar
tumbuh kembang anak dapat optimal, baik secara fisik,
mental, maupun psikososial.
12Cegah Stunting
FAKtOR YANG
MEMPENGARUHI POLA ASUH
Pola asuh orang tua dipengaruhi oleh sejumlah
faktor, di antaranya sebagai berikut.
1 Faktor Internal
a. Pendidikan Orang tua
Pendidikan orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi
persiapan mereka menjalankan pengasuhan.
b. Usia Orang tua
Bila terlalu tua atau terlalu muda, orang tua bisa saja tidak dapat
menjalankan perannya secara optimal karena hal ini memerlukan kekuatan
fisik maupun psikososial.
c. Keterlibatan ayah
Ibu dianjurkan untuk ditemani suami dan begitu bayi lahir, suami
diperbolehkan untuk menggendongnya setelah ibunya mendekap dan
menyusukannya.
d. Pengalaman dalam mengasuh anak
Orang tua yang sudah memiliki pengalaman sebelumnya dalam mengasuh
anak akan lebih siap menjalankan perannya dan lebih mampu mengamati
tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.
e. Stres pada orang tua
Stres yang dialami oleh ayah, ibu, atau keduanya akan mempengaruhi
kemampuan mereka dalam menjalankan peran sebagai pengasuh.
13Cegah Stunting
2 Faktor Eksternal
a. Budaya Setempat
Hal ini mencakup segala aturan, norma, adat, dan budaya yang
berkembang di lingkungan masyarakat.
b. Ideologi Orang tua
Orang tua yang mempunyai keyakinan dan ideologi tertentu cenderung
menurunkan pada anak-anaknya dengan harapan bahwa nilai dan ideologi
tersebut dapat tertanam dan dikembangkan oleh anak di masa mendatang.
c. Gaya Hidup
Gaya hidup masyarakat di desa dan kota akan berbeda, termasuk cara
berinteraksi serta hubungan orang tua dan anak. Hal tersebut juga
mempengauhi pola asuh yang diterapkan pada anak.
d. Bakat dan Kemampuan Orang tua
Orang tua yang memiliki kemampuan berkomunikasi dan berhubungan
dengan tepat dengan anak cenderung mengembangkan pola asuh sesuai
diri anak.
e. Status Ekonomi
Dengan perekonomian yang cukup, kesempatan, fasilitas yang diberikan,
dan lingkungan material yang mendukung cenderung mengarahkan pola
asuh orang tua menuju perlakuan tertentu yang dianggap sesuai bagi
f. Orientasi Religius
Orang tua yang menganut agama dan keyakinan tertentu selalu berusaha
agar anak juga mengikuti agama dan keyakinan religius tersebut.
g. Letak Geografis
Penduduk dataran tinggi memiliki perbedaan karakteristik dengan
penduduk dataran rendah sesuai dengan tuntutan maupun tradisi yang
berkembang pada setiap daerah. Hal ini cukup berperan dalam
membentuk pola asuh yang diterapkan terhadap anak.
14Cegah Stunting
Aspek Orangtua
9 Hebat dalam
Mendidik Anak
1 Bersiap-siap menjadi orangtua
2 Memahami peran orangtua
3 Memahami konsep diri orangtua
4 Melibatkan peran ayah
5 Mendorong tumbuh kembang
6 membantu tumbuh kembang
7 menjaga anak dari pengaruh media
8 Menjaga kesehatan reproduksi balita
9 Membentuk karakter anak sejak dini
15Cegah Stunting
POLA ASUH UNTUK
PENCEGAHAN STUNTING
Feeding Practice
merupakan perilaku spesifik yang dilakukan
oleh orang tua dalam menentukan apa,
kapan, atau seberapa banyak makanan anak
Tindakan ini dapat mempengaruhi
perilaku makan anak, baik
meningkatkan maupun menurunkan
asupan makanan pada anak.
Tujuan feeding practice adalah untuk
memasukkan dan memperoleh zat
gizi penting yang diperlukan oleh tubuh
untuk proses tumbuh kembang anak.
Feeding Practice Terdiri Atas
1. Restriction/control feeding
Orang tua yang menerapkan pendekatan ini akan membatasi secara ketat
akses anak pada makanan atau kesempatan anak untuk mengonsumsi
makanan. Tujuannya agar dapat mengontrol asupan makanan yang tidak
sehat, misalnya makanan yang terlalu manis atau makanan cepat saji.
