The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Seminar hidup bahagia pembahasan rinci Di Zi Gui Jilid 2

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Perpustakaan Pahoa, 2022-05-13 02:49:42

Seminar hidup bahagia pembahasan rinci Di Zi Gui Jilid 2

Seminar hidup bahagia pembahasan rinci Di Zi Gui Jilid 2

Keywords: Psikologi

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Kita pernah menemukan beberapa kasus dimana menasihati orang berakhir pada pertengkaran,
bahkan pihak yang dinasihati merasa dipermalukan dan menjadi marah! Dengan demikian kita
kehilangan “Tujuan Mulia” awal yaitu tujuan berbuat baik kepada orang yang dinasihati! Jadi,
senantiasa camkan baik-baik bahwa keinginan baik kita semata-mata bertujuan membuat kawan
atau sanak saudara kita menjadi manusia yang lebih baik. Bila keinginan atau niat baik Anda sudah
mantap, maka cara dan sikap Anda saat menyampaikan Nasihat akan secara alamiah berjalan sesuai
dengan Niat baik Anda. Dan efek serta hasil dari Nasihat yang Anda berikan tidak akan menyimpang
dari Tujuan Awal Mulia Anda.

Ketika Guru Cài mengajar, banyak murid mengadu kepada Guru Cài dengan berkata “murid ini
tidak baik dan murid itu tidak baik.” Guru Cài bertanya kepada mereka, ”Ketika kamu mengadukan
temanmu kepada gurumu, niat apa yang ada didalam hatimu?” Apakah kamu benar-benar ingin
temanmu berubah menjadi baik atau kamu hanya ingin menjatuhkan temanmu? Bila kamu memiliki
niat baik, kamu tidak perlu mengadu kepada guru. Kamu bisa langsung menyampaikan nasihat
kepada temanmu agar mereka bisa memperbaiki diri.

Sudah barang tentu, dengan syarat bahwa Anda di kelas telah menunjukkan sikap dan perilaku
moral yang baik dan teman-temanmu di kelas juga bersikap dan berperilaku sesuai dengan ajaran
Di Zi Gui, yakni: “Bila seseorang mendapat pujian dari temannya, maka ia akan bersikap merendah,
dan bila menerima nasihat dan kritikan dari temannya, ia akan menerimanya dengan senang
hati dan berterimakasih karena telah menunjukkan kekurangannya”. Ketika seorang anak telah
mengerti bagaimana memberi kritik kepada kawannya, tetapi juga mengerti dan menerima kritik
orang kepadanya, maka sikap positif seperti ini dapat menjadi daya positif besar bagi kehidupannya
kelak.

Hal kedua yang juga perlu diperhatikan adalah: kesempatan. Kapan waktu terbaik memberi
nasihat? Ketika sedang memuji orang, kita perlu memuji orang tersebut di depan orang-orang.
Tetapi ketika kita sedang menegur kesalahan orang, sebaiknya hal itu dilakukan secara pribadi, pada
saat sedang berduaan. Dengan demikian orang itu tidak merasa dipermalukan di depan umum.

Bila kita ingin menyampaikan sesuatu, kita harus sabar menunggu kesempatan yang tepat. Bila
kita terlalu terburu-buru menyampaikan kritik atau saran disaat yang tidak tepat, hal itu malah akan
menjadi bumerang bagi kita.

34

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Dalam hubungan ayah dan anak, pejabat dan bawahannya, suami dan istri, antara teman
sekantor, antara saudara, haruslah ada keterbukaan untuk saling menasihati. Juga, hindarilah
sikap pembiaran terhadap kesalahan yang dilakukan orangtua, saudara, atasan, dan suami/istri.
Sebab saling menasihati adalah Kewajiban MORAL manusia seutuhnya. Jadi kita harus terus
meningkatkan kemampuan dan kebijaksanaan (wisdom) memberi nasihat, agar melalui tutur
kata dan bahasa yang baik kita beri sanak saudara dan kawan kita dukungan untuk melakukan
perubahan.

Ketika orangtua kita tidak dapat mendengar nasihat kita, kapan sebaiknya kita kembali
menyampaikan nasihat? Kita harus menunggu saat suasana hati mereka sedang senang. Dan
mengambil kesempatan tersebut untuk mengingatkan kembali nasihat kita kepada beliau.

Juga perlu menjaga konsistensi, artinya jangan kita putus asa menyampaikan nasihat. Bila
gagal, kita harus menunggu kesempatan yang tepat untuk kembali mengingatkan beliau. Sekali
gagal, cobalah untuk kedua kali. Bila kedua kali gagal, coba lagi untuk ketiga kali.

Bila kita sudah menyampaikan nasihat berkali-kali tetapi nasihat kita tetap tidak diterima,
kita harus sadar bahwa permasalahan tidak ada pada orang itu tetapi pada diri kita. Bila kita
senantiasa mengintrospeksi diri kita maka kemampuan kita untuk menyampaikan nasihat juga
akan meningkat seiring waktu. Bila mereka belum bisa mendengar nasihat kita, berarti mereka
belum bisa merasakan niat baik kita.

Untuk memberi nasihat kepada orang lain kita perlu melakukan sebuah pekerjaan rumah,
yaitu menanamkan kepercayaan orang pada kita. Bila orang yang kita nasihati percaya pada kita,
maka mereka akan lebih mudah menerima nasihat kita. Bila mereka tidak percaya pada kita, maka
akan sedikit sulit untuk meyakinkan mereka.

Pada akhir pelajaran ini Guru Cài membahas cara kita memenangkan kepercayaan orang lain
pada diri kita. Kita pasti ingin keluarga dan teman kita untuk percaya pada kita. Tetapi kepercayaan
ini tidak bisa didapatkan secara paksa. Mungkin kita suka iri melihat orang yang mempunyai
hubungan begitu baik dengan sesamanya. Kita saat ini hanya melihat hasil, sedangkan yang harus
kita pelajari adalah caranya. Pada pelajaran berikut Guru Cài akan membahas lebih lanjut tentang
cara membuat orang lain percaya pada kita. (*)

35



HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XIV

PUSAKA DALAM KEHIDUPAN
BERHATI MULIA & BERPERILAKU BIJAK

Pada pelajaran lalu kita membahas bahwa bila ingin menasihati orang, kita terlebih dahulu

harus memenangkan kepercayaan dari orang tersebut. Bila kita kurang dipercaya, maka ketika kita
menasehati mereka, akan timbul salah paham.

Mereka akan mengira bahwa kita tidak senang pada mereka, dan ingin memfitnahnya.
Karena itu terlebih dahulu kita harus mendapatkan kepercayaan dari mereka. Bagaimana caranya
memenangkan kepercayaan dari teman dan kerabat dekat kita? Kepercayaan ini bisa didapatkan
dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian kita yang tulus. Kadangkala terdapat kawan
yang terkesan sangat antusias, ingin membantu orang dengan nasehat-nasehatnya. Tetapi,
banyak kawan lain yang ketika melihat dia mendekat, malah cepat-cepat menjauhinya. Mereka
menganggap kawan ini menyebalkan dan terlampau bawel. Bahkan sampai terucap kata-kata,
”Mohon kamu jangan bantu saya lagi.” Apakah ada orang seperti ini? Tentu ada. Orang ini telah
berusaha sekuat tenaga ingin membantu, malah menemukan kenyataan bahwa yang dibantu tidak
menghargainya sama sekali. Mengapa hal ini dapat terjadi? Karena bantuan dan kepedulian yang
diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan orang yang ingin dibantu. Karena itu kita harus pintar
melihat kebutuhan orang, baru kemudian memberikan bantuan kepadanya. Berbuat demikian
dengan sendirinya akan memenangkan kepercayaan, dan kemudian pada saat yang tepat, nasihat
kita pasti akan bisa diterima.

Mari kita simak hal ini dalam kasus hubungan antara ayah dan anak. Mungkin ayah Anda
memiliki beberapa putera. Diantara para puteranya itu, mungkin ia lebih percaya pada satu
putera yang paling membuatnya tenang, paling berbakti, dan telah memenangkan kepercayaan
dari sang ayah. Karena ketika sang ayah sedang membutuhkan sesuatu, putera yang satu ini
senantiasa berupaya sepenuh hati dan tenaga melaksanakan kewajibannya sebagai anak. Dalam
kasus hubungan atasan dan bawahan, seorang atasan paling membutuhkan apa? Memerlukan

37

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

bantuan bawahannya dalam menangani beberapa tugas. Bila sebagai bawahan kita senantiasa
bekerja tanpa mengeluh, dan setiap tugas yang kita lakukan selalu dapat memberikan ketenangan
kepada atasan kita, dan bila kita memberikan apa yang dibutuhkannya, pada akhirnya ia pasti
akan mempercayai kita.

Selanjutnya, kepercayaan dalam hubungan suami isteri. Bila isteri setiap hari menata rumah
dengan baik, mendidik anak dengan baik, dapat membiarkan suami bekerja dengan tenang di
kantor, dengan sendirinya suami akan sangat mempercayai sang isteri, dan setiap masukan dari
sang isteri pasti akan didengarkan.

Sebagai seorang wanita yang baru menikah dan bergabung kedalam keluarga suami, apakah
pada hari pertama dapat langsung memberi komentar bahwa ini tidak baik, itu tidak baik? Apakah
boleh berbuat demikian? Bila seorang isteri yang baru masuk kedalam keluarga suami langsung
memberi kritikan-kritikan, ia tentu akan dimusuhi oleh keluarga suami. Karena terhadap seorang
isteri yang baru dinikahi, belum terbina kepercayaan tebal dari keluarga suami. Sebaiknya si isteri
harus bisa menyesuaikan diri dengan adat dan lingkungan keluarga suami dan harus pandai-
pandai memahami perasaan mereka.

Paman Lú (卢) pernah berkata kepada Guru Cài bahwa begitu kita memasuki sebuah
lingkungan baru, kita harus banyak-banyak mengamati, apa yang menjadi kebutuhan orang-
orang di lingkungan baru itu.  Banyaklah melihat dan mendengar, maka kadang-kadang kita bisa
mendengar hal-hal yang tidak mereka sukai. Apa yang tidak disukai sebaiknya kita hindari. Kita
harus bisa mendengar apa kebutuhan mereka dan apa yang tidak mereka sukai, banyak mendengar
dan mengamati, dan jangan banyak berbicara, dan jangan pula banyak memberikan pendapat.
Demikian pula bila kita baru bergabung kedalam sebuah perusahaan baru, sebaiknya banyak
mengamati, banyak mendengar, jangan banyak berkomentar. Ketika kita lebih banyak bekerja
daripada berbicara, supervisor dan atasan kita akan  mempercayai kita. Pendapat kita akan sangat
dihargai. Prinsip ini sebenarnya dapat dipakai pada kondisi apa saja dalam hidup kita.

Sebagai menantu kita harus pandai-pandai menempatkan diri sehingga kita bisa memainkan
peran yang pas dengan situasi dan kondisi. Pengalaman ini Guru Cài dapatkan dari sang ibu. Ketika
ibunya menikah dan bergabung kedalam keluarga suaminya, adik ipar perempuan dan laki-laki
masih duduk di bangku sekolah. Sebelum menikah dengan bakal suaminya, pernikahan sang ibu

38

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

ditentang oleh kakek luar Guru Cài dengan alasan keluarga ayah Guru Cài adalah keluarga nelayan
yang berpenghasilan tidak tetap. Lagu pula, kedua adik dari ayah Guru Cài masih duduk di bangku
sekolah, yang masih memerlukan banyak pengeluaran. Kakek Guru Cài sangat takut puterinya akan
susah setelah menikah. Tetapi ibu Guru Cài tetap bersikeras karena ia merasa ayah Guru Cài sangatlah
berbakti. Dan sang ibu merasa orang yang berbakti itu sangatlah menjunjung tinggi moralitas dan
keadilan dan sangatlah bisa diandalkan. Dengan demikian sang ibu tetap memaksa untuk menikah
dengan ayah Guru Cài. Tetapi memang benar kata sang kakek bahwa kehidupan setelah menikah itu
sungguh sangatlah berat.

Setelah menikah, semua pendapatan ibu Guru Cài sebagai guru sekolah seluruhnya dipakai
untuk membantu keluarga suaminya, untuk membayar uang sekolah adik ipar perempuan dan laki-
laki. Menurut ajaran orang bijak Tionghoa dahulu kala, orang yang mau berkorban adalah orang
yang bahagia, karena pengorbananmu akan memperoleh penghargaan dan kekaguman orang. Ibu
Guru Cài berasal dari keluarga cukup berada namun masih bisa melakukan pengorbanan yang besar.
Hal ini membuat adik ipar perempuannya dan adik ipar laki-lakinya sangat menghormatinya, dan
lambat laun kondisi perekonomian keluarga terus membaik. Setelah menikah 20 tahun, ibu Guru Cài
baru mulai memberi masukan kepada keluarga. Ketika kepercayaan kepada sang ibu telah terbina
dengan baik, maka masukan-masukan yang diberikan ibu menjadi sangat berbobot. Jadi, kita jangan
terlampau mudah memberi komentar dan masukan, jangan bertindak tergesa-gesa, ingin kemauan
kita cepat-cepat terpenuhi. Bersikap demikian malah bisa berdampak sebaliknya. Disamping itu,
dalam memberi masukan kepada orang lain, jangan sampai 5 atau 6 butir sekaligus ! Ini juga tidak
baik ! Mulai dengan satu butir masukan. Walaupun keluarga yang menerima masukan itu tidak akan
langsung menerima masukan tersebut, Anda akan saksikan sendiri bahwa apa yang Anda komentari
adalah benar dan tepat. Lambat laun kepercayaan pada Anda akan meningkat !

Jadi, hubungan antara ayah dan anak, antara atasan dan bawahan, antara suami dan istri,
semuanya harus berdasarkan rasa saling percaya. Demikian pula hubungan dengan saudara-saudara
kita. Semakin kita mengayomi saudara-saudara kita, semakin mereka percaya pada kita. Yang terakhir
adalah hubungan antar teman. Teman tidak ada hubungan darah dengan kita, tetapi melalui masa
pertemanan dan pergaulan yang lama bisa terjalin rasa saling percaya. Seperti pepatah mengatakan
“Hanya waktulah yang membuat kita mengenal isi hati masing-masing”, maka saling percaya yang
tulus akan terbina. Dan pada gilirannya kita akan dapat saling menghargai kritikan dan masukan
yang datang dari masing-masing pihak.

39

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Mari kita sejenak menyimak hal ini lebih lanjut. Dewasa ini, tingkat keberhasilan seseorang
memberi nasihat kepada orang lain, jarang sekali dapat melebihi 50%. Dengan kata lain, dewasa
ini semakin sulit menasihati orang ! di satu pihak, di zaman sekarang banyak orang yang hatinya
tidak terbuka terhadap kritik, arogan, karena tidak pernah mendapat pendidikan moral dan etika.
Di lain pihak, orang sering tergesa-gesa dalam memberi nasihat, sehingga seringkali gagal ! Jadi
dalam memberi nasihat, kuasailah tehniknya, yang disertai dengan sikap yang tepat.

Guru Cài menceritakan sebuah kisah pada masa awal terbentuknya Dinasti Táng. Ayah dari
Táng tài zōng (唐太宗) bernama Li yuān (李渊). Ia sering memimpin pasukan perang, dan sang
putera Li shì mín (李世民) selalu menyertai sang ayah dalam perang. Suatu hari sang ayah ingin
membawa pasukan melalui rute tertentu. Li shì mín (李世民) langsung sadar bahwa dengan
melewati rute itu besar kemungkinan pasukan akan masuk kedalam perangkap musuh. Karena
itu Li shì mín (李世民) cepat-cepat menasehati ayahnya agar tidak melewati jalan itu. Tetapi
sang ayah tidak menerima saran Li shì mín (李世民). Akhirnya pada pagi hari, saat pasukan
siap diberangkatkan, terdengar suara seorang lelaki yang meraung-raung. Sang ayah merasa
aneh dan keluar dari kemah untuk melihat apa yang terjadi. Ia mendapati Li shì mín (李世民)
sedang menangis meraung-raung sambil duduk di tanah. Li shì mín (李世民) pun berkata kepada
sang ayah, ”Ayah, bila pasukan kita benar-benar melewati rute itu pasukan pasti akan masuk
perangkap musuh dan akan diserang habis-habisan.” Sambil berkata demikian Li shì mín (李世民)
menangis semakin kencang. Pada saat ini, ayahnya dapat merasakan ketulusan Li shì mín (李世民)
dalam menyampaikan saran dan nasihat. Pada akhirnya, sang ayah menerima nasihat Li shì mín
(李世民) dan mengalihkan pasukan ke rute lain. Dengan demikian pasukan pun selamat dari
serangan musuh.

Dari cerita ini dapat kita lihat betapa rasa berbakti seorang anak dapat menyelamatkan satu
divisi pasukan. Guru Cài juga bercerita tentang bagaimana sepatutnya seorang ayah menasihati
anaknya. Ketika sang putera masih kanak-kanak, sang Ayah boleh menggunakan kata-kata yang
agak keras untuk menegurnya. Namun bila sang putera telah meningkat remaja dan dewasa, ia
telah mempunyai rasa harga diri. Maka, apabila Anda dimuka banyak orang menegurnya, bukan
saja ia tidak menerimanya bahkan kemungkinan ia akan menaruh dendam pada Anda.

Alkisah ada seorang ayah bersama anak remajanya yang berusia 16 tahun mengunjungi sebuah
pusat rekreasi. Sang anak membawa ayahnya berkendara ke tempat itu. Sang ayah kemudian

40

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

diturunkan di sana dan anak itu berjanji akan kembali menjemputnya sekitar jam 4 sore. Sang anak
lalu pergi ke setasiun pengisian bahan bakar untuk mengisi bahan bakar. Tepat di sebelah setasiun
pengisian bahan bakar terdapat sebuah bioskop. Anak itu melihat jam, masih ada cukup banyak
waktu untuk menjemput ayahnya. Maka ia memutuskan meninggalkan mobilnya di setasiun
pengisian bahan bakar dan pergi menonton di bioskop terlebih dahulu. Tetapi karena terlalu asyik
menonton, ia lupa waktu dan sudah terlambat lebih dari satu jam dari jadwal menjemput ayah.
Maka anak ini pun terburu-buru ke setasiun pengisian bahan bakar untuk mengambil mobilnya
dan cepat-cepat berangkat menjemput ayahnya.

