The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by suci11797, 2022-12-13 07:32:58

AKTUALISASI ETIKET CAIRAN INFUS

AKTUALISASI ETIKET CAIRAN INFUS

LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
OPTIMALISASI PENGAWASAN CAIRAN INFUS DENGAN LABELING
PADA PASIEN DI RUANG ISOLASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

KABUPATEN BUTON

OLEH :

EVI SELVIANTI.DJ, A.Md.Kep
NDH : 27

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS)
GOLONGAN II ANGKATAN XXV

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2021

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGA}I SI'MBER DAYA MANIUSIA

Jalan Khairil Arwor No. 8 A Puatu TIp 3124061 Fm 3125905

LEMBAR PERSBTUJUAN

LAPORAN AKTUALISASI
NILAI-I\ILAI DASAR, PERAN DAlt KEDUDT KAFI pNS

6'OPTIMALISASI PENGAWASAN CAIRAN INT'T]S DENGAIT LABELING
PADA PASIEN DI RUAI\G ISOLASI RI]MAII SAKIT UMT]M DAERAH

KABT]PATEN BUTON''

OLEH:

EVI SELYIANTI.DJ. A.Md.Kep
IIIDH: 27

: ryTelah disetujui untuk diseminarkan pada tanggal November 2021

Menyetujui

Coach Mentor

Ir. H. AMIRIMA'SUM 198803 I 032
NIP. 19671001 199003 I 008

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BADA}I PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MAIruSIA

Jalan Khairil Anwar No. I A Puatu TIp 3124061 Fm 3125905

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKTUALISASI
I\ITLAI.IIILAI DASAR, PERAN DAI\T KEDTIDTIKAI\ PNS

OPTIMALISASI PENGAWASAN CAIRAN INT'US DENGAI\ LABELING PADA PASIEN
DI RUANG ISOLASI RI]MAH SAKIT TIMT}M DAERAH KABUPATEN BUTON

Oleh:

EVI SELYIANTLDJ. A.Md.Kep
F{I}H:27

Telah diterima dan diperbaiki sesuai saran Penguji, Coach dan Mentor pada
Seminar Evaluasi Pelaksanaan Aktualisasi yang dilaksanakan

Padatanggal November2O2l

COACII, Kendari, t) November2Pl

MENTO&

Ir. H. AmirlUa'sum
F[rP. 19650528 199403 1 007 f[IP. 19671001 199103 1 008

Mengetahui:
KEPALA BADAII PENGEMBAITGAN ST]MBER DAYA MAFIUSIA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA,

Svahrudin Nurdin. S.E,
MP. 19660 62L t990L2 1 001

KATA PENGANTAR

Alhamdullilahi Rabbil ‘Alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan segenap kekuatan, kesehatan, keteguhan, dan kesabaran
serta semua nikmat taat tak terhingga. Sehingga Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai
Dasar Aparatur Sipil Negara yang berjudul “Optimalisasi Pengawasan Cairan Infus
Dengan Labeling Pada Pasien Di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buton “ dapat di selesaikan dengan lancar dan baik.

Tujuan dari pembuatan Laporan Aktualisasi ini adalah sebagai bagian dari
tugas dalam Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Buton
Golongan II Angkatan XXV Aktualisasi secara substansi di maksud untuk
meningkatkan kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap prilaku ASN dan Nilai
Dasar ASN yang terdiri dari : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA).

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Aktualisasi ini dapat selesai
karena adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargan sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
1. Allah SWT yang telah menciptakan dan memberi karunia samudera nikmat

sehingga penulis dapat menyelesaikan Rancangan aktualisasi ini;
2. Bapak Bupati Buton yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami

untuk mengikuti Pendidikan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
3. Bapak Syahruddin Nurdin, S.E. selaku Kepala BPSDM Prov.SULTRA beserta

jajarannya selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS;
4. Bapak Drs. Ruslan, M.Si selaku penguji; dan Bapak Ir. H. Amir Ma’sum

selaku coach yang telah meluangkan waktu tenaga dan pikiran serta motivasi
dalam setiap proses coaching;
5. Bapak La Gune ,SKM sebagai Kepala Tata Usaha Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buton yang telah memberikan motivasi, dukungan dan bimbingan
serta arahan pembuatan laporan aktualisasi;

6. Ibu Sri Wuyanti, A.Md.Kep sebagai kepala ruangan isolasi yang telah
memberikan bimbingan dan arahan selama proses pelaksanaan kegiatan
aktualisasi;

7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dan memberikan pengarahan
terkait materi ANEKA untuk dapat di internalisasikan dan diaktualisasikan di
instansi;

8. Seluruh panitia, dan binsuh yang telah membantu dan memfasilitasi kegiatan
latsar;

9. Keluarga Besar Peserta Latsar Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan,
Kabupaten Bombana, Kabupaten Muna, Kota Baubau, dan Kota Kendari

10. Seluruh Keluarga Besar saya, terutama Orang tua, saudara yang selalu
mendukung dan mendoakan sepenuh hati demi terciptanya laporan Aktualisasi
ini;

11. Teman-teman peserta Latihan Dasar CPNS yang senantiasa berbagi ilmu juga
pengalaman serta seluruh pihak terkait yang turut memberi sumbangsih dalam
proses penyelesaian laporan ini;

12. Rekan sejawat di Ruang Isolasi yang telah secara aktif membantu dalam
pelaksanaan kegiatan Aktualisasi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Aktualisaisi ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan lapang dada penulis menerima kritik dan
saran yang konstruktif demi penyempurnaan laporan Aktualisasi ini. Sehingga
Laporan Aktualisasi ini dapat di jadikan dasar dalam pelaksanan dan pelaporan
aktualisasi dengan nilai-nilai dasar ASN, serta memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi semua pihak yang membutuhkan.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih atas segala kebaikan dan
bantuan yang di berikan, semoga mendapat balasan yang setimpal dari sang pencipta

Kendari, November 2021
Penulis

Evi Selvianti.Dj, A.Md.Kep
19950522 202012 2 021

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaaat ......................................................................4
C. Ruang Lingkup ................................................................................4
D. Waktu Dan Tempat .........................................................................5
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEPSI NILAI-NILAI
DASAR DAN KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU ..........

A. Gambaran Umum Organisasi
1. Kedudukan Organisasi .......................................................6
2. Visi dan Misi Organisasi ....................................................6
3. Dasar Hukum......................................................................7
4. Struktur Organisasi.............................................................8
5. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit...............................8
6. Data – Data Sumber Daya yang dimiliki..........................12

B. Identifikasi, Penetapan dan Analisa Isu ..........................................19
1. Identifikasi........................................................................20
2. Penetapan..........................................................................20
3. Analisa Dampak Isu .........................................................21
4. Faktor Penyebab Isu .........................................................22
5. Gagasan Kreatif ................................................................23

C. Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
1. Akuntabilitas .....................................................................23

iii

2. Nasionalisme .....................................................................25
3. Etika publik .......................................................................26
4. Komitmen mutu.................................................................27
5. Anti korupsi.......................................................................28
6. Whole of government........................................................29
7. Manajemen asn..................................................................31
8. Pelanyanan publik .............................................................31
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
A. Unit Kerja.......................................................................................34
B. Isu yang diangkat ...........................................................................34
C. Gagasanpemecahan isu ..................................................................34
D. Tujuan gagasanpemecahan isu.......................................................34
E. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu.....................................35
BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN AKTUALISASI
A. Capaian Aktualisasi ........................................................................57
B. Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar, Peran Dan
Kedudukann ASN dalam Optimalisasi Pengawasan Cairan Infus
Dengan Labeling Di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buton ............................................................................60
C. Pelaksanaan Kegiatan dan Capaiannya ............................................. 61
D. Matrix Habituasi ................................................................................... 93
E. Kontribusi dan Gambaran Dampak yang Dirasakan dalam
Pelaksanaan Aktualisasi Nilai Dasar ASN ....................................95
F. Output-Output Penting yang Dihasilkan dalam Aktualisasi ..........98
G. Kendala Atau Hambatan Selama Aktualisasi.................................98
H. Kunci sukses pelaksanaan aktualisasi ..........................................100
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan ..................................................................................101
2. Saran ............................................................................................101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................103
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ...................................................104
LAMPIRAN

