Penilik yang Dirindukan | i
Penilik yang Dirindukan
Penulis: Mugiyana
ISBN 978-623-248-318-7
Editor: Suhud Rois
Penata Letak: @timsenyum
Desain Sampul: @timsenyum
Copyright © Pustaka Media Guru, 2020
vi, 84 hlm, 14,8 x 21 cm
Cetakan Pertama, Juli 2021
Diterbitkan oleh
CV. Pustaka MediaGuru
Anggota IKAPI
Jl. Dharmawangsa 7/14 Surabaya
Website: www.mediaguru.id
Dicetak dan Didistribusikan oleh
Pustaka Media Guru
Hak Cipta Dilindungi Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta, PASAL 72
Prakata
Assalamualaikum wr wb,
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat
rahmat, karunia, serta rida‐Nya, penulis bisa menyelesaikan
penulisan buku berjudul "Penilik yang Dirindukan” ini dengan
baik dan lancar. Atas izin‐Nya pula penulis dipertemukan
dengan orang‐orang hebat yang penuh inspirasi dan
semangat, sehingga membuat penulis menjadi lebih
bergairah dalam menuangkan kata‐kata menjadi karya
sebuah buku yang insyaallah mendatangkan manfaat bagi
para pembaca. Salawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad, yang menjadi suri
tauladan dan kiblat umat manusia dalam menjalani
kehidupan di dunia untuk bekal kehidupan akhirat.
Bagaimana kita menjadi bangga akan profesi, merasa
antusias, dan mencintai pekerjaan hingga mampu bersikap
dan bertindak dengan menyenangkan dalam bekerja tetapi
tetap profesional sehingga menjadi yang dirindukan? Tentu
saja semuanya itu harus dijalankan atas dasar penerimaan
dan wujud rasa syukur terhadap apa yang sudah ditakdirkan
oleh Allah SWT. Salah satu bentuk kecintaan terhadap Tuhan‐
Nya adalah dengan menjalankan tugas dan pekerjaan dengan
seprofesional dan sebaik mungkin dengan startegi yang
praktis dan cara yang tepat.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada istri,
orang tua, anak‐anak tercinta, dan keluarga besar yang
Penilik yang Dirindukan | iii
telah memberikan cinta, kasih sayang, kesempatan,
dukungan, dan selalu setia mendampingi penulis di
manapaun dan dalam keadaan apapun sampai dengan
terselesaikanya penulisan buku ini.
Terima kasih juga kepada sahabat dan handai taulan yang
banyak menberikan insprirasi dan banyak bantuan, baik ide‐
ide kreatif maupun support dan kasih sayangnya.
Penulis menyadari, tiada gading yang tak retak. Buku ini
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan nasihat, kritik, dan saran demi kebaikan dan
kesempurnaan buku ini.
Sebaik‐baiknya manusia yang bermanfaat untuk manusia
lain. Mari tebar manfaat di manapun, kapan pun, dan dengan
siapa pun karena Tuhan akan membalas kebaikan atau
keburukan walau sekecil zarrah. Keberkahan akan selalu
diberikan oleh‐Nya ketika kita melakukan apapun atas dasar
cinta.
Terima kasih, Tuhan, untuk rahmat‐Mu yang tidak pernah
berhenti mengalir dan untuk hidup yang selalu terasa indah
ini.
Selamat membaca, semoga manfaat.
Wassalamualaikum wr wb.
Oktober 2020
Penulis
iv | Mugiyana
Daftar Isi
Prakata ...................................................................................... iii
Daftar Isi ..................................................................................... v
Bab 1 Pendahuluan ................................................................... 1
Bab 2 Menjadi Penilik yang Dirindukan Sukses dalam
Melaksanakan Tupoksi Penilik ..................................... 5
A. Komptensi yang Harus Dimiliki Penilik .................. 5
B. Memahami Kepribadian dan Karater
Pendidikan dan Tenaga Kependidikanya ............. 15
C. Menerapkan Strategi Pembimbingan yang
Praktis ..................................................................... 23
D. Pentingnya Kedisiplinan Pada GTK ...................... 39
E. Pentingnya humor saat monev ............................ 46
F. Membangkitkan Motivasi PTK ............................. 54
G. Merangsang Pendidik dan Tenaga
Kependidikan untuk Kreatif dan Inovatif ............. 61
H. Perkenalkan dan Ajarilah GTK Membuat
Permainan dan Media Pembelajaran Sesuai
dengan Potensi Lokal ........................................... 68
Bab 3 Penutup ........................................................................ 79
Daftar Pustaka ......................................................................... 82
Profil Penulis ............................................................................ 83
Penilik yang Dirindukan | v
vi | Mugiyana
Bab 1
Pendahuluan
M asa depan negeri ini ada di tangan anak‐anak didik
yang berada dibawah bimbingan lembaga PAUD di
mana kita bertugas saat ini. Sejauh mana pendidik
memberikan rangsangan pertumbuhan dan perkembangan
yang tepat seuai dengan usia dan tahap perkembanganya, di
situlah tingkat keberhasilan sebuah layanan pendidikan anak
usia dini terlihat.
Generasi emas ini adalah investasi bangsa yang jika kita
mampu merawat dan mendidiknya dengan baik dan tepat
akan berbuah manis kelak pada masa mereka dewasa.
Generasi emas itu diharapkan tidak hanya memiliki
kemampuan pengetahuan yang mumpuni, tetapi juga
memiliki kepribadian yang baik, akhlakul karimah, dan
berkarakter.
Dengan demikian, membincangkan pentingnya PAUD
tidak terbantahkan lagi. Hanya saja dalam konteks ini
pembahasannya lebih mengerucut pada peran seorang
penilik dalam membina pendidik dan tenaga kependidikan.
Penilik mempunyai peranan yang sangat penting dalam
membina pendidik dan tenaga kependidikan pada
menyelenggarakan pendidikan utamanya dalam mengajar
membimbing anak‐anak usia PAUD dengan benar dan tepat,
sehingga tidak akan terjadi yang namanya mall praktek
pendidikan.
Penilik yang Dirindukan | 1
Sama halnya dengan pendidik atau guru, menjadi penilik
adalah panggilan jiwa untuk mengabdi sepenuh hati dengan
seluruh tekad yang kita miliki. Namun hal itu tidaklah cukup,
karena dibutuhkan pengetahuan yang luas dan keteladanan.
Terlebih lagi sebagai penilik kita harus memiliki rasa
kedekatan pada pendidik agar kita mampu menjadi penilik
yang menyenangkan dan dirindukan.
Lalu, bagaimanakah pendekatan dan cara yang bisa
dilakukan agar menjadi penilik yang baik? Apalagi saat
menghadapi PTK yang mempunyai latar belakang yang
berbeda‐beda, tentu tidaklah mudah dan perlu kiat‐kiat
khusus untuk menghadapinya.
Sebagus apapun sistem atau metode pembimbngan yang
diterapkan, ketika penilik tidak mampu menguasai prinsip‐
prinsip dasar dalam mengajar anak‐anak usia dini, pasti akan
kurang lihai dalam membina pendidik dalam pembelajaran.
Hal ini akan menimbulkan pengaruh yang buruk.
Fakta yang terjadi saat ini tentang wacana pentingnya
PAUD, justru banyak guru yang gagal menerapkan model‐
model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak
sehingga keberadaan anak di dalam kelas sangat pasif dan
tidak memiliki keberanian sebagaimana yang diinginka PAUD
itu sendiri.
