The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dima.khoirunnisa19, 2022-10-01 02:37:59

E-book draf KKN Mawar Bakti 070

E-book draf KKN Mawar Bakti 070

Keywords: ebokk KKN

RAHASIA DAN PESONA CINANGENG TIDAK ADA DUA

Oleh: Mochammad Rizky Adiamto

Semua dari "Nekat"

Halo, saya Mochammad Rizky Adianto Ketua Kelompok 70 KKN
Reguler UIN Jakarta 2022. Sebagai ketua kelompok awalnya saya agak
takut untuk mengambil amanah ini, namun ketakutan saya lebih besar
ketika saya tidak jadi ketua kelompok dan harus bertemu dengan 21
orang yang belum pernah bertemu sebelumnya, timbul satu pertanyaan
di benak saya, “apa saya mampu bertahan sebulan dengan orang-orang
baru ini?”. Dengan modal nekat saya menjadi ketua untuk kelompok saya,
pelajaran baru saya dapatkan bahwa susah sekali mengatur 21 orang
dengan latar belakang dan pemikiran yang berbeda, Setelah biasanya kita
sebagai mahasiswa kebanyakan menuntut tetapi saat jadi ketua saya
yang dituntut dan berusaha memberikan yang terbaik bagi kelompok.

Saya mendapat pelajaran besar bahwa sebagai pemimpin
kelompok kecil membuat saya semakin besar untuk terus
mendengarkan, mengayomi, dan menjadi pribadi yang lebih baik. Teman-
teman yang lain pun ternyata sangat welcome tidak seperti apa yang saya
takutkan sebelumnya. Rasa menerima dan kekeluargaan pun muncul
satu sama lain dengan sendirinya. Permasalahan kecil bukan penghalang
bagi kami untuk kompak dan saling jaga.

Pandangan Pertama

Ketika pertama menginjak Desa Cinangneng, Kabupaten Bogor.
Desa yang cukup asri dengan pemandangan Gunung Salak terlihat megah
kami saksikan pertama kali. Hantaran persawahan dan aktivitas
masyarakat Desa menyambut kami dengan kehangatan. Rasanya cinta
datang saat kami sampai di desa. Hilang semua keraguan kami untuk
berangkat pengabdian dan yang muncul semangat yang membara dan
tekad untuk bisa memberikan sesuatu bagi Desa Cinangneng.

Rasanya saat itu saya lihat “ah ini gak terlalu desa, aman lah
semuanya. Sinyal komunikasi aman maka semua aman” pikir sederhana
saya saat itu. Akses kami pun mudah karena jalan sudah beraspal, tidak
seperti anggapan kami yang masih tanah dan jalan rusak. Potensi desa
pun kami rasakan sekali, mulai dari potensi pertanian dan destinasi
wisata karena Cinangneng dekat dengan beberapa air terjun yang akrab
kita sebut curug.

85

Mata kami setiap pagi disuguhkan rasa yang tidak ditawarkan
selama tinggal di Kota Jakarta. Embun dan udara pagi yang sangat sejuk
kami rasakan dan membuat kami nyaman sekali selama di desa. Setiap
pagi saya dan beberapa teman berolahraga keliling desa sambil
menikmati ciptaan Allah yang maha besar. Subhannallah jagalah apa yang
kami lihat disana selalu biarkan anak cucu kami bisa menikmati karya-
Mu ini.

Tiba-tiba Culture Shock

Namun kenyataan berbeda, Setelah Minggu Pertama dimana
kami ingin adakan program kerja banyak rintangan yang harus dilalui,
mulai dari mengajak warga untuk terlibat aktif dan ternyata sangat sulit
ditambah fasilitas penunjang di desa sangat tidak memadai. Pertanyaan
berikut muncul, “Ini daerah yang letaknya cuma puluhan kilometer dari
Jakarta tapi begini ya?” “Kemana ya dana desa yang miliaran itu” dan lain
sebagainya. Namun itulah saya dan teman-teman dituntut untuk
berpikir kreatif dalam menjalankan program kerja selama di desa yang
penuh keterbatasan dan mulai berubah dari kebiasaan kita yang selalu
menuntut menjadi menerima segala kekurangan sambil tetap berinovasi.

Masalah pun tidak berhenti disana, tetapi posko kami pun
dilanda kekeringan akibat curah hujan yang sedikit saat itu. Teman-
teman perempuan antri setiap mandi dan lebih awal untuk berbagi jatah
mandi. Di saat yang sama kita juga harus berbagi air dengan rumah
sebelah yang berada satu atap dengan posko, yaitu saudara dari yang
punya rumah yang kami sewa. Lagi-lagi menerima adalah kunci kami bisa
bertahan selama satu bulan pengabdian. Sempat terbersit untuk pindah
lokasi posko karena keadaan warga yang tidak mendukung dan juga
ketersediaan air, namun setelah bermusyawarah bersama kami putuskan
bahwa tetap tinggal dan dari sana muncul karunia Allah SWT yang
menjawab kekhawatiran kami dengan turun hujan seminggu penuh di
tiap sore yang membuat persediaan air memadai untuk kami. Setelah itu
kami tetap melaksanakan program dan aktifitas sehari-hari dengan
lancar tanpa kendala berarti. Alhamdulillah.

Pelajaran Berarti dari Cinangneng

Kesederhanaan kami rasakan selama kami tinggal di desa
Cinangneng. Setiap penduduk ibu-ibu menjalani kegiatan setiap pagi
berkumpul di majelis taklim yang berlangsung setiap hari. Mungkin
kegiatan yang jarang terlihat di perkotaan, dimana tren saat ini pengajian
tidak sepenting itu, namun di Desa ini membuat saya dan teman-teman

86

sadar bahwa menjaga dengan nilai-nilai agama menjadi pondasi penting
masyarakat Desa.

Penduduk yang kami jumpai rata-rata berpenghasilan rendah dan
menengah, tetapi mereka masih bisa menghidupi keluarga dan bahkan
saling membantu tetangga mereka yang berjualan. Ekonomi desa sangat
bergerak dinamis di tengah ketidakpastiaan. Kesan yang sangat hebat
saya lihat bahwa begitu lah mereka bertahan mungkin saat pandemi
melanda awal 2020 yang lalu. Kepedulian antar tetangga begitu terasa.

Pendidikan dan Ekonomi tinggi atau rendah bukan standar yang
dimiliki oleh masyarakat Desa melainkan tingkat kebahagiaan yang
mereka pentingkan. Bagaimana tidak mereka rela bergotong royong
untuk adakan pentas dangdut demi kesenangan komunal, kebahagiaan
untuk semua. Senyum untuk semua. Sebuah standar yang rasanya tidak
ada di perkotaan, dimana semua orang sibuk dengan urusan kebahagiaan
masing-masing, semua hanya berorientasi pada diri sendiri.

Standar hidup di desa sangat berbeda 180 derajat dengan saya
yang biasa hidup di Jakarta. Warga disana rasanya tidak begitu peduli
ada tempat eye catchy yang baru dan viral di media sosial, tetapi mereka
bisa melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal walau di mata kita
penuh kekurangan namun ada rasa syukur yang mereka pancarkan, dan
mereka hidup seutuhnya hidup, living to the fullest, gak neko-neko.

Pulang

Tepat sebulan pengabdian kami bangun dari tidur kami, melihat
sekeliling dan membeli sarapan terakhir di ibu kos kami yang jualan nasi
uduk yang menemani kami kalau lapar di pagi hari. Kegiatan pertama
kami ke sekolah untuk pembukaan taman baca sekaligus berpamitan ke
semua pihak termasuk anak-anak sekolah. Sedih begitu terasa sehingga
air mata menetes sedikit dari pelupuk mata. Semua orang sudah bersiap
akan kembali pulang, kembali ke aktivitas yang menjemukkan dan
dinamika Kehidupan Ciputat dan sekitarnya yang macet, dan kesedihan
tidak ada lagi pemandangan yang indah kami temui. Langit pun mendung
saat itu, rasanya alam turut merasakan kesedihan akan kembalinya 22
orang dari sana. Tidak ada penyesalan dan kami sangat berterima kasih
KKN Regular 2022 dan Desa Cinangneng atas banyak hal yang saya
dapatkan selama sebulan mengabdi di desa.

87

Kisah Setelah Pertemuan
Oleh: Aznur Safriliani

Kisah ini dimulai pada tanggal 25 Juli 2022. Kami berkumpul di
depan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta untuk memulai
perjalanan ke Desa Cinangneng, desa dimana kami ditempatkan untuk
melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata 2022. Persiapan untuk kegiatan
ini kurang lebih selama tiga bulan, mulai dari pembagian kelompok,
pembagian penempatan desa, survey lokasi desa, pengumpulan dana, dan
lain lain.

