The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by , 2017-06-05 22:44:53

mboh ws

mboh ws

Kesehatan 2004 Tahun 2006
2 2005 3
Jenis Rumah Sakit 3
8 8
1. Rumah Sakit Umum 19 8 19
Daerah 7 19 7

a. Tipe B 7
b. Tipe C
2. Rumah Sakit Umum
Swasta
3. Rumah Sakit Khusus

42

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

s

Sistem Kekerabatan

Sistem garis keturunan dan hubungan kekerabatan orang
Bali berpegang kepada prinsip patrilineal (purusa) yang amat
dipengaruhi oleh sistem keluarga luar patrilineal yang mereka
sebut dadia dan sistem pelapisan sosial yang disebut wangsa
(kasta). Sehingga mereka terikat ke dalam perkawinan yang
bersifat endogami dadaia dan atau endogami wangsa. Orang-
orang yang masih satu kelas (tunggal kawitan, tunggal dadia dan
tunggal sanggah) sama-sama tinggi tingkatannya. Dalam
perkawinan endogami klen dan kasta ini yang paling ideal adalah
antara pasangan dari anak dua orang laki-laki bersaudara.

Masyarakat Bali Hindu memang terbagi ke dalam pelapisan
sosial yang dipengaruhi oleh sistem nilai yang tiga, yaitu utama,
madya dan nista. Kasta utama atau tertinggi adalah golongan
Brahmana, kasta Madya adalah golongan Ksatrya dan kasta nista
adalah golongan Waisya. Selain itu masih ada golongan yang
dianggap paling rendah atau tidak berkasta yaitu golongan Sudra,
sering juga mereka disebut jaba wangsa (tidak berkasta). Dari
kekuatan sosial kekerabatannya dapat pula dibedakan atas klen
pande, pasek, buganggadan sebagainya.

Kehidupan sosial budaya masyarakat Bali sehari-hari
hampir semuanya dipengaruhi oleh keyakinan mereka kepada
agama Hindu Darma yang mereka anut sejak beberapa abad yang
lalu. Oleh karena itu studi tentang masyarakat dan kebudayaan
Bali tidak bisa dilepaskan dari pengaruh sistem religi Hindu.
Agama Hindu Darma atau Hindu Jawa yang mereka anut

43

Jelajah Pulau Bali

mempercayai Tuhan Yang Maha Esa dalam konsep Tri Murti,
yaitu Tuhan yang mempunyai tiga wujud: Brahma (Pencipta),
Wisnu (Pelindung) dan Syiwa (Pelebur Segala yang Ada). Selain
itu ada pula beberapa tokoh Dewa yang lebih rendah. Semuanya
perlu di hormati dengan mengadakan upacara dan sesajian.
Mereka juga mengangap penting konsepsi tentang Roh abadi
yang disebut Athman, adanya buah setiap perbuatan (Karmapal),
kelahiran kembali sang jiwa (purnabawa) dan kebebasan jiwa
dari kelahiran kembali (moksa). Dalam menyelenggarakan
pemakaman anggota keluarga orang Bali selalu melaksanakan
tiga tahapan upacara kematian. Pertama, upacara pembakaran
mayat (ngaben), kedua, upacara penyucian (nyekah) dan ketiga,
upacara ngelinggihang. Ajaran-ajaran di agama Hindu Darma itu
termaktub dalam kitab suci yang disebut Weda.
Pola perkampungan/ permukiman orang Bali dari segi
strukturnya dibedakan atas 2 jenis, yaitu :

Pertama, pola perkampungan mengelompok padat, pola ini
terutama terdapat pada desa-desa di Bali bagian pegunungan.
Pola perkampungan di desa-desa iini bersifat memusat dengan
kedudukan desa adat amat penting dan sentral dalam berbagai
segi kehidupan warga desa tersebut

Kedua, pola perkampungan menyebar, pola ini terutama
terdapat pada desa-desa di Bali dataran, dimana baik wilayah
maupun jumlah warga desa disini jauh lebih luas dan lebih besar
dari desa-desa pegunungan. Desa-desa di Bali dataran yang
menunjukkan pola menyebar terbagi lagi dalam kesatuan-
kesatuan sosial yang lebih kecil yang disebut Banjar. Banjar
disini pada hakekatnya adalah juga suatu kesatuan wilayah dan
merupakan bagian dari suatu desa dengan memiliki kesatuan
wilayah, ikatan wilayah, ikatan pemujaan, serta perasaan cinta
dan kebanggaan tersendiri.

