The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Hidayatunnisan, 2022-10-27 06:19:25

UKL UPL IPLT (1)

UKL UPL IPLT (1)

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Identitas Pemrakarsa

Nama Pemrakarsa : Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan

Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten

Samosir

Penanggung Jawab : Charles M. Sagala, ST

Jabatan : Kabid Permukiman dan Pertanahan

Alamat : Komplek Perkantoran Parbaba Desa Siopat

Sosor

No. Telepon/Fax Kantor : (0626) 2222026

1.2. Identitas Penyusun

Nama Perusahaan : PT. Global Inter Sistem

Penanggung Jawab : Adriana Dasia Sembiring

Jabatan : Direktur

Alamat Kantor : Jl. Ring Road Nomor 22 Pasar 3 Lk. X

Tanjung Sari – Medan

No. Telepon : (061) 8219089

Email : [email protected]

Nomor Registrasi LPJP : 0077/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLH

(perpanjangan terakhir S-

338/SETJEN/SLK/STD1/3/2020 tanggal 27

Maret 2020)

Tim Penyusun UKL-UPL :

Ketua Tim : Nita Marikena, ST, MT

Ahli Teknik Lingkungan : Yansen Rajagukguk, ST

Ahli Sosial, Ekonomi, dan : Annis Amalia, S. Sos

Budaya

Surveyor : Ayub Ashari, SP

Operator : Fadhila, ST

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan I-1
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

1.3. Latar Belakang
Peningkatan jumlah penduduk suatu wilayah akan meningkatkan

kebutuhan masyarakat terhadap permukiman. Peningkatan permukiman ini akan
mempengaruhi jumlah buangan air limbah yang dihasilkan dari aktivitas
permukiman tersebut. Air limbah yang berasal dari aktivitas domestic (rumah
tangga) berupa aktivitas cucian, kamar mandi, dan toilet (Nazar dkk, 2010). Hal
ini juga terjadi di Kabupaten Samosir yang saat ini semakin berkembang dari segi
penduduk dan juga pembangunannya membuat kebutuhan akan pengelolaan
limbah pun semakin mendesak.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa setiap orang diperbolehkan
untuk membuang limbah ke media lingkungan hidup dengan persyaratan
memenuhi baku mutu lingkungan hidup dan mendapat izin dari menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Baku mutu ini
dapat dipenuhi dengan adanya pengolahan yang harus dilakukan. Ketentuan ini
dipertegas dalam PP Nomor 22 Tahun 2021 pasal 126 yang menyatakan badan
air dapat dimanfaatkan sebagai penerima air limbah bagi usaha dan/atau
kegiatan dengan tidak melampaui baku mutu air sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 113 ayat 1 huruf b atau mutu air sasaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 123 ayat 3 huruf a.

Berdasarkan peraturan tersebut jelas bahwa setiap aktivitas yang
menghasilkan limbah dalam bentuk cair tidak dapat secara langsung dibuang ke
badan air kecuali sudah memenuhi persyaratan baku mutu air limbah. Untuk itu,
air limbah rumah tangga baik dari permukiman, perkantoran, sekolah, kawasan
komersial, pelayanan jasa, dan industri dengan polutan organik (COD, BOD, dan
E. Coli) yang tinggi harus diolah dulu sebelum dibuang ke badan air agar tidak
mencemari sumber air baku untuk air bersih.

Keterbatasan kapasitas tangki septik membuat lumpur tinja harus
dikuras sehingga tangki septik dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.
Lumpur tinja dari tangki septik domestik ini selanjutnya diolah pada Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). IPLT adalah instalasi yang dirancang untuk
menerima dan mengolah lumpur tinja yang diangkut melalui mobil (truk
tinja). Apabila kapasitas tangki septik telah mencapai batas maksimum, perlu
dilakukan pengurasan tangki septic tank secara berkala. Waktu pengurasan
berkisar antara 1-3 tahun. Pengurasan lumpur pada tangki septik dilakukan

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan I-2
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

dengan penyedotan menggunakan truk tinja, kemudian truk tinja akan
membawa lumpur ini ke instalasi pengolahan lumpur tinja (Heinss, 1998).

Keberadaan Kabupaten Samosir yang berada di Kawasan Danau Toba
sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional membutuhkan pengolahan IPLT
yang baik dan ramah lingkungan untuk mendukung perkembangan sektor
pariwisata ini. Salah satu perwujudannya adalah membangun IPLT di luar
kawasan pariwisata yaitu di Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten
Samosir. Rencana pembangunan IPLT ini diperkirakan akan menimbulkan
dampak terhadap lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan dokumen lingkungan
hidup yang akan menelaah dampak yang akan terjadi di seluruh tahapan
rencana pembangunan baik pada tahap prakonstruksi, konstruksi, dan
operasional.

Penyusunan dokumen lingkungan hidup IPLT Kabupaten Samosir ini
berpedoman kepada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Memiliki Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.

Untuk melihat jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
memiliki AMDAL, UKL-UPL, dan SPPL berpedoman pada Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021
tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis mengenai
Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Lampiran 1. Di dalam lampiran
1 disebutkan untuk pembangunan IPLT masuk ke dalam Sektor Pekerjaan
Umum dan Perumahan yang ketentuan jenis dokumennya secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan I-3
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Tabel 1.1 Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL,
UKL-UPL, dan SPPL

Jenis Skala / Skala / Skala / Alasan Ilmiah AMDAL Kategori
Kegiatan Besaran Besaran Besaran AMDAL /
dan/atau AMDAL UKL-UPL Kategori
SPPL
Usaha UKL-
UPL

Pembangunan Kapasitas Kapasitas Kapasitas Berpotensi Kategori
Instalasi Pengolahan Pengolahan menyebabkan C
Pengolahan lumpur tinja Pengolahan lumpur tinja pencemaran air dan
Lumpur Tinja > 50 ≤ 5 m3/hari kebauan
(IPLT) m3/hari lumpur tinja
5 m3/hari <
x ≤ 50
m3/hari

Sumber: Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2021 tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis mengenai Dampak
Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Mengacu pada ketentuan di atas pembangunan IPLT Kabupaten
Samosir yang direncanakan seluas 2 Ha dengan debit lumpur tinja yang akan
masuk dengan kapasitas pengolahan lumpur tinja ± 45 m3/hari wajib dilengkapi
dokumen UKL-UPL. Dokumen UKL-UPL IPLT Kabupaten Samosir ini
berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran III
bagian Pedoman Pengisian Formulir UKL-UPL.

Secara administrasi, lokasi IPLT Kabupaten Samosir berada di Desa
Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten Samosir, sehingga untuk
pembahasan dan penilaian UKL-UPL mengikuti Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan undang-undang
tersebut, suburusan air limbah masuk ke dalam pembagian pekerjaan
pemerintahan daerah bidang pekerjaan umum dan penataan ruang yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
Pada pasal 13 berdasarkan prinsip pembagian urusan pemerintahan, yang
termasuk dalam kriteria urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
kabupaten/kota adalah urusan pemerintahan yang lokasinya dalam daerah
kabupaten/kota; urusan pemerintahan yang penggunanya dalam daerah
kabupaten/kota; urusan pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya
hanya dalam daerah kabupaten/kota; dan/atau urusan pemerintahan yang
penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila dilakukan oleh daerah
kabupaten/kota. Pada lampiran I Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terlihat
untuk suburusan air limbah maka pengelolaan dan pengembangan sistem air

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan I-4
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

limbah domestik dalam daerah kabupaten/kota maka kewenangan pemerintahan
daerahnya dikembalikan ke kabupaten/kota. Dengan melihat pembagian urusan
ini maka pembangunan IPLT Kabupaten Samosir menjadi kewenangan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir.

1.4. Maksud, Tujuan, dan Kegunaan Dokumen UKL-UPL
Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menyampaikan telahan secara

cermat dan mendalam tentang dampak dari rencana pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian
Kabupaten Samosir.

Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah:
- Mengidentifikasi kegiatan yang dilakukan dan dampak yang akan terjadi
pada tahap prakonstruksi, konstruksi, dan operasional.
- Mengidentifikasi rona lingkungan di rencana lokasi kegiatan dan di
sekitar lokasi.
- Menyusun rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan
lingkungan hidup.

Kegunaan
a. Bagi Pemrakarsa

1) Mengetahui permasalahan lingkungan yang mungkin timbul di masa
yang akan mendatang dan cara-cara pencegahan serta
penanggulangan dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan
IPLT.

2) Sebagai pedoman teknis untuk melaksanakan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup kegiatan IPLT.

3) Sebagai salah satu syarat untuk mengajukan permohonan
persetujuan lingkungan/persetujuan pemerintah.

b. Bagi Instansi Terkait
1) Sebagai alat instrument pengikat terhadap pemrakarsa untuk
melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup secara
terarah, efisien dan efektif.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan I-5
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

2) Sebagai pedoman bagi instansi lain dalam pengambilan keputusan
rencana kegiatan pembangunan IPLT Kabupaten Samosir.

c. Bagi Masyarakat
1) Upaya pengelolaan dan pemantauan yang dilakukan dalam kegiatan
pembangunan IPLT Kabupaten Samosir dapat memberikan
perlindungan kepada masyarakat sekitar terhadap dampak
lingkungan yang akan terjadi.
2) Memberikan informasi tentang perubahan yang akan terjadi,
sehingga masyarakat dapat memanfaatkan dampak positif dan dapat
menghindari dampak negatif yang akan terjadi.

1.5. Landasan Hukum
1.5.1. Undang-Undang
1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;
4. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah

bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;
6. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja.

1.5.2. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang

Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

1.5.3. Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2014

tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya;
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2017 tentang

Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik;

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan I-6
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 4 Tahun
2021 tentang Daftar Usaha danatau Kegiatan yang Wajib Memiliki
Amdal, UKL-UPL atau SPPLH.

