HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
BAB IX
TUNAIKAN TUGAS BELAJARMU, BINA KARIR DAN RUMAH TANGGAMU
DENGAN BAIK AGAR HATI ORANGTUAMU TENTERAM DAN BAHAGIA
Pada pelajaran sebelumnya kita mendengar bagaimana Raja Zhōu Wen (周文王) berhasil
mempraktekkan「 Beri salam di pagi hari, beri ketenangan di malam hari」terhadap sang ayah
Wáng jì (王季) yang membuat seluruh rakyatnya merasa tersentuh dan ikut mencontoh perilaku
sang Raja. Pernah seorang guru yang setelah mendengar ceramah berkata kepada Guru Cài bahwa
didalam ajaran Dì Zi Guī《弟子规》terdapat butir-butir yang tidak bermanfaat, ibarat kulit gabah
yang tidak lagi bisa dimakan. Bagi Guru Cai, berdebat tidak akan menghasilkan apa-apa. Maka
Guru Cài melakukan pendekatan dengan balik bertanya, ”Hal manakah yang dimaksud?” Guru itu
menjawab, ”Berikan salam di pagi hari, berikan ketenangan di malam hari.”【Chen zé shěng晨则
省,Hūn zé dìng昏则定 】.
Guru Cài kemudian bertanya lagi kepada guru itu mengapa ia merasa memberi salam
seperti itu tidak bermanfaat? Guru itu menjawab, ”Sehari harus memberi salam dua kali, sangat
melelahkan.” Guru Cài pun menjelaskan kepadanya bahwa salam selamat pagi dari seorang anak
kepada orang tuanya akan membantu ibunya mengamati wajah anaknya apakah ada tanda-tanda
kurang tidur semalam. Karena itu salam selamat pagi dari anak akan membuat suasana hati ibu
menjadi tenang dan bersemangat untuk bekerja. Inilah manfaat dari memberikan salam di pagi
hari. Ketika pulang sekolah di sore hari anak memberi salam dengan wajah cerah, maka orangtua
pun merasa tenteram. Jadi pagi hari memberi salam satu kali, malam hari memberi salam satu
kali. Ini akan membuat hati orangtua tenteram.
Seorang ibu bercerita kepada Guru Cài bahwa bila musim gugur tiba, perbedaan suhu
udara sangat besar. Maka wanita itu sengaja memakai selimut yang tipis agar bisa terbangun
ditengah malam. Tujuannya adalah untuk melihat apakah anaknya masih terselimut dengan baik?
Betapa mulianya hati ibu, pada saat tidurpun masih mengkhawatirkan keadaan anaknya. Kita
hanya memberi salam kepada orangtua dua kali dalam sehari. Berapa kali dalam sehari orangtua
85
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
mengkhawatirkan anaknya? Guru Cài sendiri memiliki pengalaman yang sama. Di tengah malam
tiba-tiba merasa ada yang membenarkan selimutnya, terkadang ayahnya, terkadang ibunya.
Guru Cài menjelaskan lebih lanjut bahwa seorang anak, khususnya yang masih berusia muda
dan belum mampu memberikan dukungan finansial kepada orangtua, dapat menyenangkan hati
orangtua minimal dengan tidak melakukan hal-hal yang merisaukan hati orangtua. Buatlah hati
orangtuamu senantiasa tenteram.
Guru itu kemudian berkata kepada Guru Cài, ”Saat ini saja Guru Cài belum bisa mempraktekkan
hal yang baru saja dijelaskan.” Guru Cài kembali bertanya kepadanya mengapa ia mempunyai
tafsiran demikian? Sang guru menjawab, ”Karena Guru Cài sedang berada jauh dari rumah.”
Guru Cài menjelaskan bahwa memberi salam itu dapat juga dilakukan melalui telepon. Kita dapat
menelepon orangtua kita pagi dan sore, menanyakan keadaan mereka. Bila kita sedang berada
diluar kota kita tidak harus menelepon orangtua dua kali sehari. Tetapi untuk menenangkan hati
orangtua, pada saat-saat tertentu pastikan bahwa kita memberi kabar, misalnya di hari Sabtu atau
Minggu. Tidak perlu setiap hari, karena orangtua kita juga mengerti bahwa biaya telepon luar
kota sangat mahal. Tetapi apakah dengan memberi salam kepada orangtua sehari dua kali sudah
cukup untuk menenangkan hati orangtua? Tentu saja tidak. Bagi yang sudah bekerja harus bekerja
dengan giat, bagi yang masih sekolah harus belajar dengan tekun, bagi yang telah berumahtangga,
uruslah rumahtangga dengan baik. Dengan demikian bila kita menelpon orangtua, kita dapat
menceritakan pencapaian kita baik di tempat kerja, di rumahtangga, atau di sekolah. Dengan
demikian hati kedua orangtua akan tenteram dan terhibur.
Bait kalimat berikutnya: “Pamitan saat keluar rumah, melapor saat kembali ke rumah.” 【Chū
bì gào 出必告。Fǎn bì miàn反必面。】Saat kita akan keluar rumah kita harus memberi
tahu orangtua kemana kita akan pergi, dan saat tiba di rumah harus memberi tahu orangtua
bahwa kita sudah pulang. Kebiasaan ini sangat penting untuk anak-anak. Jangan meremehkan
hal-hal kecil ini. Ketika anak mengerti keharusan memberi salam kepada orangtua, setiap salam
yang diberikan anak akan meningkatkan hubungannya dengan orangtuanya. “Pamit saat keluar
rumah, menghadap saat kembali ke rumah” menggaris bawahi pentingnya anak tidak membuat
orangtua lebih khawatir. Guru Cài menceritakan pengalaman seorang ibu yang anaknya tidak
menghadap/melapor saat kembali dari sekolah. Setibanya di rumah anaknya langsung masuk
kamar untuk bermain mainan elektronik. Ibunya mengira anaknya belum pulang dari sekolah,
maka ia bergegas menelepon Guru Cài dan menanyakan apakah anaknya ditahan disekolah karena
86
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
suatu kesalahan? Guru Cài menjawab bahwa anaknya sudah pulang sejam sebelumnya. Ibu itu
panik dan bermaksud melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib. Guru Cài menyarankan agar
sang ibu coba memeriksa ruang-ruang di dalam rumah, dan memang ternyata anaknya sedang
bermain komputer di pojok kamar. Ini contoh dimana karena anak tidak melapor kepada orang
tua setelah pulang sekolah, orangtua menjadi khawatir. Biasakan anak memberi tahu setiap mau
keluar rumah dan setiap kembali dari luar rumah.
Selain anak harus memberi tahu orangtua saat keluar rumah, terhadap anggota keluarga
lain apa juga diberitahu? Bagaimana terhadap suami atau istri apa perlu saling beri tahu?
