The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Antologi yang memuat karya siswa SMP Pahoa berupa fabel dan pantun. Imajinasi dalam kumpulan fabel ditulis
secara kreatif oleh para siswa. Cerita dalam kumpulan fabel mengandung pesan moral yang menginspirasi para pembaca dalam konteks kehidupan sehari-hari. Begitupula dengan kumpulan pantun yang menambah kreasi dalam antologi ini. Buku ini sangat menarik untuk dibaca karena
mampu membawa pembaca seolah-olah berada dalam gambaran fabel dan isi pantun itu sendiri.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan Pahoa, 2023-01-16 22:08:38

Kupu-kupu yang sombong

Antologi yang memuat karya siswa SMP Pahoa berupa fabel dan pantun. Imajinasi dalam kumpulan fabel ditulis
secara kreatif oleh para siswa. Cerita dalam kumpulan fabel mengandung pesan moral yang menginspirasi para pembaca dalam konteks kehidupan sehari-hari. Begitupula dengan kumpulan pantun yang menambah kreasi dalam antologi ini. Buku ini sangat menarik untuk dibaca karena
mampu membawa pembaca seolah-olah berada dalam gambaran fabel dan isi pantun itu sendiri.

88 KISAH HARIMAU DAN KUCING Ferdinand Jeta Wijaya/VII.9 Dahulu kala di sebuah hutan hiduplah seekor harimau. Harimau memiliki sifat tinggi hati. Ia merasa dirinya yang paling hebat dan tidak ingin membantu hewan lain. Di dalam hutan hidup pula seekor kucing. Sifat yang dimilikinya berlawanan dengan sifat Harimau. Kucing sangat baik hati dan selalu menolong hewan lain sehingga hewan lain menyukainya. Harimau yang melihat Kucing ini merasa iri karena Kucing memiliki banyak teman. Rasanya ia ingin memangsa si Kucing.  Harimau mulai memikirkan cara untuk melancarkan niat jahatnya ini dengan berkata dalam hati, “Pertama, aku akan bersembunyi di batu dekat rumah Kucing. Jadi, saat Kucing keluar dari rumahnya, aku bisa langsung memakannya!” Harimau sangat gembira dengan rencananya karena menurutnya, rencana itu sudah sangat bagus.  Harimau pun menunggu semalaman di dekat rumah Kucing.  Pagi hari Kucing keluar dari rumahnya dan mulai berjalan santai. “Hm, selamat pagi yang cerah alam semesta!” ucap Kucing seraya meregangkan tubuhnya.  Harimau yang sedang menunggu sambil terkantuk-kantuk karena terjaga semalaman pun terbangun. Ia segera mengendap dan bersiap menerkam si Kucing. “Inilah kesempatan yang kutunggu-tunggu,” pikir Harimau.


89 Tak lama kemudian, Harimau mendengar suara lain berkata, “Selamat pagi temanku Kucing, apa kabarmu hari ini?” Harimau pun langsung mengurungkan niatnya untuk mendekati Kucing, karena ternyata itu adalah suara Singa, si Raja Hutan.  Ternyata tiap pagi si Kucing berjalan-jalan keliling hutan bersama Singa. Gagallah rencana jahat Harimau ini.  Harimau pun kembali ke rumahnya dengan lesu. Namun, ia belum menyerah. “Aku harus membuat rencana lain,” gumamnya. Harimau terus berpikir keras. Karena lapar, ia langsung pergi mencari makan. Tiba-tiba, ia mendapat ide baru.  “Aku akan meracuni makanan si Kucing. Ketika memakannya, seketika itu juga ia akan lemas tak berdaya.”  Berhari-hari Harimau mencari racun dalam hutan untuk dimasukkan ke dalam makanan Kucing. Sementara itu, ketika Harimau sedang mencari-cari racun tersebut, dari kejauhan ia melihat sosok yang sangat dikenal. “Benar saja. Si Kucing rupanya. Sedang apa ia di sana?” kata Harimau dalam hati. Segera ia berjalan perlahan mendekati tempat Kucing berada. Rupanya Kucing sedang bersama si Kancil.  Terdengar suara Kancil berkata, “Selanjutnya Kucing, hari ini kita akan melanjutkan pelajaran mengenai kegunaan tumbuhtumbuhan yang ada dalam hutan ini.” Kucing pun menjawab, “Ya, Kancil. Aku sangat senang kamu mau berbagi ilmu denganku. Kalau tahu manfaat tumbuhtumbuhan yang ada di hutan ini, kita bisa menggunakannya untuk pengobatan saat ada teman-teman kita yang sakit.” Kancil berkata kembali, “Selain tumbuh-tumbuhan yang memiliki manfaat untuk obat, ada juga tumbuhan yang bisa meracuni kita.”