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembangunan RSUD Kabupaten Buton Tahap Pertama .......................12
Tabel 2.2 Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Tahap

Kedua .....................................................................................................13
Tabel 2.3 Instalasi dan Unit Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Buton ......................................................................................................14
Tabel 2.4 Jumlah Tenaga Medis RSUD Kabupaten Buton Tahun 2019 ..............15
Tabel 2.5 Jumlah Tenaga Paramedis Keperawatan...............................................16
Tabel 2.6 Jumlah Tenaga Paramedis Non Keperawatan.......................................17
Tabel 2.7 Jumlah Tenaga Non Medis RSUD Kabupaten Buton Tahun 2019 .......18
Tabel 2.8 Rekapitulasi Ketenagaan RSUD Kabupaten Buton Tahun 2019...........19
Tabel 2.9 Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas Dan Fungsi ....................................20
Tabel 2.10 analisis penetapan isu...........................................................................21
Tabel 2.11 Identifikasi Faktor Penyebab Isu .........................................................22
Tabel 3.1 Kegiatan Dan Tahapan Untuk Memecahkan Isu...................................35
Tabel 4.1 Capaian Aktualisasi ...............................................................................57
Tabel 4.2 Pelaksanaan Kegiatan dan Capaiannya..................................................61
Tabel 4.3 Matrix Habituasi ....................................................................................93
Tabel 4.4 Kontribusi dan gambaran dampak yang dirasakan dalam pelaksanaan

Aktualisasi Nilai Dasar ASN.................................................................95
Tabel 4.5 Kendala Atau Hambatan Selama Aktualisas .........................................98

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Buton......................................8
Gambar 4.1 Mengatur Jadwal Konsultasi Dengan Mentor....................................61
Gambar 4.2 Meminta Arahan Dan Masukan Dari Mentor ....................................62
Gambar 4.3 Lembar Konsultasi ..........................................................................62
Gambar 4.4 Melaksanakan Konsultasi Dengan Pimpinan.........................................
................................................................................................................................63
Gambar 4.5 Melaksanakan Konsultasi Dengan Kepala Ruangan Isolasi ..............63
Gambar 4.6 Lembar Konsulasi Dengan Direktur RSUD Kab. Buton ...................64
Gambar 4.7 Lembar Konsulasi Dengan Kepala Ruangan Isoalsi ..........................64
Gambar 4.8 Surat Persetujuan Melakukan Aktualisasi..........................................64
Gambar 4.9 Mengumpulkan Referensi Pembuatan Label ........................................
Gambar 4.10 Mendesain Label .................................................................................
Gambar 4.11 Desain Label........................................................................................
Gambar 4.12 Melakukan Konsultasi Dengan Mentor............................................67
Gambar 4.13 Melakukan Konsultasi Dengan Coach.............................................67
Gambar 4.14 Lembar Konsultasi Mentor...............................................................68
Gambar 4.15 Mencetak Label Botol Cairan Infus .................................................69
Gambar 4.16 Mengumpulkan Referensi Pembuatan SOP .....................................70
Gambar 4.17 Membuat Draf SOP.........................................................................71
Gambar 4.18 Draf SOP .........................................................................................71
Gambar 4.19 Konsultasi Dengan Kepala Seksi Pelayana Medik Dan
Keperawatan...........................................................................................................72
Gambar 4.20 Konsultasi Dengan Mentor...............................................................72
Gambar 4.21 Lembar Konsultasi Dengan Kepala Seksi Pelayana Medik Dan
Keperawatan...........................................................................................................73
Gambar 4.22 Lembar Konsultasi Mentor..............................................................73
Gambar 4.23 Konsultasi Dengan Coach ...............................................................73

vi

Gambar 4.24 Pengesahan SOP Oleh Direktur RSUD Kab. Buton .......................74
Gambar 4.25 Lembar Konsultasi ...........................................................................74
Gambar 4.26 Mengajukan Izin Sosialisasi Dengan Kepala Ruangan....................75
Gambar 4.27 Lembar Konsultasi ...........................................................................75
Gambar 4.28 Bahan Sosialisasi..............................................................................76
Gambar 4.29 Undangan Sosialisai .........................................................................77
Gambar 4.30 Membagikan Undangan Kepada Kepala Ruangan Isolasi ...............78
Gambar 4.31 Membagikan Undangan Kepada Masing- Masing Ketua Tim.........79
Gambar 4.32 Sosialisasi Gambaran Pelaksanaan Pemberian Labeling Botol Infus

Sesuai SOP .....................................................................................80
Gambar 4.33 Koordinasi Dengan Kepala Ruangan ...............................................81
Gambar 4.34 Lembar Konsultasi Dengan Kepala Ruangan ..................................81
Gambar 4.35 Kolaborasi Dengan Rekan Sejawat ..................................................82
Gambar 4.36 Terpasang Label Pada Botol Cairan Infus ......................................82
Gambar 4.37 Lembar Observasi ............................................................................83
Gambar 4.38 Monitoring Petugas, Periksa Catatan Pasien....................................84
Gambar 4.39 Monitoring Petugas, Menulis Isi Label, Doble Cek Dan Tanda
Tangan Perawat......................................................................................................85
Gambar 4.40 Monitoring Petugas, Menempel Label Pada Botol Infus .................85
Gambar 4.41 Monitoring Petugas, Memastikan Benar Pasien ..............................85
Gambar 4.42 Monitoring Petugas, Melakukan Hand Hygiene ..............................85
Gambar 4.43 Monitoring Petugas, Memastikan Benar Tetesan Cairan.................85
Gambar 4.44 Monitoring Petugas, Mencatat Pada Lembar Dokumentasi

Keperawatan ...................................................................................85
Gambar 4.45 Melakukan Pengecekan Catatan Pemberian Dan Pemantauan
Obat ........................................................................................................................86
Gambar 4.46 Catatan Pemberian Dan Pemantauan Obat......................................86
Gambar 4.47 Menilai Hasil Monitoring Pelaksanaan Labeling Botol Infus.........87

vii

Gambar 4.48 Rekapitulasi Hasil Monitoring Petugas............................................87
Gambar 4.49 Laporan Hasil Monitoring Petugas ..................................................88
Gambar 4.50 Melaporkan Evaluasi Hasil Kepada Mentor ...................................88
Gambar 4.51 Surat Peryataan Mentor....................................................................89
Gambar 4.52 Melaporkan Kendala Dan Hambatan................................................90
Gambar 4.53 Lembar Konsultasi Mentor...............................................................90
Gambar 4.54 Lembar Konsultasi Coach ................................................................91
Gambar 4.55 Menyusun Laporan Aktualisas...........................................................9

viii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam UU ASN No. 5 Tahun 2014 di jelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara

(ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil
Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas
negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. UU ini sendiri
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter dalam mencetak PNS.
Oleh karena itu, PNS tidak hanya memahami nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), namun PNS juga
harus dapat menginternalisasi nilai ANEKA tersebut di unit kerjanya masing-masing.

Dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara juga
mengamanatkan Instansi Pemerintah yaitu Kementerian Hukum dan HAM untuk wajib
memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama 1 (satu) tahun masa percobaan. Tujuan dari Pelatihan Dasar
terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan
bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang
(Lembaga Administrasi Negara, 2017).

Pelatihan dasar yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM yang
bekerjasama dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(BKPSDM) Provinsi Sulawesi Tenggara kepada peserta pelatihan dasar golongan II
Angkatan XXIII, XXIV, dan XXV menjelaskan pembelajaran habituasi yang
memfasilitasi peserta melakukan kegiatan pembelajaran aktualisasi yang telah
dipelajari. Tujuan dari pembelajaran ini adalah untuk mengaktualisasikan substansi
materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang
difasilitasi dalam pembelajaran agenda Habituasi (Lembaga Administrasi Negara,
2017).

Didalam UU Keperawatan No. 38 tahun 2014 pasal 29 tentang praktik

1

keperawatan, perawat bertugas sebagai pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan
konselor bagi klien, pengelola pelayanan keperawatan, peneliti keperawatan, pelaksana
tugas berdasar pelimpahan wewenang dan pelaksana tugas dalam keadaan. tertentu
Salah satu tugas dari perawat yaitu melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia yaitu pemberian cairan seusai kebutuhannya.

RSUD Kabupaten Buton merupakan rumah sakit baru milik pemerintah
Kabupaten Buton yang terletak di desa Laburunci, kecamatan Pasarwajo. Pada Tahun
2019 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton telah terakreditasi
SNARS Edisi I Oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan Kategori Madya.

Salah satu misi dari Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Buton adalah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang
paripurna. Misi tersebut menjadi acuan bagi profesi perawat yang mana terkandung
tugas seorang perawat melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia yaitu pemberian cairan seusai kebutuhannya menurut standar oprasional
prosedur keperawatan.

Salah satu peranan cairan tubuh adalah mengatur suhu tubuh sekaligus sebagai
alat transportasi untuk mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Jika
tubuh mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi, bisa berakibat terhambatnya
seluruh kerja organ dalam tubuh manusia.

Cairan tubuh manusia terdiri dari air dan ion, sehingga saat kehilangan cairan
tubuh, bukan hanya air yang hilang tapi juga ion. Ion memiliki peranan penting
dalam mencegah kelelahan pada otot. Salah satu penyebab kelelahan otot adalah
terhambatnya glikolisis atau pemecahan glikogen menjadi tenaga. Seharusnya asam
laktat dapat digunakan sebagai cadangan tenaga, namun karena tubuh kurang cairan,
proses perubahan itu menjadi terganggu. Sehingga timbul gejala tubuh lemas dan
kelelahan.

Fungsi cairan infus umumnya diberikan kepada seseorang yang mengalami
kekurangan elektrolit dalam tubuh. Beberapa pasien membutuhkan asupan tambahan
melalui pembuluh darah vena untuk mempercepat proses asupan tambahan ke dalam
tubuh. Asupan tambahan tersebut didapatkan melalui manfaat air infus yang
dipasang pada tubuh pasien. Meskipun cairan infus pada umumnya digunakan sebagai
terapi kesembuhan pasien, namun pada beberapa kondisi kesehatan tertentu
penggunaan cairan infus harus sangat diawasi karena jika pemberiannya diberikan

2

secara berlebihan akan dapat menjadi pemberat suatu penyakit dan bahkan
menimbulkan kematian. Cairan infus dalam penggunaannya dimasukkan ke dalam
tubuh melalui pembuluh darah vena dengan menggunakan jarum. Perlu diingat
bahwa pemberian cairan infus harus berdasarkan pemeriksaan dari dokter.

Pemberian labeling cairan infus dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap
kelebihan cairan maupun yang terdapat pencampuran obat didalamnya. label yang di
tempel pada botol cairan infus yang meliputi nama pasien, nomor RM, obat
tambahan, cairan infus, dosis, kecepatan pemberian, tanggal dan jam pencampuran,
tanggal dan jam kadarluarsa, nama pencampuran serta waktu atau jam habis pemberian
cairan infus. Pemberian cairan melalui intravena selain untuk memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit, sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan. Selain itu
cairan infus digunakan sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum
diketahui, misal pada kasus dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam, dan
lain-lain. Pemasangan infus digunakan untuk mengobati berbagai kondisi penderita
disemua lingkungan perawatan di rumah sakit maupun di puskesmas dan merupakan
salah satu terapi utama. Sebanyak 60% pasien yang dilakukan rawat inap
mendapatkan terapi cairan infus. Sistem terapi ini memungkinkan terapi berefek
langsung, lebih cepat, lebih efektif, dapat dilakukan secara kontinue dan penderita
pun merasa lebih nyaman jika dibandingkan dengan cara lainnya.

Kondisi sebelum adanya gagasan, dalam melaksanakan tugas sebagai
perawat, penulis memonitoring tetesan cairan infus hampir selalu tidak tepat
tetesan maupun waktu habis cairan. Seringkali perawat hanya menulis menggunakan
spidol di botol cairan infus atau bahkan tidak ditulis sama sekali berapa tetes
kebutuhan cairan intravena per menitnya. Sehingga belum terkendalinya kebutuhan
cairan pasien secara tepat yang akan mempengaruhi kesembuhan pasien. Kondisi
sesudah adanya gagasan, tetesan cairan untuk pasien rawat inap dapat terkendali.
Sehingga kebutuhan cairan pasien dapat terpenuhi dengan semestinya agar dapat
meningkatkan patient safety.

Berdasarkan hal diatas maka penulis mengambil judul „Optimalisasi
Pengawasan Cairan Infus dengan Labeling pada Pasien di Ruang Isolasi RSUD
Kabupaten Buton.

3

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Teraktualisainya nilai-nilai dasar ASN, kedudukan dan peran ASN dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai perawat terampil terutama dalam pelaksanaan
tahapan-tahapan kegiatan aktualisasi ini.

2. Tujuan Khusus
Terwujudnya optimalisasi pengawasan cairan infus dengan labeling di Ruang
Isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton

C. Manfaat
1. Manfaat Aktualisasi
a. Manfaat untuk penulis
1) Menjadi PNS yang profesional dan berANEKA
2) Memudahkan petugas jaga ruangan untuk mengendalikan kebutuhan
cairan.
3) Mengetahui jumlah kebutuhan cairan pasien secara akurat
4) Meningkatkan mutu tentang sasaran keselamatan pasien.
b. Manfaat untuk organisasi
1) Mendukung tercapainya tujuan organisasi yaitu meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan yang paripurna.
c. Manfaat untuk masyarakat
1) Pengendalian kebutuhan cairan infus menjadi akurat.
2) Peningkatan keamanan pasien di rumah sakit
3) Perwujudan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional.

