The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

REVISI 3 Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by , 2018-07-01 19:15:10

REVISI 3 Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

REVISI 3 Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Modul

Sejarah Perang Kemerdekaan
di Jember

Berbasis Inquiry

Untuk Kelas XI SMA Semester 2

1

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Kata Pengantar

Puji syukur kami sampaikan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan bimbinganya penulis dapat menyelesaikan penulisan Modul
Elektronik Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember ini dengan lancar.

Modul Elektronik ini disusun mengacu pada implementasi Kurikulum
2013 yang dikembangkan dari Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Sejarah
Indonesia untuk SMA/MA. Secara khusus, Modul Elektronik ini dibuat sebagai
penunjang pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik pada kompetensi
dasar yang dikembangkan, serta pemenuhan kompetensi wawasan peristiwa
perang kemerdekaan dalam lingkungan kehidupan peserta didik.

Modul Elektronik ini pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan
modul pada umumnya, yaitu sebagai bahan ajar yang dapat digunakan peserta
didik untuk belajar mandiri. Tetapi secara spesifik Modul Elektronik ini memiliki
beberapa kelebihan, diantaranya terletak pada lingkup kajian dan basis dalam
pembahasan materinya yang mengusung konsep peristiwa perang kemerekaan.

Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember sendiri merupakan kemampuan
untuk mempelajari, menghayati, dan mengolah kembali serta merumuskanya
sebagai konsep baru dengan identitasnya. Sehingga selain kompetensi kognitif
peristiwa perang kemerdekaan sebagai tujuan pencapaiannya, dalam modul ini
juga memiliki tuntunan terhadap peserta didik untuk memahami peristiwa
perangng kemerdekaan pada lingkungan sekitarnya yang dapat terus dikuasai
oleh peserta didik sebagai generasi penerus. Akhirnya penulis menyadari bahwa
modul ini belum sempurna. Oleh karena itu, segala masukan dan kritik penulis
terima dengan senang hati. Semoga Modul Elektronik ini dapat bermanfaat.

Jember, Mei 2018
Penulis

2

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................. 2
Daftar Isi ........................................................................................................ 3
Daftar Gambar .............................................................................................. 5
Kompetensi .................................................................................................... 6

A. Kompetensi inti ............................................................................. 6
B. Kompetensi Dasar.......................................................................... 7
Peta Konsep .................................................................................................... 8
Tujuan Pembelajaran.................................................................................... 9
A. Tujuan Umum ............................................................................... 9
B. Tujuam Khusus ............................................................................. 9
Petunjuk Penggunaan ................................................................................... 10
A. Petunjuk Bagi Peserta Didik .......................................................... 10
B. Petunjuk Bagi Pendidik ................................................................. 11
Pengantar Materi ........................................................................................... 12
A. Awal perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda ................................ 12
1. Identifikasi Masalah....................................................................... 12
2. Penyelesaian Strategi Masalah....................................................... 15
3. Melaksanakan Rencana Penyelesaian ........................................... 15
4. Menguji Kebenaran Strategi .......................................................... 16
5. Evaluasi ......................................................................................... 28
6. Rangkuman .................................................................................... 29
Uji Kompetensi 1............................................................................................ 30

3

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

B. Jember Masa Perang Kemerdekaan .................................................... 32
1. Identifikasi Masalah ...................................................................... 32
2. Penyelesaian Strategi Masalah....................................................... 35
3. Melaksanakan Rencana Penyelesaian............................................ 36
4. Menguji Kebenaran Strategi .......................................................... 36
5. Evaluasi.......................................................................................... 68
6. Rangkuman .................................................................................... 69

Uji Komptentensi 2 ...................................................................................... 71
Uji Kompetensi Akhir.................................................................................... 73
Kunci Jawaban............................................................................................... 79
Glosarium ....................................................................................................... 87
Daftar Pustaka ............................................................................................... 89

4

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Daftar Gambar

Gambar 1. Kedatangan Tentara sekutu ..................................................................... 14
Gambar 2. Gerak tentara Belanda di Jawa dan daerah yang dikuasai pada

agresi militer Belanda.............................................................................. 21
Gambar 3. Peta wilayah RI berdasarkan demarkasi Van Mook................................ 23
Gambar 4. Tentara Belanda pada saat Agresi Militer II ........................................... 27
Gambar 5. Peta Wingate Action Brigade III Damarwulan di Karisidenan

Besuki ..................................................................................................... 39
Gambar 6. Pasukan BN 25/Brigade III Damarwulan ............................................... 42
Gambar 7. Letkol Moch Sroedji ..................................................................................... 48
Gambar 8. Peta Perang Gerilya di Karisidenan Besuki............................................ 52
Gambar 9. Pasukan Marinir Belanda membuka peta di Pondokdalem,

Tanggul, Jember Peta Perang Gerilya di Karisidenan Besuki................ 53
Gambar 10. dr. Soebandi ......................................................................................... 55
Gambar 11. Monumen Karangkedawung ................................................................ 59
Gambar 12. Patung Perjuangan Sroedji dan Soebandi .............................................. 59
Gambar 13. Patung Letkol Moch Sroedji di Halaman Kantor Pemerintahan

Kabupaten Jember ................................................................................ 60
Gambar 14. Komandan Batalyon 25 Mayor Syafioedin .......................................... 65
Gambar 15. Mayor Imam Soekanto .......................................................................... 66

5

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Kompetensi

A Kompetensi Inti (KI)

1) Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2) Menunjukkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif, sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3) Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.

4) Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

6

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

B Kompetensi Dasar (KD)

1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam
perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa
sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan
negara Indonesia.

2.1. Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri
bangsa dengan bercermin pada kegigihan para pejuang dalam
melawan penjajah.

3.10.Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman
Sekutu dan Belanda.

4.10.Mengolah informasi tentang perjuangan bangsa Indonesia
dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman,
Sekutu, Belanda dan menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah.

7

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Peta Konsep

3.10. Menganalisis strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda

3.11.1 Menganalisis strategi dan bentuk 3.11.2 Menganalisis strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan upaya mempertahankan kemerdekaan
dari ancaman Sekutu dari ancaman Belanda

3.11.1.1 Mengegemukaan 3.11.1.2 Mengegemukaan 3.11.2.1 Mengegemukaan 3.11.2.2 Mengegemukaan
strategi dan bentuk strategi dan bentuk strategi dan bentuk strategi dan bentuk
perjuangan bangsa Indonesia perjuangan bangsa perjuangan bangsa perjuangan bangsa
dalam upaya Indonesia dalam upaya Indonesia dalam upaya Indonesia dalam upaya
mempertahankan mempertahankan mempertahankan mempertahankan
kemerdekaan dari ancaman kemerdekaan dari ancaman kemerdekaan dari ancaman kemerdekaan dari ancaman
Sekutu melalui jalan Sekutu melalui jalan Perang Belanda melalui jalan Belanda melalui jalan
Perundingan Perundingan Perang

1.Agresi Militer Belanda I 2. Perundingan Renville 3. Agresi Militer Belanda II
(21 Juli 1947 -5 Agustus 1947) (19 Desember 1948 – 27 Desember 1949)
(8 Desember 1947 )

Agresi Militer Belanda II di Jawa Timur

Brigade III Damarwulan Agresi Militer Belanda II di Karisidenan Besuki
Letkol Mohc Sroedji (21 Desember 1948 – 27 Desember 1949)

Agresi Militer Belanda II di Jember

Mayor Sjafiudin Mayor E.J. Magenda Kapten R. Sudarmin Mayor Darsan Iroe

8

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Tujuan Pembelajaran

A Tujuan Umum
Peserta didik mampu Mengidentifikasi strategi dan bentuk perjuangan bangsa
Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Agresi
Militer Belanda II yang dipimpin oleh Letkol Moch. Sroedji di Jember setelah
pembelajaran baik dan benar

