The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by , 2017-06-05 22:44:53

mboh ws

mboh ws

Shabrina Farras Tsany
Nurul Hidayati
Kamilah Maulidiyah
Lailatul Choiriyah

8E

JELAJAH PULAU BALI

Keanekaragaman Sosial, Budaya, Ekonomi & Politik Provinsi Bali
serta Budaya Nusantara Melebur Bersama Budaya Asing

KELOMPOK 2

8E

SMPN 2 Pasuruan

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

i

Jelajah Pulau Bali

JELAJAH PULAU BALI

Keanekaragaman Sosial, Budaya, Ekonomi & Politik Provinsi Bali
serta Budaya Nusantara Melebur Bersama Budaya Asing

KELOMPOK 2 ii

8E

SMPN 2 Pasuruan

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Penulis : (27)
(24)
Shabrina Farras Tsany (11)
Nurul Hidayati (13)
Kamilah Maulidiyah
Lailatul Choiriyah

Kelas 8E

iii

Jelajah Pulau Bali

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat
Allah SWT Yang Maha Kuasa, atas Limpahan Rahmat, Hidayah
dan Karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan buku
bertajuk “Jelajah Pulau Bali” ini dengan baik.

Buku ini disusun guna memenuhi salah satu tugas IPS serta
merupakan sarana berlatih sekaligus menerapkan teori yang telah
diterima di bangku sekolah dengan keadaan yang terjadi di
lapangan. Selain itu, buku ini dapat menambah koleksi buku-
buku perpustakaan SMP Negeri 2 Pasuruan, khususnya buku
karya siswa sendiri.

Dalam penyusunan buku ini, kami mendapat bimbingan dan
arahan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Erman, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2
Pasuruan yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk menyusun buku ini.

2. Bapak dan Ibu Guru Pembimbing yang selalu berkenan
memberikan sumbangan pemikiran, tenaga, dan waktu
sejak awal hingga akhir peyusunan laporan karya wisata ini.

3. Orang tua yang selalu memberi semangat dan doa.
4. Teman-teman siswa-siswi UPT SMPN 2 Pasuruan
5. Segenap pihak yang telah banyak membantu dalam

penulisan buku ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.

iv

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Besar harapan penyusun agar dapat kiranya buku ini
menjadi inspirasi bagi siswa-siswi lainnya untuk lebih mengenal
kebudayaan Indonesia, baik budaya asli maupun budaya yang
sudah berakulturasi dengan budaya asing sebagai sarana edukasi
dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan juga
menambah rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.

Penyusun menyadari bahwa tulisan ini masih banyak
kekurangan baik dalam materi, teknik, maupun penyajian data,
mengingat keterbatasan dalam waktu, tenaga, serta kemampuan
yang penyusun miliki. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi
kesempurnaan karya tulis ini.

Akhirnya penyusun berharap semoga karya tulis yang
sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya dan penyusun khususnya.

Pasuruan, 25 April 2017

Penyusun

v

Jelajah Pulau Bali

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................ iv
DAFTAR ISI .......................................................................... vi
BAB I BALI

1.1 Geografis............................................................ 1
1.2. Identitas Provinsi Bali........................................ 6
1.3. Ragam Budaya................................................... 9
1.4. Sumber Daya Manusia....................................... 36
1.5. Tata Kehidupan Masyarakat.............................. 43
1.6. Sistem Pemerintahan dan Politik....................... 48
BAB II TIONGHOA
2.1 Suku Tionghoa di Indonesia.............................. 55
2.2. Akulturasi Bali-Tionghoa.................................. 59
DAFTAR PUSTAKA............................................................. 61

vi

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

vii

Jelajah Pulau Bali

Dalam bab ini Anda akan
disuguhkan berbagai informasi

mengenai Bali. Mulai dari
paparan secara umum yang
sering Anda dengar hingga

detail-detail yang sangat
menarik, seperti tata

kehidupan masyarakat di Pulau
Bali, upacara-upacara adat

yang hanya ada di Bali, hingga
filosofi, tata cara, dan tata
aturan letak rumah dan
bangunan suci di Bali.
Mari menjelajah Bali !

Kelompok 4 8E SMPN 2 Pasuruan

0

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Letak dan Kenampakan Alam Pulau Bali

Provinsi Bali terletak di sebelah timur Pulau Jawa. Dulu

kepulauan ini pernah disebut Kepulauan Sunda Kecil. Wilayah

provinsi ini mencakup beberapa buah pulau, tetapi yang utama

adalah Pulau Bali. Letak wilayah Provinsi Bali secara
astronomis adalah 8°3'40"-8°50'48" LS dan 114°25'53"-
115°42'40" BT. Sedangkan secara geografis wilayah Provinsi

Bali berbatasan dengan daerah berikut ini

Batas sebelah utara : Laut Bali
Batas sebelah selatan : Samudera Indonesia
Batas sebelah barat : Selat Bali atau Provinsi Jawa
Timur
Batas sebelah timur : Selat Lombok atau Provinsi Nusa
Tenggara Barat

Luas daratan Provinsi Bali mencapai 5.780,06 km²
dengan panjang garis pantai mencapai 529 km. Secara
administratif Provinsi Bali dibagi dalam kabupaten dan satu kota
yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar,
Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng, dan Kota Denpasar
yang juga merupakan ibukota provinsi.

1

Jelajah Pulau Bali

Selain Pulau Bali Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau kecil
lainnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa
Ceningan di wilayah Kabupaten Klungkung, Pulau Serangan di
wilayah Kota Denpasar, dan Pulau Menjangan di Kabupaten
Buleleng.

No Nama Luas Jumlah Ibukota
Kec. Kel. Desa
Kabuaten/Kota Wilayah
(Km²)

1 Kab. Jembrana 841,80 4 9 42 Negara

2 Kab. Tabanan 1.013,88 10 - 123 Tabanan

3 Kab. Badung 418,62 6 16 46 Mangupura

4 Kab. Gianyar 368,00 7 6 63 Gianyar

5 Kab. 315,00 4 6 53 Semarapura
Klungkung

6 Kab. Bangli 490,71 4 4 65 Bangli

7 Kab. 839,54 8 3 68 Amplapura
Karangasem

8 Kab. Buleleng 1.364,73 9 19 129 Singaraja

9 Kota Denpasar 127,78 4 16 27 Denpasar

Bali 5780,06 56 79 616 Denpasar

Ket : Data diolah dari Permendagri Nomor 6 Tahun 2008
Pemindahan ibukota Kab. Badung berdasarkan PP Nomor 67 Tahun 2009

2

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Pada tahun 2009 di provinsi Bali terjadi pemindahan ibukota
Kabupaten Badung dari wilayah kota Denpasar ke wilayah
Kecamata Mengwi. Ibukota baru Kabupaten Badung ini
berkedudukan di sebagian wilayah Kecamatan Mengwi dan
diberi nama Mangapura. Pemindahan ibukota ini dituangkan
dalam PP No. 67 Tahun 2009.

Keadaan alam Provinsi Bali cukup bervariasi, mulai dari
datarn rendah, tanah perbukitan, dan pegunungan. Ketinggian
beberapa kota penting dari permukaan laut,adalah Tabanan
124 meter, Denpasar 25 meter, Gianyar 126 meter, Klungkung
93 meter, Bangli 425 meter, Karangasem 102 meter, dan
Buleleng 82 meter. Dataran rendah terluas terdapat di bagian
selatan, sementara di sebelah selatan terdapat sebuah
semenanjung (jazirah) yang disebut jazirah bukit, yang
menghubungkan tanah genting dengan daratan utamanya.

