HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Guru Cài memberi contoh bagaimana cinta adalah perbuatan menolong orang, bahwa
karena cinta orang sangat paham bagaimana menolong orang lain. Alkisah ada seorang guru
kenalan Guru Cài. Suaminya mempunyai adik perempuan yang tinggal dan bersekolah di Hawai.
Suatu saat, sang adik mengalami kesulitan finansial. Suami tersebut berkata kepada istrinya
bahwa selama tiga tahun terakhir mereka telah berhasil mengumpulkan sejumlah uang. Ia
bermaksud mengirimkan uang tesebut kepada adiknya. Guru ini berkata kepada suaminya bahwa
ia merasa tesentuh atas sikap suaminya yang begitu menyayangi adiknya. Wanita itu mendukung
suaminya, maka ia berkata kepadanya bahwa besok ia akan pergi ke bank membantu suaminya
mengirim uang kepada adik iparnya. Perbuatan wanita itu sangat mulia. Suatu perbuatan cinta
suci adalah senantiasa merestui keinginan baik pasangan hidup. Dalam perjalanan ke bank,
sang guru bertemu dengan temannya. Temannya merasa tersentuh oleh cerita sang guru.
Temannya itu berkata bahwa ia sangat dekat dengan orang bank. Maka ia menawarkan diri
membantu mengirimkan uang itu. Setelah uang terkirim, teman teman itu berkata kepada sang
guru, “Saya sudah membantu anda mengirimkannya, tidak masalah kapan kamu kembalikan
uang itu kepadaku.” Jelas terlihat disini bahwa perbuatan mulia dapat membuat orang-orang
sekitar anda tersentuh dan tergerak untuk membantu Anda.
Kita telah paham keempat sisi ciri-ciri cinta sejati: cinta itu hangat karena senantiasa
memikirkan kebutuhan pasangan hidupnya; cinta hanya menggunakan bahasa yang tulus;
cinta itu tidak egois; cinta adalah perbuatan menolong pasangan hidup mewujudkan keinginan
baiknya.
Terakhir, masih ada satu sisi cinta yang teramat penting yakni pasangan harus mempunyai
kegemaran yang sama, yaitu gemar membaca dan belajar ajaran-ajaran para bijak. Ya, karena
hanya dengan belajar dari ajaran ajaran para bijak itulah suami istri ditempa menjadi manusia
utuh dan berakhlak mulia.
Setelah memilih pasangan dengan benar, selanjutnya adalah membina dan meraih persamaan
persepsi dalam hubungan tersebut. Dalam keluarga satu hal penting yang harus dilakukan bersama
adalah mendidik anak dengan baik. Guru Cài mengajak semua hadirin untuk merenung sebentar.
Bila sepasang suami-istri memiliki status sosial yang baik dan mapan secara finansial, tetapi
anaknya berkeluyuran di luar tanpa tujuan, mungkinkah nasib hidup anaknya akan berjalan baik
dikemudian hari? Jawabannya sudah pasti ”tidak mungkin!” Tidak hanya rumah tangga rakyat
34
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
biasa yang perlu mendidik anak dengan baik, kerajaan Cina ribuan tahun lalu juga melakukan
hal yang sama. Karena itu mereka melakukan pemilihan putra mahkota. Para raja berharap
kerajaan mereka bisa bertahan untuk jangka panjang, dan berharap putera mahkota dapat
memerintah dengan bijak. Karena itu para raja akan mencari guru terbaik di seluruh penjuru
di Cina untuk mendidik putra mahkotanya.
Dalam salah satu Panca Hubungan-Hubungan suami istri dikatakan bahwa: Antara suami dan
istri terdapat pemisahan tanggung jawab. Pada jaman Tiongkok kuno, suami bertanggung jawab
keluar (eksternal), sedangkan istri bertanggung jawab ke dalam (internal). Mengapa demikian?
Sebab dalam setiap keluarga terdapat 2 (dua) pilar utama. Pilar pertama adalah Kehidupan
materi/jasmaniah, dan Pilar kedua adalah kehidupan spriritual/rohani. Suami bertanggung jawab
keluar, menyelesaikan masalah ekonomi keluarga, sedangkan istri bertanggung jawab ke dalam,
menyelesaikan masalah pendidikan keluarga yaitu mendidik anak dengan baik!
Pada zaman modern saat ini, suami dan istri sama-sama bekerja, urusan mendidik anak
diserahkan kepada guru di sekolah, kepada kakek dan neneknya, kepada suster dan pembantu
rumah tangganya. Banyak anak yang selepas jam sekolah dititipkan di tempat penitipan anak.
Ada juga orangtua yang membayar guru les tambahan. Banyak juga anak yang didik oleh TV dan
komputer.
Guru Cài bertanya apakah Anda yang sudah memiliki banyak uang dapat senantiasa
menyimpan uang tersebut di sisi anda? Banyak yang menginginkan uang Anda, pejabat korup
meginginkan uang Anda, bencana alam seperti kebakaran dan banjir menginginkan uang Anda,
pencuri dan perampok menginginkan uang Anda, dan yang terakhir dan paling buruk adalah anak
durhaka berfoya-foya dengan uang yang Anda kumpulkan dengan susah payah. Bila kita tidak
mendidik anak dengan baik dan anak tumbuh menjadi manusia tidak berguna, seumur hidup
anda akan mengalami kekhawatiran. Potensi anda terkena penyakit depresi sangat besar.
Mari kita bahas mengenai les privat anak secara lebih detail. Guru Cài mengamati sebuah
kelas, setengah dari para murid di kelas itu mengambil les tambahan. Guru Cài mengamati
anak-anak yang mengambil les tambahan dan menemukan bahwa ketika belajar di kelas
mereka tidak sungguh-sungguh memperhatikan apa yang diajarkan guru. Karena pelajaran
yang diajarkan sang guru pada hari itu telah di pelajari di kelas les tambahan. Karena itu anak
35
menjadi tidak konsentrasi dalam belajar. Ketika anak mendapat pelajaran yang belum dipelajari,
ia juga tidak akan konsentrasi karena ia berpikir nanti akan diajarkan di kelas les tambahan.
Ketika ujian tiba, anak yang mengambil les tambahan terlihat belajar dari beberapa kertas
yang mereka pegang. Kertas-kertas itu adalah rangkuman butir-butir penting yang dibuat oleh
guru les mereka. Sedangkan murid-murid yang tidak mengambil les tambahan belajar
berpasangan agar bisa bertanya jawab. Apa yang terjadi pada anak-anak yang belajar dari
rangkuman guru les setelah ujian selesai? Karena mereka hanya menghafal, tidak sepenuhnya
menyerap bahan pelajaran, maka setelah selesai ujian mereka lupa semua yang dihafalnya,
dan bahkan tidak ingat sama sekali lagi apa yang pernah dipelajari. Jadi para orangtua harus
dengan sungguh-sungguh mengkaji ulang apakah les tambahan benar-benar bermanfaat bagi
anak.
Bila pendidikan anak kita serahkan kepada pembantu, hendaknya kita ingat bahwa banyak
pembantu rumah tangga di Tiongkok tidak lancar berbahasa mandarin. Kemampuan berbahasa
anak yang dididik pembantu pasti akan kurang. Bahasa adalah dasar untuk mempelajari semua
pelajaran lain. Kemampuan berbahasa yang kurang akan mempengaruhi pelajaran lain. Bagaimana
dengan sikap pembantu rumah tangga dalam menjaga anak? Apakah akan seperti orangtua
kandung? Jawabannya tentu tidak. Para pembantu menganggap anak yang dijaganya adalah bos.
Anak-anak ini akan dilayani seperti raja. Banyak anak yang kalau mau ke sekolah hanya duduk
di kursi, pembantu mereka yang akan memakaikan kaos kaki dan sepatu, menyuapkan sarapan
pagi, dan mempersiapkan buku pelajaran yang harus di bawa ke sekolah. Apa akibatnya?
Anak tidak mempunyai kemampuan untuk bertahan hidup. Bila anak sudah besar dan suatu hari
gagal dalam usahanya, kemungkinan besar anak ini bisa mati kelaparan.
Sebagai orangtua kita harus sadar bahwa kekayaan itu tidak bisa bertahan selamanya. Kita
sebagai orangtua harus mempersiapkan anak agar dapat bertahan dalam kondisi apa pun. Kita
harus mendidik anak agar bisa hidup mandiri. Jangan sampai anak kita merasa bahwa uang dapat
menyelesaikan semua masalah. Bila hal itu sampai terjadi maka moral anak sudah rusak.
Didikan berikutnya yang harus kita perhatikan adalah didikan dari kakek dan nenek. Banyak
yang ketika menjadi orangtua bisa mendidik anak dengan akal sehat. Tetapi ketika sudah
menjadi kakek dan nenek, melihat cucu yang lucu, mereka secara tidak sadar memanjakan
36
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
cucunya. Guru Cài mengambil ibunya sendiri sebagai contoh. Guru Cài mengingat ibunya sebagai
wanita yang sangat berprinsip, penuh disiplin dan tegas. Ketika masih kecil Guru Cài meminta
sesuatu, dan jika permintaannya tidak masuk akal maka ibunya tidak akan mengabulkannya.
Walaupun Guru Cài merengek, ibunya akan tetap pada pendiriannya. Sekarang setelah menjadi
nenek, bila keponakan Guru Cài melakukan kesalahan, sang nenek selalu membela cucunya.
Guru Cài mengingatkan ibunya untuk tidak memanjakan keponakannya. Tetapi sang ibu tidak
mendengar nasihat Guru Cài, sampai pada suatu hari sang cucu berkelakukan tidak sopan
terhadap sang nenek. Sang nenek baru sadar dan teringat akan nasihat Guru Cài, kemudian
berkata kepada Guru Cài, ”Apa yang kamu katakan itu benar. Keponakanmu sekarang sudah
nakal dan mulai tidak sopan terhadap orangtua.” Karena itu jika kondisi memungkinkan lebih
baik anak dijaga oleh ayah dan ibunya sendiri.
Televisi dan komputer adalah alat komunikasi yang paling berbahaya bagi pertumbuhan
anak. Mengapa Guru Cài berkata demikian? Terkadang kita melihat anak yang berbicara dengan
kata-kata kasar dan terkesan sombong, padahal kedua orangtuanya tidak berkepribadian seperti
itu. Besar kemungkinan perilaku anak itu adalah hasil didikan televisi dan komputer. Anak-anak
yang menonton televisi terlalu banyak, terkadang susah berkonsentrasi dalam belajar. Coba
anda pikirkan, mengapa barang-barang mahal selalu diiklankan di televisi? Karena orang yang
menonton televisi jarang menggunakan akal sehat, lebih banyak menggunakan emosi dan perasaan.
Di situs website Dà fāng guǎng「大方广」ada sebuah artikel tentang anak yang dibesarkan
oleh televisi, silahkan anda baca artikel itu. Ilmuwan telah berhasil melakukan penelitian dan
menemukan bahwa televisi membawa efek tidak baik terhadap anak.
Pelajaran pada bab ini diakhiri oleh Guru Cài dengan mengingatkan semua orangtua untuk
mengerti bahwa pendidikan anak lebih baik dilakukan sendiri, karena pertumbuhan anak
tidak mungkin dapat diulang. Bila kondisi memungkinkan, menjaga anak sendiri akan lebih baik.
Tetapi bila kedua orangtua harus bekerja, pastikan perkembangan anak tetap menjadi tanggung
jawab orangtua. Orangtua harus senantiasa tahu jelas apa yang terjadi pada anak dan senantiasa
berusaha menyediakan waktu untuk anak. Baik itu pagi sebelum bekerja, maupun malam
sesudah pulang kerja. Hari Sabtu dan Minggu dijadikan hari keluarga supaya anak merasakan
kehangatan keluarga. Walaupun kedua orangtua sibuk bekerja, mereka harus senantiasa
menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan anak, bisa dengan menelepon anak disela-
sela pekerjaan untuk bertanya apakah anak sudah makan dan mandi, atau apakah anak
37
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
sedang mengerjakan PR. Walapun orangtua dan anak mempunyai aktivitas masing-masing,
kebersamaan harus senantiasa menjadi fokus utama dalam keluarga. (*)
38
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
BAB V
PENDIDIKAN KELUARGA & EKONOMI KELUARGA
Pelajaran pada bab sebelumnya menyebutkan bahwa ada dua pilar terpenting dalam
sebuah rumah tangga. Pilar pertama adalah ekonomi, yaitu kehidupan materi. Pilar kedua adalah
kehidupan rohani, yaitu pendidikan anak. Pada zaman modern ini suami dan istri sama-sama
mencari nafkah. Maka, kebanyakan anak dititipkan pada penitipan anak atau ditinggal bersama
pembantu, atau dititipkan pada kakek dan nenek.
Disini Kebijaksanaan (Wisdom) seseorang akan jelas terlihat: Tiada hasil dapat diraih tanpa
pengorbanan. Di hadapan anda terpapar dua pilihan: Berkorban dengan berkurangnya penghasilan,
namun dapat lebih banyak kesempatan mendidik anak-anak; atau kalian berdua jor-joran mencari
uang, namun menelantarkan pendidikan anak. Kedua pilihan tersebut membuahkan hasil yang
pasti berbeda.
Guru Cài membuat perbandingan antara dua generasi. Generasi berumur 50-60 tahun
dibandingkan dengan generasi anak muda sekarang yang berusia 20-30 tahun. Menurut Anda,
generasi mana lebih bertanggung jawab dan lebih berbakti kepada orangtua? Dari segi finansial,
generasi mana lebih kaya? Generasi yang berumur 50-60 tahun lebih berbakti tetapi secara
finansial kalah unggul dari generasi anak muda yang berumur 20-30 tahun. Pertanyaannya adalah
mengapa setelah kehidupan finansial mapan, kehidupan moral malah mundur? Jawabannya:
karena kekayaan itu tidak pasti bisa menyelesaikan masalah.
Ketika Guru Cài masih kecil, ayahnya sangat miskin. Karena miskin mereka hidup sangat
hemat. Sisa sayuran selalu dimakan oleh ayah dan ibunya untuk tidak menyia-nyiakan
makanan. Kehidupan membuat mereka menjadi lebih tegar karena terdorong dua hal. Pertama,
menumbuhkan kebiasaan hidup hemat dan sederhana. Dan kedua, kehidupan yang semakin
sulit membuat mereka lebih bisa berterima kasih kepada orangtua dan sayang kepada saudara-
saudaranya.
39
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Anak-anak di zaman ayah Guru Cài tidak perlu diingatkan kapan harus belajar. Anak-
anak mempunyai inisiatif sendiri, bersemangat dalam menimba ilmu. Melalui keberhasilan
dalam pendidikan mereka ingin memperbaiki kehidupan mereka dan dengan demikian dapat
memberikan kehidupan yang lebih baik kepada orangtua. Kita bisa mengambil hikmah yang
besar dari kemiskinan. Kemiskinan mampu menempa seseorang menjadi lebih tegar, lebih
berkemauan kuat untuk maju dan lebih berbakti kepada orangtua.
Akibat dimanjakan oleh orangtua, banyak anak zaman sekarang hidup berfoya-foya. Mereka
tidak mengerti cobaan hidup dan tanggung jawab. Tidak hanya menghabiskan uang yang mereka
dapatkan, sering kali mereka juga menghabiskan uang orangtua. Banyak anak muda yang setelah
gajian langsung ke mal untuk berbelanja. Ada yang bisa menghabiskan seluruh gajinya hanya dalam
15 hari pertama, sehingga apa yang terjadi kemudian? Mereka akan kembali ke orangtua untuk
meminta uang jajan. Karena itu para orangtua hendaknya ingat bahwa memberikan kesenangan
dan kemewahan tidak menuntun anak menyikapi hidup dengan benar.
Pada awal Dinasti Han, Liú bang (刘邦) keluar sebagi pemenang menaklukkan musuh dan
menjadi Kaisar pertama Dinasti Han. Liu bang memberi penghargaan terhadap ratusan pejabat.
Para pejabat diberi penghargaan berupa tanah, sawah dan rumah. Ratusan tahun berlalu,
sejarawan dinasti Han teringat kasus ini dan ingin mempelajari nasib keturunan dari ratusan
pejabat ini?” Apa yang ditemukan oleh sejarahwan sangat mengejutkan. Keturunan ratusan
pejabat ini hampir semuanya hidup melarat, banyak yang sampai menjadi pengemis di jalan.
Diantaranya ada beberapa keturunan yang masih baik, salah satunya bernama Xiāo hé (萧何).
Pada saat pembagian tanah, Xiāo hé (萧何) meminta sebidang tanah tandus. Karena tanahnya
tandus, jika tidak digarap dengan upaya keras maka tidak dapat makan. Maka ia berpikir jauh,
berharap kelak anaknya bisa bekerja keras dan berhemat. Yang lain mendapat tanah yang subur,
dan karena subur maka menjadi malas. Tanah yang subur disukai banyak orang, lalu timbul godaan
untuk dijual. Xiāo hé (萧何) sudah bisa melihat hal itu. Ia tidak mau mewariskan uang kepada
keturunannya melainkan mewariskan kearifan dan keteladanan kepada anak cucunya.
