The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

REVISI 3 Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by , 2018-07-01 19:15:10

REVISI 3 Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

REVISI 3 Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Berikutnya Komando Batalyon 26 Magenda memasuki Tempusari
telah diduduki Belanda dengan kekuatan pasukan yang lebih besar.
Kemunduran pasukan Belanda dengan ke Pasirian merupakan suatu siasat
untuk memancing Kompi Bintoro agar mengadakan pengejaran, tetapi
tidak dilakukannya. Kemudian Belanda menduduki kembali Tempusari
dengan dibantu kekuatan Squadron dari Malang. Karena itu pertempuran
terjadi antara pasukan Batalyon 26 dan Batalyon 27 melawan Tentara
Belanda selama kurang lebih 6 jam yang mengalami banyak korban
dikedua belah pihak terutama di kalangan rakyat karena penggunaan
amunisi modern.

Peperang yang sulit di tembus dan diperkirakan bala bantuan pihak
Belanda masih akan bertambah besar, maka Komando Batalyon 26 dan 27
memerintahkan mundur menyimpang menjauhi Tempusari dan
berkonsolidasi di Lebakharjo. Pihak Belanda menggap kekuatan TNI
sangat besar, sehingga mereka mundur ke Pasirian. TNI maupun Belanda
setelah bertempur selama 6 jam menempuh jalan menyimpang dan
mundur, kebiasaan yang sudah terjadi di dalam suatu pertempuran pasukan
bersenjata melebihi 3 jam, maka pasuka tersebut berpotensi besar untuk
memenangkan pertempuran.

Pertempuran antara TNI dengan Tentara Belanda selama 6 jam
saling beranggapan bahwa kekuatan musuh adalah besar, maka mereka
masing-masing saling bertaktik untuk menghentikan pertempuran dengan
menarik pasukam dari medan pertempuran. Oleh karena itu, TNI tidak
menempuh route yang telah direncanakan tetapi mengubah route

50

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

perjalanan Batalyon 25 dan 27 mencoba mencari jalan lain dengan medan
yang sulit untuk menhindari desakan pasukan Belanda di Tempusari yang
ternyata dikosongkan Belanda. Setelah beberapa saat berhasil menguasai
Tempursari, pihak Belanda berusaha meminta bala bantuan, di mana pada
pukul 09.00 datang 4 buah pesawat udara. Tempursari dimitralyur dan
dibom berturut-turut. Diperkirakan ada 100 bom yang jatuh pada hari itu.
Serangan yang kedua menyusul pula (Nasution, 1979: 307). Dengan
diketahui kekuatan musuh di Tempursari, Sroedji mengubah siasat. Semula
Brigade III beserta rombongannya akan menerobos Tempursari. Namun,
melihat Belanda ngotot mempertahankan Tempursari, Sroedji
memutuskan untuk putar halauan, melalui perkebunan Sumberurip terus
menuju desa Penanggal (Devita, 2013: 190). Jalur plihan di tempuh daerah
Republik dan membantuk TNI dalam menerobos ke daerah Besuki. Dalam
mengalihkan perhatian Belanda membidik Batalyon 25 dan 27 ke arah
jalur Karisidenan Besuki, Komanda Batalyon 26 Magenda diperintahkan
mengadakan serangan terhadap Tempusari, dan tidak mendapatkan musuh
karena Belanda menarik mundur pasukan ke daerah Pasirian yang
nampaknya telah membaca siasat musuh. Belanda terus menempati pos-
pos baru di jalur jalan menuju Penanggal seperti di Candipuro, sehingga
perjalanan pasukan Brigade menuju penanggal selalu mendapat
penghadangan dari pasukan Belanda dan terpaksa terjadi pertempuran
yang berakibat pasukan Batalyon 27 Soedarmin mengalami beberapa
prajurit gugur dan senjata berat terampas musuh.

51

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Dengan adanya beberapa kali pertempuran, maka Belanda dapat
mengetahui lebih jelas dalam gerakan pasukan Brigade TNI sedang
menuju Pasirian, Penanggal dan sekitarnya. Pada tanggal 8 januari 1949
semua pasukan Brigade telah sampai di daerah Penanggal ke arah kompi
Bintoro seperti route rencana semula masuk ke hutan Juggo daerah pantai
selatan serta tidak mengetahui perubahan route yang diputuskan di
Lebakharjo sebagai jawaban. Kompi Bintoro ini akan tetap bergerak
menuju sasaran ke daerah

Gambar 8. Peta Perang Gerilya di Karisidenan Besuki
(Sumber: Soetojo,1985 dalam Wijaya, 2017:131)
Kecamatan Arjasa Jember lewat Kencong membelok ke Utara
melalui pinggir-pinggiran Tanggul da Bangsalsari, Sukorambi dan Arjasa.

52

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Gambar 9.Pasukan Marinir Belanda membuka peta di Pondokdalem, Tanggul,
Jember

(Sumber: Lontar, I. 2015 dalam http://lontarnews.blogspot.co.id/2015/03/)
Setelah semua pasukan Berigade III/Damarwulan berada di

Pananggal (kecuali Kompi Bintoro), maka keputusan rapat singkat tetap
seperti semula, yaitu gerakan pasukan Brigade daerah Jember yang kosong
dari pasukan musuh, dengan mengalami perubahan route, padua route
Batalyon 26 Magenda dan Komando Brigade yang menuju ke Kencong
dialihkan menuju ke Kaliglagan (Tanggul Utara) memulai perjalanan dari
Klapasawit, Kertosari, Bicara, Manduro, Bodang, Dawuhan, Wonorejo,
Randu Agung, Kalijeruk dam Kaliglagah.

Dalam Progam gerakan strategi menuju daerah Wehrkreise ini
degariskan pedoman sebagai berikut:

53

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

1. Pimpinan Komandan Brigade III/Damarwulan dibagi menjadi 2,
yaitu:
a. Komando I dipegang oleh Komando Brigade Letnan
Kolonel Moch Sroedji memimpin dan mengawasi
Batalyon 25 dan 27 yang bergerak di Jember dan
Banyuwangi.
b. Komando II dipegang oleh kepala staff Brigade Mayor
Imam Soekato memimpin langsung gerakan Batalyon
26 dan di pos Batalyon Darsan Iroe yang bergerak di
Kabupaten Bondowoso dan Situbondo.

2. Residen Militer dan Kepada Kesehatan Brigade dijabat oleh
Letnan Kolonel dr. Soebandi. Semua Komandan Batalyon harus
menjabat sebagai Bupati dan Komandan Distrik Militer.

3. Untuk memudahkan komando, tempat Komando I Brigade
berada di daerah Jember Utara sekitarnya daerah Maesan
Bondowoso, dan Komando II di Bondowoso.

4. Dalam melaksanakan taktik gerilya agar dihindarkan
pertempuran besar, berusaha menambah peralatan perang,
mengadakan sabotase dan melakukan sergapan terhadap pos
musuh yang terlemah dan terpencil. Mengadakan blokade
ekonomi dan berusaha menarik simpati masyarakat untuk
memihak kepada TNI.