Sesungguhnya, terhadap semua orang yang memperhatikan kita, kita harus memberi tahu agar
mereka tidak khawatir. Sebagai manusia kita harus saling memaklumi dan menghargai. Karena
itu bila suami ingin pergi ke tempat lain, ia harus memberitahukan kepada sang istri. Begitu juga
sebaliknya. Apakah hubungan suami istri di zaman modern ini masih tulus dan jujur? Bila di dalam
hubungan suami istri sudah tidak ada lagi kejujuran, maka mereka akan merasa berat menjalankan
hidup perkawinan. Rumah tangga harus dibangun diatas sebuah prinsip dasar yang sangat penting
yaitu tidak boleh ada rahasia, harus tulus dan saling toleran dalam menjalin hubungan, saling
melengkapi satu dengan yang lain. Dengan demikian kehidupan perkawinan akan dilalui ringan,
tanpa beban pikiran. Ketika suami memutuskan untuk tidak pulang makan malam, harus lebih
awal memberitahukan hal itu kepada istrinya. Jangan terlalu sore memberitahu bahwa ia tidak
pulang makan, karena makan malam sudah dipersiapkan di rumah. Memberitahu terlambat akan
membuat istri kecewa dan sedih. Jadi, jangan menyia-nyiakan perhatian orang terhadap kita,
sebaliknya harus senantiasa menghargai dan memahami perhatian orang kepada kita. Bila sebuah
rumah tangga dibangun atas dasar saling mengerti, dipastikan keluarga tersebut akan bahagia.
Kebiasaan untuk berpamitan dapat diaplikasikan di mana lagi? Di tempat kerja! Jika harus
meninggalkan kantor untuk melakukan tugas di luar kantor, sebaiknya memberitahukan teman
kerja atau atasan. Dengan berpamitan, orang lain akan tahu dimana mencari kita bila sedang ada
urusan penting di kantor. Ini adalah bentuk pertanggung jawaban terhadap pekerjaan. Berpamitan
disini bisa berupa pesan yang kita titipkan, misalnya, ”Saya ke bank sebentar ya. Dua puluh menit
lagi sudah bisa balik lagi ke kantor.” Contoh lain, ”Saya meeting di kantor XXX ya. Baru bisa balik
sejam kemudian.” Pada saat ini kita harus memastikan handphone kita berfungsi dan dalam
keadaan nyala. Bila kita tidak bisa di hubungi, percuma saja menitip pesan atau berpamitan.
87
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
“Pamit saat keluar rumah, menghadap saat kembali.” 【Chū bì gào 出必告。Fǎn bì
miàn反必面。】 bertujuan memastikan orang disekitar kita untuk tidak khawatir bila mereka
tidak menemukan kita. Bermula dari sini kita juga harus mulai sadar apakah tutur kata dan
perilaku kita menjadi beban bagi orang lain.
Bait berikutnya: “Hidup dengan teratur,konsisten dengan pekerjaan” 【Jū yǒu cháng 居
有常。 Yè wú biàn业无变。】Ruang lingkup “hidup” disini termasuk kehidupan di sekolah, di
tempat kerja, di dalam rumah tangga dan di dalam masyarakat yang seluruhnya menjadi satu
kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan harus dijalankan dengan teratur. Bila kehidupan
dijalankan dengan teratur barulah seseorang bisa meraih keberhasilan dalam pendidikan, karir,
dan rumahtangga. Lihat kehidupan mahasiswa atau mahasiswi saat ini, banyak yang hidupnya
tidak beraturan. Ketika hari Jumat tiba, apa yang dilakukan? Mereka merasa bebas. Ada yang
menonton televisi sampai larut malam, ada yang pergi berdansa di club dan subuh baru pulang
ke rumah. Lalu apa yang mereka lakukan pada hari Sabtu? Tidur seharian, padahal tidur seharian
tidak menjamin kondisi badan pulih. Bila kondisi badan tidak bisa pulih, maka secara perlahan
lahan kesehatan akan memburuk. Sebagai orangtua apa yang harus dilakukan? Tidak boleh
membiarkan hal ini terjadi! Sejak kecil anak harus dididik tidur dengan waktu teratur, tidak boleh
karena hari Jumat anak diizinkan nonton hingga larut malam.
Kebiasaan jelek sangat susah diperbaiki. Apalagi anak muda sekarang terbenam dalam
kehidupan foya-foya. Banyak anak yang bermasalah karena mereka sering online sampai larut
malam. Ada yang bahkan sakit karena bermain game online di warnet dan tidak tidur berhari-
hari. Hidup di era teknologi yang begitu maju, orangtua harus menyadari dampak buruk bagi
anak. Di usia yang sangat muda sudah bersentuhan dengan internet, dan sudah mengakses situs
situs yang beredar, apakah kita kemudian melihat semangat belajar dan moral anak mengalami
peningkatan? Tidak sama sekali! Anak dalam usia belia belum cukup matang untuk menentukan
informasi mana yang baik dan buruk. Seringkali anak-anak bertemu kemudian berteman dengan
teman dunia maya yang bermoral bejat, yang kemudian dengan rayuan-rayuannya berhasil
menjerumuskan anak-anak yang belum cukup matang itu. Mereka menjadi korban. Bila hal ini
terjadi, menyesal pun sudah terlambat. Karena itu, para orangtua harus hati-hati dan waspada
terhadap perkembangan pergaulan anak dalam dunia maya.
88
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Guru Cài menceritakan kisah seorang mahasiswa di Shān dōng (三东) yang suka bermain
game kisah kekerasan fisik di internet. Intensitas bermainnya membuat otaknya sedikit terganggu.
Ia merasa disekitarnya ada orang yang ingin membunuhnya. Anak ini menceritakan hal ini kepada
gurunya. Sang guru langsung menangkap bahwa anak itu berada dalam masalah serius. Maka ia
segera menghubungi keluarganya. Sebelum keluarganya tiba di sekolah untuk menjemputnya,
anak itu sudah berada di jalan raya sambil memegang golok dan menyakiti beberapa pengguna
jalan. Bahkan satu orang telah mati terbunuh.
Bila kita ingin pendidikan anak berhasil, pastikan kehidupan mereka teratur, termasuk jadwal
belajar yang teratur. Guru Cài bercerita keluarganya memiliki kebiasaan untuk tidak menonton
televisi. Dari kecil, Guru Cài beserta kakak-kakaknya sudah terbiasa tidak menonton televisi.
Sesudah makan malam kedua orangtua Guru Cài akan masuk kamar untuk membaca buku.
Melihat kebiasaan orangtuanya, Guru Cài dan kedua kakaknya selesai makan malam juga masuk
kamar untuk belajar. Karena setiap hari melakukan hal tersebut, lama kelamaan akan menjadi
sebuah kebiasaan. Bila belajar sudah menjadi suatu kebiasaan, maka anak-anak tidak perlu lagi
diingatkan untuk belajar.