Anak ini takut ayahnya akan marah. Maka ia mengarang sebuah cerita bohong mengapa ia
terlambat menjemput. Ketika bertemu dengan ayahnya, anak ini pun berbohong, ”Ayah, mobil
kita rusak, jadi tadi saya bawa ke bengkel untuk diperbaiki dulu.” Sang ayah berkata kepada
anaknya, ”Mengapa kamu berbohong?” Anak itu masih terus berdalih bahwa ia tidak berbohong
dan memang mobilnya rusak dan dibawa ke bengkel. Ayahnya berkata, ”Ayah telah menelepon ke
setasiun pengisian bahan bakar untuk cek dan mereka membenarkan bahwa mobil kita diparkirkan
disitu sejak beberapa jam lalu.” Kebohongan anak itu terbongkar !

Sang ayah lalu berkata bahwa ia marah, tetapi bukan marah terhadap anaknya itu tetapi
marah terhadap diri sendiri yang telah gagal mendidik anaknya. Karena selama 16 tahun mendidik
anaknya, rasa takut ayah akan marah membuat anak itu berbohong. Ini berarti ayah telah gagal
mendidik sang anak. Karena menyesali kesalahannya sang ayah kemudian memutuskan berjalan
kaki pulang ke rumah. Anaknya membawa mobil mengikutinya dari belakang. Begitu tiba di rumah,
anak itu meminta maaf kepada ayahnya dan berkata bahwa seumur hidupnya pelajaran kali ini
sangatlah berharga. Anak itu berjanji sejak itu tidak akan berbohong lagi. Cerita ini menunjukkan
kepada kita bagaimana sang ayah menggunakan kebajikannya dan rasa penyesalannya untuk
menyadarkan anak dari kesalahan yang dibuatnya. Karena itu, ketika memberi nasihat, kita tidak
hanya memerlukan hati yang tulus, kebulatan hati dan hati yang baik, tetapi juga strategi yang
jitu.

Guru Cài melanjutkan pembahasannya seputar hubungan pejabat dengan para pembantunya.
Para pembantu mempunyai kewajiban moral memberi nasihat kepada sang kaisar apabila
dipandang perlu. Tentang hal ini Guru Cài bercerita tentang seorang pejabat tinggi pada Dinasti
Táng yang bernama Wèi zhēng (魏征). Sebelum menjabat sebagai pembantu kaisar, Wèi zhēng

41

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

(魏征) berterus terang kepada Táng tài zōng (唐太宗): “Yang Mulia, saya tidak ingin menjadi pejabat
yang setia. Saya ingin menjadi pejabat yang bijak.” Setelah mendengar ini Táng tài zōng (唐太宗)
sedikit kesal dan balik bertanya mengapa Wèi zhēng (魏征) bisa berkata demikian? Wèi zhēng (
魏征) menjawab, ”Karena pejabat setia akan berakhir dipancung, sedangkan menjadi Menteri
bijak tidak akan kehilangan nyawa.” Mendengar ini Táng tài zōng (唐太宗) tertawa terbahak-
bahak. Táng tài zōng (唐太宗) adalah orang pintar, maka sambil tertawa terpikir di kepalanya
bahwa pejabat setia dapat di bunuh oleh siapa? Tidak lain dibunuh oleh Kaisar yang jahat! Apa
yang ingin disampaikan oleh Wèi zhēng (魏征) adalah bila Táng tài zōng (唐太宗) membunuh
Wèi zhēng (魏征) maka itu berarti Táng tài zōng (唐太宗) telah memerankan Kaisar yang jahat.
Sebenarnya dengan berkata demikian Wèi zhēng (魏征) telah mengamankan nyawanya sendiri.
Seringkali, ketika mendapati sang Kaisar melakukan kekeliruan, Wèi zhēng (魏征) dengan lantang
tanpa ragu menasihatinya. Wèi zhēng (魏征) juga seringkali memperingati Kaisar bahwa “Air di
sungai atau laut dapat melajukan sebuah perahu, tapi juga mampu membalikkannya”. Katanya
lagi: “Rakyat bisa mendukung raja untuk mencapai masa jayanya. Tetapi bila raja tidak mencintai
rakyatnya maka rakyat juga bisa menjatuhkan raja mereka”. Karena itu, Kaisar Táng tài zōng (唐太
宗) sangat bijak dalam mengurus Negara. Suatu ketika, Wèi zhēng (魏征) menasihatinya begitu
keras sehingga membuat Táng tài zōng (唐太宗) marah besar dan tergesa-gesa kembali ke kamar
tidurnya. Sambil berjalan ia berteriak “kurang ajar Wèi zhēng (魏征) ini, aku akan membunuhnya.”
Ratu kebetulan mendengar amarah Táng tài zōng (唐太宗) dan segera masuk kedalam istananya
untuk berdandan. Kemudian ia keluar menjemput sang Kaisar dengan baju yang sangat indah dan
dandanan yang sangat cantik. Lalu ratu berkata, ”Selamat kepada Kaisar, karena ada Kaisar yang
bijak, barulah ada pejabat seperti Wèi zhēng (魏征) yang berani menyampaikan nasihat-nasihat
kepada raja.” Sang raja yang mendengar kata-kata sang Ratu berubah dari marah menjadi gembira
karena dipuji sebagai seorang Kaisar yang bijaksana. Dapat terlihat jelas bahwa nasihat seorang
istri sangatlah penting bagi seorang suami. Bila saat itu ratu berkata yang tidak baik tentang Wèi
zhēng (魏征) maka sejarah pemerintahan Dinasti Tang yang bijak akan berakhir sampai di sini !

Dari kisah tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa KEJAYAAN sebuah keluarga atau bahkan
sebuah Dinasti Kekaisaran mutlak memerlukan dukungan dari banyak pihak supaya terwujud.
Kita harus memahami satu hal: bahwasanya dalam keberhasilan seseorang dalam perjalanan
hidupnya, terdapat banyak orang sekelilingnya yang ikut berjasa. Kita telah simak bahwa Táng
tài zōng (唐太宗) bukan saja memiliki Wèi zhēng (魏征), tetapi juga ratu yang bijak dan pejabat-
pejabat bijak lainnya, yang bersama-sama mendukung dan membantunya.

42

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Waktu berlalu, Wèi zhēng (魏征) mencapai usia tua dan meninggal dunia. Táng tài zōng
(唐太宗) menangis sedih sekali dan berkata, ”Saya memiliki tiga buah cermin. Cermin pertama
adalah untuk berpakaian dan bermahkota dengan rapi. Cermin kedua adalah untuk bercermin
kepada sejarah, supaya memastikan telah memimpin dan mengurus Negara dengan benar dan telah
membuat rakyat hidup damai, sejahtera dan bahagia. Dan cermin ketiga adalah untuk bercermin
kepada manusia, yang berarti memanfaatkan nasihat-nasihat yang diberikan oleh Pejabat yang
bijak, sehingga dapat dengan jelas dan tepat menyimak mana kebijakannya yang benar dan
mana yang salah. Dengan demikian kesalahan dapat segera diperbaiki. Tetapi sekarang salah satu
dari tiga cermin saya telah rusak, yaitu Wèi zhēng (魏征) telah meninggal dunia.” Dari kisah ini
dapat kita simak bahwa hanya Kaisar yang bijaksana, yang sangat menghargai dan menyayangi
pembantu-pembantu yang kompeten dan bijak akan dapat memenangkan kepercayaan dari para
pembantu-pembantunya !

Mengatur negara itu sama dengan mengatur sebuah perusahaan. Dalam salah satu dari
empat kitab suci Confusius yang berjudul Zhōng yōng (中庸) (The Doctrine of the MEAN)
membahas banyak hal tentang ilmu manajemen. Terdapat sembilan kiat yang dapat diterapkan
dalam mengatur perusahan di zaman modern ini . Dari seluruh isi buku ini kita membatasi hanya
bahas tiga butir saja. Butir yang pertama adalah menjaga perilaku bajik. Dengan berperilaku
bajik dan menjadi teladan bagi orang lain, kita dapat memenangkan hati orang-orang bertalenta
dan bijak yang rela bergabung dan bekerja bersama dengan kita. Bila kita memiliki orang-orang
bertalenta dan bijak maka kita tidak perlu takut perusahaan tidak akan sukses. Saat ini memiliki
uang tidak otomatis berarti bisa mendapatkan orang yang bertalenta dan bijak. Saat ini orang
kaya banyak, tetapi belum tentu mereka bisa mendapatkan orang bertalenta dan bijak yang
dapat bekerja untuknya. Akan tetapi bila kita berperilaku bajik, dengan sendirinya orang-orang
bertalenta dan bijak akan mendekat kepada kita. Karena itu dasar dari segalanya adalah menjaga
perilaku bajik dalam diri kita.

Butir kedua adalah “Menghormati orang-orang bijak”. Pemimpin yang menghargai orang-
orang bijak dengan sendirinya akan dapat menarik mereka bekerja untuknya. Apakah hanya
dengan uang kita bisa mendapat orang-orang saleh ini? Tentu tidak. Hanya dengan hati yang
tulus, hati yang penuh hormat kepada orang-orang bijak barulah mereka dengan sepenuh hati
mengabdi kepada Anda.

43

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Dari cerita sebelumnya kita dapat melihat bagaimana Táng tài zōng (唐太宗) begitu menghargai
Wèi zhēng (魏征). Dan hal ini pasti mendorong banyak kaum terpelajar lain untuk berbakti kepada
Táng tài zōng (唐太宗). Bila di zaman ini pemimpin tidak saleh, iri pada kemampuan bawahannya
dan bahkan bertindak tidak sopan terhadap karyawan wanitanya, maka cepat atau lambat
perusahaannya pasti akan hancur.

Butir ketiga adalah berbakti. Bila seorang pemimpin berbakti kepada orangtuanya, maka
kebajikannya dapat mempengaruhi para bawahannya. Ada sebuah perusahaan di Tiongkok yang
hampir bangkrut setelah mengalami kerugian yang sangat besar. Tetapi pemimpin perusahaan itu
tidak putus asa dan terus berusaha. Pemimpin perusahaan sangat berbakti kepada orangtuanya.
Setiap hari libur dan hari besar ia pasti membawa istri dan anaknya untuk berkunjung kepada
ibunya. Disamping dikenal sebagai seorang yang sangat berbakti, iapun memperlakukan semua
karyawannya bagai anggota keluarga sendiri. Para karyawan diberi pendidikani ajaran Dì Zǐ Guī
《弟子规》, dengan tujuan mulia agar mereka bertumbuh menjadi manusia mandiri seutuhnya,
sehingga kelak apabila sebagian dari mereka tidak bersamanya lagi, maka pemimpin perusahaan
itu dapat merasa telah berbuat sesuatu bagi mereka. Dengan perhatian dan perlakuan terhadap
para karyawannya seperti ini, kondisi keuangan perusahaan kembali membaik. Dan dalam waktu
singkat perusahaan bertumbuh maju kembali. Mengapa banyak perusahaan tidak bisa bertahan
lama? Karena mereka sama sekali mengabaikan prinsip-prinsip keluhuran budi manusia , dan
bahkan ada yang tidak tahu mengapa mereka bisa bangkrut.

Dari kisah tentang Kaisar Táng tài zōng (唐太宗) di atas, kita memahami bagaimana ia
berbesar hati menerima nasihat dan kritik dari para pembantunya. Ini menggambarkan bahwa
beliau adalah sosok yang menghargai orang-orang bijak. Dan dari semua perilaku mulianya itu,
kita dapat belajar kiat-kiat untuk sukses! Dan setelah mendengar dan memahami kiat-kiat menjadi
manusia sukses, apakah kita berhenti sampai disini saja? Tidak! Kita harus memerankan Táng tài
zōng (唐太宗) dalam hidup ini, dengan segala keunggulan perilaku dan sikapnya. Bila tidak, usaha
akan sia-sia dan membuang waktu saja !

Terdapat seorang guru yang setelah mendengar ceramah Guru Cài berkata kepada guru-guru
lain bahwa ia merasa ditegur oleh Guru Cài. Karena semua isi pelajaran yang disampaikan Guru
Cài mengingatkannya akan semua kesalahan yang telah ia perbuat. Karena itu kita harus bersikap
sama seperti guru ini dimana setelah membaca atau mendengar ajaran orang bijak, maka kita
harus belajar dan menyerap pelajaran tersebut dan kemudian melaksanakannya.

44

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Pada zaman pemerintahan Raja Hàn wǔ dì (汉武帝), ada seorang oknum pejabat yang ingin
menjatuhkan ratu dan pangeran dengan menyebarkan isu-isu bahwa ratu dan pangeran akan
menggunakan ilmu sihir untuk membahayakan orang lain. Termakan isu yang tidak benar itu, Raja
Hàn wǔ dì (汉武帝) memberi perintah agar ratu dan pangeran ditangkap dan dijebloskan kedalam
penjara. Pangeran kemudian sadar bahwa keadaan tidak kondusif, maka ia memerintahkan prajurit
kepercayaannya untuk membunuh oknum jahat yang telah menipu raja. Tetapi tindakan ini malah
membuat raja berpikir bahwa pangeran ingin merebut tahtanya. Maka keluarga pangeran yang
lain juga ditangkap dan dijebloskan kedalam penjara sehingga timbul keributan besar.

Di saat itu lahirlah seorang cicit laki-laki dari Raja Hàn wǔ dì (汉武帝). Ketika itu ada seorang
pejabat tinggi yang bernama Bǐng jí (丙吉) yang juga menjadi salah satu pejabat yang diutus oleh
raja untuk membereskan masalah sihir ini. Tetapi Bǐng jí (丙吉) bersikeras tidak menyerahkan Raja
Xuān dì (宣帝). Raja Hàn wǔ dì (汉武帝) memerintahkan orang untuk mengambil Raja Xuān dì (宣
帝) , dan Bǐng jí (丙吉) juga tahu bahwa Raja Hàn wǔ dì (汉武帝) sedang sangat marah tetapi Bǐng
jí (丙吉) tidak takut mempertahankan hal yang dianggapnya benar. Bǐng jí (丙吉) berkata, ”Tidak
ada orang yang salah, karena itu kita tidak berhak membunuh mereka, apalagi orang-orang ini
adalah anggota keluarga kita.” Kemudian perkataan Bǐng jí (丙吉) ini sampai kepada Raja Hàn wǔ
dì (汉武帝) yang lalu tersadarkan, sehingga ia membatalkan perintahnya untuk menghukum mati
semua anggota keluarga yang ditahan di penjara tersebut. Bǐng jí (丙吉) begitu berani berkata
jujur walaupun hal itu mungkin membahayakan nyawanya.

Kemudian Raja Xuān dì (宣帝) naik tahta, namun Bǐng jí (丙吉) sama sekali tidak meminta
penghargaan apa pun atas apa yang diperbuatnya. Bǐng jí (丙吉) melakukan hal tersebut tidak
dengan harapan mendapat imbalan apapun. Ia hanya menjalankan apa yang diajarkan oleh orang
bijak dahulu sehingga setiap saat ia rela berkorban demi rakyat dan negara sesuai dengan hati
nuraninya.

Suami isteri juga harus saling memberi nasihat. Ada seorang teman Guru Cài yang ingin agar
suaminya berhenti merokok. Bila saat makan bersama teman–teman, sang suami ditawarkan
sebatang rokok, apakah isterinya saat itu juga boleh merebut rokok itu? Bila itu yang dilakukan
sang isteri, hanya efek kebalikan akan timbul yaitu sang suami kehilangan muka dan marah dan
akan tetap merokok di depan isterinya. Jadi, dalam memberi nasihat kepada suami, lakukan
dengan hati. Hindari sikap pemaksaan yang akan berakibat sebaliknya. Dan coba pahami rasa

45

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

harga diri sang suami dan juga “WAKTU” yang tepat untuk memberi nasihat. Jangan lakukan
di hadapan teman-temannya supaya tidak membuat suami kehilangan harga dirinya. Jadi memberi
nasihat harus memperhatikan 3 (tiga) faktor, yakni: sikap, cara, dan waktu yang tepat !

Cara lain untuk menasihati suami adalah dengan berkata kepadanya bahwa anak kita masih
kecil dan manis-manis. Kesehatan Anda adalah tulang punggung kita semua. Nasihat isteri yang
lembut ini akan diterima baik oleh sang suami yang disadarkan akan peranan pentingnya dalam
keluarga. Selain memberi nasihat, isteri juga dapat mencarikan solusi agar suaminya bisa berhenti
merokok. Misalnya dengan membelikan permen pedas. Maka ketika suami sedang ingin merokok,
sang isteri segera memberikan permen pedas itu untuk dimakan oleh suaminya. Lambat laun
akan terlihat hasilnya yaitu sang suami mulai menanggalkan kebiasaan merokoknya.

Bila ada teman yang menawarkan rokok kepada suami, sang isteri dapat dengan lemah
lembut mengingatkan orang itu bahwa suaminya telah berhenti merokok. Proses ini memakan
waktu cukup lama dan usaha luar biasa. Karena itu, mohon agar teman suaminya tidak memaksa
suaminya merokok. Penyampaian secara lemah lembut ini tentu tidak akan membuat sang suami
malu, dan teman sang suami juga tidak akan memaksanya merokok.

Pada zaman Dinasti Zhōu, hidup seorang raja yang bernama Zhèng zhuāng gong
(郑庄公). Raja itu mempunyai hubungan sangat buruk dengan adiknya. Ini karena sang ibu
sangat menyayangi adiknya dan memberi dukungan yang lebih kepada adiknya, yang akhirnya
membuat adiknya memberontak terhadap sang kakak. Karena itu Zhèng zhuāng gong (郑庄公)
sangat marah terhadap ibunya dan berkata bahwa ia tidak ingin bertemu dengan sang ibu untuk
selama-lamanya. Hal tersebut benar–benar dilakukannya.