B Tujuan Khusus

Setelah menggunakan Modul Elektronik Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember
peserta didik diharapkan mampu:

a) menganalisis awal perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda setelah
pembelajaran dengan baik dan benar;

b) menganalisis Jember Masa Perang Kemerdekaan setelah pembelajaran
dengan baik dan benar;

9

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Petunjuk Penggunaan
Modul

A Petunjuk Bagi Peserta
Didik

Agar memperoleh hasil pembelajaran yang maksimal, dalam menggunakan
Modul Elektronik ini, maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara
lain :

1) operasikan Modul Elektronik ini dengan tombol navigasi yang telah
tersedia;

2) untuk mengoperasikan VIDEO Klik tombol navigasi yang tersedia,
audio dan layar dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
peserta didik;

3) untuk mengoperasikan peta dengan kaca pembesar sesuaikan tingkat
perbesaran pada ikon yang tersedia;

4) baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada
masing-masing kegiatan belajar. Apabila ada materi yang kurang jelas,
peserta didik dapat bertanya kepada pendidik yang mengampu kegiatan
pembelajaran;

5) latihan soal dalam modul ini digunakan Quis SCROM atau soal pilihan
ganda;

6) untuk dapat mengoperasikan Latihan Soal pilihan ganda (Quis SCROM)
peserta didik terlebih dahulu mengisi semua jawaban yang tersedia
dengan memilih jawaban yang dianggap benar, untuk mengetahui
perolehan skor Klik tombol “Kirim Jawaban.” Dengan demikian akan
ada feedback langsung setelah selesai mengisi latihan soal yang tersedia.

7) apabila belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi
pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada pendidik
yang mengampu kegiatan pembelajaran.

10

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

B Petunjuk Bagi Pendidik
Setiap kegiatan belajar peserta didik dengan menggunakan Modul Elektronik ini,
pendidik atau instruktur berperan untuk:

1) membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar;
2) membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan

dalam tahap belajar;
3) membantu peserta didik dalam memahami uraian materi, dan menjawab

pertanyaan peserta didik mengenai proses belajarnya;
4) membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber

tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

11

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Pengantar Materi

A. Awal perjuangan bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan
dari ancaman Sekutu dan Belanda

Tujuan Pembelajaran

1. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu

2. Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda

1. Identifikasi Masalah

Jelajah Topik

Bacalah artikel di bawah ini !! sebelum kita membahas tentang Sejarah Perang Kemerdekaan
di Jember menghadapi serangan Agresi Militer Belanda II oleh Brigade III/Damarwulan yang
di bawah pimpinan oleh Letkol Moch Sroedji, kita membahas dulu tentang awal kedatangan
Sekutu dan Belanda awal Perang Kemerdekaan di Indonesia.

Catatan: Identifikasi kecakupan data kalian untuk
dapat mengetahui masalah di bawah ini !

12

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Bacalah artikel dibawah ini !

Tahap Awal Revolusi Nasional Indonesia

Revolusi nasional Indonesia menimbulkan proses perubahan mendadak dan
dramatis yang ditandai dengan aksi-aksi spontan dan kekerasan. Pemerintah Jepang di
Indonesia diperintahkan oleh Sekutu untuk tetap mempertahankan statusquo pada
waktu mereka menyerahkan kekuasaan Pengumuman Proklamasi Kemerdekaan RI
yang diterima di luar negeri dalam satu-dua hari saja sudah kepada sekutu. Pendaratan
satuan tentara Inggris (atas nama Sekutu) ke Indonesia disertai dengan penyusupan
unsur Belanda merupakan tanah jajahan pada tanggal 15 Oktober 1945 tentara Inggris
yang ditugaskan untuk menerima kapitulasi Jepang di Indonesia, mulai mendarat di
Jakarta, Semarang, Surabaya, Bandung, Medan dan tempat lainnya (Imron, 2012: 195).

Inggris segera mengirimkan pasukan komando khusus dari SEAC yang bernama
AFNEI. Pasukan ini dibawah komando Jenderal Sir Philip Christison, dengan
mengembangkan tugas sebagai berikut: (1) Menerima penyerahan kekuasaan tentara
Jepang tanpa syarat. (2) Membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu. (3)
Melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke negerinya.
(4) Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, menciptakan ketertiban, dan
keamanan, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil. (5) Mengumpulkan
keterangan tentang penjahat perang untuk kemudian diadili sesuai hukum yang
berlaku.

Sebenarnya sebelum Inggris mengemban tugas dari pihak Sekutu, ia telah terikat
perjanjian dengan Belanda. Persetujuan tersebut ditandatangani di London pada tanggal
24 Agustus 1945 yang kemudian dikenal dengan nama London Civil Affairs Agreement.
Dalam perjanjian tersebut dinyatakan pihak Inggris akan membantu Belanda untuk
mengembalikan kekuasaannya di Indonesia. Pihak Inggris datang ke Indonesia dengan
memboncengi tentara NICA (Netherlands-Indies Civil Administration), nantinya dapat
mengatur pemerintahan di Indonesia.

13

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Pemerintah Indonesia telah menentukan haluan politiknya dalam menghadapi Sekutu
yang dalam hal ini diwakili oleh Inggris. Oleh karena itu, di dalam menghadapi
pendaratan tentara Inggris, pemerintah Indonesia telah berusaha membantu
meringankan tugas-tugas mereka dengan satu syarat, yaitu menentang pendaratan
NICA di Indonesia.

Sementara Christison sebagai pemimpin AFNEI menyadari bahwa, untuk
menjalankan tugasnya tidak mungkin tanpa bantuan pemerintah RI. Oleh karena itu,
Christison bersedia berunding dengan pernerintah RI. Kemudian, Christison pada
tanggal 1 Oktober 1945 mengeluarkan pernyataan pengakuan secara de facto tentang
negara Indonesia. Akan tetapi ketika berlangsung perundingan diplomatik secara de
facto, kemudiaan terjalin suatu usaha kerja sama antara pihak Sekutu dengan pihak
pemerintah Indonesia, ternyata serdadu Belanda telah dimasukkan ke Indonesia.
Namun, dalam kenyataannya pernyataan tersebut banyak dilanggarnya.

GGaammbbaarr 11.. KKeeddaattaannggaann TTeennttaarraa sseekkuuttuu Video 1. Usaha mempertahankan
SSuummbbeerr::((hhttttppss::////wwwwww..ggooooggllee..ccoo..iidd//sseeaarrcchh kemedekaan Indonesia.
Sumber:(https://www.youtube.com/watch?
kkeeddaattaannggaann++sseekkuuttuu++ddaann++bbeellaannddaahhttmm v=-TfVj1qKgJU)

)

ll)) Masalah:

1. Mengapa Inggris sebagai anggota Sekutu membantu Belanda

untuk menduduki kekuasaan di Indonesia ?

2. Coba cari tau mengapa Sekutu dan belanda sangat ingin

menduduki Indonesia, padahal pada saat itu sudah di

Proklamirkan Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945?

14

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Kemukakanlah hipotesis jawaban kalian
terkait masalah diatas !

2. Penyelesaian Strategi Masalah

Langkah Kegiatan:

1. Pilih Konsep yang sesuai dengan pengetahuan kalian
!

2. Tetapkanlah Penyelesaian kalian !

3. Melaksanakan Rencana Penyelesaian

Jelajah Topik

Lakukanlah penyelesaian sesuai dengan langkah-
langkah yang telah dirancang serta dengan konsep-
konsep kalian untuk memecahkan masalah diatas !
Langkah-langkah:

1. Pilihan alternatif untuk memecahkan masalah.
2. Pertimbangkanlah kalian secara kritis, selektif

dengan berfikir secara logis.