1. Gunung
Di bagian tengah pulau terdapat sejumlah puncak gunung.
Yang tertinggi adalah Gunung Agung dengan ketinggian
3.142 m dpal. Gunung yang merupakan gunung berapi
adalah Gunung Batur dan Gunung Agung. Kompleks
gunung Batur memiliki kaldera terbesar dan terindah di
dunia. Menurut catatan gunung ini telah meletus sebanyak
25 kali sejak tahun 1804 hinnga tahun 2000. Gunung
Agung merupakan gunung yang disucikan oleh masyarakat
Hindu Bali. Letusan terakhirnya terjadi pada tahun 1963
yang menyebabkan kehancuran terutama di Kabupaten
Karangasem. Di kaki gunung ini terdapat pura terbesar di
Bali yaitu Pura Besakih.

3

Jelajah Pulau Bali

2. Sungai
Di Kabupaten Jembrana terdapat 41 buah sungai yang
terpanjang adalah Tukad Biluk Poh (29 km). Di wilayah
Kabupaten Gianyar terdapat 11 sungai. Sungai terpanjang
adalah Tukad Petanu (37 km). kemudian Tukad Melanik
(34,5 km) merupakan sungai terpanjang di Kabupaten
Klungkung d antara 14 sungai. Kabupaten Bnagli memiliki
24 sungai dengan sungai terpanjangnya Tukad Pekerisan
(36,5 km). kabupaten Karangasem dialiri 54 sungai dan
sekitar 56 sungai mengaliri Kabupaten Buleleng.

3. Danau
Di Bali terdapat 4 danau dengan Danau Batur adalah danau
terluasdi Provinsi Bali dengan panjang 7 km dan lebar 2,5
km dengan kedalaman antara 60-70 m. Di dalam danau
terdapat aliran air dalam tanah yang mengalirkan air Danau
Batur, yang muncul menjadi mata air di beberapa tempat di
Bali dan dianggapa sebagai “Tirta Suci”. Di sebelah selatan
Kota Singaraja terdapat Danau Buyan dan Tamblingan
dengan letak kurang lebih 1000 m dari permukaan air laut
yang menyebakan udaranya agak sejuk dan dingin pada
malam hari. Di Tabanan terdapat Danau Bratan yang
menjadi primadona dan terdapat masjid Al Hidayah di tepi
danau itu dan disisi lain terdapat Pura Ulun Danu.

4. Tanjung
Beberapa tanjung yang terkenal di Bali, diantaranya adalah
Tanjung Abah, Tanjung Bakung, Tanjung Biasmentik,
Tanjung Bilakan, dan Tanjung Benoa yang tersebar di
beberapa kabupaten.

4

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

5. Laut dan Selat
Perairan Bali meliputi sebagian dari Samudera Indonesia di
sebleah selatan dan laut Bali di sebelah utara. Selain itu,
terdapat perairan laut yang sempit yang memisahkan satu
pulau dengan pulau lainnya yang disebut selat. Selat yang
cukup terkenal dan merupakan lintas pelayaran yang ramai
adalah Selat Bali yang mengubungkan Pulau Bali dengan
Pulau Jawa serta Selat Lombok yang menghubungkan
Pulau Bali dengan Pulau Lombok.

Keadaan Iklim dan Cuaca Provinsi Bali

Wilayah Provinsi Bali beriklim tropis, yang dipengaruhi
oleh angin musim yang berganti setiap enam bulan sekali.
Musim penghujan berlangsung dari bulan Desember sampai
dengan bulan Februari. Pada musim ini angina betiup dari arah
barat dan barat laut yang membawa banyak uap air.
Sebaliknya, musim kemarau berlangsung dari bulan Juni
sampai Agustus. Pada waktu itu berhebus angina timur dan
tenggara yang sifatnya kering. Diantara musim-musim
tersebut terdapat musim pancaroba atau musim peralihan.

Temperatur udara bervariasi antara 24,0℃ dan 30,8℃.
Curah hujan pada tahun 2003-2008 bervariasi antara
893,4 mm terndah dan 2.702,6 mm tertinggi untuk rata-
rata tahunan. Kelembapan udara pada musim kering
mencapai 60%.

5

Jelajah Pulau Bali

Lambang dan Identitas Daerah

Arti lambang Provinsi Bali dapat diuraikan sebagai
berikut.

1. Bintang Persegi Lima, melambangkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.

2. Candi Pahlawan Margarana, melambangkan jiwa
kepahlawanan rakyat Bali.

3. Candi Bentar, melambangkan keagungan.
4. Rantai, melambangkan persatuan.
5. Kipas, melambangkan kebudayaan Bali.
6. Bunga Teratai, melambangkan Singgasana Ciwa.
7. Padi Kapas, melambangkan kemakmuran

6

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Fauna Khas

Bali juga memiliki identitas flora dan fauna sebagai maskot.
Fauna yang dijadikan simbol provinsi bali dalah jalak bali. Satwa
ini merupakn jenis satwa endemic yang hanya terdapat di pulau
bali, yaitu di dalam kawasan taman nasional bali barat dan tidak
pernah dijumpai di belahan bumi manapun. Jalak bali memiliki
nama local curik putih dan
jalak putih bali. Ciri-ciri
jarak bali, yaitu bulunya
sebagian besar berwarna
putih bersih, kecuali bulu
ekor dan ujung sayapnya
berwarna hitam. Matanya
berwarna coklat tua,
daerah sekitar kelopak
mata tidak berbulu dengan warna biru tua. Burung jalak bali
mempunyai jambul yang indah, baik yang berjenis kelamin jantan
maupun betina. Mempunyai kaki yang berwarna abu-abu biru
dengan empat jari. Paruhnya runcing dengan panjang 2-5 cm
yang berwarna abu-abu kehitaman dan ujungnya kuning
kecoklatan. Secara umum, jalak bali jantan agak lebih besar dan
memiliki kuncir yang lebih panjang.

7

Jelajah Pulau Bali

Flora Khas

Sedangkan maskot flora provinsi bali adalah majegau.
Tetapi tiap-tiap kabupaten memiliki maskot flora masing-masing,
yaitu Tabanan (cemara pandak), Badung (badung), Buleleng (poh
amplem sari), Gianyar (nagasari), Klungkung (boni), Bangli
(bambu), Karangasem (salak), Jembrana (sawo kecik), dan
Denpasar (jempiring).

8

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Suku Bangsa di Bali

Suku bangsa Bali mendiami Pulau Bali yang sudah menjadi
provinsi dengan delapan provinsi. Dengan kondisi aam yang
berbeda-beda menyebabkan perbedaan budaya. Penduduk yang
tinggal di dataran tinggi lebih sedikit daripada di tempat lain.

Kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan
disebut sebagai orang Aga. Bali Aga adaah penduduk asli Bali
dan mereka tidak suka disebut Bali Aga karena mereka berbeda
dengan para pendatang dari Kerajaan Majapahit.

Ada juga suatu kelompok masyarakat yang menjadi bagian
dari suku Bali adalah Orang Trunyan. Mereka sangat berbeda
dengan kebudayaan Bali karena memiliki kebudayaan pra-Hindu.
Dalam tradisinya jenazah orang Trunyan tidak dikebumikan atau
dibakar, tetapi dibiarkan membusuk di udara terbuka.