Kita semua perlu mencamkan bahwa hubungan kekerabatan harus dijaga dan dipelihara.
Jangan hanya karena “kekurang-senangan” sesaat merenggangkan hubungan kekerabatan
dengan anggota keluarga. Jangan pula hanya karena timbulnya friksi-friksi baru membuat kita
melupakan budi baik yang telah berlangsung puluhan tahun lamanya.

Perbuatan dan sikap seperti ini akan sangat menggerus kebahagiaan kita, dan kenyataannya
hal ini tidak hanya melukai hati kita tapi juga hati orang lain. Wahai manusia, janganlah bertindak

46

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

bodoh. Jangan lakukan perbuatan yang Anda anggap akan menyakiti lawanmu, tapi faktanya
juga akan merugikan dirimu sendiri. Ini KEBENARAN mutlak !

Hal ini diketahui oleh salah seorang menterinya yang bernama Ying kao shū (颖考叔),
seorang yang sangat berbakti kepada orangtua. Ying kao shū (颖考叔) merasa bahwa sebagai
seorang pemimpin negara, raja harus berbakti kepada orangtua karena seluruh rakyat menjadikan
pemimpin panutan. Bila raja mereka tidak berbakti maka rakyat juga tidak akan berbakti. Hal ini
mendorong Ying kao shū (颖考叔) menasihati Zhèng zhuāng gong (郑庄公). Tetapi Ying kao shū
(颖考叔) ingin memberi nasihat yang dapat membuat Zhèng zhuāng gong (郑庄公) yakin akan
menerima nasihatnya.

Maka, Ying kao shū (颖考叔) memutuskan untuk bertemu dengan Zhèng zhuāng gong
(郑庄公). Suatu hari dengan membawa hadiah bagus, Ying kao shū (颖考叔) mendatangi
kediaman Zhèng zhuāng gong (郑庄公) untuk mempersembahkan hadiah itu kepadanya.
Etika di zaman itu mengajarkan bahwa ketika menteri memberi hadiah kepada raja, sang raja
harus membalas dengan mengajak menteri itu makan bersama. Pada saat makan, Ying kao
shū (颖考叔) tidak menyantap hidangan yang disajikan melainkan menaruh makanan tersebut
di samping meja. Zhèng zhuāng gong (郑庄公) merasa heran dan bertanya kepada Ying kao
shū (颖考叔) mengapa ia tidak memakan makanan yang diberikan kepadanya? Ying kao shū
(颖考叔) menjawab bahwa ia menyisihkan itu untuk ibunya. Nanti setelah ibunya makan barulah
ia makan. Zhèng zhuāng gong (郑庄公) begitu tersentuh mendengar cerita tersebut. Kata–kata
Ying kao shū (颖考叔) menyadarkan Zhèng zhuāng gong (郑庄公). Kemudian Ying kao shū
(颖考叔) berkata kepada Zhèng zhuāng gong (郑庄公): “Yang Mulia juga dapat berbakti kepada
ibu Yang Mulia karena aku telah menemukan sebuah tempat dimana Yang Mulia dapat
dipertemukan dengan beliau”. Setelah bertemu dengan ibunya, Zhèng zhuāng gong
(郑庄公) memutuskan membawanya kembali ke istana. Dari cerita ini kita dapat melihat
betapa nasihat Ying kao shū (颖考叔) mempunyai dampak yang begitu besar.

Sekarang mari kita bahas hubungan persaudaraan. Memberi nasihat kepada saudara
juga sangat susah. Kita harus bisa menjadi teladan moral bagi mereka. Bila tidak, mereka akan
menertawakan kita dengan berkata, ”Kita setali tiga uang. Tidak banyak perbedaan antara kita
berdua, jadi engkau tidak pada posisi untuk menasihatiku”. Menghadapi reaksi negatif seperti

47

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

itu, apa yang harus kita lakukan? Pada saat seperti ini adalah lebih bijak bila kita membungkam,
ketimbang menanggapinya dengan suara keras! Dengan membungkam, saudara kita bisa
bersikap lunak dan bersedia mendengar nasihat kita.

Di zaman Dinasti Míng hidup seorang pelajar yang bernama Chén shì’ ēn (陈世恩). Ia
mempunyai seorang adik yang penganggur yang sering pulang kerumah ditengah malam.
Kakak dari Chén shì’ ēn (陈世恩) setiap melihat adiknya itu pulang larut malam pasti
memarahinya, bahkan menghukumnya. Adiknya sudah bukan anak kecil lagi, maka Chén shì’ ēn
(陈世恩) melihat hal ini bukanlah sebuah penyelesaian. Karena itu Chén shì’ ēn (陈世恩)
meminta kakaknya memberinya kesempatan untuk menasihati sang adik. Chén shì’ ēn (陈世恩)
dengan sabar menunggu adiknya pulang di malam hari, dan sekitar pukul 12 malam Chén shì’
ēn (陈世恩) akhirnya melihat adiknya pulang. Chén shì’ ēn (陈世恩) buru-buru menghampiri
adiknya dan bertanya, ”Diluar dingin, masuklah. Apakah kamu lapar? Saya akan minta kakak
ipar kita memasak mi untukmu”. Kemudian Chén shì’ ēn (陈世恩) membawa adiknya masuk ke
dalam rumah lalu menutup pintu rumah. Hal yang sama terjadi selama beberapa hari berikutnya.
Lambat laun sang adik pulang ke rumah lebih cepat, dan pada akhirnya tidak lagi keluyuran
di malam hari dan hidup normal kembali. Tentu saja, tatkala sang adik telah hidup normal
kembali, sang kakak Chén shì’ ēn (陈世恩) wajib menindaklanjuti dengan memberi pendidikan
ajaran-ajaran bijak kepada sang adik. Untuk menanamkan suatu KONSEP hidup yang benar
kedalam diri adiknya. Ia berharap sang adik dapat menjalani pola hidup yang baik.

Hal pokok yang dapat dipetik dari kisah ini adalah: bahwa Chén shì’ ēn (陈世恩) telah
menggunakan ketulusan hatinya, perhatian dan kepeduliannya, tidak dengan kata-kata keras,
melainkan dengan “keteladanan diri”. Ia telah mendapatkan kembali hubungan persaudaraan
dengan adiknya.

Guru Cài menutup pelajaran hari ini dengan sebuah cerita tentang seorang terpelajar pada
Dinasti Hàn. Pelajar tersebut bernama Zhèng jūn (郑均) yang mempunyai seorang kakak yang
menjabat sebagai hakim. Dia sering melihat sang kakak menerima suap. Hatinya sangat gelisah
melihat kakaknya terus menerus menerima suap. Ia khawatir suatu hari perbuatan kakaknya itu
pasti akan ketahuan. Bagaimana kita menasihati kakak kita? Guru Cài meminta para pendengar
ceramah untuk merenungkan hal ini dan akan membahasnya lebih lanjut pada pelajaran
berikutnya. (*)

48

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XV

TIADA AWAL & AKHIR BAGI “BAKTI KEPADA ORANGTUA”,
TEGAKKAN TRADISI & KETELADANAN PENDIDIKAN KELUARGA

Guru Cài melanjutkan cerita tentang Zhèng jūn (郑均) yang hidup di zaman Dinasti Hàn. Bila
Anda mempunyai kakak seperti kakak dari Zhèng jūn (郑均), bagaimana Anda akan menasihatinya?
Zhèng jūn (郑均)-sang adik memutuskan untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga selama
setahun, dan dengan susah payah mengumpulkan uang. Seluruh uang yang didapatkan diserahkan
kepada sang kakak. Dan kepada kakaknya itu Zhèng jūn (郑均) berkata, ”Apa pun yang kita
perlukan, bisa kita dapatkan, asal kita bekerja keras. Uang hasil jerih payah kita, dapat membeli
semua kebutuhan kita. Tetapi bila seseorang kehilangan nama baiknya, seumur hidup ia tidak
akan dipercaya lagi.” Sang kakak melihat adiknya berusaha begitu keras untuk menasehatinya,
sampai-sampai memutuskan untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sang kakak sangat
menyesal dan mulai memperbaiki kebiasaan buruknya dan akhirnya menjadi bersih dan jujur.
Zhèng jūn (郑均) pun mengalami perkembangan diri yang baik dan dianugerahi jabatan perdana
menteri kerajaan. Jadi, bila seseorang memiliki “Bakti kepada Orangtua” dan juga memiliki “Rasa
sayang kepada saudara kandungnya” maka dapat dipastikan ia juga setia membela Negara!

Zheng Jun juga sering memberi nasihat-nasihat kepada Kaisar sehingga sang Kaisar merasa
begitu banyak terbantu oleh Zheng Jun. Maka ia tergerak untuk menganugerahi Zhèng jūn (郑均)
gelar kehormatan hingga hari tuanya.

Dari cerita Zhèng jūn (郑均) kita dapat melihat bagaimana orang yang melakukan kebajikan
dan kebaikan akan dikaruniai berkat berlimpah. Ada sebuah pepatah yang berbunyi: “Orang yang
berkorban demi kebajikan akan memperoleh rejeki pengganti yang berlimpah.”

Suatu hari Guru Cài bersama paman Lú mengunjungi teman paman Lú. Paman Lú telah
berteman denganya selama 17 tahun. Paman Lú membawa banyak kitab orang bijak untuk dibaca
anak sahabatnya itu dan untuk dibagi-bagikan juga kepada orang-orang lain. Sebagian untuk
dibaca oleh istri temannya.

49

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Paman Lú telah mengenal temannya itu sebagai orang yang pernah sangat berhasil dalam
bisnisnya dan memiliki begitu banyak aset. Orang yang tiba-tiba menjadi kaya mudah terjangkit
penyakit “bermewah-mewah dan sombong”. Kesombongan membuatnya ceroboh sehingga
membuat keputusan bisnis yang salah dengan akibat kerugian finansial besar. Belakangan terbukti
bahwa bisnis teman Paman Lú ini bangkrut dan meninggalkan banyak hutang.

Ketika ia sedang dililit banyak hutang, semua temannya menghindar darinya. Dari
kebangkrutannya ia belajar satu hal: persahabatan itu tidak dapat dibeli dengan uang. Ketika itu
Paman Lú dengan biaya sendiri datang ketempat temannya ini untuk membantunya menyelesaikan
masalah keuangan yang melilitnya. Selama proses ini, dalam diri keduanya telah bertumbuh rasa
saling percaya yang begitu mendalam, persahabatan yang demikian erat. Setelah melewati masa
17 tahun lamanya, keterikatan batin diantara dua sahabat ini menjadi demikian matang.

Pada cerita ini, dapat kita simak bahwa kesempurnaan yang ingin diraih seseorang dalam
hidupnya mutlak tidak ditentukan oleh banyaknya uang yang dimiliki, atau besarnya kekuasaan
yang dimiliki. Yang menentukan adalah besarnya Wisdom (Kebijaksanaan) yang dimiliki.

Guru Cai kebetulan menyaksikan sendiri betapa seorang paman Lú menghabiskan tidak kurang
dari 17 tahun untuk menolong seorang sahabatnya ! Guru Cai sungguh ingin menjadikan Paman
Lú teladan. Jadi saat kita menasihati dan membantu seorang kawan, ketika kita mulai merasa
“tidak sabar”, ingatlah teladan yang diberikan Paman Lú. Melihat kesabaran selama 17 tahun itu,
kita akan segera sadar bahwa loyalitas dan kasih sayang terhadap teman harus mendorong kita
untuk terus menolongnya.

Ketika berada di Australia Guru Cài juga sering melihat paman Lú membantu dan menasihati
teman-temannya. Di sana sekitar 8-9 orang menempati satu kamar tidur. Karena semua adalah
pria maka tidak ada yang terpanggil menjaga kebersihan, sampah dibuang sembarangan. Paman
Lú setiap selesai mengobrol dengan Guru Cài, akan diam-diam membersihkan ruang tamu dan
kamar mandi. Ia bekerja sendirian tanpa mengeluh, semua dilapnya bersih dan baru setelah itu
ia pergi tidur. Setiap hari demikian, sampai kurang lebih empat atau lima hari.

Suatu ketika salah seorang teman Guru Cài menegur teman lain karena membuang sampah
sembarangan, “apakah kita tidak melihat paman Lú bersusah payah setiap hari membersihkan

50

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

ruangan?”. Teman yang dimarahi itu terlihat sangat malu dan menyesal. Kemudian apa yang
terjadi? keesokan harinya ruangan terlihat sangat rapih dan bersih. Karena paman Lú tidak menegur
dengan mulut, melainkan mendidik dengan tindakan nyata. Yang paling penting dalam hidup
adalah kita bisa menjadi teladan dan contoh yang baik. Secara alamiah ini akan mempengaruhi
orang lain.

Sampai pada umur 25 tahun Guru Cài baru mulai bersentuhan dengan ajaran-ajaran bijak.
Sebelumnya beliau sangat berambisi mengejar pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Ambisi
bisa membuat hati orang penuh dengan semangat kompetisi. Melihat orang lain mendapat
nilai sangat tinggi, hati sangat sedih dan iri. Tetapi setelah mendalami ajaran & ilmu kebajikan,
hatinya menjadi damai. Ketika Guru Cài duduk di SMP, nilai pelajaran bahasanya tidak bagus.
Setelah SMA, Guru Cài tetap tidak mengalami kemajuan dalam pelajaran bahasa. Pada saat guru
menjelaskan dikelas, Guru Cài tidak fokus sehingga mendapat teguran keras dari sang guru. Yang
menarik minat Guru Cài hanyalah membaca tulisan orang-orang ternama zaman dahulu seperti
Zhū gé liàng (诸葛亮) dan Fàn zhòng yān (范仲淹) . Membaca tulisan-tulisan itu batin Guru Cài
bisa tiba-tiba bergetar dan merasa terharu oleh isi bacaan-bacaan itu. Ketika mulai bersentuhan
dengan ajaran bijak, Guru Cài merasakan betapa hati orang bijak dahulu begitu mulia dan bijak.
Guru Cài menjadi sangat terharu dan ingin segera meniru dan mempraktekkan ajaran-ajaran itu
agar dapat memberi manfaat bagi orang banyak.

Ketika Guru Cài memulai pendidikannya di Institut keguruan, lokasi sekolah jauh dari rumah.
Ia harus berangkat ke sana dengan naik kereta api. Kebetulan saat itu baru selesai liburan musim
panas, seluruh meja kursi didalam kelas dipenuh dengan debu. Melihat keadaan itu Guru Cài
merasa rekan-rekan kelasnya pasti akan merasa tidak nyaman. Karena itu ia buru-buru pergi ke
toilet dan mengambil kain lap lalu membersihkan setiap meja dan kursi. Guru Cài melakukannya
dengan sangat terburu-buru karena takut terlihat orang lain yang bisa mengira ia hanya mencari
perhatian dan berpura-pura. Setelah membersihkan meja dan kursi di ruang kelasnya itu Guru Cài
merasakan kepuasaan tersendiri karena telah berhasil melayani orang lain. Ketika teman-teman
kelasnya tiba, mereka dapat memulai pelajaran dengan tenang.

Ada yang berpikir bahwa komunikasi baru akan terjalin kalau dua orang bertemu dan
berbicara. Tetapi itu tidak benar. Walaupun kita tidak berbicara, tetapi kita senantiasa memikirkan
kebutuhan orang lain, pada saat itu sudah terjadi komunikasi. Karena itu semua teman kelas

51

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

bersikap sangat baik terhadap Guru Cài. Ketika kita memiliki hati untuk melayani orang lain, kita
dapat merasakan keramahan dan kebaikan orang lain terhadap kita. Ketika para murid di kelas tiba
lebih awal, tanpa disuruh mereka membuang sampah ke tempat sampah di luar kelas. Suatu hari
ketika Guru Cài ingin membuang sampah, teman-temannya menghampirinya dan menawarkan
diri membantu. Dalam pertemanan, kita harus terlebih dahulu memberi, karena dengan hati
seperti itu, orang disadarkan untuk memiliki hati yang mulia dan penuh saling pengertian.

Kita telah membahas bagaimana cara memberi nasihat dalam 5 jenis hubungan antar manusia
tersebut. Kita juga telah diberi banyak contoh yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kebajikan
dalam hati nurani kita, supaya dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian bisa
diharapkan dalam kehidupan yang akan datang kita akan memerankan semakin banyak adegan-
adegan kearifan.

“Bila orangtua sakit, kita harus menjaga mereka dan memastikan mereka memakan obat.
Senantiasa melayani mereka dari pagi hingga malam, jangan pernah menjauh dari sisi mereka. Bila
orangtua meninggal, masa berkabung 3 tahun untuk mengenang jasa mereka. Berupaya merubah
kebiasaan buruk dan suasana tempat tinggal, jauhi minuman keras dan hindari makan daging.
Pemakaman orangtua haruslah dilakukan secara hikmat dan sesuai dengan adat yang semestinya.”
【Qīn you jí 亲有疾。Yào xiān cháng药先尝。Zhòu yè shì昼夜侍。Bù lí chuáng不离床。Sàng
sān nián丧三年。Cháng bēi yè常悲咽。Jū chu biàn居处变。Jiuròu jué酒肉绝。Sàng jìn lǐ丧尽
礼,jì jin chéng祭尽诚。Shì sizhě事死者。Rú shì shēng如事生。】

Sebagai anak kita harus senantiasa menjaga orangtua kita bila mereka sedang sakit. Harus
memastikan mereka makan obat sesuai dengan resep dokter. Senantiasa berada di sisi mereka
untuk menjaga mereka dan melayani kebutuhan mereka. Pada Dinasti Hàn, raja Hàn wén dì (汉
文帝) sangat berbakti kepada sang ibu. Ibunda raja Hàn wén dì sakit selama 3 tahun dan selama
itu pula raja Hàn wén dì menjaga ibunya setiap hari sampai pada akhirnya sang ibu sembuh.