90 Kucing menjawab, “Oh, ya? Wah, itu juga penting. Jangan sampai kita salah memakannya.”  Harimau yang mendengar hal ini pun kembali lemas. “Mana bisa aku mengalahkan kemampuan Kancil dalam ilmu obat-obatan. Aku saja belum tahu tanaman mana yang mengandung racun, malah si Kucing sudah mendapatkan ilmu dari si Kancil,” pikir Harimau. Maka gagal pula rencana kedua Harimau.  Berhari-hari Harimau kembali berpikir keras untuk membuat rencana jahat lain. Akhirnya, diputuskanlah satu rencana baru. “Kali ini aku akan membuat jebakan saja. Aku sudah tahu rute yang biasa dilalui si Kucing. Aku akan membuat lubang perangkap dengan ditutupi daun,” pikir Harimau lagi. Harimau langsung membuat jebakan ketiga. Setelah selesai menggali lubang perangkap, Harimau menunggu di atas pohon untuk mengintai Kucing.  Tak lama kemudian, ia melihat Kucing berjalan mendekat sambil bercakap-cakap dengan para semut. “Semut saja diajaknya bicara. Dasar Kucing kurang kerjaan,” demikian pikiran Harimau di atas pohon. Ia menunggu dengan cemas karena si Kucing semakin dekat ke lubang perangkapnya. “Sedikit lagi, sedikit lagi!” sorak Harimau dalam hati.  Namun, apa yang terjadi di luar dugaan Harimau. Kucing dengan lincahnya melompati daun-daun yang merupakan jebakan yang dipasang Harimau. Harimau yang terheran-heran melihat hal ini, malah tak sengaja melompat ke dalam lubang jebakannya sendiri seraya berteriak, “Kok bisa begini!” Seketika suara keras terdengar saat Harimau terjatuh ke dalam lubang yang dibuatnya. Kucing yang mendengarnya segera menghampiri dan berkata, “Apa yang kamu lakukan di sana Harimau? Mengapa


91 kamu malah melompat ke lubang yang kamu buat?” Harimau berusaha keluar dari lubang sambil bertanya,”Bagaimana kamu bisa tahu bahwa ini adalah lubang yang kubuat?” Kucing menjawab, “Teman-temanku Semut yang baik hati memberitahuku.”  “Rupanya Semut kecil pun bisa berguna, ya!” pikir Harimau. Harimau mulai berkata lirih kepada Kucing, “Tolong aku, Kucing. Tarik aku dari lubang ini.” Hewan-hewan lain yang ada di sana memperingatkan si Kucing, “Hati-hati Kucing, jangan-jangan ini adalah jebakannya.” Namun, Kucing yang baik hati tetap menolong Harimau dengan berkata, “Kita tetap harus membantu teman kita ini. Akan tetapi, berjanjilah Harimau bahwa kamu tidak akan menjadi harimau yang sombong lagi! Semua makhluk mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kalau kita bersatu dan saling melengkapi, hidup akan lebih indah.” Akhirnya, Harimau pun tersadar dan mulai berteman dengan hewan-hewan lain terutama Kucing. Dalam hidup kita harus seperti Kucing yang selalu bersikap welas asih kepada siapa pun termasuk kepada Harimau yang pernah berniat untuk berbuat jahat kepadanya.