2. Pressure to eat
Ini adalah jenis pendekatan yang dilakukan oleh orang tua dengan
menuntut dan berupaya agar anak untuk menghabiskan makanan yang
sudah disediakan di piring. Mereka menuntut anak untuk makan
walaupun anak tersebut sedang tidak lapar.
3. Monitoring child intake
Pada pendekatan ini, orang tua memperhatikan jenis makanan dan
seberapa banyak makanan yang dimakan oleh anak. Tujuannya agar
memastikan anak makan makanan yang sehat dalam jumlah yang cukup
dan menghindari mengonsumsi makanan yang tidak sehat secara
berlebihan.
16Cegah Stunting
Memberikan makanan pada anak tidak hanya persoalan jenis atau
nutrisi yang dikandung makanan akan tetapi lebih dari itu merupa-
kan cerminan relasi orangtua dan anak.
Asupan makanan dipahami tidak hanya sebagai masalah ketersediaan
makanan, tetapi sebagai interaksi antara ibu sebagai pengasuh
utama dan anak.
Sehingga kondisi psikososial ibu seperti harga diri, seberapa yakin dan
puas orangtua terhadap praktek pengasuhan yang diberikannya
(parenting self efficacy dan parenting satisfaction), dan stress yang
dialami mempengaruhi bagaimana ibu memberikan makan
anaknya dan tentunya mempengaruhi status tumbuh kembang
anak.
Dengan demikian KESEHATAN MENTAL IBU sangat berhubungan
erat dengan GAYA PEMBERIAN MAKANAN pada anak.
Cara pemberian makanan yang positif pada anak
1. Berikan makanan yang kaya nutrisi
Libatkan anak mulai dari memilih makanan, menyiapkan makanan sambil
belajar tentang kandungan nutrisi yang ada didalamnya
2. Berikan makanan dalam porsi yang kecil terutama dalam mengenalkan
makanan baru.
3. Menyediakan menu yang bervariasi baik dari segi jenis, warna, olahan
dan sebagainya.
4. Jadikan makan aktifitas yang menyenangkan bukan “pertempuran”
antara orang tua dan anak. Anak-anak tidak seharusnya dipaksa untuk
makan dan orangtua tidak perlu bereakssi berlebihan ketika anak
menolak makanan tertentu karena anak beresiko mengembangkan
pemikiran bahwa ia menjadi pusat perhatian karena makanan
5. Waktu makan terutama makan bersama di meja makan dapat menjadi
reward untuk anak-anak dan menjadi wadah untuk membangun ikatan
emosional dengan orangtua
6.Orangtua menjadi contoh atau role model tentang kebiasaan makan
yang baik
7. Berikan pujian ketika anak dapat menghabiskan makanannya
Dampak memberikan makanan dengan cara yang negatif
1. Malnutrisi (berat badan kurang atau kegemukan) dan
mengganggu tumbuh kembang anak
2.Stres dan masalah perilaku pada anak
3.Masalah hubungan orangtua dan anak
USIA RAwAN ANAK
MENJADI STUNTING
Usia rawan ini berlangsung
dari usia 6-23 bulan pada
masa inilah pemberian
MP-ASI dimulai
Pada masa inilah masa-masa paling
berisiko pada anak, karena pada
masa ini terjadinya pertumbuhan
yang pesat pada anak dan rawan
terjadi malnutrisi serta terganggunya
pertumbuhan pada anak.
Orang tua yang tidak mengetahui
informasi mengenai bagaimana cara
pengolahan MP-ASI serta cara dan
waktu pemberian yang baik dan benar
secara langsung maupun tidak
langsung dapat menjadi penyebab
masalah gizi pada anak.
17Cegah Stunting
DETEKSI DINI STUNTING
FJaiklatedriilinhgat gdaroriwsttahtus(sgeibziebluamlitanydaapdaitsedbinuilat i fmaielunruerutto3tihnrdievkes)
aydaaitluahBekroant dBiasdi aknegmaegnaularunt pUemrtuurm(BbBu/Uh)a, TninygagnigBmadeannjamdeincuikruatl
bUamkaulr (TBte/Urj)a, ddiannyaBerasttBuandtianngm, enduirtuatndTianiggidBeandgaann(BB/lTaBju).
ptUWienerndrHjtateuOudkkmsiamtdpbaeeauunndheCgaanaDntnC1u5bkhteaaabnrysguiiilanlyanpdanteenunkgnpgsgeudskrauittunseairngamatnanuyatkamla.aknemerohulbejiudahkutz.pkHsecaaponlra,etdedmaresagnesrbgionwuagntt-hmseracirsshiiinaknrgogt
tertinggi pada usia 3-12 bulan.