Sama halnya dengan pembinaan karir. Bila kita tidak mempunyai karir yang tetap, berpindah
dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, sudah tentu yang paling risau adalah orangtua. Lain halnya
kalau masih dalam tahap “pencarian” karir yang cocok bagi minat dan tujuan hidup seseorang, anak
bisa saja berpindah dari suatu karir ke karir lain sampai ia menemukan karir yang cocok bagi minat
dan tujuan hidupnya. Dan sekali ia telah menemukannya, ia harus berhenti berpindah-pindah
kerja dan bertekad menentukan karir pilihannya itu. Dan orangtua wajib senantiasa memberi
semangat dan dukungan kepada anak untuk mendapatkan yang terbaik dalam karirnya.
Dalam proses pencarian tujuan hidup, Guru Cài juga pernah gonta-ganti lebih dari sepuluh
pekerjaan sampai pada akhirnya merasa lebih cocok menjadi guru. Kesempatan untuk mengajar
datang kepada Guru Cài dengan tidak sengaja. Bermula dari posisi sebagai guru pengganti sampai
pada akhirnya memilih profesi guru sebagai karirnya. Pesan yang ingin disampaikan disini adalah
setelah menentukan arah dan tujuan hidup, belajarlah dengan giat, bekerjalah pada bidang karir
yang diminati dengan sungguh-sungguh. Maka kita akan mencapai kesuksesan dalam hidup.
89
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Antara orangtua dan anak terdapat ikatan batin. Bila kita bekerja diluar kota dengan perasaan
tenang, kita boleh percaya bahwa ini mengisyaratkan orangtua kita dirumah dalam keadaan
tenteram. Tetapi, tidak merasakan apa-apa bisa berarti hubungan kita dengan orangtua kita tidak
cukup intim.
Guru Cài bercerita tentang seorang murid maha guru Konfusius yang bernama Zēng shēn
(曾参). Suatu hari Zēng shēn (曾参) naik gunung mencari kayu bakar. Seorang teman lamanya
datang ke rumah Zēng shēn (曾参). Ibu Zēng shēn (曾参) kebingungan karena di satu sisi,
ia tidak tahu jam berapa Zēng shēn (曾参) kembali ke rumah. Di sisi lain, ibu Zēng shēn
(曾参) juga tidak ingin teman Zēng shēn (曾参) yang sudah begitu lama tidak bertemu dengan
Zēng shēn (曾参) pulang tanpa menemui anaknya. Terpikir oleh ibu Zēng shēn (曾参) untuk
menusuk jarinya dengan sebuah jarum. Sang ibu meringis kesakitan. Disaat yang bersamaan Zēng
shēn (曾参) juga merasakan sakit di ulu hati. Zēng shēn (曾参) merasa sangat khawatir dan
takut sesuatu terjadi pada ibunya. Zēng shēn (曾参) buru-buru pulang ke rumah. Sampai di
rumah, Zēng shēn (曾参) melihat ibu dan temannya sedang berada di ruang tamu. Zēng shēn
(曾参) bertanya kepada ibunya apakah sedang merasa tidak enak badan? Zēng shēn (曾参)
mengatakan kepada ibunya bahwa ketika seorang memngambil kayu bakar di hutan, ia tiba-tiba
merasakan firasat tidak baik. Ibu Zēng shēn (曾参) berkata bahwa ia telah menusuk tangannya
dengan jarum karena tidak tahu kapan Zēng shēn (曾参) akan pulang sementara temannya
telah lama menunggu di rumah.
Cerita ini mau mengatakan bagaimana seorang ibu dan anak ada hubungan batin yang begitu
dalam sehingga bila salah seorang merasa sakit yang satunya juga dapat merasakan hal sama.
Bila Pendidikan, karir serta perkawinan kita berhasil tentu akan membahagiakan orangtua.
Sebaliknya jika salah satu dari yang disebut diatas ada yang bermasalah, tentu pikiran orangtua
akan terbebani.
Maha guru Konfusius pernah berkata bahwa tidak memberi keturunan kepada keluarga
termasuk hal tidak berbakti. Apa yang dimaksud oleh maha guru Konfusius? Apakah dengan
melahirkan anak sudah dapat dikatakan berbakti? Penafsiran seperti ini terlalu dangkal. Memberi
keturunan disini berarti melahirkan anak dan membesarkan dan mendidik anak hingga mereka
menjadi orang yang berbudi pekerti. Bila melahirkan anak tetapi tidak mendidiknya, akibatnya
90
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
anak melakukan hal yang memalukan orangtua dan leluhur. Inilah yang dimaksud dengan tindakan
tidak berbakti. Karena itu, agar Pembinaan Rumah Tangga kita bisa membuat hati orangtua
tenteram, kita kita harus benar-benar mendidik anak-anak kita dengan baik, dan hubungan suami
istri harus rukun dan harmonis. Sebab hanya dengan menjaga keserasian hubungan suami istri,
anak baru dapat dididik dengan baik!
Di zaman modern ini tingkat perceraian sangat tinggi. Bagaimana membina sebuah hubungan
rumah tangga yang harmonis? Guru Cài bercerita ia bertemu dengan empat teman wanitanya di
Hǎi kǒu ( 海口 ). Tiga dari mereka sudah bercerai. Dan satu diantaranya memiliki anak berusia
satu tahun dan sedang dalam proses perceraian. Guru Cài merasa sangat sedih dengan keadaan
seperti itu. Dan yang lebih disayangkan lagi adalah nasib anak korban perceraian.
Bila kita ingin menjalani perkawinan sampai tua, kita harus selalu melihat sisi kelebihan atau
sisi positif dalam diri pasangan kita. Jangan senantiasa melihat kekurangan dalam diri mereka.
Jangan juga memperbesar semua kekurangan yang ada hingga menutupi semua kelebihannya.
Salah seorang pendengar berkata, “pasangan saya tidak ada kelebihan. “ Apakah hal ini benar?
Coba kita pikirkan bersama-sama. Bila seseorang tidak ada kelebihan, apakah mungkin kita
menikah dengannya? Manusia adalah mahluk pelupa. Kita seringkali melupakan kebaikan serta
kelebihan pasangan kita. Mari kita mengingat kembali bagaimana kita memulai hubungan ini,
dari mulai pacaran sampai pada perkawinan. Bukankah ketika berpacaran yang terlihat oleh kita
adalah kelebihan dan sisi yang terbaik dari pasangan kita? Dan setiap saat, apa yang ada dalam
benak pikiran kita adalah hal yang dapat aku lakukan untuk menyenangkannya, dan dasar dari
segalanya ini adalah “Kasih Sayang.” Dalam kasih, dengan ketulusan hati, Anda merasakan apa
yang menjadi kebutuhan pasangan Anda, apa yang dapat aku lakukan untuk pasanganku.
Seringkali setelah memasuki mahligai perkawinan, pola pikir “apa yang dapat aku lakukan
untuk pasanganku” berubah menjadi “apa yang dapat dilakukan oleh pasanganku untukku”.
