LAMPIRAN
87
Lampiran 1. Stratifikasi UKS/M di Tingkat PAUD (TK, RA, KB, TPA,
SPS)
No Indikator Minimal Standar Optimal Paripurna
1. Pendidikan 1. Adanya rencana 1. Dipenuhi strata 1. Dipenuhi strata 1. Dipenuhi strata
Kesehatan pembelajaran 2. minimal standar optimal
tentang Sekolah/madrasa
pendidikan 3. h melaksnakan 2. Sekolah/madrasa 2. Melibatkan
kesehatan kegiatan CTPS h melakukan orangtua dalam
bersama peregangan di pendidikan
2. Pendidikan Sekolah/madrasa antara jam kesehatan
kesehatan h melaksanakan pelajaran
dilaksanakan makan bersama
terintegrasi dengan gizi 3. Pendidikan
kurikulum seimbang kesehatan (gizi,
kebersihan diri)
terintegrasi
kegiatan belajar
4. Sekolah/madrasa
h melaksanakan
kegiatan sikat
gigi bersama
2. Pelayanan 1. Sekolah/madra 1. Dipenuhi strata 1. Dipenuhi strata 1. Dipenuhi strata
standar optimal
Kesehatan sah minimal
2. Sekolah/madra
memfasilitasi 2. Sekolah/madrasa sah
menindaklanjuti
Puskesmas h melaksanakan hasil Deteksi
Dini Tumbuh
melaksanakan pelayanan P3K Kembang
Deteksi Dini (Pertolongan 3. Menurunnya
jumlah hari
Tumbuh Pertama pada tidak masuk
sekolah karena
Kembang Kecelakaan) dan sakit
2. Sekolah/madra P3P (Pertolongan 4. Peserta didik
memiliki status
sah memeriksa Pertama pada gizi baik
kebersihan diri Penyakit) peserta
peserta didik didik
3. Sekolah/madra 3. Sekolah/madrasa
sah h melibatkan
memfasilitasi puskesmas
puskesmas dalam
dalam penanganan
pemberian rujukan jika
Vitamin A diperlukan
kepada peserta 4. Sekolah/madrasa
didik h memberikan
obat cacing
3. Pembinaan 1. Sekolah/madra 1. Dipenuhi strata 1. Dipenuhi strata 1. Dipenuhi strata
Lingkungan sah dengan minimal standar optimal
sumber air
88
Sekolah/M layak, tersedia 2. Sekolah/madrasa 2. Sekolah/madrasa 2. Air minum
adrasah dilingkungan h memiliki rasio h memanfaatkan disediakan oleh
Sehat sekolah/madra toilet sesuai pekarangan sekolah/madras
sah dan cukup standar sekolah/madrasa ah
2. Sekolah/madra h dengan
sah dengan 3. Sekolah/madrasa menanam 3. Sekolah/madra
tempat cuci h memiliki tempat tanaman obat sah
tangan dengan sampah terpilah dan pangan bekerjasama
sabun dan air dan tertutup dengan pihak
mengalir 3. Sekolah/madrasa lain untuk
3. Sekolah/madra 4. Sekolah/madrasa h melakukan 3R menyediakan
sah memiliki h memiliki lahan (Reduce, Reuse bank sampah
toilet dengan bermain yang dan Recycle)
kondisi baik aman 4. Sekolah/madra
dan terpisah sah melakukan
4. Sekolah/madra 5. Sekolah/madrasa kegiatan
sah memiliki h menerapkan pengolahan
saluran KTR tanaman obat
drainase dan pangan
5. Sekolah/madra
sah memiliki
lahan/ruang
terbuka hijau
6. Sekolah/madra
sah memiliki
tempat sampah
tertutup
7. Sekolah/madra
sah memiliki
tempat
pembuangan
sampah
sementara
tertutup
8. Ruang kelas
dalam keadaan
bersih
9. Sekolah/madra
sah
melaksanakan
pemberantasan
sarang nyamuk
10. Sekolah/madra