Master Sī ma guāng (司马光先生) pernah berkata, ”mewariskan uang kepada anak cucu,
belum tentu mereka dapat menyimpannya; mewariskan buku kepada anak cucu, belum tentu
mereka dapat membacanya; lebih baik mewariskan kebajikan dalam jangka panjang untuk anak
cucu”. Dalam kitab Yì jīng《易经》terdapat kata mutiara yang berbunyi “Keluarga yang penuh
40
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
dengan amal kebajikan, pasti akan mewariskan kebahagiaan kepada anak cucunya.” Kebajikan
tidak hanya memberikan perlindungan kepada generasi berikutnya, tapi juga kini. Pada saat kita
melakukan kebajikan, pada proses kita menebarkan bibit bibit kebajikan, kita sesungguhnya telah
mewarisi keteladanan moral kepada keturunan kita. Oleh karena itu, hanya orangtua arif dan
bijaksana yang akan memilih jalan ini.
Generasi ayah Guru Cài hidup serba terbatas, mempunyai lima kakak dan adik. Dalam hal
belajar mereka tidak perlu diingatkan orangtua, hubungan kakak-adik sangat harmonis. Jadi,
dalam keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan, kehidupan rohani keluarga/ pendidikan anak
dapat berjalan dengan baik dan keharmonisan keluarga terbina dengan baik. Banyak suami istri
saat ini sama-sama bekerja, tetapi tidak terlihat ada peningkatan dari segi finansial; uangnya
dilarikan oleh temannya atau dibohongi dalam transaksi jual beli. Kita harus memahami apa arti
sesungguhnya harta kekayaan itu? Orang yang bagaimana yang bisa mendapatkan harta kekayaan?
Anda harus memahami dasar pemikiran ini atau anda akan bekerja seumur hidup tanpa hasil.
Guru Cài bercerita bahwa dewa kekayaan zaman Cina kuno adalah Fàn lí (范蠡) yang dikenal
oleh masyarakat umum sebagai Táo zhū gong (陶朱公). Fàn lí hidup di zaman peperangan
War state. Fan Li bersama Wén zhong (文种), membantu Gōu jiàn(勾践), kaisar “Yue” untuk
membangkitkan kembali negara Yuè. Fàn lí (范蠡) berkata kepada Wén zhǒng (文种), bahwa
raja Yuè Gōu jiàn (勾践) hanyalah orang yang dapat berbagi kesusahan bersama, tetapi tidak
rela berbagi kesenangan bersama masyarakatnya. Fàn lí (范蠡) bisa memahami karakter orang.
Memahami karakter orang sangat penting. Jika tidak bisa memahami karakter orang, hidup
menjadi susah. Kita lihat, Wén zhǒng (文种) tidak bisa memahami karakter orang. Ia melihat
kekayaan dan kemakmuran menghampiri raja Yue Gou Jian, Ia tidak rela! Kemudian, raja Yuè Gōu
jiàn (勾践) menekan Wén zhǒng (文种) untuk bunuh diri. Fàn lí (范蠡) lalu membawa Xī shī (西
施) sang istri meninggalkan kerajaan “YUE” ke Selatan - Jiāng nán (江南) untuk memulai usaha.
Ia mulai dari suatu usaha kecil. Tidak lama kemudian ia menjadi kaya, dan Fàn lí (范蠡) segera
menyumbangkan kekayaannya kepada fakir miskin. Tidak lama kemudian ia menjadi kaya lagi dan
kembali menyumbangkan kekayaannya kepada fakir miskin. Kemudian ia mulai lagi dari usaha
kecil. Dalam sejarah China kuno, tercatat dengan kisah nyata: ”Tiga kali menebar kekayaan, tiga
kali pula mengumpulkan kekayaan”.
41
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Karena itu, mengapa orang bisa menjadi kaya? Sebab musababnya adalah orang perlu paham
betul makna mendermakan kekayaannya. Perbuatan Fàn lí (范蠡) tersebut adalah sejalan dengan
pengajaran para bijak. Di dalam kitab suci Dà xué《大学》dikatakan bahwa menebar kekayaan
akan menuai rejeki/berkah.「财散则人聚.
Ketika kita mendermakan harta kita, mengapa dikatakan menuai berkah? Itu karena kasih
sayang orang sekeliling anda terhadap Anda. Tidak peduli apapun usaha Anda, mereka akan datang
berbelanja di tempat anda, memberikan dukungan kepada anda. Bukankah setelah kekayaan
dilepaskan, maka orang tidak lagi mempunyai harta? Tidak! Tidak dapat dilihat tidak berarti tidak
ada.
Jadi bila kita analisa dalam-dalam: Kekayaan bersumber pada kedermawanan, ditambah
dengan usaha yang gigih, bantuan dan dukungan teman teman, dan datangnya kesempatan.
Maka semua hal itu dengan sendirinya akan membuahkan rezeki. Oleh karena itu, kekayaan
rumah tangga harus ditangani sesuai dengan hukum alam tersebut diatas, agar usaha Anda tidak
sia-sia.
Setelah kakak Guru Cài hamil, sang kakak berhenti bekerja. Banyak sanak saudara
menyayangkan keputusannya untuk meninggalkan karirnya. Bahkan mertuanya sering berkata
kepadanya: “Pergilah bekerja, saya yang bantu menjaga anakmu”. Tetapi hidup ini adalah memberi
dan menerima. Dia berhenti bekerja dan dirumah mempersiapkan kelahiran, kemudian menjalani
masa pasca melahirkan, sampai akhirnya membesarkan anak. Setelah kakaknya mengundurkan
diri dari pekerjaanya, tinggal kakak iparnya yang mencari nafkah. Kakak ipar dalam usahanya
mendapat berkah lebih banyak. Mengapa demikian? Karena uang yang dibawa pulang oleh kakak
ipar seringkali diberi lagi oleh sang kakak kepada Guru Cai untuk mencetak kitab suci. Guru Cai
bercerita lebih lanjut: “Kakak saya mengerti ketika membantu suaminya mendermakan kekayaan,
dengan perbuatan itu suaminya mendapat berkah berlimpah. Suatu ketika mereka pergi berbelanja.
Kebetulan mal-nya baru merayakan acara peresmian, ada acara undian. Hadiah pertama adalah
sebuah mobil sedan. Kakak saya mengisi kupon dan memasukkan undian tersebut ke dalam kotak.
Selang beberapa waktu, kakak saya mendapat telepon dari mal yang mengabarkan selamat atas
keberhasilan memenangkan hadiah sebuah mobil sedan. Jadi tidak berarti semakin banyak orang
yang mencari uang maka akan mendapatkan uang lebih banyak. Anda harus mengerti bahwa
menanam bibit kedermawanan akan menuai berkah.
42
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Banyak teman yang berkata “Saya tidak punya uang lagi, bagaimana mendermakan yang
ada untuk memperoleh berkah?” Harta disini tidak hanya berarti “uang”. Harta yang direlakan
termasuk “harta rohani” dan “harta jasmani”. Pengalamanmu, kebijakanmu, ini semua
termasuk harta rohani yang bisa disumbangkan; harta jasmani disini adalah uang dan harta
benda, termasuk barang barang yang bisa disumbangkan. Apakah semakin besar harta yang
disumbangkan otomatis semakin banyak berkah yang akan kita terima? Belum tentu! Saya
pernah membaca sebuah laporan, ada sepasang petani lanjut usia menyumbangkan uang yang
telah mereka simpan seumur hidup untuk membeli sebuah mobil ambulans bagi sebuah rumah
sakit yang baru didirikan disekitar tempat tinggal mereka. Sama seperti perusahaan besar yang
telah menyumbangkan jutaan yuan. Mereka juga menyumbangkan nilai yang sama. Yang mana
yang akan mendapat berkah lebih banyak? Seorang petani telah menyumbangkan kekayaan yang
telah di kumpulkan seumur hidupnya, cinta kasihnya bermanfaat kepada berapa banyak hidup
orang? Bagi perusahaan besar, apa arti nilai jutaan? Hanya pecahan kecil. Karena itu lahan berkah
bergantung kepada “hati” yang menggarapnya. Besaran berkah juga tergantung kepada ketulusan
hati. Jadi, perbuatan derma yang diiringi dengan ketulusan dan kerelaan tidak peduli berapa
banyak dana yang disumbangkan, pasti akan menuai berkah berlimpah.
Pada zaman kuno ada seorang wanita yang kebetulan berjalan lewat sebuah biara. Ia pun
masuk dan memberi hormat kepada Sang Buddha. Kebetulan di sakunya hanya ada dua sen. Ia
menyumbangkan semuanya. Kepala biara sangat terharu melihat hal tersebut, kemudian secara
pribadi memimpin doa berkat untuknya. Kemudian wanita ini menikah dengan keluarga istana,
hidupnya menjadi kaya. Dia membawa ribuan tail ke biara Budha, menyumbangkan semuanya.
Tetapi kepala biara hanya menyuruh muridnya untuk mewakilinya membaca doa berkat. Wanita
ini sangat penasaran. Dulu ketika ia menyumbangkan dua sen, kepala biara sendiri yang langsung
membacakan doa berkat. Sekarang menyumbangkan dua ribu, doa berkat hanya dipimpin oleh
murid kepala biara. Wanita ini sangat bijak, ia merasa perlu berkonsultasi agar masalahnya jelas.
Ia mengambil inisiatif menemui kepala biara, menanyakan mengapa hal itu bisa terjadi? Kepala
biara berkata kepadanya: uang dua sen disumbangkan dari hati kamu yang paling tulus. Maka jika
saya tidak secara pribadi memberi doa berkat, saya bersalah kepada anda. Saat ini walaupun anda
membawa beberapa ribu tail, tetapi hati anda sudah tidak setulus dulu, maka cukup didoakan
oleh murid saya.
43
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Karena itu lahan berkah seseorang berakar pada ketulusan hati masing-masing. Jika kita
punya hati untuk menolong orang lain, pahala kita akan terkumpul sedikit demi sedikit. Sekarang
kita sudah paham kebenaran hakiki harta kekayaan. Jika melihat orang lain mendapat uang
banyak, bagaimana dengan hati anda? Tidak perlu merasa tidak tenang. Pastikan Anda merelakan
kekayaan Anda, dengan sendirinya hasilnya akan muncul.
Ketika menghadapi masalah pendidikan anak, suami istri harus punya pandangan dan
pemahaman yang sama. Sudah barang tentu mendidik harus dengan memberi teladan diri. Ada
peribahasa kuno yang mengatakan: Seorang suami harus memiliki “kewajiban berhutang budi”,
“kewajiban berterimakasih”, dan “kewajiban mendidik”. Terhadap orangtua sendiri kita wajib
merasa berhutang Budi. Terhadap istri harus memiliki “kewajiban berterimakasih”. Istri telah
bersama suami, bersusah payah mengelola keluarga. Bahkan ada satu budi baik sang istri, yang
kita para suami seumur hidup takkan dapat membalasnya. Istri telah membantu membuahkan
keturunan bagi suami.
Terhadap anak anak kita mempunyai suatu kewajiban suci, yaitu kewajiban mendidik anak-
anak dengan baik. Ini kewajiban pokok orangtua. Apabila seorang suami, seorang ayah bagi anak
anaknya taat menjalani ketiga kewajiban suci tersebut diatas, ia telah menjadikan dirinya teladan
bagi anak anaknya.
Terdapat 4 butir etika yang perlu ditaati oleh seorang istri: Pertama: Fù dé (妇德), artinya
seorang istri (Fu) harus berbudi/bijak. Kedua, Fù yán (妇言), artinya kata yang keluar dari mulut
istri. Ketiga “Fù gong (妇功)”, artinya jasa seorang istri. Keempat: “fù róng (妇容)”, artinya paras
wajah seorang istri. Seorang istri harus mempunyai “kebajikan sebagai seorang wanita” Fù dé (妇
德). Pada zaman kuno ada pepatah bahwa jika mendapat istri yang baik, keluarga bisa makmur
tiga keturunan; jika mendapat istri yang tidak baik, keluarga akan susah tiga keturunan. Jadi, saat
ingin mengambil istri, standar utama yang diberlakukan adalah budi pekerti sang istri.
Banyak orang zaman modern tidak lagi mengerti hal ini. Karena itu kita harus mendidik anak
kita agar kelak ketika mencari pasangan hidup mereka menitik-beratkan kepada Budi Pekerti. Sang
calon pasangan harus memiliki” Fù dé (妇德), empat kebajikan. Dan kebajikan seorang ibunda
dapat memberi pengaruh luar biasa kepada sang anak.
44
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Guru Cài bercerita, pada masa kecil mereka bertandang ke rumah neneknya dengan naik
taksi. Cara supir taksi membawa mobil tidak terlalu baik. Pada sebuah jalan kecil, satu ban taksi
lepas dan jatuh ke dalam parit. Ketika jatuh, knalpot taksi menabrak semen dan menjadi longgar.
Karena itu setengah perjalanan, knalpot berbunyi Kòu Kòu Kòu Kòu sampai akhirnya tiba dirumah
neneknya. Ibunya membayar ongkos taksi dan member supir taksi itu tambahan 500 yuan.
Pada saat memberikan tambahan uang kepada supir taksi tersebut, ibu Guru Cài sama sekali
tidak mengatakan apa pun kepada Guru Cài. Tetapi ketika itu Guru Cài melihat dan mengingat hal
yang dilakukan ibunya. Di dalam benak Guru Cài muncul beberapa pemikiran, yaitu ibunya merasa
supir taksi adalah orang yang bekerja keras dalam mencari nafkah. Ongkos memperbaiki mobil
pasti akan membebani keluarga supir taksi tersebut. Kehidupan keluarga kami lebih berkecukupan
maka ibu memberi mereka sedikit bantuan. Perbuatan ibu pada saat itu sangat membuat Guru
Cài terharu. Tindakan seorang ibu secara tidak langsung akan mempengaruhi sang anak. Jadi
kebajikan pertama seorang istri adalah “welas asih”, kebajikan kedua seorang istri adalah “tutur
kata”.
Sejak kapan tutur-kata seorang ibu 「Fù yán 妇言」akan mempengaruhi anaknya? Ketika
masih dalam kandungan. Tutur-kata ibu yang lemah lembut dapat membuat anak dalam
kandungan merasa sangat nyaman. Bila sang ibu berbicara hal yang tidak baik, anak didalam
kandungan juga akan merasakannya. Karena itu jika kita menginginkan anak kita selama didalam
kandungan belajar hal yang baik maka kita harus senantiasa menjaga tutur kata kita.
Bila tutur-kata kita lemah lembut, selalu mencoba memahami dan toleran terhadap orang lain,
maka anak akan belajar dan menirunya.
Orangtua jangan pernah membicarakan kejelekan orang lain di depan anak. Ketika orangtua
di depan anak membicarakan kejelekan orang lain, apa yang anak pelajari? Hal yang sama,
mereka belajar dari apa yang mereka lihat, mereka juga akan ikut menjelek-jelekan orang lain,
suka mengkritik orang lain dan bersikap sombong.
Kebajikan ketiga seorang istri adalah “Keterampilan mengurus rumah tangga”. Wanita
Tiongkok zaman dahulu bisa membuat baju, mengerjakan banyak pekerjaan rumah tangga. Ini
disebut sebagai jasa seorang wanita 「Fù gong 妇功. Zaman sudah berubah, wanita sekarang
tidak perlu lagi membuat pakaian. Sekarang industri tekstil sudah berkembang pesat. Kondisi
45
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
rumah tangga zaman dulu dengan zaman sekarang tidak sama. Tetapi ibu tetap harus merawat
rumah tangga dengan baik, harus memiliki kemampuan cukup baik mengatur rumah tangga.
Misalnya, harus tetap mengatur kebersihan rumah. Jika anak tumbuh besar dalam lingkungan yang
bersih, anak secara tidak langsung akan merasa bahwa semua barang harus bersih, harus ditata rapi.
Jika anak melihat barang tidak rapi ia pasti akan berinsiatif membereskannya.
Selain melakukan pekerjaan rumah tangga, istri juga harus bisa memasak makanan enak,
karena bila suami dan anak terlalu sering makan di luar, suasana dirumah menjadi tidak harmonis,
karena jarang berkumpul bersama. Selain itu makanan diluar kurang bersih dan terkadang terlalu
berminyak. Lama kelamaan akan timbul banyak penyakit.
Kebijakan keempat adalah “Paras seorang istri”「Fù róng 妇容. Paras seorang wanita tentu
tidak harus dirias sama seperti hari pertama menikah. Fù róng`「妇容」mewakili keanggunan dan
kesederhanaan. Wanita jangan setelah melahirkan berlaku pasrah, tidak berdandan sama sekali.
