Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 90 tidak selalu merancang bangunan tetapi juga merancang landscape sutu kota agar tertata dan tidak semrawut. 4.12.3. Sub Sektor Yang Memiliki Nilai Tambah Tinggi dan Memberikan Kemudahan Manusia Sub Sektor Desain Produk produk akan menghasilkan adalah alat-alat yang memudahkan hidup manusia seperti mobil, motor, mesin cuci, handphone, pesawat terbang dan peralatan lainnya yang berteknologi tinggi. Banyak negara-negara maju memproduksi desain produk yang memiliki teknologi tinggi. Sub Sektor ini bisa menciptakan kemakmuran suatu negara, kemampuan masyarakat dalam menciptakan produk yang berteknologi tinggiu menunjukan tingkat pendidikan suatu negara. Makanya pendidikan di Indonesia ketinggalan 40 tahun karena produktifitas warganya baru bisa menciptakan produk kuliner, fashion dan kuliner. Selain desain produk sub sektor masa depan adalah aplikasi dan game, apalagi di era revolusi industri 4.0 sub sektor ini memegang peranan sangat penting. Sub sektor ini terbukti tangguh dan mampu menggerakan ekonomi di masa pandemi covid 19. Beruntung Indonesia sudah bisa sudah mampu memproduksi sub sektor aplikasi game seperti GoJek, BukaLapak, Toko Pedia yang membantu pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat. Sub sektor game sendiri nilai industrinya sudah hampir menyamai industri rokok/tembakau, karena sama-sama memiliki efek hormon dopamine yang bikin ketagihan penggunanya. Seperti yang disampaikan Menteri BUMN Eric Thohir diprediksi di tahun 2033 nilai ekonomi digital Indonesia sebesar 4.800 Trilyun. Tentunya perlu kesiapan suatu daerah untuk menciptakan talenta-talenta di bidang digital agar bisa ikut mengampil peran dalam merebut kue ekonomi digital. Para Pelaku UMKM khususnya sektor ekonomi kreatif harus memanfatakan teknologi digital dalam pengembangan usahanya. Sub sektor aplikasi dan game sangat relevan di kalangan milinial dan Gen Z, untuk itu mereka harus didorong memiliki ketrampilan di dalam mengembangkan produk aplikasi dan game. Jika mereka trampil mengembangkan aplikasi dan game tentunya akan
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 91 berdampak pada penghasilan mereka. Sehingga generasi tersebut bisa terlepas pada jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap). Gambar 4.19. Sub Sektor yang Bertahan di Era Pandemi Covid 19 4.12.4. Sub Sektor Pewarta Untuk meningkatkan perhatian dan pengetahuan masyarakat peranan sub sektor TV dan Radio, Penerbitan dan Periklanan sangat starategis. TV mewartakan dalam bentuk audio visual, Radio dalam bentuk audio, sedangkan Penerbitan dan Perikalanan dalam bentuk gambar dan tulisan yang didukung dari materinya dari sub sektor desain komunikasi visual dan fotografi. 4.12.5. Sub Sektor Pembangkit Imajinasi Kreatif Sub sektor Seni rupa berperan dalam mengembangkan imajinasi kreatif dan olah rasa manusia. Produk turunan dari sub sektor seni rupa adalah seni lukis, seni patung, seni ukir dan seni instalasi. Seni yang berarti jiwa yang luhur atau ketulusan jiwa. Sedangkan, berdasarkan kajian Eropa berasal dari “art atau artivisial” yang artinya barang hasil sebuah kegiatan. Jika dikaitkan dengan manusia sebagai pembuatnya, maka seniman perlu melakukan identifikasi secara nuraniah (batin) yang memunculkan kreatifitas untuk mengekspresikan sesuatu. Hasilnya, disajikan melalui beberapa barang estetik (indah) sebagai simbol dari ekspresi tersebut atas budaya dan juga pemikiran subjektifnya.
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 92 BAB V REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOTA KREATIF Dari bab sebelumnya telah diuraikan hasil observasi lapangan tentang bukti-bukti (evidence based) pengembangan sektor ekonomi kreatif di Kabupaten Blora yang telah di lakukan Lintas Organisasi Pemerintah Daerah. Pengembangan ekonomi kreatif dari hulu hingga hilir memang tidak bisa diselesaikan oleh satu OPD. Belum lagi permasalahan secara struktural tidak ada nomenklatur yang mengatur pengembangan ekonomi kreatif di suatu OPD. Kemendagri hanya mengatur lewat Permendagri program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif menjadi urusan bidang Pariwisata. Berikut akan dijelaskan beberapa isu strategis permasalahan pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Blora di tengah tantangan struktur ekonomi atau PDRB yang masih mengandalkan kekayaan sumber daya alam dari minyak bumi. Selanjutnya dijelaskan solusi permasalahan suatu wilayah agar dapat bertransformasi dari yang mengandalkan industri ektraktif hasil tambang dan komoditas hasil pertanian tanpa diolah menuju industri pengolahan dan sektor jasa yang menciptakan nilai tambah sebagai ciri khas perekonomian suatu Kota Kreatif yang mengandalkan kreatifitas dan inovasi masyarakatnya dalam neghasilkan barang dan jasa seperti yang dilakukan negara-negara maju, Jepang, Korea, Amerika dan beberapa Negara Eropa. 5.1. Isu-isu Strategis Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Ekonomi Kreatif Jika dilihat dari struktur PDRB di Kabupaten Blora kontribusi sektor industri pengolahan yang menjadi basis KBLI (Kelompok Baku Lapangan Usaha Indonesia) pelaku usaha di sektor ekonomi kreatif masih 10,22% tahun 2021 tentunya perlu ditingkatkan namun masih mengalami kendala struktural sebagai berikut : 1. Pemerintah Pusat di era Presiden Joko Widodo berharap agar ekonomi kreatif dapat menjadi tulang punggung ekonomi nasional, namun secara structural tidak ada Dinas yang mengampu ekonomi kreatif di daerah terutama di Kabupaten dan
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 93 Kota yang langsung berhubungan dengan masyarakat pelaku ekonomi kreatif. Tentu akan menjadi masalah yang struktural karena ekonomi nasional di topang dari agregat ekonomi daerah di tingkat Kabupaten dan Kota. 2. Jika pemahaman pengembangan ekonomi kreatif masih menjadi urusan Dinas yang membidangi sektor Pariwisata, sebagaimana aturan sesuai Kemendagri, pengembangan ekonomi kreatif akan mengalami kendala. Apalagi secara stuktur bidang Pariwisata di Kab Blora ada di bawah Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata yang terdiri dari 3 Bidang bersama Bidang Pemuda dan Olahraga serta Bidang Budaya. Tentunya kapasitas anggarannya akan terbatas dalam mengembangkan ekonomi kreatif karena secara umum anggaran akan banyak di Bidang Olahraga. Belum lagi jika lebih dipertajam anggaran Bidang Usaha Pariwisata akan terbagi atas Seksi Obyek dan Sarana Prasarana Wisata, Seksi Promosi dan Informasi, Seksi Usaha Pariwisata. Seksi yang berhubungan dengan pengembangan ekonomi kreatif ada di Seksi Usaha Pariwisata yang menaungi sub sektor usaha Pariwisata yaitu 1) Jasa Makanan dan Minuman berhubungan dengan sub sektor Kuliner, 2) penyelenggara kegiatan hiburan berhubungan dengan sub sektor musik dan film, 3) daya tarik wisata berhubungan dengan seni pertunjukan (produk budaya). Namun di Kabupaten Blora berdasarkan observasi lapangan pengembangan ekonomi kreatif sudah dilakukan kerja sinergitas dan kolaborasi antar OPD dari hulu hingga hilir. Sehingga hal ini perlu dikuatkan dalam suatu kerangka regulasi perencanaan tata kelola Program dan kegiatan Kota Kreatif yang integratif agar pengembangan ekonomi kreatif tidak ego sektoral tetapi lebih ke ekosistem. 