sah memiliki
aturan KTR,
KTK dan KTP
89
Lampiran 2. Daftar Instansi/Lembaga Terkait Yang Dapat
Mendukung Pelaksanaan UKS/M Satuan PAUD
No. Instansi/Lembaga Terkait Yang Dapat Berkontribusi
Dalam Pelaksanaan UKS/M Satuan PAUD
1. Dinas Lingkungan Hidup
2. Dinas Pertanian
3. Dinas Kesehatan
4. Lembaga Masyarakat Desa/Kelurahan
5. Bank Sampah
6. Perguruan Tinggi
7. CSR Dunia Usaha
90
Lampiran 3. Contoh Rencana Pembelajaran Harian Terintegrasi
Pendidikan Kesehatan
NAMA PAUD :
:
SEMESTER/BULAN/MIN
GGU : TK B (5-6 TAHUN)
KELAS/USIA : KEBUTUHAN/AIR Minum Bersih dan Sehat
TEMA/SUB-TEMA/SUB-
SUB TEMA :
HARI/TANGGAL
Kompetensi : NA 1.1 Anak dapat mempercayai adanya Tuhan melalui
Dasar(KD) M ciptaanNya
FM 2.1 Anak dapat terbiasa berperilaku hidup bersih dan sehat
Materi KG 2.2 Anak dapat menunjukkan sikap rasa ingin tahu
2.3 Anak dapat terbiasa berperilaku yang mencerminkan
BH sikap kreatif
S 3.11-4.11 Anak dapat menunjukkan perilaku senang
membaca terhadap buku-buku yang dikenali (B8)
SE 3.12-4.12 Anak dapat menyebutkan simbol-simbol huruf
yang dikenal (B16)
SN 2.5 Anak percaya diri melakukan kegiatan
:1 2.8 Anak mandiri mengikuti kegiatan
2 2.4 Anak dapat menhargai hasil karya dirinya dan
temannya
3 Kalimat kebesaran Tuhan
4 Pembiasaan mengucapkan kalimat kebesaran Tuhan
setiap melihat ciptaan Tuhan
Doa mau belajar
Pembiasaan berdoa setiap mau makan
5 Pembiasaan olahraga setiap hari
Kegiatan Main di 6 Gerakan berlari ALAT DAN BAHAN
Kegiatan Inti dan Alat : KEGIATAN MAIN Buku atau poster tentang air (manfaat,
Bahan 1 Mengenal manfaat ● wadah untuk menyimpan air, sumber
air)
air putih
Kartu kata “Air”
Kalimat invitasi: ●
91
● (Apa yang terjadi ● Kartu huruf
jika kamu habis
bermain lari-larian
dan tidak ada air
putih/air minum?)
● (apa warna air
seni jika kamu
hanya minum
sedikit?)
2 Membuat buku ● Katalog supermarket/koran/majalah
minuman sehat ● Gunting
(menurut kamu ● Lem kertas
minuman sehat itu ● Kertas HVS yang sudah dilipat
yang seperti apa?) menjadi bentuk buku
3 Membuat poster ● Kertas ukuran A3
manfaat air putih ● Potongan huruf “AIR”, “PUTIH”,
● (menurut kamu “MINUM”
kapan kita harus
segera minum air ● Gambar aktivitas yang membutuhkan
putih?) air
● (menurut kamu ● Lem kertas
● Pensil warna
apa manfaat
minum air putih?)
4 Praktek Minum Air Bekal air minum di botol masing-masing
Putih Bersama anak
● (bagaimana cara Air gallon yang tersedia di sekolah
minum dengan
benar?)
● Apa yang akan
kamu lakukan
ketika air minum
di botolmu habis?
Kegiatan 1 Menyambut dan menyapa anak dengan senyum ramah, salam,
Penyambutan Anak
dan santun
Kegiatan Motorik 2 Pembiasaan anak menjawab salam dan memberi salam
Kasar
3 Pembiasaan anak secara mandiri menyimpan tas di loker
4 mengisi absen feeling
Aktivitas fisik olahraga dengan bermain kucing mengejar tikus:
● Anak bergandengan tangan membentuk lingkaran.