UAndtaubkeberampea nkadteetgeokrissitatuas pgiazki baahlita bseerdoarsaanrkgan Z bscaoyrie/,aynaankg
mdietunngjuaklakmanipfaadlatetarbinegl digbraowwahthin, i.cara termudahnya adalah
dengan memantau pertumbuhan badannya. Pemantauan
ini dapat dilakukan dengan menggunakan KMS secara
berkala untuk mengetahui perkembangan berat badan,
tinggi badan, dan lingkar kepala bayi. Frekuensi
pengukuran yang direkomendasikan oleh IDAI adalah:
a. Setiap bulan sampai usia satu tahun.
b. Setiap tiga bulan sampai usia tiga tahun.
c. Setiap enam bulan sampai usia enam tahun.
d. Satu tahun sekali pada tahun-tahun berikutnya.
Di samping memperhatikan tanda fisik, perlu diperhatikan
juga perilaku dan kemampuan anak, karena faltering
growth dapat mempengaruhi sifat anak. Sebagai contoh,
anak yang mengalami keterlambatan perkembangan
(tidak bisa merangkak dan berguling, emosi yang kurang
(tersenyum, tertawa, kontak mata)), mudah lelah, dan
gampang marah.
18Cegah Stunting
Cegah Stunting
Jika dilihat dari status gizi balita dapat dinilai menurut 3 indeks
yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut
Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).
Untuk menentukan indeks ditentukan oleh z score masing-masing
indeks dengan hasil pengukuran merujuk kepada growth chart
WHO atau CDC tergantung usianya.
Ada beberapa kategori status gizi balita berdasarkan Z score, yang
ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Indikator Status Gizi Z-Score
BB/U Gizi Buruk < - 3,0 SD
Gizi Kurang -3,0 SD s/d <-2,0 SD
TB/U -2,0 SD s/d 2,0 SD
BB/TB Gizi Baik
Gizi Lebih >2,0 SD
Sangat Pendek < - 3,0 SD
Pendek -3,0 SD s/d <-2,0 SD
Normal
≥ - 2,0 SD
Gizi Buruk
Gizi Kurang < - 3,0 SD
-3,0 SD s/d <-2,0 SD
Gizi Baik -2,0 SD s/d 2,0 SD
Gizi Lebih
>2,0 SD
Pada saat pemeriksaan tinggi badan, jika
dimasukkan kedalam growth chart WHO 2006
TB/U didapatkan interprestasi kurang dari -2
standar deviasi (Stunted) dan kurang dari -3
standar deviasi(Severely Stunted).
APAKAH
IBU TAU??!
19Cegah Stunting
TANDA ANAK LAPAR
Bayi 0-5 Bulan
memasukkan tangan ke mulutnya
anak menoleh ke kanan-kiri seakan-akan
mencari-cari payudara ibunya ke botol susu
mengerutkan memukul dan menjilati bibirnya
tanda bayi lapar di usia awal kehidupan
ini ada ketika ia mengepalkan tangan
Bayi 6-23 Bulan
mengambil atau menunjuk-nunjuk
ke arah makanan.
membuka mulut dengan mudahnya
ketika disodori sendok atau makanan.
senang jika melihat makanan
membuat gerakan atau suara
yang menunjukkan dia lapar
20Cegah Stunting
ATURAN
MAKAN
Pemberian makanan pada balita harus disesuaikan
berdasarkan umur, pemberian makanan tambahan selain ASI
bisa dimulai dari umur 6 bulan (MP-ASI).
Waktu pemberian makan pada balita diatur menggunakan
pola makan atau disebut aturan makan. Aturan makan
mencakup hal-hal dibawah ini :
1. Atur jadwal makan balita secara rutin Bayi 6-9 bulan
diberikan 2-3 kali makan utama dengan 1-2x makanan
selingan. Anak usia 9 bulan- 2 tahun diberikan 3-4x makan
utama dengan 1-2x makanan selingan
2. Batasi waktu makan balita selama 30 menit sekali makan.
Habis atau tidak dihabiskan, makanan diselesaikan
3. Tidak diselingi pemberian yang lain selagi makan selain
air putih
4.Berikan jeda 2 jam antara cemilan/susu dan jam makan
21Cegah Stunting
KESALAHAN
Ketika Memberi Makan
Memaksa anak untuk makan
Membiasakan memberikan reward sebagai hadiah
Ada distraksi saat makan seperti handphone dll.
