The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by AL EL BAPER (Almari Elektronik Badan Perencanaan), 2024-01-24 21:23:16

LOCO TOUR CEPU 2022

Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu

Etape 1 Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 51 3.7.4 Komparasi Hubungan dengan Obyek Wisata Sekitar Etape 2 Etape 3 Berdasarkan hasil penjabaran yang didasarkan pada aspek 4A pada ODTWA sekitar di ketiga etape (1-3), etape 3 memiliki kesiapan yang cukup tinggi. Attracti on Merupakan magnet kunjungan wisatawan eksisting. Beragam jenis daya tarik wisata 56 Amenit y Hampir seluruh ketersediaan amenitas terdapat pada kawasan ini, 56 Aksesib ility Kondisi aksesibilitas yang sangat memadahi 84 Ancillar y Sebagian besar daya tarik memiliki fasilitas dan sumber daya yang baik 56 Poin : 63% Kesimpulan : kesiapan daya tarik di etape 1 mendekati layak untuk dikembangkan akan tetapi perlu upaya untuk integrasi dengan atrakasi lainnya Kesiapan Kepariwisataan Sekitar Kriteria Poin Sangat Siap 5 Siap 4 Cukup Siap 3 Kurang Siap 2 Belum Siap 1 = 100% Kriteria Tingkat kelayakan > 66% : layak dikembangkan Tingkat kelayakan 33-66% : belum layak dikembangkan, Tingkat kelayakan dibawah 33% : tidak layak Attracti on Terdapat beberapa potensi daya tarik wisata. Secara umum berupa potensi alam 55 Amenit y Secara umum minim pada kawasan 20 Aksesib ility Kondisi aksesibilitas umumnya cukup baik meskipun berbatu 55 Ancillar y Secara umum masih perlu banyak dikembangkan kawasan 40 Poin : 42,5% Kesimpulan : kesiapan daya tarik di etape 2 cukup rendah. Meskipun terdapat potensi-potensi pengembangan Attracti on Umumnya daya tarik wisata sekitar etape merupakan desa wisata 86 Amenit y Terdapat amenitas yang mencukupi pada salahsatu desa wisata pada sekitar etape ini 53 Aksesib ility Kondisi aksesibilitas memadahi 80 Ancillar y Sebgaian besar daya tarik memiliki fasilitas dan sumber daya yang baik 67 Poin : 71,5% Kesimpulan : kesiapan daya tarik di etape 3 cukup tinggi. Meskipun jumlahnya tidak cukup banyak, ragam jenis atraksi yang ditawarkan beragam, dengan jenis wisata berbasis masyarakat/desa wisata


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 52 3.8 Hasil Kelayakan Aset Parameter Bobot Etape 1 Etape 2 Etape 3 Etape 1 Etape 2 Etape 3 legal 15% 100 80 80 15,0 12,0 12,0 fisik 20% 96 64 88 19,2 12,8 17,6 lingkungan 20% 75 79 89,58 15,0 15,8 17,9 sosial 10% 83 83 83 8,3 8,3 8,3 infras 15% 88 44 68 13,2 6,6 10,2 pariwisata 20% 63 42,5 71,5 12,6 8,5 14,3 Total 100% 83,3 64,0 80,3 Berdasarkan hasil Analisa kelayakan dari berbagai parameter yang meliputi legal, fisik, lingkungan, social, infrastruktur serta ketersediaan daya Tarik wisata didapatkan bahwa etape 1 memiliki skor 83,3 (layak dikembangkan), etape 2 dengan skor 64 (belum layak dikembangkan), dan etape 3 dengan skor 80,3% (layak dikembangkan). Pembobotan Parameter Parameter Bobot Legal 15% Fisik 20% Lingkungan 20% Sosial 10% Infrastruktur 15% Pariwisata 20% = ( %) Kriteria Tingkat kelayakan > 66% : layak dikembangkan Tingkat kelayakan 33-66% : belum layak dikembangkan, Tingkat kelayakan dibawah 33% : tidak layak Antara etape 1 dan etape 3 memiliki daya saing yang cukup signifikan. Saling unggul mengungguli dalam berbagai parameter. Etape 1 unggul terhadap etape lainnya dalam parameter legal, fisik, serta infrastruktur dasar. Namun etape 3 unggul terhadap etape lainnya dalam parameter kondisi lingkungan (alam) dan keterkaitannya dengan destinasi wisata sekitarnya. Sehingga dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa etape 1 unggul dalam aspek fisik dasar dan sedangkan etape 3 unggul dalam aspek daya Tarik destinasi wisata.


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 53 3.9 Pros & Cons Pengembangan Aset Nilai Strength & Opportunities (Pros), Weakness & Treat (Cons) Aset Etape 1 (Loco Tour – TPK Batokan) Etape 2 (TPK Batokan-Bregojo-Buk Brosot) Buk Brosot Gubug Payung Kampung Samin Etape 3 (Buk Brosot – Gubug Payung) (+) Pros Nilai kelayakan tinggi (80,3%) Memiliki kesiapan integrasi dengan daya tarik wisata sekitar yang cukup beragam Daya tarik wisata sekitar berupa Desa-desa Wisata (sebagai upaya pemberdayaan masyarakat sekitar) (+) Pros Nilai kelayakan tertinggi (83,3%) Daya tarik wisata eksisiting sudah cukup mapan dikembangkan Terdapat 2 daya Tarik yang dapat dikembangkan disekitar rel yaitu desa wisata kerajinan/kesenian (embrio) dan TPK Batokan (-) Cons Nilai kelayakan menunjukkan kriteria belum layak dikembangkan (64,0) Tidak ada daya Tarik yang berada disekitar rute kereta, keberadaannya cukup jauh.


Laporan Studi Kelayakan Pengembangan DTW Locotourz Cepu 54 Analisa Market 4.1 Analisa Positioning terhadap Pengembangan Sejenis 4.2 Analisa Positioning terhadap Pengembangan DTW Unggulan Kab. Blora 4.2 Studi Permintaan Pengembangan Loco Tour 4.4 Kesimpulan Analisa Market


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 55 4.1 Analisa Positioning terhadap Pengembangan Sejenis 4.1.1 Sebaran Kompetitor Pengembangan Sejenis di Indonesia No Kompetitor 1 Kereta Uap Jaladara 2 Kereta Uap Ambarawa 3 Kereta Uap Mak Itam 4 Kereta Tebu Tasikmadu Kompetitor Loco Tour ini dibagi menjadi dua jenis yaitu kompetitor sejenis dan DTW unggulan di Blora. Kriteria yang digunakan untuk memilih kompetitor sejenis adalah sebagai berikut : • Berlokasi di Indonesia • Merupakan kereta wisata yang berjenis kereta uap • Masih beroperasi hingga saat ini atau sedang dalam proses pengembangan 1 2 3 4


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 56 4.1.2 Profil Kompetitor Sejenis di Indonesia Kereta Uap Ambarawa Kereta Uap Mak Itam Kereta Uap Tebu Tasikmadu Kereta Uap Jaladara ini merupakan kereta wisata uap yang menempuh jarak perjalanan sejauh 6 km dari Stasiun Purwosari hingga Solo Kota yang memiliki jalur kereta aktif di tengah kota, yaitu Jl Slamet Riyadi sehingga memberikan suasana naik trem seperti di tengah kota seperti Eropa. Selain itu ada kereta ini akan berhenti di dua objek wisata diantara Loji Gandrung (Rumah Dinas Walikota), Museum Batik Danarhadi, Kampung Batik Kauman dan Kota Sangkrah. Tarif yang ditawarkan adalah 3,5 juta dengan kapasitas maksimal 64 orang. Kereta Uap Ambarawa merupakan kereta api wisata yang menawarkan suasana tahun 19 an yang sangat kental dari stasiun, loket hingga kereta. Kereta ini menempuh perjalanan 9 km dari Stasiun Ambarawa hingga Tuntang. Selama perjalanan pengunjung disuguhi pemandangan sawah dan taman yang indah. Karena daya tariknya kereta uap ini dijadikan tempat untuk pre-wedding serta disediakan pula penjualanan merchandise berbentuk kereta di luar kawasan. Tarif dasar yang ditawarkan adalah 100 ribu dengan kapasitas maksimal 116 orang. Selain itu kereta wisata ini memiliki dua jenis kereta yaitu diesel dan uap. Terdapat 3 jenis kapasitas yaitu 40,60 dan 116 orang. Kereta Uap Mak Iitam ini terletak di Sawahlunto yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia dengan nama “Ombilin Coal Minning Heritage of Sawahlunto”. Saat ini kereta uap sedang dalam tahap perbaikan dan akan dioperasikan kembali tahun 2023. Jarak yang ditempuh 4.5 km dari stasiun sawahlunto ke Muaro Kalaban. Pemandangan yang dinikmati berupa sawah dan bukit barisan. Saat masih beroperasi tarif sewa mencapai 40 juta dengan kapasitas 30 orang. Kereta Tasikmadu yang digunakan untuk keperluan wisata adalah lokomotif yang digerakkan oleh tenaga diesel. Di area komplek wisata dioperaikan tiga rangkaian yang mengelilingi seluriuh komplek pabrik gula. Apabila pengunjung ingin meilhat seluruh komplek pabrik gula, maka bisa bergantian naik tiga rangkaian kereta tersebut. Selain mengelilingi pabrik tebu, pengunjung juga bisa mendapatlkan Wisata Sejarah dan edukasi tour keliling kebun tebu via loko antik, proses pengolahan gula. kolam renang, flying fox, Jembatan gantung, rumah pohon, taman lalu lintas dan lain lain. Kereta Uap Jaladara


