The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

buku ini adalah buku pelajaran sejarah kelas 11 semester 1, yang di buat oleh kelompok 2, untuk memenuhi nilai

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by anitasipit12simarmata, 2021-12-15 13:57:22

Sejarah Peminatan kelas 11 semester 1

buku ini adalah buku pelajaran sejarah kelas 11 semester 1, yang di buat oleh kelompok 2, untuk memenuhi nilai

Keywords: tugas

1

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan pembuatan E-book ini , Shalawat serta
salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat dunia.

Terimakasih kepada semua teman-teman yang telah banyak berkontribusi dalam
pembuatan E-book ini. Kami menyadari bahwa dalam E-book ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis mohon untuk diberikan kritik dan saran untuk
kemajuan kami guna perbaikan pembuatan E-book berikutnya.

Sekian dan terimakasih semoga E-book ini dapat bermanfaat dan membantu.

Pekanbaru, 15 Desember 2021

Penulis

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI........................................................................................................................... 3

BAB I Renaisans, Reformasi Gereja, Afklarung, dan Revolusi Industri ............................... 4

A. Abad Pertengahan ................................................................................................. 5
B. Renaisans ............................................................................................................ 15
C. Merkantilisme ..................................................................................................... 21
D. Reformasi Gereja ............................................................................................... 25
E. Afklarung ........................................................................................................... 33
F. Revolusi Industri ................................................................................................ 36

BAB II Revolusi–Revolusi Besar Dunia dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan Masa Kini ..... 55

A. Revolusi Amerika ..................................................................................................... 56
B. Revolusi Perancis...................................................................................................... 61
C. Revolusi Rusia .......................................................................................................... 66
D. Revolusi Tiongkok.................................................................................................... 68
E. Revolusi Indonesia.................................................................................................... 70

BAB III Paham-Paham Besar Dunia dan Pengaruhnya terhadap Gerakan Nasionalisme di Asia

Afrika ................................................................................................................... 72

A. Paham Liberalisme, Sosialisme, Demokrasi, dan Nasionalisme .............................. 73

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 76

3

BAB I

RENAISANS,
MERKANTILISME,

REFORMASI
GEREJA,

ALFKLARUNG,
dan REVOLUSI

INDUSTRI

4

A. ABAD PERTENGAHAN

Abad Pertengahan dalam sejarah Eropa berlangsung dari
abad ke-5 sampai abad ke-15 Masehi. Abad Pertengahan bermula
sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat dan masih berlanjut
Pembaharuan dan Ahad Penielainhan. manakala Eropa mulai
memasuki Abad Pembaharuan bisa disebut Renaisans yang
merupakan zaman peralihan dari abad pertengahan ke zaman
modern Sedangkan Abad jelajah sejarah adalah zaman yang
menjadi titik balik dalam sejarah eropa menuju zaman
pembaharuan atau Renaisans.

Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak
bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi
Barat di bawah prakarsa raja Charlemagne pada abad 5 hingga
munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya penjelajahan
samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan
dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517.Abad Pertengahan
merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama
berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia,
termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah
berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap
lebih sebagai ilmu sihir. yang mengalihkan perhatian manusia dari
ketuhanan.

Abad Pertengalian masih terbagi lagi menjadi tiga kurun
waktu, yakni Awal Abad Pertengahan, Puncak Abad Pertengahan,
dan Akhir Abad Pertengahan. pada Awal Abad Pertengahan telah
terjadi perubahan-perubahan mendasar pada tatanan
kemasyarakatan dan politik, pengaruh Abad Kuno belum benar-
benar hilang. Kekaisaran Bizantin yang masih cukup besar tetap
sintas di kawasan timur Eropa. Kitab undang-undang Kekaisaran
Bizantin, Corpus luris Civilis atau "Kitab Undang-Undang
Yustinianus", ditemukan kembali di Italia Ulara pada 1070, dan di
kemudian hari mengundang decak kagum dari berbagai kalangan
sepanjang Abad Pertengahan. Sebagian besar dari kerajaan-
kerajaan yang berdiri di kawasan barat Eropa melembagakan

5

segelintir pranata Romawi yang tersisa. Biara-biara didirikan
seiring gencarnya usaha mengkristenkan kaum penganut
kepercayaan leluhur di Eropa Orang Franka di bawah pimpinan
raja-raja wangsa Karoling, mendirikan Kekaisaran Karnling pada
penghujung abad ke-8 dan permulaan abad ke-9. Meskipun
berjaya menguasal sebagian besar daratan Eropa Barat,
Kekaisaran Karoling pada akhimya terpuruk akibat perang -
perang saudara di dalam negeri dan invasi-invasi dari luar negeri,
yakni serangan orang Viking dari arah utara, serangan orang
Magyar dari arah timur, dan serangan orang Sarasen dari arah
selatan.

1. Munculnya Islam

Agama dan kepercayaan di Kekaisaran Bizantin dan Persia
senantiasa berubah-ubah pada penghujung abad ke-6 dan
permulaan abad ke-7. Agama Yahudi adalah agama yang aktif
menarik pemeluk baru, dan sekurang-kurangnya ada satu
pemimpin politik Arab yang menjadi pemeluknya.[1] Agama
Kristen aktif bersaing dengan agama Majusi dari Persia dalam
menarik pemeluk baru, khususnya di kalangan penduduk Jazirah
Arab. Semua perkembangan ini dihubungkan menjadi satu oleh
kemunculan agama Islam di Arab pada masa hidup Muhammad
(wafat 632) [78] Sesudah Muhammad wafat, bala tentara Muslim
maju menaklukkan banyak tempat di wilayah Kekaisaran Bizantin
dan Persia. Setelah mula-mula menaklukkan Negeri Syam pada
634-635, kaum Muslim kemudian menaklukkan Mesir pada 640-
641, Persia antara 637-642, Afrika Utara pada abad ke-7, dan
Jazirah Iberia pada 711,[79] Pada 714, bala tentara Muslim
menguasai sebagian besar daratan Jazirah Iberia yang mereka
namakan Al-Andalus [80]

Aksi-aksi penaklukan kaum Muslim mencapai puncaknya
pada pertengahan abad ke-8. Kekalahan bala tentara Muslim
dalam Pertempuran Tours pada 732 memberi kesempatan kepada
orang Franka untuk merebut kembali kawasan selatan Prancis,
namun sebab utama dari tertahannya gerak langkah Islam di

6

Eropa adalah tumbangnya Khilafah Bani Umayyah dan
berkuasanya Khilafah Bani Abbas Bani Abbas memindahkan ibu
kota pemerintahan ke Bagdad dan lebih memusatkan perhatiannya
pada kawasan Timur Tengah daripada Eropa, manakala
kehilangan kendali atas sejumlah daerah kekuasaan kaum Muslim,
Keturunan Bani Umayah mengambil alih kekuasaan atas Jazirah
Iberia, kaum Aglabi menguasai Afrika Utara, dan kaum Tuluni
menguasai Mesir [81] Pada pertengahan abad ke-8, muncul
tatanan niaga baru di Laut Tengah; hubungan niaga antara orang
Franka dan orang Arab menggantikan tatanan perekonomian
Romawi yang lama. Orang Franka meniagakan kayu, kulit bulu
binatang, pedang. dan budak bellan sebagai ganti sutra dan bahan-
bahan sandang lainnya, rempah-rempah, serta logam-logam mulia
dari orang Arab [82]

Pada Puncak Abad Pertengahan, yang bermula sesudah
tahun 1000 Masehi, populasi Eropa meningkat pesat berkat
munculnya inovasi-inovasi di bidang teknologi dan pertanian
yang memungkinkan berkembangnya perniagaan. Lonjakan
populasi Eropa juga disebabkan oleh perubahan iklim selama
periode. Suhu Hangat Abad Pertengahan yang memungkinkan
peningkatan hasil panen. Ada dua tatanan kemasyarakatan yang
diterapkan pada Puncak Abad Pertengahan, yakni Manorialisme
dan Feodalisme. Manorialisme adalah penertiban rakyat jelata
menjadi pemukim di desa-desa, dengan kewajiban membayar
sewa lahan dan bekerja bakti bagi kaum.ningrat sementara
feodalisme adalah struktur politik yang mewajibkan para kesatria
dan kaum ningrat kelas bawah untuk maju berperang membela
junjungan mereka sebagai ganti anugerah hak sewa atas lahan dan
tanah pertuanan (bahasa Inggris: manor). Perang Salib yang mula-
mula diserukan pada 1095, adalah upaya militer umat Kristen
Eropa Barat untuk merebut kembali kekuasaan atas Tanah Suci
dari umat Islam. Raja raja menjadi kepala dari negara-negara
bangsa yang tersentralisasi. Sistem kepemimpinan semacam ini
mengurangi angka kejahatan dan kekerasan, namun membuat cita-
cita untuk menciptakan suatu Dunia Kristen yang bersatu semakin
sukar diwujudkan. Kehidupan intelektual ditandai oleh
skolastisisme, filsafat yang mengutamakan keselarasan antara

7

iman dan akal budi, dan ditandai pula oleh pendirian universitas-
universitas Teologi Thomas Aquinas, lukisan lukisan Giotto,
puisi-puisi Dante dan Chaucer. perjalanan-perjalanan Marco Polo,
dan katedral katedral berlanggam Gothik semisal Katedral
Chartres, adalah segelintir dari capaian-capaian menakjubkan
pada penghujung kurun waktu Puncak Abad Pertengahan dan
permulaan kurun waktu Akhir Abad Pertengahan.

Akhir Abad Pertengahan ditandai oleh berbagai musibah
dan malapetaka yang meliputi bencana kelaparan, wabah
penyakit, dan perang, yang secara signifikan menyusutkan jumlah
penduduk Eropa; antara 1347 sampai 1350, wabah Maut Hitam
menewaskan sekitar sepertiga dari penduduk Eropa, Maut Hitam,
disebut juga Wabah Hitam atau Black Death, adalah suatu
pandemi hebat yang pertama kali melanda Eropa pada
pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347-1351) dan membunuh
sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa. Pada saat yang
hampir bersamaan, terjadi pula epidemi pada sebagian besar Asia
dan Timur Tengah, yang menunjukkan bahwa peristiwa di Eropa
sebenarnya merupakan bagian dari pandemi multiregional. Jika
termasuk Timur Tengah, India, dan Tiongkok, Maut Hitam telah
merenggut. sedikitnya 75 juta nyawa. Penyakit yang sama diduga
kembali melanda Eropa pada setiap generasi dengan perbedaan
intensitas dan tingkat fatalitas yang berbeda hingga dasawarsa
1700-an. Beberapa wabah penting yang muncul kemudian antara
lain Wabah Italia (1629 1631), Wabah Besar London (1665-
1666), Wabah Besar Wina (1679), Wabah Besar Marseille (1720-
1722), serta wabah pada tahun 1771 di Moskwa. Penyakit ini
berhasil dimusnahkan di Eropa pada awal abad ke-19, tetapi
masih berlanjut pada bagian lain dunia (Afrika Tengah dan
Oriental, Madagaskar, Asia, beberapa bagian Amerika
Selatan).Kontroversi, bidah, dan Skisma Barat yang menimpa
Gereja Katolik, terjadi bersamaan dengan konflik antarnegara,
pertikaian dalam masyarakat, dan pemberontakan-pemberontakan
rakyat jelata yang melanda kerajaan kerajaan di Eropa.

Eropa dilanda Zaman Kelam (Dark Ages) sebelum tiba
Zaman Pembaharuan. Maksud "Zaman Kelam" ialah zaman

8

masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan ilmu
pengetahuan. Menurut Ensiklopedia Amerika. tempo zaman ini
selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan
Roma dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-
15 Maschi, "Gelap" juga bermaksud tiada prospek yang jelas bagi
masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud tindakan dani
cengkraman kuat pihak berkuasa agama; Gereja Kristen yang
sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi
pemikiran masyarakat serta juga politik.

Mereka berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk
menentukan kehidupan. pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan.
Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains
merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka
ditolak, siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan
pandangan gereja akan ditangkap dan didera malah ada yang
dibunuh. Pikiran ini, terimplementasi melalui teori yang
dikeluarkan oleh Thomas Aquinas (1274) seorang ahli falfasah
yakni negara wajib tunduk kepada kehendak gereja",
Perkembangan budaya dan teknologi mentransformasi masyarakat
Eropa, mengakhiri kurun waktu Akhir Abad Pertengahan, dan
mengawali kurun waktu Awal Zaman Modern

Filsafat Abad Pertengahan dicirikan dengan adanya
hubungan erat antara agama Kristen dan filsafat. [5] Dilihat secara
menyeluruh, filsafat Abad Pertengahan memang merupakan
filsafat Kristiani. Para pemikir zaman ini hampir semuanya klerus,
yakni golongan rohaniwan atau biarawan dalam Gereja Katolik
(misalnya uskup, imam, pimpinan biara, rahib), minat dan
perhatian mereka tercurah pada ajaran agama kristiani.