Kuliah Kerja Nyata ini diisi oleh banyak kegiatan, mulai dari
mengajar di sekolah dan di Taman Pendidikan al-Qur’an (TPA). Saya
ditempatkan untuk mengajar di TPA, yang mana kegiatan saya setiap
sore adalah mengajar adik adik kecil membaca al-Qur’an. Rasanya senang
sekali melihat semangat mereka dalam belajar al-Qur’an, dan tentunya
juga saya senang karena diberi kesempatan untuk menyalurkan ilmu
yang saya miliki kepada mereka.

Kegiatan ini berlangsung selama satu bulan full, saya
ditempatkan di kelompok 70 yaitu Mawar Bakti. Di kelompok ini
berjumlah 22 orang, yang tentunya 22 orang yang berbeda, dari program
studi yang berbeda, dari latar belakang yang berbeda, dan karakter yang
berbeda. Selama satu bulan ini saya mendapatkan banyak pelajaran yang
sangat berharga yang belum pernah saya temui sebelumnya, dimana saya
harus beradaptasi di lingkungan baru dan orang baru. Satu bulan
bersama mereka tentu saja saya banyak belajar memahami karakter
seseorang. Dan ya, tidak terasa akhirnya satu bulan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata usai sudah, dan kami kembali ke rumah masing-masing dengan
membawa sejuta cerita suka duka selama melakukan kegiatan Kuliah
Kerja Nyata ini.

88

MAWAR BAKTI MELUKIS SUKA DUKA DI CINANGNENG,

MENNGGALKAN HARUM SEMERBAK MAWAR

Oleh: Tiara Anwar Sekar Utami

Masa pra KKN

Di bulan April 2022 mulai diumumkan nama-nama kelompok
KKN UIN Jakarta tahun 2022. Saya langsung mencari nama saya dalam
daftar, yang ternyata saya bergabung dalam kelompok 70 yang
ditugaskan di Desa Cinangneng. Tak lama kemudian ada yang
menghubungi saya, dari Fakultas Adab dan Humaniora, jurusan Sastra
Inggris, dialah Elsyifa Mazra, biasa dipanggil Syifa. Dari Syifa lah saya
mengetahui info lebih lanjut tentang KKN kelompok 70. Kemudian saya
masuk grup WhatsApp kelompok, dan memperkenalkan diri via chat
grup.

Selang beberapa minggu, ternyata grup kelompok 70 masih sepi-
sepi saja. Rizky Adianto dari jurusan Ilmu Politik pun berinisiatif untuk
selalu memulai chat duluan di grup. Namun kebanyakan penghuni grup
hanya read saja. Bahkan masih ada anggota yang belum masuk grup.
Melihat hal ini, saya mencoba untuk inisiatif menanggapi chat grup,
namun terkesan saya lagi saya lagi yang muncul. Akhirnya setelah itu
beberapa orang mulai ikut menanggapi grup walau hanya sepatah dua
patah kata. Wajar saja, mungkin masih malu-malu dan belum punya
topik obrolan yang bisa dibahas bersama orang yang baru kenal.

Waktu terus berjalan, sampai lah pada akhir bulan Juni yang
mana saya melihat teman-teman saya di kelompok lain sudah saling
akrab, saling mengadakan pertemuan rutin, dan konsep program kerja
yang jelas, namun kelompok saya sendiri belum jelas bahkan grup masih
sepi respon. Melihat hal ini, saya merasa geram dan geregetan. Maka dari
itu saya ada rasa khawatir karena konsep belum matang dan mulai dari
sini saya lebih “berisik” di kelompok. Saya mulai sering muncul di
obrolan grup dan memberikan ide-ide sebisa saya. Saya sempat berusaha
untuk bekerja sama dengan komunitas Kabupaten Bogor Mengajar,
namun setelah diadakan online meeting karena konsepnya belum matang,
mereka pun menolak ajakan kerjasama kami. Lanjut lagi di bulan Juli.
Mulai ada tanda kehidupan di grup kelompok, karena tiap orang
diberikan jadwal berjualan setiap akhir pekan, kemudian rapat setelah
jualan pagi di pasar pagi Jalan Kertamukti. Di sini mulai menawarkan

89

konsep masing-masing, hingga menyusun RAB. Namun untuk survey,
kami masih terkendala kendaraan dan jadwal yang bentrok antar
anggota. Kemudian saat survey pun kami kurang berpengalaman, jadi
kurang paham apa saja yang harus ditanyakan kepada penduduk sekitar,
baik keadaan pendidikan, ketersediaan sarana atau fasilitas penunjang
kegiatan, kebiasaan, budaya, atau larangan adat, dan lain sebagainya.

Sampai pada hari pemberangkatan pun, masih ada perubahan
jadwal. Seperti hari pemberangkatan dimajukan dan tempat parkir mobil
pengangkut barang yang tiba-tiba pindah tempat parkir, membuat saya
bingung. Namun akhirnya kami semua berhasil sampai dengan selamat,
walaupun dalam perjalanan turun hujan deras dan sempat berpisah
dengan beberapa anggota.

Pelaksanaan KKN

Tiba minggu pertama kami melakukan pengabdian di Desa
Cinangneng. Kelompok 70 ditugaskan di wilayah RT 12 dan 13 oleh
kepala desa. Namun, kami mendapat tempat tinggal di luar wilayah
kedua RT tersebut, yakni di RT 11. Harapan kami dalam KKN yakni
beramah tamah dengan warga setempat, berkenalan dan bermain
bersama anak-anak, posko KKN ramai dihampiri anak-anak yang ingin
bermain atau belajar, namun semua harapan itu kandas. Tidak seperti
warga desa lainnya, warga di RT 11 justru tidak welcome. Suasana sepi
sunyi, bahkan dengan tetangga depan dan samping kontrakan kami pun
tidak akrab. Pertama, entah mengapa jarang ada warga yang berkegiatan
di luar rumah, bahkan menjemur pakaian, menyapa, atau berangkat
berbelanja. Yaa, mungkin ada, namun jarang terlihat oleh kami. Padahal,
kami selalu berkegiatan di teras rumah, seperti ngobrol santai antar
anggota, makan menjemur pakaian, makan sarapan, bahkan anak-anak
kecil bermain bola, layangan, atau apa pun, tidak ada. Kami jarang
menemukan anak-anak bermain di luar untuk sekadar menyapa dan
lebih dekat dengan anak-anak. Hal inilah ynag membuat kami cukup
kesulitan mengadakan acara yang membutuhkan massa dari warga
setempat. Program kerja bimbingan belajar sore untuk anak-anak pun
hanya jadi angan.

Sambutan yang dingin ini pun juga ditandai dengan, sikap ketua
RT 11 yang tidak welcome dan terkesan kurang kooperatif dengan adanya
KKN kami. Bahkan saat ada perayaan Muharram di minggu pertama, dan
HUT RI pun RT 11 tidak ada kegiatan apa-apa, sepi sekali. Kami pun
mencari wilayah lain untuk tetap melaksanakan program Perayaan

90

Muharram, yakni di RT 19. Kami menerima tawaran dari ketua RT
lainnya yang lebih “asik” diajak kerjasama. Alhasil kami berhasil
melaksanakan program pawai obor, serta membantu persiapannya dari
mencari bambu, memotong, mempersiapkan minyak tanah dan sumbu,
yang perempuan membantu memasak, hingga setelah pawai pun, kami
makan liwetan bersama-sama warga RT 19.

Di minggu pertama ini, saatnya kami perkenalan dengan
lingkungan setempat dan warga setempat, namun karena kami tinggal di
RT 11, dan wilayah RT 12 dan 13 cukup jauh dari tempat tinggal kami,
kami jadi lebih banyak melakukan aktivitas di RT 11 saja, mengingat kami
tidak bisa sering meninggalkan rumah karena sudah banyak berita dan
kejadian kehilangan barang, uang bahkan kendaraan di kelompok KKN
lain. Kami sangat waspada akan hal itu, sampai kami adakan jadwal
ronda malam dan jadwal jaga rumah di siang hari. Di hari kedua saya
sakit, tenggorokan sakit, muntah dahak, pilek, batuk dan pusing.
Kesesokan harinya saya dibawa ke Puskesmas oleh Reza, Rizky dan Bilal
untuk berobat sekaligus menindaklanjuti program kerja sama dengan
Puskesmas yang akan diadakan. Kemudian setelah kondisi saya
membaik, saya dan teman-teman mengekspor wilayah desa dan
menemukan sungai. Kami pun berenang di sungai, dengan keadaan
sungai yang sepi, dan lagi-lagi, sepanjang jalan, kami jarang melihat
adanya warga yang berkegiatan di luar rumahnya, kalau pun ada, hanya
satu petani yang berpapasan dengan kami membawa kayu atau rumput.
Kemudian di kami juga berkenalan dengan warga sekolah yang menjadi
tempat kami mengabdi di bidang pendidikan, yakni SDN Cinangneng 03.
Senangnya kami mengetahui bahwa warga sekolah di sini welcome dan
terbuka.