Fakta ini jelas menunjukkan pendidik gagal membangun
aspek psikologi anak. Konsekuensinya, apapun yang
disampaikan pendidik di kelas seperti menguap, tidak
membekas dalam pikiran atau ingatan anak‐anak. Bahkan,
yang paling ekstrem, ada anak‐anak didik yang mengalami
ketakutan luar biasa dikarenakan sang pendidik tidak nyaman
2 | Mugiyana
dan penuh kasih dalam memperlakukan anak‐anak di dalam
kelas.
Berangkat dari kenyataan itu, dibutuhkan peran penilik
dalam membina pendidik agar memahami keperibadian dan
karakter para pendidiknya. Penilik juga harus mampu
mengarahkan pendidiknya dengan benar agar mampu secara
efektif mengajar sesuai dengan kebutuhan anak, mampu
mendampingi anak tanpa harus mengernyitkan dahi saat
melihat anak didiknya bermain‐main saat pelajaran
berlangsung. Pendidik tidak harus memarahi murid yang
berisik, sering membuat ribut di dalam kelas.
Semua itu butuh pendekatan dari penilik dengan
memberikan reward dan tauladan sehingga pendidik
melakukan tugasnya sebagai pengajar berdasar pada
kelembutan dan kasih sayang.
Penilik yang Dirindukan | 3
4 | Mugiyana
Bab 2
Menjadi Penilik
yang Dirindukan Sukses
dalam Melaksanakan
Tupoksi Penilik
A. Komptensi yang Harus Dimiliki Penilik
Jangan berikan tanggung jawab kepada orang yang
bukan ahlinya, “Sesungguhnya Allah menyuruh kita supaya
menyerahkan segala jenis amanah kepada ahlinya (yang
berhak menerimanya).” (An‐Nisa: 58).
Ahlinya, kita adalah profesional dan kita harus
profesional. Tidak ada jalan yang tertutup bagi kita yang
mencari jalan itu, yaitu mencari ilmu untuk bekal
keprofesionalan. Kata professional tidak terlepas dari yang
namanya kompetensi, karena letak keprofesionalan itu pada
kompetensi yang dimiliki.
Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh penilik dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Sedangkan standar kompetensi adalah
kemampuan minimal yang harus dimiliki oleh seorang penilik,
Penilik yang Dirindukan | 5
yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi penilik sebagai pelaksana pengendali mutu
dan evaluasi dampak program PAUDNI mencakup
kompetensi kepribadian, kompetensi supervisi manajerial,
kompetensi supervisi akademik, kompetensi evaluasi
pendidikan, kompetensi pengembangan profesi, serta
kompetensi sosial.
1. Kompetensi Kepribadian
No Kompetensi Subkompetensi
1. Berakhlak mulia a. Menampilkan sebagai pribadi
agar menjadi yang jujur, ramah, dan
panutan bagi menjadi panutan bagi
pendidik dan pendidik dan tenaga
tenaga kependidikan serta
kependidikan serta masyarakat.
masyarakat b. menghargai pendidik dan
tenaga kependidikan tanpa
membedakan latar belakang
agama, suku, adat istiadat,
asal daerah, dan jenis
kelamin.
2. Memiliki pribadi a. Berperilaku Jujur, bijak,
yang mantap, konsisten, dan berwibawa.
stabil, dewasa, arif, b. Bersikap mandiri, terbuka,
dan berwibawa responsif, dan kooperatif
dalam melaksanakan tugas.
6 | Mugiyana
3. Menampilkan sikap a. Menunjukkan sikap
ramah, empati, dan bersahabat terhadap
simpati terhadap pendidik dan tenaga
pendidik dan kependidikan serta
tenaga masyarakat.
kependidikan serta b. Membantu dan
masyarakat mengembangkan potensi
pendidik dan tenaga
kependidikan serta
masyarakat.
c. Menunjukkan sikap bijak
terhadap pendidik dan
tenaga kependidikan serta
masyarakat dalam
melaksanakan tugasnya.
d. Menunjukkan sikap pernuh
perhatian terhadap
permasalahan yang dihadapi.
4. Menunjukkan etos a. Menaati kode etik profesi.
kerja, tanggung b. Komitmen terhadap tugas
jawab, percaya diri, dan profesi sebagai penilik.
dan bangga c. Menampilkan kinerja dan
terhadap profesi tanggung jawab yang tinggi.
Penilik yang Dirindukan | 7
2. Kompetensi Supervisi Manajerial
No Kompetensi Subkompetensi
1. Mampu a. Menyusun perencanaan
melaksanakan program pengendalian mutu
pengendalian PAUDNI;
mutu program b. Melaksanakan pemantauan
PAUDNI program PAUDNI;
c. Melaksanakan penilaian
program PAUDNI;
d. Melaksanakan
pembimbingan dan
pembinaan kepada pendidik
dan tenaga kependidikan
pada satuan PAUDNI dan;
e. Menyusun laporan hasil
pengendalian mutu program
PAUDNI.
2 Mampu a. Menyusun rancangan atau
melaksanakan desain evaluasi dampak
evaluasi dampak program PAUDNI;
program PAUDNI b. menyusun instrumen
evaluasi dampak program
PAUDNI;
c. Melaksanakan dan menyusun
laporan hasil evaluasi
dampak program PAUDNI;
dan
d. Melaksanakan presentasi
hasil evaluasi dampak
program PAUDNI.
8 | Mugiyana
3. Kompetensi Supervisi Akademik
No Kompetensi Subkompetensi
1. Mampu a. Memahami konsep, prinsip,
merancang dan prosedur,
pelaksanaan pengembangan
supervisi pembelajaran atau
akademik pembimbingan program atau
satuan PAUDNI;
b. Membimbing pendidik dalam
menyusun silabus tiap bidang
pengembangan di program
satuan dan atau satuan
PAUDNI berlandaskan
standar isi, standar
kompetensi, dan kompetensi
dasar, dan prinsip‐prinsip
pengembangan KTSP.
c. Membimbing pendidik dalam
menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran
(RPP) untuk tiap program
dan atau satuan PAUDNI;
2. Mampu a. Membimbing pendidik dalam
melaksanakan memilih dan menggunakan
supervisi strategi atau metode
akademik pembelajaran, bimbingan,
atau pelatihan yang dapat
mengembangkan berbagai
potensi peserta didik melalui
Penilik yang Dirindukan | 9
program dan atau satuan
PAUDNI;
b. Membimbing pendidik dalam
melaksanakan kegiatan
pembelajaran atau
bimbingan untuk
mengembangkan potensi
peserta didik pada tiap
program satuan PAUDNI;
c. Membimbing pendidik dalam
mengelola, memelihara,
mengembangkan dan
menggunakan media
pendidikan dan fasilitas
pembelajaran atau
bimbingan tiap program
satuan PAUDNI;
d. Memotivasi pendidik untuk
memanfaatkan teknologi
informasi dalam
pembelajaran atau
bimbingan pada program
satuan PAUDNI;
e. Mampu melaksanakan
pengendalian mutu dan
evaluasi dampak melalui
berbagai jenis supervisi;
10 | Mugiyana
3. Mampu menilai a. Membimbing pendidik dalam
hasil supervisi menyusun alat penilaian
akademik pembelajaran pada satuan
PAUDNI;
b. Membimbing pendidik dalam
melaksanakan penilaian dan
perbaikan pembelajaran pada
satuan PAUDNI.