1.5.4. Keputusan Kepala Daerah
Keputusan Bupati Samosir Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penetapan
Lokasi Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di
Lokasi Batu Napal Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian Kabupaten
Samosir.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan I-7
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

BAB II
DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

2.1 Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Nama rencana usaha dan/atau kegiatan adalah “Pembangunan

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kabupaten Samosir”.

2.2 Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Rencana pembangunan tempat pemrosesan akhir (IPLT) berada di :

Desa : Hariara Pintu (Dusun 3)

Kecamatan : Harian

Kabupaten : Samosir

Propinsi : Sumatera Utara

Luas lahan : 10 Ha

Status lahan usaha : Milik Pemerintah Kabupaten Samosir

Peruntukan Lokasi Rencana Kegiatan:

Lokasi pembangunan IPLT berada pada lokasi yang belum tertuang

pada Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 3 Tahun 2018

tentang Tata Ruang Wilayah Kabupaten Samosir Tahun 2018-2038

sehingga untuk keabsahan lokasi diterbitkanlah SK Bupati Nomor 2

Tahun 2021 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Instalasi

Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Lokasi Batu Napal Desa Hariara

Pintu Kecamatan Harian Kabupaten Samosir. Sehingga selanjutnya

lokasi IPLT ini akan dicantumkan dalam revisis RTRW Kabupaten

Samosir.

Lokasi pembangunan IPLT berjarak ± 2 km (dua kilometer) dari

permukiman sesuai dengan pertimbangan pencemaran air dan kebauan,

penyebaran vektor penyakit, dan aspek sosial. Secara umum lokasi rencana

kegiatan IPLT berbatasan dengan :

 Sebelah Utara : Areal Penggunaan Lain

 Sebelah Timur : Areal Penggunaan Lain

 Sebelah Selatan : Areal Penggunaan Lain

 Sebelah Barat : Areal Penggunaan Lain

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-1
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Secara rinci lokasi rencana pembangunan dapat dilihat pada Tabel 2.1,
peta lokasi kegiatan dapat dilihat pada Gambar 2.1, dan peta telaah rencana
kegiatan pada kawasan hutan dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Tabel 2.1 Lokasi Rencana Pembangunan IPLT di Kabupaten Samosir

Titik Koordinat
No

NE

Lokasi IPLT 2 Ha

1 98°34’2.34’’ 2°33’9,.11’’

2 98°34’0,58’’ 2°33’6.56’’

3 98°36’6,59’’ 2°33’2,91’’

4 98°34’8,18’’ 2°33’5.28’’

Sumber: Surat Dinas Kehutanan UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah XIII
Doloksanggul Nomor 522/258/KPH-XIII/Dishut/2021

Berdasarkan surat dari Dinas Kehutanan UPT Kesatuan Pengelolaan
Hutan Wilayah XIII Doloksanggul Nomor 522/258/KPH-XIII/Dishut/2021 diketahui
bahwa posisi koordinat rencana lokasi IPLT berada di luar kawasan hutan
(Areal Penggunaan Lain).

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-2
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Gambar 2.1 Peta Lokasi Kegiatan

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-3
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Gambar 2.2 Peta Telaah Rencana Kegiatan pada Areal Penggunaan Lain

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-4
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

2.3 Skala/Besaran Rencana Usaha/Kegiatan
2.3.1 Deskripsi Rencana Kegiatan IPLT

Area pembangunan IPLT direncanakan seluas 2 Ha dengan status
lahan saat ini adalah lahan milik Pemerintah Kabupaten Samosir. Adapun
rencana penggunaan lahan untuk IPLT ini tercantum pada Tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2 Penggunaan Lahan IPLT

No Penggunaan Lahan No Penggunaan Lahan

1 Area Pembuangan Lumpur 15 Gerbang

2 Unit Penerima 16 Gudang dan Bengkel Kerja

3 Kolam Ekualisasi 17 Hanggar Truk Tinja

4 Kolam Thickener 18 Sumur Bor (Deep Well)

5 Pompa 19 Rumah Jaga

6 Kolam Anaerobik 20 Kantor

7 Kolam Fakultatif 21 Sumur Pantau

8 Kolam Aerasi 22 Water Tower

9 Sedimentasi 23 Ruang Genset

10 Desinfeksi Kimia/Klorin 24 Ground Reservoir

11 Sludge Drying Bed (SDB) 25 Area Cuci Truk

12 Ruang Pengering 26 Parkir

13 Perkerasan 27 Septik Tank

14 Pos Jaga

2.3.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan dengan Tata Ruang
Berdasarkan surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Nomor 600/73/DPUPR/I/2021 Perihal
Rekomendasi Tata Ruang Terhadap Lokasi Pembangunan IPLT di Desa Hariara
Pintu Kecamatan Harian menyampaikan:

1. Bahwa penetapan lokasi IPLT belum tertuang di dalam RTRW
Kabupaten Samosir sehingga untuk keabsahan lokasi yang dimaksud
maka ditebitkanlah Surat Keputusan Bupati Samosir Nomor 2 Tahun
2021 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) di lokasi Batu Napal Desa Hariara Pintu Kecamatan
Harian Kabupaten Samosir.

2. Dengan terbitnya Surat Keputusan Bupati Nomor 2 Tahun 2021 tersebut
maka rekomendasi pemanfaatan ruang disesuaikan dengan posisi dan
luasan lokasi sebagaimana yang digambarkan pada peta terlampir.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-5
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Bila merujuk pada penjelasan di atas maka selanjutnya lokasi rencana
pembangunan IPLT Kabupaten Samosir akan dimuat dalam Revisi RTRW
Kabupaten Samosir.

Rencana pembangunan IPLT telah dilengkapi dengan kegiatan
perencanaan teknis dan detail engineering design (DED) yang akan mengatur
lebih detail mengenai pengoperasian IPLT.

2.3.3 Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan yang dapat
Menimbulkan Dampak Lingkungan
Kegiatan rencana pembangunan IPLT Kabupaten Samosir dapat

dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu tahap prakonstruksi, konstruksi, dan pasca
konstruksi. Kegiatan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. TAHAP PRAKONSTRUKSI
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap prakonstruksi adalah
sebagai berikut:
a. Survei Penetapan Lokasi
Kegiatan survei lokasi dilakukan untuk memperoleh lokasi yang
sesuai atau memenuhi persyaratan.
Berdasarkan SK Bupati Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penetapan
Lokasi Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di
Lokasi Batu Napal Desa Hariara Pintu Kecamatan Harian
Kabupaten Samosir dan hasil survei, maka lokasi rencana
pembangunan layak menjadi lokasi IPLT.

b. Perencanaan (Master Plan & Detailed Engineering Design
(DED)) dan Pengurusan Perizinan
Detail Engineering Design (DED) adalah perencanaan (detail
gambar kerja) yang dibuat konsultan perencana untuk pekerjaan
bangunan sipil seperti gedung, kantor, jalan, jembatan dan
pekerjaan konstruksi lainnya. Untuk menunjang kegiatan konstruksi,
pembangunan IPLT harus memerlukan design yang lengkap untuk
menunjang pembangunan.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-6
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Pembuatan DED diperlukan dalam menentukan rancangan IPLT
dan pembuatan DED ini disesuaikan antara kebutuhan dan kondisi
yang ada di lapangan. Setelah dilakukan perencanaan maka
kegiatan selanjutnya adalah pengurusan perizinan. Kegiatan
pengurusan perizinan ini termasuk di dalamnya adalah penyusunan
dokumen lingkungan yang akan digunakan untuk mendapatkan
persetujuan lingkungan serta persetujuan teknis lainnya yang
dibutuhkan.

c. Pembersihan dan Pematangan Lahan
Lahan rencana pembangunan IPLT Kabupaten Samosir adalah
milik Pemerintah Kabupaten Samosir. Kegiatan persiapan lahan
diperlukan agar kegiatan pembangunan berikutnya dapat berjalan
dengan lancar.
Kegiatan penyiapan dan pembersihan lahan untuk pembangunan
IPLT dilakukan secara bertahap, yaitu mencakup:
 Pembersihan lahan (land clearing) dari lahan alami (hutan)
menjadi lahan yang siap untuk dikerjakan pada pekerjaan
selanjutnya.
 Pemerataan dan pemadatan (pematangan) tanah terutama pada
lahan yang memiliki kemiringan. Kegiatan ini lebih cenderung
“mengisi” lahan-lahan rendah dengan material urugan yang
memadai.
Pembersihan dan pematangan lahan ini akan menghasilkan
sampah berupa rumput, daun, ranting dan batang pohon akan
menimbulkan dampak dari kegiatan tersebut.