Di minggu kedua, mulai ada adaptasi dari sesama anggota. Dari
yang tadinya jaga image, jadi merasa nyaman untuk menjadi diri sendiri.
Beberapa dari kami juga sudah mendapatkan teman nyamannya sendiri,
ya bisa dibilang membuat kelompok dalam kelompok. Diksi seperti ini
agak tidak nyaman, sih, tapi ya memang begitu keadaannya. Sampai
suatu hari kelompok kami keracunan makanan. Kami yang sedang
mengajar di sekolah merasa tidak enak badan dari bangun pagi, hingga
siang. Beberapa dari kami muntah-muntah, pusing, BAB, dan lemas.
Siang itu juga, yang sakit berbondong-bondong diantarkan ke
Puskesmas untuk berobat. Saat evaluasi di malam harinya yang mana
komunikasi kami agak blak-blakan, tidak ada yang ditutupi, koordinator
konsumsi merasa sangat disudutkan, dan terjadilah adu mulut dengan
salah satu anggota. Keesokan harinya, kebanyakan dari kami membeli

91

lauk sendiri ke luar, ke pusat desa, bahkan ada yang cari makan hingga
ke kota. Peristiwa keracunan ini menimbulkan trust issue di antara kami,
dan sejak saat itulah kami mulai ada perpecahan.

Di minggu kedua pula, ada suatu saat tetangga protes karena
kami meronda, dan juga katanya menghabiskan air serta berisik, padahal
karena kami bayar uang listrik dan kontrakan, dan kami bukan berisik,
tapi briefing dan evaluasi malam hari, karena lebih efektif diadakan
malam, yang mana semua kegiatan sudah selesai dan semua dapat
berkumpul. Si tetangga ini melapor ke RT, dan RT melapor ke kantor
desa. Saat itu kami sedang mengajar di SDN Cinangneng 03 dan harus
ada beberapa dari kami yang mendadak pergi ke kantor desa untuk
memenuhi panggilan kades. Bahkan kami sampai berencana pindah
kontrakan. Sampai membuat tim survey tempat tinggal untuk mencari-
cari kontrakan atau villa yang ada. Namun akhirnya si tetangga itu
merasa tidak enak hati kepada kami dan akhirnya meminta maaf, lalu
kami rukun kembali.

Yang namanya hidup pasti ada tantangannya. Yang namanya
kelompok, pasti ada saatnya akur, ada saatnya terjadi beda pendapat dan
terjadi masalah. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Untuk minggu
ketiga, kami baik-baik saja, dan mulai menikmati masa-masa KKN.
Beberapa proker di minggu ketiga juga terlaksana dengan lancar, walau
hanya ada satu kendala, yakni kurangnya antusias warga menghadiri
acara pelatihan desain yang kami adakan. Berbeda dengan acara cek
kesehatan, banyak warga bahkan guru-guru SDN Cinangneng 03
antusias menghadiri acara ini.

Kemudian, di minggu keempat, kegiatan kami mulai padat. Mulai
mempersiapkan perayaan HUT RI di RT 12. Dari mulai rapat malam
bersama remaja/panitia HUT RI setempat perihal ragam dan teknis
lomba, kemudian membeli barang dan snack yang akan dijadikan
bingkisan dan hadiah lomba, membungkus snack dan hadiah, menghias
wilayah RT untuk menyambut HUT RI ke-77, mengikuti upacara Hari
Kemerdekaan di kantor Desa Cinangneng dan kantor Kecamatan
Tenjolaya, berpartisipasi meramaikan lomba HUT RI, baik menjadi
panitia, dan menjadi peserta lomba, hingga membantu jalannya acara
panggung hiburan malam, perayaan HUT RI ke-77 sebagai ajang
kreativitas warga, yang menampilkan fashion show dan tari-tarian yang
dilombakan, dan beberapa anggota kami didaulat panitia/remaja
setempat untuk menjadi juri kedua lomba tersebut.

92

Karena krusial dan butuh kerjasama yang serius dalam proses
menuju HUT RI ke-77 ini, kami akur kembali. Yang tadinya terdapat trust
issue, akhirnya dapat memaafkan dan mau menerima lagi, dan persatuan
kami berdampak pada keberhasilan acara. Semua acara berjalan lancar
dan meriah. Kami pun terhanyut dalam suasana, riang, gembira,
semangat. Saking semangatnya, anggota KKN kami yang laki-laki pun
tangannya terluka semua untuk ikut memeriahkan lomba tarik tambang.
Hasil tak akan mengkhianati usaha, dan benar saja, beberapa lomba kami
borong juaranya, anggota KKN Mawar Bakti 70.

Kemudian ini minggu yang sangat melelahkan bagi kami. Belum
pulih lelah yang kemarin, besok gaspol lagi. Seakan tidak ada
istirahatnya. Beberapa dari kami drop. Kondisi kesehatannya menurun.
Saya pun kembali jatuh sakit pada minggu keempat hingga minggu
terakhir. Rata-rata dari kami ialah sakit flu dan batuk, disertai badan
lemas butuh istirahat. Namun demi melaksanakan program kerja yang
telah disepakati tanggal pelaksanaannya, kami tetap harus bertanggung
jawab mempersiapkan dengan matang. Setelah 17-a selesai, langsung
“kerja rodi” hampir semua membantu membuat kerajinan tangan untuk
hiasan taman baca. Kmai membuat taman baca di perpustakaan SDN
Cinangneng 03. Karena dinilai lokasi yang strategis dan juga fasilitas
yang mumpuni, namun tidak terawat. Sekitar 3 sampai 4 hari prosesnya
dari kerja bakti membersihkan perpustakaan, membuat pernak-pernik
hiasan, menempel hiasan di dinding perpustakaan, hingga meresmikan
taman baca. Respon warga sekolah sangat antusias dan senang sekali,
terutama kepala sekolah dan para guru SDN Cinangneng 03. Siswa-siswi
pun bayak penasaran dan antusias. Alhamdulillah bila kami telah
menebar senyuman di wajah mereka, semoga apa yang kami berikan
bermanfaat.

Sampai pada minggu kelima, minggu terakhir. Kami tinggal
tersisa dua acara, yakni sosialisasi pembukuan keuangan dan sosialisasi
ekonomi kreatif. Semua persiapan berjalan lancar. Namun di sisi lain,
kami banyak yang merenung. Melihat kembali ke belakang, apa saja yang
sudah terjadi, sudah kami lalui bersama, dan ternyata waktu berlalu
begitu cepat. Tak terasa sudah sampai di penghujung hari akhir KKN.
Merasa ingin meningkatkan lagi quality time bersama, dengan
mengadakan games kecil-kecilan setelah evaluasi malam. Lebih banyak
berkumpul satu sama lain, ngariung, untuk berbagi cerita dan
menghabiskan waktu bersama. Foto-foto, melakukan dokumentasi
pribadi, dan lain sebagainya. Bahkan hari-hari akhir ini diwarnai dengan

93

kegiatan bersih-bersih barang secara berkala. Mulai dari packing barang
pribadi, mencuci barang yang terpakai, menyortir barang yang masih bisa
dipakai atau sudah tidak digunakan, merapikan kontrakan agar
memudahkan saat hari perpulangan supaya tidak ada yang tertinggal,
dan lainnya. Bahkan di malam terakhir pun, kami mengadakan renungan
malam dan sesi kesan pesan. Hampir semua dari kami banjir air mata.
Semua dari kami berpegangan erat membuat lingkaran, disertai nuansa
gelap dengan cahaya lilin. Diakhiri sesi “harapan dan pamit” yang makin
membuat deras air mata ini menetes. Hujan yang mengguyur di hari
terakhir, menambah suasana menjadi makin dramatis. Hujan yang deras
dan dingin membuat kami rindu kehangatan serta suka duka aktivitas
kami bersama-sama.