3. Pengembangan Kota Kreatif akan memberikan dukungan dan dorongan kreatifitas dan inovasi wirausaha masyarakat Blora untuk menghasilkan barang dan jasa yang dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar Kabupaten Blora. Supaya Kab.Blora bisa terlepas dari kutukan sumber daya alam jika didasari hasil PDRB Kabupaten Blora tertinggi di hasilkan dari industri ekraktif hasil tambang yaitu sebesar 24,31 %. Tentunya hal ini perlu
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 94 diantisipasi agar Kabupaten Blora dapat terlepas dari kutukan sumber daya alam (SDA), yang menyatakan bahwa daerah yang kaya akan sumber daya alam, terutama yang tak terbarukan seperti minyak dan hasil tambang, cenderung lebih lambat pertumbuhan ekonominya jika dibandingkan dengan negara yang terbatas sumber daya alamnya. Hal ini dikarenakan lemahnya inovasi akibat terlena akan kemudahan memperoleh pendapatan dengan ekstraksi SDA, menurunnya daya saing sektor lain akibat terlalu fokus pada sektor ekstraksi SDA, Untuk itu Kabuptaen Blora harus mengatispasi jika suatu saat cadangan SDA sudah habis, dengan mendorong kreativitas warganya agar menimbulkan inovasi-inovasi dalam menghasilkan barang dan jasa. 4. Kekuatan kontribusi Sektor Pertanian sebesar 22,35 % perlu di dorong bertransformasi ke Industri Pengolahan agar tidak hanya menjual komoditas bahan mentah tetapi sudah diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah menjadi bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi. Untuk itu peran ekonomi kreatif menjadi kunci transformasi tersebut, sehingga urgensi Kabupaten Blora bertransformasi menjadi Kota Kreatif sangat penting karena harus membangun ekosistem usaha yang kondusif bagi warganya agar bisa berkreatifitas dan berinovasi. 5. Kabupaten Blora sudah memasuki tahapan bonus demografi dimana saat ini jumlah usia produktif hampir 70 % sehingga perlu dikelola secara sistematis. Dan terarah. Jangan sampai usai produktif ini menjadi generasi sandwich karena mendapat tekanan kehidupan dari orang tua dan anak mereka yang masuk di usia tidak produktif tidak memiliki pendapatan keluarga yang cukup. Sehingga menimbulkan angka depency ratio semakin meningkat. Hal ini bisa menjadi bencana demografi karena akan menimbulkan kerawanan sosial meningkatnya angka kriminalitas jika pendapatan mereka sedikit, atau yang lebih dikenal sindrom kaya sebelum tua. Apalagi diperkirakan Bappenas Jawa Tengah akan memasuki usia menua di Tahun 2033. Tentunya hal ini juga harus diantisipasi Kabupaten Blora yang merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah.
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 95 Untuk itu selanjutnya akan dibahas solusi permasalahan strategis melalui pendekatan pengembangan Kota Kreatif yang substantif, komprehensif dan kontekstual melalui tahapan-tahapan yang sistematis dalam suatu kerangka pengembangan Kota Kreatif. Berbagai pendekatan solusi baik suprastruktur dan infrastruktur akan dibahas lebih lanjut. Sehingga harapan peran strategis Kota Kreatif pada suatu wilayah dapat mendorong kreatiftas dan inovasi masyarakat untuk meningkatkan pendapatanya melalui menciptakan barang dan jasa yang memiliki nilai tambah serta dilindungi karyanya melalui pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual. 5.2. Pengembangan Suprastrukur Tata Kelola dan Sistem Kelembagaan Berdasarkan isu-isu strategis permasalahan yang telah diurakan di atas perlu upaya solusi yang sistematis melalui pendekatan tata kelola siapa melakukan apa agar pengembangan ekonomi kreatif dapat holistic hulu hilir, integratif, tematik dan spasial. Selanjutnya perlu dikerangkai atau dibungkus dalam suatu sistem kelembagaan dalam suatu Peraturan Daerah agar permanen, mengikat dan tidak hilang di tengah pola sistem otoritas keputusan sangat bergantung dengan kebijakan Kepala Daerah yang berganti tiap lima tahun. Kerangka regulasi ini merupakan bagian suprastruktur dukungan kepastian hukum. Agar hukum dapat menjadi supremasi dan menguatkan janji politik Kepala Daerah. Untuk itu perlu merumuskan sistem suprastruktur yang meliputi aturan main atau kerangka regulasi yang mengatur prinsip-prinsip nilai, orgainasasi/lembaga, insentif dalam pengembangan ekonomi kreatif untuk mewujudkan Kota Kreatif yang fundamental. Beberapa hal yang perlu dirumuskan adalah sebagai berikut : 1. Perlu adanya usulan Peraturan Daerah sebagai bentuk kepastian hukum dalam melakukan pengembangan ekonomi kreatif, yang didalamnya perlu pengaturan Peraturan Turunan/Teknis Kepala Daerah/Bupati tentang penyusunan Rencana Induk selama 10 hingga 20 tahun menyesuaikan kebutuhan daerah atau Rencana Aksi 5 tahunan dalam pengembangan ekonomi kreatif. Sebagai solusi merumuskan tata kelola siapa melakukan apa dalam pengembangan ekonomi kreatif agar terintegrasi dari hulu hingga hilir. Selanjutnya bisa di sinkronisasi dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Panjang (RPJP)
