EDISI 002/JULI—AGUSTUS 2021 MAJALAH KITA
SISIPAN
LEMBAR
CERPEN
& PUISI
Fotografer: Maghdalena
ISSN 2797-2135
Salam Redaksi DITERBITKAN OLEH
TERUS BERGERAK EGYPT VAN ANDALAS
(CV EGVAN MEDIA)
Sebulan berlalu. Majalah elipsis memasuki edisi ke-2. Dan, sebagai
komitmen, elipsis hadir di setiap tanggal 1. Padang Panjang
Sumatra Barat - Indonesia
Evaluasi Tim Redaksi, edisi perdana 1 Juni 2021 lalu, mendapat
sambutan luas. Respons publik itu patut disyukuri, memberi energi DEWAN REDAKSI
bagi tim redaksi untuk menghadirkan tulisan-tulisan terbaik PEMIMPIN UMUM
dengan proses kurasi yang ketat. Muhammad Subhan
Bagi peserta Kelas Menulis Daring (KMD), kehadiran elipsis dinilai PEMIMPIN REDAKSI
perlu, sebagai wadah berkarya, di samping membuka keran untuk Rilen Dicki Agustin
menerima kiriman tulisan dari penulis-penulis di luar KMD. SEKRETARIS REDAKSI
Riyani Vadilla
Edisi ke-2 ini, elipsis memberi ruang yang sedikit lebih untuk puisi,
di samping fokus liputan pada taman baca yang sedang bertumbuh, REDAKTUR
juga tulisan lainnya. Diketahui, enam tahun terakhir, gerakan Destri Mairoza
literasi bergelora dari pusat hingga daerah. Salah satu kantongnya Desty Dasril
Anita Aisyah
adalah taman-taman baca. Tiara Nursyita Syariza
Asna Rafiqoh
Harapan kita, apa pun tantangannya, taman-taman baca itu terus Dian Sarmita
bergerak, dengan kekhasan program masing-masing. Tentu saja Dona Susanti
dengan tetap menguatkan kolaborasi, meski pandemi belum pergi. Husnul Khatimah
Nurhayati
Akhirnya, selamat membaca. Salam sehat dan bahagia. Rani Rozalina
Andian
REDAKSI Maghdalena
Ayu K. Ardi
TATA LETAK
Muhamad Ilham
KIRIM TULISAN
Redaksi Majalah Digital elipsis
menerima tulisan berupa esai,
cerpen, puisi, resensi buku,
reportase kegiatan seni, sastra,
wisata, dan lain-lain. Naskah
dikirim ke email:
[email protected].
elipsis edisi 002
daftar isi
juli—agustus 2021
6 35
INSPIRASI SAMPUL
Menangkap dan Menangkar Nurhayati (Tek Nun): Menulis, Proses
Pendewasaan Diri
Gagasan
8 46
SOROTAN SEJARAH
Tumbuh dari Taman Bacaan Sumbangan Semangat Prang Sabi
20 49
SOROTAN SAJAK
Tumbuh di Jantung Nagari
54
34
PARIWISATA
PANGGUNG Silek Lanyah, Ikon Desa Wisata Kubu
Bulan Bujur Sangkar, Gadang Padang Panjang
Eksperimentasi Teater Epic
68
Brecht
DIALEKTIKA
26 Sastra Populer Dipandang dari Teori
Hegemoni
KIPRAH
Sadono, Sosok Pemerhati Desa 73
Kedungharjo PUSTAKAWAN
"Inovasi" Suatu Keharusan dalam
30 Perpustakaan
CERITA PENDEK 80
Termakan Sumpah
KOLOM
Teater dan Kuah Pliek: Kuliner Aceh
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 4
Inspirasi
MENANGKAP DAN
MENANGKAR GAGASAN
Berdasarkan pengalaman sebagai penulis pemula yang sudah
berusia senja, untuk menangkap sebuah ide kadang saya harus
menonton film, jalan-jalan, membaca status di media sosial,
dan terutama mengamati kejadian di sekitar.
Oleh Fataty Maulidiyah
TULISAN saya adalah anak-anak Dengan segala
yang dilahirkan dari “rahim” ketidaksempurnaannya, saya
pikiran, kegelisahan, pengetahuan, merawatnya pelan-pelan untuk
pengalaman, pemahaman, memastikan dia siap bertarung dan
perasaan, pendengaran, dan apa bertahan, serta melakukan
yang ditangkap indra saya. Proses perjalanannya menuju mata
kelahirannya berbeda-beda. pembaca. Di belantara rimba dunia
Menetasnya juga berlainan waktu literasi, dia berkompetisi secara alami
dan rupa. Saya menyimpannya di dengan tulisan-tulisan yang lahir dari
sana. Di sebuah dokumen Word. ribuan alumni kelas-kelas menulis
yang makin banyak pada masa
Saya menganggapnya sebagai suatu pandemi.
tempat penangkaran ide dan
gagasan saya. Di sanalah saya Jika beruntung, ia akan diadopsi
mengembangbiakkan ide. sebuah media. Jika belum beruntung
Menemaninya bertumbuh dan ia akan kembali ke penangkaran ini,
berkembang matang dengan menunggu saya rawat dan dandani.
berbagai upaya saya. Ibarat bayi- Mungkin juga memerlukan doa-doa
bayi penyu yang siap dilepas di dari bibir saya, agar tulisan itu bisa
samudra, demikian juga dengan dibaca dan dinikmati banyak orang.
tulisan saya. Saya harus selalu melepasnya, agar
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 5
Inspirasi
dia tidak menjadi betina di dalam Berdasarkan pengalaman sebagai
kandang. Dia harus bertegur sapa penulis pemula yang sudah berusia
dengan tulisan-tulisan di luar sana. senja, untuk menangkap sebuah ide
kadang saya harus menonton film,
Jika ia terpilih—melalui jalan-jalan, membaca status di media
suatu kalimat-kalimat sosial, dan terutama mengamati
yang membahagiakan pada kejadian di sekitar saya. Selanjutkan
sebuah balasan email— saya hanya menulis sebaris sampai
setelah berbulan-bulan lima baris kalimat saja. Namun,
atau berminggu-minggu kebanyakan ide yang terlintas malah
yang lalu, sebagai lolos. Ide itu lolos dengan sendirinya,
“ibunya”, saya laksana dengan sangat cepat karena saya
terbang bersama kembang sedang beraktivitas.
api yang meledakkan
ribuan kuntum mawar. Dari narasumber yang cukup bernas
Bahagia. pada webinar KMD yang diasuh Mas
Muhammad Subhan ini, yaitu Mas
Webinar malam itu, di Kelas Nanang Farid Syam (penulis, aktivitas
Menulis Daring (KMD), kembali anti korupsi), saya mendapatkan
memberikan nyala semangat saya banyak masukan yang sangat
untuk menangkap dan menjaring berharga. Tentunya sangat berkaitan
banyak gagasan. Saya tahu, dunia dengan menjaring ide dan
ini adalah lautan ide, hanya saja mengembangkannya menjadi sebuah
saya harus mampu menangkapnya tulisan yang utuh. Ada beberapa hal
lalu mengembangkannya menjadi yang saya catat.
suatu tulisan yang utuh. Kesulitan
saya selanjutnya adalah bagaimana Pertama, bahwa ide yang ditulis
cara terbaik untuk menangkapnya. mutlak milik penulis. Namun, jika
sudah di-publish, ia sudah menjadi
milik khalayak, artinya, penulis harus
menerima segala konsekuensi dan
elipsis | Edisi 001 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 6
Inspirasi
bisa Ilustrasi: Canva.com
mempertanggungjawabkannya.
Selanjutnya, ditambahkan juga oleh
Kedua, penulis harus bijak dan Uda Muhammad Subhan, suatu tips
tepat dalam menggunakan bahasa yang akan saya terapkan terus, adalah
asing, jangan hanya demi disebut membuat folder ide di komputer kita,
intelek. Hal tersebut bisa menjadi sehingga sewaktu-waktu, kita tinggal
bumerang bagi dirinya. memilih saat yang tepat untuk
mengeksekusinya menjadi sebuah
Ketiga, aktivitas menulis adalah tulisan.
menulis ulang apa yang kita alami,
juga yang kita ketahui. Saya hanya baru saja sungguh-
Keempat, beberapa cara menjaring sungguh menulis. Dan ingin selalu
ide antara lain dengan menulis bahagia dengan menulis. (*)
status di sosial media, mengambil
foto suatu kejadian, dan langsung *) Penulis adalah peserta Kelas Menulis
menuliskannya. Daring, berdomisili di Mojokerto,
Jawa Timur.
elipsis | Edisi 001 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 7
Sorotan
Foto: Dok. Gumala Kreatif
GUMALA KREATIF SEBUAH perpustakaan masyarakat
PADANG PANJANG berbasis inklusi sosial tumbuh di Tanah
Bato, Guguk Malintang, Kota Padang
Tumbuh Panjang, Sumatra Barat. Perpustakaan itu
dari bernama Taman Bacaan Masyarakat
Gumala Kreatif.
Taman
Bacaan Tidak sekadar mengajak anak-anak
membaca, Gumala Kreatif juga
mengembangkan seni tradisi dan budaya
Minang, seperti randai dan tari. Selain itu,
juga kegiatan kewirausahaan, seperti
belajar membatik, merenda, dan
menganyam.
Pengelola Gumala Kreatif Padang Panjang,
Yandri Armaika, kepada elipsis pekan lalu
di Padang Panjang mengatakan, kegiatan
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 8
Sorotan
Gumala Kreatif telah dimulai sejak tahun Foto: Dok. Gumala Kreatif
2009. Seorang warga setempat, Mak Etek,
tergerak mengenalkan seni tradisi Minang berbagai kegiatan dalam menumbuhkan
kepada anak-anak sekitar. kreativitas anak-anak maupun orang
dewasa.
“Seni tradisi Minang yang dikenalkan
berupa randai, tari Minangkabau, dan Ada yang membuat kerajinan dari barang
pencak silat. Ketika itu nama bekas, ada yang belajar seni budaya
perkumpulannya Generasi Muda Creatif tradisional seperti: membatik, menyulam,
(GMC),” ungkap Yandri yang juga Ketua randai, tari tradisional, dan memainkan
Forum Taman Bacaan Masyarakat Kota alat musik tradisional serta lain
Padang Panjang.
Pada tahun 2013, bersama 12 personel
GMC, kembali didirikan sanggar kegitan
masyarakat yang kemudian diberi nama
CARANO 12. Sisa-sisa perjuangan dari
anak-anak Tanah Bato yang terlibat dalam
CARANO 12, kemudian tinggal beberapa
orang saja.
“Mereka membentuk pun membentuk
grup baru pada tahun 2018 dengan nama
Sarantiang yang lebih fokus pada kegiatan
musik, seperti band dan talempong pacik,”
jelas Yandri.
Sejak Pemerintah Kota Padang Panjang
mencanangkan Padang Panjang sebagai
Kota Literasi pada 2018, geliat masyarakat
di Tanah Bato, Guguak Malintang, kian
meningkat, kemudian mereka berinisiatif
membentuk Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) dengan nama Gumala Kreatif.
