The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fip, 2022-09-18 21:52:01

E MODUL TELAAH KURIKULUM

E MODUL TELAAH KURIKULUM

4. Prinsip Praktis
Prinsip praktis atau disebut juga prinsip efisiensi. Menurut Asmariani (2016), efisiensi

merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan pengeluaran yang diharapkan paling
tidakmenunjukkan hasil yang seimbang. Prinsip praktis juga dapat diartikan sebagai
mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan sumber daya
pendidikan yang ada secara optimal, cermat, dan tepat sehingga hasilnya memadai. Secara
sederhana, prinsip praktis berarti mudah dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat
sederhana dan biaya yang relatif murah.

5. Prinsip Efektifitas
Efektifitas, berkenaan dengan sesuatu yang direcanakan atau diinginkan dapat

dilaksanakan, dan keberhasilan pelaksanaannya baik secara kuantitas maupun kualitasnya
(Mansur, 2016). Dalam hal ini prinsip efektifitas adalah mengupayakan pengembagan
kurikulum mencapai tujuan dengan usaha yang sesederhana mungkin namun menghasilkan
atau mecapai tujuan secara maksimal. Hal ini agar proses pendidikan berlangsung secara
simple namun tujuan utamanya dapat tercapai.

Selanjutnya, prinsip khusus dalam pengembangan kurikulum dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan
Pendidikan tentu memiliki tujuan dalam pelaksanaannya. Dalam melakukan

pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan tujuan dari pendidikan itu sendiri, agar
kurikulum yang dibentuk dapat menjadi alat untuk mencapai tujuan itu sendiri. Prasetyo &
Hamami (2020) menjabarkan tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum dan
khusus. Dalam perumusan tujuan pendidikan, didasarkan pada sumber-sumber, seperti;
ketentuan dan kebijakan pemerintah, survei mengenai persepsi masyarakat tentang kebutuhan
mereka, survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, survei tentang
kualitas sumber daya manusia, serta pengalaman negara lain dalam menghadapi masalah yang
sama.

b) Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Dalam mengembangkan kurikulum tentu harus memperhatikan isi dari pendidikan itu

sendiri, karena dalam kurikulum mengandung isi dari pendidikan yang akan disampaikan pada
siswa. Perancangan isi pendidikan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

44

teknologi. Setiyadi, et al. (2020) menjabarkan bahwa dalam memilih isi pendidikan harus
disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan. Hal itu memerlukan beberapa pertimbangan yaitu:
1) Perlunya penjabaran tujuan dar pendidikan dan pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil

belajar yang khusus dan sederhana.
2) Isi bahan pelajaran harus mencangkup dimensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
3) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

c) Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam pendidikan. Prasetyo &

Hamami, (2020) menyampaikan dalam proses belajar mengajar, hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut ini; kecocokan metode/teknik belajar mengajar untuk mengajarkan bahan
pelajaran, variasi metode/teknik dalam proses belajar mengajar terhadap perbedaan individu
siswa, serta keefektifan metode/teknik dalam mengaktifkan siswa dan mendorong
berkembangnya kemampuan baru.

d) Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Sebagai upaya untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien, diperlukan

penggunaan media atau alat pendukung dalam proses pembelajaran. Setiyadi et al. (2020)
menjabarkan beberapa prinsip yan dapat dijadikan pegangan dalam memilih maupun
menggunakan media dan alat bantu dalam mengajar yaitu:
1) Harus memperhatikan pembuatannya, meliputi siapa yang akan membuat, biaya, dan waktu

pembuatannya.
2) Bagaimana pengorganisasian media.
3) Apakah dibutuhkan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran?
4) Bagaimana pengintegrasiannya di dalam seluruh kegiatan belajar?
5) Hasil terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.

e) Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian atau evaluasi merupakan proses yang tidak terpisahkan dalam kegiatan

pembelajaran. Penilaian merupakan proses akhir dalam kegiatan belajar mengajar yang
bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan proses pembelajarna itu sendiri. Menurut
Prasetyo & Hamami (2020), dalam proses penilaian belajar setidaknya mencakup tiga hal dasar
yang harus diperhatikan, yakni; pertama, merencanakan alat penilaian. Hal yang harus
diperhatikan dalam fase ini ialah penentuan karakteristik kelas dan usia, bentuk tes/ujian, dan

45

banyaknya butir tes yang disusun. Kedua, menyusun alat penilaian. Langkah-langkahnya
adalah dengan merumuskan tujuan pendidikan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik,
mendeskripsikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang dapat diamati, menghubungkan
dengan bahan pelajaran, serta menuliskan butir-butir tes. Ketiga, mengelola hasil penilaian.
Prinsip yang perlu diperhatikan ialah norma penilaian yang digunakan dalam pengelolaan hasil
tes serta penggunaan skor standar.

Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin
yang tinggi, yang dalam hal ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang diterapkan tahun 2006. Adapun tujuan kurikulum yang
tertuang dalam Permendikbud RI Nomor 36 Tahun 2018, adalah untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta
mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.

Prinsip kurikulum dapat dibedakan menjadi dua, yakni prinsip umum dan
khusus. Prinsip umum terdiri atas 1) Prinsip Relevansi, 2) Prinsip Fleksibilitas, 3)
Prinsip Kontinuitas, 4) Prinsip Praktis, dan 5) Prinsip Efektivitas. Sementara prinsip
khusus terdiri atas 1) Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, 2) Prinsip
yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, 3) Prinsip yang berkenaan dengan
pemilihan proses belajar mengajar, 4) Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan
media dan alat pengajaran, dan 5) Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan
kegiatan penilaian.

46

1. https://tinyurl.com/TujuandanFungsiK13
2. https://tinyurl.com/PrinsipK13
1. Jelaskanlah secara singkat pengertian kurikulum 2013!
2. Sebutkanlah karakteristik dan tujuan dari kurikulum 2013!
3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat prinsip-prinsip pengembangan kurikulum 2013!

47

Melalui modul pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Menganalisis tentang standar kompetensi lulusan
2. Memahami tentang standar isi

Sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifikasi
kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan. Dalam penjelasan
Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Standar kompetensi lulusan pada kurikulum 2013 diatur pada Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan

48

Pendidikan Dasar dan Menengah. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar
Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar
proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.

Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian
antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan
kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari
monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar
Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.

Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga
dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Gradasi untuk dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan memperhatikan: a) perkembangan
psikologis anak; b) lingkup dan kedalaman; c) kesinambungan; d) fungsi satuan pendidikan;
dan e) lingkungan.
Untuk lebih jelasnya mengenai kompetensi yang dituntut pada setiap dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dapat didownload pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (3)
mengamanatkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Atas dasar
amanah tersebut telah diterbitkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan

49

nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (Pasal 2), berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).

Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan, di antaranya adalah Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah tersebut memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan
delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut telah ditetapkan Standar
Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk mencapai kompetensi lulusan tersebut
perlu ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria mengenai ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi peserta didik untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.

Untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas Indonesia
Tahun 2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang berbasis pada Kompetensi
Abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara
Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus memperkuat kontribusi Indonesia terhadap
pembangunan peradaban dunia. Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik
yang harus dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran.

Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam domain
sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi
dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai
dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan
kedalaman materi ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses

50

pemerolehan kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan
yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas: mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh
melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar
Isi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria
mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan
pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan
kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep
keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat
kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi
kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.

Standar isi pada kurikulum 2013 diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah. Pada permendikbud tersebut dijelaskan bahwa Standar Isi untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi terdiri dari Tingkat Kompetensi dan
Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan ketrampilan.
Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata pelajaran dirumuskan berdasarkan
Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar Isi untuk muatan peminatan kejuruan pada
SMK/MAK setiap program keahlian diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan
Menengah. Pencapaian Kompetensi Inti dan penguasaan ruang lingkup materi pada setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas pada tingkat kompetensi sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Perumusan Kompetensi
Dasar pada setiap Kompetensi Inti untuk setiap mata pelajaran sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan tertentu ditetapkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Dalam usaha mencapai Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana telah ditetapkan
untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi lulusan dikelompokkan

