The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Warta Keluarga Cornelius Oktober II.( final )

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aries.wahyuwitomo, 2021-10-13 09:20:08

Warta Keluarga Cornelius Oktober II.( final )

Warta Keluarga Cornelius Oktober II.( final )

KWealurtaarga Jalan A. Yani No.3

Edisi : Oktober II-2021, No 13/WKC/X/2021 TMealpd.i(u0n3M51a) 4d5iu22n4l7l6, 4351882518121

.RENUNGAN. [email protected]

09/2021

SEMOGA SEMUA ORANG KRISTEN MENJADI
MURID MISIONARIS

Paus Fransiskus membuka Videonya berisi intensi doa untuk
bulan Oktober. Kita semua diundang untuk terbuka terhadap
panggilan Yesus dan untuk hidup bersatu dengan-Nya dalam
peristiwa-peristiwa duniawi dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Bekerja, bertemu orang lain, tugas sehari-hari kita, dan peristiwa
kebetulan setiap hari. Ini adalah kesempatan yang kita miliki untuk
membiarkan diri kita dibimbing oleh Roh Kudus,” kata Paus. Orang
lain dengan mudah memperhatikan ketika setiap tindakan kita
dimotivasi oleh Kristus. Dan kesaksian hidup kita akan mengin-
spirasi kekaguman, dan mengilhami orang lain untuk bertanya pada
diri sendiri, 'Bagaimana mungkin orang ini menjadi seperti ini?'
'Apa sumber cinta orang ini dalam perilakunya kepada semua
orang.

Ketersediaan untuk misi

Paus Fransiskus juga mengingatkan bahwa misinya adalah
evangelisasi dan bukan proselitisme. “Misi ini didasarkan pada
perjumpaan antar pribadi, pada kesaksian pria dan wanita yang
mengatakan, ‘Saya mengenal Yesus, dan saya ingin kamu juga
mengenal Dia’,” katanya. Paus kemudian mendesak semua orang
Kristen yang dibaptis untuk terbuka terhadap tuntutan Injil.
“Mari kita berdoa agar setiap orang yang dibaptis dapat terlibat
dalam evangelisasi, tersedia untuk misi, dengan menjadi saksi kehi-
dupan yang memiliki cita rasa Injili” katanya.

Gereja Sinode dan Misionaris

Siaran pers yang menyertai Video Paus, yang disiapkan oleh
Jaringan Doa Seluruh Dunia Paus, mencatat bahwa intensi Oktober
datang pada bulan yang sama di mana proses sinode dimulai dan
Hari Misi Sedunia dirayakan. Proses Sinode dimulai pada 10 Okto-
ber, dan akan meluncurkan seruan bagi semua umat Katolik untuk
berjalan bersama sebagai “peziarah dan misionaris umat Allah.”
Menurut Sekretaris Jenderal Sinode Para Uskup, Kardinal Mario
Grech, “Gereja sinode tidak bisa lain dari Gereja misionaris, karena
misi harus dimulai dengan dinamisme saling mendengarkan.”

Kecerdasan Roh

Aspek lain dari intensi doa Paus Fransiskus untuk bulan
Oktober adalah undangan untuk “membedakan dan mengenali
bagaimana Roh Tuhan memanggil kita untuk menghadapi tantangan
yang dihadapi umat manusia dan misi Gereja.” Pastor Frederic
Fornos, SJ, Direktur Internasional Jaringan Doa Seluruh Dunia Paus,
mengatakan Paus mengundang semua orang Kristen untuk berpar-
tisipasi dalam proses penegasan itu dengan mengakarkan tindakan
kita dalam doa.

Sumber : VATICAN NEWS

.SERBA-SERBI.

Ketua Stasi Saradan: Bpk. TA Widji Krismanto

TANTANGAN PELAYANAN KELUARGA STASI SARADAN

Tugas penggembalaan keluarga di stasi Saradan cukup berat.
Hidup di desa, umatnya menyebar kadang satu komplek hanya ada
empat atau lima orang. Ada juga umat yang rumahnya jauh 17 km
dari sini tepatnya di Gemarang yaitu pak Sabarno dan istri. Juga pak
Paulus yang menjadi ASIM Gereja Saradan, rumahnya di Jenangan.