Sejak itu, kegiatan Gumala Kreatif
semakin meningkat tensinya. Dengan
memanfaatkan teras rumah warga dan
fasilitas seadanya, dilakukan
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 9
Sorotan
sebagainya. menumbuhkan minat membaca dan
bakat menulis, belajar dongeng, teater
“Taman Baca ini dideklarasikan kembali boneka dan pantomin, belajar pantun dan
pada 1 Oktober 2019 dengan visi dan misi puisi (musikalisasi puisi), belajar bahasa
menjadi Taman Bacaan Masyarakat yang asing, dan membuat film pendek.
kreatif, inovatif, rekreatif dan berbasis Kegiatan ekonomi kreatif di antaranya
inklusi sosial,” kata Yandri. mengolah barang bekas dan pelatihan
kewirausahaan (membatik dan
Saat ini, sebut Yandri, Gumala Kreatif menyulam).
Padang Panjang memiliki perpustakaan
dengan bangunan ukuran 15 meter x 10 Sejak berdiri dan melakukan pelibatan
meter yang merupakan rumah milik Eli masyarakat Guguk Malintang, Gumala
Rosa, perangkat RT 23, Kelurahan Guguak Kreatif telah banyak menerima
Malintang. penghargan dan menorehkan prestasi, di
antaranya: Juara Harapan 1 lomba
Di rumah ini, selain kegiatan literasi Perpustakaan Umum Terbaik
Gumala Kreatif, juga digunakan (Desa/Kelurahan) Tingkat Propinsi
masyarakat untuk menyelenggarakan Sumatra Barat (2020), Juara 1 Lomba
berbagai macam kegiatan, di antaranya: Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial pada
Posyandu Balita, Posyadu Lasia, dan acara literasi Kota Padang Panjang (2020),
Kegiatan PTM. Juara 1 Lomba Perpustakaan
Kelurahan/TBM/Pojok Baca se-Kota
“Harapannya di sini Gumala Kreatif akan Padang Panjang (2020).
senantiasa mendapatkan pelanggan baca
tetap dan membaca menjadi salah satu Selain itu, Juara Harapan 1 Cerita Rakyat
budaya masyarakat dalam melakoni tingkat anak-anak di Pojok Baca Bukit Tui
berbagai kegiatan," kata Yandri. (2019), Juara 2 Lomba Baca Puisi tingkat
anak-anak di Kubu Gadang (2019), Juara
Layanan Gumala Kreatif dilaksanakan Harapan 1 Lomba Baca Puisi tingkat anak-
setiap hari, mulai pukul 08.00—17.30 anak di Kubu Gadang (2019), Juara
WIB. Jam buka yang rutin itu Harapan 1 Lomba Bercerita Tentang
menyebabkan banyak anak-anak Pahlawan tingkat anak-anak di Kubu
khususnya remaja di Tanah Bato, Guguak Gadang (2019), Juara Harapan 3 Lomba
Malintang yang datang baik untuk Bercerita Tentang Pahlawan tingkat anak-
bermain, membaca buku, maupun anak di Kubu Gadang (2019), Juara 3
kegiatan lainnya. Cerita Rakyat tingkat anak-anak di Pojok
Baca Bukit Tui (2019), dan lainnya. (*)
Beberapa kegiatan unggulan yang
diadakan di Gumala Kreatif, di antaranya (yan/han/redaksi elipsis)
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 10
Sorotan
Foto: Dok. Rumah Baca Anak Nagari
RUMAH BACA ANAK NAGARI DEGRADASI moral yang semakin hari
semakin memprihatikan merupakan
Tumbuh dampak negatif dari perkembangan
Membawa zaman yang tak dapat dihindari. Rusaknya
moral dan akhlak generasi penerus bangsa
Suluh menjadi tanggung jawab bersama, baik
keluarga, masyarakat, dan pemerintah
sebagai penyelenggara negara.
Penguatan pendidikan karakter
merupakan solusi untuk mengatasi
degradasi moral pada generasi penerus
bangsa. Taman Bacaan Masyarakat (TBM)
sebagai salah satu tempat penyelengaraan
kegiatan literasi di masyarakat memiliki
peran penting untuk penguatan
pendidikan karakter tersebut.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 11
Sorotan
Persoalan di atas menjadi salah satu alasan
bagi guru penggerak yang energik di
Kabupaten Agam, Sry Eka Handayani.
Bersama suami dan keluarga ia
membangun Rumah Baca Anak Nagari
(RBAN) yang berlokasi di Jalan Kusuma
Bhakti, No. 12 Simpang Taman, Ujung By
Pass, Jorong Aro Kandikir, Nagari Gadut,
Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten
Agam, Sumatra Barat. RBAN memiliki visi
“Menumbuhkan Minat Baca
Mencerdaskan Bangsa.”
Memuluskan jalannya pergerakan RBAN, Foto: Dok. Rumah Bca Anak Nagari
pengelola menciptakan strategi
pengelolaan TBM dengan sebutan Terkait pengelolaan fisik, RBAN
Lumbuang di Nagari (Literasi untuk menguatkan sarana dan prasarana taman
Membangun Budaya Baca nan Gampita di baca, yaitu ketersediaan ruang baca dan
Nagari). Ada tiga strategi pengelolaan yang fasilitas pendukung lainnya.
dilakukan, yaitu: pengelolaan fisik,
pengelolaan sumber bacaan, dan “RBAN berada di rumah pribadi kami.
pengelolaan program kreatif, inovatif, Perpustakaan berada di ruang mini yang
kreatif dan berkesinambungan. sangat sederhana. Alhamdulillah, kami
memiliki ruang baca, teras baca yang
dilengkapi dengan rak buku, lemari buku,
dan rak buku gantung,” kata Sry Eka
Handayani, perempuan inspiratif
Kabupaten Agam (2019) yang banyak
menerima penghargaan.
Foto: Dok. Rumah Bca Anak Nagari Dia menyebutkan, di dalam ruang baca
RBAN juga terdapat meja, televisi, papan
tulis, dan bermacam poster literasi. Ruang
baca selalu rapi dan bersih agar
menciptakan suasana nyaman bagi para
pengunjung rumah baca untuk
beraktivitas di dalamnya.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 12
Sorotan
Selain itu, RBAN dilengkapi dengan
berbagai macam alat permainan, seperti:
congklak, ludo, monopoli, ular tangga,
catur, karet gelang, bola kaki, dan lain-
lain.
“Anak-anak biasanya melakukan Foto: Dok. Rumah Bca Anak Nagari
permainan setelah mereka membaca
selama 15 menit,” kata Sry.
Pada Pengelolaan Pendanaan dan Sumber Program unggulan RBAN di antaranya:
Bacaan, saat ini sumber dana RBAN masih Pena Basatra. Program ini melatih anak-
bersifat mandiri. Operasional dijalankan anak kreatif, mandiri, tanggung jawab,
dari dana pribadi pengelola. Sumber disiplin, menghargai prestasi, kerja keras,
bacaan (buku) yang dimiliki RBAN sesuai rasa ingin tahu dan komunikatif sebagai
dengan kebutuhan pengunjung mulai dari penguatan pendidikan karakter bangsa.
prasekolah, remaja, dewasa sampai lansia. Kegiatan ini telah memberikan dampak
Buku-buku tersebut dibeli pengelola bagi anak-anak maupun remaja.
setiap bulan dan dari donasi para donatur
buku di seluruh Indonesia. “Mereka telah mampu tampil di depan
umum sesuai minat dan bakatnya seperti
Buku-buku yang ada di RBAN sudah tiap hari Minggu tampil di RRI dalam
menggunakan sistem automasi dongeng Ceria RRI, menulis buku baik
perpustakaan dengan aplikasi Slims. Buku antologi atau tunggal, menjadi duta literasi
dirawat dengan cara diberi stempel, label di sekolah tempat anak-anak sekolah,
dan penomoran DDC (Desimal Dewey), meraih juara dalam berbagai lomba
klasifikasi yang memudahkan mencari seperti pidato, puisi, menulis, dan lain-
buku, serta diberi sampul plastik agar lain,” papar Sry.
buku awet dan tahan lama. Aktivitas ini
dilakukan oleh karyawan dan relawan Program Bimbel Grasetu, program ini
RBAN yang mempunyai kompetensi sangat membantu masyarakat. Banyak
dalam bidang pustaka orang tua kadang tidak pa-
ham tentang pelajaran
Saat ini, ada 15 program inovatif, kreatif, siswa mereka meng-
dan berkesinambungan yang
dikembangkan RBAN, yaitu: Pena Basatra
(Penampilan Minat Bakat Sastra), Bimbel
Grasetu (Bimbingan Belajar Gratis Senin
Sampai Sabtu), Go Send Buku (Gerakan
Mengantarkan dan Meminjamkan Buku
ke Masyarakat), Babe Aktif (Barang Bekas
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 13
Sorotan
antarkan anak mereka ikut bimbingan buku di RBAN. Ada juga program
belajar gratis di RBAN. Hasil dari Gersosma, kegiatan yang melibatkan
terlaksananya program ini terlihat dari masyarakat sekitar terutama ibu-ibu
anak yang tidak bisa membaca jadi bisa untuk diberikan pelatihan berkaitan
membaca, anak yang pernah tinggal kelas dengan perempuan seperti membuat kue,
mampu mengikuti pembelajaran di merangkai bunga dan kegiatan lainya.
sekolah, semangat dalam belajar dan
meningkatnya nilai rapor anak-anak Kegiatan ini mengundang narasumber
RBAN di sekolah. yang ahli di bidangnya. Kegiatan ini sangat
berdampak. Ibu-ibu muda dan remaja
Go Send Buku, program ini diharapkan yang biasanya di rumah saja sudah bisa
membuka kesadaran bagi masyarakat menghasilkan karya dan menambah
sekitar akan pentingnya membaca, pemasukan dengan cara menjual bunga di
sehingga timbul minat baca dan akan saat acara wisuda, hari guru dan lain-lain.
menjadi budaya, beberapa karakter yang
bisa diterapkan adalah kejujuran, gemar “B-Komtis, kegiatan ini sangat bermanfaat
membaca, tanggung jawab, kreatif dan bagi anak-anak yang tidak paham dengan
inofatif sebagai penguat karakter bangsa. teknologi. Anak yang awalnya tidak
paham menggunakan word, power point
RBAN membuka peminjaman buku dan excel, photoshop kini sudah mahir,"
gratis, dengan syarat buku yang di pinjam ungkap Sry.
maksimal tiga buah per peminjaman dan
lama peminjaman seminggu. Ditambahkan, ada Program Kobe,
program ini sangat bermanfaat bagi orang
Selain itu, RBAN mengantarkan buku- tua apalagi saat pandemi. Banyak orang
buku ke rumah-rumah warga sekitar yang tua yang konsultasi masalah belajar anak
tidak bisa datang ke RBAN, agar tumbuh mereka baik saat belajar luring maupun
minat baca di masyarakat. RBAN juga daring, dan Program Wibegra, yaitu
bekerja sama dengan sekolah/TPA/MDA program WiFi belajar gratis sangat
untuk meminjamkan buku-buku yang ada bermanfaat bagi pelajar dan mahasiswa
dengan mekanisme peminjaman jumlah saat pandemi.
buku yang dipinjamkan sebanyak 50-100
buku, dikembalikan setiap 15 hari dan “Bagi pelajar dan mahasiswa bisa
diberikan lagi buku yang lain. melakukan pembelajaran daring di RBAN
mereka dapat mencari tugas dan
Selain itu, RBAN menggelar lapak baca di membuat tugas dengan adanya Wifi.
fasilitas umum seperti taman kota untuk Kegiatan ini sangat berdampak dan
menumbuhkan minat baca masyarakat. bermanfaat,” tutup Sry. (*)
Hasil kegiatan ini terlaksananya program
ini meningkatnya jumlah peminjaman (hasan/han/redaksi elipsis)
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 14
Sorotan
Foto: Dok. Komunitas Seni Kuflet
KOMUNITAS SENI KUFLET SEBULAN bisa tiga hingga empat kali
kegiatan dihelat Komunitas Seni Kuflet
Tak Padang Panjang. Seolah tak kenal lelah,
Lelah komunitas yang telah berusia 23 tahun itu
Berliterasi terus tumbuh dengan kegiatan seni teater,
sastra, musik, fotografi, lukis, dan lainnya.