● Secara bergantian ada dua anak yang diminta berperan
menjadi kucing dan tikus
92
● Kucing berada diluar lingkaran dan tikus berada didalam
lingkaran
● Kucing akan bermain mengejar tikus dan anak-anak yang
bergandengan tangan memberi semangat kepada
keduanya.
● Lakukan kegiatan ini secara bergantian
● Setelah selesai bermain anak-anak diminta untuk
memulihkan tenaga dengan meminum air putih
Kegiatan Pembukaan 1 Berdoa sebelum belajar
Kegiatan Inti
2 Yel-yel sekolah, menanyakan perasaan peserta didik, melihat
jadwal kegiatan pada hari ini
3 Membaca cerita tentang tema pentingnya menjaga Kesehatan
tubuh
3 melihat kembali peraturan yang sudah disepakati
4 Menggambar Bebas:
● Anak menggambar bebas sesuai imajinasinya
● Anak menceritakan gambarnya dan dimotivasi
menuliskan judulnya (Pendidik dapat membantu
menuliskan)
● Anak menyampaikan perasaannya setelah berhasil
menyelesaikan gambarnya
5 1) Anak menyanyikan lagu terkait tema
2) Anak berdiskusi dengan Pendidik tentang:
● Ketika tadi pagi setelah bermain, setelah berlarian, apa
yang kamu rasakan?
● Ketika kamu merasa Lelah dan merasa haus, hal apa
yang bisa menghilangkan hausmu?
● Bagaimana rasanya setelah kamu minum air putih?
● Mengapa kamu perlu minum air putih?
6 Membagi kelompok dan membagi kegiatan main
7 Mengucapkan selamat bermain
1 Pendidik memastikan anak bermain asyik dalam setiap kelompok
permainan
2 Contoh kegiatan bermain: Mengenal manfaat air putih
1) Anak mengamati media yang tersedia
2) Anak percaya diri mengomunikasikan hasil pengamatannya
dan kreatifmengajukan pertanyaan
3) Anak menjadi pendengar yang baik saat Pendidik bercerita
tentang air putih (manfaat dan asal air dan bagaimana cara
mengolahnya)
93
4) Anak kreatif bertanya dan percaya diri menjawab saat
diskusi.
5) Pendidik dapat memulai diskusi dengan mengajukan
pertanyaan:
● “apa yang terjadi ketika kamu setelah berlarian dan
merasa kehausan, sedangkan kamu tidak mempunyai
air minum?
● Pernahkah kamu memperhatikan warna air seni? Apa
warnanya?
● Adakah yang berwarna bening? Kuning? atau bahkan
coklat?
● Jika kamu seharian hanya minum satu gelas, kira-kira
apa warna air senimu?
● Apa yang terjadi ketika tubuh kurang minum?
6) Anak mempraktekkan minum air putih bersama
7) Pendidik kembali menjelaskan manfaat air putih
8) Pendidik kemudian menunjukkan kartu bertuliskan “AIR”
Istirahat (makan 9) Anak menyebutkan huruf-huruf pada kata “AIR”
10) Setelah selesai diskusi anak dapat memilih buku untuk
snack dan bermain
dibaca sendiri
bebas) 11) Anak juga dapat menggambar air minumnya
1 Makan snack sehat
Kegiatan Penutup 2 Bermain bebas
3 Kegiatan ke toilet
1 Apresiasi anak karena sudah pentang menyerah menyelesaikan
kegiatannya
2 Diskusikan pengalamannya saat melakukan kegiatan bermain
hari ini, kegiatan mana yang paling disukai?