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 96 Daerah Kabupaten Blora. Saat ini daerah yang telah menyusun Peraturan Daerah terkait Ekonomi Kreatif di Provinsi Jawa Tengah adalah Provinsi sendiri dan Kota Semarang, Kabupaten Banyumas serta Kabupaten Karanganyar. Dokumen Perda dapat diakses di portal web Jaringan data dan informasi hukum (JDIH) masingmasing jika ingin dipelajari apa saja yang diatur dalam Perda Pengembangan Ekonomi Kreatif. 2. Mekanisme sistem insentif berupa pengembangan sumber daya manusia kreatif baik secara kuantitas dan kualitas, pelindungan kekayaan intelektual, dukungan infrastruktur, riset dan pengembangan, pembiayaan, pemasaran untuk menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang kondusif yang mendukung rantai nilai ekonomi kreatif dari kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi dapat diatur dalam Peraturan Daerah. 3. Pengembanga Lembaga di Kabupaten Blora telah memiliki Lembaga Non Struktural yaitu Komite Ekonomi Kreatif dengan SK Bupati No 750/431/2022 sebagai wadah yang menjembatani dan memfasilitasi berbagai pemangku kepentingan ekonomi kreatif dalam hal ini Aktor Hexahelix (ABGCFM) yaitu Akademisi, Bisnis, Government/Pemerintah, Komunitas (Community), Media dan Lembaga Keuangan/Financial Institution. Peran lembaga ini sangat startegis selain menjadi mitra pembangunan pemerintah dalam pengembangan ekonomi kreatif juga sebagai katalisator penggerak pengembangan ekonomi kreatif, untuk itu perlu terus dikuatkan peran lembaganya karena masih baru agar berdaya guna dan berhasil guna. Namun keberadaan lembaga ini hanya di bawah regulasi SK Bupati sangat rentan keberlanjutannya sehingga perlu di buat permanen melalui Perda Ekonomi Kreatif yang merekomendasikan agar Lembaga ini baik SOTK, tugas dan fungsi, unsur keanggotaan ini dirumuskan dalam suatu Peraturan Bupati. Lembaga ini juga merupakan perwujudan wadah partsipasi publik dalam pembangunan sesuai Peraturan Pemerintah No 45 Tahun 2017 Tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan pemerintah Daerah yang merupakan Turunan dari Undang-Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. Lembaga ini
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 97 bertanggung jawab langsung dan melaporkan kepada Kepala Daerah secara berkala dan berfungsi sebagai delivery unit outcome/dampak dari perwujudan visi misi atau janji politik Kepala Daerah dalam pembangunan di Kabupaten Blora melalui pengembangan ekonomi kreatif. 5.3. Pengembangan Infrastukrur Pusat Kreasi/Creative Hub Infrastruktur yang strategis dalam mewujudkan Kota Kreatif adalah ketersediannya bangunan dan sarana parasaran yang mendukung terciptanya kreatfitas masyarakat melalui pengembangan Pusat Kreatif/Creative Hub. Creative hub merupakan sebuah frasa dalam bahasa Inggris yang memiliki pengertian “pusat kreatif” dalam bahasa Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kreatif memiliki arti bersifat (mengandung) atau memiliki daya cipta, sedangkan pusat memiliki arti pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dan sebagainya). Secara harfiah, creative hub atau pusat kreatif dapat diartikan sebagai pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan dalam hal-hal yang memiliki daya cipta. Definisi creative hub atau pusat kreatif sebagai sebuah pokok pangkal dalam hal-hal yang berdaya cipta tidak hanya mencakup segi fisik saja, melainkan juga dari segi jaringan komunitas kreatif yang terbentuk dari pelaku-pelaku kreatif dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan. Dari segi fisik, creative hub menyediakan tempat dengan ruang-ruang untuk bekerja bagi komunitaskomunitas kreatif sekaligus menjadi inkubator bisnis industri kreatif. Secara fisik, creative hub hanya mencakup satu tempat sesuai esensinya sebagai sebuah pusat. Namun, aktivitas-aktivitas dalam creative hub menyatukan bakat, keterampilan dan disiplin pelaku-pelaku kreatif dalam suatu komunitas kreatif lokal. Creative hub membentuk suatu jaringan yang menggerakkan pertumbuhan industri kreatif dalam level lokal, yang kemudian berlanjut ke level regional. Creative hub menjadi ruang dinamis yang menyediakan lapangan pekerjaan lebih, memperluas layanan pendidikan, kesempatan berjejaring/networking dan pengembangan bisnis, serta menciptakan inovasi dengan lebih intensif dalam industri kreatif dengan berkolaborasi pelaku kreatif lainnya untuk menciptakan nilai tambah suatu produk kreatif baik barang atau jasa. Creative hub ini menjadi suatu cara baru untuk mengorganisasi inovasi dan pengembangan industri kreatif. Creative hub atau pusat kreatif memiliki fungsi untuk:
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 98 1. Menyediakan fasilitas-fasilitas berupa sarana dan prasarana untuk mengembangkan industri kreatif. 2. Menyediakan wadah bagi para pelaku kreatif untuk mengembangkan bisnis kreatifnya. 3. Mengadakan program pelatihan dalam bidang-bidang sub sektor ekonomi kreatif. 4. Mengintegrasikan keseluruhan kegiatan sub sektor ekonomi kreatif sehingga terbentuk jaringan kreatif yang mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat. Menurut the British Council’s Creative Hub Toolkit, terdapat 6 jenis creative hub: a. Studio, bangunan berskala kecil merupakan kumpulan individu-individu dalam skala kecil dan/atau bisnis kecil yang bekerja dalam suatu co-working space. Proses gagasan atau ide kreatif dihasilkan dan didiskusikan (brainstorming). Gambar 5.1. Co working Space di Surabaya b. Centre, merupakan bangunan berskala besar untuk melakukan aktivitas kreatif dengan fasilitas-fasilitas lain seperti kafe, bar, bioskop, tempat produksi (maker space), toko dan ruang pameran. Serta memfasilitasi saran dan prasaran untuk mewujudkan tindak lanjut dari ide, gagasan kreatif dalam bentuk barang dan jasa dalam skala purwa rupa (prototype) ruang workshop yang disebut maker space.
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 99 Gambar 5.2. Ruang Workshop Indoestri Maker Space di Jakarta c. Network, merupakan kelompok individu-individu atau bisnis-bisnis yang cenderung tersebar namun membentuk jaringan berdasarkan sektor tertentu yang spesifik, sehingga mereka dapat berkolaborasi. d. Cluster, merupakan kelompok individu-individu dan bisnis-bisnis kreatif yang bekerja dalam satu area geografis tertentu, lintas ruang dan waktu. e. Online platform, merupakan wujud creative hub yang hanya menggunakan metode online seperti website dan media sosial dalam pelaksanaan bisnis kreatif. f. Alternative, merupakan wujud creative hub yang fokus pada percobaan dengan komunitas, sektor, dan model keuangan baru. Dari keenam jenis creative hub di atas, creative hub jenis studio dan centre memiliki wujud fisik, sedangkan network, cluster, online platform dan alternative merupakan jenis-jenis creative hub yang terbentuk secara tak kasat mata berupa jaringan pelaku dan bisnis kreatif dalam suatu komunitas kreatif lokal. Kota di Indonesia yang mengawali pembangunan Creative Hub adalah Kota Bandung dan didirikan sejak tahun 2017 di era Walikota Ridwan Kamil. Bandung Creative hub dibangun dengan biaya 40 Milyar melalui dana APBD, luas bangunan 5.000 m2, 6 lantai serta menyediakan dukungan faslitas sarana dan prasarana seperti ruang-ruang kelas, perpustakaan, cafe, toko desain, galeri, bioskop, co-working space, dan workshop atau studio yang dilengkapi dengan berbagai peralatan sarana produksi.