Pasca KKN

Setelah KKN berakhir dan kembali ke rumah, saya menjadi rindu
dengan kebersamaan dengan teman-teman kelompok 70. Melihat
kembali suka duka yang pernah dilalui, dan mengambil pelajaran dari apa
yang telah terjadi. Sebagai anggota kelompok KKN 70, saya harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan baru. Mulai dari tempat tinggal, kondisi
alam, makanan, kebiasaan atau adat setempat, serta dengan teman-teman
anggota kelompok 70 sendiri. Banyak hal yang dapat membuka mata dan
hati saya sehingga dapat menjadi inspirasi bagi saya dan juga lainnya,
namun ada satu hal yang betul-betul saya jadikan pelajaran. Yang
namanya anak muda seusia saya, sedang gencar-gencarnya mencari jati
diri, menikmati masa muda dengan menghibur diri, nongkrong dengan
teman, dan lainnya. Dengan kebiasaan inilah yang menjadi cikal bakal
harinya pengelompokan (budaya circle) pada anak muda. Mereka akan
berkelompok dengan teman yang dianggap setara dari jabatannya, sifat
dan karakternya, kebiasaannya, bahkan hingga selera humornya. Begitu
pula yang saya amati dari kelompok KKN ini. Tapi ada beberapa orang
yang perilakunya menjadi penengah dan selalu bersikap netral meskipun
mempunyai circle masing-masing. Salah satunya Syifa. Mengenal Syifa
sebelum KKN, memang anak yang baik, cenderung aktif dalam
perumusan hal perihal KKN. Kemudian dia orang pertama yang
menolong saya saat sakit dan dia sangat peduli kondisi orang lain. Syifa
tidak bertindak sesuka hati walaupun kami semua menunjukkan sifat
asli kami layaknya di rumah, saking kami merasa sudah nyaman dengan
teman-teman semua. Ia tetap menjaga bagaimana supaya candaannya,
tingkah lakunya, sampai perkataannya pun tidak menyinggung orang

94

lain. Menurut saya susah untuk menjaga hal itu. Bahkan saya selalu
perhatikan pola tutur katanya baik ketika dengan warga desa dan
dengan kami selaku teman sebayanya, Syifa tetap berhati-hati ketika
berbicara, bahkan lebih sopan dari orang-orang biasanya. Syifa bukan
tipe orang yang alim, bukan yang kalem, lugu, dan sejenisnya. Syifa tetap
seperti anak JakSel biasanya, seru, kocak, asik, santai, jaman now banget.
Tapi dia tetap menjaga nilai-nilai moral dalam berbicara dan bergaul
walau dengan usia sebayanya. Saat ada permasalahan internal pun, Syifa
yang jadi role model saya dalam menanggapi masalah. Saya suka
bagaimana dia menanggapi apa yang terjadi dalam kehidupan. Baru kali
ini saya menemukan orang yang seperti dia. Benar-benar pelajaran baik
yang dapat saya ambil dari sikap dan karakternya. Saya bersyukur bisa
kenal dan satu kelompok dengan Syifa.

Kemudian setelah saya ingat-ingat kembali dan berbagi cerita
KKN saya dengan keluarga di rumah, saya merasa beberapa program
kerja atau acara yang dilaksanakan saat KKN merupakan acar yang
membutuhkan keterampilan khusus, terlebih lagi hal tersebut sama
dengan skill atau keterampilan yang sudah sejak lama saya tekuni. Tak
disangka, keterampilan dan bakat saya semuanya teraplikasikan saat
KKN di Desa Cinangneng. Mulai dari menggambar denah dan membuat
kerajinan tangan untuk merevitalisasi taman baca, mengajar bahasa
Indonesia dan seni budaya dengan fun learning, hingga menyumbang
penampilan di panggung hiburan perayaan HUT RI ke-77 dengan
menampilkan tari tradisional Lenggang Nyai. Secara tidak langsung
dapat berbagi pengetahuan bahasa dan memperkenalkan seni kepada
anak-anak dan masyarakat setempat. Alhamdulillah, saya dapat berbagi
pengetahuan dan menebarkan manfaat bagi masyarakat Desa
Cinangneng. Bahkan saya lebih gembira ketika saya mendapat komentar
positif dan pernyataan dari orang tua tercinta, bahwa orang tua saya
bangga dengan perjuangan dan pengabdian saya selama KKN di Desa
Cinangneng, yang turut menebar manfaat dari apa yang sudah dipelajari
dan ditekuni sejak kecil dan tidak luput dari didikan orang tua yang luar
biasa.

Terima kasih, KKN 70 Mawar Bakti, harummu semerbak bunga
mawar. Takkan sirna kenangan kita, terukir selamanya, terkenang
selamanya, sewangi bunga mawar yang harumnya abadi.

95

KISAH INSPIRATIF KKN 70

Oleh: Helmi Yusron

Tidak mengharapkan apa-apa, itu yang saya pikirkan di awal, tapi
ternyata terlalu dini untuk menyimpulkan hal seperti itu. Waktu yang
terasa berlalu begitu lambat di hari-hari pertama untuk saya yang tidak
biasa tidur bersama orang lain, tapi rasanya terlalu angkuh untuk merasa
seperti itu. “Saya hanya menjalankan kewajiban” bicara hati saya.

Tapi rasa ketidaknyamanan itu hilang ketika saya tidur di hari
ketiga, bangun jam 5 pagi, udara segar dengan sopan masuk ke dalam
hidung, saya hirup dalam-dalam, dan berpikir bahwa ini semua tetap bisa
saya dapatkan di rumah asli saya, tapi entah mengapa rasanya berbeda.
Tercium harum kebebasan, terasa hangat sinar ultraviolet menjamahi
tubuh dari ubun-ubun hingga telapak, otak berputar mencari obrolan di
awal hari, mungkin itu semua yang tidak saya dapatkan di rumah asli,
karena di rumah asli, saya kembali tidur ketika bangun di pagi hari.

Di kelompok ini, saya masuk ke divisi pubdekdok, publikasi
dekorasi dan dokumentasi, sangat cocok dengan saya karena sudah
beberapa kali menggeluti divisi ini. Saya akan menulis kisah inspiratif ini
secara berantakan, saya rasa memuntahkan semua isi kepala saya akan
lebih baik kebanding terlalu lama jika memikirkan struktur penulisan
kreatif yang indah dan linear. Setiap proker kami lewati dengan lancar,
ya, bisa dibilang lancar, sejujurnya saya tidak peduli jika proker kami
tidak berhasil, karena menurut saya kekompakan dan keharmonisan tim
adalah yang utama, karena saya pikir kita bukan panitia yang sedang
gerakin event. Tapi Alhamdulillah, semua berjalan lancar dari awal
hingga akhir.

Ketika saya pulang, saya dilempari beribu mortar pertanyaan,
gimana, mi? Kknnya?. Saya jawab dengan jawaban formalitas, saya hanya
menjawab pertanyaan dari orang yang bertanya tentang suasana, tapi
ketika ada seseorang yang bertanya tentang proker, saya tidak akan
menjawabnya. Karena satu-satunnya hal yang menghias hati saya adalah
suasana dan teman-teman yang ada di sana.

Sudah paragraf ke 5 dan saya masih belum dapat apa yang bisa
menjadi kisah inspiratif, maka dari itu saya ingin anda menghilangkan
ekspektasi mendapatkan inspirasi dari cerita saya. Karena mau cerita
saya seinspiratif dan semotivatif apapun, anda tidak akan merasakannya,
hanya saya dan ingatan saya yang masih dapat memeluk hal itu.

96

Rokok topas, gorengan dingin, nasi uduk tiga ribu, wc mampet,
hal-hal seperti itu yang menjadi inspirasi bagi saya, sekarang saya sedang
dalam produksi film pendek, dan nama salah satu karakter di film
tersebut adalah topas. Iya, agak katro saya cerita seperti itu di lembar ini,
tapi intinya, saya merasa manusia bisa dapat inspirasi dari manapun,
jangan cari inspirasi dari saya, saya bukanlah orang yang mumpuni dan
berkapabilitas dalam memberi kisah inspiratif, carilah dalam diri anda
sendiri, carilah di sekitar anda, ketika anda KKN nanti, cobalah peluk
perbedaan, cobalah peluk kesendirian, cobalah lebih dekat dengan diri
anda sendiri. Semoga kelak bahagia.

BERTANGGUNGJAWAB ATAS JABATAN

Oleh: Akram Abiuui Yoan

Halo, nama saya Akram Abiyyi Yoan sebagai anggota kelompok
KKN 070 Reguler UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2022. Awal mula saya
mengikuti KKN ini saya sangat gugup untuk mengikuti semua kegiatan
KKN Reguler ini, karena menurut pandangan saya KKN ini sangat sulit,
ditambah lagi bertemu dengan orang-orang baru sulit untuk beradaptasi
dengan jumlah anggota yang cukup banyak. Namun ketika saya jalani
KKN Reguler ini ternyata KKN Reguler ini sangat menyenangkan
ditambah anggota kelompok kami yang kompak dan bisa beradaptasi
dengan baik.

Ketika saya datang ke desa Cinangneng yang bertepatan di
daerah Bogor, di desa Cinangneng ini cukup bersih, udaranya sejuk
namun, setiap sore sering hujan. Saya sangat menginspirasi ketua RT. 19.
Tepatnya di dekat kami tinggal yaitu di RT. 11. Awal mula saya
menginspirasi beliau karena beliau ini sangat ramah dan
bertanggungjawab kepada warga nya yaitu RT. 19. Waktu itu ada pawai
obor pada saat Muharram kami mengelilingi desa Cinangneg dengan
membawa obor, saya sebagai dokumentasi bersama teman saya itu
membawa motor, kami mendokumentasikan semua kegiatan pawai obor
hingga akhir. Setelah pawai obor kami makan bersama dengan warga
Cinangneng yang telah disiapkan oleh ketua RT. 19. Setelah itu kami
anggota KKN foto bersama dengan ketua RT. 19 sebagai ucapan
terimakasih.