54

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Gambar 10. dr. Soebandi
(Sumber: Lontar, I. 2015 dalam
http://lontarnews.blogspot.co.id/2015/03/)
Pada tanggal 15 Januari 1949 menjelang pagi bergeraklah Batalyon
26 Magenda dari Kaliglagah menuju ke Utara memotong pegunungan
Argupura menuju Bondowoso dan Situbondo. Komando I beserta
Batalyon 25 bergerak ke arah Timur untuk menduduki daerah Maesan
(perbatasan Jember-Bondowoso). Gudang dan pabriknya dibakar. Karena
sergapan dan serangan pos Belanda tersebut, maka Belanda dapat
mengetahui jejak dan kedudukan pasukan Brigade. Persiapan ini
dimaksudkan untuk mengadakan kontak secepatnya dengan Komando
Brigade setelah sampai di daerah Maesan. Lalu perang gerilya akan

55

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

segera dilaksanakan apabila hubungan antar kader yang telah terbina
dapat dihidupkan kembali seperti waktu agresi militer Belanda I.

Pada tanggal 1 Februari 1949 pasukan Komando Brigade III dan
Batalyon 25 Syarifudin sampai di daerah Poma Lojejer. Di daerah ini
pasukan disambut oleh rakyat dan warga Brigade beristirahat selama 3
hari. Dalam istirahat ini dilakukan persiapan untuk melanjutkan gerakan
menuju daerah Maesan.

Gerakan pasukan Komando Brigade menempuh jalan ke arah
Jember Selatan selalu diikuti oleh Belanda. Dalam hal ini terbukti ketika
pasukan Brigade beristirahat di daerah Poma Lojejer, diserang oleh
Tentara Belanda dibawah pimpinan Sersan Mayor Loth dari Kompi
Ambulu, Pos Wuluhan dan Puger yang berkekuatan lebih kurang 1
Batalyon Infantri. Dalam pertempuran itu beberapa orang pasukan
Brigade terkepung ketika memasuki Puger dan beberapa dokumen
penting Brigade dirampas, sehingga perencanaan pendudukan Brigade ke
daerah-daerah tertentu diketahui oleh Belanda.

Dalam mengatasi keadaan ini Komandan Brigade memutuskan agar
semua pasukan meninggalkan daerah tersebut menghindari serangan
berikutnya. Malam tanggal 4 Februari 1949 jam 21.00 semua anggota
pasukan Brigade dikawal Batalyon 25 meninggalkan daerah Poma
Lojejer melalui gunung Manggar ke arah utara menuju Jatisari, Gayasan.
Pada tanggal 7 Februari 1949 jam 11.00 siang di medan terbuka
bertanaman jagung dan parit-parit sawah, tiba-tiba diserang oleh Belanda
dari arah Sumuran, Jenggawah, dan Tempurejo. Belanda mengepung dari

56

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

tuga jurusan untuk menjepit posisi pasukan Kompi Letnan Wagino.
Pertempuran terjadi, kompi Wagino bertahan agar pasukan Komando
Brigade dan rombongan Batalyon 25 Syafudin dapat lolos untuk menuju
di Karangkedawung. Setelah Brigade dan Batalyon 25 itu lolos, Letnan
Wagino memerintahkan kepada anak buahnya untuk berpencar menyusup
sungai Buntu dan parit-parit pematang sawah. Bertahannya Kompi
Wagino berakibat gugurnya 32 orang prajurit dan beberapa luka berat dan
ringan, radiogram terampas dan Letnan Wagino tertembak pada kaki
kirinya.

Pertempuran itu banyak korban dari pihak TNI. Komando Brigade
III Damarwulan Letkol Moch Sroedji, Resimen Militer dr. Soebandi,
Kepala Staf Brigade Mayor Imam Soekarto dan para perwira Staf
berkumpul mengevaluasi pasukan pengawal Batalyon 25 Kompi I
Wagino dan memerintahkan Kompi IV Letnan H. Syeh Alwi
mengevaluasi pertempuran di daerah sekitar, pertempuran ditentukan
beberapa anggota pasukan yang luka berat dan ringan ditandu menuju ke
Karangkedawung.

Dari beberapa pertempuran yang di alami Brigade III/Damarwulan
dengan taktik perang gerilya diterapkan, dan keadaan Brigade III/
Damarwulan berada dalam posisi kritis karena terlalu dekat dengan
letaknya dari Kompi pertahanan terntara Belanda dan bekas-bekas tempat
pertempuran. Untuk menghindari adanya serangan pengejaran pasukan
Belanda, Komando Brigade memutuskann meninggalkan

57

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Karangkedawung menuju daerah yang lebih tinggi di Mahesan pada
tanggal 8 Februari 1949 pagi hari.

Tetapi pada tanggal 8 Februari 1949 menjelang fajar pagi pasukan
Belanda tiba menyergap penyerang pos pertahanan TNI dari selatan dan
dari sebelah Barat kedudukan Brigade III/Damarwulan di Karang
Kedawung. Pasukan 25 pengawal tidak dapat menahan gerak maju
serangan pasukan Belanda sehingga Komandan Brigade segera
mengintruksikan mengadakan perlawanan frontal. Serangan pasukan
Belanda dilancarkan dari sebelah Barat kedudukan Brigade, ditunjang
serangan pasukan Belanda dari utara yang sekaligus menghadang gerak
mundur pasukan Brigade TNI ke gunung Seputih. Dalam posisi terkepung
dipertempuran Karangkedawung Konamdan Brigade III/ Damarwulan
Letkol Moch Sroedji melawan secara keras, ulet dan berani dengan
taruhan jiwa raga dalam jarak dekat untuk menyelamatkan anak buahnya
yang terjepit dan juga dr. Soebandi. Sebenarnya dapat melolosakan diri
melalui belakang (sebelah Timur) bukit pertahanan, seperti jalan yang
diambil Kepala staf Brigade Mayor Imam Soekanto dengan dilindungi
tembakan Kompi senjata berat Letnan Moch Sirad. Dalam hal ini dr.
Soebandi gugur tertembak dikepalanya pada saat mau menyelamatkan
Sroedji yang tertembak didada kirinya. Karena watak dan sifat pribadi
Letkol Moch Sroedji turun tangan mempin perlawanan pertempuran dan
perkelahian jarak dekat, berani dan jiwa besar, gugur di pertempuran itu
tertembak disekujur tubuhnya sampai gugur.