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 57 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis Variabel Analisis Positioning: 1. Lokasi eksisting Objek Wisata 2. Aksesibilitas 3. Konsep 4. Penumpang Kereta Uap 5. Fasilitas 6. Infrastruktur Interval nilai untuk parameter setiap indicator dalam variable ditentukan berdasarkan batas minimal dan maksimal dari objek wisata kereta uap 1) Variabel Lokasi Eksisting Indikator dari lokasi eksisting terdiri dari: a. Jarak terhadap pusat kabupaten atau kota b. Jarak terhadap akomodasi c. Jarak terhadap spot wisata lainnya Ketiga indikator yang digunakan untuk menilai strategisnya lokasi berdasarkan jarak dari pusat kota/akomodasi dan spot wisata lainnya. a) Jarak Terhadap Pusat Kabupaten/Kota Kriteria (km) Poin 4.2- 11.2 5 11.3-18.2 4 18.3-25.2 3 25.3-32.2 2 >32.2 1 Analisis positioning dilakukaan dengan metode kualitatif-kuantitatif melalui skoring dan pembobotan. Terdapat enam variable yang digunakan sebagai tolok ukur penilaian terhadap empat kompetitor dengan pengembangan sejenis di Indonesia b) Jarak Terhadap Akomodasi Kriteria (km) Poin 0.3-1 5 1.1-1.8 4 1.9-2.6 3 2.7-3.4 2 >3.4 1 c) Jarak Terhadap Objek Wisata Lainnya Kriteria (km) Poin 0.4-0.9 5 1-1,.5 4 1.6-2.1 3 2.2-2.7 2 >2.7 1 P: R/K P: Range Kriteria R: (Nilai Tertinggi-Terendah) K: Jumlah Kelas


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 58 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis 2) Variabel Aksesibilitas: Sub-variable dari aksesibilitas terdiri dari: a. Stasiun, Terminal, dan angkutan umum b. Jenis Jalan c. Akses Pintu Masuk atau Keluar Toll Selain integrasi terhadap objek wisata lainnya, tentunya kebutuhan terhadap integrasi angkutan umum dibutuhkan untuk kemudahan dalam mobilisasi wisatawan. Indikator yang pertama dinilai dari jarak objek wisata terhadap stasiun, terminal, ataupun halte angkutan umum terdekat. Jenis Jalan digunakan untuk mempertimbangkan kemudahan mencapai kawasan wisatanya. Dalam hal ini semakin sempit akses jalan menuju objek wisata maka semakin rendah poin yang didapatkan. Akses pintu masuk atau keluar toll menunjukkan kemudahan wisatawan dari luar daerah dalam mengakses objek wisata dengan kendaraan pribadi. Untuk Loko Tour disimulasikan jaraknya dengan Exit Toll Padangan. a) Stasiun,Terminal atau Angkutan Umum Kriteria Poin 0.7-3.1 5 3.2-5.6 4 5.7-8.1 3 8.2-10.6 2 >10.6 1 Variabel aksesibilitas digunakan untuk menilai kemudahan wisatawan untuk menjangkau Objek Wisata Kereta Uap di Indonesia . Variabel ini dijabarkan menjadi 3 indikator untuk menilai kemudahan akses menggunakan angkutan umum atau angkutan pribadi. b) Jenis Jalan Kriteria Poin Berada di Jalan Arteri 5 Berada di Jalan Kolektor 4 Berada di Jalan Lokal 3 Berada di Jalan Lingkungan yang dilewati 2 mobil 2 Berada di Jalan Lingkungan yang dilewati 1 mobil 1 c) Akses Pintu Masuk atau Keluar Toll Kriteria Poin 7.2-7.5 5 7.6-7.9 4 8-8.3 3 8.4-8.7 2 >8.7 1


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 59 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis 3) Variabel Konsep Konsep wisata yang paling mendasar dalam penilaian ini berupa wisata alam. Konsep wisata alam dinilai sebagai konsep paling dasar karena wisata alam memanfaatkan eksistensi dan keindahan alam yang kemudian dikomersialkan menjadi sebuah tempat wisata. Dalam kata lain, konsep wisata alam tidak banyak melakukan pembangunan atau perubahan untuk menciptakan sebuah wisata untuk rekreasi. Variabel konsep digunakan untuk menilai kelengkapan konsep yang ditawarkan oleh objek wisata, sedangkan variabel penumpang kereta uap menilai ketertarikan wisatawan terhadap objek wisata. Sedangkan variabel fasilitas menilai kelengkapan fasilitas yang ditawarkan guna mempermudah wisatawan beraktvitas dalam kawasan. 4) Variabel Intensitas Penumpang Kereta Uap Data okupansi atau intensitas penumpang kereta uap ini cenderung tidak pasti karena sebagian kereta uap memakai sistem carter atau reservation bukan tarif sesuai harga paket bukan berpaku pada tarif per orang sehingga penilaian intensitas penumpang kereta menggunakan dua asumsi sebagai berikut : 1.Kereta uap beroperasi pada akhir pekan saja (Sabtu-Minggu) 2.Kapasitas penumpang diasumsikan mencapai 70% x kapasitas maksimal penumpang Kriteria Poin Pengembangan kawasan wisata yang terintegrasi dengan keindahan alam, rekreasi, budaya,kuliner,komersial dan nilai histori yang kuat 5 Wisata sejarah, pemandangan alam, komersial, rekreasi dan kuliner 4 Wisata pemandangan alam, rekreasi, dan kuliner 3 Wisata pemandangan alam dan rekreasi 2 Wisata pemandangan alam 1 Kriteria Poin >565 5 475-565 4 384-474 3 293-383 2 202-292 1 5) Variabel Fasilitas Variabel fasilitas menggunakan penambahan poin untuk setiap fasilitas eksisting yang tersedia di masing-masing objek wisata uap . Kawasan wisata dengan fasilitas yang terlengkap memiliki poin tertinggi yaitu 5. Kelengkapan fasilitas dinilai berdasarkan review pengunjung dalam laman Google Review yang dapat dilihat melalui Google Maps kawasan wisata dan website resmi. Dengan kata lain, kelengkapan fasilitas tentunya mempengaruhi kenyamanan pengunjung ketika memanfaatkan kawasan wisata yang ada untuk tujuan rekreasi dan wisata edukasi. Kriteria Penambahan Poin Gerbong Kelas Eksekutif 1 Objek Wisata Terintegrasi 1 Komersial (retail, kuliner dan toko merchandise atau produk buah tangan) 1 Gerbong Kelas Ekonomi 1 Fasum (tempat ibadah,taman dan Toliet) 1


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 60 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis 6) Variabel Infrastruktur Indikator dari infrastruktur terdiri dari: a. Kondisi rel b. Kondisi gerbong c. Kondisi jalan sekitar Ketiga indikator digunakan untuk menilai kondisi infrastruktur yang ada dalam kawasan wisata pada masing-masing objek wisata kereta uap . Asumsi yang digunakan untuk menilai Loko Tour adalah kondisi setelah pengembangan. Ketiga kondisi infrastruktur tersebut dinilai berdasarkan review di Google Maps dan pengamatan melalui foto yang disebar oleh wisatawan di Google Maps. Variabel infrastruktur digunakan untuk menilai kondisi infrastruktur eksisting. Variabel ini dibagi menjadi tiga indikator untuk menilai secara lebih detail terhadap kondisi bangunan dan jalanan pada kawasan wisata. a) Kondisi Rel Kriteria Poin Baik 5 4 Cukup 3 2 Rusak Total 1 b) Kondisi Gerbong Kriteria Poin Baik 5 4 Cukup 3 2 Rusak Total 1 c) Kondisi Jalan Sekitar Kriteria Poin Baik 5 4 Cukup 3 2 Rusak Total 1


Kereta Uap Jaladara Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 61 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 5.8 Jarak dari Alun-alun Surakarta 5 Jarak dari akomodasi 0.32 Jarak dari POP Hotel Solo 5 Wisata lain 4.4 Jaral dari Pura Mangkunegaraan 1 2 Aksesibilitas Akses Jalan Jalan Kolektor 4 Pintu Masuk atau Keluar Toll 7.2 Jarak dari Tol Kartasura 5 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 3.2 Jarak dari Stasiun Solo Balapan 5 3 Konsep Terintegrasi dengan kampung batik,museum batik serta loji gandrung Kawasan yang terintegrasi dengan wisata alam, budaya,komersial dan histori yang kuat 5 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Penumpang Kereta Uap per bulan 358 Asumsi jalan 2 x seminggu,kapasitas 64 orang 2 5 Fasilitas a.Fasum b.Fasilitas Komersial Perjalanan dengan gerbong ekonomi yang dilengkapi fasum,obyek wisata terintegrasi dan fasilitas komersial 4 6 Infrastruktur Kondisi Rel Baik 5 Kondisi Gerbong Kereta Baik 5 Kondisi Jalan Sekitar Baik 5 7 Tarif Tarif Perjalanan Kereta 3,5 juta (64 orang) atau 58 rb/orang Kereta Uap Jaladara dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Kereta Uap Jaladara mencapai Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 3.67 20% 0.73 Aksesibilitas 3.33 20% 0.67 Konsep 5 15% 0.75 Kunjungan 2 20% 0.4 Fasilitas 4 10% 0.5 Infrastruktur 5 15% 0.75 Total 3.7


Kereta Uap Ambarawa Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 62 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 22 Jarak ke Alun-alun Bung Karno (Kabupaten Semarang) 2 Jarak dari akomodasi 1.2 Jarak dari ANNA INN 4 Wisata lain 1.4 Jarak dari Gua Maria Kerep 4 2 Aksesibilitas Akses Jalan Jalan Kolektor 4 Pintu Masuk atau Keluar Toll 8.8 Exit Bawen 1 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 0.75 Jarak ke Terminal Ambarawa 5 3 Konsep Wisata sejarah dan pemandangan alam 2 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Penumpang Kereta per Bulan 650 Asumsi jalan 2 x seminggu, kapasitas 116 5 Fasilitas a.Fasum b.Fasilitas Komersial Perjalanan kereta gerbong standar ekonomi dan fasum 6 Infrastruktur Kondisi Rel Baik Kondisi Gerbong Kereta Baik Kondisi Jalan Sekitar Baik 7 Tarif Tarif Perjalanan Kereta 100 rb, kapasitas maksimal 116 orang Kereta Uap Ambarawa dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Kereta Uap Ambarawa mencapai Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 3.33 20% 0.67 Aksesibilitas 3 20% 0.60 Konsep 2 15% 0.30 Kunjungan 5 20% 1 Fasilitas 2 10% 0.2 Infrastruktur 5 15% 0.75 Total 3.52