Periode abad pertengahan mempunyai perbedaan yang
menyolok dengan abad sebelumnya. Perbedaan itu terutama
terletak pada dominasi agama, Timbulnya agama Kristen yang
diajarkan oleh nabi isa pada permulaan abad maschi membawa
perubahan besar terhadap kepercayaan keagamaan, Agama
Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa
wahyu Tuhanlah yang merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini

9

berbeda dengan pendangan yunani kuno yang mengatakan bahwa
kebanaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum

mengenal adanya wahyu Mengenai sikap terhadap
pemikiran Yunani ada dua: 1. Golongan yang menolak sama
sekali pemikiran Yunani, karena pemikiran Yunani merupakan
pemikiran orang kafir karena tidak mengakui wahyu. Mereka
masih hidup tanpa beragama atau belum percaya dan yakin
kepada ada nya wahyu

2. Menerima filsafat yunani yang mengatakan bahwa
karena manusia itu ciptaan Tuhan maka kebijaksanaan manusia
berarti pula kebijaksanaan yang datangnya dari Tuhan. Mungkin
akal tidak dapat mencapai kebenaran yang sejati. Oleh karena itu,
akal dapat dibantu oleh wahyu. Namun ada beberapa golongan
yang menerima ajaran agama yang dibawa oleh Nabi As. Dan
menjadi umat yang hidup sesuai dengan kehendar gereja dan
ajaran agama.

2. Periode-periode pada abad pertengahan

Sejarah filsafat abad pertengahan dibagi menjadi dua zaman
atau periode, yakni periode pratistik dan periode skolastik [7] a.
Patristik (100-700) Patristik berasal dari kata Latin Patres yang
berarti bapa-bapa greja, ialah ahli agama kristen pada abad
permulaan agama kristen. [8] Didunia barat agama katolik mulai
tersebar dengan ajaranya tentang tuhan, manusia dan etikanya.
Untuk mempertahankan dan menyebarkanya maka mereka
menggunakan filsafat yunani dan memperkembangkanya lebih
lanjut, khususnya menganai soal soal tentang kebebasan manusia,
kepribadian, kesusilaan, sifat tuhan. Yang terkenal Tertulianus
(160-222), origenes (185-254), Agustinus (354-430). yang sangat
besar pengaruhnya (De Civitate Dei). Pratistik berasal dari kata
latin prates yang berarti Bapa-Bapa Gereja, ialah ahli agama
Kristen pada abad permulaan agama Kristen. Zaman ini muncul
pada abad ke-2 sampai abad ke-7, dicirikan dengan usaha keras

10

para Bapa Gereja untuk mengartikulasikan, menata, dan
memperkuat isi ajaran Kristen serta membelanya dari serangan
kaum kafir dan bid'ah kaum Gnosis. Bagi para Bapa Gereja,
ajaran Kristen adalah filsafat yang sejati dan wahyu sekaligus.
Sikap para Bapa Gereja terhadap filsafat yunani berkisar antara
sikap menerima dan sikap lakan. Pengar yaan keji umat Kristen
dan karangan- angan yang menyerang ajaran Kristen membuat
para bapa gereja awal memberikan reaksi pembelaan (apologia)
atas iman Kristen dengan mempelajari serta menggunakan paham
- paham filosofis. Akibatnya, dalam perjalanan waktu, terjadilah
reaksi timbal balik, kristenisasi helenisme dan helenisasi
kristianisme. Maksudnya, untuk menjelaskan dan membela ajaran
iman Kristen, para Bapa Gereja memakai filsafat Yunani sebagai
sarana (helenisme"dikristenkan"). Namun, dengan demikian,
unsur-unsur pemikran kebudayaan helenisme, terutama filsafat
Yunani, bisa masuk dan berperan dalam bidang ajaran iman
Kristen dan ikut membentuknya (ajaran Kristen "di Yunanikan"
lewat gaya dan pola argumentasi filsafat. yunani). Misalnya,
Yustinus Martir melihat "Nabi dan Martir" kristus dalam diri
sokrates. Sebaliknya, bagi Tertulianus (160-222), tidak ada
hubungan antaraAthena (simbol filsafat) dan Yerussalem (simbol
teologi ajaran kristiani). Bagi Origenes (185-253) wahyu ilahi
adalah akhir dari filsafat manusiawi yang bisa salah. Menurutnya
orang hanya boleh mempercayai sesuatu sebagai kebenaran bila
hal itu tidak menyimpang dari trasdisi gereja dan ajaran para rasul
Pada abad ke-5, Augustinus (354-430) tampil. Ajarannya yang
kuat dipengaruhi neo platonisme merupakan sumber inspirasi bagi
para pemikir abad pertengahan sesudah dirinya selama sekitar 800
tahun. Zaman Patristik ini mengalami dua tahap

1. Permulaan agama Kristen. Setelah mengalami berbagai
kesukaran mengenai filsafat Yunani maka agama Kristen
memantapkan diri. Keluar memperkuat gereja dan ke dalam
menetapkan dogma-dogma.

2. Filsafat Augustinus yang merupakan seorang ahli filsafat
yang terkenal pada masa patristik. Augustinus melihat dogma-
dogma sebagai suatu keseluruhan.

11

Setelah berakhirnya zaman sejarah filsafat Barat Kuno
dengan ditutupnya Akademia Plato pada tahun 529 oleh Kaisar
Justinianus, karangan-karangan peninggalan para Bapa Gereja
berhasil disimpan dan diwariskan di biara-biara yang pada zaman
itu dan berates-ratus tahun sesudahnya, praktis menjadi pusat-
pusat intelektual berkat kemahiran para biarawan dalam
membaca, menulis, dan menyalinnya ke dalam bahasa Latin
Zaman Skolastik dimulai sejak abad ke-9. Kalau tokoh masa
Patristik adalah pribadi pribadi yang lewat tulisannya memberikan
bentuk pada pemikiran filsafat dan teologi pada Yunani serta
tersedianya fasilitas perpustakaan. b. Skolastik 800-1500
zamannya, para tokoh zaman Skolastik adalah para pelajar dari
lingkungan sekolah-kerajaan dan sekolah-katedral yang didirikan
oleh Raja Karel Agung (742-814) dan kelak juga dari lingkungan
universitas dan ordo-ordo biarawan.

Dengan demikian, kata "skolastik" menunjuk kepada suatu
periode di Abad Pertengahan ketika banyak sekolah didirikan dan
banyak pengajar ulung bermunculan. Namun, dalam arti yang
lebih khusus, kata "skolastik" menunjuk kepada suatu metode
tertentu, yakni "metode skolastik". Dengan metode ini, berbagai
masalah dan pertanyaan diuji secara tajam dan rasional,
ditentukan pro-contra-nya. untuk kemudian. ditemukan
pemecahannya.. Tuntutan kemasukakalan dan pengkajian yang
teliti dan kritis atas pengetahuan yang diwariskan merupakan ciri
filsafat Skolastik.

Sesudah agustinus: keruntuhan. Satu-satunya pemukir yang
tampil kemuka ialah: Skotus Erigena (810-877). Kemudian:
Skolastik, disebut demikian karena filsafat diajarkan pada
universitas-universitas (sekolah) pada waktu itu. Persoalan-
persoalan: tentang pengertian-pengertian umum (pengaruh plato).
Filsafat mengabdi pada theologi. Yang terkenal: Anselmus (1033-
1100). Abaelardus (1079-1142). [10] Periode ini terbagi menjadi
tiga tahap:[11] 1. Periode Skolstik awal (800-120) Ditandai
dengan pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang
rapat antara agama dan filsafat.[12] Ditandai oleh pembentukan
metode yang lahir karena hubungan yang rapat antara agama dan

12

filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah persoalan tentang
universalia. Ajaran Agustinus dan neo-Platonisme mempunyai
pengaruh yang luas dan kuat dalam berbagai aliran pemikiran.

Pada periode ini, diupayakan misalnya, pembuktian adanya
Tuhan berdasarkan rasio murni, jadi tanpa berdasarkan Kitab Suci
(Anselmus dan Canterbury). Selanjutnya, logika Aristoteles
diterapkan pada semua bidang pengkajian ilmu pengetahuan dan
"metode skolastik" dengan pro-contra mulai berkembang (Petrus
Abaclardus pada abad ke-11 atau ke 12). Problem yang hangat
didiskusikan pada masa ini adalah masalah universalia dengan
konfrontasi antara "Realisme" dan "Nominalisme" sebagai latar
belakang problematisnya. Selain itu, dalam abad ke-12, ada
pemikiran teoretis mengenai filsafat alam, sejarah dan bahasa,
pengalaman mistik atas kebenaran religious pun mendapat tempat.

Pengaruh alam pemikiran dari Arab mempunyai peranan
penting bagi perkembangan filsafat selanjutnya. Pada tahun 800-
1200, kebudayaan Islam berhasil memelihara warisan karya-karya
para filsuf dan ilmuwan zaman Yunani Kuno. Kaum intelektual
dan kalangan kerajaan Islam menerjemahkan karya-karya itu dari
bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab.

Maka pada para pengikut Islam mendatangs Eropa (melalui
Spanyol dan pulau Sisilia) terjemahan karya-karya filsuf Yunani
itu, terutama karya-karya Aristoteles sampai ke dunia Barat. Dan
salah seorang pemikir Islam adalah Muhammad Ibn Rushd (1126-
1198). Namun jauh sebelum Ibn Rushd, seorang filsuf Islam
bernama Ibn Sina (980-1037) berusaha membuat suatu sintesis
antara aliran neo-Platonisme dan Aristotelianisme. Dengan
demikian, pada gilirannya nanti terbukalah kesempatan bagi para
pemikir kristiani Abad Pertengahan untuk mempelajari filsafat
Yunani secara lebih lengkap dan lebih menyeluruh daripada
sebelumnya. Hal ini semakin didukung dengan adanya biara-biara
yang antara lain memeng berfungsi menerjemahkan, menyalin,
dan memelihara karya sastra.

Periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13)

13

Periode puncak perkembangan skolastik dipengaruhi oleh
Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat Arab dan yahudi. (13)
Filsafat Aristoteles memberikan warna dominan pada alam
pemikiran Abad Pertengahan. Aristoteles diakui sebagai Sang
Filsuf. gaya pemikiran Yunani semakin diterima, keluasan
cakrawala berpikir semakin ditantang lewat perselisihan dengan
filsafat Arab dan Yahudi. Universitas-universitas pertama
didirikan di Bologna (1158), Paris (1170), Oxford (1200), dan
masih banyak lagi universitas yang mengikutinya. Pada abad ke-
13, dihasilkan suatu sintesis besar dari khazanah pemikiran
kristiani dan filsafat Yunani. Tokoh-tokohnya adalah Yohanes
Fidanza (1221-1257), Albertus Magnus (1206-1280). dan Thomas
Aquinas (1225-1274). Hasil sintesis besar ini dinamakan summa
(keseluruhan). 3. Periode Skolastik lanjut atau akhir (abad ke-14-
15)

Periode skolastik Akhir abad ke 14-15 ditandai dengan
pemikiran islam yang berkembang kearah nominalisme ialah
aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi
petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai
adanya sesuatu hal. Kepercayaan orang pada kemampuan rasio
memberi jawaban atas masalah-masalah iman mulai berkumng.
Ada semacam keyakinan bahwa iman dan pengetahuan tidak
dapat disatukan. Rasio tidak dapat mempertanggungjawabkan
ajaran Gereja, hanya iman yang dapat menerimanya.

Salah seorang yang berfikir kritis pada periode ini adalah
Wiliam dari Ockham (1285 1349). Anggota ordo Fransiskan ini
mempertajam dan menghangatkan kembali persoalan mengenai
nominalisme yang dulu pernah didiskusikan. Selanjutnya, pada
akhir periode ini. muncul seorang pemikir dari daerah yang
sekarang masuk wilayah Jerman, Nicolaus Cusanus (1401-1464).
Ia menampilkan "pengetahuan mengenai ketidaktahuan" alu
Sokrates dalam pemikiran kritisnya:"Aku tahu bahwa segala
sesuatu yang dapat ku ketahui bukanlah Tuhan". Pemikir yang
memiliki minat besar pada kebudayaan Yunani-Romawi Kuno ini
adalah orang yang mengatur kita memasuki zaman baru, yakni

14

zaman Modern, yakni zaman Modern yang diawali oleh zaman
Renaissans, zaman "kelahiran kembali" kebudayaan Yunani-
Romawi di Eropa mulai abad ke-16.

Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian
disusul dengan zaman Renaissance. Zaman Renaissance
berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16, Kesenian. sastra musik
berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru, suatu
pencerahan Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh
Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-
1543), Johannes Kepler (1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643).
dll.