Walaupun telah melahirkan, wanita masih harus berpakaian rapi. Karena sebagai ibu, ia menjadi
contoh bagi anak-anaknya. Jika kita sebagai orangtua tidak menjaga penampilan, maka anak – anak
kita juga akan mengikuti kita.
Bila suami dan istri dapat memperbaiki perilaku dan tutur kata, mereka pasti akan bisa mendidik
anak dengan baik. Sekarang zaman emansipasi wanita, karena itu sudah menjadi tanggung jawab
bersama untuk mendidik anak. Empat kebajikan istri berlaku juga bagi suami. Tutur kata suami juga
harus lemah lembut, harus sering mengucapkan kata-kata bijak, memberi teladan bertutur kata
yang baik kepada anak. Karena itu, kita setiap saat harus mengingatkan diri sendiri untuk memberi
teladan yang baik kepada anak, dimulai dari diri sendiri.
Lalu mendidik anak harus dengan penghargaan dan hukuman yang ditegakkan berbarengan.
Dengan kata lain harus ada yang berperan orang jahat dan orang baik. Memberi penghargaan dan
memberi hukuman harus mengambil jalan tengah, tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kurang.
Jika saat ini hanya ada kasih sayang, memperlakukan anak dengan berlebihan manis, apa yang
akan terjadi? Anak tidak akan takut dan hormat kepada orangtua. Jika orangtua terlalu dingin dan
galak terhadap anak, anak akan menjaga jarak dengan mereka. Karena itu, kasih sayang dan wibawa
sebagai orang tua harus senantiasa berimbang.
46
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Guru Cài bercerita tentang kerjasamanya dengan sang kakak dalam mendidik keponakannya.
Guru Cài berperan sebagai orang jahat, dan sang kakak berperan sebagai orang baik. Beberapa tahun
lalu, bertepatan dengan malam tahun baru, ada acara keluarga di rumahnya. Keponakan Guru Cài
sedang memegang sumpit di bagian bawah yang biasa dipakai untuk mengambil sayur. Guru Cài
berkata kepadanya, ”Wei-wei, jika begitu cara kamu memegang sumpitnya akan ada virus, karena
itu kotor. Jika memegang sumpit harus di bagian atasnya.” Ia hanya melihat Guru Cài dan tetap
saja memegang bagian bawah. Guru Cài dengan sangat sabar berkata, ”Jika kamu memegangnya
seperti itu akan ada virus. Kamu harusnya pegang bagian atas.” Ia masih saja menatap Guru Cài
walaupun ia tidak mengatakan apa-apa. Keponakannya seolah-olah mau menguji kesabaran Guru
Cài. Banyak anak kecil suka menguji batas kesabaran orangtua. Ketika mereka berhasil melewati
batas kesabaran Anda, mereka akan mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Dan Anda akan
mundur perlahan, anak akan menggunakan rengekannya untuk mengancam Anda. Setelah 3
kali nasihatnya tidak dihiraukan Guru Cài pun mengendong keponakannya dan membawanya
kedalam kamar untuk menghukumnya.
Ketika Guru Cài mengendongnya ke kamar, itu sebenarnya saat paling penting yang
mengatakan kepada anak itu bahwa ia telah bersalah. Guru Cài berkata kepada keponakannya,
”Kamu menangis juga percuma. Semakin keras kamu menangis, paman akan menghukummu
lebih berat lagi.” Ternyata ketika Guru Cài berkata begitu, ia menangis, bahkan lebih keras. Guru
Cài lalu memukul pantatnya dengan pelan. Menggunakan momentum itu untuk berkata kepada
keponakannya bahwa itu adalah hukumannya. Ketika anda sangat tegas, anak akan mengerti
bahwa dengan caranya menangis keras, mutlak tidak dapat mencapai tujuannya, maka ia akan
berhenti menangis. Ketika ia tidak menangis lagi, kita harus memberikan penjelasan kepadanya
agar ia mengerti kesalahannya. “Paman mendidik kamu dengan cara ini adalah demi kebaikanmu,
kamu seharusnya menerima ajaran dari orang yang lebih tua.” Setelah berkata demikian Guru Cài
pun keluar dari kamar.
Lalu, siapa yang harus berperan sekarang? Orang baik harus berperan. Karena itu kakak
Guru Cài berjalan ke dalam kamar. Begitu berjalan masuk, anak itu langsung menghampiri dan
memeluk ibunya dengan manja. Kakak saya langsung menggendongnya dan berkata, ”Tadi kamu
telah melakukan kesalahan apa? Katakan sendiri!”. Anak tersebut tidak mau bicara, kemudian
tetap memeluk ibunya. Kakak Guru Cai tetap konsisten berkata kepada anaknya,”Tadi sudah
berbuat salah apa? Katakan sendiri!” Agar ingatan sang anak tidak berhenti pada hukuman
47
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
pamannya, tetapi berhenti dimana? Berhenti pada kesalahan yang telah diperbuatnya. Setelah
si anak mengakui kesalahannya, kakak saya menyuruh anak itu untuk pergi minta maaf kepada
saya. Ia datang minta maaf kepada saya dan ini membuat didikan tersebut berakhir dengan baik.
Banyak orangtua yang mendidik anak dengan hanya menghukum. Selesai mengeluarkan amarah,
tidak melakukan tindakan untuk penyelesaian akhir. Maka ingatan anak akan tertinggal pada ayah
sebagai orang pemarah, ibu seorang pemarah. Karena itu penghargaan dan hukuman itu harus
dikombinasi, orang jahat dan orang baik harus bekerja sama dengan hati-hati.
Sekarang apakah ada orangtua bersedia berperan sebagai orang jahat? Tidak bersedia!
Mengapa orangtua sekarang tidak bersedia berperan sebagai orang jahat? Karena mereka
begitu sibuk bekerja, bagaimana perasaannya terhadap anak? Rasa bersalah karena jarang bisa
bersama dengan anak dan ingin melihat senyum-tawa anak. Karena itu setiap pulang ke rumah
mereka membawa hadiah dan mainan. Bukan cuma tidak berperan sebagai orang jahat, semua
berperan sebagai orang baik, ketika anak berlari menghampiri, ”Ayah baik sekali!” Secepatnya
anak mengambil mainannya dan pergi. Sekali, dua kali selalu membawa hadiah untuk anak. Lewat
dua tiga bulan kemudian masih tetap. Anak ini berlari ke ayahnya dan memanggil “Ayah!”, tetapi
matanya tidak menatap ayah, tetapi kepada hadiah. Hadiah segera diambil lalu pergi. Tiba-tiba
pada suatu hari anda pulang tanpa membawa hadiah, sang anak lalu berkata kepada ayahnya,
mengapa ayah pulang dengan tangan kosong? Oleh karena itu, ayah tidak bisa menggunakan
materi untuk membina hubungan ayah dan anak. Ini tidak baik, harus menggunakan cinta kasih
dan peduli untuk membina hubungan ayah dengan anak.
Kalau ayah tidak berperan sebagai orang jahat, siapa yang akan berperan? Ibu yang berperan
demikian. Wanita memang secara alami penuh dengan cinta kasih, lebih peduli terhadap anak,
karena itu mereka memerankan orang baik dengan lebih alami. Sekarang tidak hanya perlu
berperan sebagai orang baik, tetapi juga sebagai orang jahat. Karena itu banyak wanita yang
juga berperan sebagai orang jahat, walaupun di dalam hati mereka merasa tidak nyaman. Suatu
saat mereka berperan sebagai orang jahat, saat lainnya mereka harus berperan sebagai orang
baik. Tidak mudah berperan ganda demikian. Baru selesai melepaskan amarah kemudian harus
mengasihi sang anak bukanlah hal mudah. Karena itu banyak wanita zaman sekarang terserang
gangguan kelenjar endokrin. Berperan sebagai orang jahat, lalu harus berubah berperan sebagai
orang baik memberi tekanan berat untuk fungsi hati. Jadi sebaiknya suami memerankan orang
yang jahat. Dengan demikian anak tidak mudah membuat ulah.
48
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Guru Cài sering menasehati para bapak yang sibuk bekerja untuk menemani anak walaupun
waktunya tidak harus panjang. Tidak diukur dari panjang pendeknya waktu bersama anak karena
yang lebih penting adalah niat. Setiap hari luangkanlah sepuluh menit dan dalam sepuluh menit
ini, handphone dimatikan. Inilah saat Anda dapat mengajari anak tentang ajaran para bijak.
Setiap hari mengutip dua cerita dari buku cerita Moral dan menceritakannya kepada si anak. Anda
jangan berhenti melakukan hal ini karena anak akan merasa anda sangat peduli padanya. Setelah
mendengarkan cerita yang dituturkan sang ayah, sampai di sekolahnya anak Anda mungkin
akan bercerita kepada teman sekolahnya, ”Ayah saya setiap hari membacakan dua buah cerita
kepadaku”. Karena anda memberi contoh yang baik, sang anak juga akan terdorong untuk berbagi
cerita kepada teman-temannya.
Dari panca hubungan yang telah dibahas di atas, hubungan suami istri adalah yang paling
penting. Bila suami istri melakukan hal yang tepat dan benar, maka panca hubungan lainnya akan
ikut tertata benar. Ajaran Dì zǐ guī《弟子规》adalah Prinsip Moral Etika.
Jadi kita semua harus mulai dengan mempelajari dan menghayati DI ZI GUI. Bagaimana cara
menghayati DI ZI GUI? Bagaimana cara kita menghayati DI ZI GUI?
Pemahaman disusul dengan penerapan, atau setelah paham harus segera diterapkan.
Menerapkan yang Anda pahami akan semakin membantu anda menghayati ilmu dan aturan-
aturan para bijak. Semakin dalam penghayatan Anda semakin dalam pula pemahaman Anda,
penerapan Anda akan semakin kokoh mantap. Singkat kata: Pemahaman membantu penerapan.
Penerapan sebaliknya juga membantu pemahaman. Jadi selesai belajar dan paham satu kalimat
DI ZI GUI, pesannya harus segera diterapkan.
Setelah Anda mempelajari dan menghayati DI ZI GUI, Anda perlu senantiasa ingat untuk
mengasahnya, dan senantiasa memelihara serta sadar akan perilaku kita sehari-hari.
Nasihat guru Cai adalah: “Asalkan Anda terus menerus tidak pernah berhenti, setiap pagi dan
petang membaca isi DI ZI GUI, satu kali, saya jamin selang tiga bulan kemudian Anda akan merasa
bahwa MORAL dan wawasan Anda mengalami kemajuan pesat!
Saat pagi hari, saat membaca DI ZI GUI, Anda perlu mengingatkan diri sendiri, Hari ini Anda
akan melaksanakan bab dan ayat mana dari buku DI ZI GUI? Malam hari saat membaca DI ZI GUI,
49
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
anda coba mawas diri, hari ini telah melaksanakan bab/ayat mana?. Bila ada pesan DI ZI GUI
yang belum terlaksana, Anda perlu meningkatkan kewaspadaan agar perilaku yang tidak sejalan
dengan Di Zi Gui itu tidak terulang. Dengan demikian Anda akan memperoleh hasil baik, dan
senantiasa mengasah dan memelihara perilaku.
Berbicara mengenai “memelihara perilaku”, yang dimaksud adalah jalan pikiran , pandangan,
tutur kata dan perilaku kita senantiasa dalam kondisi terpelihara baik, Terutama tatkala kita
sedang berada dalam pergaulan dengan sesama, setiap saat kita menjaga perilaku. Hindari setelah
berperilaku salah, baru kemudian memperbaikinya.
Dengan sikap belajar yang benar yakni pertama: harus bulatkan tekad, kedua: belajar untuk
diamalkan, ketiga: mematuhi urutan belajar, keempat: setelah mendalami ajaran DI ZI GUI,
senantiasa mengasah dan memelihara ajaran yang telah kita pelajari, maka selanjutnya pada bab-
bab berikutnya kita mulai belajar DI ZI GUI. Orang awam bisa keliru menginterpretasi kata “Di
Zi” yang diartikan sebagai “anak-anak”. Padahal kata Di Zi disini berarti “Murid orang bijak”. Kata
“Gui” adalah pemahaman yang sesuai dengan ajaran orang bijak, pemahaman akan kebenaran
hidup manusia, bagaimana harus berperilaku, bersikap terhadap orang-orang sekitar kita. DI ZI
GUI wajib dipelajari para orangtua, maka dengan mempelajarinya, baru Anda mampu mendidik
putra dan putri Anda. Tetapi terlebih dahulu didiklah dirimu sendiri.
Guru Cài sering berkata kepada teman – temannya, jika anda gigih, setiap pagi dan malam
membaca buku Dì Zǐ Guī《弟子规》, dijamin setelah 3 bulan, moral anda akan ditingkatkan, ilmu
yang didapatkan juga akan bertambah banyak.
Ketika sedang berada di Hǎi kǒu (海口), Guru Cài menyaksikan sendiri seorang guru benar-
benar berhasil melakukannya. Ketika guru ini pertama kali mengajar, pada waktu itu sedang
berlangsung festival lentera. Ketika Guru Cài sedang menjelaskan kitab suci, guru itu akan
mencatatnya dan berkonsentrasi penuh. Ia belajar tiga bulan, lalu berjalan ke depan dan berkata
kepada saya, ”Guru Cài, ajaran suci yang begitu baik, tidak bisa hanya keluarga saya yang mendapat
manfaat, saya ingin kembali ke kampung saya untuk mengajarkan Dì zǐ guī《弟子规》. Karena ia
memiliki tekad dan gigih, setiap malam dia membacanya sekali, karena itu maju dengan pesat.
Ketika membaca di pagi hari, ia mengingatkan diri sendiri bahwa ia harus bisa menjalankan ajaran
yang diajarkan oleh Dì zǐ guī《弟子规》. Ketika membaca di malam hari, ia merenungkan apa yang
50
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
telah ia praktekan hari ini. Memberi sedikit semangat kepada diri sendiri, yang belum dilakukan,
harus waspada, jangan sampai terulang. Dilatih setiap saat, dengan begitu akan mendapatkan
hasil yang baik.
Pelajaran bab ini di tutup dengan nasihat agar kita harus senantiasa ingat untuk tidak terlalu
banyak berteori. Apa yang kita pelajari harus kita praktekkan. Guru Cài menyampaikan sikap
keseluruhan dalam belajar, termasuk di dalamnya: pertama, harus mempunyai tekad; kedua
harus langsung diimplentasikan; ketiga adalah urutan dalam latihan; harus mempunyai dasar
moral untuk belajar kitab yang lain; yang terakhir adalah harus fokus dalam belajar. (*)
51
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Bab VI
LEGENDA TENTANG KELUARGA
YANG PENUH DENGAN BAKTI & KERUKUNAN:
KEKELIRUAN YANG SERING DIALAMI DALAM PENDIDIKAN KELUARGA
Pada bab sebelumnya kita membahas rangkuman dari ajaran Dì Zi Guī《弟子规》. Guru Cài
menjelaskan bahwa murid「Dì Zi 弟子」yang dimaksud di sini bukan hanya anak kecil, tetapi
juga semua orang yang ingin belajar dari orang bijak. Semua dikategorikan sebagai murid. 「Guī
规」di sini adalah aturan yang harus kita taati untuk meningkatkan budi pekerti kita.
Pedoman menjadi murid dan anak yang baik itu didasarkan pada ajaran orang bijak 【Dì
Zi Guī. 弟子规。Shèngrén xun圣人训。】Ajaran Dì Zi Guī ini dikutip dari ajaran maha guru
Konfusius dalam buku 《Analect》.
Ajaran Di Zi Gui dimulai dengan (Shou Xiao Di) yang artinya mengutamakan semangat berbakti
dan kasih sayang【Shou xiào dì首孝弟。】yaitu berbakti kepada orangtua, menghormati kakak,
dan menyayangi adik.
Yang ditekankan dalam kata “Di” adalah rasa hormat kepada orang yang lebih tua. Moral dan
budi pekerti kita tidak akan berhenti meningkat bila kita berbakti dan menghormati orang yang
lebih tua. Kenyataannya, bila seseorang dapat melakukan perbuatan berbakti kepada orang yang
lebih tua, menyayangi saudara dan teman, maka dapat dipastikan ia bisa membina keluarganya,
memerintah negara dan mendamaikan dunia.
Mari kita renungkan bersama sejarah Tiongkok yang sudah ribuan tahun. Sejarah dinasti
mana yang paling panjang dan paling makmur serta jaya? Dinasti Zhōu, yang berlangsung sekitar
800 tahun. Mengapa dinasti ini dapat bertahan begitu lama? Karena dinasti tersebut menjalankan
dua nilai moral yakni Xiao = Bakti & Di = Hormat & sayang terhadap kakak adik. Banyak orang
telah membaca sejarah dinasti Zhōu tanpa mengetahui kunci keberhasilannya. Contoh: kita sering
melihat cucu orang lain begitu sukses, namun jika kita hanya melihat dari sisi keberhasilannya,
53
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
kita tidak memetik manfaat bagi diri kita sendiri. Kita harus bisa mencari tahu kunci keberhasilan
mereka.