51

menjadi Tingkat Kompetensi Pendidikan Dasar dan Tingkat Kompetensi Pendidikan
Menengah. Tingkat Kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai
kompetensi lulusan yang telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan. Tingkat
Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi
oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka pencapaian Standar
Kompetensi Lulusan. Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan kriteria; (1) Tingkat
perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi
yang berjenjang. Selain itu Tingkat Kompetensi juga memperhatikan tingkat
kerumitan/kompleksitas kompetensi, fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang
yang relevan. Untuk mengetahui secara rinci kompetensi yang dituntut pada setiap jenjang
pendidikan, silahkan download Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

52

Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang
digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar
penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi
Lulusan ini ditetapkan dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Mendukung hal tersebut, perlu ditetapkan Standar Isi yang mencakup ruang lingkup
materi dan tingkat kompetensi peserta didik guna mencapai kompetensi lulusan pada
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan
tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada
Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Sementara karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi
ditentukan sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan
kompetensi tersebut.

53

1. https://tinyurl.com/SKLKurikulum13
2. https://tinyurl.com/StandarIsiKurikulum13
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan standar kompetensi lulusan!
2. Jelaskan secara singkat tentang standar isi dalam kurikulum 2013!

54

Melalui modul pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Memahami tentang standar proses
2. Menemukan prinsip pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan standar isi
3. Menelaah kegiatan pembelajaran di sekolah

Standar Proses pada Kurikulum 2013 diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22.Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar Dan Menengah. Pada permendikbud tersebut dijelaskan bahwa Standar Proses adalah
kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta
penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.

55

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip pembelajaran
yang digunakan:
1) Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
2) Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber

belajar;
3) Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah;
4) Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi;
5) Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
6) Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan

jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7) Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
8) Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan

mental (softskills);
9) Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai

pembelajar sepanjang hayat;
10) Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung

tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
11) Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
12) Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah
peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembelajaran; dan
14) Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka
konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka
konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi
dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran
mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan.

Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,

56

dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui
aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik
kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik
standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik
antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan
peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka
sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).

Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang taksonomi
tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara umum sudah dikenal luas.
Berdasarkan teori taksonomi tersebut, capaian pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga
ranah yakni: ranah kognitif, affektif dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan
pendidikan di berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya masing-
masing. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah tersebut
secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah
lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kegiatan pembelajaran di sekolah dibagi menjadi empat, yakni: perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan pengawasan. Berikut dijabarkan masing-masing kegiatan tersebut.

Dalam proses pembelajaran tentunya sebelumnya dibuat perencanaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

57

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik
pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan
kali pertemuan atau lebih. Untuk mengetahui komponen-komponen RPP, dapat dilihat pada
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22.Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Pelaksanaan pembelajaran adalah proses yang diatur sedemikian rupa menurut
langkah-langkah tertentu agar pelaksanaan mencapai hasil yang diharapkan (Sudjana,
2010:136). Menurut Majid (2014:129), pelaksanaan pembelajaran merupakan kegiatan proses
belajar-mengajar sebagai unsur inti dari aktivitas pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan rambu-rambu yang telah di susun dalam perencanaan sebelumnya.
Sedangkan menurut Djamarah dan Aswan Zain (2010:28) pelaksanaan pembelajaran adalah
suatu kegiatan yang bernilai edukatif, nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru
dan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum
pelaksanaan pembelajaran dimulai. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Ketiga tahap pembelajaran ini
merupakan tahapan yang sistematis dan berkesinambungan, artinya ketiga tahapan ini harus
dilaksanakan secara berurutan dan saling memiliki keterkaitan.

58

Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional
effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial)
pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian
otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan
Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan
anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di
akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis.
Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.

Untuk menjamin bahwa proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional, maka perlu dilakukan pengawasan. Pengawasan proses
pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta
tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan
oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas. Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif
dan transparan guna peningkatan mutu secara berkelanjutan. Sistem pengawasan internal
dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan
Mutu Pendidikan.

59

Dalam kegiatan pengawasan ada beberapa proses yang dilakukan, proses tersebut
yakni:
a. Pemantauan

Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok
terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi.
b. Supervisi

Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh
pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.
c. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam
bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik
secara berkelanjutan.
d. Tindak Lanjut

Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: 1) Penguatan dan
penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar;
dan 2) pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan
keprofesionalan berkelanjutan.