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 100 Gambar 5.3. Bandung Creative Hub Sistem pengelolannya di bawah UPT Ekonomi Kreatif di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dengan aktifitas operasional penunjang kegiatan bekerjasama dengan komunitaskomunitas ekonomi kreatif di Kota Bandung seperti komunitas animas, videografi, desain grafis dan lain-lain. Sementara di Jawa Tengah ada pengembangan Solo Technopark yang sebenarnya secara fungsi mirip dengan Bandung Creative Hub yang dibangun sejak tahun 2009 di era Walikota Jokowidodo.b Lembaga pengelolanya berentuk Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) di bawah BAPPEDA Kota Surakarta, berdasarkan Peraturan Walikota No. 13 Tahun 2009 Tanggal 19 Agustus 2009. Selanjutnya berubah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) berdasarkan Surat Keputusan Walikota Surakarta No. 900/65/1/2010 Tanggal 31 Desember 2010, dengan jajaran direksinya dari swasta bukan ASN. Hingga saat ini berada di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Surakarta. Layanan yang disediakan berupa : a. layanan teknis berupa pelatihanmeliputi pengelasan, desain manufacture, pengelasan bawah air, mekanik garmen dan lain-lain. b. Layanan Inkubasi bisnis berupa pendampingan pengembangan inkubasi bisnis bagi usaha rintisan (Start Up) c. Layanan Pendukung berupa magang dan praktek industry, solo sicince centre, Shopee Campus, Uji Komptensi.
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 101 d. Layanan Pengembangan Teknologi bekerjasama dengan Perguruan Tinggi di Surakarta. Gambar 5.4. Solo Technoprak 5.4. Kabupaten Blora Menuju Jejaring Kabupaten Kota Kreatif Indonesia dan Dunia Pengembangan Kota Kreatif Indonesa dan Unesco merupakan positioning Kabupaten Blora di mata Nasional dan Internasional, lebih ke arah legitimasi dan dapat berjejering dengan Kota-kota lain yang ada di Indonesia dan dunia. Sehingga potensi ekonomi kreatif terutama yang menjadi kekuatan sub sektor lokomotif atau unggulan yang ada di Kabupaten Blora dapat diketahui oleh mayarakat Indonesai dan dunia. Berikut akan dijelaskan tahapan roadmap/peta jalan Kabupaten Blora jika ingin memasuki jejaring Kabupaten Kota Kreatif (Ka Ta Kreatif) Indonesia. Saat ini di tahun 2021 ada 8 Kab/Kota di Jawa Tengah telah masuk ke dalam daftar penetapan 21 Kabupaten Kota Kreatif (Ka Ta Kreatif) Indonesia yaitu Kota Semarang, Salatiga, Surakarta, Pekalongan dan Kabupaten Wonosobo, Karanganyar, Banjarnegara dan Rembang yang ditetapkan melalui SK Menparekraf. Atas capaian itulah Jawa Tengah menjadi Provinsi yang paling banyak Kabupaten dan Kotanya ditetapkan sebagai dalam daftar Ka Ta Kreatif. Adapun tahapan yang harus dilalui Kabupaten Blora adalah sebagai berikut :
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 102 No Tahapan di Tahun 2023 Kegiatan Pemangku Kepentingan 1. Kesamaan Visi Kabupaten Blora masuk ke dalam daftar Ka Ta Kreatif Indonesia FGD Ka Ta Kreatif Narasumber : Disporapar Provinsi Direktorat Infrastruktur Kemenparekaf Disporabudpar Disperinnaker DisdagKopUKM Bappeda Komunitas 4 Sub Sektor yang menjadi unggulan Komite Ekraf 2. Workshop Pengisian Borang Penilaian Mandiri Kab/Kota Kreatif (PMK3I) Narasumber : Disporapar Provinsi Disporabudpar Disperinnaker DisdagKopUKM Bappeda Komunitas 4 Sub Sektor yang menjadi unggulan Komite Ekraf 3. Pengajuan Surat Uji Petik Ke Kemenparekraf Pembuatan Surat yang memberitahukan bahwa Kab. Blora telah mengisi borang PMK3I dan siap untuk visitasi Uji Petik Disporabudpar Sekda Bupati 4. Rakor Persiapan Uji Petik Penyiapan kegiatan visitasi meliputi alur kunjungan validasi data borang PMK3I ke pelaku ekraf yang akan di kunjungi tim asesor dan penentuan Komunitas, Akadmisi, Bisnis dan Media (pelaku TV/Radio/media Online) yang akan dilibatkan kegiatan Uji Petik Disporabudpar Komite Ekraf Perwakilan Bisnis Perwakilan Akadmisi Perwakilan Media Perwakilan Komunitas 5. Pelaksanaan Uji Petik (Hari I) Kunjungan Tim KaTa Kreatif dan Asesor Kemenparekraf ke titik perwakilan 4 sub sektor yang menjadi andalan Kab Blora Disporabudpar Komite Ekraf Perwakilan Bisnis Perwakilan Akadmisi Perwakilan Media Perwakilan Komunitas
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 103 6. Pelaporan hasil Uji Petik PMK3I dan FGD Penentukan Sub Sektor Lokomotif (Hari II) Tim KaTa Kreatif dan Asesor Kemenparekraf akan melaporkan hasil kunjungan dan merumuskan Berita Acara untuk menentukan dari 4 sub sektor untuk di pilih 1 sub sektor yang menjadi lokomotif penggerak sub sektor lainnya. Disporabudpar Disperinnaker DisdagKopUKM Bappeda Komunitas 4 Sub Sektor yang menjadi unggulan Komite Ekraf 7. Penandatanganan Berita Acara Uji Petik PMK3I (Hari III) Akan dilakukan penandatanganan berita acara antara Bupati dan Direktur Infrastruktur Kemenparekraf dengan ditandatangani saksi perwakilan dari komunitas, bisnis, media dan akademisi. Catatan : Naskah Berita Acara akan dibuat Tim Kemenparekraf RI tapi perlu di review oleh Bapak Bupati sebelum di tanda tangani karena ini merupakan komitmen Bapak Bupati dalam memajukan pengembangan Ekonomi Kreatif di Kab. Blora. Disporabudpar Disperinnaker DisdagKopUKM Bappeda Komunitas 4 Sub Sektor yang menjadi unggulan Komite Ekraf Perwakilan Bisnis Perwakilan Akadmisi Perwakilan Media 8. On Boarding Kab. Blora di Jejaring Website KaTa Kreatif Kemenparekraf yang dapat diakases secara umum Pemasukan hasil Kegiatan Uji Petik PMK3I ke dalam website : https://kotakreatif.kemenparekraf.go.id/ bersama 361 Kab Kota lainnya di Indonesia. Tim Ka Ta Kreatif Kemenparekraf 9. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Berita Acara Memastikan yang di tulis dalam Berita Acara sudah diimplelemntasikan Disporabudpar Komite Ekraf 10, Persiapan Program Ka Ta Kreatif Tim Kemenparekaraf akan menilai dan mengevaluasi tindak lanjut dari Berita Acara dengan mengirimkan form isian Ke Kab. Blora yang selanjutnya akan di nilai secara desk asessement apakah Kab. Blora Layak ditetapkan Disporabudpar Disperinnaker DisdagKopUKM Bappeda Komite Ekraf