Kereta Uap Mak Itam Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 63 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 0.4 Jarak dari pusat kota (Kecamatan Lembah Segar) 5 Jarak dari akomodasi 0.3 Jarak dari KHAS Ombilin Hotel 5 Wisata lain 0.4 Jarak dari Museum Tambang Batubara Ombilin 5 2 Aksesibilitas Akses Jalan Jalan Kolektor 4 Pintu Masuk atau Keluar Toll Tidak terdeteksi area Toll di Lokasi Objek Wisata 1 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 0.7 Jarak ke Terminal Sawahlunto 5 3 Konsep Wisata sejarah dan pemandangan alam 2 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Penumpang Kereta per Bulan 280 Asumssi jalan 2x seminggu dengan , dua kereta kapasitas 50 orang 1 5 Fasilitas a.Fasum b.Fasilitas Komersial Perjalanan standar kereta gerbong ekonomi dengan fasum 2 6 Infrastruktur Kondisi Rel Baik 5 Kondisi Gerbong Kereta Baik 5 Kondisi Jalan Sekitar Baik 5 7 Tarif Tarif Perjalanan Kereta 133 rb per orang atau 4 juta/30 orang Kereta Uap Mak Itam dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Kereta Uap Mak Itam mencapai Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 5 20% 1 Aksesibilitas 3.33 20% 0.67 Konsep 2 15% 0.30 Kunjungan 1 20% 0.20 Fasilitas 2 10% 0.20 Infrastruktur 5 15% 0.75 Total 3.12


Kereta Uap Tasikmadu Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 64 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 3.3 Jarak ke Alun-alun Karanganyar 5 Jarak dari akomodasi 3.6 Jarak ke Tamansari Hotel & Convention Centre 1 Wisata lain 3 Edupark Dirgantara Karanganyar 1 2 Aksesibilitas Akses Jalan Jalan Kolektor 4 Pintu Masuk atau Keluar Toll 8.2 Jarak ke Gerbang Toll Karanganyar 3 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 12.5 Jarak ke Stasiun Solo Kota 1 3 Konsep Mengusung tema wisata sejarah, wisata alam, komersial dan kuliner 4 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Penumpang Kereta per Bulan 560 Asumsi jalan 2 x seminggu dengan kapasitas maks 100 org 4 5 Fasilitas a.Fasum b.Fasilitas Komersial Perjalanan gerbong ekonomi dengan dilengkapi fasum, komersial dan objek wsiata terintegrasi 4 6 Infrastruktur Kondisi Rel Baik 4 Kondisi Gerbong Kereta Baik 4 Kondisi Jalan Sekitar Baik 4 7 Tarif Tarif Perjalanan Kereta 15 rb/ orang dengan kas Kereta Uap Tasikmadu dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Kereta Uap Tasikmadu mencapai Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 2.33 20% 0.47 Aksesibilitas 2.67 20% 0.53 Konsep 4 15% 0.60 Kunjungan 4 20% 0.8 Fasilitas 5 10% 0.75 Infrastruktur 5 15% 0.75 Total 3.65


Kereta Uap Loco Tour Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 65 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 35 Jarak ke Kota Blora 1 Jarak dari akomodasi 1.5 Jarak ke Top Star Hotel 4 Wisata lain 3 Jarak ke MC Edupark 1 2 Aksesibilitas Akses Jalan Berada di Jalan Lingkungan yang dilewati satu mobil 1 Pintu Masuk atau Keluar Toll 3.4 Rencana exit toll di Padangan 5 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 4 Jarak dari terminal cepu 1 3 Konsep Rencana pengembangan akan mengintgrasikan konsep wisata alam,edukasi,kuliner,budaya dan komersial 5 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Penumpang Kereta per Bulan 202 Loko Drensine (6 orang per hari) ; Loko Kereta Ruston (30 orang) 2x seminggu 1 5 Fasilitas a.Fasum b.Fasilitas Komersial Perjalanan kereta dengan standar gerbong ekonomi dilengkapi dengan objek wisata terintegrasi, area komersial dan fasum 4 6 Infrastruktur Kondisi Rel Baik Kondisi Gerbong Kereta Baik Kondisi Jalan Sekitar Baik 7 Tarif Tarif Perjalanan Kereta 141,667/ orang atau 17 juta untuk 120 orang Kereta Uap Loco Tour dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Kereta Uap Loco Tour mencapai Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 2 20% 0.4 Aksesibilitas 2.33 20% 0.47 Konsep 5 15% 0.75 Kunjungan 1 20% 0.2 Fasilitas 5 10% 0.5 Infrastruktur 5 15% 0.75 Total 3.07


Analisis Positioning Loco Tour Kesimpulan Analisis Positioning Harga psoitioning ditentukan berdasarkan tarif per km dari tiap kompetitor untuk mempermudah menentukan harga yang layak bagi penumpang kereta untuk setiap etape. Berdasarkan hasil regresi dari positioning, tarif yang layak diterapkan untuk loco tour per km adalah sebagai berikut : Tarif per Km : 426,160 x poin – 453,159 : 426.160 x 3.07-453.159 : 853,752 Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 66 4.1.3 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis Nama Poin Tarif Kereta Uap Jaladara 3.7 583,333 Kereta Uap Ambarawa 3.52 1,288,889 Kereta Uap Mak Itam 3.12 888,889 Kereta Uap Loko Tour 3.07 739,130 Kereta Uap Tasikmadu 3.65 1,500,000 Loco Tour y = 426160x - 453159 R² = 0.1104 - 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 1,400,000 1,600,000 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 TARIF PER KM POIN Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis Etape Jarak (km) Tarif/km Tarif per Etape (Rp) Tarif/orang/etape 1 2 853,732 1,707,463.33 14,228.86 2 13 11,098,511.67 92.487,60 3 8 6.829,853.33 56.915,44 Tarif per Etape ini ditentukan dengan mengalikan estimasi panjang rel dengan tarif per km yang dihasilkan dari positioning. Sedangkan tarif per orang per etape ditentukan dengan membagi tarif per etape dengan kapasitas kereta uap yang diasumsikan dapat mencapai 120 orang. Tarif ini tidak bersifat mutlak untuk diterapkan namun dapat disesuaikan berdasarkan willingness to pay (kemampuan untuk membayar responden) serta fasilitas yang diberikan.


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 67 4.1.4 Lesson Learned Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis Setiap objek wisata tentu memiliki keunggulan berupa keunikan dan daya tarik dalam menarik pengunjung. Dalam konteks objek wisata, faktor lokasi dan fasilitas menjadi penentu dalam menarik wisatawan. Berikut ini adalah lesson learned yang didapatkan dalam melakukan studi kompetitor dari masing-masing objek wisata kereta uap : Komponen Jaladara Ambarawa Mak Itam Sondokoro Lokasi & Aksesibilitas Terletak di pusat kota Surakarta dengan kemudahan akses berbagai moda (KRL, KAI, Toll), banyak pengembangan strategis diantaranya Pendidikan & pusat bisnis Terletak di persimpangan jalan antara akses tol Bawen dan jalur semarang – jogja. Kereta api Ambarawa dapat ditempuh hanya dengan 1 jam dari pusat provinsi Jawa Tengah Merupakan bagian dari Kawasan pariwisata yang memiliki nilai sejarah tinggi pada masa colonial. Terletak di hinterland Kota Surakarta Konsep Pengembangan Integrasi nilai budaya dan sejarah seperti Kawasan batik dan lodji Gandrung yang erat kaitannya dengan Kasunanan Surakarta. Menjadikan stasiun Ambarawa sebagai stasiun kereta sejarah dan wisata. Selain itu menyajikan perjalanan dengan keindahan alam persawahan Menjadikan stasiun sebagai museum sejarah perkereta apian di Sawahlunto Konsep wisata terintegrasi dengan segmentasi keluarga. Pengalaman Perjalanan Nuansa kereta uap tengah kota Surakarta yang dipandu oleh pemandu yang memahami konteks sejarah Perjalanan wisata alam Integrasi perjalanan yang kental akan nilai sejarah dengan perpaduan nuansa alam yang indah (bukit barisan) Pengalaman perjalanan di Kawasan pabrik tebu dan edukasi mengenai pengolahan tebu Fasilitas & Atraksi Pendukung • Integrasi dengan Kawasan wisata sekitar (jelajah kota Solo) dengan menggunakan bus Werkudara • Gerbong dan kereta uap Gerbong dan kereta uap Gerbong dan kerea uap • Diversivikasi wahana seperti playground, kora-kora, bianglala, studio, taman air dan sebagainya. • Terdapat meeting hall untuk pertemuan • Serta Kawasan olahraga Lain-lain - Ada promosi yang massif oleh pihak KAI - -


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 68 4.1.4 Lesson Learned Analisis Positioning Loco Tour Terhadap Pengembangan Sejenis Berdasarkan lesson learned terhadap objek wisata kereta uap di Indonesia, ada beberap hal yang bisa diterapkan untuk menarik dan meningkatkan intensitas pengunjung di Loko Tour yaitu sebagai berikut : Integrasi Daya Tarik Wisata Mengintegrasikan rute dengan wisata budaya/sejarah /komersial serta menonjolkan keindahan alam agar perjalanan semakin menarik Profesional Tour Guide Menghadirkan pemandu wisata untuk menghidupkan suasana dan memberikan total experience kepada wisatawan Pengembangan Aset dan Wahana Memperbanyak variasi wahana, optimalisasi aset untuk aktivitas penunjang wisatawan dan menghidupkan kembali kereta uap sebagai salah satu daya tarik perjalanan kereta api Promosi dan Pemasaran Promosi yang berkelanjutan khususnya melalui sosial media