Raja Hàn wén dì dapat mengatur kerajaan dengan sangat baik, dan sumber keberhasilannya
ini terletak pada bakti beliau pada orangtua. Pada dasarnya, bila seseorang berbakti pada
orangtuanya maka ia akan dapat mengatur keluarganya, perusahaan dan bahkan negara dengan
baik. Pada zaman serba modern ini, apakah masih ada anak yang mendampingi orangtua yang
sedang sakit? Tentu masih ada. Lao Tsu dalam kitab “Dao De Jing” bersabda, “Ketika Negara

52

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

sedang dilanda kekacauan, baru jelas terlihat menteri yang setia.” Bila orangtua kita sakit, inilah
batu ujian bagi anak yang berbakti!

Dalam ajaran Dì Zi Guī《弟子规》 kita diajarkan menjaga orangtua kita ketika mereka sedang
sakit, melayani mereka makan obat. Bila itu adalah obat Tiongkok maka sebelum mereka minum
kita harus memastikan suhu cairan obat itu tidak terlalu panas. Bila yang diminum adalah obat
barat maka kita harus memastikan air putih yang kita berikan tidak terlalu panas atau dingin.
Kita juga membimbing anak-anak untuk secara mental mempersiapkan diri! Yakni apabila timbul
suatu situasi darurat, misalnya mama yang mengidap tekanan darah tinggi tiba-tiba kambuh dan
koma, bagaimana anak-anak harus meresponnya? Anak-anak itu harus paham bagaimana dalam
situasi darurat mereka tidak panik dan dengan tenang menangani situasi darurat yang timbul.

Sejak usia dini kita bisa mulai mendidik anak kita dengan cara memberitahu mereka tempat
menyimpan obat-obatan dan P3K. Dalam keadaan darurat siapa yang harus mereka hubungi,
berapa nomor telepon ambulans atau sanak saudara yang dapat dihubungi. Informasi seperti ini
harus mereka pahami agar pada saat dibutuhkan mereka tidak kelabakan atau tidak tahu apa yang
harus dilakukan. Kita juga dapat mengajarkan mereka cara merawat orang sakit supaya suatu saat
nanti salah satu dari orangtua kita sakit, mereka sudah tahu bagaimana melayani kebutuhannya.
Kita juga dapat membiarkan mereka mulai praktek dengan ikut menjaga keluarga dekat kita yang
sakit, sehingga mereka dapat ikut dalam proses pembelajaran secara langsung.

Kesembuhan orangtua dari sakit tidak hanya bergantung pada obat dari dokter, tetapi juga
dari doa, kepedulian dan pelayanan kita sebagai anak. Pepatah China berbunyi, ”Dokter dapat
menyembuhkan penyakit tetapi dokter tidak dapat memperpanjang umur.” Kita sebagai anak
dapat senantiasa berdoa meminta kesembuhan untuk orangtua kita. Secara tidak langsung
kesungguhan kita dalam berdoa pasti akan mendapatkan jawaban sehingga orangtua kita bisa
mendapatkan kesembuhan.

Bagaimana kita dapat meningkatkan kepintaran dan kebijaksanaan (wisdom) kita?
Jawabannya: Dengan menebar kebajikan! Dalam hal ini Guru Cai mempunyai pengalaman unik
sebagai berikut. Sebelum masuk institut keguruan, Guru Cài mengambil kursus persiapan. Di kelas
persiapan terdapat banyak murid perempuan. Guru Cài termasuk murid yang rajin yang selalu
duduk di baris depan dan sangat serius menyimak pelajaran. Maka banyak murid perempuan

53

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

suka bertanya kepadanya. Pada suatu hari salah seorang teman pria Guru Cài menghampirinya
dan berkata, ”Kamu setiap hari mengajari orang begitu lama. Apakah kamu sendiri tidak perlu
belajar?” Dengan tersenyum Guru Cài menjawab, “Ketika saya sedang mengajari mereka saya
memastikan orang yang saya ajari harus mengerti. Pada saat bersamaan saya juga memastikan
diri saya mengerti. Pada saat yang sama ketika saya memberi (menebar kebaikan) saya juga
menerima.”

Karena Guru Cài suka berbagi ilmu kepada teman-teman kelasnya, hampir seluruh waktu
belajarnya habis untuk berdiskusi dengan mereka. Ketika waktu ujian tiba, samasekali tidak ada
lagi waktu belajar baginya. Tetapi setiap kali ulangan Guru Cài mendapat nilai bagus. Mengapa bisa
demikian? Karena pada saat Guru Cài mengajari orang lain, secara tidak langsung ia belajar. Karena
itu pada saat ia memberi ilmu kepada orang lain, ia telah memastikan dirinya telah memahami
ilmu tersebut.

Mengapa kita sering mendengar orang-orang berkata bahwa ketika tua ingatan kita akan
berkurang? Apakah ada hubungan antara ingatan dengan umur? Ingatan berkurang karena
usia tua adalah akibat. Lalu apa yang menyebabkan hal itu bisa terjadi? Karena otakmu tidak
lagi digunakan! Yang kedua, karena otakmu mengalami terlampau banyak stres dan kerisauan/
kegalauan! Jadi, ingatan seseorang mundur tidak lain dikarenakan otak tidak dipakai dan penuh
stres! Guru Li bing nán (李炳南) yang telah berumur 97 tahun ketika memberi kuliah apakah
perlu membuka catatan? Tidak perlu! Karena itu, Guru Cài sejak berusia 25 tahun belajar ilmu
dari orang bijak. Ia belajar dengan sungguh hati sehingga bisa memiliki ingatan yang sangat baik.
Beliau sungguh merasakan bahwa dengan memberi kebijaksanaan, beliau dapat meningkatkan
kebijaksanaan dan kepintarannya. Seperti yang diajarkan Maha Guru Mensius, pertama kita
memberikan materi, dan kedua adalah kita memberikan/mengajarkan kebijaksanaan.

Membantu orang dengan membebaskan atau meringankan penderitaan orang, bisa
membuat kita sehat dan umur yang panjang. Mari kita lihat contoh nyata. Seorang wanita
berkewarganegaraan Singapura Xu zhé (许哲) yang telah berumur 106 tahun tidak henti-hentinya
menolong orang agar terbebas dari penderitaan sakit, bahkan dari penderitaan hidup. Beliau
senantiasa proaktif menolong. Walaupun ia sendiri hidup dalam kesederhanaan yang amat
sangat, ia masih senantiasa bersedia membantu orang lain yang membutuhkan. Ibu Xu zhé (许哲)
belajar menjadi perawat baru pada usia 50 tahun. Semangat belajarnya yang luar biasa sungguh

54

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

membuat kagum kita semua. Setiap saat ia membantu orang lain menyelesaikan masalah, untuk
itu apa yang ia peroleh? Kesehatan dan umur yang panjang. Pada usianya yang ke 106 tahun
beliau masih bisa melangkah tegap, juga masih berbicara penuh semangat. Samasekali tidak
terlihat seperti seseorang yang telah berumur diatas 100 tahun.

Jadi, suatu “kebenaran sejati” baru dapat kita verifikasi/konfirmasi melalui pengalaman kita
sendiri, dan dengan demikian keyakinan kita baru dapat dikokohkan. Sebelum Guru Cài pergi ke
Australia, kakeknya saat itu berusia 84 tahun mengalami stroke. Kejadian itu terjadi di tengah
malam. Guru Cài bergegas ke rumah sakit, tetapi dokter berkata karena pasien telah berumur
80-an tahun maka melakukan operasi akan sangat riskan. Kondisi sang kakek saat itu juga sangat
tidak baik karena seluruh pembuluh darah telah tersumbat. Maka dokter menolak melakukan
operasi dan menasehati pihak keluarga agar siap-siap menghadapi hal terburuk. Sang kakek tinggi
dan kurus, sebelumnya tidak terlihat sakit, hanya terkadang merasa pusing. Para paman dan bibi
Guru Cài hanya mengira ia sakit demam biasa. Saat itu ayah Guru Cài terlihat gugup, dan saat
itu pula terlintas dikepala Guru Cài pikiran untuk membantu orang. Membantu orang dengan
membebaskan atau meringankan penderitaan orang bisa mendatangkan berkat kesehatan dan
umur panjang. Guru Cài lalu berkata kepadanya, ”Ayah, saya perlu uang kakek 50,000 Yen untuk
melakukan amal. Uang itu harus uang kakek karena ini mewakili kakek dalam beramal.” Sang ayah
sangat percaya kepada Guru Cài dan memberikan uang yang dimintanya. Setelah menerima uang
itu Guru Cài buru-buru meminta izin kepada kakeknya lalu pergi mendermakannya kepada orang-
orang yang membutuhkan. Keajaiban terjadi, kakek Guru Cài berada di ruang ICU selama 5 hari
saja. Ia sudah dapat dipindahkan ke kamar pasien biasa. Hal seperti ini harus dialami sendiri untuk
dapat dipercaya.

Setelah dipindahkan ke ruang rawat biasa, dokter berkata bahwa pasien yang telah berumur
80 tahun dan mengalami stroke biasanya akan susah untuk pulih dan berjalan lagi. Karena waktu
itu Guru Cài sudah harus berangkat untuk belajar di Australia, ia menemui kakeknya dan berkata,
”Ketika saya kembali dari belajar, saya ingin melihat kakek sudah bisa berjalan.” Sang kakek berjanji
kepadanya dan Guru Cài pun berangkat. Di Australia Guru Cài juga banyak melakukan amal atas
nama kakeknya. Suatu hari setelah melakukan amal Guru Cài menelepon ke rumah. Ibunya berkata
bahwa kakek hari ini sudah bisa berjalan. Jadi banyak “Kebenaran Mutlak”. memerlukan ketulusan
hati untuk menyaksikannya sendiri.  Jelas bahwa kata-kata Para Bijak yang berbunyi “Perbuatan
Amal pasti mendatangkan Berkah " terbukti sudah.  Kata-kata dalam Dì Zi Guī《弟子规》 ”Bila

55

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

orangtua sakit, obat untuk beliau perlu dicicipi terlebih dahulu” harus diartikan lebih luas. Bahwa,
disamping berupaya agar orangtua sembuh dari sakitnya, harus juga diupayakan agar jiwanya
tertolong. Dan bahwa, apabila amal perbuatan seseorang semakin banyak, berkat kesehatan dan
umur panjanglah yang didapatkan.

Dalam Dì Zi Guī《弟子规》 diajarkan bahwa kita harus senantiasa berada di sisi orangtua
kita untuk menjaga mereka. Penafsiran kalimat ini harus disesuaikan dengan kondisi, tidak harus
kaku. Bila kondisi badan kita sendiri sedang tidak fit, kita perlu istirahat. Jadi, ajaran Dì Zi Guī《
弟子规》 itu tidak berarti kita tidak boleh istirahat dan harus 24 jam berada di sisi orangtua.
Yang dimaksudkan disini adalah kita harus memastikan ada yang merawat mereka. Bila kita
sendiri sedang berhalangan kita harus memastikan ada orang lain yang menggantikan kita untuk
menjaga orangtua kita. Orang lain bisa saudara kita atau anggota keluarga yang lain ataupun
perawat pribadi. Tetapi kita harus senantiasa memberi perhatian. Jangan karena orang lain sudah
menggantikan kita untuk menjaga, kita lalu tidak perlu peduli. Itu salah. Tanggung jawab tetap ada
pada kita sebagai anak. Tetapi kita boleh menyesuaikan dengan keadaan dalam hal pengaturan
tenaga yang menjaga orang tua kita.
 
Ada ayat dalam Di Zi Gui yang berbunyi: “Sang San Nian, Chang Bei Ye” yang arti harfiahnya
adalah “Berkabung 3 tahun bila orangtua menutup mata, diiringi dengan rasa duka mendalam”.
Dalam kitab suci “Xiao Jing” terdapat sebuah bait ajaran yang sangat penting, yang berbunyi
“Dengan hati penuh rasa hormat, dengan hati penuh rasa ingin membahagiakan orangtua, kita
merawat kedua orangtua kita”. “Saat mengurus pemakaman orangtua harus dilakukan dengan
hati penuh kerinduan akan budi luhur orangtua. Bersembahyang harus dengan khidmat dan
hening, seraya mengenang semua pendidikan serta kebaikan yang telah kita terima dari almahum
orangtua”. Seorang cendikiawan Tiongkok kuno, Ou Yang Xiu, mengutarakan sekalimat kata-
kata mutiara: “Seberapa mewah engkau menyembahyangi arwah orangtuamu, masih lebih baik
engkau merawat orangtuamu kala mereka masih hidup dengan baik.” Tatkala orangtua masih
hidup, engkau menyia-nyiakan mereka, saat wafat, engkau menghamburkan banyak uang, demi
suatu upacara pemakaman yang mewah. Hal ini sungguh memalukan! Maka, disaat orangtua kita
sekarang masih sehat, kita harus bisa menghargai masa-masa bersama, rawatlah mereka dengan
baik. Supaya ketika orangtua berpulang, kita tidak penasaran, kita tidak menyesal, karena kita
telah melakukan yang terbaik bagi mereka.

56

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Zaman dahulu ada pepatah yang mengatakan “Daun-daun dipucuk pohon ingin diam tak
bergoyang, namun angin tidak berhenti meniup, sang anak ingin berbakti dan merawat orangtua,
namun sayang orangtua telah dipanggil oleh Yang Kuasa”. Penyesalan seperti ini semoga tidak perlu
kita alami. Dengan telah berpulangnya orangtuamu, apakah engkau masih dapat menunaikan rasa
baktimu kepada orangtua? Jawabannya: Tentu saja dapat! Apabila engkau berupaya sekuat tenaga
dan sepenuh hati. “Bersikap dan berperilaku serta berakhlak mulia, menegakkan nama harum dan
kehormatan bagi generasi berikutnya”. Semua ini dilakukan untuk dapat disaksikan oleh arwah
orangtua dari jauh! Demikian pula kita dapat berupaya sekuat tenaga mendidik baik-baik anak
kita agar di kemudian hari mereka juga bisa berbakti. Dan agar amal baik ini juga bisa dilanjutkan
turun temurun, dari satu generasi ke generasi yang lain. Untuk itu pemakaman orangtua sebaiknya
mengikuti keinginan dan adat istiadat yang dipercayai mereka. Dan prosesi pemakaman supaya
dilakukan dengan khidmat dan diikuti seluruh anggota keluarga yang mengenang sumbangsih
orangtua kita terhadap keluarga besar. Juga melalui upacara pemakaman disampaikan harapan-
harapan orangtua kita terhadap keluarga besar.

Berkabung tiga tahun merupakan adat kebiasaan zaman dahulu. Banyak yang salah
menafsirkan arti perkabungan ini. Ada yang mengira mereka harus menangis selama tiga tahun,
dan mereka merasa berat untuk melakukan hal ini. Maksud para orang bijak zaman dahulu adalah
kita sebagai anak yang hidup bersama orangtua puluhan tahun mengalami bahwa dalam sekejap
mereka meninggalkan kita untuk selamanya. Karena hubungan orangtua dan anak yang begitu
erat, ketika kita teringat orangtua kita maka kita bisa menitikan air mata. Tetapi arti yang lebih
cocok dengan kondisi kita saat ini adalah ketika kita sedang berkabung, kita jangan melakukan
hal-hal yang seolah-olah kita sedang bergembira ria. Itu akan menunjukkan kita sama sekali tidak
merasa kehilangan dan sangat tidak berbakti. Bila ada peristiwa duka terjadi di rumah, maka kita
akan membatasi diri menghadiri undangan pesta, kita akan membatasi diri pergi berlibur atau
melakukan hal-hal yang biasa kita lakukan ketika kita sedang tidak berduka. Janganlah berpesta
pora minumanan keras dan berpesta makan-makan.

Setiap tahun pada hari kematian orangtua, hendaknya kita sebagai anak meluangkan waktu
untuk berkumpul, melakukan upacara sesuai dengan agama masing-masing untuk kembali
mengenang jasa orangtua kita dan mengenang masa-masa yang kita lewatkan bersama mereka.
Ini juga untuk mengingatkan kita bahwa tanpa orangtua kita tidak akan pernah eksis saat ini.
Juga, upacara mengenang kematian orangtua juga penting untuk senantiasa mengingatkan kita

57

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

agar memiliki hati yang berterima kasih. Peringatan setiap tahun tidak perlu dirayakan secara
besar-besaran. Yang perlu adalah konsisten dalam melakukan hal tersebut. Ini kita lakukan untuk
mendidik anak cucu kita agar mereka juga bisa berbakti kepada orangtua dan leluhur.

Ada sebuah cerita tentang seorang ayah yang berbakti. Setelah orangtuanya meninggal, setiap
tahun ayah ini pasti pergi ke makam orangtuanya untuk membersihkan makam. Anaknya melihat
apa yang dilakukan ayahnya. Suatu hari di sekolah, guru membagikan anak-anak permen yang
sangat enak. Anak itu tidak langsung memakan permen itu tetapi membawanya pulang ke rumah
dan memberikannya kepada ayahnya. Sang ayah terharu dan bertanya, ”Mengapa kamu tidak
makan? Permen ini enak sekali.” Anak itu menjawab, ”Ayah selalu memberikan yang terbaik untuk
kakek dan nenek. Sampai ketika mereka sudah meninggalpun ayah masih melakukan upacara
mengenang mereka. Ketika saya mempunyai yang terbaik saya juga mau memberikannya kepada
ayah.” Ini adalah contoh bagaimana kita sebagai orangtua menjadi panutan bagi anak kita. Jangan
menganggap remeh anak kecil, mereka belajar dengan sangat cepat dan mereka mengerti dengan
hanya melihat.

Janganlah ada perbedaan dalam cara kita melayani orangtua kita baik pada saat semasa
mereka hidup maupun ketika mereka sudah pergi selamanya. Didikan serta kasih sayang mereka
kepada kita tidak akan berubah baik ketika mereka hidup maupun ketika mereka sudah meninggal.
Karena itu sebagai anak, upaya kita harus berlipat dalam menyayangi dan menjaga ajaran orangtua
almarhum.

