The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by diniarti.dachlan, 2023-01-02 23:10:48

KERJA KELOMPOK KELAS XII IPA 1

KERJA KELOMPOK KELAS XII IPA 1

bersama teman temanku, aku berjalan dari rumah ke perempatan untuk menuju
ke angkutan umum tersebut.

Disaat perjalanan menuju ke sekolah tiba tiba ditengah perjalanan yang kami
tidak inginkan itu pun terjadi yaitu angkutan umum yang mogok aku dan teman
temanku gelisah karena waktu sudah siang. Supir angkutan umum itu pun
mencari temannya yang ada disekitarnya dan dia memanggil temannya, kami
pun berpindah menuju angkutan yang lain itu sambil memperlihatkan muka yang
kecewa. Saat diperjalankan angkutan umum itu pun sangat lambat karena waktu
sudah menunjukkan jam masuk, sesampainya disekolah aku dan temanku
langsung bergegas masuk, ternyata kami ditahan di pintu gerbang karena kami
sudah terlambat, kami pun langsung diabsen oleh guru untuk laporan ke BK.
Kami pun dihukum untuk membaca Yasin 5 kali, setelah selesai aku pun
langsung bergegas masuk ke kelas, ternyata guru yang mengajar di kelasku
adalah wali kelasku. Setelah aku masuk kelas aku langsung dihampiri oleh guru
ku dia menanya kepadaku

“ Pasa kenapa kamu terlambat, tumben sekali kamu terlambat" guruku bertanya

“ iya bu soalnya tadi kendaraan umumnya mogok” aku menjawab dengan sedikit
gugup

“ oo iya sudah kamu duduk”bu guru mempersilahkan aku untuk duduk

“ iya bu”. Aku menjawab dengan lega

Ketika suatu hari aku yang masih duduk di kelas 7 Mts, aku yang duduk di kelas
bersamaan teman temanku seketika datang kakak kelas yang sambil menggedor
jendela pas dibelakangku. Ternyata dia ingin memalakku ingin meminta uang
kepadaku, seketika aku dan temanku panik, si pemalak itu mengatakan
kepadaku

“ woy kamu bagi uang 2.000 ribu dong kalau tidak aku pukul sekarang” dengan
nada mengancam

aku yang panik langsung memberikan uang kepadanya tanpa basa basi, dan
mereka pun mengambil uang yang aku berikan dan pergi begitu saja.

Ada lagi cerita yang menarik dariku yaitu masih dalam cerita masa Mts ku. Aku
dan teman temanku sering menunggu angkutan umum di taman pada saat
pulang sekolah, pada saat itu aku dan teman temanku menaiki angkutan umum,

disaat itu pas dengan hari Jum'at, di tengah tengah perjalanan angkutan umum
itu mogok ternyata bahan bakarnya habis dan kami pun turun untuk mengecek
angkutan umum tersebut. Untungnya di sekitar itu ada yang menjual bahan
bakar, supir angkutan itu langsung membeli bahan bakar. Disaat itu waktu sudah
menunjukkan waktu jumatan, kami pun langsung melanjutkan perjalanan namun
jarak dari rumahku masih cukup jauh.

Sesampainya kami di perempatan waktu Jum'at sudah mulai yaitu sudah
khutbah Jum'at, aku pun buru buru untuk menuju rumah dan ternyata kakak ku
mencari ku dan menjemput ku pulang. Sesampainya di rumah aku disambut oleh
kedua orang tuaku dengan raut muka yang kaget, ternyata aku dikira diculik oleh
seseorang karena pulangnya yang cukup lama dan aku langsung menaruh tasku,
bergegas untuk pergi Jum'atan bersama bapakku.

Ini cerita dari Rasyid pria ganteng berkacamata yang baik dan humoris

Halo guys, namaku Rasyid. Aku lahir di kopang 3 Juli 2005. Aku lahir dari
pasangan Jawa. Jadi kedua orang tua ku itu orang jawa yang sudah lama tinggal
di Lombok. Kedua orang tua ku berprofesi sebagai guru. Ibuku sebagai guru SD
sedangkan bapakku seorang guru SMP. Aku anak ke 4 dari 4 bersaudara. Aku
ingin menceritakan sedikit cerita hidupku.

Aku punya seorang kakak yang berumur 1 tahun di atasku. Seperti yang kalian
sudah baca di atas bahwa aku dan pasa merupakan teman masa kecil. Nah aku
pasa dan kakaku ini selalu bermain bersama, baik di rumah pasa maupun di
rumah ku. Pernah suatu ketika, saat kami sedang bermain bola di rumah pasa.
Tiba-tiba kakakku berteriak kesakitan, sontak aku dan pasa langsung kaget dan
melihat ke arahnya.

"Mas Aan kenapa? " tanyaku sedikit panik
"Aaaaa, sakit… Jempol saya sakit" rintih kakaku

Lalu aku melihat ke arah jempolnya, ternyata jempolnya terluka akibat
menendang paving block yang sedikit menonjol akibat akar pohon. Aku dan pasa
pun panik dan pasa langsung memanggil ibunya untuk meminta bantuan

"Makkk! Tolong makkk! " teriak pasa

"Kenapa itu? " tanya ibunya pasa yang langsung datang mendengar keributan
kami

"Ini bude, kakinya mas Aan luka kena paving block" ucapku sambil melihat lagi
jempolnya yang ternyata sudah banyak mengeluarkan darah.

Ibunya pasa pun langsung masuk untuk mengambil obat dan perban. Kakakku
yang memang sedikit cengeng dan takut melihat darah pun menangis.

"Ibu sakit ibu. Huhuhuhuhu" kakaku terus menangis

Lalu ibunya pasa dan kakaknya pasa pun mengobati kaki kakakku. Pertama
diberi alkohol untuk membersihkan lukanya. Karena perih kakakku langsung
berteriak

"Perih perih ga mau" teriak kakakku

"Perih sedikit ini. Ayo sini jempolnya bentar" kakaknya pasa mencoba
menenangkan

Setelah di bersihkan lalu di beri obat dan di perban. Lalu kakakku di gendong
pulang oleh kakaknya pasa,aku juga pulang. Sesampai di rumah ibuku kaget
melihat kondisi kakakku

"Ya Allah kenapa ini? " ucap ibuku sedikit panik

"Tadi mas Aan nendang pavin blok di rumah Pasa" jelas ku kepada ibuku

"Ya Ampun nak. Sekarang istirahat" kata ibuku

Lalu kakakku istirahat sampai tertidur. Setelah beberapa minggu luka di kaki
kakakku sudah sembuh. Akibat luka tempo hari bagian jari jempol kakakku
terlihat pecah.

Aku SD di SD negeri 1 Kopang. Aku memilih sekolah disini karena ketiga
kakakku bersekolah di sana. Selama sekolah di sana aku memiliki banyak teman
yang bahkan sampai sekarang masih menjadi teman baikku seperti Adit,
Bambang, Fikri, Icang, Whafik dan masih banyak lagi. Bahkan aku dengan
Whafik sudah berteman dari kami TK sampai kami di bangku SMA. Saat di
bangku SD ini aku mulai tertarik dengan yang namanya seni Drama. Kelas 5 SD
aku mulai ikut dengan ekskul teater. Pentas pertama ku adalah pada saat acara
maulid nabi Muhammad SAW di sekolah, aku berperan sebagai tentara kafir
Quraisy. Aku sudah beberapa kali pentas di SD. Di bangku SD ini aku juga ikut

ekskul drumband bersama Adit. Aku pernah ikut lomba drumband,lumayan
nambah nambah pengalaman.

Singkat cerita aku lulus dari bangku SD. Aku melanjutkan sekolahku di SMP
Negeri 1 Kopang. Kebetulan Bapak ku guru di sana, jadi aku sudah dikenal oleh
semua guru di sana. Aku mendapat kelas XII A. Awalnya aku takut tidak punya
teman,tapi ternyata aku sekelas lagi dengan Adit. Senang rasanya bisa sekelas
lagi dengan dia, karena kebetulan kami sudah dekat dari SD

"Ehhh, Dit kita sekelas lagi ni" kataku ke Adit

"Iya ni Syid, horee" kata Adit

Di bangku SMP ini aku ikut ekskul teater dan pramuka. Aku pernah beberapa kali
ikut kemah, seru sekali. Saat masa SMP ini aku memberanikan diri untuk ikut
mencalonkan diri sebagai calon ketua OSIS. Aku bersama wakil ku melakukan
kampanye beberapa hari. Lalu pada saat hari pemilihan ternyata aku menang
dan terpilih menjadi ketua OSIS. Senang bercampur khawatir menyelimuti hati
dan pikiran ku.

Dan ternyata menjadi ketos tidak seindah yang aku bayangkan. Menjadi seorang
ketos memiliki tanggung jawab yang besar. Seperti bertanggung jawab dalam
membuat berbagai acara dll. Aku sempat kewalahan dalam menjalankan
tugas-tugasku sebagai ketos. Tapi aku memiliki teman-teman yang selalu siap
membantu ku. Banyak suka dan duka selama aku menjabat sebagai ketos. Tapi
akhirnya aku menyelesaikan masa jabatan ku dengan lancar.

Tak terasa 3 tahun sudah aku habiskan di SMP ini. Dan sekarang adalah masa
masa sibuk bagi siswa kelas IX. Karena akan menghadapi ujian Nasional, ujian
Sekolah dan ujian praktek. Aku mulai giat untuk belajar guna mempersiapkan diri
untuk menghadapi ujian. Namun setelah beberapa waktu mempersiapkan diri
aku mendengar kabar buruk. Bahwa ada suatu virus yang telah menyebar di
dunia dan menyebabkan pandemi. Dan sekarang sudah masuk ke Indonesia.
COVID-19 namanya,virus ini seperti flu tapi lebih ganas. Virus ini menyebabkan
angkatan ku langsung lulus dari banku SMP tanpa harus ikut ujian. Sehingga
angkatan kami disebut angkatan Corona.

Setelah aku lulus SMP dengan predikat angkatan Corona, aku melanjutkan
sekolah di SMA Negeri 1 Kopang. Di sekolah ini aku bertemu lagi dengan Adit,
Pasa dan berkenalan dengan Muhibban serta teman teman lainnya.

ini cerita dari atlet badminton yang tampan rupawan

Aku akan menceritakan kembali sedikit tentang diriku, ada bagian lucu dan ada
bagian sedih. Perkenalkan nama saya Adit saya akan menceritakan sedikit kisah
saya pada masa kecil, yang dimana pada saat itu saya masih TK( taman
kanak-kanak) saya mengalami kecelakaan yang cukup parah pada saat pulang
sekolah dan gigi depan saya patah untungnya pada saat itu gigi saya masih gigi
susu.

Beberapa hari kemudian setelah saya sembuh saya pun berpura-pura tidak bisa
berjalan hingga keluarga saya pun panik dan saya pun dibawa ke dokter dan
dokter pun berkata kaki saya tidak apa-apa

"Kaki anak ibu ini tidak apa apa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan" ucap pak
dokter

Setelah itu saya juga dibawa ke tukang urut dan tukang urut itu pun mengatakan
hal yang sama seperti apa yang dokter katakan. Dan ibu saya pun curiga dalam
hati dia berkata

"apa mungkin anakku hanya berpura-pura tidak bisa berjalan agar tidak pergi
sekolah "batin ibuku

Dan setelah seminggu saya berpura-pura pada saat saya di berugak saya pipis
dengan cara duduk, setelah itu pada saat saya mencari sandal tanpa sadar saya
pun berjalan mengelilingi berugak untuk mencari sandal pada saat itu saya lupa
bahwa saya sedang berpura-pura tidak bisa berjalan dan akhirnya sandiwara
saya pun terbongkar, akhirnya semua keluarga saya pun tahu kalau saya hanya
berpura-pura, Orang-orang di sekitar pun tertawa sambil mengatakan

"ternyata kamu hanya berpura-pura dasar anak nakal"

Dan akhirnya semua keluarga saya pun lega bahwa ternyata kaki saya baik-baik
saja, dan saya pun bersekolah seperti biasa.