92 TARANTULA DAN KATAK Karleen Agatha Hendra/VII.9 Di hutan yang terpencil tinggallah Tarantula dan Katak. Mereka sudah tinggal bersama di hutan tersebut selama bertahuntahun. Di hutan tersebut tidak banyak binatang yang tinggal karena letak hutan tersebut begitu terpencil. Mereka sudah menjadi teman baik sejak kecil. Katak memiliki sifat yang sangat peduli pada Tarantula sehingga saat Tarantula memerlukan bantuan, Katak pun langsung bergegas membantunya secepat kilat. Tarantula pun sama baiknya dengan Katak. Itulah mengapa mereka menjadi sahabat sejak kecil. Suatu hari saat Tarantula pulang dari berjalan-jalan. “La la la la la,” senandung si Tarantula. Tiba-tiba ia melihat si Katak sedang mendekati sarangnya. “Loh, apa yang dilakukan Katak? Mengapa ia mendekati sarangku? Apa jangan-jangan?” pikir sang Tarantula. Tarantula langsung menyimpulkan bahwa si Katak ingin memakan telur-telurnya. Ia langsung berlari mendekati Katak dan berteriak, “Hei, Katak! Apa yang kamu lakukan di sarangku? Kamu mau memakan telur-telurku?” Katak pun langsung panik dan menjawab, “Ti-tidak, Tarantula. Aku hanya ....” Tidak sempat Katak memberikan alasan, Tarantula langsung


93 mengancam. “Berani-beraninya kamu mau memakan telur-telurku, padahal aku selalu mempercayaimu, Katak! Namun, ternyata kamu mengkhianatiku! Pergi sekarang juga dan jangan tunjukkan wajahmu lagi di hadapanku atau aku akan memakanmu!” seru Tarantula. Amarah Tarantula yang begitu besar bagaikan gunung berapi meletus menakuti sang Katak. Katak pun pergi menjauhi sarang Tarantula dengan kecewa. Pikiran Katak campur aduk. Ia sungguh tidak mengerti. “Aku hanya berusaha membantu Tarantula. Aku sama sekali tidak berniat jahat,” pikir sang Katak sambil bersedih di sepanjang jalan pulang. Tarantula langsung mengecek telur-telurnya. Saat itu, ia menyadari sesuatu yang tak diduga. “Tu-tunggu, ternyata Katak tidak memakan telur-telurku. Ia malah membantuku memakan semut-semut yang ingin mengganggu telurku,” kata Tarantula. Nasi telah menjadi bubur. Tarantula mulai menyesali ucapannya kepada Katak. “Aku dan Katak adalah sahabat sejak kecil. Tak mungkin Katak mengkhianatiku,” pikir sang Tarantula.  Tarantula tahu bahwa dirinya salah, tetapi terlalu malu untuk mengakui kesalahannya. Tarantula pun memutuskan untuk diam saja dan tidak lagi berkomunikasi dengan Katak. Hari-hari berlalu. Persahabatan Tarantula dan Katak perlahan sirna bagaikan debu yang tersapu angin. Suatu hari Tarantula mendengar kabar buruk bahwa Katak memutuskan untuk pergi dan mencari tempat tinggal yang baru. “Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak mungkin Katak mau pergi dari hutan senyaman ini. Lagi pula apa yang membuatnya ingin


94 meninggalkan tempat ini?” pikir si Tarantula yang sangat terkejut. Beberapa saat kemudian, ia menyadari sesuatu. “Mu-mungkinkah persahabatanku dengan Katak menjadi alasan ia ingin meninggalkan tempat ini,” renung si Tarantula. Air mata Tarantula mulai jatuh ke tanah. Tarantula sungguh bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Tarantula mulai risau akan keadaan sang Katak. Akhirnya, Tarantula pun membulatkan hatinya untuk mencari si Katak. Tarantula pun mendekati tempat tinggal si Katak. Namun, di mana pun ia tak dapat melihat sosok si Katak. Tarantula mencari Katak di seluruh penjuru hutan. Namun, ia tak mendapatkan hasil. Katak bagaikan sudah ditelan bumi. Air mata Tarantula pun membanjiri hutan tersebut. “Mungkinkah Katak sudah meninggalkan hutan ini? Betapa bodohnya aku menyakiti hati Katak saat itu, padahal ia berniat baik,” sesal si Tarantula sambil menangis tersedu-sedu.  Tiba-tiba samar-samar ia melihat sang Katak di balik pohon. Pelan-pelan ia mendekati sosok tersebut dengan harapan bahwa itu memang benar-benar si Katak. Tarantula pun menyadari bahwa sesuatu di balik pohon itu memang benar Katak sahabatnya. Kerisauannya pun langsung hilang seketika. Ia pun mengusap air matanya dan berjalan mendekati Katak. Namun, langkahnya terhenti. “Ini sudah sangat terlambat. Tidak mungkin Katak mau memaafkanku. Katak mungkin sudah membenciku sekarang,” pikir si Tarantula. Akan tetapi, saat sang Tarantula hendak berbalik arah, ia kembali mengingat kebersamaannya dengan si Katak. Ia teringat saat pertama kali mereka bertemu dan hal-hal seru lainnya yang telah mereka arungi bersama dalam lautan kehidupan ini. Saat itu pun, Tarantula kembali menguatkan tekad dan berkata dalam hati, “Meskipun nasi sudah menjadi bubur, aku


