The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by prasiska.damastuti, 2022-11-15 08:02:37

Modul Informasi PPF.Rev1

Modul Informasi PPF.Rev1

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas karunia-Nya, modul ini dapat terselesaikan dengan baik.
Modul pembelajaran ini digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa
untuk mata kuliah Proses Produksi Furnitur Program Studi Desain Furnitur.
Modul ini disusun guna memenuhi kebutuhan belajar mandiri mahasiswa
dalam upaya meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait Proses Produksi
Furnitur di Industri. Modul ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu
rujukan dalam usaha peningkatan mutu pembelajaran di Politeknik Industri
Furnitur dan Pengolahan Kayu.

Modul ini disusun untuk menunjang kegiatan pembelajaran di
Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu dan mengacu pada
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dalam Keputusan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 344 Tahun 2014. Selain itu, modul ini
disusun berdasarkan perkembangan dunia industri furnitur yang sesuai
dengan kompetensi keahlian Proses Produksi Furnitur sehingga materi yang
dipelajari bersifat aplikatif dan menarik.

Sebagai upaya meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam
menggunakan teknologi informasi, modul ini disusun agar dapat digunakan
secara online sehingga mahasiswa dapat mengakses dengan link darimana
dan kapan saja serta dapat mengakses video dan kuis yang tersedia dalam
modul untuk meningkatkan aktivitas pembelajaran yang interaktif. Modul
ini juga dapat digunakan secara offline dimana siswa dapat mencetak modul
dan mengakses kuis serta video melalui link yang telah disediakan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah berpartisipasi dalam penyusunan E-Modul Proses Produksi Furnitur

Page | ii

ini. Penulis menyadari modul yang telah disusun masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan
agar tujuan dari penyusunan modul ini tercapai.

Demikian penulis sampaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan tuntunan kepada kita dalam melaksanakan proses
pembelajaran yang efektif dan dapat berkontribusi meningkatkan
kompetensi mahasiswa terkait Proses Produksi Furnitur di lingkungan
Program Studi Desain Furnitur, Politeknik Industri Furnitur dan
Pengolahan Kayu.

Kendal, November 2022
Penulis,

Prasiska Damastuti

Page | iii

PETA KEDUDUKAN MODUL

KOMPETENSI DASAR MATERI

 Mengoperasikan Mesin Pemotongan Pembahanan
(Sawing) Komponen.

 Mengoperasikan Mesin Pembelahan
(Splitting) Komponen

 Mengoperasikan Mesin Pembuatan

Lubang (Boring) Komponen

 Mengoperasikan Mesin Pembuatan Purus

(Tenon) Komponen. Pembahanan
Milling
 Mengoperasikan Mesin Pembuatan

Bobok (Mortiser)

KomponenMengoperasikan Mesin

Pengetaman (Raeping) Komponen.

 Mengoperasikan Mesin Pembuatan Profil

(Moulding) Komponen.Mengoperasikan

Mesin Pembuatan Bobok (Mortiser)

KomponenMengoperasikan Mesin

Pengetaman (Raeping) Komponen.

Mengoperasikan Mesin Pemgamplasan Pengamplasan
(Sanding) Komponen.

Melaksanakan Pekerjaan Perakitan. Perakitan / Assembly
Page | iv

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................... ii
Peta Kedudukan Modul ............................................................................iv
Daftar Isi .................................................................................................... v
Pendahuluan .............................................................................................vi
BAB I. Pembahanan .................................................................................. 1

Tujuan Pembelajaran ..................................................................... 1
Mesin – mesin pembahanan........................................................... 2
BAB II. Milling ....................................................................................... 14
Tujuan Pembelajaran ................................................................... 14
Materi Pembelajaran .................................................................... 15
BAB III. Konstruksi Furnitur .................................................................. 18
Tujuan Pembelajaran ................................................................... 18
Pengertian Konstruksi Furnitur.................................................... 19
Mesin – mesin konstruksi ........................................................... 20
Jenis sambungan kayu ................................................................ 23
BAB IV. Pengamplasan........................................................................... 41
Tujuan Pembelajaran ................................................................... 41
Pengertian ................................................................................... 42
Mesin – mesin pengamplasan ...................................................... 45
BAB V. Perakitan ................................................................................... 50
Pengertian .................................................................................... 50
Alat – alat yang digunakan dalam perakitan furnitur .................. 52

Page | v

PENDAHULUAN
Materi pada modul ini disusun berdasarkan Skema Standar KKNI
pada Kompetensi Melaksanakan Sistem Produksi Furnitur yang mengacu
pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 399
tahun 2014 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Industri
Pengolahan Golongan Pokok Industri Furnitur Bidang Industri Furnitur
Kayu Bagian Proses Produksi dan Finishing. Skema sertifikasi ini
digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan assesmen oleh asesor
kompetensi LSP Politeknik IFPK dan untuk memastikan kompetensi
tersebut sudah dimiliki oleh mahasiswa Politeknik IFPK yaitu kompetensi
Melaksanakan Sistem Produksi.