58

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Letkol Moch Sroedji berjuangan dengan semangat pengabdian pada
bangsa, negara dan tanah serta kesatuanKomando Brigade
III/Damarwulan dalam gerak Wehkreise dengan taktik strategi perang
grerilya untuk menguasai daerah Karisidenan Besuki. Kepemimpinan
sebagai komando Tata Pemerintahan Sipil dan Militer ditebus dengan
pengorbanan jiwa raga dan titik darah penghabisan, sebgai patriotik lokal
regional dan nasional. Teladan kepemimpinan komandonya dan
kreativitas semangat berkorban yang penuh tanggung jawab pada tugas,

Gambar 11 . Monumen Gambar 12. Patung Perujuangan
Karangkedawung Sroedji dan Soebandi
Lokasi: Desa Karangkedawung Lokasi: Jln. Gajah Mada, Kaliwates
Sumber: Dokumentasi Pribadi Sumber: Dokumentasi Pribadi

berani membangkitkan dirinya demi kewajiban menyelamatkan anak

buahnya untuk tujuan perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan

kedaulatan bangsa dan negara terpampang ke daerah Karisidenan Besuki

59

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

dengan Komando pemikiran evaluasi perjuangan terjadi di Jember
dengan konsekuensinya.

Gambar 13. Patung Letkol Moch Sreodji
Lokasi: Halaman Kantor Pemerintahan Kabupaten Jember
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Bangsa yang tidak percaya kekuatan dirinya
sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri
sebagai suatu bangsa yang merdeka.
By: Ir. Soekarno

60

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Telusuri Jawaban
1. Mengapa Letkol Moh Sroedji memilih Desa Karakedawung dianggap

taktis untuk melakukan Wingate Action serta perang gerilya ?
2. Apa yang melatar belakangi gugurnya Letkol Moch Sroedji?
3. Nilai-nilai apa yang kalian dapat dari tokoh Letkol Moch Sroedji dan

dr. Soebandi dalam perjuangan mempertahan kemerdekaan di Karisidenan
Besuki terutama Jember ?

61

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Coba cari tahu...!

Topik: Wingate Action Brigade III/Damarwulan di Jember masa
perang Kemerdekaan

Tujuan: Peserta didik dapat menganalisis Wingate Action Brigade
III/Damarwulan di Jember masa perang Kemerdekaan

1. Kerjakanlah Secara berkelompok: buatlah penelitian secara
sederhana peristiwa-peristiwa penting masa perang kemerdekaan
di Jember! Sajikan dalam bentuk laporan

2. Langkah Kerja
 Lakukanlah inverstigasi dengan melakukan studi di
perpustakaan ataupun melalui internet
 Tentukanlah masalah yang menjadi persolaan yang akan
kalian pecahkan bersama
 Identifikasilah hasil temuan kalian semaksimal mungkin
berdasarkan masalah yang kalian temukan
 Himpunlah informasi sehingga kalian dapat menjawab
persoalan diatas

62

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

B.2. Pasca gugurnya Letkol Moch Sroedji

Pasca gugurnya Letkol Moch Sroedji sebagai Komandan Brigade
III/Damarwulan. Komandan Brigade III dijabat oleh Mayor Imam
Soekarto menyingkir ke Arjasa, menyusun mengatur dan mengatur
pasukan komando dengan siasat taktik dan teknis baru, bergerak di lereng
gunung Argopuro dalam menstabilkan dan menyelamatkan pasukan
menghindar frontal terbuka dari serangan tentara Belanda. Pasukan
Gabungan Tentara Federal dan Barisan Cakra Belanda

Video 4. Wingate Action Brigade III/Damarwulan
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=PG2GYED4-_Q)
menyerang Batalyon 26 Magenda, 1 seksi pasukan hancur, tinggal 3
orang, dan Letnan Prajitno gugur di pertempuran Kalisat. Pasukan
Belanda bergerak menggunakan mobil dengan amunisi serba lengkap dan
modern, dengan berofensif aktif dari pasukan darat, udara dan laut serta
diiringi tembakan montir jarak jauh. Sehingga Belanda berhasil membuat
pasukan Brigade III/Damarwulan menjadi berantakan dan banyak perwira

63

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

yang tertangkap serta menyerah, selain itu banyak perwira yang gugur,
ratusan prajurit gugur, luka berat, luka ringan dan tertahan.

Pada tanggal 25 Juni 1949 Letkol A Rifai diburu Belanda selama 2
minggu dan telah terjadi pertempuran 5 kali, dalam pertempuran di
Bayulor dekat Kalilepak selama 1 jam diiringi 84 orang pasukan tinggal
21 orang menyerah kepada Belanda. Alasannya menyerah, bertempur
terus berarti menyembelah anak buahnya berhubung Brigade sudah
sangat lemah. Menyerah tidak selalu ditawan karena terbuka kesempatan
untuk membangun Tentara Jawa Timur, atau ikut masyarakat ikut dalam
pembangunan (Harsasudirdjo, 1996: 21).

Sedangkan Batalyon 25 dipimpin Mayor Imam Sysfioedin
bergerilya dalam wilayah kabupaten Jember, dengan pembagian wilayah
kompi-kompinya;

 Kompi I Dbp. Kapten R. Soetojo di wilayah Jember utara.
 Kompi II Dbp. Kapten Soekadijo di wilayah Jember selatan.
 Kompi III Dbp. Lettu. R. Winoto di wilayah Jember barat.
 Kompi IV Dbp. Lettu. H. Syeh di wilayah Jember timur.
Batalyon 26 berada di wilayah kabupaten Bondowoso. Batalyon 27
berada di wilayah Banyuwangi. Kompi ALRI Pangkalan X dan tambahan
mobil Brigade Polisi berada di wilayah Kecamatan Arjasa kabupaten Jember.
Disektor gerilya masing-masing mengadakan gerakan pengadangan,
menyerang dan menghilang dengan kekuatan kecil Sabotase dengan maksud
mengganggu musuh dan sekurang-kurangnya melemahkan kedudukan
musuh, serta membatasi gerakannya (Sugiyanto & Sumarjono, 2017:84).

64

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Gambar 14. Komandan Batalyon 25 Mayor Syafioedin
(Sumer: Lontar, I. 2015 dalam

http://lontarnews.blogspot.co.id/2015/03/?m=0)

65

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

B.3. Brigade III/Damarwulan dibawah pimpinan Mayor Imam
Soekarto

Sisa pasukan Brigade III/Damarwulan dibawah pimpinan Mayor
Imam Soekarto, berjuang sangat gigih dan ulet dengan sistem perang
gerilya. Perang gerilya ini sangat memberikan kedudukan Brigade III yang
semakin tangguh, sehingga pos-pos yang lebih beasar di Kawedanan
mendekati poso-pos Kabupaten dibawah Komando Pos Pertahanan Pusat
Pembantu Gubernur Karisidenan Besuki di Bondowoso.

Gambar 15. Mayor Imam Soekarto
(sumber: Lontar, I. 2015 dalam

http://lontarnews.blogspot.co.id/2015/03/?m=0)
Bentuk dan strategi perang gerilya membagi 3 jalur jalan Komando
Batalyon 25, 26, 27 di tiga daerah pertahanan itu menuju daerag wehrkeise
masing-masing, Brigade III berhasil menggalkan perluasan daerah gerakan

66

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

operasi Belanda dengan penghadangan, timbul menyerang dengan tiba-
tiba di malam hari terus menghilang dan merusak jalan lintas jembatan
dan telepon, maka Belanda menarik pos-pos pertahanan pertahanan
terpencil ke dalam kota. Brigade III telah berhasil memperjepit gerak
pasukan dan luas daerah kekuasaan Belanda, sehingga akan lebih leluasa
dan tegar untuk meyusun dan memperkuat pemerintah gerilya
(Schaduwbestur) sebagai tandingan Pemerintahan Karisidenan Besuki
bagian dari Negara Jawa Timur bentukan Belanda.