Singkat cerita saat saya sudah SD saya bertemu dengan rasyid saya sering
bermain bersama-sama, suatu ketika pada saat menjelang kelulusan(ujian akhir)
kami berdua pun merencanakan untuk belajar bersama dirumah fikri, fikri adalah
teman dekat kami berdua saat SD saya yang diantar oleh bapak saya
menggunakan sepeda motor dan Rasyid datang menggunakan sepeda karena

jarak rumahnya ke rumah Fikri tidak terlalu jauh. Saat sesampainya kami berdua
disana bukannya belajar kami malah asik bermain bola dan bermain playstation.
saya juga saat masih SD bisa dibilang anak yang nakal saat "les" pun saya
sering bolos bersama Ary(temen SD juga) saya pergi untuk bermain playstation

Singkat cerita aku sudah masuk smp aku bersekolah di SMP negeri 1 kopang,
tidak jauh jaraknya dengan SD tempatku bersekolah, pada saat pembagian
kelas saya mendapat kelas VII A dan kebetulan aku sekelas dengan Rasyid aku
duduk di bangku depan sebelah kiri aku duduk sebangku bersama Rasyid , pada
saat itu Rasyid terpilih menjadi ketua kelas dia sering marah-marah.

Pada saat ulangan harian (bahasa Indonesia) ketika itu aku dan Rasyid berasa
kewalahan, panik sebab tak pernah belajar untuk menghadapi ulangan. Di
keadaan yang mengekang dan menegangkan itu karena kecerdasannya si
Rasyid ia punya ide yang sangat fantastik menyarankan kepadaku tuk membuka
LKS karena jawabannya itu ada pada LKS dengan strategi dadakan yang kita
aturkan berpura-pura izin ke toilet dengan membawa LKS yang disembunyikan si
Rasyid di balik baju seragamnya,

"Dit, udah jadi belum" Bisik Rasyid pada ku

"Belum ni, sulit" Keluh ku

"Mau jawaban ndak? " Tanya Rasyid

"Mau dong. Mana nii" Aku tak sabar

"Aku ada ide dan rencana ni. Kita lihat jawabannya di LKS" Kata Rasyid

"Tapi gimana? Ntar ketahuan pak guru"

"Tenang. Bukan Rasyid namanya kalo tak punya banyak akal. Gini rencananya,
kita pura-pura izin ke toilet untuk melihat jawaban di LKS" Jelas Rasyid

"Good ide. Tapi LKS nya taruh dimana? " Tanya ku

"Taruh di perut aja, di balik baju. Pasti pak guru tidak bakal curiga dan tidak bakal
ketahuan" Kata Rasyid

"Oke sudah" Aku setuju

Setelah beberapa lama berdiskusi, rencana mulai kami jalankan. Aku mulai
mengalihkan perhatian pak guru dengan meminta izin ke toilet dan Rasyid
memasukkan LKS nya ke balik baju. Setelah sampai toilet kami langsung
mencari jawabannya. Lalu kami kembali dengan jawaban yang sudah kami
kantongi. Akhirnya kami bisa bernafas lega.

Ketika aku duduk di bangku SMP aku juga pernah menjuarai beberapa
turnamen badminton di sektor tunggal contohnya pada saat O2sn, poda dan
lain-lain. Pencapaian yang terbesar yang pernah aku raih ketika

Akhir menuju Awal..

Tak terasa kami yang sudah menginjak kelas XII tinggal sekitar 6 bulan lagi
untuk berada di sekolah ini, setelah itu kami harus melanjutkan hidup ke
tingkatan yang lebih tinggi. Kami tidak tahu apakah suatu saat nanti setelah
masa SMA yang penuh cerita ini,masa yang sangat berharga bagi kami ini, kami
bisa bertemu dan berkumpul seperti ini lagi.Di Suatu waktu kami sering
termenung merenungkan bagaimana menyedihkannya perpisahan kami yang
kurang lebih tinggal 6 bulan lagi, memikirkan langkah selanjutnya setelah di
SMAN 1 KOPANG yang sangat luar biasa ini..masa SMA kami sangat penuh
dengan cerita dan kisah,baik itu kisah persahabatan, cinta, cerita suka maupun
duka.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya kepada kami,entah nasib apa
yang akan menimpa kami berempat. Setelah perpisahan mungkin mereka bertiga
akan aku rindukan karena tingkah konyol mereka yang selalu membuatku
tertawa sampai terbahak-bahak.sifat-sifat mereka yang mempunyai ciri khas
tersendiri,semuanya tetap melekat di dalam hati kecilku.

Sering ku termenung mengingat kembali kisah lampau kami dimana hal tersebut
sering membuatku tersenyum-senyum sendiri. Mungkin merenungkan hal-hal
seperti itu adalah hal bodoh menurut orang-orang,tapi bagiku itu adalah
pekerjaan yang menyenangkan,apalagi sambil di dampingi secangkir kopi hehe.
Hal yang sering ku lakukan tuk mengisi waktu luang sebelum aku berpisah
dengan mereka bertiga. Suasana kelas terus terlintas di pikiranku,dimana satu
bungkus jajan di makan bersama,sebotol air diminum bersama di lumuri dengan
merdunya suara canda tawa yang ikut serta menghiasi suasana,hahaha momen
yang begitu indah dan bermakna bagi kami tentunya diriku. Inilah kisah singkat
kami berempat, ditemukan oleh yang maha kuasa tampa pernah kami

duga-duga. Ternyata benar kata orang-orang yang bilang bahwa persahabatan
itu sangat luar biasa,dan kini aku merasakannya sendiri di SMAN 1
Kopang,suatu wadah tempat berkumpulnya orang-orang hebat.

Inilah kisah dari empat tunas muda, empat remaja yang sedang menikmati masa
masa sekolahnya sebelum akhirnya harus berpisah dan harus terjun ke dalam
kerasnya dunia.

SERBA SERBI NOVEL SEJARAH DALAM BALUTAN
BINGKAI KELAS XII IPA-1

Diniarti Dachlan

—-------------------------------------------------------------------------------------

AKU DAN KITA

KELOMPOK 4 : Whafiq, Wulan, Liza, Nadira

Namaku Wulandari Dwi Lestari aku biasa dipanggil Wulan. Aku anak kedua dari
3 bersaudara. Ayahku orang Jawa sedangkan ibuku orang Lombok. Aku lahir di
Kopang. Umurku sekarang sudah 18 tahun, dan sekarang aku bersekolah di SMA
1 Kopang.

Pada tahun 2010 aku mulai masuk PAUD, waktu pertama kali masuk sekolah aku
mengenakan baju seragam dengan rambut kepang dua dan pipi yang putih karena
bedak.

Setelah tamat dari PAUD aku memasuki sekolah dasar yaitu SDN Presak, awal
masuk sekolah aku begitu gembira mendapatkan banyak teman baru, lingkungan
sekolah baru dan guru baru yang begitu banyak.

Setelah beberapa minggu aku masuk sekolah, kini aku mulai mengenal karakter
masing-masing guruku. Ada satu guru yang paling aku takuti dan guru tersebut
adalah guru yang mengajar di kelas 1. Tentu saja hal itu membuat aku takut untuk
sekolah, namun ibuku selalu mengingatkanku bahwa tidak ada guru yang
menakutkan semua guru itu baik asalkan jangan membuat kesalahan. Aku pun
memberanikan diri untuk bersekolah.

Ketika di sekolah kebetulan saja saat jam pelajaran dimulai guru yang aku takuti
itu mengajar di kelasku aku mulai merasa gugup dan berkeringat. Ketika guru
selesai menjelaskan ia memberikan tugas membaca di depan di kelas. Aku yang
sudah latihan dengan baik, kini giliranku untuk maju aku merasa gugup sekali.
Banyak kesalahan yang kubuat, sehingga membuat guru menegurku berkali-kali.
Semakin aku ditegur semakin timbul rasa takut dan gugup. Karena itu aku pun
diminta kembali untuk uduk dan diberikan pekerjaan rumah yaitu membaca satu
halaman full.

Sesampai di rumah aku pun langsung mencari ibuku dan menceritakan semua
kejadian yang terjadi di sekolah tadi saat mataku mulai berkaca-kaca ibuku yang

mendengarkan aku bercerita dengan santainya menertawakanku sambil merangkul
dan memperbaiki ikat rambutku yang sudah acak-acakan.

6 tahun berada di sekolah dasar kini saatnya melanjutkan kelas sekolah menengah
pertama yakni aku bersekolah di SMPN 1 Kopang.

Pertama kali masuk suasananya sangat beda dengan suasana di SD, di SMP kelas
VII aku bertemu dengan seorang teman yang hingga saat ini masih bersamaku,
namanya Nadiratul Hayyi. Nadira merupakan lulusan dari SDN 4 kopang. Pada
waktu itu kami sekolah dan menjadi teman yang akrab hingga saat ini.

1 tahun pun berlalu, aku naik ke kelas VIII. Disinilah aku , kelas dengan nuansa
baru dan teman baru. Dalam satu kelas ini diacak sesuai dengan nilai yang
berhasil didapatkan selama kelas VII, dan kebetulan saja aku bersama Nadira
sekelas lagi kami ditempatkan di kelas unggulan kelas 8A. Setelah 1 tahun berlalu
kami pun naik ke kelas berikutnya, tentu saja kami naik ke kelas 9. Kami suka
berada di kelas IX ini, karena banyak sekali pengalaman yang sudah dilewati, dan
juga ada beberapa musibah sehingga kita lulus dengan singkatan tanpa ujian
nasional dan acara perpisahan tentunya dilaksanakan dengan sangat sederhana,
dikarenakan keadaan sedang dalam pandemi covid-19.

Beberapa minggu kemudian, pendaftaran masuk SMA/SMK/MA sederajat mulai
dibuka. Aku mendaftarkan diri di SMAN 1 Kopang dengan pendaftaran jalur
zonasi. Dan Alhamdulillah aku diterima bersekolah di SMAN 1 Kopang. Masa
MPLS juga dilaksanakan dengan sederhana, karena kondisi masih belum stabil
tidak ada yang begitu menyenangkan pada masa MPLS. Di tahun angkatan kami,
MPLS telah dilaksanakan dalam beberapa hari dan kini adalah hari terakhir MPLS
sekaligus pembagian kelas. Lagi-lagi aku sekelas dengan Nadira kami
ditempatkan di kelas x MIPA 1.

Awal mula masuk sekolah aku dan Nadira selalu bersama. Wali kelas kami ( Bu
Sani ) membagikan kami kelompok belajar secara daring, karena kondisi pandemi
covid-19 masih merajalela. Pembentukan kelompok disesuaikan dengan tempat
tinggal masing-masing siswa. Aku pun di tempatkan untuk sekelompok dengan
Nadira.Waktu itu kami belajar dengan sangat terbatas. Terbatas waktu, terbatas
berinteraksi dan pemahaman kami pun terbatas. Karena pada saat itu berinteraksi
sangat dibatasi aku dan kawan sekelasku yang lainnya selalu merasa canggung
saat bertemu untuk mengumpulkan tugas. Seiring berjalannya waktu, tak terasa 1
semester telah kami lalui bersama dan tentunya tanpa banyak memori yang
tersimpan.

Di semester selanjutnya kami tidak lagi belajar secara kelompok. Namun yang 1
kelas dibagi menjadi 2 ruang belajar, yakni ruang A dan ruang B. Lagi-lagi aku
dan nadira berada di ruangan yang sama (ruang B).

Setelah beberapa minggu belajar aku dan Nadira menemukan dua orang teman
yang sangat sama dengan kepribadian kami dan kemudian kami pun mulai saling
bertukar cerita satu sama lain. Mereka adalah Liza Rochya Cahyanti & Vina Tri
Wulandari.

Dari sana kami berempat sering bermain bersama serta saling mengunjungi rumah
satu sama lain untuk lebih saling mengenal dan tentunya kami semakin akrab.

Pada suatu hari kami berempat berencana untuk berangkat sekolah bersama. Aku
bersama Vina dan Liza bersama Nadira. Kami pun selalu tiba di sekolah
bersamaan. Ketika salah satu dari kami terlambat secara tidak langsung kami
bertiga pun ikutan terlambat. Biasanya yang sering membuat kami terlambat
adalah Vina, karena dia yang rumahnya paling jauh dari sekolah, dibandingkan
dengan rumah kami bertiga.

Hari itu hari selasa dimana sekolah kami sedang melaksanakan PAT hari kedua.
Di pagi harinya kami berempat berencana untuk berangkat bersama. Dan benar
saja lagi-lagi Vina terlambat menjemputku sehingga Liza dan Nadira berangkat
duluan karena waktu sudah menunjukkan pukul 07:00 sebentar lagi PAT akan
segera dimulai. Aku pun termenung bosan menunggu Vina datang menjemputku,
dibalik kebosanan rasa takut akan terlambat terus menghantuiku

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya Vina pun datang menjemputku. Kami
berdua langsung bergegas berangkat ke sekolah. Sesampai di sekolah dengan
terburu-buru kami memasuki ruang PAT Hari itu kami sangat beruntung karena
yang menjadi pengawas adalah bu Sri. Beliau adalah sosok guru yang sangat baik
dan kami berdua diizinkan mengikuti ujian. Nadira dan Liza yang sudah duduk di
tempatnya dengan santainya mereka menertawakan kami.