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 104 sebagai Ka Ta Kreatif Indonesia 11. Penentuan Ka Ta Kreatif 2023 SK Penetapan Ka Ta Kreatif Indonesia dipublikasina dan ditandatangani Menteri Parekraf. Penganugrahan SK Kata Kreatif akan diserahkan secara langsung Menter ke Bupati Kab. Blora di tempay yang akan di tentukan Kemenparekraf. Kemenparekraf RI Jika sudah ditetapkan Kab. Blora masuk ke Program Ka Ta Kreatif Indonesia akan mendapatkan manfaat penetarasi program Kemenaparekraf dan terekpose oleh kementerian dan lembaga lainnya sehingga bisa terlibat dalam penguatan program dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif di Kab. Blora. Tetapi yang lebih substanstif Pemda Kab. Blora harus menunjukkan bahwa penetapan sebagai Kota Kreatif harus dapat dirasakan peran Pemerintah Daerah dalam mendorong kreatfitas dan inovasi masyarakatnya memiliki komitmen dan kosistensi yang tinggi Keberlanjutan Program Ka Ta Kreatif Indonesia adalah Kab. Blora dengan sub sektor lokomotif yang sudah dipilih dapat memasuki jejaring Kab/Kota Kreatif Dunia yaitu Unesco Creative Cities Network (UCCN) yang ditetapkan setiap 2 tahun sekali melalui pengisian form pertanyaan (dossier) dari UCCN. Perlu ada keselarasan sub sektor yang telah ditetapkan oleh Kemenparekraf dengan usulan yang akan diajukan ke UCCN. Seandainya tidak selaras akan ditolak oleh Komite Nasional Indonesia Unesco (KNIU) yang sudah bekerjsama dengan Kemenparekraf untuk pengusulan Kota-Kota di Indonesia jika ingin memasuki jejaring UCCN. Di Program UCCN tidak ada kegiatan visitasi semua hanya di nilai melalui desk evaluasi dari Kota Paris apakah borang yang dikirim layak atau tidak masuk Ke jajaring Kota Unseco. Jika layak maka Kab. Blora akan masuk peta dunia Kota Kreatif dunia bersama kota-kota di negara maju lainnya. Manfaat yang diperoleh aka nada kegiatan bersama dengan Kota-Kota lain yang satu sub sektor secara bergiliran, tentunya akan mendorong wisatawan asing berkunjung di Kabupaten Blora. Secara branding Kab. Blora akan masuk di peta dunia, yang selama ini Indonesia yang di kenal hanya Bali maka Kab. Blora juga akan dikenal oleh berbagai negara yang tergabung dalam Unesco.
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 105 Gambar 5.5. Peta Jejaring UCCN Di jejaring UCCN yang diakui ada 7 sub sektor yaitu 1) Gastronomy (Kuliner), 2) Media Art (TV dan Radio), 3) Literature (Penerbitan), 4) Craft and Folk Art (Kriya dan Seni Pertunjukan), 5) Musik, 6) Film dan 7) Design (Fashion, Desain Interior, Arsitektur, Desain Produk, dan DKV). Saat ini beberapa Kota yang sudah masuk jejaring UCCN di Indonesia adalah Pekalongan (Craft and Folk Art) dengan Batiknya, Bandung (Design), Ambon (Music) dan Jakarta (Literature). 5.5. Ekosistem Ekonomi Kreatif Ekosistem adalah dukungan iklim usaha yang kondusif bagai para pelaku ekonomi kreatif dalam mengembangkan usaha hingga mampu tumbuh dan berkembang. Pengembangan ekosistem menjadi tugas besar bersama sehingga harus melibatkan banyak pihak tidak hanya pemerintah tetapi juga melibatkan para aktor ekonomi kreatif Hexahelix yang lain seperti akademisi, bisnis, komunitas, media dan lembaga keuangan sesuai peran dan fungsinya. Peran Kota Kreatif adalah mampu menciptakan dan menggerakan eksosistem usaha yang kondusif bagi warga masyarakat yang tinggal di dalam suatau wilayah perkotaan.
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 106 Ekosistem harus menjadi support system dari tahapan untuk menciptakan pelaku usaha baru di bidang ekonomi kreatif, sehingga pelaku usaha tidak merasa sendiri dalam berusaha bahkan otodidak (belajar usaha sendiri tanpa arah). Padahal tahapan dalam berusaha mudah diidentifikasi, mulai dari yang fundamental harus dibangun terlebih dahulu yaitu menumbuhkan minat atau orientasi berwirausaha, selanjutnya membangun pola pikir karena wirausaha itu adalah bukan profesi melainkan mindset, seperti mampu melihat peluang (opportunity), kreatif dan inovatif, imjinatif, kolaborasi, terbuka untuk belajar (open mind), daya tahan (resilience), berani mengambil resiko (taking risk), mempunyai visi, percaya diri dan keinginan untuk tumbuh usahanya (growth mindset). Pada tahapan ini perlu sharing pengetahuan dan pengalaman dari pelaku usaha ekonomi kreatif yang sudah sukses baik di tingkat lokal maupun di luar daerah. Bisa dilakukan secara formal dalam suatu kelas pelatihan wirausaha atau informal berkonsultasi langsung. Setelah mindset terbangun selanjutnya para pelaku usaha yang sedang merintis harus dibekali ketrampilan berwirausaha (skillset) seperti : melakukan riset pasar produk yang dibutuhkan konsumen, pengembangan produk kreatif, melakukan pelindungan kekayaan intelektual dari karya kreatif (merek dagang, rahasia dagang, hak cipta, paten dan desain industri), selanjutnya membangun branding, melakukan pemasaran, scale up (naik kelas), akses permodalan, pengelolaan keuangan dan lain-lain. Pendampingan dalam meningkatkan skillset wirausaha dapat dilakukan secara masif melalui pembelajaran on-line via kanal youtube, pelatihan di suatu kelas dan intensif melalui program inkubasi bisnis baik in-wall pelaku usaha ada disediakan kantor untuk beraktivitas usaha atau out-wall hanya layanan coaching dan mentoring konsultasi bisnis. Berikut akan dijelaskan analisa peran Kota Kreatif dalam membangun kebutuhan ruang yang melibatkan peran para aktor Hexahelix (ABGCMF) dan dukungan infrastruktur dan suprastruktur yang mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi para pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Blora.