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
No Kompetensi Subkompetensi
1. Memahami a. Menguasai konsep dan
pelaksanaan prinsip‐prinsip penilaian
evaluasi pendidikan dan aplikasinya
pendidikan dalam PAUD
penilik PAUD b. Menguasai pendekatan,
metode, jenis, dan prosedur
penelitian untuk
mengembangkan PAUD
c. Mampu mengembangkan
instrumen penilaian hasil
belajar pada PAUD
d. Menguasai konsep dan
prinsip penyusunan
instrumen penilaian kinerja
pendidik dan tenaga
kependidikan PAUD
Penilik yang Dirindukan | 11
e. Mampu memantau dan
menilai hasil pelaksanaan
pembelajaran PAUD
f. Mampu membimbing
pendidik dan tenaga
kependidikan PAUD dalam
memanfaatkan hasil
penilaian kinerja untuk
peningkatan mutu
pembelajaran
g. Mampu mengevaluasi kinerja
satuan pendidikan PAUD
untuk melakukan pembinaan
lebih lanjut
5. Kompetensi Pengembangan Profesi
No Kompetensi Subkompetensi
1. Melaksanakan a. Pembuatan karya tulis
pengembangan ilmiah (KTI) dan/atau
profesi penelitian di bidang
pengembangan PAUDNI;
Mutu PAUDNI b. Penerjemahan atau
penyaduran buku dan
bahan lainnya di bidang
PAUDNI
c. Pembuatan standar buku
pedoman atau petunjuk
pelaksanaan atau
12 | Mugiyana
petunjuk teknis di bidang
pengendalian mutu
PAUDNI
d. Pembuatan standar buku
pedoman, petunjuk
pelaksanaan, atau
petunjuk teknis di bidang
pengendalian mutu
PAUDNI pembuatan
standar buku pedoman,
petunjuk pelaksanaan,
atau petunjuk teknis di
bidang pengendalian
mutu PAUDNI
e. Menjadi juara dalam
lomba karya ilmiah.
2. Memiliki sikap a. Menerima masukan dan
terbuka, bertindak pandangan orang lain.
objektif, dan tidak b. Melakukan tindakan
diskriminatif. sesuai dengan norma
sosial.
c. Menghargai pendidik dan
tenaga kependidikan
serta masyarakat tanpa
membedakan latar
belakang agama, tradisi,
daerah asal, etnis, dan
jenis kelamin.
Penilik yang Dirindukan | 13
3. Berkomunikasi a. Mampu menyampaikan
secara efektif dan informasi yang mudah
menjalin kerjasama diterima oleh pendidik
dengan pemaiigku dan tenaga kependidikan
kepentingan serta masyarakat.
b. Mampu memberikan
pemahaman kepada
pemangku kepentingan
untuk mendukung
penyelenggaraan
program PAUDNI
c. Mampu menjalin
kemitraan dalam
mendukung program
PAUDNI.
4. Mengembangkan a. Mampu
jejaring peningkatan mengintegrasikan
mutu program program PAUDNI dengan
PAUDNI program pemberdayaan
masyarakat sekitar.
b. Mampu menerapkan
metode dan teknik
partisipasi yang sesuai
dengan program
pemberdayaan
masyarakat.
14 | Mugiyana
6. Kompetensi Sosial
Standar kompentensi sosisal yang harus dimiliki oleh
seorang penilik adalah
a) menguasai karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya
masyarakat setempat,
b) mampu bekerjasama dengan berbagai pihak,
c) mampu berperan dalam kegiatan organisasi profesi
penilik dan organisasi profesi lainnya,
d) memiliki kepekaan terhadap berbagai masalah yang
terjadi, dan
e) menguasai masalah sosial kemasyarakatan dan cara
pemecahaannya.
Menjadi seoang penilik yang anamah dan tanggung
jawab, yaitu yang menjalankan pekerjaan seprofesional
mungkin dan selalu meningkatkan kompetensinya. Ayo, kita
bisa!
B. Memahami Kepribadian dan Karater Pendidikan
dan Tenaga Kependidikanya
1. Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi,
perasaan, temparamen, ciri khas, dan juga perilaku
seseorang. Sikap, perasaan ekspresi, dan tempramen
tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau
dihadapkan kepada situasi tertentu.
Setiap orang memiliki kecenderungan prilaku yang
baku atau berlaku terus menerus secara konsisten dalam
menghadapai situasi yang sedang dihadapi, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.
Penilik yang Dirindukan | 15
Unsur‐unsur terbentuknya kepribadian itu adalah
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi yang disadari oleh
seseorang melalui panca indera dan pengamatan
akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat
atau dirasakan sebelumnya. Bisa juga diartikan
informasi yang sudah dikombinasikan dengan
pemahaman dan potensi untuk menindaki yang
lantas melekat dibenak seseorang.
Pengetahuan bisa bersumber dari kepercayaan
yang didasarkan dari tradisi, kebiasaan‐kebiasaan,
agama, panca indera, pengalaman, akal pikiran, dan
intuisi individu.
b. Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia
juga mengandung berbagai macam‐macam perasaan.
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran
manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai
keadaan yang positif atau negatif.
Perasaan juga dikenal sebagai keadaan sadar
yang dihasilkan dari emosi, sentiment, atau
keinginan. Lingkungan, pikiran, dan kebudayaan
berpengaruh terhadap perasaan seseorang.
c. Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi
perasaan lain yang tak ditimbulkan karena di‐
peranguhi dengan pengetahuannya, tapi karena
16 | Mugiyana
memang sudah terkandung di dalam organismenya,
khususnya di dalam gennya, sebagai naluri. Kemauan
yang sudah meruapakan naluri sering disebut dengan
dorongan.
Pemahaman tentang kepribadian yang paling
sederhana menurut Cuber adalah gabungan keseluruhan
dari sifat‐sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh
seseorang. Sebagai seorang yang dekat, yaitu antara
penilik dengan pendidiknya harus memahami kepribadian
masing‐masing. Utamanya penilik dalam melaksanakan
tugasnya sebagi pembina sudah seharusnya memahami
kepribadian pendidiknya, sehingga tepat dalam
menentukan strategi pembimbingan.
2. Karakter
Karakter atau watak adalah sifat batin yang
memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan
tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya.
Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda‐beda dan
unik antara satu dengan yang lainnya.
Di dalam buku Pendidikan Karakter Perspektif Islam
dikatakan bahwa karakter berasal dari bahasa Latin
“kharakter”, “kharessein”, “kharax”. Sedangkan dalam
bahasa Inggris: “character” dan bahasa Indonesia:
“karakter” yang berarti membuat tajam.
Menurut psikologi, karakter adalah sebuah sistem
keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan pada suatu
tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan
mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka
Penilik yang Dirindukan | 17
dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan
bersikap untuk kondisi‐kondisi tertentu.
Dari karakter yang ada pada diri manusia, terdapat
nilai‐nilai karakter berdasarkan budaya dan bangsa,
seperti relijus, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung
jawab.
Menurut ilmu psikologi dan sosiologi, manusia
memiliki beberapa unsur yang berkaitan dengan
terbentuknya karakter. Unsur inilah yang nantinya akan
menunjukan bagaimana karakter seseorang.
1. Sikap
Sikap dari seseorang merupakan bagian dari
karakter. Bahkan sikap dianggap sebagai cerminan
karakter orang tersebut. Sikap dari seseorang
menunjukkan bagaimana karakter orang tersebut di
suatu lingkungan. Jadi, kalau orang tersebut memiliki
karakter yang baik, maka lingkungannya akan
mengatakan orang tersebut memiliki karakter yang
baik. Begitupun sebaliknya
2. Emosi
Emosi yaitu gejala dinamis dalam situasi yang
dirasakan manusia yang disertai dengan efek pada
kesadaran, perilaku, dan ini juga merupakan proses
fisiologis. Emosi ini identik dengan perasaan yang
kuat.