Sepanjang bulan Juni 2021, Kuflet
menggelar Diskusi Teater, Drama, dan
Peluncuran Buku karya alumni Kuflet
Maya Sandita berjudul Ruang Tunggu.
Diskusi teater Minggu (13/6), mengundang
narasumber Dosen Seni Teater ISI Padang
Panjang, Edy Suisno, S,Sn., M.Sn., dengan
tema Naskah Drama sebagai Sumber
Penciptaan Teater, dan Diskusi Drama pada
Minggu (20/6), mengundang Dr.
Dharminta Soeryana, S.Sn., M.Sn., yang
merupakan Sutradara Teater, Dramatug,
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 15
Sorotan
Foto: Dok. Komunitas Seni Kuflet memang mengundang narasumber ahli
untuk menambahkan asupan ilmu
dan Dosen Jurusan Seni Teater ISI Padang kepada seluruh anggota. Hari itu, Kuflet
Panjang. mengundang Edy Suisno untuk
mendialogkan dan menafsirkan seni
Sementara, Peluncuran dan Diskusi Buku peran yang berkaitan dengan akting atau
Cerpen Ruang Tunggu karya Maya Sandita pemeranan.
berlangsung di Zoom Meetings, Minggu
(20/6), dan dihadiri penulis serta pegiat “Kami berharap dari hasil diskusi ini
literasi di berbagai kota di Indonesia, seluruh anggota Komunitas Seni Kuflet
termasuk Malaysia. dapat memaknai persepsi akting sebagai
sesuatu yang dimainkan itu memiliki
Ketua Umum Komunitas Seni Kuflet watak atau karakter sehingga ketika
Padang Panjang, Muhammad Furqan menjadi aktor dapat melakukan sesuatu
Alfarizi, mengatakan, diskusi seni telah yang mencerminkan karakter,” ungkap
menjadi kegiatan rutin di Kuflet, dan sastrawan yang kini menjabat Ketua
mengundang para ahli di bidangnya. Jurusan Seni Teater ISI Padang Panjang.
Pendiri dan Penasihat Kuflet, Sulaiman Narasumber Edy Suisno mengatakan,
Juned menyebut, setiap pekan Kuflet teater harus memberikan isian emosi.
Aktor yang andal tidak hanya sekadar
latihan olah tubuh, vokal, rasa dan
meditasi. Namun, yang lebih penting
dapat membekali kepalanya dengan
tabungan-tabungan visual dengan sering
menonton pertunjukan teater, tari,
musik, dan film serta peka dalam
melihat fenomena lingkungannya,” kata
Edy.
Sastra Inspirasi Bagi Kerja Kreatif
Seniman
Di sesi diskusi drama, Dharminta
Soeryana, mengatakan bahwa secara
sederhana drama dapat dipahami
sebagai sebuah karya fiksi (sastra) yang
berisi tentang ilustrasi kehidupan
manusia.
Oleh karena itu, wujud fisik dari drama
adalah sebuah naskah sebagai “bahan
baku” yang kemudian diolah untuk
produksi drama.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 16
Sorotan
“Naskah drama dapat dikatakan sebagai Foto: Dok. Komunitas Seni Kuflet
naskah drama ketika dipentaskan dan
pementasan itu sendiri disebut teater. Hal (Penulis, Pegiat Literasi). Diskusi dipandu
inilah yang menjadikan naskah berbeda Sherly Ekaputri, S.Kom. (Pegiat
dari karya-karya sastra lainnya karena Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang.
penonton dapat menikmati naskah yang
“dihidupkan”, ditransformasikan ke Menurut Sulaiman Juned, Maya Sandita
panggung secara nyata,” ujar Sutradara penulis potensial yang telah berproses
Teater yang juga Dosen Seni Teater ISI sejak ia masih menjadi mahasiswi di ISI
Padang Panjang. Padang Panjang. Di masa itu, Maya juga
aktif berkegiatan di Komunitas Seni
Dharminta menambahkan, drama Kuflet Padang Panjang.
merupakan karya sastra yang
menggambarkan realitas kehidupan “Di awal-awal proses kreatifnya, Maya
manusia melalui dialog dan gerak. Naskah Sandita menulis puisi dan naskah teater.
drama representasi lakuan dan dialog Ia tak segan bertanya pada apa pun yang
tokoh-tokoh di dalamnya. Bagi si penulis menjadi kendala dalam proses
naskah drama dikenal dengan sebutan kreatifnya,” kata Sulaiman Juned yang
dramawan. Setiap naskah drama juga penulis Buku Kumpulan Puisi Rajah
umumnya memuat tema, plot (linier- (2020).
sirkuler-episodik), tangga dramatik
(eksposisi-komplikasi-klimaks-resolusi Setamat kuliah, Maya Sandita memilih
atau penyelesaian), penokohan (psikologi- Batam sebagai daerah rantaunya. Ia
fisikologis-sosiologis), dan latar (tempat- bermukim di sana, menjadi seorang
waktu-sosial). pendidik untuk sebuah lembaga kursus
yang ia kembangkan. Namun demikian,
“Unsur-unsur tersebut merupakan ia tak melepaskan bakat menulisnya.
rangkaian berstruktur dan saling
memelihara kesinambungan cerita dari
awal sampai akhir yang berfungsi menjaga
kesinambungan cerita,” tutur Pimpinan
Teater Plong Kota Padang Panjang.
Buku Cerpen Ruang Tunggu
Buku Kumpulan Cerpen karya penulis
muda produktif Indonesia, Maya Sandita
(Batam), diluncurkan dan “dibedah”.
Tampil sebagai pembicara Dr. Sulaiman
Juned, S.Sn., M.Sn. (Sastrawan, Sutradara
Teater, dan Ketua Prodi Teater ISI Padang
Panjang), Tati Y. Adiwinata (Cerpenis,
Bandung), dan Muhammad Subhan.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 17
Sorotan
“Beberapa tahun terakhir, Maya aktif Sepakat pada pendapat Sulaiman Juned,
menulis cerpen, dan cerpen-cerpennya Tati Y. Adiwinata, Cerpenis asal
hampir setiap pekan kita baca di koran- Bandung, menyebut Maya Sandita
koran lokal dan nasional,” ujar Sulaiman sebagai penulis cerpen yang punya ciri
Juned. khas pada cerita-ceritanya. Yang paling
kentara ditandai, narasi Maya bermain
Bagi Komunitas Seni Kuflet, tambah pada rima, sehingga cerpen Maya ketika
Sulaiman, capaian Maya Sandita dibaca asyik, tuturannya lancar, dan
membanggakan, dan pada cerpen- membuat pembaca betah untuk
cerpennya ia tak sekadar berkutat pada membaca hingga titik paling akhir.
masalah diri sendiri tetapi juga memungut
realitas sosial yang ia jadikan realitas “Seandainya Maya Sandita bertahan dan
sastra. fokus di ranah cerpen, saya memastikan
Maya akan menjadi penulis masa depan
“Kebaruan-kebaruan cerpen Maya Indonesia yang diperhitungkan karya-
membuktikan bahwa Maya Sandita adalah karyanya,” kata Tati.
penulis yang melek pada kondisi kekinian
yang terjadi,” ungkap Sulaiman Juned Sementara Muhammad Subhan
yang dikenal juga sebagai penyair.
Foto: Dok. Komunitas Seni Kuflet
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 18
Sorotan
menyebut cerpen-cerpen Maya Sandita Foto: Dok. Komunitas Seni Kuflet
berangkat dari hasil riset yang dilakukan
penulisnya dengan sungguh-sungguh. “Seandainya Maya
Seperti pada cerpen “Tanya di Sepanjang Sandita bertahan dan
Sungai, di Rimbun Hutan”, penulisnya fokus di ranah cerpen,
langsung mendatangi lokasi untuk melihat saya memastikan Maya
bagaimana kondisi hutan di Rimbang akan menjadi penulis
Baling (Kampar, Riau) yang tak luput dari masa depan Indonesia
pembalakan liar dilakukan oknum tidak yang diperhitungkan
bertanggung jawab. karya-karyanya,” kata
“Begitupun pada cerpen “Penabur Bunga”, Tati.
Maya melihat realitas kekinian ketika
terjadi demontrasi besar-besar menolak Ia meraih Juara 1 dalam Lomba Menulis
RUU Omnibus Law, dan hal serupa Cerita Rakyat Berbahasa Minangkabau
dijumpai pada beberapa cerpen lainnya,” tingkat provinsi yang diadakan Disbud
kata Subhan. Sumatera Barat, Juara1 Lomba Menulis
Sastra Minangkabau Tema Kaba tingkat
Buku cerpen Ruang Tunggu karya Maya provinsi yang diadakan oleh Disbud
Sandita diterbitkan Penerbit Egypt van Sumatera Barat, Juara 2 Lomba Menulis
Andalas, sebuah penerbit independen di Cerita Rakyat Sawahlunto tingkat
Kota Padang Panjang, Sumatra Barat. Nasional yang diadakan komunitas
KOLOM Sawahlunto, dan Juara 1 Lomba
Di ranah kepenulisan, Maya Sandita Menulis Cerita Rakyat Berbahasa
dikenal sebagai sutradara, aktor, dan Minangkabau tingkat provinsi yang
penulis. Ia alumnus Prodi Seni Teater ISI diadakan oleh Disbud Sumatera Barat
Padangpanjang (2019). Beberapa (2018).
cerpennya pernah diterbitkan dalam
antologi juga media cetak lokal dan (redaksi elipsis)
nasional.
Foto: Dok. Komunitas Seni Kuflet
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 19
Sorotan
Foto: Dok. Balai Baco Sikola
BALAI BACO SIKOLA PRIHATIN pada rendahnya minat
membaca generasi muda, menjadi salah
Tumbuh satu alasan Balai Baco Sikola didirikan.
di Jantung Sebuah taman baca yang berada di
Tilatang Kamang, Kabupaten Agam,
Nagari Sumatra Barat, itu tumbuh dengan
berbagai kegiatannya.
Berdiri pada tanggal 2 Mei 2020, Balai
Baco Sikola bergerak dari sudut Kantor
Wali Nagari Persiapan Koto Tangah
Sidang Koto Laweh dengan memakai
ruang tamu dan teras halaman serta
taman. Awal mula bergerak, pegiat-pegiat
Balai Baco Sikola belajar dan
berkolaborasi dengan ikut serta
berkegiatan bersama TBM-TBM yang
berada di Agam dan Bukittinggi.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 20
Sorotan
Balai Baco Sikola diharapkan menjadi
wadah yang terus berkembang dan
bergerak maju dalam menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan, melek
teknologi melalui kegiatan positif dan
penyebaran informasi kepada masyarakat
secara menyeluruh dan bersifat
membangun.