Apa yang paling penting dalam mendidik anak? Pertama adalah menjadikan diri kita sendiri
sebagai contoh. Kedua adalah orangtua bekerjasama dengan guru dalam mendidik anak. Guru
disekolah memberi pelajaran tentang berbakti, orangtua di rumah juga mendidik hal yang
sama sehingga anak dapat dengan sangat cepat mengerti. Di kota Shēn zhèn TK tempat Guru
Cài mengajar, para orangtua murid setiap minggu diberi pelajaran tentang ajaran Dì Zǐ Guī《弟
子规》. Di tempat ini guru dan para orangtua murid bekerja sama dengan baik, dan anak juga
tumbuh berkembang dengan cepat. Orangtua murid dan guru paling berpengaruh dalam hidup
anak. Sering kita lihat anak sebelum sekolah bilang, “Papa saya bilang atau mama saya bilang.”
Setelah sekolah, anak mulai bilang, ”Kata guru saya ……”

58

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Kemudian suami dan istri harus bekerja sama. Bila guru hanya mengajarkan sedikit, itu tidak
apa-apa karena memang waktu anak bersama dengan guru terbatas. Dalam mendidik anak, suami
dan istri dapat bekerja sama. Ada hal-hal yang agak sulit disampaikan oleh ibu dapat lebih mudah
disampaikan oleh ayah. Misalnya, tidak mungkin seorang ibu dapat langsung berkata kepada
anaknya, ”Ibu bersusah payah melahirkanmu, karena itu kamu harus berbakti kepada ibu.” Hal
seperti ini dapat dilakukan oleh ayah. Ayah dapat mengingatkan anaknya betapa mulianya sang
ibu yang melahirkanmya dengan susah payah. Sang ayah dapat berkata, ”Anakku, kamu boleh
tidak berbakti terhadap ayah tetapi tidak boleh tidak berbakti kepada ibumu karena ibumu telah
melahirkan kamu dengan susah payah.” Dengan demikian sang anak baru dapat mengerti betapa
beruntung dirinya.

Sebaliknya, ibu dapat mengingatkan sang anak untuk berbakti kepada ayahnya. Ibu dapat
menjelaskan kepada anaknya alasan sang ayah selalu pulang malam, yaitu bekerja mencari uang
agar ia mendapat pendidikan yang lebih baik. Jangan menjatuhkan nama baik suami di depan
anak, karena itu dapat membuat sang anak tidak menghormati ayahnya. Bila ada perbedaaan
pendapat antara suami dan istri, janganlah bercekcok di depan anak. Karena itu akan membuat
anak bingung harus memihak kepada siapa. Bila kita sebagai ibu sering memuji kelebihan suami
kita di depan anak, anak akan merasa sangat bangga pada ayahnya.

Dalam keluarga, cara mengajar anak harus sama. Karena jika sampai ada perbedaan prinsip,
anak akan bingung harus mengikuti siapa? Ayah atau ibu? Guru Cài bercerita tentang seorang
ibu yang mendidik anaknya dengan ajaran Dì Zǐ Guī《弟子规》. Ibu itu bercerita kepada Guru
Cai bagaimana ia secara diam-diam mengajari anaknya yang masih kecil tanpa memberitahukan
hal ini kepada siapapun di rumah. Suatu hari anak ini ingin membuka sebuah kotak di kamar
sang kakek. Anak itu menemui kakeknya di kamarnya lalu berkata, ”Kakek, apakah saya boleh
membuka kotak ini?” Sang kakek terharu, anak yang masih kecil begitu mengerti sopan santun.
Sang kakek kemudian bertanya, ”Siapa yang mengajari kamu?” Anak tersebut menjawab, ”Mama
yang mengajari saya.” Kakek sangat senang mendengar hal itu. Pada malam hari ia memberitahu
hal ini kepada anaknya. Kemudian menasihati anaknya untuk bekerja sama dengan menantunya
dalam hal mendidik cucunya. Keluarga tersebut kemudian mempunyai suatu kebiasaan setiap
pagi mendengar ceramah tentang ajaran Dì Zi Guī《弟子规》.

59

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Guru Cài menutup pelajaran hari ini dengan mengingatkan kita semua bahwa kita harus
membantu orang lain. Setelah membantu orang lain barulah orang lain membantu kita. Karena
ketulusan hati kita maka orang-orang di sekitar kita secara perlahan akan mengakui kehadiran kita
dan menerima kita. Kita pun menjadi bagian dari lingkungan kebersamaan mereka. (*)

60

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XVI

PERLAKUAN SETARA & ADIL; BERPERILAKU HORMAT,
SOPAN & BERTATAKRAMA, ADALAH DASAR BAGI
KEDAMAIAN & KEHARMONISAN SELURUH UMAT


Menurut Maha Guru Confusius, bila kita rajin mencari ilmu maka apa yang kita dapatkan
tidak akan jauh dari wisdom dan kebajikan. Bila kita mempraktekkan ajaran orang bijak, kita akan
merasakan apa yang dirasakan oleh para bijak dan apa yang dibutuhkan oleh orang banyak.
Bila kita bisa menyadari kesalahan kita sendiri lalu memperbaiki kesalahan tersebut, dan dapat
menanggalkan beban pikiran serta kebiasaan buruk kita, semua itu akan membuat kita menjadi
pemberani.

Guru Cài bercerita tentang ayahnya yang ketika berusia 50 tahun diajak teman-teman
sekantornya mengikuti ujian tentang surat-surat berharga. Bersama dengan teman-teman
kantornya yang jauh lebih muda itu sang ayah ikut dalam ujian itu. Sang ayah termasuk yang
paling tua usianya. Di malam hari sebelum ujian ia belajar sungguh-sungguh. Hasil ujian, hanya
satu orang yang lulus dan ia adalah ayah Guru Cài. Sebagai anak, Guru Cài merasa sangat bangga
dan termotivasi untuk belajar lebih giat karena ia sangat terkesan oleh keberhasilan ayahnya
dalam ujian. Jadi, apabila kita sebagai orangtua menunjukkan minat belajar kita yang kuat, maka
seisi keluarga kita akan tertular dan termotivasi untuk lebih giat lagi menuntut ilmu.

Kita mulai dengan bab II dari Di Zi Gui yang berbunyi: “Chu Ze Ti”. “Chu” berarti keluar dari
rumah, “Ti” berarti kakak mengayomi adik, adik menghormati kakak. “Ti” mengandung arti suatu
sikap hormat terhadap para tetua/senior. Dengan kata lain “Chu Ze Ti” berarti bila keluar rumah
dan masuk kedalam pergaulan antara sesama manusia, sikap dan perilaku “Ti” harus diterapkan.
Mereka yang didalam keluarganya menerapkan “Ti” yakni antara kakak adik terjalin hubungan
kasih sayang dan hormat menghormati yang mendalam, dapat dipastikan mereka akan bersikap
sama terhadap kawan-kawan serta rekan-rekan pergaulannya.

61

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Bila kita mendapat kasih sayang dari saudara kita di rumah, ketika berada diluar rumah kita
juga dapat menyayangi orang lain. Sebaliknya, bila kita sering cekcok dengan saudara di rumah
maka ketika berada diluar kita juga akan susah membina hubungan dengan orang. Bila kita ingin
mengenal sifat asli seseorang, kita dapat menyimaknya dengan melihat perilaku mereka di rumah.
Karena semua sifat dan kebiasaan itu terbentuk di rumah.

Pendidikan keluarga di rumah sangat penting! Definisi “Keluarga bahagia dan harmonis”
sering disalah-artikan sebagai keluarga kaya. Ini pengertian yang salah! Pengertian yang benar
adalah keluarga yang menekankan Pendidikan Keluarga. Keluarga yang menjalankan kebajikan!
Perilaku bajik barulah merupakan modal dasar suatu keluarga dan negara! Dan mutlak bukan
“Kekayaan.”

Dalam kitab Xiào jīng 《孝经》terdapat sebuah ajaran yang maha penting yang berbunyi:
Mendidik rakyat untuk mengasihi sesama dan peduli kepada sesama tidak ada cara yang lebih
baik selain mengajar rakyat berbakti kepada orangtua. “Mendidik rakyat bersikap dan berperilaku
sopan dan hormat terhadap sesama, tidak ada cara yang lebih baik selain memberi pendidikan
“Kasih sayang dan saling menghormati antara saudara kandung”. Jadi ajaran “Ti” juga mencakup
ajaran tentang sopan santun dan Tatakrama. Confusius pernah berkata: “Mereka yang tidak kenal
tatakrama dan sopan santun tidak layak diterima di tengah kehidupan bermasyarakat.”

Sejak kecil Guru Cài mempunyai suatu kebiasaan yaitu ketika terdengar suara orang yang
lebih tua berkunjung ke rumah, ia akan meninggalkan apa pun yang sedang dikerjakannya. Ia akan
berlari menyambut orang itu dan memberi salam hormat. Keramahan serta sopan santun seorang
anak akan membuat orangtua suka terhadapnya, dan ini juga akan memberikan kepuasan kepada
sang anak sendiri. Ketika seseorang sedang berbuat kebajikan, sebenarnya saat itu juga terpancar
kepuasan dari dalam hatinya. Bila sejak kecil kita memiliki sikap sopan santun dan tatakrama, kita
akan dipertemukan dengan penolong kita. Ia akan membuat perjalanan hidup kita lancar dan
sukses.

Dalam sebuah sesi konsultasi dengan para orangtua murid, Guru Cài berkata, ”Apakah
anak Anda dikemudian hari akan bertemu dengan penolong mereka, sebenarnya ditentukan
dari sekarang.” Guru Cài melihat semua mata para orangtua terbelalak. Mereka sangat realistis
sehingga mereka sangat serius menyimak apa yang disampaikan oleh Guru Cài. Bila anak sejak

62

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

kecil bersikap sangat sopan maka sampai dimana pun mereka berada mereka pasti disukai orang-
orang di sekitarnya. Sebaliknya, bila anak tidak memiliki sopan santun, ia tidak hanya tidak akan
bertemu dengan penolong dan tidak akan menerima uluran tangan orang lain, bahkan tutur
bahasa serta perilakunya yang tidak sopan akan menjauhkan dia dari banyak bantuan orang lain.
Ia akan menemui banyak kendala dalam hidupnya. Mungkin anak ini akan merasa aneh, mengapa
orang-orang seakan tidak menyukainya. Ia tidak tahu persis alasannya. Karena itu sopan santun
dan tatakrama sangatlah penting!

Bila kita merasa sopan santun dan tatakrama sangat penting, kapankah kita mengajarkan hal
itu kepada anak kita? Seringkali kita sebagai orangtua paham bahwa sopan santun anak penting,
tetapi kita tetap lebih mementingkan hasil ujian di sekolah. Sopan santun harus diajarkan kepada
anak sedini mungkin. Bila ditunda anak yang bertumbuh besar akan terlanjur memiliki kebiasaan
yang susah diubah. Guru Cài menyampaikan ceramah kepada para pendengar yang berstatus
orangtua agar sungguh-sungguh memperhatikan perilaku bajik sang anak. Perilaku bajik amat
sangat penting bagi perjalanan hidup sang anak! Yakinlah bahwa seorang anak yang berperilaku
bajik kelak akan memperoleh banyak berkat serta pertolongan dari banyak orang di masyarakat!

Guru Cài bercerita tentang pengalamannya mendaki Tembok China. Di sana ada sebuah pintu
yang hanya bisa dilewati secara bergantian dari dua sisi tembok. Tetapi di sana banyak orang yang
tidak memiliki tatakrama sehingga yang terjadi adalah kemacetan. Semua orang saling mendorong
untuk masuk dan keluar. Melihat situasi seperti ini guru-guru yang datang bersama dengan Guru
Cài memutuskan untuk mengatur alur keluar masuk orang-orang agar tidak terjadi kemacetan.
Dalam beberapa situasi seperti ini terkadang kita harus maju kedepan untuk menyelesaikan
masalah yang ada. Bila kita biarkan masalah itu sampai lama, ketika kita ingin menyelesaikannya,
kita tidak mampu lagi. Akhirnya, berkat upaya para guru itu, jalan keluar masuk tersebut kembali
lancar. Bila tidak ada sopan santun antara sesama, egoisme akan timbul, dan konflik bisa terjadi.

Kebetulan Guru Cài memberi ceramah selama 5 hari di kota Háng Zhōu Gunung Tiān Mù.
Ketika berada di atas gunung, dua bus mendekat. Bus yang ditumpangi Guru Cài berhenti untuk
memberi jalan bagi bus itu. Bus itu pun lewat, orang-orang yang duduk diatas bus melihat kearah
bus yang ditumpangi Guru Cài dan teman-temannya sambil tersenyum ramah dan melambaikan
tangan. Bus Guru Cài masih menunggu bus kedua untuk lewat. Akan tetapi bus kedua sama sekali
tidak bergerak. Supir bus Guru Cài meminta seseorang untuk bertanya kepada mereka, mengapa

63

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

tidak jalan walaupun sudah diberi jalan. Ternyata mereka sedang memberi jalan kepada bus yang
ditumpangi Guru Cài. Penumpang di kedua bus saling tersenyum. Ketika sesama manusia saling
menghormati, sungguh terasa nyaman. Sebelum Guru Cai dan teman-temannya naik gunung
mereka telah merasakan keramahan penduduk di sana. Dalam kehidupan kita, setiap saat kita
dapat merasakan bahwa sikap sopan santun dan kesediaan mengalah, akan membuat jalan hidup
manusia berjalan lancar, dan tidak terjadi konflik. Maka mulailah dari rumah tangga kita, kita bina
cinta kasih dengan sesama dan menerapkan tata krama.

“Hubungan kakak-adik hendaknya rukun dan harmonis. Dalam hidup bermasyarakat janganlah
selalu mementingkan materi. Bila kita bersikap sopan dan baik, serta bisa menahan diri dan penuh
toleransi dalam berkata-kata maka amarah dan dendam akan lenyap dengan sendirinya dalam
hidup kita.” 【Xiōng dào you兄道友。Dì dào gōng弟道恭。Xiōngdì mù兄弟睦。Xiào zài zhōng
孝在中。Cáiwù qīng财物轻。Yuàn hé shēng怨何生。Yányu rěn言语忍。Fèn zì min忿自泯。】.
Kakak/adik dilahirkan dari ayah dan ibu yang sama. Sangat mungkin mereka akan menemani kita
paling lama dalam menjalani hidup kita.

Maka Bikkhu FA ZHAO pernah menciptakan sebuah syair yang melukiskan keakraban antara
saudara kandung. Syair itu berbunyi: “Saudara kandung adalah bagaikan dahan-dahan yang
tumbuh dari sebuah pohon yang sama, tutur kata antara kalian jangan saling menyinggung
perasaan, setiap kali bertemu terkesan bertambah tua, entah berapa lama lagi kita bisa hidup
bersama sebagai saudara, bila saudara tinggal dibawah satu atap, maka bersikap saling toleran
adalah yang menenteramkan, janganlah timbul cekcok karena hal-hal sepele. Di depan mata ada
kakak adik yang sudah berumah tangga dan melahirkan putera-puteri, yang kemudian terjalin
pula hubungan saudara antara mereka semua. Maka lakukan perbuatan terpuji untuk dijadikan
teladan bagi anak cucu”.

Kakak dan adik ibarat dahan-dahan yang tumbuh pada sebuah pohon yang sama. Komunikasi
lisan dalam keluarga sangatlah penting, tutur kata harus lemah lembut dan penuh damai. Jangan
gunakan kata-kata kasar dan bernada menyerang. Konflik antara manusia satu dengan yang lain
sering kali disebabkan oleh tutur bahasa yang menyakitkan.

Sesungguhnya, ketika usia kita mencapai 30 atau 40 tahun, setiap kali bertemu dengan
saudara akan terkesan bahwa saudara kita bertambah tua. Ini berarti perjalanan hidup kita makin

64

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

mendekati akhir, sehingga makin menebalkan rasa sayang antara saudara dalam menjalani sisa
hidup. Bagi saudara yang tinggal bersama dibawah satu atap, bersikaplah saling mengalah dan
saling toleran. Jangan karena hal sepele timbul cekcok antara saudara. Didepan mata, saudara-
saudara sudah dan akan berumah tangga dan melahirkan anak-anak yang masing-masing akan
mempunyai saudara-saudaranya sendiri. Kita sebagai generasi tua harus memberi teladan dengan
perilaku sayang dan saling hormat. Dengan demikian kita bisa memberi teladan bagi anak cucu
kita.

Guru Cài teringat akan Guru Yáng shū fēn (杨淑芬) yang membenarkan bahwa hubungan
kakak beradik itu sama seperti cabang yang tumbuh pada pohon yang satu dan sama. Guru Yáng
shū fēn (杨淑芬) ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Guru Yáng paham betul bahwa hanya
dengan anak dan cucu yang berbakti, anak dan cucu yang perilaku bajiknya berkembang baik,
kedua orangtuanya dapat dibuatnya sangat berbahagia. Berkat kemuliaan hatinya yang ingin
membuat pohon besar itu bertumbuh semakin besar dan semakin subur. Guru Yáng shū fēn (杨淑
芬) sejak usia sangat muda sudah mulai mengajarkan ajaran para bijak kepada para keponakannya.
Keponakannya semuanya berjumlah 18 orang. Sejak dididik oleh Guru Yáng shū fēn (杨淑芬)
mereka semua tumbuh sukses. Ada beberapa yang menjadi guru dan ada yang menjadi dokter.

Sesungguhnya, agar sebuah keluarga besar dapat bertumbuh sejahtera dan bahagia, para
tetua dalam keluarga harus memberi teladan, harus dengan kesungguhan hati berkorban. Jadi,
pengertian “Kakak mengayomi, adik hormat dan sayang”, tidak berlaku pada satu generasi saja,
melainkan perlu diwarisi oleh generasi-generasi berikutnya. Guru Yáng shū fēn (杨淑芬) sendiri
tidak mempunyai anak. Tetapi pada Hari Ibu semua keponakannya berkumpul di rumahnya untuk
merayakan Hari Ibu bersamanya. Guru Cài pernah tinggal di rumah Guru Yáng shū fēn (杨淑芬)
selama setengah tahun, dan ia melihat sendiri betapa ramainya rumah keluarga Guru Yáng shū
fēn (杨淑芬) pada acara-acara keluarga. Semua keponakannya sangat berbakti kepadanya.