18 | Mugiyana
3. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan komponen kognitif
manusia dari faktor sosio‐psikologis. Kepercayaan
mengenai sesuatu itu benar atau salah atas dasar
bukti, sugesti otoritas, pengalaman dan intuisi sangat
penting dalam membangun watak dan karakter
manusia. Jadi, kepercayaan memperkukuh eksistensi
diri dan hubungan dengan orang lain.
4. Kebiasaan dan Kemauan
Kebiasaan merupakan aspek perilaku manusia
yang menetap, berlangsung secara otomatis pada
waktu yang lama, tidak direncanakan dan diulangi
berulang kali. Sedangkan kemauan adalah kondisi
yang mencerminkan karakter seseorang karena
kemauan berkaitan erat dengan tindakan yang
mencerminkan perilaku orang tersebut.
5. Konsepsi Diri
Konsepsi diri adalah proses totalitas, baik sadar
maupun tidak sadar tentang bagaimana karakter dan
diri seseorang terbentuk. Jadi, konsepsi diri adalah
bagaimana kita harus membangun diri, apa yang kita
inginkan dan bagaimana kita menempatkan diri
dalam kehidupan.
Munculnya karakter pada diri seseorang tidak
didapatkan saat lahir. Karakter dibentuk melalui
proses pembelajaran yang cukup panjang. Karakter
manusia terbentuk melalui faktor lingkungan dan
orang‐orang yang ada di sekeliling lingkungan
tersebut.
Penilik yang Dirindukan | 19
Ada empat jenis tipe karakter.
1. Sanguinis
Orang dengan karakter sanguinis ini biasanya
selalu optimis, riang, antusias, dan memiliki semangat
hidup yang tinggi. Selalu menarik perhatian atau
butuh orang‐orang yang memperhatikannya. Mereka
juga gemar mengambil risiko. Maka jangan heran jika
karakter sanguinis ini menjadi orang‐orang yang suka
sekali melakukan petualangan karena tipe ini juga
suka mencari kesenangan. Saking sukanya dengan
tantangan dan hal‐hal baru, mereka jadi mudah
bosan.
Kekuatan dari orang dengan karakter sanguinis
adalah suka bicara, antusias, ekspresif, emosional
dan demonstratif, ceria, penuh rasa ingin tahu, hidup
di masa sekarang, dan lain sebagainya. Sedangkan
kelemahannya adalah membesarkan suatu hal atau
kejadian, susah untuk diam, mudah ikut‐ikutan atau
dikendalikan oleh keadaan ataupun orang lain, dan
lain sebagainya.
2. Plegmatis
Orang tipe plegmatis lebih fokus pada apa yang
terjadi dalam dirinya, sehingga ia membiarkan apa
yang ada di luar terjadi sebagaimana mestinya. Tidak
heran orang‐orang dengan tipe ini menyukai
kedamaian.
Kekuatan dari plegmatis adalah sabar, santai,
tenang, dan pendengar yang baik, tidak banyak
bicara, namun cenderung bijaksana, simpatik dan
20 | Mugiyana
baik hati namun cenderung menyembunyikan emosi,
dan lain sebagainya.
Kelemahannya adalah kurang antusias terhadap
perubahan lingkungan, mudah takut dan khawatir,
cenderung menghindari konflik dan tanggung jawab.
3. Koleris
Orang dengan tipe koleris sangat berorientasi
pada target, analitis, dan logis. Tipe‐tipe seorang
pemimpin. Karakter koleris ini juga tidak menyukai
basa‐basi. Ia lebih suka menghabiskan waktu dengan
hal bermanfaat.
Kekuatannya adalah senang memimpin,
membuat keputusan, dinamis dan aktif, bebas,
mandiri dan berkemauan keras untuk mencapai
sasaran, berani menghadapi tantangan dan masalah,
dan lain sebagainya. Sedangkan kelemahannya
adalah tidak sabaran, cepat marah, senang
memerintah, terlalu bergairah atau susah untuk
santai, menyukai kontroversi dan pertengkaran, dan
lain sebagainya.
4. Melankolis
Tipe melankolis sering berkorban untuk orang
lain, cenderung sensitif, penyayang, senang berada di
balik layar, namun juga seorang yang pemikir. Ia
diibaratkan harus menjadi penggerak dan memberi
kesempatan pada bagian tubuh lainnya, sehingga ia
akan sensitif dan memikirkan cara untuk
menyelesaikan masalah. Ia seorang yang cukup
kreatif karena dapat berpikir dari berbagai sudut
Penilik yang Dirindukan | 21
pandang. Memikirkan bagian tubuh lain,
membuatnya melihat dari berbagai sudut pandang.
Kekuatan dari melankolis adalah analitis,
mendalam, serius dan bertujuan, berorientasi pada
jadwal, artistik, kreatif, sensitif, mau mengorbankan
diri dan idealis, dan lain sebagainya. Sedangkan
kelemahannya adalah cenderung melihat masalah
dari sisi negatif, pendendam, mudah merasa
bersalah, murung dan tertekan, lebih menekankan
pada cara dibanding tercapainya tujuan, dan lain
sebagainya.
Setelah memahami kepribadian dan karakter setiap
pendidik dan tenaga kependidikan, sudah barang tentu
penilik menemukan pendekatan dan teknik pembinaan
agar tujuan dapat tercapai. Kerena begitu heterogennya
latar belakang pendidik, mulai dari kualifikasi pendidikan,
pengalaman kerja yang dimiliki, serta background
kesehariannya, maka penilik harus cerdas dan luwes
dalam melaksanakan pembimbingan.
Bisa jadi karena profesi sebelum menjadi guru adalah
karyawan pabrik yang keseharianya dengan suara keras
dan harus ditekan dalam melaksakan pekerjaan, maka
setelah menjadi guru pun berperilaku dan bersuara keras
serta ndhableg (tidak segera melakukan) dalam
merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan
pekerjaan sebagai pendidik. Bisa jadi juga karena
berangkat menjadi pendidik adalah ibu rumah tangga
22 | Mugiyana
dengan keperibadian halus tetapi justru sensitif ketika
mendapatkan perlakukan yang sedikit keras.
Oleh karena itu penilik harus memahami kepribadian
dan karakter pendidik binaanya sehingga teknik
pembimbingan yang dipakaipun tepat dan efektif.
C. Menerapkan Strategi Pembimbingan yang
Praktis
Setelah memahami kepribadian dan karakter pendidik
dan tenaga kependidikannya, selanjutya penilik harus mampu
menemukan strategi‐strategi pembimbingan jitu yang
membuat permasalahan‐permasalahan di lapangan lebih
mudah terselesaikan serta tepat waktu dan sasaran. Pastilah
di mana setiap penilik bertugas menghadapi yang namanya
masalah, karena sejatinya manusia hidup tidak akan lepas dari
masalah.
Dalam menemukan sebuah strategi pembimbingan harus
dilihat kemampuan atau sumber daya yang kita miliki. Baik
sumber daya manusia maupun nonmanusia. Jangan sampai
strategi yang dibuat atau dipakai justru menyulitkan penilik
maupun lembaga.
Selain itu, strategi tersebut harus mudah diterapkan.