Masyarakat Bali hidup dalam lingkungan permukiman yang
disebut pawongan atau desa yang terdiri atas dua jenis, yaitu desa
adat dan desa dinas. Desa adat merupakan desa tradisona yang
dibentuk berdasarkan ketentuan adat dengan dipimpin oeh kelian
adat atau bandesa adat. Sedangkan desa dinas adalah desa yang
dibentuk menurut sistem administrasi nasiona berada di bawah
sebuah kecamatan dan dipimpin oleh perbekel atau bandesa.

9

Jelajah Pulau Bali

Setiap desa di Bali terbagi dalam beberapa banjar dan setiap
banjar terbagi lagi ke dalam beberapa tempekan (kampung) dan
setiap tempekan dibagi lagi ke dalam beberapa buak pekurenan.

Bahasa Daerah Bali

Bahasa Bali tidak jauh berbeda dari bahasa daerah lainnya
jika dilihat dari perbendarahaan kata dan strukturnya.
Peninggalan prasasti zaman kuno menunjukkan adanya suatu
bahasa Bali kuno yang berbeda dengan bahasa Bali sekarang.
Bahasa Bali kuno banyak mengandung bahasa Sansekerta dan
terpengaruh oleh bahasa Jawa Kuno dari zaman Majapahit.
Bahasa hormat (bahasa halus) dipakai kalau berbicara dengan
orang-orang yang lebih tua atau lebih tinggi derajatnya. Di Bali
juga berkembang kesusastraan lisan dan tertulis baik dalam
bentuk puisi maupun prosa.

Masyarakat Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali
dan juga Indonesia, sebagian besar bahasa yang di gunakan
masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa
Inggris merupakan bahasa ketiga dan bahasa asing yg digunakan
masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri
pariwisata. Menurut satra Bali Bahasa Bali di bagi menjadi 2
yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih
kasar, dan bahasa Bali Mojopahit atau Bahasa Bali Alus Singgih
yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.

10

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Seni Arsitektur/Seni Bangunan di Bali

Ciri-ciri struktur bangunan Bali berdasarkan suatu prinsip
yang menunjukkan ciri tersendiri dan lazim disebut triangga.
Konsep arsitektur ini terdiri atas hulu, badan, dan kaki. Dalam
perannya sebagai wadah, arsitektur dipandang sebagai miniatur
jagat raya (Bhuana agung) yang menjadi wadah semua kegiatan
manusia (Bhuana alit). Bentuk dan fungsi-fungsi bangunan
perlambang kekuatan yang menjiawai dari arah kedelapan
penjuru angin di dalam tata waktu (wariga) disebut Astawara
“Sri-Indra-Guru-Yama-Rudra-Brahma-Kala-Uma”.

Dalam menentukan arah untuk memebnagun sebuah rumah,
lebih diutamakan menghadap ke arah gunung yang dianggap
sebagai arah ke alam maya (kaja) dan keod yang menghadap ke
laut dengan anggapan arah ke alam neraka. Gunung Agung
adalah gunung tertinggi sehingga menghadap ke gunung Agung
adalah yang paling utama dalam membuat bangunan.

Selain arah, menurut mereka masih ada beberapa hal lagi
yang perlu diperhatikan , antara lain tingkat kesucian dan
kehinaan dari ruangan , yang ditentukan menurut arah yang
dipilih. Dalam kebudayaan Hindu transformasinya ke dalam
penataan lingkungan terbangun dipolakan ke dalam ungkapan
Trimandala dan penjabarannya ke dalam tatjoning menjadi Sanga
Mandala tiga strata menjadi sembilan joning di bumi.

11

Jelajah Pulau Bali

Pakaian Adat Tradisional Bali

Pakaian adat tradisional sangat terkait dengan pola ideal
spiritual yang didasarkan pada ajaran Hindu. Pakaian adat Bali
memiliki beragam jenis, dari pakaian sehari-hari sampai pakaian
upacara. Jenis pakaian itu dapat dikategorikan atau dibedakan
menurut jenis kelamin, menurut umur, dan lapisan sosial yang
berdasarkan kasta.

Dalam pergaulan sehari-hari, baik bekerja atau bermain,
anak laki-laki diwajibkan memakai tutup kepala yang disebut
Destar atau Udeng, sedagkan anak perempuan mengenakan
Tengkuluk atau Kancir (selendang yang berfungsi penutup tubuh
atau untuk mengangkat beban sekaligus meindungli wajah dari
sinar matahari.

Wanita yang sedang menyusui diwajibkan memakai
pakaian yang khusus, yang biasa disebut Anteng, yang berfungsi
sebagai penutup bagian dada dari pencemaran, dan juga sebagai
penangkal kekuatan magis yang dikenal sebagai Desti. Anteng
digunakan juga pada upacara-upacara tertentu dengan
melilitkannya pada bagian pinggang untuk kesucian pelayanan
peribadatan dan bukan sekedar kesopanan dalam berpakaian.

Seorang pendeta berkewajiban memakai busana yang
bercorak khusus dengan pakaian yang disebut Wastra yang
berwarna putih dengan memakai ikat pinggang berwarna putih.
Sedangkan pendeta perempuan memakai kain Plekat dengan
warna cokelat dan berselendang putih atau kuning.

12

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Pada saat melakukan upacara seperti potong gigi atau
pernikahan masyarakat biasanya mengenakan kain tenunan Bali
tradisional sebagai busana lengkap dari bahan songket dan
peperadan. Dalam upacara perkawinan, masyarakat Bali
mengenal adanya tiga jenis busana dan tata rias pengantin, yaitu
nista, madya dan utama atau yang juga dikenal dengan payes
agung.

Kesenian Tradisonal Bali

Tarian Tradisional

Beragam tarian tradisonal yang dimilik oleh Bali, mulai dari
untuk upacara keagamaan, tari panyambutan, tari pemujaan dan
lain-lain.

a. Tari Rejang adalah tarian yang terkenal yang ditarikan oeh
penari putri yang dilakukan
secara berkelompok atau massa
di halaman pura pada saat
berlangsungnya suatu upacara.
Tari Rejang memiliki gerak tari
yang sederhana dan lemah
gemulai. Tari ini bisa diiringi
dengan gamelan Gong Kebyar
atau Gong Gede. Tari Rejang ini, oleh masyarakat Bali
dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan status sosial
penarinya (Rejang Daha; ditarikan oleh remaja putri), cara
menarikannya ( Rejang Renteng: ditarikan dengan saling
memegang selendang), tema dan perlengkapan tarinya

13

Jelajah Pulau Bali

terutama hiasan kepalanya (Rejang Oyopadi, Rejang Galuh,

Rejang Dewa).

b. Tari Topeng adalah pertunjukkan topeng sakral yang

didasarkan pada legenda-

legenda silsilah kehidupan,

dengan wayang kuit sebagai

salah satu media tradisional

kebudayaan. Serangkaian

topeng model yang merupakan

simbol figur-figur keluarga kerajaan diatur dengan rapi

daam rangkaian tari-tarian dan diiringi oleh orkes gamelan.

c. Tari Janger merupakan

tarian rakyat, dimana

kelompok janger yang terdiri

atas muda-mudi

mempertunjukkannya pada

acara tertentu seperti usai

panen, sekitar hari raya,

maupun acara lainnya. Suling dimainkan dengan nada yang

memilukan. Kemudian ada suara yang mengalunkan lagu

aneh dengan nada tinggi ke intonasi nada yang tertinggi

hampir tidak kedengaran. Kemudian dua gadis tampil

dengan mengenakan mahkota yang sangat indah dengan

tanduk yang berwarna-warni. Mereka berjalan ke depan,

agar pasangan berikutnya maju, sampai akhirnya dua belas

gadis berada di atas panggung. Secara perlahan-lahan,

mereka berlutut pada posisi tubuh saling berhadapan,

memiringkan kepalanya dengan gerakan bola mata

mengikuti irama musik.