B. RENAISANS

Secara harfiah, Renaisans (Prancis: renaissance) berarti
"kelahiran kembali". Dalani pengertian yang luas. Renaisans
adalah sebuah periode dalam sejarah Eropa yang ditandai dengan
gerakan melahirkan atau menghidupkan kembali peradaban Barat
yang mati suri, yaitu kebudayaan Yunani Kuno dan Romawi
Kuno, Kedua kebudayaan tersebut dianggap oleh kaum humanis
sebagai puncak peradaban Eropa karena kemajuan seni dan ilmu
pengetahuannya. Kemajuan tersebut didapat karena manusia
mengembangkan potensi rasio akan pengetahuan. Kaum humanis
adalah orang-orang yang menjalankan paham humanisme.
Adapun humanisme adalah paham yang menjunjung tinggi
martabat manusia serta kemampuan rasio untuk mengubah
kondisi saat ini demi mencapai kesejahteraan manusia di dunia.
Humanisme klasik yang tercermin dalam kebudayaan Yunani dan
Romawi menempatkan manusia sebagai subjek utama yang
berkuasa mengolah alam dan lingkungannya. Filsafat Yunani
menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikir terus-
menerus untuk memahami lingkungan alamnya serta untuk
menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya sendiri demi
mencapai kebahagiaan hidup. Adapun humanisme Renaisans
menekankan bahwa kita tidak hanya umat manusia, tetapi kita
juga adalah individu-individu unik yang bebas untuk berbuar
sesuatu demi mencapai kebahagiaan di dunia.

15

Gerakan Renaisans dan humanisme tidak hanya bersifat
budaya, tetapi juga sosial-politis. Pada awalnya, kedua gerakan ini
lebih bersifat budaya, dalam bentuk lahirnya karya sastra. seni,
dan arsitektur yang menawan di berbagai kota di Eropa. Dalam
perkembangan selanjutnya, kedua gerakan ini memberi landasan
yang kuat bagi lahirnya perubahan-perubahan radikal dan
revolusioner dalam bidang politik, ekonomi, dan ilmu
pengetahuan. Puncaknya terjadi pada abad XVIII, yaitu pada
Abad Pencerahan atau Aufklarung, Kaum humanis percaya bahwa
dengan kemampuan intelektualnya, manusia dapat membuat
perubahan-perubahan sosial, politik, dan ekonomi. Para sejarawan
masih berbeda pendapat tentang kapan persisnya gerakan
Renaisans dan humanisme ini dimulai. Pada umumnya, disepakati
gerakan Renaisans dan humanisme ini disepakati dimulai sejak
sekitar 1500-an M.

1. Florence Kota Kelahiran Renaisans Di Italia
Terutama di Florence, teks-teks filsafat Yunani yang

diperoleh dari dunia Arab paling banyak dipelajari. Paus Leo X
(1475-1521) sendiri ternyata merupakan pendukung Renaisans
yang sangat aktif. Florence menjadi kota pelopor Renaisans
karena kedudukannya sebagai kota dagang terbesar dan terkaya
pada abad XIII. Hal ini tidak terlepas dari wilayahnya yang sub
dan letaknya yang strategis, yaitu pusat pertemuan berbagal ko di
Italia Utara, antara lain: Genoa, Lucca, dan Pisa di sebela barat:
Siena dan Arezzo di sebelah selatan; Urbino, San Maring dan
Romagna di sebelah timur, serta Bologna dan Modena & bagian
utara. Selain itu, Kota Florence terkenal dengan indust wolnya
yang bermutu tinggi di Italia. Kedudukannya sebaga kota
perdagangan yang strategis dan kota industri, ditambah lagi
dengan wilayahnya yang subur, membuat kota ini paling maju dan
dinamis. Hal ini menjadikan kota ini sebagai pus keuangan
terkemuka di Italia.

Dari Florence, gerakan Renaisans dan humanisme
menyebar ke kota-kota lain di Italia, seperti Genoa, Venesia, dan
Roma, senta ke negara-negara di Eropa, seperti Inggris, Prancis,
Jerman, dan Belanda. Terjalinnya perdagangan di antara

16

pedagang-pedagang dari kota-kota Italia dan negara-negara Eropa
tersebut merupakan faktor penting penyebaran gagasan-gagasan
Renaisans.

2. Faktor-faktor lahirnya gerakan Renaisans

a. Munculnya banyak kelas menengah baru

Kemajuan ekonomi dan tumbuhnya kelas menengah baru di
kota-kota, seperti Florence, Genoa, dan Venesia, sangat
memengaruhi minat orang untuk mempelajari kembali ilmu
pengetahuan yang dikembangkan Yunani Kuno dan Romawi.

Selama Abad Pertengahan, orang-orang Venesia dan Gença
mengendalikan sebagian besar perdagangan di sekitar Laut
Mediterania. Perdagangan tersebut terhubung ke pusat-pusat
perdagangan utama, seperti Konstantinopel, Antiokia, dan
Alexandria Para pedagang tersebut memperdagangkan komoditas
dari Timur (sebutan untuk Asia dan Afrika pada waktu itu) ke
Eropa. Sebaliknya, melalui mereka pula, produk-produk dari
Eropa, seperti pakaian jadi, sepatu, dan arloji, mengalir deras ke
Timur melalui Konstantinopel, Florence, Venesia, dan Genoa
Oleh karena itu, jika kota-kota Abad Pertengahan berpusat pada
katedral-katedral, kota-kota Renaisans berpusat pada alun-alun
pasar, dan bank.

Perang Salib membuat semakin intensnya perjumpaan
antara Dunia Barat dan Dunia Timur. Sebagian orang
memanfaatkan Perang Salib dan ramainya peziarah ke Yarusalem
untuk berdagang Sebagai imbasnya, produk-produk dari Timur
semakin dikenal di Barat. Kota-kota berkembang semakin hidup
dan dinamis Kemajuan perdagangan internasional ini jelas
memiliki dampak positif yang ditandai dengan perkembangan
ekonomi yang pesat dan munculnya orang kaya baru. Mereka
bukan dari golonga bangsawan atau tuan-tuan tanah, melainkan
individu-individu yang memiliki jiwa petualang dan bisnis.

17

Munculnya kelas menengah baru serta kota-kota dagang
yang mukonur, berhasil mengubah cara pandang orang terhadap
kehidupan di dunia. Perlahan-lahan mereka meyakini bahwa ujan
hidup manusia di dunia adalah mencapai kesejahteraan dan
kebahagian di dunia. Hal ini menyebabkan cara pandang lama
yang dianut Abad Pertengahan perlahan-lahan memudar. Gereja
semakin kehilangan wibawa dan kekuasaannya dalam kehidupan
duniawi.

b. Adanya dukungan pengusaha dan bangsawan yang
progresif

Para penguasa politik Renaisans dan kaum bangsawan yang
progresif memelopori pengembangan pendidikan berbasis
humaniora serta membiayai proyek-proyek besar dalam bidang
seni dan budaya. Sekolah-sekolah menengah dan universitas-
universitas mengembangkan kajian terhadap kebudayaan-
kebudayaan klasik.. mempromosikan sastra, dan sebagainya.
Salah satu dampaknya adalah lahirnya seniman-seniman jenius,
seperti Donatello (1386-1466). Leonardo da Vinci (1452-1519),
Michelangelo (1475-1564), dan Raphael (1483-1520).

Di Florence, orang-orang kaya pendukung gerakan
Renaisans adalah Keluarga Medici. Keluarga ini mulai tenar di
Italia pada abad XIV sejak Averardo de' Medici berhasil dalam
usaha kain sutera, lenen, dan akhirnya menjadi bankir.
Selanjutnya, Giovani Cosimo de' Medici membawa keluarga
Medici ke puncak kejayaan tidak saja dalam bidang ekonomi,
tetapi juga politik dan sosial budaya. la juga tokoh utama yang
menjadi pelopor dan pelindung dalam bidang budaya, kesenian,
dan sains. Sumbangan terbesar Keluarga Medici terhadap era
Renaisans adalah dalam bidang pendidikan dan seni dengan
memprakarsai berdirinya Accadem Plato di Florence pada 1642
Akademi ini adalah sebuah kelomp diskusi akademis informal
yang melibatkan pitra cendekiawan ata kaum terpelajar terkemuka
di Florence pada zaman in. Anggi anggotanya yang terkenal
antara lain Poliziano. Mirandola, da Gentile de Becchi. Mereka
menyebarluaskan gagasan-gaga politik Plato Selanjutnya, pada

18

1460, Cosimo de' Medici mendirikan Akademi Seni Rupa yang
dipimpin oleh Michelangelo. Pan seniman terkenal yang
dihasilkan akademi ini di antaranya Michelangelo Buonarroti,
Francesco da Sangallo, Agnolo Bronzino Benvenuto Cellini,
Giorglo Vasari, Bartolomeo Ammannati, das Giambologna.
Keluarga Medici dikenal sebagai pendukung para pelukis dan
pemahat ulung, seperti Michelangelo, Leonardo da Vinci, dan
Bertoldo,

Di negara-negara Eropa lain, penguasa politiknya menjadi
pendukung penuh gerakan Renaisans. Di Inggris ada Henry VIII,
di Prancis ada Francis 1. di Spanyol ada Charles V, dan di
Denmark ada Christian II.

c. Kenyataan pahit abad pertengahan

Kondisi kemiskinan yang dialami rakyat pada Abad
Pertengahan, khususnya di Inggris, ikut memicu lahimnya
Renaisans, Kondisi tersebut membuat orang kemudian
mempertanyakan ulang hakikat. tujuan hidup, serta institusi
institusi yang sebelumnya menuntun arah hidup mereka.

Mereka mulai menemukan kesadaran bahwa mereka sendin
harus mampu menemukan jalan keluar terhadap masalah hidup
sehari-hati. Tuhan telah menyediakan potensi dan bakar kepada
masing-masing orang. Roti dan pakaian tidak diberikan langsung
dari surga, manusia sendirilah yang harus mengusahakannya.
Selain itu, setiap manusia diciptakan dengan harkat dan martabat
yang sama. Oleh karena itu, tidak boleh ada pihak lain, seperti
tuan-tuan tanah, yang memperlakukan orang lain sebagai alat
untuk mewujudkan keingingan-keinginannya. Kesadaran ini kelak
melahirkan gagasan-gagasan besar, seperti keadilan. hak. martabat
manusia, otonomi individu, dan kebebasan.

d. Jatuhnya konstantinopel

Pada 1453, Konstantinopel jatuh ke tangan Dinasti
Ottoman. Hal ini memberi dorongan tidak langsung bagi lahirnya
Renaisans. Banyak cendekiawan yang ahli dalam kebudayaan

19

Yunani dan Romawi yang bekerja di perpustakaan-perpustakaan
di Konstantinopel menyingkir ke Eropa. Mereka membawa
banyak buku sastra, hukum, dan seni. Di tempat yang dituju
mereka mengajar bahasa Yunani Jan Larin, karya-karya sastra
serta frukum.

Alhasil, minar untuk mempelajari kebudayaan Yunani dan
Renari di Eropa meningkat. Literatur-literatur Yunani Kuna dan
man dipelajari secara luas oleh orang-orang Eropa. Mereka
gmpulkan tulisan-tulisan klasik, mempelajari, menyunting, dan
menerbitkannya kembali. Salah seorang cendekiawan itu adalah
Desuderius Erasmus (1566-1536) dari Belanda. Peradaban Barat
sejak era Renaisans dibentuk sebagai hasil dari kajian dan
penghayatan terhadap nilai-nilai kedua kebudayaan kuno tersebut.

e. Penemuan mesin cetak
Pada 1454, Gutenberg dari Mainz (Jerman) menemukan

Gambar 37 Desiderius Eramus. mesi cerak. Hal ini mempercepat
dan memperluas gagasan tagasun yang kemudian melahirkan
revolusi berpikir Renaisans dun humanisme:

3. Dampak Renaisans dalam berbagai bidang

a. sosial budaya
Semangat Renaisans dan humanisme, terutama sikap positif

terhadap dunia serta penekanannya pada otonomi dan kebebasan
individu menjadi fondasi bagi lahirnya sekularisme di Eropa.
Sekularisme adalah ideologi atau gerakan yang mendorong
dihapusnya agama dari ruang publik. Sekularisme menekankan
agar urusan publik dilepaskan sama sekali dari pengaruh dan
campur tangan agama. Urusan agama dianggap sebagai urusan
pribadi masing-masing individu.

b. ekonomi politik
Gerakan Renainisans perlahan-lahan menyingkirkan peran

agama dalam kehidupan publik. Sebagai ganti agama, masyarakat
masa Renaisans memperkuat fungsi dan peran negara. Negara
diyakini menjadi sarana yang tepat untuk mewujudkan

20

kesejahteraan. Sebelumnya, negara berada di bawah pengaruh dan
kekuassan Gereja.