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi

1 C.310010.001.01 Mengoperasikan Mesin Pemotongan (Sawing)

Komponen.

2 C.310010.002.01 Mengoperasikan Mesin Pembelahan (Splitting)

Komponen

3 C.310010.003.01 Mengoperasikan Mesin Pengetaman (Raeping)

Komponen.

4 C.310010.005.01 Mengoperasikan Mesin Pembuatan Lubang

(Boring) Komponen

5 C.310010.006.01 Mengoperasikan Mesin Pembuatan Purus (Tenon)

Komponen.

6 C.310010.007.01 Mengoperasikan Mesin Pembuatan Bobok

(Mortiser) Komponen

7 C.310010.008.01 Mengoperasikan Mesin Pembuatan Profil

(Moulding) Komponen.

8 C.310010.010.01 Mengoperasikan Mesin Pemgamplasan (Sanding)

Komponen.

9 C.310010.012.01 Melaksanakan Pekerjaan Perakitan.

Page | vi

DESKRIPSI MODUL
Modul Proses Produksi Furnitur ini berisi 5 materi yaitu
Pembahanan, Milling, Konstruksi Furnitur, Pengamplasan, dan Perakitan.
Modul ini disusun guna memenuhi kebutuhan belajar mandiri mahasiswa
dalam upaya meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait Proses Produksi
Furnitur di Industri. Modul ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu
rujukan dalam usaha peningkatan mutu pembelajaran di Politeknik Industri
Furnitur dan Pengolahan Kayu. Berikut adalah karakteristik dari Modul
Proses Produksi Furnitur.

Bagian ini berisi Judul Materi dan
tujuan pembelajaran yang harus

dicapai mahasiswa setelah
mempelajari bab tersebut.

Bagian ini berisi kuis yang bertujuan
untuk mengevaluasi pemahaman

terhadap materi yang telah dipelajari
sebelumnya

Page | vii

Bagian ini berisi video yang
bertujuan mempermudah

pemahaman mahasiswa dalam
melakukan pekerjaan terkait
produksi furnitur

Page | viii

BAB 1

PEMBAHANAN

Sumber gambar : www.nzte.govt.nz

Tujuan Pembelajaraan

Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu:

1. Memahami proses pembahanan
2. Memahami penggunaan mesin – mesin dalam pekerjaan

pembahanan
3. Mampu melaksanakan pekerjaan pembahanan

Pembahanan

Pembahanan merupakan proses dasar pengolahan kayu dari log
menjadi potongan-potongan kecil. Dari sebatang kayu gelondongan ,
dibelah dan dipotong menjadi bentuk dan ukuran yang diinginkan
mengikuti desain furnitur yang diinginkan. Proses ini termasuk proses
produksi furnitur yang masih kasar.

Mesin – Mesin Pembahanan

1.1. Gergaji bundar bermeja
Gergaji bundar bermeja merupakan mesin yang digunakan sebagai

dasar pekerjaan kayu yang akhirnya menjadi bermacam2 jenis pekerjaan.
Pekerjaan dasar tersebut meliputi memotong kayu, membelah kayu, dan
mengiris kayu.

1. Meja

2. Tudung pengaman

3. Pengantar

4. Motor

5. Pengunci pengantar

6. Stop kontak

7. Pengatur naik

turunnya daun gergaji

8. Pengatur miringnya

daun gergaji

Gambar 1.1. Gergaji bundar bermeja (Yuswanto, 1999)

2

Pembahanan

Pengerjaan lain yang dapat dilakukan dengan mesin gergaji bundar
bermeja adalah :

a. Membuat sponing
b. Membuat purus
c. Membuat alur
d. Membuat cekung
e. Membuat tirus
f. Membuat champer / bevel

AB
Gambar 1.2. Membelah kayu (A), Memotong kayu (B) (Yuswanto, 1999)

Gambar 1.3. Membuat sponing (Yuswanto, 1999)
1.2. Gergaji belah / ripsaw

Berfungsi untuk membelah papan kayu searah serat untuk
mendapatkan potongan-potongan sesuai lebar yang diinginkan.