14

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

d. Tari Legong Keraton
Legong adalah tarian ritual para dewa-dewa suci. Dari
semua tarian klasik Bali, Legong tetap merupakan inti dari
keindahan dan keanggunan. Gadis-gadis tertentu dipilih
untuk mewakili masyarakat sebagai penari Legong.
Legong yang paling terkenal adalah Legong Keraton,
legong dari keluarga kerajaan.
e. Barong adalah pelindung gaib
dari desa-desa Bali. Sebagai
“penguasa hutan” dengan topeng
bergigi runcing dan rambut panjang,
Barong adalah lawan dari Rangda
sang penyihir, penguasa roh kegelapan, dalam pertarungan
yang tidak pernah berakhir antara baik dan jahat. Dalam
festival-festival Galungan Kuningan, Barong mengembara
dari pintu ke pintu membersihkan daerah dari pengaruh
jahat.

f. Tari Pendet pada awalnya

merupakan tari pemujaan

yang banyak diperagakan di

pura. Tarian ini

melambangkan penyambutan

atas turunnya dewata ke alam

dunia. Lambat laun, seiring

perkembangan zaman para seniman Bali mengubah Pendet
menjadi “ucapan selamat datang”, meskipun tetap

mengandung unsur sakral-religius.Pendet merupakan

pernyatan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian

upacara. Tidak seperti halnya tari-tarian pertunjukkan yang

memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh

semua orang, pemangkus pria dan wanita, kaum wanita dan

gadis desa. Tarian Pendet adalah tarian para putri yang

15

Jelajah Pulau Bali

memiliki gerak yang lebih dinais dari tari Rejang yang
dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Tarian
ini ditampilkan setelah tari Rejang di halaman puran dan
biasanya menghadap ke arah suci dengan mengenakan
pakaian upacara da tiap-tiap penari membawa sangku,
kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.
g. Tari Baris adalah sebuah tarian perang tradisional yang
memuja keperkasaan kesatria Bali yang menang perang.
Para penarinya mengenakan topeng-topeng raksasa atau
topeng setan yang meyeramkan, dan ceritanya diambil dari
episode-episode versi Kawi dari legenda Ramayana dan
Mahabharata. Yang bersifat ritual adalah Baris Gede
dimana tarian yang menceritakan para prajurit kerajaan
sedang meakukan defile di kerajaan.

h. Tari kecak
Tarian ini mungkin pertama kali
dilakukan di tahun 1930.
Lagunya diambil dari tarian
Sanghyang kuno, yang sempai
hari ini masih dilakukan beberapa
desa. Selama tarian Sanghyang, seseorang akan berada
pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan
Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan
harapan-harapannya kepada masyarakat.

i. Tari Oleg Tambulilingan
Tarian ini adalah tarian modern yang dikembangkan oleh
almahurm Mario di tahun 1952. Oleg Tambulilingan telah
menjadi populer pada deretan tarian yang disertakan pada
pertunjukkan Legong. Awalnya tarian ini dimainkan hanya
oleh satu gadis yang disebut oleg, istilah umum yang

16

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

berarti goyangan sang penari. Akhirnya, pria pun
disertakan untuk membuat duet. Tarian ini kemudian
mendapat tema baru yang mengilustrasikan dua
tambulilingan yang bermain-main di taman.

j. Tari Kebyar Duduk
Seperti halnya Baris, Kebyar adalah tarian tunggal, tetapi
tarian ini bersifat ebih individualistik. Tarian Baris
mengiustrasikan gerakan-gerakan kesatria Bali secara
umum. Dalam tarian Kebyar, penekanannya adalah pada
penari itu sendiri yang menginterpretasikan nuansa musik
dengan ekspresi wajah dan gerakan.

Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali identik dengan sebutan Gapura Candi
Bentar. Gapura Candi Bentar terdiri dari dua bangunan candi
yang memiliki bentuk identik dan diletakkan sejajar sebagai
gerbang utama untuk masuk menuju halaman area rumah atau
pintu gerbang terluar, biasanya merupakan pintu masuk utama
suatu Pura atau tempat ibadah umat Hindu di Bali. Walaupun
memiliki bentuk yang identik dengan posisi yang sejajar, gapura
ini diletakkan terpisah satu dengan lainnya tanpa penutup pada
bagian atap persis seperti satu bagian menghadap cermin dan
membuat bangunan menjadi identik. Meskipun tidak memiliki
atap, namun gapura ini masih terhubung satu sama lain dengan
adanya pagar besi dan sejumlah anak tangga pada bagian bawah.
Selain candi, di sekitar gapura biasanya terdapat berbagai patung
sebagai lambang dari adat budaya Bali. Bangunan ini juga
memiliki julukan gerbang terbelah, karena bentuk bangunannya
seolah menggambarkan satu bangunan candi yang dibelah
menjadi dua.

17

Jelajah Pulau Bali

Gapura candi bentar ini dapat di simbolkan dengan pintu

masuk kepekarangan rumah yang menjulang tinggi yang

memiliki dua bangunan serupa yang saling berhadapaan dengan

tujuan memberikan

kesan kokoh terhadap

bangunan rumah

tersebut. Selain itu,

sebagai ungkapan

terima kasih kepada

sang pencipta, dan

simbol sebuah ritual

dengan ditandai pernak-

pernik yang berupa

ukiran, pemberian warna pada bangunan, peralatan serta patung-

patung. Gapura candi bentar adalah rumah adat provinsi Bali.

Perumahan candi bentar ini bukan hanya sekedar rumah, namun

dari setiap bangunan memiliki fungsi masing-masing disesuaikan

berdasarkan tingkat golongan utama, madya dan sederhana

(nista).

1. Golongan utama adalah bangunan yang diyakini sebagai

tempat paling suci sehingga dapat disimbolkan tempat tinggal

dewa atau para leluhur yang sudah meninggal.

a) Astari
Bangunan utama ini bernama Bale Sumanggen fungsinya sebagai
sanggah. Bangunan segi empat panjang ini memiliki luas 4x5
meter, dengan tinggi yang hanya sekitar 0,60 meter dan tiga atau
empat anak tangga kearat tanah. Bangunan ini digunakan untuk
tempat upacara adat, tamu dan tempat bekerja serbaguna.

18

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

b) Tiangsanga
Tiangsanga ini adalah bangunan utama di perumahan utama yang
digunakan untuk menerima tamu. Bangunan ini memiliki bentuk
dan fungsi yang sama seperti astasari, namun yang membedakan
kedua bangunan tersebut adalah pada bangunan tiangsanga
memiliki jumlah tiang yang lebih banyak yaitu sembilan.
c) Sakaros
Sakaros merupakan bangunan utama untuk perumahan utama.
Bangunan ini disebut Bale Murdha yang berfungsi sebagai bale
maten (ruang tidur). Bangunan ini bedenah bujur sangkar dan
atapnya berbentuk limas berpucuk satu yang terdiri dari dua belas
tiang dengan pembagian empat-empat sebanyak tiga deret.