2. TAHAP KONSTRUKSI
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap konstruksi adalah
kegiatan penerimaan tenaga kerja, mobilisasi material dan peralatan,
pembersihan dan pematangan lahan, serta pembangunan IPLT dan
sarana pendukung.
a. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
Kegiatan pembangunan IPLT Kabupaten Samosir akan
dilaksanakan oleh kontraktor yang ditunjuk oleh pemrakarsa, yang

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-7
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

bertanggung jawab untuk mengerjakan proyek dari awal sampai
selesai. Oleh karena itu, kegiatan penerimaan tenaga kerja juga
akan dilakukan oleh kontraktor tersebut dan akan mengutamakan
masyarakat yang ada di sekitar lokasi rencana kegiatan sesuai
dengan kualifikasi/persyaratan yang ditetapkan oleh pihak
kontraktor. Tenaga kerja yang direkrut adalah tenaga kerja terampil
(skilled) yang mempunyai keahlian sesuai dengan bidang yang
dibutuhkan dan tenaga kerja buruh (unskilled). Perkiraan tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan konstruksi adalah 30 orang
yang akan bekerja sebagai project manager, mandor, tenaga ahli
sipil, teknisi mesin, buruh kasar, supir, serta bagian keamanan.

b. Mobilisasi Material dan Peralatan
Kegiatan mobilisasi material dan peralatan meliputi pengangkutan
material dan peralatan bangunan serta mobilisasi alat-alat untuk
konstruksi IPLT. Jenis peralatan yang sering digunakan pada
kegiatan konstruksi IPLT umumnya berupa Dump Truck, bulldozer,
excavator, loader, dan lainnya. Pengadaan material bangunan
seperti pasir, batu, batu bata, kerikil, besi, semen, pipa, dan lain-
lainnya akan didatangkan dari sekitar lokasi proyek. Untuk material-
material yang tidak tersedia secara lokal akan didatangkan dari
daerah lain sesuai dengan kebutuhan proyek.

c. Pembangunan IPLT dan Sarana Pendukung
Adapun bagian-bagian dari IPLT dilengkapi dengan prasarana
utama dan prasarana dan sarana pendukung. Prasarana utama
meliputi unit penyaringan secara mekanik atau manual; unit
ekualisasi; unit pemekatan; unit stabilisasi; unit pengeringan lumpur;
dan unit pemrosesan lumpur kering. Sedangkan untuk prasarana
dan sarana pendukung meliputi platform (dumping station), kantor,
gudang dan bengkel kerja, laboratorium, infrastruktur jalan, sumur
pantau, fasilitas air bersih, alat pemeliharaan, peralatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), pos jaga, pagar pembatas,
pipa pembuangan, tanaman penyangga, dan sumber energi listrik.
Bagian-bagian ini berpedoman pada Permen PUPR Nomor 04

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-8
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik. Adapun gambaran mengenai IPLT yang akan
dibangun dapat dilihat pada Lampiran.

3. TAHAP OPERASIONAL
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap operasional adalah
penerimaan tenaga kerja operasional IPLT, operasional IPLT, serta
pemeliharaan sarana dan fasilitas IPLT.
a. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional IPLT
Untuk pengoperasian IPLT maka dibutuhkan tenaga kerja yang
terampil dan ahli sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan. Tenaga
kerja yang dibutuhkan pada tahap operasional diprakirakan sekitar
10 orang yang terdiri dari kepala IPLT, operator, administrasi, supir,
tenaga lapangan, tenaga kebersihan, dan petugas keamanan.

b. Operasional IPLT
Kegiatan operasional IPLT terdiri dari operasional kantor serta
operasional pengangkutan lumpur tinja. Pengangkutan lumpur tinja
ini dilakukan dari permukiman menuju IPLT yang dilakukan dengan
menggunakan kendaraan truk penyedot tinja. Lumpur tinja yang tiba
di IPLT akan diterima terlebih dahulu di pos jaga/unit penerima
kemudian dilakukan pencatatan dan penampungan di kolam
ekualisasi yang berfungsi untuk mengatur agar debit aliran lumpur
yang masuk ke thickener menjadi konstan serta menghomogenkan
karakteristik lumpur tinja yang masuk ke IPLT. Setelah itu lumpur
tinja tersebut memasuki proses pemekatan (thickening)
menggunakan mesin thickener untuk memisahkan zat padat dan
cair.
Zat padat akan masuk ke Sludge Drying Bed (SDB) yang
merupakan bangunan pengolahan lumpur dengan sistem
pengeringan. Prinsip pengolahan lumpur pada SDB yaitu
mengurangi kadar air dan volume lumpur. Lumpur yang keluar dari
SDB diharapkan sudah memiliki kandungan padatan yang sangat
tinggi (sekitar 70%) sehingga lumpur benar-benar tampak kering.
SDB ini terdiri dari bak pengering yang berupa bak dangkal berisi

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-9
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

media penyaring pasir dan batu kerikil sebagai penyangga pasir
serta saluran air tersaring di bagian bawah dasar bak. Apabila
lumpur tinja di bak pengering telah mencapai batas tertentu dan
telah cukup kering maka dapat dilakukan pengambilan dan
pemindahan lumpur menuju ruang pengering. Dalam ruang
pengering akan terjadi proses pengeringan lebih lanjut melalui
penguapan dan penyaringan. Apabila lumpur tersebut telah kering
dengan waktu pengeringan kurang lebih 10-15 hari maka lumpur
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai kompos.
Sedangkan untuk zat cair akan memasuki kolam-kolam pengolahan
stabilisasi yaitu kolam anaerobik, kolam fakultatif, dan kolam areasi.
Pada masing-masing kolam tersebut lumpur tinja mengalami proses
yang berbeda-beda pula seperti pada kolam anaerobic berfungsi
untuk menguraikan kandungan zat organik (BOD) dan padatan
tersuspensi (SS) dengan tanpa oksigen atau secara anaerob.
Kolam yang kedua adalah kolam fakultatif berfungsi untuk
menguraikan dan menurunkan konsentrasi bahan organik yang ada
di dalam limbah yang telah diolah pada kolam anaerobik. Proses
yang terjadi pada kolam ini adalah campuran antara proses anaerob
dan aerob. Di dalam sistem kolam fakultatif, air limbah berada pada
kondisi aerobik dan anaerobik pada waktu yang bersamaan. Zona
aerobik terdapat pada lapisan atas atau permukaan sedangkan
zona anaerobik berada pada lapisan bawah atau dasar kolam.
Waktu tinggal lumpur tinja di dalam kolam fakultatif berkisar enam
sampai sepuluh hari. Dari kolam fakultatif air limbah akan masuk ke
kolam aerasi yang merupakan unit pengolahan berupa kolam
terbuka yang dilengkapi dengan aerator terapung yang selanjutnya
akan masuk ke proses sedimentasi. Proses sedimentasi ini
berfungsi untuk menstabilkan kandungan limbah cair. Selanjutnya
limbah cair akan dilakukan proses klorinasi yang berfungsi sebagai
desinfeksi (mereduksi mikroorganisme patogen) sampai akhirnya
apabila sudah sesuai dengan baku mutu maka dapat dialirkan ke
saluran drainase.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-10
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

c. Pemeliharaan IPLT
Pemeliharaan IPLT dilakukan secara rutin selama IPLT beroperasi.
Pemeliharaan dilakukan pada komponen-komponen pengolahan,
saluran pipa, mesin-mesin yang digunakan, serta kendaraan
pengangkutan.

2.3.4 Rona Lingkungan Hidup Awal
A. Komponen Fisik-Kimia
1. Iklim
Tipe iklim, curuh hujan, temperature udara, kelembaban udara,
kecepatan, dan arah angin di wilayah studi berdasarkan catatan dari
Stasiun Meteorologi dan Geofisika secara umum adalah sebagai
berikut:
a. Tipe iklim
Kabupaten samosir dan kecematan harian merupakan wilayah
studi yang mempunyai 2 (dua) musim yaitu musim kemarau dan
musim penghujan. Hal ini disebabkan oleh letak Indonesia yang
secara geografis berada pada garis khatulistiwa.
Secara umum, kecamatan harian di kabupaten samosir memiliki
curah hujan yang tinggi. Sepanjang tahun 2019, rata-rata curah
hujan per bulan yang tertinggi terdapat di Kecamatan Onan
Runggu, yaitu 312 mm per bulan, disusul oleh Kecamatan
Ronggur Nihuta yaitu 255 mm per bulan, sedangkan yang
terendah terdapat di Kecamatan Palipi yaitu 79 mm per bulan.
Sementara itu, banyaknya hari hujan di sepanjang tahun 2019
yang tertinggi terdapat di Kecamatan Ronggur Nihuta, yaitu 239
hari dan jumlah hari hujan terendah terdapat di Kecamatan Onan
Runggu yaitu hanya sebanyak 141 hari.

b. Curah hujan
Data curah hujan untuk tahun 2018 s/d 2014 yang diperoleh dari
Badan Meteorologi dan Geofisika dapat dilihat pada Tabel 2.3 di
bawah ini.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-11
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Tabel 2.3 Curah Hujan (mm) di Kecamatan Harian

No Bulan 2014 2015 2016 2017 2018
150 150
1 Januari - 36 26 35 35

2 Februari - 78 78 - -
- -
3 Maret - 72 100 79 79
57 57
4 April - 203 176 8 8
59 59
5 Mei - 107 128 - -
105 105
6 Juni - 32 26 - -
- -
7 Juli - 17 16 943 943
41.1 41.1
8 Agustus - 12 16

9 September - 40 82

10 Oktober - 109 49

11 November - 108 177

12 Desember - 126 98

Jumlah Tahunan - 940 972

Rata-rata Tahunan - 78.33 81

Sumber : BPS Dalam Angka Kecamatan Harian, 2019-2015

Berdasarkan tabel 2.3 curah hujan di Kecamatan Harian rata-rata
curah hujan tertinggi sebanyak 78.33 mm tahun 2015. Untuk
curah hujan tertinggi yaitu sebanyak 203 mm pada bulan April
tahun 2015, sedangkan curah hujan terendah yaitu hanya 8 mm
pada bulan Juli tahun 2017 dan Juli 2018.

c. Harian Hujan
Data harian hujan untuk tahun 2018 s/d 2014 yang diperoleh dari
Badan Meteorologi dan Geofisika dapat dilihat pada Tabel 2.4 di
bawah ini

Tabel 2.4 Harian Hujan (mm) di Kecamatan Harian

No Bulan 2014 2015 2016 2017 2018
12 12
1 Januari - 14 6 5 5
- -
2 Februari - 11 8 - -
9 9
3 Maret - 19 8 5 5
5 5
4 April - 29 14 11 11

5 Mei - 22 10

6 Juni - 11 7

7 Juli - 62

8 Agustus - 16 7

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-12
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Bulan 2014 2015 2016 2017 2018
- -
9 September - 18 7 9 9
- -
10 Oktober - 23 5 - -
56 56
11 November - 23 20 7 7

12 Desember - 22 17

Jumlah Tahunan - 214 111

Rata-rata Tahunan - 18 9.25

Sumber : BPS Dalam Angka Kecamatan Harian, 2019-2015

Berdasarkan tabel 2.4 hari hujan di kecamatan harian rata-rata
memiliki hari hujan tertinggi sebanyak 18 mm tahun 2015. Untuk
hari hujan tertinggi yaitu sebanyak 29 mm pada bulan April tahun
2015, sedangkan hari hujan terrendah yaitu hanya 2 mm pada
bulan Juli tahun 2016.