15

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

4. Menguji Kebenaran Strategi

Jelajah Topik

Bacalah serta pahamilah materi dibawah ini untuk
menjawab apakah strategi pemecahan kalian benar dan
cocok !

A. Awal Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Upaya
Mempertahankan Kemerdekaan dari ancaman Sekutu
dan Belanda

1. Agresi Militer Belanda I (21 Juli 1947- 5 Agustus 1948)

Diplomasi antara Indonesia dengan Belanda mengalami jalan butu
karena kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran-
pelanggaran, dan masing masing pihak bersikukuh atas interprestasi isi
Perjanjian Linggarjati dan saling tidak mempercayayai satu sama lain
tentang pelaksanaan perjanjian tersebut. Berbagai aksi kekerasan dan
pelanggaran segala perjanjian yang dilakukan oleh pihak Belanda
dtengarai oleh pihak Republik sering terjadi diberbagai tempat, sehingga
membuat suasana tidak kondusif. Di tengah-tengah upaya mencari
kesepakatan dalam pelaksanaan isi Persetujuan Linggarjati, ternyata

16

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Belanda terus melakukan tindakan yang justru bertentangan dengan isi
Persetujuan Linggarjati. Di samping mensponsori pembentukan
pemerintahan boneka, Belanda juga terus memasukkan kekuatan
tentaranya. Belanda pada tanggal 27 Mei 1947 mengirim nota ultimatum
yang isinya antara lain sebagai berikut.

a. Pembentukan Pemerintahan Federal Sementara (Pemerintahan
Darurat) secara bersama.

b. Pembentukan Dewan Urusan Luar Negeri.
c. Dewan Urusan Luar Negeri, bertanggung jawab atas pelaksanaan

ekspor, impor, dan devisa.
d. Pembentukan Pasukan Keamanan dan Ketertiban Bersama

(gendarmerie), Pembentukan Pasukan Gabungan ini termasuk
juga di wilayah RI.
Pada prinsipnya PM Syahrir (yang kabinetnya jatuh Juni 1947) dapat
menerima beberapa usulan, tetapi menolak mengenai pembentukan
Pasukan Keamanan Bersama di wilayah RI. Tanggal 3 Juli dibentuk
kabinet baru di bawah Amir Syarifuddin yang juga tetap menolak
pembentukan Pasukan Keamanan Bersama di wilayah RI. Pada tanggal
21 Juli 1947 tengah malam, pihak Belanda melancarkan ‘aksi polisional’
mereka yang pertama. Pasukan-pasukan bergerak dari Jakarta dan
Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk
menduduki Madura dan Jawa Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang
lebih kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian Belanda
menguasai semua pelabuhan di Jawa. Di Sumatera, perkebunan-

17

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

perkebunan di sekitar Medan, instalasi-instalasi minyak dan batu bara di
sekitar Palembang dan Padang diamankan. Pasukan-pasukan Republik
bergerak mundur dalam kebingungan dan menghancurkan apa saja yang
dapat mereka hancurkan.

Di beberapa daerah terjadi aksi-aksi pembalasan.Orang-orang Cina
di Jawa Barat dan kaum bangsawan yang dipenjarakan di Sumatera Timur
dibunuh. Beberapa orang Belanda, termasuk Van Mook ingin
melanjutkan merebut Yogykarta dan membentuk suatu pemerintahan
Republik yang lebih lunak, tetapi pihak Amerika dan Inggris yang tidak
menyukai ‘aksi polisional’ tersebut menggiring Belanda untuk segera
menghentikan peperangan terhadap Republlik Indonesia.

Ibu kota RI dapat dikurung Belanda. Hubungan ke luar bagi
Indonesia juga mengalami kesulitan, karena pelabuhan-pelabuhan telah
dikuasai Belanda. Secara ekonomis, Belanda juga berhasil menciptakan
kesulitan bagi RI. Daerah-daerah penghasil beras jatuh ke tangan
Belanda. Hubungan ke luar juga terhambat karena blokade Belanda.
Tetapi Belanda belum berhasil menghancurkan mental dan kekuatan
Tentara Indonesia yang didukung oleh kekuatan rakyat.

Pada tanggal 30 Juli 1947, pemerintah India dan Australia
mengajukan permintaan resmi agar masalah Indonesia-Belanda
dimasukan dalam agenda Dewan Keamanan PBB. Pemintaan itu diterima
baik dan dimasukkan dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB.
Tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan
penghentian permusuhan kedua belah pihak dan mulai berlaku sejak

18

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

tanggal 4 Agustus 1947. Sementara itu untuk mengawasi pelaksanaan
gencatan senjata, Dewan Keamanan PBB membentuk Komisi Konsuler
dengan anggota-anggotanya yang terdiri dari para Konsul Jenderal yang
berada di wilayah Indonesia. Komisi Konsuler diketuai oleh Konsul
Jenderal Amerika Serikat Dr. Walter Foote dengan beranggotakan Konsul
Jenderal Cina, Belgia, Perancis, Inggris dan Australia.

Komisi Konsuler itu diperkuat dengan personil militer Amerika
Serikat dan Perancis sebagai peninjau militer. Dalam laporannya kepada
Dewan Keamanan PBB, Komisi Konsuler menyatakan bahwa tanggal 30
Juli sampai 4 Agustus 1947 pasukan masih mengadakan gerakan militer.
Pemerintah Indonesia menolak garis demarkasi yang dituntut oleh pihak
Belanda berdasarkan kemajuan-kemajuan pasukannya setelah pemerintah
melakukan gencatan senjata. Namun penghentian tembak-menembak
tidak dimusyawarahkan dan belum ditemukan tindakan yang tepat untuk
menyelesaikannya agar jumlah korban bisa dikurangi.

Tanggal 3 Agustus 1947 Belanda menerima resolusi DK (Dewan
Keamanan) PBB dan memerintahkan kepada Van Mook untuk
menghentikan tembakmenembak. Pelaksanaannya dimulai pada malam
hari tanggal 4 Agustus 1947. Tanggal 14 Agustus 1947, dibuka sidang
DK PBB. Dari Indonesia hadir, antara lain Sutan Syahrir. Dalam
pidatonya, Syahrir menegaskan bahwa untuk mengakhiri berbagai
pelanggaran dan menghentikan pertempuran, perlu dibentuk Komisi
Pengawas. Pada tanggal 25 Agustus 1947, DK PBB menerima usul
Amerika Serikat tentang pembentukan suatu Commitee of Good Offices

19

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

(Komisi Jasa-jasa Baik) atau yang lebih dikenal dengan Komisi Tiga
Negara (KTN). Belanda menunjuk Belgia sebagai anggota, sedangkan
Indonesia memilih Australia. Kemudian Belanda dan Indonesia memilih
negara pihak ketiga, yakni Amerika. Komisi resmi terbentuk tanggal 18
September 1947. Australia dipimpin oleh Richard Kirby, Belgia dipimpin
oleh Paul Van Zeelland dan Amerika Serikat dipimpin oleh Dr. Frank
Graham.

Ternyata Belanda masih terus berulah, sebelum Komisi Tiga Negara
datang di Indonesia. Belanda terus mendesak wilayah dan melakukan
perluasan wilayah kedudukannya. Kemudian tanggal 29 Agustus 1947,
secara sepihak Van Mook memproklamasikan garis demarkasi Van
Mook, menjadi garis batas antara daerah pendudukan Belanda dan
wilayah RI pada saat gencatan senjata dilaksanakan. Garis-garis itu pada
umumnya menghubungkan titik terdepan posisi Belanda. Menurut garis
Van Mook, wilayah RI lebih sedikit dari sepertiga wilayah Jawa, yakni
wilayah Jawa Tengah bagian timur, dikurangi pelabuhan-pelabuhan dan
perairan laut (Nasution, 1991).