Secara perlahan akan muncul dari “memberi” menjadi “menuntut”, dan lama-kelamaan akan
terjadi gesekan-gesekan. Masing-masing tidak lagi merasa berhutang atas pengorbanan yang
diberikan pasangannya, mereka tidak lagi saling toleran dan memaafkan. Mereka saling membenci
dan akhirnya berpisah. Awalnya adalah dua orang yang saling mencintai, merasa dunia ini seperti
surga, lama kelamaan, karena perubahan pola pikir, pasangan tersebut merasa dunia ini bagai
neraka.
91
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Guru Cài bercerita tentang seseorang yang mendapat kesempatan bertemu dengan malaikat.
Malaikat berkata kepadanya: Saya mau memberimu kesempatan melihat surga dan neraka.
Anda mau melihat surga terlebih dahulu atau neraka terlebih dahulu? Orang itu memilih untuk
melihat neraka terlebih dahulu. Malaikat kemudian membawanya ke neraka. Tiba di neraka, yang
terlihat adalah sebuah meja panjang, lebarnya satu meter. Kedua kedua sisi meja telah penuh
diduduki orang. Di atas meja terdapat banyak makanan. Terdapat juga sumpit diatas meja yang
panjangnya satu meter. Ketika malaikat berteriak, ”Kalian sudah boleh mulai makan!” Apa yang
terjadi? Yang mereka pikirkan adalah perut mereka yang keroncongan. Maka semua berebutan
mengambil makanan. Karena sumpit terlalu panjang, makanan belum sampai ke mulut, sumpitnya
sudah saling beradu. Makanan jatuh berantakan diatas meja dan lantai. Akhir mereka saling
menyalahkan dan berkelahi. Sedih melihat kejadian di neraka, orang ini kemudian meminta agar
malaikat membawanya ke surga. Begitu tiba di surga apa yang dilihatnya sama seperti di neraka,
yaitu sebuah meja panjang dengan lebar satu meter. Pada kedua sisi meja telah penuh orang.
Di atas meja terdapat banyak makanan. Terdapat juga sumpit di atas meja yang panjangnya satu
meter. Ketika malaikat berteriak, ”Kalian sudah boleh mulai makan!” Apa yang terjadi? Mereka
dengan tenang saling menyuapi. Akhirnya semua dapat makan dengan kenyang.
Cerita ini menunjukkan perbedaan tipis antara surga dan neraka, yaitu pola pikir. Bila kita
berpola pikir PEDULI terhadap orang lain, maka orang lain pun akan berpola pikir yang sama
terhadap kita. Kedua belah pihak akan sama-sama mengalami kemenangan yang dapat dinikmati
bersama. Kebetulan cerita ini pernah diceritakan oleh Guru Cài ketika memberi ceramah di salah
satu desa kecil di Hǎi kǒu ( 海口 ). Saat itu kepala desa dan wakilnya juga hadir. Selesai berceramah
Guru Cài diajak makan malam bersama kepala desa dan wakil kepala desa. Pada saat makan, kepala
desa terus menerus mengambilkan makanan dan menaruhnya di atas mangkuk Guru Cài. Salah
seorang menyeletuk, ”Kita sudah tiba di surga, coba lihat kepala desa terus menerus mengambilkan
makanan untuk Guru Cài.” Semua yang mendengarkan ini tertawa terbahak-bahak. Maka dari itu,
coba Anda simak. Apabila kita telah mempelajari pola pIkir dan perilaku: “Perbanyak memberi,
kurangi menuntut” dan menerapkannya ke dalam hubungan antarmanusia dalam kehidupan
sehari-hari, maka seluruh interaksi antar manusia akan sangat menggembirakan.
Ketika kita sedang makan bersama dan mendengar seorang rekan mengucapkan ”Selamat
menikmati” hati kita pasti senang. Kita jangan menyepelekan hal kecil seperti ini. Bila anak tidak
dididik dari kecil untuk bertatakrama, suatu ketika setelah dewasa, bila sedang makan bersama
92
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
orang lain dikantor, selesai makan langsung berdiri dan berjalan tanpa menegur atau memberi
salam kepada orang lain yang duduk di sebelahnya, apa yang akan dirasakan oleh teman-teman
kerjanya? Mereka akan merasa apakah ada yang menyingung perasaannya? Sopan santun adalah
jarak paling indah antara sesama manusia.
Inti cerita yang ingin disampaikan melalui kisah ini adalah dalam sebuah hubungan suami istri,
yang paling penting adalah suasana hati masing-masing. Bila kita sering menghargai dan memuji
kelebihan pasangan kita maka hatinya berbunga-bunga dan akan terdorong untuk berbuat lebih
baik lagi untuk suaminya. Dan hasilnya, hubungan suami istri akan makin mesra. Walaupun Guru
Cài belum berkeluarga, ceramah beliau tentang hubungan suami-istri sangat populer. Guru Cài
banyak belajar dari pengalaman teman-teman guru yang sudah berkeluarga. Menurut Guru Cài
lawan dari cinta bukanlah benci melainkan acuh tak acuh. Bila kita benci terhadap seseorang, kita
melampiaskannya dengan kemarahan, dan setelah itu hubungan dapat dirajut kembali. Tetapi
acuh tak acuh akan memiliki kekuatan membunuh sebuah hubungan.
Alam semesta dengan segala isinya, seperti air alami dan tumbuh-tumbuhan bersifat sama
sama seperti manusia. Alam dan isinya bereaksi positif terhadap kemauan baik yang ditujukan
kepadanya dalam rupa kata-kata pujian atau ungkapan kasih. Secara ilmiah dapat dibuktikan
bahwa di hadapan segelas besar air, bila kita lontarkan kata-kata pujian dan ungkapan kasih
“Saya sangat menyayangi kamu, dan berterima kasih padamu” maka air akan mengkristal dengan
indah atau cantik. Tapi bila kita ucapkan caci maki kepada air “Saya tidak menyukaimu, saya benci
padamu” maka air akan mengkristal dan tampil buruk, warnanya berubah menjadi gelap! Pernah
dalam suatu kelas Guru Cài melakukan percobaan bersama para muridnya. Mereka mengambil
dua buah apel. Satu buah ditaruh di depan kelas dan satu lagi di belakang kelas. Murid-murid di
kelas tersebut memuji-muji apel yang ditaruh di depan kelas dan marah-marah terhadap apel
yang berada di belakang kelas. Seminggu kemudian mereka sama-sama memeriksa kondisi apel-
apel itu. Ternyata apel yang ada di depan kelas masih bagus sedangkan apel dibelakang kelas
sudah agak membusuk.
Guru Cài bercerita tentang percobaan lain yang mereka lakukan yaitu mengambil tiga mangkok
nasi putih. Kepada mangkok nasi putih pertama mereka memberikan pujian- pujian dan banyak
ucapan terima kasih. Kepada mangkok kedua mereka mengeluarkan banyak kata marah. Terhadap
mangkok ketiga mereka acuh tak acuh, tidak melakukan apapun. Seminggu kemudian mereka
93
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
melihat sesuatu terjadi. Pada mangkok nasi pertama terjadi sedikit fermentasi tetapi beraroma
wangi. Mangkok nasi kedua mengeluarkan bau tidak sedap dan warna berubah menjadi warna
gelap. Mangkok nasi ketiga mengeluarkan bau yang lebih tidak sedap dibandingkan mangkok nasi
kedua, dan warnanya juga berubah menjadi gelap. Apa yang dapat kita lihat disini? Acuh tak acuh
itu lebih dahsyat dibandingkan sebuah kebencian.