97

Kesan terakhir saya ketua RT. 19 ini patut dicontoh karena
tanggungjawabnya dan juga keramahannya kepada warganya.
Kehidupan saya di desa Cinangneng dan di Jakarta sangat berbeda mulai
dari bangun pagi, olahraga, dll. Intinya yang awalnya saya berpandangan
buruk pada KKN ini menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan.
Terima kasih kepada semua anggota yang bersangkutan untuk
memeriahkan kegiatan serta bekerja sama dengan baik.

Cerita Lembur Di Desa Sukamakmur
Oleh: Kevin Philips

Sudut Pandang

Pada bulan April tahun 2022 masyarakat Indonesia sedang ramai
membahas tentang KKN (Kuliah Kerja Nyata). KKN menjadi trending
disebabkan munculnya film horor Indonesia yang berjudul “KKN DI
DESA PENARI”. Film tersebut diangkat berdasarkan cerita asli yang
dibuat oleh @SimpleM81378523 pada akun twitter nya. Sebelum adanya
film dan cerita tersebut KKN hanyalah menjadi tuntutan yang biasa
mahasiswa lakukan untuk menjalankan program pengabdian kepada
desa terpilih yang dilaksanakan oleh kampus. Setelah adanya film
tersebut KKN menjadi kegiatan yang menakutkan bagi beberapa
mahasiswa\i. mereka menganggap bahwa apa yang ada di film tersebut
bakal sama nantinya ketika mereka melaksanakan KKN ke desa-desa.
Saya pun berpikir seperti itu awalnya, bahwa KKN akan ada banyak
rintangan yang akan dialami dan hanya membebankan mahasiswa/i saja.
Lalu pada akhir semester 6 mahasiswa/I dari UIN Jakarta sudah harus
mendaftarkan diri meraka pada AIS untuk mengikuti KKN pada tahun
2022 ini. Kemudian saya mencoba mencari informasi tentang KKN
tersebut. Sangat beryukur sekali bahwa saya mendapat informasi akan
diadakan zoom meeting yang diadkan oleh PPM UIN Jakarta untuk
memberi informasi tentang apa saja program KKN tahun ini. ketika
semua informasi sudah cukup sya dapatkan, saya bergegas mendaftar
pada web AIS mengingat bahwa KKN ini sangat penting juga untuk
syarat kelulusan nantinya. Pada awalnya saya pun ragu antara memilih
“KKN in Campus” atau “KKN Reguler”. Mengingat pada awalnya saya
berpikir bahwa KKN reguler sangat menakutkan karena harus
beradapstasi dengan teman baru, mempersipakan banyak hal sebelum

98

berangkat KKN. Dengan kesimpulan KKN Reguler banyak membuang-
buang tenaga diabndingkan KKN in Campus. Tetapi pada suatu ketika saya
berpikir bahwa ini kesempatan sekali seumur hidup yang tidak akan
diulangi lagi nantinya. ini merupakan kesempatan bagi saya untuk
mengabdi dan membantu masyarakat sekitar karena itu salah satu dari
tugas kita sebagai mahasiswa/i. Kemudian niat saya menjadi bulat untuk
memilih KKN Reguler. Teman-teman kelas, jurusan, fakultas banyak
juga yang memilih KKN Reguler karena menurut merka KKN ke desa
jauh lebih asik dan memiliki banyak penglaman dibandingkan KKN di
kampus. Pada tahun ini kampus UIN Jakarta memilih Dua lokasi untuk
dilaksanakannya KKN Reguler yaitu: Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Tanggerang. Dan saya berharap terpilih di lokasi sekitar Bogor karena
menurut saya udara di bogor masih sejuk dan tidak terlalu panas. Dan
saya berharap saya di pertemukan dengan kelompok yang tidak
bermasalah nantinya. PPM mempersiapkan Mahasiswa/I untuk siap
menghadapi KKN 2022 dengan mengadakan berbagai macam webinar
atau workshop seperti: Workshop Pembuatan Film Dokumenter,
Workshop Pembuatan Proposal KKN. Dengan begitu mahasiswa UIN
Jakarta sudah memiliki bekal untuk melaksanakan program KKN tahun
ini. saya pun sangat terbantu dengan adanya kegiatan tersebut.
Berjalannya waktu tibalah pengumuman kelompok dan juga lokasi
tempat KKN nya. Saya pun mencari nama Akmalul Iman dengan teliti.
Lima menit kemudian sya pun berjasil menemukan nama saya berada di
keelompok mana. Saya ditempatkan di kelompok no urut 070 dengan
lokasi KKN di Desa Cinangneng, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten
Bogor.

Teman Kamuflase Keluarga

22 orang dari jurusan nya yang berbeda tergabung pada satu
kelompok no urut 70 yang belum diberi nama identitas, Saya termasuk
salah satunya. Kelompok ini terdiri dari 9 laki-laki dan 13 perempuan
perbandigan yang cukup signifikan. “Assalamualaikum, salam kenal
semuanya” begitulah ucapan saya pada saat pertama kali gabung pada grup
whatsapp. Menciba untuk mengenal siapa saja yang tergabung dengan
melihat display name dan photo profil dari masing-masing kontak pada
grup tersebut. Untuk mempermudah membagi tugas dibentuklah
susunan BPH dan Divisi agar jelas apa yang akan dikerjakan nantinya.
kebetulan saya sangat kurang sekali dalam memipin. Jabatan ketua
umum paling saya hindari. Nama yang diambil untuk kelompok 070
adalah “MAWAR BAKTI”. Pada akhirnya ketua umum kelompok 70
adalah saudara Rizky ardianto yang pemilihan nya di setujui oleh semua

99

anggota. Jabatan yang saya ambil adalah divisi PDD (Publikasi Desain
Dekorasi). Kebetulan saya memiliki latar belakang yang mnyukai yang
berhubungan dengan mengedit. Saya bisa mengedit gambar maupun
video dengan penglaman yang saya dapatkan di SMA maupun di
organisasi DNK TV. Uniknya teman saya di DNK TV pun banyak yang
menjadi bagian divisi PDD pada masing- masing kelompoknya. Divisi
PDD kelompok 070 berisikan 3 anggota yaitu: saya sendiri, Arseyila
(arsel), dan helmi. Kami pun membagi tugas agar satu sama lain tidak
terbebankan. Arsel mendapatkan tugas sebagai admin media sosial
kelmpok kami dan helmi bertugas sebgai seorang copy writer. Sebelum
berangkat divisi PDD menyiapkan beberapa bahan desain yang nantinya
akan di tampilkan di Instagram maupun di Youtube seperti: Logo,
Template story, Template Instagram, Feeds Instagram Keanggotaan, dan
masih banyak lagi yang mendukun persiapan KKN itu sendiri. Dan
sebelum KKN dimulai kita satu kelompok sepakat akan mengadakan
jualan baju bekas untuk menambah biaya untuk KKN nantinya. selain itu
persiapan kita juga salah satunya adalah survei ke lokasi KKN yaitu Desa
Cinangneng, Bogor. Dengan mensurvei beberpa rumah untuk tempat
tinggal, tempat SD yang akan nantinya kita bantu dalam hal pengajaran,
berkenalan dengan RT/RW setempat, perkenalan dengan orang-orang di
kantor desa terutamma kepala desa. Dan pada akhirnmya kami sudah
mendapatkan semunaya seperti tempat tinggal, sekolah yang akan
dibantu, perizinan kepada RT/RW, mengetahui acara apa saja yang di
laksanakan oleh setiap RT/RW nya.
Saat waktu KKN tiba pun kami bergegas dengan semangat tidak ada rasa
takut. Rumah tinggal kami pun terpisah antara cowo dan cewe. Saya pun
merasa senang karena teman teman KKN sangat humbel dan santai.
Sehingga tidur, makan, berkatifitas tidak ada masalah dalam sebulan ini.
teman cowo kelompok saya sebagai berikut: Helmi, Randi, Abi, Ali,
Alfan, Rizky, dan Reza. Masing-masing memiliki karakter yang sangat
berbeda ada yang pendiem seperti Reza, dan ada yang berisik seperti
Alfan namun semuanya saling menghargai satu sama lain dehingga tidak
terjadi konflik dalam satu bulan kita mengabdi di Desa Cinangneng,

Pengabdian dan Penantian

Satu bulan di desa Cinangneng tentunya sangat berkesan bagi
kita kelompok 070 Mawar Bakti UIN Jakarta. Tentunya kita datang di
desa ini dengan penuh persiapan dan berbagai program kerja yang akan