Penilik dan pendidik merasa mampu dan senang untuk
melaksanakan, jangan sepihak, peniliknya saja mungkin yang
suka tetapi pendidiknya tidak suka, atau sebaliknya. Hal
tersebut akan membuat strategi yang dipakai tidak maksimal
hasilnya.Hal lain lagi yang tidak kalah pentingnya dalam
membuat dan menerapkan strategi adalah aspek keuangan.
Penilik yang Dirindukan | 23
Langkah‐langlah dalam menentukan, merancang dan
menerapkan strategi pembimbingan adalah (1) identifikasi
masalah, (2) menganalisa masalah, (3) menganalisa
kebutuhan, (4) menganalisa sumber daya yang dimiliki, (5)
membuat draft atau prosedur kerja strategi, (6) menentukan
testimoni, dan (7) menerapkan strategi pembimbingan di
wilayah kerja.
Berikut ini beberapa contoh strategi pembimbingan yang
sudah berhasil sukses dilaksanakan dilapangan dari beberapa
sahabat penilik. yakni
1. Kusir Dukar
Kepanjangannya adalah diskusi bergilir sambil duduk
melingkar. Pembimbingan dengan teknik kusir dukar
merupakan pembimbingan dengan sasaran perorangan
yang dilakukan dengan diskusi secara bergiliran dalam
suatu kelompok dalam posisi duduk berdekatan
membentuk lingkaran. Pelaksanaan pembimbingan
dengan teknik ini, lebih ditekankan pada pembimbingan
yang bersifat santai namun tetap mengacu pada hasil
pembimbingan.
Penilik PAUD bertindak sebagai pimpinan yang
mengawal jalannya diskusi. Selain menjadi pimpinan
diskusi, penilik PAUD juga berperan sebagai fasilitator
kepada pendidik PAUD dalam menyampaikan masalah
dan bagaimana upaya pemecahannya. Penilik juga
sebagai mediator jika terjadi perbedaan pendapat. Jadi,
penilik
24 | Mugiyana
PAUD dituntut untuk lebih memahami karakter para
peserta diskusi serta memahami kondisi lembaga PAUD
yang dibinanya.
Pelaksanaan pembimbingan dengan teknik kusir
dukar punya beberapa keunggulannya, yaitu:
1. Diskusi dengan metode pembimbingan yang
dilakukan layaknya memberikan pembelajaran
kepada orang dewasa, di mana kita tidak begitu suka
dengan kegiatan yang bersifat monoton. Materi
diskusi merupakan sesuatu yang kita butuhkan sesuai
dengan kebutuhan kita sehari‐hari dalam
melaksanaan pembelajaran.
2. Suasana diciptakan senyaman mungkin, sehingga
memberikan keleluasaan kepada pendidik PAUD
dalam menyampaikan keluhan yang dihadapinya.
Diskusi diselingi dengan cerita peristiwa yang lucu
yang pernah dialami bersama jika terjadi suasana
yang kurang nyaman. Diskusi bisa diselingi dengan
guyonan tetapi tetap konentrasi terhadap tema
diskusi. Keaktifan pendidik dalam mengikuti diskusi
sangat menentukan hasil diskusi.
3. Dengan menonjolkan kearifan lokal dalam
Bermasyarakat, dalam bahasa Jawa disebut guyub,
menjadikan diskusi menjadi salah satu cara dalam
mencari jalan keluar atau penyelesaian suatu masalah
secara bersama‐sama.
Peserta diskusi menunjukkan sikap kepedulian
terhadap masalah yang dihadapi oleh sasaran
pembimbingan, seolah‐olah kita berada dalam
Penilik yang Dirindukan | 25
lingkungan kita. Menggiatkan kehadiran pendidik PAUD
yang lain untuk ikut memberikan masukan atau saran
baik kepada pendidik PAUD yang menjadi sasaran
pembimbingan maupun masukan dalam pelaksanaan
program.
Pembimbingan dilakukan secara perorangan pada
saat pendidik melaksanakan proses belajar mengajar
dengan pengamatan. Kemudian dilanjutkan diskusi
kelompok setelah kegiatan belajar mengajar selesai.
Pencapaian tingkat perkembangan pembimbingan
dengan teknik kusir dukar dilakukan secara bersamaan
pada setiap hari pertemuan. Hal ini memungkinkan untuk
mengetahui secara bertahap tingkat pencapaian
pembimbingan. Penilaian dalam pembimbingan dengan
teknik ini diistilahkan dengan tingkat pencapaian, karena
pembimbingan ini akan dilakukan secara berkelanjutan
walau pembimbingan telah selasai.
Dalam pelaksanaan pembimbingan dengan
menggunakan teknik kusir dukar, pengorganisasian
dilakukankepada koordinator pendidik dan pengelola
satuan PAUD. Koordinator pendidik bertugas sebagai
pendamping pendidik PAUD yang menjadi sasaran
pembimbingan pada satuan PAUD, sedangkan pengelola
PAUD berperan sebagai atasan atau orang yang diberi
tanggung jawab untuk mengelola, baik administrasi
lembaga maupun mengenai pendidiknya.
Pengelola berwenang untuk menegur atau
memberikan arahan kepada pendidik yang menjadi
sasaran pembimbingan apabila terjadi kekurangan dalam
26 | Mugiyana
hal pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Peranan
penilik PAUD dalam pelaksanaan pembimbingan adalah
sebagai pimpinan diskusi yang mengawal jalannya
diskusi.
Sebagai fasilitator, penilik PAUD memfasilitasi atau
membantu lembaga dalam upaya mencari penyelesaian
masalah yang dihadapi lembaga. Penilik PAUD juga
berperan sebagai mediator jika di dalam lembaga terjadi
sesuatu halyang mengakibatkan perselisihan atau
perbedaan pendapat selama pembimbingan
berlangsung.
Selama pelaksanaan pembimbingan, penilik bekerja
sama dengan pengelola PAUD untuk memantau
perkembangan pendidik PAUD yang menjadi sasaran
pembimbingan.
Evaluasi pelaksanaan pembimbingan dituangkan
pada laporan yang mencakup latar belakang, tujuan,
ruang lingkup, sasaran, permasalahan yang ditemukan,
proses pembimbingan. dan tindak lanjut. Laporan
pembimbingan akan disampaikan kepada atasan penilik
PAUD sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas penilik
PAUD pada tahun yang akan datang dan disampaikan
kepada pengelola PAUD sebagai evaluasi program dari
lembaga PAUD.
Laporan pembimbingan pada satuan lembaga
disampaikan dalam pertemuan yang menghadirkan
pengelola PAUD, pendidik yang menjadi sasaran
pembimbingan maupun pendidik yang lain.
Penilik yang Dirindukan | 27
2. Silang Koma
Pembimbingan merupakan salah satu dari beberapa
tugas pokok penilik PAUD. Pembimbingan dilakukan
setelah kegiatan pemantauan dan analisis pemantauan
selesai dilakukan. Tujuan dari pembimbingan adalah 1)
membangkitkan dan menumbuhkembangkan kemauan,
2) memotivasi dan membina dalam melaksanakan azas
saling membelajarkan, 3) memberikan informasi yang
memerlukan ketrampilan fungsional, 4) membantu untuk
mengerti tentang hubungan masalah yang dihadapi, 5)
membantu memecahkan masalah, dan 6) membantu
terlaksananya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.
Dengan segala macam kekurangan serta
keterbatasan yang ada, pembimbingan bagi para GTK
PAUD menjadi sebuah keharusan. Untuk itu, strategi
pembimbingan disesuaikan dengan situasi dan keadaan
masing‐masing daerah binaan. Hal ini supaya proses
bimbingan, bantuan, dan binaan mencapai tujuan, yaitu
agar pendidik memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sesuai tuntutan standar pendidikan nasional.