2. Golongan madia adalah golongan tengah yang
bangunannya disimbolkan dengan strata manusia atau alam
manusia yang diwujudkan dalam bangunan dinding, jendela dan
pintu.

a) Sakutus
Sakutus adalah bangunan madia yang memiliki fungsi tunggal.
Bangunan sakutus ini merupakan bangunan awal dalam proses
pembuatan rumah yang disebut paturon. Bangunan ini berbentuk
segi empat panjang yang luasnya sekitar 5x2,5 meter dan
mempunyai delapan tiang, yang kedelapan tiangnya diarangkai
empat-empat menjadi dua bele-bele. Pembangunan atapnya
dibangun dengan system kampiyah bukan limasan yang funsinya
untuk sirkulasi udara. Selain itu, untuk variasi dia atas depan
pintu diberi atap tonjolan. Secara keseluruhan bangunan ini
berfungsi sebagai tempat tidur.

19

Jelajah Pulau Bali

3. Golongan nista adalah golongan paling bawah dengan
bahan bangunan masih menggunakan batu bata atau batu
gunung. Bangunan ini disimbolkan dengan pondasi pada bagian
bawah rumah sebagai penyangga.

a) Sakenem
Sakenem adalah bangunan perumahan yang bisa tergolong
sederhana dan bisa pula madya. Bila bahan dan penyelesaiannya
secara sederhana maka bangunan sakenem ini bangunan yang
digolongkan sederhana. Sedangkan untuk bangunan sakenem
yang digolongkan madya adalah bila bahan dan penyelesaiannya
dengan madya. Bangunan ini berbentuk segi empat panjang
dengan luas 6x2 meter yang terdiri dari enam tiang berjajar tiga-
tiga yang disatukan oleh bale-bale dan atapnya dibangun secara
kampiyah atau limasan. Secara umum bangunan ini berfungsi
sebagai sumanggen.
b) Sakepat
Bangunan sakepat ini adalah bangunan sederhana yang
digunakan untuk tempat tidur anak-anak yang berbentuk segi
empat dengan luasnya sekitar 3x2,5 meter dan memiliki empat
tiang.
c) Padma
Padma adalah bangunan khusus untuk tempat pemujaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Padma ini memiliki bentuk bangunan
yang lengkap yang disebut padmasan dengan bentuk dasarnya
adalah bujur sangkar berdimensi 3x3 meter dan tingginya 5
meter.
d) Gedong
Gedong adalah bangunan yang bentuknya serupa dengan tugu.
Untuk bagian atap menggunakan alang-alang.

20

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

e) Meru
Meru adalah bangunan yang disebut dengan atap tumpang karena
bangunan ini memiliki atap yang bertingkat-tingkat dan jumlah
atap setiap bangunan selalu ganjil. Bangunan ini sengaja
dibangun untuk tahan gempa.

Walaupun Gapura Candi Bentar menjadi ikon utama rumah
adat provinsi Bali, namun ternyata rumah adat bali yang
sebenarnya adalah sebuah bangunan yang memiliki bentuk
segiempat dimana di dalamnya terdapat beberapa macam
bangunan yang memiliki fungsi tersendiri. Seluruh bangunan
tersebut di kelilingi oleh tembok atau pagar pemisah dari
lingkungan luar atau disebut Panyengker karang/ tembok batas
rumah. Rumah adat Bali pun memiliki aturan tersendiri mengenai
tata cara, tata letak, dan tata bangunan rumah untuk ditempati
serta bangunan suci yang ada di Bali, dengan bermacam syarat
dan aturan yang berasal dari kitab suci Weda. Aturan tersebut
disebut Asta Kosala Kosali.

Asta Kosala Kosali merupakan tata cara penempatan lahan
untuk tempat tinggal dan bangunan suci. berdasarkan oleh
anatomi tubuh pemilik rumah. Uniknya, patokan pengukurannya
berdasarkan ukuran dari tubuh pemilik rumah agar ukuran rumah
sesuai dengan pemilik rumah. Satuan ukurannya bukan dalam
meter melainkan Amusti (ukuran atau dimensi untuk ukuran
tangan mengepal dengan ibu jari yang menghadap ke atas), Hasta
(ukuran sejengkal jarak tangan manusia dewasa dari pergelangan
tengah tangan sampai ujung jari tengah yang terbuka), Depa
(ukuran yang dipakai antara dua bentang tangan yang
dilentangkan dari kiri ke kanan) dan beberapa satuan ukuran lain.

21

Jelajah Pulau Bali

Filosofi yang terdapat dalam Asta Kosala Kosali yaitu
terbangunnya keselarasan dan kedinamisan dalam hidup bila
tercapai suatu hubungan yang damai dan harmonis antara tiga
aspek atau yang biasa disebut Tri Hita Karana. Aspek yang
mencakup Tri Hita Kirana yaitu pawongan (manusia atau pemilik
rumah), palemahan (lokasi atau lingkungan dimana rumah itu
dibangun) dan parahyangan (spiritual). Filosofi ini
menggambarkan terbentuknya hubungan yang bersinergis antara
manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesama manusia, dan
manusia dengan alam. Asta Kosala Kosali pun menjadi patokan
utama sudut dan arah bangunan di dalam rumah adat Bali. Sudut
utara-timur adalah area suci atau area baik sehingga pura
diletakkan pada sudut ini, sedangkan sudut selatan-barat
dianggap lebih rendah atau area buruk sehingga posisi dapur
diletakkan pada sudut ini.

Selain tata letak, konstruksi bangunan pada rumah adat Bali
juga berdasarkan konsep agama Hindu yang dinamakan Tri
Angga. Tri Angga merupakan konsep hierarki atau tingkatan
yang terdiri dari Nista, Madya dan Utama. Nista merefleksikan
hierarki terendah suatu tingkatan yang diperlihatkan melalui
pondasi bangunan atau dasar bangunan sebagai penopang
bangunan diatasnya. Materialnya terbuat dari batu bata atau batu
gunung yang disusun dengan rapi sesuai dengan dimensi ruang

22

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

yang akan dibangun. Nista juga merefleksikan alam bawah, alam
setan atau nafsu. Madya merefleksikan bagian tengah bangunan
yang diperlihatkan dalam bentuk dinding, jendela dan pintu.
Madya juga merefleksikan strata manusia atau alam manusia.
Sedangkan Utama merefleksikan symbol dari bangunan bagian
atas yang diperlihatkan dalam bentuk atap rumah. Mereka
meyakini bahwa bagian atas merupakan tempat paling suci dalam
rumah dan digambarkan sebagai tempat tinggal dewa atau leluhur
mereka yang sudah berpulang. Material yang dipakai pada rumah
adat Bali adalah atap ijuk dan alang-alang.

Susunan halaman rumah pun mengikuti konsep Tri Angga,
yaitu Nista Mandala, Madya Mandala dan Utama Mandala. Nista
Mandala yaitu bagian belakang halaman dikhususkan untuk
palemahan, Madya Mandala yaitu bagian tengah yang
dikhususkan untuk pawongan atau penguni rumah dan Utama
Mandala yaitu bagian depan yang dikhususkan untuk tempat suci
atau parahyangan.

Arsitek atau perancang dari rumah adat Bali disebut dengan
Undagi. Dalam proses pembuatannya para Undagi berpedoman
pada Asta Kosala Kosali sehingga terbangunlah beberapa
bangunan dalam rumah adat Bali sebagai berikut.

1. Angkul-angkul
Angkul – angkul merupakan pintu masuk utama dan satu-satunya
menuju ke dalam rumah adat Bali. Fungsinya seperti Gerbang
Candi Bentar pada Pura yaitu sebagai gapura jalan masuk. Namun
tidak seperti Gapura Candi Bentar, angkul – angkul memiliki atap
yang menghubungkan kedua sisinya. Atapnya berupa piramida
dan terbuat dari rumput kering.