Selesai ujian Nadira pun bertanya kepada Vina "kenapa bisa telat?"

Vina menjawab dengan ekspresi kesal "macet say"

Aku menyela perbincangan mereka "guys tadi soal nomor 4 kalian jawab apa?"

"sudahlah jangan dibahas lagi toh juga ulangan sudah selesai." Ujar Vina semakin
kesal

Seminggu berlalu, PAT telah selesai. Waktunya kami naik ke kelas XII. Awal
kelas XII kami mulai belajar secara normal. Interaksi antara kami dan teman
sekelas sering terjadi. Karena hal ini secara tidak langsung salah satu teman kelas
kami terbawa dalam pertemanan kami berempat. Dia adalah Baiq Whafiq Azizah.
Yang biasa dipanggil whafiq. Sekarang kami berlima semakin akrab, sering
bercanda tawa, berbagi cerita Dan tentu saja aku yang menjadi penengah.
Semakin lama karakter kami masing masing semakin terlihat dengan
keunikannya. Nadira si paling manly, Liza si paling doyan makan, Whafiq si
paling lemah dan Vina si paling moodyan dan kata mereka saya itu pqling kecil.

Dari sini kami menyadari bahwa perbedaan diantara kita tidak akan
mempengaruhi pertemanan yang sedang kita jalani dalam mengisi kenangan yang
sebentar lagi tak akan terulang kembali Ketika salah satu dari kami mengalami
musibah atau suatu kesulitan kami berlima akan saling menceritakan keluh
kesahnya dan yang lainya akan siap menjadi pendengar. Namun, masih ada salah
satu dari kami yang tidak mau terlalu terbuka dia lebih memilih untuk diam
daripada menceritakannya kepada kami

Hari itu hari Jumat, di sekolah sedang mengadakan acara debat calon ketua &
wakil osis baru tahun 2022/2023. Sebelum acara itu dimulai kami para siswa dan
guru terlebih dahulu melaksanakan kegiatan imtaq rutin di lapangan sekolah.
Nadira yang kemarinnya sedang dalam sakit dan baru keluar puskesmas kini dia
tetap masuk sekolah dengan keadaan yang masih lemas walaupun si Whafiq dan
Liza telah menyarankannya untuk tidak dulu masuk sekolah sampai keadaannya
benar-benar sehat. Tapi itulah Nadira yang selalu tetap dengan pendiriannya jika
dia maunya itu ya harus itu.

Kegiatan imtaq pun selesai matahari semakin terasa panas akan cahayanya yang
menyinari dan menemani kami di sepanjang pelaksanaan kegiatan imtaq. Banyak
siswa yang mengeluh dengan hal tersebut. Sehingga para panitia imtaq
memerintahkan kami untuk mencari tempat yang teduh. Kami berlima memilih
berteduh di sekepat yang berada di depan ruang TU. Aku memperhatikan Nadira
yang dari tadi mengeluh karena pusing.

Aku pun bertanya " Dira bener nih kamu baik- baik aja atau mau saya bawa ke
UKS buat istirahat?"

Nadira cuman menjawab " pusing" dengan raut wajah yang pucat dan lemas.

Walaupun dia sedang pusing begitu sempat-sempatnya dia bercanda " aku mau ke
UKS apabila dibawa dengan tandu"

Kami yang mendengar itu langsung tertawa " HAHAHAH"

Waktu terus berjalan namun acara tersebut masih berlanjut dan entah kapan
selesainya sehingga membuat kami bosan menunggu. Nadira pun akhirnya
menyerah dan mau dibawa ke UKS untuk istirahat, kami berempat dengan siap
mengantarkannya. Sesampai di UKS Nadira langsung terbaring tidur aku pun
memberikannya olesan minyak telon di samping matanya agar bisa mengurangi
rasa pusingnya.

Karena kami merasakan lapar akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke kantin.
Dan membiarkan Nadira istirahat di UKS.

Setelah selesai sarapan kami langsung menuju UKS melihat keadaan Nadira.
Sesampai di sana Nadira masih terbaring tidur, kami pun membiarkannya disana
dan kembali ke kelas.

Setelah bel istirahat berbunyi aku dan Liza pergi ke UKS untuk menjemput
Nadira dan mengantarnya pulang lebih awal. Ketika kami berjalan beriringan di
depan ruang guru, tiba-tiba Nadira terjatuh dan menimpaku, aku pun kebingungan
dan panik. Dengan sigap petugas PMR dan beberapa guru sigap membantuku
untuk membopong Nadira. Karena keadaan Nadira yang pingsan disertai sesak,
dengan cepat salah satu guru kami membawa Nadira menuju puskesmas.

Keesokan harinya kami menerima kabar bahwa Nadira dirawat inap. Akhirnya
dengan inisiatif teman-teman kelas, kami pergi bersama untuk menjenguk Nadira
ke puskesmas. Sesampainya di puskesmas kami sedikit kebingungan karena tidak
mengetahui ruang inap Nadira dimana. Dan akhirnya kami memutuskan untuk
bertanya tetapi pada saat yang bersamaan ada seseorang yang menegur kami
terlebih dahulu " Ooo ini anak SMA bukan?" Salah satu dari kami menjawab "Iya
pak. Kebetulan kami sedang mencari ruang inap teman kami." Dengan wajah
yang tampak yakin beliau pun berkata "Berarti kalian mau cari Nadira? Kalau

memang benar, ruang inap Nadira ada di sebelah kanan paling awal." Dengan
wajah ceria kami pun mengucapkan terimakasih dan langsung menemui Nadira
secepatnya. Benar saja ternyata di dalam ruang inap itu sudah ada Nadira yang
sedang berbaring. Whafiq pun dengan rempongnya berkata "Nadira Aaa" dan
langsung menghampirinya kami pun mengikuti Whafiq dari belakang. Setelah
lama berbincang dengan Nadira secara spontan Liza berkata "Pulang ayo dir
hihihi" Nadira dengan sedikit tawanya menanggapi ucapan Liza "Saya juga mau
pulang ini, tapi keadaan saya belum memungkinkan. Doakan saja saya cepat
pulang." Kami pun mengiyakan ucapan Nadira, dan setelah beberapa saat kami
berpamitan untuk pulang. Berselang 1 minggu kemudian Nadira kembali
bersekolah seperti biasa. Tak terasa ujian pertama kami di awal kelas XII ini
tinggal menghitung hari dan kami disibukkan dengan penyampaian materi dan
kisi-kisi ujian.

Hari pertama ujian dimulai. Kami yang menjadi siswa siswi disibukan dengan
kewajiban untuk membayar SPP dan mengambil kartu ujian yang menjadi salah
satu syarat untuk mengikuti ujian. Kemudian dilanjutkan dengan apel upacara
sekaligus pelantikan OSIS-MPK tahun 2022/2023. Kegiatan pagi hari kami sudah
selesai dilanjutkan dengan masuk ke ruang ujian masing-masing. Ahh kalau
diingat-ingat lagi suasana ujian di hari pertama sangat menegangkan, mulai dari
teman-teman kelasku yang sibuk dengan gosip terkini hingga sibuk untuk
membuat contekan. Teman-temanku yang membuat contekan bisa dikatakan
cerdas, karena mereka sangat mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi nantinya. Beberapa tipe contekan yang teman-teman ku buat
mulai dari memanfaatkan kertas soal ujian tahun lalu, merobek kertas kemudian
disisipkan kedalam saku, menulisnya di kartu ujian dan lain sebagainya.
Terkadang hal ini yang membuatku selalu kepikiran bahwa sebagaimana pun
kerasnya aku dan temanku yang tidak mencontek untuk belajar akan selalu kalah
dengan temanku yang mencontek penuh strategi itu. Ini bukan masalah aku ingin

mencontek seperti mereka tapi masalah kejujuran dan nilai. Kadang kala kami
yang sudah bersusah payah untuk memahami materi ujian, begadang setiap
malam, rasanya sia-sia dengan melihat temanku yang mencontek secara
terang-terangan.

Seminggu berlalu, ujian telah usai dan saatnya untuk bersantai. Namun hal
tersebut hanyalah angan-angan dari siswa-siswi ketika selesai ujian. Realitanya
setelah ujian kami malah diperintahkan untuk melanjutkan materi pembelajaran
sambil menunggu waktu pembagian raport sementara. Padahal besar harapan
kami untuk menikmati waktu luang dan merefreshkan otak yang telah terkuras
habis karena bergulat dengan soal-soal yang diberikan. Ya, mau tidak mau kami
harus mengikuti perintah yang diberikan. Oleh karena itu banyak teman kami
yang mengeluh akan hal tersebut.

Hari sabtu pun tiba, hari yang dinanti - nanti sekalian hari yang menegangkan
karena kami akan dibagikan hasil dari kerja keras kami dalan menguras pikiran
dan pemahaman selama seminggu kemarin. Dan alhamdulillah nilaiku cukup
memuaskan, begitupun dengan teman - temanku. Walaupun dari kami berlima
mempunyai nilai yang bervariasi, hal itu tidak akan memberikan kami dalam
berteman. Karena kami sadar bahwa setiap orang mempunyai ahlinya di masing -
masing bidang. Kami akan tetap saling mendukung agar kedepannya
mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Di kelas XII ini, aku mulai mengerti arti pertemanan yang sesungguhnya. Aku
berada di kelas XII MIPA 1 terkenal dengan solidaritas dan kekompakannya.
Hampir setiap harinya di jam istirahat aku, Nadira, Liza, Whafiq, Pasa, Rasyid,
Adit, Muhibban, Ipan, Yuda dan Armawan secara bergerombolan akan pergi
bersama ke kantin dengan ketidak sadaran bahwa ternyata segerombolan kami itu
merupakan setengah dari jumlah siswa yang ada di kelas MIPA 1. Dikarenakan
itulah kelas kami di kenal kompak. Sampai adek-adek kelas pun terheran-heran

dengan kami. Tidak hanya adek kelas saja yang terheran-heran begitu juga dengan
kelas XII yang lainnya hingga guru pun mengatakan hal yang sama.

Di suatu hari setelah kami habis dari kantin kami pun menuju ke kelas. Saat dalam
perjalanan untuk kembali ke kelas tepatnya di depan ruang BK, kami bertemu
dengan bu Naning dengan spontan beliau pun berkata

" MIPA 1 udah kemana sampe sekelas gini?"

" Udah demo kantin bu" jawab Ipan dengan bersemangat.

Kami pun tertawa dengan hal tersebut . Bu Naning pun yang mendengar jawaban
Ipan langsung gelang-geleng.

Mulai dari bernyanyi bersama, tapi lagu yang kami nyanyikan random sesuai
dengan mood hahahaha... kemudian dilanjutkan dengan tebak-tebakan, bergosip
bersama dan hal-hal yang menarik lainnya.

Di setiap jam pelajaran yang kosong selalu saja ada kegiatan random yang kami
lakukan untuk mengisi kebosanan.

Hari sabtu bertepatan dengan ulang tahun Lombok Tengah, setelah upacara kami
berlima berencana untuk pergi makan bersama. Rencana ini sudah kami
rencanakan satu minggu yang lalu, dan hari inilah kami memiliki waktu luang.
Semua bahan telah kami siapkan kecuali lokasinya. Kamipun mendiskusikan
lokasi yang menjadi tujuan namun akhirnya tidak ada kesepakatan lokasi yang pas
untuk kami kunjungi. Kemudian kami memutuskan untuk pulang dan bersiap -
siap sembari memikirkan lokasinya. Tak terasa waktu begitu cepat, siang
menjelang sore,tetapi kami masih ribut di grup chat whatsapp. Dan akhirnya
Whafiq merasa sangat kesal akan hal tersebut. Aku dan Liza yang sudah
memutuskan untuk berangkat ke rumah Whafiq tetapi tiba - tiba Vina sudah ada di
depan rumahku dengan wajah yang kesal. Aku Pun bertanya "kenapa vin? " Vina

hanya terdiam dan memberikan kode untuk naik ke motor. Aku mengikuti kode
yang diberikan Vina, dan selama perjalanan aku merasa canggung dengan keadaan
ini.

Sesampai dirumah Whafiq, Vina masih saja terdiam tanpa mengutarakan sepatah
kata. Aku hanya bisa terheran - heran dengan hal tersebut. Aku pun menelpon
Whafiq karena gerbang rumahnya masih tertutup.