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 69 4.2 Analisa Positioning terhadap Pengembangan DTW Unggulan Kab. Blora Pengembangan DTW di Kab. Blora sebagian besar merupakan wisata alam dan rekreasi. Persebaran DTW alam berada jauh dari pusat kota yaitu Goa Terawang dan Bukit Kunci yang memanfaatkan panorama goa dan bukit untuk wisata edukasi. Persebaran DTW rekreasi terdapat di pusat Kota Blora dan di sisi utara kota yang terintegrasi dengan Waduk Tempuran, sebagian besar rekreasi berupa rekreasi permainan air yang ditujukan bagi anak-anak. MC Edupark 7 5 Goa Terawang Waduk Tempuran 1 6 Kampung Bluron 4 Bukit Kunci Tirtonadi 2 3 Sarbini No Daya Tarik Wisata (DTW) 1 Waduk Tempuran 2 Tirtonadi 3 Sarbini 4 Bukit Kunci 5 Goa Terawang 6 Kampung Bluron 7 MC Edupark 1 2 3 4 5 6 7 4.2.1 Sebaran DTW Unggulan Kab Blora


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 70 4.2.2 Profil DTW Unggulan Kab Blora Taman Tirtonadi Sarbini Bukit Kunci Berlokasi di Desa Tempuran Kecamatan Blora Kabupaten Blora, Waduk Tempuran merupakan wisata alam buatan yang memberikan pengalaman kepada pengunjung berupa view air dan bentang alam persawahan Desa Tempuran. Wisatawan juga dapat berkeliling menikmati keindahan waduk dengan speedboat atau mengunjungi rumah makan di sekitarnya. Kawasan wisata Tirtonadi merupakan kompleks rekreasi yang terletak di pusat kota Blora Penekanan Taman Tirtonandi adalah Wisata Taman Budaya dan Seni. Di Taman Tirtonandi terdapat kolam renang, panggung pagelaran, foodcourt, kebun binatang mini yang berisi beraneka macam burung dan rusa, dan Museum Mahameru Blora. Taman Tirtonandi ini juga memberikan atraksi kuliner di malam hari sehingga cukup digemari oleh anak muda. Taman Sarbini berlokasi diseberang Kantor DPRD di Jl. Ahmad Yani Blora. Wisata taman sarbini merupakan wisata bermain buatan dengan konsep Water Splash, menargetkan pengunjung usia anak-anak dan keluarga. Terdapat area bermain tambahan pada Taman Sarbini seperti kebun binatang mini, komedi putar, sewa otoped, atv, bioskop 3 dimensi, dll. Wisata Bukit Kunci merupakan kawasan wisata alam dan edukasi. Bukit Kunci merupakan kawasan wisata yang memanfaatkan lokasinya yang berada di perbukitan dengan view alam yang indah sehingga fasilitas yang disediakan dalam wisata ini sebagian besar merupakan spot foto. Selain itu, Bukit Kunci memiliki kebun bunga yang menarik minat warga dan wisatawan. Hal ini disertai dengan edukasi mengenai hidroponik. Dengan demikian, warga yang berwisata pada Bukit Kunci mendapatkan keuntungan view alam yang menarik serta edukasi tambahan mengenai tanaman hidroponik yang berada di bukit. Waduk Tempuran


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 71 4.2.2 Profil DTW Unggulan Kab Blora Goa Terawang Goa Terawang merupakan salah satu wisata alam yang dikenal dalam Kab. Blora. Hal ini karena view goa yang indah dan terawat menjadikan kawasan wisata menarik minat pengunjung. Meskipun lokasinya jauh dari Kota Blitar, akan tetapi jalan menuju wisata Goa Terawang tidak sulit dan masih terjangkau dengan mobil. Goa Terawang memiliki keunggulan view goa, hutan jati, dan monyet. Terdapat pengunjung yang memiliki kesan Goa Terawang mirip dengan Sangeh Monkey Forest di Bali. Kampung Bluron Wisata Kampung Bluron merupakan wisata rekreasi buatan dengan tema water park yang dilengkapi dengan fasilitas kolam renang, berbagai macam rekreasi air, dan restoran. Wisata Kampung Bluron ramai dengan pengunjung terutama di hari weekend dan sebagian besar pengunjung berupa anak-anak. Meskipun jauh dari Kota Blora, akan tetapi lokasi wisata terintegrasi dengan Waduk Tempuran yang juga merupakan salah satu DTW unggulan Kab. Blora Migas Cepu Edupark Wisata Migas Cepu Edupark merupakan wisata dengan tema edukasi migas dan taman rekreasi yang berlokasi di Wonotejo, Cepu. Wahana yang ditawarkan adalah taman bermain air, sarana untuk olahraga, ATV, paint ball, archery hingga spot untuk foto. Awalnya kawasan ini merupakan lahan yang kritis, lalu dikelola oleh PPSDM Migas menjadi tempat bermain sekaligus untuk mengedukasi masyarakat dalam hal kegiatan kemigasan.


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 72 4.2.3 Parameter Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan Variabel Analisis Positioning: 1. Lokasi eksisting DTW 2. Aksesibilitas 3. Konsep 4. Kunjungan wisatawan 5. Fasilitas 6. Infrastruktur Interval nilai untuk parameter setiap indicator dalam variable ditentukan berdasarkan batas minimal dan maksimal dari 8 DTW. 1) Variabel Lokasi Eksisting Indikator dari lokasi eksisting terdiri dari: a. Jarak terhadap pusat kabupaten atau kota b. Jarak terhadap akomodasi c. Jarak terhadap spot wisata lainnya Indikator yang ketiga digunakan untuk menilai integrasi wisata dari DTW tersebut sesuai dengan integrasi wisata yang disebutkan dalam RIPARDA Kab. Blora. Penilaian untuk variable ini, semakin dekat jaraknya maka poin semakin besar. a) Jarak Terhadap Pusat Kabupaten/Kota Kriteria Poin 1-8,18 5 8,19-15,37 4 15,38-22,56 3 22,57-29,75 2 >29,76 1 Analisis positioning dilakukaan dengan metode kualitatif-kuantitatif melalui skoring dan pembobotan. Terdapat enam variable yang digunakan sebagai tolok ukur penilaian terhadap delapan DTW unggulan yang ada di Kab. Blora. b) Jarak Terhadap Akomodasi Kriteria Poin 0,2-5,82 5 5,83-11,45 4 11,46-17,08 3 17,09-22,71 2 >22,72 1 c) Jarak Terhadap Pusat Kabupaten/Kota Kriteria Poin 0,6-3,4 5 3,5-6,3 4 6,4-9,2 3 9,3-12,1 2 >12,2 1 P: R/K P: Range Kriteria R: (Nilai Tertinggi-Terendah) K: Jumlah Kelas


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 73 4.2.3 Parameter Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan 2) Variabel Aksesibilitas: Sub-variable dari aksesibilitas terdiri dari: a. Stasiun, Terminal, dan angkutan umum b. Jenis Jalan c. Akses Pintu Masuk atau Keluar Toll Selain integrasi DTW terhadap wisata lainnya, tentunya kebutuhan terhadap integrasi angkutan umum dibutuhkan untuk kemudahan dalam mobilisasi wisatawan. Indikator yang pertama dinilai dari jarak DTW terhadap stasiun, terminal, ataupun angkutan umum terdekat. Jenis Jalan digunakan untuk mempertimbangkan kemudahan mencapai kawasan wisatanya. Dalam hal ini jika Jalan merupakan Jalan lingkungan yang hanya dapat dilalui oleh 1 mobil maka poin yang didapatkan DTW tersebut merupakan poin terendah. Akses pintu masuk atau keluar toll menggunakan rencana exit toll Padangan yang akan menjadi exit toll baru dan lebih dekat dengan Kec. Cepu. a) Stasiun,Terminal atau Angkutan Umum Kriteria Poin 0-7,44 5 7,45-14,89 4 14,90-22,34 3 22,35-29,79 2 >29,80 1 Variabel aksesibilitas digunakan untuk menilai kemudahan wisatawan untuk menjangkau DTW di Blora. Variabel ini dijabarkan menjadi 3 indikator untuk menilai kemudahan akses menggunakan angkutan umum atau angkutan pribadi. b) Jenis Jalan Kriteria Poin Berada di Jalan Arteri 5 Berada di Jalan Kolektor 4 Berada di Jalan Lokal 3 Berada di Jalan Lingkungan yang dilewati 2 mobil 2 Berada di Jalan Lingkungan yang dilewati 1 mobil 1 c) Akses Pintu Masuk atau Keluar Toll Kriteria Poin 4,4-18,28 5 18,29-32,16 4 32,17-46,04 3 46,05-59,92 2 >59,92 1


