BUKU SAKU JCI-AMC JCI Accreditation Academic Medical Center Hospital (AMC) Triennial RSUP Hasan Sadikin Bandung KOMITE MUTU
Buku Saku JCI-AMC 2024 i K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n KATA SAMBUTAN DIREKTUR UTAMA RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG SalamSejahtera Bagi Kita Semua Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas ridho dan perkenan- Nya pada kesempatan yang berbahagia ini kami dapat menghantarkan “Buku Saku JCI Accreditation Academic Medical Center Hospital (AMC) Triennial RSUP Hasan Sadikin Bandung 2024”. Buku Saku ini berisi uraian tentang Standar-standar dalam Akreditasi JCI (Joint Commission International) yaitu : Standar Yang Berfokus Pasien dan Standar (Manajemen) Organisasi Pelayanan Kesehatan. Kami menyambut baik dan berharap dengan diterbitkannya Buku Saku Akreditasi RSHS Tahun 2024 ini dapat memberikan berbagai informasi dan gambaran pelayanan yang sesuai di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kami menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah terlibat dan memberikan kontribusinya dalam penyusunan buku standar akreditasi ini. Semoga Buku Saku Akreditasi RSHS 2024 ini bermanfaat bagi kita semua. Bandung, Mei 2024 Direktur Utama RSUPHasanSadikinBandung Dr.dr.Jimmy Panelewen, Sp.B – KBD
Buku Saku JCI-AMC 2024 ii K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n KATA SAMBUTAN KETUA TIM PELAKSANA AKREDITASI RSHS Peningkatan mutu pelayanan RSUP Hasan Sadikin Bandung secara bertahap terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat. Saat ini upaya peningkatan mutu di RSUP Hasan Sadikin Bandung adalah dengan telah terakreditasinya rumah sakit secara nasional dan akreditasi internasional sehingga standar mutu dirumah sakit terus terjaga dan terpantau sesuai dengan standar terbaru. Fokus utama akreditasi internasional yang akan dikeluarkan oleh Joint Commission International (JCI) adalah keselamatan pasien, maka untuk mempermudah pemahaman mengenai pelaksanaan 15 standar yang terdapat dalam dalam buku saku Standar Akreditasi Rumah sakit dipandang perlu untuk menambah pengetahuan bagi petugas kesehatan dan seluruh karyawan RSUP Dr. Hasan Sadikin mengenai elemen- elemen yang terdapat di dalamnya dalam bentuk buku saku. Buku ini memuat 2 (dua) standar utama, yaitu Standar Yang Berfokus Pasien dan Standar (Manajemen) Organisasi Pelayanan Kesehatan. Buku saku ini disusun bersama seluruh kelompok kerja (pokja) terkait yang sangat menguasai bidangnya dan tentu saja beserta penentu kebijakan. Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh kontributor dan semua pihak yang telah membantu hingga tersusunnya buku saku ini. Buku saku ini sewaktu-waktu perlu ditinjau kembali untuk disempurnakan sesuai dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi kedokteran. Wassalamualaikum Wr.Wb. Ketua Komite Mutu dr.Dian Tjahyadi, SpOG,SubSp-FER MMRS
Buku Saku JCI-AMC 2024 iii K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n DAFTAR ISI Governance, Leadership and Direction (GLD)/ Tata Kelola Rumah sakit (TKRS)...................................................1 International Patient Safety Goals (IPSG) / Sasaran Keselamatan Pasien (SKP)....................................................3 Patient Centered Care (PCC) / Hak pasien dan Keluarga (HPK)..............................................................................14 Quality Improvement and Patient Safety (QPS)/Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)...............19 Assessment of Patients (AOP)/ Pengkajian Pasien (PP)..........................................................................................21 Medication Management and Use (MMU) / Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO).................23 Access to Care and Continuity of Care (ACC) / Akses dan Kesinambungan Pelayanan (APK)........................... 25 Patient and Family Education (PFE) / Komunikasi dan Edukasi (KE) ............................................................... 28 Care of Patient (COP)/ Pelayanan dan Asuhan Pasien ...........................................................................................28 Management of Information (MOI)/Manajemen Rekam Medis & Informasi Kesehatan (MRMIK)................ 31 Staff Qualifications and Education (SQE) / Kualifikasi Dan Pendidikan Staf (KPS) .......................................... 33 Prevention and Control of Infections (PCI) / Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI).............................. 37 Facility Management and Safety (FMS) / Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) .............................. 39 Lampiran
Buku Saku JCI-AMC 2024 1 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 1. Governance, Leadership and Direction (GLD) / Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Apakah visi, misi, motto dan nilai RSHS ? VISI : Menjadi Rumah Sakit Yang Mandiri Dengan Layanan Prima Pada Tahun 2024 MISI : 1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paripurna dan Prima Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Dan Penelitian 2. Meningkatkan Pelayanan Revenue Center Rumah Sakit 3. Menyelenggarakan Pengampuan Strata Layanan Rumah Sakit Jejaring MOTO : Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami “Your Health is Our Priority” NILAI – NILAI : PAMINGPIN PITUIN Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta talenta terbaik dibidangnya Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsive Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima Integritas : Nilai yang menggambarkankejujuran, Amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas
Buku Saku JCI-AMC 2024 2 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 2 Sebutkan nama nama Direksi RSUP Hasan Sadikin Bandung Direktur Utama - DR.dr. Jimmy Panelewen,Sp.B-KBD Direktur Medik dan Keperawatan - dr.Iwan Abdul Rachman,Sp.An.,KNA.,M.Kes Direktur SDM,Pendidikan dan Penelitian - dr.Fitra Hergyana,Sp.DV.,MH.Kes.,MM Direktur Layanan Operasional - dr.Andry Chandra,MARS Direktur Perencanaan dan Keuangan - Drs.Herry Rukmana,MBA
Buku Saku JCI-AMC 2024 3 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 2. International Patient safety Goals (IPSG) / Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) No PERTANYAAN JAWABAN 1. Apa yang Anda ketahui tentang sasaran keselamatan pasien di rumah sakit? Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit : (Acuan : JCI edisi 7 tahun 2021) ▪ Ketepatan Identifikasi Pasien ▪ Peningkatan komunikasi yang efektif; ▪ Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; ▪ Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; ▪ Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan ▪ Pengurangan risiko pasien jatuh. 2. Bagaimana prosedur di rumah sakit dalam mengidentifikasi pasien? ▪ Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien. ▪ Ada 2 cara identifikasi yaitu menggunakan NAMA PASIEN (min 2 suku kata) dan Tanggal Lahir. ▪ Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di IGD, ICU dan kamar operasi dengan tetap memperhatikan data pada gelang identitas pasien. 3. Kapan dilakukan proses verifikasi identitas pasien? ▪ Saat pemberian obat. ▪ Saat pemberian transfusi darah. ▪ Saat pengambilan sampel untuk pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. ▪ Saat dilakukan tindakan medis. 4. Gelang identifikasi apa saja yang digunakan di rumah sakit? ▪ Gelang Identitas - Pasien laki-laki : BIRU - Pasien perempuan : MERAH MUDA ▪ Gelang pasien risiko jatuh : KUNING ▪ Gelang alergi : MERAH ▪ Gelang berisi identitas : NAMA PASIEN ,TANGGAL LAHIR dan NOMOR REKAM MEDIS
Buku Saku JCI-AMC 2024 4 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 5. Bagaimana prosedur pemasangan gelang identifikasi? SPO Pemasangan gelang identifikasi pasien 6. Dapatkah Anda menjelaskan tentang cara komunikasi yang efektif di ruang perawatan? a. Teknik SBAR, berlaku untuk semua petugas kesehatan yang melakukan pelaporan/serah terima pasien kepada Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan atau saat pergantian petugas : ▪ Situation: Kondisi terkini yang terjadi pada pasien. ▪ Background: Informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini. ▪ Assessment: Hasil pengkajian kondisi pasien terkini ▪ Recommendation: Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini. b. Teknik TBaK (Komunikasi Verbal) berlaku untuk semua petugas kesehatan yang melakukan dan menerima perintah verbal atau melaui telepon : ▪ TulisBaca kembali Konfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas. 7. Apa saja yang termasuk obat-obat yang perlu diwaspadai (high alert medication) di rumah sakit? Obat- obatan yang termasuk dalam golongan yang perlu diwaspadai antara lain : ▪ Elektrolit pekat : NaCl 3% ▪ Elektolit konsentrat tertentu : KCl Injeksi (7,46%), sediaan injeksi Magnesium Sulfat 20%, Dextrosa hipertonik 40%, dan sediaan kalsium injeksi ▪ Obat-obatan narkotika, sitotoksik( Lihat Lampiran) ▪ NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/LASA(Look Alike Sound Alike) Pengelolaan : • Obat risiko tinggi disimpan di Instalasi Farmasi dan/atau di unit/depo farmasi /troli dan kit emergensi yang berada di bawah tanggung jawab Apoteker.