Memberikan makanan tidak sesuai usia balita
Tidak menyelingi pemberian makanan
cair atau minuman setelah padat
Tidak mendorong anak untuk makan sendiri
dengan dampingan
Tidak menyudahi makan setelah 10-15 menit
setelah anak tidak benar-benar makan
Tetap memberikan makan meskipun saat anak marah
22Cegah Stunting
PENYEBAB ANAK
SUSAH MAKAN
Pemberian ASI kurang benar
Pemilihan makanan kurang sesuai dengan tahapan
perkembangan
Adanya alergi makanan tertentu, misalnya setelah makan
telur menjadi gatal
Usia pemberian makanan tambahan kurang tepat
Jadwal yang terlalu ketat
Cara pemberian makanan yang kurang tepat
Gangguan nafsu makan ketika sakit
Bosan dengan makanan yang disajikan
Kelainan atau penyakit pada gigi geligi dan rongga
mulut,saluran cerna
Faktor gangguan atau kelainan psikologi
23Cegah Stunting
MASALAH MAKAN
PADA ANAK
Picky eater adalah anak mau mengonsumsi
berbagai jenis makanan baik yang sudah
maupun yang belum dikenalnya tapi menolak
mengonsumsinya dalam jumlah yang cukup.
Selain jumlah yang tidak cukup, picky eater
juga berhubungan dengan rasa dan tekstur
makanan.
Selective eater adalah anak yang menolak
segala jenis makanan dalam kelompok
makanan tertentu, misalnya anak yang sama
sekali tidak mau mengonsumsi karbohidrat,
baik itu nasi, roti, dan mie
Small eater adalah gangguan makan pada
anak yang ditandai dengan sejumlah keluhan,
yaitu anak makan sangat sedikit.
24Cegah Stunting
TIPS MENGHADAPI
PICKY EATER &
7 SELECTIVE EATER
1 Memperkenalkan makanan setidaknya 10-15
kali sebelum memutuskan si anak tidak
menyukainya
2 Memberikan makanan dalam porsi kecil
3 Tidak memaksa atau menghukum anak
4 Memberikan contoh makan yang
menyenangkan. Jika orang lain melahap
makanan serupa, dia akan lebih
tertarik mencobanya
5 Berusaha menyajikan
menu makanan yang
bervariasi
6 Memberikan contoh
makanan yang
berimbang dimulai
dari orang tua terlebih
dahulu
7 Hindari pemberian
susu berlebihan
25Cegah Stunting
5 TIPS MENGHADAPI
SMALL EATER
1 Ciptakan rasa lapar pada anak terlebih
dahulu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
mengajak anak beraktivitas terlebih dahulu.
2 Walaupun makan anak sedikit jangan
memberi makanan selingan diluar jadwal
yang tadi telah ditetapkan
3 Hindari pemberian minum yang berlebihan
4 Hindarkan hal-hal yang mendistraksi anak
saat makan
5 Hindari memberi pengganti makanan
utama dengan susu.
26Cegah Stunting
TANDA ANAK
SUSAH MAKAN
1. Enggan Menyusu
2. Muntah
3. Melepeh
4. Menyemburkan Makanan
5. Menolak makan secara
terang-terangan,
seperti mengatupkan
mulut, mengemut,
membuang makanan
27Cegah Stunting
ANAK SUSAH MAKAN
DAN SOLUSINYA
a Makanan disesuaikan dengan usia anak
B Porsi disesuaikan dengan kebutuhan anak, bisa
dengan porsi kecil tapi sering
C Jadwal makan disesuaikan dengan waktu lapar
dan pengosongan lambungnya
D Berikan makan ketika anak tidak sedang lelah
E Berikan anak kasih sayang, bersikaplah lemah
lembut ketika menyuapkan makanan atau
membujuknya
F Memvariasi makanan secara sederhana untuk
menarik perhatian anak
G Perhatikan makanan yang disukai anak dan
kombinasikan dengan menu keluarga
H Ajaklah anak makan bersama keluarga dan
biarkan anak makan sendiri
I Berikan makan sambil bermain atau bercerita
J Berikan pujian jika anak menghabiskan porsi
makanannya
K Berikan sugesti bahwa makanan yang diberikan
rasanya enak, jika perlu ibu bisa mencicipinya di
depan anak supaya anak mengikuti
28Cegah Stunting
GIZI SEIMBANG
SEBAGAI SOLUSI
PENCEGAHAN
STUNTING
29Cegah Stunting
Gizi
SEIMBANG
Mengenal Isi Piringku
BALITA (2-5 tahun) PMBA (6-23 BULAN)
35% MAKANAN POKOK 35% MAKANAN POKOK
(Nasi, Kentang, dll.) (Nasi, Kentang, dll.)