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 74 4.2.3 Parameter Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan 3) Variabel Konsep Konsep wisata yang paling mendasar dalam penilaian ini berupa wisata alam. Konsep wisata alam dinilai sebagai konsep paling dasar karena wisata alam memanfaatkan eksistensi dan keindahan alam yang kemudian dikomersialkan menjadi sebuah tempat wisata. Dalam kata lain, konsep wisata alam tidak banyak melakukan pembangunan atau perubahan untuk menciptakan sebuah wisata untuk rekreasi. Variabel konsep digunakan untuk menilai ketertarikan DTW. Ketertarikan DTW juga dinilai dengan variable intensitas pengunjung untuk melihat nilai ketertarikan tersebut secara lebih kuantitatif. Sementara itu, variable fasilitas digunakan untuk menilai kelengkapan fasilitas yang ditawarkan DTW. 4) Variabel Intensitas Pengunjung Interval nilai dalam variable intensitas pengunjung menggunakan data pengunjung kawasan wisata tahun 2020. Intensitas pengunjung menilai ketertarikan DTW menurut jumlah pengunjung wisata baik dari warga local atau wisatawan luar. Pada dasarnya untuk menentukan nilai interval dalam variable ini, digunakan data intensitas pengunjung per tahun. Jumlah pengunjung pertahun kemudian dibagi dan diasumsikan sebagai nilai intensitas pengunjung perbulan. Setelah itu, untuk mengetahui nilai interval digunakan jumlah pembagian antara selisih jumlah pengunjung DTW paling tinggi dan DTW paling rendah dengan bilangan pembagi 5. Kriteria Poin Pengembangan kawasan wisata yang terintegrasi dengan keindahan alam, rekreasi, budaya,kuliner,komersial dan nilai histori yang kuat 5 Wisata sejarah, pemandangan alam, komersial, rekreasi dan kuliner 4 Wisata pemandangan alam, rekreasi, dan kuliner 3 Wisata pemandangan alam dan rekreasi 2 Wisata pemandangan alam 1 Kriteria Poin >7677 5 5881-7677 4 4083-5880 3 2285-4082 2 487-2284 1 5) Variabel Fasilitas Variabel fasilitas menggunakan penambahan poin untuk setiap fasilitas eksisting yang tersedia di masing-masing DTW. Kawasan wisata dengan fasilitas yang terlengkap memiliki poin tertinggi yaitu 5. Kelengkapan fasilitas dinilai berdasarkan review pengunjung dalam laman Google Review yang dapat dilihat melalui Google Maps kawasan wisata. Dengan kata lain, kelengkapan fasilitas tentunya mempengaruhi kenyamanan pengunjung ketika memanfaatkan kawasan wisata yang ada untuk tujuan rekreasi dan wisata edukasi. Kriteria Penambahan Poin Retail 1 Kuliner/Restoran 1 Tempat Ibadah 1 Tempat Pertemuan (Gazebo/aula) 1 Toilet 1


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 75 4.2.3 Parameter Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan 6) Variabel Infrastruktur Indikator dari infrastruktur terdiri dari: a. Kondisi wisata alam b. Kondisi bangunan c. Kondisi jalan sekitar Ketiga indicator digunakan untuk menilai kondisi infrastruktur yang ada dalam kawasan wisata pada masing-masing DTW. Indikator kondisi alam menilai kondisi vegetasi dan ruang terbuka hijau (jika ada) pada kawasan wisata. Atribut hijau dinilai penting untuk dirawat karena merupakan salah satu elemen terpenting untuk memberikan kesan relaksasi dalam tempat wisata dan rekreasi, hal ini juga memberikan manfaat Kesehatan psikis dan fisik dari pengunjung. Indikator kondisi bangunan dan jalan sekitar dinilai berdasarkan kenyamanan pengunjung. Penilaian ini ditinjau dari Google Review yang ditinggalkan pengunjung dalam Google Maps masing-masing DTW. Dengan ini, penilaian dilakukan berdasarkan experience pengunjung yang menghabiskan waktunya di setiap DTW. Variabel infrastruktur digunakan untuk menilai kondisi infrastruktur eksisting. Variabel ini dibagi menjadi tiga indikator untuk menilai secara lebih detail terhadap kondisi bangunan dan jalanan pada kawasan wisata. a) Kondisi Wisata Alam Kriteria Poin Baik 5 4 Cukup 3 2 Rusak Total 1 b) Kondisi Bangunan Kriteria Poin Baik 5 4 Cukup 3 2 Rusak Total 1 c) Kondisi Jalan Sekitar Kriteria Poin Baik 5 4 Cukup 3 2 Rusak Total 1


Waduk Tempuran Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 76 4.2.4 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 11 Jarak ke alun-alun Blora 4 Jarak dari akomodasi 9,8 Jarak ke Hotel Reddoorz near Stadion Kridosono Blora 4 Wisata lain 1,5 Jarak ke Kampung Bluron 5 2 Aksesibilitas Akses Jalan 1 Jalan Lingkungan 1 Mobil 1 Pintu Masuk atau Keluar Toll 41,7 Exit tol Padangan 3 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 11 Jarak ke Terminal Gagak Rimang Blora 4 3 Konsep 3 Wisata pemandangan alam, rekreasi, dan kuliner 3 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Pengunjung 5848 per bulan 3 5 Fasilitas Umum 3 Restoran Kamar mandi / toilet umum Ruang pertemuan 3 6 Infrastruktur Kondisi Wisata Alam 5 Baik 5 Kondisi Bangunan 3 Cukup 3 Kondisi Jalan Sekitar 3 Cukup 3 7 Tarif Tarif Masuk Rp15.000 0 DTW unggulan Waduk Tempuran dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Waduk Tempuran mencapai 3,3. Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 4,3 20% 0,86 Aksesibilitas 2,6 20% 0,53 Konsep 3 15% 0,45 Kunjungan 3 20% 0,6 Fasilitas 3 10% 0,3 Infrastruktur 3,6 15% 0,55 Total 3,3


Tirtonandi Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 77 4.2.4 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan DTW unggulan Tirtonandi dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Taman Tirtonandi mencapai 3,57. No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 1 Jarak ke alun-alun Blora 5 Jarak dari akomodasi 0,2 Jarak ke Hotel Blora Indah 5 Wisata lain 1,6 Jarak ke Taman Mustika 5 2 Aksesibilitas Akses Jalan 2 Jalan Lingkungan 2 Mobil 2 Pintu Masuk atau Keluar Toll 36,6 Exit tol Padangan 3 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 3,2 Jarak ke Terminal Gagak Rimang Blora 5 3 Konsep 4 Wisata sejarah, pemandangan alam, komersial, rekreasi dan kuliner 3 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Pengunjung 1156 per bulan 1 5 Fasilitas Umum 5 Restoran Retail Kamar mandi / toilet umum Ruang pertemuan Tempat Ibadah 5 6 Infrastruktur Kondisi Wisata Alam 5 Baik 5 Kondisi Bangunan 5 Baik 5 Kondisi Jalan Sekitar 5 Baik 5 7 Tarif Tarif Masuk Rp7.000 0 Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 5 20% 1,00 Aksesibilitas 3,33 20% 0,67 Konsep & MP 3 15% 0,45 Kunjungan 1 20% 0,20 Fasilitas 5 10% 0,50 Infra 5 15% 0,75 Total 3,57


Sarbini Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 78 4.2.4 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan DTW unggulan Water Splash Sarbini dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Sarbini mencapai 3,6. No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 2 Jarak ke alun-alun Blora 5 Jarak dari akomodasi 0,3 Jarak ke Hotel Reddoorz near Stadion Kridosono Blora 5 Wisata lain 0,6 Jarak ke Taman Mustika 5 2 Aksesibilitas Akses Jalan 4 Jalan Kolektor 4 Pintu Masuk atau Keluar Toll 36,4 Exit tol Padangan 3 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 3 Jarak ke Terminal Gagak Rimang Blora 5 3 Konsep 3 Wisata pemandangan alam, rekreasi, dan kuliner 3 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Pengunjung 1841 per bulan 1 5 Fasilitas Umum 4 Restoran Retail Kamar mandi / toilet umum Ruang pertemuan 4 6 Infrastruktur Kondisi Wisata Alam 5 Baik 5 Kondisi Bangunan 5 Baik 5 Kondisi Jalan Sekitar 5 Baik 5 7 Tarif Tarif Masuk Rp15.000 0 Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 5 20% 1 Aksesibilitas 4 20% 0,8 Konsep & MP 3 15% 0,45 Kunjungan 1 20% 0,2 Fasilitas 4 10% 0,4 Infra 5 15% 0,75 Total 3,6


Bukit Kunci Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 79 4.2.4 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 14 Jarak ke Kota Blora 4 Jarak dari akomodasi 13,5 Jarak ke RedDoorz near Stadion Kridosono Blora 3 Wisata lain 3,4 Jarak ke Waduk Seloparang 5 2 Aksesibilitas Akses Jalan 1 Jalan Lingkungan 1 mobil 1 Pintu Masuk atau Keluar Toll 32,4 Rencana exit tol Padangan 3 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 10,5 Jarak ke Terminal Gagak Rimang 4 3 Konsep 3 Wisata pemandangan alam, rekreasi, dan kuliner 3 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Pengunjung 487 per bulan 1 5 Fasilitas Umum 3 musholla, gazebo, cafeteria, aula 3 6 Infrastruktur Kondisi Wisata Alam 5 Baik 5 Kondisi Bangunan 5 Baik 5 Kondisi Jalan Sekitar 3 Cukup 3 7 Tarif Tarif Masuk Rp3.000 0 DTW unggulan Bukit Kunci dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Bukit Kunci mencapai 2,93. Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 4,0 20% 0,80 Aksesibilitas 2,7 20% 0,53 Konsep 3,0 15% 0,45 Kunjungan 1,0 20% 0,20 Fasilitas 3,0 10% 0,30 Infrastruktur 4,3 15% 0,65 Total 2,93


Goa Terawang Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 80 4.2.4 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 36,9 Jarak ke Kota Blora 1 Jarak dari akomodasi 28,3 Jarak ke Hotel Rheyzo 1 Wisata lain 1,5 Jarak ke Waduk Tempuran 5 2 Aksesibilitas Akses Jalan 3 Jalan Lokal 3 Pintu Masuk atau Keluar Toll 73,8 Rencana exit tol Padangan 1 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 40,2 Jarak ke Terminal Gagak Rimang 1 3 Konsep 2 Wisata pemandangan alam, rekreasi 2 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Pengunjung 1388 per bulan 1 5 Fasilitas Umum 2 kolam renang, ATV, gazebo untuk istirahat, permainan anak anak. 2 6 Infrastruktur Kondisi Wisata Alam 5 Baik 5 Kondisi Bangunan 5 Baik 5 Kondisi Jalan Sekitar 4 Cukup baik 4 7 Tarif Tarif Masuk Rp7.000 0 DTW unggulan Goa Terawang dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Goa Terawang mencapai 2,2. Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 2,3 20% 0,47 Aksesibilitas 1,7 20% 0,33 Konsep 2,0 15% 0,30 Kunjungan 1,0 20% 0,20 Fasilitas 2,0 10% 0,20 Infrastruktur 4,7 15% 0,70 Total 2,2