44

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Tata kehidupan masyarakat Bali khususnya di Kabupaten
Gianyar, secara umum terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Sistem kekerabatan yang terbentuk menurut adat yang
berlaku, dan dipengaruhi oleh adanya klen-klen keluarga;
seperti kelompok kekerabatan disebut Dedia (keturunan),
pekurenan, kelompok kekerabatan yang terbentuk sebagai
akibat adanya perkawinan dari anak-anak yang berasal dari
suatu keluarga inti.

2. Sistem kemasyarakatan merupakan kesatuan-kesatuan
sosial yang didasarkan atas kesatuan wilayah/ territorial
administrasi (perbekelan/kelurahan) yang pada umumnya
terpecah lagi menjadi kesatuan sosial yang lebih kecil yaitu
banjar dan territorial adat. Banjar mengatur hal-hal yang
bersifat keagamaan, adat dan masyarakat lainnya.
Dari sistem kemasyarakatan yang ada ini maka warga desa

bisa masuk menjadi dua keanggotaan warga desa atau satu yaitu
: sistem pemerintahan desa dinas sebagai wilayah administratif
dan desa pakraman. Dari kehidupan masyarakat setempat
terdapat pula kelompok-kelompok adat.

Kehidupan Beragama

Agama yang di anut sebagian orang Bali adalah agama
Hindu sekitar 95%, dari jumlah penduduk Bali, sedangkan
sisanya 5% adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik,
Budha, dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran Hindu adalah
mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan
batin.orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam bentuk konsep
Trimurti, adalah wujud Brahma (sang pencipta), wujud Wisnu
(sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang
pelebur). Tempat beribadah di bali disebut Pura. Tempat-tempat
pemujaan leluhur disebut sanggah atau Merajan. Kitab suci
agama Hindu adalah weda yang berasal dari India.

45

Jelajah Pulau Bali

Sebelum memeluk agama Hindu, masyarakat Bali memeluk
kepercayaan animisme seperti halnya masyarakat Bali Aga.
Agama Hindu yang dianut masyarakat Bali berbeda dengan
agama Hindu yang berasal dari India.

Budaya Hindu Bali yang dianut merupakan perpaduan
antara agama Hindu yang datang dari India, Buddha dan
kepercayaan Bali Kuno. Orang Bali memeluk agama Hindu
sebagai akibat adanya proses akulturasidengan pelarian-pelarian
dari Kerajaan Majapahit yang beragama Hindu.

Dalam agama Hindu, orang yang telah meninggal dunia
pada diadakan upacara Ngaben yang dianggap sanggat penting
untuk membebaskan arwah orang yang telah meninggal dunia
dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben itu sendiri
adalah upacara pembakaran mayat. Hari raya umat agama hindu
adalah Hari Raya Nyepi yang pelaksanaannya pada perayaan
tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain itu
ada juga hari raya galungan, kuningan, saras wati, tumpek landep,
tumpek uduh, dan siwa ratri.

46

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Pedoman dalam ajaran agama Hindu yaitu :
1. Tattwa (filsafat agama)
2. Etika (susila)
3. Upacara (yadnya)

Dibali ada 5 macam upacara (panca yadnya), yaitu:
1. Manusia Yadnya yaitu upacara masa kehamilan sampai

masa dewasa
2. Pitra Yadnya yaitu upacara yang ditujukan kepada roh-roh

leluhur
3. Dewa Yadnya yaitu upacara yang diadakan di pura / kuil

keluarga
4. Rsi yadnya yaituupacara dalam rangka pelantikan seorang

pendeta
5. Bhuta yadnya yaitu upacara untuk roh-roh halus disekitar

manusia yang mengganggu manusia

47

Jelajah Pulau Bali

Sejarah Pemerintahan

Sejarah pemerintahan di Bali, pada dasarnya tidak banyak
berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia. Pada abad
ke-16 ketika Majapahit telah runtuh, Bali terdiri dari atas
beberapa kerajaan. Kerajaan yang mula-mula berdiri di Bali
adalah Kerajaan Klungkung. Kerajaan ini merupakan kerajaan
yang memiliki kekuasaan penuh atas hampir seluruh wilayah
Pulau Bali. Kemudian bermunculan kerajaan-kerajaan lain. Pada
awal abad ke-19 tercatat tidak kurang sembilan kerajaan di luar
Klungkung yang tumbuh di Bali. Kerajaan-kerajaan tersebut
seperti kerajaan Karangasem, Buleleng, Bangli, Gianyar,
Badung, Tabanan, Mengwi, Jembrana, dan Payangan yang
semuanya memiliki kedudukan penuh atas wilayahnya masing-
masing.