100

dilakukan. Kita sepakat malakukan beberapa program kerja yaitu:
Melakukan kegiatan mengajar untuk SD Cinangneng 03 dan TPQ. Kita
mengeajar setiap hari senin-kami dari kelas 1 – 6. Yang kebagian mengajar
di rolling setiap harinya terdapat 8 orang dan perkelas masing-masing
ada 2 mahasiswa/i. Dalam event merayakan tahun baru islam kita
berkolaborasi dengan RW 12 khususnya warga RT 19 untuk mengadakan
pawai obor keliling kampung dan juga makan bersama. Selanjutnya
untuk merayakan 17 agustus kita berkolaborasi dengan RT/ RW yaitu
dari RW 12/13, Kita mengadakan berbagai lomba dan menyiapkan
beberapa persipaan seperti mendekorasi, membeli hadiah lomba,
pendataan peserta. Kita juga sepakat memberi bantuan sembako kepada
yang membutuhkan. Dan mash ada proker lainnya, seperti penyuluhan
tentang keuangan, penyuluhan desain dan ekonomi kreatif, renovasi
jembatan yang digunakan untuk warga menyebrang ke kampung sebelah
dan juga kegiatan memasang tanda nama jalan di setiap gang di RW 12
kita dalam proker tersebut saling membantu antar anggota. Tentunya
memang tidak mudah menajalankan proer tersebut tetapi dengan
kemauan dan keinginan antar anggota yang kuat kita akirnya bisa
melaksanakan itu semua. Dan penantian kita pun terwujud dengan
respon yang masyarakat berikan, mereka bisa diblang sangat senang dan
terbantu akan kehadiran kami mahsasiwa KKN UIN Jakarta

101

DAFTAR PUSTAKA

Community development in perspective / edited by James A. Christenson
& Jerry W. Robinson, Jr Ames: Iowa State University Press, 1989.
Muhammad, Noor, Pemberdayaan Masyarakat dalam Jurnal Ilmiah CIVIS
Volume 1 No. 2 Juli 2011.
Movi Riana, Achmad Nurul Azikri, Ausen Samalateh, Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Edukasi Lingkungan di Desa Cinangneng, Jurnal: Volume 02
Nomor 03, September 2018.
Aprina Permata Arfadi, Siti Amanah dan Asri Sulistiawati, Aksebilitas dan
Pemanfaatan Informasi Pertanian Oleh Petani Hortikultura di desa cinangneng,
Tenjolaya, Bogor, Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat [JSKPM], Vol. 2, 2018.
Aprina Permata Arfadi, Siti Amanah dan Asri Sulistiawati, Aksebilitas dan
Pemanfaatan Informasi Pertanian Oleh Petani Hortikultura di desa cinangneng,
Tenjolaya, Bogor.
Muhammad, Noor, Pemberdayaan Masyarakat.

http://cinangneng-tenjolaya.desa.id/artikel/2018/11/30/profil-desa.

102

BIOGRAFI SINGKAT

Dima Khoirunnisa, Ilmu Hukum-FSH
Namanya adalah Dima Khoirunnisa. Lahir di Tangerang pada 05

Mei 2001. Ia bertempat tinggal di Pengasinan, Gunung Sindur, Bogor.
Nisa terlahir dari keluarga sederhana yang mengajarkan makna
kehidupan sesungguhnya. Nisa yang merupakan putri pertama dari 3
bersaudara.

Setelah lulus dari Pondok Pesantren Al-Amanah Al-Gontory Nisa
melanjutkan Pendidikan di sebuah Universitas Islam yakni, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta masuk pada tahun 2019
menggunakan jalur SNMPTN, dan dengan jurusan Ilmu Hukum fakultas
Syariah dan Hukum. Selama nisa duduk di bangku kuliah pada awal
tahun ajaran nisa aktif di dalam sebuah organisasi Eksternal namun
terhalangnya dengan Covid nisa tidak aktif lagi didalam Organisasi
tersebut. dengan hal ini nisa mempunyai banyak teman selain dari
jurusannya.

Enda Ulina S, Akuntansi - FEB
Enda Ulina S terlahir dari keluarga sederhana dimana disanalah

ia diajarkan arti kata bersyukur akan hidup yang diberikan oleh Allah
SWT hingga Alhamdulillah nikmat Allah yang luar biasa selalu tercurah
kepada keluarga kecil ini. Enda lahir di Jakarta pada tanggal 08 Januari
2001 dari pasangan ayahanda, Lasmantra Putra S.M dan ibunda, Saamah.
Enda terlahir sebagai anak perempuan pertama dari 2 bersaudara dimana
adiknya bernama Nuru Sakila S.M

Setelah lulus SMK Negeri 20 Jakarta, Enda melanjutkan
pendidikannya dijenjang perguruan tinggi yaitu UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan jurusan yang masih sejalan dengan masa SMK-nya yaitu
Akuntansi. Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi ini, Enda
sangat suka mencoba untuk terjun ke dunia organisasi baik internal
maupun eksternal di kampus. Enda adalah sosok yang ramah dan
pendengar yang baik, ia sering menyibukkan dirinya dengan membaca

103

buku untuk self improvement atau sekedar berdiskusi mengenai isu
topik akuntansi terkini dengan teman-temannya.

Cut Marshanda Egifa, Hukum Ekonomi Syariah- FSH
Nama Cut Marshanda Egifa yang akrab dipanggil Marsha

merupakan putri pertama dari 3 bersaudara, dilahirkan ditangerang pada
tanggal 28 Juni 2001.

Setelah lulus dari SMAN 1 Setu, Marsha melanjutkan
pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan yang
tidak sejalan pada masa sekolahnya, selama menempuh pendidikan di
bangku kuliah Marsha sangat menyukai organisasi berbagai kegiatan
organisasi selalu di ikut baik organisasi internal maupun eksternal
kampus, Marsha sangat suka berdiskusi, membaca, berbicara dan
mendengarkan sehingga tumbuh menjadi orang yang bisa menghargai
orang lain.

Muhammad Fahreza, Teknik Informatika – FST
Muhammad Fahreza seorang mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta jurusan Teknik Informatika yang lahir dan tumbuh
di lingkungan sederhana bersama tiga saudara perempuannya. Ia anak
terakhir yang biasa dipanggil Fahreza dan lahir pada tahun 2001 di
Tangerang.

Menempuh pendidikan di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
dan lulus pada tahun 2018 dan terpaksa harus menunggu satu tahun
untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi karena kendala biaya.
Ketertarikan di dunia komputer membuatnya masuk ke jurusan Teknik
Informatika pada tahun 2019. Selama kuliah, Fahreza aktif di organisasi
Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HIMTI) dan berada pada
divisi akademik.

104

Randi Alipullah, Ilmu Hadis- Ushuluddin

Nama Randi Alipullah adalah anak laki-laki yang terlahir dari
keluarga sederhana, keluarga yang cukup agamis dan dekat dengan para
pemuka agama dan tokoh masyarakat sekitar.

Randi Alipullah akrab disapa dengan nama Ren atau Alif. Ren
untuk sapaan di kampus dan Alif untuk sapaan di pesantren. Randi
merupakan putra pertama dari 3 bersaudara, dilahirkan di Bekasi pada
tanggal 13 September 2000 dari pasangan ibu Rohimah dan bapa
Rohmat.

Setelah lulus dari Madrasa Aliyah (MA) serta sekaligus lulus dari
Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Randi melanjutkan pendidikannya
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan yang sejalan pada
masa sekolahnya, yaitu jurusan Ilmu Hadis di Fakultas Ushuluddin.
Selama menempuh pendidikan di bangku kuliah Randi sangat menyukai
kegiatan di berbagai organisasi baik internal atau external. Dalam
organisasi internal kampus, kini Randi Aktif sebagai ketua kementrian
dan kebudayaan pada organisasi Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin (DEMA FU), sedangkan dalam oranisasi ekternal, kini aktif
sebagai anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan
Mahasiswa Ahli Toriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdiyyan (MATAN).

Selain itu, Randi juga sangat menyukai kegiatan-kegiatan diskusi,
baik itu diskusi mengenai keislaman, jender, sejarah dan politik. Hobi
dan kegiatan sehari-hari pun cukup berfariasi, diantaranya ialah
membaca buku-buku Bahasa Indonesia dan Arab, serta mengajar les di
empat Lembaga private di daerah Kota Tangerang. Kegiatan dan
kebiasaan ini, membuat Randi tumbuh menjadi manusia yang mandiri
serta semakin memahami arti kehidupan yang sesungguhnya.

Elsi Juprina, Teknik Informatika- FST

Nama saya Elsi Juprina. Biasa dipanggil Elsi, merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara, lahir di Jakarta pada tanggal 16 September
2000 dari pasangan Ibunda Marna dan Ayahanda Rizal.

Setelah lulus SMA Budi Luhur, saya melanjutkan pendidikan ke
jenjang lebih tinggi yakni di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
jurusan yang saya minati yaitu Teknik Informatika di Fakultas Sains dan

105

Teknologi. Saya suka membaca, berbicara, berdiskusi dan mendengarkan
orang lain. Saya suka untuk mencoba hal hal atau pengalaman yang baru
yang tidak pernah saya coba sebelumnya.