Kampung Bluron Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 81 4.2.4 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 10,9 Jarak ke Kota Blora 4 Jarak dari akomodasi 11,3 Jarak ke Hotel Mustika 4 Wisata lain 14,6 Jarak ke Sabrangan Forest Park 1 2 Aksesibilitas Akses Jalan 3 Jalan Lokal 3 Pintu Masuk atau Keluar Toll 40,3 Rencana exit tol Padangan 3 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 10 Jarak ke Terminal Gagak Rimang 4 3 Konsep Wisata pemandangan alam, rekreasi, dan kuliner 3 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Pengunjung 3611 per bulan 2 5 Fasilitas Umum 2 Restoran, Tempat bermain anak-anak, Kamar mandi/toilet 2 6 Infrastruktur Kondisi Wisata Alam 5 Baik 5 Kondisi Bangunan 5 Baik 5 Kondisi Jalan Sekitar 2 Kurang Baik 2 7 Tarif Tarif Masuk Rp15.000 0 DTW unggulan Kampung Bluron dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Kampung Bluron mencapai 2,92 Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 3 20% 0,60 Aksesibilitas 3,3 20% 0,67 Konsep 3 15% 0,45 Kunjungan 2 20% 0,40 Fasilitas 2 10% 0,20 Infrastruktur 4 15% 0,60 Total 2,92


Edupark Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 82 4.2.4 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan DTW unggulan Migas Cepu Edupark dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Edupark mencapai 4,4 No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 33,9 Jarak ke alun-alun Blora 1 Jarak dari akomodasi 1,2 Jarak ke Grand Cepu Hotel 5 Wisata lain 1,1 Jarak ke Taman Seribu Lampu 5 2 Aksesibilitas Akses Jalan 4 Jalan Kolektor 4 Pintu Masuk atau Keluar Toll 4,4 Exit tol Padangan 5 Stasiun atau Terminal / Angkutan umum 2,3 Terminal Cepu 4 3 Konsep 4 Wisata sejarah, pemandangan alam, komersial, rekreasi dan kuliner 4 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Pengunjung 9475 per bulan 5 5 Fasilitas Umum 5 Restoran Retail Kamar mandi / toilet umum Ruang pertemuan Tempat Ibadah 5 6 Infrastruktur Kondisi Wisata Alam 5 Baik 5 Kondisi Bangunan 5 Baik 5 Kondisi Jalan Sekitar 4 Cukup Baik 4 7 Tarif Tarif Masuk Rp20.000 0 Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 3,7 20% 0,73 Aksesibilitas 4,3 20% 0,87 Konsep & MP 4,0 15% 0,60 Kunjungan 5,0 20% 1,00 Fasilitas 5,0 10% 0,50 Infrastruktur 4,7 15% 0,70 Total 4,4


Loco Tour Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 83 4.2.4 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan DTW unggulan Loko Tour dinilai berdasarkan parameter dan indicator yang telah ditetapkan. Poin yang dimiliki Loco Tour mencapai 3,5 No. Parameter Sub Parameter Nilai Deskripsi Poin 1 Lokasi Jarak dari pusat kota 33 Jarak ke Kota Blora 1 Jarak dari akomodasi 1,5 Jarak ke Top Star Hotel 5 Wisata lain 1,8 Kota Cepu Pertamina 5 2 Aksesibilitas Akses Jalan 1 Jalan lingkungan 1 mobil 1 Pintu Masuk atau Keluar Toll 3,4 Rencana exit toll di Padangan 5 Stasiun atau Terminal 4 Jarak dari terminal cepu 5 3 Konsep 5 Pengembangan kawasan wisata yang terintegrasi dengan keindahan alam, rekreasi,budaya,kuliner,komersi al dan nilai histori yang kuat 5 4 Kunjungan Wisatawan Intensitas Pengunjung 248 Loko Drensine (6 orang per hari) ; Loko Kereta Ruston (25 orang) 2x seminggu 1 5 Fasilitas Umum 4 Retail, Kamar mandi / toilet umum Ruang pertemuan, Tempat Ibadah 4 6 Infrastruktur Kondisi Wisata Alam 4 Cukup Baik 4 Kondisi Bangunan 5 Baik 5 Kondisi Jalan Sekitar 5 Baik 5 7 Tarif Rp10.000 0 Parameter Poin Bobot Skor Akhir Lokasi 3,7 0,2 0,73 Aksesibilitas 3,7 0,2 0,73 Konsep 5,0 0,15 0,75 Kunjungan 1,0 0,2 0,20 Fasilitas 4,0 0,1 0,40 Infrastruktur 4,7 0,15 0,70 Total 3,52


Analisis Positioning Loco Tour Berdasarkan poin dan tarif yang dianalisis, terdapat harga layak Loco Tour. Analisis harga layak Loco Tour berdasarkan analisis regresi positioning Loco Tour terhadap DTW unggulan. Kesimpulan Analisis Positioning Harga layak tiket masuk Kawasan Loco Tour sebesar Rp12.639 saat ini. Tidak jauh berbeda dengan harga tiket eksisting sebesar RP10.000. Harga layak dipengaruhi oleh konsep pengembangan yang akan dikembangkan. Tentu dengan adanya pengembangan fasilitas, konsep, dsb. akan memengaruhi pengembagan wisata dan penyesuaian tarif Loco Tour. Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 84 4.2.4 Analisis Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan Nama Poin Tarif Waduk Tempuran 3,30 Rp15.000 Tirtonadi 3,57 Rp7.000 Sarbini 3,60 Rp15.000 Bukit Kunci 2,93 Rp3.000 Goa Terawang 2,20 Rp7.000 Kampung Bluron 2,92 Rp15.000 Edupark 4,40 Rp20.000 Loco Tour 3,52 Rp10.000 y = 5362.1x - 6217.3 R² = 0.3734 Rp- Rp5,000 Rp10,000 Rp15,000 Rp20,000 Rp25,000 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 Tarif Positioning Tarif Tarif Linear (Tarif)


Komponen MC Edupark Waduk Tempuran Taman Tirtonadi Lokasi & Aksesibilitas Terletak di pusat kota Cepu dengan kemudahan akses jalan yang lebar Terletak di pusat kota Blora Konsep Pengembanga n Kawasan wisata keluarga serta edukasi MIGAS Menjadikan nuansa alam sebagai daya Tarik unggulan kawasan Tempat kumpul muda mudi yang dilengkapi dengan sentra kuliner dan pameran seni. Kawasan ini menjadi referensi bagi kaum muda. Fasilitas & Atraksi Pendukung • Fasiltias lengkap dari wahana anak-anak, rumah makan, foodcourt, dan Gedung pertemuan • Wahana unggulan berupa kolam renang & waterboom • Ticketing modern • Kawasan parkir yang memadai & sejuk Tempat nongkrong, pencahayaan yang unik (lampion) Lain-lain Terdapat informasi mengenai alat-alat MIGAS - Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 85 4.2.5 Intisari Positioning Loco Tour Terhadap DTW Unggulan Key takeaways pengembangan Loco Tour Untuk pengembangan Loco Tour : 1. Fasilitas-infrastruktur yang baik dan kondisi alam yang terawat mampu meningkatkan intensitas pengunjung 2. Penataan sirkulasi yang nyaman bagi peng unjung: sirkulasi dalam area bermain dan si rkulasi parkir. 3. Kelengkapan fasilitas (ruang pertemuan, te mpat ibadah, restoran, retail) dengan kondisi bangunan yang baik 4. Penekanan pada keunggulan konsep Loco Tour yakni konsep edukasi-perjalanan dengan nilai historis tinggi 5. Memanfaatkan vegetasi sebagai tree shed untuk lokasi yang kemungkinan terpapar sinar matahar. 6. Kondisi infrastruktur khas yang dirawat untuk tetap menjaga daya tarik, contohnya penambahan ciri khas kawasan wisata dengan public art untuk menambahkan ketertarikan. 7. Keragaman atraksi seperti adanya taman bermain, alat-alat edukasi, pusat jajanan juga pementasan dapat menjangkau berbagai segmen (keluarga hingga anak muda)


Demografi Responden Terdapat beberapa hal yang ditanyakan untuk memenuhi kebutuhan informasi terkait target market dari responden, informasi tersebut adalah sebagai berikut : • Usia • Jenis Kelamin • Pendapatan • Domisili • Pendidikan • Pekerjaan • Pendapatan • Lokasi Kereta Uap yang pernah dikunjungi Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 86 4.4 Studi Permintaan Pengembangan Locotour 4.4.1 Parameter Studi Permintaan Pengembangan Locotour Pengalaman & Preferensi Fasilitas Dalam bagian ini pertanyaan bertema pengalaman responden saat menaiki kereta uao dan prefensi fasilitas yang diinginkan pada saat Loco Tour akan dikembangkan. Informasi yang ditanyakan adalah sebagai berikut : • Media Informasi Pemasaran Kereta Uap • Tujuan Berkunjung ke Objek Wisata Kereta Uap • Intensitas Berkunjung ke Objek Wisata Kereta Uap • Hari Berkunjung • Waktu Terakhir Berkunjung • Partner Berkunjung • Pengatur Kunjungan • Biaya yang Dikeluarkan saat Berkunjung • Transportasi yang digunakan • Length of Stay • Akomodasi yang digunakan • Kesan terhadap Objel Wisata Kereta Uap • Aktivitas yang dilakukan saat berwisata • Atraksi atau Objek Wisata Lain yang perlu diintegrasikan • Produk atau Barang yang diinginkan dalam kawasan Willingness To Pay dan Minat terhadap Pengembangan Locotour Bagian ini mengkonfirmasi rencana pengembangan yang menarik bagi responden serta rentang biaya yang mau dibayarkan untuk menikmati rencana pengembangan tersebut. Informasi yang digunakan adalah sebagai berikut: • Preferensi terhadap Rencana Pengembangan • Willingness To Pay terhadap layanan perjalanan standar ekonomi • Willingness To Pay terhadao layanan perjalanan standar eksekutif


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 87 Peta Sebaran Domisili Responden Blora Semarang Jumlah responden 2-9 10-17 18-25 26-33 34-41 42-49 50-57 Mayoritas responden berasal dari Kabupaten Blora (23%), Semarang (7%), dan Surabaya (4%).