23

Jelajah Pulau Bali

2. Aling – aling
Pada pintu masuk (angkul-
angkul) terdapat tembok yang
dinamakan aling-aling. Aling
– aling berupa tembok sekat
yang terbuatdari batu setinggi
berkisar 150 cm. Aling -
Aling adalah pembatas antara
angkul - angkul dengan

pekarangan rumah maupun tempat suci. Selain itu aling-aling
juga digunakan sebagai pengalih jalan masuk sehingga untuk
memasuki rumah harus menyamping ke arah kiri dan saat keluar
nanti melalui sisi kanan dari arah masuk. Hal ini digunakan untuk
menghalangi pandangan ke dalam dari arah luar secara langsung
sehingga dapat memberikan privasi kepada pemilik rumah dan
juga sebagai penghalang masuknya pengaruh jahat/ buruk.
Adanya aling-aling ini meningkatkan sifat ruang positip yang
muncul akibat adanya dinding pembatas yang mengelilingi
rumah atau disebut penyengker. Ruang di dalam penyengker,
adalah ruang yang di dalamnya terdapat aktifitas dan kegiatan
manusia. Sedangkan penyengker merupakan batas antara ruang
positip dan ruang negatif. Selain tembok sekarang ini banyak
yang menggunakan patung sebagai aling-aling.

24

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

3. Sanggah atau Pamerajan (Pura
Keluarga)
Sanggah atau Pamerajan merupakan tempat
suci bagi seluruh penghuni rumah yang
terletak di sudut timur laut. Kegiatan
sembahyang dan berdoa bagi leluhur
dilakukan disini.

4. Bale Meten/Bale Daja
Meten/ Bale Daja merupakan ruang
tidur bagi kepala keluarga atau anak
gadis. Bale Meten disebut juga Bale
Daja karena diletakkan di area utara
(kaja). Bale Meten berbentuk persegi
panjang dan terdiri dari dua buah bale
yang terletak di kiri dan kanan ruang.

Bale Meten dapat menggunakan sesaka/tiang yang terbuat dari
kayu yang berjumlah 8 (sakutus), dan 12 (saka roras). Bebaturan
atau bagian bawah bale dibangun lebih tinggi dari pekarangan dan
menjadi bangunan tertinggi di dalam rumah adat Bali. Selain
untuk estetika, hal ini juga dilakukan untuk menghindari
terjadinya resapan air tanah.
5. Bale Dauh/ Bale Tiang Sanga
Bale Dauh atau Bale Tiang Sanga atau sering juga dijuluki Bale
Loji merupakan tempat menerima tamu dan tempat tidur anak
remaja atau anak muda yang terletak dibagian Barat. Bale Dauh
terdiri dari satu buah bale dengan posisi dibagian dalam dan
berbentuk persegi panjang. Bale Dauh menggunakan sesaka atau
tiang yang terbuat dari kayu dan memiliki sebutan yang berbeda

25

Jelajah Pulau Bali

tergantung dari jumlah tiang yang dimiliki. Bale yang terdiri dari
tiang berjumlah 6 disebut sakenem, bila tiangnya berjumlah 8
disebut sakutus/astasari, dan bila tiangnya berjumlah 9 disebut
sangasari. Bangunan Bale Dauh menggunakan bebaturan dengan
posisi lantai lebih rendah dari Bale Dangin serta Bale Meten.
6. Bale Sakepat
Bale Sakepat merupakan bangunan
terbuka dengan jumlah tiang empat
yang dipergunakan sebagai paviliun
atau kamar tidur anak di Selatan dan
juga dimanfaatkan untuk
bersantai. Bangunannya minimalis
dengan berbentuk segi empat dan atap berbentuk pelana atau
limasan.
7. Bale Dangin / Bale Gede
Bale Dangin/ Bale Gede merupakan bangunan yang difungsikan
sebagai tempat upacara adat dan juga sebagai tempat beristirahat
atau tidur bila tidak sedang digunakan untuk upacara. Bangunan
ini terletak di bagian timur atau dangin natah umah. Bangunan ini
berbentuk segi empat atau persegi panjang tergantung dari jumlah
tiang kayu dan bale. Bale dangin dapat memiliki sesaka/tiang
sebanyak enam atau sakenem, delapan atau sakutus/astasari dan
sembilan atau sangasari dan terdiri dari satu bale. Sedangkan bale
gede memiliki 12 sesaka/tiang dan terdiri dari dua buah bale pada
bagian kiri dan kanan. Bebaturan pada Bale Dangin memiliki
lantai dengan ketinggian kedua setelah ketinggian Bale Meten.

26

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

8. Paon atau Pawaregan
Paon merupakan dapur atau
tempat untuk mengolah dan
memasak makanan penghuni
rumah yang terletak di sisi
selatan rumah atau barat daya.
Paon terbagi menjadi dua area.
Area pertama disebut jalikan,
yaitu ruang terbuka untuk memasak yang terdapat pemanggang
dengan menggunakan kayu api. Sedangkan area kedua
merupakan sebuah ruangan penyimpanan makanan dan alat-alat
dapur. Masyarakat Bali mempercayai bahwa dapur merupakan
tempat untuk menghilangkan ilmu hitam atau butha kala yang
menempel sampai kerumah. Sehingga bila ada anggota keluarga
yang baru pulang berpergian sejatinya memasuki dapur terlebih
dahulu sebelum memasuki bangunan lainnya.
9. Jineng/Klumpu
Jineng atau Klumpu merupakan lumbung padi atau gudang
tempat penyimpanan beras. Jineng terletak di bagian tenggara
hunian atau dekat dekat Paon atau dapur. Atap jineng terbuat dari
alang-alang dan biasanya jineng terdiri dari dua lantai dimana
bagian dipergunakan untuk menyimpan padi kering sedangkan
bagian bawah dipasangkan bale untuk menyimpan padi yang
belum kering, sehingga memudahkan penghuni untuk menjemur
dan mengangkat padi selama beberapa hari hingga padi betul-
betul kering. Bentuk bangunannya yang unik banyak
menginspirasi banyak orang dan menjadikannya hotel dengan
bentuk jineng dengan modifikasi ataupun menjadikannya bale
untuk bersantai.

27

Jelajah Pulau Bali

Bila ditinjau dari sisi geografisnya, rumah adat yang terletak
di dataran rendah memiliki perbedaan dengan rumah adat yang
terletak di dataran tinggi. Sembilan bangunan yang sudah
dijelaskan di atas merupakan rumah adat yang terletak di dataran
rendah. Dataran rendah identik dengan hawa yang lebih panas
sehingga bangunannya memiliki beberapa ciri khas yaitu, terdiri
dari banyak ruang terbuka, memiliki atap yang tinggi, dan juga
halaman yang luas. Sedangkan untuk rumah adat yang terletak di
dataran tinggi atau pegunungan sangat minimalis dengan hanya
memiliki tiga bagian bangunan yaitu, sanggah atau pura sebagai
tempat suci, bale meten sebagai hunian dan terakhir bale delod.
Karena letaknya di daerah yang dingin, umumnya rumahnya
memiliki atap rendah sehingga ventilasi lebih sedikit agar suhu
dalam rumah tetap hangat.