Pendiri Dinasti Zhōu adalah Raja Zhōu wén (周文王). Kakek dari Raja Zhōu wén adalah Zhou
Tai Wang yang mempunyai 3 putra. Anak sulung bernama Tài bó (泰伯), yang kedua Zhòng yōng
(仲雍) dan yang ketiga Wáng jì (王季). Wáng jì (王季) melahirkan Raja Zhōu wén (周文王) yang
kemudian melahirkan Raja Zhōu wǔ (周武王) dan Zhōu gong (周公). Raja Tài (太王) melihat
kelahiran sang cucu, Raja Zhōu wén (周文王), dan mengamati parasnya. Wajahnya wajah kaisar,
wajah yang diberkati para dewa. Tetapi ayahnya Wang Ji hanya berada diurutan ketiga atau anak
ketiga Raja. Sang paman Tài bó (泰伯) melihat ayahnya begitu suka dengan raut wajah sang cucu
dan paham bahwa ayahnya ingin mewariskan tahtanya kepada putra bungsunya Wáng jì (王季),
dengan harapan tahta ini dapat diwariskan kepada raja Zhōu wén (周文王). Tài bó (泰伯) sangat
memahami keinginan ayahnya. Maka, secara diam-diam ia ingin mewujudkan keinginan sang
ayah. Maka ia mengajak adiknya yang kedua yaitu Zhòng yōng (仲雍) mendaki gunung dan tidak
pernah kembali lagi. Ia tidak ingin ayahnya dipersulit oleh kedudukannya sebagai putra sulung.
Tanpa kehadirannya, tahta sang ayah dapat langsung diwarisikan kepada putra bungsunya, dan
kemudian kepada keponakannya.
Sang paman merestui keinginan ayahnya dan merelakan kesempatan untuk berkuasa
memimpin bangsa. Betapa ia sangat berbakti dan berhati mulia. Tidak hanya berbakti kepada
orangtua tetapi juga menunjukkan cinta kasih pada saudara. Bila kekuasan bisa direlakan, apa lagi
yang tidak bisa direlakan? Selain berbakti, beliau juga menunjukan cinta kasih pada saudaranya
sekaligus kesetiaannya kepada rakyatnya. Dengan mengalah, ia memberikan pemimpin bijak
kepada rakyat. Karena itu maha guru Konfusius memuji Tài bó (泰伯) dan Zhòng yōng (仲雍) atas
kemuliaanya yang berwujud bakti dan cinta kepada saudara.
Raja Zhōu wén (周文王) sehari tiga kali (pagi, siang dan malam) memberi salam kepada
ayahnya. Tujuan memberi salam adalah, pertama, untuk melihat raut wajah ayahnya apakah sehat;
kedua, untuk memastikan sang ayah dapat makan dengan baik. Jika ayahnya makan dengan lahap
maka raja Zhōu wén (周文王) akan merasa tenang. Sebaliknya, jika ayahnya tidak nafsu makan
maka raja Zhōu wén (周文王) akan merasa khawatir. Raja Zhōu wén (周文王) memberi contoh
yang baik sehingga anaknya, raja Zhōu wu (周武王) mengikuti jejaknya dalam berperilaku. Raja
Zhōu wu (周武王) juga sangat berbakti kepada Raja Zhōu wén (周文王). Suatu ketika raja Zhōu
54
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
wén (周文王) sakit keras. Raja Zhōu wu (周武王) selama 12 hari tidak beristirahat karena ingin
terus berada di samping ayahnya dan menjaganya. Karena cinta kasihnya demikian besar kepada
ayahnya, raja Zhōu wén (周文王) sembuh dari sakitnya. Tidak ada hal yang lebih menggembirakan
bagi orangtua selain mempunyai anak yang berbakti. Rasa senang dapat meningkatkan daya
tahan tubuh seseorang. Hal ini dapat dibuktikan secara ilmiah.
Apa yang dicontohkan oleh keluarga ini memberi pelajaran bagi rakyatnya. Ketika mereka
melihat pemimpin yang mereka hormati begitu berbakti, mereka tersentuh sehingga watak
pemimpin itu menular kepada mereka. Di dalam buku 《Dàxué大学》disebutkan, ”Bila satu
keluarga berbakti maka satu negara akan berbakti, bila satu keluarga saling mengalah maka satu
negara akan saling mengalah.” Semangat untuk saling mengalah dapat menggerakkan rakyat
negara untuk saling mengalah sehingga pertikaian dapat berkurang.”
Bukan hanya raja Zhōu wu (周武王) yang diwarisi semangat berbakti dari raja Zhōu wén (
周文王), Zhōu gong (周公) juga diwarisi oleh sang paman Tài bó (泰伯) dan Zhòng yōng (仲雍)
rasa sayang kepada saudara. Suatu hari raja Zhōu wu (周武王) menderita sakit. Zhōu gong (周
公) bersujud di depan altar leluhur dan menulis sebuah naskah doa agar para leluhur mengurangi
umurnya dan menambahkan usia sang kakak. Kita dapat merasakan betapa besar cinta kasihnya
pada sang kakak. Berkat doa dari Zhōu gong (周公) Raja Zhōu wu (周武王) dapat sembuh, dan
naskah doa kesembuhan ini seterusnya diletakkan di dalam kuil lelulur kerajaan.
Beberapa waktu kemudian, raja Zhōu wu (周武王) wafat dan tahta kerajaan diwarisi oleh raja
Zhōu chéng wáng (周成王). Karena Raja Zhōu chéng wáng (周成王) masih belia maka Zhōu gong
(周公) membantunya. Sebelum wafat raja Zhōu wu (周武王) telah memilih beberapa guru pandai
untuk mendidik raja Zhōu chéng wáng (周成王). Guru kepala bernama Jiāng (姜太公) dan Zhōu
gong (周公), dua mahaguru hebat. Kita sebagai orangtua juga harus mencarikan guru yang baik
untuk anak kita. Jangan terburu-buru dalam mencarinya. Jika berjodoh kita akan mendapatkan
yang terbaik. Saat ini, kita dan anak cucu kita telah memiliki satu guru yang baik yaitu buku Dì
Zi Guī《弟子规》. Buku ini sangat baik untuk dipelajari dan dapat mengharumkan nama baik
keluarga.
Raja Zhōu chéng wáng (周成王) bertumbuh dewasa dan dapat memimpin bangsa berkat
gurunya yang mendidiknya. Ketika itu banyak rumor beredar bahwa sang paman Zhōu gong
55
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
(周公) ingin merebut tahta. Karena tidak ingin keponakannya terganggu oleh rumor ini maka Zhōu
gong (周公) dengan inisiatif sendiri pulang ke Sān dōng(山东). Raja Zhōu chéng wáng (周成王)
yang sedang berjalan di siang hari tiba-tiba melihat petir menyambar. Ia menafsirkan peristiwa
itu sebagai pertanda alam bahwa ia telah melakukan kesalahan yaitu membiarkan pamannya
meninggalkan kota. Pada zaman dahulu hal seperti ini bukan tahayul. Ada kepercayaan bahwa
antara hati manusia dan alam ada pertautan yang sangat erat. Jika hati manusia mulia maka alam
akan tenang dan normal, tetapi jika hati manusia jahat maka alam tidak bersahabat. Setelah
mengamati kondisi alam yang tidak normal, raja Zhōu chéng wáng (周成王) merenung. Lalu ia
pergi ke kuil para leluhur untuk berdoa. Ketika sedang berdoa, ia melihat naskah doa kesembuhan
Zhōu gong (周公) bagi sang kakak raja Zhōu wu. (周武王). Raja Zhōu chéng wáng (周成王)
lalu membaca naskah doa itu dan memahami bagaimana seorang Zhōu gong (周公) bersedia
memperpendek umurnya sendiri untuk menambah usia kakaknya. Raja Zhōu chéng wáng (周成
王) sangat tersentuh hatinya, maka dengan membawa ratusan pejabat, ia meminta Zhōu gong (周
公) untuk kembali. Berkat bakti dan kasih sayang antarsaudara inilah dinasti Zhōu dapat bertahan
800 tahun lamanya.
Dalam sebuah rumah tangga, kasih sayang antarsaudara dapat bertahan berapa lama?
Dalam sejarah Tiongkok, Moral Perilaku Konfusius dikenal sangat mulia dan luhur, maka Moral
perilakunya telah menanamkan karma baik bagi keturunannya.
Guru Cài bertanya kepada para hadirin, ”Bila anda baru sadar anda adalah keturunan dari
maha guru Konfusius, adakah perbedaan sikap diantara sebelum dan sesudah menyadari hal
tersebut?” Anda pasti akan menjaga tutur kata dan perilaku anda sedemikian rupa sehingga tidak
mencoreng nama baik sang bijak konfusius.
Guru Cài bercerita tentang pengalamannya memberi ceramah di Xià mén (厦门). Setiap
selesai memberikan ceramah, Guru Cài mengundang guru-guru untuk berbagi hal tentang apa
yang telah mereka pelajari. Saat itu ada sekitar 10 guru yang menjadi wakil para guru untuk
berbagi pengalaman mereka. Salah seorang guru langsung berbagi, bahwa setelah mengikuti lima
hari ceramah dari guru Cai, ia menjadi sadar bahwa dasar dari moral dan budi pekerti adalah
Berbakti (seperti juga yang tercantum dalam Bab 1 kitab Xiào jīng《孝经》). Mengapa sang guru
tersebut begitu terkesan dengan kalimat, ”Dasar dari moral dan budi pekerti adalah Berbakti?”
Ia bercerita bahwa di kampung halamannya terdapat empat puluhan keluarga yang semuanya
56
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
bermarga Wú (吴). Dari empat puluhan keluarga ini lahir 109 anak cucu, diantaranya terdapat 108
lulusan universitas dengan nilai ujian yang bagus.
Kemudian sang guru bercerita bahwa ia akhirnya sadar mengapa generasi mereka bisa begitu
berjaya? Karena tetua di kampung selalu berkata kepada anak cucu mereka, bila bersekolah atau
bekerja diluar kota, bila ada libur panjang harus sering pulang kampung untuk melihat orangtua.
Setiap tahun baru imlek pada hari pertama, mereka pasti berkumpul bersama keluarga di kampung
dan menemani orangtua pergi ke kuil untuk berdoa. Seluruh keluarga di kampung itu melakukan
hal yang sama. Setelah menemani orangtua dan keluarga dekat pergi ke kuil, mereka berkunjung
ke rumah para tetangga, dari satu keluarga ke keluarga yang lain untuk menghormati orang yang
lebih tua. Selesai acara ini, anak- anak muda berkumpul di lapangan sekolah untuk berbagi cerita
tentang apa yang telah mereka pelajari disekolah atau tentang pengalaman mereka di tempat
kerja. Mereka membahasnya bersama-sama. Apa yang mereka lakukan dengan berbagi? Saling
belajar dan gemar belajar. Kampung ini makmur dari generasi ke generasi karena memiliki anak
yang berbakti dan sayang pada saudara serta mempunyai keinginan untuk belajar. Kemakmuran
ini bukan karena lokasi kampung memiliki fēng shui yang bagus. Sebaliknya, suatu tempat yang
dihuni oleh warga yang berhati mulia akan menciptakan fēng shui dan lingkungan hidup sekitarnya
berubah baik.
Mahaguru Konfusius senantiasa menekankan ajaran “Utamakan berbakti kepada orang tua
dan kasih sayang antarsaudara.” Ketika seseorang menjalankan bakti terhadap orangtua dan kasih
sayang pada saudara maka ia akan dapat menekan egonya dan lebih peduli kepada orang lain.
Anak yang berbakti kepada orangtuanya, ketika ia bertemu dengan orang tua, maka ia juga akan
berlaku dan bersikap hormat. Dalam ajaran Dì Zi Guī《弟子规》disebutkan bahwa, ”berbaktilah
kepada orang yang lebih tua seperti kita berbakti kepada orangtua kita, dan Hormatilah sesama
seperti menghomati saudara sendiri.”
Guru Cài mengingatkan bahwa dalam belajar kita harus memiliki sikap belajar yang sangat
penting, yakni: di rumah senantiasa mengulang materi yang telah diajarkan. Kemudian lakukan
persiapan awal sebelum pelajaran dimulai.
Sebelum ceramah Guru Cài sering mengingatkan para hadirin untuk menghafal pelajaran
Di Zi Guisehari sebelum pelajaran agar ketika mendengar ceramah, mereka bisa lebih mudah
57
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
mengingat apa yang diajarkan. Selain itu setiap pagi mereka perlu membaca buku Di Zi Gui《弟子
规》, dan memastikan implementasi isi buku tersebut. Kemudian, di sore hari sesampai di rumah,
cuci kaki dan tangan, dan sebelum makan terlebih dahulu membaca, kemudian merenungkan apa
yang telah dipraktekkan.
Selanjutnya: “Senantiasa berhati-hati jaga kepercayaan”. Senantiasa berhati-hati, baik
dalam bertutur kata atau berprilaku. Kita harus mempunyai pola hidup teratur, jangan sampai
kemampuan menjaga diri sendiri saja tidak ada, apalagi mengemban tugas penting untuk
keluarga.
Dalam Di Zi Gui dikatakan: “Sekali kata diucapkan, kepercayaan diutamakan” Maha guru
Konfusius mengajarkan kita untuk menjadi orang yang bisa di percaya. Dengan menjadi seorang
pribadi yang dapat di percaya, barulah kita dapat bertahan di masyarakat. Dasar ajaran maha
guru Konfusius sangat menekankan 4 ilmu pengetahuan: (1) perilaku bajik, (2) tutur kata, (3)
ilmu administrasi pemerintahan, (4) ilmu sastra. Mengapa “tutur kata” menempati posisi
penting? Karena kita mengunakan tutur kata untuk berkomunikasi dengan sesama. Tutur kata
dapat berdampak baik dan buruk terhadap hubungan antar manusia. Tutur kata juga dapat
membuat sebuah keluarga harmonis dan bahagia tetapi juga dapat membuat sebuah keluarga
dirundung percekcokan tiada henti. Karena tutur bahasa itu sangat penting, kita harus benar-
benar mempelajarinya dengan baik.
Bab ketiga Di Zi Gui berbunyi: “Kasihilah sesama, dekati dan teladani orang bijak”. Kasihilah
sesama berarti: Menjalin hubungan harmonis dan penuh damai antarmanusia. Mencurahkan
cinta kasih serta membina hubungan baik dengan sesama. 【 Fàn ài zhòng. 泛爱众。Ér qīn rén
而亲仁。】『Fàn ài zhòng 泛爱众』dalam bahasa sekarang diibaratkan dengan “bersosialisasi”,
bagaimana membina hubungan harmoni dengan sesama.
Bila kita dikelilingi oleh teman-teman yang senantiasa bertutur bahasa kasar, kecerdasan kita
akan menurun. Diperlukan kebajikan untuk menentukan pilihan yang tepat. Dekati orang-orang
bijak, karena dengan berbuat demikian kita dapat meningkatkan moral, etika dan budi pekerti kita.
Sebaliknya, bila anda setiap hari bergaul dengan orang-orang amoral, maka tanpa terasa perilaku
dan tutur bahasa anda akan semakin bobrok. Jadi, dengan mendekati dan bergaul dengan orang-
orang bijak anda akan menumbuhkan kebijaksanaan anda. Dan hanya manusia bijaksana yang
58
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
mampu menjatuhkan pilihan hidup yang tepat agar perjalanan hidupnya menjadi ringan. Bila kita
salah menentukan pilihan, perjalanan hidup akan terasa berat.
Bab terakhir Di Zi Gui menyatakan: “Bila ada kesempatan, tekuni ilmu Yǒu yú lì 有余力。Zé
xué wén则学文。】Ketika semua perilaku bijak tersebut diatas sudah dipelajari dengan seksama
dan apabila masih tersisa waktu dan tenaga, tekunilah ilmu. Isi buku yang ditulis oleh para bijak
terdahulu sangat bermutu, setiap kalimat yang ditulis telah dipertimbangkan secara seksama oleh
sang penulis: tidak ada kalimat yang tidak mengandung arti yang tidak bermanfaat bagi pembaca.
Berbeda dengan konsep menulis di zaman modern. Sekarang ini penulis dengan sesuka hatinya
menulis apa yang ingin ditulisnya tanpa mempertimbangkan dampak samping dari tulisannya.
Maka dari itu, adalah suatu pilihan tepat jika kita memulai membaca hasil karya para bijak dari
zaman dahulu. Tulisan-tulisan para bijak ini telah teruji selama ribuan tahun, dan telah terbukti
bermanfaat bagi peningkatan kebijaksanaan kita.