Dulu di Saradan umat Katoliknya cukup banyak. Mereka guyup
bisa doa bareng, tapi sekarang kondisi berbeda, mereka harus
bekerja di luar daerah, maka semakin lama menjadi makin sedikit,
tinggal orang-orang yang menetap dan yang kerja di Saradan yang
bisa ikut kegiatan doa di stasi.

Sebetulnya keinginan keluarga-keluarga untuk berdoa bersa-
ma itu ada tapi karena keadaan pandemi menyulitkan kita berkum-
pul. Dulu ada pertemuan doa setiap malam Jumat, seiring berjalan-
nya waktu ditunda-ditunda akhirnya terbengkelai, nggak ada doa
lagi. Terus ada ide doanya di Gereja jam enam seperti orang Islam
Magriban tapi juga masih sulit. Kayak pak Mantri, kerjanya kan
pelayan kesehatan masyarakat, sekarang lagi banyak diperlukan
orang, sedangkan yang rumahnya jauh nggak bisa.

Sedangkan tugas misioner di masyarakat, mereka membaur
dengan masyarakat. Di Saradan masyarakanya baik tidak pernah
ada suara–suara negatif, justru mereka menaruh hormat dengan
umat Katolik disana. Hal ini terjadi karena umat Katolik dalam
melakukan sesuatu dilakukan dengan hati iklas, disampaikan
dengan baik, dan tidak menyinggung sehingga masyarakat mau
menerima. Kenyataannya apapun ide dari umat mereka pakai, dan
mereka bilang..”ya..ya..bagus “.

Seperti yang dikatakan Bu Wiji yang menjabat sebagai ketua
Dasawisma, katanya : “Kalau ada pertemuan RT, secara tidak
langsung, saya selipkan Firman Tuhan di situ. Seperti juga saat ada
pertemuan Malam Suro’an ada doa bersama, saya disuruh
membuka. Saya berdoa Bapa Kami, mereka bisa ngerti maksudnya
terus yang Islam juga doa yang selanjutnya. Jadi disini kita diterima
dengan baik.”

Dari kiri kekanan: Pak V. Purwadji, Pak Widji, Bu Widji dan Pak Anton

Untuk menyiasati keadaan sekarang ini mereka juga mulai
melakukan pelayanan lewat HP via WA Grop Stasi. Mereka rutin
men-share ucapan selamat pagi terus diselipkan Firman, agar
banyak orang bisa membaca kabar baik dari Tuhan”.

Demikianlah tantangan pelayanan di desa, semoga keluarga2
Katolik Saradan menjadi murid Kristus yang setia, guyup, rukun
dan misioner.

HARTA YANG PALING BERHARGA ADALAH KELUARGA

yBearnsagmap:aAlnintogniubseSarrhdiarga adalah Keluarga

Keluarga Antonius Sardi - Maria Magdalena Dwi Hastuti Widyaningsih

“Harta yang paling berharga adalah keluarga. Istana yang
paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah
keluarga. Mutiara yang tiada tara adalah keluarga”. Inilah
sepenggal lirik lagu Keluarga Cemara yang telah menginspirasi
banyak keluarga, termasuk pasutri Antonius Sardi - Maria Magda-
lena Dwi Hastuti Widyaningsih dalam menghidupi janji pernikahan
yang telah mereka ucapkan di depan Altar Gereja Santa Maria
Asumpta Klaten 19 tahun yang lalu.

Sebagai umat Katolik wilayah 1 kami mengenal beliau

sebagai pelatih koor wilayah. Dulu sebelum pandemi jauh-jauh
hari Ketua Wilayah telah menetapkan jadwal untuk latihan koor
wilayah untuk tugas bulanan Gereja serta tugas pada hari besar
seperti Natal dan Paskah. Hingga kami mengenal beliau; orangnya
ramah dan telaten melatih kita-kita orang yang tidak tau not, tapi
beliau sabar hingga membuat kami bisa.