Untuk lebih jelasnya tentang standar proses kurikulum 2013 dapat dilihat pada
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22.Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.

60

Menurut Permendikbud RI Nomor 22 Tahun 2016 dijelaskan bahwasannya
Standar proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan guna mencapai standar kompetensi lulusan. Proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, serta memotivasi peserta didik agar dapat berpartisipasi aktif.
Mendukung itu, setiap satuan pendidikan harus melakukan perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta penilaian proses
pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan itu sendiri.

Kegiatan pembelajaran di sekolah dibagi menjadi 4, yakni: 1) Perencanaan
Pembelajaran, 2) Pelaksanaan Pembelajaran, 3) Evaluasi/Penilaian Proses dan Hasil
Pembelajaran, dan 4) Pengawasan

61

1. https://tinyurl.com/StandarProses1
2. https://tinyurl.com/StandarProsesK13
1. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan standar proses!
2. Sebutkan minimal 5 prinsip pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi lulusan dan

standar isi!
3. Jelaskanlah secara singkat seperti apa kegiatan pembelajaran di sekolah!

62

Melalui modul pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Memahami pengertian silabus
2. Menganalisis pengembangan silabus
3. Menguraikan prinsip-prinsip pengembangan silabus
4. Menguraikan langkah-langkah pengembangan silabus

Sebelum membuat sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) perlu dibuat
terlebih dahulu silabus. Silabus menjadi peran penting bagi guru. Dikarenakan silabus menjadi
sebuah perangkat pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Secara sistem disusun secara terstuktur
dan sistematis serta memuat komponen-komponen penting dalam pengusaan materi dasar.

Menurut Trianto (2010: 96), silabus merupakan sebuah perangkat dari sekelompok
materi pelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajaran. Sedangkan menurut Kunandar (2011: 244) silabus adalah
sebuah perangkat rencana dalam pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang memuat
komponen-komponen dalam kegiatan belajar-mengajar. Yulaelawati (2004:123) menjelaskan
bahwa pengertian silabus adalah seperangkat rencana dan pelaksanaan pengaturan
pembelajaran dan penilaian yang dibuat untuk sistem yang mengandung semua komponen

63

memiliki hubungan dengan tujuan menguasai kompetensi dasar. Selanjutnya Menurut
Kurikulum 2013 Pengertian silabu adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa silabus adalah rencana dan
pengaturan proses pembelajaran yang memuat komponen-komponen dalam kegiatan belajar-
mengajar dan dijadikan acuan atau pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran.

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan
kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
a) Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/

SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);
b) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
c) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
d) Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
e) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);
f) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
g) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
h) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik;

64

i) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu
semester atau satu tahun; dan

j) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber
belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun
ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran.

Menurut BSNP (2006:14) prinsip-prinsip dalam pengembangan silabus adalah sebagai
berikut.

a) Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b) Relevan Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual
peserta didik.

c) Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.

d) KonsistenAdanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

e) Memadai Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

f) Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutahir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.

g) Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

h) Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).
65

Langkah-langkah pengembangan silabus menurut BSNP (2006:15) adalah sebagai
berikut.
a) Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok

dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) atau pada Kelompok Kerja Guru (KKG), dan Dinas Pendidikan.
b) Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali
karakteristik siswa, kondisi sekolah, dan lingkungannya.
c) Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan
silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk
kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh
sekolah tersebut.
d) Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama.
e) Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/KKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup
MGMP/KKG setempat.
f) Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman dalam bidangnya masing-masing.

66

SILA

SEKOLAH DASA
IBTIDAIYA

KURIKUL

REVIS

TEMATIK
KEL

SEMES
KEMENTERIAN PENDIDI

ABUS

AR/MADRASAH
AH (SD/MI)

LUM 2013

SI 2018

TERPADU
LAS I
STER I
IKAN DAN KEBUDAYAAN

67

SILABUS TEMA

Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Subtema 1 : Organ Gerak Hewan

KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama ya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, san
berinteraksi dengan keluarga,teman, guru tetangga, dan n
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tenta
benda-benda yang dijumpainya di rumah,di sekolah, dan

Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,sistemat
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembanga