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 107 Pra WiraUsaha Wirausaha Membangun Mindset Mengembangkan Skill Set Kebutuhan Bangunan/Ruang : Gedung Creative Hub Gedung Gelar Produk : Galeri Produk, Museum/Galeri Seni, Gedung Pertunjukan Kebutuhan Bangunan/Ruang : Gedung Inkubator Bisnis (inwall dan out wall Gedung Makerspace Gedung Sharing Factory (Rumah Produksi bersama) Sarana dan Prasarana : Ruang Pertemuan, Ampi teater, ruang diskusi, ruang pameran karya kreatif, ruang sentra kekayaan intelektual Meja Kursi, LCD Projector, Komputer, akses internet, panggung, genset, perlengkapan etalase /galeri produk Kanal Youtube Pembelajaran On line (podcast dll) Website Portal Pameran Produk kerjasama marketplace yang ada. Aktivasi Ruang : Sharing Pengalaman (Creative Talk) Pelatihan Kewirausahaan Pemeran, aksi panggung, demo produk dll Peran Aktor Ekonomi Kreatif Pemerintah : Regulasi, Fasilitasi Pelatihan, Penyediaan Gedung & ruang, Pameran dagang & Festival Even Ekraf Akademisi : Penelitian dan Pengembangan, Pengabdian masyarakat, KKN Bisnis : Portal Marketplace, Festival Even Ekraf, CSR Komunitas : Sharing pengelaman, Konsultasi dan pendampingan bisinis, Festival Media : mewartakan kegiatan Sarana dan Prasarana : Ruang kantor tenant, ruang konsultasi, ruang meeting, ruang produksi/bengkel Meja Kursi, LCD Projector, Komputer, akses internet, genset, peralatan produksi, perkakas, studio musik, peralatan plan produksi, peralatan laboratorium uji produk, 3D Printing, studio animasi dll Aktivasi Ruang : Pembuatan Produk Purwarupa (Prototype) Pelatihan tingkat dasar : riset pasar, pengembangan produk kreatif, business model canvas, pemasaran digital, financial literasi dll Pendampingan usaha/Inkubasi bisnis Penggunaan rumah produksi bersama Peran Aktor Ekonomi Kreatif Pemerintah : Regulasi, Fasilitasi Pelatihan, Penyediaan gedung dan ruang, Pameran dagang & Festival Even Ekraf Akademisi : Penelitian dan Pengembangan, Pengabdian masyarakat, KKN, Inkubator Bisnis : Portal Marketplace, Festival Ekraf, CSR Komunitas : Konsultasi dan pendampingan bisinis, Festival
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora | 108 ekraf agar viral Media : mewartakan kegiatan ekraf agar viral Lembaga Keuangan : Pembiayaan usaha ekraf 5.6. Peta Jalan Kota Kreatif Telah dijelaskan banyak hal komponen-komponen pendukung Kota Kreatif untuk itu perlu dibuat arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan bagaimana peran suatu Kota Kreatif dalam memberikan dukungan pengembangan ekonomi kreatif di suatu daerah. Untuk itu Pemda Kabupaten Blora harus menyusun kebijakan afirmasi (keberpihakan) dalam mengembangkan ekonomi kreatif dalam suatu peta jalan. Beberapa isu strategis yang perlu menjadi arah kebijakan pengembangan ekosistem ekonomi kreatif adalah : 1. Pengembangan dan penguatan sistem kelembagaan ekonomi kreatif 2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia pelaku ekonomi kreatif 3. Peningkatan pembiayaan dan pendanaan bagi usaha ekonomi kreatif 4. Peningkatan pemasaran dan promosi produk kreatif 5. Peningkatan pelindungan, pemanfataan hak kekayaan intelektual yang bersumber dari kreatifitas pelaku ekonomi kreatif 6. Peningkatan penyediaan infrastuktur yang mendukung pengembangan usaha ekonomi kreatif 7. Pemanfaatan sumber daya alam dan warisan budaya sebagai bahan baku usaha ekonomi kreatif 8. Pengembangan riset dan pengembangan standarisasi praktek usaha yang baik (best practice) dan sertifikasi ijin edar dari produk ekonomi kreatif Dari isu-isu strategis arah kebijakan di atas sebenarnya bisa diselesaikan melalui kebijakan afirmasi sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri No 050 Tahun 2021 dalam lampiran telah diuraiakan secara detail program dan kegiatan dengan dilengkapi kode rekeningnya sebagai berikut :
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora Tabel Program dan Kegiatan Kepmendagri 050 Tahun 2Program Kegiatan SubPengembangan ekonomi Keratif melalui pemanfaatan dan pelindungan hak kekayaan intelektual Kode Rek 3.26.04. Penyediaan Prasarana (Zona Kreatif/Ruang Kreatif) sebagai ruang berekspresi dan berinteraksi bagi insan kreatif di Kabupaten Kode Rek 3.26.04.2.01 PengembangaPrasarana KotKode Rek 3.26Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif Kode Rek 3.26.04.2.02. PengembangaKode Rek 3.26PengembangaKreatif Kode Rek 3.26Fasilitasi PendKode Rek 3.26Penyediaan InKode Rek 3.26PengembangaKode Rek 3.26Pemberian InsKode Rek 3.26
| 109 021 Terkait Ekonomi Kreatif b Kegiatan Kinerja Indikator an dan Revitalisasi ta Kreatif 6.04.2.01.01 Tersedianya Sarana dan Prasarana Kota Kreatif Jumlah Penyediaan sarpras Kota Kreatif an Riset Ekonomi Kreatif 6.04.2.01.02 Berkembangnya Riset Ekonomi Kreatif Jumlah pengembangan riset ekonomi kreatif yang dikembangkan an Pendidikan Ekonomi 6.04.2.01.03 Berkembangnya Pendidikan Ekonomi Kreatif Jumlah Pengembangan Pendidikan Ekonomi Kreatif yang dikembangkan danaan dan Pembiayaan 6.04.2.01.04 Terfasilitasinya pendanaan dan Pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif Jumlah pendanaan dan Pembiayaan bagi pelaku ekonomi kreatif nfrastruktur 6.04.2.01.05 Tersedianya infrastruktur ekonomi kreatif Jumlah infrastruktur ekonomi kreatif an Sistem Pemasaran 6.04.2.01.06 Berkembangnya sistem pemasaran ekonomi kreatif Jumlah dokumen hasil pengembangan Sistem Pemasaran Ekonomi Kreatif sentif 6.04.2.01.07 Terlaksananya pemberian insentif Jumlah insentif yang diberikan