“Secara khusus Balai Baco Sikola
bertujuan menciptakan masyarakat yang
literat, mengarahkan kegiatan positif,
sebagai wadah diskusi interaktif menjadi
solusi masalah di masyarakat,
mewujudkan masyarakat yang kreatif dan
inovatif serta melek teknologi informasi,”
kata Annisa Salsabila, Pengurus Balai Baco
Sikola ketika berbincang-bincang bersama
elipsis pekan lalu di Padang Panjang.
Demi mewujudkan tujuan tersebut, Balai Foto: Dok. Balai Baco Sikola
Baco Sikola dalam peringatan satu tahun
berdirinya, mencoba lebih aktif Rangkaian kegiatan BBS Fair terdiri
memperkenalkan taman bacaan itu ke dari BBS Goes to School, BBS Camp,
masyarakat luas khususnya di Nagari Koto Webinar Nasional dan pemutaran film.
Tangah dengan mengadakan acara BBS Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak
Fair 2021. masyarakat terutama anak-anak agar
gemar berliterasi.
“BBS Fair dipersiapkan oleh para rangers
bersama volunteer yang bergabung di Balai Menurut Icha, kegiatan ini juga
Baco Sikola. Disebut rangers karena diharapkan mampu membantu anak-
merupakan anak-anak nagari yang terdiri anak yang datang menghabiskan waktu
dari perangkat nagari dan pemuda- liburan sekolah dengan lebih produktif
pemudi kampung halaman yang dan positif, baik di rumah maupun di
mengagas ide-ide untuk kemajuan Balai masyarakat. Seperti tema yang diangkat
Baco Sikola. Saat ini ada tujuh orang. yaitu. “Meningkatkan Produktivitas
Sementara disebut volunteer bagi anggota dengan Berliterasi.”
yang telah mendaftarkan dirinya ketika
penerimaan relawan baru,” ujar gadis
yang akrab disapa Icha itu.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 21
Sorotan
BBS Fair berlangsung selama dua pekan,
diawali BBS Goes to School pada 14—19
Juni. BBS telah mendatangi empat
sekolah, yaitu: SDN 04 Koto Tangah, SDN
17 Koto Tangah, MTsS Asy-Syarif Sidang
Koto Laweh, dan MAS Asy-Syarif Sidang
Koto Laweh. Balai Baco Sikola mengajak
siswa lebih aktif berliterasi dan
memperkenalkan Balai Baco Sikola
sebagai salah satu sarana belajar.
Kemudian, kegiatan BBS Fair dilanjutkan
dengan kegiatan BBS Camp dari tanggal
21-26 Juni 2021. BBS membuka kelas-
kelas yang bisa diikuti anak-anak hingga
umum. Di antaranya ada kelas public
speaking, kelas sastra, kelas broadcasting dan
jurnalistik, kelas budaya Minangkabau,
kelas bahasa (bahasa Jepang, Korea dan
Inggris), serta bedah kampus.
BBS Fair ditutup pada tanggal 27 Juni 2021 Foto: Dok. Balai Baco Sikola
dengan acara puncak Webinar Nasional
dan pemutaran film pendek berjudul Di sisi lain, Balai Baco Sikola selama
“Pesawat Kertas” dan “Blackout”. Webinar setahun belakangan telah menyediakan
nasional diadakan secara virtual melalui layanan pada pemustaka dan pendukung
Zoom. Sedangkan pemutaran film dalam "mewujudkan generasi literat"
diadakan secara virtual dan live di sesuai dengan slogan Balai Baco Sikola.
pelataran Balai Baco Sikola. Dengan menyediakan layanan
peminjaman buku, ruang membaca,
Foto: Dok. Balai Baco Sikola konsultasi pendidikan, permainan
edukatif, silaturahmi literasi dengan
mengunjungi dan dikunjungi TBM-TBM
yang berada di Sumatra Barat serta
penyediaan WiFi gratis berkerja sama
dengan Dompet Dhuafa Singgalang dan
Adira Finance Bukittinggi. (*)
(cha/nil/tim balai baco sikola/elipsis)
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 22
Fotografer: Maghdalena
Panggung
Foto: Dok. Musyidiq
BULAN BUJUR SANGKAR
Eksperimentasi Teater Epic Brecht
Oleh Mursyidiq
PERTUNJUKAN teater bertajuk Bulan tersebut akan membunuh dirinya.
Bujur Sangkar karya Iwan Simatupang Selanjutnya, seorang perempuan
dengan Sutradara Solehah Hasanah (Tokoh Perempuan dimainkan oleh
Nasution dilakukan secara tertutup Lingga Finolia) mampu mengubah cara
tanpa penonton, Kamis, 24 Juni 2021, di pandang tokoh Orang Tua, sementara
Gedung Teater Arena Mursal Esten ISI Gembala (Tokoh Gembala dimainkan
Padang Panjang. Pementasan itu hanya Alvian Ramadhan) hadir mengabarkan
disaksikan para Pembimbing dan kepada Orang Tua bahwa ada manyat
Penguji Ujian Strata Satu (S-1), Prodi yang menggantung di atas pahon.
Seni Teater ISI Padang Panjang. Kemudian, Orang Tua menggantung
dirinya. “Aku membunuh karena aku
Naskah lakon Bulan Bujur Sangkar ada”.
karya Iwan Simatupang mengisahkan
tentang orang tua (Tokoh Orang Tua Solehah Hasananah Nasution lahir di
diperankan Diki Hidayat) yang Desa Kehidupan Baru, Jambi, 27 April
menjadikan tiang gantungan sebagai 1999. Ia anak ketiga dari empat
tujuan hidupnya. Lalu, seorang anak bersaudara. Sebagai sutradara
muda (Tokoh Pemuda diperankan pertunjukan itu, ia menganalitik
Faridho Yudha) mengira Orang Tua penyutradaraan representatif dengan
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 24
Panggung
gaya pertunjukan post-realistik. Naskah Foto: Dok. Musyidiq
yang surealis diadaptasi menggunakan
pendekatan Epic. Butuh kerja keras seorang sutradara dalam
proses eksperimentasi pertunjukan teater
Hasanah sebagai sutradara mencoba Bulan Bujur Sangkar karya Iwan
mengoreksi kebiasaan negatif masyarakat Simatupang dengan pendekatan Epic
Indonesia. Pendekatan teater Epic Brecht Brecht, tersebab naskah ini
adalah kerja eksperiementasi yang menggambarkan respon perlawanan
dilakukan dalam penggarapan naskah lakon terhadap suatu sitem sosial.
Bulan Bujur Sangkar. Naskah lakon yang Membahasakan harapan manusia dalam
surealis menjadi bentuk seni antara naratif kehidupan itu adalah kematian.
dan non-linear, individual dan kolektif. Pertunjukan ini berusaha menghibur
dengan satire. (*)
Hasanah, berupaya meruangkan nilai
hiburan tersebab menghibur penonton bagi
Brecht adalah kerja kreatif yang utama. Atas
dasar itu, sang sutradara menghadirkan
nyanyian, tarian, dan narator dalam wujud
realitas teaternya. Selain itu, menjadikan
setting berubah fungsi kotak kayu yang
keseharian dipergunakan untuk tempat
duduk, dapat menjadi podium yang juga
tempat tidur (ranjang). Tali gantungan
selain untuk mengikat leher berubah fungsi
mengikat tubuh.
Foto: Dok. Musyidiq
*) Penulis adalah Mahasiswa Program Studi
DKV ISI Padang Panjang, Sumatera Barat
dan Sekretaris Umum Komunitas Seni
Kuflet Padang Panjang.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juni—Agustus 2021 | 25
Kiprah
SADONO
Sosok Pemerhati Desa
Kedungharjo
Sadono bertekad bulat memajukan desanya. Ide dan langkah-langkahnya
disetujui oleh warga desa. Mereka semakin kompak, bersatu dalam
membangun dan memajukan Desa Kedungharjo.
Oleh Ahmad Fanani Mosah (Lamongan)
SADONO adalah seorang warga Desa Sadono
Kedungharjo, sebuah desa terpencil
langganan banjir yang terletak di Betapa kagetnya petugas puskesmas ketika
Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Sadono memberikan laporan bahwa di
Jawa Timur. Pria kelahiran 26 Oktober 1964 desanya masih ada warga yang dipasung.
itu dipandang sebagai orang yang paling Selain itu, hampir di setiap RT terdapat
vokal dalam mengemukakan pendapatnya. warga yang menderita gangguan jiwa.
Ia bahkan terang-terangan menyampaikan
ketidaksukaannya terhadap laporan yang “Maunya saya disuruh diam, gitu. Tapi saya
bernuansa “Asal Bapak Senang” alias ABS. nggak mau. Ini namanya pembodohan
Keberaniannya itu patut diacungi jempol. publik!” tegasnya pada penulis.
“Ini sudah bukan zaman orde baru lagi!”
tekannya.
Suatu ketika, Sadono mendengar kabar
bahwa Desa Kedungharjo “bebas pasung”.
Berikutnya, tersiar pula kabar bahwa sudah
tidak ada lagi Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) di desa yang memiliki gapura
terbaik se-Kabupaten Tuban itu. Dengan
serta-merta pengurus Badan Pengawas
Desa (BPD) itu ingin melihat data dari
Puskesmas Kecamatan Widang.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 26
Kiprah Dengan diundangnya saya ke tempat rapat,
berarti si pengundang menunggu saya
“Orang-orang puskesmas, saya suruh untuk berbicara. Maka pada kesempatan
datang ke RT ini, rumah nomor ini, silakan itulah saya menyampaikan kata hati dan
belok ke sini,” tandasnya. mata hati lewat forum resmi dan mulia itu.
Ini demi kemajuan desa dan secara tidak
Tak ayal lagi, orang-orang dari Dinas langsung memberi pencerahan kepada
Kesehatan itu meluncur ke lokasi. Mereka warga atau masyarakat yang lain, bahwa
mendapati bahwa benar adanya, masih ada beginilah seharusnya,” ungkapnya panjang
ODGJ yang dipasung. lebar.
Berkat kevokalannya dalam menyampaikan Pria yang memiliki hobi membaca itu
kebenaran, Sadono direkrut menjadi bagian mengakui masih ada kelemahan di desanya.
dari LSM Ronggolawe yang berpusat di
Kota Tuban. LSM inilah yang menyoroti “Desa kami, Kedungharjo,
masalah kesehatan di seputar Pantura Bumi sering mendapat kiriman
Toak, Tuban. buku-buku dari Pemda Tuban.
Bahkan sudah ada bangunan
Selain itu, lelaki yang telah dikaruniai dua perpustakaan di desa kami.
anak ini juga sukses memperjuangkan Tapi sayangnya, masyarakat
fogging (penyemprotan insektisida untuk masih enggan membaca.
membunuh nyamuk) untuk daerahnya. Buku-buku itu masih tersegel
Sungguh pun demikian, ia tidak ingin rapi. Tidak ada warga yang
perjuangannya diketahui orang, sekalipun datang ke perpustakaan untuk
masyarakat desa menokohkan dirinya baca-baca. Setiap harinya,
dengan menunjuknya sebagai pengurus hanya saya sendiri yang
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa membaca buku-buku itu,”
(LPMD). keluh Sadono.