Aku : " Whafiq aku sudah di depan rumahmu nih"

Whafiq : "Oo iya, sebentar gerbangnya dibuka saja tidak di kunci kok"

Aku : "Oke Deh".

Setelah aku membukakan gerbang Vina langsung masuk dengan begitu saja. Kami
berdua menunggu Whafiq di depan terasnya. Lumayan terasa lama kami
menunggu akhirnya Whafiq keluar sambil membawa bahan - bahan yang sudah ia
beli. Tak lama kemudian Liza pun datang, kami mulai menentukan lokasi lagi,
diskusi yang tak kunjung menghasilkan kesepakatan.

"Di rumah Liza ayok" kata Whafiq mengusulkan.

"Kalo di rumah saya kalian akan kesulitan menemukan barang yang kurang
nantinya" Liza beralasan.

Mendengar hal tersebut Vina pun memutuskan "di rumah saya ayok". Kami
menyetujui keputusan tersebut karena hari juga sudah mulai menjelang sore.
Sebelum berangkat kami menghubungi Nadira. Kami kira Nadira sudah bersiap -
siap karena Whafiq mau menjemputnya, namun ternyata Nadira baru bangun
sehingga membuat Whafiq menjadi kesal begitu juga dengan Vina. Aku dan Liza
yang melihat situasi tersebut kami saling melirik dengan senyuman tahan tawa.

Akhirnya kami langsung bergegas, aku, liza dan Vina berangkat duluan ke
rumahnya Vina. Sedangkan Whafiq pergi menjemput Nadira.

sesampai dirumah Vina kami mengecek barang - barang bawaan dan ternyata ada
saja yang kekurangan. Aku dan Liza sudah tidak tahan lagi kami pun tertawa
dengan puas. Sungguh kejadian itu sangat menggelitik sehingga mengundang
untuk tertawa sepuasnya "HAHAHA".

Tiba - tiba Whafiq menelpon "kalian duluan saja membersihkan dan memotong
bahan - bahan nya dulu ntar aku nyusul karena ada kerjaan teater yang harus
diselesaikan terlebih dahulu". Aku pun menjawab "oke".

Aku mulai memotong sosis dan bawang bombay. Ketika itu rasa kesal Vina mulai
mereda dan Vina bercerita kejadian sebenarnya kenapa ia bisa sekesal tadi. "Aku
kesal gara - gara tadi ketika aku mau izin keluar bapakku tidak mengizinkan
sehingga hal tersebut membuatku menjadi sangat kesal, dia tidak bilang iya atau
tidak dia cuman terdiam tanpa mengatakan apa pun. Akhirnya aku kembali ke
kamar dan bersiap - siap. Ketika aku sudah berpakaian rapi aku diizinkan keluar
tapi itu dengan paksaan ia memberi izin. Hal itulah yang membuatku sangat
marah dan aku menjadi kesal seperti tadi". Mendengar hal tersebut aku dan Liza
dengan serempaknya mengatakan "oooo pantesan". Sambil saling melirik dan
tertawa.

Setelah beberapa jam kami menunggu Whafiq pun datang kelihatan sekali kalau
ia habis mengerjakan sesuatu yang terkesan membosankan yaitu menunggu juga.
Katanya dia habis mengeprint tugas di ekskul teaternya sebanyak itu yang
membuatnya menunggu lama.

Ketika Whafiq sedang memotong daging tiba - tiba ia teringat bahwa kami lupa
membeli gas dan teflon yang kami butuhkan belum tersedia. Awalnya aku dan
Vina akan pergi membeli bahan yang kurang tersebut namun kami ingat juga
bahwa Nadira belum di jemput. Aku langsung mengecek grup chat whatsapp dan
ternyata Nadira akan di antar oleh pacarnya. Kemudian yang pergi membeli bahan

yang kurang tersebut Whafiq dan Vina. Aku melanjutkan pekerjaan Whafiq tadi
yaitu memotong daging.

Ketika mereka sudah berangkat kini tinggal aku dan Liza saja kami pun tertawa
bersama karena melihat kejadian - kejadian tadi sambil memotong daging itu.

Karena mereka datangnya sangat lama sehingga membuat Liza merasa ngantuk
dan ia pun tertidur. Beberapa menit kemudian Nadira datang dengan diantar oleh
pacarnya. Aku yang melihat itu hanya bisa tersenyum dengan menahan tawa
seperti biasanya. Nadira juga ikut tersenyum malu. Sembari menunggu Vina dan
Whafiq kami memainkan ponsel masing masing.

Kemudian Whafiq dan Vina datang, Liza terbangun dari tidurnya yang begitu
nyenyak. Akhirnya kami berlima pun berkumpul. Beginilah drama kami ketika
kami mengadakan acara kecil yang anggotanya cuman kami berlima tapi acaranya
begitu rumit sekali. Bermacam ekspresi dikeluarkan. Namanya juga woman
banyak drama HAHAHAH. Tapi hal - hal seperti inilah yang akan terkesan dan
kami kenang di kemudian hari nanti.

Saat itu kami pun mulai kerjasama lagi membuat makanan yang akan kami
makan. Setelah jadi, kami mulai makan bersama sambil bercerita hal - hal lucu
yang pernah kami alami

Tidak terasa tinggal beberapa bulan lagi kami akan berpisah. Karena kami
merupakan angkatan yang spesial untuk itu kami sangat memanfaatkan waktu
sebaik mungkin untuk menciptakan banyak momen yang akan terus melekat
sampai kapan pun. Untuk kalian yang ingin melihat atau mengenang momen-
momen kebersamaan kami, kalian bisa langsung mengunjungi akun instagram
kelas kami @s_onee23.

Harapan:

Saya berharap kedepannya walaupun kami telah memiliki jalan masing - masing,
kami dapat saling berkomunikasi dengan baik di tengah-tengah kesibukan pribadi.

See you next time, dengan versi yang lebih baik.



SERBA SERBI NOVEL SEJARAH DALAM BALUTAN
BINGKAI KELAS XI IPA-1

Diniarti Dachlan

—-------------------------------------------------------------------------------------

ABOUT US
Oleh, Kelompok 5
Helfina, Reghina, Vina, Nisa
Hallo...namaku Vina, iya VinaTri Wulandari aku biasa dipanggil vina. Namun ada
sebagian orang memanggilku dengan sebutan Inong, Nong, Dari, dan Ina. Aku
lahir pada tanggal 5 Mei 2005. Sekarang usiaku 17 tahun dan sudah bisa
dibilang remaja. Aku duduk di bangku SMA.
Aku akan menceritakan kisah hidupku dimulai dari bayi sampai SMA.

Aku lahir dari rahim seorang wanita tangguh yang kusebut mama, beliau
melahirkan ku secara normal di rumah dengan bantuan bidan yang ada disekitar
rumahku. Tetapi aku tidak tinggal dan tidak dibesarkan oleh orang tua kandung
ku melainkan oleh tanteku (saudara dari mamaku). Setelah aku dilahirkan
kemudian aku diambil oleh tanteku dengan alasan karena beliau tidak punya
anak. Oleh karena itu beliau yang mengasuhku. Maka dari itu aku memanggilnya
dengan sebutan ibu.

Pada saat usiaku sekitar 1 tahun aku menderita penyakit yang lumayan parah
dimana ketika penyakit ini kambuh, aku selalu dibawa kerumah sakit walaupun
kambuhnya jam dini hari karena kalau tidak cepat ditangani maka akan berakibat
fatal. Ibuku yang selalu ada untukku dalam segala hal apapun, beliau yang
membesarkanku, dan mengajari banyak hal tentang dunia.

Kemudian, seiring berjalannya waktu usiaku sudah 5 tahun, aku pun memasuki
masa taman kanak-kanak (TK). Aku TK di jurit, pada saat itu aku penakut sekali
orangnya dan tidak bisa melihat orang banyak (ramai), bahkan aku tidak mau
masuk sekolah waktu itu, tetapi aku selalu diiming-imingi oleh ibuku dengan
berbagai macam cara supaya aku mau masuk sekolah lagi dan pada akhirnya
aku mau masuk sekolah. Setelah dipikir-pikir ternyata sekolah TK itu
menyenangkan, aku bisa mendapatkan uang, banyak teman, dan bisa main-main
juga hehe.

Setelah masa TK, aku melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi
yaitu Sekolah Dasar atau yang biasa kita sebut SD. Dimana saat SD, aku
bertemu dengan teman teman baru yang lulus dari sekolah lain. Kemudian di SD
aku lumayan aktif mengikuti ekskul, salah satunya ekskul Pramuka. Kemudian,
ketika ada kemah di sekolah, aku selalu ikut karena di dalam perkemahan itu
aku bisa bertemu dan berinteraksi dengan banyak teman, aku juga mendapatkan
banyak pengalaman. Dan ketika ada perlombaan PBB dan Cerdas Cermat, aku
selalu mengikutinya dan alhamdulillah aku selalu membawa piala pulang.

Singkat cerita aku mulai menduduki sekolah menengah pertama (SMP), yang
dimana aku bertemu lagi dengan teman-teman baru. Menurutku masa SMP
adalah masa paling berkesan di hidupku. Masa SMP adalah awal untukku
mengenal hal-hal baru dan lebih ditingkatkan lagi kedisiplinan, kesopanan dan
hal-hal baik lainnya.masa SMP aku lebih ke main-main dan tidak terlalu rajin
belajar karena pengaruh lingkungan tidak mendukung,ketika temanku mengajak
bolos aku ikut tetapi tidak selalu hanya ketika aku mulai suntuk dengan pelajaran
yang tidak aku minati saja.lalu pas aku ujian kelulusan ternyata cuma sampai try
out saja karena kala itu sudah memasuki masa covid-19. Dan pada akhirnya aku
memasuki Sekolah Menengah Atas (SMA).ketika aku memasuki SMA aku tidak
masuk sekolah secara offline melainkan secara online dikarenakan pada saat itu
lagi merebaknya wabah covid-19 dimana semua kegiatan yang diluar lapangan
harus ditiadakan untuk sementara waktu. Akhirnya aku belajar online sekitar 1,5
tahun. Suatu hari ada saat dimana aku masuk sekolah secara offline dan bisa
bertemu langsung dengan teman kelasku. aku memiliki 1 teman yang baik,cuek
dan perhatian. tapi dibalik sikapnya yang seperti itu ia memiliki sebuah kisah
yang menarik di hidupnya.

Pada suatu hari saat di kelas yang tidak terlalu ramai seperti biasanya, aku
menghampiri temanku itu dengan sedikit canggung. “Icak!” panggilku pelan,
dengan refleks dia menolehkan wajahnya. “Bisakah kamu menceritakan sedikit
kisah hidupmu kepadaku?”

Dia menggeleng. tanda menolak permintaan ku. “Aku tidak memiliki kisah yang
menarik!” akhirnya dia menjawab.

Aku yang mendengarnya merasa sedikit kecewa dengan perkataannya.Tapi, di
suatu hari dia tiba bilang begini, “INOCHI TO NANDARO?... itu judul kisahku. aku
sudah mengetik kisahku dan sudah ku kirim melalui chat WhatsApp.”

Baru mendengar judulnya saja sudah membuatku penasaran. Aku pun langsung
bertanya kepadanya apa arti dari judul kisahnya itu. Dengan gelengan kepala dia

kembali menolak permintaan ku itu. Katanya, “Jika aku memberitahu judulnya, itu
tidak akan menarik lagi!”.

Karena rasa penasaran yang sudah memuncak, akhirnya aku memutuskan untuk
menerjemahkan artinya. “APA ITU HIDUP?” itu yang kudapatkan dari google.

Setelah pulang sekolah, aku memasuki kamar, kemudian kurebahkan tubuhku
diatas kasur sambil membuka handphone, lalu membuka riwayat chat ku dengan
Nisa. disana terlihat file yang belum kubaca, aku menekannya dan membaca
kisahnya seperti yang sudah dikatakannya.

INOCHI TO NANDARO?

Namaku Haerul Anisa, maunya dipanggil Nisa, tapi kebanyakan teman-temanku
memanggilku Icak, apalagi dirumah aku biasa dipanggil Nisa. Sebelum aku
memberitahu tempat dan tanggal lahir ku, seperti cerita pada umumnya. Aku
ingin mengatakan sesuatu yang sangat tidak penting, "Aku akan menceritakan
kisah hidupku mulai dari saat melihat dunia sampai saat aku bisa menulis kisah
hidupku sendiri!". Masih belum tertarik dengan kisahku? Maaf, aku memang tidak
pandai merangkai kata-kata.