Guru Cài mempunyai kakak angkat yang tinggal di Tái zhōng (台中). Hubungan kakak angkat
dengan saudara-saudaranya juga sangat sangat baik. Pada hari Sabtu dan Minggu, begitu ada
waktu luang, tanpa harus saling mengajak, mereka semua pasti berkumpul dan menemani sang
ibu di rumah. Ayah mereka meninggal dunia pada usia muda, dan sang ibu kemudian ditemani
oleh anak-anaknya. Beberapa tahun lalu sang ibu juga meninggal dunia. Guru Cài hadir pada
upacara pemakamannya. Saat itu Guru Cài sangat terharu melihat hubungan yang sangat sangat

65

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

baik dan harmonis antara sepupu di keluarga kakak angkat Guru Cài. Hubungan kakak-adik mereka
yang sangat erat menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka sendiri. Mereka telah memberi
contoh yang baik. Sang kakak angkat memberitahu Guru Cài bahwa ia telah merelakan kepergian
sang ibu karena selama 10 tahun terakhir ia telah menolak semua acara menjamu teman agar
selalu pulang tepat waktu untuk menemani ibunya. Karena itu setelah sang ibu pergi ia merasa
ikhlas karena telah melakukan yang terbaik dalam hidupnya. Untuk melayani ibunya dan merasa
telah melakukan hal yang benar dan memberi contoh baik bagi keturunan berikutnya.

Di zaman dahulu juga ada cerita mengharukan tentang hubungan kakak-adik. Pada zaman
Dinasti Jìn (晋朝) hidup seorang anak yang bernama Yu gun (庾衮). Suatu ketika desa mereka
diserang wabah penyakit. Beberapa saudaranya meninggal karena wabah itu. Masih ada seorang
saudaranya yang berbaring sakit di ranjang. Semua anggota keluarga yang lebih tua memutuskan
untuk membawa anak-anak keluar dari desa itu. Mereka mengajak Yu gun (庾衮) ikut pergi.
Tetapi Yu gun (庾衮) tidak mau meninggalkan kakaknya yang sedang berbaring sakit. Anggota
keluarga yang lebih tua tersebut menasihatinya bahwa keadaan sudah sangat berbahaya maka
ia harus ikut keluar dari desa. Tetapi Yu gun (庾衮) berkata bahwa sejak lahir ia tidak pernah
takut pada penyakit. Dan minta tinggalkan dia di desa saja. Karena tidak berhasil membujuknya
mereka pun meninggalkan Yu gun (庾衮). Anak yang masih begitu muda itu setiap hari merawat
kakaknya, memasak obat-obatan untuk diminum sang kakak. Ketika malam tiba Yu gun (庾衮)
sering menangis dengan sangat sedih didepan altar kakak-kakaknya yang telah meninggal dunia.
Karena cinta kasihnya pada kakaknya yang terbaring sakit itu kakaknya secara perlahan sembuh
dari sakitnya. Mengapa penyakit ini bisa sembuh? Karena perhatian dari sang adik yang begitu
besar membuat daya tahan tubuh sang kakak bertambah kuat. Hati yang murni dapat menawar
racun. Setelah sang kakak sembuh, para keluarga yang tua dan kedua orangtuanya pun kembali
dan merasa sangat bangga dan gembira.

Dari cerita Yu gun (庾衮) ini dapat kita petik pelajaran yang sangat berharga. Walau usia
Yu gun (庾衮) masih begitu muda, tapi karena sebelumnya ia telah mendapat didikan kitab suci
dan ajaran para bijak. Maka sejalan dengan pandangan serta nilai-nilai hidup yang dianutnya,
ia merasa ada hal yang lebih penting dari nyawa yaitu moralitas. Sebab dalam isi hati para bijak,
moralitas bisa menang melawan kematian. Ajaran-ajaran yang mengalir dari isi hati para bijak
selama berabad-abad telah meninggalkan begitu banyak kisah heroik yang mengharukan, yaitu
kisah tentang kasih sayang antara saudara. Demikianlah kisah tentang sikap Yu Gun dari zaman

66

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Dinasty Jin terhadap kakaknya. Kisah tentang tali persaudaraan yang memenangkan nyawa
seorang kakak.

Pada zaman Dinasti Táng (唐朝) hidup seorang pejabat tinggi bernama Li jī (李绩). Marganya
sebenarnya bukan Li (李) tetapi Xú (徐), tetapi karena ia sangat berjasa kepada kerajaan, kaisar Li
shì mín (李世民) menganugrahinya nama Li jī (李绩). Suatu hari Li jī (李绩) jatuh sakit dan tabib
mengatakan butuh beberapa helai jenggot orang untuk meramu obat untuknya. Mendengar hal
itu kaisar Li shì mín (李世民) langsung memotong jenggotnya lalu memberikannya kepada tabib
untuk dijadikan obat. Li jī (李绩) sangat terharu mendengar hal ini. Ia segera berlutut di hadapan
kaisar untuk berterima kasih atas kebaikan kaisar padanya. Li jī (李绩) selain pejabat yang setia
juga orang yang berbakti, dan tentu saja menyayangi saudara-saudaranya.

Usia Li jī (李绩) sudah cukup tua pada waktu itu. Ia mempunyai seorang kakak perempuan,
dan kebetulan sang kakak jatuh sakit. Maka Li jī (李绩) menjenguknya. Ia melihat kakaknya
sedang memasak bubur, maka ia tergerak membantunya memasak dan meminta para pembantu
meninggalkan dapur. Di zaman itu para pejabat pada umumnya mempunyai jenggot panjang.
Ketika Li jī (李绩) sedang memasak bubur, angin yang cukup kencang menyebabkan api menyambar
jenggotnya. Buru-buru api dipadamkan. Sang kakak yang melihat hal itu langsung menegor
adiknya, ”Adikku, mengapa kamu memaksa untuk memasak? Di rumah kan banyak pembantu
yang bisa kamu suruh, tidak perlu kamu bersusah payah begitu.” Li jī (李绩) menjawab, ”Kakak,
usiaku sudah tua. Saya tidak tahu berapa lama lagi bisa melayanimu.” Ketika sedang memasak
sebenarnya hati Li jī (李绩) dipenui rasa terima kasih kepada kakaknya yang telah mengawal dan
menjaganya tumbuh besar. Jasa ini senantiasa terkenang di hatinya.

Guru Cài merasa dirinya sungguh beruntung karena mempunyai dua kakak perempuan
yang sangat memperhatikannya. Guru Cài kebetulan satu perguruan tinggi dengan kakaknya
pertamanya. Saat itu Guru Cài sedang sakit dan harus minum obat China yang harus dimasak dari
satu baskom besar menjadi satu mangkok kecil. Waktu itu Guru Cài duduk di perguruan tinggi
tahun pertama dan tinggal di asrama. Di asrama orang tidak boleh memasak obat China karena
bau obat China mengganggu orang lain. Karena itu sang kakak yang tinggal diluar asrama setiap
hari memasak obat ini dua kali, pagi dan sore. Asrama Guru Cài sangat jauh, karena itu kakaknya
harus berjalan jauh sehari dua kali untuk mengantarkan obat kepada Guru Cài. Perhatian yang
begitu besar dari sang kakak membuat Guru Cài sangat terharu. Karena itu juga hubungan

67

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

antara kakak dan adik menjadi sangat erat. Hubungan kakak-adik yang sangat erat juga membuat
orangtua bahagia. Tepat sekali apa yang tertera dalam Di Zi Gui: “Keakraban kakak-adik adalah
wujud dari bakti kepada orangtua”. Harapan orangtua pada usia senja adalah melihat anak-anak
saling menyayangi. Hal ini sudah cukup untuk membuat hati mereka tenang.

Pada zaman Dinasti Sòng (宋朝) ada seorang terpelajar yang bernama Chén fang (陈昉).
Chén fang (陈昉) tinggal bersama seluruh anak cucunya, semuanya dari 13 keturunan. Didalam
rumah Chén fang (陈昉) ada sekitar 700 orang. Mereka semua sangat menghormati dan mentaati
didikan para leluhur. Karena itu mereka tidak tinggal terpisah satu dari yang lain. Keluarga itu
juga tidak mempekerjakan pembantu karena semua pekerjaan rumah dikerjakan sendiri. Ketika
saat makan tiba, 700 orang itu berkumpul, dan acara makan baru dimulai kalau semua sudah
hadir. Mereka juga memelihara sekitar 100 ekor anjing. Anjing-anjing itu juga dididik dengan cara
yang sama, yaitu pada waktu makan mereka akan menunggu sampai semua anjing tiba. Kalau
sudah lengkap, barulah mereka mulai makan. Raja yang mendengar cerita ini sangat bangga
pada keluarga Chén fang (陈昉) . Sebagai penghargaan raja memberi mereka kebebasan untuk
tidak membayar pajak kepada raja. Chén fang (陈昉) mendidik anak cucunya yang masih muda,
membiasakan diri bekerja. Dengan demikian sang anak cucu menyadari beratnya kerja dan
besarnya pengorbanan orangtua untuk mereka. Kesadaran ini menumbuhkan rasa terimakasih
kepada orangtua mereka.

Bila sejak kecil anak tidak dibiasakan bekerja, ketika tumbuh dewasa mereka akan menjadi
malas dan terbiasa hidup mewah. Pada gilirannya hidupnya akan bergantung pada orang lain.
Anak-anak seperti ini tidak memiliki rasa terimakasih kepada orangtua. Karena tidak dibiasakan
bekerja sejak usia dini, timbullah begitu banyak kebiasaan buruk! Karena itu semua orangtua
yang bijak harus mulai mendisiplinkan anak-anak sedini mungkin. Mereka harus berkeras hati
mempertahankan didikan keluarga yang benar.

Ada seorang pejabat tinggi dari etnis Han yang hidup di zaman Dinasti Qīng (清朝) bernama
Céng guó fān (曾国藩). Ia menjabat sebagai gubernur atas empat propinsi. Dengan posisinya yang
begitu tinggi, ia tetap memberlakukan peraturan keluarga dirumah tangganya. Semua anaknya
harus melakukan pekerjaan rumah sendiri. Karena itu semua keturunannya sukses di bidang
masing-masing. Bahkan setelah seratus tahun lamanya salah salah seorang keturunannya di
Taiwan yang bernama Céng shì qiáng (曾仕强) juga sangat sukses. Ia sering diundang ke berbagai

68

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

daerah untuk memberi ceramah. Dari cerita ini dapat kita lihat betapa pentingnya didikan keluarga
dan pengaruhnya atas masa depan keturunan kita.

Ketika seseorang sangat kaya dan memiliki kekuasaan yang sangat besar namun tidak memiliki
prinsip hidup dan pendidikan keluarga yang benar, setelah beberapa generasi keluarganya bisa
mengalami keruntuhan.

Apabila kita meneliti betapa berjayanya keturunan-keturunan dari LIN ZE XU, CENG GUO FAN
dan FAN ZHONG YAN, kita akan sadar bahwa seluruh kejayaan mereka disebabkan oleh peraturan
keluarga serta didikan keluarga yang mereka bangun dengan bijak dan penuh disiplin. Dan kita
amati lagi, kejayaan keluarga-keluarga yang runtuh dalam kurun waktu 2 atau 3 keturunan saja,
dan kebanyakan dari mereka adalah keluarga pedagang kaya yang miskin kebajikan! Kejayaan
mereka berakhir karena mereka merasa dengan kekayaannya mereka bisa berbuat apa saja.
Mereka umumnya memandang rendah kaum terpelajar karena merasa mereka bisa memperoleh
harta berlimpah tanpa harus menempuh pendidikan tinggi-tinggi. Sikap dan perilakunya yang
congkak dan tidak bermoral akan diwarisi sepenuhnya oleh anak cucunya! Tidak heran tidak
sampai 3 turunan harta keluarga akan ludes!

Guru Cài memperkenalkan sebuah buku bagus yang berjudul “Bao Fù Fa” 《保富法》. Buku
ini membahas cara melanggengkan harta kekayaan kepada anak cucu! Bila Anda sendiri berhasil
mempertahankan harta, itu bukanlah sebuah hal yang dapat dibanggakan. Apakah Anda dapat
membawa serta kekayaan itu ketika Anda meninggal? Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana
anak cucu kita bisa benar-benar langgeng memiliki harta yang diwarisi dan sekaligus memiliki
“wisdom“. Apabila Anda sungguh-sungguh dapat melakukan hal ini, barulah Anda dapat disebut
bijaksana!

Ada cerita tentang pengusaha kaya dari marga Zhōu (周). Ia memiliki beberapa bank. Suatu
ketika terjadi bencana banjir di salah satu kota dimana terdapat kantor cabang bank pengusaha
ini. Manajer kantor cabang itu dengan prakarsa sendiri memberi bantuan dari kantor kepada kota
itu. Nilai bantuan tidak seberapa dibandingkan dengan skala pendapatan bank itu. Tetapi ketika
hal tersebut diketahui oleh bos Zhou tersebut, ia marah besar. Karena prinsip dari pengusaha ini
adalah uang yang masuk ke kantongnya tidak boleh keluar lagi. Dengan kata lain “menumpuk
kekayaan” .

69

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Apa yang akan terjadi bila kita menumpuk kekayaan dengan cara seperti itu? Merusak moral
manusia! Bila ada keluarga yang begitu kaya dan di sebelah keluarga itu tinggal tetangga-tetangga
yang miskin, yang hampir mati kelaparan, apa yang bisa diharapkan? Bisa terjadi keluarga kaya
ini tidak pernah memberi pertolongan sama sekali. Bila suatu hari keluarga kaya ini ditimpa
musibah kebakaran, menurut Anda para tetangga akan membantunya? Mereka mau membantu
memadamkan api? Tentu tidak. Mereka mungkin juga mengumpat dan bersyukur bahwa keluarga
kaya itu mendapat musibah. Tetapi sebaliknya, jika keluarga kaya ini sangat dermawan kepada
para tetangganya yang susah, sering membantu dan sering memberi pertolongan, apa yang
bisa diharapkan? Bila keluarga kaya ini ditimpa musibah maka para tetangga pasti berbondong-
bondong dan berebut membantu. Seperti kata pepatah lama, ”Bila kita mengasihi orang lain, orang
lain juga akan mengasihi kita. Bila kita menghormati orang lain, orang lain juga akan menghargai
kita.”

Ada pepatah China yang mengibaratkan uang seperti air. Bila air tidak mengalir maka apa
yang akan terjadi? Air akan menjadi bau. Begitu juga dengan uang. Bila uang tidak mengalir keluar
untuk membantu orang, maka akan terjadi efek sampingan yang buruk.

Pengusaha bermarga Zhou ini, ketika mendekati ajalnya diawal berdirinya Republik Tiongkok,
mewariskan hartanya secara merata kepada sepuluh anaknya. Masing-masing menerima 3 juta
dollar, jumlah yang sangat besar pada jaman itu. Namun, hanya beberapa puluh tahun setelah
Boss Zhou meninggal, semua anaknya bangkrut Bahkan beberapa dari mereka mengemis di
jalan!

Pada era Dinasti Míng (明朝) hidup seorang intelektual bernama Bāo shí fu (包实夫). Ia
bekerja sebagai guru privat. Suatu hari setelah mengajar Bāo shí fu (包实夫) ingin pulang kampung
menjenguk orangtuanya. Dalam perjalanan ke kampung Bāo shí fu (包实夫) bertemu dengan
seekor harimau buas. Harimau itu menyerang Bāo shí fu (包实夫) lalu menyeretnya ke suatu
tempat untuk memangsanya. Pada zaman dahulu orang terpelajar berprinsip bahwa hidup dan
mati sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Karena itu Bāo shí fu (包实夫) pasrah. Namun, dalam
sekejap ia teringat akan orangtuanya di rumah. Bāo shí fu (包实夫) memohon sang harimau
memberinya kesempatan merawat hingga rampung kedua orangtuanya yang telah lanjut usia.
Ia berjanji setelah merawat orangtuanya ia akan kembali untuk disantap oleh harimau itu.
Mendengar itu sang harimau terharu dan memutuskan untuk tidak menyantap Bāo shí fu (包

70

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

实夫). Harimau itu lalu pergi meninggalkan Bāo shí fu (包实夫). Untuk mengingat kejadian ini
tempat itu oleh masyarakat disekitarnya dinamakan 「Bài hu gang拜虎岗」, artinya Tempat
Memuja Harimau.

Cerita diatas mengisahkan betapa Harimau buas pun dapat dibuat terharu. Sesungguhnya,
tidak hanya binatang dan tumbuhan dapat terharu, bahkan seluruh umat dibawah langit dan
diatas bumi dapat dibuat terharu oleh perbuatan dan akhlak mulia manusia. Di era dinasti Yuan
hidup seorang terpelajar bernama Li Zhong. Perilaku baktinya kepada orangtua telah dikenal di
seantero negeri. Suatu saat desa tempat ia tinggal diguncang gempa bumi. Alur gempa merambat
melalui desanya. Bangunan-bangunan sepanjang alur gempa roboh. Sebuah mujizat terjadi. Alur
gempa ketika tiba dimuka rumahnya tiba-tiba terbelah menjadi dua alur yang melewati kedua sisi
rumahnya. Setelah itu bersatu kembali menjadi satu alur. Ini adalah sebuah catatan sejarah nyata
yang perlu kita yakini kebenarannya. Karena itu dalam kitab suci “Zhong Yong” dikatakan: “Rejeki
atau malapetaka yang akan datang kepada seseorang, dapatkah Anda ketahui terlebih dahulu dari
mana datangnya?” “Bila kebajikan yang Anda tebar, yang datang kepada Anda pasti kebaikan/
keberuntungan. Bila hal sebaliknya yang Anda tebar, yang datang kepada Anda pasti malapetaka.
Jadi perilaku bakti Li Zhong pasti telah membuatnya terhindar dari malapetaka. Kita semua harus
yakin akan kebenaran ini, maka mari kita semua melakukan kebajikan. Berkat atas diri kita dan
keluarga kita akan datang berlimpah.