Sadono bertekad bulat memajukan Meskipun demikian, upaya controlling
desanya. Ide dan langkah-langkahnya (pengawasan) yang dilakukan Sadono di
disetujui oleh warga desa. Mereka semakin desanya itu patut dihargai. Setidaknya,
kompak, bersatu dalam membangun dan Sadono telah mewarnai kampung
memajukan Desa Kedungharjo. Hingga halamannya yang berkembang semakin
puncaknya pada tahun 2017, Desa baik.(*)
Kedungharjo dinobatkan menjadi desa
terbaik se-Jawa Timur, dengan ikon gapura Ahmad Fanani Mosah, Guru SMP Negeri 3
tergagah dan termegah. Babat, Lamongan, Jawa Timur.
Ketika ditanya apa tujuannya hingga berani
vokal dalam setiap rapat dan pertemuan
warga, pria yang hanya berijazah SMP itu
menuturkan, “Meskipun saya hanya
berpendidikan setingkat SLTP, nyatanya
setiap ada rembuk desa saya selalu
diundang.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 27
Workshop
Enam Poin Penting
dalam Menulis Cerpen
Pemilihan topik cerita yang menarik akan memungkinkan pembaca
mengerutkan dahi atau menjadi penasaran, sehingga tertarik untuk
menuntaskan bacaannya hingga titik paling akhir.
Oleh Harnina (Payakumbuh)
Foto. Dok. elipsis
SETIDAKNYA, ada enam poin penting untuk Hal itu dipaparkan oleh Muhammad Subhan
melahirkan sebuah cerita pendek (cerpen) dalam kegiatan Workshop Karya Tulis yang
yang bagus, yaitu: tentukan topik cerita, buat digelar UPT Perpustakaan Proklamator Bung
sinopsis, ciptakan tokoh dan penokohan, Hatta Bukittinggi, pada Rabu, 16 Juni 2021.
hadirkan konflik yang menarik, buat setting
sedetail mungkin, dan ending yang Lelaki yang akrab disapa Uda Subhan ini
mengejutkan. adalah seorang penulis, pegiat literasi, dan
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 28
Workshop
motivator kepenulisan nasional. Salah satu “Tapi ingat, setting dalam cerpen juga tidak
buku kumpulan cerpen karyanya,Bensin di boleh berlebih-lebihan sehingga inti dari
Kepala Bapak, merupakan satu di antara 16 penggambaran itu sendiri menjadikan
buku pilihan pada Apresiasi Penulis Sumatra pembaca bingung. Sebuah cerpen lahir dari
Barat yang ditaja Dinas Kearsipan dan sebuah rasa. Tulislah cerpen dengan
Perpustakaan Sumatra Barat (2016). Buku ini menggunakan rasa,” kata Uda Subhan.
juga yang mengantarkan beliau untuk
mengikuti Musyawarah Sastrawan Nasional Satu hal lagi ditambahkan Uda Subhan, yakni
Indonesia (Munsi) II di Jakarta pada 2017 lalu. opening dalam sebuah cerpen itu harus
semenarik mungkin, sehingga pembaca
Karya beliau yang lain, Rumah di Tengah memiliki penafsiran berbeda-beda tentang
Sawah, merupakan salah satu buku yang lolos isi cerpen tersebut, yang nantinya akan
kurasi Ubud Writer and Reader Festival mengantarkan pembaca untuk lagi dan lagi
(UWRF) tahun 2017 dan membawa beliau ke dalam membacanya. Bukan hanya opening,
Bali bersama penulis-penulis Indonesia ending juga akan menentukan keindahan
lainnya. Ada juga novel Rinai Kabut Singgalang sebuah cerpen.
(2011), dan kumpulan puisi Kesaksian Sepasang
Sandal (2015), serta karya lainya. Selain di Ada ending yang jelas dan dirasakan oleh
Indonesia, lelaki yang murah senyum ini pembaca. Namun, ada juga ending cerita
melakukan perjalanan jurnalistik dan sastra ke yang menggantung, yang membuat pembaca
Malaysia dan Singapura. menerka akhir ceritanya, apakah begini atau
begitu. Di sanalah kesuksesan sebuah cerpen
Dalam workshop yang berlangsung selama akan dinilai.
tiga hari itu, dari tanggal 14 hingga 16 Juni
2021, Uda Subhan tampil sebagai pemateri Pada workshop tersebut, Uda Subhan, yang
pertama pada hari ketiga. Materi juga merupakan Kepala Sekolah Kelas
presentasinya berjudul “Menulis Cerpen, Menulis Daring (KMD), sukses
Mengolah Imajinasi”. Ia menguraikan menghangatkan suasana dengan diskusi-
bagaimana sebuah cerpen bisa sampai kepada diskusi menarik pada akhir setiap topik yang
pembaca. Pemilihan topik cerita yang menarik beliau sampaikan. Berbagai pertanyaan pun
akan memungkinkan pembaca mengerutkan muncul. Dan tentu saja, segala kebingungan
dahi atau menjadi penasaran, sehingga peserta seputar cerpen dapat beliau uraikan.
tertarik untuk membaca hingga titik paling Beberapa latihan yang beliau berikanjuga
akhir. membuat seluruh peserta semangat dalam
berlatih menulis.
Konflik yang membuat geregetan juga
menjadi daya tarik seseorang untuk terus dan Sebuah ungkapan penyemangat lahir dari
terusmenikmati sebuah cerpen. Ditambah mulut pria 40 tahun ini pada akhir acara,
dengan setting cerita yang menggambarkan “Dari 30 orang peserta workshop ini, akan
tempat dan suasana sedetail mungkin, akan lahir 30 orang penulis hebat.” Serentak
membawa pembaca seolah berada di dalam seluruh peserta mengaminkan. (*)
suasana itu.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 29
Cerita Pendek
Termakan Sumpah
Mereka memukuli tubuh sendiri menggunakan cambuk layaknya ritual kuda kepang.
Kemudian, seorang petuha daboh mengusap-usap sebilah rencong. Meski mulutnya
terkatup rapat, lelaki itu sedang membaca mantra. Tatapan matanya sesekali melembut,
sesekali nyalang saat mengusap rencong yang berkilat. Tangannya kemudian bergerak
cepat, ia menusuk-nusuk badannya sendiri dengan benda tajam itu.
TIARA NURSYITA SARIZA
"DASAR anak jahanam kau, Agam!" Berkalung malu wanita itu dibuatnya.
Suatu malam terdengar kegaduhan dari "Pergi kau, Anak Iblis! Jangan panggil aku
sebuah rumah. Seorang wanita tua memekik, ibumu lagi."
tersulut emosi. Parang diacungkan tangan
kanannya. Dinding tripleks rumah itu Agam tertatih-tatih maju, lalu merangkak
menjadi sasaran empuk, habis koyak, nyaris menuju kaki ibunya. Ia memeluk kaki wanita
tak berbentuk lagi. Bagai kesetanan, berkali- itu, dan membenamkan wajahnya. Ibunya
kali ia tendang anak lelakinya hingga babak berdiri tegak memandang Agam dengan
belur. Jika bukan karena naluri seorang ibu perasaan yang teramat pilu.
yang masih tersisa itu, mungkin anak di
hadapannya sudah tewas mengenaskan. "Pergi kau, Gam!"
Namun, ia masih menahan amarahnya.
Sekian lama dibiarkan, perangai anak itu "Tidak, Mak. Maafkan Agam. Sumpah Agam
semakin merajalela. Mulai dari kebiasaan tak menodai, apalagi menghamilinya.
terkutuknya bermain togel, hingga
menggadaikan satu per satu pusaka Demi Allah." Agam menangis. Tubuh wanita
almarhum suaminya. Sekarang, anak itu juga itu menggelongsor, terkulai duduk.
dilaporkan sudah menodai anak gadis orang!
"Ya, Allah. Ya, Tuhanku. Kenapalah hidupku
Pagi tadi seorang gadis datang, mengaku ini? Sudah menjanda, sekarang gagal pula
telah dinodai oleh anaknya, si Agam. Satu menjadi ibu," rintih wanita itu, melelehkan
kampung dibuat heboh akan isu kehamilan air mata. Agam yang ditatap menunduk malu
sang gadis. sekaligus sedih.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 30
Cerita Pendek
"Maafkan Agam, Mak. Agam janji akan di hadapannya. Masih teringat peristiwa
berubah," lirih anak itu. kemarin, juga pesan terakhir ibunya sebelum
berangkat.
"Pergilah kau, Gam."
"Kau, Gam, pergilah ke Aceh untuk menimba
Agam menggeleng kuat, mempererat ilmu agama. Kalau bukan untuk itu, aku tak
pelukannya. rida. Maut bagimu. Kau ingat, Gam?"
"Tidak. Agam janganlah diusir, Mak." Pesan itulah yang terakhir disampaikan
ibunya. Entah mengapa, Agam merasakan
"Aku tidak mengusirmu. Kau pergilah ke kegundahan, seakan wasiat yang mengikat.
rumah pakcikmu di Aceh. Belajarlah ilmu
agama. Berubahlah, Nak." Sang ibu "Medan-Nagan Raya!" teriak kernet bus
memohon dalam isak tangis. memberi kode kepada calon penumpang.
Lamunan Agam terpecah. Bergegas ia angkat
*** tas miliknya menuju bagasi bus. Selang
beberapa menit, kendaraan itu pun melaju
ESOK pun tiba. Agam menemukan dirinya membelah jalan, perlahan meninggalkan
tengah mematung di halte. Ia sedang Kota Medan.
menunggu bus jurusan Medan—Aceh.
Suasana begitu berisik, tetapi Agam merasa ***
seorang diri. Pemuda itu menatap nanar tas
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 31
Cerita Pendek
Agam bertemu pakciknya. Ia mulai belajar mengenakan pakaian serba hitam dipadu
mengaji di meunasah. Di sana ia dekat ikat kepala. Kepala mereka oleng ke kanan
dengan seseorang bernama Muzakir, tetapi dan ke kiri, hanyut dalam alunan musik
nahas, sepertinya Muzakir membawa tabuhan rapa’i. Syair daboh dimulai dari
pengaruh buruk bagi Agam. Setiap pulang basmalah, salam, kemudian permohonan
mengaji, Muzakir selalu menyodorkan maaf kepada penonton. Setelahnya, sebagian
sebatang bakong (ganja) untuk diisapnya. dari mereka berdiri memasuki sebuah
Awalnya Agam menolak. Namun, perangai lingkaran. Terlihatlah aksi top daboh, yaitu
buruknya perlahan kumat. Ia ikut seni memukul diri. Mereka memukuli tubuh
mengonsumsi bakong yang disodorkan sendiri menggunakan cambuk layaknya
kawannya itu. ritual kuda kepang. Kemudian, seorang
petuha daboh mengusap-usap sebilah
"Oi, Gam. Ikut aku besok? Kita lihat top rencong. Meski mulutnya terkatup rapat,
daboh," ajak Muzakir ketika mereka tengah lelaki itu sedang membaca mantra. Tatapan
dimabuk kenikmatan ganja dalam matanya sesekali melembut, sesekali nyalang
keremangan cahaya, sepulang dari saat mengusap rencong yang berkilat.
meunasah. Tangannya kemudian bergerak cepat, ia
menusuk-nusuk badannya sendiri dengan
“Seru, Gam. Kau bisa dapat uang," benda tajam itu. Para penonton lelaki
tambahnya. bertepuk tangan heboh, sedang para wanita
berteriak histeris menyaksikan adegan
Mendengar kata uang, Agam tergiur. Ia ekstrem di hadapan mereka.
tertarik dengan tawaran Muzakir.