20

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Gambar 2. Gerak tentara Belanda di Jawa dan daerah yang dikuasai pada
agresi militer Belanda.

(sumber:https://readyygo.blogspot.com/2000/01/mengevaluasi
perjuangan-bangsa-antara.html)

2. Perundingan Renville (8 Desember 1947)

Komisi Tiga Negara tiba di Indonesia pada tanggal 27 Oktober 1947
dan segera melakukan kontak dengan Indonesia maupun Belanda.
Indonesia dan Belanda tidak mau mengadakan pertemuan di wilayah yang
dikuasai oleh salah satu pihak. Oleh karena itu, Amerika Serikat
menawarkan untuk mengadakan pertemuan di geladak Kapal Renville
milik Amerika Serikat. Indonesia dan Belanda kemudian menerima
tawaran Amerika Serikat.Perundingan Renville secara resmi dimulai pada
tanggal 8 Desember 1947 di kapal Renville yang sudah berlabuh di
pelabuhan Tanjung Priok. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Amir
Syarifuddin, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdulkadir
Wijoyoatmodjo, orang Indonesia yang memihak Belanda.

21

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya Indonesia menyetujui isi
Perundingan Renville yang terdiri dari tiga hal sebagai berikut.

a. Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain diterimanya
garis demarkasi Van Mook (10 pasal).

b. Dasar-dasar politik Renville, yang berisi tentang kesediaan kedua
pihak untuk menyelesaikan pertikaiannya dengan cara damai (12
pasal)

c. Enam pasal tambahan dari KTN yang berisi, antara lain tentang
kedaulatan Indonesia yang berada di tangan Belanda selama masa
peralihan sampai penyerahan kedaulatan (6 pasal).

Sebagai konsekuensi ditandatanganinya Perjanjian Renville, wilayah
RI semakin sempit dikarenakan diterimanya garis demarkasi Van Mook,
dimana wilayah Republik Indonesia meliputi Yogyakarta dan sebagian Jawa
Timur. Dampak lainnya adalah Anggota TNI yang masih berada di daerah-
daerah kantong yang dikuasai Belanda, harus ditarik masuk ke wilayah
RI,misaInya dari Jawa Barat ada sekitar 35.000 orang tentara Divisi
Siliwangi. Divisi Siliwangi tanggal 1 Februari 1948 dihijrahkan menuju
wilayah RI di Jawa Tengah dan ada yang ditempatkan di Surakarta. Juga
6.000 anggota TNI dari Jawa Timur masuk ke wilayah RI.

22

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Gambar 3. Peta wilayah RI berdasar demarkasi Van Mook
(Sumber:http://belajarhistoriavitae.blogspot.co.id/2016/11/revolusi-

menegakkan-panji-panji-revolusi.html)
Isi Perjanjian Renville mendapat tentangan sehingga muncul mosi
tidak percaya terhadap Kabinet Amir Syarifuddin dan pada tanggal 23 Januari
1948, Amir menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden. Dengan
demikian perjanjian Renville menimbulkan permasalahan baru, yaitu
pembentukan pemerintahan peralihan yang tidak sesuai dengan yang terdapat
dalam perjanjian Linggarjati (Tobing, 1986).
.

23

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Video 2. Perundingan Renvile
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=fSizC_v3ZVM)

3. Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948 – 27 Desember
1949)

Sebelum macetnya perundingan Renville sudah ada tanda-tanda
bahwa Belanda akan melanggar persetujuan Renville. Oleh karena itu
pemerintah RI dan TNI sudah memperhitungkan bahwa sewaktu-waktu
Belanda akan malakukan aksi militernya untuk menghancurkan RI dengan
kekuatan senjata. Untuk menghadapi kekuatan Belanda, maka dibentuk
Markas Besar Komando Djawa (MBKD) yang dipimpin oleh A.H.
Nasution dan Hidayat.

Seperti yang telah diduga sebelumnya, pada tanggal 19 Desember
1948 Belanda melancarkan agresinya yang kedua. Sebelum pasukan
Belanda begerak lebih jauh, Van Langen (wakil jenderal Spoor) berbisik

24

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

kepada Van Beek (komandan lapangan agresi II): “overste tangkap
Sukarno, Hatta, dan Sudirman, mereka bertiga masih ada di istana”,
demikian perintah pimpinan Belanda terhadap ketiga pimpinan nasional
kita. Agresi militer II itu telah menimbulkan bencana militer maupun
politik bagi mereka walaupun mereka tampak memperoleh kemenangan
dengan mudah.

Dengan taktik perang kilat, Belanda melancarkan serangan di semua
front RI. Serangan diawali dengan penerjunan pasukan-pasukan payung
di Pangkalan Udara Maguwo dan dengan cepat berhasil menduduki ibu
kota Yogyakarta. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Hatta
memutuskan untuk tetap tinggal di ibukota, meskipun mereka tahu akan
ditawan musuh. Alasannya, agar mereka dengan mudah ditemui oleh TNI,
sehingga kegiatan diplomasi dapat berjalan terus. Disamping itu, Belanda
tidak mungkin melancarkan serangan secara terusmenerus, karena
Presiden dan wakil Presiden sudah ada di tangan musuh.

Sebagai akibat dari keputusan itu, Presiden Sukarno dan Wakil
Presiden Hatta beserta sejumlah Menteri, Kepala Staf Angkatan Udara
Komodor Suryadarma dan lainnya juga ikut ditawan tentara Belanda.
Namun kelangsungan pemerintahan RI dapat dilanjutkan dengan baik,
karena sebelum pihak Belanda sampai di Istana, Presiden Sukarno telah
berhasil mengirimkan radiogram yang berisi mandat kepada Menteri
Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara yang sedang melakukan
kunjungan ke Sumatera untuk membentuk Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia (PDRI). Perintah sejenis juga diberikan kepada Mr.

25

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

A.A. Maramis yang sedang di India. Apabila Syafruddin Prawiranegara
ternyata gagal melaksanakan kewajiban pemerintah pusat, maka Maramis
diberi wewenang untuk membentuk pernerintah pelarian (Exile
Goverment) di luar negeri.

Sementara itu, Panglima Besar Jenderal Sudirman yang sedang sakit
harus dirawat oleh dr. Suwondo selaku dokter pribadinya di rumah di
kampung Bintaran. Setelah mendengar Belanda melancarkan serangan,
Jenderal Sudirman segera menuju istana Presiden di Gedung Agung.
Ketika mengetahui Presiden, Wakil Presiden, dan beberapa pemimpin
lainnya ingin tetap bertahan di ibu kota, maka Jenderal Sudirman, dengan
para pengawalnya pergi ke luar kota untuk mengadakan perang gerilya.
Para ajudan yang menyertai Jenderal Sudirman, antara lain Suparjo
Rustam dan Cokropranolo. Sedangkan pasukan di bawah pimpinan Letkol
Soeharto terus berusaha menghambat gerak maju pasukan Belanda.
Kemudian beberapa tokoh militer vang mengikuti jejak Jenderal
Sudirman, antara lain Kolonel Gatot Subroto, dan Kolonel TB.
Simatupang.

Aksi militer Belanda yang kedua ini ternyata menarik perhatian
PBB, karena Belanda secara terang-terangan tidak mengikuti lagi
Persetujuan Renville di depan Komisi Tiga Negara yang ditugaskan oleh
PBB. Pada tanggal 24 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB membuat
resolusi, agar Republik Indonesia dan Belanda segera menghentikan
permusuhan dan membebaskan Presiden RI dan para pemimpin politik
yang ditawan Belanda. Kegagalan Belanda di medan pertempuran serta

26

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

tekanan dari AS yang mengancam akan memutuskan bantuan ekonomi
dan keuangan, memaksa Belanda untuk kembali ke meja perundingan
(Nasution, 1991).