3 Kegiatan literasi: Pendidik membacakan buku cerita pendek untuk
relaksasi agar anak semakin terasah kemampuan literasinya
4 Menginformasikan kegiatan esok hari
Rencana Penilaian 5 Berdoa setelah belajar
:
94
Nama Anak
ASPEK KD INDKATOR Ita Ek Zi An Rei Sin Uti Mi
i di a
NAM 3.1- Dapat mengucapkan kalimat
4.1 kebesaran Tuhan
Dapat mengucapkan doa mau
makan
1.1 Terbiasa mengucapkan kalimat
keagungan Tuhan setiap melihat
ciptaan Tuhan
FM 2.1 Anak dapat terbiasa berperilaku
hidup bersih dan sehat
KG 2.2 Anak dapat menunjukkan sikap
rasa ingin tahu
2.3 Anak dapat terbiasa berperilaku
yang mencerminkan sikap
kreatif
BHS 3.11- Anak dapat menunjukkan
4.11 perilaku senang membaca
terhadap buku-buku yang
dikenali (B8)
3.12- Anak dapat menyebutkan
4.12 simbol-simbol huruf yang
dikenal (B16)
SE 2.5 Anak percaya diri melakukan
kegiatan
2.8 Anak mandiri mengikuti
kegiatan
SN 2.4 Anak dapat menhargai hasil
karya dirinya dan temannya
95
Lampiran 4. KMS Untuk Anak Perempuan dan Anak Laki-Laki
96
97
Lampiran 5. Deteksi Perkembangan Balita Berdasarkan
Kelompok Usia
Deteksi Perkembangan Balita Usia 0 – 3 Bulan
Deteksi Perkembangan Balita Usia 3 – 6 Bulan
98
Deteksi Perkembangan Balita Usia 6 – 9 Bulan
Deteksi Perkembangan Balita Usia 9 – 12 Bulan
99
Deteksi Perkembangan Balita Usia 12 – 18 Bulan
Deteksi Perkembangan Balita Usia 18 – 24 Bulan
100
Deteksi Perkembangan Balita Usia 2 – 3 Tahun
Deteksi Perkembangan Balita Usia 3 – 4 Tahun
101
Deteksi Perkembangan Balita Usia 4 – 5 Tahun
Deteksi Perkembangan Balita Usia 5 – 6 Tahun
102
Lampiran 6. Intrumen Skrining TBC m-KIA
Isi pertanyaan pada Instrumen
Skrining TBC Balita di tampilan
Deteksi Dini
103
Klik tombol konfirmasi, akan muncul hasil dan arahan yang harus dilakukan balita
104
Lampiran 7. Lembar Skrining TBC di PAUD/TK
LEMBAR SKRINING TBC BALITA Nama: PAUD/TK: Jenis Kelamin: L/P
DI PAUD/TK ………………………… Tanggal Lahir:
PUSKESMAS: Ya Tidak
…………………….
KABUPATEN:…………………….
Tanggal skrining: …../…../………
No Keluhan
A. Apakah tinggal serumah dengan pasien TBC?
B. Apakah kontak erat dengan pasien TBC yang
tidak tinggal serumah?
C. Apakah ada gejala TBC berikut?
1. Batuk lebih dari 2 minggu
2. Demam lebih dari 2 minggu
3. Berat badan tidak naik atau turun dalam 2 bulan
berturut-turut meskipun sudah diberikan asupan
gizi yang adekuat
4. Gizi buruk
KLASIFIKASI DAN TINDAK LANJUT
Temuan Klasifikasi Tindak Lanjut
Bukan terduga TBC Tidak ada
Semua poin dijawab TIDAK Kontak erat Rujuk ke Puskesmas
Poin A atau B saja dijawab YA
Terduga TBC Rujuk ke Puskesmas
Satu atau lebih dari poin C dijawab
YA (dengan atautanpa poin lain)
Petugas Skrining
(… ........................... )
105
Lampiran 8. Jenis dan Cara Penggunaan Peralatan Antropometri
1. Timbangan berat badan
a. Spesifikasi umum timbangan
1) Kuat dan tahan lama.
2) Mempunyai ketelitian 100 g untuk penimbangan di posyandu.
3) Jika timbangan menggunakan baterai, jenis dan ukuran baterai harus
tersedia di daerah setempat.
4) Mudah dimobilisasikan untuk kunjungan rumah.
5) Memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
6) Ditera secara berkala.