3

Pembahanan

Gambar 1.4. Mesin gergaji belah/rip saw (dokumen pribadi)
1.3. Gergaji potong / jump saw

Berfungsi untuk memotong tegak lurus arah serat, sehingga
didapatkan ukuran kayu sesuai panjang yang diinginkan.

AB

Gambar 1.5. Jump saw tampak samping (A), Jump saw tampak atas (B)
(dokumen pribadi)
4

Pembahanan

Untuk lebih memahami proses pemotongan kayu, simak video
berikut ini.

Link video : https://youtu.be/aU3gy9Nq8h0
1.4. Mesin ketam perata / single planner

Mesin ketam perata adalah mesin pengerjaan kayu yang dipakai
sebagai dasar – dasar pengerjaan kayu, yang umumnya untuk mengetam
dua permukaan kayu menjadi lurus, rata, dan kedua permukaan kayu
menjadi lurus, rata dan kedua permukaan kayu saling membentuk sudut
sembilan puluh derajat / tegak lurus.

5

Pembahanan

AB

Gambar 1.6. Mesin ketam perata tampak samping (A), Mesin ketam
perata tampak atas (B) (dokumen pribadi)

Pekerjaan pokok mesin ketam perata adalah mengetam rata dan
lurus pada permukaan kayu serta pada siku-siku sisi tebal. Ukuran mesin
ketam ditentukan oleh panjang sumbu ketam (umumnya 100 mm sampai
dengan 900 mm). Putaran mesin ketam perata antara 3.500 Rpm sampai
5.000 Rpm.
Keselamatan kerja pada mesin ketam perata:
a. Mematikan saklar utama apabila hendak menyetel mata ketam.
b. Menggunakan kayu pendorong apabila mengetam kayu kayu yang tipis

agar terhindar dari kecelakaan
c. Pisau yang terbuka hanya selebar kayu yang akan diketam ditambah +

½ cm.
d. Memastikan tangan berada diatas kayu dan jauh dari jangkauan putaran

pisau
e. Menekan dengan baik kayu pekerjaan pada meja dan pengantar.

6

Pembahanan

f. Kayu yang boleh diketam adalah kayu yang panjangnya lebih dari 30
cm.

g. Menggunakan pisau ketam yang tajam dan menghindari pisau ketam
yang tumpul.

h. Tidak memulai pekerjaan sebelum putaran mesin mencapai kecepatan
penuh.

i. Tidak diperbolehkan merubah kedudukan meja mesin tanpa petunjuk
instruktur.

Tabel 1.1. Jenis pengerjaan dengan mesin ketam perata

Jenis pengetaman Ilustrasi

Mengetam rata,

lurus, dan licin

permukaan kayu

Sumber : (Daryanto dan Tarno, 2019)

Mengetam sisi
tebal/menyikukan

Sumber : (Daryanto dan Tarno, 2019)

Mengetam miring

Sumber : (Daryanto dan Tarno, 2019)
7

Jenis pengetaman Pembahanan
Mengetam sponing Pembahanan

Ilustrasi

Sumber : (Yuswanto, 1999)

Mengetam tirus

Sumber : (Daryanto dan Tarno, 2019)

Mengetam
cowokan

Sumber (Yuswanto, 1999)

Mengetam kepala
kayu

Sumber (Daryanto dan Tarno, 2019)
8

Pembahanan

1.5. Mesin ketam penebal / thicknesser
Mesin thicknesser merupakan sebuah mesin lanjutan setelah proses

dari mesin perata/planer. Pada mesin perata/planer hanya untuk
menghaluskan 2 sisi dan membentuk sudut siku 90°. Thicknesser atau lebih
mudah disebut mesin ketam penebal berfungsi untuk menghaluskan sisi
lainnya pada ketebalan yang diinginkan. Mesin ketam penebal berfungsi
untuk menentukan tebal kayu dalam keadaan halus dan rata. Ukuran mesin
ketam penebal ditentukan oleh panjang sumbu pisau ketam penebal dan
jarak antara as ke as rol meja.

Gambar 1.7. Mesin ketam penebal / thicknesser (dokumen pribadi)

Kelengkapan mesin ketam penebal adalah sebagai berikut:

a. Tudung pengaman/pengarah serbuk.

b. Pengatur naik turun meja.

c. Skala pengetaman.