95 tidak boleh hanya berdiam diri dan memendam rasa penyesalan ini seumur hidupku! Aku harus meminta maaf kepada Katak dan mengembalikan persahabatanku dengannya!” Akhirnya, Tarantula pun berjalan pelan-pelan mendekati Katak. Dari belakang Katak, Tarantula pun berkata,”Katak, maafkan aku. Saat itu aku tidak tahu bahwa niatmu begitu baik. Aku salah paham akan apa yang kulihat, Katak” Katak terkejut mendengar suara di belakangnya. Tak disangka saat ia berbalik badan, dirinya melihat sang Tarantula yang sangat menyesal.  Katak dengan lembut berkata, “Tidak apa-apa, Tarantula. Kamu hanya ingin melindungi telur-telurmu. Aku mengerti.” “Jadi, apakah kamu akan tetap pergi dari sini, Katak? Aku tidak ingin kamu pergi. Jangan tinggalkan aku di sini! Aku tidak ingin kehilanganmu lagi,” ujar sang Tarantula yang saat itu hampir menangis. Katak yang tidak tega melihat sahabatnya sedih pun menjawab, “Baiklah jika itu maumu, aku hanya pergi dari sini karena sudah tidak ada yang menginginkan aku lagi. Namun, jika kamu berkata seperti itu, mana mungkin aku dapat meninggalkan satu-satunya sahabatku di sini?” Tarantula pun menangis terharu mendengar jawaban si Katak. Ia mengira bahwa Katak sudah membencinya.  Mulai saat itu, persahabatan mereka menjadi seperti air, akan terus mengalir ke mana pun dan tak akan terpisahkan. Tarantula juga belajar dari pengalaman buruknya bahwa ia tidak bisa langsung menyimpulkan sesuatu sebelum benar-benar tahu kebenarannya. Sekarang, ia lebih bijaksana saat ingin menilai sesuatu karena ia tahu apa yang dilihatnya belum tentu seperti apa yang dipikirkannya.


96 PERSAHABATAN INDAH SEMUT DAN MERAK Sherlyn Annabelle Setiono/VII.9 Dikisahkan di hutan yang rindang, hiduplah sekelompok semut yang hidup rukun dan giat bekerja. Mereka tidak kenal lelah untuk mencari makanan dan saling membantu dalam setiap pekerjaan. Mereka mengerti bahwa dengan saling membantu, setiap pekerjaan akan cepat selesai. Pemimpin kelompok semut itu mempunyai kharisma yang sangat disegani oleh anggota semut lainnya. Pemimpin semut itu bernama Pak Budiman. Pak Budiman mempunyai keluarga yang harmonis dengan lima orang anaknya yang rukun.  Tak jauh dari tempat sekelompok Semut, hiduplah sekelompok merak yang cantik jelita. Karena berparas cantik, mereka sangat sombong seakan-akan hanya mereka yang bisa hidup dengan bebas dan menikmati hidup dengan santai. Kelompok merak itu dipimpin oleh Ratu Cetar. Banyak binatang yang iri akan kecantikan merak sehingga membuat merak-merak itu semakin sombong dan angkuh. Suatu hari, sekelompok semut berlari tergesa-gesa melapor kepada Pak Budiman. “Pak Budiman, tolong, Pak! Merak-merak egois itu mulai mengganggu jalan kami saat kami membawa makanan! Ada beberapa semut yang terinjak-injak!” seru salah satu semut.