Buku Saku JCI-AMC 2024 5 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n • Penyimpanan obat risiko tinggi (kecuali LASA) di Instalasi Farmasi, termasuk elektrolit konsentrat, elektrolit konsentrasi tertentu dan obat sitotoksik, ditempatkan terpisah dengan obat lainnya. Rak tempat penyimpanan obat High Alert di Depo Farmasi diberi penandaan khusus dengan selotip berwarna merah untuk memberi peringatan kepada petugas. • Penyimpanan obat LASA di Instalasi Farmasi harus diatur dengan memisahkan wadah obat-obatan tersebut dari obat yang menyerupainya dan memberi jarak/diseling dengan wadah obat lain. Nama obat sound alike di wadah obat ditulis menggunakan metode penulisan tall man letter. • Obat elektrolit konsentrasi tertentu, elektrolit pekat, obat sitotoksik, dan obat LASA yang akan digunakan, telah diberi identitas pasien disimpan dan dapat di simpan di lemari obat masing-masing pasien. • Obat risiko tinggi (kecuali LASA) yang telah diberi identitas pasien dan harus disimpan di suhu dingin, disimpan di lemari pendingin obat dan diletakkan dalam wadah yang ditandai dengan stiker ‘HIGH ALERT’ dan selotip merah. • Obat elektrolit konsentrasi tertentu yang disimpan di troli dan kit emergensi dipastikan sudah ditempel label HIGH ALERT. • Pemberian label high alert dilakukan di gudang agar potensi terlupa pemberian label high alert di depo farmasi dapat diminimalkan. • Obat risiko tinggi (kecuali LASA) ditandai dengan stiker berwarna merah dengan tulisan HIGH ALERT yang ditempelkan pada kemasan satuan terkecil seperti vial atau ampul dan wadah penyimpanan. • Elektrolit konsentrat/pekat atau concentrated electrolytes ditandai dengan stiker HIGH ALERT dan stiker berwarna merah dengan tulisan ELEKTROLIT PEKAT yang ditempel pada setiap sediaan obat. Untuk Elektrolit Pekat, pada etiket ditandai keterangan sesuai kondisi contoh: ‘Untuk Nebu’/ ‘Untuk Koreksi’. • Obat NORUM/LASA ditandai dengan stiker berwarna kuning dengan tulisan LASA yang ditempel pada wadah penyimpanan obat. Untuk obat LASA pada etiket ditandai “LASA” pada akhir nama masing-masing obat. • Obat sitotoksik ditandai dengan stiker HIGH ALERT dan stiker berwarna ungu dengan tulisan OBAT SITOTOKSIK dan gambar pembelahan sel sebagai lambang untuk obat sitotoksik pada setiap kemasan obat.
Buku Saku JCI-AMC 2024 6 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n • Pemberian dan penyimpanan harus dilaksanakan sesuai panduan. Daftar nama obat yang perlu diwaspadai lihat lampiran 8 Tahukah Anda bagaimana prosedur check list keselamatan operasi? Langkah: 1. Check in yaitu saat pasien sampai di area penerimaan pasien dilakukan konfirmasi pemeriksaan identitas pasien, jenis operasi, kelengkapan data penunjang operasi serta Surat Ijin Operasi (SIO), Surat Ijin Anestesi (SIA) dan Informed consent yang sudah diisi lengkap. Dilakukan oleh perawat yang bertugas di area penerimaan pasien. 2. Sign in dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum induksi anestesi meliputi jenis operasi, kelengkapan data penunjang operasi, jenis anestesi 3. Time out dilakukan di kamar operasi sesaat sebelum insisi adalah meliputi konfirmasi identitas pasien, penandaan area operasi, penayangan pemeriksaan penunjang, pemberian antibiotika profilaksis bila diperlukan, jenis operasi yang akan dilakukan. 4. Sign out dilakukan setelah operasi selesai dan sebelum menutup luka, berupa konfirmasi secara verbal tindakan yang sudah dilakukan, kelengkapan kasa, instrumen, alat tajam serta kelengkapan spesimen. 5. Check Out, serah terima pasien dari perawat anestesi kepada perawat ruangan di ruangan pemulihan Proses sign in, time out dan sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler (Circulating Nurse) dan diikuti oleh operator, dokter anestesi, perawat anestesi. 9. Bagaimanakah standar prosedur cuci tangan yang benar di rumah sakit? Semua petugas di RSUP Dr. Hasan Sadikin, melakukan 6 LANGKAH kebersihan tangan pada 5 momen yang telah ditentukan, yakni: ▪ Sebelum kontak dengan pasien ▪ Sesudah kontak dengan pasien ▪ Sebelum tindakan asepsis ▪ Sesudah terkena cairan tubuh pasien ▪ Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Buku Saku JCI-AMC 2024 7 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n Ada 2 cara cuci tangan yaitu : 1.HANDRUB – dengan antiseptik berbasis alkohol waktu : 20 – 30 detik 6 LANGKAH KEBERSIHAN TANGAN EFEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sumber : WHO on Hand Hygiene in Healthcare, tahun 2009. RATAKAN ANTISEPTIK BERBASIS ALKOHOL DENGAN KEDUA TELAPAK TANGAN SELAMA 3 HITUNGAN GOSOK PUNGGUNG TANGAN KANAN DENGAN TELAPAK TANGAN KIRI DENGAN JEMARI SALING MENJALIN DAN SEBALIKNYA SELAMA 3 HITUNGAN GOSOK KEDUA TELAPAK TANGAN DENGAN JEMARI SALING MENYILANG SELAMA 3 HITUNGAN GOSOK PUNGGUNG JEMARI DENGAN TELAPAK TANGAN DALAM POSISI SALING MENGUNCI SELAMA 3 HITUNGAN GENGGAM IBU JARI TANGAN KIRI DENGAN TANGAN KANAN KEMUDIAN GOSOK SECARA MEMUTAR DAN SEBALIKNYA SELAMA 3 HITUNGAN GOSOKKAN MEMUTAR UJUNG JEMARI TANGAN KIRI PADA TELAPAK TANGAN KANAN DAN SEBALIKNYA SELAMA 3 HITUNGAN
Buku Saku JCI-AMC 2024 8 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 2.HANDWASH – dengan sabun dan air mengalir waktu : 40 – 60 detik Sumber : WHO 2009 Keterangan Untuk cuci tangan menggunakan sabun, setelah tangan dibilas dikeringkan menggunakan kertas tissue/ handuk sekali pakai.