Guru Cài memasuki pembahasan Bab Pertama inti ajaran Dì Zi Guī《弟子规》yaitu berbakti
kepada orangtua 「Rù zé xiào入则孝」. Guru Cài bertanya kepada para hadirin apakah mereka
sering merasakan kekurangan waktu ? Saat ini kita sering sulit menyediakan waktu dua jam untuk
membaca buku. Oleh karena itu Buku Di Zi Gui《弟子规》dapat selalu kita bawa di dalam tas,
dan segera kita baca ketika ada waktu senggang. Jangan remehkan waktu 10 menit yang kita
pakai untuk membaca. Jika kita kumpulkan waktu itu dalam satu bulan dan seterusnya, itu akan
menjadi suatu kumpulan waktu yang cukup banyak. Seiring dengan makin banyak membaca, ilmu
yang kita dapat juga semakin bertambah.
Kata berbakti dalam aksara Cina「Xiào孝」terdiri dari dua aksara. Yang pertama adalah kata
orangtua「Lao老」dan yang kedua adalah kata anak 「Zi子」. Aksara Lao「老」disini artinya
generasi sebelumnya, dan aksara Zi 「子」artinya generasi berikutnya. Dua aksara ini digabung
menjadi satu aksara, yang berarti gabungan generasi sebelumnya dengan generasi berikutnya
menjadi satu kesatuan, menjadi satu kata “Xiao” yang berarti berbakti. Generasi berikut wajib
berbakti kepada generasi sebelumnya, sebaliknya generasi sebelumya wajib mendidik generasi
berikutnya dengan baik.
Guru Cài bercerita tentang pengalamannya mengajar. Seringkali beliau mendengar suara hati
orangtua dengan latar belakang pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Mereka berkata, ” Saya hanya
59
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
ingin anak saya kelak tidak menjadi beban masyarakat. Inilah kewajiban saya sebagai orangtua.
Kata-kata ini membuat terharu guru Cai, ternyata orangtua tersebut dengan pendidikantidak
tinggi namun sangat paham bahwa Pendidikan anak yang baik adalah kewajiban yang melekat
pada setiap orangtua.
Dalam kitab suci Konfusius terdapat sebuah falsafah pendidikan yang berjudul: Li Ji. Xue
Ji). Falsafah pendidikan ini menyebutkan intisari pendidikan sebagai: “Yang dimaksud dengan
pendidikan adalah: Tumbuhkan kebajikan, mencegah dan koreksi kesalahan.”
Falsafah di atas langsung menunjuk dua poros utama pendidikan, yaitu bila kita telah
bertekad akan mendidik anak dengan baik, maka jelas yang harus dilakukan adalah menumbuhkan
kebajikannya; kemudian berupaya mencegah dan mengkoreksi kesalahan kesalahan yang
diperbuat sang anak. Ingat pepatah yang mengatakan “Bila tidak dididik dengan baik, karakter
baik akan berubah buruk”. Perilaku dan kebiasaan hidup buruk anak harus segera dikoreksi,
jangan sekali-kali menundanya! Sebab mendidik dan belajar bagaikan mengayuh melawan arus,
berhenti mengayuh maka perahu akan bergerak mundur.
Berbicara tentang “perilaku dan kebiasaaan buruk anak”, terdapat 6 (enam) butir perilaku /
kebiasaan buruk anak yang perlu segera dikoreksi, yakni : BERBANTAHAN/ADU MULUT DENGAN
ORANGTUA; MALAS DAN MELAWAN ORANGTUA; TIDAK PUNYA RASA TANGGUNGJAWAB; EGOIS
DAN HIDUP SANG ANAK URAKAN.
Guru Cài bercerita bahwa di sekolah tempat beliau mengajar di Hǎi kǒu (海口) dibangun
pusat penyuluhan orangtua. Banyak sekali orangtua yang datang ke pusat penyuluhan tersebut
berkeluh kesah tentang anak mereka. Suatu hari ada orangtua yang menghampiri Guru Cài di
sekolah. Ia bercerita kepada Guru Cài,” Anak saya sangat egois, sangat suka melawan dan sangat
malas.” Guru Cài berkata kepadanya bahwa anak egois adalah akibat, dan apa penyebabnya anak
bersifat demikian? Kita tidak pernah lihat anak lahir dengan tulisan “egois” di jidatnya, bukan?
Demikian pula, anak malas juga adalah akibat! Apakah anda pernah melihat anak yang berumur
1-2 tahun tidak suka bergerak? Pada umumnya anak berusia 1-2 tahun tidak bisa diam. Bagaimana
mereka kemudian berubah menjadi malas?
60
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Sifat “suka memberontak” pada anak juga adalah suatu akibat. Ada yang berkata bahwa anak
yang suka memberontak itu adalah sifat alami. Menurut Guru Cài ini pernyataan yang menyesatkan.
Bila kita lihat sejarah Tiongkok yang sudah ribuan tahun, tidak ada anak yang berani memberontak.
Mengapa anak-anak zaman sekarang suka memberontak? Ini sungguh perubahan yang sangat
drastis. Ini bukan suatu kebetulan. Tetapi karena banyak anak sekarang tidak lagi dididik dengan
ajaran orang bijak. Anak-anak tidak tahu apa itu berbakti, tidak punya rasa berterima kasih kepada
orangtua, dan oleh karena itu mereka senang membantah nasehat orangtua.
Guru Cài pernah bertanya kepada ibunya apakah waktu kecil beliau suka memberontak? Sang
ibu berpikir cukup lama kemudian menjawab, ”Tidak.” Sejak kecil Guru Cài sangat menghormati
dan segan terhadap kedua orangtuanya karena mereka sangat berwibawa. Bila anak menghormati
kedua orangtuanya maka anak tidak mungkin memberontak. Bagaimana caranya agar anak
menghormati orangtua? Caranya adalah apa yang diucapkan orangtua harus sejalan dengan
apa yang dilakukannya. Ayah sangat berbakti kepada kakek nenek. Sang ayah telah memberi
teladan baik bagi anak-anaknya. Dengan demikian anak akan menunjukkan rasa hormat dan tidak
mungkin memberontak. Karena itu, orangtua yang anaknya memberontak harus merenungkan
kembali mengapa anak tidak memiliki rasa hormat kepadanya. Apakah mungkin kita sebagai
orangtua tidak melakukan apa yang kita nasehatkan kepada mereka? Guru Cài memberi contoh,
seorang ibu sedang bermain mahjong dan anaknya sedang menonton TV. Sang ibu berkata
kepada anaknya, ”Kamu lekas belajar. Jangan nonton TV lagi.” Anak mungkin akan enggan untuk
beranjak dari kursi untuk belajar. Kalaupun mereka beranjak ke kamar, dimanakah hati mereka?
Hati mereka masih terpusat di acara TV tadi. Bila kita sebagai orangtua tidak memberikan teladan
yang baik, maka nasehat kita sulit untuk diterima oleh anak. Ketidak-puasan ini akan disimpan
oleh anak-anak sampai mereka cukup dewasa dan bisa membantah. Pada saat itu, mereka tidak
akan mendengarkan Anda lagi. Jadi kesimpulannya, memberontak adalah sebuah akibat, akarnya
adalah anak sejak kecil tidak memiliki rasa bakti dan rasa hormat kepada orangtua. Bila penyebab
itu diperparah lagi dengan pengaruh teman dan lingkungan yang kurang baik, maka sikap
memberontaknya akan semakin besar. Bila kita ingin anak tidak memberontak maka kita harus
mendidiknya sesuai dengan ajaran orang bijak. Disamping itu, orangtua juga harus mempratekkan
apa yang diajarkan oleh para bijak, memberikan contoh yang baik kepada anak!
Bagaimana sifat egois terbentuk? Sifat egois adalah suatu akibat. Apa penyebabnya? Guru
Cài mengingatkan, ketika kita sedang menghadapi suatu masalah, kita harus senantiasa berupaya
61
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
mencari tahu penyebabnya. Bila kita memahami penyebabnya, kita akan semakin bijak dan
semakin cepat menyelesaikan semua masalah. Mari kita renungkan bersama, bila suatu hari anda
suami/istri serta anak anda pergi makan bersama kedua orangtua anda. Pada umumnya sendokan
lauk pertama oleh ibu akan diberikan kepada sang anak sambil berkata, “Ini mama khusus masak
untuk anak mama.” Kakek dan nenek yang melihat hal ini juga tidak mau kalah, ikut menyendoki
lauk dan ikut mengisi piring sang cucu. Dengan demikian secara tidak langsung orangtua dan
kakek/nenek telah memanjakan secara berlebihan terhadap sang cucu, yang membuat sang cucu
merasa paling berkuasa di dalam keluarga, konsekuensi dari hal itu, lahirlah pangeran kecil dan
putri kecil.
Sifat apa yang biasanya dimiliki oleh seorang pangeran atau seorang putri? Egois! Karena
mereka sudah terbiasa dilayani oleh semua orang. Yang mereka utamakan hanyalah diri mereka
sendiri. Karena terbiasa dimanja, maka terbentuk watak manja. Bila dari 10 permintaan mereka
hanya terpenuhi sembilan, apa yang akan terjadi? Mereka akan teriak-teriak dan menangis.
Menghadapi situasi seperti ini, orangtua yang tidak berprinsip akan berkata,” Sudah, jangan
menangis lagi, kamu mau apa nanti mama belikan.” Dengan begitu strategi anak menang dan
orangtua akan semakin mengalah. Bermula dari hal yang sangat sederhana, yaitu menyedoki lauk
untuk anak dapat membuat anak menjadi egois, manja dan berbuat sesuka hatinya. Karena itu
Guru Cài mengingatkan kita, ketika sedang makan bersama anak dan orangtua kita, yang pertama
harus kita sendoki lauk adalah kepada kedua orangtua kita. Anak akan melihat dan belajar. Suatu
hari mereka akan menjalankan bakti yang telah kita contohkan. Guru Cài percaya bahwa manusia
itu senantiasa memiliki hati yang baik. Jika melihat hal yang baik mereka akan melakukan hal yang
sama.
Guru Cài kembali memberi contoh dengan bercerita tentang pengalamannya sebagai anak
tunggal, cucu tunggal dan cicit tunggal. Semasa kecil Guru Cài sebagai putra tunggal, cucu
tunggal dan cicit tunggal dididik untuk selalu menjaga nama baik keluarga besar. Dalam budaya
Tionghoa, putra tunggal, cucu tunggal dan cicit tunggal memegang peranan yang sangat penting
didalam keluarga. Jika pada umumnya keluarga lain memanjakan putra tunggalnya, lain halnya
dalam keluarga Guru Cài. Guru Cài dididik dengan ajaran para bijak agar dikemudian hari ia dapat
mengemban tanggung jawab atas keluarga besarnya.
62
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Bila kita membeli buah-buahan, apakah kita memberikannya kepada orangtua kita? Atau diam-
diam menyimpan buah-buahan itu untuk anak kita? Apa yang akan terjadi jika anak mengetahui
bahwa dengan diam-diam kita telah menyimpan buah-buahan yang terbaik untuknya? Anak
akan besar kepala dan merasa bahwa ialah orang paling penting dalam keluarga. Ini sebuah
contoh buruk. Suatu hari anak akan melakukan hal yang sama. Guru Cài mengingatkan agar kita
menunjukkan kepada anak, bahwa kita berbakti terhadap orangtua sehingga kita dapat menjadi
contoh yang baik bagi anak kita. Jadi kini jelas bagi kita semua bahwa EGOISME berpangkal pada
perilaku orangtua yang terlampau memanjakan anak-anaknya. Bila sejak kecil anak sudah dididik
didalam keluarga untuk berbakti kepada orangtua, mengasihi saudara-saudaranya, melalui teladan
orangtuanya yang berbakti kepada kakek-neneknya maka Egoisme akan terkikis dari sikap dan
perilaku anak. Sebaliknya, anak akan tumbuh menjadi anak berbakti, pribadi yang menyayangi
saudara-saudaranya, dan senantiasa peduli terhadap teman dan lingkungannya.
Mungkin orang bertanya, jika anak saya sudah berumur sepuluhan tahun, apakah masih ada
kesempatan merubah sifatnya? Anda harus percaya pada apa yang ditulis dalam kitab Sān zì
jīng《三字经》, yang kalimat pertamanya berbunyi “Pada dasarnya sifat manusia adalah baik”
「Rén zhī chū, 人之初,xìng běnshàn性本善. Kita harus percaya bahwa mereka bisa berubah.
Bila kita tidak yakin mereka bisa berubah maka kita sudah terlebih dahulu dikalahkan oleh diri kita
sendiri. Guru Cài bercerita ada seorang anak berusia 10 tahun, setelah mendengarkan pelajarannya
selama lima hari berturut-turut, setiap pulang sekolah ia mengalami perkembangan perilaku yang
sangat pesat, bukan cuma terhadap orangtua, bahkan terhadap saudara-saudara kandungnya.
Sikap dan perilakunya demikian bajik. Hingga bibi dari anak ini bermaksud menitipkan dua orang
anaknya ( yang satu berumur 2 tahun dan yang lainnya berumur 4 tahun) kepada Guru Cài.
Sebagai penutup ceramah hari ini Guru Cài bercerita tentang pengalamannya memberi
ceramah di Háng zhōu tiān mù shān (杭州天目山 ). Di sana Guru Cài bertemu dengan seorang
pria berumur 40 tahun. Pria ini adalah bodyguard yang ditugaskan panitia menjaga Guru Cài dan
empat guru lain. Usai ceramah pada hari ketiga, Guru Cài dan guru-guru lain bersama pria ini
pergi ke tempat makan siang. Tiba-tiba mereka mendengar pria ini bekata, ”Sungguh luar biasa!”
Muka pria ini terlihat begitu bahagia. Ia berkata kepada Guru Cài, ”Setelah hidup lebih dari 40
tahun, sekarang saya baru tahu dimana kesalahan saya. Sungguh luar biasa!”
63
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Sebenarnya cukup menyedihkan bahwa seorang pria yang telah hidup 40 tahun lamanya
baru menyadari letak kesalahannya. Sesungguhnya, bukan pria ini tidak mau belajar mengoreksi
diri, tetapi tidak ada yang mengajarinya. Mendengar ceramah Guru Cài, ia langsung menyadari
banyak hal. Menyadari mengapa istrinya begitu takut kepadanya dan minta cerai, sampai pada
akhirnya ia menemukan jawabannya. Pria ini berkata, selesai tugasnya mendampingi Guru Cài
selama ceramah, hal pertama yang akan dilakukan adalah mencari istrinya untuk minta maaf dan
membujuknya rujuk kembali dengannya. (*)
64
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
BAB VII
HATI PENUH BAKTI KEPADA ORANGTUA
TUMBUH DARI RASA BERHUTANG BUDI KEPADA ORANGTUA
Guru Cài melanjutkan cerita dari pelajaran sebelumnya. Pada hari kelima pria tersebut datang
dengan suka cita menemui Guru Cài. Ia sangat berterima kasih kepada Guru Cài atas penyampaian
ajaran bijak dan Karena itu ia memaksakan untuk memberi sujud berterima kasih kepada Guru
Cài. Pada awalnya Guru Cài menolak, tetapi pria itu tetap memaksa. Untuk menenangkan hati pria
itu, Guru Cài akhirnya menerima sembah sujud luapan terima kasih dari dia.
Guru Cài sadar bahwa beban di pundak mereka sebagai guru sangatlah berat. Karena melalui
mereka, diharapkan makin banyak umat manusia mengerti betapa mulianya ajaran para bijak di
Tiongkok. Ajaran-ajaran bijak tersebut diharapkan dapat membawa ketenteraman bagi keluarga,
bangsa dan Negara dalam abad 21 ini. Guru Cài mengingatkan, walaupun engkau sudah berumur
50 tahun dan anakmu sudah berusia 20 tahun, jangan pernah takut tidak dapat merubah putra
Anda. Bertanyalah pada diri Anda, apakah moral dan Budi Pekerti anda sudah mantap dan ajaran
para bijak sudah Anda kuasai? Maka mutlak tidak perlu khawatir.
Guru Cài membahas mengapa anak bisa menjadi malas? Anak tidak mungkin setelah dewasa
tiba-tiba menjadi malas. Ini adalah suatu kebiasan dari kecil yang kemudian berkelanjutan.
Mengapa kami tekankan penting untuk belajar dari usia dini? Karena sesuatu yang tidak baik,
yang telah menjadi kebiasaan buruk, akan sulit diperbaiki.
Pernah suatu hari keponakan Guru Cài melihat ibunya sedang melap meja. Tetapi karena
suatu hal sang ibu berhenti melap meja dan pergi ke ruang lain. Anaknya yang melihat hal itu
langsung menghampiri meja, mengambil kain lap, lalu melanjutkan pekerjaan ibunya. Ia sedang
meniru ibunya yang melakukan pekerjaan rumah. Ibunya melihat hal itu dan berkata,” Wah,
kamu sudah pintar ya, kecil-kecil sudah bisa berbakti dan sudah bisa membantu ibu mengerjakan
pekerjaan rumah.” Sang anak yang mendengar pujian itu sangatlah senang dan melanjutkan
65
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
pekerjaannya dengan bersemangat. Anak-anak perlu motivasi dan apresiasi dari orangtua untuk
mengembangkan potensi diri mereka. Mereka juga perlu mendapat nasihat dan bimbingan dari
orangtua. Andaikata pada kejadian tersebut diatas, ibu itu marah terhadap anaknya yang sudah
berusaha membantunya, apa yang akan terjadi? Anak tidak akan pernah mau membantu lagi.