97 Hal tersebut sering kali terjadi. Itu karena ulah kesombongan merak-merak yang memang sengaja membuat semut-semut menjadi kesakitan. Karena ulah merak-merak tersebut, hubungan kelompok semut dan merak pun menjadi renggang. Bahkan, mereka sudah tidak pernah lagi bertegur sapa. Dengan bijaksana Pak Budiman berkata kepada semutsemut yang melapor kepadanya, “Waduh! Sudah mulai lagi mereka, tapi sabarlah saudara-saudaraku. Mari kita mencari jalan lain untuk membawa makanan kita. Biarlah kita jangan membalasnya, ya!” Kemudian, semut-semut itu mulai mencari jalan lain dan menghindar dari jajahan burung merak yang selalu sengaja mengganggu mereka. Melihat semut-semut yang mereka ganggu berlari kocar-kacir meninggalkan tempat merak, para merak itu senang dan menertawakan para semut. Merak yang nakal berkata sambil tertawa senang kepada temannya, “Lihat teman-teman, mereka semua takut dan lari kocar-kacir!” Sekali lagi, merak itu tertawa. Bahkan kali ini ia sampai terpingkal-pingkal. Lalu, mereka pun pergi tanpa merasa bersalah. Kejadian tersebut sering kali terulang, tetapi kelompok semut dengan sabar selalu memaafkan merak-merak yang sombong. Tiba saatnya memasuki musim hujan. Seperti rutinitas yang sudah-sudah, kelompok semut selalu menyiapkan makanan lebih karena pada saat musim hujan mereka susah untuk mencari makanan. Hal itu karena tempat dan jalanan menjadi licin. Oleh karena itu, mereka mulai bekerja mencari makan sampai malam hari.  Di saat para semut sedang bekerja mengumpulkan makanan, merak-merak nakal mulai merencanakan sesuatu. Mereka akan menghalangi jalan semut sehingga semut-semut itu tidak bisa berjalan melalui jalan pintas yang biasa dilewati. Para semut harus berjalan memutar sehingga mereka kelelahan karena beban


98 makanan yang mereka bawa cukup berat dan perjalanan cukup jauh. Karena merasa perbuatan merak-merak itu sudah melewati batas, para semut meminta Pak Budiman agar bisa memberikan pelajaran kepada para merak sehingga mereka tidak menghalangi jalan yang akan dilalui oleh para semut. Pak Budiman pun menyetujui ide dari anak buahnya. Kata Pak Budiman, “Baiklah, mari kita beri pelajaran agar para merak yang sombong itu jera akan kelakuan mereka yang selalu mengganggu kita.” Maka para semut pun mendiskusikan apa yang akan mereka lakukan kepada merak. Setelah didiskusikan, mulailah para semut berjalan melalui jalan biasa yang selalu dihalangi oleh para merak. Melihat para semut mulai berjalan ke arah mereka, mulailah para merak mengganggu mereka. Mereka sengaja menginjak semutsemut itu.  Sesuai rencana, para semut mulai menaiki tubuh merakmerak itu. Dengan cepat mereka langsung bergegas naik ke arah telinga para merak. Merak-merak yang mulai merasa kejanggalan pada tubuh mereka mulai berlari ke sana kemari karena merasa geli dan sakit yang sangat mengganggu. Melihat teman-temannya kesakitan, salah satu merak melapor kepada Ratu Cetar agar bisa menangani masalah yang sedang terjadi. Kemudian, Ratu Cetar pun bergegas mencari Pak Budiman. “Pak Budiman, kami minta maaf. Anak-anak kami memang nakal dan selalu mengganggu kelompok semut-semut yang melintas di daerah kami. Kami mohon agar Pak Budiman memberitahukan kepada warganya untuk menghentikan aksinya menyerang warga Merak. Tolong kami, Pak Budiman!” mohon Ratu Cetar kepada Pak Budiman dengan membungkukkan badan terus-menerus. “Asalkan Ratu Cetar bisa menjamin warga Merak tidak lagi


99 mengganggu kami, kami akan memaafkan dan menghentikan aksi penyerangan ini. Sebenarnya kami selama ini sudah selalu mengalah dan tidak mempersoalkan akan apa yang dilakukan oleh warga Merak, tetapi kami merasa tambah lama warga Merak semakin semena-mena kepada kami,” kata Pak Budiman. “Baik, Pak Budiman. Kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan lagi. Kami tidak akan melakukan hal itu lagi. Maafkan warga Merak, ya Pak Budiman dan Semut,” kata Ratu Cetar. Setelah mendengar janji dari Ratu Cetar, semua Semut turun dari tubuh para merak. Mereka pun saling berdamai dan meminta maaf. Sejak saat itu, mereka pun menjadi sahabat. Mereka saling membantu dan tidak saling menyakiti. Sungguh hidup berdamai dan menjadi sahabat itu merupakan hal yang sangat indah. Janganlah kita meremehkan orang lain. Kita harus saling menghargai, menunjukkan sopan santun, dan menghargai orang yang lebih tua atau orang lain agar tercipta keharmonisan dalam kehidupan kita.