7) Bukan merupakan timbangan pegas (bathroom scale).
b. Jenis Timbangan
1) Timbangan bayi atau baby scale
Timbangan bayi atau baby scale sebaiknya menggunakan timbangan
digital dengan ketelitian 10 gram dan kapasitas hingga 20 kg (Gambar
1.1.).
Gambar 1.1. Timbangan berat badan bayi (baby scale)
Cara penggunaan baby scale:
a) Timbangan diletakkan di tempat yang rata, datar, dan keras.
b) Timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
c) Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi
baterai jangan sampai terbalik.
106
d) Tombol power/on dinyalakan dan memastikan angka pada jendela
baca menunjukkan angka nol. Posisi awal harus selalu berada di angka
nol.
e) Bayi dengan pakaian seminimal mungkin diletakkan di atas timbangan
hingga angka berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah
tidak berubah.
f) Berat badan bayi dicatat dalam kg dan gram.
2) Dacin
Dacin yang digunakan di posyandu untuk menimbang balita memiliki ketelitian
100 g dan kapasitas maksimum 25 kg. Bagian-bagian dacin disajikan
dalam Gambar 3.2. sedangkan cara pemasangannya disajikan dalam
Gambar 3.3.
Gambar 1.2. Timbangan dacin
Gambar 1.3. Cara pemasangan dacin
107
Cara pemasangan dacin adalah sebagai berikut:
a) Dacin digantungkan pada tempat yang kokoh seperti pelana bangunan
atau penyangga kaki tiga yang kuat.
b) Memeriksa kekokohan pemasangan dacin dengan cara menarik
batang dacin kebawah.
c) Meletakkan bandul geser pada angka nol dan memeriksa ujung kedua
paku timbang harus dalam posisi lurus.
d) Meletakkan sarung/celana /kotak timbang yang kosong pada dacin.
e) Menyeimbangkan dacin yang telah dibebani dengan
sarung/celana/kotak timbang dengan memasang kantung plastik
berisikan pasir/beras/kerikil diujung batang dacin, sampai kedua
jarum di atas tegak lurus.
Untuk memastikan kelayakan dacin, perlu diperiksa dengan cara
meletakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung kedua paku
timbang tidak dalam posisi lurus, maka timbangan tidak layak
digunakan.
Cara menimbang dengan dacin:
a) Balita memakai pakaian seminimal mungkin (sepatu, popok, topi, baju,
jaket, dan celana yang tebal harus dilepas).
b) Balita diletakkan ke dalam sarung/celana/kotak timbang.
c) Bandul digeser sampai jarum tegak lurus lalu baca berat badan balita
dengan cara melihat angka di ujung bandul geser.
d) Hasil penimbangan dicatat dalam kg dan ons (satu angka di belakang
koma)
e) Bandul dikembalikan ke angka nol dan balita dapat dikeluarkan dari
sarung/celana/kotak timbang.
Timbangan dacin yang digunakan adalah timbangan yang
khusus digunakan untuk balita
3) Timbangan injak
Timbangan injak sebaiknya berupa timbangan digital yang memiliki
kapasitas 150 kg dan ketelitian 100 g. Timbangan injak digital dapat berupa
timbangan injak digital konvensional atau tared (Gambar 3.4.). Timbangan
108
tared dapat diatur ulang ke nol (tared) pada saat ibu/pengasuh masih di
atas timbangan.
Gambar 1.4. Timbangan injak digital tared
Sumber energi timbangan digital dapat berasal dari baterai atau cahaya.
Untuk timbangan yang menggunakan cahaya, timbangan harus diletakkan
pada tempat dengan pencahayaan yang cukup pada saat digunakan.
Cara pemasangan:
a) Memastikan kelengkapan dan kebersihan timbangan.
b) Memasang baterai pada timbangan yang menggunakan baterai.
c) Meletakkan timbangan di tempat yang datar, keras, dan cukup cahaya.
d) Menyalakan timbangan dan memastikan bahwa angka yang muncul
pada layar baca adalah 00,0.
e) Timbangan siap digunakan.