Masyarakat Bali selalu memulai dan mengakhiri suatu
pembangunan dengan upacara atau ritual. Proses pembangunan
dimulai dengan proses mengukur tanah yang disebut dengan
“nyikut karang”. Lalu dilanjutkan dengan caru pengerukan
karang, yaitu ritual persembahan kurban dan meminta izin untuk
membangun rumah. Setelah itu dilakukan nasarin dan prayascita.
Nasarin adalah upacara ritual peletakan batu pertama yang
bertujuan untuk meminta kekuatan agar bangunan rumah menjadi
kuat dan kokoh, sedangkan prayascita adalah upacara yang
dilakukan oleh pekerja atau tukang agar selalu dibimbing dan
diselamatkan selama bekerja. Pembangunan kemudian dilakukan
setelah seluruh ritual sudah dilakukan.

28

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Secara umum rumah adat Bali memiliki warna yang natural

dan menyejukkan. Dengan dominasi coklat, krem dan merah bata

sehingga memberikan kesan alami dan tidak mencolok. Material

bangunan yang digunakan bervariasi tergantung dari kondisi

ekonomi pemilik hunian. Untuk masyarakat biasa, dinding rumah

biasanya dibangun menggunakan speci yang terbuat dari lumpur

tanah liat, sedangkan untuk masyarakat yang lebih mampu

biasanya menggunakan tumpukan bata-bata.

Selain warna, rumah adat Bali identik dengan patung dan

ukiran-ukiran. Selain sebagai pemanis ruangan penggunaan

patung dan ukiran juga memiliki tujuan lainnya. Seperti pada

patung-patung yang menyimbolkan pemujaan mereka terhadap

sang pencipta dan juga rasa syukur sedangkan ukiran atau pahatan

menggambarkan mahluk hidup di bumi yaitu, manusia, binatang

dan tumbuhan.

Alat Musik Tradisional

Setiap daerah biasanya mempunyai alat musik daerah atau
yang lebih dikenal dengan sebutan alat musik tradisonal. Jenis
alat musik tradisional yang dimiliki setiap daerah berbeda-beda.
Alat-alat musik ini biasanya digunakan untuk mengiringi
berbagai kesenian khas khas daerah setempat.

Di Provinsi Bali ada beberapa alat musik tradisional yaitu
rindik, kendang, cengceng, suling, dan gender. Rindik adalah
salah satu alat musik yang terbuat dari bambu yang nadanya
berdasarkan slendro. Alat musik ini dipergunakan pada upacara
perkawinan dan acara pertunjukkan yang dikenal “Joged
Bumbung”. Tarian Joged Bumbung ini biasanya diiringi oleh
sepuluh atau dua puluh orang yang memainkan gamelan dan
termasuk para penabuhnya. Cara memainkan rindik adalah

29

Jelajah Pulau Bali

dengan dipukul menggunakan dua puluh alat pukul seperti palu
tapi terbuat dari karet dan ban mobi bekas.

Selain itu, ada juga kendang. Kendang ini memegang
peranan penting dalam gamelan Bali. Di Bali ada dua jenis
kendang, yaitu kendang wadon dan kendang lanang. Gender
adalah alat musik yang paling tradisional di Bali. Alat ini
biasanya dimainkan dengan wayang kulit. Pemainnya paling
banyak empat orang dan alat musik ini memegang peranan
penting dalam upacara adat di Bali. Gender biasanya untuk
mengiringi upacara potong gigi yang sifatnya spiritual. Selain itu,
ada pula alat musik yang terbuat dari bambu pilihan yaitu suling
dan cengceng yang merupakan pelengkap gamelan Bali.

Lagu Daerah

Lagu-lagu daerah Bali antara lain adalah Macepet-cepetan,
Mejangeran, Meyong-Meyong, Ngusak Asik, Putri Ayu,
dan Ratu Anom.

Seni Kerajinan Rakyat

Provinsi Bali adalah provinsi yang kaya dengan budaya.
Salah satunya adalah berbagai seni kerajinan yang
dihasilkan oleh setiap kabupaten di provinsi ini.
Kota Denpasar
a. Kerajinan patung kayu merupakan andalan ekspor dari

tahun ke tahun.
b. Kerajinan perak mempunyai desain khas dan sangat

digemari oleh wistawan asing dan merupakan
komoditas unggulan ekspor.

30

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

c. Kerajinan garmen adalah kerajinan rumah tangga yang
tersebar di 75 unit dan menyerap tenaga kerja 100.000
orang.

d. Kerajinan batok kelapa
e. Kerajinan kipas cendana
f. Kerajinan anyaman
Kabupaten Bangli
a. Industri/kerajinan perak
b. Indutri/kerajinan ukiran kayu dan patung
c. Indutri/kerajinan pelepah pisang
d. Indutri/kerajinan lukisan wayang kaca dan wayang kulit
e. Indutri/kerajinan sangkar burung
f. Indutri/kerajinan pandai besi
g. Indutri/kerajinan gabah
h. Indutri/kerajinan genteng
i. Indutri/kerajinan tenun
j. Indutri/kerajinan batik
Kabupaten Tabanan
a. Kerajinan keramik
b. Kerajinan logam besi
c. Kerajinan tenun kayu
d. Kerajiinan batok kelapa
e. Industri anyaman
f. Kerajinan rajut
Kabupaten Karangasem
a. Kerajinan anyaman bambu
b. Anyaman lontar
c. Produk karya seni tenun tradisional
d. Kerajinan patung kayu
e. Kerajinan anyaman pandan

31

Jelajah Pulau Bali

Upacara Adat Bali

Upacara Kelahiran
Upacara adat Bali yang ditujukan untuk penyambutan

kelahiran digolongkan tiga tahap, yaitu golongan rakyat biasa,
golongan bangsawan, dan golongan Bali Aga. Pada golongan
rakyat biasa, upacara kelahiran dimulai dengan upacara Mara
lekat. Upacara Mara lekat adalah upacara kelahiran yang
menerangkan tentang pemotongan ari-ari yang disebut Kepus
Pungset. Kemudian dihubungkan dengan upacara Melepas
Hawan yang menerangkan tentang upacara 12 hari setelah bayi
berusia tiga bulan. Pada saat bayi memasuki masa kank-kanak
diadakan upacara penyambutan. Untuk golongan bangsawan
tahapan upacara sama dengan masyarakat biasal hanya
menggunakan nama lain, yaitu Mapak Rare, Wawu Mijil, Kepus
Udel, dan Nglepas Awon. Sementara itu, untuk golongan Bali
Aga istilahnya adalah, Tapakan,Kepus Sawen, dan Nelu Bulanin
yang ditambahkan dengan upacara Ngetus Jambat (cukur
rambut).
Upacara Turun Tanah

Pada upacara ini pertama kali si
anak mengalami kontak dengan agama
dan tradisi yang akam membimbing
mereka seumur hidup. Pada hari itu anak
tersebut diberi nama dan diberkahi, serta
boleh menginjak tanah, se bagai simbol
dari dewa-dewa, yaitu Brahma, Wisnu dan Syiwa.

32

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Upacara Potong Gigi
Upacara ini dilangsungkan bagi setiap perempuan yang

menjelang dewasa. Upacara ini sebagai tradisi lama yang
menggambarkan agar seorang perempuan tidak mirip dengan
Leak (yang selalu menonjolkan giginya). Saat ini upacara
tersebut hanya sebagai simbolik tanpa dipotong secara langsung.
Upacara Pernikahan

Dalam tata pernikahan orang Bali mempunyai batasan
dengan kastanya. Akan tetapi, saat ini terdapat adanya pernikahan
antara kasta yang berbeda. Misalnya, seorang wanita Sudra
menikah dengan kasta Ksatria. Apabila hal itu terjadi mka dia
tidak disapa orang lagi dengan langsung menyebut namanya
seperti Putu atau Made, melainkan harus dipanggil Jero.
Sebaliknya, apabilamseorang wanita kasta Kesatria menikah
dengan laki-laki kasta Sudra maka wanita tersebut kehilangan
gelar kekastaannya.