Gambar 4. Tentara Belanda pada saat Video 3. Agresi Militer I dan II.
Agresi Militer II. (Sumber:https://www.youtube.com/w
(Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/ atch?v=HsWa-4z5kUg)
Agresi_Militer_Belanda_II)

27

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

5. Evaluasi

Perikasalah kembali jawaban kalian bersama
dengan bantuan guru. Berdasarkan masalah yang
telah kalian buat, apakah masalah kalian ini benar

dalam kesesuaian materi sebelumnya?

Jawab:

............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

.......................................................2...8..................................................................

............................................................................................................................

..M....o...d...u...l...S...e...j.a...r...a..h.....P...e..r...a..n...g....K....e...m....e...r..d...e...k...a...a..n.....d...i...J..e...m....b...e...r.............

............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

6. Rangkuman

Diplomasi antara Indonesia dengan Belanda mengalami tidak ada
kesepakatan karena kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran-
pelanggaran, dan masing masing pihak bersikukuh atas interprestasi isi Perjanjian
Linggarjati dan saling tidak mempercayayai satu sama lain tentang pelaksanaan
perjanjian tersebut. Berbagai aksi kekerasan dan pelanggaran segala perjanjian
yang dilakukan oleh pihak Belanda dtengarai oleh pihak Republik sering terjadi
diberbagai tempat, sehingga membuat suasana tidak kondusif. Di tengah-tengah
upaya mencari kesepakatan dalam pelaksanaan isi Persetujuan Linggarjati, ternyata
Belanda terus melakukan tindakan yang justru bertentangan dengan isi
Persetujuan Linggarjati. Isi Perjanjian Renville mendapat tentangan sehingga
muncul mosi tidak percaya terhadap Kabinet Amir Syarifuddin dan pada tanggal
23 Januari 1948, Amir menyerahkan kembali mandatnya kepada Presiden.
Dengan demikian perjanjian Renville menimbulkan permasalahan baru, yaitu
pembentukan pemerintahan peralihan yang tidak sesuai dengan yang terdapat
dalam perjanjian Linggarjati.

Seperti yang telah diduga sebelumnya, pada tanggal 19 Desember 1948
Belanda melancarkan agresinya yang kedua. Sebelum pasukan Belanda begerak
lebih jauh, Van Langen (wakil jenderal Spoor) berbisik kepada Van Beek
(komandan lapangan agresi II): “overste tangkap Sukarno, Hatta, dan Sudirman,
mereka bertiga masih ada di istana”, demikian perintah pimpinan Belanda
terhadap ketiga pimpinan nasional kita. Agresi militer II itu telah menimbulkan
bencana militer maupun politik bagi mereka walaupun mereka tampak
memperoleh kemenangan dengan mudah.

29

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

UJI KOMPETENSI 1

Jawablah beberapa pertanyaan dan tugas sebagai berikut !
1. Jelaskan latar belakang terjadinya Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21
Juli 1947 !
2. Bagaimana pandangan para tokoh terhadap perundingan Renville ?
3. Bagaimana dampak dari perundingan Renville bagi Pemerintah
Indonesia ?
4. Nilai – nilai karakter apa yang di dapat dari para tokoh tentang Komisi
Tiga Negara di Indonesia !
5. Jelaskan sebab-sebab dibentuknya PDRI !

30

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

UMPAN BALIK

Koreksi hasil jawaban kalian yang ada pada bagian akhir modul ini. Hitunglah
jawaban yang benar yang kalian peroleh. Kemudian gunakan rumus di
dibawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman kalian pada materi
kegiatan satu 1.

Tingkat Penguasaan= Jumlah jawaban yang benar X 100%
Jumlah Soal

Kriteria Penguasaan: 85%-100% Sangat Baik
75%-84% Baik
65%-74% Cukup
55%-64% Kurang
0-54% Kurang Sekali

Jika tingkat penguasaan mencapai > 80%, kalian telah menguasai materi yang
ada pada kegiatan 1 dan siap melanjutkan kegiatan berikutnya. Tetapi jika
tingkat penguasaan anda <80% kalian harus memahami kembali materi yang
ada pada kegiatan 1.

Bagaimana tingkat pemahaman
anda ???

31

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

B. Jember Masa Perang
Kemerdekaan

Tujuan Pembelajaran

1. Perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Agresi Militer Belanda II di Karisidenan Besuki

2. Perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari
ancaman Agresi Militer Belanda II di Jember

1. Identifikasi Masalah

Jelajah Topik

Bacalah artikel di bawah ini !! kita membahas tentang Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember
dari serangan Agresi Militer Belanda II oleh Brigade III/Damarwulan yang di pimpin oleh
Letkol Moch Sroedji, dengan baik dan benar !!

Kemukakan yang menjadi masalah utama dalam artikel tersebut !!

Catatan: Identifikasi kecakupan data kalian untuk
dapat mengetahui masalah di bawah ini !

32

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

B.1. Wingate Action di bawah pimpinan Letkol
Moch Sroedji Brigade III/Damarwulan

Kedatangan Belanda yang secara terang-terangan ingin menguasai Indonesia
mengundang perlawanan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Perlawanan inilah yang disebut sebagai Perang Kemerdekaan. Perang Kemerdekaan adalah
suatu wujud perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan. Perjuangan ini dilakukan baik dengan cara diplomasi maupun dengan
peperangan. Kegagalan diplomasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak telah
memunculkan peperangan. Belanda melancakan Agresi Militernya pada tanggal 21 Juli
1947. Tujuan pertama Agresi Militer Belanda adalah menduduki beberapa daerah yang
politik dan ekonomis sangat penting yakni Sumatera Timur, Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Pulau Madura serta daerah perkebunan Ujung Jawa Timur antara lain meliputi daerah
Situbondo, Bondowoso, Jember dan Banyuwangi.

Penandatanganan Persetujuan Renville kemudian muncul untuk meredam Agresi
Militer yang pertama. Persetujuan Renville dilaksanakan di atas Kapal Pengangkut Renville
pada tanggal 17 Januari 1948. Perjanjian Renville menimbulkan dampak buruk bagi
Indonesia, karena wilayah Indonesia menjadi semakin sempit. Wilayah Indonesia di Pulau
Jawa hanya terdiri dari Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta sampai di Kediri, Blitar
dan sebagian daerah Malang. Akibat dari Persetujuan Renville, Indonesia terpaksa harus
menarik mundur kesatuan-kesatuan militer yang berada di daerah kekuasaan Belanda dan
kantong kantong gerilya untuk kemudian hijrah ke wilayah Republik Indonesia.

Perjanjian Renville yang baru berjalan tiga bulan tidak berjalan dengan apa yang
telah disetujui, di mana Belanda tetap melaksanakan serangan total di segala bidang. Perang
Politik, Perang Militer dan Perang Ekonomi. Belanda terus menyusun negara boneka di luar
Republik Indonesia. Hal ini bertujuan untuk menghancurkan Republik Indonesia yang
wilayahnya menjadi sempit.

33

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Kondisi Republik Indonesia bertambah parah ketika Belanda melakukan blokade
ekonomi. Rakyat Republik Indonesia menjadi sangat menderita, kurang pakaian, kurang
obat-obatan dan kurang peralatan untuk produksi. Hijrahnya pasukan TNI ke daerah
Republik Indonesia juga menambah beban bagi pemerintah Republik Indonesia. Kondisi ini
memicu Indonesia untuk mempersiapkan diri menghadapi meletusnya Agresi Militer Belanda
yang kedua serta kembali menguasai daerah-daerah yang telah Belanda kuasai.