Buku Saku JCI-AMC 2024 9 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 10. Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko jatuh ? • Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal pasien dengan menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah ditetapkan oleh RSUP Dr. Hasan Sadikin. Penilaian risiko jatuh pada pasien anak menggunakan skala HUMPTY DUMPTY, pada pasien dewasa menggunakan skala MORSE. Pengkajian tersebut dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk tatalaksana lebih lanjut. • Perawat memasang gelang risiko berwarna KUNING di pergelangan tangan pasien dan mengedukasi pasien dan atau keluarga maksud pemasangan gelang tersebut. • Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat secara berkala sesuai hasil penilaian risiko jatuh pasien dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan Lihat SPO Pengkajian dan pencegahan pasien risiko jatuh HUMPTY DUMPTY , penilaian kejadian risiko jatuh pada anak
Buku Saku JCI-AMC 2024 10 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n PROTOKOL PENCEGAHAN PASIEN JATUH PADA PASIEN ANAK : Standar Risiko Rendah (Skor 7-11): 1. Orientasi ruangan 2. Posisi tempat tidur rendah dan ada remnya 3. Ada pengaman / pagar samping tempat tidur. Mempunyai luas tempat tidur yang cukup untuk mencegah tangan dan kaki atau bagian tubuh lain terjepit 4. Menggunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang dapat berjalan 5. Nilai kemampuan untuk ke kamar mandi & bantu bila dibutuhkan 6. Akses untuk menghubungi petugas kesehatan mudah dijangkau. Terangkan kepada pasien mengenai fungsi alat tersebut 7. Lingkungan harus bebas dari peralatan yang mengandung risiko 8. Penerangan lampu harus cukup
Buku Saku JCI-AMC 2024 11 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 9. Penjelasan pada pasien dan keluarga harus tersedia 10. Dokumen pencegahan pasien jatuh ini harus berada pada tempatnya. Standar Risiko Tinggi (skor >12): 1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning 2. Terdapat tanda peringatan pasien risiko jatuh 3. Penjelasan pada pasien atau orang tuanya tentang protocol pencegahan pasien jatuh 4. Cek pasien minimal setiap satu jam 5. Temani pasien saat mobilisasi 6. Tempat tidur pasien harus disesuaikan dengan perkembangan tubuh pasien 7. Pertimbangkan penempatan pasien yang perlu perhatian diletakkan dekat nurse station 8. Perbandingan pasien dengan perawat 1:3, libatkan keluarga pasien sementara perbandingan belum memadai 9. Evaluasi terapi yang sesuai. Pindahkan semua peralatan yang tidak dibutuhkan ke luar ruangan 10. Pencegahan pengamanan yang cukup, batasi di tempat tidur 11. Biarkan pintu terbuka setiap saat kecuali pada pasien yang membutuhkan ruang isolasi 12. Tempatkan pasien pada posisi tempat tidur yang rendah kecuali pada pasien yang ditunggu keluarga 13. Semua kegiatan yang dilakukan pada pasien harus didokumentasikan.
Buku Saku JCI-AMC 2024 12 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n SKALA MORSE ,penilaian kejadian resiko jatuh pada pasien dewasa. CARA MELAKUKAN PENILAIAN : 1. Riwayat jatuh : • Skor 25 bila pasien pernah jatuh sebelum perawatan saat ini, atau jika ada riwayat jatuh fisiologis karena kejang atau gangguan gaya berjalan menjelang dirawat • Skor 0 bila tidak pernah jatuh • Catatan: bila pasien jatuh untuk pertama kali, skor langsung 2 2. Diagnosis sekunder : • Skor 15 jika diagnosis medis lebih dari satu dalam status pasien • Skor 0 jika tidak 3. Bantuan berjalan : • Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/ dibantu, menggunakan kursi roda, atau tirah baring dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama sekali • Skor 15 jika pasien menggunakan kruk, tongkat, atau walker • Skor 30 jika pasien berjalan mencengkeram furniture untuk
Buku Saku JCI-AMC 2024 13 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n topangan 4. Menggunakan infus : • Skor 20 jika pasien diinfus • Skor 0 jika tidak 5. Gaya berjalan/ transfer : • Skor 0 jika gaya berjalan normal dengan cirri berjalan dengan kepala tegak, lengan terayun bebas di samping tubuh, dan melangkah tanpa ragu-ragu • Skor 10 jika berjalan lemah, membungkuk tapi dapat mengangkat kepala saat berjalan tanpa kehilangan keseimbangan. Langkah pendek-pendek dan mungkin diseret • Skor 30 jika gaya berjalan terganggu, pasien mengalami kesulitan bangkit dari kursi, berupaya bangun dengan mendorong lengan kursi atau dengan melambung. Kepala tertunduk, melihat kebawah. Karena keseimbangan pasien buruk, beliau menggenggam furniture, orang, atau alat bantu jalan dan tidak dapat berjalan tanpa bantuan 6. Status mental : • Skor 0 jika penilaian diri terhadap kemampuan berjalan normal. Tanyakan pada pasien, “Apakah Bapak dapat pergi ke kamar mandi sendiri atau perlu bantuan?” Jika jawaban pasien menilai dirinya konsisten dengan kemampuan ambulasi, pasien dinilai normal.
Buku Saku JCI-AMC 2024 14 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n Intervensi Jatuh Standar : 1. Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai saat ambulasi 2. Keselamatan lingkungan: hindari ruangan yang kacau balau, dekatkan bel dan telepon, biarkan pintu terbuka, gunakan lampu malam hari serta pagar tempat tidur. 3. Monitor kebutuhan pasien secara berkala (minimal tiap 2 jam): tawarkan ke belakang (kamar kecil) secara teratur. 4. Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh atau transfer. 5. Gunakan alat bantu jalan (walker, handrail). 6. Anjurkan pasien menggunakan kaus kaki atau sepatu yang tidak licin. Intervensi Jatuh Risiko Tinggi : 1. Pakaikan gelang risiko jatuh berwarna kuning. 2. Intervensi jatuh standar. 3. Strategi mencegah jatuh dengan penilaian jatuh yang lebih detil seperti analisa cara berjalan sehingga dapat ditentukan intervensi spesifik seperti menggunakan terapi fisik atau alat bantu jalan jenis terbaru untuk membantu mobilisasi. 4. Pasien ditempatkan dekat nurse station. 5. Handrail mudah dijangkau pasien dan kokoh. 6. Siapkan di jalan keluar dari tempat tidur: alat bantu jalan, komod. 7. Lantai kamar mandi dengan karpet anti slip, serta anjuran menggunakan tempat duduk di kamar mandi saat pasien mandi. 8. Dorong partisipasi keluarga dalam keselamatan pasien. 9. Jangan tinggalkan pasien sendiri di kamar, samping tempat tidur atau toilet.
Buku Saku JCI-AMC 2024 15 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 3. Patient Centered Care (PCC) / Hak Pasien dan Keluarga (HPK) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Siapa yang memberikan edukasi kepada pasien & keluarga? Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas /Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang berkompeten. 2. Bagaimana prosedur pemberian informasi atau edukasi kepada pasien & keluarga? Lihat SPO Pemberian informasi atau SPO Pemberian Edukasi 3. Bagaimana cara Anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan? Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan. Verifikasi dilakukan dengan cara meminta pasien / keluarga untuk menyebutkan/ menjelaskan kembali edukasi yang diberikan Lihat SPO Pemberian informasi atau SPO Pemberian edukasi 4. Apa bukti edukasi telah diberikan kepada pasien? ▪ Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga ▪ Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi. 5. Tahukah Anda tentang bagaimana hak pasien di rumah sakit? RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) bertanggung jawab untuk melindungi dan mengedepankan hak pasien dan keluarga sesuai UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu : a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. b. Pasien berhak mendapat informasi tentang hak dan kewajiban pasien. c. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi. d. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. e. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
Buku Saku JCI-AMC 2024 16 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n f. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan. g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit. h. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktek (SIP) baik di dalam maupun di luar Rumah Sakit. i. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data – data medisnya. j. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, resiko dan kompliksi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan. k. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. l. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis. m. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya. n. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit. o. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perilaku Rumah Sakit terhadap dirinya. p. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya. q. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengabn standar baik secara perdata maupun pidana. r. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.