D. Ruang Lingkup
1. Kegiatan aktualisasi ini dilakukan adalah pada ruang perawatan Isolasi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
2. Labeling adalah sepotong kertas (kain, logam, kayu, dan sebagainya) yang
ditempelkan pada barang dan menjelaskan tentang nama barang, nama pemilik,
tujuan, alamat, dan sebagainya,
3. Pengawasan adalah tindakan yang dilakukan oleh pejabat terhadap bawahannya
atas setiap tugas yang menjadi tanggung jawab bawahannya

4

4. Cairan infus adalah betuk cairan yang pemasukan obat dan sebagainya tanpa
tekanan istimewa melalui pembuluh darah atau rongga badan

5. Optimalisasi adalah proses, cara, perbuatan mengoptimal-kan (menjadikan
paling baik, paling tinggi)

E. Tempat dan Waktu
1. Tempat
Tempat mengaktualisasikan Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN adalah di Ruang
Perawatan Isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
2. Waktu
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan berdasarkan Kalender Latihan
Dasar Cpns Golongan II Lingkup Pemerintah Kabupaten Buton yaitu mulai
tanggal 01 oktober sampai dengan 07 november 2021

5

BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR

DAN KEDUDUKAN PERAN ASN

A. GAMBARAN UMUM ORGANISASI
1. Kedudukan Organisasi
Rumah Sakit Umuam Daerah (RSUD) Kabupaten Buton terletak di Desa
Laburunci, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton. Pada posisi 5,520 Lintang
Selatan dan 122,840 Bujur Timur. Posisinya sangat strategis yang mudah
dijangkau oleh seluruh kenderaan karena berada pada jalan utama yakni jalan
Balai Kota. Jalan utama ini menghubungkan kantor-kantor dan pemukiman
penduduk.

Pada bagian depan berhadapan dengan jalan utama, samping kiri dan kanan
akan diperuntukkan perumahan dan perkantoran dan bagian belakang dengan
Madrasah Tsanawiah dan Aliyah Kabupaten Buton.

2. Visi dan Misi Organisasi
Visi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kab. Buton adalah “Menjadi

Rumah Sakit Terakreditasi yang Peka Budaya dan Terjangkau”.
Adapun misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton yaitu :
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan memberikan layanan

yang paripurna.
b. Meningkatkan kompetensi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit

yang Tangguh dan professional
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana sesuai standar

rumah sakit
d. Meningkatkan ketersediaan peralatan penunjang peralatan kesehatan baik

peralatan medis maupun non medis
e. Meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh karyawan rumah sakit
f. Meningkatkan manajemen yang efektif dan efesien

6

3. Dasar Hukum
Sebagai pedoman untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di Rumah

Sakit dibutuhkan peraturan-peraturan yang dapat digunakan sebagai Payung
Hukum Rumah Sakit. Dasar hukum atau peraturan-peraturan tersebut antara lain :

a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4355).

b. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3952).

c. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
538).

d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
RI Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063).

e. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara RI Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
5072).

f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679).

g. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5607).

7

h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578).

4. Struktur Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton merupakan

perangkat Pemerintah Daerah Kabupaten Buton yang mempunyai tugas pokok
melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas
desentralisasi di bidang kesehatan dengan struktur organisasi berdasarkan
Perataturan Daerah Nomor: 56 Tahun 2013, sebagaimana tertera pada diagram
halaman berikut :

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Buton

DIREKTUR

KELOMPOK JABATAN KEPALA BAGIAN
FUNGSIONAL TATA USAHA

KASUBAG KASUBAG KASUBAG
UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEUANGAN
PERLENGKAPAN
DAN DIKLAT

KABID KEPERAWATAN KABID PENUNJANG KABID BINA PROGRAM
DAN PELAYANAN MEDIK
MEDIK

KASIE PELAYANAN KASIE FARMASI, KASIE PERENCANAAN
MEDIK LABORATORIUM DAN EVALUASI
DAN RADIOLOGI

KASIE KASIE GIZI DAN KASIE DATA DAN
KEPERAWATAN LAUNDRY REKAM MEDIK

Peraturan Bupati Nomor : 56 Tahun 2013

5. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton adalah merupakan

instansi teknis Pemerintah Kabupaten Buton yang menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Buton, yang bertujuan untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang seoptimal mungkin.

8

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang kedudukan
Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Kabupaten Buton mempunyai tugas pokok :
Melakasanakan Kewenangan Otonomi Daerah dalam Rangka Pelaksanaan
Tugas Desentralisasi dibidang Kesehatan.

Adapun tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Buton sebagai berikut :
a. Tugas Pokok

1) Bagian Tata Usaha
Mempunyai tugas pokok yaitu pelayanan administrasi dan ketatausahaan
kepada semua satuan kerja di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
yang meliputi urusan kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, urusan
keuangan dan perlengkapan serta urusan umum dan hukum.

2) Bidang Perawatan dan Pelayanan
Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebagian tugas Rumah Sakit
Umum Daerah untuk menyiapkan bahan pedoman petunjuk teknis
penyelenggaraan kegiatan perawatan dan pelayanan medik bagi pasien
emergency, pasien rawat jalan, pasien rawat inap dan rujukan dan
melaksanakan kegiatan perawatan dan pelayanan medik bagi pasien
emergency, pasien rawat jalan, pasien rawat inap dan rujukan.

3) Bidang Penunjang Medik
Mempunyai tugas pokok yaitu melaksanakan sebahagian tugas Rumah
Sakit Umum Daerah dalam menyiapkan bahan pedoman petunjuk teknis,
menyelenggarakan kegiatan penunjang medik yang meliputi Pelayanan
Laboratorium, Farmasi, Radiologi dan Pelayanan Gizi dan Laundry.

4) Bidang Bina Program
Mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan bahan pedoman petunjuk
tehnis penyelenggaraan kegiatan bidang Bina program yang meliputi
perencanaan dan evaluasi program, pengolahan data dan rekam medik,
penyediaan dan pengembangan sistem informasi kesehatan serta
pelaporan hasil kegiatan.

9

b. Fungsi
Selanjutnya, fungsi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten

Buton berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Buton No. 4 tahun 2011
tentang Kedudukan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Buton, mempunyai fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis Rumah Sakit Umum Daerah
2) Pembinaan terhadap kelompok jabatan fungsional
3) Pengelolaan urusan ketatausahaan Rumah Sakit Umum Daerah
4) Pembinaan pelaksanaan dan peningkatan Mutu Perawatan dan Pelayanan

Kesehatan
5) Peningkatan mutu Pelayanan Medik

Fungsi tersebut di atas, lebih lanjut dijabarkan ke dalam fungsi bidang-
bidang dan bagian tata usaha Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton,
yaitu sebagai berikut :

1) Fungsi Bagian Tata Usaha
a) Pelaksanaan urusan administrasi dan ketatausahaan, kepegawaian,
perumusan rancangan peraturan bidang kesehatan
b) Pengkoordinasian urusan pendidikan dan pelatihan
c) Pelaksanaan urusan administrasi keuangan dan perbendaharaan;
d) Pelaksanaan urusan umum yang meliputi surat menyurat dan
pengarsipan
e) Pengelolaan perlengkapan
f) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur

2) Fungsi Bidang Perawatan dan Pelayanan
a) Merencanakan tindakan keperawatan dan tindakan medis
b) Pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan bagi pasien sesuai dengan
indikasi penyakit yang diderita
c) Pelaksanaan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
d) Melaksanakan koordinasi dengan Bidang/Seksi terkait dalam
penatalaksanaan kegiatan keperawatan dan pelayanan medik
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur

3) Fungsi Bidang Penunjang Medik
a) Pelaksanaan kegiatan laboratorium, Farmasi dan Radiologi

10

b) Pelaksanaan kegiatan gizi dan laundry serta hygiene dan sanitasi di

lingkungan Rumah Sakit Umum Darah

c) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur

4) Fungsi Bidang Bina program

a) Pengkajian dan perumusan kebijakan kesehatan

b) Pelaksanaan penyusunan rencana dan program serta pelaksanaan

monitoring, pengawasan dan evaluasi

c) Pelaksanaan pengolahan data dan rekam medik, pengolahan dan

pengembangan sistem informasi kesehatan serta pelaporan hasil

kegiatan

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Direktur

c. Tugas dan Fungsi Perawat

Berdasarkan Permen PAN-RB Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan

Fungsional Perawat, rincian kegiatan Perawat kategori keahlian sesuai dengan

jenjang jabatan, sebagai berikut:

1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;

2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan

keperawatan;

3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat

dalam rangka melakukan upaya promotif;

4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung

fisik pada pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam

rangka upaya preventif;

5. Memberikan oksigenasi sederhana;

6. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/

kritikal;

7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas

risiko penularan infeksi;

8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area

medikal bedah;

9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area anak;

10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area

maternitas;

11

11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area
komunitas;

12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area jiwa;
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistik;
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi

pembedahan pada tahap pre/ intra/post operasi;
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan

perawatan paliatif;
16. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi

kehilangan/berduka/ menjelang ajal dalam pelayanan keperawatan;
17. Melakukan perawatan luka; dan
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.