Untuk mempersiapkan diri menghadapi Agresi Militer Belanda II, TNI telah menyusun
rencana umum yang terkenal dengan nama Perintah Siasat No. 1 atau Intruksi Panglima Besar
Sudirman tertanggal November 1948 dan telah mendapat pengesahan dari Pemerintah RI
pada awal November 1948. Di dalam Perintah Siasat No. 1 ini tercantum soal tugas pasukan-
pasukan yang berasal dari daerah federal untuk ber-wingate dan membentuk kantong-
kantong.

Wingate sendiri merupakan usaha untuk melakukan penyusupan kembali ke daerah
semula secara tersembunyi. Tugas utama wingate ini ialah selekas mungkin sampai ke daerah
kantong untuk melakukan wehrkreise. Perlu gerak cepat dan sebisa mungkin menghindari
pertempuran, supayadapat tiba di tempat tujuan dalam keadaan utuh dan segar bugar
Wingate action ini dilaksanakan bersamaan dengan meletusnya. Agresi Militer Belanda ke II,
di mana Belanda telah menyatakan tidak terikat lagi dengan Perjanjian Renville.

Pada saat itu pasukan Brigade III Damarwulan melaksanakan wingate action
ke Karesidenan Besuki. Karesidenan Besuki merupakan daerah asal Brigade III Damarwulan
sebelum terkena dampak dari Persetujuan Renville. Divisi I Brigade III/Damarwulan
melakukan wingate untuk menghadapi front Jember dan mengawasi jalur Lumajang-Klakah-
Jember-Banyuwangi. Letkol Moch Sroeudji ditunjuk sebagai Komandan Brigade III
Damarwulan. Brigade III Damarwulan ini terdiri dari 3 Batalyon Infanteri yakni: Batalyon 25
di bawah pimpinan Mayor Safiudin, Batalyon 26 Mayor Magenda, dan Batalyon 27 Mayor
Sudarmin, ditambah dengan Depot Batalyon Darsan Iru (Wijaya, 2017: 1-6).

34

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Masalah:

1. Apa yang melatar belakangan Wingate actoin Brigade III/Damarwulan ke
Karisidenan besuki?

2. Mengapa Jember dipilih sebagai daerah medan pertempuran para
pasukan Brigade III/Damarwulan ?

Kemukakan hipotesis/jawaban kalian terkai masalah diatas !

2. Perencanaan Strategi Penyelesaian

Langkah-langkah:

1. Pilih konsep sesuai dengan pengetahuan kalian !
2. Tetapkanlah langkah penyelesaian kalian !

35

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

3. Melaksanakan rencana Penyelesaian

Jelajah Topik

Lakukanlah penyelesaian sesuai dengan langkah-langkah yang
telah kalian rancang serta konsep-konsep untuk memecahkan
masalah di atas !
Langkah-langkah:

Pertimbangkanlah langkah-langkah kalian secara kritis, selektif dengan
berfikir logis !

4. Menguji Kebenaran Strategi

Jelajah Topik

Bacalah serta pahamilah materi dibawah ini untuk menjaawab
apakah strategi pemecahan lain kalian benar dan cocok !

36

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

1. Latar Belakang

Jember merupakan daerah bagian dari Karisidenan Besuki yang
berbatasan dengan Lumajang Karisidenan Malang kurang mendapat
perhatian di bidang politik pemerintahan dan sosial selain daerah sumber
penghasil beras tembakau dan kopi disamping Situbondo, Banyuwangi,
dan Bondowoso yang penting menjadi tempat Pemerintah Pembantu
Gubernur. Tetapi pada Zaman Jepang terutama setelah Kemerdekaan
Negara Republik Indonesia (RI) pada tanggal 17 Agustus 1945,
menanggapi peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, Perlawanan
menghadapi Agresi Militer Belanda I 21 Juli 1947 di pasir Putih, dan
perjuangan melawan agresi Militer Belanda II 19 Desember 1948, Jember
tampil memegang posisi penting dalam gerak perjuangan fisik dan
semangat jiwa patriotik lokal dan nasional yang berkorban dengan titik dan
siasai perang gerilya.

Jember yang terletak pada bagian sebelah Barat dari wilayah
Karisidenan Besuki bersama daerah-daerah lainnya ini harus dan telah
dikosongkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dituntut Van
Mook sebagai garis Status Quo, dan merupakan tindak lanjut dari genjatan
senjata (Cease-fire) 17 Januari 1948. Tuntut Tindakan Pemerintah RI
menarik tentaranya dari daerah yang dituntut di bawah kekuasaan
Pemerintah Belanda menurut Persetujuan Renville, termasuk daerah
wilayah Karisidenan Besuki, TNI Brigade III/Damarwulan meninggalkan
daerah Karisidenan Besuki menuju daerah sekitar Blitar daerah wilayah
RI, yang hal ini dikenal dengan nama hijrah.

37

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

TNI Brigade III/Damarwulan telah mengadakan perlawanan
terhadap Agresi Militer Belanda I dalam pendudukannya di Karisidenan
Besuki pada tanggal 21 Juli 1947. Kemudian untuk merealisi politik
kolonial agresi dengan pendudukan militer ini maka diciptakan Persetujuan
Renville dengan tuntutan pengosongan dari tentara RI daerah-daerah
tersebut. Setelah dalam pembicaraan terjadi kemacetan dalam perundingan
anatara pihak RI dan Belanda, Belanda melancarkan Agresi Militer
Belanda II tanggal 19 Desember 1948, ke Ibu Kota RI Yogyakarta dan
daerah-daerah RI yang lain. Karisidenan Besuki yang ditinggalkan hijrah
oleh Brigade III/Damarwulan ke daerah sekitar Blitar, disergap oleh
tentara Belanda mengingat sangat penting untuk strategi letak dan
potensial di bidang politik, ekonomi, dan pengawasan komunikasi
kekuasaan Belanda. Karena tindakan Agresi Militer Belanda II itu, maka
Panglima Divisi I Jawa Timur mengintriksikan tugas Brigade
III/Damarwulan untuk mengadakan Wingate Action, menyusup
membentuk dan mempertahankan daerah dengan pusat pertahanan
Pemerintahan Bayangan di Jember (Wijaya, 2017:1-6).

38

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Gambar 5. Peta Wingate Action Brigade III/Damarwulan di Karisidenan
Besuki

(Sumber: Harsasudirdjo, 1996: 45)

Telusuri Jawaban

Kenapa Jember sebagai pusat dalam menyusup membentuk dan
mempertahankan daerah dengan pusat pertahanan Pemerintahan
Bayangan masa perang kemerdekaan di Karisidenan Besuki ?

2. Sejarah Terbentuknya Brigade III Damarwulan

Terbentuknya Brigade III/Damarwulan ini merupakan dampak dari
Perjanjian Renville. Di mana saat itu pasukan TNI dari Karesidenan Besuki
Hijrah ke wilayah Republik. Selama berada di daerah Hijrah TNI

39

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

menggunakan nama yang berbeda dengan sebelumnya. Kemudian

Pemerintah pada masa Kabinet Hatta melakukan Reorganisasi dan

Rasionalisasi angkatan perang. hal ini menyebabkan satuan-satuan militer

berubah karena dibentuk Brigade dan Teritorium. Dapat dikatakan bahwa

adanya progam Reorganisasi dan Rasionalisasi Angkatan perang

merupakan awal berdirinya Brigade III/Damarwulan

Setelah terjadi peristiwa Madiun, Resimen 40 Damarwulan merubah

namanya menjadi Brigade Mobiel Damarwulan di bawah pimpinan Letkol

Moch Sroedji. Brigade Mobiel Damarwulan mendapat tugas untuk

menghadapi kemungkinan adanya penyebaran-penyebaran dari pelaku

insiden Madiun itu ke Blitar dan sekitarnya. Tugas dari Brigade Mobiel

Damarwulan ini berhasil dilakukan. Di mana selanjutnya Brigade Mobiel

Damarwulan akan melaksanakan Reorganisasi dan Rasionalisasi yang

sebelumnya sempat tertunda lantaran adanya Peristiwa Madiun.