Raja-raja bekerja sama dengan para usahawan swasta dan
pediging untuk mengembangkan perekonomian negara. Raja
melindungi para pedagang dalam seluruh aktivitas ekonominya.
sedangkan para pedagang menyumbang kemajuan negara melalui
pajak.

Dalam perkembangannya, tumbuh kesadaran bahwa
kesejahteraan suatu negara ditentukan oleh banyaknya aset atau
modal yang dimiliki serta besarnya volume perdagangan global
Mutu negara. Pandangan ini kelak disebut merkantilisme.

C. MERKANTILISME

1. Pengertian merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi yang
menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan
oleh banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang
bersangkutan, dan bahwa besarnya volum perdagangan global
teramat sangat penting. Merkantilisme juga ditandai dengan
adanya campur tangan pemerintah secara ketat dan menyeluruh
dalam kehidupan perekonomian guna memupuk kekayaan logam
mulia sebanyak-banyakanya. Aset ekonomi atau modal negara
dapat digambarkan secara nyata dengan jumlah kapital (mineral
berharga, terutama emas maupun komoditas lainnya) yang
dimiliki oleh negara dan modal ini bisa diperbesar jumlahnya
dengan meningkatkan ekspor dan mencegah impor sehingga
neraca perdagangan dengan negara lain akan selalu positif.

Merkantilisme mengajarkan bahwa pemerintahan suatu
negara harus mencapai tujuan ini dengan melakukan perlindungan
terhadap perekonomiannya, dengan mendorong eksport (dengan
banyak insentif) dan mengurangi import (biasanya dengan
pemberlakuan tarif yang besar). Kebijakan ekonomi yang bekerja
dengan mekanisme seperti inilah yang dinamakan dengan sistem
ekonomi merkantilisme.

2. Sejarah merkantilisme

21

Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh
sekolah Eropa pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai
ke-18, era dimana kesadaran bernegara sudah mulai timbul).
Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu
negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada
zaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Dalam menjalankan
gerakan merkantilisme, negara- Negara ini melakukan
perlindungan dagang dengan mengenakan bea cukai masuk yang
sangat tinggi. Perencanaan ekonomi dilakukan dengan
menerapkan kebijakan sebagai berikut.

1. Berusaha mendapatkan logam mulia sebanyak-banyaknya
2. Meningkatkan perdagangan luar negeri
3. Mengembangkan industry berorientasi ekspor
4. Meningkatkan pertambahan penduduk sebgai tenaga kerja

industry
5. Melibatkan negara sebagai pengawas perekonomian

Masa Merkantilisme ditandai sebagai periode di mana
setiap orang menjadi ahil ekonomi bagi dirinya sendiri. Kebijakan
kebijakan yang diambil padaa masa itu sangat mengabaikan sector
pertanian, sehingga menimbulkan berbagai macam krilik Tige
pokok pemikirani alran Merkantilisme adalah tentang neraca
perdagangan, mekanisme arus logam mulia, proteksi dan teori
kuantitas dang Ketiga pokok pemikiran ini terpusat pada satu
doktrin Merkentilisme, yaknil nerat a perdagangan yang
menguntungkan. Berdasarkan Pemahaman ini, maka hasil devisa
suatu negara ditentukan oleh
1. Ekspor barang.
2. Ekspor jasa.
3. Ekspor logam mulia.

4. Impor modal, tidak hanya investasi dari luar negeri,
tetapi juga keuntungan dari investasi di luar negegeri, dan
pinjaman pinjaman. Sedangkan, pembelanjaan devisa antara lain:
1. Impor barang-barang.
2. Impor Jasa.
3. Impor logam mulia
4. Ekspor modal.

3. Tujuan Merkantilisme

22

Sejak memasuki Era renaissance dan timbulnya penjelajahan
samudra yang dibarengi dengan perkembangan Merkantilisme di
Eropa telah menjadikan logam mulia ini sebagai alat ukur
terhadap kekayaan, kesejahteraan, dan kekuasaan bagi negara
yang bersangkutan. Dengan kata lain, semakin banyak logam
mulia yang dimiliki suatu negara imperialisme akan semakin kaya
dan semakin berkuasalah negara tersebut. Sebagai sebuah sistem
ekonomi Merkantilisme memiliki ciri ciri sebagai berikut.

1. Negara adalah satu satunya penguasa ekonomi:

2. Mendapatkan logam mulia sebanyak banyaknya yang menjadi
tujuan utama,

3. Berfokus kepada neraca perdagangan surplus, yakni
memperoleh keuntungan besar dari perdagangan luar negeri

Selain itu, juga terdapat beberapa kebijakan yang dapat
menunjang keberlangsungan sistem ekonomi Merkantilisme,
diantaranya:

1. Menciptakan daerah daerah kotoni di luar negeri induk
2. Melarang daerah daerah koloni untuk melakukan
perdagangan dengan negara negara lain, terutama dengan negara
pesalrig.
3. Memanupoli pasa dengan memaksimalkan peran dari
pelabuhan pelabuhan pokok sebagai salah satu bagian dan
aktivitas utama perekonomian
4. Melarang untuk melakukan ekspor emas dan perak, bahkan
untul alat pembayaran.
5. Melarang komoditas perdagangan untuk dibawa ke dalam
kapal asing
6 Melakukan subsidi clopoi, yaitu subsidi yang behan hlayanya
ditanggung očəli pemerintati kepada sebuah perusahaan ketika
mengekspor barang keluar neger Tujuan dan pemberian subsidi
ini adalah agar pengekspor dapat menjual barangnya fua negeri
dengan harga yang lebih murali, sehingga lebii kompetiti

23

4. Dampak dan Perkembangan Merkantilisme

Didalam pelaksanaannya, sistem dari kebijakan
Merkantilisme mengambil banyak bentuk di dalam negeri,
pemerintah mendorong ekspor dengan memberikan modal untuk
industri industri baru, membebaskan industri-industri baru dari
pajak. membangun pasar lokal dan kolonial, dan memberikan
jaminan hak dan pensiun kepada produsen yang mencapai
kesuksesan

Di dalam kebijakan perdagangan, pemerintah membantu
Industri fokat dengan memberlakukan tarif, kuota, dan larangan
impor barang yang bersaing dengan produsen Inkal, suatu
kebijakan yang lazim ini disebut dengan istilah proteksionisme.
Upaya mengurangi impor, misalnya, dilakukan dengan
memberlakukan tarif yang besar terhadap produk produk impor.
Pemerintah juga melarang ekspor alat alat dan peralatan modal
dan migrasi tenaga kerja terampil yang akan memungkinkan
negara negara asing, dan bahkan koloni kolani negara asal,
bersaing datan produks! batang barang manufaktur

Dalam rangka mendapatkan surplus yang besar dalam bentuk
togam mulla, negara harus mempertahankan perdagangan
berimbang yang menguntungkan. Apabila suatu negara
mengeksport lebih dari negara lainnya, kelebihan ekspor tersebut
harus dibayar dengan tunal dalam bentuk emas Akibat sistem itu,
perencanaan perekonomian di negara negara Eropa pada masa itu
adalah sebagai berikut:
1. Berusaha memiliki logam Mulia sebanyak banyaknya
2. Menggalakkan perdagangan luar negeri untuk melengkapi
perdagangan dalam negeri.
3. Menggalakan kegiatan industry yang mengubah bahan baku
menjadi bahan jadi untuk diekspor
4. Menggalakkan pertambahan jumlah penduduk, sebab sangat
diperlukan banyak tenaga kerja demi kepertuan Industri
5. Mengawasi dan ikut campur dalam perkembangan

perekonomian negara.

24

Gerakan Merkantilisme berkembang serta berpengaruh sangat
kuat dalam kehidupan politik dan ekonomi di negara-negara barat,
sebagai contoh seperti apa yang telah diterapkan di Belanda,
Inggris, Prancis, dan Jerman. Di mana negara negara kolonialis
imperialis ini mulai saling berlomba dan bersaing untuk
mendapatkan dan mengumpulkan kekayaan berupa logam mulla
untuk berbagai kepentingan dalam negeri, seperti kepentingan
industri, ekspur maupun impor. Hal ini dapat terjadi sebab tujuan
dari Merkantiisme adalah untuk melindungi perkembangan
industri perdagangan dan melindungi kekayaan negara yang ada
di masing masing negara.

Merkantilisme telah menimbulkan semangat kolonialisme dan
imperialisme negara negara Eropa terhadap daerah-daerah lain
terutama sekali setelah terjadinya penjelajahan samudera adalah
wilayah Asia, Afrika dan Amerika Selain ita, Herkantme juga
telah menyebabkan pertentangan antar negara di Eropa yang mana
pertentangan itu seringkali menimbulkan peperangan baik di
Eropa sendiri, maupun di daerah-daerah koloni sendiri.

D. Gerakan Reformasi Gereja

1. Di Ambang Reformasi
Kondisi gereja Pra-Reformasi kiranya dapat digambarkan secara
sederhana melalui dua kisah, yaitu :
a. Bonifasius VIII versus Philip IV
Dalam rangka mengonsolidasi kekuasaan serta
memperkuat monarki atau negara Prancis, Raja Philip IV (
1268 – 1314) berniat memusatkan seluruh kekuasaan ke
tangannya sendiri. Ia menegaskan tidak ada kekuasaan lain,
termasuk paus, yang berhak campur tangan dalam urusan
monarki Prancis. Untuk itu, dia melarang semua
rohaniawan Gereja atau klerus terlibat dalam pembuatan
undang – undang. Di bawah pemerintahannya juga, untuk
pertama kalinya dalam sejarah Eropa, seorang raja
mewajibkan klerus untuk membayar pajak kepada negara.

25

Padahal pajak berlawanan dengan tradisi yang berlangsung
selama ber abad – abad ketika Gereja dibebaskan dari
kewajiban tersebut. Hal tersebut memicu adanya konflik
antara dirinya dengan paus Bonifasius VIII (1235 – 1303).
Pada tahun 1296, Paus Bonifasius VIII mengeluarkan surat
keputusan yag bernama Clericis laicos. Yang berisi
melarang semua raja untuk memungut pajak kepada kaum
klerus tanpa adanya persetujuan Paus. Philip IV membalas
dengan melarang Gereja dan negara mengirim derma
apapun ke Roma, pusat kekuasaan Paus. Karena
terancamnya keuangan akibat krisi, Bonifasius VIII
mengucilkan Philip IV dengan mengatakan “ Tuhan telah
menetapkan paus sebagai pemimpin raja – raja dan bangsa
– bangsa.” Philip IV membalas dengan lebih keras yaitu
melarang adanya pengiriman emas, perak, batu berharga,
dan makanan ke Roma. Ia juga mengusir rohaniawan –
rihaniawan yang di tugaskan secara khusus oleh Bonifasius
VIII untuk mengumpulkan dana dalam rangka membiayai
Perang Salib.

Pada saat terjadinya krisis keuangan, Paus Bonifasius
VIII mengumumkan tahun1.300 sebagai tahun jubilee,
yaitu tahun khusus untuk pengampunan dan penghapusan
dosa. Ribuan umat Khatolik yang berharap sanak
saudaranya yang telah meninggal diperkenankan masuk ke
Surga dengan membeli surat Indulgensi dari Paus.

Setiap indulgensi tidak diberikan secara gratis, tetapi
harus dibayar dengan derma. Praktik “jual-beli “ sakramen
termasuk indulgensi menjadi praktik umum pada Gereja
Abad Pertengahan. Alhasil, Roma lolos dari krisis yang
melanda sebelumnya. Uang jadi melimpah kembali, meski
demikian, perseteruan antara Paus Bonifasius VIII dan
Philip IV terus berlanjut dan hingga puncaknya pada awal
Abad XIV. Philip IV gigih melakukan kampanye anti-
otoritas kepausan atas Prancis. Hal tersebut berbuntut
dikeluarkannya bulla Unan Sanctam oleh Paus Bonifasius
VIII pada tahun 1302. Yang berisi menyatakan bahwa
kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi ada di tangan

26

Pausda raja – raja adalah bawahan dari Paus. Pada tahun
1303, Philip IV dikucilkan. Ada guncangan kecil yang
menimpa Gereja setelahnya, yaitu penangkapan Pau
Bonifasisu VIII oleh Philip IV serta kematiannya menjadi
misteri pada tahun 1303. Namun secara umum, Gereja
berhasil keluar da4ri gempuran penguasa – penguasa
profan.
b. Jhon Wycliffe dan Jan Hus

Antara pertengahan Abad XIV dan menjelang
abad XV , muncul dua teolog muda yang terkemuka
di Eropa yang melakukan kritik dan kecaman terbuka
terhadap Gereja, yaitu Jhon Wycliffe (1324 – 1384)
dari Inggris dan Jan Hus ( 1369 – 1415) dari
Bohemia ( Republik Ceko). Wycliffe
mempertanyakan hak Gereja atas kuasa duniawi dan
kekayaan Gereja. Menurutnya, harta milik Gereja
adalah milik negara. Gereja seharusnya tidak
memiliki harta duniawi. Gereja harus menjadi miskin
dan sederhana seperti Gereja awal – awal
Kekristenan. Pada waktu itu, Gereja Inggris sangat
kaya dan memiliki kurang lebih sepertiga dari
seluruh tanah di Inggris, tetapi masih menuntut
kebebasan pajak dari pemerintah. Tentang kekuasaan
paus, ia mnegatakan, Yesus Kristus tidak pernah
mengahbiskan paus. Oleh karena itu, paus tidak
mempunyai kekuasaan sebagai wakil Kristus. Hanya
Kristus-lah kepala Gereja, bukan paus. Bahkan
Wycliffe mengataka pasu sebaga anti Kristus.
Wycliffe juga mempertanyakan penjualan surat –
surat pengampunan dosa dan jabatan – jabatan di
gereja serta penyembahan kepada relikui yang
dianggapnya sebagai bentuk tahayul.