Mayor Imam Soekarto bersama sisa batalion yang ada terus
melancarkan perang gerilya, hingga turun perintah penghentian tembak-
menembak oleh Presiden Soekarno pada 3 Agustus 1949. Pemerintah
Susupan (Schaduwbestuur) Brigade III Damarwulan baik militer dan sipil
masih dalam status bayangan yang pelaksanaan pimpinan aparat
pemerintahan dan tempat kedudukan pemerintahannya sama dengan
pedoman yang telah digariskan pada Susunan Staf Komandan perang
Gerilya. Sehubungan dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
Hag Belanda, menjelang penyerahan kedaulatan Pemerintahan Belanda
kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) tanggal 27 Desember 1949.
Karisidenan Besuki sebagai bagian dari Negara Jawa Timur, atas
kegigihan dan kesiapan pasukan Brigade III/Damarwulan yang semakin
tangguh, maka akhirnya penyerahan kekuatan Belanda di Karisidenan
Besuki dilakukan pada tanggal 27 Desember 1949 dari Letkol P.A Miller
kepada Mayor Imam Soekarto Komando Brigade di Bondowoso
(Harsasudirdjo, 1996: 30-31).

67

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

5. Evaluasi

Perikasalah kembali jawaban kalian bersama
dengan bantuan guru. Berdasarkan masalah yang
telah kalian buat, apakah masalah kalian ini benar

dalam kesesuaian materi sebelumnya?

Jawab:

............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

.......................................................6...8..................................................................

............................................................................................................................

..M....o...d...u...l...S...e...j.a...r...a..h.....P...e..r...a..n...g....K....e...m....e...r..d...e...k...a...a..n.....d...i..J...e...m....b...e...r.............

............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................

6. Rangkuman

Pada tanggal 19 Desember 1948, ketika tentara Belanda menyerbu masuk
ibukota RI di Yogyakarta, Letkol Mochammad Sroedji mendapat perintah via telepon
dari Kolonel Soengkono, Panglima Divisi I Jawa Timur. Soengkono memerintahkan
Komandan Brigade III/Damarwulan itu untuk memimpin pasukannya melaksanakan
“wingate action” – menyusup kembali ke daerah kantong/wehrkreise. Brigade III yang
baru diresmikan sehari sebelumnya, sejatinya bermarkas di Jember. Pasukan ini sedang
berada di Kediri dan wilayah sekitarnya sehubungan dengan klausul Perjanjian
Renville yang mengharuskan TNI mengosongkan wilayah status quo yang dibatasi
Garis van Mook. Setelah Belanda nyata-nyata mengingkari Renville, Panglima Besar
Angkatan Perang Republik Indonesia, Letjen Soedirman mengeluarkan Perintah Kilat
Nomor 1, sebagai tanda bagi seluruh kekuatan TNI untuk menggelar Perang Gerilya
Semesta yang teknis operasinya tertuang dalam Perintah Siasat Nomor 1, dikeluarkan
November 1948.

Letkol Sroedji segera mengumpulkan para komandan batalion dan menjelaskan
perintah yang diterimanya. Seluruh satuan bawahan segera bersiap, dan tanggal 21
Desember 1948 Brigade III mulai bergerak dengan berjalan kaki, menyusuri rute
Lodoyo – Binangun – Bantur – Sumber Manjing – Tempursari – Penanggal. Gerakan
Brigade III sengaja dipencarkan, untuk meningkatkan mobilitas sekaligus menghindari
terdeteksi patrol Belanda. Alhasil, antara satu kolone dengan kolone lain menempuh
rute yang berbeda-beda. Tanggal 1 Januari 1949 kolone-kolone “wingate” bertemu di
Tempursari, dan memutuskan melancarkan serangan terhadap pos Belanda. Tanggal 9
Januari 1949, Brigade III berhasil mencapai Penanggal, sebuah desa yang menjadi
pintu masuk Karesidenan Besuki. Batalion 25 dipimpin Mayor Sjafioeddin ditugaskan
menguasai Jember. Batalion 26 diserahi wilayah Bondowoso dan Situbondo, dipimpin
Mayor E.J. Magenda.

69

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Tanggal 21 Januari 1949 kolone Staf Brigade telah sampai di Darungan,
Tanggul dan Letkol Sroedji mengeluarkan perintah harian bahwa wingate action
Brigade III/Damarwulan dinyatakan selesai. Artinya, saatnya bagi setiap batalion
untuk melaksanakan doktrin Perang Gerilya Semesta di wilayah masing-masing.
Tanggal 3 Februari 1949, kolone Staf Brigade berhasil mencapai Dusun Pomo di selatan
Wuluhan. Karena posisi mereka terdeteksi musuh, Letkol Sroedji memerintahkan
bergerak menuju Jenggawah. Sebelum berhasil mencapai Jenggawah pasukan terlibat
kontak dengan KNIL di Desa Gayasan, sehingga rute dialihkan menuju Desa Karang
Kedawung di Mumbulsari. Tanggal 7 Februari malam akhirnya kolone Staf Brigade III
tiba di Karang Kedawung dan beristirahat.

Tanggal 8 Februari 1949 pagi hari, Letkol Sroedji bersama jajaran staf
mengadakan rapat dengan Kepala Desa Karang Kedawung, Abdul Amin dan beberapa
warga. Mendadak posisi mereka dikepung Belanda, tidak ada pilihan kecuali melawan.
Pertempuran sengit segera pecah, Abdul Amin dan sejumlah warganya gugur,
sementara Letkol Sroedji tertembak. Residen Militer Letkol dr. Soebandi bergegas
memberikan pertolongan, namun naas beliau justru tertembak dan gugur seketika.
Sementara Belanda terus mendesak, Letkol Sroedji dengan sisa tenaga dan sisa peluru
di pistolnya terus memberikan perlawanan.

Sepeninggal Letkol Sroedji, pimpinan Brigade dipegang Mayor Imam Soekarto.
Ironisnya, Abdul Rifai dan Bintoro belakangan justru “menyeberang” ke pihak Belanda.
Mayor Imam Soekarto bersama sisa batalion yang ada terus melancarkan perang
gerilya, hingga turun perintah penghentian tembak-menembak oleh Presiden
Soekarno pada 3 Agustus 1949. Pada tanggal 27 Desember 1949 di Bondowoso
dilangsungkan upacara penyerahan kedaulatan untuk wilayah Besuki dari pihak
Belanda kepada TNI. Komandan Brigade III/Damarwulan Mayor Imam Soekarto
mewakili TNI sedangan Belanda diwakili Letkol P.A. Muller, Komandan Rayon V Jawa
Timur.