Mohammad Bilal, Perbandingan Mazhab- FSH

Saya Mohammad Bilal Mahasiswa jurusan Perbandingan Mazhab
Fakultas Syari’ah dan Hukum, saya terlahir dari keluarga yang tingkat
ekonominya menengah kebawah sehingga banyak hal yang saya pelajari
ketika menghadapi berbagai situasi sulit yang sedang dihadapi keluarga,
ibu saya berasal dari suku betawi yang backgroundnya sangat religi, dan
juga saya memang memiliki keinginan untuk memperdalam bahasa arab
dan juga berbagai ilmu alat yang lainnya mungkin keinginan itu tumbuh
dari ibu saya yang memang dalam masalah pendidikan agama sangat di
prioritaskan dibanding yang lain lalu saya di tawarkan untuk mengikuti
pesantren salaf yang ada di jakarta barat oleh ayah saya yang memang
waktu beliau berada dikampungnya Brebes banyak para pemuda yang
meluangkan waktunya untuk memperdalam ilmu agama lewat pesantren
salaf yang terkenal dengan sebutan kitab gundul, dengan kurikulum yang
ada dan berbagai persyaratan yang berlaku, akhirnya saya bisa masuk di
pesantren salaf tersebut, setelah lulus Madrasah Aliyah saya
alhamdulillah diterima di PTN UIN Syarif Hidayatullah.

Fathimah Nur Azizah – Pendidikan Kimia – FITK

Fathimah Nur Azizah, nama yang diambil dari nama putri
tercinta Rasulullah SAW sebagai harapan kelak akan memiliki sifat-sifat
yang ada dalam diri putri Rasulullah. Azizah yang akrab dipanggil Jijah
ini lahir di Jakarta pada tanggal 03 Juni 2001 dari pasangan Ibunda
Juminatun dan Ayahanda Slamet Rubingun, merupakan anak kedua dari
dua bersaudara. Saat ini Azizah bertempat tinggal di daerah Tangerang.
Setelah lulus dari MAN 19 Jakarta, Azizah melanjutkan pendidikannya
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil program studi
Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Selain aktif
menjadi mahasiswa, saat ini, Azizah juga menjadi Tutor di sebuah
Lembaga Bimbel Latis Education. Azizah memiliki hobi membaca serta
mendengarkan musik.

106

Dienda Juita Utami, Kimia-FST

Lahir di Purwakarta, 04 Mei 2001. Anak perempuan yang kerap
disapa Dinda ini memiliki nama asli Dienda Juita Utami. Ia merupakan
anak pertama dari satu bersaudara laki-laki. Pernah menempuh
pendidikan di SDN Ciwangi, SMPN 1 Purwakarta, dan SMAN 1
Purwakarta. Saat ini, tercatat sebagai mahasiswi semester 7 Jurusan
Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama berkuliah, ia aktif mengikuti organisasi dan kepanitiaan baik
internal maupun eksternal serta menjadi asisten dosen praktikum di
Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak
kecil, bernyanyi menjadi salah satu hobi sekaligus cara untuknya
melepaskan penat dan bosan yang dirasa. Ketertarikan di bidang kimia
anorganik dan katalis mengantarkannya sebagai topik penelitian yang
sedang digarapnya disemester 7 ini.

Mochammad Rizky Adianto, Ilmu Politik- FISIP

Nama Mochammad Rizky Adianto terlahir dari keluarga
sederhana yang mengajarkan arti syukur, sehingga Allah Swt
memberikan nikmat yang luar biasa.
Alhamdulillah. Rizky yang akrab dipanggil kiki meupakan putra
pertama dari 2 bersaudara, dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28
Desember 2000 dari pasangan ibunda Rita Djamalia Wahyuni dan
Ayahanda Setiadi.

Setelah lulus SMA Negeri 1 Klapanunggal Kabupaten Bogor,
Rizky melanjutkan pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan jurusan yang disukai pada masa sekolahnya, selama menempuh
pendidikan di bangku kuliah Rizky sangat menyukai organisasi berbagai
kegiatan organisasi selalu di ikut baik organisasi internal maupun
eksternal kampus dan aktif mengikuti lomba untuk menunjang soft skills
dan kepemimpinan sebagai mahasiswa Ilmu Politik,Rizky sangat suka
berdiskusi, membaca, berdebat dan mendengarkan sehingga tumbuh
menjadi orang yang bisa menghargai orang lain.

107

Tiara Anwar Sekar, Pendudukan Bahasa dan Sastra Indonesia- FITK

Saya Tiara Anwar Sekar Utami, panggil saja Sekar. Saya dari
jurusan PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) FITK, UIN
Jakarta. Saya lahir 21 tahun lalu pada 26 Februari di Jakarta Selatan. Saat
berusia 4 tahun, saya pindah dan tinggal di Pancoran Mas, Depok, Jawa
Barat. Saya masuk jurusan PBSI karena saya suka hal yang berbau
kebahasaan dan budaya Indonesia. Ternyata hal ini sudah dibangun sejak
saya TK di TK Anak Shalih. Karena TK saya menggunakan teknik
pengajaran yang berbeda dari TK pada umumnya, dan tidak hanya itu,
bakat saya juga di mulai dari sini. Lanjut ke SDN Depok Jaya 1, saya suka
mempelajari bahasa asing menggambar, membuat kerajinan tangan,
menari, dan kesenian lainnya. Kemudian kesukaan saya dengan bahasa
dan seni makin tersalurkan di MTs Al-Awwabin. Guru-guru saya sering
memberikan tugas praktik mengenai keterampilan berbicara dan seni,
sehingga pembelajaran jadi menyenangkan. Kemudian muncul rasa
penasaran saya dengan sastra kuno Nusantara, saat saya sekolah di MAN
7 Jakarta. Di sekolah ini, banyak event-event dan tugas-tugas kreatif yang
sering diadakan sekolah. Saya menjadi siswa yang sering dijadikan
perwakilan kelas dalam lomba, dan beberapa kali mendapat juara.
Kemudian di jurusan PBSI, saya tergabung dalam komunitas tari di
lingkup jurusan, yang sebelum KKN sempat tampil untuk menyambut
kunjungan Presiden Timor Leste ke UIN Jakarta. Dari pengalaman-
pengalaman inilah saya menjadi tertarik dengan hal-hal berbau seni,
sejarah, dan bahasa.

Tak disangka, keterampilan dan bakat saya semuanya
teraplikasikan saat KKN di Desa Cinangneng. Mulai dari menggambar
denah dan membuat kerajinan tangan untuk merevitalisasi taman baca,
mengajar bahasa Indonesia dan seni budaya dengan fun learning, hingga
menyumbang penampilan di panggung hiburan perayaan HUT RI ke-77
dengan menampilkan tari tradisional Lenggang Nyai. Secara tidak
langsung dapat berbagi pengetahuan bahasa dan memperkenalkan seni
kepada anak-anak dan masyarakat setempat. Alhamdulillah, saya dapat
berbagi pengetahuan dan menebarkan manfaat bagi masyarakat Desa
Cinangneng.

108

Elsyifa Mazra, Sastra Inggris- FAH

Arti obat pada nama saya memang bukan untuk semua orang
tetapi bisa menjadi penyembuh bagi mereka yang bisa melihat binarnya
kebaikan dalam pekatnya kehidupan. Nama saya Elsyifa Mazra, seorang
mahasiswi semester 7 Jurusan Sastra Inggris Fakultas Adab dan
Humaniora. Si bungsu dari tiga bersaudara ini lahir pada tanggal 28
September 2001 di selatan kota Jakarta. Menempuh perjalanan studi
yang cukup membuat naik turun darah saat menjalaninya. Kegiatan
akademik, organisasi jurusan, magang, volunteer, hingga mencari pundi-
pundi kehidupan sudah mulai saya lalui. Transisi yang berat bagi seorang
remaja melihat dunia dengan kompleksitasnya. Manusia yang tidak
pernah jauh dari rumahnya kemudian mendapatkan kabar bahwa akan
diadakan sebuah perjalanan luring selama sebulan. Kuliah kerja nyata
yang selama ini tidak terlintas akan saya rasakan beberapa saat lagi.

Alfan Dhiyaul Fajri, Jurnalistik- dakwah dan komunikasi
Saya alfan dhiyaul fajri biasa di panggil alfan, saya anak ke 2 dari

3 bersodara, saya lahir 29 januari 2000 tempatnya di karawang, dan saya
juga berasal dari karawang.

Rizki Yatun Hasanah, Manajemen- FEB
Nama Rizki Yatun Hasanah, atau biasanya akrab dipanggil Kiya

merupakan anak bungsu dari 2 bersaudara. Kiya dilahirkan di Jakarta
pada tanggal 29 Januari 2002, nama Rizki Yatun Hasanah memiliki arti
Rizki yang baik, harapan orangtua Kiya memberikan nama ini agar Kiya
bisa menjalani kehidupan dengan dilimpahkan berbagai rizki yang baik.