Berdasarkan keputusan Kementrian Pertahanan Republik Indonesia

No. A/582/48 tanggal 25 Oktober 1948 susunan Brigade Mobiel

Damarwulan di sahkan dan selanjutnya Brigade ini menjadi Brigade

III/Damarwulan/Divisi I Jawa timur dan batalyonnya juga mendapat

perubahan nama. Kemudian Brigade III/Damarwulan ini diresmikan pada

tanggal 17 Desember 1945 di Lapangan Kuwak Kediri oleh Panglima

Divisi I Kolonel Soengkono. Berikut susunan Kesatuan Brigade

III/Damarwulan dan Batalyonnya:

Brigade III/Damarwulan

Komando : Letkol Moch. Sroedji

40

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Brigade Mayor : Majoor Imam Soekarto

Adjudan : Kapten Soejono

Sekretaris : Letnan II O Djajadi

Kepala Seksi I : Kapten Soeratman

Kepala Seksi II : Letnan I Machfoed

Kepala Seksi III : Kapten Musjarfan

Kepala Seksi IV (supply): Letnan II Maridjo

Kepala Keuangan : Letnan I Soetadjo

Kepala Kendaraa : Letnan I Soetjipto

Kepala Persendjataan : Letnan I Adidarmo

Kepala Perhubungan : Letnan I Tjokro/Ser. Maj. Soemantri

Kepala Genie : Letnan II Lesmono

Kepala Kesehatan : Letkol Dr. Soebandi

Seksi Dekking : Letnan II Prajitno

Batalyon Sjafiudin (BG. VIII)

Komandan : Mayor Sjafiudin

Kompi I : Kapten Soetojo

Kompi II : Kapten Soekadijo

Kompi III : Letnan I Winoto

Kompi IV : Letnan I Hadji Sjocheh

Batalyon Magenda (BG. IX)

Komandan : Mayor E.J. Magenda

Kompi I : Letnan I Soemardi

Kompi II : Letnan IR Soetedjo

Kompi III : Kapten Oentoeng

Batalyon Abdoel Rivai/Sudarmin (BG. X)

Komandan : Letkol. Abd Rivai kemudian diganti

Kapten R. Sudarmin

Kompi I : Letnan I B G Soemarto

Kompi II : Letnan I R Soewardi

Kompi III : Kapten Soebroto kemudian Letnan II

41

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

R.A. Djoharman

Batalyon Darsan Iroe (Depo Batalyon)

Komandan : Mayor Darsan Iroe

Kompi I : Kapten Sjofanhadi

Kompi II : Letnan II Moch Daki

Kompi III : Letnan I.G. Hartono

Kompi IV : Letnan II. B. Soemarto

(Wijaya, 2017:35-37)

Gambar 6. Pasukan BN 25 Brigade III/Damarwulan
(Sumber: Lontar, I. 2015 dalam
http://lontarnews.blogspot.co.id/2015/03/?m=0)
Telusuri Jawaban
Mengapa Brigade III/Damarwulan yang dipimpin oleh Letkol Moch
Sroedji diperintahkan menjaga daerah Karisidenan Besuki ?

42

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

3. Politik Militer

Berdasarkan perundingan Renville 17 Januari 1948, antara
Pemerintahan RI dan Belanda menaati dan 6 prinsip tambahan untuk
berunding guna mencapai penyelesaian politik. Pada bulan Februari 1948
dimulai hijrah TNI dari “kantong-kantong”-“pockets” di daerah Jawa
Timur melintasi Karisidenan Malang dan Surabaya ke daerah RI. Bertolak
dari intruksi Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, hijrah TNI Brigade
III Damarwulan pindah ke daerah sekitar Blitar selesai tanggal 22 Februari
1948. Penghijrahan pasukan TNI Brigade III Damarwulan menaati
semboyan From the bullet to the ballet dari daerah Karisidenan Besuki,
dilihat dari strategi militer merupakan suatu kekalahan. Karena dengan
hijrah ini berarti Brigade III Damarwulan daerah pertahanannya kepada
kekuasaan Belanda. Hal ini mengingat TNI harus tunduk kedapa hasil
keputusan diplomatik secara nasional, pasukan Brigade III Damarwulan
berjumlah 7.000 personal dan ditambah keluarganya menuju daerah sekitar
Blitar berlangsung tertib dan lancar, selesai tanggal 22 Februari 1948.

Hijrah TNI Brigade III/Damarwulan itu berarti memberi kesempatan
kepada pihak Belanda dapat mengatur aparatur pemerintahannya dan taktik
strategi pertahanan militernya. Maka Belanda segera menertibkan
keamanan polisional masyarakat, pamongpraja, dan pemerintah militernya,
para Bupati, Wedana, Asisten Wedana, dan Lurah/Petinggi diaktifkan lagi
guna menunjang lancaranya roda pemerintahan penjajahannya. Hal itu
untuk menjamin memperbaiki kehidupan perkebunan, pabrik

43

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

perusahaannya di bidang ekonomi dan kekuasaan politiknya. Karena
dengan jalan keamanan dan kehidupan masyarakat ini akan dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan produksi perkebunan yang banyak
menghasilkan devisa bagi Belanda, di samping untuk biaya anggaran
militernya yang ditanda tangani dari negerinya mengadakan milisi dari
penduduk setempat, seperti “Beweking Batalion Besuki” dan lain-lain.

Tindakan pemerintah Militer Belanda di Karisidenan Besuki
mengadakan penindasan terhadap segala perlawanan kepada Belanda.
Pelaksanaannya dengan membentuk pasukan mata-mata untuk
memperoleh keterangan tentang kependudukan dan aktivitas pasukan
Brigade III/Damarwulan serta perlawanan rakyat. Penangkapan kepada
orang-orang yang dicurigai membantu perjuangan melawan Belanda.
Selain itu Belanda berpropaganda akan memperbaiki nasib rakyat rakyat,
diangkat jadi pegawai pabrik dan pamong praja digaji dengan baik.

Pemerintah Belanda dengan kekuatan militer dan diplomasi politik
Vendel en hier mempengaruhi dengan tipu muslihat kepada para pimpinan
sipil dan militer Brigade III menghasut mereka di pihak Belanda. Bertolak
dari Perundingan Renville 17 Januari 1948, Belanda mendirikan Negara
Jawa Timur walaupun dalam Konperensinya di Surabaya tanggal 24
Januari 1948 di tolak oleh para wakil rakyat. Tuntutan Belanda kepada
Pemerintah RI mengosongkan daerah-daerah Kantong (Pokets)
Karisidenan Besuki sebagaian Surabaya, Karisidenan Malang dan
seluruhnya Karisidenan Besuki telah sukses tanggal 22 Februari 1948,
sehingga terjepitlah kedudukan daerah RI di Jawa Timur. Letnan Gubernur

44

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Jenderal Dr. Van Mook telah mengadakan dekrit pembentukan Negara
Madura pada tanggal 23 Februari 1948. Negara Jawa Timur bentukan
Belanda ini meliputi Karisidenan Besuki, Malang dan Surabaya. Maka dari
itu wilayah daerah Jawa Timur, meliputi daerah Karisidenan Besuki,
sebagian Karisidenan Malang dan Surabaya. Maka dari itu wilayah Jawa
Timur terbagi atas 3 bagian yaitu:

 Daerah Renville, meliputi daerah Karisidenan Besuki,
sebagian Karisidenan Surabaya dan Malang;

 Daerah Negara Jawa Timur, meliputi Karisidenan Besuki,
sebagian Karisidenan Malang dan Surabaya;

 Daerah Negara Madura, meliputi Pulau Madura pulau-pulau
kecil di sekitarnya.