6. Data-data sumber daya yang dimiliki unit kerja
a. Sarana dan Prasarana
Pembangunan RSUD Kabupaten Buton mulai dilaksanakan pada tahun 2003
dan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran baik
yang bersumber dari APBD Kabupaten Buton, Dana Dekonsentrasi, Proyek
DHS-ADB, Dana Alokasi Khusus maupun Dana Tugas Pembantuan.

Pada tahap pertama pembangunannya didanai melalui Anggaran
Dekonsentrasi Propinsi Sulawesi Tenggara, dan Proyek DHS-ADB Propinsi
Sulawesi Tenggara dengan rincian dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 1 Pembangunan RSUD Kabupaten Buton Tahap Pertama

No. Nama gedung/sarana Jumlah Sumber biaya

(1) (2) (3) (4)

1. Poliklinik 1 unit Dekonsentrasi 2003

2. Perawatan kls 1 1 unit Dekonsentrasi 2003

3. Kamar Operasi 1 unit Dekonsentrasi 2003

4. Kamar Bersalin 1 unit DHS-ADB 2003

5. Meubelair kamar bersalin 1 paket DHS-ADB 2003

12

Sumber: Seksi Data dan Rekam Medik

Pembangunan tahap kedua dilaksanakan pada tahun anggaran 2004 dengan sumber
pembiayaan melalui dana bantuan dekonsentrasi Propinsi Sulawesi Tenggara dan APBD
Kabupaten Buton dengan rincian dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2. 2 Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton Tahap
Kedua

No Nama Gedung/Sarana dan Prasarana Jumlah Sumber Biaya
(1) (2) (3) (4)

1. Kantor RS 1 unit Dana Dekonsentrasi
2. Perawatan kls 2 1 unit T.A 2004
Sda

3. Perawatan kls 3 1 unit Sda

4. Apotik & Laboratorium 1 unit Sda

5. Kamar Jenazah 1 unit Sda

6. Kmr Roentgen/ X Ray 1 unit Sda

7. Jalan dalam kompleks RS 237 m² Sda

8. Selasar/ koridor 300 m² Sda

9. Dapur & Laundry 1 unit Sda

10. Rumah dokter ahli 2 unit Sda

11. Pengadaan meubellair ruang rapat 1 paket Sda

12. Pengadaan komputer 1 unit Sda

13. Pengadaan alat kesehatan 1 paket Sda

14. Pembuatan master plan 1 paket Sda

15. Unit Gawat Darurat 1 unit APBD/DAK 2004

16. Rumah dokter/ dr ahli 3 unit Sda

13

17. Sarana air bersih/ tower air 2 unit Sda
18. Sambungan air PDAM 1 paket Sda
19. Sambungan listrik 1 paket Sda
20. Meubellair kantor 1 paket Sda
21. Pengadaan terali jendela 1 paket Sda
22. Pengadaan tirai jendela 1 paket Sda
23. Asrama jaga putri 1 unit Sda

Sumber : Seksi Data dan Rekam Medik

b. Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton sampai saat ini
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum dengan jenis
pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. 3 Instalasi dan Unit Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten
Buton

No Instalasi Unit Pelayanan

(1) (2) (3)

1. Gawat Darurat Unit Gawat Darurat (UGD)

Poliklinik Umum

Poliklinik Spesialis Bedah

Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

Poliklinik Spesialis Kandungan
2. Rawat Jalan

Poliklinik Gigi Dan Mulut

Poliklinik Anak

Poliklinik THT

Poliklinik Fisioterapi

Rawat Inap Penyakit Dalam

3. Rawat Inap Rawat Inap Bedah

Rawat Inap Anak

14

4. Penunjang Rawat Inap Kebidanan
Sumber: Seksi Data dan Rekam Medik Rawat Inap Bayi/Perinatologi
Pelayanan Intensive Care Unit (ICU)
Pelayanan Farmasi (Apotek)
Pelayanan Radiologi
Pelayanan Unit Transfusi Darah (UTD)
Gizi dan Laundry
IPRS
Pelayanan Laboratorium

c. Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton dalam melaksanakan
fungsi dan tugasnya ditunjang dengan tenaga pegawai baik dengan status
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan honorer. Adapun ketenagaan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buton terdiri atas tenaga medis, tenaga
paramedis keperawatan, tenaga paramedis non keperawatan dan tenaga non
medis. Untuk melihat uraian ketenagaan sesuai klarifikasi Pendidikan dapat
dilihat pada sajian tabel berikut ini :

Tabel 2. 4 Jumlah Tenaga Medis RSUD Kabupaten Buton Tahun 2019

Jenis Tenaga Sesuai Klarifikasi Status

No Pendidikan Jumlah

PNS Kontrak Honor/Magang

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Dokter Umum 9 2 0 11
2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 1 0 01

3. Dokter Spesialis Bedah 1 1 02

4. Dokter Spesialis Obgyn 1 0 01
5. Dokter Spesialis THT 1 0 01

6. Dokter Spesialis Anak 1 0 01

15

7. Dokter Spesialis Gigi 3 0 03
8. Dokter Spesialis Radiologi 1 0 01

Jumlah 18 3 0 21

Sumber : Subag Kepegawaian

Dari tabel 2.3 tentang jumlah tenaga medis, dari 21 jumlah tenaga medis yang ada
di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten buton, ada 18 Tenaga medis yang
berstatus PNS dan yang banyak terdapat pada dokter umum sedangkan tenaga medis yang
magang/honor tidak ada.

Tabel 2. 5 Jumlah Tenaga Paramedis Keperawatan

Jenis Tenaga Sesuai Klarifikasi Status

No Pendidikan Jumlah

PNS Kontrak Honor/Magang

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. SI/D IV Keperawatan 1 28 0 29

2. DIII Keperawatan 25 45 0 67

3. DIII Perawat Gigi 20 0 1

4. DIII Kebidanan 13 36 0 49

5. SPK 0 0 0 0

Jumlah 37 109 0 146
Sumber : Subag Kepegawaian

Dari tabel 2.4 tentang tenaga paramedis keperawatan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kabupaten Buton dari jumlah keseluruhan tenaga paramedis
keperawatan dengan jumlah 146 orang terdapat 109 orang yang berstatus
kontrak terbanyak pada tenaga keperawatan baik itu yang berstatus DIII
dengan jumlah 45 orang dan tenaga SI Keperawatan berjumlah 28 orang
merupakan jumlah tenaga terbanyak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kabupaten Buton tahun 2019 yang PNS.