Dalam rumah tangga sering terjadi percekcokan karena hal sepele. Misalnya istri sudah capek
memasak. Tetapi ketika suami makan masakan istri, suami bukannya memuji malah memberikan
banyak kritikan. Apa yang dirasakan oleh sang istri? Pasti sangat kecewa karena sudah bersusah
payah membeli sayuran di pasar, sibuk memasak, tetapi yang didapatkan dari suami hanyalah
kritikan dan cemoohan. Ini tidak berartinya suami tidak boleh memberikan komentar atas masakan
istri. Caranya harus diperhatikan. Sebaiknya dimulai dari pujian dan ucapan terima kasih atas jerih
payah istri, barulah disampaikan apakah asinnya perlu dikurangi atau pedasnya dikurangi. Dengan
demikian istri akan mengerti dan memperbaiki kekurangan dari masakannya.
Sebaliknya bila suami capek bekerja dan pulang ke rumah, istri jangan menyambut kepulangan
suami dengan marah-marah. Bila kita melihat suami pulang dengan menenteng banyak barang,
hampiri dan bantulah dia. Bila suami disambut dengan senyuman dan salam maka selelah apapun
tidak akan terasa lagi dan suasana hati akan menjadi baik.
Menjalani hubungan antarmanusia yang baik dapat dilakukan dengan 4 cara. Cara pertama
adalah sering dan jangan pelit “memberi”. Bila suami sedang bepergian keluar kota, jangan lupa
belikan hadiah kecil atau souvenir untuk istri, dan ini akan memberikan kesan kepada istri bahwa
dimanapun suaminya berada, ia tidak akan pernah melupakan dia. Jika ada peristiwa penting
seperti ulang tahun istri atau ulang tahun pernikahan, ajaklah pasangan kita makan malam di luar
untuk menunjukkan kasih sayang.
Yang kedua adalah sesering mungkin menggunakan bahasa kasih sayang atau “Berbahasa
Kasih”. Sering-sering memberikan pengakuan atas budi baik pasangan kita, sering-sering
menyampaikan kata-kata pujian dan hiburan kepada pasangan kita. Sudah tentu “bahasa kasih”
tidak selalu kata-kata manis. Kadang-kadang suami melakukan kesalahan, maka istri wajib
menasihatinya dengan tutur kata dan sikap yang halus. Mari kita simak kalimat-kalimat dalam
Di Zi Gui yang penerapannya dalam kehidupan kita akan memecahkan segala persoalan yang
94
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
mungkin timbul dalam hubungan suami istri: “Saling menasihati demi kebaikan, maka kebajikan
telah ditegakkan.”
“Bila yang engkau simak adalah kebaikan seseorang maka semua masalah akan terselesaikan
dengan baik.” “Setiap budi baik wajib dibalas, setiap dendam patut dilupakan”. Bila Anda
senantiasa mengingat jerih payah istri atau suami dalam merawat keluarga maka hubungan suami
istri akan sangat mesra. Lidah kadang bisa tergigit oleh gigi, demikian pula hubungan suami istri,
mana mungkin tidak pernah bergesakan? Tapi Di Zi Gui mengajarkan kita untuk tidak menyimpan
dendam.
Cara ketiga adalah “senantiasa berpikir dan berbuat untuk kepentingan pasangan kita”.
Misalnya, istri telah maklum bahwa suami akan lembur dan pulang ke rumah agak malam. Maka
untuk menunjukkan perhatiannya yang besar terhadap suami, istri membiarkan lampu di koridor
muka kamar tidur menyala. Istri juga meninggalkan sebuah pesan pada secari kertas berbunyi:
“Sayang, aku telah menyiapkan mie kuah untukmu, makanlah dulu baru tidur ya.” Inilah yang
disebut “senantiasa berpikir dan berbuat untuk kepentingan pasangan kita.”
Cara keempat adalah hubungan kolegial. Urusan rumah tangga, urusan pendidikan anak
harus dilaksanakan bersama secara kolegial oleh pasangan suami istri, harus berkomunikasi secara
intensif, jangan memaksakan kehendak sepihak.
Jangan ada pihak yang merasa diri lebih mampu dari yang lain, kedua pihak -- suami dan istri
-- harus bersama-sama membangun persepsi yang sama, visi yang sama dalam membina rumah
tangga dan pendidikan anak (*).
95
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
BAB X
SEJAK KECIL, TELAH DIPUPUK KARAKTER “BERSIH” DAN JUJUR
“Pola Hidup harus teratur, konsisten dengan pekerjaan dan usaha” 【Jū yǒu cháng 居有常。
Yè wú biàn业无变。】Guru Cài mengingatkan dalam pelajaran sebelumnya bahwa kita harus
mengelola pendidikan, pekerjaan dan rumah tangga dengan baik agar orang tua merasa tenteram.
Untuk karir harus dipilih yang cocok dengan minat kita dan dibina dan dikembangkan dengan
sepenuh hati agar mencapai sukses. Janganlah Anda berkhayal dan bercita-cita yang tidak nyata,
juga jangan Anda menganut budaya instan, ingin kaya dalam sekejap! Di dunia nyata, tidak ada
makan siang yang gratis. Seringkali orang bertindak gegabah dan terburu-buru ketika mengambil
keputusan akan pindah kerja. Dan orang yang berada dalam suasana hati tergesa-gesa dan tidak
tenang akan sulit mengambil keputusan yang benar dan bijak, dan ini tentu membuat orangtua
khawatir.
Satu hal lagi yang perlu menjadi perhatian kita, adalah bahwa seringnya seseorang berpindah-
pindah karir juga mempengaruhi reputasi sosialnya dan kepercayaan masyarakat terhadapnya.
Mari kita mengambil contoh. Di sebuah rumah sakit terkenal, Anda seorang dokter handal dengan
banyak pasien. Pernahkah Anda berpikir kesuksesan Anda juga berkat dukungan atasan, dukungan
dari staf administrasi dan perawat yang telah melakukan pekerjaan dengan baik? Karena itu,
dokter seperti ini harus menghilangkan keangkuhannya dan tidak berpikir bahwa sukses yang
diraih adalah berkat keterampilannya semata dan mengabaikan peran orang sekelilingnya. Dokter
itu berpikir bahwa sukses yang ia raih adalah semata-mata berkat keterampilannya saja, dan
mengabaikan peran orang-orang sekelilingnya yang turut berjasa atas suksesnya itu. Ia selalu
mendambakan memperoleh honor yang lebih tinggi. Maka ketika datang penawaran dari sebuah
rumah sakit yang baru berdiri, ia segera pindah ke rumah sakit itu sekaligus memboyong beberapa
kolega dokter untuk pindah ke rumah sakit baru itu! Perbuatan dokter ini sangat tidak terpuji,
karena ia telah menyebabkan suasana DISHARMONI.