Guru Cài mengajak kita merenungkan bagaimana menjalin hubungan dengan sesama.
Keluarga besar Chén fang (陈昉) yang berjumlah sekitar 700 orang hidup rukun dalam satu rumah.
Kadang-kadang kita melihat sebuah keluarga dengan 3 anggota saja tidak bisa rukun. Bahkan ada
suami istri yang belum mempunyai anak sudah beradu mulut tidak berkesudahan. Bagaimana
keluarga besar Chén fang (陈昉) dapat hidup rukun? Karena menjaga keadilan dan keseimbangan
diantara mereka. Melalui “Perlakuan yang sama dan adil” baru dapat diperoleh “Kerukunan”.
Dengan perlakuan adil dan sama, hati manusia akan terasa damai. Hati yang damai tidak akan
membangkitkan percekcokan. Dalam mendidik anak, kita harus memegang teguh sebuah prinsip
yaitu berlaku adil bagi semua anak. Jangan mengasihi anak yang satu lebih dari anak yang lain.
Bila ada perlakuan berbeda terhadap anak-anak, hubungan persaudaraan mereka pasti tidak akan
baik dan suatu hari pasti terjadi perselisihan diantara mereka.

71

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Mari kita merenung bersama, bila kita memanjakan salah satu anak kita, apakah rasa sayang
yang berlebihan kepadanya akan baik untuknya? Tidak sama sekali. Karena rasa sayang yang
berlebihan akan membuatnya manja dan egois. Anak lain yang diperlakukan lebih buruk, hati
kecilnya akan dipenuhi ketidakseimbangan, dan kelak akan berujung pada sikap pasif serta masa
bodoh. Dengan berlaku tidak adil, kita sebagai orangtua menyakiti hati semua anak kita, dan ini
tindakan yang sangat bodoh. Karena itu orangtua harus berlaku seadil mungkin terhadap semua
anak .
Guru Cài menutup pelajaran hari ini dengan bercerita tentang seorang terpelajar yang bernama
Zhèng lián (郑濂) yang hidup pada zaman Dinasti Míng (明朝) . Tujuh generasi dari keturunan
Zhèng lián (郑濂) semuanya tinggal di bawah satu atap. Hidup seperti ini sudah tidak mungkin
kita temukan di zaman modern sekarang ini. Raja pada saat itu memberi penghargaan kepadanya
dengan memberi gelar “Keluarga nomor satu di dunia.” Kemudian raja memberi hadiah dua buah
pir yang sangat besar kepadanya. Raja ingin melihat bagaimana keluarga dengan jumlah anggota
begitu besar memakan buah pir yang hanya dua buah itu. Raja juga diam-diam memerintahkan
sida-sida kepercayaannya untuk melihat bagaimana Zhèng lián (郑濂) akan membagi buah itu.
Kisah ini akan dibahas lebih lanjut pada bab berikut. (*)

72

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

BAB XVII

TIDAK MENGUTAMAKAN MATERI; BERTUTUR KATA SABAR
AKAN MENJAUHKAN BENCI & DENDAM; DAHULUKAN YANG LEBIH TUA

SAAT BERSANTAP ATAU MENGAMBIL TEMPAT DUDUK.

Pada bab lalu Guru Cài bercerita tentang Zhèng lián (郑濂) yang hidup pada zaman Dinasti
Míng (明朝). Ia dianugerahi dua buah pir besar dari Kaisar Ming. Apa yang dilakukan Zhèng
lián (郑濂) terhadap buah pir itu ketika ia mau membagikannya kepada semua orang dari tujuh
keturunan yang tinggal dibawah satu atap? Zhèng lián (郑濂) mengisi dua tong besar dengan air
lalu meletakkan kedua buah pir itu pada masing-masing tong. Kemudian pir dihancurkan agar
sarinya masuk kedalam tong dan tercampur dengan air. Lalu Zhèng lián (郑濂) meminta semua
anggota keluarganya untuk masing-masing mengambil satu mangkok air pir dari kedua tong itu.
Zhèng lián (郑濂) telah berlaku adil terhadap semua anggota keluarganya sehingga hati setiap
anggota keluarga tenteram dan damai. Seluruh keluarga merasa kesetaraan dan keadilan telah
ditegakkan, maka mereka semua sangat menghormati Zhèng lián (郑濂).

Kemudian Kaisar bertanya kepada Zhèng lián (郑濂), ”Bagaimana Anda mengatur seribu
orang ini?” Anda memakai cara apa? Zhèng lián (郑濂) menjelaskan hanya dengan empat huruf
「Bù tīng fù yán不听妇言」, yang berarti “Jangan mendengar perkataan wanita.” Pada zaman
itu para wanita masih belum terpelajar dan belum mendapat pendidikan para bijak. Karena itu
mereka masih agak egois. Begitu sifat egois muncul, timbullah keinginan para wanita itu untuk
memberikan sesuatu secara berlebihan kepada anak sendiri. Hal ini menyebabkan rasa tidak
senang pada anggota lain dalam keluarga. Jadi, DENDAM muncul dan bersumber pada egoisme.
Dan ketika semakin banyak anggota keluarga mulai memunculkan sifat egois, kerukunan dalam
keluarga terancam rusak!

Tetapi wanita zaman modern saat ini sudah terpelajar dan banyak dari mereka mendapat
didikan para bijak. Karena itu mereka tidak egois. Malah di zaman sekarang ini banyak pria lebih
egois dari wanita. Para pria lebih mementingkan diri sendiri, dan laki-laki egois umum dijuluki

73

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

“seperti layaknya mulut wanita” Jadi kalimat “jangan mendengarkan kata-kata wanita” jangan
diartikan secara harafiah dengan makna buruk terhadap wanita. Dalam pengertian lebih luas,
kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa di tengah sebuah keluarga mutlak perlu dihindarkan
sikap terlampau hitung-berhitung. Sikap seperti ini pasti akan menumbuhkan perseteruan. Nah,
Zheng Lian dapat menyatukan 1000 orang dibawah satu atap, dan tentu ada resep ampuh. Kalimat
berikut ini mengungkapkan resep dan cara bagaimana menjaga keharmonisan dan kerukunan
antara anggota keluarga. Kalimat itu berbunyi : 【Cái wù qīng财物轻。Yuàn hé shēng怨何
生。Yán yu rěn言语忍。Fèn zì min忿自泯。】

Zaman sekarang kita sering mendengar ungkapan “persamaan hak di antara sesama
manusia”. Pemahaman terhadap kalimat ini harus dilihat dari sisi mana? Memang benar kita
harus memperlakukan semua orang sama sebagai pribadi. Seorang anak tetap diperlakukan sama
dengan orang dewasa sebagai individu utuh. Namun, harus disadari bahwa anak kecil memiliki
pengalaman hidup dan wisdom yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa. Dengan
demikian menjadi kewajiban orang dewasa untuk membimbing dan mendidik anak sehingga
timbul rasa hormat sang anak kepada Anda sebagai seniornya. Karena itu kita harus sangat
berhati-hati dalam menerapkan persamaan status diantara anak kecil dan orang dewasa.

Sejak dini anak kecil harus dididik menghormati orang yang lebih tua. Anak harus diberi ajaran
sopan santun dan tatakrama. Bila bersantap bersama dengan keluarga anak harus menunggu
orang yang lebih tua memulai terlebih dahulu. Bila yang lebih tua belum duduk, anak kecil harus
menunggu yang lebih tua duduk terlebih dahulu sebelum ia sendiri duduk. Dalam keluarga anak
biasanya dididik untuk menunggu ayahnya pulang kerja untuk makan bersama. Mengapa harus
demikian? Agar anak dapat menghargai kerja keras sang ayah yang menafkahi seluruh keluarga.
Dengan begitu setiap saat anak akan mengingat kerja keras ayahnya. Bagaimana orang zaman
dulu bisa mendidik anak-anak sehingga mereka begitu patuh? Jawabannya adalah Dì Zi Guī《弟
子规》! Jalankan Di Zi Gui dengan benar dan sungguh-sungguh, baru manfaatnya dapat ditarik.

Pada zaman dahulu ada seorang anak kecil berusia 5 tahun yang bernama Kong róng (孔融).
Ketika ia mendapat pembagian sebutir pir besar ia memberikan buah itu kepada kakaknya. Ia
merasa harus melakukan hal itu karena sang kakak lebih banyak melakukan tugas-tugas rumah
daripadanya. Maka kakaknya lebih berhak menerima buah pir yang lebih besar. Ini menjadikan
karakter Kong róng (孔融) yang “Tidak mengutamakan materi”. Sang kakak yang menerima pir itu

74

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

sangat terharu dan makin menyayangi adiknya. Kong róng (孔融) mengalah kepada kakaknya dan
tidak mementingkan materi (dalam hal ini sebutir buah pir). Dan sebagai balasannya ia mendapat
kasih sayang yang lebih besar dari sang kakak.

Berikut ini cerita tentang seorang anak yang bernama Zhāng shì xuan (张士选)yang pada
usia belia telah di tinggal mati oleh ayahnya. Zhāng shì xuan (张士选) kemudian dibesarkan
oleh pamannya. Ketika Zhāng shì xuan (张士选)berumur 17 tahun, sang paman memanggilnya
dan memberitahu bahwa sekarang tiba saat untuk membagi harta peninggalan leluhur. Harta
peninggalan leluhur itu akan dibagi dua antara Zhāng shì xuan (张士选) sebagai ahli waris
ayahnya dan pamannya. Sang paman memiliki 7 anak. Zhāng shì xuan (张士选) berkata
kepada pamannya bahwa ia bersikeras menginginkan harta ini dibagi delapan bagian. Dengan
merelakan materi yang seyogyanya menjadi haknya, apa yang diperoleh oleh Zhāng shì xuan (
张士选)?Yang diperoleh Zhāng shì xuǎa (张士选)tidak lain adalah perilaku kebajikan dan
hubungan kekeluargaan yang rukun dan bahagia. Perbuatannya menunjukkan kebesaran jiwa dan
sikap lapang dada, yang pada gilirannya memberinya berkat melimpah.

Karena itu, ketika ia memutuskan berangkat ke ibu kota untuk menempuh Ujian Negara,
dengan mulus ia lulus dalam ujian negara. Yakinlah bahwa keteladanannya akan terus diwarisi
oleh anak cucu keturunannya.

Pepatah mengatakan “Bila memang telah ditakdirkan untuk mendapat, maka akan kita
dapatkan. Sebaliknya, bila tidak ditakdirkan untuk mendapat ,maka tidak akan kita dapatkan.”
Bila kita sudah memahami ini hati kita akan tenang dan kita tidak akan ngoyo untuk bersaing dan
berebut sesuatu dengan orang lain. Dan di Tiongkok, banyak terdapat juru ramal pandai yang
mampu membaca nasib perjalanan hidup seseorang. Sebab amal atau keburukan yang dilakukan
seseorang akan meninggalkan rekam jejak, antara lain pada raut muka atau telapak tangan. Juru
ramal yang pandai dapat membaca rekam jejak tersebut!

Ada dua jenis orang yang tidak dapat diramal dengan tepat. Yang satu adalah orang yang
sangat baik dan yang satu lagi orang yang amat jahat. Mereka berbeda dengan orang-orang yang
biasa-biasa saja yang pada umumnya sedikit beramal atau melakukan hal-hal kecil yang buruk;
yang hanya memikirkan hal-hal fana seperti kesejahteraan anak dan cucu, istri, rumah, dan uang;
dan yang sangat sedikit melakukan perbuatan amal. Orang-orang seperti ini tidak banyak merubah

75

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

rekam jejak yang terpatri dalam dirinya sehingga nasib perjalanan hidupnya dapat diramalkan
dengan sangat jitu.

Banyak orang mendapatkan sesuatu dengan cara ilegal dan sangat suka memamerkan apa
yang didapatkannya didepan orang-orang seolah-olah apa yang dilakukannya itu benar. Bila
saatnya tiba orang itu akan mendapat ganjaran atas hal tidak baik yang telah dilakukannya. Seperti
kata pepatah Tiongkok lama, ”Bukan tidak ada pembalasan tetapi saatnya belum tiba.” Sebab
sesungguhnya, sebelum ia melakukan kejahatan, ia ditakdirkan mempunyai rezeki yang melebihi
uang ilegal itu. Dengan perbuatannya itu ia bukan saja mendapat ganjaran kehilangan rejekinya
itu, malah kemungkinan besar uang hasil kejahatannya itu disita negara dan ia dijebloskan kedalam
penjara!

Sesungguhnya orang-orang seperti ini patut dikasihani, karena bagaimanapun juga ia
sesungguhnya ditakdirkan menerima cukup besar rezeki. Hanya amat disayangkan ia tidak
mendapat pendidikan akhlak yang baik sehingga hidupnya jadi rusak! Orangtuanya tidak
mendidiknya dengan baik bahwa sesungguhnya manusia dapat merubah nasibnya, dan bahwa
yang diperlukan adalah kesabaran, kebesaran jiwa, dan sikap lapang dada. Mungkin yang diajarkan
adalah bagaimana mengejar harta kekayaan dengan segala cara! Ketika godaan tiba, ia tentu tidak
dapat menahan diri.

Dengan memahami ungkapan bahwa nasib peruntungan manusia adalah “Ketika tiba,
dipastikan ada, bila sedang tidak ada, jangan memaksa,” maka hati Anda akan tenang. Dan ketika
Anda menjadi manusia yang “tidak mengutamakan materi sehingga kebencian takkan muncul”,
seisi keluarga akan hidup rukun dan harmonis.

Guru Cài bercerita tentang seorang guru yang melihat murid-muridnya berebut mendapat
potongan buah yang terbesar. Sajian buah pencuci mulut pada hari itu adalah semangka. Semua
murid dengan terburu-buru menyelesaikan makan siangnya lalu berebut mengambil semangka
itu. Semua ingin mendapatkan potongan terbesar. Guru yang melihat hal itu tidak menegur
mereka. Ia membiarkan anak-anak selesai makan dan kemudian mengarahkan mereka untuk
tidur siang. Ketika mereka semua berkumpul kembali untuk pelajaran berikutnya sang guru hanya
berkata, ”Anak-anak, bila kita berebut mendapatkan potongan buah yang paling besar, apa efek
sampingnya? Teman-teman yang melihat anak yang selalu berebut begitu akan menganggap ia

76

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

sangat egois dan tidak mau berteman dengannya.” Dengan tidak menyebut nama nama anak itu,
sang guru masih memberinya kesempatan untuk berubah. Sampai terpenuhi keinginan sang guru
menegur murid itu akan kesalahannya.

Sang guru berkata lagi. ”Mendapat potongan paling besar tentu sangat senang. Tetapi apa
yang terjadi dengan pencernaannya? Akan terganggu karena makannya dengan terburu-buru.
Dan perasaan senang akan berubah menjadi tidak senang karena teman-teman tidak lagi mau
berkawan dengannya. Selain itu, pada kesempatan berikut pasti ia juga ingin mendapat yang
paling besar. Bila tidak mendapatkannya, akan timbul perasaan marah dan sedih dalam dirinya.
Bisa dikatakan secara ekstrim bahwa orang yang sudah terbiasa mendapat banyak, ketika mereka
tidak lagi bisa mendapatnya mereka akan tergerak untuk mencuri atau merampok ”. Setelah guru
ini memberikan cerita ini apa yang terjadi keesokan harinya? Murid-murid tidak lagi berebut
mengambil potongan terbesar. Karena itu didikan orangtua dan guru sangatlah penting. Asal
saja ada guru yang mau mendidik, anak akan dengan gampang menyerap apa yang diajarkan.
Jadi sangat tepat yang diutarakan dalam Di Zi Gui: “Dengan tidak mengutamakan materi maka
dendam dan benci tidak akan muncul.” Anak yang bersifat mudah mengalah umumnya dapat
memenangkan simpati dan perhatian dari para tetua.

Kalimat berikutnya dalam Di Zi Gui: “JAGALAH TUTUR KATAMU, MAKA AMARAH AKAN
PADAM.” Dalam pergaulan manusia, konflik atau bentrokan sangat sering ditimbulkan oleh
tutur kata, dan setiap kali konflik timbul, biasanya amarah turut meledak! Dan tutur kata yang
menyinggung lawan bicara menimbulkan konflik dan amarah dan berakibat pada munculnya
berbagai halangan dalam hidup. Yang pertama-tama dirugikan oleh amarahmu adalah dirimu
sendiri, nafasmu memburu, wajah memerah, emosi tegang dan stres. Dan bila Anda penderita
tekanan darah tinggi, maka seketika tensi darah Anda naik! Yang kedua, suasana sekitarmu akan
terasa tegang; hubungan persahabatan dengan lawan bicara pasti terganggu. Dampak buruk ini
butuh waktu lama untuk diperbaiki.

Karena itu kitab suci berulang kali memperingatkan agar manusia mengendalikan emosi dan
mencegah timbulnya amarah. Sebab sekali amarahmu meledak, akan sangat sulit persahabatan
Anda pulih ke keadaan semula. Bahkan kadang-kadang persahabatan terputus karenanya!

77

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Bila kita renungkan dampak buruk yang ditimbulkan AMARAH maka perlu dicarikan jalan
untuk mencegah timbulnya amarah! Dan jalan itu tidak lain “kemampuan menahan emosi,
kemampuan untuk berSABAR.” Ibaratnya, orang mencaci-makimu dengan kasar tetapi Anda
tetap bergeming tidak membalas karena bertepuk sebelah tangan tidak akan berbunyi. Apabila
kemampuan Anda untuk bersabar sudah mencapai tingkat seperti itu maka orang-orang sekeliling
akan kagum padamu !