Munculnya kerajaan-kerajaan baru tersebut, tentu saja
membawa pengaruh besar terhadap keberadaan Klungkung.
Secara tidak langsung, wilayah Kerajaan Klungkung menjadi
berkurang. Meskipun dalam kenyataannya kerajaan-kerajaan
tersebut mempunyai kekuasaan penuh, tetapi Klungkung menjadi
semacamkoordinator atas seluruh kerajaan-kerajaan di Bali.
Dapat disimpulkan bahwa setelah munculnya kerajaan-kerajaan
di luar Klungkung keadaan pemerintah cenderung mendekati
struktur konfederasi. Keadaan ini terus berlangsung hingga

48

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Belanda masuk mengikat raja-raja di Bali dengan perjanjian-
perjanjian. Akibatnya terpecahlah serentetan perlawanan rakyat
Bali. Terhadap Belanda. Berbagai perlawanan yang mulai pecah
pada pertengahan abad XIX berhasil dipadamkan Belanda.

Sistem Pemerintahan

Desa Adat
Kegiatan yang dilakukan dalam desa adat meliputi bidang

adat dan keagamaan, dimana suatu desa adat di Bali memiliki
aturan adat tersendiri yang di tuangkan dalam awig-awig desa.
Dari segi pemerintahan adat, masing-masing desa adat bersifat
otonomi, dalam arti setiap desa adat mempunyai aturan tesendiri
yang hanya berlaku bagi warga desa/ banjar yang bersangkutan,
yang sama sekali terlepas dari sistem pemerintahan Republik
Indonesia. Walau demikian aturan-aturan yang tertuang dalam
awig-awig sama sekali tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku baik di tingkat nasional maupun daerah. Batas wilayah
geografis suatu desa adat adalah sama dengan batas pemerintahan
adat yang secara fisik ditentukan oleh batas alam seperti sawah,
sungai, bukit, gunung, garis pantai, lautan jalan dan sebagainya.

Sampai saat ini jumlah desa adat yang terdapat di
Kabupaten Gianyar mengalami penambahan. Dan di setiap desa
adat atau lebih dikenal dengan istilah desa pakraman maish
memegang falsafah hidup yang berdasarkan pada ajaran agama
Hindu, dan masih tetap berpegang pada konsep Tri Hita Karana,
Tat Twan Asi dan Desa Kala Patra.

49

Jelajah Pulau Bali

Anggota desa adat dinamakan sebagai Krama Adat atau
sering disebut Krama Desa. Namun ada juga di beberapa tempat
krama tersebut di golongkan lagi menurut status pribadi dan
perkawinannya, utuh atau duda. Prajuru Desa Adat merupakan
perangkat desa adat yang berfungsi untuk senantiasa menjaga
kesuciaan dan keselarasan serta keserasian kehidupan dalam desa
adat dengan menjaga ketertiban, keamanan dalam arti yang
dinamis bersama-sama segenap anggota masyarakat adatnya,
guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin.
Dalam melaksanakan tugasnya, Prajuru desa adat berpegang
kepada aturan-aturan yang ditentukan dalam awig-awig yang
didalamnya memiliki satua-satuan Kahyangan Tiga. Secara garis
besar awig-awig mengatur hubungan anggota masyarakat adat
dalam keyakinannya terhadap Tuham Yang Maha Esa/
Sanghyang Widhi Wasa, hubungan antar sesama anggota
masyarakat adat dan hubungan anggota masyarakat dengan
wilayah dan lingkunannya.

Secara umum jabatan-jabatan dalam Prajuru Desa Adat adalah
sebagai berikut :

Bendesa Adat atau Kelian Adat sebagai kepala desa adat.
Petajuk Bendesa sebagai wakilnya.
Penyarikan sebagai juru tulis.
Sinoman atau Kesinoman sebagai juru arah.
Jero Mangku, Mangku Desa atau Jero Gede untuk jabatan
Pimpinan pelaksana upacara di Pura Kahyangan Desa.
Pekaseh atau Kelian Subak untuk jabatan yang mengurusi
pengairan subak.