Buku Saku JCI-AMC 2024 17 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 6. Bagaimana prosedur pemberian informed consent kepada pasien & keluarga? Siapa yang memberikan informed consent? Apa saja yang diinformasikan saat informed consent? Persetujuan Tindakan Kedokteran (acuan : Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran dari Konsil Kedokteran Indonesia) ▪ Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) dalam bahasa yang dipahami pasien. Lihat SPO Pemberian Informed Consent ▪ Informed consent diperoleh sebelum operasi, tindakan anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi. ▪ Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan tersebut dari DPJP ▪ Informed consent memberikan informasi tentang : diagnosis kerja, diagnosis banding, tindakan kedokteran, indikasi tindakan, prosedur tindakan, tujuan, komplikasi, prognosis, alternatif & risiko. 7. Bagaimana pasien mendapatkan informasi pelayanan kerohanian di RS? Pasien yang membutuhkan pelayanan kerohanian dapat mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian, selanjutnya perawat akan menghubung petugas terkait sesuai daftar yang ada. Pasien dapat membawa rohaniawan sendiri namun harus meminta ijin terlebih dahulu kepada kepala ruangan. Lihat SPO Pelayanan Kerohanian 8. Bagaimana RS melindungi kebutuhan privasi pasien? Saat dilakukan pemeriksaan, saat dikamar perawatan ,saat transportasi pasien, Saat dikamar operasi, saat pasien berada diakhir kehidupan, saat pasien BAB/BAK saat pasien dimandikan, privasi identitas pasien dan privasi rekam medis pasien. Lihat SPO Perlindungan Kebutuhan Privasi Pasien 9. Bagaimana RS melindungi pasien terhadap kekerasan fisik? ▪ Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu /pengunjung pasien maupun petugas. ▪ Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang
Buku Saku JCI-AMC 2024 18 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n berlaku. ▪ Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut. ▪ Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan. ▪ RS melakukan idenifikasi dan menetapkan tingkat perlindungan pasien, yaitu Bayi, anak-anak, pasien dengan keterbatasan, orang tua atau lansia, pasien pasca bedah, pasien gangguan jiwa, pasien dengan gangguan kesadaran. Lihat SPO Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 10. Bagaimana prosedur melindungi barang milik pasien? Lihat SPO Perlindungan Barang Milik Pasien 11. Apa yang dilakukan RS jika pasien menolak/ memberhentikan tindakan (resusitasi) atau terapi yang diberikan? • Rumah sakit menghormati hak pasien untuk menolak pelayanan resusitasi. • Rumah sakit menyampaikan konsekuensi dari keputusan pasien dan/atau keluarga untuk menolak atau menghentikan pengobatan, menolak resusitasi, menunda atau melepaskan bantuan hidup dasar. • Rumah sakit memberikan pertimbangan secara etis dan hkum dan menginformasikan kepada pasien dan/atau keluarga tentang alternatif perawatan dan pengobatan yang ada. • Menghentikan tata laksana penunjang hidup dilakukan selaras dengan norma agama, budaya dalam masyarakat, semua persyaratan dan aturan hukum yang berlaku. • Keputusan untuk tidak melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) harus dicatat dalam rekam medis pasien dan di formulir Do Not Resuscitate (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien. • Alasan diputuskannya tindakan DNR dan keluarga yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis pasien dan formulir DNR yang dilengkapi dengan tandatangan serta nama jelas keluarga. Keputusan harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien. (Lihat SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan)
Buku Saku JCI-AMC 2024 19 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 4. Quality Improvement and Patient Safety (QPS)/Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Sebutkan Jenis Indikator yang ada di rumah sakit ? • Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit (IMP RS) • Indikator Mutu Prioritas Unit (IMP Unit) • Indikator Nasional Mutu (INM) 2. Apa tujuan dibuatnya indikator mutu Untuk meningkatkan kualitas pelayanan atau standar yang telah ditetapkan 2. Dapatkah anda menjelaskan jenis jenis insiden ? Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) , KPC (Kondisi Potensial Cidera ) dan Kejadian Sentinel. ▪ KTD adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien ▪ KNC adalah insiden nyaris cedera ▪ KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera ▪ KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera tetapi belum terjadi insiden. ▪ Kejadian Sentinel adalah suatu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah. Jenis Kejadian Sentinel : o Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh bunuh diri o Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya o Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi o Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya. 3. Bagaimana prosedur pelaporan insiden? Bila terjadi insiden segera melapor dan mengisi formulir sesuai insiden yang terjadi, ada 2 macam formulir : - Formulir KTD/KNC/KTC dan Sentinel - Formuir KPC
Buku Saku JCI-AMC 2024 20 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n
Buku Saku JCI-AMC 2024 21 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 5. Assessment of Patients (AOP)/ Pengkajian Pasien (PP) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit? Skrining risiko gizi dinilai dengan menggunakan tools Malnutrition Screening Tools (MST) untuk mengidentifikasi risiko nutirsi dan bila teridentifikasi ada risiko (skor > 2) maka dirujuk ke dietisien untuk pengkalian lebih lanjutdan menetalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas. 2. Bagaimana prosedur tata laksana skor fungsional Bila pasien di rujuk ke rehabilitasi medik maka dicantumkan skor fungsionalnya untuk penatalaksanaan lebih lanjut 3. Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit? Pengkajian rasa nyeri menggunakan Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk usia < 1 tahun, Wong Baker Faces Rating Scale untuk anak yang belum mengenal angka, Numeric Scale untuk dewasa dan anak yang sudah mengenal angkat, CCPOT untuk pasien kritis 4. Kapan skrining risiko jatuh di lakukan Skrining risiko jatuh di lakukan pada saat asesmen awal di lakukan dengan menggunakan tools Humpty Dumpty untuk anak, Morse Falls Scale untuk dewasa dan geriatric, dan Modified Time Up and Go untuk pasien di rawat jalan 5. Kapan discharge planning harus di lakukan Discharge planning di lakukan sejak pasien masuk rawat inap dan dilakukan asesmen awal 6. Kapan pengkajian medis harus di lakukan Pengkajian medis sebelum pasien masuk rawat inap atau sebelum pasien menjalani prosedur di rawat jalan harus dilakukan dalam waktu kurang atau sama dengan 30 (tiga puluh) hari. Jika pengkajian lebih dari 30 (tiga puluh) hari maka harus
Buku Saku JCI-AMC 2024 22 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n dilakukan pengkajian ulang 7. Bilamana pemeriksaan dari luar RS di verifikasi? Bukti hasil dari seluruh pengkajian yang dikerjakan di luar rumah sakit akan ditinjau dan/atau diverifikasi pada saat pasien masuk rawat inap atau sebelum tindakan di rawat jalan 8. Kapan asesmen ulang dilakukan Asesmen ulang medis minimal 1 hari sekali termasuk hari minggu dan hari libur Asesmen ulang keperawatan/kebidanan dilakukan minimal setiap shift
Buku Saku JCI-AMC 2024 23 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 6. Medication Management and Use (MMU) / Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Apa saja daftar obatobatan yang termasuk dalam LASA/ NORUM? Daftar obat-obatan LASA ( Look a like Sound a like ) / NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip). Lihat SOP Pengelolaan Obat- obatan Risiko Tinggi (High Alert) Contoh obat look alike adalah obat-obat dengan tampilan yang mirip namun sebenarnya berbeda dosis (misalnya Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg). Sementara contoh obat sound alike adalah azithromycin dan erithromycin (terdengar mirip). 2. Bagaimana kebijakan penyimpanan elektrolit pekat di RS? Elektrolit konsentrat atau elektrolit pekat (concentrated electrolytes) di RSUP Dr. Hasan Sadikin adalah NaCl 3% infus. Penyimpanan obat risiko tinggi (kecuali LASA) di Instalasi Farmasi, termasuk elektrolit konsentrat atau pekat ditempatkan terpisah dengan obat lainnya. Rak tempat penyimpanan obat High Alert di Depo Farmasi diberi penandaan khusus dengan selotip berwarna merah untuk memberi peringatan kepada petugas. Elektrolit konsentrat/pekat atau concentrated electrolytes ditandai dengan stiker HIGH ALERT dan stiker berwarna merah dengan tulisan ELEKTROLIT PEKAT yang ditempel pada setiap sediaan obat. Untuk Elektrolit Pekat, pada etiket ditandai keterangan sesuai kondisi contoh Untuk Nebu’/ ‘Untuk Koreksi’. Pencampuran obat elektrolit pekat (concentrated electrolytes) yang diencerkan untuk nutrisi parenteral dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian yang tersertifikasi di Depo Farmasi Pencampuran 3. Bagaimana prosedur pengelolaan obat emergensi di RS? ▪ Obat emergensi disimpan dalam troli dan kit emergensi terkunci, diperiksa, dipastikan selalu tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar yang ditempel/ digantung/ ditroli kit/ lemari emergensi. Perbekalan farmasi dan penguncian troli tersebut dikontrol per hari oleh petugas ruang perawatan ▪ Troli akan diperiksa 1 bulan sekali oleh petugas monitoring dan evaluasi instalasi farmasi untuk dilihat kesesuaian perbekalan farmasi dengan daftar, ketepatan penyimpanan dan tanggal kadaluwarsa.