Cara penggunaan:
a) Sepatu dan pakaian luar anak harus dilepaskan atau anak
menggunakan pakaian seminimal mungkin.
b) Anak berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar
timbangan menunjukan angka 00,0, serta tetap berada di atas
timbangan sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan
dan sudah tidak berubah (Gambar 3.5.).
109
c) Untuk anak yang belum bisa berdiri atau tidak mau berdiri sendiri,
penimbangan dilakukan bersama dengan ibunya (Gambar 3.6.)
dengan langkah sebagai berikut:
• Untuk timbangan konvensional
- Ibu melepas alas kaki, pakaian luar/tebal, dompet, tas,
handphone, dan barang lainnya.
- Menyalakan timbangan hingga muncul angka 00,0 pada layar
baca.
- Ibu diminta berdiri tepat di tengah alat timbang serta tetap
berada di atas timbangan sampai angka berat badan muncul
pada layar timbangan dan sudah tidak berubah.
- Hasil timbangan berat badan Ibu dicatat.
- Ibu diminta turun dari timbangan.
- Ibu menggendong anaknya (pakaian anak harus semininal
mungkin) dan diminta berdiri kembali di alat timbang sampai
angka berat badan muncul pada layar timbangan dan tidak
berubah.
- Hasil timbangan berat badan Ibu dan anak dicatat.
- Berat badan anak dicatat dengan cara mengurangi berat
badan ibu dan anak dengan berat badan ibu saja.
• Untuk timbangan tared
- Ibu melepas alas kaki, pakaian luar/tebal, dompet, tas,
handphone, dan barang lainnya.
- Menyalakan timbangan hingga muncul angka 00,0 pada layar
baca.
- Ibu diminta berdiri di atas timbangan, tepat di tengah alat
timbang serta tetap berada di atas timbangan sampai angka
berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak
berubah.
- Menekan tombol (atau menggerakkan telapak tangan di atas
layar baca pada timbangan dengan sumber energi cahaya)
hingga muncul kembali angka 00,0.
- Menyerahkan anak (pakaian anak harus semininal mungkin)
kepada ibu, lalu membaca hasil penimbangan yang
ditunjukkan pada layar baca dan segera dicatat.
110
Gambar 1.5. Menimbang Gambar 1.6. Menimbang
berat badan anak yang sudah berat badan anak yang belum
bisa berdiri bisa berdiri
2. Alat ukur panjang/tinggi badan
a. Spesifikasi umum
1) Kuat dan tahan lama.
2) Mempunyai ketelitian minimal 0,1 cm.
3) Kemudahan mobilisasi jika digunakan untuk kunjungan rumah.
4) Memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).
b. Jenis alat ukur
1) Infantometer atau length board
Alat ini digunakan untuk mengukur panjang badan anak berumur 0-24 bulan
dengan batas pengukuran maksimal 150 cm (Gambar 3.7.).
Gambar 1.7. Infantometer
111
Cara pemasangan:
a) Alat harus dipastikan dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk
ukuran (meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau
tertutup.
b) Alat ditempatkan pada tempat yang datar, rata dan keras.
c) Alat ukur panjang badan dipasang sesuai petunjuk. Harus dipastikan
bahwa alat geser dapat digerakkan dengan baik.
d) Pada bagian kepala papan ukur dapat diberikan alas kain yang tipis
dan tidak mengganggu pergerakan alat geser.
e) Panel bagian kepala diposisikan pada sebelah kiri pengukur. Posisi
pembantu pengukur berada di belakang panel bagian kepala.
Cara penggunaan (Gambar 1.8.):
a) Anak dibaringkan dengan puncak kepala menempel pada panel bagian
kepala (yang tetap). Pembantu pengukur memegang dagu dan pipi
anak dari arah belakang panel bagian kepala. Garis imajiner (dari titik
cuping telinga ke ujung mata) harus tegak lurus dengan lantai tempat
anak dibaringkan.
b) Pengukur memegang dan menekan lutut anak agar kaki rata dengan
permukaan alat ukur.
c) Alat geser digerakkan ke arah telapak kaki anak hingga posisi telapak
kaki tegak lurus menempel pada alat geser. Pengukur dapat
mengusap telapak kaki anak agar anak dapat menegakkan telapak
kakinya ke atas, dan telapak kaki segera ditempatkan menempel pada
alat geser.
d) Pembacaan hasil pengukuran harus dilakukan dengan cepat dan
seksama karena anak akan banyak bergerak.
e) Hasil pembacaan disampaikan kepada pembantu pengukur untuk
segera dicatat.