Setelah dewasa, anak juga tidak akan bersedia membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Disaat
itu, Anda mulai kesal karena sang anak tidak mau menolong. Banyak orangtua beranggapan
bahwa anak hanya perlu konsentrasi untuk belajar, tidak perlu melakukan hal lain. Ini persepsi
yang salah. Jika anak hanya perlu belajar, apakah mereka akan mempunyai percaya diri untuk
melakukan sesuatu hal lain? Tentu tidak, mereka juga tidak berani mengambil tanggungjawab
dalam melakukan hal lain. Akibatnya, mereka menjadi orang yang tidak bertanggung jawab. Sekali
lagi, hal yang sepele dapat berakibat besar bagi pertumbuhan mental anak. Kita harus membiarkan
anak kita banyak bergerak karena ini baik untuk kesehatan mereka.
Dengan membiarkan mereka ikut membantu pekerjaan rumah, mereka akan sadar bahwa
apa yang dilakukan ibu selama ini tidaklah mudah. Setelah anak bekerja dan merasa lelah, mereka
akan sadar bahwa ibu mereka yang bekerja di kantor, sampai dirumah masih harus melakukan
pekerjaan rumah dan memasak untuk keluarga, melakukan begitu banyak kegiatan. Timbulnya
kesadaran demikian pada hati dan pikiran anak, dengan sendirinya akan timbul rasa hutang budi
dan terimakasih yang mendalam kepada sang Ibu. Karena itu, biarkan anak membantu pekerjaan
rumah, jangan biarkan mereka menjadi malas.
Mari kita bahas masalah POLA HIDUP TERATUR! Mengapa anak zaman sekarang banyak yang
berpola hidup tidak teratur? Guru Cài mengambil contoh yang banyak terjadi pada keluarga-
keluarga muda: Ketika anak sudah siap pergi ke sekolah, sarapan untuk anak belum tersedia di meja
makan. Yang diberikan kepada anak adalah uang jajan. Padahal uang jajan kadang-kadang dipakai
untuk membeli makanan yang tidak sehat atau segala macam mainan. Anak-anak yang memakan
jajanan tidak sehat dalam waktu singkat kesehatannya akan merosot! Karena membelanjakan
uang jajannya untuk membeli mainan, anak bahkan tidak sarapan sama sekali dan masuk kelas
dengan perut kosong.
Jadi wahai para orangtua, jika ingin anak Anda berpola hidup teratur, Anda harus memberi
teladan, Anda harus mengupayakan agar anak Anda makan tiga kali sehari di rumah secara
teratur! Memang para orangtua harus berkorban tenaga dan waktu! Sebagai orangtua, jangan
66
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
lupa pengorbanan Anda akan membawa pengaruh seumur hidup bagi anak! Baik pengaruh
terhadap kesehatan dan pertumbuhan sang anak maupun kebiasaan berpola hidup teratur.
Menurut Guru Cài, kebiasaan buruk anak tersebut di atas dapat dihilangkan dengan
menumbuhkan satu kebajikan yaitu berbakti. Ajaran orang bijak menyebutkan, ”Ratusan kebaikan
diawali dengan berbakti.” Ajaran bijak ini memiliki dua arti. Arti pertama: ”berbakti” adalah
dasar dari semua kebajikan. Arti kedua: dengan menumbuhkan rasa berbakti maka ratusan
kebajikan lain akan tumbuh dengan sendirinya. Coba kita perhatikan, apakah orang yang berbakti
bisa memiliki sifat egois? Apakah orang yang berbakti bisa berbantahan dengan orangtuanya?
Jawabannya adalah tidak. Guru Cài mengingatkan bahwa jangan kita meremehkan ajaran Dì Zǐ
Guī《弟子规》, karena seseorang yang telah menerapkan ajaran ini dapat menyelesaikan
permasalahan anak mereka. Selain itu, senantiasa menyenangkan hati orangtua mereka, menjadi
lebih bertangung jawab dan tekun. Hanya satu kalimat dalam Di Zi Gui yang berbunyi : “Ru Ze
Xiao – Di rumah berbakti kepada orangtua” sudah cukup untuk dapat menyelesaikan semua
masalah sang anak! Tatkala anak mengerti bahwa “bila tubuhku terluka atau sakit, hati orangtua
pasti risau,” maka apakah ia akan berpola hidup ugal-ugalan? Pasti tidak! Apakah ia akan bersikap
tidak bertanggungjawab? Tidak mungkin, sebab “Bila aku tidak berperilaku baik, orangtuaku akan
menanggung rasa malu!” Terakhir, si anak tidak akan malas, sebab “Apa yang dapat membuat
orangtuaku senang, aku akan mengupayakannya.” Ia akan membuat orangtuanya gembira dan
terharu.
Begitu hatinya penuh bakti, anak berkembang tidak hanya sekedar berbakti kepada orangtua,
tetapi juga menyayangi saudara kandungnya. Siapa yang paling sedih melihat perseteruan antar
saudara? Orangtua! Di Zhi Gui berkata: “Kakak wajib melindungi adiknya, adik wajib menghormati
kakaknya. Kakak adik yang senantiasa rukun adalah wujud dari berbakti.” Seseorang yang berbakti
juga akan menghormati orangtua dari orang lain. Berbakti dan menghargai orang lain tidak hanya
direalisaskan pada orangtua sendiri tetapi juga pada semua orang yang lebih tua atau senior.
Kemudian sang anak yang penuh bakti dan rasa sayang pada saudara kandung tersebut,
mungkinkah ia bertindak kasar dan melukai teman-temannya? Sudah tentu tidak. Sebab ia sadar,
bila temannya itu terluka maka orangtuanya akan bersedih hati. Jadi, pangkal dari suatu kebajikan
seseorang adalah BAKTI KEPADA ORANGTUA. Sehingga Bab 1 dari Pelajaran Di Zi Gui : “RU ZE
XIAO: Berbaktilah kepada orangtuamu,” menjadi sangat penting.
67
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Ketika kita mendidik anak untuk berbakti, terlebih dahulu kita harus menjelaskan mengapa
harus berbakti? Ada pepatah yang berbunyi “Kita harus terlebih dahulu mengenal budi, baru
bisa membalas budi.” Karena itu kita harus mengarahkan anak kita untuk mengenal budi kedua
orangtua. Kita dapat memulai dengan bercerita bahwa ribuan tahun lalu hidup seorang bijak
bernama Budha (Fótuó佛陀). Pada suatu hari sang Budha yang berjalan bersama murid-muridnya
melihat tumpukan tulang putih. Sang Budha memisahkan tumpukan tulang putih ini menjadi
dua kelompok: satu kelompok tulang dengan warna lebih putih, kelompok lain dengan warna
agak gelap keabu-abuan. Banyak bertanya dalam suatu proses pembelajaran sangatlah penting.
Maka, Sang Budha bertanya kepada murid-muridnya, “Mengapa dua kelompok tulang putih ini
warnanya berbeda, yang satu lebih putih dan yang lainnya keabu-abuan?” Tulang yang keabu-
abuan adalah tulang seorang wanita. Mengapa tulang wanita lebih keabu-abuan? Karena wanita
mengandung 10 bulan, dan selama mengandung janin anak mendapat asupan gizi dari darah
ibunya. Jika kalsium janin anak kurang memadai maka akan diambil dari tulang sang ibu. Karena
itu ibu mengandung selama 10 bulan sangat melelahkan.
Guru Cài pernah mengajak anak-anak di sekolah melakukan kegiatan, ”menjaga telur sehari.”
Semua anak diberikan sebutir telur, dan mereka diberikan instruksi untuk menjaga agar telur
yang mereka bawa kemana-mana sehari penuh ini tidak boleh pecah. Tetapi belum sampai
sehari, terdengar banyak teriakan,” Aaahhh!” Banyak telur pecah. Pada akhir pelajaran di hari itu,
yang benar-benar bisa menjaga telur agar tidak pecah hanya beberapa anak. Guru Cài berkata,
”Lihatlah, tidak mudah bukan pekerjaan menjaga telur ini?” Sama seperti ibu yang menjaga kita
saat kita dalam kandunganya. Selama sepuluh bulan mengandung, berat kita di dalam kandungan
ibu semakin lama semakin bertambah. Ibu harus menjaga kandungannya dengan sepenuh hati.
Kebanyakan ibu hamil mengalami yang namanya morning sickness dimana seringkali merasa
mual di pagi hari, bahkan terkadang muntah. Ada yang tidak punya napsu makan, tetapi mereka
tetap memaksa diri untuk makan agar bayinya mendapatkan asupan makanan yang cukup agar
anak di dalam kandungannya tumbuh sehat. Dengan bercerita seperti ini kita membimbing anak
agar mereka mengerti dan tidak akan memilih-milih menu makanan.
Agar anak dapat merasakan susahnya seorang ibu selama mengandung, Guru Cài meminta
anak-anak membawa bola basket dan melanjutkan aktivitas rutin yang harus mereka lakukan.
Banyak yang tidak dapat melakukan hal itu karena bola basket sangat berat. Kemudian Guru Cài
68
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
menunjukkan ranjang ruang bersalin dimana kedua sisi ranjang terdapat pegangan besi yang
bengkok. Guru Cài bertanya kepada anak-anak,” Tahukah kalian mengapa besi ini bisa bengkok?” Ini
dikarenakan saat melahirkan, Ibu akan mengalami kesakitan luar biasa sehingga harus memegang
sesuatu. Benda paling dekat yang diraihnya adalah pegangan besi yang berada di kedua sisi
ranjang ini. Gengamannya yang sangat kuat membuat besi itu bengkok. Dengan demikian banyak
anak bisa merasakan betapa sakitnya seorang ibu saat melahirkan. Dan selesai melahirkan,
ucapan pertama yang biasa dilontarkan seorang ibu adalah, ”Apakah anak saya sehat?” Kita lihat
bagaimana seorang ibu yang sudah mengalami rasa sakit yang luar biasa, pusat pikirannya tetap
tertuju kepada kesehatan bayinya. Dengan penjelasan seperti ini Guru Cài berharap anak-anak
dapat mengerti kasih sayang ibu kepada mereka.
Penderitaan seorang ibu tidak berakhir sampai disini. Sesudah bayi lahir, ibu tidak bisa tidur
dengan tenang di malam hari karena harus menjaga bayinya, menggantikan popok dan menyusui.
Guru Cài juga pernah mengalami pengalaman dimana beliau harus membantu sang kakak
menjaga keponakannya di malam hari, menggantikan popok yang basah dan memberikan susu di
tengah malam. Karena itu Guru Cài pernah menasehati keponakannya, bila kamu nakal dan tidak
berbakti terhadap orangtua-mu, aku adalah orang pertama yang akan menghukum kamu. Belum
lagi ketika anak sakit, orangtua harus membawa anak ke rumah sakit. Karena itu orangtua setiap
saat dibebani tanggungjawab merawat, membesarkan, dan mendidik anak yang begitu berat.
Sang Budha pernah berkata bahwa kita sebagai anak tidak mungkin bisa membalas semua
budi baik orangtua kita. Setelah kita benar-benar menghayati budi sedemikian dalam yang kita
terima dari mereka, maka kita wajib membalas budi orangtua kita dengan perilaku bakti sepenuh
hati. Setiap kali Anda melaksanakan salah satu bait dalam ajaran “Di Zi Gui” ini, Anda telah
menunaikan sebagian bakti Anda. Apabila Anda telah melaksanakan seluruh isi Di Zi Gui maka
Anda telah menunaikan bakti Anda secara bulat dan lengkap.
Seorang anak dibimbing untuk mengenal dan menghayati budi yang mulia kedua orangtuanya,
dan selanjutnya orangtua berkewajiban membimbing anak bagaimana bertindak membalas
budi kedua orangtua. Darimana dan bagaimana sang anak dapat menunaikan baktinya? Guru
Cài mengajak para hadirin bersama-sama membaca : 【Fù mǔ hū父母呼。Yīng wù huǎn应勿
缓。Fù mǔ mìng父母命。Xíng wù lǎn行勿懒 。Fùmǔ jiào父母教。Xū jìng tīng须敬听。Fùmǔ
zé父母责。Xū shùn chéng须顺承。】
69
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
『Fù mǔ hū父母呼,Yīng wù huǎn应勿缓』, bait ini mengingatkan kita bahwa tutur kata
kita kepada orangtua kita sangatlah penting. Budi pekerti dan pengetahuan seorang dapat dilihat
dari tutur katanya. Karena itu cara berbicara seorang anak terhadap orangtuanya sangatlah
penting. Anak yang berbakti dan hormat kepada orangtuanya memiliki dasar kuat untuk belajar.
Sebaliknya, anak yang tidak berbakti dan hormat terhadap orangtuanya, sifat apa yang akan
dilahirkan? Sifat sombong dan kurang ajar. Ini adalah kebiasaan buruk yang akan menghancurkan
masa depan anak itu.
Dalam Kitab Suci Confusius: “Da Xue” terdapat sebuah kalimat yang berbunyi: “Jika ingin
memerintah Negara dengan baik, terlebih dahulu rapikan rumah tanggamu; Jika ingin merapikan
rumah tangga, terlebih dahulu asah moral dirimu; Jika ingin mengasah moral dirimu, terlebih
dahulu luruskan hatimu.”
Bagaimana meluruskan hati? Harus dimulai dengan mengikis ketamakan dan kebiasaan-
kebiasaan buruk: sifat sombong dan tidak sabar adalah kebiasaan buruk yang harus dikikis.
Sejak usia anak, kebiasaan-kebiasaan buruk sudah harus dikikis, supaya kita dapat meluruskan
hati. Guru Cài mengingatkan kita untuk tidak menurunkan standar dalam mendidik anak. Bila
seorang ibu memanggil anaknya, dan anak bisa menghampiri sambil tersenyum dan berkata, ”Ibu,
apakah ibu memanggil saya?” ini suatu tindakan yang benar. Tetapi mungkin ada orangtua yang
berpikir, bila anak tersenyum ketika dipanggil, itu sudah cukup. Mereka perlu sadar bahwa hal
seperti ini yang disebut menurunkan mutu dalam mendidik. Dari generasi ke generasi, standar
mendidik anak tidak boleh turun. Kita harus memegang teguh prinsip sehingga dapat menjaga
standar dalam mendidik anak. Orangtua harus memberi contoh yang baik, menunjukkan kepada
anak bagaimana kita menghormati orangtua kita sendiri ketika dipanggil. Dengan demikian,
anak akan terbiasa dan meniru apa yang kita contohkan.
Selain menanggapi panggilan orangtua kita, panggilan siapa lagi yang harus kita tanggapi
dengan penuh hormat? Panggilan guru dan atasan. Sebelum mengubah dunia, mulailah mengubah
diri kita sendiri. Yang terpenting adalah niat dan perilaku harus sejalan. Niat adalah sumber
segala perilaku. Apa yang kita lakukan pasti berawal dari niat. Bila rasa hormat keluar dari niat
tulus, maka secara otomatis terhadap semua orang kita akan bersikap hormat. Bila kita hormat
terhadap orangtua, maka kita juga menghormati makanan atau barang yang dibeli orangtua
dari hasil jerih payahnya. Seorang anak yang menaruh rasa hormat kepada sesamanya, ia juga
70
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
menghormati segala benda dan mahkluk di dunia. Jadi, rasa hormat sangatlah penting!
Buku Lǐ jì《礼记》mengajar kita untuk hormat terhadap semua orang, semua hal dan semua
benda. Bila kita hormat terhadap ayah ibu, saudara serta orang yang lebih tua, maka terhadap hal-
hal yang diperintahkan mereka, akan kita laksanakan sebaik-baiknya. Menurut ajaran orang bijak,
kita harus sopan terhadap orang yang memanggil kita. Apakah ini berlaku bila yang memanggil
kita adalah anak kita? Apakah kita harus menghampiri anak kita bila mereka yang memanggil
kita? Jawabannya adalah tidak. Karena usia anak jauh lebih muda daripada kita. Anak-anak itu
yang harus menghampiri kita sebagai orangtua-nya bila mereka memerlukan sesuatu. Kita harus
mengerti bagaimana menjaga wibawa sebagai orangtua sehingga anak dapat menghormati kita.