Buku Saku JCI-AMC 2024 24 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n Bagaimana alur pelaporan insiden apabila terjadi medication error ? Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya medication error harus melaporkan kejadian tersebut ke kepala unit kerja. SPO Pelaporan Insiden. 4. Bagaimanakah kebijakan RS tentang persyaratan resep yang lengkap? Resep harus memenuhi kelengkapan: ▪ Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika tidak dapat mengingat tanggal lahir), no rekam medik dan berat badan pasien (untuk pasien anak dan kemoterapi) ▪ Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan ▪ Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar resep manual ▪ Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama generik. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama dalam Formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep), serta kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram) ▪ Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis/ bahan obat dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat :mikrogram, miligram, gram) dan untuk cairan: tetes, milliliter, liter. ▪ Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran tersebut telah terbukti aman dan efektif. ▪ Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau “pro re nata”, harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari. ▪ Resep hanya boleh ditulis oleh dokter, dan DILARANG dilakukan PENULISAN /PENYALINAN (transcribing) ke resep oleh petugas apotik atau siapapun.
Buku Saku JCI-AMC 2024 25 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 7. Accesss to Care and Continuity of Care (ACC) / Akses dan Kesinambungan Pelayanan (APK) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Bagaimana prosedur skrining di IGD? ▪ Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS. ▪ Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya. Lihat SPO Skrining Pasien 2. Bagaimana prosedur penerimaan pasien rawat inap dan rawat jalan? Lihat SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap Lihat SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan 3. Bagaimana prosedur triase? Rumah sakit melaksanakan proses triase berbasis bukti untuk memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya. 4. Bagaimana prosedur transfer yang berlaku di dalam rumah sakit ? TRANSFER INTRA RUMAH SAKIT PASIEN PETUGAS PENDAMPING KRITERIA PASIEN DERAJAT 0 Perawat pelaksana dan atau Tenaga Pekarya yang terlatih BLS atau PPGD awam. Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa dengan Hemodinamik stabil DERAJAT 1 Perawat pelaksana atau dokter Pasien dengan risiko perburukan kondisi, atau pasien yang menjalani perawatan di HCU yang sudah memungkinkan untuk perawatan di ruang perawatan biasa dengan sarana ruang perawatan DERAJAT 2 Perawat lanjutan atau dokter dengan kompetensi penangan pasien kritis / Advance Life Support Pasien yang membutuhkan observasi / intervensi lebih ketat, termasuk penanganan kegagalan satu system organ atau perawatan pasca operasi besar DERAJAT 3 Dokter anestesi dan perawat penyelia dengan kemampuan Advance Life Support Pasien yang membutuhkan bantuan pernafasan lanjut (advanced Respiratory support ) atau bantuan pernafasan dasar (basic respiratory support )dengan dukungan / bantuan pada minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang membutuhkan penanganan kegagalan multi organ
Buku Saku JCI-AMC 2024 26 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n TRANSFER ANTAR RUMAH SAKIT PASIEN PETUGAS PENDAMPING KETERAMPILAN YANG DIBUTUHKAN PERALATAN UTAMA DAN JENIS KENDARAAN DERAJAT 0 Petugas Ambulan Bantuan hidup dasar (BHD) Kendaraan High Dependency Service (HDS)/ Ambulan DERAJAT 1 Petugas Ambulan dan perawat Bantuan hidup dasar, pemberian oksigen, Pemberian obat-obatan, Keterampilan perawatan trakeostomi dan suction (PPGD basic 2 atau Emergency Nursing Basic 2/Intermediate Level) Kendaraan HDS/ ambulan, oksigen, suction, tiang infus portabel, Infus pump dengan baterai, oksimetri DERAJAT 2 Dokter, Perawat dan petugas ambulans Semua ketrampilan di atas, ditambah: Penggunaan Alat pernapasan, bantuan hidup lanjut, penggunaan kantong pernapasan (bag-valve mask), penggunaan defibrillator, penggunaan monitor intensif Ambulan, semua peralatan di atas, ditambah: monitor EKG dan tekanan darah dan defibrillator bila diperlukan DERAJAT 3 Dokter, Perawat danpetugas ambulan Dokter: Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut (GELS/ACLS/ATLS) Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat/ kritis Perawat: Keterampilan bantuan hidup dasar dan lanjut (PPGD Basic 2/Emergency Nursing Intermediate Level) Harus mengikuti pelatihan untuk transfer pasien dengan sakit berat/ kritis Ambulan lengkap/ AGD Gawat Darurat, monitor EKG portabel yang lengkap, ventilator dan peralatan transfer yang memenuhi standar minimal. 5. Bagaimana prosedur pemulangan pasien? Dalam 48 jam setelah pasien masuk, perawat akan membuat discharge planning pasien yang mencakup beberapa topik dan kriteria tentang bagaimana pasien akan dirawat setelah pulang. Hal ini didokumentasikan di formulir pengkajian awal keperawatan rawat inap. 6. Sebutkan Kriteria masuk ruang rawat Intensif menurut skala prioritas? 1. Pasien prioritas 1 (satu) Kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi dan pemantauan intensif dan tertitrasi, seperti: bantuan ventilasi invasif, Continous Renal Replacement Therapy (CRRT), intervensi hemodinamik agresif, monitoring hemodinamik
Buku Saku JCI-AMC 2024 27 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n invasif, Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO), Intraaortic Balloon Pumps (IABP), hipoksemia berat, syok, infus obat-obat vasoaktif kontinu, obat anti aritmia kontinu, pengobatan kontinu tertitrasi, dan lain-lainnya. Contoh pasien kelompok ini antara lain, pasca bedah kardiotorasik, sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit yang mengancam nyawa. Terapi pada golongan pasien prioritas 1 (satu) umumnya tidak mempunyai batas. 2. Pasien prioritas 2 (dua) Pasien golongan ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di ruang rawat intensif, sebab sangat beresiko bila tidak mendapatkan terapi intensif segera, misalnya pemantauan intensif menggunakan pulmonary arterial catheter. Sebagai contoh antara lain pasien yang menderita penyakit dasar jantung paru, gagal ginjal akut dan berat atau pasien yang telah mengalami prosedur operasi mayor. Terapi pada golongan pasien prioritas 2, tidak mempunyai batas, karena kondisi mediknya senantiasa berubah. 3. Pasien prioritas 3 (tiga) Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan sebelumnya, yang disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya, atau penyakit akutnya, secara sendirian atau kombinasi. Kemungkinan sembuh dan atau manfaat terapi di ruang rawat intensif pada golongan ini sangatlah kecil. Sebagai contoh antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan nafas, atau pasien penyakit jantung, penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat. Pengelolaan pada pasien golongan ini hanya untuk mengatasi kegawatan akutnya saja, dan usaha terapi mungkin tidak sampai melakukan intubasi atau resusitasi jantung paru.