2. Kualitas Udara Ambien dan Kebauan
Untuk mengetahui kualitas udara pada kondisi awal sebelum
dilakukan kegiatan pembangunan IPLT dan kegiatan operasional
IPLT, maka perlu dilakukan pengukuran kualitas udara. Hasil
pengukuran rona awal kualitas udara nantinya akan digunakan
untuk melihat perubahan kualitas udara yang terjadi pada saat
kegiatan pembangunan dan operasional berlangsung.
Pengukuran kualitas udara dilakukan pada 2 (dua) titik di lokasi
rencana pembangunan IPLT Kabupaten Samosir. Adapun lokasi
pengambilan sampel kualitas udara disajikan pada Tabel 2.5. Hasil
analisa kualitas udara dapat dilihat pada Tabel 2.6 di bawah ini.

Tabel 2.5 Lokasi Pengambilan Sampel Udara Ambien

Titik Koordinat

Kode Lokasi

UA-1 Persimpangan Jalan Utama N E
UA-2 Jalan Akses IPLT 02034’07,5” 098034’40,3”
UA-3 Lokasi Rencana IPLT 02033’11,2” 098034’03,6”
Sumber : Hasil Pengukuran, 2021 02033’15,5” 098033’56,5”

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-13
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Tabel 2.6 Hasil Analisa Udara Ambient dan Debu di Lokasi IPLT

No Parameter Satuan UA-1 Hasil Uji UA-3 Baku Mutu*
<6,4 UA-2 <6,4
1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 <1.250 <6,4 <1.250 900 per jam
2 Karbon Monoksida (CO) µg/Nm3 <3,47 <1.250 <3,74 30.000 per jam
3 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/Nm3 15,3 <3,74 2,3
4 Pm10 µg/Nm3 24,9 4,3 8,4 400 per jam
5 TSP (Debu) µg/Nm3 21,6 11,2 24 150 Per jam
6 Suhu 24,6 230 per jam
0C
(-)
7 Kelembaban 59 47 49 (-)
2,0**
8 Amoniak (NH3) ppm - - 0,28 0,02

9 Hidrogen Sulfida (H2S) ppm - - <0,002

Sumber: Hasil Laboratorium, 2021
Keterangan:
1)Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.50 tahun 1996 Tentang Baku Tingkat
Kebauan.
2)Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Baku Mutu Udara Ambien

Dari hasil analisa kualitas udara dan kebauan yang disajikan pada
Tabel 2.6 diketahui bahwa untuk semua parameter udara ambien
(SO2, CO, NO2, Pm10, TSP, Suhu, Kelembaban) masih dibawah
baku mutu yang ditetapkan. Untuk hasil analisa parameter kebauan
NH3 dan H2S masih di bawah baku mutu yang ditetapkan. Proses
penguraian di IPLT akan menghasilkan gas hydrogen sulfida (H2S)
yang merupakan suatu gas yang tidak bewarna, sangat beracun,
mudah terbakar, dan memiliki karakter bau busuk telur. Gas H2S
digolongkan asphyxiant karena efek utamanya adalah
melumpuhkan pusat pernapasan, sehingga kematian disebabkan
oleh terhentinya pernapasan (Soemirat, 2009). Paparan gas H2S
akan berdampak langsung pada kesehatan pemulung, untuk itu
perlu dilakukan pengelolaan yang baik untuk mengurangi gas
pencemar NH3 dan H2S.

3. Kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan pada 2 (dua) titik di lokasi
rencana kegiatan/usaha. Adapun lokasi pengukuran tingkat
kebisingan tersebut disajikan pada Tabel 2.7. Untuk hasil
pengukuran tingkat kebisingan dapat dilihat pada Tabel 2.8 di
bawah ini.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-14
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Tabel 2.7 Lokasi Pengukuran Tingkat Kebisingan

KODE LOKASI TITIK KOORDINAT
02034’07,5” 098034’40,3”
K-1 Persimpangan Jalan Utama 02033’11,2” 098034’03,6”

K-2 Jalan Akses IPLT
Sumber : Hasil Pengukuran di Lapangan, 2021

Tabel 2.8 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan

No Parameter Satuan Hasil Pengujian Baku Mutu

K-1 K-2

1 Kebisingan dBA 50.19 44.09 55

Sumber: Hasil Laboratorium, 2021
Keterangan: Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.Kep 48/MENLH/II/1996 Tentang
Baku Tingkat Kebisingan

Berdasarkan pada tabel 2.8 terlihat bahwa tingkat kebisingan dari
hasil analisis laboratorium bila dibandingkan dengan baku mutu
masih berada di bawah ambang batas baku mutu yang ditetapkan.

4. Kualitas Air Tanah
Untuk mengetahui kualitas air tanah pada kondisi awal sebelum
dilakukan kegiatan pembangunan IPLT dan kegiatan operasional
IPLT, maka perlu dilakukan analisa kualitas air tanah. Hasil analisa
rona awal kualitas air tanah nantinya akan digunakan untuk melihat
perubahan kualitas air tanah yang terjadi pada saat kegiatan
pembangunan dan operasional berlangsung.
Pengambilan sampel kualitas air tanah dilakukan pada 2 (dua) titik
di lokasi rencana pembangunan IPLT Kabupaten Samosir. Adapun
lokasi pengambilan sampel kualitas air tanah disajikan pada Tabel
2.9 dan untuk hasil analisa kualitas air tanah disajikan pada Tabel
2.10.

Tabel 2.9 Lokasi Pengambilan Sampel Air Tanah

KODE LOKASI TITIK KOORDINAT

AT-1 Lokasi Rencana IPLT 02033’15,5” 098033’56,5”

AT-2 Eksisting Jl. Masuk Akses IPLT 02033’11,0” 098034’03,0”

Sumber : Hasil Laboratorium, 2021

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-15
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Tabel 2.10 Hasil Analisa Kualitas Air Tanah

No. Parameter Satuan Hasil Uji Baku Metode
Mutu
AT-1 AT-2

Fisika

1 Bau - Tidak Tidak Tidak Organoleptis

berbau berbau berbau

2 TDS mg/l 174 69 1.000 SNI 06-6989.27-
2005

3 Kekeruhan NTU 4,24 3,17 25 Turbidy meter

4 Rasa - Tidak Tidak Organoleptis
berasa berasa

5 Suhu 0C 29 29 Deviasi 3 SNI06-6989[1].23-
2005

6 Warna TCU 1,01 1,05 50 SNI 6989.80-2011

Kimia

7 Besi mg/l 2,135 0,0660 1 SNI 6989.4-2009

8 Khlorida mg/l 0,71 <0,0005 (-) SNI 6989.19-2009

9 pH* - 5,86 6,35 6,5 – 8,5 SNI 06-6989.11-
2004

10 Seng mg/l 0,0648 0,0280 15 SNI 6989.7-2009

11 Sulfat mg/l 1,30 0,80 400 SNI 6989.20-2009

12 Timbal mg/l 0,0113 <0,0001 0,05 SNI 6989.8-2009

13 Kesadahan mg/l 24,5 19,6 500 SNI 06-6989.12-
2004

14 Air Raksa mg/l <0,0001 <0,0001 0,001* SNI 6989.78-2011

15 As mg/l 0,0002 0,0001 0,05* SNI 01-3553-2006

16 Fluoride mg/l <0,0001 0,0001 1,5* SNI 06-6989.1.29-
2005

17 Kadmium mg/l <0,0001 <0,0001 0,005* SNI 6989.16-2009

18 Krom mg/l <0,0001 <0,0001 0,05* SNI 6989.71-2009
Valensi 6

19 Mangan mg/l <0,0001 0,0001 0,5* SNI 6989.5-2009

20 Nitrat mg/l 0,25 0,91 10* SNI 06-2480-1991

21 Selenium mg/l <0,0001 <0,0001 0,01* SNI 6989.64-2009

22 Sianida mg/l <0,0001 <0,0001 0,1 SNI 6989.77-2011

23 Detergen mg/l <0,0005 <0,0005 0,05* SNI 06-6989.51-
2005

24 KMnO4 mg/l 0,12 0,21 10* Titrimetri

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-16
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No. Parameter Satuan Hasil Uji Baku Metode
Mutu
AT-1 AT-2

Mikrobiologi

25 Total JI/100 Negatif Negatif 0* MPN
Coliform ml

26 Fecal Jl/100 Negatif Negatif 50* MPN
Coliform ml

Sumber: Hasil Laboratorium, 2021
Keterangan: PerMenKes No. 32 Tahun 2017 Tentang Baku Mutu Kualitas Air Bersih
untuk Keperluan Air Sanitasi.

Dari hasi analisa kualitas air tanah diketahui bahwa parameter besi
melebihi baku mutu pada lokasi rencana IPLT.