9

Pembahanan

Gambar 1.8. Pengerjaan dengan mesin ketam penebal (Yuswanto, 1999)
Keselamatan kerja pada mesin ketam penebal adalah :
Untuk menjaga keselamatan kerja pada pengoperasian mesin pengetam
penebal, hal – hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Pada waktu pengetaman permukaan kayu yang lebar penggunaan
mata ketam tidak melebihi 2 mm

b. Jangan melihat lurus sejajar meja pada waktu pengetaman berjalan
c. Jangan menggerakan rol sebelum mesin mencapai kecepatan penuh
d. Kayu yang cembung/cekung/baling tidak boleh diketam sebelum

kayu tsb diketam dengan ketam pelurus sehingga rata pada sebelah
muka.
e. Kayu yang sangat pendek,tidak boleh diketam dengan mesin ini.
Kayu yang boleh diketam dengan ketam ini tidak kurang dari
300mm
f. Waktu menggunakan mesin ,lepaskan tangan waktu kayu didorong
oleh rol pendorong masuk

10

Pembahanan

g. Jangan meletakkan jari di bawah benda kerja/kayu waktu
mengetam.

h. Benda kerja/ kayu yang panjang hendaklah dibantu didorong untuk
masuk ke rol .

i. Apabila kayu telah didorong masuk, adalah lebih aman berdiri
disebelah tepi karena serpihan kayu yang pecah mungkin terbuang
dengan kuat.

j. Jangan membongkokkan badan dengan tujuan melihat kedalam rol
waktu kayu diketam, kerana kepingan kayu yang pecah akan
terpelanting dengan kuat.

k. Benda kerja/ kayu yang tidak sama tebalnya tidak boleh
diketamkan bersama-sama karena kayu yang tipis akan terjadi
tendangan balik dengan kuat.

11

Pembahanan
Untuk lebih memahami proses pemotongan kayu, simak video

berikut ini.

Link Video : https://youtu.be/5xLlmWJzN5A
Atau scan barcode dibawah ini.

12

Pembahanan
Asah Kemampuanmu !
Apakah kamu sudah paham tentang Proses
Pembahanan dalam kegiatan Produksi Furnitur? agar
tidak penasaran, kerjakan kuis berikut!

https://quizizz.com/join?gc=158562
Atau scan barcode dibawah ini.

13

BAB 2

MILLING

Sumber gambar : www.finewoodworking.com

Tujuan Pembelajaraan

Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu:
1. memahami proses pembentukan / milling
2. melaksanakan pekerjaan milling

Milling

Materi Pembelajaran

Milling adalah salah satu proses pembentukan kayu sebagai
komponen penyusun produk furnitur. Mesin yang biasanya digunakan
dalam proses milling adalah mesin shaper (frais samping) atau spindle
moulder. Alat ini biasanya digunakan untuk membuat alur, lengkung/profil,
lidah, serta sponing. Prinsip kerja dari mesin ini yaitu adanya poros motor
dengan mata pisau profile yang menghadap ke atas arah vertikal dan benda
kerja didorong ke arah pisau tersebut diatas sebuah meja kerja. Mesin
shaper termasuk mesin yang cukup berbahaya, maka pengoperasiannya
harus ekstra hati-hati. Mesin ini mempunyai kecepatan putaran sumbu yang
tinggi dan pisaunya terbuka. Mesin ini mampu mengerjakan banyak jenis
pekerjaan selain yang sudah disebutkan diatas. Ada dua jenis mesin spindle
moulder yang dimiliki oleh Politeknik IFPK, yaitu single spindle moulder
dan double spindle moulder.

Keterangan:
A. Meja kerja
B. Meja pengantar
C. Poros pisau
D. Tuas penekan
E. Pengaman poros pisau
F. Tombol ON/OFF

Gambar 2.1. Mesin spindle moulder

15

Milling

AB

Gambar 2.2. Single spindle moulder (A), Double spindle moulder (B)
(dokumen pribadi)

Kelebihan mesin ini adalah:
a. Konfigurasi dan fungsinya yang sangat beragam.
b. Mata pisau yang bisa dirubah dengan ribuan jenis yang tersedia atau
custommade
c. Kecepatan putaran poros pisau dan 'feeder' yang bisa diatur.
d. Sudut vertikal poros pisau bisa diatur miring sesuai dengan sudut
kemiringan yang kita butuhkan.

Pisau mesin spindle moulder terdiri dari lima macam:
a. Solid cutter adalah pisau yang bersayap.
b. Pisau lepas (loose knife) dipasang dan dijepit oleh dua ring, tiap
pasang pisau harus mempunyai ukuran bentuk dan berat yang sama.
c. Slitting saw (daun gergaji alur) mempunyai diameter kecil dengan
ukuran tebal yang berbeda-beda 1/9" sampai 1/4", 3/8" dan 1/2"
untuk membuat alur, dado dan purus dan lain-lain.
d. Z knife untuk membuat bossing dan cowakan dada purus.
e. End cutter atau router cutter dipasang pada collet chuck untuk
membuat sambungan ekor burung atau profil miring.
16

Milling

Asah Kemampuanmu !
Apakah kamu sudah paham tentang Proses
Pembentukan/Milling dalam kegiatan Produksi
Furnitur?
Agar tidak penasaran, kerjakan kuis berikut!

https://quizizz.com/join?gc=902001
Atau scan barcode dibawah ini.