Meski demikian, gerakan – gerakan tersebut
belum berhasil membawa guncangan yang besar
dalam ereja. Paru pada tahun 1517, ketia teolog
Jerman, Martin Luther, Gereja mengalami guncangan

27

yang besar. Gerakan Martin Luther yang disebut
reformasi itu menghasilkan perpecahan baru dalam
tubuh gereja. Perpecahan tersebut melahirkan
Protestanisme. Skisma berikutnya trejadi di Inggris
dalam bentuk lahirnya Gereja Anglikan pada sekitar
pertengahan Abad XVI. Pemimpinnya adalah Henry
VIII. Sejak saat itu, Gereja Inggris memisahkan diri
dari Gereja Katolik Roma.

Terdapat empat point penting mengenai kondisi
sosial-keagamaan di Eropa sebelum
terjadinyaReformasi pada tahun 1517 :

a) Terjadi penyimpangan kekuasaan oleh para

pejabat gereja termasuk paus, seperti korupsi,

ketidaksucian diri, jual- beli indulgensi.

b) Pada masa sebelum reformasi, nasionalisme

semakin berkemabang .

c) Lahirnya ketidakpuasan terhadap

kepemimpinan Gereja dari kalangan internal

gereja itu sendiri.

d) Terjadinya ketidapuasan dan kekacauan dalam

bidang ekonomi.

2. Lahirnya Protestanisme
Reformasi gereja protestan adalah gerakan

besar di Eropa Barat pada abad XVI tahun 1517.
Reformasi ini dipelopori biarawan dari ordo
Agustinian, yitu Martin Luther. Tujuannya ialag
mereformasi kepercayaan, doktrin, dan praktik –
praktik dalam Gereja Katolik Roma.

Gerakan itu ditandai dengan peristiwa
pemakuan 95 Dalil Martin Luther di depan pintu atau
tembok gereja Wottenberg di Jerman. Pada dasarnya
ke-95 dalil itu, berisi kepercayaan, doktrin,dan

28

praktik dalam Gereja Katolik Roma yang menurut
Luther harus segera di refformasi. Di dalam 95 dalil
tersebut terdapat kebobrokan, dan dekedensi moral
pejabat- pejabat gereja dari imam, uskup, kardinal,
sampai paus.

Pada bulan Juni 1520, Paus Leo X melalui
surat ketetapan berjudul exsurge Domine
(Bangkitlah, ya Tuhan) berharap agar Luther
mencabut apa yang disebutnya sebagai ke-41
kesalahn gereja, sebagian dari 95 dalilnya. Kaisar
Charles V memanggil Luther ke sidang Umum
Kekaisaran Jerman, untuk mempertanggnugjawabkan
dalil – dlail yang dianggap menyesatkan serta
mengrongrong Gereja itu.

Luther meningglakn Worms dengan selamat
pada tanggal 26 April 1521 atas bantuan pangeran
Eredrict III, penguasa Saxony. Sejak awal, dalil –
dalil Luther memang mendapat dukungan dari
sebagian masyarkat termasuk para bangsawan.
Pangeran Fredrict III berjanji melindungi Luther
selama sidang umu berlangsung, juga saat keluar dari
sidang tersebut.

Pada 25 Mei 1521, Raja Charle V
mengeluarkan Edict or worms, yang berisi kutukan
terhadap dalil – dalil dan ajaran Martin Luther,
larangan bagi siapapun untuk mengikuti ajaran –
ajaran Luther, serta penangkapan Luther, Edik juga
memerintahkan untuk membakar seluruh hasil karya
Martin Luther. Nyawa Luther pum terancam. Itulah
sebabnya, Pangeran Frederick memerintahkan
beberapa prajuritnya untuk “menculik” Luther dan
membawanya ke Kastil Wartburg milik Feredrict. Di
tempat itu, ia mulai menerjemahkan Kitab suci ke
dalam bahasa Jerman.

Gagasan – gagasan Luther dalam waktu
singkat menyebar dan di terima oleh banyak wilayah
di Jermanhingga ke luar perbatasannya, di antarnya,

29

Denmark, negara – negara Skandinavia, dan wilyah
Semenanjung Baltik. Di kemudian hari, Reformasi
juga merambat ke wilayah Swiss dan Prancis, yitu
Zurich dan Jenewa. Di kedua kota terlahir ini,
Reformasi di prakarsai oleh Ulrich Zwiingli (1484 –
1531) dan jhon Calvin (1509 – 1564). Selain negara
– negra tersebut, Prancis, Inggris, Skotlandia,
Swedia, Belanda, Polandia, Hungaria dan Rumania
juag kemudian ikut menayambut gagasan para
reformator.

Dalam perkembangannnya, para reformator,
berselisih paham terkait dengan perbedaan paham
tentang doktrin – doktrin tertent. Pertama,
perselisihan terjadi anatar Luther dan Zwingli,
kemudian antara Luther John Calvin, kemudian
muncullah denominasi – denominasi dalam gerakan
Protestanisme itu sendiri, seperti Lutheran,
Reformed, Puritan dan Presbiterian.
3. Dampak Langsung Reformasi Gereja
a) Lahirnya protestenisme
Reformasi yang dimulai Jerman mengakibatkan terjadiny
perpecahan atau skisma baru dalam Gereja setelah perpecahan
antara Gereja Timur dan Gereja Barat pada tahun 1054.
Resistensi perlawanan yang kuat terhadap Gereja Katolik
Roma kemudian mendorong para pengikut Luther mendirikan
Gereja sendiri, terlepas dari Gereja Katolik Roma. Itulah
protestanisme.
b) Menguatnya negara dan pemerintah sekuler
Salah satu gagasan pokok Reformasi Luther adalah menggugat
kedudukan paus sebagi penguasa sekuler. Melalui Kekaisaran
Romawi Suci, paus membawakan kaisar dan raja – raja vassal-
nya di Eropa. Menurut Luther, paus harus mengaki kekuasaan
para pangeran atau penguasasekuler menurut prinsip – prinsip
kenegaraan yang berdasarkan nasionalisme. Gagasan ni setelah
Reformasi kelak melahirkan federalisme, nasionalisme, dan
separatisme yang mengakibatkan Kekaisaran Romawi Suci

30

yang dikepalai oleh Paus dan dijalankan oleh kaisar runtuh
perlahhan – lahan dari panggung Eropa.
c) Lahirnya gereja Anglikan

Reformasi Inggris adalah serangkaian peristiwa di Inggris
pada abad ke-16 ketika Gereja Inggris memisahkan diri dari
pemerintahan Paus dan Gereja Katolik Roma. Reformasi di
Inggris pada awalnya lebih berupa masalah politik ketimbang
teologi.

Berawal dari kekesalannya terhadap Gereja Katolik Roma
karena tidak bersedia membatalkan pernikahannya, Henry VIII
kemudian memutuskan hubungan dengan Roma dan
mendirikan Gereja sendiri, Gereja Anglikan, dengan dirinya
sendiri sebagai kepalanya.
d) Reformasi dan demokrasi

Gagasan inti lain dari reformasi Protestan adalah kebebasan
individu dan kesetaraan. Kebebasan individu dapat dilihat dari
penolakan Luther atas otoritas paus termasuk kekuasaan
sekuler.

Perjuangan untuk kesetaraan tampak jelas dari kritik tajam
Luther terhadap hierarki Gereja. Ia mengingatkan setiap orang
Kristen adalah manusia yang bebas sejak dilahirkan.
Kebebasan individu itu di praktikkan dalam penafsiran
terhadap kitab suci. Menurut Luther, setiap individu memiliki
hak untuk membaca dan menafsirkan kitab suci.

e) Reformasi Perang Tiga Puluh Tahun, dan kebebas
beragama
Reformasi juga membawa akibat yang tidak di
harapkan, Kaun Katolik dan Protestan berperang satu sama
lain, dalam apa yang disebut Perang Tiga Puluh Tahun
(1618 – 1648). Perang tersebut terutama terjadi di Jerman
dan Inggris. Meskipun demikian, perang ini terjadi tidak
hanya karena masalah keagamaan, tetapi juga karena
persaingan antara Dinasti Hasburg dan Dinasti Valois di
Prnacis, yang mengakibatkan terjadinya perang Hasburg-
Valois.

31

Perang ini diakhiri Perjanjian perdamaian Westphalia
pada tahun 1648. Isi perjanjian tersebut adalah :

1) Adanya pengakuan atas kedaulatan tiap – tiap
negara atau kekuasaan nasional. Dengan kata
lain, perjanjian ini meletakkan dasar penentuan
nasib sendiri suatu bangsa.

2) Adanya pengakuan atas kebebasan beragama
di tiap – tiap negara. Umat protestan dan
Katolik dinyatakan setara di hadapan hukum
dan aliran Protestan yang bernama Calvinisme
diakui secara resmi.

3) Adanya pengakuan atas prinsip cuius regio,
eius religio, yang berarti negara yang berdaulat
itu memutuskan sendiri agama resmi mereka.
Pihannya adalah Katolisisme, Lutheranisme,
dan Calvinisme.

4. Etika Protestan
Dampak Reformasi tidak hanya berkaitan dengan doktrin,

dogma, otoritas Paus, ataupun konsep kekuasaan semata.
Reformasi juga ternyata membawa dampak yang sangat besar
bagi masyarakat modern sampai sekarang.

Dampak itu berupa etika protestan, yaitu daya penggerak
di belakang layar yang mendorong perkembangan kapitalisme.
Hubungan antara protestanisme dan kapitalisme sendiri bersifat
tidak langsung. Martin Luther sendiri atau pengikutnya Jihn
Calvin dan Ulrich Zwingli tidak pernah secara eksplisit
mendorong kapitalisme ataupun mengatakan sesuatu tentang
dampak ajarannya terhadap perkembangan kapitalisme. Hubunagn
itu merupakan hasil analisis seorang sosiolog Jerman, Maz Weber
(1862-1920) dalam bukunya yang berjudul “giest des
Kapitalismus”, setelah menelaah gagasan – gagasan
Protestanisme terutama aliran Calvinisme. Menurut Max Weber
kapitalisme berkembang ketika rtika Protestan memengaruhi
sejumlah orang untuk bekerja dalam dunia sekuler,
mengembangkan perusahaan mereka sendiri, serta turut dalam
perdagangan dan pengumpulan kekayaan untuk investasi.

32

5. Reformasi gereja Khatolik

Reformasi Katolik adalah upaya – upaya yang dilakukan
Gerja Katolik pada Abad XVI dan awal abad XVII untuk
mewujudkan pembaruan internal Gereja dan untuk melawan
gerakan Protestanisme. Periodenya berlangsung sejak masa
kepausan Paus Paulus III (1534 – 1549) sampai dengan
berakhirnya Perang tiga puluh tahun (1648).

Gereja Katolik sendiri menyebut upaya – upaya Reformasi
Katolik untuk menekankan bahwa perlunya pembaruan –
pembaruan teologis dan displiner dalam Gereja Katolik sudah
mulai disadari sebelum Luther memaku 95 dalilnya di papan
GerejaWittenberg (1517). Gerakan Lutherlah yang membuat
Reformasi Katolik semakin di galakkna. Dengan demikian,
istil;ah “Reformasi Katolik” lebih dimaknai sebagai suatu
tindakan sadar dari Gereja Katolik, bukan sebagai reaksi atas
gerakan protestanisme.

E. Abad Pencerahan (Aufklarung)

1. Pengertian dan gambaran umum
Abad penceraharan Age pf Englightenment (1685 -1815_

adalah suatu periode dalam sejarah manusai yang ditandai dengan
optimisme yang tinggi pada kemampuan rasio manusia untuk
menciptakan kamjuan. Nama “pencerahan” diberikan untuk
zaman ini karena manusia mulai mencari cahaya baru melalui
rasionya sendiri. Dengan kata lain, Abad Pencerahan merupakan
era ketika manusia mencari cahaya baru melalui rasionya.