BERBALAS PANTUN


101 Nama lengkap: Eloni Baby Anjelie Felicia Kidman Augusta Gloria Trevenia Kurniawan J. Jesslyn Soerjanto Kelas VII.2 Felicia dan Jesslyn sedang berada di kantin sekolah dan berbisikbisik tentang sesuatu. Gloria dan Eloni berada di meja sebelah sehingga merasa penasaran tentang apa yang mereka bahas. Gloria dan Eloni menemui Felicia dan Jesslyn untuk menanyai mereka. Gloria: Halo Jesslyn dan Felicia, Maaf join bareng, namaku Gloria. Apakah ada rahasia? Berbisik bak Rumpi di Indonesia. Felicia: Adikku sudah menjadi balita, Ia suka meminum jus. Kawanku sedang jatuh cinta, Dengan pria berbadan kurus. Jesslyn: Beli durian dari Gunung Batu, Makan duriannya dengan buah duku. Hei Felicia, kawanku. Mengapa kaubocorkan rahasiaku? Felicia: Adikku memelihara itik, Ia juga memelihara ikan.


102 Maaf, ya, Jesslyn yang cantik, Aku tidak sengaja membocorkan. Eloni: Ibu bekerja membuat batu bata, Menjualnya di Jakarta. Wahai Jesslynku tercinta, Bagaimana engkau bisa jatuh cinta? Jesslyn: Kulihat TV ada walikota, Dengan bijaksana memakai mahkota. Pertama kulihat aku jatuh cinta, Saksama mendengarnya bercerita. Gloria: Menari bersama Samu, Bernyanyi bersama Unya. Cerita yang diberitahumu, Begitu menarik ceritanya. Eloni: Negara ini tidak di Asia, Negara yang bernama Rusia. Mari sekarang kita jaga rahasia, Agar cerita ini tidak sia-sia.


103 Nama lengkap: Indra Viriya Rahardjo Muhammad Zhafif Akbar Nicholas Matteus Gho Kelas VII.3 Indra: Adit pergi bersama Dini, Apa yang jadi topik hari ini? Akbar: Di langit ribuan seroja, Tentu saja adalah remaja. Nicho: Pagi hari menjadi malam, Mengapa wajahmu suram? Indra: Katanya aku belum cukup usia, Akhirnya ditolak si dia. Nicholas: Aku tahu itu pedih, Tidak apa-apa, jangan sedih. Akbar: Didi sakit usus buntu, Ada yang bisa dibantu? Indra: Aku suka membaca,   Warna kesukaanku ungu. Terima kasih kamu bertanya, Aku tidak perlu dibantu.


104 Demikian pantun dari kami. Selanjutnya, penutup dari Nicholas dan Akbar. Nicho: Kalau beli kain batik, Letakkan dengan sejajar. Kalau pantun kurang baik, Aku ini baru belajar.  Akbar : Baca syair dengan irama, Walau suara seadanya. Mari kita belajar bersama, Sambil lestarikan budaya kita.


105 Nama lengkap: Gwenn Mikayla Setiawan Stevie Chrystalle Setiadharma Kelas VII.3 Jalan- jalan ke Balikpapan, Jangan lupa memakai topi. Selamat pagi laoshi yang tampan, Tampak wajahmu selalu berseri. Pergi ke pasar membeli mengkudu, Tidak lupa membeli jamu. Banyak-banyaklah membaca buku, Karena buku jembatan ilmu. Berwisata ke Kota Tangerang, Singgah sejenak menikmati laksa. Utamakan pendidikan dari sekarang, Supaya hidup lebih Bahagia. Bermain sepak bola sangatlah seru, Habis waktunya tidak terasa. Sangat mulia tugas seorang guru, Turut mencerdaskan hidup bangsa. Ke sekolah menuntut ilmu, Jangan lupa membawa pena. Terima kasih kepadamu, Bona laoshi yang tercinta. Sudah lama tak bertemu, Wajahmu selalu terbayang. Terima kasih kepadamu, Teman-temanku yang kusayang.