70

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

UJI KOMPETENSI 2

Jawablah beberapa pertanyaan dan tugas sebagai berikut !
1. Mengapa Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus meninggalkan daerah

Karisidenan Besuki ?
2. Brigade III/Damarwulan ini diresmikan pada tanggal 17 Desember 1945 di

Lapangan Kuwak Kediri oleh Panglima Divisi I Kolonel Soengkono. Bagaimana
susunan Kesatuan Brigade III/Damarwulan ?
3. Bagaimana tindakan pemerintah Militer Belanda di Jember, mengadakan
penindasan terhadap segala perlawanan kepada Belanda ?
4. Analisislah mengenai Perintah Kilat No.1/PB/D/1948 dan Perintah Siasat No.
1/GMUDT/48 kepada Brigade III/Damarwulan !
5. Analisislah situasi perang gerilnya setelah gugurnya Letkol Moch Sroedji di Desa
Karang Kedawung ?

71

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

UMPAN BALIK

Koreksi hasil jawaban kalian yang ada pada bagian akhir modul ini. Hitunglah
jawaban yang benar yang kalian peroleh. Kemudian gunakan rumus di
dibawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman kalian pada materi
kegiatan satu 1.

Tingkat Penguasaan= Jumlah jawaban yang benar X 100%
Jumlah Soal

Kriteria Penguasaan: 85%-100% Sangat Baik
75%-84% Baik
65%-74% Cukup
55%-64% Kurang
0-54% Kurang Sekali

Jika tingkat penguasaan mencapai > 80%, kalian telah menguasai materi yang
ada pada kegiatan 1 dan siap melanjutkan kegiatan berikutnya. Tetapi jika
tingkat penguasaan anda <80% kalian harus memahami kembali materi yang
ada pada kegiatan 1.

Bagaimana tingkat pemahaman
anda ???

72

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

UJI KOMPETENSI AKHIR

Pilihlah jawaban yang paling tepat dibawah ini!

1. Tugas utama pasukan Sekutu di Indonesia setelah pendudukan Jepang di
Indonesia berakhir adalah....
a. membantu Belanda untuk berkuasa kembali di Indonesia
b. mempertemukan Indonesia dengan Jepang dalam meja perundingan
c. meredam ketegangan antara Belanda dengan Indonesia
d. melucuti senjata tentara Jepang dan memulangkan ke negerinya
e. mengambil alih kekuasaan Jepang di Indonesia

2. Kedatangan tentara Sekutu (AFNEI) diterima rakyat Indonesia dengan
perasaan curiga, bahkan terjadi kontak senjata karena....
a. tentara Sekutu berusaha mengambil alih Indonesia
b. AFNEI tidak mengakui Pemerintah Republik Indonesia
c. tentara sekutu menangkap para pemimpin Indonesia
d. AFNEI ternyata diboncengi oleh NICA
e. Sekutu menghalangi Indonesia dalam melucuti senjata Jepang

3. Di bawah ini adalah berbagai reaksi dunia yang muncul akibat
dilancarkannya Agresi Militer Belanda, Kecuali....
a. Palang Merah Malaya mengirimkan obat-obatan ke Indonesia
b. Palang Merah India mengirimkan obat-obatan ke Indonesia
c. India dan Australia mendesak Dewan Keamanan PBB agar segera
membahas masalah Indonesia
d. Dewan Keamanan PBB menyerukan agar Indonesia dan Belanda
melakukan gencatan senjata

73

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

e. India dan Australia memberikan bantuan persenjataan kepada
Indonesia

4. Negara netral yang duduk dalam KTN yang bukan ditunjuk Indonesia
maupun Belanda adalah....
a. Australia
b. Amerika Serikat
c. Prancis
d. Belgia
e. Inggris

5. Tugas pokok Komisi Tiga Negara adalah....
a. mencegah terjadinya Agresi Militer Belanda I
b. mencegah terjadinya Agresi Militer Belanda II
c. melaksanakan Perjanjian Roem-Eoyen
d. membantu penyelesaian sengketa antara Indonesia dan Belanda
e. mewakili Dewan Keamanan PBB

6. Belanda pada tanggal 27 Mei 1947 mengirim nota ultimatum yang isinya
antara lain sebagai berikut. Kecuali...
a. Pembentukan Pemerintahan Federal Sementara (Pemerintahan Darurat)
secara bersama
b. Pembentukan Dewan Urusan Luar Negeri
c. Dewan Urusan Luar Negeri, bertanggung jawab atas pelaksanaan
ekspor, impor, dan devisa
d. Pembentukan Pasukan Keamanan dan Ketertiban Bersama
(gendarmerie), Pembentukan Pasukan Gabungan ini termasuk juga di
wilayah RI
e. Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain diterimanya garis
demarkasi Van Mook (10 pasal)

74

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

7. Kabinet baru di bawah Amir Syarifuddin yang juga tetap menolak
pembentukan Pasukan Keamanan Bersama di wilayah RI, yangg
dilaksanakan pada tanggal...
a. 1 Juli 1947
b. 2 Juli 1947
c. 3 Juli 1947
d. 2 Juni 1947
e. 3 Juni 1947

8. Isi Perjanjian Linggarjati merugikan Indonesia sebab....
a. mempersempit wilayah RI dan mengubah tujuan negara
b. mempersempit wilayah RIS dan mengubah tujuan negara
c. mempersempit wilayah NIS dan mengubah tujuan negara
d. mempersempit wilayah NIT dan mengubah tujuan negara
e. mempersempit wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan mengubah
tujuan negara

9. Perundingan Renville secara resmi dimulai pada tanggal 8 Desember
1947 di kapal Renville yang sudah berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh...
a. Amir Syarifuddin
b. Ir. Soekarno
c. Drs. Moh. Hatta
d. Sutan Syahrir
e. KH Agus Salim

10. Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) terbentuk akibat dari....
a. Agresi Militer Belanda I
b. Agresi Militer Belanda II
c. jatuhnya Jakarta sebagai ibu kota RI ke tangan Belanda

75

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

d. peristiwa Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948
e. serangan Sekutu dan Belanda yang menyebabkan runtuhnya

Pemerintah RI di Jakarta

11. Karena tindakan Agresi Militer Belanda II itu, maka Panglima Divisi I
Jawa Timur mengintriksikan tugas Brigade III Damarwulan untuk
mengadakan...
a. Wingate Action
b. Cease-fire
c. Vendel en hier
d. Wehrkreise
e. Schaduwbestur

12. Resimen 40 Damarwulan merubah namanya menjadi Brigade Mobiel
Damarwulan di bawah pimpinan...
a. dr. Soebandi
b. Letkol Moch Sroedji
c. Mayor Imam Soekarto
d. Mayor Sjafiudin
e. Letkol Soengkono