50

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Semua aturan-aturan/ awig-awig yang berlaku pada suatu
desa adat berpegang teguh pada falsafah ini yang merupakan
suatu konsepsi keseimbangan antara manusia, Tuhan Yang Maha
Esa/ Sanghyang Widhi Wasa dan alam lingkungannya, karena
Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta telah menciptakan
manusia beserta alam/ bumi yang mengandung segala sumber
potensi kebutuhan hidup bagi manusia. Tri Hita Karana sebagai
pola dasar keorganisasin Desa Adat dalam mewujudkan hal
sebagai berikut :
1. Unsur Sanghyang Widhi Wasa

Dengan konsep Tri Murti yaitu : Bhrahma, Wisnhu dan
Siwa merupakan manifesatasi Tuhan Yang Maha Esa sebagai
Maha Pencipta, Maha Pemelihara dan Maha Pelebur. Dalam Desa
Adat dicerminkan dalam Tri Kahyangan (Kahyangan/ Pura
Puseh, Pura Desa/ Bale Agung dan Pura Dalem)
2. Unsur Manusia

Krama Adat terorganisir secara tertib dengan pimpinan para
prajuru adat. Falsafat Tat Twam Asi merupakan dasar kehidupan
Krama Adat yang lebih mengutamakan keputusan umum dan
menyelaraskan kepentingan pribadi dalam hubungannya dengan
kepentingan krama adatnya.
3. Unsur Alam

Wujudnya adalah palemahan atau wilayah desa adat dengan
batas-batasnya yang definitif yang dikukuhkan dengan suatu
upacara tertentu. Palemahan desa adat meliputi luas wilayah
Asengker kekuasaan Pula Bale Agung.

51

Jelajah Pulau Bali

Desa Dinas
Lingkup kegiatan desa dinas berfungsi pada bidang

administrasi kepemerintahan formal atau kedinasan serta bidang
pembangunan umum. Secara struktural pemerintahan desa dinas
terkait langsung dengan sistem pemerintah Republik Indonesia.
Dalam kaitannya dengan wilayah desa adat, terdapat pola
hubungan wilayah yaitu :

Satu desa dinas bisa mencakup beberapa desa adat.
Satu desa dinas terdiri atas satu desa adat.
Satu desa adat bisa mencakup beberapa desa dinas.
Satu desa adat juga terbagi ke dalam beberapa desa dinas.
Dalam hal kedinasan, desa dinas membawahi sejumlah Banjar
Dinas.

52

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

53

Jelajah Pulau Bali

Untuk mencintai budaya
Nusantara ini bukan berarti
kita tak perlu mempelajari
budaya asing, sebab beberapa
kebudayaan lokal kita juga

terbentuk dari akulturasi
dengan budaya asing. Salah

satu budaya asing yang
mempengaruhi kebudayaan
masyarakat Bali adalah budaya

suku Tionghoa.

Kelompok 4 8E SMPN 2 Pasuruan

54

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Suku Cina-Indonesia asli adalah suku Tiongkok, dan suku
tersebut adalah salah satu suku etnis imigran di Idonesia.
Biasanya mereka menyebutnya dengan nama Tenglang
(Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongyin (Hakka). Di Cina
sendiri mereka disebut Tangren (Hanzi, “the Tang”) atau
umumnya dikenal dengan Hauren (Hanzi tradisional, Hanzi yang
disederhanakan). Suku Tionghoa di Cina disebut Tangren karena
mayorotas suku Tionghoa di Indonesia berasal dari Cina bagian
selatan yang merupakan orang Tang, sementara di Cina bagian
utara dinamakan orang Han (Hanzi, Hanyu, Pinyin: Hanren,
“Han”). Suku Cina-Indonesia bermigrasi ke Indonesia melalui
jalur laut sejak ribuan tahun silam dengan tujuan berbagai
aktivitas komersial. Suku tersebut seringkali muncul dalam
sejarah Indonesia, bahkan sebelum berdirinya Republik
Indonesia. Peninggalan sejarah Cina mengklaim bahwa kerajaan
kuno di Nusantara memiliki hubungan yang dekat dengan dinasti
di Cina. Faktor inilah yang meyebabkan transportasi dan lalu
lintas perdagangan Indonesia dan Cina terjalin dengan baik.