17

BAB 3

Konstruksi Furnitur

Sumber gambar : sambungan-kayu.jpg (500×333) (lemkayu.net)

Tujuan Pembelajaraan
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu:

1. Memahami macam – macam konstruksi furnitur
2. Mengerjakan beberapa macam sambungan kayu

Konstruksi Furnitur

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana dan
prasarana, dalam bidang arsitektur, atau teknik sipil, sebuah konstruksi
dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau
pada beberapa area. Konstruksi yang dipakai tergantung pada material yang
dipakai. Masing-masing material memiliki sistem konstruksi khusus yang
berbeda. Konstruksi ini berkaitan dengan suatu furnitur/mebel dapat berdiri
tegak, stabil dan kuat.

Dalam desain furnitur, konstruksi menjadi salah satu unsur yang
sangat penting dalam setiap produksi furnitur/mebel. Karena konstruksi
menjadi penentu kualitas dari furnitur/mebel tersebut dalam konteks
kekuatan, keamanan dan keawetan. Pengerjanan konstruksi meliputi
pembentukan komponen, pengeboran untuk sambungan kayu baik secara
manual maupun dengan mesin. Untuk mendapatkan hasil yang baik, kayu
harus melalui proses mesin sebesar 60% (Daryanto dan Tarno, 2019).

19

Konstruksi Furnitur

3.2.1. Mesin Bor

Mesin Bor ialah alat

yg dimanfaatkan guna

membuat lubang, alur,

peluasan, & penghalusan

dengan presisi & akurat.cara

kerja mesin bor yakni dengan

memutarkan alat pemotong yg

arah pemakanan mata bor

hanya terhadap sumbu mesin

tersebut. Dalam

perkembangannya mesin bor

terdiri dari berbagai tipe sesuai Gambar 3.1. Mesin Bor Vertikal
(Dokumen pribadi)
dengan kegunaan & fungsinya

masing-masing. Diantaranya

yaitu mesin bor meja, bor

tangan, bor radial, bor tegak,

bor koordinat, bor lantai, serta

bor berporos.

Keselamatan kerja pada mesin bor :
a. Pilihlah mesin bor sesuai dengan fungsinya (ukuran, diameter dan

fungsi)
b. Mata bor harus terpasang sesuai dengan kebutuhan

20

Konstruksi Furnitur

c. Kabel terhubung harus berisi 3 kabel, salah satunya berfungsi sebagai
ground dan harus terpasang.

d. Jangan melepas bor dari kayu pekerjaan dalam keadaan berhenti.
e. Usahakan benda yang di bor/lubang dalam keadaan diam/tidak

bergerak
f. Hindarkan/jauhkan anggota badan dari putaran mesin.
3.2.2. Mesin mortiser

Mesin mortiser merupakan mesin konstruksi yang digunakan untuk
membuat lubang dengan tepi berbentuk radius.

Gambar 3.2. Mesin oscilation mortiser (dokumen pribadi)

Keselamatan kerja pada mesin mortiser :
a. Bila akan menyetel dan mengganti mata pisau, matikan saklar utama .
b. Selalu diingat bahwa tangan berada di atas kayu dan jauh dari

jangkauan putaran pisau.
c. Jangan memulai bekerja sebelum putaran mesin mencapai kecepatan

penuh.
d. Gunakan selalu alat pelindung diri ( APD ).

21

Konstruksi Furnitur

e. Matikan saklar listrik dan bersihkan mesin setelah digunakan.
f. Tekan tombol emergency apabila terjadi kecelakaan kerja.

3.2.3. Mesin tenoner

Mesin tenoner

merupakan mesin yang

digunakan untuk membuat

pen/purus pada sambungan

kayu. Pen/purus yang dibuat

dengan mesin ini berbentuk

radius.

Gambar 3.3. Mesin Tenoner (dokumen
pribadi)

Keselamatan kerja pada mesin tenon:

a. Bila hendak menyetel mata pisau, mengganti matikan saklar utama.
b. Selalu diingat bahwa tangan berada di atas kayu dan jauh dari

jangkauan putaran pisau.
c. Tekan tombol emergency apabila terjadi kecelakaan kerja.
d. Jangan memulai bekerja sebelum putaran mesin mencapai kecepatan

penuh.
e. Gunakan selalu alat pelindung diri ( APD ).
f. Matikan saklar listrik dan bersihkan mesin setelah digunakan.