Setelah lulus dari MAN 16 Jakarta, Kiya melanjutkan
pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan
Manajemen, selama menempuh pendidikan di bangku kuliah kiya lebih
aktif bekerja atau menjalani bisnis. Kiya sangat suka membaca,
mendengar berbagai cerita orang, dan peduli akan kesehatan mental, dari
hal itu Kiya jadi lebih bisa belajar memahami dan menghargai orang lain.

109

Nada Fitria, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
terlahir dari keluarga sederhana yang mengajarkan arti syukur, sehingga
Allah Swt memberikan nikmat yang luar biasa. Alhamdulillah. Saya yang
biasa dipanggil Nada merupakan putri pertama dari 4 bersaudara,
dilahirkan di Tangerang pada tanggal 27 Agustus 2001 dari pasangan
ibunda Lily leonita dan Ayahanda Sukronilah. Setelah lulus di MAN 1
Tangsel, Nada melanjutkan pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan jurusan yang sejalan pada masa sekolahnya, selama
menempuh pendidikan di bangku kuliah Nada sangat menyukai
organisasi berbagai kegiatan organisasi selalu di ikuti baik organisasi
internal maupun eksternal kampus, selain itu juga Nada sangat suka
berdiskusi, membaca, berbicara dan mendengarkan sehingga tumbuh
menjadi orang yang bisa menghargai orang lain.

Aznur Safriliani, Bahasa dan Sastra Arab - FAH
Nama saya Aznur Safriliani yang akrab dipanggil Aznur. Saya

merupakan putri pertama dari 4 bersaudara, dilahirkan di Pemalang pada
tanggal 04 Mei 2001.

Setelah lulus dari Pondok Pesantren Darul Muttaqien, saya
melanjutkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
mengambil program studi Bahasa dan Sastra Arab di Fakultas Adab dan
Humaniora, selama menempuh pendidikan di bangku kuliah saya aktif
pada organisasi Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra
Arab. Kegiatan organisasi selalu diikuti baik organisasi internal maupun
eksternal kampus.

Akram Abiyyi Yoan, Pendidikan Agama Islam- FITK
Halo semuanya, perkenalkan nama saya Akram Abiyyi Yoan saya

lahir pada tanggal 28 Maret 2001 tepatnya saya lahir di ibu kota Jakarta.
Saya lahir dari keluarga yang berkecukupan, yang dimana untuk
mengajarkan kita apa itu rasa syukur. Saya sendiri akrab dipanggil
dengan nama Abi, Putra ketiga dari lima bersaudara (2 kaka dan 2 adik)
dari pasangan keluarga yang harmonis yaitu bapak dan mamah.

110

Setelah lulus dari MAN 5 Jakarta Utara, saya melanjutkan
pendidikan saya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya mengambil
jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Saya kurang suka berorganisasi
sehingga membuat saya menjadi introvert atau kurang beradaptasi
dengan teman kuliahan.

Saya sangat suka mendengarkan musik, saya juga suka olahraga
Badminton, dan itu membuat saya berasa nyaman untuk melakukannya.

Hemi Yusron, Sejarah dan Peradaban Islam - FAH
Helmi Yusron lahir pada 25 Agustus 2001 di Bogor dan selama

hidup tinggal di Pamulang, bersama keluarga yang sederhana dan
harmonis.

Helmi memulai studi di UIN Jakarta pada tahun 2019, awal
semester Helmi mengira bahwa dirinya tidak cocok dengan jurusan yang
diambil, namun ketika semester 3, Helmi malah sangat menyukai jurusan
sejarah. Walau Helmi sempat organisasi saat SMA, namun sekarang
Helmi sudah tidak pernah peduli pada organisasi, Helmi fokus pada hal-
hal yang bisa dikembangkan dalam dirinya, seperti penulisan kreatif
khususnya di bidang skenario film.

Dan Helmi menyadari bahwa jurusan sejarah yang memang
diwajibkan memiliki pengetahuan yang luas dan harus selalu menulis
ternyata berbanding lurus dengan apa yang sekarang sedang Helmi
kembangkan. Saat ini Helmi sedang dalam proses berkembang menjadi
versi terbaiknya.

Puji Lestari_Aqidah dan Filsafat Islam- Ushuluddin
Dilahirkan di Blora, 13 April 1999. Anak ketiga dari empat

bersaudara. Yang sekarang tinggal sendiri di Larangan Kota Tangerang.
Menempuh pendidikan pertama kali di Taman kanak-kanak Dharma
Wanita Sogo, kemudian melanjutkan sekolah dasar di SDN 2 Sogo,
setelah itu lanjut SMP ke MTs Al-Ma’ruf Kartayuda Wado, dan SMA nya
di Madrasah Aliyah Kartayuda Wado. Setelah lulus SMA ia tidak
langsung lanjut kuliah, selama setahun ia bekerja di tempat saudaranya

111

di Ciledug kota Tangerang, tempatnya di konveksi kemudian setelah
setahun berlalu ia mulai memikirkan masa depannya dengan
melanjutkan pendidikannya lagi. Puji melanjutkan pendidikannya ke
jenjang S1 melalui ujian mandiri yang diadakan oleh Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hari tiba saatnya pengumuman hasil
ujian dan tak disangka puji lulus ujian tersebut. Dan akhirnya puji masuk
jurusan Aqidah dan Filsafat Islam fakultas Ushuluddin dan sekarang puji
semester 9 dan semoga masa studinya berakhir di tahun ini. Aamiin.

Arsyheilla febriana, pendidikan guru madrasahibtidaiyah- FITK

Nama arsyheilla febriana dari keluarga sederhana yang
mengajarkan arti syukur, sehingga Allah Swt memberikan nikmat yang
luar biasa. Alhamdulillah. Arsyheilla yang akrab dipanggil arsel
merupakan putri pertama dari 3 bersaudara, dilahirkan di Wonosobo
pada tanggal 27 februaru 2001 dari pasangan ibunda supinningsih dan
Ayahanda amat basari.

Setelah lulus dari pondok pesantren al amanah al gontory, arsel
melanjutkan pendidikannya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
selama menempuh pendidikan di bangku kuliah arsel sangat menyukai
organisasi berbagai kegiatan organisasi selalu di ikut baik organisasi
internal maupun eksternal kampus, arsel sangat suka membaca, seni
musik.

Muchammad Ali Khutbi, Perbankan Syariah- FEB

Nama Muchammad Ali Khutbi terlahir dari keluarga sederhana
yang mengajarkan arti syukur, sehingga Allah Swt memberikan nikmat
yang luar biasa. Alhamdulillah. Ali merupakan putra terakhir dari 3
bersaudara, dilahirkan diBekasi pada tanggal 18 desember 2000 dari
pasangan ibunda Rochmah dan Ayahanda Johar.

Setelah lulus SMAN 2 Bekasi, Ali melanjutkan pendidikannya di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan yang tidak sejalan pada
masa sekolahnya, selama menempuh pendidikan di bangku kuliah Ali
sangat menyukai organisasi berbagai kegiatan organisasi selalu di ikut
baik organisasi internal maupun eksternal kampus, Ali sangat suka

112

berdiskusi, membaca, berbicara dan mendengarkan sehingga tumbuh
menjadi orang yang bisa menghargai orang lain

Akmalul Iman - Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Akmalul Iman yang berasal dari jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam memiliki ketertarikan dibidang desain dan editing video dengan
latar belakang nya yang juga berada di jurusan jurnalistik ia lantas
menjadi bagian dari divisi Publikasi Dokumentasi Desain. Akmal
memiliki kemampuan untuk mengolah desain grafis dan video yang baik,
dengan begitu segala konten dalam bentuk video dan gambar bisa ia
kerjakan. sehingga mampu untuk mengerjakan segala macam bentuk
desain dan editing guna menunjang perisapan kelompok KKN mapun
kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya. Akmal juga salh satu yang
bertanggung jawab untuk mengolah akun instagram kelompok KKN.
Akmal bertanggung jawab untuk mengolah feeds instagram, instagram
story, konten harian. Selain mendesain Akmal juga membantuk
kelompok dalam hal Dokumentasi. Setiap program kerja yang di lakukan
kelompok selalu terdapat dokumentasinya yang akan membantu
kelompok KKN untuk menyusun film dokumenter. Akmal juga aktif
dalam memberikan masukan dan pendapat perihal konsep desain atau
editing sehingga banyak ide yang bisa dilakukan oleh divisi PDD. Akmal
juga bekerjasama dengan divisi-divisi lain untuk berkolaborasi membuat
konten dan keperluan lainnya. Selain fokus dalm tugasnya sebagai PDD
kevin juga sering membantu rekan kelompok nya di divisi lain.

113

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dokumentasi kegiatan dan arsip surat selama kegiatan KKN 070
terlaksana

Dokumentasi Arsip Surat

Lampiran 1 Dokumentasi Arsip Surat

114

115

Dokumentasi Kegiatan-Kegiatan

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan-Kegiatan

116

117

118

119

120

121


Click to View FlipBook Version