Pembimbingan dilakukan dalam gugus PAUD karena
gugus sebagai pintu masuk pertama yang strategis.
Gugus merupakan wadah berkumpulnya para pendidik
pada level bawah dan paling memungkinkan bagi para
pendidik untuk berinteraksi dan berdiskusi secara cepat
dalam mencari solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi lembaganya.
Gugus dapat ditingkatkan peran fungsinya sebagai
wahana pembinaan profesi bagi pendidik dan pengelola
28 | Mugiyana
atau kepala lembaga PAUD oleh unsur dan instansi
terkait terutama penilik. Penilik dapat meningkatkan
profesionalisme dalam melaksanakan tugas kepenilikan.
Dengan strategi ini, penilik dapat melakukan proses
bimbingan dengan mudah karena dalam melakukan
pembimbingan lebih banyak memanfaatkan antar teman
pendidik atau teman sejawat. Sedangkan penilik
memposisikan diri sebagai pengarah dan pencerah
sekaligus motivator dalam pembimbingan di gugus
PAUD.
Pelaksanaan pembimbingan dengan strategi silang
koma melalui beberapa tahap, yaitu:
A. Identifikasi awal
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi
lembaga PAUD yang ada di Kecamatan Sumowono,
yaitu:
a. Identifikasi jumlah GTK PAUD
b. Tingkat pendidikan
c. Kondisi sarana prasarana lembaga
d. APE yang dimiliki
e. Permasalahan yang ada pada lembaga.
B. Analisis
Setelah dilakukan identifikasi tentang data‐data
lembaga, kemudian hasil identifikasi tersebut
dianalisis. Analilis dilakukan agar pembimbingan yang
dilakukan tepat, sesuai dengan permasalahan yang
ada untuk dicarikan jalan keluar.
GTK PAUD adalah sasaran utama pembimbingan,
karena merupakan faktor utama tercapainya
Penilik yang Dirindukan | 29
kegiatan belajar, layanan, dan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak. Kemudian baru pada sarana
prasarana dan APE.
Beberapa hal tersebut adalah sasaran
pembimbingan dengan menggunakan strategi silang
koma, dengan menggali potensi pada pendidik PAUD
di tengah keterbatasan yang ada sehingga tidak
bergantung pada bantuan dari pemerintah.
Berdasarkan data‐data yang diperoleh hasil
identifikasi, diambil skala prioritas tindakan
pembimbingan. GTK PAUD dengan kualifikasi
pendidikan paling rendah diutamakan.
Pertimbangannya, untuk mendidik anak usia dini
dibutuhkan penanganan khusus, tidak boleh
sembarangan.
Hasil analisis tersebut kemudian diambil skala
prioritas dan penentuan lembaga atau GTK PAUD
yang menjadi prioritas sasaran pembimbingan.
Lembaga PAUD yang kualifikasi GTK PAUD‐nya masih
rendah, yaitu pendidikan terakhir SMP, menjadi
prioritas sasaran. Kemudian lembaga PAUD yang
belum bisa memberika layanan dengan maksimal.
Misalnya administrasi yang masih kosong, belum bisa
memanfaatkan media yang ada karena keterbatasan
sarana dan prasarana.
Pembimbingan dengan strategi silang koma”
diupayakan untuk memberdayakan potensi dan
kreatifitas GTK PAUD agar mutu pendidikan anak usia
30 | Mugiyana
dini lebih baik. Menghasilkan anaka‐anak penerus
bangsa yang cerdas, berkarakter, dan berakhlak.
C. Pelaksanaan Pembimbingan
Pelaksanaan pembimbingan dengan strategi
silang koma merupakan pembimbingan yang
dilakukan melalui gugus PAUD, dengan prioritas
sasaran perorangan. Gugus PAUD berperan sebagai
wadah atau media bagi penilik dan para GTK PAUD
untuk berdiskusi. Gugus sebagai bengkel kerja bagi
pendidik bukan hanya sebagai ajang pertemuan,
iuran, ngobrol yang tidak bermanfaat. Oleh sebab itu,
penilik memanfaatkan gugus PAUD sebagai wadah
pembimbingan karena sangat efektif dan efisien.
Strategi pembimbingan silang koma bersifat
fleksibel. Tidak monoton dilakukan di dalam ruangan
saja. Dapat dilakukan di tempat terbuka.
Pelaksanaan pembimbingan di gugus PAUD
dapat disampaikan dengan beberapa lembaga yang
tergabung menjadi satu tempat, supaya terjalin
suasana kebersamaan dan timbulnya interaksi dan
diskusi dengan pengelola atau tenaga pendidik dari
beberapa lembaga yang ada. Hal yang lebih tepat
perlu diberikan bimbingan yang terpusat tetapi
tempatnya dengan cara bergantian.
Gugus PAUD merupakan wadah komunikasi,
pembinaan, dan peningkatan profesionalisme GTK
PAUD yang terstruktur, terencana, dan
berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan GTK
PAUD yang kompeten, profesional, dan mampu
Penilik yang Dirindukan | 31
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sesuai
dengan standar nasional pendidikan.
D. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam strategi
silang koma” agar penulis dapat mengetahui sampai
mana tingkat keberhasilan proses pembimbingan
yang telah dilakukan dengan menggunakan strategi
silang koma di gugus PAUD. Tanpa adanya
monitoring dan evaluasi, tingkat pencapaian
keberhasilan tidak dapat diketahu.
3. DR. PAUD
DR. PAUD adalah sebuah strategi pembimbingan
yang dilakukakan dengan memberdayakan gugus PAUD
sebagai bengkel kerja dalam meningkatkan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikannya. Strategi DR PAUD
merupakan singkatan dari dibagi rata, terpadu, unggul,
berdasar melalui kerja keras dan gotong royong menuju
siap akreditasi PAUD.
Ini adalah strategi pengendalian mutu dengan
melakukan sosialisasi (dibagi rata) instumen sesuai rubrik
akreditasi melalui pertemuan kegiatan gugus, dalam satu
kontrol (terpadu) melalui pemantauan di lembaga‐
lembaga sasaran dengan melakukan perbaikan‐
perbaikan. Harapannya, GTK menjadi lebih mau
meningkatkan kualitas dirinya (unggul) dan lebih
bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai
GTK. Dengan berdasarkan aspek‐aspek indikator
akreditasi sesuai standar PAUD melalui menggiatkan
32 | Mugiyana
karakter kerja keras dan gotong royong GTK sehingga
PAUD menjadi siap untuk akreditasi.
Pelaksanaan pengendalian mutu dengan strategi DR
PAUD melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Identifikasi awal
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui kondisi
lembaga PAUD yang ada di Kecamatan Bergas, yaitu
(a) Identifikasi lembaga PAUD yang sudah akreditasi
dan yang belum, (b) jumlah GTK PAUD, (c) tingkat
pendidikan, (d) APE dan sarana prasarana lembaga,
(e) permasalahan yang ada pada lembaga.
Hasil identifikasi dan pendataan, ditemukan
masih banyak permasalahan yang ada pada lembaga
PAUD sehingga belum siap untuk akreditasi.
Permasalahan yang dihadapi dilembaga antara lain
kualifikasi pendidikan GTK PAUD sebagian besar
belum sarjana dan belum linier pogram studi PAUD,
ketersediaan APE dalam dan luar yang masih belum
mencukupi kebutuhan jumlah anak didik, sarana
prasarana yang dimiliki lembaga minim, serta
pengadministrasian pengelolaan dan pembelajaran
belum tertib dan belum lengkap.