Buku Saku JCI-AMC 2024 28 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 8. Patient and Family Education (PFE) / Komunikasi dan Edukasi (KE) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Siapa yang memberikan edukasi kepada pasien & keluarga? Semua pemberian informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas yang berkompeten dan dikoordinasi oleh Instalasi Promosi Kesehatan dan Pemasaran 2. Bagaimana prosedur pemberian informasi atau edukasi kepada pasien & keluarga? Lihat SPO Pemberian informasi atau edukasi 3. Bagaimana cara Anda mengetahui pencapaian keberhasilan edukasi yang diberikan? Melakukan verifikasi bahwa pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang diberikan. Lihat SPO Pemberian informasi atau edukasi 4. Apa bukti edukasi telah diberikan kepada pasien? ▪ Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan atau keluarga ▪ Ada dokumen pemberian edukasi berupa formulir pemberian edukasi yang ditandatangani oleh pemberi edukasi dan penerima edukasi. 9. Care of Patients (COP)/Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Bagaimana prosedur penyimpanan, penyajian dan pendistribusian makanan kepada pasien? Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan pembusukan. Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi permintaan. SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian Makanan 2. Bagaimana prosedur penanganan pasien-pasien dalam tahap terminal? Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada akhir kehidupan. SPO Pelayanan Pasien Terminal 3. Apa sajakah kelengkapan labu darah pada saat diterima? ● Formulir reaksi transfusi yang harus diisi ada/tidak terjadi reaksi transfusi. ● Formulir permintaan darah HARUS isi lengkap. ● Setelah diisi dikembalikan ke bank darah.
Buku Saku JCI-AMC 2024 29 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 4. Bagaimana cara menyimpan darah? ● PRC,WRC , FFP yang sudah cair disimpan pada suhu 2-6 derajat celcius ● Trombosit Konsentrat disimpan pada suhu 22-24 derajat celcus (suhu ruangan) 5. Apakah boleh labu darah dikepit di ketiak? TIDAK BOLEH, karena dapat menyebabkan lisis. Darah akan hangat dengan sendirinya 6. Apakah yang harus dilakukan bila terjadi reaksi transfusi Bawa labu darah sisa dan formulir reaksi transfusi ke bank darah. 7. Dimana saja tempat dilakukan skrining / penapisan paliatif? IGD, Rawat Jalan dan Rawat Inap 8. Perawatan akhir kehidupan meliputi aspek apa saja?: Aspek fisik, (amanajemen gejala: nyeri, sesak, mual, muntah, dll), psikososial dan spiritual. 9. Identifikasi bahwa pasien memasuki fase akhir kehidupan adalah ditemukannya data sebagai berikut: 1. EWS 7 atau lebih 2. Pasien terdiagnosa penyakit yang mengancam nyawa sesuai ‘end of life gold standard framework’ 3. Skor Palliative Performance Scale (PPS) kurang dari atau sama dengan 40 %. 10. Dalam membuat formulir permintaan pemeriksaan diagnostik apa saja yang harus dicantumkan 1. Identitas pasien 2. Diagnosa 3. Nama dokter 4. Tanda tangan 5. Indikasi pemeriksaan 6. Tanggal permintaan pemeriksaan 11. Dimanakah PPA menuliskan hasil pengkajian, perencanaan, tindakan, evaluasi yang dilakukan pada pasien setiap hari CPPT dalam pengkajian lanjutan yang ada di EMR 12. Perencanaan yang harus diisi oleh semua PPA disebut apa, dimana diisinya? Combine Care Plan yang diisi di EMR
Buku Saku JCI-AMC 2024 30 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 13. Tool apa saja yang digunakan untuk menilai perubahan kondisi klinis pasien? EWS (Early warning score) untuk melihat perubahan kondisi pada pasien dewasa MEWS (Maternal Early Warning Score) untuk melihat perubahan kondisi pada pasien kebidanan PEWS (Pediatric early Warning Score) untuk melihat perubahan kondisi pada pasien anak 14 Penilaian apa saja pada PEWS? Perilaku, Kardiovaskular, Respirasi 15 Elemen penilaian apa sajakah untuk EWS? Kesadaran, Sistole Nadi, Respirasi, Oksigen, Suhu 16 Elemen penilaian apa sajakah untuk MEWS? Respirasi, Saturasi 0ksigen, suhu, nadi, Tekanan Darah(sistole & diastole), protein urine, glukosa 17 Berapa frekuensi monitoring untuk EWS? JIKA SKOR : 0 monitoring setiap 8 jam 1-4 monitoring setiap 4 jam >5 monitoring setiap 1 jam >7 monitoring setiap ada perubahan kondisi 18 Skoring PEWS berapakah indikasi pasien harus dirawat diruangan high care? Jika skor PEWS > 5
Buku Saku JCI-AMC 2024 31 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 10. Management of Information (MOI) / Manajemen Rekam Medis & Informasi Kesehatan (MRMIK) 1. Berapa lama penyimpanan dokumen rekam medis pasien? ▪ 5 tahun 2. Apa kode diagnosis dan prosedur yang digunakan di rumah sakit? ▪ ICD 9 ▪ ICD 10 3. Ada berapa tipe review rekam medis? ▪ Open medical record review: dilakukan pada rekam medis pasien saat masih dalam perawatan inap ▪ Closed medical record review: dilakukan pada rekam medis pasien yang sudah pulang 4. Bagaimana ketentuan setiap entry pada rekam medis? Mencantumkan: • Identitas penulis • Kapan catatan tersebut ditulis 5. Ada berapa jenis “downtime” (waktu henti) sistem data? 2 jenis : • Terencana • Tidak terencana 6. Berapa lama waktu “downtime” sistem data yang memerlukan pengisian rekam medis secara manual? Lebih dari 30 menit 7. Bagaimana penggunaan singkatan dan symbol di rumah sakit Singkatan dan simbol digunakan sesuai standar yang berlaku di rumah sakit 8 Bagaimana penggunaan simbol ada/positip dan • ( + ) • ( - )
Buku Saku JCI-AMC 2024 32 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n tidak ada/negatip yang sesuai standar rumah sakit? 9. Tahukah kamu bagaimana cara mengetahui SOP atau regulasi yang berlaku di RSHS? Caranya mudah dengan mengakses laman arsip.rshs.or.id lalu masukan kata kunci regulasi yang akan dicari 10. Bagaimana kita memberikan pelayanan kepada pasien dan bagaimana kita bekerja? Harus sesuai dengan regulasi yang berlaku di RSHS 11 Berapa lama waktu masa berlaku regulasi di RSHS? 3 tahun