Tak puas sampai di situ, salah seorang
"Tapi, ada syaratnya. Kau harus bersedia jadi pemain menghidupkan mesin bor. Lalu
pemain cadangan dalam pertunjukan memekik serak, "Bukan anak Aceh Selatan
pamanku." kalau tak kebal!"
Dalam keadaan mabuk, tanpa pikir panjang Mesin bor dinyalakan. Mata bor berputar
Agam mengangguk saja. Ia menerima kencang, menari di pusar pemain daboh.
tawaran Muzakir. Ajaibnya, tidak ada luka maupun erangan.
Kulit perut itu masih kelihatan mulus.
*** Setelahnya, syair daboh mulai mereka
lantunkan lagi.
MALAM itu, langit bersinar terang dihiasi
taburan bintang. Mereka mengendarai "Tron ka tron busoe katron (turunlah turun
sepeda motor menuju alun-alun Nagan Raya. besi turunlah)
Di sana sebuah pertunjukan tengah
berlangsung, memperlihatkan sekelompok Si ti tiek embun katron u donya (setitik
pemuda yang terdiri atas dua belas anggota. embun turun ke dunia)
Mereka duduk setengah melingkar,
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 32
Cerita Pendek
Awailah janji busoe dengon lon (awalnya besi sehingga kesenian ini begitu etnik dan
berjanji denganku) misterius.
Busoe dengon lon bek durhaka." (wahai besi "Hei! Jawab! Kau cadangan?"
jangalah durhaka padaku)
Kali ini, teringatlah Agam pada
Syair itu mengisyaratkan bahwa besi kesepakatannya dengan Muzakir kemarin
dulunya diturunkan ke bumi. Itu terbukti malam. Demi uang, ia harus bersedia
benar adanya dalam Al-Qur’an. menjadi pemain cadangan. Mungkin inilah
maksudnya. Tanpa pikir panjang, Agam
Saat alunan syair berhenti, pemain daboh langsung menganggukkan kepala. Ia lalu
mengeluarkan sebatang tombak bermata dihadapkan pada para penonton.
tiga bak trisula. Tangan satunya memegang
sepotong kayu yang terbakar, sebesar Bajunya dibuka. Salah seorang lelaki, sang
kelingking. Lalu, ia kunyah kayu yang sedang petuha, membaca mantra. Kemudian besi
menyala itu. Layaknya sedang merokok, panas tadi diambil dan diarahkan ke perut
mulutnya mengeluarkan kepulan asap. Agam. Seluruh penonton memekik ngilu.
Setelah itu, ia mengangkat lagi tombaknya, Agam menelan ludah. Keringat dingin
yang ternyata telah terbakar juga ujungnya. membasahi kening juga badannya.
Jantungnya berdegup kencang. Ada perasaan
Pemain itu berseru kepada penonton, "Aku tak enak, saat melihat besi neraka itu
perlu lelaki yang jantan dan berani untuk diacung-acungkan.
datang ke sini!"
Sesaat kemudian, petuha itu berseru,
Mendengar itu, Muzakir tanpa berdiskusi "Bismillah. Allahu Akbar!"
terlebih dahulu langsung mendorong tubuh
Agam hingga terjerembab ke arah panggung. Sebagian penonton menutup mata, begitu
Agam kaget, ia belum bisa mencerna pula Agam. Selang beberapa detik, terdengar
keadaan ketika dua orang pemain daboh lengkingan kesakitan yang amat memilukan.
yang kekar itu mengangkat tubuhnya Penonton pun ikut menjerit-jerit.
menaiki panggung.
Tubuh Agam terjatuh dan menggelepar di
“Sudah siap, Nak?" Agam linglung. tanah. Darah mengucur deras dari perutnya.
“Kau cadangannya, 'kan?" tanya salah Sesaat sebelum ajal menjemput, pemuda itu
seorang pemain yang menatapnya tajam. kembali mengingat nasihat terakhir ibunya.
Wajah kaku dan sikap dingin, ditambah
pakaian serba hitam mereka, membuat Agam Kau, Gam, pergilah ke Aceh untuk menimba
tidak bisa berkata-kata saat ditanyai. ilmu agama. Kalau bukan untuk itu, aku tak
Mungkin itu ciri khas pemain daboh, rida. Maut bagimu. Kau ingat, Gam? (*)
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 33
Sampul
Foto: Dok. Nurhayati
NURHAYATI (TEK NUN)
Menulis, Proses
Pendewasaan Diri
Oleh Tim Redaksi elipsis
TEK NUN, demikian ia akrab disapa. Nama Pendidikan S-1 ia selesaikan di Jurusan
lengkapnya Nurhayati. Lahir di Air Dingin, Sastra Unand Padang. Sekarang, ia
Kabupaten Solok, Sumatra Barat, pada 25 berdomisi di Bukittinggi.
Desember 1981. Sekarang ia guru di MAN 1
Kota Bukittinggi, mengampu bidang studi Menulis bagi Tek Nun adalah sebuah
Bahasa Indonesia. proses pendewasaan diri, juga
pendewasaan pikiran. Dengan menulis,
Tek Nun hobi menulis, dan di sela-sela itu akunya, ia semakin banyak belajar dari
ia mengisi teko pikiran dengan berbagai hal-hal yang awalnya tidak ia ketahui
jenis bacaan, baik fiksi maupun nonfiksi. Ia yang berujung pada penelusaran dan
bercita-cita menjadi penulis yang akhirnya menemukan apa yang ingin ia
tulisannya dirindukan pembaca. dapatkan.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 35
Sampul
“Menulis tidak sekadar menulis, tetapi merupakan salah satu cara mengekspresikan
diri,” ujar Tek Nun kepada elipsis, awal pekan lalu.
Menurut Tek Nun, menulis itu asyik. Dengan menulis, seseorang bisa keluar dari
masalah yang sedang mendera. “Dengan menulis, kita bisa bercerita kepada seluruh
sahabat di mana pun berada. Dengan menulis, kita bisa dikenal
oleh siapa pun di seluruh pelosok negeri. Dengan menulis,
kita bisa menambah daftar teman tanpa perlu
membatasinya,” papar Tek Nun sembari menyebut
saat ini karyanya yang sudah terbit sekitar 25
judul, di antaranya: 5 buku solo dan 20 buku
antologi.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, menulis merupa-
kan obat dan menyembuhkan. Menulis bagi dirinya
adalah sebuah proses pencarian jati diri, karena
dengan menulis ia bisa mengetahui kemampuan
diri sendiri; mengetahui kecenderungan
menulisnya ke arah mana.
Tek Nun meru-
pakan salah se-
orang Tim Kreatif
Kelas Menulis
Daring (KMD). Ber-
gabung di KMD, ber-
mula dari melihat sta-
tus di beranda facebook
Muhammad Subhan. Ia ter-
tarik bergabung, dan mulai
1 Juni 2020, ia resmi menjadi pe-
serta KMD, meski sebelum itu ia
mengaku beberapa kali mendapat-
kan penolakan karena peserta kelas
itu telah melebihi kuota.
KMD merupakan Kelas Menulis Da- Foto: Dok. Nurhayati
ring yang dibina penulis dan pegiat
literasi Sumatra Barat, Muhammad
Subhan. Peserta lebih 200-an orang.
elipsis | Edisi 002/ Tahun I Juli—Agustus 2021 | 36
Sampul
“Jauh sebelumnya, saya sudah mengikuti Foto: Dok. Nurhayati
Pak Subhan di akun facebook dan
membaca beberapa karya beliau, di “Namun, emang dasar diri ini tak
antaranya: novel Rinai Kabut Singgalang berperikepancian, kejadian yang sama
dan Rumah di Tengah Sawah. terus terulang-dan terulang sampai
saat ini,” ungkapnya sembari tertawa.
Panci Gosong
Untuk mengabadikan si Panci Gosong
Jargon panci gosong melekat pada diri itu, bersama teman-temannya di kelas
Tek Nun hingga kini. Banyak orang menulis Jenius Writing, ia menjadikan
penasaran, apa dan dari mana asal kisah yang ia alami menjadi sebuah
muasal istilah panci itu melekat dan buku antologi, dan hasilnya cukup
menjadi branding bagi sosok Tek Nun. membuat ia bangga.
Bahkan, ia menjadi orang pertama yang
"memegang pancinya" jika melihat ada “Kenapa tidak, hal-hal yang dianggap
peserta KMD yang tidak aktif, dan ia tak sepele malah bisa dibuat menjadi
sungkan merehatkan peserta sebuah karya dan menginspirasi
bersangkutan. banyak orang,” ujarnya sembari
mengatakan tak ada waktu untuk
“KMD tidak merawat ketidakproduktifan, melamun dari hal-hal yang tidak perlu,
apalagi peserta tak berjejak, tak kecuali menulis dan menulis.
menunjukkan karya, baik di kelas
maupun di luar kelas,” katanya tegas. Kalau ada orang yang benar-benar
kepo tentang panci Tek Nun, ia pun tak
Tek Nun pun bercerita, panci gosong sungkan mengundang orang datang ke
berawal dari seringnya panci di dapur rumahnya untuk melihat panci-panci
rumahnya menjadi korban ketika ia yang telah berjatuhan menjadi korban.
menulis. Saat memasak air, kemudian
ditinggal, lalu duduk di depan laptop dan “Mari datang ke pondok saya, akan
menulis, demikianlah gambarannya. saya pamerkan panci-panci yang sudah
Saking asyiknya menulis, panci yang
ditinggal di dapur tadi gosong hingga
mengeluarkan kepulan asap dan
memekakkan seisi rumah.
Nahasnya, peristiwa itu tidak hanya
sekali terjadi, tetapi terulang berkali-
kali.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 37
Sampul
menjadi korban selama memantapkan Foto: Dok. Nurhayati
diri sebagai penulis. Tentu tak lupa juga
menawarkan Anda untuk membaca buku sedang merampungkan buku antologi
Panci Gosong itu,” ajaknya. puisi dan cerpen.
Selain penulis, Tek Nun juga seorang Produktivitas dan keaktifan Tek Nun
pegiat literasi di sekolahnya. Bersama menjadi perhatian Tim Kreatif KMD
guru-guru lainnya, ia ikut menggerakkan dan mulai meminang Tek Nun untuk
pelajar MAN 1 Bukittinggi untuk suka ikut bergabung mengelola KMD.
membaca dan mau menulis. Bahkan, ia terlibat sebagai salah
seorang dewan redaksi Majalah Digital
“Sesuai semboyan yang elipsis yang telah diluncurkan pada 1
sampai saat ini saya pakai, Juni 2021 lalu.
menulis bisa menjadi obat
sekaligus penyembuh. “Alhamdulilah, Kepala MAN 1
Menyembuhkan jiwa yang Bukittinggi, Bapak Drs. Irsyad, M.Pd.
kering kerontang dari hal-hal ikut ambil bagian nge-share majalah
yang tak jelas asal muasalnya. elipsis ke grup WA sekolah. Beliau
Menulis bisa dijadikan sebagai menyambut dengan hangat kehadiran
alat untuk membuat jiwa lebih majalah elipsis,” ungkapnya.(*)
tenang dan bahagia,” ujarnya
berfilosofi.