Mata Kompetensi Indikator Materi
Pelajaran Dasar Pembelaja
1.1.1 Mengamalkan
Pendidikan 1.1 Bersyukur nilia-nilai ran
Pancasila kepada pancasila
dan Tuhan dalam  Nilai-
Kewarganeg Yang kehidupan nilai
araan Maha Esa sehari-hari. yang
atas nilai- terkan
nilai 2.1.1 Menerapkan dung
Pancasila sikap-sikap dalam
dalam yang sesuai sila
kehidupa dengan nilai- Pancas
nilai yang ila

ATIK KELAS V

ang dianutnya.
ntun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam
negara.
dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati,
ang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta
tempat bermain

produktif,kritis, mandiri,
tis, logis dan kritis, dalam
sehat, dan tindakan yang
annya.

Kegiatan Pendidikan Penilaian Alokasi Sumber
Pembelajaran Penguatan Waktu Belajar
Sikap:
• Mengidentifikasi karakter • Jujur 24 JP  Buku
dan • Disiplin Guru
menganalisis  Religius • Tanggung
sikap-sikap yang  Nasionali  Buku
sesuai dengan Jawab Siswa
nilai-nilai yang s • Santun
terkandung  Mandiri • Peduli  Internet
dalam sila  Gotong • Percaya  Lingkun
Pancasila
Royong diri gan
• Mengidentifikasi  Integritas • Kerja
dan menemukan
Sama

68

n sehari- terkandung
hari dalam sila
2.1 Bersikap Pancasila
tanggung secara tepat.
jawab, 3.1.1 Menunjukkan
cinta Nilai-nilai
tanah air, pancasila
dan rela yang tedapat
berkorban dalam

sesuai lingkungan
nilai-nilai sekitar.
sila 4.1.1 Membuat
Pancasila laporan
3.1 tentang nilai-
Mengiden nilai
tifikasi pancasila
nilai-nilai yang tedapat
Pancasila dalam
dalam kehidupan
kehidupa sehari-hari.
n sehari-
hari
4.1

Menyaji
kan hasil
identifika
si nilai-
nilai

Pancasila
dalam
kehidupa
n sehari-
hari

contoh perilaku- Jurnal:
perilaku yang • Catatan
sesuai dengan
nilai-nilai luhur pendidik
yang terkandung tentang
dalam sila-sila sikap
Pancasila peserta
didik saat
di sekolah
maupun
informasi
dari orang
lain
Penilaian
Diri:
• Peserta
didik
mengisi
daftar cek
tentang
sikap
peserta
didik saat
di rumah,
dan di
sekolah

Pengetahua
n

Tes tertulis
• Membaca

bacaan
tentang

69

Bahasa 3.1 3.1.1 Menunjukkan  Teks
Indonesia Menent pokok pikiran tentan
pada sebuah g organ
ukan paragaraf gerak
pokok hewan
pikiran 4.1.1 dan
dalam Mengidentifi manusi
teks lisan a
dan tulis kasi pokok
4.1 pikiran yang  Ide
terdapat pokok
Menyaji dari
kan hasil dalam sebuah paragr
identifika teks. af
si pokok 4.1.2 Menunjukkan
pikiran pokok pikiran  Cerita
dalam dari sebuah berdas
teks tulis percakapan. arkan
dan lisan gambar
secara
lisan,
tulis, dan
visual.

• Menyusun cerita organ
dengan gerak
menentukan ide hewan
pokok dan
manusia.
• Menggali •
informasi dari Menentuk
bacaan untuk an ide
dituangkan ke pokok
dalam bentuk
setiap
gambar cerita paragraf
• Menulis dan dalam
bacaan.
mengembangka •
n ide pokok Berdiskus
menjadi sebuah i
paragraf menyebut
• Berdiskusi kan
menyebutkan pengertia
pengertian, n, fungsi,
fungsi, dan cara dan cara
menentukan ide menentuk
pokok bacaan an ide
• Menentukan ide pokok
pokok setiap bacaan.
paragraf dalam •
bacaan Mengamat
• Mengamati dan i gambar
menceritakan
gambar cerita cerita
tentang
tentang kelinci kelinci.
• Membaca •
Mengamat
bacaan gerak i rangka
hewan
• Di Kandang
Kelinci