16

Tabel 2. 6 Jumlah Tenaga Paramedis Non Keperawatan

Jenis Tenaga Sesuai Klarifikasi Status

No Pendidikan Jumlah

PNS Kontrak Honor/Magang

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. SI SKM AKK 10 45

2. SI SKM Epidemiologi 70 18

3. SI SKM Kesling 10 01

4. Promosi Kesehatan 20 13

5. Apoteker 10 56

6. SI Farmasi 30 03

7. SI/D IV Gizi 30 14

8. DIII Farmasi 00 00

9. DIII Gizi 30 03

10. SI Akfis 20 02

11. DIII Akfis 30 03

12. Elektromedis 10 01

13. SI Radiologi 10 01

14. DIII Radiologi 20 13

15. SI Analisis 10 01

16. DIII Analisis 20 02

17. SI Manajemen Rumah Sakit 00 11

Jumlah 33 0 14 47

Sumber : Subag Kepegawaian

17

Dari tabel 2.5 tentang tenaga paramedis non keperawatan dengan jumlah
keseluruhan 47 orang. Adapun jumlah Tenaga paramedis non keperawatan
terbanyak yang berstatus PNS dengan jumlah 33 orang dengan tenaga epidemiologi
terbanyak dengan jumlah 7 orang Tenaga yang berstatus kontrak tidak ada dan
tenaga paramedis non keperawatan yang berstatus magang atau honor berjumlah 14
orang

Tabel 2. 7 Jumlah Tenaga Non Medis RSUD Kabupaten Buton Tahun 2019

Jenis Tenaga Sesuai Klarifikasi Status

No Jumlah
Pendidikan
PNS Kontrak Honor/Magang

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. SI Ekonomi 10 01

2. SI Sosial dan Politik 10 01

3. SI Akutansi 00 11

4. SI Komputer 00 00

7. SMA/SMK 20 02

Jumlah 40 15

Sumber : Subag Kepegawaian

Dari tabel 2.6 tentang tenaga non medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Kabupaten Buton tahun 2019 dengan jumlah 5 orang, dengan jumlah terbanyak yaitu

tenaga non medis berstatus pegawai dan yang honor/magang berjumlah 1 orang.

Tabel 2. 8 Rekapitulasi Ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten

Buton Tahun 2019

No Jenis Tenaga Status Jumlah

PNS Kontrak Honor/Magang

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Tenaga Medis 18 3 0 21

2. Tenaga Paramedis Keperawatan 37 109 0 146

18

Tenaga Paramedis Non 14 47
3. 33 0

Keperawatan

4. Tenaga Non Medis 4 0 15

Jumlah 92 112 15 219
Sumber : Subag Kepegawaian

Dari tabel 2.7 tentang rekapitulasi ketenagaan Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Buton dengan total seluruhnya 219 orang, jumlah tenaga
terbanyak terdapat pada tenaga honor atau magang dengan jumlah 112 orang
terdapat pada tenaga paramedis keperawatan, jumlah tenaga yang berstatus
PNS berjumlah 92 orang terdapat pada Tenaga paramedis keperawatan
berjumlah 37 orang dan jumlah tenaga yang sedikit pada tenaga yang honor
atau magang dengan jumlah 15 orang terbanyak pada tenaga paramedis non
keperawatan dengan jumlah 14 orang dan yang tidak ada tenaga honor atau
magang pada tenaga medis dan tenaga paramedis.

B. Identifikasi, Penetapan Isu Dan Analisa Dampak Isu
1. Identifikasi Isu
Isu adalah sebuah masalah yang muncul akibat dari kesenjangan antara
realita (kondisi saat ini) dengan kondisi ideal (harapan para stakeholder).
Sebelum penetapan judul rancangan aktualisasi terlebih dahulu dilakukan
identifikasi dan penetapan isu berdasarkan observasi penulis selama bertugas
di RSUD Kabupaten Buton. Setelah menemukan isu-isu, tahap selanjutnya
adalah mengidentifikasi isu tersebut terkait kondisi saat ini dan kondisi yang
diharapkan penulis. Dari hasil identifikasi isu tersebut akan menghasilkan isu
yang layak dan dijadikan rancangan aktualisasi. Beberapa isu berikut ditemukan
oleh penulis dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai perawat terampil yang
melaksanakan pelayanan keperawatan di RSUD Kabupaten Buton.

19

Tabel 2.9 Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas Dan Fungsi

Uraian Tugas Kondisi yang Rumusan Isu
No Kondisi Saat Ini diharapkan
Semua petugas Rendahnya kepatuhan
dan Fungsi medis patuh five moment hand
melaksanakan five hygiene pada tenaga
1 Memfasilitasi Kurang patuhnya moment hand medis di ruang Isolasi
hygiene di ruang
suasana lingkungan petugas medis Isolasi

yang tenang dan melakukan five

aman serta bebas moment hand

risiko penularan hygiene di ruang

infeksi Isolasi

2 Melakukan Masih ada tenaga Semua tenaga Belum optimalnya
komunikasi medis tidak medis dalam tenaga medis
terapeutik menerapkan menyampaikan dalam menerapkan
dalam pemberian komunikasi informasi dan komunikasi
asuhan terapeutik saat berinteraksi terapeutik saat
keperawatan; berinteraksi menerapkan berinteraksi
dengan pasien komunikasi dengan pasien
diruang Isolasi terapeutik diruang Isolasi

3 Melakukan Belum tepatnya Terkendalinya Belum optimalnya
pengawasan cairan
intervensi tetesan, waktu tetesan cairan infus pada pasien
di ruang isolasi
keperawatan spesifik habis cairan infus infus di ruang

yang sederhana pada diruang Isolasi isolasi

area medikal bedah

yaitu memenuhi

kebutuhan cairan dan

elektrolit pasien

2. Penetapan Isu
Analisis yang digunakan untuk memprioritaskan isu yang akan ditindak lanjuti
yaitu menggunakan analisis apkl (actual, problematik, kekhalayakan, layak)
dengan menggunakan skala likers dari 2 hingga 5 dengan makna: 5 sangat

20

tinggi; 4 tinggi; 3 cukup; 2 rendah; dan 1 sangat rendah.

Tabel 2.10 analisis penetapan isu

No Isu Teridentifikasi Kriteria Skor Total Ranking
A P KL 17 II

Rendahnya kepatuhan five 16 III
19 I
1 moment hand hygiene pada 5 444
tenaga medis di ruang Isolasi

Belum optimalnya tenaga 4 44 4
medis dalam menerapkan
2 komunikasi terapeutik saat
berinteraksi dengan pasien
diruang Isolasi

Belum optimalnya 5 455
3 pengawasan cairan infus pada

pasien di ruang Isolasi

Keterangan : A : Aktual
Skor 1-5 P : Problematik
K : Kekhalayakan
5 : Sangat Tinggi L : Layak
4 : Tinggi
3 : Cukup
2 : Rendah
1 : Sangat Rendah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa isu prioritas adalah Belum optimalnya
pengawasan cairan infus pada pasien di ruang Isolasi. Nilai actual sangat tinggi,
nilai problematic tinggi, nilai kekhalayakan sangat tinggi dan nilai layak sangat
tinggi.

3. Analisa Dampak Isu
Dampak yang mungkin terjadi apabila isu prioritas adalah “Optimalisasi
pengawasan cairan infus dengan Labeling pada pasien di ruang Isolasi” tidak

dituntaskan melalui solusipemecahan isu antara lain:

21

a. Dampak Positif

Apabila dapat dipecahkan penyelesaian isu, maka akan meningkatkan

derajat keselamatan pasien yang dalam perawatan, sehingga kepercayaan

masyarakat terkait pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Buton

khususnya diruang perawatan isolasi akan meningkat.

b. Dampak Negatif

1. Menurunnya derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Buton

2. Berkurangnya kepercayaan masyarakat akan pelayanan kesehatan di

RSUD Kabupaten Buton, khususnya di ruang Isolasi.

3. Merosotnya tingkat kepuasan masyarakat setempat terhadap mutu

pelayanan publik dibidang kesehatan karena gagal dalam memberikan

rasa aman dalam pelayanan kesehatan.