Mendengarkan ceramah juga sebuah proses belajar menahan diri. Menahan diri untuk
tidak tertidur. Ada seorang wanita yang bertanya kepada Guru Cài, ”Bersabar itu bagus, tetapi
sampai kapan kita harus bersabar?” Bila sikap wanita itu terhadap “bersabar” adalah untuk suatu
tujuan yang salah, maka suatu saat batas kesabarannya pasti jebol. Misalnya, setelah mendengar
ceramah, wanita ini sadar bahwa suami dan istri harus saling memahami dan saling mengalah.
Sekembalinya di rumah, wanita itu berusaha membersihkan rumah dengan rajin. Ketika menyapu
ia melirik kearah suaminya, tetapi sang suami tidak tergerak untuk melihat perubahan sang istri.
Seminggu berlalu dan sang suami tetap tidak berkomentar. Sampai pada suatu hari emosi wanita
tersebut meledak. Ia membanting sapu ke lantai sambil mengomel: “Aku telah melakukan begitu
banyak pekerjaan rumah, masakan engkau tidak melihatnya!” Dengan meledaknya amarah
wanita itu, tujuan dan upaya awal yang begitu mulia menjadi sia-sia. Jadi kesabaran sang istri yang
bertujuan mendapat pujian dan sanjungan suami, kesabaran dengan tujuan egois, sudah barang
tentu tidak tahan lama! Jadi “kesabaran” harus senantiasa dengan tujuan mulia.

Suami dan istri datang dari dua keluarga dengan latar belakang berbeda. Kebiasaan yang
sudah terbentuk sekian lama tidak dapat dirubah begitu saja. Dengan kesadaran seperti ini, hati
Anda akan merasa tenteram. Anda tidak perlu menghiraukan apa kata orang tentang keluargamu
dan pasangan hidupmu. Yang penting Anda melakukan apa yang menjadi kewajiban Anda
dalam rumah tangga, dan lakukanlah itu dengan hati penuh damai dan tenteram. Dengan hati
penuh pengertian dan toleransi terhadap pasangan hidupmu, percayalah keteladanan melalui
sikapmu itu akan mampu membuat orang terharu. Hidupmu dan suasana dalam keluargamu
akan diliputi kebahagiaan dan kedamaian. Tetapi prinsip yang harus dipegang adalah jangan
mempermasalahkan apakah pasangan kita telah melakukan hal yang benar atau tidak. Yang paling
penting adalah kita harus melakukan hal yang benar. Bila kita dapat memahami ini maka kita
akan dapat menerima dengan ikhlas. Bisa terjadi hari ini kita pulang dan menyuruh anak kita
untuk melakukan sesuatu dan kita langsung marah karena anak tidak langsung melakukan apa

78

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

yang diperintahkan. Sebenarnya sikap kita ini salah, cara penyampaian kita salah. Kita harus sadar
bahwa kebiasaan yang sudah terbentuk butuh waktu untuk berubah. Jadi penegakan disiplin oleh
orangtua harus mengikuti kodrat alam, harus sabar. Pikirkanlah tujuan mulia dan kepentingan
akhir yang ingin dicapai! Bila kita tidak bisa bersabar dan terus cekcok baik dalam keluarga maupun
dalam perusahaan, suasana dalam keluarga menjadi suram.

Ketika Guru Cài sedang berceramah di Běijīng (北京) terdapat seorang wanita berumur 50-
an tahun berada diantara para hadirin. Wanita itu sadar sudah dua tahun ia tidak berkomunikasi
dengan adiknya setelah pada sesuatu waktu pernah beradu mulut dengannya. Sadar bahwa ia
bersalah, setelah mendengar ceramah Guru Cai wanita itu menghubungi adiknya dan meminta
maaf. Begitu sang adik mendengar kakaknya mengucapkan maaf, tangisnya pun tidak tertahankan.
Sebenarnya keduanya menanggung rindu di hati masing-masing. Dari cerita ini dapat kita lihat,
sebuah kata maaf dapat menyelesaikan masalah yang telah beku selama dua tahun. Beban yang
ada di hati keduanya juga telah hilang. Seluruh keluarga besar juga turut berbahagia!

Bagaimana kita mencegah dan mengatasi kemarahan pada diri kita? Guru Cài berdiskusi
dengan para pendengar tentang pengalaman mereka mengatasi kemarahan. Ada yang berkata
kepada Guru Cài, ”Dengan menggunakan kemurahan hati dan berlapang dada maka semua
masalah akan teratasi dengan sendirinya.” Jadi mengatasi amarah sesungguhnya teramat penting
sebab kemarahan yang tidak bisa dikikis akan menghambat dan mengganggu seluruh kondisi jiwa
ragamu.

Di Shanghai Guru Cài pernah mendiskusikan hal yang sama dengan teman-temannya. Salah
satu dari mereka berkata: ”Telepon teman yang bersedia mendengar semua keluh kesah kita.”
Tetapi apakah ini adil? Kita membuang sampah kita kepada orang lain. Setelah “melepas” unek-
uneknya, ia merasa nyaman, tapi teman yang menampung unek-uneknya, bila ia tidak bijak, akan
kebagian rasa tidak nyaman! Maka tetaplah menjadi pendengar yang baik tetapi tidak ikut stres.
Tingkatkan kebajikanmu, jangan jadi tong sampah tetapi Tungku Pembakaran Sampah. Sampah
yang masuk segera dibakar. Dan ini hanya bisa dilakukan melalui perilaku bajikmu, yakni Welas
Asih.

Mari kita kembali ke pokok pembahasan “bagaimana mengatasi kemarahan?” Orang yang
sedang marah hatinya telah diperbudak! Hatinya telah sepenuhnya dikendalikan oleh “kebiasaan

79

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

buruknya.” Ia telah tersandera oleh kebiasaannya marah-marah! Sering kita mengamati, sangat
banyak yang setelah meluapkan amarahnya menyesali sikapnya! Tetapi amarah yang telah
diluapkan tidak bisa ditarik kembali!

Guru Cài bercerita tentang seorang anak kecil yang sangat gampang marah. Anak ini sering
marah-marah. Ayahnya ingin mendidik dan merubah watak buruknya. Maka ia berkata kepada
sang anak, “Mulai hari ini setiap kali kamu selesai marah, pergilah ke kebun di belakang. Di sana
ada sebuah tonggak. Patoklah paku kedalam tonggak itu.” Sang anak pun melakukan hal yang
diminta ayahnya. Pada awalnya ia bisa mematok 5 sampai 6 paku dalam sehari. Beberapa hari
kemudian sang anak itu terkejut karena tonggak sudah penuh dengan paku-paku. Dan segera ia
sadar bahwa sifatnya seburuk itu. Setelah menyadari sifat buruknya anak itu pelan-pelan mulai
dapat mengendalikan diri. Beberapa waktu kemudian ia tidak lagi marah-marah. Kemudian ia
mencari ayahnya dan bertanya apa yang harus ia lakukan. Tonggak itu telah penuh dengan paku-
paku amarah. Sang ayah berkata kepadanya: ”Mulai hari ini,setiap kali kamu berhasil menahan
amarahmu, pergilah ke tonggak penuh paku di kebun, dan cabutlah sebuah dari tonggak.” Sang
anak sangat bersemangat menahan amarah dan satu per satu paku tersebut dicabutnya. Kemudian
tanpa disadarinya semua paku habis tercabut. Dan anak itu memamerkan hal ini kepada ayahnya.
Sang ayah pun berkata kepada anaknya, ”Paku-paku memang telah habis kamu cabut. Tetapi coba
lihat tonggak itu, penuh dengan lubang-lubang bekas paku dan tidak mungkin kembali ke rupanya
semula. Jadi, luka hati manusia yang menerima amarah dari orang lain tidak mudah dihapus. Walau
kita sudah memohon maaf, hubungan kita yang telah dirusak sulit kembali seperti semula.”

Karena itu, kini setelah kita memahami semuanya, kita harus kita harus lebih berhati-hati.
Lain kali bila kita ingin marah, segeralah ingat dan baca ayat dalam ajaran para bijak, ”Jaga tutur
katamu, maka kemarahan akan lenyap.” Bila kita hafal setiap hari ajaran ini maka dipastikan
datangnya amarah dapat dicegah!

Sebagai manusia kita harus memiliki tekad mulia, yaitu tekad menjadi tuan dari hidup kita.
Jangan biarkan kebiasaan buruk dalam dirimu mengendalikan nasib perjalanan hidupmu! Untuk
tidak membiarkan “amarah” mengendalikan hati dan pikiranmu, maka Anda harus berupaya
merubah “amarah” menjadi “memberi maaf”. Try to understand other people. Dari tempat
Anda berada, coba lihat dan analisa permasalahan dari sudut pandang orang lain. Apabila Anda
melakukan hal ini “amarah” Anda akan segera berkurang separoh. Dalam proses mengajar, Guru

80

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Cài memperhatikan beberapa muridnya yang tingkat temperamennya tinggi. Tetapi bila dipelajari
benar-benar latar belakang mengapa mereka bisa seperti itu, Guru Cài merasa kasihan juga
karena ternyata anak-anak ini sama sekali tidak mendapat perhatian dari orangtuanya, sehingga
mereka mencari perhatian dengan cara seperti ini. Akibatnya, cepat marah menjadi kebiasaan
buruk mereka. Begitu kita dapat merubah amarah menjadi maaf, maka api kemarahan berubah
menjadi kemurahan hati dan welas asih.

Suatu ketika Guru Cài mengajar di sebuah sekolah. Seorang anak kecil kedapatan mencuri uang
yang jumlahnya cukup besar. Anak ini mencuri setelah mendengar kabar ada sejumlah uang di
koperasi sekolah. Karena itu para guru harus berhati-hati dalam menjaga informasi sensitif seperti
ini karena dapat mendorong anak mencuri. Ketika sedang mencuri anak itu tertangkap basah oleh
seorang guru. Akhirnya untuk memberi pelajaran kepada anak ini, para guru memanggil polisi.
Setelah perkaranya selesai ditangani polisi, anak itu duduk lemas di kaki tangga sekolah. Guru Cài
menghampirinya dan bertanya, ”Mengapa kamu mencuri?.” Anak itu berkata bahwa ia sebenarnya
sangat ingin berubah, tetapi sifat mencuri sepertinya sudah mendarah daging dalam dirinya. Ia
berkata kepada Guru Cai ia ingin mati saja. Guru Cài langsung berkata, ”Jangan mati.” Karena hal
itu tidak akan menyelesaikan masalah. Setelah peristiwa itu Guru Cài berusaha mencari sebab
dibalik sifat mencuri yang melekat pada anak itu.

Anak itu berkata kepada Guru Cài bahwa tidak ada orang yang menyukainya terutama para
guru. Tetapi ada dua guru yang sangat memperhatikan dia dan salah satu dari mereka adalah
Guru Cai. Ia juga berkata banyak teman sekelas tidak menyukainya karena ia pemarah dan suka
memukul orang. Guru Cài berkata, “Kalau begitu jangan lagi kamu memukul orang, jangan marah-
marah terhadap orang maka orang lain tidak akan membenci kamu.” Anak ini berkata kepada Guru
Cài, ”Saya ingin sekali berubah tetapi saya tidak bisa merubah kebiasaan buruk ini.” Hidup anak
ini secara tidak langsung telah dikendalikan oleh kebiasaan buruknya. Guru Cài berkata kepada
anak ini bahwa ia akan membantunya merubah kebiasaan buruknya. Lalu Guru Cài memberinya
sebuah buku catatan. Halaman kiri buku itu diberi judul “kebaikan” sedangkan halaman kanan
diberi judul “keburukan”. Guru Cài berkata kepada si anak, “Mulai hari ini, setiap hari, perbuatan
baik yang engkau lakukan catatlah di halaman kiri, perbuatan buruk yang engkau lakukan, catatlah
di halaman kanan. Beri catatan kaki berbunyi: Besok aku akan lakukan lebih baik dari hari ini.”

81

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Guru Cài mengakui, merubah atau memperbaiki anak ini membutuhkan cukup banyak waktu
karena kebiasaan buruk si anak sudah tertanam lebih dari 10 tahun! Guru memang membutuhkan
“kesabaran” dan “lapang dada” untuk merangkul! Barulah engkau bisa berhasil mengubah amarah
dalam diri anak menjadi maaf. Dan bila Anda senantiasa bisa menjadi pemaaf, maka jalan hidup
Anda akan berubah total.

Sejak usia dini tatakrama seperti cara makan, cara minum dan cara berjalan sudah harus
diajarkan. Begitu juga dengan sikap rendah hati, berperilaku sopan dan sikap selalu mengalah
kepada yang lebih tua. Bila orang yang lebih tua sedang memanggil seseorang maka kita sebagai
yang lebih muda harus membantu untuk memanggilkannya. Bila orang itu sedang tidak berada
di tempat kita harus bertanya kepada orang yang lebih tua itu apa yang perlu kita bantu untuk
disampaikan. 【Huò yǐn shí或饮食。Huò zuò zǒu或坐走。Zhǎng zhě xiān长者先。Yòu zhě hòu
幼者后。Zhǎng hū rén长呼人。Jí dài jiào即代叫。Rén bùzài人不在。Jǐ jí dào己即到。】

Bila anak bisa menghormati orang yang lebih tua maka rasa hormat ini akan tercermin dalam
setiap langkah kecil dalam hidupnya. Misalnya, bila sedang makan, anak harus mempersilahkan
orang yang lebih tua untuk mengambil makanan terlebih dahulu. Maka perilaku bajik anak ini
dalam hal ini bertambah. Ada anak kecil berusia 7 tahun datang belajar ajaran para bijak kepada
Guru Cài. Biasanya setiap hari pada saat makan kakek dan neneknya mengambilkan sayur untuk
anak itu. Tetapi setelah belajar ajaran para bijak anak ini mulai mengambilkan sayur untuk kakek
dan neneknya. Karena itu sangat penting untuk mendidik anak sejak dini. Tetapi tetap lebih baik
orangtua lebih proaktif mendidik sehingga anak-anak dapat mengalami kemajuan.

Pada pelajaran lalu disebutkan bahwa sebelum mendidik anak kita harus terlebih dahulu
menjadi contoh yang baik. Anak-anak bercermin pada kita. Bila kita pulang kerja terus melempar
tas sembarangan ke sofa dan langsung tiduran di sofa sambil membaca koran, apakah kita dapat
mengajarkan anak kita merapikan barang yang telah mereka pakai? Tentu tidak. Karena anak akan
menjawab ayah saja tidak seperti itu, mengapa saya harus? Kalau kita sebagai ibu melihat hal yang
baru terjadi apa yang akan kita lakukan? Kita harus menghampiri suami kita dan mengingatkannya
agar memperhatikan perilakunya karena apa yang baru dilakukannya memberi pengaruh tidak
baik bagi perkembangan anak. Bisa juga sang ibu berkata kepada anaknya, ”Lihat ayah capek
sekali. Coba kamu bantu ayah untuk menaruhkan kaus kaki di tempat baju kotor.” Melihat itu
pasti suami juga akan merasa tidak enak hati dan akan berubah walaupun perlahan-lahan.

82

HIDUP BAHAGIA | Pembahasan buku Di Zi Gui

Anak didikan Guru Cài mendapat pelajaran tentang cara makan dan minum yang benar dan
cara berjalan. Setiap kali bertemu dengan guru di lift mereka pasti akan memegang pintu lift lalu
mempersilahkan guru terlebih dahulu masuk atau keluar dari lift. Tetapi karena usia mereka masih
kecil, Guru Cài selalu meminta anak-anak itu masuk duluan, jangan sampai karena menahan pintu
lift mereka mengalami kecelakaan.

Ada anak kecil bermuka bulat ikut Guru Cài dalam mengajarkan ajaran para bijak. Anak ini
belajar ajaran para bijak cukup lama sebelum ikut para guru untuk mengajar. Suatu hari para
guru mendapat bingkisan satu kaleng biskuit berisikan sekitar 10 potong biskuit. Semua guru
mendapat bagian masing-masing. Biskuit tersebut enak sekali, dan anak ini keluar dari kamarnya
lalu berkata,”Biskuitnya enak sekali. Apakah masih ada sisa?” Karena kebetulan tersisa sepotong
dan guru memberikannya kepada anak itu. Ternyata biskuit itu tidak untuk dimakannya. Ia
memberikannya kepada Guru Cài. Walaupun anak ini masih kecil, ia sudah bisa menerapkan ajaran
para bijak untuk selalu menawarkan makanan terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua.

Melihat anak yang tidak bisa duduk diam dan lari sana-sini ada yang bilang anak ini sangat
aktif. Apakah benar begitu? Tidak benar. Menurut Guru Cài sebenarnya ini adalah masalah didikan
orangtua. Anak ini tidak sopan, bukan aktif. Karena itu sopan santun itu penting.

Guru Cài menutup pelajaran hari ini dengan berbagi cerita tentang seorang kepala sekolah
TK dan beberapa guru TK yang masih muda. Suatu hari kepala sekolah mengajak makan guru-
guru TK ini bersama dengan tamu-tamu dari Guang dōng (广东). Guru-guru muda itu berasal
dari Hú nán (湖南). Orang-orang Hú nán (湖南) sangat menyukai makanan pedas. Tetapi orang-
orang Guang dōng (广东) tidak begitu biasa makan makanan pedas. Karena itu, ketika memesan
makanan, kepala sekolah bertanya kepada para tamunya makanan apa yang mereka inginkan?
Tamu itu memilih makanan Guang dōng (广东). Pada saat makan, guru-guru muda itu mengeluh
tentang makanan yang tidak pedas dan tidak cocok untuk lidah mereka. Mereka dibawa untuk
menemani tamu tetapi malah bersikap tidak sopan di depan tamu. Bukannya membantu malah
membuat malu.

Bila anak dari kecil sudah dididik sopan santun maka ketika kita meminta mereka melakukan
sesuatu, kita merasa tenang. Kita tahu anak kita akan mempraktekkan apa yang kita ajarkan!
Bila anak dididik dengan benar dalam hal sopan santun dan tata krama sehingga sejak kecil

83


Click to View FlipBook Version