35% LAUK PAUK 30% PROTEIN HEWANI
(Daging sapi, Ayam dll.) (Daging sapi, Ayam dll.)
30% SAYUR & BUAH 25% SAYUR & BUAH
(Bayam, Pisang dll.) (Bayam, Pisang dll.)
10% KACANG-KACANGAN
(Tempe, kacang meah dll.)
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat
gizi. Nilai gizi ini memiliki jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti makanan sehat,
aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan memantau berat badan secara
teratur.
Tujuannya adalah untuk menjaga berat badan ideal guna mencegah
masalah pada gizi (kekurangan maupun kelebihan).
Untuk asupan protein dalam piring anak yang sesuai dengan panduan ‘isi
Piringku’ adalah 30% dari protein hewani, dan 10% dari sumber
kacang-kacangan bisa tempe, tahu atau olahan lainnya.
1. Karbo/bahan makanan pokok : nasi, bihun, singkong, ketan, ubi, kentang, oat,
pasta, jagung,dll
2. Lauk hewani : Ikan, ayam, daging, telur, udang, ati, keju,dll
3. Kacang-kacangan/lauk nabati : Tahu, tempe, kacang tanah, kc. Merah,
kc.kedele, kc. Ijo, edamame, kecambah, buncis, dll
4. Sayur/buah : Bayam, wortel, kc.panjang brokoli, pakcoy, sawi, labu siam, dll.
Paya, mangga, jambu, nanas, pisang, alpukat, dl
30Cegah Stunting
KEBUTUHAN MAKRO & MIKRO
NUTRIEN SESUAI USIA
Jumlah
Zat Gizi Makro 0-5 6-11 12-24
Energi (kkal) bulan bulan bulan
Protein (g)
550 800 1350
Lemak total (g)
Omega 3 (g) 9 15 20
Omega 6 (g)
31 35 45
Karbohidrat (g)
Serat (g) 0,5 0,5 0,7
Air (ml)
4,4 4,4 7
59 105 215
0 11 19
700 900 1150
Zat Gizi Mikro
(Mineral)
Jumlah Jumlah
0-5 6-11 12-24
Zat gizi 0-5 6-11 12-24 Zat gizi bulan bulan bulan
0,01 0,5 0,7
bulan bulan bulan Flour (mg)
Kromium
Magnesium (mg) 30 55 65
(mg)
Besi (mg) 0,3 11 7 Kalium (mg) 0,2 6 14
Iodium (mg) 90 120 90 Natrium 400 700 2600
(mg)
Seng (mg) 1,1 3 3 120 370 800
Klor (mg)
Selenium (mg) 7 10 18 Tembaga 180 570 1200
Mangan (mg) 0,003 0,7 1,2 (mg) 200 220 240
Fosfor (mg)
Kalsium (mg) 200 270 650 100 275 460
31Cegah Stunting
Zat Gizi Mikro
(Vitamin)
Zat gizi Jumlah Zat gizi Jumlah
0-5 6-11 12-24 0-5 6-11 12-24
Vit A bulan bulan bulan Vit B1 (mg) bulan bulan bulan
Vit D (mcg) 375 400 400 Vit B2 (mg) 0,2 0,3 0,5
Vit E (mcg) 10 10 15 Vit B3 (mg) 0,3 0,4 0,5
Vit K 456 246
(mcg)
Vit C (mcg) 5 10 15 Vit B5 (mg) 1,7 1,8 2
Biotin (mcg)
Kolin (mcg) 40 50 40 Vit B6 (mg) 0,1 0,3 0,5
5 6 8 Folat (mcg) 80 80 160
125 150 200 Vit B12 (mcg) 0,4 1,5 1,5
iCegah Stunting
Kebutuhan
Garam dan
gula
1 pemberian garam pada bayi 6-12 bulan
tidak lebih 1 gr/hari atau 0,4 gr natrium
2 pemberian garam pada anak 1-3 tahun
2 gr/hari atau 0,8 gr natrium
3 pemberian gula 5 gr (1 sdt) / 100 kkal
per hari
32Cegah Stunting
PEMBERIAN
PORSI MAKANAN
PADA BALITA
6 Bulan
dimulai dengan bubur lumat. Tidak terlalu cair. Cara
mengeceknya : saat sendok dimiringkan, bubur tidak
langsung jatuh. Kalo terlalu cair, artinya terlalu banyak air,
nutrisi kurang padat. Padahal lambung bayi masih kecil, jadi
makanan yang masuk harus efektif.
