The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Yurna Buabes, 2024-01-13 01:03:24

LAPORAN PRATIKUM YURNA

LAPORAN PRATIKUM YURNA

nilai relevan 0.05 5. Tumbuhan Meranti FR = 1 20 X 100 % = 0,05 X 100 % = 0,05 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan miranti pada nilai relevan 0.05 6. Tumbuhan bakau pantai FR = 13 20 X 100 % = 0,62 X 100 % = 0,62 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan bakau pantai pada nilai relevan 0.62 I. Table 9 1. Pohon bintangur FR = 9 20 X 100 % = 0,45 X 100 % = 0,45 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan pohon bintangur pada nilai relevan 0.45 2. Pohon kelapa FR = 3 20 X 100 % = 0,15 X 100 %


= 0,15 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan pohon kelapa pada nilai relevan 0.15 3. Pohon kampis cina FR = 1 20 X 100 % = 0,05 X 100 % = 0,05 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan pohon kampis cina pada nilai relevan 0.05 4. Pohon pandan durih FR = 4 20 X 100 % = 0,2 X 100 % = 0,2 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan pohon pandan durih pada nilai relevan 0.2 5. Tumbuhan meranti FR = 1 20 X 100 % = 0,05 X 100 % = 0,05 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan meranti pada nilai relevan 0,05 6. Tumbuhan daun waru FR = 2 20 X 100 % = 0,1 X 100 % = 0,1 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan daun waru pada nilai relevan 0,1


J. Tabel 10 1. Tumbuhan mara FR = 6 20 X 100 % = 0,3 X 100 % = 0,3 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan mara pada nilai relevan 0,3 2. Pohon kelapa FR = 6 20 X 100 % = 0,3 X 100 % = 0,3 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan pohon kelapa pada nilai relevan 0,3 3. Tumbuhan pandan durih FR = 4 20 X 100 % = 0,2 X 100 % = 0,2 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan pohon pandan durih pada nilai relevan 0,2 4. Tumbuhan katang-katang FR = 1 20 X 100 % = 0,05 X 100 % = 0,05 Berdasarkan pengamatan di atas hasil dari tumbuhan katang-katang pada nilai relevan 0,05


B. Nilai frekuensi mutlak Frekuensi spesies dapat dihitung dengan rumus : frekuensi mutlak (FM) Jumlah plot ditemukan suatu spesies FM= ───────────────────── Jumlah seluruh plot 1. Pohon kelapa FM = 3 10 =0,3 Berdasarkan hasil data diatas tumbuhan pohon kelapa ditemukan pada plot 1,2,3,4,5,6,7,8,9, dan 10 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 2. Pohon bintangur FM = 23 10 =2,3 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon bintangur ditemukan pada plot 1,4,5,8,dan 9 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 3. Pohon kasawari FM = 1 10 =0,1 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon kasawari ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 4. Pohon katang-katang FM = 1 10 =0,1


Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon katang-katang ditemukan pada plot 1,6,8, dan 10 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 5. Pohon katapang FM = 2 10 =0,2 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon katapang ditemukan pada plot 1 dan 3 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 6. Pohon pandan durih FM = 1 10 =0,1 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon pandan durih ditemukan pada plot 1,3,7,9 dan 10 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 7. Tumbuhan malapari FM = 4 10 =0,4 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon malapari ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 8. Pohon beringin FM = 1 10 =0,1 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon beringin ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 9. Pohon tumbuhan paku FM = 10 10 =1 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon tumbuhan paku ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 10. Pohon sirih utang


FM = 1 10 =0,1 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon sirih utang ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 11. Tumbuhan keladi hutan FM = 3 10 =0,3 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon keladi hutan ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 12. Marno siangian FM = 8 10 =0,8 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon marno siangian ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 13. Dadap serep FM = 1 10 =0,1 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon dadap serep ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 14. Pohon bintaro FM = 4 10 =0,4 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon bintaroi ditemukan pada plot 1 dan 8 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 15. Pohon bakau pantai FM = 10 10