Berdasarkan Volkstelling (sensus) pada era HIndia
Belanda, populasi suku Cina-Indonesia mencapai 1.233 juta
(2,03%) dari populasi Indonesia keseluruhan di tahun 1930.
Tidak ada lagi data resmi tentang angka jumlah penduduk Cina di
Indonesia dari pemerintah sejak kemerdekaan Indonesia. Namun
seorang antropolog Amerika, G. W. Skinner, dalam penelitiannya

55

Jelajah Pulau Bali

disebutkan bahwa populasi suku Tionghoa di Indonesia mencapai
2.505 juta (2,5%) pada tahun 1961. Pada sensus penduduk tahun
2000, ketika petugas sensus diminta untuk pertama kalinya
tentang etnik aslinya, bahwa hanya 1% dari total jumlah
penduduk di Indonesia merupakan suku yang berasal dari Cina.
Namun telah dibuktikan populasi TIonghoa di Indonesia
merupakan 4%-5% dari total populasi Indonesia.

Kebanyakan suku Tionghoa terpusat di Pulau Jawa. Di
wilayah lainnya juga tercatat suku Tionghoa dalam jumlah besar,
yaitu di Sumatera Utara, Bangka Belitung, Sumatera Selatan,
Lampung, Lombok, Kalimantan Barat, Banjarmasin, dan
beberapa tempat di Sulawesi Utara dan selatan. Suku Hakka
tersebar di daerah Jakarta, Aceh, Sumatera Utara, Batam,
Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Jawa, Kalimantan
Barat, Banjarmasin, Sulawesi Selatan, Manado, Mabon, dan
Jayapura; suku Hainan di Pekanbaru, Batam, dan Manado;
Hokkien di Sumatera Utara, Riau (Pekanbaru, Selat Panjang,
Bagansiapiapi, dan Bengkalis), Padang, Jawa, Bali (khususnya di
Singaraja dan Denpasar), Banjarmasin, Kutai, Sumbawa,
Manggarai, Kupang, Makassar, Kendari, Sulawesi Tengah,
Manado, dan Ambon. Sedangkan suku Cantonese tersebar di
Jakarta, Medan, Makassar, dan Manado; suku Hokchia di Jawa
(khususnya Bandung, Cirebon, Banjarmasin, dan Surabaya); dan
suku Tiochiu di Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi,
Sumatera Selatan, Kalimantan Barat (utamanya di Pontianak dan
Ketapang).

56

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Cheongsam adalah pakaian yang yang paling banyak
digunakan, khususnya pada Tahun Baru Imlek, biasanya dipakai
para wanita, meskipun mereka juga mengenakannya pada acara
pernikahan dan acara formal lainnya, tentuny dengan desain dan
gaya modern untuk menyesuaikan kondisi dan jenis acaranya.
Dan juga tidak hanya berkutat pada warna merah, tetapi juga
pilihan warna-warna lain yang lebih variatif, seperti merah
jambu, emas, kuning, biru, hitam, putih, disertai motif dan corak
yang beragam.

Pusat kota Cina /Pecinan biasanya terdiri dari barisan
rumah yang saling berhadapan sepanjang pasar sentral. Rumah-
rumah Cina kuno yang langka dengan desain atap selalu
memiliki bentuk ukiran naga. Setiap desa Cina pasti memiliki
satu atau dua kuil. Kuil tersebut biasanya memiliki bentuk unik
yang kaya akan ukiran Cina bervariasi langka pula. Ukuran
kuilnya tergantung pada kemampuan finansial masyarakatnya
dan kekuatan konstruksi bangunan. Kuil tersebut terbagi
menjadi 3 kelompok:
1. Kuil Buddha
2. Kuil Taois
3. Kuil terhormat bagi mereka yang mengabdikan diri pada kuil
tersebut

Makanan khas Tionghoa diantaranya adalah lumpia, cakwe,
dan juga bakpao

Orang umumnya mengasumsikan bahwa Cina yang berada
di Indonesia memeluk agama Buddha. Di Cina ayoritas orang
memang menganut agama Buddha, namun di Indonesia yang
dianut adalah kepercayaan Buddha, Kung Fu Tze, dan Tao,
ketiganya tergabung dalam satu asosiasi Sam Kauw Hwee
(Asosiasi Tiga Agama). Kung Fu Tze berisi ajaran dan filosofi
bagaimana cara hidup dengan baik dan sejahtera dengan sesame