Untuk mendapatkan bubur lumat, sayur dan bubur disaring
dg saringan kawat. Ambil ampas yang menempel di
belakang saringan. Perlahan ditingkatkan kekentalannya
hingga 9 bulan tidak perlu disaring lagi.
9-12 Bulan
makanan dicincang, nasi sudah bisa pakai nasi tim atau nasi
lembek. Perlahan ditingkatkan hingga usia 12 bulan tidak
perlu ditumbuk tapi cukup dicincang kasar.
>12 Bulan
tekstur sama dengan dewasa, hanya potongan lebih kecil.
Harus sudah bisa makan nasi dan makanan keluarga.
33Cegah Stunting
URT BAHAN MAKANAN
1. Pangan Sumber Karbohidrat
Bahan makanan URT Berat (gr)
Nasi
¾ gelas 100
Bubur beras
Bihun 2 gelas 400
Mie basah ½ gelas 50
Biscuit meja
1 ½ gelas 200
4 buah 70
2. Pangan Sumber Protein Hewani
Bahan makanan URT Berat (gr)
Baging ayam filet 1 potong 40
1 potong 35
Baging sapi 55
Telur ayam 1 butir 20
Ikan teri kering tawar 1 sdm 200
Susu sapi cair 1 gelas
34Cegah Stunting
3. Pangan Sumber Protein Nabati
Bahan makanan URT Berat (gr)
Tempe 2 potong 50
Tahu 2 potong 100
Oncom 2 potong 50
20
Kacang tanah kupas 2 sdm 25
Kacang hijau 2 ½ sdm
4. Pangan Sumber Lemak URT Berat (gr)
1 sdt 5
Bahan makanan 1 sdt 5
Minyak kelapa sawit 1 sdt 5
Minyak kelapa
Margarin
5. Pangan Sumber Gula URT Berat (gr)
1 sdm 10
Bahan makanan 1 sdm 10
Gula pasir 1 sdm 15
Gula aren
madu
6. Pangan Selingan URT Berat (gr)
1 buah sedang 70
Bahan makanan 1 buah sedang 45
Risoles 1 buah sedang 45
1 buah sedang 40
Bolu gulung 1 buah sedang 40
Bika ambon
Brownies
Kue lumpur
33Cegah Stunting
7. Pangan Sumber Vitamin Mineral (Sayuran)
Bahan makanan URT Berat (gr)
Bayam 1 ikat 100
1 ikat 100
Kangkong 2 buah 100
Wortel 1 buah 100
Terong 6 buah 100
Kacang panjang
8. Pangan Sumber Vitamin Mineral (Buah)
Bahan makanan URT Berat (gr)
Alpukat ½ buah besar 50
Melon 1 potong sedang 90
Papaya 1 potong sedang 100
1 buah sedang 50
Pisang ambon 2 potong sedang 180
Semangka
35Cegah Stunting
CARA PENGOLAHAN
BAHAN MAKANAN
36Cegah Stunting
BERAS
Kandungan gizi utamanya : karbohidrat
CARA TEPAT PENGOLAHANNYA
a. Usia 6-9 bulan: disajikan sebagai bubur saring.
b. Usia 9-12 bulan: dalam bentuk bubur biasa
c. Usia 1 tahun ke atas: makanan biasa/makanan keluarga
C ATATA N
Bisa juga beras langsung ditim bersama sayuran serta bahan
makanan yang mengandung protein, seperti daging ayam giling, telur,
tahu, dan sebagainya
37Cegah Stunting
DAGING
AYAM
Kandungan gizi utamanya : Protein
CARA TEPAT PENGOLAHANNYA
a. Usia 6–9 bulan: sebagai campuran bubur saring
b. Usia 9-12 bulan: dalam bentuk bubur biasa
c. Usia 1 tahun ke atas: makanan biasa/makanan keluarga
C ATATA N
Catatan: Biasa disajikan dengan dicincang terlebih dahulu, lalu
dicampur dengan sayur atau bubur beras.
38Cegah Stunting