Sikap dan tindakan orangtua atau kakek nenek yang tidak bijak dalam mendidik anak atau
cucu akan berdampak negatif pada anak, yaitu anak menjadi kurang ajar. Seorang ibu yang melihat
anaknya kurang ajar terhadap kakek atau neneknya, harus segera menegur anak itu agar hal yang
sama tidak terulang kembali di kemudian hari. Tidak boleh menganggap mereka masih kecil, tidak
mengerti apa-apa, dan berharap setelah besar mereka akan mengerti dengan sendirinya. Ini hal
yang salah. Jika sejak kecil kesalahan mereka tidak diperbaiki, bagaimana mereka bisa menyadari
kesalahannya? Di saat mereka sudah besar, terjadi penyesalan yang dalam karena kesalahan
sudah menjadi suatu kebiasaan yang tidak dapat diperbaiki lagi. Bila melakukan kesalahan, anak
harus diingatkan untuk merenungi dan memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan. Didiklah
anak dengan bait-bait yang berbunyi, “Bila orang tua memanggil, segeralah menanggapi panggilan
tersebut. Bila orangtua memberi perintah, laksanakanlah dan jangan malas. Bila orangtua
memberi nasihat, dengarkan dengan hormat. Bila orangtua menegur kesalahan kita, terimalah
dengan ikhlas.” Menjalankan bait-bait tersebut di atas menunjukkan rasa hormat yang tulus
kepada orangtua.
Bila seseorang senantiasa mengingat kebaikan dan budi orangtua, maka ia akan memiliki hati
yang lembut dan penuh rasa hormat. Guru Cài bercerita tentang pengalamannya ketika sang kakak
menikah. Banyak adat Cina yang dilakukan pada hari itu. Ada satu hal yang sangat menyentuh
hati Guru Cài, yaitu ketika sang kakak dan kakak ipar berlutut di depan orangtua Guru Cài untuk
meminta restu. Saat itu Guru Cài melihat sang ayah meneteskan air mata sedih karena harus
merelakan anak yang telah dijaga dengan penuh cinta kasih untuk membentuk keluarga baru.
71
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Kasih sayang orangtua kepada anak-anaknya, apakah akan berhenti saat anak telah menikah
dan berumah tangga? Tidak! Kasih sayang orangtua kepada anak-anaknya berlangsung seumur
hidup! Karena itu, kita harus senantiasa mengingat jasa orangtua membesarkan dan mendidik
kita.
Bila orangtua memberi perintah, harus segera dilaksanakan dan jangan ditunda-tunda.
Bila kita sudah berjanji kepada orangtua untuk mengerjakan sesuatu, lakukanlah segera. Dalam
perjalanan hidup kita, terhadap siapakah kita sering tidak menepati janji? Tidak lain terhadap
orangtua tercinta, terhadap suami atau istri tercinta! Mengapa? Karena ketika tidak menepati
janji kepada orangtua, suami atau istri sangat mudah kita memberi berbagai alasan, “Maaf, Pa/
Ma, baru-baru ini aku sibuk sekali!” Namun kerap kali ketika kita berhadapan dengan pelanggan
bisnis, kita enggan melanggar janji, sebab melanggar berarti kehilangan kesempatan meraih
keuntungan materi. Maka coba renungkan dan mawas diri. Terhadap orangtua sendiri, kita
wajib lebih menjaga, agar tidak melanggar janji dan mencederai kepercayaan. Ini baru sikap dan
perilaku yang tepat. Tentu saja, terhadap orangtua kita wajib menjaga kepercayaan, demikian
pula terhadap semua orang. Kesalahan apa yang paling sering kita lakukan sebagai anak? Dalam
bidang usaha, kerapkali kita diminta untuk menepati janji kepada pelanggan. Tetapi, apakah kita
melakukan hal sama terhadap orangtua yang begitu berjasa dalam hidup kita? Menepati janji
kepada pelanggan akan menghasilkan uang, namun untuk banyak hal yang tidak terkait dengan
uang, kita juga harus menepati janji tanpa pamrih.
Pada zaman dahulu banyak anak sangat berbakti, tidak perlu menunggu perintah orangtua.
Batin mereka dapat merasakan kebutuhan orangtuanya. Mereka atas inisiatif sendiri memenuhi
semua kebutuhan orangtuanya. Ada cerita tentang seorang anak yang berbakti, bernama Mèng
zōng (孟宗) . Suatu hari ibunda Mèng zōng (孟宗) yang lanjut usia berkata kepada Mèng zōng
(孟宗) bahwa ia ingin makan sup rebung. Tetapi saat itu musim dingin. Tidak mungkin ada
rebung yang tumbuh di musim dingin. Mèng zōng (孟宗) sangat sedih melihat ibunya yang
sudah tua, sakit-sakitan dan tidak ada nafsu makan. Ia pergi ke hutan dan menangis. Rasa
baktinya membuat alam tersentuh. Di tanah dimana tetesan air mata Mèng zōng (孟宗) yang
jatuh, di situ tumbuh rebung. Hikmat dari cerita ini adalah mujizat dapat terjadi dari tindakan
berbakti yang luar biasa terhadap orangtua.
72
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Seorang peneliti berkebangsaan Jepang melakukan peneletian bagaimana keinginan
baik seorang manusia bisa mempengaruhi bahan tambang dan air. Seorang dengan niat serta
keinginan sangat bijak dan penuh welas asih menatap air pada sebuah bejana. Air tersebut
dapat mengkistalisasi dengan indahnya. Jadi, alam dan hati manusia ternyata terjalin hubungan
timbal balik dan dinamis. Setelah ibunda Mèng zōng (孟宗) menyantap sup rebung, beliau
sembuh dari sakitnya. Bakti dari Mèng zōng (孟宗) telah menyembuhkan ibunya.
Mari kita simak bait berikutnya yang berbunyi, ”Bila orangtua memberi nasihat, dengarkan
dengan hormat.” Tersirat pesan dalam kalimat itu bahwa kita harus mendengar nasihat orangtua
dengan tulus dan hormat, jangan membantah. Bila suatu ketika saat memberi nasihat terjadi
kesalahpahaman orangtua terhadap diri kita, apakah kita harus membantah nasehatnya? Jangan
dibantah! Karena pada saat itu orangtua sedang emosi, tidak akan bisa menerima apa yang kita
sampaikan. Yang perlu dilakukan adalah menjawab, ”Iya.” Tindakan ini akan membuat emosi
orangtua surut. Baru kemudian dicari waktu yang tepat untuk menjelaskan kesalahpahaman
tersebut. Dengan demikian orangtua akan merasa senang dan bangga atas kedewasaan anda.
Kita sebagai anak harus belajar bagaimana mundur untuk mendapat kemenangan.
“Bila orangtua kita menegur kita atas kesalahan kita, turutilah dan terimalah dengan
ikhlas.” Kadangkala orangtua suka menyalahi bahkan memukul kita bila kita melakukan
kesalahan. Kita harus merenung mengapa hal ini bisa terjadi. Menurut Mahaguru Konfusius,
penafsiran terhadap ajaran orang bijak harus tepat. Orang bijak berkata, bahwa ketika orangtua
kita mengingatkan kita akan kesalahan kita, kita harus menerimanya dengan ikhlas. Tetapi ini
tidak berarti jika ayah kita menegur dengan memukuli kita dengan tongkat yang besar, kita
tetap harus berdiri di sana menerima pukulan. Itu bisa menyebabkan kita kehilangan nyawa.
Jika ayah hanya menggunakan tongkat kecil untuk memberikan pelajaran agar kita menyadari
kesalahan, kita harus tetap berada di tempat untuk menerima pukulan. Tetapi bila tongkat yang
dipakai besar, kita harus menghindar. Menunggu emosi ayah reda, baru meminta maaf kepada
ayah dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi.
Guru Cài menjelaskan bahwa sebenarnya ketika orangtua kita marah kepada kita, itu adalah
energi negatif yang dapat merusak kesehatan mereka. Tetapi karena orangtua ingat akan ajaran
orang bijak bahwa kesalahan anak harus segera dikoreksi, maka mereka tetap menjalankan
73
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
tugasnya. Kita harus mengerti akan hal ini dan jangan membuat orangtua marah dan merusak
kesehatan mereka sendiri.
Sebagai anak harus peka pada cara orangtua mencintai kita. Kadang-kadang mereka berkata
dengan halus, lain kali mereka membentak. Kita harus mengerti isi hati orangtua. Karena itu,
jangan membuat hati orangtua sedih. Ikuti nasihat orangtua dan tidak melakukan kesalahan
yang sama di kemudian hari. (*)
74
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Bab VIII
DENGAN RASA HORMAT BERBAKTI KEPADA CITA-CITA HATI DAN TUBUH
ORANGTUA
Socrates adalah filsuf terkenal dari Barat. Pada hari pertama Socrates mengajar, ia berkata
kepada murid-muridnya, ”Hari ini saya hanya akan mengajarkan satu gerakan yang mudah yaitu
ayunkan tangan ke depan dan ke belakang.” Setelah memperagakan gerakan itu, Socrates berkata,
”Sehari kamu harus ayunkan tiga ratus kali. Setiap hari sekali.” Satu bulan kemudian, Socrates
mendata bahwa 90% dari muridnya telah melakukan gerakan ini secara konsisten. Setelah lewat
dua bulan, hanya 30% muridnya yang masih konsisten melakukannya. Dan setelah lewat satu
tahun, ternyata hanya satu orang yang tetap konsisten. Siapakah orang itu? Plato, yang kemudian
menjadi penerus Socrates dan juga berhasil menjadi filsuf terkenal di Barat.
Sebenarnya yang penting dalam hal menimba ilmu adalah konsistensi dalam melakukannya.
Bila kita bertekad mempelajari ajaran para bijak setiap hari, ibarat tetesan air yang dapat
menembus batu, lama, tetapi pasti kita akan berhasil. Kita juga harus konsisten dengan tekad kita,
setiap hari menghafal 3 atau 5 kalimat dari Kitab Di Zigui. Suatu hari kita pasti akan menguasai
seluruh isi kitab. Karena itu, kita harus mempunyai tekad belajar yang konsisten.
Ada guru yang berbagi dalam laporannya, bahwa mengikuti kelas yang dibawakan oleh
Guru Cai selama 5 hari adalah masa belajar yang paling fokus dalam hidupnya. Guru Cài berkata
bahwa ini adalah permulaan dan bukan akhir, dan semangat seperti ini harus dipertahankan. Guru
lain mengatakan bahwa catatannya selama lima hari ini paling banyak, melebihi catatannya di
universitas selama empat tahun. Karena itu, bila kita sungguh-sungguh belajar maka potensi untuk
berhasil tidak terbatas. Mengapa kondisi belajar sang guru dalam lima hari ini sangat baik? Karena
dalam lima hari ini sang guru sadar bahwa ajaran para bijak ini sangat bermanfaat bagi murid-
muridnya. Ini menjadi motivasi bagi sang guru. Jadi, dalam hidup manusia, dengan kemauan orang
dapat mengembangkan potensi diri yang ada. Selain konsistensi, kita juga harus mempraktekkan
apa yang telah kita pelajari. Kembali ke bab I Di Zi Gui, yang telah kita bahas lebih lanjut dalam bab
75
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
VII, “Bila orangtua memanggil kita, segeralah menanggapinya. Bila orangtua memberi perintah,
laksanakanlah dan janganlah malas. Bila orangtua memberi nasihat, dengarkan dengan seksama.
Bila orangtua menegur kita, turuti dan terimalah dengan ikhlas.”
【Fù mǔ hū父母呼。Yīng wù huǎn应勿缓。Fù mǔ mìng父母命。Xíng wù lǎn行勿懒
。Fùmǔ jiào父母教。Xū jìng tīng须敬听。Fùmǔ zé父母责。Xū shùn chéng须顺承。】
Rasa hormat terhadap orangtua tidak terbatas pada tutur kata tetapi juga perilaku kita.
Rasa hormat ini tidak sekedar ditujukan kepada orangtua melainkan juga kepada orang-orang
di sekitar kita. Seperti yang diajarkan para bijak, bila orangtua kita memanggil, kita harus segera
menanggapi. Tetapi itu saja tidak cukup. Bila kita sudah menanggapi, tetapi didalam hati kita tidak
rela, itu sama saja dengan tidak menanggapi. “Menanggapi” di sini tidak hanya berarti menjawab
panggilan orangtua, tetapi juga melaksanakan keinginan orangtua dengan kesungguhan hati.
Tutur kata terhadap orangtua harus lembut. Tutur kata dan perilaku harus sejalan.
Guru Cài bercerita, suatu hari ia mencari seorang teman, yang sedang menimbang-nimbang
sebelum menentukan pilihan penting dalam hidupnya. Temannya itu harus memilih apakah
pindah dari universitas swasta ke universitas negeri. Ketika Guru Cài sampai di rumah temannya
itu, ia mendapatinya sedang duduk berbincang-bincang dengan ayahnya. Sang teman menyambut
kedatangan Guru Cài dan mempersilakannya duduk lalu berkata, ”Kamu tunggu saya sebentar
ya, saya sedang berbicara dengan ayah saya.” Dari jauh saya melihat teman saya duduk dengan
tenang mendengar nasihat dari ayahnya. Melihat teman saya seperti itu saya yakin suatu hari ia
pasti akan sukses. Anak muda zaman sekarang sudah jarang berperilaku seperti teman Guru Cài
itu yang dalam membuat suatu keputusan yang menyangkut pilihan hidup berdiskusi terlebih
dahulu dengan orangtua.
Selain hormat terhadap orangtua, kita juga harus menghormati pasangan hidup kita. Suami
istri yang saling menghormati akan memberi contoh yang baik kepada anak-anaknya. Semakin
dekat suatu hubungan, tidak berarti kita dapat bertutur kata dan berperilaku semena-mena. Kita
harus lebih sopan dan hormat. Bila kita bertutur kata dengan kasar kepada pasangan kita, anak
yang masih polos akan mengira hal itu benar untuk dilakukan.
76
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Suatu hari di saat Lebaran, salah seorang teman Guru Cài membawa pulang CD ceramah
tentang “Hidup Bahagia” ke kampung halamannya di Níng bō (宁波). Di sana ia menonton
CD ini bersama teman sekampungnya, yang kebetulan suaminya tidak pulang kampung untuk
merayakan tahun baru. Pada malam tahun baru, suami teman tersebut lupa menelepon istrinya
untuk mengucapkan selamat tahun baru. Beberapa hari telah lewat, lelaki itu semakin tidak
berani telepon istrinya. Setelah hari kelima, ia memutuskan untuk menelpon istrinya. Ia sudah
siap ditegur istrinya. Ketika ia menelepon, istrinya sedang menonton CD ceramah yang dibawakan
oleh Guru Cài. Sang suami meminta maaf kepada istrinya bahwa ia telah lupa meneleponnya
karena sangat sibuk dengan pekerjaannya. Istrinya menjawab, “Kamu pasti capek sekali karena
masih harus bekerja di hari tahun baru. Kami sangat berterima kasih atas pengorbanan yang telah
kamu berikan.” Dengan sikap saling menghormati dalam bertutur kata, hubungan suami dan istri
dapat langgeng selamanya.
Para bijak mengingatkan untuk tidak malas dalam menjalankan perintah orangtua, demikian
pula janji-janji yang telah kita ucapkan terhadap anak dan istri wajib kita tepati sepenuhnya.
Dengan begitu, istri dan anak-anak akan menaruh hormat kepada kita. Begitu juga sebagai
seorang guru, Guru Cài sangat berhati-hati dengan janji-janji yang beliau berikan kepada murid-
muridnya. Guru Cai mengingatkan bahwa selain terhadap anak murid, guru juga harus membina
hubungan baik dengan orangtua murid. Mungkin orangtua murid tidak semuanya bisa proaktif
untuk membina hubungan dengan para guru. Tetapi para guru sebaiknya memulai berkomunikasi
dengan orangtua murid, sehingga hubungan antara guru, anak murid dan orangtua murid terjalin
dengan baik.
Guru Cài memberi tips untuk kita memulai suatu pembicaraan dengan seseorang, yaitu
dengan memberi pujian. Semua orang suka dipuji. Dengan memuji lawan bicara kita, mereka
akan secara lebih terbuka untuk berkomunikasi. Suasana juga akan menjadi lebih santai dan tidak
kaku. Ketika memulai pembicaraan dengan orangtua murid, pujilah anaknya. Dengan demikian,
hubungan antara guru dan orangtua murid dapat terbina baik.
Bila kita ingin dihormati, hormati dulu orang lain. Siswa-siswa Guru Cài sangat menghormati
Guru Cài karena beliau mau duduk bersama para siswa-siswanya untuk makan siang. Berbeda
dengan guru-guru lain yang tidak bersedia makan bersama siswa-siswa dan mulai makan terlebih
dahulu. Sebenarnya apa yang dilakukan Guru Cài adalah menanamkan akar moral kebajikan yang
77
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
kokoh didalam diri setiap anak sehingga para guru dan orangtua tidak khawatir atas pekembangan
anak selanjutnya. Seperti yang dikatakan oleh peribahasa Tiongkok, ”Bila akar pohonnya kuat, kita
tidak perlu takut akan badai yang melanda.”