13. Susunan Brigade Mobiel Damarwulan di sahkan dan selanjutnya Brigade
ini menjadi Brigade III/Damarwulan/Divisi I Jawa timur dan batalyonnya
juga mendapat perubahan nama, berdasarkan Keputusan...
a. Perintah Siasat No. 1/GMUDT/48.

b. Perintah Kilat No.1/PB/D/1948
c. Perintah Kilat No.1/PB/D/1947

d. Kementrian Pertahanan Republik Indonesia No. A/582/47
e. Kementrian Pertahanan Republik Indonesia No. A/582/48

76

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

14.Terbentuknya Brigade III/Damarwulan ini merupakan dampak dari...
a. Perundingan Linggar Jati
b. Koferensi Antar-Indonesia
c. Perundingan Renville
d. Perundingan Roem-Royen
e. Koferensi Meja Bundar

15. Pada tanggal 1 Februari 1949 pasukan Komando Brigade III dan
Batalyon 25 Syarifudin sampai di daerah...
a. Bangsalsari
b. Karang Kedawung
c. Poma Lojejer
d. Tanggul
e. Bintoro

16.Pada tanggal 7 Februari 1949 jam 11.00 siang di medan terbuka
bertanaman jagung dan parit-parit sawah, tiba-tiba diserang oleh Belanda
dari arah...
a. Sumuran, Jenggawah, dan Tempurejo
b. Sumuran, Poma Lojejer, dan Tempurejo
c. Poma Lojejer, Jatisari dan Gayasan
d. Poma Lojejer, Jatisari dan Karang Kedawung
e. Ambulu, Wuluhan dan Puger

17. Dalam posisi terkepung dipertempuran Karangkedawung telah gugur
Komandan Brigade III Damarwulan Letkol Moch Sroedji melawan tentara
Belanda pada tanggal...
a. 4 Februari 1949
b. 5 Februari 1949
c. 7 Februari 1949
d. 8 Februari 1949

77

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

e. 9 Februari 1948

18. Pasca gugurnya Letkol Moch Sroedji sebagai Komandan Brigade III
Damarwulan. Komandan Brigade III dijabat oleh
a. Mayor Imam Soekarto
b. Kapten Soejono
c. Kapten Musjarfan
d. Kapten Soeratman
e. Letnan I Machfoed

19. Brigade III telah berhasil memperjepit gerak pasukan dan luas daerah
kekuasaan Belanda, sehingga akan lebih leluasa dan tegar untuk meyusun
dan memperkuat pemerintah gerilya, yang disebut..
a. Wingate Action
b. Cease-fire
c. Vendel en hier
d. Wehrkreise
e. Schaduwbestur

20. Pada tanggal 27 Desember 1949 di Bondowoso dilangsungkan upacara
penyerahan kedaulatan untuk wilayah Besuki dari pihak Belanda kepada
TNI. Komandan Brigade III/Damarwulan Mayor Imam Soekarto mewakili
TNI sedangan Belanda diwakili...

a. Van Mook
b. Jenderal Spoor
c. Dr. Frank Graham
d. Richard Kirby
e. Letkol P.A. Muller

78

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

KUNCI JAWABAN

Uji Kompetensi Bab 1

1. Pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik
mundur pasukan sejauh 10 km. dari garis demarkasi. Tentu pimpinan RI menolak
permintaan Belanda ini. Tujuan utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah
perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak.
Namun sebagai kedok untuk dunia internasional, Belanda menamakan agresi militer ini
sebagai Aksi Polisionil, dan menyatakan tindakan ini sebagai urusan dalam negeri.
Letnan Gubernur Jenderal Belanda, Dr. H. J. van Mook menyampaikan pidato radio
yang menyatakan bahwa Belanda tidak lagi terikat dengan Persetujuan Linggarjati.
Pada saat itu jumlah tentara Belanda telah mencapai lebih dari 100.000 orang, dengan
persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang dihibahkan oleh tentara
Inggris dan tentara Australia

2. Adapun alasan para tokoh menentang hasil perundingan Renville adalah sebagai
berikut:
a. Pihak Republik Indonesia harus mengosongkan wilayah-wilayah yang dikuasai
oleh TNI
yang menyebabkan wilayah Indonesia makin sempit
b. Indonesia terpaksa menyetujui dibentuknya negara Republik Indonesia Serikat
c. Belanda membentuk negara-negara boneka semisal Negara Madura, Negara
Sumatera
Timur, dan lainnya.

3. a. Dampak Perjanjian Renville bagi Indonesia

79

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

 Indonesia terpaksa menyetujui dibentuknya RIS melalui masa peralihan
 Indonesia kehilangan sebagian daerah kekuasaannya karena garis Van Mook

terpaksa harus diambil Belanda
 Pihak RI harus mengambil pasukannya yang berada di daerah kekuasaan

Belanda dan kantong-kantong gerilya masuk ke daerah RI
 Wilayah RI makin sempit dan dikurung oleh daerah-daerah kekuasaan Belanda
 Timbulnya reaksi kekerasan dikalangan pemimpin RI yang mengakibatkan

jatuhnya Kabinet Amir Syarifuddin karena dianggap menjual negara ke Belanda
 Perekonomian Indinesia diblokade oleh Belanda
b. Dampak bagi Belanda adalah:
 Berdaulat penuh atas seluruh wilayah Indonesia sampai Republik Indonesia

Serikat terbentuk
 Wilayah yang dikuasai Belanda pada Agresi Militer I menjadi wilayah

penduduk Belanda
4. Peran Komisi Tiga Negara cukup berharga di Indonesia , dengan hadirnya KTN

membuat bangsa Indonesia menjadi lebih di harga i dan kemudian menempatkan
Indonesia lebih banyak didukung oleh negara-negara lain.
5. Sebab-sebab dibentuknya PDRI : Pada tanggal 19 Desember 1948 sebelum pemerintah
Indonesia ditawan maka mengadakan rapat di Gedung Negara Yogyakarta yang
menghasilkan kesepakatan sebagai berikut.

 Memberi kuasa penuh kepada Mr. Syarifuddin Prawiranegara (Menteri
Kemakmuran RI) untuk membentuk PDRI di Sumatera.

 Kepada A.A Maramis, L.N Palar, dan Soedarsono diperintahkan untuk
membentuk PDRI di India bila Mr. Syarifuddin Prawiranegara gagal di
Sumatera.

 Presiden, wakil presiden, dan petinggi lainnya akan tinggal di ibu kota dengan
resiko ditawan oleh Belanda tetapi tetap berdekatan dengan KTN. Sesuai

80

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

dengan instruksi Presiden untuk membentuk pemerintahan darurat jika
pemerintah Republik Indonesia di Yogyakarta tidak dapat berfungsi lagi maka
dibentuklah PDRI yang berkedudukan di Bukittinggi, Sumatra Barat. Dimana
Perdana Mentri merangkap menteri pertahanan dan penerangan dijabat oleh
Syafruddin Prawiranegara. Sementara itu, Menteri Luar Negeri dijabat oleh A.A
Maramis. PDRI berhasil menunjukkan kepada dunia internasional bahwa
pemerintah Indonesia masih ada. Pada tanggal 23 Desember 1948, PDRI
memberikan instruksi lewat radio kepada wakil Indonesia di PBB. Isinya, pihak
Indonesia bersedia menghentikan tembak-menembak dan berunding dengan
Belanda. Tindakan ini berhasil mengangkat wibawa Indonesia sekaligus
mengundang simpati dunia internasional.