97
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Contoh di atas memberi pelajaran berharga, bahwa dalam menjalani suatu kehidupan, karir
atau usaha, kita harus mantap, konsisten dan tidak mudah goyah! Sama sekali jangan grasa- grusu!
Dan bila sudah memutuskan akan meninggalkan karir lama untuk pindah ke karir baru, hendaknya
dilakukan dengan baik-baik. Suatu karir yang dimulai dengan baik, haruslah diakhiri dengan baik
pula.
Harta dan materi mutlak tidak akan dapat diraih dalam hidup hanya karena engkau berjuang
untuk mendapatkannya. Peribahasa mengatakan, “ Pada jalan nasib seseorang, ada saat-saatnya
engkau berpeluang memperoleh sesuatu. Namun dikala belum tiba saatnya, tiada guna engkau
memaksa diri.” Peribahasa lain mengatakan “Apa yang engkau tanam, itulah yang engkau tuai”.
Pada pelajaran sebelumnya, disampaikan bahwa “sumber sebenarnya dari harta kekayaan
adalah bayak-banyak beramal”. Semakin banyak beramal kepada masyarakat, semakin terbuka
kesempatan memperoleh harta kekayaan.
Dalam meniti karir, kita harus meletakkan fondasi kuat mantap, konsisten, jangan berkhayal
meraih cita-cita tinggi dan tidak nyata, jangan juga grasa-grusu. Sebab setiap tindakan perpindahan
karier yang kita lakukan akan juga mengganggu ketenangan orang di sekitar kita. Semakin kita
mantap dan konsisten dalam karir, semakin kita membuat orang-orang sekeliling kita tenteram!
Mari kita lanjutkan dengan bait-bait berikutnya: Hal sepele apapun, janganlah dilakukan
sembarang. Sembarang melakukan sesuatu akan merendahkan moral seorang anak. Benda
sekecil apapun, janganlah diambil dan disembunyikan secara diam-diam. Bila disembunyikan
untuk diri sendiri, sedihlah hati orangtua.” 【Shì suī xiǎo事虽小。Wù shàn wèi勿擅为。Gǒu
shàn wèi苟擅为。Zi dào kuī子道亏。Wù suī xiǎo物虽小。Wù sī cáng勿私藏。Gǒu sī cáng苟
私藏。Qīn xīn shāng亲心伤。】Banyak kebajikan besar dimulai dari kebajikan kecil. Banyak
kejahatan besar juga bermula dari kejahatan kecil. Kaisar LIU BEI yang bijaksana menasihati
anaknya sebagai berikut: “Jangan karena suatu kebajikan kecil, engkau tidak melakukannya. Jangan
karena suatu kejahatan kecil, engkau melakukannya.” Karena itu dalam mendidik anak tidak boleh
menganggap remeh. Setiap perilaku dan tutur kata anak sangat penting, tidak boleh dibiarkan
bertingkah laku sembarang dan sesukanya. Kalau hal ini dibiarkan oleh orangtuanya, di kemudian
hari sangat mungkin anak akan melakukan kesalahan yang semakin besar. Para orangtua harus
menjadi contoh bagi anak karena anak senantiasa bercermin kepada orangtuanya. Contoh, bila
ayah menonton televisi sambil mengangkat kaki dan menaruhnya di atas meja maka anaknya juga
98
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
akan meniru ayahnya. Bila ditegur, anak akan menjawab, ”Ayah juga begitu kok, kenapa aku tidak
boleh.”
Anak belum mampu membedakan benar atau salah. Bila orangtua memberi teladan yang
keliru, maka tanpa pikir panjang ia akan meniru apa yang dilakukan orangtua! Jadi, orangtua
janganlah bersikap sembarang. Jelas sadar suatu perbuatan salah tapi tetap nekad melakukannya,
apalagi di hadapan anak. Ini jelas bukan teladan baik bagi sang anak! Kita orangtua harus memiliki
KEPEKAAN, senantiasa menjadi teladan baik bagi anak. Bila Anda senantiasa bersikap demikian,
dijamin bahwa Anda akan tiba-tiba merasa perilaku dan budi pekerti Anda semakin mantap dari
waktu ke waktu.
Kita harus lebih berhati-hati berperilaku terutama menyangkut segi keamanan dan
keselamatan diri. Jangan bosan mengingatkan anak ketika menyeberang jalan, ia harus memastikan
kondisi jalan sudah aman untuk diseberangi, dan taat pada peraturan lalu lintas. Contoh lain,
ingatkan anak untuk tidak bermain korek api untuk menghindari musibah. Jangan remehkan hal
kecil karena hal kecil yang diabaikan dapat menyebabkan musibah besar.
Disamping berhati-hati dengan keselamatan diri sendiri harus juga ditegaskan bahwa
perbuatan sekecil apapun namun yang dapat menimbulkan bahaya bagi keselamatan orang lain,
harus dihindari! Sikap seperti ini yang harus ditanamkan pada anak! Berkaitan dengan sikap peduli
terhadap keselamatan orang lain, ada sebuah kisah tragis yang terjadi di sebuah sekolah dasar.
Kisah tentang seorang anak kecil karena usil dan menggoda temannya, menyebabkan temannya
cacat tubuh bagian bawah. Ketika temannya ingin duduk, ia iseng menggeser tempat duduknya
sehingga temannya jatuh dengan sangat keras ke lantai. Tulang belakangnya rusak parah. Berawal
dari hal kecil lalu menyebabkan kesedihan yang begitu mendalam pada anak maupun kedua
orangtuanya. Karena itu jangan remehkan hal kecil yang dilakukan anak, terutama menyangkut
keselamatan, baik untuk dirinya sendiri atau diri orang lain.
Mari kita bahas masalah “ATURAN”. Sejak kecil, anak sudah harus diajar untuk “TAAT ATURAN”.
“Urusan walau sepele,tapi kalau melanggaraturan, jangan engkau berlaku sembarang!”Membuang
sampah sembarang terlihat sebagai hal kecil, tetapi bila menjadi kebiasaan akan merugikan
lingkungan tempat tinggal kita. Di Singapura, orang yang kedapatan membuang sampah sembarang
akan dikenakan denda sebagai hukuman. Karena ketatnya peraturan, Singapura menjadi negara
99
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
yang begitu bersih. Di sana tidak pernah terlihat ada sampah di jalan, selain di dalam tong sampah.
Orang bijak menyamakan langit bagai ayah dan bumi bagai ibu, karena itu hargai dan sayangi
langit dan bumi.