22

Konstruksi Furnitur

3.2.4. Mesin single end
tenoner

Mesin single end tenoner

merupakan mesin konstruksi

yang digunakan untuk membuat

sambungan gigi

terbuka/sambungan pen terbuka.

Gambar 3.4. Mesin Single end
tenoner (dokumen pribadi)

Konstruksi furnitur salah satunya adalah proses penyambungan
beberapa potongan kayu agar memiliki kekuatan. Sambungan kayu adalah
penggabungan dua balok kayu atau lebih menjadi satu balok kayu panjang
atau lebar dalam satu bidang datar atau bidang dua dimensi (Daryanto dan
Tarno, 2019).
Untuk memenuhi unsur kekuatan, maka sambungan kayu harus
memperhatikan hal – hal berikut:

23

Konstruksi Furnitur

a. Sambungan kayu harus sederhana dan kuat
b. Harus memperhatikan sifat –sifat kayu, terutama kembang susut kayu

dan daya tarik
c. Bentuk sambungan harus tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja

3.3.1. Sambungan kayu arah memanjang mendatar
Jenis – jenis sambungan kayu :
a. Sambungan bibir lurus
Sambungan ini digunakan apabila seluruh bayu kayu ditahan.
Masing – masing bagian kayu ditakik separuh. Hal ini
menyebabkan sambungan kayu bibir lurus mempunyai kekuatan
yang lemah.

Gambar 3.5. Sambungan Bibir lurus (www.hdesignideas.com)

b. Sambungan bibir lurus berkait
Sambungan bibir lurus berkait sering digunakan apabila produk
furnitur akan mengalami gaya tarik pada seluruh permukaan
balok. Agar sambungan lebih kuat maka harus ditambah dengan
24

Konstruksi Furnitur
paku atau baut. Tipe sambungan ini digunakan pada balok kayu
dengan arah memanjang.

Gambar 3.6. Sambungan bibir lurus berkait
(https://courtina.id/jenis-sambungan-kayu/)
c. Sambungan bibir miring
Sambungan bibir miring merupakan sambungan yang paling
sederhana. Sambungan ini bisa digunakan untuk menambah
panjang kayu.

Gambar 3.7. Sambungan bibir miring (www.hdesignideas.com)

25

Konstruksi Furnitur

d. Sambungan bibir miring berkait
Sambungan ini hampir sama dengan sambungan bibir miring,
hanya saja ada sisa kayu potongan yang berfungsi sebagai
penahan atau pengait.

Gambar 3.8. Sambungan bibir miring berkait
(https://www.hdesignideas.com/2010/05/sambungan-kayu-type-bibir-

miring_21.html)

3.3.2. Sambungan kayu arah melebar
Balok – balok kayu yang akan digunakan sebagai lantai atau dinding

bangunan akan disambung terlebih dahulu agar lantai atau dinding terlihat
rapat dan bersih. Ada beberapa teknik penyambungan yaitu dengan
perekat, paku, alur, dan lidah.

a. Sambungan dengan lem
Kedua sisi papan kayu yang akan disambung harus diberi lem
khusus yang digunakan untuk kayu. Pengepresan tidak perlu
dilakukan secara kuat, hanya sampai lem sudah keluar dari garis
sambung. Pengepresan yang terlalu keras mengakibatkan
pelengkungan sambungan papan.

26

Konstruksi Furnitur

Gambar 3.9. Sambungan dengan lem (dokumen pribadi)
b. Sambungan dengan Sekrup

Sambungan ini digunakan kalau kapasitas alat press kecil sedangkan
balok yang akan dipress banyak. Maka setelah papan dipress, papan
langsung di sekrup dan pengepresan bisa dibuka. Papan yang satu
ditakik atau dilubang untuk pemutaran sekrup dengan drei.

Gambar 3.10. Sambungan dengan Sekrup
(https://id.pinterest.com/pin/13862711331835253/)

c. Sambungan lidah
Pada sambungan ini ujung balok kayu disambungkan pada sisi kayu
kedua yang sudah dihilangkan sebagian kayunya. Potongan kayu
kedua memberikan area yang lebih luas untuk direkat dan dapat
dipaku. Sambungan ini biasa digunakan dalam membuat kotak –
kotak, lemari, kabinet, sudut laci, dan peti.
27

Konstruksi Furnitur

Gambar 3.11. Sambungan lidah
(https://www.hdesignideas.com/2010/06/sambungan-kayu-

memanjang-type-lidah.html)
d. Sambungan lidah dan alur

Sambungan ini biasa digunakan untuk papan lantai. Alur diketam
dalam tepi salah satu papan dan lidah diketam pada tepi papan
kedua. Sambungan ini kemudian direkat dan dan dipress dengan
klem batang hingga perekatnya mengeras.