Saat ini pak Anton juga aktif melayani sebagai Ketua Ling-
kungan St. Gregorius yang memiliki wilayah yang luas meliputi
daerah Tawangrejo, Kelun, Nglames, desa-desa sepanjang jalan ke
Caruban sampai berbatasan Balerejo, dengan total umat ling-
kungan Gregorius sebanyak 51 KK. Tantangannya adalah bagai-
mana keluarga-keluarga Katolik sebanyak itu bisa memancarkan
sukacita, kegembiraan, guyup dan misioner. Seperti pesan ARDAS
Keuskupan Surabaya tahun ini.

Sejujurnya memang tugas pelayanan itu berat dan capek,
bagaimana mereka harus membagi waktu di pekerjaan dan pelaya
nan. Tapi Roh Kudus telah mencerahkannya bahwa Tuhan sudah

memberinya harta yang paling berharga, istana yang paling indah,
puisi yang paling bermakna, mutiara yang tiada taranya yaitu
keluarga. Keluarga adalah rasa syukur. Lewat rasa syukur keluar-
ga ini berhasil menemukan Kristus sebagai pusat kehidupanya.

Lewat perjalanan waktu keluarga ini terus menerus menja-
lani proses, menumbuhkan relasi antar suami-istri, bersama
putra-putrinya. Semua dibangun, diteguhkan, disemangati tersirat
dalam foto keluarga yang tampak serasi. Inilah potret keluarga
Katolik yang selalu mengandalkan Roh Kudus dalam melayani

baik di keluarga dan di Gereja.
Semoga Tuhan Yesus memberkati keluarga ini bertumbuh

subur dan berbuah banyak bagi sesama.

SAYA SUDAH DIPULIHKAN KRISTUS

Oleh : Yohanes Cornelius Djoko Soetopo

Pasutri Yohanes Cornelius Djoko Soetopo- Ruth Sumariyani.

Perkenalkan saya Yohanes Cornelius Djoko Soetopo, dan
istri saya Ruth Sumariyani. Kami dulu menikah secara Muslim
pada tahun 1983 dan kami bersyukur tiga tahun yang lalu kami
telah melakukan pembaharuan janji pernikahan secara Katolik di
Gereja Santo Cornelius.

Sebenarnya sudah lama saya pingin pembaharuan, tapi saat
itu pak Ngadiono bilang “wis gak pembaharuan gak popo..” Terus
tahun 2018 kalau nggak salah saya ngobrol dengan Pak Yasno,
saya ini belum pembaharuan dan belum dapat berkat secara
Katolik ini gimana? Pak Yasno bilang “Sebenarnya itu wajib Pak
Joko”. Akhirnya saya yang sudah tua seperti ini ya ikut KPP
(Krusus Persiapan Perkawinan) yang saat itu saya tua sendiri. La
akhirnya karena yang membina itu saya kenal semua, diluar dia
bilang “Kowe iki arep tak bimbing opo, rabimu yo wis genah, neng
greja yo aktif terus arep nyapo?” Jawabku, Ora pak aku neng kono
iki dadi murid, penjenengan memberikan ilmu, tentunya ada yang
belum pernah saya jalanni, saya akan melengkapi perjalanan
hidup ini dan pinginnya ikut Kristus itu secara total.

Juga ada temen bilang “Kowe iki wis jadi Nasrani opo sikilmu
waras, kan yo ora?” Saya jawab; Aku gak butuh itu, saya sudah

disembuhkan dari kehidupan saya. Soko sing ndisik mrusal dadi
gak mrusal, hidup saya sudah disetarakan dengan umum, wong2
duwe bojo aku yo duwe, wong2 duwe anak aku yo duwe anak. Aku
jadi pengikut Kristus juga tidak jadi pengemis. Aku yo isih iso
mangan ora ketang aku dadi tukang servis kompor, pompa air,
kipas angin, magic-jare saya masih bisa makan kok, maaf karena
dulu saya pengangguran.