Di lingkungan sekolah, sejak tahun 2019
sampai sekarang, Tek Nun terus
menyuarakan agar teman-temannya
sesama guru terus mengasah
kemampuan di bidang menulis.
Dampaknya, sebagian besar guru di MAN
1 Bukittinggi telah memiliki buku solo
maupun antologi.
Begitu juga dengan siswa-siswinya,
sebagian dari mereka sudah banyak yang
memiliki buku solo dan sekarang
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 38
Oase
Guru
Oleh Muhammad Subhan
BERGURULAH, pun dalam hal menulis. Ilustrasi: Canva.com
Anak-anak disuruh bersekolah, masuk Kalau guru sudah tidak dihormati, ilmu
TK, SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, yang didapat tak berkah. Kaji tak akan
agar belajar pada guru, memperoleh sampai.
ilmu, pengalaman, juga motivasi yang
menginspirasi kehidupan di kemudian Belajar tanpa guru, sama dengan
hari. mengemudi tanpa tujuan, asal tiba saja,
atau bahkan tersesat di tengah jalan.
Berguru, ada tugas latihan dan ujian Sudah banyak kejadian.
diberi. Guru menilai, hasilnya bisa baik,
cukup, atau kurang. Menulis juga perlu guru. Guru pada
penulis-penulis yang karyanya sudah
Tugas dan ujian itu, harus dikerjakan mumpuni, semangat dan motivasinya
sungguh-sungguh, agar naik kelas, bikin melecut diri. Perjuangan hidup mereka
hati puas, juga menjadi kebanggaan pada memelekkan mata, bahwa tidak ada
siapa saja, terutama orang tua. jalan instan menggapai kesuksesan.
Orang tua bakal terharu, bahkan Bergurulah pada karya-karya mereka,
menitikkan air mata, ketika mereka tahu, pada capaian-capaiannya, pada
sang anak “menjadi”; tidak menyia- prestasi dan pada segala yang menjadi
nyiakan pengorbanan mereka yang telah inspirasi.
membiayai pendidikan dan tak sedikit
uang dikeluarkan.
Ya, bergurulah pada siapa saja, bahkan
pada alam, tapi dahulukan adab daripada
ilmu—demikian kata guru-guru ahli
hikmah.
Ilmu dapat dicari, adab tumbuhkan
dalam diri. Kalau tidak beradab, pada
guru tak akan hormat.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 39
Oase
Temui guru-guru itu di buku, di ruang- Menjadi penulis, tunjukkan tulisan.
ruang seminar, workshop/pelatihan, Tulis apa saja. Tulis yang disukai dan
komunitas/sanggar/kelas menulis, yang tidak disukai.
ataupun di sekolah-sekolah khusus yang
mengajarkan menulis kreatif. Tentu, harapannya, jadilah penulis
yang karya-karyanya disukai pembaca.
Namun demikian, proses belajar paling Kalau ada yang tidak suka, biarkan saja.
penting dari berguru pada guru adalah Terus saja menulis. Jadikan menulis
tidak menunda apa yang telah mereka sebagai jalan hidup.
ajarkan: “menulis”!
Sebab, hidup ini terus berjalan.
Ya, segera menulis. Tulis, dan tulis. Sepanjang jalan itu bertabur ide untuk
Terus menulis. Ketika sempat atau dituliskan. (*)
sempit.
Ilustrasi: Canva.com
Pasang
Iklan di
Majalah
Digital
elipsis?
Hubungi:
0852-7436-3589
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 40
Mozaik
Rahasia Sukses Menulis Para
Ulama dan Cendekiawan Muslim
Sungguh indah makna aktivitas menulis bagi para ulama dan cendekiawan
muslim. Tak salah, kalau karya mereka yang barangkali telah berusia berabad-
abad itu, masih dinikmati dengan penuh penghayatan oleh generasi
demi generasi hingga kini.
MAGHDALENA
BISAKAH aktivitas menulis dilakukan Foto: Maghdalena
semudah kita berbicara?
aktivitas menulis sebagai kegiatan yang
Pertanyaan ini sangat menarik, dan mengasyikkan, mendalam dan
membuat hati tergelitik. Apalagi bagi kita menyenangkan.
yang memiliki keinginan menulis, namun
dalam praktiknya mengalami banyak Boleh dibilang, aktivitas menulis dan
kendala. menghasilkan karya-karya berupa buku
adalah kegiatan yang mudah saja bagi
Apabila jawaban dari pertanyaan tersebut mereka. Selayaknya kita ketika berbicara.
adalah "bisa", maka akan timbul pertanyaan
baru, yaitu: "bagaimana caranya?" Pada awal pemaparannya, Yanuardi
menyampaikan bahwa tradisi menulis,
Saya mengikuti sebuah kajian online Jumat, adalah sebuah aktivitas yang telah
25 Juni 2021, sore, di Zoom Meeting. Acara melekat erat dalam risalah kenabian.
yang diadakan oleh ILUNI PS -KTTI UI
tersebut bertajuk "Menulis Semudah
Berbicara: Tradisi Menulis dalam Khazanah
Ulama dan Intelektual Muslim".
Yanuardi Syukur, seorang penulis yang
telah melahirkan puluhan buku yang juga
adalah Presiden Rumah Produktif
Indonesia, selaku pemateri pada acara
tersebut memberikan paparan yang
gamblang tentang bagaimana para ulama
dan intelektual muslim dahulu menjadikan
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 41
Mozaik
Rasulullah telah membuktikan bahwa pada masanya dulu, ada begitu banyak surat
diplomatik yang dituliskan untuk para pembesar kaum lain agar mereka mau masuk
Islam. Belum lagi aktivitas menuliskan Al-Qur'an, dan penulisan kitab-kitab yang
hingga kini terus dipakai sebagai panduan beribadah dan beraktivitas bagi
umat Islam.
Ada beberapa rahasia yang dipraktikkan oleh para ulama dan intelektual
muslim di masa lalu sehingga mereka bisa menghasilkan karya-karya
besar dan fenomenal.
Pada kesempatan tersebut, Yanuardi membagikan lima rahasia,
di antaranya:
Pertama, mereka memasang niat menulis adalah dalam
rangka untuk menggapai rida Allah. Ada keyakinan di
dalam hati mereka bahwa aktivitas menulis akan diper-
tanggungjawabkan di Mahkamah Allah kelak. Karena
niat itulah, akhirnya mereka bersungguh-sungguh
dalam menuliskan segala sesuatu yang memberikan
manfaat. Dan karena itu juga, mereka senantiasa ber-
usaha menuliskan karya-karyanya itu dengan se-
baik-baiknya, tidak asal tulis saja.
Kedua, mereka selalu memulai aktivitas menulis-
nya dengan berdoa kepada Allah, atau dengan sa-
lat sunnah, sebagai upayanya agar aktivitas menu-
lis itu selalu dijaga Allah, lalu mereka juga akan
mengakhirinya dengan aktivitas yang sama. Kelu-
huran niat para ulama dan intelektual muslim
itu telah menjaga setiap tindak tanduk mereka
sehingga tidak satu pun aktivitas mereka yang
tidak melibatkan Allah di dalamnya. Pun, ke-
tika menulis. Mereka meyakini, memulai me-
nulis dengan memohon petunjuk Allah, juga
akan menjaga proses menulis mereka sehing-
ga berada di dalam penjagaan Allah juga.
Karena itulah, ketika kita membaca
karya-karya mereka, ada begitu ba-
nyak aura ketuhanan menguar dari
setiap bait kata yang mereka toreh-
kan. Ada pancaran keimanan yang me-
nyeruak di dada kita ketika menghayati
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 42
Mozaik
setiap goresan kata dan pilihan diksi mereka.
Ketiga, menulislah dalam kondisi yang Ilustrasi: Canva.com
tenang. Mereka senantiasa mencari momen
yang pas dan tepat untuk bisa meluapkan Berhadapan dengan pena, tinta dan kertas
segala isi hati, serta gagasan yang berkelabat membuat mereka seperti tengah bertutur
di kepala mereka. Ketenangan itu dan bercerita di tengah khalayak. Mereka
menumbuhkan kejernihan, yang pada menikmatinya, mereka larut di dalamnya.
akhirnya membuat tulisannya pun terasa Sehingga, tanpa terasa, tulisannya telah
jernih dan murni di hati pembaca. mengalir begitu saja tanpa jeda dan ketika
sampai di tangan pembacanya, terasa enak
Ada banyak cara yang mereka lakukan untuk dibaca. Bahkan pembaca juga ikut terbuai dan
mendapatkan ketenangan itu. Ada yang ber- menikmati tulisan tersebut.
uzlah atau menyepi. Ada yang mencari
waktu-waktu hening seperti di malam hari, Menutup penyampaian materinya, Yanuardi
setelah salat malam atau membaca Al-Qur'an, menyampaikan bahwa aktivitas menulis bagi
dan banyak lagi metodenya. intelektual muslim adalah sebuah aktivitas
mengajak manusia untuk kembali kepada
Keempat, mereka lebih mengutamakan inti Allah, sehingga tiada yang mereka torehkan
tulisan daripada bumbu-bumbu. Mereka selain kebaikan demi kebaikan. Juga nilai-
senantiasa berpatokan kepada inti dan poin nilai keimanan yang membuat manusia yang
penting yang ingin disampaikan. Karena membaca karyanya seketika tersentak dan
mereka meniatkan menulis adalah untuk berlari kepada Allah dengan segera.
meraih rida Allah, maka mereka juga
senantiasa melatih keahliannya dalam Sungguh indah makna aktivitas menulis bagi
menulis dengan mengutamakan penyampaian para ulama dan cendekiawan muslim
inti masalahnya dengan sangat piawai. Lalu tersebut. Tak salah, kalau karya mereka yang
setelahnya, mereka akan menambahkan barangkali telah berusia berabad-abad itu,
bumbu tulisan sebagai penyedap saja. Agar masih dinikmati dengan penuh penghayatan
tulisan tersebut tidak membuat jemu dan oleh generasi demi generasi hingga kini. (*)
enak dibaca. Namun tentu saja, bumbu
penyedap itu tidak mendominasi, hanya Padang, 25 Juni 2021
sebagai pemanis tulisan saja.
Kelima, mereka menulis seperti sedang
bercerita. Mereka acap kali menggunakan
metode bertutur. Ibarat tengah berhadapan
dengan seseorang, atau orang banyak, lalu
diminta menyampaikan sebuah cerita dengan
lisannya, maka begitu jugalah mereka ketika
menulis.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 43
Jendela
Oase Insan Pembelajar
“Menuntut ilmu merupakan takwa, mengantarkan ilmu merupakan ibadah,
mengulang ilmu merupakan zikir, mencari ilmu merupakan jihad.”
(Al-Ghazali)
YESI ARISANTI
KALIMAT motivasi di atas mengajarkan kita
bahwa Allah Swt. hendak mengangkat derajat
orang-orang yang beriman dan berilmu. Ilmu
sejatinya tidak dapat diperoleh dengan
gampang. Ia wajib diusahakan, dipelajari, dan
dipikirkan. Lebih dari itu senantiasa diiringi
doa.