57

Jelajah Pulau Bali

manusia. Kung Fu Tze tidak diakui sebagai agama oleh seluruh
orang Cina. Orang Cina di Indonesia juga merayakan Tahun Baru
Imlek. Mereka berdoa di kuil. Ada pula makanan khusus untuk
Tahun Baru Imlek di Jakarta , seperti ikan bandeng. Mereka juga
merayakan dan mengadakan Pek Chun atau pesta air dan Chioko.

58

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Gambar di atas adalah salah satu bentuk akulturasi budaya
Bali dan Tionghoa dalam bentuk seni bangunan atau arsitektur.
Pura terletak di sisi lain dari jajaran pegunungan Kintamani. Ada
beberapa versi sejarah berdirinya pura ini namun yang paling
terkenal adalah tentang kisah seorang maharaja yang bergelar
Sri Haji Jaya Pangus menurut legenda setempat. Raja tersebut
memimpin negeri dengan adil, kemakmuran selalu menyelimuti
negeri Bali Mula, sehingga rakyat pun sangat menghormati
rajanya. Sampai ketika. Raja terpikat dengan kecantikan putri
seorang pedagang Cina bermarga Kang yang bernama Kang
Cing Wie. Pernikahan pun terjadi meskipun sempat ditentang
oleh Bhagawanta Raja yang bergelar Mpu Siwa Gandu yang
memperingatkan tentang terjadinya bencana apa pernikahan itu
tetap dilaksanakan namun pernikahan tetap berjalan. setelah
bertahun- tahun menikah, mereka belum juga dikaruniai anak.

59

Jelajah Pulau Bali

rakyat pun bersedih atas hal ini. Raja pun bertekad untuk
melakukan tapa brata demi untuk memperoleh penerus kerajaan.
Saat tengah melakukan tapa berata turunlah seorang Dewi yg
bernama Dewi Danuh. Beliau adalah penjaga danau batur. Dewi
itu tertarik untuk mengganggu tapa brata sang raja. Raja pun
tergoda untuk menikah dengan sang dewi. Mereka pun akhirnya
menikah dan dikaruniai seorang anak.

Mengetahui suaminya menikah lagi, marahlah Kang Cing
Wie. Ia pun berusaha untuk memisahkan raja dengan Dewi
Danuh. Sang dewi marah dan tercipta bencana. Ia mengutuk raja
dan Kang Cing Wie. Rakyat kemudian memohon kepada Dewi
Danuh untuk memaafkan kedua junjungannya. Namun keduanya
telah terlanjur dikutuk. Dewi Danuh pun memerintahkan untuk
mengangkat anak dari sang raja menjadi raja penerus dan
membangun pura untuk mengenang raja. rakyat juga membangun
dua barong sebagai simbol dari raja dan ratu yang dikenal dengan
sebutan Barong Landung. Lama kelamaan bekas kerajaan Sri
Jayapangus di balingkang dijadikan tempat pemujaan atau tempat
suci untuk memuja Sri Jayapangus dan kedua permaisurinya yang
telah disucikan melalui upacara yajna. Hingga sampai sekaran
dikenal dengan nama Pura Dalem Balingkang yang merupakan
akulturasi dari dua budaya.

60

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

http://www.rumah-adat.com/2016/10/rumah-adat-bali.html
http://hildanurfauziah07.blogspot.co.id/2015/06/v-

behaviorurldefaultvmlo_17.html
https://staff.blog.ui.ac.id/arif51/2010/01/20/sistem-pemerintahan-bali/
http://anitageofani17.blogspot.co.id/2013/09/kesenian-bali.html
http://mesaenimerosis.blogspot.co.id/2014/06/v-

behaviorurldefaultvmlo.html
M. Purwati. 2008. Selayang Pandang Bali

61

Jelajah Pulau Bali

62

Kelompok 2 Kelas 8E SMP Negeri 2 Pasuruan

Ayo, Kenali budaya Ibu
Pertiwi sejak dini !

63

Jelajah Pulau Bali


Click to View FlipBook Version