Jadi setelah saya ikut Kristus bukan disembuhkan secara fisik
tapi saya disembuhkan secara jiwa, secara kehidupan. Umpamane

wis saiki sikilku iso waras tapi nek kehidupan saya tidak ada
perubahan untuk apa? Hidup saya sudah disetarakan karo
penjenangane Gusti. Saya mau cari apa? Dulu saya ini orang kebal,
tapi hidup saya tidak tenang, isine mung nantang uwong. Lo saya
ini sudah dipulihkan. Dari dulu saya menunda panggilan ini,
mengko wae ben resik sik. Kapan resik’e wong saya jauh dari Sang
Pembersih. Kalau ingin bersih saya harus dekat dengan-Nya. Akhir
nya saya mendekat dan dibersihkan, jiwa saya menjadi tenang.

Selama nikah dengan istri, gak pernah saya geger semenit
saja ndak pernah. Karena saya sportif kalau saya keliru ya saya
minta maaf. Saya pernah diingatkan “Pak nek guyon ki ojo
omongan sing kotor-kotor ngono”. Aku terus sadar, oh iyo sepurane
yo. Menutut saya padu ki werenge rumah tangga, nek merindukan
itu bunga-nya rumah tangga, nek merindukan otomatis dadi terus,
lha nek padu terus kan akhire iso pegatan.

Selain itu saya dan istri, tidak mau nutup-nutupi? Kata orang

menikah itu dipersatukan, kalau sudah satu ya sudah, seperti ta-
ngan ditlangkep itu loh diwolak-walik ya sama. Kalau sudah menya
tu, maka apapun harus satu, jadi harus terbuka. Ini kenyataan,
istri saya mau menerima dari banyak kekurangan saya dan dia
bisa menerima. Menemani saya, hidup yang pas-pasan, dia juga
mau jadi istri saya.

Demikian sharing rasa bahagia kami sekeluarga yang telah di
pulihkan Kristus, semoga bisa menjadi berkat. Berkah Dalem.

.WAWANCARA

Bpk. Thomas Suyasno

MENGAPA MENIKAH SECARA KATOLIK ?

“Perkawinan yang sah tidak dapat diputuskan baik oleh kehen-
dak pribadi suami-isteri maupun oleh kuasa manusiawi manapun”
(bdk. Kanon 1056 dan Kanon 1057). Ciri hakiki perkawinan katolik
adalah unitas et indissolubilitas (kesatuan dan sifat tak dapat diputus
kan), yang dalam perkawinan kristiani memperoleh kekukuhan
khusus atas dasar sakramen (Kanon 1056). Perkawinan yang telah
dilangsungkan secara sah menurut tuntutan hukum, mempunyai
akibat tetap dan tidak dapat diceraikan atau diputuskan oleh kuasa
manapun kecuali oleh kematian.

Tujuan perkawinan Katolik berdasarkan Kanon 1055 $1
menunjukkan adanya tiga tujuan utama perkawinan katolik : (1)
Kesejahteraan suami isteri, (2) prokreasi, dan (3) pendidikan anak.

Mencermati hal-hal tersebut di atas ada tantangan dan tugas
yang begitu berat dalam membangun keluarga katolik. Oleh karena
itu pasangan yang akan melangsungkan perkawinan di Gereja
Katolik harus dipersiapkan dengan baik. Salah satu untuk memper-
siapkan calon pengantin Gereja mewajibkan untuk mengikuti Pem-
binaan Pra Nikah Katolik (PPNK), istilah lama dikenal dengan
Kursus Persiapan Perkawinan (KPP).