2. Sosialisasi
Setelah dilakukan identifikasi tentang data‐data
lembaga, kemudian langkah selanjutnya adalah
sosialisasi instrumen akreditasi. Penilik membuat
instrumen berdasarkan kaidah‐kaidah yang ada di
rubrik akreditasi. Instrumen dibuat menyeluruh.
Penilik yang Dirindukan | 33
Delapan standar nasional PAUD dibuat dalam satu
instrumen.
Instrumen terdiri dari (1) standar tingkat
pencapaian perkembangan anak mencakup 3
indikator; (2) standar isi mencakup 12 indikator; (3)
standar proses mencakup 10 indikator; (4) standar
pendidik dan tenaga kependidikan mencakup 8
indikator; (5) standar sarana‐prasarana mencakup 7
indikator; (6) standar pengelolaan mencakup 17
indikator; (7) standar pembiayaan mencakup 4
indikator; (8) standar penilaian mencakup 4 indikator.
Sosialisasi intrumen tersebut dibagikan pada saat
pertemuan kegiatan gugus, semua lembaga
memperoleh lembar instrumen. Instrumen
dipaparkan oleh penilik kemudian didiskusikan
bersama. Bila ada yang tidak paham butir demi
butirnya ditanyakan.
Setiap gugus terdiri dari maksimal 8
lembaga,berjumlah kurang lebih 30‐50 GTK. Ini cukup
kondusif untuk penyampaian materi instrumen,
diskusi, dan tanya jawab. Butir demi butir instrumen
di pahami bersama. Diskusi terbuka dilaksanakan.
GTK bertanya dan GTK lain menjawab sesuai dengan
kemampuan dan pengalamanya. Penilik sebagai
mediator dan fasilitator yang membuat kesimpulan
hasil dari diskusi dan tanya jawab setelah pemaparan
dilaksanakan.
34 | Mugiyana
Dari hasil sosialisasi disertai dengan diskusi dan
tanya jawab dapat diambil kesimpulan beberapa
keputusan, yaitu
1) dibentuk pembagian tugas setiap lembaga untuk
mempersiapkan paling tidak satu standar. Jadi
pas 8 standar dibagi ke 8 lembaga PAUD pada
setiap pertemuan kegiatan gugus PAUD;
2) ke delapan, standar disilang ke delapan lembaga,
sampai dengan setiap lembaga genap
mengerjakan sejumlah delapan standar;
3) borang setiap lembaga setiap standar
dimasukkan dalam file box dan dibawa pada saat
pertemuan bulan berikutnya. File box ditulisi
dengan angka besar jenis standar dan nama
lembaga PAUD‐nya. Sebuah keputusan yang
besar dan menuntut tanggung jawab yang besar
untuk melaksanakan dengan baik dan penuh
tanggung jawab.
3. Pemantaun
Pemantauan dilaksanakan ke lembaga PAUD
dengan membawa instrumen yang sudah
disosialisasikan melalui kegiatan gugus PAUD. Pada
saat pemantauan ini waktu yang tepat untuk penilik
koordinasi langsung dengan GTK tentang keadaan
yang ada dan permasalahan yang dihadapi.
Diskusi selalu dilaksanakan dengan curah
pendapat dan motivasi yang dilakukan secara
geguyonan (bercanda). Cara ini dipakai agar GTK
menjadi lebih rileks dan nyaman. Cerita tentang
Penilik yang Dirindukan | 35
pengalaman selama menjadi GTK pengalaman hidup
di luar juga menjadi penyeimbang setiap memantau.
Terkait dengan isntrumen, penilik menanyakan
jatah yang diperoleh pertemuan bulan depan
mendapatkan tugas standar apa, bagaimana cara
memenuhi setiap butir instrumen yang diminta, dan
penyelesaian masalah yang dihadapi.
4. Pelaksanaan Pembimbingan
Pembimbingan di lembaga dilaksanakan dengan
teknik diskusi langsung terpimpin. Suasana dibuat
senyaman mungkin.
Penilik berlaku sebagai mediator, fasilitator, dan
motivator. Pendidik, pengelola, dan bila mungkin ada
penyelenggara, komite, dan stakeholder bisa hadir
pada saat pembimbingan. Diskusi dilaksanakan
dengan curah pendapat semua anggota diskusi.
Masing‐masing berperan sebagai anggota aktif yang
saling memberi dan menerima masukan. Tidak jarang
ketika diskusi diringi guyonan‐guyonan yang
membuat diskusi menjadi ringan dan menarik.
Bahkan sering kali lupa waktu.
Hubungan saling menghargai antar GTK
membuat diskusi berlangsung dengan hikmat tanpa
ada saling menyalahkan. Dalam pembimbingan ke
lembaga melalui diskusi ini sering ditekankan untuk
bekerjasama dengan baik, pembagian tugas sesuai
dengan perannya, saling membantu, dalam
penyelesaian tugas.
36 | Mugiyana
Setiap GTK menjalankan tugas dengan sungguh‐
sungguh dan penuh tangguh jawab. Mengejar waktu
yang sudah ditetapkan untuk dapat selesai dengan
baik dan harapannya benar sesuai permintaan rubrik
akreditasi. Kerja keras begitu sering diucapkan agar
target yang ingin dicapai sesuai dengan yang
diinginkan. Melihat dan memanfaatkan peluang
lingkungan untuk diperdayakan sebagai media dan
alat untuk mencapai tujuan.
Strategi pembimbingan DR PAUD ini adalah
kelanjutan dari sosialisasi, pemantauan, dan
pembimbingan di lembaga, sesuai komitmen yang
sudah dibuat pada saat sosialisasi yaitu membawa
satu standar borang akreditasi sesuai dengan jawdal
yang sudah disepakati pada setiap pertemuan
kegiatan gugus PAUD.
Pembimbingan di kegiatan gugus alurnya sebagai
berikut:
a. Pertama, hasil tugas tiap lembaga satu standar
dikumpulkan di meja tengah, setting duduk GTK
pertemuan kegiatan gugus dibuat melingkar atau
kotak, sehingga meja bisa di taruh ditengah
untuk meletakan hasil tugas dalam file box. File
box tersebut di urutkan sesuai dengan urutan
standar menjadi motivasi positif semua GTK
menjadi sebuah target untuk akreditasi.
b. Kedua, dibagi tugas koreksi silang untuk melihat
apakah borang yang sudah ada di file box
lengkap isi dan jumlahnya sesuai dengan
Penilik yang Dirindukan | 37
instrumen. Instrumen akreditasi sebelumnya
sudah dipisah‐pisah perlembar menjadi
perstandar. Lembaga silang saling mengoreksi
untuk mempelajari dan menemukan kekurangan‐
kekurangan kemudian disampaikan dan
didiskusikan pada saat sesi diskusi.
c. Ketiga, setelah selesai semua lembaga saling
silang koreksi borang dalam file box tersebut
dilanjutkan dengan diskusi hasil dari temuan‐
temuan kekurangan. Sesi diskusi ini dipimpin oleh
penilik. Penilik berlaku sebagai moderator dan
mengambil kesimpulan sekaligus memberikan
pencerahan kalau ada masukan dari lembaga
pengoreksi yang kurang lengkap atau belum
betul.
d. Keempat, pengambilan kesimpulan‐kesimpulan
atau catatan‐catatan untuk perbaikan
selanjutnya, melengkapi kekurangan
disampaikan lengkap dan terperinci semua
lembaga sesuai dengan standar. Setiap lembaga
berkewajiban untuk memperbaikinya agar siap
akreditasi nantinya.