Hijrah TNI Brigade III/Damarwulan ke sekitar Blitar mengorbankan
rakyat diserahkan nasibnya kepada Belanda. Karena itu kepercayaan rakyat
kepada Brigade III/Damarwulan yang dulu merupakan kebanggaan, pada
waktu Wehrkreise activisering tak ada kepercayaan dan tak ditanggapi
serta sulit membuat pos-pos baru, sedangkan pos lama dikuasai Belanda.
Merekan enggan menjadi agen Brigade III, karena waktu ditinggal hijrah
oleh TNI, banyak bekas agen yang tertangkap, dianiyaya dan disiksa oleh
Belanda.

Brigade III/Damarwulan sulit memulihkan kepercayaan itu,
menjalin kominikasi membutuhkan keberanian yang tinggi secara rahasia
dan jiwa besar serta perang gerilya. Kondisi demikian itu menerbitkan
inisiatif dan kreativitas para pejuang TNI dalam menyusup ke daerah

45

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

kantong dengan jalan gerilya mengadakan hubungan di bawah tanah
dengan orang-orang yang tetap mendukung perjuangan, baik dengan
mereka yang berada dan bekerja di daerah musuh atau diluar daerah
itu.kemudian langkah selanjutnya mereka akan mengadakan gerakan
setelah diarasa sudah cukup memadai adanya (Harsasudirdjo, 1996:6-9).

Telusuri Jawaban

Bagaimana awal terjadinya konflik militer antara TNI dengan Tentara
Belanda pasca Perundingan Renville di Karisidenan Besuki ?

4. Persiapan Wingate Action Brigade III/Damarwulan

Persetujuan Renville antara Indonesia dengan Belanda
menimbulkan dampak buruk bagi Indonesia, karena TNI yang wilayahnya
berhasil diduduki Belanda diperintahkan untuk meninggalkan daerahnya.
Tentara yang meninggalkan daerahnya untuk pergi ke daerah Republik ini
yang dimaksud dengan tentara hijrah. Pasukan TNI hijrah ini di samping
menjalankan perintah hijrah sebagai pengosongan daerah-daerah yang
dikuasai Belanda, juga ditunjukan untuk mempersiapkan diri guna
peperangan jangka lama dengan bertemakan gerilya.

Menjelang bulan Februari 1948 dihijrahkan 35.000 TNI dari
kantong kantong di Jawa ke daerah Republik, yang disusul kemudian oleh
beratus-ratus ribu pengungsi sipil yang meningkat sampai lebih dari sejuta.
Penghijrahan ini dilakukan setelah terjadi kesepakatan antara Indonesia

46

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

dengan Belanda di atas Kapal Renville. Hijrah di Jawa Timur juga terdapat
di daerah Besuki dan Madura yang dilakukan oleh masing-masing
Resimen 40/Damarwulan dan Kesatuan Jokotole. Hijrahnya kedua
Resimen ini karena daerah mereka berhasil dikuasai oleh Belanda pada
Agresi Militer I, sehingga mereka harus rela meninggalkan aerahnya untuk
menuju daerah Republik (Nasution, 1979:305).

Perintah Reorganisasi dan Rasionalisasi di kesatuan Brigade
III/Damarwulan akan dilaksanakan sejak awal April, namun menjelang
pelaksanaan Reorganisasi dan Rasionalisasi terjadi perubahan pemimpin
dalam kesatuan Resimen 40 Damarwulan. Semula jabatan komandan
dipegang oleh Letkol Prayudi kemudian digantikan oleh Letkol Moch
Sroedji. Letkol Moch Sroedji sebagai komandan Resimen 40 Damarwulan
yang baru dihadapkan pada dua tugas, yaitu memperhatikan pemeliharaan
anak buah anggota hijrah dari daerah Besuki dan melaksanakan persiapan
pembentukan Brigade Mobil untuk Karesidenan Besuki khususnya.

Pada bulan Mei 1948 persiapan ditingkat pimpinan Angkatan
Perang RI sudah direncanakan yaitu rencana umum TNI menghadapi
Agresi Militer 2 Belanda. Perintah Siasat No. 1 yang berisi soal “wingate”
satuan-satuan ke masing-masing daerah “wehrkreise” dan pelaksanaannya
dengan Perintah Kilat No.1/PB/D/1948. Brigade III Damarwulan dalam
perintah siasat itu berada di dalam Medan I yang bertugas untuk melakukan
serbuan ke daerah Besuki.Untuk menghadapi serangan tentara Belanda di
Jawa Timur maka pada tanggal 19 Desember 1948 pukul 20.00 melalui
RRI Kediri Panglima TNI Divisi I/Jawa Timur memerintahkan kepada

47

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

pasukannya untuk melaksanakan Perintah Siasat No. 1/GMUDT/48.
Adapun persiapan fase pertama Komando Divisi

I/Jawa Gambar 7. Letkol Moch Sroedji Brigade
(Sumber: Sumber: Lontar, I. 2015 dalam
http://lontarnews.blogspot.co.id/2015/03/?m=0)
Timur untuk Brigade III/Damarwulan yaitu

III/Damarwulan dengan kesatuan-kesatuannya melakukan wingate untuk

menghadapi front Jember dengan memperhatikan jurusan Lumajang-

Klakah- Jember- Banyuwangi. Tugas utama wingate ini ialah selekas

mungkin sampai ke daerah Besuki untuk melakukan wehrkreise di sana.

Karena itu perlu gerak cepat dan menghindar sedapat mungkin

pertempuran, supaya dapat tiba di tempat tujuan dalam keadaan utuh dan

segar bugar (Wijaya, 2017:69-75).

48

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Telusuri Jawaban

Mengapa Brigade III/Damarwulan yang dipimpin oleh Letkol
Moch Sroedji memilih jurusan Lumajang-Klakah-Jember-
Banyuwangi untuk melakukanWingate Action ?

5. Perlawanan Brigade III/Damarwulan Terhadap Agresi Militer
Belanda II

Setalah Brigade III/Damarwulan melakukan Wingate Action
bergerak dari daerah sekitar Blitar ke Ledbakroto tempat pos Komando
Operasi dan rapat Pimpinan menentukan siasat penerobosan ke wilayah
pendudukan Belanda di Lumajang Menuju Karisidenan Besuki, para
Komando Kompi Batalyon mengadakan rapat beserta Staf, dan di
perintahkan Batalyon 26 Magenda harus melalui route menembus
Tempusari – Lumajang Selatan – Maleman – Kencong. Dari kencong
Jember ini terus menuju Bondowoso lewat Jember Utara ke Panaruka
Situbondo. Brigade III/ Damarwulan yang bergerak lewat selatan menuju
Banyuwangi dengan menerobos Tempusari.

Pada tanggal 30 Desember 1948 pagi Kompi Magenda di Bintoro
melakukan penerobosan ke daerah Tempusari yang telah diduduki kurang
lebih satu kompi Tentara Belanda, sehingga terjadi pertempuran. Dalam
pertempuran ini pasukan Belanda terdesak mundur ke Pasirian dan dengan
penerobosan ini Kompi Magenda di Bintoro melanjutkan perjalanan ke
Tempusari.

49

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember


Click to View FlipBook Version