=1 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon bakau pantai ditemukan pada plot 1 dan 8 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 16. Kopi Semak arab FM = 3 10 =0,3 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon kopi samak arab ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 17. Pohon meranti FM = 1 10 =0,1 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon meranti ditemukan pada plot 1 dan 9 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 18. kampis cina FM = 1 10 =0,1 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon kampis cina ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 19. Daun waru FM = 2 10 =0,2 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon daun waru ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot 20. Pohon mara FM = 6 10 =0,6 Berdasarkan data diatas tumbuhan pohon mara ditemukan pada plot 1 dengan jumlah spesies 1 pada masing-masing plot


C. Indeks kepentingan Indeks nilai penting (INP) ini menunjukan jenis tumbuhan yang mendominasi diarea plot,indeks nilai penting dapat di hitung mengunakan rumus. INP= Frekuensi relative (FR) + frekuensi mutlak (FM) 1. Kelapa INP = 0,05 + 0,3 = 0,35 2. Bintangur INP = 0,2 +2,3 =2,5 3. Kasawari INP = 0,05 + 0,1 = 0,15 4. Katang -katang INP = 0,06 + 0,1 = 0,16 5. Katapang INP = 0,05 +0,2 =0,25 6. Pandan durih INP = 0,5 + 0,1 = 0,6 7. Tumbuhan marah INP = 0,3 +0,4 =0,7 8. Tumbuhan miranti INP =0,05 + 0,1 = 0,15 9. Tumbuhan daun waru INP = 0,1+ 1 = 1,1 10. Tumbuhan kampis cina INP = 0,05 + 0,1 = 0,15 11. Pohon bakau Pantai INP = 0,62 +0,3 = 0,92 12. Pohon bintaro INP = 0,05 +0,8 = 0,85


13. Tumbuhan Semak arab INP = 0,15 +0,1 = 0,25 14. Tumbuhan dadap serap INP = 0,05 +0,4 = 0,45 15. Tumbuhan marno siangan INP = 0,4 +0,3 = 0,7 16. Keladi hutan INP = 0,15 + 0,3 = 0,45 17. Tumbuhan sirih hutan INP = 0,05 + 0,1 = 0,15 18. Tumbuhan paku INP = 0,5 +0,1 = 0,6 19. Pohon beringin INP = 0,05 +0,2 = 0,25 20. Pohon malapari INP = 0,2 +0,6 = 0,8


F. Kesimpulan Vegetasi merupakan kumpulan berbagai tumbuhan yang hidup berdampingan pada suatu lokasi tertentu, saling berinteraksi dan dengan lingkungan sekitarnya. Ini memainkan peran penting dalam mengurangi karbon dioksida (CO2) di atmosfer melalui fotosintesis dan menyimpan karbon dalam jaringan tanaman. Analisis vegetasi adalah metode yang digunakan dalam ekologi tumbuhan untuk mengidentifikasi berbagai jenis vegetasi dalam suatu komunitas atau populasi tumbuhan dalam waktu dan ruang. Ini melibatkan pengamatan langsung untuk mengetahui sebaran berbagai spesies di suatu daerah. Salah satu jenis habitat tumbuhan yang memberikan kontribusi terhadap vegetasi di hutan Krawak adalah tumbuhan herba. Tanaman ini memiliki batang yang tidak berkayu, lembab, dan berukuran lebih kecil dibandingkan semak dan pohon. Tanaman herba memiliki daya saing dan kemampuan beradaptasi yang kuat terhadap lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh di ruang kosong. Perawakannya yang relatif pendek membuat mereka menjadi vegetasi penutup tanah yang penting, mencegah erosi tanah dan mempertahankan kelangsungan hidupnya