Menurut agama Hindu , pernikahan dilakukan di rumah
calon pengantin laki-laki pada hari yang dianggap baik oleh
pendeta Hindu Bali. Biasanya pengantin baru tinggal bersama
keluarga laki-laki dalam satu pekarangan rumah.

Ada dua macam pernikahan yaitu kawin lari dan kawin
ngindih. Kawin lari (cara kuno di Bali bagian timur) adalah
perempuan meninggalkan rumahnya untuk menikah tanpa
sepengetahuan orang tuanya. Pernikahan semacam ini sudak agak
jarang dilakukan. Cara pernikahan yang mum dilaksanakan
dewasa ini adalah kawin ngindih, pihak laki-laki meminta kepada
orang tua pihak perempuan.

33

Jelajah Pulau Bali

Upacara Penyucian (Eka Dasa Rudra)
Ada suatu upacara yang paling dramatis yang terjadi pada

tahun 1963, yang ketika itu Gunung Agung meletus pada saat
berlangsungnya upacara Penyucian (Eka Dasa Rudra) yang
dilakukan haya sekali dalam 100 tahun.
Upacara Kematian

Dalam hal kematian khususnya Bali Aga, jenazah orang
yang meninggal tidak dikuburkan ke dalam tanah. Jenazah
tersebut hanya diletakkan di atas tanah pada tempat yang
dianggap sebagai kuburan sampai tinggal tulang belulangnya.

Bagi orang Bali Hindu, orang yang meninggal juga tidak
dikuburkan. Akan tetapi, tidak juga diletakkan di atas tanah
sebagaimana Bali Aga melainkan dibakar melalui suatu upacara.
Upacara ini dikenal dengan nama Ngaben.

Sedangkan upacara kematian bagi orang Trunyan adalah
jenazah tidak dikebumikan atau dibakar seperti yang lazim
dilakukan orang Bali Hindu, tetapi dibiarkan membusuk di udara
terbuka. Dalam upacara kematian dilaksanakan pula upacara
pemakaman yang disebut Ngutang Mayit.

Senjata Tradisional

Keris merupakan senjata tradisional penduduk Bali. Selain
untuk membela diri, keris dapat mewakili seseorang dalam
suatu undangan perkawinan. Menurut kepercayaan
sebagian penduduk Bali, bila keris pusaka direndam dalam
air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan
binatang berbisa. Gagang keris terbuat dari kayu dan
kadang kala dihias dengan permata.

34

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Makanan Tradisional

Makanan khas Bali adalah Gecok. Masakan ini terbuat dari
daun pakis dan daging serta santan. Adapun bumbu-
bumbunya adalah bawang merah, bawang putih, merica,
gula, kemiri, kunyit, terasi, daun jeruk, dan sedikit garam.
Masakan-masakan yang dapat ditemukan di provinsi ini
sebagai berikut.

a. Babi guling
b. Lawar
c. Sate penyu
d. Ayam betutu
e. Bebek betutu
f. Sate pentul
g. Kacang Rahayu

Nilai-nilai Budaya

1. Tata krama merupakan kebiasaan sopan santun yang di
sepakati dalam lingkungan pergaulan antar sesamadi dalam
masyarakat atau kelompoknya

2. Nguopin yaitu gotong royong atau saling membantu
apabila mempunyai kegiatan adat atau keagamaan

3. Ngayah atau ngayang yaitu kerja bakti untuk keperluan
agama.

4. Sopan santun merupakan etika hubungan dalam sopan
pergaulan terhadap orang-orang yang berbeda suku, adat
maupun agama.

35

Jelajah Pulau Bali

Mata Pencaharian

Mata pencaharian orang Bali beraneka ragam. Tetapi, yang
utama adaah pertanian padi di sawah. Di daerah pegunungan,
orang membangun sawah-sawah dengan sistem teras. Orang Bali
mengenal suatu organisasi pengairan yang sudah berlangsung
sejak puluhan generasi yang lalu yaitu Subak. Tugas warga subak
pada umumnya adalah mengatur pembagian air, memelihara dan
memperbaiki sarana irigasi, melakukan pembrantasan hama,
melakukan inovasi pertanian dan mengkosepsikan serta
mengaktifkan upacara. Didalam sistem pertanian di bali subak
memegang peranan yang sangat penting. Saat ini di Bali terdapat
sekitar 1.482 subak dan subak abian sekitar 698.

Mata Pencaharian lainnya yang berkembang baik seperti
dalam bidang pertenakan terutama sapi dan babi sebagai usaha
penting dalam masyarakat pedesaan di Bali, sedangkan perikanan
darat maupun laut yang merupakan mata pecaharian sambilan,
pada bidang kerajinan meliputi kerajinan pembuatan benda
anyaman, patung, ukir-ukiran, percetakaan, pabrik kopi, kain,
pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini untuk memberikan
lapangan pekerjaan pada masyarakat. Dan pada umumnya
masyarakat Bali yang berasal dari Gianyar bergerak dalam bidang
kerajinan dan kesenian karena bakat dari masyarakat setempat
yang di dapat secara turun temurun. Banyak wisatawan yang

36

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

mengunjungi bali maka timbullah usaha perhotelan, travel, toko
kerajinan tangan.

Angkatan Kerja

No. Penduduk Laki-Laki Perempuan Jumlah
2.027.343
1. Angkatan Kerja 1.101.325 926.081
536.825
2. Bukan Angkatan 180.147 356.678
Kerja 2.564.168

Jumlah 1.281.472 1.282.696

s

Penduduk yang Bekerja

No. Kabupaten Jumlah Persen (%)
1. Jembrana 132.056 6,79
2. Tabanan 246.749 12,68
3. Badung 216.360 11,12
4. Gianyar 289.687 14,89
5. Klungkung 89.132 4,58
6. Bangli 113.996 5,86
7. Karangasem 220.588 11,34
8. Buleleng 337.151 17,33
9. Denpasar 299.876 15,41
1.945.595
Bali 100,00

37

Jelajah Pulau Bali

Pasar Seni di Bali

38

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Mata Pencaharian Masyarakat Bali

39

Jelajah Pulau Bali

Pengangguran Terbuka Jumlah Persen (%)
9.619 11,7
No. Kabupaten 9.250 11,31
1. Jembrana 12.580 15,39
2. Tabanan 5.156 6,31
3. Badung 6.248 7,64
4. Gianyar 502 0,61
5. Klungkung 9.290 11,36
6. Bangli 11.303 13,83
7. Karangasem 17.800 21,77
8. Buleleng 81.748
9. Denpasar 100,00

Bali

40

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Pendidikan 2004 Tahun 2006
2.429 2005 2.410
Uraian 2.386 2.410 2.362
2.362
SD 43 48 48
a. Negeri 308 316 316
b. Swasta 179 184 184
129 132 132
SLTP 241 153 253
a. Negeri 89 102 102
b. Swasta 152 151 151

SLTA
a. Negeri
b. Swasta

41

Jelajah Pulau Bali


Click to View FlipBook Version