5. Kualitas Air Permukaan
Air permukaan (surface water) meliputi air sungai, danau, waduk,
rawa, dan genangan air lainnya, yang tidak mengalami infiltrasi ke
bawah tanah. Sekitar 60 % air yang masuk ke sungai berasal dari
hujan, pencairan es/salju, dan sisanya berasal dari air tanah
(Effendi, 2003). Air permukaan banyak digunakan untuk berbagai
kepentingan, antara lain yaitu untuk diminum, kebutuhan rumah
tangga, irigasi, pembangkit listrik, industry, serta mendukung semua
bentuk kehidupan dan mempengaruhi kesehatan, gaya hidup dan
kesejahteraan ekonomi manusia (Igwe, 2017).
Dalam kegiatan pembangunan IPLT Kabupaten Samosir terdapat 3
tahap yaitu tahap prakonstruksi, konstruksi, dan operasional.
Kegiatan kontruksi dan operasional akan mempengaruhi kualitas air
permukaan. Dimana, kegiatan pembukaan dan pematangan lahan
apabila terjadi hujan maka material-material tanah dan pasir akan
mudah tergerus mengalir ke badan air dan mengakibatkan
peningkatan kandungan TSS di dalam badan air. Sedangkan pada
tahap kegiatan operasional IPLT akan menghasilkan air limbah
yang berasal dari pengolahan air lindi, MCK, serta limbah lainnya.
Apabila air limbah yang dihasilkan tidak terkelola dengan baik
karena tidak ada IPAL atau kinerjanya tidak memenuhi baku mutu
air limbah, maka akan terjadi pencemaran badan air. Ketika tinjauan
lapangan, ditemukan anak sungai di sekitar lokasi rencana

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-17
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

kegiatan. Untuk mengetahui kondisi kualitas air IPLT Kabupaten
Samosir, maka dilakukan pengambilan sampel di anak sungai dekat
IPLT (N : 02033’04,6” ; E : 098033’59,0”) dan dilakukan analisa
laboratorium. Adapun hasil analisa kualitas air permukaan disajikan
pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11 Hasil Analisa Kualitas Air Permukaan

No Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu Metoda

Fisika 0C 29 Deviasi 3 SNI 06-6989[1].23-2005
1 Suhu

2 TDS mg/l 94 50 SNI 06-6989.27-2005

3 TSS mg/l I 1.000 SNI 06-6989.3-2004

Kimia

4 pH - 8,12 6-9 SNI 06-6989.11-2004

5 BOD mg/l 0,3 3 SNI 6989.72-2009

6 COD mg/l 15,6 25 SNI 6989.73-2009

7 DO mg/l 8,2 >4 SNI 06-6989.14-2004

8 Posfat mg/l 0,005 0,2 SNI 06-6989.31-2005

9 Amoniak mg/l <0,02 (-) SNI 06-6989.30-2005

10 Klorin mg/l <0,005 0,03 SNI 06-4824-1998

11 Tembaga mg/l 0,0022 0,02 SNI 06-6989.6-2009

12 Besi mg/l 0,4958 (-) SNI 6989.4-2009

13 Timbal mg/l <0,0001 0,03 SNI 6989.8-2009

14 Seng mg/l 0,0290 0,05 SNI 6989.7-2009

15 Khlorida mg/l <0,0005 (-) SNI 6989.19-2009

16 Nitrit mg/l <0,005 0,06 SNI 6989.9-2004

17 Sulfat mg/l <0,01 (-) SNI 6989.20-2009

18 Minyak dan Lemak mg/l <1000 1000 SNI 06-6989.10-2004

19 Nitrat mg/l 1,21 10* SNI 06-6989-79-2011

20 Arsen mg/l <0,0001 1* APHA3120B, 22nd ed, 2012

21 Kobalt mg/l 0,0002 0,2* SNI 6989.68-2009

22 Barium mg/l 0,0012 (-)* APHA3120B, 22nd ed, 2012

23 Boron mg/l <0,0001 1* SNI 6989.8-2009

24 Selenium mg/l 0,0004 0,05* APHA3120B, 22nd ed, 2012

25 Kadmium mg/l <0,0001 0,01* SNI 6989.11-2009

26 Krom Valensi 6 mg/l <0,0001 0,05* SNI 6989.71-2009

27 Mangan mg/l 0,0012 (-)* APHA3120B, 22nd ed, 2012

28 Air Raksa mg/l <0,0001 0,002* APHA3120B, 22nd ed, 2012

29 Sianida mg/l <0,0001 0,02* SNI 6989.77-2011

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-18
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Parameter Satuan Hasil Uji Baku Mutu Metoda

30 Fluoride mg/l <0,005 1,5* SNI 06-6989.1.29-2005

31 H2S mg/l <0,002 0,002* SNI 6989.70-2009
32 Detergen
µg/l 1,2 200* SNI 06-6989.51-2005

33 Fenol µg/l <0,0005 1* SNI 06-6989.21-2008

Mikrobiologi

34 F. Coliform JI/100 ml 12 1.000* MPN

35 T. Coliform JI/100 ml 215 5.000* MPN

Sumber: Hasil Laboratorium, 2021
Keterangan: PPRI No. 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran VI Kelas 2

Dari hasil analisa kualitas air tanah diketahui bahwa parameter TDS
telah melampaui baku mutu yang sudah ditetapkan.

B. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi Budaya
a. Gambaran Umum Lokasi Studi
Lokasi rencana kegiatan pembangunan IPLT Kabupaten Samosir
oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan Kabupaten Samosir di Desa Hariara Pintu, Kecamatan
Harian, Kabupaten Samosir. Berdasarkan Data BPS 2020,
Kecamatan Harian merupakan kecamatan terbesar di Kabupaten
Samosir dengan luas wilayah 560,45 km2.

b. Demografi Penduduk dan Sosial Ekonomi
1) Struktur Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk dan
Kepadatan Penduduk
Struktur penduduk di Kabupaten Samosir dapat dibagi
berdasarkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di
masing-masing kecamatan seperti yang tercantum pada Tabel
2.12 di bawah ini.

Tabel 2.12 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Samosir 2019

No Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan
(jiwa) (jiwa/km2)

1 Sianjur Mulamula 9.658 68.870

2 Harian 8.222 14.670

3 Sitiotio 7.509 147.930

4 Onan runggu 10.987 180.440

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-19
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan
(jiwa) (jiwa/km2)

5 Nainggolan 12.600 143.410
131.310
6 Palipi 17.011 92.140
254.150
7 Ronggur Nihuta 8.741 103.930

8 Pangururan 30.861

9 Simanindo 20.599

Sumber : BPS Dalam Angka Kabupaten Samosir, 2020

Berdasarkan Tabel 2.12 jumlah penduduk di Kecamatan Harian
adalah 8.222 jiwa dengan kepadatan penduduk sebanyak
14.670 jiwa/km2 lebih rendah daripada kecamatan yang lainnya.
Dari tabel diatas diketahui bahwa Kecamatan Pangururan
memiliki kepadatan penduduk tertinggi yaitu sebesar 254.150
jiwa/km2.

2) Struktur Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Peduduk di Kabupaten Samosir berdasarkan kelompok umur
yaitu usia produktif dan usia tidak produktif. Kategori kelompok
umur produktif antara 15-64 tahun sedangkan untuk umur tidak
produktif antara 65-75 tahun. Data rinci ditampilkan pada Tabel
2.13 di bawah ini.

Tabel 2.13 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan
Jenis Kelamin

No Kelompok Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan

1 0-4 6 942 6.681

2 5-9 7 700 7.395

3 10-14 7.848 7.004

4 15-19 6.471 5.586

5 20-24 3.706 2.481

6 25-29 3.615 3.264

7 30-34 3.635 3.390

8 35-39 3.464 3.265

9 40-44 3.407 3.252

10 45-49 3.286 3.575

11 50-54 3.105 3.917

12 55-59 3.051 3.971

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-20
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Kelompok Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan

13 60-64 2.679 3.638

14 65-69 1.937 2.537

15 70-74 1037 1.538

16 75+ 848 1.690
Sumber : BPS Dalam Angka Kabupaten Samosir, 2020

Berdasarkan Tabel 2.13 di atas, usia lebih dominan di
Kabupaten Samosir adalah 30-44 tahun sebanyak 20.413 jiwa
terdiri dari laki-laki dan perempuan. Sedangkan untuk usia tidak
produktif antara 65-69 tahun sebanyak 4.474 jiwa dan antara
umur 70-75 tahun sebanyak 5.113 jiwa.

c. Sosial Ekonomi
1) Mata Pencaharian
Sumber mata pencaharian penduduk di wilayah Kabupaten
Samosir di dominasi sektor pertanian. Data rinci ditampilkan
pada Tabel 2.14 di bawah ini.

Tabel 2.14 Lapangan Pekerjaan Utama

Lapangan Jumlah Jam Kerja

No Pekerjaan

Utama 0 1-7 8-14 15-24 25-34 34-45 45+ Total
4187 41954
1 Pertanian 1735 1562 5238 9309 8823 11100 1194 4677
8784 19529
2 Manufaktur 277 118 417 829 674 1168 14165 66160

3 Jasa 437 182 521 1643 1565 6397

Jumlah 2449 1862 6176 11781 11062 18665

Sumber : BPS – Sakernas Agustus 2019

Berdasarkan Tabel 2.14 di atas, lapangan pekerjaan yang
dominan yaitu di sektor pertanian dengan jumlah jam kerja
sebanyak 41.954 jiwa sehingga dapat disimpulkan bahwa mata
pencaharian utama penduduk Kabupaten Samosir yaitu petani.
Untuk mata pencaharian kedua yaitu di bidang jasa dengan jam
kerja 19.529 jiwa.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-21
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

2) Produksi Tanaman
Tanaman pertanian seperti sayuran, buah-buahan, dan
tanaman biofarmaka menjadi mata pencaharian utama bagi
penduduk petani di Kabupaten Samosir. Untuk lebih rinci dapat
dilihat pada Tabel 2.15 di bawah ini.