Gambar 3.12. Sambungan lidah dan alur
(https://courtina.id/jenis-sambungan-kayu/)

28

Konstruksi Furnitur

e. Sambungan lidah lepas dan alur
Pada sambungan ini , kedua balok kayu diberi alur dengan
menggunakan mesin ketam dan sebuah lidah diselipkan ke dalam
alur tersebut. Sambungan ini kemudian direkat dan dan dipress
dengan klem batang hingga perekatnya mengeras. Sambungan ini
disebut juga sebagai sambungan dengan isian.

Gambar 3.13. Sambungan lidah lepas dan alur
(https://www.hdesignideas.com/2010/06/sambungan-kayu-type-

melebar-lidah-lepas.html)

f. Sambungan dengan pen bulat
Sambungan ini menggunakan pen bulat (dowel) yang biasanya
terbuat dari kayu yang kuat dan ulet serta bereaksi yang baik
terhadap lem. Panjang pen yang masuk minimal 25 mm, jarak dari
tepi minimal 10-15 mm dengan jarak memanjang 150 – 200 mm.
Ada 2 macam pen bulat, yaitu :
 Pen bulat dengan batang licin
 Pen bulat dengan batang berulir
Pen berulir lebih baik dibandingkan dengan pen licin karena melalui
celah ulir, udara dalam lubang dapat keluar dengan mudah. Pada
celah tersebut, lem juga dapat berkumpul sehingga bermanfaat

29

Konstruksi Furnitur

untuk memperkuat sambungan. Cara pemasukannya lebih mudah
karena bidang gesernya sedikit. Pen berulir juga sukar untuk
tercabut.

Gambar 3.14. sambungan pen bulat
3.3.3. Konstruksi sudut kotak / kubus

a. Konstruksi dengan paku
Konstruksi ini dipakai pada peti atau perabot yang kurang halus.

Pada penyambungan sebaiknya dipakai paku berkepala benam
sehingga kepala paku dapat dibenamkan dan kepala paku dapat
ditutup. Jarak pemakuan antar titik 150 - 200 mm. Panjang paku
yang masuk kebagian papan kurang lebih 2/3 tebal papan.

Gambar 3.15. Sambungan dengan paku (Kristianto, 1999)
30

Konstruksi Furnitur
b. Konstruksi dengan lidah dan alur

Gambar 3.16. Sambungan lidah dan alur (Kristianto, 1999)
c. Konstruksi sudut verstek dengan isian verstek

AB

Gambar 3.17. Sambungan sudut verstek dengan isian kayu masif (A), isian
lamello (B) (Kristianto, 1999)

d. Konstruksi dengan pen bulat (dowel)
Jarak ujung 10 -15 mm. Jarak antar pen bulat 150 – 200 mm.

Diameter pen bulat 1/3 – 3/5 tebal papan.
31

Konstruksi Furnitur

Gambar 3.18. Sambungan dengan pen bulat/dowel (Kristianto, 1999)
e. Konstruksi ekor burung

Sambungan ekor burung adalah sambungan sudut yang
digunakan pada benda dari kayu masif maupun blockboard.
 Kontruksi ekor burung terbuka

Sambungan ekor burung merupakan sambngan sudut yang
sudah lama sering digunakan. Hal ini disebabkan sambungan ini
sangat baik dari hal kekuatan maupun nilai estetikanya.
Sambungan ini disebut konstruksi ekor burung terbuka karena
sambungan berada di ujung sudut sambungan dan semua
penampang sambungannya terlihat di permukaan.
Pembuatannya harus dilakukan dengan presisi dan detail
dengan ukuran tertentu.

32

Konstruksi Furnitur

Gambar 3.19. Sambungan ekor burung terbuka (Kristianto, 1999)
 Konstruksi ekor burung setengah tertutup
Jenis sambungan ekor burung ini dipakai jika penampang
sambungan tidak dikehendaki terlihat pada satu sisi bagian.
Tebal sisi yang menutupi 1/3 sampai 1/4 tebal kayu.

Gambar 3.20. Konstruksi ekor burung setengah tertutup
(Kristianto, 1999)

 Konstruksi ekor burung memanjang
Sambungan ekor memanjang seperti lidah dan alur, bentuk
dapat di buat seperti gambar dibawah ini.
33

Konstruksi Furnitur

Gambar 3.21. Konstruksi ekor burung memanjang (Kristianto, 1999)
 Konstruksi ekor burung tersembunyi
Bentuk ekor burung ini sangat jarang digunakan, karena elemen
sambungan tidak terlihat dan cenderung untuk digunakan jenis
sambungan yang lebih praktis.