Keyakinan pada kemampuan rasio untuk mencapai
kemajuan sexdemikian tinggi sehingga pada masa ini tumbuh
keyakinan bahwa peran Tuhan dianggap berhenti setelah proses
penciptaan alam semesta dan segala isinya selesai. Setelah itu,
Tuhan tidak terlibat atau campur tangan lagi dalam urusan dunia.
Urusan di dunia diserahkan sepenuhnya kepada manusia yang
telah Tuhan anugerahi dengan rasio. Dengan rasionya, manusia
dituntut untuk memahami hukum-hukum yang berlaku objektif
dan ketat demi kemajuan dan perkembangan hidupnya. Gagasan

33

pencerahan semacam ini disebut dengan deisme. Dalam
pandangan ini, Tuhan ibarat seorang pembuar jarn (watchmaker).
Setelah jam dibuat, pembuat jam membiarkan jam itu bekerja
sendiri tanpa campur tangannya lagi.

Abad Pencerahan berlangsung pada abad XVII-XVIII
(16851815). Sumber lain mengatakan, periode ini membentang
antara apa yang disebut "The Glorious Revolution" 1688 di
Inggris dan Revolusi Prancis 1789. Negara-negara pelopornya
adalah Inggris dan Prancis. Di kedua negara ini lahir banyak
ilmuwan, dan pemikir atau filsuf, yang gagasan-gagasannya
sangat berperan memicu lahirnya Abad Pencerahan. Gagasan
Pencerahan mencapai puncaknya dalam Revolusi Prancis (1789-
1799). Melalui revolusi ini, tatanan hierarki tradisional, seperti
monarki Prancis, privilese-privilese bagi kaum bangsawan, serta
kekuasaan politik dan otoritas Gereja, dihancurkan secara kejam,
kemudian digantikan oleh tatanan sosial-politik yang diilhami dari
ide-ide pencerahan: kebebasan (liberte), kesetaraan (egalite), dan
persaudaraan (fraternite). Meski demikian, dampak kemanusiaan
yang ditimbulkan revolusi ini serentak juga menunjukkan bahwa
gagasan pencerahan, terutama rasio manusia, memiliki
keterbatasan.

Sejak era Renaisans, keyakinan akan kemampuan rasio
manusia untuk menciptakan kemajuan dan kebahagiaan di dunia
sudah disadari. Meskipun demikian, secara umum, penggunaan
rasio oleh umat manusia belum mengubah secara signifikan dalam
hal kesejahteraan ekonomi.

Masalahnya bukanlah apakah manusia mampu atau tidak
menciptakan perubahan demi kesejahteraan di dunia dengan
rasionya, melainkan mengapa manusia belum menggunakan
rasionya semaksimal mungkin. Oleh Filsuf Jerman, Immanuel
Kant (1724-1804), jawaban atas pertanyaan itu adalah, "Karena
manusia belum berani menggunakan rasionya." Menurutnya,
manusia belum berani menggunakan rasionya karena masih
dikuasai oleh otoritas-otoritas lain, seperti tradisi, kitab suci,
Gereja, dan negara. Kant bahkan mengatakan, ketergantungan
pada otoritas-otoritas lain itu merupakan tanda bahwa manusia

34

belum kodewasa. Jadi, inilah kata-kata Kant yang kemudian
menjadi slogan utama Abad Pencerahan, "Beranilah berpikir
sendiri (Sapere aude!)". Dengan berani berpikir sendiri, niscaya
manusia akan sejahtera dan bahagia. Irulah yang disebur
Optimisme Pencerahan.

2. Slogan Abad Pencerahan “sapere Aude”
Sejak era Renaisans, keyakinan akan kemampuan rasio

manusia untuk menciptakan kemajuan dan kebahagiaan di dunia
sudah disadari. Meskipun demikian, secara umum, penggunaan
rasio oleh umat manusia belum mengubah secara signifikan dalam
hal kesejahteraan ekonomi.

Masalahnya bukanlah apakah manusia mampu atau tidak
menciptakan perubahan demi kesejahteraan di dunia dengan
rasionya, melainkan mengapa manusia belum menggunakan
rasionya semaksimal mungkin. Oleh Filsuf Jerman, Immanuel
Kant (1724-1804), jawaban atas pertanyaan itu adalah, "Karena
manusia belum berani menggunakan rasionya." Menurutnya,
manusia belum berani menggunakan rasionya karena masih
dikuasai oleh otoritas-otoritas lain, seperti tradisi, kitab suci,
Gereja, dan negara. Kant bahkan mengatakan, ketergantungan
pada otoritas-otoritas lain itu merupakan tanda bahwa manusia
belum dewasa. Jadi, inilah kata-kata Kant yang kemudian menjadi
slogan utama Abad Pencerahan, "Beranilah berpikir sendiri
(Sapere aude!)". Dengan berani berpikir sendiri, niscaya manusia
akan sejahtera dan bahagia. Itulah yang disebur Optimisme
Pencerahan.

3. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Immanuel Kant lahir pada masa ketika dunia telah

melahirkan banyak ilmuwan dan pemikir berbakat. Hasil karya
para ilmuwan melahirkan revolusi (perubahan-perubahan besar
dan drastis) dalam kehidupan. Dengan kata lain, optimisme itu
muncul karena keberanian menggunakan rasio itu telah terbukti
melahirkan perubahan-perubahan besar. Hal itu tampak sangat
nyata melalui hasil penemuan para ilmuwan serta pemikiran-

35

pemikiran para filsuf. Penemuan para ilmuwan pada masa-masa
menjelang munculnya optimisme Pencerahan memicu lahirnya
banyak kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sementara itu, pemikiran-pemikiran para filsuf tentang negara,
masyarakat, Gereja, ekonomi, dan sebagainya, telah nyata nyata
melahirkan perubahan besar dalam bidang politik, ekonomi, dan
sosial-budaya. Di sini dapat disebut beberapa di antara mereka,
yaitu Francis Bacon (1561-1626), Thomas Hobbes (1588-1679),
John Locke (1632-1704). Isaac Newton (1643-1727), dan Jean-
Jacques Rousseau (1712-1778). Mereka adalah contoh manusia-
manusia yang tercerahkan (enlightened) justru karena berani
menggunakan rasionya.

Francis Bacon (1561-1626), misalnya, meletakkan dasar
filosofis bagi perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan
alam. Pandangan ini sangat memengaruhi filsafat di Inggris
kemudian hari. Dari keyakinan yang sama, Isaac Newton (1642-
1727) untuk pertama kalinya dalam sejarah memberi dasar pada
fisika klasik dengan hukum gravitasinya yang tidak mengizinkan
segala macam spekulasi atau hipotesis atas dunia, melainkan
menjamin kepastian.

Newton bahkan dianggap sebagai ilmuwan paling besar dan
paling berpengaruh yang pernah hidup di dunia. Sepeninggal Issac
Newton. terutama sejak dimulainya Abad Pencerahan, ilmu
pengetahuan memang berkembang pesat. Hampir tiap tahun
dihasilkan penemuan ilmiah yang baru. Beberapa contoh: Carolus
Linnaeus (1707-1778). ilmuwan biologi asal Swedia, memelopori
penggunaan binomial nomenklatur bagi tumbuhan dan hewan.

F. REVOLUSI INDUSTRI

Revolsi Industri adalah perubahan radikal (revolusi) dalam sistem
produksi barang dan jasa (industri yang terjadi di Ingg sekitar abad
XVIII. Perubalian radikal tersehir mengacu pad diringgalkannya
produksi barang dan jasa menggunakan age manusia (secara manual)
dan alat-alat sederhana, serta dimulainy penggunaan mesin
(melaanisasi). Pada masa Revolusi Industri, peralatan-peralatan
tradisional ditinggalkan karena ditemukannya mesin pemintal, mesin

36

tenun atau manual lokomotif, dan sebagainya. Semua mesin tersebut
tidak lagi digerakkan dengan tangan dan kaki, tetapi oleh mes uap, Oleh
karena itu, terjadilah penghematan tenaga manusia. Revolusi Industri ini
terjadi di Inggris sekitar tahun 1758 (abad XVIII), lalu berkembang
dengan cepat ke seluruh Eropa, seperti Prancis, Jerman, dan Belanda,
lalu kemudian ke seluruh dunia. Di Asia sendiri, Revolusi Industri
diprakarsai oleh Jepang Dalam perkembangannya, penggunaan mesin
untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan ini tidak hanya terjadi
dalam bidang manufaktur, tetapi juga dalam bidang pertanian,
pertambangan, dan transportasi.

Revolusi Industri menandai terjadinya titik balik yang ber dalam
sejarah dunia. Hampir setiap aspek kehidupan sehari-hari dipengaruhi
oleh Revolusi Industri, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya,
maupun politik. Selama dua abad setelah Revolusi Industri, rata-rata
pendapatan per kapita negara-negara di dunia meningkat lebih dari enam
kali lipat. Revolusi Industri juga berdampak pada perubahan di bidang
sosial, budaya, dan politik Dalam bidang sosial-budaya, muncul masalah
urbanisasi dan ketenagakerjaan. Dalam bidang politik, muncul gerakan
sosiali dan imperialisme modern. Istilah "Revolusi Industri" sendiri
diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui pada
pertengahan abad XIX. Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh
sejarawan Inggris Arnold Toynbee (1852-1883) untuk menjelaskan
perkembangan ekonomi Inggris antara tahun 1760 sampai tahun 1840.
Sejak itu, istilah ini digunakan secara luas.

1. Kebijakan Enclosure

Pada abad XVI, sebagai salah satu hasil revolusi kultural
Renaisans adalah meningkatkan perdagangan dalam dan luar negen
Inggris. Dari dalam negeri, permintaan terhadap barang-barang
kebutuhan pokok meningkat drastis seiring dengan meningkatnya
jumlah populasi. Sementara itu, pedagang-pedagang swasta (merchant)
yang independen, aktif membuka akses perdagangan baru lintas negara.
Permintaan terhadap bahan-bahan makanan serta barang-barang industri

37

manufaktur dari Inggris meningkat seperti Tain larun dan kain wol.
Namun, Inggris tidak dapat memenuhi permintaan itu. Sistem manor
dianggap tidak produktif dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan
zaman. Pada saat yang sama, sebagai dampak langsung dari Renaisans,
pengaruh tuan-tuan tanah feodal dan Gereja semakin berkurang.

Sekitar abad XVI, ketika kekuasaan kaum feodal dan institusi
Gereja semakin berkurang, sekelompok petani mengusulkan apa yang
kemudian disebut sebagai kebijakan enclosure (secara harfiah berarti
"memagari" atau enclose lahan tertentu sehingga hanya satu orang yang
berhak untuk melakukan aktivitas pertanian di tempat itu). Kebijakan ini
melarang rakyat biasa menggunakan dan mengelola tanah-tanah umum
yang masih kosong. Pemerintah selanjutnya menyerahkan pengelolaan
tanah-tanah ini kepada beberapa petani kaya.

Dengan adanya kebijakan ini, petani tidak bisa lagi bebas
menggunakan lahan itu untuk bercocok tanam, mencari jerami, ataupun
sebagai ladang penggembalaan ternak. Lahan yang dikelola untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari menjadi terbatas. Bahkan, warga yang
tidak punya tanah akibar kebijakan itu menjadi buruh tani pada tuan-
tuan tanah yang dilindungi pemerintah itu. Melihat praktiknya,
kebijakan enclosure mengandung unsur kapitalisme. Pemerintah Inggris
secara de facto menganut kebijakan ekonomi merkantilisme dan baru
sejak era Revolusi Industri sistem ekonomi kapitalisme secara resmi
berlaku di Inggris.

Perbedaan mendasar antara sistem manor dan enclosure terletak
pada kenyataan sifat pemilikan atas tanah, yang masing masing memiliki
konsekuensi yang khas. Pada sistem manur, tanah adalah milik negara
yang dikelola melalui para bangsawan atau tuan tanah, sedangkan pada
sistem enclosure, tanah adalah milik pribadi. Pada sistem manor, petani
penggarap memberikan sewa tanah berupa uang atas jasa kepada tuan-
tuan tanah. Petani juga bebas melakukan aktivitas pertanian di atas tanah
tersebut. Selama petani tidak melakukan perbuatan yang mengancam
tuan-tuan tanah ataupun stabilitas negara, petani dapat mengelola tanah
tersebut sampai kapan pun. Oleh karena itu, dalam arti tertentu, petani
adalah "pemilik" tanah. Sementara itu, pada sistem enclosure, petani

38

tidak memiliki tanah karena kepemilikan atas tanah yang sebelumnya
mereka kerjakan itu diserahkan pada segelintir orang (swasta).