112
Gambar 1.8. Pengukuran panjang badan untuk anak usia 0-24 bulan
2) Microtoise
Alat ini digunakan untuk mengukur tinggi badan anak mulai usia lebih dari
2 tahun atau yang sudah bisa berdiri (gambar 3.9.). Ukuran maksimum
200 cm dengan ketelitian 0,1 cm.
Gambar 1.9. Microtoise
Cara Pemasangan:
a) Pemasangan microtoise memerlukan setidaknya dua orang.
113
b) Satu orang meletakkan microtoise di lantai yang datar dan menempel
pada dinding yang rata.
c) Satu orang lainnya menarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai
angka pada jendela baca menunjukkan nol. Kursi dapat digunakan
agar pemasangan microtoise dapat dilakukan dengan tepat. Untuk
memastikan microtoise terpasang dengan tegak lurus, dapat
digunakan bandul yang ditempatkan di dekat microtoise
d) Bagian atas pita meteran direkatkan di dinding dengan memakai
paku atau dengan lakban/selotip yang menempel dengan kuat dan
tidak mungkin akan bergeser.
e) Selanjutnya, kepala microtoise dapat digeser ke atas.
Cara penggunaan (Gambar 1.10):
a) Sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, dan tutup kepala pada
anak dilepaskan.
b) Pengukur utama memposisikan anak berdiri tegak lurus di bawah
microtoise membelakangi dinding, pandangan anak lurus ke depan.
Kepala harus dalam posisi garis imajiner.
c) Pengukur memastikan 5 bagian tubuh anak menempel di dinding
yaitu: bagian belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit.
Pada anak dengan obesitas, minimal 2 bagian tubuh menempel di
dinding yaitu punggung dan bokong.
d) Pembantu pengukur memposisikan kedua lutut dan tumit anak rapat
sambil menekan perut anak agar anak berdiri dengan tegak.
e) Pengukur menarik kepala microtoise sampai menyentuh puncak
kepala anak dalam posisi tegak lurus ke dinding.
f) Pengukur membaca angka pada jendela baca tepat pada garis merah
dengan arah baca dari atas ke bawah.
114
Gambar 1.10. Posisi anak dan pengukur saat
pengukuran tinggi badan
3) Alat ukur panjang dan tinggi badan
Saat ini telah dikembangkan alat yang dapat digunakan sebagai alat ukur
panjang maupun tinggi badan yang lebih praktis digunakan (Gambar 3.11.).
Cara pemasangan alat ini disesuaikan dengan tujuan penggunaan. Jika
akan digunakan untuk mengukur panjang badan, alat diletakkan berbaring
diatas meja atau di lantai, dan jika akan digunakan untuk mengukur tinggi
badan, alat ini diletakkan berdiri. Prinsip penggunaan alat sama dengan
infantometer dan microtoise.
115
Sejarah Perkembangan UKS/M
Pada tahun 1956 telah dirintis kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, dan Departemen Dalam Negeri dalam bentuk Proyek
Program UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi. Selanjutnya pada tahun
1970 dibentuk Panitia Bersama Usaha Kesehatan Sekolah, antara Departemen
Kesehatan dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang pada tahun 1980
ditingkatkan menjadi Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan
Menteri Kesehatan, tentang pembentukan Kelompok Kerja Usaha Kesehatan Sekolah.