Buku Saku JCI-AMC 2024 32 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 11. Staff Qualifications and Education (SQE) / Kualifikasi Dan Pendidikan Staf (KPS) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1 Dapatkah Anda menjelaskan uraian jabatan Anda? Uraian Jabatan Memuat serangkaian informasi tentang tugas dan tanggung jawab suatu jabatan yang dikerjakan oleh pegawai sesuai dengan Memuat tugas yang sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki 2 Dapatkah anda menjelaskan uraian kegiatan selama melaksanakan praktek di RS Peserta Program Pendidikan Perawat, Bidan dan nakes lainnya mengerti dan dapat menjelaskan kegiatan yang dilakukan serta capaian kegiatan yang sesuai dengan semester yang sedang ditempuh. 3 Apa yang dimaksud dengan kredensial? Proses evaluasi terhadap staf medis, keperawatan dan tenaga kesehatan lain untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan klinis (Clinical Privilege) 4 Apa yang dimaksud kewenangan klinis Kewenangan klinis (clinical privilege) adalah hak khusus seorang staf medis, keperawatan dan tenaga kesehatan lain untuk melakukan sekelompok pelayanan tertentu dalam lingkungan rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis (clinical appointment). 5 Semua staf medis dievaluasi setiap tahun untuk menjaga mutu profesi melalui OPPE (Ongoing Professional Practice Evaluation). Apa saja yang dinilai dalam OPPE? Perilaku Pengembangan Profesi, terdiri atas: perawatan pasien, pengetahuan medis / klinis, pembelajaran dan perbaikan berbasis praktik, keterampilan komunikasi interpersonal, profesionalisme, praktik berbasis sistem, mekanisme pengendalian Hasil (luaran) klinis 6 Dokumen legalitas apa yang diperlukan untuk membuat penugasan klinis? Ijazah , Surat Tanda Registrasi, Surat izin Praktek, rincian kewenangan klinis, sertifikat kompetensi, dan sertifikat pelatihan 7 Apakah bisa langsung melakukan pelayanan ke pasien jika sudah memiliki SIP? Tidak bisa, pelayanan ke Pasien bisa dilakukan jika sudah melalui proses kredensial, dan mendapatkan SK Penugasan Klinis dari Direktur Utama
Buku Saku JCI-AMC 2024 33 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 8 Apa yang dimaksud dengan Imunisasi? suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan 9 Semua pegawai harus mempunyai Personal File yang lengkap dan disimpan di bagian masing - masing dan Bag. OSDM yang terdiri dari ? Personal file yang terdiri dari kelengkapan dokumen sesuai dengan profesi yang tertera di bawah ini : Kelengkapan Dokumen Dokter Staf Keperawatan Sertifikat kompetensi dari badan sertifikasi dan bukti verifikasi arsipnya v v Surat Tanda Registrasi yang masih berlaku dan bukti verifikasi arsipnya v v Surat Izin Praktik yang masih berlaku dan bukti verifikasi arsipnya v v Sertifikat pelatihan/Seminar/Workshopterbaru dan bukti verifikasi arsipnya v v Sertifikat pelatihan Bantuan Hidup Dasar/Lanjut dan APAR v v Bukti orientasi rumah sakit, profesi dan unit kerja v v Riwayat pemeriksaan kesehatan v v Copy Clinical Privilegesyang masih berlaku dan copy clinical privileges sebelumnya (khusus untuk staf medis dokumen asli ada pada Komite Medis) v v Evaluasi penilaian kinerja 1 tahun terakhir. v v Daftar riwayat hidup v v Hasil asesmen kompetensi - v Uraian Jabatan yang masih berlaku dan sebelumnya – bagi tenaga kesehatan yang memiliki tugas ganda (fungsional dan v v
Buku Saku JCI-AMC 2024 34 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n manajerial) 10 Apa yang dimaksud dengan Orientasi Pegawai? Orientasi adalah rangkaian kegiatan masa pengenalan bagi calon tenaga yang diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS), peserta didik, tenaga outsourcing dan tenaga sukarelawan di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS). 11 Apa saja Pelatihan yang wajib di ikuti oleh pegawai? Pelatihan wajib adalah pelatihan yang diwajibkan kepada seluruh Civitas Hospitalia yang terdiri atas: (1) Pegawai PNS maupun Non PNS; (2) Peserta Didik; (3) Tenaga Outsourcing; dan (4) Sukarelawan. 12 Apakah anda mengetahu jenis pelatihan apa saja yang termasuk kepada Pelatihan Mandatory Training? Pelatihan Mandatory Training terdiri dari : 1. PPIRS 2. K3RS 3. KPRS 4. BHD 13 Berapa lama masa berlaku Sertifikat Pelatihan Mandatory Trainining? Pelatihan Mandatory training berlaku 2 tahun (PPIRS/K3RS/KPRS/BHD) sedangkan pelatihan lainnya berlaku sesuai ketentuan organisasi Profesi (OP) yang berlaku 14 Apakah masing - masing Unit kerja Harus mengajukan dan menunjukan cara perhitungan Analisis Beban Kerja (ABK) ke Bag. OSDM Unit kerja memiliki analisis beban kerja yang diajukan ke Bagian OSDM dan Unit kerja mampu menunjukkan cara perhitungan analisis beban kerja (disesuaikan dengan misi RS, profil pasien, teknologi, kapasitas, dan peraturan yang berlaku) 15 Bagaimana alur proses kredensial perawat dan bidan? 1. Perawat/bidan mengajukan permohonan untuk dilakukan kredensial/rekredensial kepada Direktur Utama melalui Ketua Peer Grup 2. Direktur Utama memberikan disposisi kepada Ketua Komite Keperawatan untuk melaksanakan kegiatan kredensial/rekredensial
Buku Saku JCI-AMC 2024 35 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 3. Ketua Komite Keperawatan memberikan disposisi kepada Ketua Sub Komite Kredensial untuk melaksanakan proses kredensial/rekredensial 4. Komite Keperawatan melakukan verifikasi berkas syarat kredensial/rekredensial 5. Komite Keperawatan membuat penjadwalan kredensial/rekredensial 6. Komite Keperawatan melaksanakan proses kredensial/ rekredensial perawat/bidan 7. Ketua Sub Komite Kredensial melaporkan hasil kegiatan kepada Ketua Komite Keperawatan beserta rincian kewenangan klinis perawat/bidan 8. Ketua Komite Keperawatan mengusulkan rekomendasi kewenangan klinis perawat/bidan kepada Direktur Utama 9. Direktur Utama menerbitkan Surat Penugasan Klinis Perawat dan Bidan 16 Dokumen apa saja yang harus disiapkan untuk proses kredensial/rekredensial tenaga keperawatan? Surat permohonan kredensial dari ybs yang ditandatangani oleh Kepala Ruangan dan Peer Group, ijazah, STR dan SIP yang masih berlaku, logbook 3 bulan terakhir berisi uraian capaian kerja, sertifikat asesmen kompetensi bagi perawat/bidan yang akan naik jenjang PK atau pindah area, sertifikat pelatihan wajib (BHD, KPRS, K3RS, PPIRS), sertifikat kekhususan sesuai area, sertifikat orientasi, SPK sebelumnya, surat hasil pemeriksaan kesehatan sesuai ketentuan 17 Apa yang dimaksud dengan Surat Penugasan Klinis? Surat penugasan dari Direktur Utama kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan di rumah sakit berdasarkan daftar Kewenangan Klinis 18 Apa yang dimaksud dengan rekredensial tenaga keperawatan? Proses re-evaluasi terhadap tenaga keperawatan yang telah memiliki Kewenangan Klinis untuk menentukan kelayakan pemberian Kewenangan Klinis tersebut