Dampak sistem enclosure bagi masyarakat Inggris adalah ketik
gelombang besar pertama closure diterapkan pada abad XV Ketika itu,
para tuan tanah mengusir para petani dari tanah-tanah milik mereka.
Enclere lantas berkembang menjadi sumber konf paling utama dalam
perkembangan sejarah awal modernisasi di Inggris, Kerusuhan-
kerusuhan karena enclosure meluas pada abad XVI dan XVII, Enclosure
pula yang menjadi satu alasan utama dalam perang saudara di Inggris.
Kemudian, proses enclosure diperkuat melalui intervensi negara pada
abad XVIII melal parliamentary enclosures. Pemusnahan hak-hak
kepemilikan dengan dampak yang sangat besar terhadap petani kecil
dilegitimasi melalui undang-undang yang dikeluarkan parlemen.
Singkatnya, enclosure diberlakukan melalui dua cara, yakni kekerasan
secara langsung dan undang-undang. Akibarnya, alih-alih membuat
tanah semakin produktif sebagaimana cita-cita awalnya, kebijakan
enclosure membawa penderitaan bagi rakyat Inggris.

Tekanan ekonomi di perdesaan akibat lahan yang terbata karena
kebijakan enclosure membuat sebagian warga desa ramaj ramai ke kota.
Pada saat yang sama di kota-kota di Inggris, industri rumahan (cottage
industries) berkembang pesat, seperti pembuatan pakaian (tekstil),
senjata, perhiasan, perabot rumah tangga, dan alat alat kerja. Di antara
industri-industri rumahan tersebut, yang paling terkenal di antaranya
adalah tekstil (pemintalan dan pembuatan pakaian). Daya tarik kota
sebagai penyedia lapangan pekerjaan melalui industri-industri rumahan
menarik minat orang-orang dari desa yang kehilangan tanah untuk
berurbanisasi.

2. Faktor Pendukung Revolusi Industri

1) Stabilnya kondisi keamanan dalam negeri
Revolusi Agung tahun 1688 mengharuskan raja bersumpah

setia pada Bill of Rights, yang membatasi kekuasaan raja,
termasuk di antaranya adalah raja menarik pajak hanya setelah
mendapatkan persejuruan parlemen. Sebelumnya, raja
memiliki kekuasaan mutlak untuk menentukan berbagai hal,

39

yang memicu berbagai macam gejolak politik di dalam negeri.
Dengan demikian, praktis selama abad XVI dan XVII Inggris
mengalami kestabilan politik. Perdamaian dan stabilitas itu
didukung pula oleh penyatuan Inggris dan Skotlandia, yang
sebelumnya bergejolak. Pada saat yang sama, negara-negara
Eropa lain dilanda perang dan konflik baik internal maupun
eksternal. Hal ini mendorong banyak usahawan, tenaga-tenaga
terampil, serta kaum kelas menengah dari negara-negara Eropa
lain berdatangan ke Inggris. Selain orang-orang Inggris sendiri,
mereka inilah yang juga merintis banyak industri rumahan
(cottage industry)

2) Kolonialisme dan Imperialisme (1583 – 1815)
Melihat keberhasilan Portugis dan Spanyol meraup

keuntungan dari negeri-negeri jajahan, sejak abad ke-16,
Inggris membentuk imperiumnya sendiri. Kolonisasi Inggris
dimulai dengan menguasai Irlandia, kemudian dilanjutkan
mengoloni Amerika sampai menjelang akhir abad XVIII.
Setelah kalah dalam Perang Revolusi Amerika (1775-83),
Inggris lalu menguasai India secara militer dan politik (1783-
1815). Sebelum menjadi penguasa militer dan politik, sejak
XVII, kongsi dagang Inggris East India Company (EIC) yang
dibentuk pada tahun 1600, terlibat dalam hubungan
perdagangan dengan India. Dari sini, EIC sejak XVII, masuk
ke Indonesia dan bersaing dengan VOC milik Belanda.

Pembentukan EIC yang berfokus pada perdagangan ini
membuat banyak pedagang dan kelas menengah Inggris
mengenal dunia Timur (Asia dan Afrika). Tak bisa dimungkiri
banyak di antara mereka yang menjadi pelaku perdagangan
rempah-rempah, baik sebagai pelaku utama atas nama EIC
maupun sebagai pedagang perantara (middleman).

Perdagangan Inggris dengan dunia Timur memunculkan
golongan kelas menengah dan kaya baru (kaum borjuis) di
Inggris. Pada waktu itu, perdagangan rempah-rempah sangat
menguntungkan karena tingkat permintaan di Eropa sangat

40

tinggi. Dengan begitu, cadangan modal negara Inggris di Bank
of England menjadi besar. Hal ini kemudian memudahkan para
pelaku usaha meminjam uang sebagai modal usaha. Sementara
itu, modal yang cukup dari perdagangan rempah-rempah
memudahkan kaum kaya baru ini mengembangkan usahanya
ke bidang-bidang lain, seperti tekstil dan sepatu.
Penemuan teknologi-teknologi baru yang memicu Revolusi
Industri tidak terlepas dari sumbangan kaum kelas menengah
(borjuis) ini. Mereka pulalah yang kelak melahirkan sistem
kapitalisme yang membuat iklim usaha menjadi jauh lebih
dinamis
3) Berkembang Ilmu Pengetahuan

Abad Pencerahan yang berkembang pesat pada abad XVIII
adalah zaman yang mendorong setiap individu untuk berani
menggunakan pikirannya (rasio) dalam rangka memahami cara
kerja alam dan menguasainya. Pencerahan mengusung ide
rasionalitas, kebebasan, dan kreativitas setiap individu. Dengan
rasionya, orang kemudian menemukan hukum-hukum alam
yang sangat penting artinya bagi Revolusi Industri. The Royal
Society for Improving Natural Knowlegde (1662) dan The
Royal Society of England (1882) memfasilitasi orang-orang
yang serius menggali ilmu pengetahuan. Kedua lembaga
tersebut mensponsori kegiatan-kegiatan eksplorasi alam. yang
kelak mendorong tejadinya penemuan-penemuan baru.

4) Munculnya kaum kaya baru
Perdagangan Inggris dengan dunia Timur memunculkan

golongan kelas menengah dan kaya baru (kaum borjuis) di
Inggris. Pada waktu itu, perdagangan rempah-rempah sangat
menguntungkan karena tingkat permintaan di Eropa sangat
tinggi. Dengan begitu, cadangan modal negara Inggris di Bank
of England menjadi besar. Hal ini kemudian memudahkan para
pelaku usaha meminjam uang sebagai modal usaha. Sementara
itu, modal yang cukup dari perdagangan rempah-rempah
memudahkan kaum kaya baru ini mengembangkan usahanya
ke bidang-bidang lain, seperti tekstil dan sepatu.

41

Penemuan teknologi-teknologi baru yang memicu Revolusi
Industri tidak terlepas dari sumbangan kaum kelas menengah
(borjuis) ini. Mereka pulalah yang kelak melahirkan sistem
kapitalisme yang membuat iklim usaha menjadi jauh lebih
dinamis

5) Sumber bahan Mentah dan Pasar Hasil Produksi
Daerah – daerah jajahan Inggris sangat luas dan kaya akan

sumber daya alam. Daerah – daerah jajahan inilah yang
mendukung kegiatan industri Inggris karena daerah – daerah
jajahan tersebut dapat menyediakan bahan baku yang di
perlukan oleh industri Inggris. Dari bahan mentah yang kaya
ini, lahir kreativitas warganya untuk melahirkan produk –
produk baru .

6) Kaya Sumber daya alam
Inggris kaya bahan tambang, seperti batu bara, besi, timah,

dan kaolin. Di samping itu, wol sangat menunjang industri
tekstil. Batu bara dan bijih besi dapat membantu
mengembangkan industri Inggris karena berguna sebagai
bahan bakar mesin.
7) Perlindungan hukum

Pemerintah memberikan perlindungan hukum terhadap
hasil – hasil penemuan baru sehingga mendorong kegiatan
penelitian ilmiah. Terlebih setelah dibentuknya lembaga ilmiah
Royal Socciety for Improving natural knowledge,
perkembangan pengetahuan baru seputar teknologi dan industri
bertambah maju. Selain itu, sistem hukum Inggris
memungkinkan pembentukan saham gabungan perusahaan.
8) Arus Urbanisasi
Arus urbanisasi yang besar akibat kebijakan enclosure di
pedesaan mendorong pemerintah Inggris membuka industri
yang lebih banyak agar dapat menampung mereka.
9) Munculnya sistem Ekonomi liberal

Tokoh-tokoh yang mengembangkan paham ini adalah
Adam Smith, Thomas Robert Malthus, David Ricardo, dan
John Stuart Mill. Paham ekonomi liberal muncul sebagai

42

reaksi terhadap paham ekonomi merkantilisme, yang
menekankan campur tangan pemerintah yang dominan dalam
perekonomian. Sebaliknya, menurut paham ekonomi liberal,
ekonomi akan berjalan baik kalau negara tidak campur tangan
dalam urusan ekonomi dengan membiarkan mekanisme pasar
berjalan secara bebas. Lepasnya campur tangan negar akan
mendorong persaingan di pasar, dan persaingan akan
menguntungkan masyarakat secara keseluruhan sebab setiap
orang akan berupaya mengejar yang terbaik agar produknya
diterima di pasar. Para pengusung paham ini juga menyatakan
bahwa membiarkan mekanisme pasar berlaku akan
menumbuhkan kreativitas individu.

10) Tuntutan produksi massal

Peluang-peluang ekonomi melalui rettage industries berdampak
langsung setidaknya pada dua hal pertama, jumlah kelas menengah
semakin banyak akibar tumbuhisya banyak industri rumahan: kedua,
perdagangan semakin ramai, baik karena tingginya permintaan dari
penduduk kota yang semakin banyak jumlahnya maupun dari luar
negeri, seperti dari Paris, Genoa, Venesia, dan Florence. Tingginya
permintaan di Eropa sebagian karena kualitas produk Inggris yang
terkenal bagus dibandingkan produk sejenis di negara Eropa lainnya.
Dampaknya, meningkatnya jumlah permintaan, sehingga muncul
tuntutan produksi massal.

Sebagaimana telah digambarkan sebelumnya, industri rumahan
yang paling ramai di Inggris waktu itu adalah pertekstilan. Para majikan
(pemilik modal) membeli bahan mentah dari pedagang, membawanya ke
tempat kerja (cottage), dan memproduksinya dengan peralatan sederhana
dan manual. Para pedagang sebelumnya membeli benang-benang ini dari
keluarga-keluarga biasa di pedesaan yang menjadikan pemintalan
benang sebagai usaha utama pascakebijakan enclosure. Pemilik atau
pengelola cottage ini satu orang atau yang umumnya dekat dengan para
pekerjanya. Ada hubungan yang baik antara majikan dan pekerja, yang
kelak menurut Karl Marx retak karena sistem kapitalisme.

43

Dalam perkembangan selanjutnya, timbul masalah, yang
kemudian memicu terjadinya Revolusi Industri. Masalah itu dapat
diperakan menjadi dua hal. Pertama, pengerjaan secara manual dan
peralatan yang sederhana membuat produktivitas para pekerja rendah.
Jadi. butuh waktu lama untuk menghasilkan satu unit produk. Semakin
lama waktu yang dipakai seseorang untuk memproduksi satu barang
semakin tinggi harganya. Akibatnya, harga-harga barang produksi
rumahan ini mahal dan hanya orang kaya yang mampu membelinya.
Sementara itu, persaingan di pasar, baik lokal maupun internasional
cukup tinggi.

Kedua, pada tahun 1733, permintaan akan kain katun tinggi, tetapi
produksinya rendah. Hal ini membuat pemerintah, ilmuwan. dan pelaku
usaha berpikir keras mencari jalan keluar. Kebuntuan itu akhirnya
dipecahkan oleh seorang pemintal Inggris bernama John Kay (1704-
1779). Pada tahun 1733. John Kay menemukan dan membuat kumparan
terbang, yang membuat proses pemintalan berjalan dengan cepat.
Penggunaan kumparan terbang mampu memotong setengah waktu
memintal yang biasa. John Kay adalah seorang perintis dan
penemuannya ini membuka jalan bagi serangkaian penemuan lain.
Kendati awalnya banyak pekerja tidak menerima kehadiran mesin
karena mengancam penggunaan tenaga mereka, tetapi kehadirannya
yang mempermudah kerja manusia tidak dapat di elakkan.

2. Jalannya Revolusi industri

1. Revolusi industri pertama

Inovasi dalam produksi katun di Inggris adalah tombol
pemicu Revolusi Industri dan ekonomi modern. Begitu besarnya
kontribusi tekstil katun bagi kemajuan ekonomi Inggris membuat
ahli ekonomi Joseph Schumpeter mengatakan bahwa sejarah
industrialisasi Inggris dari 1787-1842"bisa dirangkum dalam satu
macam industri ini.