Alur pembimbingan tersebut menjadi baik ketika
semua lembaga mentaati aturan‐aturan yang sudah
disepakati bersama. Begitu seterusnya sampai
dengan kedelapan standar dibuat oleh setiap
lembaga. Selama kurang lebih sembilan bulan
sembilan kali pertemuan.
38 | Mugiyana
5. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam strategi
DR PAUD agar penulis dapat mengetahui sampai
mana tingkat keberhasilan proses pengendalian
mutu yang telah dilakukan di gugus PAUD. Tanpa
adanya monitoring dan evaluasi, tingkat pencapaian
keberhasilan tidak dapat diketahui.
Demikian tadi tiga contoh strategi pembimbingan yang
dilaksanakan dalam pembinaan dilapangan. Setiap penilik
seyogyanya berkreasi menciptakan strategi‐strategi jitu
dalam memacahkan masalah ditempat tugasnya dalam
rangka menjalankan tupoksinya sesuai dengan kondisi dan
sumber saya yang dimiliki.
D. Pentingnya Kedisiplinan Pada GTK
Kunci awal sebuah kesuksesan adalah kedisiplinan.
Target kegiatan atau program apapun yang menjadi fondasi
awal keberhasilan adalah disiplin. Oleh karenanya, karakter ini
yang harus dibina dan tumbuhkan sejak dini.
Kenapa harus disiplin? Pertama, karena kita seorang
professional. Profesional itu bekerja sesuai aturan.
Profesional itu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Profesional itu tidak menjilat, dianggap baik hanya ingin
dipuji, atau hanya ingin dianggap baik saat dilihat.
Profesional itu menjalankan pekerjaan dengan tanggung
jawab yang tinggi sesuai tugas dan kewajibanya sebagai
wujud syukur kepada Illahi.
Kedua, karena mempertahankan pekerjaan. Sering kali,
seseorang diberhentikan dari pekerjaan lantaran kurangnya
Penilik yang Dirindukan | 39
disiplin. Pekerja yang tidak disiplin kerap kali terlambat dan
tidak mampu menyelesaikan pekerjaan pada wakyu yang
ditentukan. Karena itu, kalau masih ingin mempertahankan
pekerjaan, milikilah rasa disiplin.
Ketiga, mempermudah kita dalam bekerja. Konsisten
yang tinggi dalam mengerjakan tugas dan sesuai dengan
rencana membuat pekerjaan selesai tepat waktu, sehingga
tidak ada satu pekerjaan pun yang terlantarkan. Hasilnya pun
akan menjadi yang terbaik karena melakukanya dengan
semaksimal mungkin.
Sifat disiplin dapat memicu seseorang untuk
menunjukkan performa terbaiknya. Dia akan menargetkan
sesuatu dan tidak pernah berpaling sebelum target itu
tercapai atau terlaksana.
Pentingnya disiplin kerja pada sebuah manajemen sangat
menentukan. Keteraturan adalah ciri utama organisasi dan
disiplin adalah salah satu cara metode untuk memelihara
keteraturan. Tujuannya meningkatkan efisensi semaksimal
mungkin dengan cara mencegah pemborosan waktu dan
energi.
Sangat jelas disiplin kerja diperlukan untuk menunjang
kelancaran aktifitas organisasi agar tujuan organisasi dapat
tercapai secara maksimal. Kondisi lingkungan kerja dengan
budaya disiplin yang tinggi akan berpengaruh terhadap rasa
kedisiplinan semua pegawainya. Membentuk budaya disiplin
akan membuat pekerjaan kita lebih terorganisir, juga akan
membawa nilai‐nilai yang baik terhadap lingkungan kerja.
Sayangnya, tidak semua orang bisa menerapkan sikap
disiplin kerja. Bahkan seringkali isu kedisiplinan ini menjadi
40 | Mugiyana
penghambat bagi banyak orang dalam berkarier. Mulai dari
tidak menepati janji, hingga tidak berkomitmen tinggi pada
apa yang dikerjakan. Karena itu, sikap disiplin tidak bisa
diterapkan dengan mudah oleh semua orang.
Meski tidak mudah, bukan berarti kita tidak bisa
menerapkan kedisiplinan dalam bekerja. Dengan menerapkan
beberapa cara sederhana ini, lama kelamaan kita akan
terbiasa untuk melaksanakan pekerjaan dengan disiplin.
Awalnya dipaksa, lalu terbiasa, akhirnya luar biasa.
1. Dimulai dari pribadi
Jika kita ingin mencapai sesuatu dalam hidup,
langkah paling sederhana yang bisa dilakukan adalah
berkomitmen untuk disiplin. Sikap disiplin yang dimaksud
di sini bukan hanya seputar pekerjaan, tetapi dalam
segala kebiasaan yang kita lakukan.
Semuanya bisa dimulai dengan komitmen untuk
kebiasaan pribadi yang kita miliki. Misalnya dengan
mengawali bersikap disiplin terhadap kesehatan fisik,
jaga pola makan, dan melakukan olahraga secara rutin
untuk membentuk pola hidup sehat. Kemudian terapkan
pula sikap disiplin dalam mengendalikan emosi kita.
Penuhi pikiran dengan hal‐hal positif dan perhatikan kata‐
kata yang kita ucapkan.
2. Buat prioritas untuk sisa hari menyenangkan
Selanjutnya, tulis seluruh daftar pekerjaan dan
tentukan bagian‐bagian yang menjadi prioritas. Mulai dari
yang sulit, hingga yang mudah untuk dikerjakan. Cara ini
efektif untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai
jadwal. Tak ada waktu yang terbuang dengan percuma.
Penilik yang Dirindukan | 41
Rasa malas dan jenuh di tengah pekerjaan mungkin
sering terjadi. Namun sebaiknya hindari menghentikan
pekerjaan saat belum sepenuhnya selesai. Istirahat
sejenak lalu lanjutkan kembali pekerjaan kita hingga
benar‐benar selesai. Dengan begitu, kita pun bisa
memiliki sisa hari menyenangkan yang dapat membuat
rileks.
3. Punya target dan fokus pada tujuan
Setiap pekerjaan yang dilakukan pasti memiliki target
atau tujuan. Tetapkan tujuan kita setiap malam sebelum
tidur, atau di pagi hari sebelum mulai beraktivitas. Pilih
waktu di mana kita bisa tenang dan fokus dalam
menentukan strategi jangka pendek maupun jangka
panjang untuk mencapai tujuan tersebut. Saat
menetapkan target, lalukan sambil membayangkan
momen di mana kita sukses mencapainya. Dengan cara
ini, kita akan memiliki motivasi kerja dan lebih maksimal
dalam mencapai target.
4. Tunjukan rasa tanggung jawab
Tanggung jawab adalah hal yang harus dimiliki setiap
orang ketika bekerja. Penilaian akan kedewasan kita salah
satunya dinilai dari cara kita bertanggung jawab ketika
melakukan kesalahan. Akui kesalahan, minta maaf, dan
berikan solusi atas kelalaian yang telah dilakukan. Hindari
menyalahkan orang lain atau lari dari masalah.
5. Terapkan juga pada kebiasaan kecil
Kebiasaan terbentuk secara otomatis karena telah
dilakukan berulang kali sebelumnya. Untuk memiliki
kebiasaan disiplin, dapat dimulai dengan melakukan hal‐
42 | Mugiyana