Tabel 2.15 Produksi Tanaman Sayuran dan Jenis Tanaman
di Kabupaten Samosir 2019

No Sayuran Luas Panen Produksi
(ha) (ton/hari)

1 Bawang 233 15.044
merah
11.465
2 Cabai 233 93.140
86.180
3 Kentang 462
40
4 Kubis 387 12
170
5 Petsai 4

6 Tomat 1

7 Bawang putih 4

Sumber : BPS Dalam Angka, 2020

Berdasarkan Tabel 2.15 di atas, diketahui bahwa produksi
tanaman sayuran di Kabupaten Samosir tertinggi yaitu tanaman
kentang dengan produksi 93.140 ton/hari, posisi kedua yaitu
tanaman kubis dengan produksi 86.180 ton/hari. Tanaman-
tanaman di atas merupakan produk regional Kabupaten
Samosir dan sebagai mata pencaharian penduduk Samosir.

d. Sosial Budaya
1) Penduduk Berdasarkan Agama
Penduduk Kabupaten Samosir terdiri dari beragam keyakinan
yaitu agama Islam, Kristen Protestan, dan Katolik. Berikut data
lebih rinci disajikan pada Tabel 2.16 di bawah ini.

Tabel 2.16 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama
Kabupen Samosir 2019

Agama
No Kecamatan

Islam Protestan Katolik Hindu Buddha

1 Sianjur 32 4828 19952 - -
Mulamula

2 Harian 680 3904 8824 - -
-
3 Sitiotio 16 4463 3561 -
-
4 Onan 140 9252 2407 -
Runggu

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-22
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Agama

No Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Buddha
17 - -
5 Nainggolan 130 5768 7411 - -
6 Palipi
9632 6617 - -

7 Ronggur 31 7278 4208 - -
Nihuta - -

8 Pangururan 487 23341 2903
17993 9085
9 Simanindo 145

Sumber : BPS Dalam Angka, 2020

Berdasarkan Tabel 2.16 di atas memperlihatkan keyakinan
yang dianut didominansi oleh agama Kristen Protestan
sebanyak 86.459 jiwa, posisi kedua adalah Kristen Katolik
sebanyak 64.968 jiwa dan di susul oleh islam sebanyak 1.678
jiwa.

Tabel 2.17 Banyaknya Sarana Ibadah Menurut Kabupen Samosir 2019

No Kecamatan Masjid Mushola Gereja Gereja Pura Vihara
Protestan Katolik
-
1 Sianjur - - 31 27 - -
Mulamula -
-
2 Harian 4- 20 24 - -
-
3 Sitiotio -- 28 9 - -
-
4 Onan Runggu 1 - 27 8 - -

5 Nainggolan - - 38 14 -

6 Palipi -- 47 15 -

7 Ronggur -- 29 15 -
Nihuta

8 Pangururan 1 2 63 8 -

9 Simanindo 1 1 54 20 -

Sumber : BPS Dalam Angka, 2020

Berdasarkan Tabel 2.17 di ketahui bahwa sarana ibadah yang
paling banyak yaitu Gereja sebanyak 477 bangunan sarana
peribadatan untuk umat Kristen Protestan dan Kristen Katolik.
Terdapat 7 bangunan masjid dan 3 mushola untuk umat Islam.

C. Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator tingkat
kesejahteraan masyarakat suatu wilayah. Tingkat Kesehatan penduduk

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-23
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

dipengaruhi oleh kondisi sanitasi lingkungan dan tersedianya sarana
dan prasarana Kesehatan.
Menurut Widyati (2002), higiene adalah suatu usaha pencegahan
penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia. Sedangkan sanitasi adalah penciptaan atau pemeliharaan
kondisi yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau
terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan. Sanitasi merupakan
usaha kongkret dalam mewujudkan kondisi higienis.
a. Sanitasi Lingkungan

Beberapa penyakit yang ditimbulkan akibat sanitasi (penyediaan air
bersih, pembuangan sampah dan limbah/kotoran) yang kurang baik,
antara lain : Diare, Demam Berdarah, Disentri, Hepatitis A, Kolera,
Tiphus, Cacingan, Malaria. Berikut ini adalah gambaran kondisi
sanitasi lingkungan di wilayah studi.
1) Sumber Air Minum

Kebutuhan air bersih dalam kehidupan sehari-hari di Kabupaten
Samosir dapat dilihat pada Tabel 2.18 di bawah ini.

Tabel 2.18 Sumber Air Bersih di Kabupaten Samosir (persen) 2012-2019

No Sumber Air Tahun
Minum 2015 2016
2012 2013 2014 2017 2018 2019
1,48
1 Air kemasan 0,22 0,11 1,05 0,50 0,00 0,08 0,00 14,13
6,78
2 Air isi ulang 0,72 1,97 2,51 3,88 7,35 5,54 6,34 5,12
4,33
3 Leding 9,38 9,60 8,04 9,44 5,30 9,89 14,54
1,64
4 Sumur bor 1,23 1,93 6,46 8,49 7,76 5,75 10,28
22,19
5 Sumur 2,94 2,33 6,39 2,57 2,15 3,08 4,72
terlindungi 9,10
23,22
6 Sumur tidak 1,94 1,21 0,76 0,73 3,93 1,80 0,82 12,01
terlindungi 0,00

7 Mata air 13,89 43,30 24,74 17,04 20,74 20,38 17,32
terlindungi

8 Mata air tidak 23,23 5,82 14,49 13,24 13,46 13,88 14,23
terlindungi

9 Air sungai 9,94 8,28 10,02 30,43 27,39 28,64 17,91

10 Air hujan 7,84 13,20 9,44 13,30 11,91 10,96 13,10

11 Lainnya 28,68 12,25 16,10 0,22 0,00 0,00 0,73

Sumber : BPS Dalam Angka Kabupaten Samosir, 2012-2019

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-24
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Berdasarkan kebutuhan air minum di Kabupaten Samosir lebih
banyak menggunakan air minum yang berasal dari air sungai
sebanyak 23,22 % dan menggunakan air dari mata air
terlindungi sebanyak 22,19 %.

2) Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja
Kesehatan merupakan hal yang harus diperhatikan oleh
seluruh lapisan masyarakat, karena kesehatan merupakan
suatu standar dari kesejahteraan seseorang. Dalam
mewujudkan lingkungan yang sehat dan baik, maka diperlukan
tempat pembuangan yang memenuhi kriteria dalam sanitasi.

Tabel 2.19 Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja di Kabupaten Samosir 2012-
2019

No Tempat Pembangunan Akhir Tahun
Kotoran/Tinja 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Tangki/SPAL/Septick Tank 55,98 50,59 63,82 60,32 78,14 98,12 96,30 94,64

2 Kolam/Sawah/Sungnai/Danau/Laut 1,99 0,85 1,57 4,58 20,52 0,29 0,87 0,00
Pond/Rice Filed/River/Lake

Lobang tanah/pantai/tanah 1,71 0,32 1,57 2,58 19,63 1,58 2,83 5,36
3 lapang/kebun/ Land/beach/

farm/garden

4 Lainnya/Others 42,02 48,56 34,6 35,1 1,34 0 0,00 0,00

Sumber : BPS Dalam Angka, 2012-2019

Berdasarkan Tabel 2.19 di atas diketahui bahwa penduduk
Kabupaten Samosir menggunakan Tangki/SPAL/Septick Tank
sebagai temapat pembuangan kotoran/tinja sebanyak 94,64 %
pada tahun 2019. Penggunaan Tangki/SPAL/Septick Tank
mengalami peningkatan dari tahun 2012 hingga tahun 2019.
Sementara masih ada masyarakat yang menggunakan lobang
tanah/pantai/tanahlapang/kebun/land/beach/farm/garden
sebagai tempat pembuangan kotoran/tinja sebanyak 5,36 %
pada tahun 2019.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-25
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Tabel 2.20 Jenis Tempat Pembuangan Air Besar di Kabupaten Samosir 2012-2019

No Jenis Tempat Pembangunan Air Tahun
Besar 2015 2016
2012 2013 2014 2017 2018 2019

1 Leher Angsa 64,25 67,2 87,73 90,6 94,29 98,78 99,01 97,32

2 Plengsengan 37,75 30,00 11,77 5,37 0,96 0,81 0,81 0,93

3 Cubluk/Cemplung 0,00 2,64 0,25 13,19 4,44 0,40 0,19 0,57

4 Lainnya/Others 0,00 0,16 0,25 0,85 0,31 0,31 0,00 1,18

Sumber : BPS Dalam Angka, 2012-2019.

Berdasarkan Tabel 2.20 di atas, diketahui bahwa jenis septic
tank atau pembuangan air besar penduduk Kabupaten Samosir
menggunakan Jenis Leher Angsa sebanyak 97,32 % pada
tahun 2012 hingga tahun 2019. Sedangkan sebagian penduduk
menggunakan jenis plengsengan 0,93 %, jenis
cubluk/cemplung 0,57% serta jenis lainnya 1,18 %.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan II-26
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA

STANDAR PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP

3.1 Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan pembangunan IPLT Kabupaten Samosir diprakirakan

akan menimbulkan dampak terhadap berbagai komponen lingkungan. Dampak
yang diprakirakan akan terjadi berdasarkan tahapan kegiatan disajikan pada
Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Matriks Dampak Lingkungan

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

TAHAP PRAKONSTRUKSI

1. Survei Penetapan Lokasi Sikap dan Persepsi Masyarakat yang
Masyarakat mengusahakan lahan lokasi
IPLT dan masyarakat di sekitar
lokasi IPLT.

2. Perencanaan (Master Sikap dan Persepsi Masyarakat yang
Plan & Detailed Masyarakat mengusahakan lahan lokasi
Engineering Design IPLT dan masyarakat di sekitar
(DED)) dan Pengurusan lokasi IPLT.
Perizinan

3. Pembersihan dan Penigkatan Kebisingan Terjadi perubahan tingkat
kebisingan pada permukiman
Pematangan Lahan (Land yang berada di sekitar lokasi
proyek.
Clearing)

Peningkatan air larian (run Terjadinya peningkatan air larian
off) (run off).