Sambil makan, Guru Cài juga mengingatkan anak-anak untuk tidak menyia-nyiakan makanan
dan menjaga keseimbangan asupan makanan. Dengan menerapkan ajaran Dì zǐ guī《弟子规》,
anak-anak harus memiliki pola makan berimbang. Terkadang ada anak murid yang tidak mau
makan sayuran hijau. Guru Cài akan bertanya apakah mereka perlu dibantu untuk mengambil
sayuran hijau? Mereka akan sungkan dan segera mengambil lebih banyak sayuran hijau. Memilih-
milih makanan tertentu saja akan mengganggu keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan anak.
Ajaran para bijak, ”Saat orangtua memberi nasihat, dengarkan dengan penuh hormat. Bila
orangtua memberi teguran, turutilah dan terimalah dengan iklas.” 『Fù mǔ jiào 父母教,xū jìng
tīng须敬听;fù mǔ zé父母责,xū shùn chéng须顺承』. Pengertian menurut/menerima disini
harus dipahami dengan benar. Tidak semua teguran/hukuman atau perintah yang diberikan
orangtua harus dituruti sepenuhnya. Dalam hal isi teguran/perintah orangtua yang benar, maka
teguran/perintah itu segera harus diingat betul dan dijalankan oleh anak. Inilah pemahaman
yang benar atas ajaran menurut teguran/perintah orangtua. Namun, bila teguran/perintah yang
diberikan orangtua tidak benar, tidak perlu Anda turuti. Tetapi, jangan juga engkau bersikap
konfrontatif, berbantahan dengan orangtuamu. Sebab bila hal ini Anda lakukan, konflik antara
ayah dan anak akan menjadi lebih buruk. Sebaiknya, Anda mundur selangkah untuk kemudian
menunggu kesempatan baik untuk berkomunikasi dengan orangtua dengan nada suara lembut
dan sikap hormat, mengingatkan mereka akan kekhilafannya.
Jadi, pengertian “menuruti” teguran/perintah orangtua dalam Di Zigui tidak mutlak. Terlebih
dahulu pilahlah mana yang benar, mana yang salah. Jadi, dengan kata lain, berbaktilah dengan
cerdas! Bila ada kekhilafan pada orangtua, adalah kewajiban anak untuk memperbaikinya. Bila
tidak kita perbaiki, maka itu berarti kita telah menjerumuskan orangtua. Ini bukanlah sikap
manusia yang bijak.
Selain apa yang diajarkan oleh orangtua, kita juga harus mendengarkan dengan penuh
hormat apa yang diajarkan oleh para guru. Agar seseorang dapat meraih moral kebajikan dan
pengetahuan yang tinggi, memang diperlukan guru yang mumpuni. Tetapi faktor lebih penting
78
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
adalah sikap belajar dari kita sendiri, yakni sikap penuh hormat kepada sang guru. Sikap munafik
tidak dibenarkan. Semakin tinggi dan tulus sikap hormat Anda kepada guru, semakin tinggi pula
ilmu pengetahuan yang dapat Anda raih. Satu lagi sikap belajar yang perlu ditegakkan, yakni
sikap tidak malu bertanya. Bila kita tidak sepenuhnya paham apa yang diajarkan guru, jangan
malu bertanya. Dengan demikian, kita benar-benar dapat menarik manfaat sebesar-besarnya dari
ajaran sang guru. Jangan sekali-kali kita melakukan kesalahan fatal dengan melakukan penafsiran
sendiri atas suatu ajaran yang belum kita pahami betul.
Nasihat dari atasan juga harus kita dengarkan dengan hormat untuk meraih sukses dalam karir.
Semua harus dimulai dari rasa hormat dan kerendahan hati. Ketika memasuki suatu lingkungan
kerja yang baru, ada baiknya kita mengikuti bimbingan dari atasan dan melakukannya dengan
baik. Setelah menguasainya baru memberikan masukan kepada atasan.
Bait berikutnya berbunyi, ”Berikan kehangatan di musim dingin, berikan kesejukan di musim
panas. Berikan salam di pagi hari, berikan ketenangan di malam hari. Pamit saat keluar rumah,
menghadap saat kembali ke rumah. Hiduplah dengan teratur, konsisten dengan pekerjaan.”
【Dōng zé wēn冬则温。Xià zé qìng夏则凊。Chen zé shěng 晨则省。Hūn zé dìng昏则定。Chū
bì gào出必告。Fǎn bì miàn反必面。Jū yǒu cháng居有常。Yè wú biàn业无变。】
“Berikan kehangatan di musim dingin, berikan kesejukan di musim panas.” Konon, di
Tiongkok pada era Dinasti Han Timur, ada anak kecil bernama Huáng xiāng (黄香) yang ketika
berumur sembilan tahun sudah kehilangan ibunya dan hidup bersama ayahnya. Kesehatan
ayahnya tidak terlalu baik. Ketika musim dingin tiba, karena khawatir ayahnya akan kedinginan,
Huáng xiāng (黄香) akan terlebih dahulu meniduri kasur ayahnya untuk menghangatkan kasur
sebelum ayahnya tidur. Ketika musim panas tiba, ia akan mengipasi kasur ayahnya agar menjadi
dingin sebelum ayahnya beranjak tidur. Dari cerita di atas dapat kita saksikan betapa Huáng xiāng
(黄香) senantiasa memikirkan kebutuhan orangtuanya. Kita pun yakin bahwa yang ia lakukan
bukan hanya “menghangatkan dan mendinginkan” kasur ayahnya. Dengan hati yang penuh bakti
kepada ayahnya, maka seluruh kehidupan dan penghidupan ayahnya akan senantiasa menjadi
perhatiannya. Anak yang baru berumur 9 tahun sudah begitu berbakti terhadap orangtua. Ketika
hal ini didengar oleh pejabat setempat, beliau sangat tersentuh. Setelah dewasa, Huáng xiāng
(黄香) diangkat menjadi pejabat daerah. Orang yang berbakti terhadap orangtua diyakini juga
akan berbakti terhadap negara. Cerita tentang Huáng xiāng (黄香) ini kemudian menjadi teladan
79
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
dan tersebar ke seluruh pelosok Tiongkok. Pujian juga diberikan oleh raja kepada Huáng xiāng
(黄香). Raja ingin seluruh rakyatnya dapat mengikuti langkah Huáng xiāng (黄香). Di sini dapat kita
simak bahwa setiap ucapan dan tindakan yang diambil kepala Negara akan sangat mempengaruhi
suasana hati rakyat seluruh negeri. Demikian pula dengan kepala rumahtangga dan guru sekolah.
Apa yang ditekankan dalam hidup Anda, apa yang menjadi hobi dan kebiasaan-kebiasaan hidup
Anda, akan mempengaruhi anak-anak atau murid-murid Anda. Bila sebagai kepala rumah
tangga, Anda sangat menekankan moral etika, maka sudah pasti anak-anak Anda pun akan turut
memperhatikan moral etika.
Yang terpenting dari cerita Huáng xiāng (黄香) di atas adalah intisarinya, yakni hati yang
penuh bakti. Kasur ayah yang dihangatkan saat musim dingin dan didinginkan kala musim panas
hanya sekedar bentuk bakti yang diwujudkan. Intisari tidak akan pernah berubah mengikuti
perubahan zaman, tapi bentuk wujud bakti dapat saja berubah karena gaya hidup manusia dari
waktu ke waktu berubah. Misalnya pada zaman dulu orang bersembah sujud untuk memberi
hormat kepada raja. Pada zaman modern jika orang bertemu dengan presiden cukup memberi
hormat, dan tidak bersujud bukan berarti tidak hormat terhadap presiden.
Jadi kita lihat, dengan perubahan zaman, bentuk pemberian hormat kepada pimpinan negara
telah berubah. Tetapi, intisarinya adalah kewajiban menaruh hormat adalah tetap dan tidak
pernah berubah.
Demikian halnya, dalam pembelajaran Di Zi Gui dan kitab-kitab ajaran para bijak lainnya,
sesuatu yang kekal adalah intisarinya. Maka jangan terperangkap dengan berbagai “bentuk
formalitas” yang terkandung di dalamnya,berikan penekanan kepada INTISARI nya
Dari cerita Huáng xiāng (黄香), kita dapat mengambil inti dari ajaran yang ingin disampaikan,
yaitu senantiasa memperhatikan dan peduli terhadap kebutuhan orangtua terutama kesehatan
mereka. Kepedulian terhadap kebutuhan orangtua dapat dirangkum sebagai berikut: “Peduli
terhadap tubuh/kesehatan jasmani orangtua, peduli terhadap hati/pikiran orangtua, dan
peduli terhadap keinginan/cita-cita otangtua.” Jadi, segala aspek kehidupan: sandang, pangan,
tempat tinggal dan perjalanan orangtua harus menjadi perhatian. Kita bisa memulai dengan
memperhatikan sandang dan pangan orangtua. Sewaktu Guru Cài masih kecil, ia sering melihat
ibunya pergi ke rumah neneknya membawakan makanan. Guru Cai melihat bagaimana ibunya
80
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
berbakti kepada kakek dan neneknya. Kakek dan neneknya juga sangat sayang terhadap Guru Cài,
memberikan Guru Cài banyak makanan kecil dan minuman ringan. Bila kita sering mengunjungi
orangtua, anak kita juga dapat merasakan kasih sayang dari kakek dan neneknya. Saat kita
mengunjungi orangtua, perhatikan apakah beras sudah habis, minyak sudah habis? Penuhi
kebutuhannya tanpa harus diminta.
Kesehatan orangtua juga harus menjadi perhatian, maka sering-seringlah berbagi tentang
konsep pola hidup sehat. Di samping itu juga harus berbagi ilmu tentang pola makan yang sehat
dan benar, agar terhindar dari berbagai penyakit. Misalnya mengingatkan mereka untuk makan
tidak terlampau asin dan berminyak. Ada orangtua yang berpendapat sehat itu berarti harus
banyak makan daging dan ikan. Tetapi yang benar adalah keseimbangan semua makanan. Bila kita
bawakan beras merah, sebagian masih menganggap beras merah adalah makanan orang susah,
sekarang harusnya mengkonsumi beras putih. Adalah kewajiban kita untuk menjelaskan bahwa
beras merah itu mengandung lebih banyak vitamin dibandingkan dengan beras putih. Kita harus
mampu memberikan penerangan pola makan yang benar agar mereka bisa hidup sehat. Cara
penyampaiannya harus luwes dan jangan memaksa. Sampaikan dengan sabar agar dapat diterima
dengan baik.
Mengkonsumsi banyak sayuran memang baik untuk tubuh. Tetapi tidak berarti harus berhenti
makan daging dan ikan. Harus ada keseimbangan diantara semua itu. Mungkin secara pelan-pelan
dan bertahap, porsi sayuran dilebihkan dibandingkan daging dan ikan dalam menyiapkan menu
untuk orangtua, sehingga lama-kelamaan orangtua mejadi terbiasa makan sayuran dan bisa
mengurangi makanan daging dan ikan.
Selain itu, cara berkomunikasi dengan suami juga sangat penting. Wanita memiliki kelembutan
secara alami. Gunakan kelembutan untuk berkomunikasi dengan suami. Memberi pengertian
kepada suami bahwa makan sayuran lebih sehat untuk tubuh. Berikan keyakinan kepada suami
bahwa kesehatan suami adalah terpenting bagi keluarga. Belikan beberapa buku yang membahas
tentang manfaat sayuran.
Untuk memperhatikan kesehatan orangtua, pasangan hidup dan anak Anda, Anda memerlukan
pengetahuan tentang kesehatan yang cukup dan sosialisasikan pengetahuan ini dengan orangtua,
pasangan hidup, dan anak. Karena, pencegahan selalu lebih baik dari penyembuhan.
81
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Selain memperhatikan kesehatan orangtua, kita juga harus menyenangkan hati mereka.
Pastikan agar orangtua senantiasa berbahagia. Untuk maksud mulia ini, syaratnya adalah
perilaku sehari-hari kita, karena perilaku kita yang baik membuat orangtua tenang tenteram.
Bila perilakumu di luar rumah buruk, walaupun sehari-hari Anda peduli terhadap kesehatan dan
menyuguhkan orangtua makanan sehat, tetap saja mereka tidak akan merasa bahagia. Orangtua
jarang memperlihatkan dan menyatakan dengan kata-kata kesedihannya. Karena itu kita harus
lebih peka menyelami dan merasakan apa yang dirasakan mereka.
Sebenarnya, bila kita cukup peka, lewat pembicaraan kita bisa mengetahui kebutuhkan
orangtua. Banyak di antara kita sudah jarang menelepon orangtua. Lebih banyak orangtua yang
menelepon kita. Ini adalah hal yang tidak baik. Orangtua senantiasa khawatir akan diri anaknya.
Sesekali mereka menanyakan pekerjaan kita, tapi dari nada suaranya sebenarnya yang mereka
khawatirkan adalah diri kita, sekaligus kangen dengan anak dan cucu. Memahami akan hal ini,
tanpa diminta kita harus segera pulang untuk menjenguk orangtua. Jadi, kita harus benar-benar
menghargai setiap kesempatan berkumpul dengan orangtua, memelihara kesehatan mereka dan
menghibur hati mereka. Inilah yang disebut “Menyenangkan suasana hati orangtua.”
Selanjutnya, mari kita memasuki wujud ketiga dari bakti kepada orangtua, yakni “Memenuhi
Cita-cita/Keinginan Hati Orangtua”. Jika kita sebagai anak mengembangkan kebajikan kita baik
terhadap rumah tangga kita maupun terhadap masyarakat sekeliling, yang paling merasa bangga
dan bahagia atas perilaku baik anaknya tidak lain adalah orangtua sendiri. Setiap orangtua selalu
mencita-citakan putera-puterinya menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat. Maka tatkala
beliau melihat putera-puterinya memberikan sumbangsih besar bagi masyarakat, maka sang anak
telah melaksanakan wujud bakti yang ketiga: “Memenuhi Cita-cita/Keinginan Orangtua.”
Ada seorang guru, teman Guru Cài di Hǎi kǒu (海口) yang telah belajar ajaran Dì zǐ guī
《弟子规》dan memetik manfaatnya. Begitu juga dengan keluarganya yang sudah merasakan
manfaat ajaran tersebut. Guru tersebut berkata kepada Guru Cài bahwa ia memutuskan untuk
menyebarluaskan ajaran ini. Ia ingin lebih banyak lagi anak yang mendapatkan mafaat dari
ajaran para bijak ini. Karena itu guru itu memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya
dan menyebarluaskan ajaran Dì zǐ guī《弟子规》. Seperti bunyi sebuah pepatah, ”Dimana ada
kemauan, disana akan ada jalan.” Ia yakin saat ia memulai langkah pertama, orang di sekelilingnya
82
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
akan membantunya. Guru Cài memberikan sebuah buku tentang pendidikan moral kepadanya
sebagai dukungan atas keputusannya untuk mengajar moral.
Ketika sang guru harus menjelaskan kepada murid-muridnya bahwa “sayangilah para orangtua
seperti layaknya orangtuamu sendiri, sayangilah para kakak seperti layaknya kakak kandungmu
sendiri”, sang guru berpikir keras bagaimana cara penyampaian yang tepat sehingga anak
muridnya bisa menerima ajaran ini. Akhirnya ia memutuskan untuk membeli sekeranjang buah
leci. Kemudian menjelaskan kepada anak muridnya bahwa orangtua kandung kita telah bersusah
payah membesarkan kita. Begitu juga orangtua lainya telah bersusah payah membesarkan anaknya.
Orangtua kita maupun orangtua lain sudah menghabiskan waktu dan tenaga berkontribusi dalam
sebuah masyarakat. Oleh karena itu, kita harus berterima kasih kepada mereka semua. Kemudian
sang guru memberikan buah leci kepada anak-anak muridnya untuk dibagi-bagikan kepada semua
orangtua yang ada di kampung. Anak-anak murid sangat senang dan berlari kesana kemari untuk
membagi buah leci. Semua orangtua di kampung merasakan ajaran para bijak yaitu ”Hormat
terhadap orangtua.” Anak-anak murid akan selalu mengingat ekspresi muka para orangtua yang
begitu bahagia. Banyak orangtua di kampung tersebut mengucapkan terima kasih kepada ibu dari
sang guru. Mereka begitu bangga terhadap sang guru yang begitu peduli dengan lingkungan di
kampung halamannya.
Ayah dan ibu dari sang guru merasa sangat bangga atas apa yang dilakukan oleh guru itu.
Kebanggaan ini bukan hanya untuk satu dua hari saja tetapi untuk selamanya. Guru Cài menutup
ceramah dengan mengingatkan, bila kita ingin belajar ”Memberi salam di pagi hari dan berikan
ketenangan di malam hari” kita harus benar-benar peka untuk merasakan apa yang dirasakan
oleh orangtua kita. Perhatikan setiap detail aspek kehidupan mereka, baik itu tentang kesehatan
maupun tentang perasaan dan keinginan mereka. (*)
83