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora Fasilitasi KekaKode Rek 3.26Penyusunan RPengembangaEkonomi KreaKode Rek 3.26Monitoring daPengembangaEkosistem EkoKode Rek 3.26Pengembangan Sumberdaya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kode Rek 3.26.05. Pelaksanaan Peningkatan Kapastitas Sumber Daya Manusia Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar Kode Rek 3.26.05.2.01 PengembangaPariwisata danEkonomi KreaKode Rek 3.26Fasilitasi ProseDistribusi Konsumsi danKreatif Kode Rek 3.26Monitoring daPengembangaDaya PariwisaKode Rek 3.26
| 110 ayaan Intelektual 6.04.2.01.08 Terlaksananya pencatatan atas Hak Cipta dan hak Terkait, pendaftaran hak kekayaan industry kepada pelaku ekonomi kreatif, pemanfaatan kekayaan intelektual kepada pelaku ekonomi kreatif Jumlah Dokumen Hasil Pencatatan atas Hak Cipta Cipta dan Hak Terkait, Pendaftaran Hak Kekayaan Industri kepada Pelaku Ekonomi Kreatif, serta Pemanfaatan Kekayaan Intelektual kepada Pelaku Ekonomi Kreatif Rencana Aksi an atif 6.04.2.01.09 Tersedianya Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Jumlah Dokumen Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif an Evaluasi an onomi Kreatif 6.04.2.01.10 Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif Jumlah Dokumen Hasil Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif an Kompetensi SDM n atif Tingkat Dasar 6.05.2.01.01 Berkembangnya Kompetensi SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar Jumlah SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar yang Dikembangkan Kompetensinya es Kreasi, Produksi, n Konservasi Ekonomi 6.05.2.01.05 Terfasilitasinya Proses Kreasi, Produksi, Distribusi Konsumsi dan Konservasi Ekonomi Kreatif Jumlah Laporan Hasil Fasilitasi Proses Kreasi, Produksi, Distribusi Konsumsi, dan Konservasi Ekonomi Kreatif an Evaluasi an Sumber ata dan Ekonomi Kreatif 6.05.2.01.07 Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jumlah Rekomendasi Hasil Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora Pengembangan Kapasitas Pelaku Ekonomi Kreatif Kode Rek 3.26.05.2.02 Pelatihan, BimPendampingaEkonomi KreaKode Rek 3.26Dukungan FasPerkembangaUsaha Kode Rek 3.26Standarisasi UProfesi di BidaKode Rek 3.26
| 111 mbingan Teknis, dan n atif 6.05.2.02.01 Terlaksanya Pelatihan, Bimbingan Teknis, dan Pendampingan Ekonomi Kreatif Jumlah Orang yang Mengikuti Pelatihan, Bimbingan Teknis, dan Pendampingan Ekonomi Kreatif silitasi Menghadapi n Teknologi di Dunia 6.05.2.02.02 Terlaksanya Dukungan Fasilitasi Menghadapi Perkembangan Teknologi di Dunia Usaha Jumlah Laporan Hasil Dukungan Fasilitasi Menghadapi Perkembangan Teknologi di Dunia Usaha Usaha dan Sertifikasi ang Ekonomi Kreatif 6.05.2.02.03 Terlaksananya Pendampingan Standarisasi Usaha dan Sertifikasi Profesi di Bidang Ekonomi Kreatif Jumlah Orang yang Disertifikasi Kompetensi di Bidang Ekonomi Kreatif
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora Berikut sinkronisasi Nomenklatur Kepmendagri SuPlan/Roadmap atau Peta Jalan dalam Rencana Aksi PeEkonomi Kreatif di Kabupaten Blora berdasarkan isu-isuArah Kebijakan Kegiatan IndPeningkatan penyediaan infrastuktur yang mendukung pengembangan usaha ekonomi kreatif Pengembangan dan Revitalisasi Prasarana Kota Kreatif (infrastruktur fisik) Jumlah Penysarpras Kotaruang gelar Jumlah Penysarpras Kotaruang CreatHub/InkubaJumlah Penysarpras Kotaruang MakeSharing FactJumlah Penysarpras Kotagedung pertPenyediaan Infrastruktur non fisik Cakupan ak4G Cakupan elemasyarakatCakupan Digpembayaraekonomi kre
| 112 b Kegiatan yang akan diadopsi dalam penyusunan Master engembangan Kota Kreatif yang mendukung tumbuh kembangnya u strategis arah kebijakan. ikator Saat ini Target Capaian Pemangku Kepentingan 2021 2022 2023 2024 2025 2026 yediaan a Kreatif untuk produk 1 5 6 7 8 Disporabudpar DisdagUKM Bappeda Disperinnaker Perguruan Tinggi SMK Dekranasda KomEkraf BUMN yediaan a Kreatif untuk tive ator Bisnis Blm ada 1 yediaan a Kreatif untuk erspace/ tory 2 3 4 5 yediaan a Kreatif untuk tunjukan 2 3 4 kses internet 80 % 85 % 87 % 90 % 93 % 95 % Telkom, Operator Telco lain, KomEkraf ektrifikasi t 75 % 77 % 80 % 82 % 83 % 85 % PLN Komite gitalisasi n pelaku eatif 50 % 55 % 60 % 65 % 70 % 75 % BI, Bank Himbara, Bank Jateng, DisdagkopUKM Disporabudpar
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora Cakupan prunggulan yamasuk markPeningkatan kapasitas sumber daya manusia pelaku ekonomi kreatif Pengembangan Pendidikan Ekonomi Kreatif Kode Rek 3.26.04.2.01.03 Jumlah PenKegiatan EkPendidikan Kreatif yangdikembangkPengembangan Kompetensi SDM Ekonomi Kreatif Tingkat Dasar Kode Rek 3.26.05.2.01.01 Jumlah SDMKreatif TingDikembangKompetensPelatihan, Bimbingan Teknis, dan Pendampingan Ekonomi Kreatif Kode Rek 3.26.05.2.02.01 Jumlah OraMengikuti PBimbingan TPendampingKreatif Peningkatan jurusan pendidikan vokasi bidang ekonomi kreatif Jumlah SMKbidang ekonPembukaan jurusan SMK Vokasi bidang ekonomi kreatif berbasis digital Jumlah SMKbaru bidangkreatif Peningkatan pelatihan vokasi bidang ekonomi kreatif Jumlah lemvokasi bidankreatif Lomba-lomba di bidang ekonomi kreatif sebagai ajang penumbuhan usaha ekonomi kreatif baru Jumlah lomekonomi kreajang penumekonomi krePeningkatan pelatihan yang diselenggarkan komunitas ekonomi kreatif Jumlah peladiselenggraekonomi kremandiri
| 113 oduk kreatif ang telah ketplace 50 % 60 % 70 % 80 % 90 % 100 % Perusahaan Marketplace Online gembangan ktrakulikuler Ekonomi g kan 3 4 5 6 7 8 Dinas Pendidikan M Ekonomi kat Dasar yang kan inya 50 50 50 50 50 50 Disporabudpar ng yang Pelatihan, Teknis, dan gan Ekonomi 50 50 50 50 50 50 K Vokasi nomi kreatif K Vokasi yang g ekonomi baga pelatihan ng ekonomi ba di bidang eatif sebagai mbuhan usaha eatif baru 3 4 5 6 7 8 Disbudpar Disperinaker KomEkraf atihan yang kan komunitas eatif secara