Sebelum itu, bukankah ada sesuatu yang aneh tentang perkenalanku?. Iya,
namaku Haerul Anisa. Jangan katakan, kalian sedang berpikir tentang apa yang
aku pikirkan?... Ckckck, Aku ini cewek lho, bukan cowok! Namaku aneh kan?
tentu saja aku sudah sering mendengar kata itu. Biasanya, sebelum bertemu
denganku, orang-orang berpikir aku ini laki-laki... Tapi, bukankah tidak ada
laki-laki yang bernama 'Anisa'?tentu tidak ada bukan? Sedangkan perempuan
bernama 'Haerul', itu ada! Buktinya?... I'm right.

Oke. Sebelum kamu merasa bosan mendengar kisahku, aku akan mengatakan
tempatku dilahirkan... Aku lahir di sebuah kampung yang masih belum mengenal
dokter. Kayaknya sih gitu, soalnya kelahiranku dibantu dengan seorang dukun

beranak yang biasa membantu proses kelahiran di kampung. Dan alhamdulillah,
aku lahir dengan normal tanpa kekurangan satupun anggota tubuh. Senang?
Pastinya, semua orang tua akan senang jika anaknya lahir kedunia yang sama
dengan dirinya.

Tapi berbeda denganku, sepertinya aku sama sekali tidak merasa senang
dengan kelahiranku. Buktinya?... Waktu aku keluar dari rahim ibuku, aku
menangis sejadi-jadinya. Biasalah, anak bayi kan memang seperti itu!

Aku pernah mendengar seseorang mengatakan, kenapa bayi yang baru keluar
kebanyakan menangis? Beliau berkata begini, "Seorang bayi menangis ketika
dilahirkan ke dunia ini karena mereka sedih. Sedih kenapa? Dia yang selalu
dibawa kemanapun oleh ibunya, bahkan pergi ke toilet aja dia dibawa apalagi
pergi liburan. Berbeda setelah dirinya dilahirkan, dia sudah tidak dibawa lagi
untuk pergi ketempat yang ibunya akan kunjungi!" Kurang lebih begitu yang
beliau katakan kepada pendengarnya, tetapi dalam bahasa Sasak.

Bayi menangis ketika dilahirkan ke dunia bukan karena tidak bahagia, tapi
karena ibunya tidak akan sedekat waktu dia masih di dalam kandungan.
Begitupun denganku!

***

Kisahku dimulai disini! Pada malam hari, magrib menjelang isya, sekitar
setengah tujuh waktu Indonesia tengah. Tanggal Empat Mei Dua Ribu Lima
(Sengaja tidak ku tulis dengan angka, supaya kalian tidak hanya membaca
kapan kelahiranku atau kapan kisahku dimulai). Seperti bayi pada umumnya,
ayahku juga mengumandangkan adzan setelah kelahiran ku.

Tempat ku lahir? Di Kampung yang diberi nama Gunung Berore, karena
mempunyai gunung, dan di gunung itu terdapat banyak pohon 'Berore'. Pohon
yang menurutku masih menjadi misteri sampai sekarang, karena aku belum
pernah melihatnya. Bagaimana dengan mu ? Pernah mendengar nama atau
melihat pohon itu? Aku rasa tidak. Karena aku juga tidak pernah!

Gunung Berore, Dusun Karang Tengak, desa Montong Gamang, kecamatan
Kopang, kabupaten Lombok Tengah, provinsi NTB, pulau Lombok, negara
Indonesia, diapit oleh samudra Pasifik dan Hindia, serta terdapat di benua Asia
dan Australia. Lengkap banget kan? Berniat mampir? Silahkan! Gerbang
rumahku terbuka,... karena memang tidak ada gerbangnya. Kalo pintunya?
Mungkin tertutup, karena bisa jadi aku sedang tidak berada dirumah.

Tengkurap, duduk, merangkak, berjalan, bicara tidak jelas sampai bicara sejelas
ini, serta berlari, semuanya aku pelajari karena bimbingan orang tuaku dan juga
keluarga lainnya.

***

Aku mempunyai dua kakak perempuan, tapi kakak keduaku meninggal waktu dia
dilahirkan. Aku tidak pernah melihatnya, apalagi bertemu dengannya. Semoga
dia tenang disisi-Nya. Di Tahun 2011, terjadi banyak hal yang baru-baru ini ku
mengerti dan ratapi semuanya. Ada kabar baik dan kabar buruk! Yang pertama,
ayahku yang bekerja sebagai buruh tani mendapatkan suatu musibah yaitu kuku
jari manis tangan kirinya terpotong, terpotong dalam artian buntung. Yang kedua,
kurang lebih sebulan setelah musibah yang didapat ayahku, Alhamdulillah adikku
lahir sebagai penambah kebahagian serta rezeki keluarga kami. Yang ketiga,
kakak Perempuanku berhenti dari sekolahnya karena harus mengurus kami
semua. Dan yang terakhir, aku. Aku yang masuk SD tanpa memasuki TK
ataupun Paud terlebih dahulu. Kerana, disekitar rumahku memang tidak ada
bangunan untuk anak-anak sebelum memasuki SD.

Aku sangat menentang keputusan ibuku yang menyuruhku untuk sekolah.
Alasan pertamaku dan yang paling aku takuti adalah bertemu dengan
orang-orang baru. Sumpah, aku paling membenci hal itu. Kedua, waktu tidurku
yang awalnya tidak diganggu, pasti akan diganggu oleh ibuku karena
membangunkan aku untuk pergi ke sekolah. Sungguh menyebalkan. Ketiga, aku
sangat malas untuk mandi pagi-pagi buta. Benar-benar kegiatan yang sangat
merepotkan. Air sumur yang digunakan untuk memandikanku pasti sangat

dingin. Bayangkan, aku yang biasanya mandi jam 8 pagi, turun drastis menjadi
jam 6 pagi. Dingin, menggigil, dan tidak ada yang bisa menghangatkan tubuhku
secepat air sumur membuatnya dingin. Sungguh Menyebalkan.

Hingga pada suatu hari. Semua pemikiran jelekku tentang sekolah, langsung
sirna karena saat berangkat sekolah, ibu memberiku uang yang banyak untuk
jajan sendiri. Ini baru menyenangkan, sungguh menyenangkan, benar-benar
menyenangkan, dan sangat menyenangkan.

Masa pendidikan ku dimulai. Di rumah aku sudah bisa menuliskan namaku
sendiri. Saat masuk sekolah ketika diminta oleh Bu guru menulis nama
masing-masing di sebuah kertas yang sengaja disobek. Sebagian temanku, ada
yang bisa menulis nama sendiri dan ada juga yang belum bisa. Menulis,
membaca, menghitung, menghafal, memahami, mengarang, kami diajari banyak
hal di sekolah itu. Ada seseorang yang pernah mengatakan, "Guru SD adalah
guru yang hebat, karena bisa membuat anak muridnya dari yang tidak
mengetahui apa-apa menjadi sedikit lebih tahu tentang dunia dan semua yang
ada didalamnya."

Aku tergolong murid yang kurang pintar, tapi cukup rajin dan tidak pernah
terlambat datang sekolah. Hebat kan? Jarak rumah ke sekolah yang tidak terlalu
jauh juga membuatku bisa berangkat sendiri tanpa diantar atau dijemput oleh
ayah. Aku sangat bangga dengan hal itu, apalagi banyak juga temanku yang ke
sekolah diantar oleh orang tua hanya karena mereka malas jalan kaki. Bagiku, itu
menyenangkan. Saat pergi sekolah atau pulang sekolah, aku bisa bercerita
tentang sesuatu yang tidak jelas ke teman yang juga satu arah pulang denganku.

***

Kelas empat SD, sekolah mengadakan kemah Pramuka selama dua hari satu
malam. Singkat cerita, pulang-pulang dari perkemahan, aku mendapatkan suatu
musibah. Anak perempuan yang biasanya bangun pagi-pagi, bersiap-siap ke
sekolah, berubah menjadi hanya bisa berbaring di lantai, itu menjadi hari yang
sangat menyakitkan. Tubuh yang biasanya sehat, segar bugar, bergerak bebas,

pergi kemanapun kakiku melangkah, sekali lagi hanya bisa berbaring lemas tak
berdaya. Kek hp gak punya daya. Rumah sederhana yang biasanya hanya
berisikan empat orang, saat itu menjadi ramai siang malam. Anak itu berbaring
tanpa bisa pergi kemana-mana. Hari yang biasanya dipenuhi dengan berbagai
permainan tradisional, kini hanya menjadi hari yang penuh dengan rasa sakit.

"Dia tidak akan bisa sampai besok!" Dikatakan dalam bahasa Sasak. Ibuku,
salah satu manusia tangguh yang pernah mempertaruhkan nyawanya untuk
melahirkan anak-anaknya kini bicara seolah-olah sangat putus asa dan tidak bisa
berbuat apa-apa lagi. Bagaimana tidak? Putrinya, yang biasanya sering pergi
bermain ke rumah-rumah tetangga kini hanya bisa beliau pandang dengan
tatapan sedih.

Aku yang waktu itu berbaring lemas. Hanya bisa mendengar perkataan mereka
yang ada di sampingku dengan samar dan melihat wajah mereka buram. Darah
kental keluar dari mulutku, membuat semua orang semakin khawatir dengan
keadaanku. Mataku yang hanya mengeluarkan bagian putihnya, semakin
membuat semuanya khawatir. Apalagi saat dipanggil aku sama sekali tidak
menyahut, yang justru membuat semua orang menjadi semakin khawatir dan
khawatir.

Apa yang akan terjadi jika waktu itu malaikat maut melewati rumahku dan
mampir kesana lalu mengambil nyawaku? Aku tidak bisa membayangkan itu.
Mungkinkah semua orang akan menangisi kepergianku? Mungkinkah, teman
yang saat itu benci kepada ku melakukan pesta tujuh hari tujuh malam untuk
merayakan kematian ku? Atau teman yang sudah mulai menyukai ku akan
menangisi kepergian ku? Aku berharap jika aku pergi dari dunia ini, semua orang
tidak akan pernah melupakanku, dan ingat bahwa aku juga pernah hidup.
Bukannya egois dan ingin orang yang menyayangiku menangisi kepergian ku,
aku hanya ingin dianggap pernah hidup oleh dunia.

Alhamdulillah. Beribu-ribu, ralat, berjuta-juta syukur diucapkan. Karena malaikat
maut tidak jadi mampir ke rumahku dan tidak jadi menawar nyawaku untuk

diambilnya. Sehingga sekarang, aku bisa disini, hidup normal dan bisa
menceritakan kisah diriku yang bangkit dari rasa sakit kepada kalian.

Lulus sekolah dengan nilai yang bagus adalah impian semua murid, termasuk
diriku. Tidak ada yang tidak lulus sekolah, wali kelas kami mengatakan, "Kelas
enam lulus 100%," semua muridnya berteriak gembira mendengar kabar itu.

Kematian, kelahiran, mati, lahir, dikubur, diberi nama, dilupakan, dan menjadi
bagian hidup orang, pertemuan, perpisahan, teman, musuh, sahabat, semua itu
sudah ku lihat dalam hidup ini. Teman akrab saat SD yang ku miliki, kami memilih
melanjutkan sekolah ke tempat yang berbeda dan itu penyebab utama kami
jarang bertemu atau bahkan tidak pernah bertemu. Sekalinya bertemu, hanya
saat naik motor dijalan lalu saling panggil nama tanpa ada yang memutar balik
lalu menghampiri satu sama lain. Itu yang selalu berulang sampai sekarang.

Et et et... Kisahku masih belum selesai! Masih mau melanjutkan membaca, atau
sudah mulai bosan? Maaf ya, masih belum belajar untuk merangkai kata-kata
yang bagus.

***

"Teman yang baik itu, adalah teman yang menasehati saat kita melakukan
kesalahan, bukan teman yang memberikan contekan kepadamu saat ujian!"
Salah satu temanku mengatakan kalimat itu saat sedang berpidato di depan
ratusan teman seangkatan dan adik kelas waktu kelas sembilan. Namanya...
maaf, aku tidak bisa memberitahu namanya. Nanti kalian juga ingin berteman
dengannya, lalu aku berteman dengan siapa?

Rasa takut bertemu dengan orang baru kembali merasuki diriku, namun kali ini
berbeda sudah tidak seperti yang dulu, aku sudah sedikit mulai terbiasa dengan
karakter orang-orang yang berbeda-beda di sekitarku. Aku melanjutkan
sekolahku ke SMPN 3 kopang, terletak di Montong Gamang. Jaraknya dari
rumah cukup jauh, 3 kilo. Tidak jarang aku jalan kaki waktu pulang sekolah saat

masih kelas tujuh, tapi sering dijemput tengah jalannya. Bisa dibilang, jalan kaki
dari sekolah ke rumah, aku tidak pernah.