81

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Uji Kompetensi Bab 2

1. Jember yang terletak pada bagian sebelah Barat dari wilayah Karisidenan Besuki

bersama daerah-daerah lainnya ini harus dan telah dikosongkan oleh Tentara Nasional

Indonesia (TNI) yang dituntut Van Mook sebagai garis Status Quo, dan merupakan

tindak lanjut dari genjatan senjata (Cease-fire) 17 Januari 1948. Tuntut Tindakan

Pemerintah RI menarik tentaranya dari daerah yang dituntut di bawah kekuasaan

Pemerintah Belanda menurut Persetujuan Renville, termasuk daerah wilayah

Karisidenan Besuki, TNI Brigade III Damarwulan meninggalkan daerah Karisidenan

Besuki menuju daerah sekitar Blitar daerah wilayah RI, yang hal ini dikenal dengan

nama hijrah.

2. Berikut susunan Kesatuan Brigade III/Damarwulan dan Batalyonnya:

Brigade III/Damarwulan

Komando : Letkol Moch. Sroedji

Brigade Mayor : Majoor Imam Soekarto

Adjudan : Kapten Soejono

Sekretaris : Letnan II O Djajadi

Kepala Seksi I : Kapten Soeratman

Kepala Seksi II : Letnan I Machfoed

Kepala Seksi III : Kapten Musjarfan

Kepala Seksi IV (supply): Letnan II Maridjo

Kepala Keuangan : Letnan I Soetadjo

Kepala Kendaraa : Letnan I Soetjipto

Kepala Persendjataan : Letnan I Adidarmo

Kepala Perhubungan : Letnan I Tjokro/Ser. Maj. Soemantri

Kepala Genie : Letnan II Lesmono

Kepala Kesehatan : Letkol dr. Soebandi

Seksi Dekking : Letnan II Prajitno

Batalyon Sjafiudin (BG. VIII)

82

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Komandan : Mayor Sjafiudin
Kompi I : Kapten Soetojo
Kompi II : Kapten Soekadijo
Kompi III : Letnan I Winoto
Kompi IV : Letnan I Hadji Sjocheh

Batalyon Magenda (BG. IX)

Komandan : Mayor E.J. Magenda

Kompi I : Letnan I Soemardi

Kompi II : Letnan IR Soetedjo

Kompi III : Kapten Oentoeng

Batalyon Abdoel Rivai/Sudarmin (BG. X)

Komandan : Letkol. Abd Rivai kemudian diganti

Kapten R. Sudarmin

Kompi I : Letnan I B G Soemarto

Kompi II : Letnan I R Soewardi

Kompi III : Kapten Soebroto kemudian Letnan II

R.A. Djoharman

Batalyon Darsan Iroe (Depo Batalyon)

Komandan : Mayor Darsan Iroe

Kompi I : Kapten Sjofanhadi

Kompi II : Letnan II Moch Daki

Kompi III : Letnan I.G. Hartono

Kompi IV : Letnan II. B. Soemarto

3. Tindakan pemerintah Militer Belanda di Jember mengadakan penindasan terhadap

segala perlawanan kepada Belanda. Pelaksanaannya dengan membentuk pasukan mata-

mata untuk memperoleh keterangan tentang kependudukan dan aktivitas pasukan

Brigade III Damarwulan serta perlawanan rakyat. Penangkapan kepada orang-orang

yang dicurigai membantu perjuangan melawan Belanda. Selain itu Belanda

berpropaganda akan memperbaiki nasib rakyat rakyat, diangkat jadi pegawai pabrik

dan pamong praja digaji dengan baik.

83

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

4. Pada bulan Mei 1948 persiapan ditingkat pimpinan Angkatan Perang RI sudah
direncanakan yaitu rencana umum TNI menghadapi Agresi Militer 2 Belanda. Perintah
Siasat No. 1 yang berisi soal “wingate” satuan-satuan ke masing-masing daerah
“wehrkreise” dan pelaksanaannya dengan Perintah Kilat No.1/PB/D/1948. Brigade III
Damarwulan dalam perintah siasat itu berada di dalam Medan I yang bertugas untuk
melakukan serbuan ke daerah Besuki.Untuk menghadapi serangan tentara Belanda di
Jawa Timur maka pada tanggal 19 Desember 1948 pukul 20.00 melalui RRI Kediri
Panglima TNI Divisi I/Jawa Timur memerintahkan kepada pasukannya untuk
melaksanakan Perintah Siasat No. 1/GMUDT/48. Adapun persiapan fase pertama
Komando Divisi I/Jawa Timur untuk Brigade III Damarwulan yaitu Brigade III
Damarwulan dengan kesatuan-kesatuannya melakukan wingate untuk menghadapi
front Jember dengan memperhatikan jurusan Lumajang- Klakah- Jember- Banyuwangi.
Tugas utama wingate ini ialah selekas mungkin sampai ke daerah Besuki untuk
melakukan wehrkreise di sana. Karena itu perlu gerak cepat dan menghindar sedapat
mungkin pertempuran, supaya dapat tiba di tempat tujuan dalam keadaan utuh dan segar
bugar.

5. Pasca gugurnya Letkol Moch Sroedji sebagai Komandan Brigade III Damarwulan.
Komandan Brigade III dijabat oleh Mayor Imam Soekarto menyingkir ke Arjasa,
menyusun mengatur dan mengatur pasukan komando dengan siasat taktik dan teknis
baru, bergerak di lereng gunung Argopuro dalam menstabilkan dan menyelamatkan
pasukan menghindar frontal terbuka dari serangan tentara Belanda. Pasukan
Gabungan Tentara Federal dan Barisan Cakra Belanda menyerang Batalyon 26
Magenda, 1 seksi pasukan hancur, tinggal 3 orang, dan Letnan Prajitno gugur di
pertempuran Kalisat. Keunggulan pasukan Belanda berjumlah beasar, bergerak
menggunakan mobil dengan amunisi serba lengkap dan modern, dengan berofensif
aktif dari pasukan darat, udara dan laut serta diiringi tembakan montir jarak jauh.
Sehingga Belanda berhasil membuat pasukan Brigade III Damarwulan menjadi
berantakan dan banyak perwira yang tertangkap serta menyerah, selain itu banyak

84

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

perwira yang gugur, ratusan prajurit gugur, luka berat, luka ringan dan tertahan. Pada
tanggal 25 Juni 1949 Letkol A. Rifai diburu Belanda selama 2 minggu dan telah terjadi
pertempuran 5 kali, dalam pertempuran di Bayulor dekat Kalilepak selama 1 jam
diiringi 84 orang pasukan tinggal 21 orang menyerah kepada Belanda. Alasannya
menyerah, bertempur terus berarti menyembelih anak buahnya berhubung Brigade
sudah sangat lemah.