70

Ilmu 3.1 3.1.1 Menghafal Rangka
Pengetahua organ
n Alam Menjela alat gerak gerak
skan alat dan hewan
gerak dan fungsinya (kelinci,
fungsinya pada hewan burung,
pada dan manusia. katak,
hewan 3.1.2 Menjelaskan ikan, dan
dan cara kadal)
manusia memelihara
serta cara kesehatan Organ
memeliha alat gerak gerak
ra manusia hewan
kesehatan 3.1.3 Menyebutkan vertebrata
alat gerak hewan yang dan
manusia termasuk hewan
4.1 Membuat hewan avertebrat
model vertebrata a
sederhana dan hewan
alat gerak yang
manusia termasuk
atau arvebrata.
hewan 4.1.1 Menciptakan
model alat
gerak dari
kawat

• Merangkai organ
sebuah cerita gerak
berdasarkan kelinci,
gambar burung,
katak,
• Membaca teks ikan, dan
berkaitan kadal.
dengan gerak • Membaca
hewan bacaan

• Membaca gerakan
bacaan tentang ikan
organ gerak dalam air.
hewan dan •
manusia Mengident
ifikasi
• Mengamati sikap-
rangka organ sikap
gerak kelinci, yang
burung, katak, sesuai
ikan, dan kadal denga
nilai-nilai
• Menyebutkan yang
organ gerak terkandu
hewan ng dalam
vertebrata dan sila
hewan Pancasila.
avertebrata •
Menganili

sa sikap-
sikap
yang
sesuai
dengan

71

Organ
gerak
manusia:

 Gamba
r
tulang

 Jenis
Tulang

 Fungsi
Tulang

 Manfaa
t organ
gerak
manusi
a

Otot
manusia:

 Bentuk
dan
letak
otot
manusi
a

 Macam
-
macam
gerak
otot

 Kelaina
n/
ganggu

sila-sila
pancasila.

Menentuk
an ide
pokok
dari cerita
teman.


Mengident
ifikasi
kondisi
geografis
pulau-
pulau di
Indonesia.

Mengident
ifikasi
perilaku-
perilaku
yang
sesuai
dengan
nilai-nilai
luhur
yang
terkandu

ng dalam
sila-sila
Pancasila.

Menentuk
an

72

Ilmu 3.1 3.1.1 Mencari an
Pengetahua Mengid pengaruh otot
n Sosial ekonomi, pada
entifikasi sosial dan manusi
karakteris a
budaya
tik terhadap  Kondisi
geografis letak geografis
Indonesia geografis Indonesi
sebagai Indonesia a
negara 3.1.2
kepulaua Menunjukka  Potensi
n/ n perubahan kekayaa
maritim alam yang di n alam
dan sebabkan Indonesi
agraris oleh perilaku a
serta manusia.
pengaruh 4.1.1 Menuliskan  Kepadat
nya tentang an
terhadap perilaku pendud
kehidupa manusia uk tiap
n yang provinsi
ekonomi, mempengaru
sosial, hi Perubahan  Keberag
budaya, alam. aman
komunika 4.1.2 Menggambar pendud
si serta letak uk di
transport geografis daerah
asi tempat tempat
4.1 tinggal tinggaln
ya
Menyaji
 Kenamp
akan
alam
dan
buatan

 Keragam
an flora

• Menyebutkan perbedaa
keragaman flora n hewan
dan fauna vertebrata
sesuai dengan dan
avertebrat
kondisi geografis a.
wilayah di •
Indonesia Menentuk
• Mengidentifikasi an ide
potensi pokok
kekayaan alam dari
bangsa bacaan.
Indonesia •
Menemuk
an ide
pokok
masing-
masing
paragraf.
• Menggali
informasi
dari
bacaan
untuk
dituangka
n ke
dalam
bentuk
gambar
cerita.