Kelas tujuh ku terlewat tanpa ada yang menghalangi. Tapi sesuatu yang sangat
kusayangkan terjadi di kelas delapan. Teman yang akrab waktu kelas tujuh,
berubah menjadi orang-orang asing saat naik kelas. Itu bukan persahabatan?
Aku tidak tahu.

"Itu berarti, orang di kelasku jahat?" Salah seorang bertanya kepada temanku
yang berpidato di depan banyak murid itu. Entahlah, sepertinya, dia bertanya
seperti itu karena, dikelas dia diberikan contekan atau kerjasama dengan teman
sekelasnya... Iya, itu benar. Karena aku sendiri yang bertanya seperti itu, tapi
hanya didalam hatiku. Sehingga temanku itu tidak bisa menjawabnya apalagi
menanggapi pikiranku.

Sampai lulus sekolah, yang selalu bersamaku di sekolah, waktu bermain, belajar,
maupun istirahat bukanlah teman sekelas lagi. Bukannya aku sudah tidak
mempercayai mereka, tapi temanku kini berasal dari berbagai kelas yang bahkan
kami tidak pernah satu ruangan. Sahabat? Entahlah, mungkin ini yang
dinamakan sahabat. Mereka menerimaku, membantuku, menemaniku, dan juga
membantuku dalam segala hal. Itu sahabat atau cuman teman baik?

Punya teman yang menerima berjuta-juta kesalahan, masalah, kesedihan, dan
kekurangan. Itu adalah Impian orang-orang yang sangat ingin mempunyai
seorang yang akan mengerti tentang dirinya serta mengetahui tentang dirinya.
Mungkin, aku bukan termasuk golongan orang-orang yang seperti ini, karena aku
sendiri yang akan berusaha mengerti tentang masalah dan persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh mereka. Kalau boleh egois, aku menginginkan keduanya.

***

Jika kita bergaul dengan pedagang parfum maka kita juga akan mendapatkan
harumnya. Begitupun jika kita bergaul dengan pedagang terasi di pasar kita juga
akan mendapatkan baunya. Sering mendengarnya kan? Aku yakin sudah sering.

Temanku, eh mungkin dia tidak menganggapku begitu. Musuhku, aku juga tidak
menganggapnya begitu. Pertemanan kami tidak terlalu dekat atau tidak terlalu
asing. Dia pernah mengatakan kesalah satu temannya, dan temannya itu
mengatakan kepadaku, "Nisa itu cuman berteman dengan orang pinter!" Seperti
begitu kurang lebih kata-katanya.

Yaaa ampun. Woii... Itu benar. Bahkan aku baru menyadarinya setelah
mendengar apa yang dia katakan. Gak tau kenapa,... dari SD sampai SMP, entah
cuma kebetulan atau memang takdir, aku tidak peduli apa namanya. Yang jelas,
salah satu temanku pasti seorang juara satu dikelas. Bangga kan? Jangan tanya
lagi, jelas banggalah. Katanya lagi nih, jika kita berteman dengan orang baik, kita
juga akan menjadi orang baik. Tapi, tapi, bukannya aku menjadi pintar karena
berteman dengannya, justru hanya dia yang bertambah pintar, sedangkan aku
tidak berubah sama sekali.

Merasa iri dengan teman, menurutku itu tidak apa-apa. Selama rasa itu membuat
kita menjadi lebih baik. Bukan iri dengan cara mengganggunya atau merusak
hidupnya. Aku ingin menjadi sepertinya, pintar, baik, ramah, ceria, lucu, bahkan
sikap gilanya. Aku mengagumi semua sikapnya. Teman-temanku, aku tidak
mempunyai kata yang cukup untuk mengucapkan kebahagiaan ku saat bersama
kalian. Makasih sudah hadir di hidupku, dan maaf sudah hadir di hidup kalian.

Kelulusan SMP kami simpel. Tidak ada ujian sekolah, ujian praktik apalagi ujian
Nasional. Semuanya dibatalkan karena seluruh dunia mengalami musibah yang
sama. Awalnya hanya libur selama dua Minggu, bertambah dua Minggu, dua
Minggu lagi, sampai akhirnya lulusan kami disebut dengan lulusan Corona.
Jangan bangga dulu!... Corona itu virus, suatu penyakit yang menyebabkan
berjuta jiwa meninggal. Bukan nama prestasi. Sekarang virus Corona lebih
dikenal dengan sebutan covi19 (karena awal munculnya di tahun 2019).

***

Kembali ke keluargaku. Aku menyayangi mereka semua. "Pengen punya ibu
yang selalu mendukung apapun mimpiku. Ayah yang menyemangati saat lagi

lemah. Dan saudara yang selalu beri jawaban saat punya pertanyaan!" Semua
anak pasti menginginkan keluarganya hidup dengan harmonis. Doaku terkabul,
ayah dan ibuku masih tetap bersama sampai sekarang ini. Aku doakan mereka
tidak akan berpisah, amiin.

Jika kalian pernah bertemu dengan seorang wanita yang suka ngomel-ngomel
tidak jelas, marah-marah tanpa sebab, bahkan menyayangi tanpa diminta.
Seperti itulah ibuku juga. Jika kalian pernah bertemu dengan seorang pria yang
tegas, sedikit keras saya bicara, tapi bekerja apapun siang malam hanya untuk
membutuhi kebutuhan anak-anaknya... Ayahku juga seperti itu. Jika pernah
menemukan sepasang suami-istri yang kadang-kadang berselisih hanya karena
hal-hal kecil, kadang-kadang saling menyalahkan, tapi mereka akan
menghentikan perselisihan mereka jika menemukan anaknya yang hanya bisa
melihat tanpa berkomentar, mereka akan terjaga saat anaknya sedang sakit,
sampai mengurus anaknya bersama-sama. Seperti itu juga orang tuaku.

Sekarang pindah ke saudari-saudariku. Untuk kakak keduaku yang sudah lebih
dulu pergi ke sisi-Nya, semoga kita bisa bertemu di surganya kelak. Amiin. Kakak
pertamaku. Aku tidak tau kenapa. Kenapa aku punya rasa benci untuknya?
Padahal waktu kecil dia juga yang sudah mengurusku, dan aku yakin karena
kasih sayangnya aku bisa tumbuh sampai sekarang ini. Sekarang, dia sudah
bahagia dengan keluarga kecilnya. Aku doakan,... semoga dia bahagia
selamanya! Tapi, jika ada orang diluar sana yang membencinya. Ketahuilah,
kebencianku padanya lebih besar daripada orang itu. Sekali lagi ku katakan, aku
tidak tau kenapa. Untuk adikku yang sekarang. Maaf, aku tidak bisa menjadi
kakak yang baik. Aku yang selalu memarahinya, membentaknya, kadang
membuatnya menangis hanya karena kesalahan kecilnya. Mau bagaimana lagi,
namanya juga emosi. Aku punya satu kalimat untuknya yang tidak bisa aku
ucapkan langsung kepadanya, "Aku memarahimu, bukan karena aku benci
padamu!".

Aku yakin, seperti aku yang mempunyai rasa benci untuk kakakku, adikku pasti
juga memiliki rasa itu untukku. Seperti halnya aku yang memarahi adikku bukan
karena aku membencinya, aku juga yakin, kakakku mempunyai rasa yang sama.

***

Hidup. Mencari orang yang bisa menerima berjuta kesalahanku. Hidup untuk
makan, atau Makan untuk hidup? Manusia memilih kata yang kedua, kata yang
pertama hanya untuk para binatang. Setelah itu, hidup untuk apa? Untuk
mengejar dunia? Semua orang menginginkan itu. "Jangan hanya mencari
kenikmatan duniawi, karena itu tidak bisa dibawa ke akhirat kelak. Tapi, jika kau
mencari kenikmatan akhirat, maka kau juga akan mendapatkan kenikmatan
duniawi!". Semoga, kita semua masuk ke surga-Nya Allah. Amiin.

Bahagiaku sederhana, hanya dengan tersenyum sedikit lalu mengatakan sesuatu
yang tidak diketahui seseorang, dan orang itu mengeluarkan ekspresi penasaran,
lalu aku memberikan jawaban yang entah itu nyambung atau tidak.

"Seorang teman akan menahan tawanya dan membantumu bangun ketika kamu
terjatuh. Namun, sahabat akan tertawa terbahak-bahak sehingga dia pun ikut
terjatuh!" Selama ini aku tidak pernah merasakan kejadian yang pertama atau
yang kedua, yang membuatku tidak mengetahui apakah mereka telah atau
sahabat. Ketika aku terjatuh, semuanya akan tertawa terbahak-bahak, bukan
sampai mereka jatuh tapi sampai mereka merasa bahwa itu sudah tidak layak
untuk ditertawakan. Setelah tawanya mereda, maka aku akan dibantu untuk
bangun. Itu sahabat atau teman sih?... Aku tidak tahu. Tapi yang jelas, ada
sesuatu yang membuat ku merasa kalau mereka adalah sahabat.

Sangat membosankan kan? Sepertinya begitu. Karena aku juga sudah sangat
bosan untuk belajar dirumah.

Coba bayangkan! Satu tahun lebih kami belajar dirumah dan tidak pernah
(jarang) ke sekolah, bagaimana aku bisa mengenal teman sekelas ku di SMA?
Pencarian sahabatku terputus.

***

SMA sama sekali tidak bisa bertemu dengan teman sekelas. Selama setahun
setengah kami, menghabiskan waktu untuk belajar da dirumah tanpa menatap
saling menatap. Di Rumahnya, seru. Tapi, belajarnya, gak seru sama sekali.
Tugas mengalir setiap hari. Sekalinya mengumpulkan tugas, masing-masing
mata pelajaran paling sedikit ada satu tugas. Cara belajar yang tidak
menyenangkan. Penjelasan, tidak ada guru yang menjelaskan. Mau bertanya
langsung, masih tetap tidak bisa dijawab dengan langsung. Aku yang mempunyai
kemampuan secukupnya sejak awal, semakin tidak bisa mengerti apa-apa.

Jika aku menilai diriku sendiri, aku akan memberikan 100 untuk diriku sendiri.
Orang gue selalu benar. Jika aku berbuat salah? Sekali lagi kukatakan, "Gue
selalu benar!". Itu menurutku, bukan menurut mereka dan aku yakin kalau kalian
juga tidak berpikir seperti yang ku katakan.

Awalnya, Aku pendiam? Karena, aku tidak tahu apa yang harus aku bicarakan.
Aku cuek? Maaf, aku tidak biasa dengan senyum palsu. Itu karakterku saat awal
memasuki SMA, menurut teman sekelasku! Sekarang? Aku sudah mulai banyak
bicara? Karena aku sudah mulai mengenal karakter baru yang aku hadapi.
Bahkan mereka bilang, kata-kataku sering menyakiti mereka. Maaf, aku tidak
bermaksud seperti itu. Salah satunya mengatakan, Aku masih cuek? Kalau yang
ini, sekali lagi aku minta maaf.... Wajahku memang seperti itu.

Beratus-ratus hari telah aku lewati bersama 27 karakter berbeda di kelas yang

selalu berisik. Tidak peduli letak kelas kami ada dimana, kami masih tetap

berisik. Disamping ruang guru. Kami berisik. Bahkan

kami sampai didatangi seorang guru. Di Depan ruang BK. Kami masih berisik.

Guru BK sampai menegur kami berkali-kali. Di Samping perpustakaan. Kami

masih tetap berisik. Tapi kali ini berbeda, tidak ada guru perpus yang masuk

menegur kami. Sekarang, di depan musholla. Kami justru semakin berisik.

Ditambah letak kelas kami yang jauh dari ruang guru maupun ruang BK. Kelas

yang benar-benar tidak bisa tenang.

Tidak jarang di kelas itu kami mengeluh. Mengeluhkan kelas kami yang jauh dari
lapangan, atau jauh dari kantin. Terutama mengeluh tentang, bentuk meja kami
yang tidak mendukung, tidak ada lorongnya. Masalah utamanya, kami jadi tidak
bisa tidur saat jam kosong karena mejanya yang terlalu pelit... Jika dihari libur
panjang, kami menginginkan sekolah. Jika masuk sekolah dan aktif belajar, kami
menginginkan jam kosong. Jika mendapatkan jam kosong atau sedang ada class
meeting, kami mau cepat pulang. Jika ada rapat guru, itu adalah saat yang paling
membahagiakan. Karena kami bisa pulang lebih cepat. Jika pulang cepat. Kami
menginginkan hari libur. Jika libur, pasti kami rindu untuk bersekolah lagi. Nikmat
Tuhan mana lagikah yang kami dustakan?