Mengingat pentingnya persiapan perkawinan Katolik yang tak
terceraikan ini, maka kami menyempatkan waktu berbincang
dengan Bapak Thomas Suyasno salah satu tim Pembinaan Pra Nikah
Katolik (PPNK) di Paroki St. Cornelius Madiun dan Paroki Gembala
Yang Baik Surabaya. Wawancara santai di ruang rapat gedung
Kevikepan yang baru, pada tanggal 30 September. Beliau orang lama
yang berpengalaman mulai sekitar tahun 2002 mendampingi calon
pengantin. Banyak hal yang kami dapatkan dari beliau, semoga
wawancara ini bermanfaat bagi keluarga-keluarga guna menge-
nalkan pernikahan Katolik sejak dini ke putra-putrinya.
Berikut cuplikan wawancara kami :

Realitasnya sekarang banyak anak Katolik kawin beda agama,
bagaimana caranya agar mereka tidak menyeberang ke agama
lain?

Menurut pandangan saya KPP/PPNK itu merupakan persiapan
jangka pendek. Sedangkan persiapan jangka panjang hidup
berkeluarga itu justru dimulai dari keluarga masing-masing.
Bagaimana para orang tua menanamkan ajaran Gereja Katolik atau
mengajak putra-putrinya untuk menghayati iman Katolik sejak dini
akan berpengaruh besar terhadap putra-putrinya untuk menghayati
iman katolik sejak dini. Kita tidak menutup mata bahwa para
orangtua sudah berusaha mendidik dengan baik tetapi seringkali
kenyataan hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Para Guru Agama
di sekolah baik dari tingkat SD, SLTP dan SMA/SMK juga memiliki
peran yang penting untuk membantu proses Pendidikan iman anak.
Untuk kurikulum SMA/SMK itu juga ada pokok bahasan tentang
panggilan hidup berkeluarga ini juga menjadi sarana untuk
menanamkan nilai-nilai perkawinan katolik.
Pembinaan-pembinaan yang dilakukan melaui BIAK, REKAT, OMK,
KKMK secara tidak langsung sebenarnya juga andil mempersiapan
seseorang memilih panggilan hidupnya termasuk hidup berkelu-
arga. Ketika usia OMK mereka perlu mengenal lebih dalam tentang
perkawinan katolik.
Kaum muda yang mememiliki pacar atau calon pasangan hidup
sebaiknya konsultasi dengan orang yang berkompeten dan mema-
hami ajaran Gereja Katolik tentang perkawinan agar memperoleh
wawasan sehinga dapat mengambil keputusan dengan tepat, paling

wawasan sehinga dapat mengambil keputusan dengan sehingga
dapat mengambil keputusan dengan tepat, paling tidak pember-
katan perkawinan dilakukan di Gereja Katolik

Dari kiri kekanan : V. Purwadji, T. Suyasno dan St. Aries Wahyu

Apa resiko bagi mereka yang menikah di luar Katolik?
Apabila orang yang dibaptis secara katolik menikah di luar Gereja
Katolik maka perkawinan mereka tidak sah menurut agama
Katolik. Prinsip umumnya adalah: Kalau perkawinan tidak sah
menurut ketentuan kanonik, maka pihak yang Katolik tersebut
tidak dapat menerima Komuni, namun kalau perkawinan tersebut
telah disahkan/ dibereskan secara kanonik, maka orang tersebut
dapat kembali menerima Komuni dalam Gereja Katolik. Supaya
mereka dapat menyambut komuni yang perlu dilakukan adalah
mengurus pembaharuan perkawinan secara katolik.
Apakah orang katolik boleh menikah dengan orang non Katolik?
Boleh, tetapi harus mengikuti tatacara Gereja Katolik. Perkawinan
yang berlangsung antara orang katolik dengan yang non kristiani
disebut dengan perkawinan beda iman, sedangkan antara orang
Katolik dengan Kristen lainnya disebut dengan perkawinan campur
(beda gereja). Perkawinan beda iman dan beda gereja ini keduanya
memiliki konsekuensi janji yang harus ditepati bahwa anak yang
lahir dari perkawinan mereka harus dididik secara katolik dan

memiliki konsekuensi janji yang harus ditepati bahwa anak yang
lahir dari perkawinan mereka harus dididik secara Katolik dan
masing-masing tetap bebas menjalankan agamanya. Mereka juga
harus memperoleh dispensasi dari otoritas Gereja.