Buku Saku JCI-AMC 2024 36 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 12. Prevention and Control of Infections (PCI) / Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (PPI) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Apakah yang termasuk dalam komponen kewaspadaan isolasi dan jelaskan Komponen Kewaspadaan Isolasi terdiri dari 2 lapis yaitu : 1. Kewaspadaan Standar yang terdiri dari : A. Kebersihan tangan B. Penggunaan APD C. Pengelolaan Limbah dan benda tajam D. Pengendalian Lingkungan E. Penyuntikan yang Aman F. Kebersihan Pernafasan/ Etika batuk G. Praktek Lumbal Punksi H. Peralatan Perawatan Pasien I. Penatalaksanaan Linen J. Kesehatan Karyawan K. Penempatan Pasein 2. Kewaspadaan berdasarkan transmisi terdiri dari Droplet, Kontak dan Airbone 2. Sebutkan jenis limbah yang di kelola oleh rumah sakit dan berikan contohnya • Limbah medis infeksius , contohnya bekas balutan,sarung tangan bekas, potongan tubuh, sediaan darah, specimen tubuh dll. Limbah medis dibuang ke tempat sampah medis berwarna kuning atau yang dilapisi KANTONG PLASTIK KUNING. • Limbah medis tajam :contoh jarum suntik bekas, jarum infus, pisau bedah, bekas ampul obat dll. Limbah tersebut dibuang ke safety box atau CONTEINER KHUSUS yang tidak dapat tembus (puncture proof), anti bocor, tahan tusukan dan tidak dapat digunakan ulang. • Limbah non medis :seperti kertas, sisa makanan, daun daunan, dll dibuang ketempat sampah warna hitam atau yang dilapisi dengan KANTONG PLASTIK WARNA HITAM • Limbah Farmasi : contoh bekas vial obat, sisa obat tablet atau obat racikan .limbah tersebut dibuang ke tempat sampah berwarna coklat atau yang dilapisi KANTONG PLASTIK WARNA COKLAT • Limbah radiasi :contonya semua limbah bekas pasien radiasi dibuang
Buku Saku JCI-AMC 2024 37 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n ketempat sampah dengan berbahan dasar stainless warna KANTONG PLASTIK MERAH. • Limbah recycle atau limbah flebot : contoh flebot infus bekas pasien yang tidak terkontaminasi cairan tubuh pasien, limbah tersebut dibuang ke tempat sampah yang di lapisi KANTONG PLASTIK BENING • Limbah Sitostoxix : contoh limbahnya semua bekas pasien tindakan kemoterapi , limbah tersebut dibuang ke tempat sampah berwarna ungu atau yang dilapisi KANTONG PLASTIK WARNA UNGU 3. Bagaimanana menanggani tumpahan darah, cairan tubuh, reagen atau tumpahan limbah infeksius ( B3 )bila terjadi diunit pelayanan 1. Petugas yang menemukan tumpahan menyiapkan spill kit dan tanda pembatas 2. Petugas mengamankan tumpahan dengan memasang pembatas 3. Petugas memakai APD 4. Petugas melakukan penanganan tumpahan sesuai SPO Penanganan Tumpahan 4. Untuk Kesehatan dan keselamatan petugas bagaimanan prosedur kejadian paska pajanan bila tertusuk jarum (NSI) Penanganan paska pajanan tertusuk jarum yaitu A. Bila tertusuk jarum segera bilas dengan air mengalir dan sabun/ antiseptik sampai bersih B. Setiap pajananan dicatat dan dilaporkan kepada yang berwenang yaitu atasan langsung dan Komite PPI atau K3RS. Panata paska pajanan sebaiknya kurang dari 4 jam dan tidak lebih dari 72 jam
Buku Saku JCI-AMC 2024 38 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 13. Facility Management and Safety (FMS) / Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) NO. PERTANYAAN JAWABAN 1. Bagaimana prosedur evakuasi di rumah sakit? Bila terjadi situasi darurat (kebakaran, gempa bumi, ancaman bom, dll) maka yang harus dilakukan : 1. Hentikan semua pekerjaan 2. Tetap tenang, jangan panik 3. Lepaskan Sepatu hak tinggi 4. Berjalanlah biasa dengan cepat, jangan lari, ikuti jalur evakuasi menuju pintu keluar. 5. Bila berada dilantai atas gunakan tangga darurat dan bantu untuk evakuasi pasien, jangan menggunakan lift . 6. Beritahu petugas lain/ tamu yang kebetulan berada di ruang/ lantai tersebut untuk evakuasi bersama yang lain 7. Bila terjebak kepulan asap kebakaran, maka tetap menuju tangga darurat dengan mengambil napas pendek-pendek, upayakan merayap atau merangkak untuk menghindari asap, jangan berbalik arah karena akan bertabrakan dengan orang-orang dibelakang anda 8. Bila terpaksa harus menerobos kepulan asap maka tahanlah napas anda dan cepat menuju pintu darurat 9. Jangan kembali ke ruangan sebelum ada instruksi bahwa situasi telah aman dari petugas Keamanan 10. Setelah keadaan terkendali, Ketua Tim Kebakaran RSHS bersama Kepala Instalasi KL-K3RS bertanggungjawab melakukan koordinasi investigasi bersama kepala unit kerja terkait maksimal 2 X 24 jam untuk dilaporkan kepada Direktur 11. Sesuai dengan SK Direktur RSHS No : HK.02.05/E01/5717/IV/2012 tentang Penetapan No Telepon dan Tempat Berkumpul Darurat di RSHS : a. Nomor telepon situasi darurat adalah pesawat 3210. b. Tempat berkumpul darurat (emergency assembly point) adalah : 1. Lapangan Upacara RSHS. 2. Area parkir Instalasi Rawat Jalan. 3. Halaman Gedung Kemuning Jalan Rumah Sakit. 4. Area parkir Instalasi Gawat Darurat. 5. Area halaman depan Gedung Utama RSHS, jalan Pasteur.
Buku Saku JCI-AMC 2024 39 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 2. Kode darurat HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI KODE SIMBOL PANGGILAN DARURAT Kebakaran MERAH 3210 Henti jantung pada dewasa BIRU 2514/2515/70 770118 Henti jantung pada anak-anak BIRU 2514/2515/70 770118 Penculikan bayi / anakanak MERAH MUDA 3210 Orang yang membahayakan ABU-ABU 3210 Orang yang membahayakan dengan senjata PERAK 3210 Ancaman bom KUNING 3210 Bencana di dalam RS TRIAGE DI RS 2514 Bencana di luar RS TRIAGE DI LUAR RS 2514 Tumpahan bahan berbahaya ORANYE 3210
Buku Saku JCI-AMC 2024 40 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n 3 Bagaimana prosedur penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)? Prosedur penggunaan APAR (alat pemadam api ringan) : Keterangan: ▪ Jangan melawan arah angin ▪ Jarak APAR dengan titik api : 2 meter 4. Bagaimana prosedur pelaporan insiden dan kecelakaan kerja pada karyawan di RS ?
Buku Saku JCI-AMC 2024 41 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n LAMPIRAN
Buku Saku JCI-AMC 2024 42 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n DAFTAR PRODUK OBAT LOOK ALIKE DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG 2024 “Obat Oral” Spironolactone 100mg Spironolactone 25 mg Acarbose 50mg Acarbose 100mg Glimepiride 4mg Glimepiride 3mg Ramipril 5mg Ramipril 2.5mg Fenofibrate 100mg Fenofibrate 300mg
Buku Saku JCI-AMC 2024 43 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n Methylprednisolone 16mg Methylprednisolone 8mg Seretide 50/500 mcg [Salmeterol xinafoate/ Fluticasone propionate] Seretide 50/100 mcg [Salmeterol xinafoate/ Fluticasone propionate] Deferasirox 250mg Deferasirox 500mg Votrient 400mg [Pazopanib] Votrient 200mg [Pazopanib] Imatero 100mg [Imatinib Mesilate] Imatero 400mg [Imatinib Mesilate]
Buku Saku JCI-AMC 2024 44 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n Uperio 50mg [Sacubitril / Valsartan] Uperio 100mg [Sacubitril / Valsartan] Prograf 1mg [Tacrolimus] Prograf 0.5mg [Tacrolimus] Cefadroxil Monohydrate 500mg Cefixime Trihydrate 100mg Cefixie Trihydrate 100mg Cefixime Trihydrate 200mg Propanolol HCl 10mg Pioglitazine 30mg Fluoxetine 20mg
Buku Saku JCI-AMC 2024 45 K o m i t e M u t u R S U P H a s a n S a d i k i n Topamax 25mg [Topiramate] Topamax 50mg [Topiramate] Topamax 100mg [Topiramate] Metocloperamide Dexamethasone Hydrochlorothiazide Amlodipine 10mg Amlodipine 5mg Ondansetron HCl Dihydrate Bisoprolol 5mg Bisoprolol 2.5mg Methylprednisolone 4mg Lisinopril Dihydrate 5mg Betahistine Mesilate 6mg Nifedipine