Keterampila
n

73

Seni kan hasil Mains- dan
Budaya dan identifika masing fauna di
Prakarya si sesuai peta. Indonesi
karakteris a
tik 3.1.1 Menceritakan  Kebuday
geografis ulang cerita aan
Indonesia yang terdapat daerah
sebagai pada gambar
negara  Gambar
kepulaua 3.1.2 Menyusun cerita/k
n/ cerita omik
maritim tentang
dan organ
agraris gerak
serta manusia
pengaruh
nya
terhadap
kehidupa
n
ekonomi,
sosial,
budaya,
komunika
si serta
transport
asi

3.1
Memah

ami
gambar
cerita

• Melakukan Praktik/Kin
gerakan erja
melempar dan
menangkap • Menulis
dan
mengemb
angkan
ide pokok
menjadi
sebuah

paragraf.


Menyebut
kan organ
gerak
hewan
dan
manusia,
menentuk
an ide
pokok
bacaan

Mencerita
kan
gambar
tentang
kelinci.
• Membuat

model
kerangka
dari
kertas
karton.

74

4.1 Membuat berdasarkan
gambar gambar.
cerita 4.1.1 Menentukan
ide pokok
sebuah
gambar
4.1.2 Membuat
sebuah cerita
dari gambar.


Menyebut
kan organ
gerak
hewan
vertebrata
.


Menyebut

kan dan
menuliska
n sikap-
sikap
yang
sesuai
dengan
nilai-nilai
yang
terkandu
ng dalam
sila-sila
Pancasila
dan
menemuk
an serta
menuliska
n ide
pokok

bacaan.


Menyebut
kan
kondisi
geografis

75



wilayah
Indonesia.
• Membaca
bacaan
mengenai
perilaku
yang
sesuai
dengan

nilai-nilai
luhur
dalam
sila-sila
Pancasila
yaitu
gotong
royong.
• Membuat
model
hewan
avertebrat
a dari
plastisin.
• Membuat
gambar
ilustrasi
sesuai
teks

bacaan.
• Menyusun

cerita
dengan
menentuk
an ide

76



pokok
terlebih
dahulu.

Menyebut
kan organ
gerak
hewan
vertebrata
dan
hewan
avertebrat
a.

77

Silabus merupakan rencana dan pengaturan proses pembelajaran yang
memuat komponen-komponen dalam sebuah kegiatan belajar mengajar dan
dijadikan sebagai acuan atau pedoman dalam membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran. Silabus ini sendiri dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus juga digunakan sebagai
acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

78

6. https://tinyurl.com/PengembanganSilabusK13
7. https://tinyurl.com/LangkahPengembanganSilabus
1. Apa yang dimaksud dengan silabus?
2. Sebutkan poin-poin pengembangan silabus!
3. Sebutkan poin-poin pada prinsip-prinsip pengembangan silabus!
4. Jelaskanlah langkah-langkah pengembangan silabus!

79

Melalui modul pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Memahami pengertian rencana pelaksanaan pembelajaran
2. Menganalisis komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran
3. Menguraikan prinsip penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
4. Menguraikan pelaksanaan pembelajaran
5. Menganalisis penilaian proses dan hasil pembelajaran

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran, guru harus merancang dulu rencana
pelaksanaan pembelajaran. Menurut Mulyasa (2007:183) mengungkapkan bahwa RPP adalah
rencana penggambaran prosedur dan manajemen pengajaran untuk mencapai satu atau lebih
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar kompetensi dan di jabarkan dalam silabus.
Selanjutnya menurut Kosasih (2014:144) mengatakan bahwa RPP adalah rencana
pembelajaran yang pengembangannya mengacu pada suatu KD tertentu didalam
kurikulum/silabus.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam
upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung

80

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang menggambarkan prosedur dan manajemen
pembelajaran yang dibuat untuk satu pertemuan atau lebih berdasarkan silabus yang telah
dibuat.

Dalam penyusunan RPP ada beberapa komponen yang harus ada. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah komponen-komponen RPP adalah sebagai berikut.
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. Kelas/semester;
d. Materi pokok;
e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar

dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang
harus dicapai;
f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan;
g. Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
i. Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan KD yang akan dicapai;

81

j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran;

k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber
belajar lain yang relevan;

l. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup;
dan

m. Penilaian hasil pembelajaran.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah juga diatur tentang prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam penyusunan RPP. Adapun prinsip-prinsip tersebut yakni sebagai berikut.
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat,

potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu
keutuhan pengalaman belajar.
g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
h. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.

82


Click to View FlipBook Version