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora Sertifikasi komptensi kerja bagi pekerja di bidang ekonomi kreatif Jumlah pekebersertifkasBNSP Peningkatan pembiayaan dan pendanaan bagi usaha ekonomi kreatif Fasilitasi Pendanaan Kegiatan Ekonomi Kreatif Kode Rek 3.26.04.2.01.04 Jumlah penkegiatan ekFasilitasi Pembiayaan Usaha Ekonomi Kreatif Jumlah danKredit pinjapembiayaanekonomi krePeningkatan pemasaran dan promosi produk kreatif Pengembangan Sistem Pemasaran Kode Rek 3.26.04.2.01.06 Jumlah dokpengembanPemasaran Kreatif Pemberian Insentif Kode Rek 3.26.04.2.01.07 Jumlah insediberikan Fasilitasi Even Ekonomi Kreatif di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional Jumlah evenkretif yang tFasilitasi Pameran Produk di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional Jumlah PemKreatif tingknasional daJejaring kemitraan pemasaran dan promosi dengan perusahaan besar di tingkat lokal, regional dan nasional Jumlah prodekonomi kremasuk daladan promosperusahaantingkat lokanasional
| 114 erja yang telah si komptensi ndanaan onomi kreatif a CSR dan man bagi n usaha eatif umen hasil ngan Sistem Ekonomi entif yang n ekonomi telah digelar maran Produk kat lokal, n internasional duk UMKM eatif yang m pemasaran si di n besar di al, regional dan
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora Peningkatan pelindungan, pemanfataan hak kekayaan intelektual yang bersumber dari kreatifitas pelaku ekonomi kreatif Fasilitasi Kekayaan Intelektual Individu Kode Rek 3.26.04.2.01.08 Jumlah DokPencatatan Cipta Cipta Terkait, PenKekayaan InPelaku EkonKreatif, sertPemanfaataIntelektual kepada PelaKreatif Fasilitasi Kekayaan Intelektual Komunal Kode Rek 3.26.04.2.01.08 Jumlah pelinkekayaan inkomunal segeografis, ebudaya tradpengetahuaMelakukan Kerjasama antara Kepala Daerah dengan Kanwil Kemenkumham Wilayah VI Jawa tengah, agar Pemda dapat insentif pemotongan biaya pendaftaran HKI harga UMKM tidak umum PenandatanPerjanjian KKemenkumKepala DaerPengembangan dan penguatan sistem kelembagaan ekonomi kreatif Penyusunan Rencana Aksi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kode Rek 3.26.04.2.01.09 Dokumen RPengembanKreatif Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Ekosistem Ekonomi Kreatif Kode Rek 3.26.04.2.01.10 Jumlah DokMonitoring PengembanEkonomi KrUsulan ke DPRD Pembuatan Peraturan Daerah tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kab. Blora Masuk ke Plegeslatif da
| 115 kumen Hasil atas Hak dan Hak ndaftaran Hak ndustri kepada nomi ta an Kekayaan aku Ekonomi ndungan ntelektual perti indikasi kspresi disional, an tradisional nganan Kerjasama ham dan rah. Rencana Aksi ngan Ekonomi kumen Hasil dan Evaluasi ngan Ekosistem eatif rogram aerah V
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora Penetapan Perda Ekonomi Kreatif untuk kepastian hukum pengembangan ekonomi kreatif di daerah Ditetapkannuntuk menjkepastian hpengembanekonomi krePembuatan Peraturan Kepala Daerah sebagai peraturan teknis pengembangan ekonomi kreatif DiterbitkannKepala Daerperaturan tpengembankreatif Penguatan lembaga Komite Ekonomi Kretaif dengan lintas OPD dan forum lintas komunitas ekraf Jumlah pertkoordinasi dOPD dan fokomunitas ePendaftaran dan Penetapan Kab Blora menjadi bagian Kabupaten Kota Kreatif Indonesia Ditetapkanydalam jejariKreatif IndoPendaftaran dan Penetapan Kab Blora menjadi bagian Kabupaten Kota Kreatif Dunia/ Unesco Ditetapkanydalam jejariKreatif UnesPengembangan riset dan pengembangan standarisasi praktek usaha yang baik (best practice) dan sertifikasi ijin edar dari produk ekonomi kreatif Pengembangan Riset Ekonomi Kreatif Jumlah penriset ekonomdikembangkperguruan tKerjasama penelitian dengan Perguruan tinggi di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional Jumlha PKS Perguruan ttingkat lokanasional daDukungan Fasilitasi Menghadapi Perkembangan Teknologi di Dunia Usaha Kode Rek 3.26.05.2.02.02 Jumlah LapoDukungan FMenghadapPerkembandi Dunia Us
| 116 nya Perda amin ukum ngan usaha eatif V nya Peraturan rah sebagai eknis ngan ekonomi temuan dengan lintas rum lintas ekraf 2 4 6 8 10 ya Kab. Blora ing Kota onesia V ya Kab. Blora ing Kota sco V gembangan mi kreatif yang kan bersama tinggi 4 dengan tinggi di al, regional, n internasional 4 8 10 12 14 oran Hasil Fasilitasi pi gan Teknologi aha
Kajian Kota Kreatif - Bappeda Kabupaten Blora Sertfikasi ijin edar Produk Ekraf (Halal, SLHS, PIRT, BPOM) Jumlah Proddi sertfikasi Bidang EkonStandarisasi Produk ekonomi Kreatif (SNI) Jumlah Prodyang telah bPengembangan sistem kemasan produk kreatif Jumlah ProdKreatif yangdifasilitasi kPemanfaatan sumber daya alam dan warisan budaya sebagai bahan baku usaha ekonomi kreatif Standar Keamanan bahan baku produk kuliner (PSAT, NKV) Jumlah prodyang bahanmemiliki serkeamanan Standar Keamanan bahan baku untuk kriya mebel (SVLK) Jumlah prodbahan bakusertfikasi ke(SVLK) Ketersedian sumber informasi warisan budaya dan keaneka ragaman hayati sebagai sumber inspirasi Karya kreatif Jumlah literbudaya danragaman hasumber inspkreatif Pengembangan museum galeri karya kreatif sebagai sumber literature ide kreatif Jumlah muskarya kreatisumber litekreatif
| 117 duk yang telah ijin edar nomi Kreatif duk Kreatif ber SNI di duk Ekonomi g telah kemasan duk kuliner bakunya rtfikasi duk kriya yang unya memiliki eamanan rature warisan n keaneka ayati sebagai pirasi Karya seum galeri if sebagai rature ide