4. Factor Penyebab Isu

Beberapa factor yang menyebabkan Belum optimalnya pengawasan cairan

infus dengan labeling pada pasien di ruang Isolasi diantaranya karena Tidak

adanya penanda keterangan pada cairan infus yang memadai dan Rendahnya

disiplin petugas dalam mengontrol kebutuhan cairan pasien. Hal ini dapat dilihat

dari pemetaan masalah melalui tabel identifikasi factor penyebab berikut ini:

Tabel 2.11 Identifikasi Faktor Penyebab Isu

No Tugas dan Fungsi Isu Prioritas Factor Penyebab Solusi
Isu

1. Melakukan intervensi Belum 1.Tidak adanya Menyediakan

keperawatan spesifik optimalnya penanda labeling botol

yang sederhana pada pengawasan keterangan pada cairan infus.

area medikal bedah cairan infus pada cairan infus yang

yaitu memenuhi pasien di ruang memadai.

kebutuhan cairan dan Isolasi 2.Rendahnya Melakukan

elektrolit pasien disiplin petugas monitoring atau

dalam mengontrol pengawasan

kebutuhan cairan kepada petugas

pasien. medis tentang

cairan infus

22

5. Gagasan Kreatif
Gagasan kreatif untuk menangani pemasalahan dari isu aktual Optimalisasi
pengawasan cairan infus dengan labeling pada pasien diruang isolasi kabupaten
butonterbagi dalam tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
a. Melakukan konsultasi dengan mentor terkait dengan rancangan kegiatan
b. Membuat label botol cairan infus
c. Membuat SOP pemberian labeling pada botol cairan infus
d. Melakukan sosialisasi labeling diruang Isolasi
e. Melakukan pemasangan label pada botol cairan infus diruang Isolasi
f. Melakukan penilaian dari pelaksanaan labeling botol cairan infus
g. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pemanfaatan kegiatan

C. Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan dan Peran ASN
1. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Nilai-nilai publik tersebut seperti mampu mengambil keputusan yang
tepat saat terjadi konflik kepentingan, menghindari keterlibatan dalam
politik praktis, perlakuan secara sama dan adil dalam pelayanan publik, dan
menunjukkan sikap yang dapat diandalkan sebagai penyelenggara
pemerintahan.
b. Indikator Akuntabilitas
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya. Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel
dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by
example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan
sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen
pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja
yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya,

23

sehingga dengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana
dapat dijadikan sebagai solusi.
2) Transparansi
a) Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara

kelompok internal dan eksternal
b) Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak

seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan
c) Meningkatkan akuntabilitas dalam setiap keputusan
d) Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara

keseluruhan.
3) Integritas

Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung
tinggi dan mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang,
kontrak, kebijakan, dan peraturan yang berlaku. Dengan adanya integritas
institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik
dan/atau stakeholders.
4) Tanggung Jawab
Konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan yaitu adanya tuntutan
untuk bertanggung jawab atas keputusan yang telah dibuat dan
mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
Contoh: membuat sasaran kinerja pegawai dan bekerja sesuai tupoksinya.
5) Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan harus
dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada lingkungan
organisasinya. Oleh sebab itu, ketidakadilan harus dihindari karena
dapat menghancurkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang
mengakibatkan kinerja akan menjadi tidak optimal.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan
7) Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas. Setiap individu yang ada di lingkungan
kerja harus dapat menggunakan kewenangannya untuk

24

meningkatkan kinerja. Adanya peningkatan kerja juga memerlukan
adanya perubahan kewenangan sesuai kebutuhanyang dibutuhkan.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga
harus disertai dengan keseimbangan kapasitas sumberdaya dan keahlian
(skill) yang dimiliki.
8) Kejelasan target
Fokus utamanya adalah untuk mengetahui kejelasan antara kewenangan,
peran, dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan system pelaporan kinerja.
9) Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten
dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya akan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel.

2. Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme merupakan perwujudan rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan Negara, serta tetap menghormati bangsa lainnya. Prinsip nasionalisme
bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa
Indonesia senantiasa menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN, bukan
sekedar wawasan kebangsaan saja, tetapi memiliki kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.
b. Indikator Nasionalisme
1) Religius
2) Hormat-menghormati
3) Integritas
4) Kerjasama
5) Tidak memaksakan kehendak
6) Jujur
7) Amanah
8) Peduli
9) Adil

25

10) Persamaan derajat
11) Tidak diskriminatif
12) Mencintai sesama manusia
13) Tenggang rasa
14) Santun
15) Membela kebenaran
16) Gotong royong
17) Rela berkorban
18) Cinta tanah air
19) Memelihara ketertiban
20) Mengutamakan kepentingan umum
21) Disiplin
22) Musyawarah
23) Kekeluargaan
24) Menghormati keputusan
25) Tanggung jawab
26) Kekeluargaan
27) Tidak memaksakan kehendak
28) Bijaksana
29) Kepentingan bersama
30) Gotong royong
31) Social
32) Menghormati hak orang lain
33) Hidup sederhana
34) Tolong menolong
35) Kerja keras
36) Menghargai karya orang lain

3. Etika Publik
a. Pengertian Etik Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah: Refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka
menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut

26

para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-
dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik
(Haryatmoko, 2001). Jadi, Etika Publik merupakan refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan
tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik,
yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam

menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

b. Indikator Etika Publik
Indikator etika publik yaitu:
1) Jujur dalam memberikan informasi
2) Terbuka
3) Tulus
4) Cermat
5) Sopan
6) Taat pada peraturan
7) Integritas tinggi
8) Ramah dan Sopan
9) Bisa menjaga Informasi yang bersifat rahasia
10) Bersikap hormat
11) Bertanggung jawab dalam menggunakan BMN
12) Tidak diskriminatif, berlaku adil dalam memberikan pelayanan Menjalankan
tugas secara profesional dan tidak berpihak pada kelompok tertentu

4. Komitmen Mutu
a. Pengertian Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek
utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada

27

mutu melaui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan
berorientasi mutu.
b. Indikator Komitmen Mutu
Indikator komitmen mutu, yaitu:
1) Efektif

Menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik yang menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja
2) Efisien
Merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan, sehingga tidak terjadi pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan
mekanisme keluar alur
3) Inovatif
Kegiatan yang meliputi seluruh proses menciptakan dan menawarkan
jasa atau barang baik yang sifatnya baru, lebih baik atau lebih murah
dibandingkan dengan yang tersedia sebelumnya. Sebuah inovasi dapat
berupa produk atau jasa yang baru, teknologi proses produksi yang baru,
system struktur dan administrasi baru atau rencana baru bagi anggota
administrasi
4) Adaptif
5) Mutu
6) Responsive

5. Anti Korupsi
a. Pengertian Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corrupti yang artinya kerusakan,
kebobrokan, dan kebusukan. Dampak korupsi tidak hanya sekedar menimbang
kerugian keuangan Negara namun dapat menimbulkan kerusakan kehidupan
yang tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi dapat pula dalam jangka panjang.
Kesadaran diri anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan
selalu ingat ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan, dapat
menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
b. Indikator Anti Korupsi

28

Indikator anti korupsi, yaitu:
1) Jujur

Sikap atau sifat seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya
dan apa adanya, tidak ditambahi ataupun dikurangi.
2) Peduli
Suatu tindakan yang didasari pada keprihatinan terhadap masalah orang lain.
3) Mandiri
Mandiri adalah dapat berdiri diatas kaki sendiri dan tidak bergantung pada
orang lain instansi lain.
4) Disiplin
Kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku, kemampuan
mengatur waktu dengan baik.
5) Tanggung jawab
Kewajiban mesnyelesaikan sesuatu hal yang dilakukan
6) Kerja keras
Kemauan untuk melaukan sesuatu dengen ketekunan dan ketahanan demi
tercapainya suatu tujuan.
7) Sederhana
8) Berani
Sikap membela kebenaran dengan resiko apa pun dan takut untuk berbuat
yang tidak benar.
9) Adil
Tidak berat sebelah, tidak memihak.