106 Nama lengkap: Divinia Cherry Soewardi Reina Sophia Limano Vivian Yang Zlatan Fedlei Sutanto Kelas VII.4 Divinia: Semanis buah papaya, Sehatnya seperti kedondong. Reina, Zlatan, aku sudah tak berdaya, Izinkan aku ‘tuk meminta tolong. Vivian: Hari Minggu akhir pekan, Adik-adik bermain pingpong. Beberapa hari lagi ada ujian, Maka aku juga minta tolong. Zlatan: Perusahaan Cadbury, Membuat cokelat lebih dari satu, Baiklah Vivian dan Cherry, Apa yang bisa aku bantu? Reina: Pagi siang membuat lontong, Malam tiba diambil burung. Sobat yang meminta tolong. Jika soal catatan, engkau beruntung.


107 Divinia: Bakso bulat, bakso urat, Satu lembut, satu tidak. Kulupa menulis catatan surat, Engkau bisa membantu tidak? Reina: Makan buah mangga yang manis, Enaknya makan sampai habis. Surat terdapat dua jenis, Pribadi dan resmi dapat ditulis. Vivian: Hari ini bermain dengan temanku, Tetapi saya kelelahan, Terima kasih telah membantu. Tidak akan aku lupakan. Divinia: Buat roti pakai ragi, Seenak roti buatan mami. Izinkan aku ‘tuk bertanya lagi, Ada konten apa dalam surat resmi? Reina: Surat resmi banyak ciri, Kop surat dan bahasa baku di sini. Untuk ciri surat pribadi, Zlatan mungkin dapat berbagi. Vivian: Suara musik diperkecil, Agar bisa menulis surat. Tunggu aku mengambil pensil, Agar aku bisa mencatat.


108 Zlatan: Sekarang masa pandemic, Dengan teman naik kapal. Bahasa boleh tidak resmi, Salamnya dapat bersifat nonformal. Divinia: Anak cakap terlihat tampan, Pakai dasi baju putih. Kepada Reina dan Zlatan, Kita ucapkan terima kasih. Vivian: Bermain congklak sama teman, Sekalian ajak adikku. Terima kasih teman-teman, Karena sudah belajar denganku. Zlatan: Ambil seragam, ambil topi, Vivian: Pakai dasi pin welas asih. Divinia: Sekian cerita kami, Reina: Kepada Pak Bona, terima kasih.


109 Nama lengkap: Clarissa Sulistio Letitia Akari Halim Pravina Elizabeth Yuwono Sachi Kelas VII.5 Jalan-jalan tersandung batu, Halo kami dari kelompok satu. Ban bocor tertusuk paku, Mendengar musik, nikmati irama. Selamat pagi teman-temanku, Mari bermain teka-teki Bersama. Beli es depan toko buku, Yowes gaspol sahabatku. Pergi ke pasar membeli layangan, Eh, malah bertemu si dia. Banyak kaki tak punya tangan, Coba tebak siapakah dia? Beli pakaian di pasar, Pergi main, pulang makan. Hm, berikan kami waktu sebentar, Jawabannya kaki seribu, bukan? Pergi memancing ke kali, Jawabanmu benar sekali.


110 Bingung menentukan kata baku, Sekarang giliran aku. Mau kelapa susah carinya, Oke, apa nih teka-tekinya? Beli sagu langsung diayak, Mengapa pion di catur banyak? Pergi ke pasar membeli baju, Sekalian membeli abon, Karena jika pionnya hanya satu, Pionnya menjadi kesepion. Nonton Upin-Ipin ada Tok Dalang, Tok Dalang pergi meminjam buku. Wah, sepertinya kita harus pulang, Sampai jumpa kawan-kawanku.