Revolusi Industri dimulai pada tahun 1750-an. Pada
awalnya, penemuan-penemuan hanya terbatas pada pemintalan
kapas (pertekstilan). Kumparan terbang John Kay disempurnakan
oleh James Hargreaves (1720-1778) pada tahun 1767. Hargreaves

44

menemukan mesin pemintal yang dapat menghasilkan beberapa
benang yang disebut spinning jenny. Mesin tersebut digerakkan
oleh tenaga kuda dan tenaga air. Mesin buatan Hargreaves adalah
salah satu kreasi inovarif yang merevolusionerkan produksi
pakaian katun selama 50 tahun berikutnya.

Dengan penemuan-penemuan ini, produksi massal dalam
industri katun pun dimulai, demikian juga sistem pabrik.
Bersamaan dengan itu berkembang pula sistem kapitalisme. Para
kapitalis, yaitu orang yang memiliki modal, membeli banyak
mesin dan menaruhnya di sebuah pabrik, tempat orang-orang
upahan bekerja sepanjang hari memproduksi barang-barang.
Mesin yang cukup besar dan jumlah tenaga kerja yang banyak
memang membutuhkan ruang yang luas. Dengan demikian,
industri rakyat (cottage industry) digantikan oleh sistem pabrik.
Dengan produksi massal, biaya produksi menjadi lebih murah dan
harga-harga barang menjadi lebih terjangkau.

Pada tahun 1769, James Watt (1736-1819) berhasil
membuat mesin uap yang lebih efisien daripada mesin uap yang
telah dirintis sebelumnya oleh Thomas Newcomen. Mesin uap
adalah mesin yang menggunakan energi panas dalam uap air dan
mengubahnya menjadi energi mekanis. Hasil temuan James Watt
ternyata menjadi inspirasi bagi penemuan teknologi-teknologi
lainnya dalam bidang industri lain, seperti pompa, lokomotif, dan
kapal laut. Pada tahun 1785, Edmund Cartwright (1743-1823)
menemukan mesin tenun yang digerakkan tenaga uap. Tidak
seperti penemuan-penemuan sebelumnya, penemuan ini
menyeimbangkan jumlah pemintal dan penenun dalam industri
tekstil. Jumlah kain yang dihasilkan pun lebih banyak. Pada tahun
1750, Abraham Darby menggunakan batu bara (cokes) untuk
melelehkan besi demi mendapatkan nilai besi yang lebih
sempurna. Pada tahun 1783, Marquis de Jouffroy d'Abbans
berhasil menggunakan mesin uap untuk menggerakkan kapal.
Pada tahun 1802 William Symington menemukan kapal kincir.
Selain itu, pada tahun 1804, Richard Trevithick membuat
lokomotif uap pertama, yang kemudian disempurnakan oleh
George Stephenson menjadi kereta api penumpang. Kapal perang

45

yang digerakkan dengan mesin uap dibuat oleh Robert Fulton
pada tahun 1814.

Dengan mesin uap, muncullah berbagai mode transportasi
yang lebih cepat, menggantikan kuda dan kereta kuda. Dengan
mudahnya transportasi, pusat-pusat permukiman pun mulai
bergeser dari tepian sungai dan sumber-sumber air. Dari sini,
mulailah terbentuk kot kota. Mesin uap merupakan inti dari
Revolusi Industri sehingga James Watt sering dianggap sebagai
Bapak Revolusi Industri.

2. Revolusi Industri kedua

Setelah berjalan satu abad, sekitar tahun 1860, Revolusi Industri
memasuki fase baru yang berbeda dari sebelumnya, yang dikenal
sebagai Revolusi Industri tahap kedua. Perbedaan antara Revolusi
Industri tahap pertama dan Revolusi Industri tahap kedua adalah
sebagai berikut.

a. Baja menggantikan besi sebagai bahan industri pokok.

b. Penggantian batu arang dengan gas dan minyak, serta
penggunaan listrik.

c. Perkembangan mesin otomatis.

d. Spesialisasi buruh.

e. Perubahan radikal dalam transportasi dan komunikasi.

f. Pertumbuhan bentuk-bentuk baru organisasikapitalis.

g. Meluasnya industrialisasi ke Eropa Tengah dan Timur, bahkan
sampai ke Timur Jauh.

Penemuan-penemuan dalam Revolusi Industri tahap
pertama memicu penemuan-penemuan lainnya. Ilmuwan Inggris
Michael Faraday (1791-1867) berhasil membuat aliran listrik.
Penemuan Faraday ini kemudian dikembangkan oleh Luigi
Galvani dan Alessandro Volta dari Italia. Galvani
mengembangkan ilmu tentang efek listrik terhadap syaraf dan otot

46

hewan, sedangkan Volta mempelajari daya listrik. Sementara itu,
Andre Ampere, seorang fisikawan Prancis, berhasil menemukan
alat ukur listrik. Pada tahun 1879, Thomas Alva Edison berhasil
menemukan lampu pijar Pada 1832, Sacooel Mone membuat
relegraf. Selanjutnya pada 1872, Alexander Graham Bell
membuat pesawat relepon yang dan dimul oleh penemuan
Gurgleimo Marconi pada tahun 1895, berhasil mengembangkan
pesawat telegraf tanpa menggunakan Law Selanjutnya, Charles
Godrear pada ramon 18.99, herhasil wulkans habilitati ka yang
dicampur belerang sehingga menghasilkan ban mobil dari kaves
keras. Pada talyan 1903, Wilbur wicht dan Owille Wrath
membuat pesawat terbang.

Penemuan radioaktivitas oleh Marie Curie (1867-1934)
menjadi sumber energi yang baru (energi nuklio). Hal ini
kemudian melapangkan jalan bagi bom nuklir.

3. Dampak Revolusi Industri terhadap Eropa

Berkambangnya berbagai temuan teknologi telah
mendorongperekambangan pesat industri di Eropa, yang
membawa berbagai dampak besar baik secara ekonomi, sosial,
maupun politik.

1. Bidang ekonomi

 Lahirnya Industri besar
Berlangsungnya Revolusi Industri memicu terjadinya

revolusi dalam sistem perekonomian, yaitu dan ekonomi
agraris ke ekonomi industri. Revolusi Industri telah
menumbuhkan industri secara besar besaran dengan proses
mekanisasi. Alhasil, barang-barang diproduksi secara cepat,
mudah, dan massal sehingga dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat luas. Lebih daripada ina, produksi manal
membuat harga produk menjadi eli murah dibandingkan
produksi manual.
 Berkembangnya kapitalisme

Kapitalisme adalah sistem ekonomi yang terjadi saat
sarana arana produksi (tanah, mesin, pabrik, dan lain-lain)
dimiliki secara pribadi oleh pemilik modal (kapitalis) yang

47

ditujukan untuk memproduksi barang dan jasa dalam
rangka mendapatkan laba. Revolusi Industri membuat
kapitalisme (dan kaum kapitalis) semakin berkembang dan
bahkan menjadi bagian penting dari sistem ekonomi negara.
Peluang besar yang tersedia di pasar menibuat para pemilik
modal memperbesar unahanya, serta dengan tenaga kerja
yang semakin besar pula. Tujuannya adalah mencapai
keuntungan sebesar-besarnya (akumulasi modal). Hal
penting yang patut dicatat sejak era Revolusi Industri
adalah semakin ramainya persaingan. Para kapitalis
(pemilik modal) yang bergerak di bidang usaha yang sama
berlomba-lomba menciptakan produk terbaik untuk
memuaskan konsumen. Para pemilik modal juga aktif
menjual produknya, tidak sekadar menunggu pesanan
sebagaimana terjadi pada era pra-revolusi Industri.

 Industri kecil gulung tikar
Berkembangnya industri – industri besar mengakibatkan
bangkrutnya industri – industri kecil yang masih
menggunkan cara – cara manual atau tradisional. Hal itu
juga di sebabkan oleh industri – industri kecil yang tidak
dapat bersaing karena biaya produksinya yang tinggi untuk
membuat 1 unit produk.

b. Bidang sosial

 Arus Urbanisasi semakin tinggi
Era revolusi industri merupakan arus urbanisasi di

Eropa. Hal ini karena industrialisasi menciptakan lapangan
kerja serta melahirkan kota – kota dan pusat – pusat
keramaianyang baru. Hal ini menarik minat penduduk desa
untuk datang ke kota. Kot dianggap menjanjikan
kehidupan yang lebih baik. Hal ini di dukung
perkembangan pesat dalam bidang sarana dan prasarana,
komunikasi, dan transportasi.

48

 Kesenjangan anata pemilik modal dan para pekerja
Dalam banyak kasus, banyak juga buruh yang tidak

menikmati kehidupan yang layak. Sementara itu, para
kapitalis menjadi kaya raya. Kondisi itu semakin
menimbulkan kesenjangan antara bruh dan pemilik modal.
Buruh dibayar dengan upa yang sangat rendah sehingga
pemilik modal mendapat untung yang sangat besar.
 Lahirnya kelas buruh
Dalam perkembangan selanjutnya, rasa senasib dan
sepenanggungan mendorong para buruh di kota – kota
untuk bersatu. Karena hal tersebut, lahirlah kelas buruh di
Eropa di satu sisi, dan kelas kapitalis di sisi yang lain.
Dengan demikian, revolusi Industri lebih dari sekedar
mesin – mesin baru, pabrik – pabrik yang mengepulkan
asap, serta meningkatnya produktivitas dan standar hidup.

 Munculnya revolusi sosial
Kesenjangan ekonomi antara pemilik modal dan

kaum buruh serta kemiskinan yang ditimbulkannya
memberi inspirasi bagi para sastrawan Inggris untuk
menuliskan tentang ketimpangan sosial yang terjadi di kota
industri. Tujuan mereka adalah menyadarkan masyarakat
Inggris, terutama para pemilik modal dan pengusaha serta
pemerintah, agar segera melakukan perubahan. Tulisan
terkenal yang mengangkat masalah ini adalah sebuah karya
sastra yang berjudul Oliver Tivist yang ditulis oleh
sastrawan Inggris bernama Charles Dickens. Sementara itu,
menurut para filsuf, manusia di bawah sistem kapitalisme
tidak lagi diperlakukan sebagai manusia, tetapi sebagai
komoditas yang dapat diperjualbelikan di pasar terbuka.
"Komodifikasi" manusia ini kemudian mengganggu Karl
Marx, yang terkenal dengan idenya "revolusi proletar"
untuk mengubah situasi semacam itu.

Pada tahun 1820-an di Inggris, terjadi huru-hara oleh
penduduk kota yang miskin dengan didukung oleh kaum
buruh. Gerakan sosial ini menuntut adanya perbaikan nasib

49

rakyat dan buruh. Tuntutan terhadap perubahan semakin
semakin menguat, pemerintah Inggris kemudian turun
tangan dengan mengeluarkan sejumlah undang-undang
untuk mengatasi masalah sosial ini. Undang-undang
tersebut antara lain sebagai berikut :

a) Combination Laws (1824), yaitu undang-undang yang
mendorong pembentukan serikat pekerja di berbagai kota industri
di Inggris. Pada awalnya serikat pekerja yang dibentuk hanya
untuk menyusun strategi dalam melakukan pemogokan. Baru pada
tahun 1851, terbentuk serikat pekerja yang terdiri dari para ahli
teknik yang disebut dengan The Amalgamated Society of
Engineers. yang lebih memilih melakukan perundingan-
perundingan secara damai jika terjadi konflik.

b) Tahun 1832, dikeluarkan Reform Bills atau Undang Undang
Pembaharuan Pemilihan. Menurut undang undang ini, kaum buruh
mendapatkan hak-hak perwakilan dalam parlemen.

c) Tahun 1833, dikeluarkan Factory Act atau Undang Undang Pabrik.
Menurut undang-undang ini, kaum buruh mendapatkan jaminan sosial.
Di samping itu, undang-undang juga berisi larangan pengunaan tenaga
kerja anak-anak dan wanita di daer tambang bawah tanah. Undang-
undang ini juga memberi batasan jam kerja bagi pekerja anak-anak dan
wanita. Tahun 1834. dikeluarkan Poor Law Act atau Undang

d) Undang Fakir Miskin. Undang-undang menetapkan pembangunan
perumahan bagi para pekerja, pendirian panti –panti sosial yang
diperuntukkan bagi para fakir miskin, pengangguran dan orang – orang
lanjut usia.

 Polusi di banyak tempat
Polusi di banyak tempat Revolusi Industri juga

menciptakan polusi di mana-mana Pembangunan pabrik-
pabrik di kota-kota besar menimbulkan pencemaran udara
dan limbah yang tidak terkendali sehingga membuat
kehidupan kota menjadi tidak sehat dan kotor.
 Munculnya individualisme

50


Click to View FlipBook Version