Daftar Pustaka Ali Imran 2016 “STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN DI PERAIRAN PANTAI JERANJANG LOMBOK BARAT” Vol. 2 No. 1. April 2016 https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/viewFile/17/15 diakses 8-11- 2023 waktu 22:53 WIT Dede Nuraida , Sheilla Zulfaiza Arbiyanti Rosyida , Niken Ayu Widyawati , Kristin Winda Sari , Moh. Rizal Iwan Fanani 2022 “Analisis Vegetasi Tumbuhan Herba Di Kawasan Hutan Krawak” Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2406-8659 (print), ISSN 2746-0959 (online) Volume 9, Nomor 2, Tahun 2022. Dody Priosambodo1, Khairul Amri, Mahatma Lanuru 2019 “SPESIES TUMBUHAN ASLI, INTRODUKSI DAN INVASIF DI PULAU BARRANGCADDI SULAWESI SELATAN” Jurnal Ilmu Kelautan SPERMONDE (2019) 5(1): 5-10 file:///C:/Users/admin/Downloads/7036-Article%20Text-18724-1-10-20190714.pdf diakses 8-11-2023 waktu 22:28 WIT Giesen, W, S Wulffraat, M Zieren and L Scholten 2007, Mangrove Guidebook for Southeast Asia. RAP Publication 2006/2007, FAO and Wetlands International, 574 pp + xii. HAFIZAH NAHLUNNISA, ERVIZAL A.M. ZUHUD DAN YANTO SANTOSA 2016 “KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN DI AREALNILAI KONSERVASI TINGGI (NKT) PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PROVINSI RIAU” Media Konservasi Vol 21 No.1 April 2016: 91-98 file:///C:/Users/admin/Downloads/13956- Article%20Text-41302-1-10-20161111.pdf diakses 8-11-2023 waktun 22:37 https://core.ac.uk/download/pdf/293472297.pdf rumus Iqbal, M., Laratu, N., Pitopang, R., Suleman, S. M., Biologi, J., Matematika, F., Pengetahuan, I., Universitas, A., Kampus, T., Tadulako, B., Palu, T., Tengah, S., Jurusan, ), Mipa, P.,


Biologi, P., Keguruan, F., Pendidikan, I., & Tadulakokampus, U. (2014). Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Herba Pada Dua Tipe Hutan Di Desa Bobo Kawasan Taman Nasional Lore Lindu Sulawesi Tengah. Jurnal Biocelebes, (8)2(2), 13–25. Johns, RJ, GA Shea and P Puradyatmika 2012. Chapter 5.6. Coastal Vegetation of Papua in: Marshall, AJ and Bruce M Beehler (Eds) 2012. The Ecology of Papua. Part II. Tuttle Publishing. Page: 901-909. Lanuru, M, W Samad, K Amri and D Priosambodo 2018. Oceanographic Conditions and Sediment Dinamic of The Barrang Caddi Island (Spermonde Archipelago, Indonesia). IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 157 012040. Odum. 1996. Basic Ecology. Saunder College Publishing. Philadelpi Oktaviani, S. I., Hanum, L., & Negara, Z. P. (2017). Analisis Vegetasi di Kawasan Terbuka Hijau Industri Gasing. Jurnal Penelitian Sains, (19)3, 124–131. Priosambodo, D and K Amri 2014. Distribution of coastal vegetation in Kapoposang Marine Tourism Park South Sulawesi. Proceeding of international and national conference on marine science and fisheries.Climate change, marine life and lifelihoods in the center of coral triangle. Makassar, September 10th -11th, 2013. ISBN 978- 602-8405-53-9 Supeksa, K., Putu Ella Deviana, N., Luh Gede Krisna Dewi, N., Made Ratmini, N., & Karolina, Y. (n.d.). Analisis Vegetasi dengan Metode Kuadrat pada plot yang dibuat dengan Bentuk Lingkaran Di Kebun Raya Eka Karya Bali. http://supeksa.wordpress.com Tuheteru, FD dan Mahfudz 2012. Ekologi, Manfaat dan Rehabilitasi Hutan Pantai Indonesia. Balai Penelitian Kehutanan Manado.178 pp + x Ufiza, S., Salmiati, & Ramadhan, H. (2018). Analisis Vegetasi Tumbuhan Dengan Metode Kuadrat pada Habitus Herba di Kawasan Pegunungan Deudappulo Nasi Aceh Besar. Prosiding Seminar Nasional Biotik 2018. Whittaker, RJ and Fernandez-Palacios, JM 2007. Island Biogeography. Second edition. Oxford University Press Inc. New York. 401 pp + xii.


LAMPIRAN


Click to View FlipBook Version