85

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Uji Kompetensi Akhir

1. d
2. d
3. e
4. b
5. d
6. e
7. c
8. a
9. a
10. b
11. a
12. b
13. e
14. c
15. c
16. a
17. d
18. a
19. e
20. e

86

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Glosarium

AFNEI Allied Forces Netherlands East Indies adalah pasukan sekutu yang dikirim
ke Indonesia setelah selesainya Perang Dunia II untuk melucuti
persenjataan tentara Jepang, membebaskan tawanan perang Jepang, dan
mengembalikan Indonesia kembali menjadi Hindia Belanda kekuasaan
Belanda di bawah administrasi NICA (Netherlands Indies Civil
Administration).

Aksi Polisional dikenal dengan sebutan Agresi Militer Belanda, adalah operasi militer
yang dilancarkan oleh militer Belanda di Jawa dan Sumatera terhadap
Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli sampai 5 Agustus 1947
(aksipertama) dan dari 19 Desember 1948 sampai 5 Januari 1949
(aksi kedua).

Beweking Negara dalam keadaan bergerak.

Blokade Pengepungan (penutupan) suatu daerah, kawasan, tempat atau negara
sehingga orang-orang, barang, kapal dan sebagainya tidak dapat keluar
masuk dengan bebas.

Brigade Satuan militer di bawah divisi, yang terdiri dari 3.000 sampai 5000 orang,
yang dipimpin oleh seorang Kolonel atau Brigadir Jenderal.

Cease-fire Genjatan Sejata

Daerah Kantong Daerah kecil bagian wilayah negara yg dikuasai oleh para pejuang
kemerdekaan: Tentara Nasional Indonesia melancarkan perang thd tentara
pendudukan Belanda

De Facto Pengakuan dari negara lain tanpa melihat perkembangan negara tersebut.
Apabila negara tersebut hancur, maka negara lain akan menarik
pengakuannya.

Exite Goverment Pemerintah yang Menggairahkan

87

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

From the bullet Dari peluru ke peluru
to the bullet

Komisi Konsuler Komisi yang bertugas mengawasi gencatan senjata Belanda-Indonesia di
sepanjang garis Van Mook dipimpin Dr.Walter Voote.

NICA Nederlandsch Indië Civil Administratie atau Netherlands-Indies Civil
Administration tentara sekutu yang bertugas mengontrol daerah Hindia
Belanda setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada Perang
Dunia II pada pertengahan 14 Agustus 1945.

Overste Pangkat perwira menengah

Pockets Daerah Kantong

Sabotase Tindakan perusakan yang dilakukan secara terencana, disengaja dan
tersembunyi terhadap peralatan, personel dan aktivitas dari bidang sasaran
yang ingin dihancurkan yang berada di tengah-tengah masyarakat,
kehancuran harus menimbulkan efek psikologis yang besar

SEAC South east asia command, Badan yang dibentuk untuk bertanggung jawab
secara keseluruhan terhadap operasi sekutu di Asia Tenggara selama
perang dunia II.

Schaduwbestur Memperkuat pemerintah gerilya
Statusquo
upaya untuk mempertahankan dan menjaga negara pada kondisi dan
keadaan sebelumnya.

Vendel en hier mempengaruhi dengan tipu muslihat kepada para pimpinan sipil dan

militer

Wehrkreise Bentuk strategi yang digunakan oleh Tentara Nasional Indonesia ketika
Belanda melancarkan agresi militer yang kedua pada bulan Desember
1948

Wingate Action Gerakan tersebung, menghindari jalan umum, melintas hutan, pegunungan
dan jurang untuk menyusup ke garis pertahanan musuh

88

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Daftar Pustaka

Devita, I. 2013. Sang Patriot. Jakarta: PT. Gramedia
Harsasudirdjo, K. 1996. Peranan Jember Menjadi Pusat Komando

Melawan Agresi Militer Belanda II di Karisidenan Besuki Tahun
1948-1949. Laporan Penelitian. Jember: Fakultas Sastra Universitas
Jember.

Imron, A, dkk. 2012. Indonesia Dalam Arus Sejarah. PT. Ichtiar Baru
van Houve. Jakarta

Nasution, A.H. 1991. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 5,
Agresi Militer Belanda I. Bandung: Angkasa

Nasution, A.H. 1991. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 9,
Agresi Militer Belanda II. Bandung: Angkasa

Nasution, A. H. 1979. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid 10,
Perang Gerilya Semesta II. Bandung: Angkasa

Sugiyanto & Sumarjono. 2017. Konsep Dasar dan Kumpulan Artikel Hasil
Kajian Sejarah Lokal. Jember: Universitas Jember.

Tobing, K, M, L. 1986. Politik Bangsa Indonesia Renville. Jakarta: PT.
Gunung Agung.

89

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Wijaya, H, N. 2017. Perjalanan Wingate Action Brigade III/Damarwulan
dari Blitar de Karesidenan Besuki (1948-1949). Tidak Diterbitkan.
Skripsi. Malang: Universitas Negeri Malang.

Sumber Internet:
Armillah, H. 2016 dalam
http://belajarhistoriavitae.blogspot.co.id/2016/11/revolusi-
menegakkan-panji-panji-revolusi.html

Darwiz, A. 2016 dalam
https://www.youtube.com/watch?v=-TfVj1qKgJU

Lontar, I. 2015 dalam
http://lontarnews.blogspot.co.id/2015/03/?m=0

Maulidan, Z. 2017 dalam
https://www.youtube.com/watch?v=HsWa-4z5kUg

Readyigo. 2000. Dalam
https://readyygo.blogspot.com/2000/01/mengevaluasi perjuangan-
bangsa-antara.html

Widodo, G. 2018 dalam
https://www.youtube.com/watch?v=fSizC_v3ZVM

Widodo, G. 2018 dalam
https://www.youtube.com/watch?v=PG2GYED4-_Q

Wiki Pedia, tanpa tahun dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Agresi_Militer_Belanda_II

90

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember

Galih Widodo (140210302014)
Lahir di Banyuwangi, 20 Januari 1996. Menyelesaikan
pendidikan dasar di SDN 6 Sumberagung, Banyuwangi
pada 2008; menamatkan pendidikan menengah pertama
di SMPN 2 Pesanggaran, Banyuwangi pada 2011; dan
Lulus pendidikan menengah atas di SMAN 1 Bangorejo,
Banyuwangi pada 2014; kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di
FKIP-Universitas Jember, Program Studi Pendidikan Sejarah masuk pada
tahun 2014. Modul ini merupakan karya pertama penulis yang diterapkan
langsung pada pembelajaran.

91

Modul Sejarah Perang Kemerdekaan di Jember


Click to View FlipBook Version