D. Kedudukan dan Peran ASN

1. Whole of Government
Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan

penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintah dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuantujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik (LAN RI, 2016). WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang
terkait dengan urusan-urusan yang relevan.

29

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pendekatan
WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan,
kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor
dalam pemerintahan. Pentingnya WoG untuk diterapkan dalam pemerintahan
saat ini. Pertama, karena adanya faktor eksternal seperti dorongan publik
dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan
agar tercipta penyelenggaraan pemerintah yang lebih baik. Juga adanya
perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang
lebih kompleks. Kedua, karena adanya faktor internal yaitu ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat adanya nuansa kompetisi natar sektor
pembangunan.

WoG sebagai pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk mendukung
fungsi penting dan utama instansi pemerintah yaitu sebagai perangkat
pemberi pelayanan. Pelayan yang diberikan harus memenuhi level atau kualitas
yang diharapkan oleh masyarakat umum. Terutama untuk menghadapi
masyarakat yang semakin maju dan persaingan global yang ketat.
Pendekatan WOG dapat dilakukan baik dari sisi penataan institusi formal
maupun informal, diantaranya:
a. Penguatan koordinasi antar lembaga
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus
c. Membentuk gugus tugas
d. Koalisi sosial

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Pertama, pelayanan yang
bersifat administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai produk
dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat. Kedua, pelayanan jasa, yaitu
pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan, dan
lainnya. Ketiga, pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan barang
yang dibutuhkan warga masyarakat misalnya jalan, perumahan, jaringan
telepon, listrik, air bersih, dan lainnya. Keempat, pelayanan regulatif, yaitu
pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-undangan
maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan

30

masyarakat. Adapun pola pelayanan publik dibedakan dalam 5 (lima) macam
pola pelayanan yaitu pola pelayanan teknis fungsional, pola pelayanan satu
atap, pola pelayanan satu pintu, pola pelayanan terpusat, dan pola pelayanan
elektronik.
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen
ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul
selaras dengan perkembangan jaman. Adapun asas-asas manajemen ASN, antara
lain:
a. Profesionalitas
b. Proporsionalitas
c. Keterpaduan
d. Keterpaduan
e. Delegasi
f. Netralitas
g. Akuntabilitas
h. Efektif dan efisien
i. Keterbukaan
j. Non diskriminatif
k. Persatuan
l. Kesetaraan
m. Keadilan
n. Kesejahteraan.

3. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala

bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat
dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa
baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima
adalah:

31

b. Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan,
dan mengevaluasi hasilnya.

c. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara
pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga negara untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik yang
diselenggarakan tersebut.

d. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan
memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan
jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme penyelenggaraan
layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan.

e. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar
perbedaan identitas warga negara.

f. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.

g. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.

h. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non- fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan

32

yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
i. Akuntabel

Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
j. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.

33

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Unit Kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton

B. Isu yang diangkat
Belum optimalnya pengawasan cairan infus pada pasien di ruang Isolasi

C. Gagasan pemecahan isu
Gagasan pemecahan isu “Optimalisasi pengawasan cairan infus dengan labeling
pada pasien diruang isolasi kabupaten buton” terbagi dalam tahap-tahap kegiatan
sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi dengan pimpinan/mentor terkait dengan rancangan
kegiatan
2. Membuat label botol cairan infus
3. Membuat SOP pemberian labeling pada botol cairan infus
4. Melakukan sosialisasi labeling diruang Isolasi
5. Melakukan pemasangan label pada botol cairan infus diruang Isolasi
6. Melakukan penilaian dari pelaksanaan labeling botol cairan infus
7. Melakukan evaluasi pelaksanaan dan pemanfaatan kegiatan

D. Tujuan Gagasan pemecahan isu
Optimalisasi Pengawasan Cairan Infus dengan labeling pada pasien di Ruang
Isolasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton bertujuan agar
terkendalinya tetesan cairan infus sehingga memberikan keamanan dalam
pelayanan kesehatan.

34

E. Kegiatan Terpilih Sebagai Pemecahan Isu
Tabel. 3.1 Kegiatan Dan Tahapan Untuk Memecahkan Isu

No Kegiatan TahapanKegiatan Output/ Hasil

1. Melakukan a. Mengatur Terjadwalnya 1. A
pertemuan yang D
konsultasi dengan jadwal disepakati ko
dibuktikan m
pimpinan/mentor konsultasi dengan ja
terkait dengan dengan mentor dokumentasi,
rancangan 2. N
D
kegiatan
ko

di

m

3. E
D

ko

m

so

4. K
D

ko

ha

te

5. A
D
ko
b
ke
te

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguatan
Pelatihan Terhadap Visi Nilai
Misi Organisasi
Akuntabilitas Kegiatan aktualisasi Organisasi
Dalam mengatur jadwal
onsultasi dengan mentor ini mendukung Belum ada
memberikan kejelasan adanya
adwal rencana kegiatan Tercapainya visi
Nasionalisme organisasi:“Menjadi
Dalam mengatur jadwal
RumahSakit
onsultasidengan mentor
Terakreditasi yang
ilakukan dengan tidak
Peka Budaya dan
memaksakan kehendak Terjangkau”
Etika Publik
Dalam mengatur jadwal Terkait Misi
organisasi:
onsultasi dengan mentor penulis “Meningkatkan
manajemen yang
menggunakan bahasa yang efektif dan efisien”

opan
Komitmen Mutu
Dalam mengatur jadwal

onsultasi dengan mentor di

arapkan efektifitas rancangan

erlaksana tanpa hambatan

Anti Korupsi
Dalam mengatur jadwal
onsultasi dengan mentor penulis
bertanggung jawab pada
egiatan ini agar dapat terlaksana
epat waktu

35

b. Meminta arahan Terjadinya 1.
dan masukan dari diskusi mengenai 2.
mentor mengenai rencana kegiatan
rancangan dibuktikan
kegiatan dengan
dokumentasi dan
tercatatnya arahan
dari mentor

3.
4.
5.

Akuntabilitas:
Dalam meminta arahan dan
masukan dari mentor mengenai
rancangan kegiatan penulis
menyampaikan kejelasan
target dan tujuan yang ingin
dicapai
Nasionalisme:
Meminta arahan dan masukan
dari mentor mengenai
rancangan kegiatan dilakukan
dengan musyawarah demi
kelancaran kegiatan
Etika Publik:
Penulis bersikap terbuka atas
arahan dan masukan dari
mentor mengenai rancangan
kegiatan
Komitmen Mutu:
Meminta arahan dan masukan
dari mentor agar kegiatan
berjalan dengan efektif
Anti Korupsi:
Dalam meminta arahan dan
masukan dari mentor penulis
membuktikan bertanggung
jawab terhadap kegiatan

36

c. Melaksanakan Terjadinya diskusi 1.
konsultasi tentang rencana 2.
dengan kegiatan kepada 3.
pimpinan dan pimpinan dan
kepala ruangan kepala ruangan
perawatan perawatan isolasi
isolasi dibuktikan dengan
surat persetujuan,
dokumentasi dan
lembar konsultasi

4.
5.


Click to View FlipBook Version