Itulah kami para murid. Tidak akan pernah merasa puas hanya karena libur
sekolah ataupun jam kosong. Kami memerlukan libur disaat sudah bosan untuk
bangun pagi. Kami memerlukan jam kosong saat kami merasa bosan dengan
belajar. Kami ingin pulang saat merasa bosan di kelas. Satu saja tidak akan
cukup, kami memerlukan semuanya untuk menghilangkan rasa bosan yang ada
dalam hidup kami.

Tinggal menghitung hari. Kami akan pergi dari sekolah ini. Dengan alasan sudah
lulus dan masuk ke jenjang yang lebih tinggi. Jangan lupain gue ya!! Tolong!

Lupa ngetik! Kelas ribut, berisik dan tidak pernah diam yang aku ceritakan dan itu
adalah kelasku yang sekarang, kami menyebutnya dengan IPA 1, terletak di
paling Utara SMAN 1 Kopang.

Kisahku cuman sampai disini, bukan berarti sudah selesai. Selama aku masih
hidup maka kisahku akan terus berlanjut. Sekarang, sampai sini dulu!.

Cerita diatas adalah kisah dari temanku, ternyata dibalik sifatnya yang cuek ia
memiliki kisah yang sedih dan bahagia. Aku pikir hidupnya flat-flat saja ternyata
tidak. Seperti yang dia katakan, dia cuek bukan karena tidak menyukai

lingkungannya tapi karena memang begitulah mimik wajahnya. Betapa polosnya
pemikiran itu.

Sekian! Aku tidak bisa menyebutkan satu-persatu karakter di kelasku, karena itu
terlalu banyak. Sumpah! Gak boong. Sampai ketemu lagi di cerita mereka yang
lainnya. Tapi mungkin di sana mereka tidak akan menyebut namaku, jadi ingatlah
namaku Vina, Vina Tri Wulandari. Cewek baik hati, ceria dan cerewet. Tapi dibalik
keceriaan itu pastinya ada kepedihan yang tersembunyi, sedikit pemalu, tapi
lumayan PD untuk mengatakan bahwa diriku cukup cantik. Bye-bye. See you!



SERBA SERBI NOVEL SEJARAH DALAM BALUTAN
BINGKAI KELAS XI IPA-1

Diniarti Dachlan

—-------------------------------------------------------------------------------------

Waktu Memaksaku untuk Kuat

Oleh Kelompok 6 : Annisa Luthfia Qolbina,Evigina Yaturrahmania,Intan
Puji Lestari,Armawan Susilo

Hai..nama aku Annisa luthfia qolbina.Aku biasa dipanggil Nina oleh
temanku,tetapi keluargaku biasanya memanggil aku dengan sebutan adek
nina,karna aku merupakan anak kedua dari dua bersaudara,aku tinggal bersama
kedua orang tuaku dan Kakak perempuanku.Keluarga kami hidup dengan penuh
kesederhanaan,ibu bekerja sebagai guru di Sekolah Menengah pertama(SMP) di
lombok timur,tepatnya di desa pancor kecamatan selong.Dan ayahku bekerja
sebagai guru di sekolah menengah pertama di lombok timur,tepatnya di
masbagik.Ayahku lahir di pancor ,lombok timur dan ibuku lahir di kopang
,lombok tengah.Cintalah yang menyatukan mereka,sehingga jarak pun tidak bisa
memisahkan.

Dan dari cinta mereka lahirnya kedua anak yang sangat cantik cantik dan imut
imut,yang pertama kakakku dan kedua aku sendiri yaitu nina.Aku dan kakakku
beda 8 tahun ,ya lumayan lah,saat aku lahir kakakku sudah kelas 1 sd.Aku lahir
dengan rambut ikal,kulit sawo matang dan badan yang kecil,seiring berjalannya
waktu aku pun tumbuh dan berkembang,ibuku menyekolahkan ku di PAUD
seberang jalan gang rumahku,tapi disana aku tidak ingin sekolah,Karena aku ingin
bermain dan membantu tetanggaku untuk berjualan.Disana ibu mungkin sedikit
marah karna aku yang tidak ingin sekolah,Padahal ibuku sudah membelikan

semua perlengkapan sekolah untuk ku.Waktu aku kecil aku bisa dibilang tidak
baik,karena mungkin nakal, agak kasar untuk dibaca di umur sepertiku sekarang
ini ataupun adik adikku kedepan yang membaca kisahku dalam novel ini.Waktu
aku kecil aku sering menjahili anak kos,oh iya sebelumnya kedua orang tuaku
juga membuat kos-kosan di samping rumah untuk menstabilkan ekonomi
keluarga,Aku juga sering mengganggu orang sampai menangis,bahkan sampai
dilabrak sama bapaknya hahaha,Dan aku juga suka menjahili orang saat
tarawih,Dan masih banyak lagi.

Seiring berjalannya waktu aku pun masuk sekolah dasar atau sd yang ada di depan
gang rumahku.Waktu aku sd kelas 1,aku mendapatkan 5 besar pas semester 1,dan
seiring berjalannya waktu ibuku sering meninggalkanku untuk pelatihan keluar
daerah.Sehingga aku sering dititipkan di rumah kakek nenekku di kopang .Setiap
pelatihan,ibu meninggalkanku lumayan lama sekitar 10 hari.Dan pelatihannya pun
tidak dilakukan sekali itu saja tetapi bertahap.Sehingga aku mulai terbiasa
ditinggal oleh ibuku.Aku Pun tidak merasa kesepian karena ada kakek nenek yang
selalu menghiburku.Dan pastinya setiap keluar daerah pasti ibu selalu membawa
buah tangan untukku,oh iya kakakku tinggal bersama keluargaku di
selong,katanya sih biar ga jauh dari sekolah.

Setiap sabtu juga aku sering nginep di kopang,dan minggu aku pulang ke
pancor,minimal seminggu sekali lah.

Dan ya waktu itu pun tiba,waktu dimana dunia kecilku hancur,yang dimana
kehidupanku selalu riang ceria dan seketika berubah menjadi kosong dan
gelap,waktu dimana aku merasakan kekecewaan yang besar terhadap orang dan
waktu dimana keluargaku hancur seketika.Malam itu malam senin,aku baru
pulang dari kopang rumah nenekku.Seperti yang aku bilang,setiap weekend aku
pasti menginap disana,malam itu sekitar pukul 00.00 aku sampai rumah dan
diantar oleh saudara ibuku.Mereka langsung pulang,karena waktu juga sudah

menunjukkan pukul tengah malam.Aku dan ibuku pun masuk kedalam
rumah,sebelum itu ayahku dan kakakku tidak pernah ikut nginep di Kopang,jadi
hanya aku dan ibuku yang menginap disana.Setibanya aku didalam rumah,aku dan
ibuku menonton tv diruang tamu,dan dengan gayaku yang manja saat
menonton,ibu menaruhku di pangkuannya agar cepat tertidur,awalnya aku
mengira bahwa ayahku sudah tidur,eh ternyata belum.Dia menghampiri aku dan
ibuku yang sedang menonton tv,disana mataku baru saja ingin terlelap,tetapi,ayah
tiba tiba mendorongku dan mencekik ibuku secara tiba-tiba.Entah apa yang ada
dipikirkan ayahku malam itu,aku pun kaget melihat ayah seperti itu.Aku langsung
memukulnya dengan keras sambil mengatakan”ayah jangan cekik ibu,lepasin
ibuku!!!”.Tetapi disana ayah tidak mendengarkan ku,akhirnya aku berlari keluar
dengan air mata yang terus mengalir sembari berteriak minta tolong,dan akhirnya
saudara ayahku pun datang untuk menolong,tidak lama kemudian ayahku
melepaskan tangannya dari leher ibuku,disana aku langsung memeluk ibuku
dengan erat sambil menangis keras dan sambil bertanya “ibu tidak apa apa
kan?”berulang ulang kali ibuku pun menjawab sambil menangis”ibu tidak apa apa
nak”.Disanalah kebencian ku terhadap ayahku.Marah,benci,kecewa,sakit,hancur
bercampur aduk menjadi satu.Malam itu juga aku meminta kepada ibuku untuk
keluar dari rumah itu sekarang juga.Aku khawatir jika terlalu lama kami diam di
sana,mungkin ibuku tidak akan selamat.Akhirnya kami pun berencana untuk
keluar malam itu juga.Kami bergegas untuk keluar dari rumah.Tetapi tidak
semudah yang kami bayangkan.Ayahku membawa parang di tangannya dan bolak
balik di depan gerbang rumah,agar kami tidak keluar.Disana harapan ibu sudah
tidak ada,ibuku terlihat pucat dan lemas.Tetapi aku selalu
menguatkannya,meyakininya kalau kita bisa keluar dari rumah malam itu
juga.Akhirnya teman ayahku pun datang,disana kami tidak ingin menyia-nyiakan
kesempatan untuk kabur.Pandangan ayah pun beralih ke temannya dan akhirnya
aku dan ibuku berlari keluar dari gang.Di Sana aku membantu ibuku untuk berlari
karena memang fisik ibu disana sudah lemah.Dan ayah sadar kalau kami tidak

ada,ayah mencari kemana-mana dan dia menemukan ku dengan ibuku berlari
keluar dari gang,ayahku pun mengejar kami,dan disana aku terus menyemangati
ibu untuk berlari,agar tidak tertangkap oleh ayah.Akhirnya kami sampai di ujung
gang,dan kami melihat ada 1 ojek yang mangkal di sana,kami pun menghampiri
ojek tersebut dan meminta untuk mengantar kami ke tempat yang jauh.awalnya
aku berfikir ingin pulang ke kopang,tetapi ibuku bilang ini sudah larut malam
mana mungkin kita pulang kesana,dan ibuku pun belum siap untuk bercerita apa
yang terjadi jika mereka bertanya.akhirnya kami pun pergi kerumah teman
ibuku.sesampainya kami disana ibu bercerita ke temannya apa yang terjadi.teman
ibuku pun kaget dan menyuruhku untuk istirahat di kamar tamu.malam itu aku
tidak bisa tidur karena aku terus memikirkan kejadian yang baru saja terjadi
kepadaku.ibu mungkin sudah menelpon dari tadi keluargaku dari kopang untuk
menjemputku besok pagi.keesokan harinya kami berdua pun dijemput
menggunakan mobil.aku pikir setelah istirahat yang cuma beberapa jam aku bisa
melupakan kejadian malam itu.tetapi nyatanya tidak,aku terus saja
memikirkannya sehingga aku pun terdiam merenung di dalam mobil.akhirnya
kami pun sampai dirumah nenek dan kakekku.satu minggu pun berlalu,aku pun
melanjutkan sekolah ku,dan ibuku melanjutkan pekerjaannya menjadi
guru.sebenarnya aku tidak ingin kembali kesana tetapi aku juga harus sekolah dan
ibuku juga tidak mungkin melepas tanggung jawabnya.aku dan ibu bolak balik
loteng dan lotim menggunakan motor.setiap pulang sekolah aku berjalan ke
tempat ngajar ibuku.aku tidak lagi kerumah bapakku karna aku trauma akan
tempat dan orang disana.berbulan bulan kami melakukan perjalanan
tersebut.Akhirnya pun tiba,pembagian rapot di sekolah ku sudah dilaksanakan dan
aku mendapatkan hasil yang memuaskan,yakni mendapat juara 3.SK ibuku juga
sudah keluar dan kedua orang tuaku resmi bercerai.disana kami memulai
kehidupan baru dengan orang dan lingkungan yang baru.akupun pindah sekolah
ke sdn 1 kopang dan ibuku pindah ke smp 2 Montong gading.kehidupan yang
sekarang menurutku lebih menyenangkan dari sebelumnya.bukannya aku tidak

bersyukur tapi mungkin ini yang terbaik untuk ku dan keluargaku.aku mengira
bahwa masalah ku cukup sampai disini,aku beranjak smp,dan aku sekolah di mtsn
1 model Praya atau sekarang yang lebih dikenal dengan mtsn 1 lombok
tengah.dulu ibuku tidak mengizinkanku untuk sekolah disana,karena kopang dan
Praya lumayan jauh,dan kami tidak mempunyai kendaraan,itulah yang membuat
ibu khawatir dan tidak mengizinkanku untuk sekolah disana.Tapi karena teman
temanku banyak yang sekolah kesana dan sekolah tersebut bagus baik itu
bangunan mau pendidikannya,Akhirnya aku memaksakan diriku untuk
melanjutkan sekolah di praya.Waktu itu pendaftaran sudah dimulai dan aku
diam-diam pergi bersama temanku dan bibinya menggunakan kendaraan umum
yaitu keri.setelah beberapa hari tes akhirnya aku pun dinyatakan lulus dan resmi
menjadi siswa disana.aku sangat senang sekali tetapi aku juga bingung bagaimana
cara untuk memberitahukan ini ke ibuku.apakah dia akan senang jika aku
lulus?ataukah tidak?.