Gambar 3.22. Konstruksi ekor burung tersembunyi (Kristianto,
1999)

34

Konstruksi Furnitur

 Konstruksi gigi terbuka
Tebal gigi 1/2 sampai 1/3 tebal papan atau panjang gigi.

Gambar 3.23. Konstruksi gigi terbuka (Kristianto, 1999)
3.3.4. Konstruksi Rangka Sudut

a. Sambungan kip / takik separo
Konstruksi ini menghubungkan dua buah kayu yang saling

bertemu secara siku – siku, sudut pertemuan atau persilangan. Papan
kayu dipotong separo tebal atau takikan ½ kayu dengan lebar selebar
bingkai. Untuk memperkuat sambungan ini digunakan penguat
berupa pen dan dimatikan dengan lem.

35

Konstruksi Furnitur

Gambar 3.24. Konstruksi Kip/Takik separo
b. Sambungan dengan pen terbuka

Panjang pen selebar rangka dengan tebal pen 1/3 tebal rangka.
Sambungan ini harus dikerjakan dengan teliti sehingga
sambungan menjadi rata.

Gambar 3.25. Sambungan dengan pen terbuka

36

Konstruksi Furnitur
c. Sambungan pen terbuka satu sisi

Gambar 3.26. sambungan pen terbuka satu sisi
d. Sambungan pen terbuka verstek

Gambar 3.27. Sambungan pen terbuka verstek

37

Konstruksi Furnitur
e. Sambungan pen tembus dengan spat pen dan baji

Pen dibuat tembus dengan menggunakan spat pen supaya bingkai
tidak muntir.

Gambar 3.28. Sambungan pen tembus dengan spat pen dan baji
f. Sambungan pen tidak tembus dengan spat pen tersembunyi

Gambar 3.29. Sambungan pen tidak tembus dengan spat pen tersembunyi

38

Konstruksi Furnitur
Untuk lebih memahami macam – macam sambungan kayu ,

simak video berikut ini.

Link Video : https://youtu.be/DA4bg9bqrzg
Atau scan barcode dibawah ini.

39

Konstruksi Furnitur
Asah Kemampuanmu !
Apakah kamu sudah paham tentang Konstruksi
Furnitur dalam kegiatan Produksi Furnitur?
Agar tidak penasaran, kerjakan kuis berikut!

https://quizizz.com/join?gc=971445
Atau scan barcode dibawah ini.

40

BAB 3

Pengamplasan

Sumber gambar : (bramblefurniture.com)

Tujuan Pembelajaraan
Setelah mempelajari materi ini, anda diharapkan mampu:

1. mengetahui pentingnya proses pengamplasan
2. melaksanakan pekerjaan pengamplasan

Pengamplasan

Sanding atau pengamplasan merupakan kegiatan yang penting
dilakukan ketika membuat sebuah produksi furnitur. Proses pengamplasan
sangat berpengaruh terhadap kegiatan finishing yang akan dilakukan.
Pengamplasan menjadi sangat penting karena hasil pengamplasan akan
sangat mempengaruhi keberhasilan proses finishing yang akan dilakukan
nantinya. Pengamplasan berfungsi untuk menghaluskan permukaan dan
membersihkan media kayu dari kotoran dan cacat kayu. Proses ini
menggunakan kertas/kain amplas khusus untuk kayu. Kasar dan halusnya
amplas ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik permukaan
kain/kertas amplas yang kasar. Angka tersebut menunjukkan ukuran halus
dan rapatnya susunan pasirnya. Semakin besar angkanya maka semakin
halus dsn rapat susunan pasirnya. nomor-nomor pada amplas kertas dan
amplas gulungan adalah nomor 24, 30, 36, 40, 50, 60, 80,100,120,150,180,
220, 240, 280, 320, 360, 400, 500, 1000 dan seterusnya.
Fungsi amplas :

a. Untuk grinding (meratakan dan membentuk ), biasanya
menggunakan grit kasar (24 – 80)

b. Untuk blending (menyamarkan dan menghaluskan), biasanya
menggunakan amplas grit menengah (100-180).

c. Untuk finishing menggunakan fine grit (240 - 400)
d. Untuk melicinkan permukaan menggunakan super fine (400-600)
e. Untuk super finishing menggunakan micro fine (800-1200).

Proses pengamplasan sebaiknya dilakukan searah serat kayu dan
dengan tekanan tangan yang sama pada seluruh permukaan kayu.

42


Click to View FlipBook Version