Bila kita perhatikan turis-turis Tionghoa yang berkunjung ke luar negeri, mereka umumnya
berkedudukan sosial tinggi dan mengenyam pendidikan. Tapi ternyata masih ada di antara mereka
yang tidak berdisiplin sosial dan lalu lintas, tidak taat aturan dengan sembarang membuang
sampah! Di situ jelas terlihat bahwa jenjang pendidikan tidak mencerminkan kebajikan. Jenjang
pendidikan tidak merepresentasikan kualitas seseorang sebagai manusia. Padahal elemen
terpenting dalam pendidikan adalah bagaimana menanamkan pada anak didik suatu moral etika
sebagai manusia seutuhnya di masyarakat. Dan awal dari pendidikan di sekolah adalah pendidikan
keluarga yang wajib membangun fondasi moral dan etika dalam diri anak. Dengan terbinanya
kerjasama dan koordinasi yang baik antara orangtua dan guru sekolah, maka perilaku anak akan
dengan mudah diarahkan menjadi pribadi yang sopan dan bertata krama.
Mari kita lanjutkan pembicaraan ke bait berikutnya: “Benda sekecil apapun, janganlah engaku
menyembunyikan. Bila engkau menyembunyikan, hati orangtua akan terluka.” Bila suatu hari kita
mendapatkan anak kita mencuri sesuatu di toko, apa yang harus kita lakukan? Apakah kita diam
saja dan pura-pura tidak tahu? Kita harus bertanya kepada anak mengapa ada barang yang tidak
kita beli? Anak harus diperingatkan bahwa membawa pulang barang yang tidak dibeli itu adalah
sebuah tindakan mencuri, dan mencuri itu melanggar hukum, maka tidak boleh dilakukan baik oleh
anak kecil maupun orang dewasa. Kemudian ajarilah anak meminta maaf kepada pemilik barang
dan mengembalikan barang tersebut. Kita juga harus memastikan anak mengerti bahwa yang
dilakukan adalah hal yang salah dan kemungkinan besar ia akan dimintai pertanggungjawaban
oleh pihak berwajib. Dan yang terakhir adalah meminta anak itu berjanji untuk tidak mengulangi
kesalahan yang sama. Oleh karena itu, saat anak belum memiliki kemampuan untuk menilai dan
memutuskan mana benar mana salah, sekali ia bertindak/berbuat salah dan Anda tidak segera
mengkoreksi kesalahannya, anak akan beranggapan bahwa perbuatannya tidak salah. Maka ia
akan mengulang-ulang perbuatan itu sehingga menjadi kebiasaan buruk. Jadi, orangtua, saat
anak masih berusia dibawah lima-enam tahun, tidak boleh bosan menegur dan mendidik anak.
Dengan demikian, sejak kecil kedalam diri anak sudah ditanamkan pemahaman tentang benar
atau salah.
100
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Ke dalam diri anak kecil sudah harus ditanamkan sikap “TIDAK TAMAK”. Peribahasa
mengatakan “Masa kecil mencuri jarum, setelah dewasa mencuri emas!” Sejak kecil, bila seorang
anak telah dididik dengan prinsip “Benda sekecil apapun janganlah engkau mengambil dan
menyembunyikan” dan jangan mengambil benda orang lain, maka prinsip ini akan meninggalkan
pengaruh dalam diri anak! Sebaliknya bila sejak kecil anak telah mengembangkan sifat tamak,
maka benda apa saja yang diinginkannya, tanpa ragu ia akan mencurinya, bahkan merampasnya.
Bila yang dikembangkan adalah sifat tidak tamak, maka yang kelak berkembang dalam dirinya
adalah sifat jujur dan bersih. Sejak zaman dahulu kala, dikatakan bahwa tolok ukur karakter mulia
seseorang adalah “Berbakti kepada orangtua dan jujur bersih!” Sebab, “Berbakti kepada orangtua
adalah dasar dari budi/kebajikan, sedang jujur bersih adalah fondasi dasar dari berkarya.”
Seseorang yang jujur dan bersih dalam menjalankan tugas-tugasnya pasti tidak akan mengejar
kepentingan pribadi. Ia akan mengedepankan kepentingan orang banyak dan tidak egois, dan
menunaikan tugas dengan baik. Singkat kata, akar dari menjadi manusia seutuhnya dan berkarya
dengan baik adalah “Berbakti” dan “Jujur bersih”. Suatu negara baru dapat dikelola baik apabila
pejabat pemerintahan jujur dan bersih. Tanpa ini, kehidupan rakyat akan menderita.
Kalimat Di Zi Gui yang berbunyi “Benda sekecil apapun janganlah engkau mengambilnya”
mengandung pesan bahwa anak sejak kecil harus menekan sifat “tamak” dan “egois”. Sifat
tamak akan menjurus kepada tindakan mencuri dan merampas. Satu lagi sifat mulia yang perlu
dikembangkan adalah “Benda milik sendiri jangan dinikmati sendiri, belajarlah untuk berbagi
dengan teman-teman, baik makanan atau mainan. Belajar untuk memberi, menjadi anak yang
murah hati. Seringkali, ketika memberi dan berbagi, anak telah menumbuhkan rasa sukacita bagi
dirinya sendiri dan teman-temannya. Suasana hati diliputi rasa gembira dan bahagia. Kesimpulan,
“Memberi lebih membahagiakan ketimbang menerima.” Hanya orang yang bermurah hati yang
dapat memenangkan simpati dan empati orang, dan membuat kehidupan dan karirnya bisa
berkembang.
Pada zaman Dinasti Han, hidup seseorang yang bernama Yáng zhèn ( 杨震). Ia pejabat
kerajaan yang bersih dan jujur. Ia mencari banyak orang bertalenta untuk bergabung bersamanya
dan memajukan kerajaan. Saat itu ia sedang menjabat di daerah Dōng lái (东莱) dan bertemu
dengan seorang terpelajar bernama Wáng mì (王密) . Yáng zhèn ( 杨震) mengangkat Wáng
mì (王密) menjabat di daerah Chāng yì (昌邑). Suatu malam Wáng mì (王密) datang
menemui Yáng zhèn ( 杨震) sambil membawa beberapa upeti emas. Yáng zhèn ( 杨震) dengan
101
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
tegas menolak hadiah emas-emas ini. Wáng mì (王密) berkata, ”Tidak apa-apa Tuanku, tidak
akan ada yang tahu.” Yáng zhèn ( 杨震) menjawab, ”Bagaimana tidak ada yang tahu? Langit tahu,
bumi tahu, aku tahu dan kamu tahu.” Jelas, karakter seseorang hanya terlihat pada tempat yang
tidak terlihat orang. Di sinilah teruji karakter seseorang! Wáng mì (王密) akhirnya dengan sangat
menyesal pulang dengan membawa emas-emasnya. Walaupun tidak mendapat kekayaan materiil,
Yáng zhèn ( 杨震) yang jujur memberikan contoh yang baik kepada keturunannya. Keturunannya
semua menjadi pejabat di Dinasti Han.