Waktu pembayaran baju dan sebagainya pun tiba,waktu itu aku memberitahu
ibuku dan meminta untuk mengantarku mengurus administrasi.ibuku pun terkejut
sepertinya dia bingung antara senang atau kecewa karena tidak
memberitahunya.lama kelamaan ibu mengizinkan ku untuk bersekolah disana dan
memberi aku uang administrasi.ibu tidak bisa mengantarku untuk mengurusnya
karena ibu sibuk mengajar.akhirnya aku pergi bersama ibu temanku,dan temanku
kets untuk mengurus semuanya.sampai disana,semua teman-temanku ditemani
oleh ibunya.selang beberapa menit namaku akhirnya dipanggil,aku maju sendiri
untuk mengurus semuanya dan disana aku ditanya tentang kwitansi tapi aku lupa
membawanya.aku pun disuruh duduk kembali dan besok balik kesini untuk
membayar disertakan membawa kwitansi tersebut.disana aku sangat sedih,karena
aku tidak tahu sama siapa yang akan mengantarku kesana sedangkan diriku tidak
punya kendaraan.ibu temanku mungkin kasihan dengan ku sehingga beliau
membantuku untuk mengurus semuanya.aku sangat bersyukur ternyata Allah

memberi kemudahan di setiap jalanku.pagi ku yang cerah dengan baju,tas,buku
semuanya baru.aku berangkat menggunakan catet bersama teman
temanku.awalnya aku malu-malu tapi lama kelamaan kami semua pun akrab,jika
ada yang belum naik kami memberitahu supir agar menunggunya biar ga
ketinggalan.aku sudah berjanji kepada ibuku kalau aku akan meraih prestasi yang
seperti dia inginkan.pas kelas 7,8 aku selalu mendapatkan rangking 5 besar.aku
juga mengikuti lomba pidato bahasa inggris se lombok tengah dan mendapatkan
juara 3.di sana aku sangat senang,tapi aku juga sedih karena ibu tidak ada disana
untuk melihat penampilanku.pas kelas 9 aku mendapatkan rangking 1 semester 1
maupun semester 2.Kelulusan pun tiba,tapi saat aku lulus disanalah muncul

penyakit yang banyak merenggut nyawa,yaitu cobid 19.yang dimana semua
sekolah diliburkan,tidak boleh keluar rumah tidak boleh bertemu seseorang,new
normal dimulai dari sana.penyakit ini berlangsung selama dua tahun,ketika
penyakit ini hilang.aku sudah kelas 3 sma.hidup ini terasa begitu cepat berlalu.oh
iya aku bersekolah di sman 1 kopang.disana aku mendapatkan banyak juara salah
satunya juara nari.aku suka sekali menari sehingga aku mengikuti ekskul tari dan
drumband di sekolahku.semua orang tahu jika aku pintar menari,sehingga ibuku
memintaku untuk mengajar tari di sekolahnya karena ada lomba.aku sedikit ragu
tetapi ibu meyakinkan ku kalau aku pasti bisa.karena aku tidak ingin
mengecewakan ibuku,aku pun menyanggupinya,aku mengajar tari disana selama
9 hari dan hari perlombaan pun tiba.disana aku mengeluarkan semua tenagaku
untuk merias dan menata kostum yang akan mereka gunakan.dan untungnya
disana aku libur sekolah.aku membantu mereka sampai acara selesai.keesokan
harinya teman ibuku bertanya kepada ibuku,”siapa yang ajar mereka nari?”.ibuku
menjawab,oh ini nina yang mengajar mereka nari”.lalu teman ibuku menawarkan
pekerjaan kepadaku yakni mengajar tari di sekolahnya.aku pun tidak ingin menyia
nyiakan kesempatan itu.aku pun mengiyakan tawaran teman ibuku.setelah

beberapa bulan aku mengajar tari,aku merasakan kebahagiaan yang tak bisa
terucapkan.aku selalu bersyukur kepada Allah atas semua yang dia berikan kepada
ku.awalnya aku berfikir kalau mengajar nari itu sulit,tapi nyatanya tidak.

- [ ] mengajar mereka nari dari yang belum bisa sampai bisa rasanya sangat
senang.ada kebanggaan tersendiri bagiku,orang tuaku,dan orang orang
terdekatku.mereka juga sangat senang diajar tari oleh aku.bahkan mereka sampai
ingin latihan setiap hari hahahaha.aku juga tidak hanya mengajar tari,tapi aku juga
melatih mereka drumband,aku juga awalnya ragu tapi aku mencoba untuk belajar
lagi.dan ya begitu ternyata sangat menyenangkan belajar sama sama.mereka juga
tidak malas untuk latihan,jadi aku senang melatih mereka walaupun rumahku
jauh.suatu ketika aku dihubungi oleh kak Mira,sebelumnya aku bertemu dengan
kak mira diacara pembukaan disparbud loteng yang diadakan di kopang,disana
aku diundang untuk menari menyambut tamu dari jakarta.ternyata kak Mira
menghubungi aku karna aku disuruh ikut casting film.awalnya aku tidak mau,tapi
ibuku bilang coba aja dulu.jadi yauda aku mencoba mengikuti casting tersebut dan
alhamdulillah aku lolos sebagai pemeran utamanya.aku sangat senang karena aku
tidak pernah membayangkan akan memerankan film apa lagi jadi pemeran
utama.syuting pertama sangat melelahkan karena aku syuting dari jam 7 sampai
jam setengah 3.mungkin bagi orang yang sudah berpengalaman itu sangat
mudah.tapi menurutku karena aku baru pertama kali memasuki dunia perfilman
itu sangat melelahkan tapi menyenangkan.syuting hari ketiga dengan lokasi yang
berbeda,perlahan aku mulai memasuki dunia perfilman.dan syuting terakhir dari
jam 7 pagi sampai besok jam 7 pagi atau 24 jam.di sana aku tidak merasakan lelah
karena mungkin aku sudah terbiasa.saat syuting terakhir aku sedang kurang
sehat.suaraku hampir hilang karena sakit tenggorokan tapi ibu produser ku selalu
mensupport dan memberiku obat.bagiku bertemu mereka adalah pengalaman
terbaikku.karena mereka sangat peduli dan baik kepadaku dan yang lain,sehingga
mereka sudah aku anggap keluarga sendiri.kata orang,orang yang sukses banyak

cobaannya.dan aku pun mengalaminya.saat aku syuting aku tidak dipercaya oleh
keluargaku.mereka ngomong dibelakang tentang aku yang tidak-tidak.sebenarnya
aku kecewa karena semua keluargaku begitu kecuali ibuku.karena ibuku sudah
mengerti dunia perfilman itu seperti apa jadi dia tidak gampang terhasut oleh
yang lain.tapi Kakakku…….

Aku sangat kecewa dengannya karena dia juga sama dengan keluarga yang
lain.aku berfikir bahwa dia mengerti,tapi nyatanya tidak.dia terhasut oleh
omongan keluarga lainnya.sampai sampai ayahku yang jauh disana pun tahu
masalah ini.aku mengira bahwa ayahku pasti mengerti aku dan akan membela
ku.ternyata sama saja dengan yang lain.bahkan ayahku mengatakan “Untuk apa
segudang prestasi sementara kk saudara, keluarga gk di hargai”.disana hatiku di
hancurkan lagi oleh dia.aku hanya bilang terima kasih atas kalimat yang dia
berikan kepadaku.disana aku berfikir apakah yang aku lakukan ini salah sehingga
semua orang begini kepadaku?Aku bangkit dari kekecewaan yang diberikan
ayahku karena aku tidak ingin mengecewakan ibuku.hari berganti hari,film ku
beberapa hari lagi akan tayang.di sana semua mengundangku untuk podcast
tentang film itu.disana aku grogi karena aku tidak pernah berpikir akan seperti
ini.aku pastinya tidak lupa dengan pendidikan ku,aku akan mengejar impianku
dan mematahkan semua omongan orang yang jelek tentang aku.

- [ ] Sebenarnya aku malu menceritakan ini semua,tetapi aku ingin memberitahu
kepada semua orang tua jika ada masalah perbaiki lah dengan kepala
dingin.jangan ada sesekali kekerasan dalam rumah tangga.dan jangan pernah
melakukan kdrt di depan anak.karena kami,anak anak tidak akan lupa bagaimana
hidup kami hati kami hancur dan mental kami yang down melihat kalian seperti
itu.tidak semua anak kuat,tidak semua anak bisa menerima kenyataan hidup,dan
tidak semua anak bisa menerima orang tua yang melakukan kekerasan terhadap
ibunya.karena cinta pertama kami adalah ibu.kalian bisa
menghinaku,menyakitiku,membunuhku asalkan jangan pernah sesekali kalian

menyentuh atau menyebut nama ibuku dengan kata yang tidak pantas.dan jangan
pernah bosan untuk meraih prestasi,karena itu adalah kebanggaan bagi keluarga
kita.dan jangan lupa untuk bersyukur kepada Allah,percayalah Allah tidak akan
menguji hambanya diluar batas kemampuannya.

ARMAWAN STORY

Hai saya armawan susilo,Saya lahir pada tanggal 6 oktober 2004.
Kelahiran saya ini bertepatan dengan lahirnya presiden SBY kata bapak saya,
Karena itu nama saya ada Kata"Susilonya".
Pada umur 4 tahun setengah,saya di masukkan di taman kanak kanak korpi
lendang ara,Tapi sekarang diubah dengan nama nurul abidin lendang ara.
Pada saat itu saya diantar pergi sekolah,saya itu tidak pernah sama sekali
ditunggu,tidak sama dengan anak anak yang lain selalu ditunggu oleh Orang
tuanya.
Beberapa bulan kemudian saya pulang sekolah diantar oleh guru saya,pas saya
sampai rumah saya sangat terkejut banyak sekali orang di rumah ,karena Banyak
terop terpasang di halaman rumah sehingga saya kaget,
Pas saya masuk ke dalam rumah saya diberi mainan Dan diberi apapun yang saya
mau,Hati saya sangat teramat senang,
Tapi Kesenangan itu membuat saya langsung merasa takut,kenapa? karena
beberapa jam kemudian

Ada seseorang berpeci putih datang ke rumah saya dengan Membawa tasnya,Saya
sempat berfikir "Apakah orang itu orang baik?".

Dan pada akhirnya saya Dibawa ke ruang tamu lalu dipakaikan sarung oleh bapak
saya,Waktu itu saya sangat bingung,kenapa saya dipakaikan sarung?

Tapi setelah itu bapak saya bilang,Biar Tidak dingin, Akhirnya saya ikut Bersama
bapak saya ke ruang tamu.

Setelah sampai di ruang tamu, saya reflek berkata " pak kok banyak sekali Bapk
bapak disini? Dan kenapa bapak bertopi putih itu mengeluarkan gunting?"

Bapak saya hanya tersenyum,dan saya bingung.

Hal yang tidak terduga duga bapak saya langsung menidurkan saya di depan
bapak bapak yang banyak itu Saya langsung menangis,Si bapak yang bertopi
putih ini mulai mengeluarkan gunting segala macam yang berada di tasnya,Pada
saat itu aku menangis sekencang kencangnya

Karena saya tidak bisa bergerak,akhirnya nangis di tempat,Dan waktu terus
berjalan dimana bagian bawah saya terasa ngilu

Dan ternyata Aku Disunat, setelah beberapa menit akhirnya selesai

Setelah itu aku digendong oleh bapak saya,Aku masih saja menangis meskipun
Bapak saya membujuk saya agar tidak menangis,

Tidak lama kemudian Banyak ibu ibu yang memberi Aku uang,Awalnya saya
tidak mau ambil tapi Dipaksa,Sampai sampai apa apa yang aku inginkan dibelikan
oleh bapak saya.

Pada suatu hari Saya ingin Sepeda,Tapi bapak saya masih bilang "Tunggu sehat
dulu ya nak Habis itu kita beli sepeda"


Click to View FlipBook Version