Timbulan Limbah Padat Diprakirakan akan menyebabkan
timbulan limbah padat berupa
kayu pepohonan.

Penurunan Kualitas air Kegiatan pembukaan dan
permukaan pematangan lahan akan
menyebabkan masuknya partikel
tanah ke sungai sehingga akan
meningkatkan kadar padatan
terlarut total (TSS).

Perubahan Vegetasi alami Kegiatan pembukaan dan
pematangan lahan akan
mengurangi vegetasi alami yang
ada.

Sikap dan Persepsi Masyarakat yang beraktivitas di
Masyarakat sekitar lokasi IPLT.

TAHAP KONSTRUKSI

1. Penerimaan Tenaga Kerja Kesempatan Kerja 30 orang tenaga kerja.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan III-1
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
Konstruksi
Pendapatan Masyarakat 30 orang tenaga kerja.
2. Mobilisasi Material dan
Peralatan Sikap dan Persepsi 30 orang tenaga kerja.
Masyarakat
Diprakirakan parameter kualitas
Penurunan Kualitas udara udara yang mengalami
perubahan adalah TSP, SO2,
Peningkatan Kebisingan CO, dan NO2.

Peningkatan Kerusakan Terjadi perubahan tingkat
jalan kebisingan pada permukiman
yang dilalui kendaraan proyek.
Bangkitan lalulintas
Terjadinya penurunan kondisi
Sikap dan Persepsi jalan di sepanjang jalan masuk
Masyarakat ke IPLT akibat kegiatan
mobilisasi material dan
3. Pembangunan IPLT dan Penurunan Kualitas udara peralatan.
Sarana Pendukung
Timbulnya bangkitan lalulintas
Peningkatan Kebisingan serta antrian kendaraan pada
ruas jalan di dekat lokasi
Timbulan limbah padat pembangunan IPLT.

Sikap dan Persepsi Masyarakat di sekitar lokasi
Masyarakat kegiatan pembangunan IPLT
dan pengguna jalan.
TAHAP OPERASIONAL
Diprakirakan parameter kualitas
1. Penerimaan Tenaga Kerja Kesempatan Kerja udara yang mengalami
Operasional IPLT perubahan adalah TSP, SO2,
CO, dan NO2.
Peningkatan pendapatan
Terjadi perubahan tingkat
2. Operasional IPLT Sikap dan Persepsi kebisingan pada permukiman
Masyarakat yang berada di sekitar lokasi
proyek.
Penurunan Kualitas udara
Diprakirakan akan menyebabkan
Timbulan limbah cair timbulan limbah padat dari sisa
bahan bangunan selama
kegiatan pembangunan sarana
dan prasarana IPLT.

Masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan pembangunan IPLT.

10 orang tenaga kerja
operasional IPLT.

10 orang tenaga kerja
operasional IPLT.

Masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan IPLT.

Diprakirakan parameter kualitas
udara yang mengalami
perubahan adalah CO, CO2, H2,
SO2, NO2, TSP, Pb, dan CH4.

Timbulnya limbah cair yang
berasal dari kegiatan IPLT
adalah air buangan yang berasal

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan III-2
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Timbulan limbah padat dari pengolahan lumpur tinja.

Kebauan Diprakirakan akan menyebabkan
timbulan limbah padat dari
Penurunan Kualitas Air lumpur kering.
Permukaan
Diprakirakan akan terjadi
Peningkatan kebisingan peningkatan gas metana (CH4)
dan H2S karena proses
Peningkatan limbah B3 penguraian limbah cair.

3. Pemeliharaan IPLT Peningkatan Vektor Penurunan kualitas air
Penyakit permukaan yang berasal dari air
larian yang tidak masuk ke
Sikap dan Persepsi saluran drainase serta aktivitas
Masyarakat kantor IPLT, juga kegiatan
pencucian truk pengangkut
Penurunan Kualitas Air sampah.
Tanah
Terjadi perubahan tingkat
Sikap dan Persepsi kebisingan di sekitar lokasi IPLT
Masyarakat akibat mesin-mesin yang
beroperasi.
Peningkatan Vektor
Penyakit Timbulnya limbah B3 dari alat
berat, truk pengangkut sampah,
Sumber: Hasil Analisis, 2021 dan kantor seperti oli bekas, aki
bekas, lampu, dan lain-lain.

Diprakirakan terjadi peningkatan
vektor penyakit berupa tikus,
lalat, nyamuk, dan kecoa.

Masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan IPLT.

Penurunan kualitas air tanah
yang timbul dari pemeliharaan
alat-alat bermesin yang
digunakan di IPLT.

Masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan IPLT.

Diprakirakan terjadi peningkatan
vektor penyakit berupa tikus,
lalat, nyamuk, dan kecoa.

3.2 Standar Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Standar pengelolaan lingkungan ini merupakan upaya-upaya yang harus

dilakukan oleh pemrakarsa pembangunan IPLT Kabupaten Samosir untuk
mengelola setiap dampak lingkungan yang timbul.

Standar pemantauan lingkungan merupakan cara, metode, dan/atau
teknik untuk melakukan pemantauan atas kualitas lingkungan hidup yang
menjadi indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan III-3
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Di dalam standar pengelolaan dan pemantauan lingkungan ini
dicantumkan pula institusi pengelola dan pemantau lingkungan hidup yaitu
institusi yang akan melakukan/melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup dan
pemantauan lingkungan hidup; melakukan pengawasan atas pelaksanaan
pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup; dan menerima
pelaporan secara berkala atas hasil pelaksanaan komitmen pengelolaan
lingkungan hidup dan pemantauan lingkungan hidup berdasarkan lingkup tugas
instansi yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Adapun matriks standar pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
untuk rencana kegiatan pembangunan IPLT Kabupaten Samosir dapat dilihat
pada Tabel 3.2 berikut.

Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan III-4
Kabupaten Samosir

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

Tabel 3.2 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkunga

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

TAHAP PRAKONSTRUKSI Sikap dan Persepsi Masyarakat yang Me
1. Survei Penetapan Masyarakat mengusahakan lahan dan
Lokasi lokasi IPLT dan pela
masyarakat di sekitar kep
lokasi IPLT. me
loka

2. Perencanaan (Master Sikap dan Persepsi Masyarakat yang M
p
Plan & Detailed Masyarakat mengusahakan lahan p
p
Engineering Design lokasi IPLT dan
M
(DED)) dan masyarakat di sekitar p
d
Pengurusan Perizinan lokasi IPLT. a

3. Pembersihan dan Penigkatan Terjadi perubahan M
Pematangan Lahan Kebisingan
tingkat kebisingan pada p

an Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup untuk Rencana Kegiatan Pembangun

Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantaua
Bentuk
Bentuk Lokasi

Periode

elakukan sosialisasi Desa Hariara Selama kegiatan Wawancara dengan masyarakat D
n menjelaskan tujuan Pintu Kecamatan survei penetapan yang mengusahakan lahan lokasi P
aksanaan survei Harian lokasi. IPLT dan masyarakat di sekitar H
pada masyarakat yang Kabupaten lokasi IPLT tentang sikap dan K
engusahakan lahan Samosir persepsi masyarakat terhadap S
asi IPLT. rencana kegiatan.

Memberikan Desa Hariara Selama kegiatan Wawancara dengan masyarakat D
penjelasan tentang Pintu Kecamatan perencanaan dan yang mengusahakan lahan lokasi P
perencanaan Harian pengurusan izin. IPLT dan masyarakat di sekitar H
pembangunan IPLT. Kabupaten lokasi IPLT tentang sikap dan K
Samosir persepsi masyarakat terhadap S
Melengkapi semua rencana kegiatan.
perizinan yang
dibutuhkan sesuai
aturan yang berlaku.

Menggunakan Lokasi Selama tahap Pengukuran tingkat kebisingan di L
peralatan yang layak tapak/lahan konstruksi.
sekitar lokasi kegiatan ta

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Peningkatan air Terjadinya peningkatan M
larian (run off) air larian (run off). p
p
s
s
k
d
p

M
u
la
lo
p

Timbulan Limbah Diprakirakan akan Me
Padat menyebabkan timbulan kay
limbah padat berupa kon
kayu pepohonan.

Penurunan Kegiatan pembukaan M
Kualitas air dan pematangan lahan p
permukaan akan menyebabkan p
masuknya partikel tanah s
ke sungai sehingga s
akan meningkatkan k
kadar padatan terlarut
total (TSS). M
d
d
s

Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantaua
Bentuk
Bentuk Lokasi

Periode

Melakukan Lokasi Selama tahap Melakukan pengamatan dan L
pembukaan dan tapak/lahan konstruksi. observasi di lapangan serta ta
pematangan lahan pembangunan melakukan wawancara dengan p
secara bertahap IPLT. masyarakat di sekitar lokasi IP
sesuai dengan kegiatan.
kegiatan konstruksi
dan tidak dilakukan
pada saat hari hujan.
Membuat parit keliling
untuk mencegah air
arian keluar dari
okasi tapak/lahan
pembangunan IPLT.

emanfaatkan material Lokasi Selama tahap Melakukan pengamatan dan L
yu untuk kebutuhan tapak/lahan konstruksi. observasi di lapangan serta ta
nstruksi. pembangunan melakukan wawancara dengan p
IPLT. kontraktor, tenaga kerja, serta IP
masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan.