Pentingkah pengenalan perkawinan Katolik bagi REKAT/ OMK?

Menurut saya pengenalan perkawinan Katolik bagi remaja dan
OMK itu penting. Kalau mereka memahami dengan baik tentang
perkawinan Katolik, apabila kelak mereka memilih untuk hidup
berkeluarga dapat mempersiapkan diri dengan baik. Bila mereka
memahami luhurnya martabat perkawinan Katolik tentu saja
mereka akan mengontrol perilakunya sehingga mereka tidak akan
jatuh dalam “pergaulan bebas”. Pengenalan ke OMK dapat melalui
seperti kegiatan seperti discovery perkawinan atau Webinar. Dalam
kegiatan semacam ini mereka dapat melakukan tanya jawab lebih
dalam tentang perkawinan Katolik.

Bagaimana pengalaman bapak ketika berdialog dengan orang
di luar Gereja tentang perkawinan Katolik?

Ada yang berkomentar perkawinan di Gereja Katolik itu prosesnya
rumit tetapi dikagumi oleh orang yang menganut agama lain.
Karena satu dan tidak terceraikan. Ada lagi yang mengatakan “Oh
ternyata perkawinan Katolik itu bagus ya”; Ada yang bilang “nek
entuk wong Katolik iki seneng,karena tidak terceraikan”.

Bagimana tentang pencatatan perkawinan sipil itu?

Setelah pemberkatan di Gereja itu dilanjutkan pencatatan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk memperoleh Akta
Perkawinan dari Negara. Yang meresmikan perkawinan itu Gereja,
tetapi yang melakukan pencatatan secara resmi sesuai undang-
undang yang berlaku adalah Kantor Kependudukan dan Pencatatan
Sipil. Jadi umat yang pemberkatan perkawinan di Gereja supaya
mendapat Akta perkawinan harus mengurus di Kantor Dukcapil
sesuai KTP salah satu pengantin. Gereja akan mengeluarkan Surat
Perkawinan Gereja, sedangkan Dukcapil akan mengeluarkan Akta
Perkawinan.

Apa kendala KPP dalam melakukan kegiatan yang penting ini?

Yang pertama adalah mendapatkan tutor itu tidak mudah. Kita
kesulitan karena kalau kita minta mereka itu bilang “aku belum
siap, aku tidak bisa, aku tidak layak dan seterusnya”. Sebenarnya di
paroki kita banyak yang kami pandang bisa tetapi hanya sedikit
yang mau terlibat. Seandainya umat yang memiliki kompetensi itu
tanpa diminta mau dan ngomong: “saya bisa ini, dan saya bisa
membantu”, itu lebih baik dan enak banget.
Yang kedua, ada peserta yang beranggapan bahwa pembinaan per-
siapan perkawinan ini hanya sekedar formalitas sehingga mengikuti
seenaknya sendiri. Ada yang maunya tim itu menyesuaikan jadwal
mereka. Ada calon yang tidak ikut pembinaan secara bersamaan.

Apakah ada pengalaman menarik dari peserta KPP?

Ada kesaksian yang menarik, ada salah satu calon pengaten, yang
laki-lakinya dari Islam, yang perempuan Katolik. Saat ikut KPP, yang
laki-laki bilang saya tidak mau ikut kursus. Lalu yang Katolik itu
ngomong “Wis to Mas sing penting ditahan aja dulu sampai selesai
kursus”. Waktu itu pihak keluarga yang muslim belum srek. Setelah
pulang kursus justru calon yang Islam itu bilang dengan keluar-
ganya “Oh ternyata perkawinan Katolik itu baik”. Akhirnya lancar,
yang awalnya susah ijin keluarga, akhirnya mendapat restu.
Ada kejadian lain setelah mengikuti Kursus Persiapan perkawinan
itu tidak melanjutkan ke jenjang perkawinan karena setelah dire-
nungkan merasa bila diteruskan pasti lebih banyak persoalan yang
muncul setelah perkawinan yang mengancam keutuhan keluarga.