Profesi guru tidak akan terlepas dari
menuntut ilmu. Guru pembelajar adalah guru
yang terus belajar dan mengembangkan diri
setiap saat. Guru terus belajar dan
mengembangkan diri bukan untuk
pemerintah atau sekolah, tetapi sejatinya
setiap pendidik adalah pembelajar. Hanya
guru pembelajar yang akan melahirkan
generasi yang berkontribusi dengan
lingkungan sekitar. Jika seorang guru tidak
mau belajar, saat itu dia juga berhenti
menjadi pendidik.
Kata pembelajar dan belajar sama-sama
berasal dari kata dasar ajar. Kata pembelajar,
sebagai pelaku dalam proses pembelajaran,
sedangkan belajar adalah proses yang
dilakukan seseorang untuk menjadi
pembelajar. Guru pembelajar adalah guru
yang menjadikan siswa belajar atau
“membelajarkan siswa”.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 44
Jendela
Perkembangan dunia pendidikan yang Begitu juga yang penulis lakukan untuk
mengalami perubahan akibat dampak Covid- menambah pengetahuan di saat pandemi
19 cukup memicu adrenalin pendidik agar Covid-19 ini, walaupun bekerja dari rumah
dapat memberikan pelayanan terbaik kepada janganlah kita mati gaya. Banyak cara yang
peserta didik. Perbedaan tingkah laku dan bisa dilakukan untuk menambah ilmu.
karakter peserta didik sangat beradaptasi Contohnya yang dilakukan Kelas Menulis
dengan lajunya perkembangan zaman. Daring (KMD) yang dibimbing oleh
Muhammad Subhan dan Media Guru
Selama ini proses pembelajaran Indonesia (MGI). KMD dan MGI merupakan
yang dilakukan para pendidik wadah untuk guru menjadi insan pembelajar.
sangat terbatas di kelas atau Tempat belajar untuk lebih memantaskan diri
lingkungan sekolah. Namun, ketika menjadi seorang guru pembelajar. Guru bisa
wabah Covid-19 menyerang, pola berbagi ilmu dan melatih kemampuan
pembelajaran harus diubah. Guru menulisnya. Apalagi banyak webinar gratis
harus mencari informasi dan berbayar yang juga bisa diikuti. Melalui
sebanyak-banyaknya untuk pelatihan online ini, guru juga bisa
menemukan sebuah inovasi meningkatkan pengetahuannya.
pembelajaran dari luring kepada
daring. Mari memantaskan diri menjadi guru
pembelajar yang selalu belajar. Niatkan
Bagaimanakah cara yang dilakukan guru dan semua karena Allah. Insyaallah, Allah Swt.
peserta didik agar tetap bisa menjalani proses akan mengangkat derajat orang-orang yang
pembelajaran dengan nyaman? selalu menuntut ilmu. (*)
Pembelajaran secara daring merupakan Yesi Arisanti, lahir di Padang. Kini mengabdi
pembelajaran jarah jauh (PJJ) dengan di SD Semen Padang, Yayasan Igasar Semen
menggunakan perangkat laptop atau gadget.
Awalnya ini memberikan shock terapy bagi Padang, KotaPadang, Sumatra Barat. Dia
guru dan siswa. Banyak guru dan siswa belum menamatkan pendidikan Jurusan Pendidikan
mengenal apa itu pembelajaran daring dan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa
bagaimana melakukannya.
dan Seni, Universitas Negeri Padang. Buku
Seiring berjalannya waktu, ternyata tunggalnya berjudul Kujemput Asa di Kota
pembelajaran daring sangat membantu dunia
pendidikan di saat pandemi Covid-19. Banyak Debu (2019) dan Catatan Hati Perjalanan
aplikasi yang bisa dimanfaatkan, seperti Umrah (2021). Karya lainnya dimuat pada
WhatsApp, Google Classroom, Quizzi, Zoom
Cloud, dan lain-lain. Namun, pilihlah aplikasi beberapa buku antologi.
yang sesuai dengan kebutuhan guru dan
siswa itu sendiri. Tidak semua aplikasi bisa
dipakai begitu saja.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 45
Sejarah
Sumbangan Semangat
Prang Sabi
Oleh Siti Raudhatul Hamdiyati
Mahasiswi Program Magister Sastra Unand
Kegigihan rakyat Aceh melawan PADA masa Nusantara dijajah oleh Belanda,
Belanda membuat para penulis Aceh memiliki cerita tersendiri ketika
Belanda menyatakan perang terhadap
Belanda kagum, salah satunya adalah Kerajaan Aceh. Perang ini tercatat sebagai
Zentgraaf. Ia mengatakan bahwa dari peristiwa militer kelam bagi bangsa
Belanda. Hal itu disebabkan banyaknya
setiap pertempuran yang dilakukan dana yang dihabiskan oleh kolonial Belanda
Belanda di setiap pelosok Nusantara, saat menjajah seluruh kepulauan Nusantara
hingga 69 tahun lamanya. Agresi pertama
tidak ada satu bangsa yang begitu Belanda terhadap Aceh terjadi pada 5 April
berani dan fanatik dalam peperangan 1873. Dalam tragedi tersebut, Belanda gagal
total menaklukkan Aceh. Dunia gempar
kecuali bangsa Aceh. ketika Jenderal Kohler yang memimpin
pasukan Belanda tewas dalam perang yang
disebut Prang Sabi.
Prang Sabi merupakan istilah dari jihad fi
sabilillah, yang artinya berperang di jalan
Allah. Pada perang ini, rakyat Aceh
berperang dengan niat membela tanah air
dan juga mengusir orang kafir dari tanah
Aceh. Sejarah perlawanan rakyat Aceh
dengan Belanda disajikan dalam bentuk
hikayat yang dinamakan Hikayat Prang
Sabi. Hikayat Prang Sabi merupakan karya
sastra perang yang berhasil mengobarkan
semangat juang rakyat Aceh. Salah satu
pengarang hikayat tersebut adalah
Teungku Chik Pante Kulu yang hidup
sezaman dengan Teungku Chik di Tiro,
seorang ulama sekaligus panglima Prang
Sabi.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 46
Sejarah
Hikayat Prang Sabi
(Sumber: Tropenmuseum dari Wikipedia)
Kegigihan rakyat Aceh melawan Belanda membuat para penulis
Belanda kagum, salah satunya adalah Zentgraaf. Ia mengatakan
bahwa dari setiap pertempuran yang dilakukan Belanda di
setiap pelosok Nusantara, tidak ada satu bangsa yang begitu
berani dan fanatik dalam peperangan kecuali bangsa Aceh. Para
perempuan Aceh pun memiliki keberanian dan kerelaan
berkorban melebihi perempuan-perempuan lain. Semua
perkataan Zentgraaf tersebut tergambar dalam Hikayat Prang
Sabi. Perempuan Aceh yang dimaksud adalah Cut Nyak Dhien,
Cut Meutia, Laksamana Keumalahayati, dan lainnya, yang
terlibat dalam Prang Sabi.
Bagi orang Aceh, ideologi yang mendasari pemberontakan
melawan Belanda adalah bahwa perang tersebut telah
disakralkan atau disucikan. Di bawah pimpinan para ulama,
perang bukanlah sekadar menyabung nyawa dalam membela
negeri, tetapi juga nilai spiritual yang terkandung dalam hikayat
tersebut. Perang telah merambah ke dimensi agama.
Penanaman ideologi tersebut dilakukan di bawah arahan ulama
pada saat khotbah-khotbah hari Jumat atau ceramah-ceramah.
Hal itu menjadi rutinitas ulama dalam menanamkan ideologi
dengan menggambarkan keindahan surga sebagai balasan
terhadap pejuang Prang Sabi.
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 47
Sejarah
Hikayat Prang Sabi menjadi motivasi pejuang Aceh dalam
meniatkan diri mengusir orang kafir dengan taruhan nyawa
yang mereka yakini akan dibalas surga oleh Allah. Selain itu,
ketika Hikayat Prang Sabi dibacakan dalam keadaan sulit, dapat
kembali mengobarkan semangat para pejuang. Hikayat tersebut
mampu membangkitkan motivasi bertempur hingga
memengaruhi pendengarnya dan pikiran para pejuang terhadap
hakikat hidup dan mati.
Prang Sabi yang merupakan salah satu peperangan dengan masa
sangat panjang yang pernah dihadapi oleh Belanda ini, telah
menelan begitu banyak korban jiwa. Hasilnya terlihat pada
pertempuran di Kuto Lengat Biru, 14 Juli 1904. Wanita dan anak-
anak yang syahid tercatat sebanyak 316 orang. Semangat jihad
inilah yang membuat rakyat Aceh tak gentar untuk terus
berjuang.
Pada zaman sekarang, Hikayat Prang Sabi telah digubah ke
dalam bentuk nyanyian modern yang sangat diminati oleh
khalayak umum dan tidak terdengar asing dalam kehidupan
sehari-hari. Gubahan dari Hikayat Prang Sabi tersebut tak
hanya dimaksudkan untuk membangkitkan semangat perang,
tetapi juga sebagai media penyampaian sejarah pada generasi
masa kini dan generasi yang akan datang.
Gubahan lagu Hikayat Prang Sabi tersebut dapat dengan mudah
kita searching di internet. Selain itu, terdapat pula kebiasaan
dari para ibu yang sering menyenandungkan Hikayat Prang Sabi
ini pada saat menidurkan anaknya dalam ayunan.
Berdasarkan hal tersebut, kita dapat melihat eksistensi Hikayat
Prang Sabi yang tak pernah dilupakan sekalipun bangsa ini telah
mencapai kemerdekaan. Melalui upaya-upaya mempertahankan
eksistensi Hikayat Prang Sabi, maka bangsa ini telah
memuliakan hasil karya pejuang Aceh beserta perjuangan
mempertahankan tanah air dari jajahan Belanda. Meskipun kita
tidak melihat secara langsung penjajahan di masa lalu, melalui
Hikayat Prang Sabi kita dapat melihat bagaimana kecintaan para
pejuang mempertahankan tanah air ini dari penjajahan Belanda.
Tiada lain upaya kita sebagai generasi penerus bangsa adalah
dengan memuliakan jasa-jasa mereka terdahulu dan
menanamkan rasa cinta tanah air dalam diri kita. (*)
elipsis | Edisi 002 / Tahun I / Juli—Agustus 2021 | 48
Sajak Ilustrator: Riyani Vadilla
ISBEDY STIAWAN ZS
Kita Pernah
Susuri Jalan
: jhs
kita pernah susuri jalan di kota
yang bersih dan hening;
sebuah kota bukan negeri kita
suatu saat kita pun pernah
menghitung kota ini yang lengang
kau beri aku rokok
aku menerima asap malam
dan ruang temaram
kau nyalakan rokok
kudapati benderang
dari kota yang asing
: kita pernah terbang di kota ini
tapi tak pernah melayang
kecuali kau sekarang
dan aku masih memandang
2021
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 49
Sajak
ISBEDY STIAWAN ZS
Menunggu
apa kau kira menunggu itu
membuat bosan? kujawab tak,
sebab pada penantian itu kau
boleh melayang, melanglang,
atau pun berenang dan tenggelam
-- samudra dan udara ini
dalam dan tak terukur --
maka, apa masih kau kira menanti
begitu gelisah?
di dalam sepi ruang tunggu
matamu boleh kau mainkan
menulis kegundahan itu...
10/06/21
elipsis | Edisi 002 / Tahun I Juli—Agustus 2021 | 50