Semarang Pangandaran Kebumen Madiun Bojonegoro Mojokerto Blora Pamekasan Solo Ambarawa Cepu Madukismo Sondokoro Klaten Kediri Kereta Wisata Ambarawa 34% Loco Tour Cepu 42% Jaladara Loco Tour 8% Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 88 Peta Sebaran Pengalaman Wisata Kereta Uap Responden Dengan mayoritas responden dari titik asal Semarang dan Blora, wisata kereta uap yang paling banyak pernah dikunjungi responden adalah: 1. Loco Tour Blora: 42% 2. Kereta wisata Ambarawa: 34% 3. Jaladara Loco Tour, Solo: 8% : Perjalanan responden dari titik asal menuju wisata kereta uap


Cepu 23% Ambarawa 19% Solo 4% Madukismo 3% Sondokoro 1% Lainnya 4% Belum Pernah 46% PREFERENSI LOKASI KERETA UAP Media Cetak 10% Informasi Lisan 42% Media Elektronik 38% Biro Wisata 6% Lainnya 4% MEDIA INFORMASI Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 89 4.4.2 Hasil Studi Permintaan Pengembangan Locotour • Informasi responden ini akan memberikan highlight informasi yang berkaitan dengan status ekonomi dan lokasi kereta uap yang pernah dikunjungi oleh responden : • Jumlah orang yang menjadi responden adalah 231, dimana 126 (54%) pernah mengunjungi objek wisata kereta uap . • Status ekonomi mayoritas berasal dari status ekonomi menengah dan menengah ke bawah • Lokasi kereta wisata uap yang menjadi favorit adalah Loco Tour, dan Ambarawa. Media Informasi Pemasaran Strategi pemasaran yang berkembang dan paling berpengaruh di masyarakat adalah media elektronik dan informasi dari lisan ke lisan. Mayoritas masyarakat mendapatkan rekomendasi dari teman, karib, atau kerabatnya yang pernah melakukan kunjungan ke obyek wisata tersebut.


Produk Makanan Olahan UMKM 35% Produk Retail 9% Baju batik 13% Kerajinan Kayu jati 15% Merchandise berbentuk kereta api 28% PERMINTAAN PRODUK Pertunjukan Seni 13% Kolam Renang 6% Museum 24% Kuliner 30% Wisata Edukasi 27% PERMINTAAN OBJEK WISATA TAMBAHAN Kereta Api Tua bertenaga Uap 20% Perjalanan Wisata melewati Hutan Jati 23% Wisata Kuliner (Restoran berbentuk kereta) 16% Wisata Edukasi Kayu Jati 13% Wisata Sejarah 18% Pertunjukkan Seni 10% PREFERENSI TERHADAP OPSI PENGEMBANGAN KERETA API Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 90 4.4.2 Hasil Studi Permintaan Pengembangan Locotour Preferensi pasar terhadap pengembangan Loco Tour Cepu • Berdasarkan studi preferensi, wisatawan/responden menghendaki pengembangan kereta uap yang melewati hutan-hutan jati serta didukung informasi sejarah mengenai rute & kereta uap • Produk UMKM yang diharapkan adalah merchandise berbentuk kereta api dan olahan makanan (foodcourt) • Selanjutnya atraksi yang diharapkan diantanya wahana edukasi, kuliner serta museum kereta


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 91 4.4.2 Hasil Studi Permintaan Pengembangan Locotour WTP terhadap Kereta Kelas Ekonomi Informasi Pengalaman Wisata Kereta Uap ini akan memberikan informasi yang berkaitan dengan kebersediaan untuk membayar perjalanan kereta wisata dengan rentang tarif tertentu. Informasi yang menjadi highlight adalah sebagai berikut : Rata-rata Willingness to Pay Kelas Ekonomi Dari jumlah responden yang berjumlah 231 orang, hanya 230 orang yang mengisi ketersediaan tarif yang mereka bayarkan. Range willingness to pay berkisar dari angka Rp 15,000 hingga Rp 100,000 dengan rata-rata bernilai RP 41,478 . Dengan prosentase willingness to pay sebagai berikut : Rp 35,000 (54%) ; Rp 50,000 (32%) ; RP 65,000 (4%) ; Rp 20,000 & Rp 80,000 (3%) ; Rp 15,000 (2%) ; Rp 25000 (1%) ; Rp 100,000 (0 %) Rentang Willingness to Pay kelas Ekonomi berdasarkan generasi Dalam grafik terlihat bahwa generasi Y (28-41) merupakan generasi yang memiliki rentang willingness to pay yang paling beragam. Selain itu selisih jumlah ketiga generasi tidak terlalu signifikan ketika willingness to pay berada di angka Rp 35,000 hingga Rp 50,000 Rentang Penghasilan per Generasi Keragaman kebersediaan untuk membayar sepertinya dipicu oleh keragaman penghasilan antar generasi . Terlihat bahwa gen Y memiliki tingkat penghasilan beragam ketimbang generasi lainnya. Namun ternyata tingkat penghasilan yang lebih besar tidak lantas membuat willingness to pay untuk perjalanan kelas ekonomi semakin tinggi. 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Rp15,000 Rp20,000 Rp25,000 Rp35,000 Rp50,000 Rp65,000 Rp80,000 Rp100,000 Rentang WTP Ekonomi per Generasi Generasi Z Generasi X Generasi Y Generasi Baby Boomer 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 0 Kurang dari Rp. 1.000.000.- Rp. 1.000.000. -s/d Rp. 3.500.000.- Rp. 3.600.000. -s/d Rp. 5.000.000.- Rp. 5.100.000. -s/d Rp. 8.000.000.- Rp. 8.100.000. -s/d Rp. 10.000.000.- >10000000 Rp14,500,000 Rp40,000,000 Rentang Penghasilan per Generasi Generasi Z Generasi X Generasi Y Generasi Baby Boomer


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 92 4.4.2 Hasil Studi Permintaan Pengembangan Locotour 0% 20% 40% 60% 80% 100% Tidak berminat gerbong eksekutif Rp35,000 Rp45,000 Rp50,000 Rp55,000 Rp70,000 Rp75,000 Rp80,000 Rp100,000 Rp120,000 Rp150,000 Rp250,000 Rentang WTP Eksekutif per Generasi Generasi Z Generasi X Generasi Y Generasi Baby Boomer 9 0 2 3 0 0 0 21 13 0 4 1 16 1 0 9 1 1 1 76 51 13 9 0 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Tidak berminat gerbong eksekutif Rp35.000 Rp45.000 Rp50.000 Rp55.000 Rp70.000 Rp75.000 Rp80.000 Rp100.000 Rp120.000 Rp150.000 Rp250.000 WTP Eksekutif Kabupaten Blora dan Luar Blora Blora Luar Blora Willingness to Pay terhadap Kereta Kelas Eksekutif Informasi Pengalaman Wisata Kereta Uap ini akan memberikan informasi yang berkaitan dengan kebersediaan untuk membayar perjalanan kereta wisata dengan rentang tarif tertentu. Informasi yang menjadi highlight adalah sebagai berikut : Rata-rata Willingness to Pay Kelas Eksekutif Dari jumlah responden yang berjumlah 231 orang, hanya 205 orang yang mengisi ketersediaan tarif yang mereka bayarkan. Range willingness to pay berkisar dari angka Rp 35,000 hingga Rp 250,000 dengan rata-rata bernilai RP 96,170 . Dengan prosentase willingness to pay terbanyak ada di angka Rp 80,000 (47.3%) dan Rp 100,000 (31.2%) Rentang Willingness to Pay kelas Eksekutif berdasarkan generasi Dalam grafik terlihat bahwa generasi Y (28-41) merupakan generasi yang memiliki rentang willingness to pay yang paling beragam. Selain itu selisih jumlah ketiga generasi tidak terlalu signifikan ketika willingness to pay berada di angka Rp 80,000 hingga Rp 100,000 Rentang Penghasilan per Generasi Keragaman kebersediaan untuk membayar sepertinya dipicu oleh keragaman penghasilan antar generasi . Terlihat bahwa gen Y memiliki tingkat penghasilan beragam ketimbang generasi lainnya. Namun ternyata tingkat penghasilan yang lebih besar hanya ada sedikit kecenderungan nilai bertambah tinggi pada WTP.


Laporan Studi Kelayakan Pengembangan DTW Locotourz Cepu 93 4.4.3 Komparasi Studi Permintaan Pengembangan Locotour WTP Ekonomi Pendapatan 0 Kurang dari Rp. 1.000.000.- Rp. 1.000.000. - s/d Rp. 3.500.000.- Rp. 3.600.000. - s/d Rp. 5.000.000.- Rp. 5.100.000. - s/d Rp. 8.000.000.- Rp. 8.100.000. - s/d Rp. 10.000.000.- >10000000 Rp14,500,00 0 Rp40,000,000 Rp15,000 0 2 2 1 0 0 0 0 0 Rp20,000 0 0 8 0 0 0 0 0 0 Rp25,000 1 0 1 0 0 0 0 0 0 Rp35,000 1 18 54 35 15 2 0 0 0 Rp50,000 1 12 21 21 16 1 1 0 1 Rp65,000 0 0 2 6 1 1 0 0 0 Rp80,000 0 0 0 3 2 0 1 0 0 Rp100,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 WTP Eksekutif Pendapatan 0 Kurang dari Rp. 1.000.000.- Rp. 1.000.000. - s/d Rp. 3.500.000.- Rp. 3.600.000. -s/d Rp. 5.000.000.- Rp. 5.100.000. - s/d Rp. 8.000.000.- Rp. 8.100.000. - s/d Rp. 10.000.000.- >10000000 Rp14,500,000 Rp40,000,000 Tidak berminat gerbong eksekutif 0 2 12 0 0 0 0 0 0 Rp35,000 0 0 0 0 1 0 0 0 0 Rp45,000 0 1 0 0 0 0 0 0 0 Rp50,000 0 1 8 0 0 0 0 0 0 Rp55,000 0 1 0 0 0 0 0 0 0 Rp70,000 0 0 1 0 0 0 0 0 0 Rp75,000 0 1 0 1 0 0 0 0 0 Rp80,000 1 14 38 0 19 1 0 0 0 Rp100,000 0 10 20 0 7 0 2 1 1 Rp120,000 0 1 5 0 2 0 0 0 0 Rp150,000 0 1 4 0 4 0 0 0 0 Rp250,000 0 0 0 0 1 0 0 0 0 Kesimpulan Berdasarkan informasi perbandingan disamping diketahui bahwa masyarakat dengan rentang pendapatan kurang dari 1 juta hingga 8 juta perbulan memiliki peminatan paling tinggi dalam mengakses kereta api kelas ekonomi dan kelas eksekutif. Adapun rentang kemampuan membayar responden yaitu • Ekonomi : 35 ribu hingga 50 ribu • Eksekutif : 80 ribu hingga 100 ribu