Apa yang diharapkan tim KPP untuk keluarga-keluarga Katolik?

Menurut pemikiran saya pembinaan itu mulai dari dalam keluarga,
sebab keluarga itu merupakan sekolah yang pertama dan utama
bagi anak-anak. Dari dalam keluarga ini merupakan persiapan
jangka panjang bagi anak-anak yang akan berkeluarga. Persiapan
pernikahan juga merupakan tanggung jawab keluarga secara tidak
langsung. Pendampingan anak sejak awak hingga dewasa, ketika
pacaran, tunangan; orang tua diharapkan justru menjadi wakil Gereja
Katolik. Sedangkan pembinaan dalam Kursus Persiapan Perkawi-
nan itu

nan itu merupakan persiapan jangka dekatnya. Dalam kursus ini
peserta dibantu untuk semakin memahami tentang perkawinan
Katolik, gambaran keluarga yang dicita-citakan oleh Gereja Katolik.

Demikian wawancara kami dengan Bapak Thomas Suyasno
tentang persiapan pernikahan Katolik yang tak terceraikan. Semoga
bermanfaat bagi keluarga-keluarga guna mempersiapkan putra-
putrinya menuju keluarga Katolik yang misioner. Berkah Dalem.

.SEKILAS INFO.

Misa Live streaming Gereja
Maria Asumpta Caruban

Caruban, 3 Oktober 2021

Misa off line di Gereja Maria
Asumpta Caruban di pimpin
oleh Romo Agustinus Supri-
yadi yg berlangsung hikmat.
Disiarkan secara langsung
oleh tim Komsos.

Lantai Lobby Pasturan yang
Artistik

Madiun, 8 Oktober 2021

Romo Udit melaporkan telah
mengubah sedikit lantai lobby
Pasturan yg sekarang tampak
indah, bercorak dan elegan.
Mantab Romo

Krusus Persiapan
Perkawinan

Madiun, 9-10 Oktober 2021

Pak Marno Guntoro sedang
memberi bekal pada Kursus
Persiapan Perkawinan (KPP)
di Gedung Kevikepan yang di
ikuti 4 pasangan.

BULAN ROSARIO

Lingkungan St. Carolus Boromeus Josenan

Madiun, 7 Oktober 2021

Doa Rosario pertemuan I diadakan di rumah ketua lingkungan berlangsung
hikmat dan di hadiri 11 orang dengan tetap menjaga Pro Kes.

Doa Rosario I dan II di Lingkungan St. Fransiskus Asisi Winongo

Madiun, 5 & 8 Oktober 2021

Foto kiri Doa Rosario I di rumah Bpk. Lamidjan dihadiri 15 orang dan foto
kanan Doa Rosario II di rumah Bpk V. Budiono yg hadir 23 orang. Mantab

Doa Rosario di Lingkungan St. Paulus Nambangan Loor Madiun

Madiun 6 & 8 Oktober 2021

Foto sebelah kiri Doa Rosario I di rumah Kaling yang hadir 9 orang, dan foto
sebelah kanan Doa Rosario II yg hadir 10 orang, maklum banyak lansia.

Doa Rosario di Lingkungan St. Antonius Patihan di empat KKU

Madiun, 8 Oktober 2021

Doa Rosario ke II serempak, kiri atas KKU 1=8 orang, kanan atas KKU 2=10
orang, kiri bawah KKU3=11 orang, kanan bawah KKU 4= 8 orang.

o ..ULANG TAHUN PERNIKAHAN..