Pada tahun 1982 ditanda tangani Piagam Kerjasama antara Direktur Jenderal
Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan dan Direktur Jenderal
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, tentang Pembinaan
Kesehatan Anak dan Perguruan Agama Islam. Tahun 1984, untuk lebih memantapkan
pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah secara terpadu, diterbitkanlah Surat Keputusan
Bersama (SKB 4 Menteri) antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, sebagai
berikut:
• Nomor: 0408a/U/1984; Nomor: 319/Menkes/SKB/VI/1984; Nomor: 74/Th/1984;
Nomor: 60 Tahun 1984; tanggal 3 September 1984, tentang Pokok Kebijakan
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.
• Nomor: 0372a/P/1989; Nomor: 390a/Menkes/SKB/IV/1989; Nomor:
140A/Tahun 1989; Nomor 30A Tahun 1989: tanggal 12 Juni 1989 tentang TIM
Pembina UKS.
Tahun 2003, seiring dengan perubahan sistem pemerintahan di Indonesia dari
sentralisasi menjadi desentralisasi dan perkembangan di bidang pendidikan dan
kesehatan maka dilakukan penyempurnaan SKB 4 Menteri Tahun 1984 menjadi:
• Nomor: 1/U/SKB; Nomor: 1067/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor: MA/230/A/2003;
Nomor: 26 Tahun 2003; Tanggal 23 Juli 2003 tentang Pembinaan dan
Pengembangan UKS;
• Nomor: 2/P/SKB/2003; Nomor: 1068/Menkes/SKB/VII/2003; Nomor:
MA/230B/2003; Nomor: 4415-404 Tahun 2003: Tanggal 23 Juli 2003 tentang
Tim Pembina UKS Pusat;
• Nomor: 6/X/ PB/2014; Nomor: 73 Tahun 2014; Nomor: 41 Tahun 2014; dan
Nomor: 81 Tahun 2014: tanggal 17 Oktober 2014 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/ Madrasah (UKS/M).
116
Logo UKS
Logo diciptakan tanggal 4 Juli 1985 oleh Tim
Pembina UKS Pusat; tanggal 23 Juli 1985
Rapat Tim Pembina UKS Pusat menyepakati
sebagai logo UKS lalu disahkan melalui
Rapat Kerja Nasional II Tim Pembina UKS
seluruh Indonesia tahun 1991, di Batu,
Malang – Jawa Timur
Logo UKS/M berbentuk segitiga sama sisi
Di dalam segitiga tersebut terdapat sebuah lingkaran yang menyinggung ketiga segitiga
itu.
Dalam lingkaran tertulis UKS yang di tulis mendatar dan vertikal dengan huruf K terletak
di tengah-tengah
• Segitiga melambangkan lingkaran yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak yaitu lingkungan : 1. keluarga, 2. sekolah dan 3.
masyarakat.
• Segitiga sama sisi juga melambangkan Trias UKS/M yaitu:
1. Pendidikan kesehatan;
2. Pelayanan kesehatan dan
3. Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
• Lingkaran yang terdapat didalam segitiga melambangkan keterpaduan dan
kegotong royongan dalam melaksanakan program Usaha Kesehatan
Sekolah/Madrasah (UKS/M)
Singkatan UKS mendatar dan vertikal :
Melambangkan bahwa Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M)
adalah :
• Usaha yang berkesinambungan yang tiada henti-hentinya,
• Diberikan kepada semua jenis tingkat pendidikan, mulai dari PAUD sampai
ketingkat SMA/SMK/MA dan
• Pembinaan secara berjenjang
117
Mars UKS
Satukan langkah menggapai cita
Usaha Kesehatan Sekolah
Kebersihan diri dan lingkungan dijaga
Buang segala sampah pada tempatnya
Berolah-raga dengan teratur
Berbadan sehat dan berbudi luhur
Demi menatap masa depan bangsa
Galakkan UKS sepanjang masa
Tri program UKS jadi landasan
Pendidikan kesehatan dilaksanakan
Pelayanan kesehatan kita terapkan
Lingkungan sekolah sehat….
Ayo …..diwujudkan
UKS tumbuhkan siswa cerdas kuat
Berjiwa tangguh bergaya hidup sehat
Sikap hormat pada guru dan orang tua
Beriman dan cinta sesama kita
118
119 Panduam Praktiks UKS Panduan Praktis UKS 119