Melakukan Lokasi Selama tahap Pengambilan sampel kualitas air S
pembukaan dan tapak/lahan konstruksi. dan dianalisis laboratorium serta R
pematangan lahan pembangunan dibandingkan dengan baku mutu d
secara bertahap IPLT. sesuai Lampiran VI PP Nomor 22 lo
sesuai dengan Tahun 2021 tentang
kegiatan konstruksi. Penyelenggaraan Perlindungan
Membuat saluran dan Pengelolaan Lingkungan
drainase sementara Hidup.
dan kolam
sedimentasi sehingga

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Sikap dan Persepsi Masyarakat yang M
Masyarakat mengusahakan lahan m
lokasi IPLT dan m
masyarakat di sekitar m
lokasi IPLT. g

M
p
l
j
y
k
b

TAHAP KONSTRUKSI Kesempatan Kerja 30 orang tenaga kerja. M
t
1. Penerimaan Tenaga s
Kerja Konstruksi s
k
k
t

M
p
k
t
m
d

Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantaua
Bentuk
Bentuk Lokasi

Periode

Melakukan Desa Hariara Selama kegiatan Wawancara dengan masyarakat D
musyawarah dan Pintu Kecamatan persiapan lahan. yang mengusahakan lahan lokasi P
mufakat dalam Harian IPLT dan masyarakat di sekitar H
menentukan nilai Kabupaten lokasi IPLT serta kepala desa K
ganti lahan. Samosir tentang sikap dan persepsi S
masyarakat terhadap proses dan
Melakukan nilai ganti lahan.
pembayaran ganti
lahan sesuai dengan
jumlah dan waktu
yang disepakati serta
ketentuan yang
berlaku.

Mengutamakan Desa Hariara Selama tahap Penyebaran kuesioner kepada D
tenaga kerja dari Pintu Kecamatan konstruksi. masyarakat; wawancara dengan P
sekitar lokasi kegiatan Harian masyarakat dan kepala desa H
sesuai dengan Kabupaten tentang penerimaan tenaga kerja; K
kebutuhan dan Samosir melakukan cross check dan S
kualifikasi yang wawancara terhadap kontraktor
tersedia. pelaksana kerja lapangan,

Melakukan proses
penerimaan tenaga
kerja lokal secara
terbuka dengan
melibatkan kepala
desa.

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

d
k
b
b
k

Sikap dan Persepsi 30 orang tenaga kerja. M
Masyarakat p
k
t
d
k

M
p
d
k
p

2. Mobilisasi Material Penurunan Diprakirakan parameter M
dan Peralatan Kualitas udara kualitas udara yang p
mengalami perubahan b
adalah TSP, SO2, CO, ja
dan NO2. k
p
d
p
s
s

S
p
m
m
d

M
k
m

Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantaua
Bentuk
Bentuk Lokasi

Periode

dalam penyediaan

kebutuhan

bahan/material

bangunan keperluan

konstruksi.

Melakukan proses Desa Hariara Selama tahap Penyebaran kuesioner kepada D
penerimaan tenaga Pintu Kecamatan konstruksi. masyarakat pekerja lokal, serta P
kerja lokal secara Harian wawancara dengan masyarakat H
terbuka dan adil Kabupaten sekitar lokasi dan kepala desa K
dengan melibatkan Samosir tentang proses penerimaan S
kepala desa. tenaga kerja.

Memberikan peluang
penduduk setempat
dalam penyediaan
kebutuhan sehari-hari
pekerja.

Melakukan Jalan yang dilalui Selama tahap Pengambilan sampel udara di J
penyiraman secara oleh kendaraan konstruksi. sekitar lokasi kegiatan kemudian o
berkala pada badan pengangkut dianalisis di laboratorium dan p
alan yang dilewati bahan material dibandingkan dengan baku mutu b
kendaraan dan peralatan. sesuai Lampiran VII PP Nomor 22 d
pengangkut bahan Tahun 2021 tentang
dan material terutama Penyelenggaraan Perlindungan
pada musim kemarau dan Pengelolaan Lingkungan
secara berkala (pagi, Hidup.
siang, dan sore hari).

Setiap kendaraan
proyek yang
membawa bahan
material dan peralatan
diberi penutup terpal.

Mencuci ban
kendaraan yang
mengangkut bahan

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Peningkatan Terjadi perubahan M
Kebisingan tingkat kebisingan pada k
permukiman yang dilalui p
Peningkatan kendaraan proyek. d
kerusakan jalan la
Terjadinya penurunan k
kondisi jalan di
sepanjang jalan masuk M
ke IPLT akibat kegiatan ir
mobilisasi material dan k
peralatan. p
d

P
b
s
d

M
k
p
d
m
k
m
p

M
k
p
d
d
k

M
ir
k
p
d

Bangkitan lalulintas Timbulnya bangkitan M
lalulintas serta antrian s
kendaraan pada ruas A
jalan di dekat lokasi p
pembangunan IPLT.
M
ir

Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantaua
Bentuk
Bentuk Lokasi

Periode

Menggunakan Jalan yang dilalui Selama tahap Pengukuran tingkat kebisingan di J
sekitar lokasi kegiatan o
kendaraan oleh kendaraan konstruksi. pembangunan IPLT p
menggunakan alat Sound Level b
pengangkut peralatan pengangkut Metre kemudian dibandingkan d
dengan Baku Tingkat Kebisingan
dan material yang bahan material sesuai Kepmen LH Nomor 48
Tahun 1996 tentang Baku Tingkat
ayak dan minim dan peralatan. Kebisingan.

kebisingan.

Melakukan pengaturan

ring-iringan

kendaraan

pengangkut peralatan

dan material.

Pemasangan rambu

batas kecepatan di

sekitar permukiman

dan lokasi kegiatan.

Mengurangi kecepatan

kendaraan

pengangkut peralatan

dan material hingga

maksimal 30 km/jam

khususnya di jalan

masuk lokasi proyek

pembangunan IPLT.

Menggunakan Jalan yang dilalui Selama tahap  Melakukan pengamatan secara J
langsung di jalan yang dilalui o
kendaraan oleh kendaraan konstruksi. oleh kendaraan pengangkut p
bahan material dan peralatan. b
pengangkut peralatan pengangkut d
 Melakukan wawancara kepada
dan material sesuai bahan material masyarakat di sekitar jalan
yang dilalui oleh kendaraan
dengan beban dan dan peralatan. pengangkut bahan material dan
peralatan.
kapasitas jalan.

Melakukan pengaturan

ring-iringan

kendaraan

pengangkut peralatan

dan material.

Melengkapi dokumen Jalan yang dilalui Selama tahap  Melakukan pengamatan secara J
standar teknis oleh kendaraan konstruksi. langsung di jalan yang dilalui o
Andalalin untuk pengangkut oleh kendaraan pengangkut p
pembangunan IPLT. bahan material bahan material dan peralatan. b
dan peralatan. d
Melakukan pengaturan  Melakukan wawancara kepada
ring-iringan masyarakat di sekitar jalan

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

Sikap dan Persepsi Masyarakat di sekitar P
Masyarakat lokasi kegiatan m
pembangunan IPLT dan d
pengguna jalan. m
m
3. Pembangunan IPLT Penurunan kualitas Diprakirakan parameter p
dan sarana udara kualitas udara yang a
pendukung mengalami perubahan k
adalah TSP, SO2, CO,
dan NO2. M
ir
Peningkatan Terjadi perubahan k
kebisingan tingkat kebisingan pada p
permukiman yang d
berada di sekitar lokasi
proyek. M
ja
y
k
p
d

M
p
o
e

M
ja
a
s

M
k
s
lo
p

M
p
b
k
p

M
p
o
e

M

Standar Pengelolaan Lingkungan Hidup Standar Pemantaua
Bentuk
Bentuk Lokasi

Periode

Pengaturan jam Jalan yang dilalui Selama tahap Melakukan wawancara kepada J
mobilisasi peralatan oleh kendaraan konstruksi. masyarakat di sekitar jalan yang o
dan material agar tidak pengangkut dilalui oleh kendaraan p
mengganggu bahan material Selama tahap pengangkut bahan material dan b
masyarakat terutama dan peralatan. konstruksi. peralatan dengan menggunakan d
pada jam istirahat dan kuesioner kemudian
acara Lokasi Selama tahap menabulasikan dan melihat
keagamaan/adat. tapak/lahan konstruksi. besaran frekuensi sikap dan
Melakukan pengaturan pembangunan persepsi.
ring-iringan IPLT.
kendaraan Pengambilan sampel udara di L
pengangkut peralatan Lokasi sekitar lokasi kegiatan kemudian ta
dan material. tapak/lahan dianalisis di laboratorium dan p
pembangunan dibandingkan dengan baku mutu IP
Melakukan perbaikan IPLT. sesuai Lampiran VII PP Nomor 22
alan dengan segera Tahun 2021 tentang
yang disebabkan oleh Penyelenggaraan Perlindungan
kendaraan dan Pengelolaan Lingkungan
pengangkut peralatan Hidup.
dan material.
Pengukuran tingkat kebisingan di L
Menggunakan sekitar lokasi kegiatan ta
peralatan yang layak pembangunan IPLT p
operasi (lulus uji menggunakan alat Sound Level IP
emisi). Metre kemudian dibandingkan

Melakukan pengaturan
am kerja sehingga
alat tidak dilakukan
secara bersamaan.

Membuat pagar
keliling menggunakan
seng gelombang pada
okasi kegiatan
pembangunan IPLT.

Melakukan
penyiraman secara
berkala pada lokasi
kegiatan
pembangunan IPLT.

Menggunakan
peralatan yang layak
operasi (lulus uji
emisi).

Melakukan pengaturan

Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kabupaten Samosir

No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak

padat menyebabkan timbulan p
limbah padat dari sisa s
bahan bangunan y
selama kegiatan k
pembangunan sarana b
dan prasarana IPLT. M
s
d
s

Sikap dan persepsi Masyarakat di sekitar M
ja
masyarakat lokasi kegiatan a
s
pembangunan IPLT.
M
k
s
lo
p

M
y
m
lo
p

TAHAP OPERASIONAL 10 orang tenaga kerja M
operasional IPLT. t
1. Penerimaan tenaga Kesempatan kerja s
kerja operasional IPLT s
k
k
t

M
p
k
t
m
d


Click to View FlipBook Version