Laporan Studi Kelayakan Pengembangan DTW Locotourz Cepu 94 Overview 4.5 Hasil Analisis Kelayakan Aset dan Market


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 95 Site Context Studi Kelayakan Fisik Dasar Positioning Kompetitor Preferensi produk pengembangan Willingness to Pay Etape 3 • Rencana pengembangan tol lintas tengah Jawa Ngawi-Bojonegoro dengan interchange dekat Kota Cepu • Etape 1 memiliki indeks kelayakan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 83%. Dan etape 3 memiliki indeks kelayakan sebesar 80,3%. • Etape 1 unggul dalam aspek fisik & infrastruktur dasar, sedangkan etape 3 unggul dalam aspek daya tarik wisata dan integrasinya. • Kesiapan integrasi wisata di etape 3 lebih unggul dibandingkan etape 1 Terhadap pengembangan wisata sejenis: • Integrasi dengan Kawasan wisata sekitarnya (satu rute perjalanan) • Optimalisasi potensi alam, bentang alam, dan sejarah • Diversifikasi wahana dan fasilitas. • Optimalisasi edukasi mengenai jati. Terhadap pengembangan wisata lokal unggulan: • Harga tiket kompetitif berkisar 12 ribu/wisatawan • Optimalisasi konsep edukasi perjalanan (kaya nilai historis) menggunakan kereta uap • Fasilitas dan infrastruktur dapat ditingkatkan • Diversifikasi atraksi dengan target market (keluarga, muda-mudi, dan anak-anak) • wisatawan/responden menghendaki pengembangan wahana menggunakan kereta uap yang melewati hutanhutan jati serta didukung informasi sejarah. • Atraksi tambahan yang diharapkan wahana wisata edukasi, kuliner serta museum edukasi kereta. Serta didukung dengan fasilitas seperti foodcourt dan Kawasan umkm Adapun rentang kemampuan membayar responden yaitu • Ekonomi : 35 ribu hingga 50 ribu • Eksekutif : 80 ribu hingga 100 ribu 4.5 Ikhtisar Hasil Analisis Kelayakan Aset dan Market


Laporan Studi Kelayakan Pengembangan DTW Locotourz Cepu 96 Rekomendasi Pengembangan 5.1 Konsep Pengembangan Loco Tour 5.2 Strategi Pengembangan 5.3 Rencana Tabulasi dan Program Pengembangan


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 97 Main Concept Complete Heritage Train Experience Sub Concept : a. Integrated Tourist Destination : • Accessible • Various Activity • Complete Amenity b. Nature Driven • Landscape Preservation • Green & Blue Network • View Activation c. Heritage & Cultural Preservation • Local Wisdom • Local Economy • Historical Value Maps/Diagram Konsep Complete Heritage Train Experience mengedepankan pengalaman wisata kereta yang diwujudkan dengan aktivasi rel loco tour, pengembangan wisata sejarah dan budaya, pengembangan wisata yang berorientasi pada landscape alam, dan integrasi beberapa destinasi wisata unggulan di Kabupaten Blora. 5.1 Konsep Pengembangan Locotour 5.1.1 Conceptual Framework


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 98 Kawasan direncanakan dengan mempertimbangkan aksesibilitas serta akses menuju dan ke lokasi destinasi wisata di sekitar. Perlu ada peningkatan kualitas aksesibiltas kendaraan roda dua/empat di beberapa lokasi. Prinsip ini menekankan beberapa hal untuk mempermudah mobilisasi pengunjung serta barang dan jasa, diantaranya keterjangkauan lokasi – lokasi dan integrasi akses daya tarik wisata sekitar. Accessible Sebagai sebuah koridor wisata, diperlukan fasilitas – fasilitas pendukung untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Oleh karena itu, beberapa lokasi pemberhentian kereta heritage dikembangkan sebagai tempat – tempat rekreasi, rest area dan amenitas pendukung aktivitas wisata. Lokasi – lokasi yang dikembangkan merupakan tempat bersantai, akomodasi dan tempat beristirahat, tempat makan dan amenitas tambahan lainnya. Complete Amenity Masing – masing lokasi pemberhentian memiliki signifikansi dan nilai heritage masing – masing. Pengembangan Kawasan dengan prinsip storynomics diperlukan untuk menciptakan perjalanan wisata yang berkualitas, diperlukan pengembangan. Hal ini juga untuk memastikan kualitas perjalanan wisata. Prinsip ini dapat melalui melalui elemen fisik maupun non fisik. Various Activity Lokasi daya tarik wisata dan sarpras pendukung Area Hijau Rute rel heritage train Lokasi rencana pengembangan rest area dan area rekreasi Potensi view landscape alam Rute rel heritage train Alur perjalanan heritage train Loco Heritage Train Rute rel heritage train 5.1.1.1 Sub Conceptual Framework Integrated Tourist Destination


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 99 Kawasan direncanakan dengan mengelola dan mengontrol kelestarian bentang alam agar tetap terjaga sesuai dengan kondisi idealnya. Karena kondisi vegetasi locotour di setiap etape masih mampu menyerap emisi yang dikeluarkan oleh kereta, kawasan atau area hijau seperti pertanian, perkebunan, hutan jati, juga taman yang ada akan tetap dipertahankan dan ditingkatkan kondisinya. Pengembangan yang dilakukan meminimalkan penambahan lahan terbangun. Nature Driven : Landscape Preservation Pengembangan akan dilakukan dengan mengikuti-memperjelas jalur tanaman hijau atau taman. Dengan mempertimbangan green network dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas, kualitas lingkungan dapat lebih terjaga ditambah adanya konektivitas bagi peluang biodiversitas yang ada. Akan dimaksimalkan lahan hijau sebagai catchment area untuk mengurangi genangan banjir dan koridor hijau sepanjang jalur aktivasi rel kereta locotour. Wisata locotour mengedepankan pengalaman wisata kereta yang salah satunya diwujudkan dengan keindahan pemandangan alam yang dapat dilihat melalui jendela kereta yang panoramic dan ketika singgah. Dengan pertanian perkebunan dan hutan jati yang menjadi mayoritas guna lahan sekitar jalur, akan ditingkatkan lagi kondisi dan kelestariannya tanpa menghilangkan fungsi aslinya. Dengan peningkatan kelestarian dan kualitas area hijau disekitar jalur rel, pengunjung dapat menangkap secara baik pemandangan hijau indah yang disuguhkan. Nature Driven : Green Network Nature Driven : View Activation 5.1.1.2 Sub Conceptual Framework Nature Driven Lahan hijau yang dipreservasi Rute rel heritage train Vegetasi Area Hijau Rute rel heritage train Massa Bangunan Sungai Lokasi rencana pengembangan rest area dan area rekreasi Aktivasi view landscape alam Rute rel heritage train


Studi Kelayakan Pengembangan Loco Tour Cepu 10 0 Pengembangan mementingkan kearifan local dalam atraksi Loco Tour, mengikutsertakan nilai budaya local yang dimiliki oleh masyarakat sekitar Loco Tour dan Blora yang diinterpretasikan melalui keterhubungan wisata loco tour dengan wisata dan/atau kampung seni dan budaya untuk memperkuat eksistensi nilai budaya local dan menambah atraksi. Masyarakat membantu mengembangkan potensi dan sumber daya lokalnya untuk menciptakan wisata loco tour yang mampu menjaga budaya local dan sejarahnya. Local Wisdom Mendukung eksistensi local shops yang tersebar di sepanjang jalur Loco Tour, dan sebaliknya. Pengembangan loco tour mendatangkan konsumen (market) dan memberikan daya tarik tambahan bagi usaha lokal di sekitar rel sehingga mampu membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal secara mikro. Dari kacamata pengembangan Loco Tour, local economy dimanfaatkan sebagai amenitas tambahan bagi lokasi wisata dengan memanfaatkan UMKM atau toko-toko local untuk menyediakan akomodasi seperti makanan dan minuman. Memanfaatkan nilai sejarah kereta api di Blora sebagai daya tariknya melalui pengembangan eduwisata pada Loco Tour. Eduwisata dilakukan dengan pengembangan museum dan sarana informasi edukasi lainnya di sekitar site Loco Tour yang didukung pemandu wisata selama mengikuti rute tour kereta api. Memberikan pengetahuan bagi wisatawan mengenai sejarah kereta api dan juga budaya masyarakat lokal Blora yang tentunya didukung oleh kearifan lokal yang dijaga pada pengembangan Loco Tour ini. Lokasi atraksi wisata & budaya lokal Potensi penguatan local wisdom Rute rel heritage train Lokasi rencana UMKM dan Sentra Kuliner Lokal Potensi penyebaran local economy Rute rel heritage train Pengembangan edukasi sejarah Loco Tour Historical Tour on Heritage Train Rute rel heritage train Local Economy Historical Value Heritage & Cultural Preservation 5.1.1.3 Sub Conceptual Framework


Click to View FlipBook Version