Periode : Tanggal 16– 31 Oktober
SELAMAT ULANG TAHUN PERNIKAHAN BAGI PASUTRI:

Lingkungan PASUTRI HUP

St. Angela Merici, Prajuritan ONG TJHING HWIE - VERONICA WAHYUNI 27/10/2002
25/10/2003
St. Angela Merici, Prajuritan Ignatius Agung Pusaka Sakti - Fransiska Anggraini 26/10/1968
St. Antonius, Patihan FRANCISCUS XAVERIUS AMBAR KUSNAD I- CLARA SITI HARTATI 19/10/1991
21/10/2012
St. Gregorius Agung, Nglames ANAKLETUS PRIYANTO- AGNES NUNIK PRASETYOWATI 19/10/1975
19/10/2008
St. Anna, Sukosari YOSEPH RUDY PRATAMA PUTRA - KORONA ALFINDI FEBRYANTIKA 20/10/1996
18/10/2008
St. Frans. Xaverius, Oro-Oro Ombo BENEDIKTUS SUDJIONO - MARGARETHA ISMINI 19/10/2003
27/10/2012
St. Ignatius, Oro-Oro Ombo ANTONIUS JONET SETIAWAN -VERONICA BONIE YUSTINA 18/10/1988
St. Aloysius Pandean Timotius Hendro Kusuma - Sicillia Tanti Imelda 23/10/1999
17/10/1998
St. Aloysius Pandean Josen Eduardo Purwawan - Priscilla Lili Rahayu 29/10/2011
28/10/1975
St. Carolus Boromeus Josenan MERCURIUS BINTORO - YOSEFIN EMMA LESTARI 19/10/1973
31/10/1984
St. Carolus Boromeus Josenan Christivanus Wiseka Adhi Nugroho - Veronica Vera Puji Rahayu 31/10/1998
20/10/2013
St. Johanes Nambangan Kidul Agnes Nanny Hidayat - Maria Goretti Ennie Istiawati Hasman 30/10/1984
23/10/2011
St. Maria Nambangan Lor Natalia Evy Andriani - Tan Tiong Hwie 20/10/1980
St. Maria Nambangan Lor Fransiskus Xaverius Widada - Margareta Sri Kustini 19/10/2000
28/10/1992
St. Caecilia, Taman FERDINANDES BERGIAS EVER - MONICHA YULIA CHRISTINA 20/10/2007
26/10/2013
St. Caecilia, Taman CLARA SRI SUMARTI 23/10/2011
29/10/1995
St. Caecilia, Taman MARGARETA SUKARTINI 25/10/1969
St. Maria, Kejuron YOHANES EVANGELISA SLAMET HARYANTO - LAURENSIA LILIK MARIAWATI 27/10/1989

St. Maria, Kejuron ANDREAS UNTORO - AGNES FITRI HARYANI

St. Petrus, Taman PETRUS TOMMY HARTONO - MARIA LUCYANA KUMALA DEWI

St. Fransiskus Asisi Winongo JOSEPH GUNARTO - IRMINA DINEM

St. Lukas - Jiwan STEVANUS SARONO - STEVANI RUKIYATI

St. Margaretha, Winongo ANDREAS SUWONDO - SISILIA HENY UNTARI
St. Vinsentius , Pangongangan Antonius Handoko Kartika - Caecilia Sianawati

St. Yusuf, Jenangan SUGIMAN - ANNA MARIA SULASTRI

St. Yohanes, Jenangan AGUSTINUS WASKITHO ADI - LOUISA SITI RAHAYU

St. Yohanes, Jenangan HANDRI SAPUTRA - CRESENSIA PUJI LESTARI

St. Anna, Caruban BENEDICTUS WELLY HENDRA - BENEDICTA YOHANA ELLEN
St. Petrus, Caruban YOHANES SUGIHARTO - CORNELIA DWI ASTUTI

St. Yohanes Gabriel THOMAS AQUINO WIDJI KRISMANTO - MARIA GORETI MADJIATI

St. Yohanes Gabriel SIPRIANUS RANI - CHRISTINA SUHERNI


Click to View FlipBook Version