111 Nama lengkap: Aldwin Yoliva Dennis Vijjananda Putra Evan Dhamma Wiguna Juan Christian Fernando Kelas VII.6 Pergi ke pasar beli keripik, Jangan lupa beli makanan. Halo teman-teman yang baik, Bagaimana kabar kalian? Buah kesemek buah tomat, Juga beli buah nanas. Wahai tuan-tuan yang terhormat, Topik apa yang akan kita bahas? Main bola, mainnya jangan kaku, Harus lincah goyangkan kaki. Halo sahabat-sahabatku,  Mari kita bermain teka-teki. Pergi pagi ke toko buku, Beli buku juga jangka. Kita mulai wahai sahabatku, Buah apa yang ada huruf dan angka ?   Ke pantai naik perahu, Pergi ke pulau bersama Rema. Sudah tentu aku tahu, Jawabannya buah delima.


112 Terlihat tuan sedang membajak, Rumput pengganggu langsung dicabut.   Wahai tuan-tuan yang bijak, Kuda apa hidup di laut? Paduka sedang mengasah, Batu giok dipenuhi  lumut. Teka-teki itu sangat mudah, Pasti jawabannya kuda laut. Si petani mencari kubis,     Kubis untuk memasak kari. Maaf teman-teman waktu habis, Kita lanjut di kemudian hari. Lihatlah kalender masehi, Lihat juga banyak berita. Baiklah akan kita sudahi, Permainan teka-teki kita.


113 Nama lengkap: Clarissa Emanuela Liaw Shirleen Susanto Velove Diorra Annabel Kelas VII.7 Main wahana menantang adrenalin, Habis main, makan manga. Kalau kamu mau main, Yuk, main pantun Bersama. Pergi main air di air terjun, Air terjunnya ada di Raja Ampat. Aku mau bermain pantun, Tapi pantun apa yang ingin dibuat? Menulis menggunakan kapur barus, Di papan tulis ada kata ninja. Aku punya ide bagus, Kita membuat pantun nasihat saja. Ke pasar membeli manga, Sampai rumah menjadi busuk. Janganlah mudah percaya, Ada banyak orang yang menusuk. Pergi jalan-jalan tidak lupa izin, Pulang-pulang dimusuhi. Belajarlah dengan rajin, Agar cita-citamu tercapai.


114 Memakai skincare agar halus, Doi makin sayang karena mulus. Semua siswa ingin lulus, Yuk, belajar biar dapat nilai bagus. Memotong kayu untuk dipahat, Memahatnya tidak berakhir-akhir. Daripada pantun nasihat, Mari kita buat pantun sindir. Pergi menghitung anak tangga, Untuk apa menghitung anak tangga? Jika sudah lama suka, Mengapa dirahasiakan? Dua tiga katak tercebur di rawa, Rawanya hitam warnanya. Kita sudahi dulu bermainnya, Nanti kapan-kapan main lagi, ya.


115 Nama lengkap: Stefany Violetta Yoshe Edrea Wijaya Kelas VII.8 Ibu sedang minum jamu, Jamu tumpah kena kaki. Untuk mengetes pengetahuanmu, Maukah kamu menjawab teka-teki? Orang itu sering berkata, Kalau ia ingin ke Arab. Berikan saja teka-tekinya, Aku pasti bisa menjawab. Burung kakak tua seorang dirinya, Ia sedang hinggap di jendela. Yoshe, aku ingin bertanya, Hewan apa yang hurufnya hanya dua? Adikku sangat malu, Kepercayaan diri ia tak pegang. Oh, sepertinya aku tahu, Apakah jawabannya udang? Mengikuti lomba di Peru, Mendapat piala karena menang. Pintar sekali ternyata kamu, Benar jawabannya udang. Kupu-kupu itu sangat indah, Sayapnya memiliki banyak warna. Teka-tekinya terlalu mudah, Lain kali beri yang lebih susah, ya.


116 Nama lengkap: Chelsea Darlene Tjhang Juan Nicholas Alvinsky Karleen Agatha Hendra Ken Kent Chrisnanda Kelas VII.9 Paman berlayar, tak ada kabarnya, Kok, kamu pintar, apa rahasianya? Pergi ke pasar, membeli gitar, Jika ingin pintar, banyaklah belajar. Ayah sedang berjualan beras, Selain belajar, harus kerja keras. Ibu sedang membeli kaca,  Pintar tapi malas tak ada gunanya. Bibi pergi membeli ragi, Oh iya, selain itu, apa lagi? Aku baru pulang dari Maluku Mungkin hanya itu saran dariku. Ibu bertemu dengan lebah, Baiklah, kalau begitu, terima kasih.


117


Click to View FlipBook Version