The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alexander.simamora, 2021-12-26 05:28:04

BAHAN AJAR LKPD

BAHAN AJAR LKPD

RINGKASAN MATERI

BAHAN AJAR E-LKPD

A. PENGERTIAN LKPD DAN E-LKPD
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) atau yang sebelumnya dikenal

dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar yang dapat dicetak
dalam bentuk lembaran-lembaran berisi ringkasan materi dan petunjuk
pelaksanaan proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik
(Prastowo, 2014).

Prastowo juga menambahkan bahwa materi ajar dalam LKPD dikemas
sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat mempelajari materi ajar tersebut
secara mandiri. LKPD juga diartikan sebagai panduan bagi peserta didik dalam
melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2012).

Trianto (2010) menyatakan bahwa LKPD adalah panduan bagi siswa yang
digunakan untuk melakukan penyelidikan dari suatu permasalahan. Kurikulum
2013 menuntut adanya perubahan dari LKS menjadi LKPD.

Perbedaan antara LKS dan LKPD selain pada kata siswa dan peserta didik
adalah LKPD berisi muatan materi yang singkat dengan soal yang lebih interaktif
dan kontekstual terhadap peserta didik (Mustika, dkk., dalam Nurhayati, 2019)

Pengertian LKPD dari beberapa pendapat ahli di atas menunjukkan bahwa
LKPD adalah sekumpulan lembaran-lembaran panduan belajar yang harus
dilalui oleh peserta didik berdasarkan tujuan dan pembelajaran tertentu beserta
model pembelajaran yang telah disesuaikan oleh penulis untuk mencapai
kompetensi yang diinginkan.

E-LKPD merupakan bahan ajar yang menuntun peserta didik dalam
mempermudah proses belajar mengajar yang diwujudkan dalam bentuk
elektronik, biasanya e-LKPD dapat disajikan pada computer, laptop, maupun
smartphone (Haqsari, 2014).

Hal ini didukung dengan pendapat Haryanto, Asrial, & Ernawati (2020)
bahwa e-LKPD merupakan salah satu sarana untuk memfasilitasi kegiatan
belajar mengajar untuk interaksi efektif antara peserta didik dengan guru.

E-LKPD sendiri memiliki kelebihan karena dapat di akses
secara offline maupun online (Putri, 2013). e-LKPD juga merupakan salah satu
inovasi teknologi digital yang mengubah materi cetak menjadi materi yang dapat
diakses secara digital.

B. LANGKAH PENGEMBANGAN LKPD
Langkah-langkah pengembangan Depdiknas (2008), yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi yang
memerlukan bahan ajar LKPD. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melihat
materi pokok, pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar, serta materi
yang akan diajarkan, serta kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik.

2. Menyusun peta kebutuhan LKPD
Penyusunan peta kebutuhan LKPD dimaksudkan untuk menentukan
prioritas dari materi yang akan dimuat beserta urutan penyajiannya.

3. Menentukan judul-judul LKPD
Proses penentuan judul dalam LKPD didasarkan atas kompetensi Dasar
yang hendak dicapai, materi pokok serta pengalaman belajar yang terdapat
dalam kurikulum.

4. Penyusunan LKPD
Tahapan dalam penyusunan LKPD antara lain terdiri dari perumusan KD
yang harus dikuasai, menentukan alat penilaian dan penyusunan materi.
Terakhir, format LKPD yang baik memiliki beberapa unsur utama, antara
lain Judul, Petunjuk belajar, KD atau materi pokok, Informasi pendukung,
Tugas atau langkah kerja, dan Penilaian (Asmaranti, 2017).

C. KRITERIA PENGEMBANGAN LKPD
Untuk mengembangkan bahan ajar yang baik, maka bahan ajar yang
dikembangkan harus memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif (Akker,
Bannan, Kelly, Nieveen & Plomp, 2013) berikut penjelasannya:

1. Kevalidan
Bahan ajar dikatakan valid jika bahan ajar tersebut berkualitas baik, dimana
bahan ajar fokus pada materi dan pendekatan pembelajaran yang
digunakan. Bahan ajar harus didasarkan pada materi (validasi isi) dan
semua komponen harus secara konsisten dihubungkan satu sama lain

(validasi konstruk) (Arifin, 2015). BSNP mengemukakan aspek kelayakan
dinilai dari empat aspek, antara lain:
a. Kelayakan isi

Dalam hal ini kelayakan dilihat dari segi keakuratan materi, cakupan
materi, pendekatan yang digunakan dan kesesuaian dengan
kompetensi.
b. Kelayakan bahasa
Dalam hal ini yang dilihat meliputi dari segi penulisan, kebenaran
istilah, simbol dan kesesuaian dengan peserta didik.
c. Kelayakan penyajian
Dalam hal ini yang dilihat meliputi teknik penyajian dan pendukung
penyajian.
d. Kelayakan kegrafikaan
Dalam hal ini yang dilihat meliputi tampilan bahan ajar, ukuran, serta
ketepatan warna dan huruf.
Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi semua pernyataan diatas,
maka bahan ajar tersebut dapat dikatakan valid. Bahan ajar dikatakan
valid apabila setelah dihitung secara statistik memenuhi nilai rata-rata
minimal dalam kategori “baik” (Fatmasuci, 2017)
2. Kepraktisan
Kepraktisan mengandung arti kemudahan, baik dalam mempersiapkan,
menggunaka, mengolah, dan menafsirkan (Arifin, 2015).
LKPD dapat digunakan dalam pembelajaran jika sebagai bahan ajar sudah
dikatakan praktis, yaitu apabila setelah diuji statistik memenuhi nilai rata-
rata minimal dalam kategori “baik” (Cahyono, 2017)
3. Keefektifan
Bahan ajar dikatakan efektif apabila peserta didik berhasil dalam proses
pembelajaran dan terdapat kekonsistenan antara kurikulum, pengalaman
belajar pencapaian proses pembelajaran.
Keefektifan LKPD dapat dilihat jika memenuhi indikator ketercapaian
kompetensi oleh peserta didik meningkat. Peningkatan nilai dapat dilihat
dari hasil pre-test ke hasil post-test pada kelas eksperimen dibandingkan

dengan peningkatan nilai pre-test ke hasil post-test pada kelas kontrol
(yang tidak menggunakan LKS).

D. JENIS-JENIS LKPD
1. LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep. LKPD ini

memuat beberapa hal yang harus dikerjakan seperti mengamati dan
menganalisis
2. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan
berbagai konsep yang telah ditemukan.
3. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKPD ini pertanyaan atau
isian yang jawabannya ada dalam buku.
4. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan. LKPD yang diberikan setelah
peserta didik mempelajari topik tertentu.
5. LKPD yang berfungsi sebagai praktikum

DAFTAR PUSTAKA
Rusman, kurniawan, d., & riyana, C. (2013). Pembelajaran Berbasis Teknologi

Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru.
Jakarta: Rajawali Press.
Sabayasa, Anas. 2014. Materi Diklat Belajar Berbasis Aneka Sumber. Jakarta:
Pustekkom.
Sudirdjo, Sudarsono. 2009. Pengembangan Pusat Sumber Belajar di Sekolah.
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Sudjana, Nana & Rivai, Ahmad. 2002. Sumber Belajar Digital. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sungkono. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Yogyakarta: FIP UN.

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


Click to View FlipBook Version