Guru Cài mendidik anak-anak di sekolahnya untuk menyayangi benda milik umum. Seperti
meja, kursi dan peralatan umum yang dipakai bersama di sekolah adalah milik masyarakat
pembayar pajak. Karena itu jangan karena suka dengan bendanya, orang kemudian membawa
pulang barang milik umum tersebut. Itu adalah tindakan mencuri.
Mari kita lanjutkan ke bait kalimat selanjutnya dalam Di Zi Gui: “Lakukanlah semampu kita
hal-hal yang disukai orangtua. Singkirkanlah hal-hal yang tidak disenangi orangtua. Orangtua akan
khawatir bila kita terluka. Orangtua akan malu bila moral kita tercela. Bila orangtua menyayangi
kita, tidak sulit berbakti kepada orangtua. Tetapi bila orangtua sedang memarahi kita, kita tetap
berbakti. Bakti seperti itulah yang sempurna! ”【Qīn suǒ hào亲所好。Lì wèi jù力为具。Qīn suǒ
è亲所恶。Jǐn wèi qù谨为去。Shēn yǒu shāng身有伤。Yí qīn yōu贻亲忧。Dé yǒu shāng德有
伤。Yí qīn xiū贻亲羞。Qīn’ài wǒ亲爱我。Xiào hé nán孝何难。Qīn zēng wǒ亲憎我。Xiào fāng
xián孝方贤。】Bila orangtua berharap kita sukses dalam pendidikan dan pekerjaan, maka kita
harus berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkannya. Namun, sebagai orangtua, kita tidak patut
mengharapkan anak kita mengejar nama dan harta. Ini hanya akan mendorong anak kita menjadi
sangat materialistis. Jadi sebagai orangtua, harapan terhadap anaknya harus didasari konsep nilai
hidup yang bijak.
Karena itu, orangtua yang mengharapkan dari anaknya hanya ketenaran dan harta, akan
menuai akibat buruk bagi keluarganya. Banyak orang awam yang menyatakan bahwa: “Tujuan
orang hidup adalah mengejar kekayaan harta”, untuk kemudian menikmati kebahagiaan dengan
kekayaannya tersebut. Seakan-akan begitu seorang berhasil mengumpulkan harta kekayaan,
hidupnya akan bahagia. Mereka tidak sadar, bahwa begitu ketamakan mulai terkuak, maka
ketamakan menjadi seperti sumur tanpa dasar! Semakin banyak uang yang berhasil ia miliki,
semakin ia khawatir uangnya akan terus menyusut. Melihat orang lain lebih kaya daripadanya, ia
102
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
pun merasa “miskin”. Ketamakannya membuat ia gelisah, membuat ia tidak bisa tidur nyenyak,
terus memikirkan bagaimana bisa mengungguli kekayaan orang lain. Pertanyaannya adalah: “Apa
orang seperti itu hidupnya bahagia?” Tentu tidak! Jadi, makna sesungguhnya dari kata “bahagia”
ialah: “Paham dan menerima suatu kecukupan adalah bahagia.” Mereka yang tidak paham dan
menerima suatu kecukupan, semakin mereka miskin dan menderita.
Guru Cài berkisah kisah tentang beberapa pengusaha. Mereka bercerita bahwa jika pengusaha
tidak belajar dari ajaran orang bijak, mereka sesungguhnya miskin rohani. Ketika hidup manusia
hanya bergelimang uang namun langka kebijaksanaan, uang akan menjadi bencana. Uang dapat
menimbulkan banyak godaan yang merusak hidup.
Banyak penelitian sosial dunia yang menyimpulkan bahwa ada tiga jenis “nasib” yang menanti
para pengusaha dunia. Jenis nasib pertama bernama “cape hati, cape tenaga”. Setiap hari ia
banting tulang bekerja melebihi sepuluh jam per hari. Tapi ketika tiba di usia pertengahan, ia
menderita penyakit degeneratif. Setelah berjuang selama 20 tahun, nasibnya berujung di ranjang
rumah sakit, menanti ajal. Inilah yang disebut nasib “cape hati, cape tenaga.”
Pengalaman hidup pengusaha itu dapat disimpulkan dengan tiga kata, yakni “sibuk”, ”buta”,
dan “hidup dalam kekelaman”. Dimulai dengan “sibuk”, setiap hari sibuk bukan main, begitu
sibuk hingga tidak ada waktu berbakti kepada orangtua, tak ada waktu mendampingi istri dan
anak. Dari fase “sibuk bukan kepalang”, ia memasuki fase “buta”. Buta akan kewajibannya sebagai
anak, suami dan ayah bagi anak-anak. Ia hanya kenal mencari uang sebanyak-banyaknya, dan
hal ini berlangsung terus sampai ia mencapai usia paruh baya. Tiba-tiba ia sadar dan bertanya
diri mengapa pembicaraan dengan istri tidak bisa nyambung? Anak tidak lagi berkomunikasi
dengannya. Hidupnya menjadi kelam! Hatinya berontak: Bukankah apa yang aku perjuangkan
adalah untuk kalian? Mengapa aku akhirnya bernasib tragis seperti ini?
Apakah kehidupan seperti ini yang kita inginkan? Kita harus pikirkan kembali apa yang
sebenarnya menjadi tujuan hidup. Bila dari awal kita sudah jelas menginginkan kehidupan yang
bahagia, maka jangan biarkan kesibukan menyebabkan kita lupa akan tujuan hidup. Melawan
godaan memang tidak mudah. Melihat orang lain berpakaian bagus, mengendarai mobil mewah,
hati sudah mulai tergoda.
103
HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui
Pengusaha kedua adalah pengusaha muda kaya warga Negara Rusia, yang pada akhirnya
harus mendekam di penjara karena melakukan bisnis ilegal. Menjadi tantangan hidup ketika kita
melawan semua godaan untuk menjadi kaya dengan cepat. Tamak adalah jalan menuju neraka
sekaligus menjerumuskan kita kedalam dosa. Karena itu bekerjalah dengan jujur dan yakinlah
kita akan mendapat hasil dari jerih payah kita. Pengusaha terakhir juga sangat kaya. Tetapi karena
sering harus menjamu relasi, kesehatannya terganggu. Apa arti dari semua kekayaannya bila tidak
dapat dinikmati lagi.
Guru Cài bercerita tentang seorang kenalan yang lebih tua darinya dan biasa dipanggil
Paman Lú (卢叔叔). Paman Lú adalah pengusaha sukses yang pernah menjabat sebagai Presiden
perusahaan Yamaha. Beliau membawahi ribuan pekerja. Dengan Ia amat sangat sibuk. Setiap hari
Minggu siang ia pasti menemani istri dan anak-anaknya makan bersama. Ini adalah komitmen
dari Paman Lú. Istri dan anaknya merasakan kehangatan dalam sebuah keluarga karena di sela-
sela kesibukannya, Paman Lú masih menyediakan waktu untuk berkumpul bersama mereka.
Sesungguhnya urusan apapun dapat diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu aktivitas
bersama keluarga. (*)
104