The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kaidah Kebahasaan dan Perancangan pembelajaran Teks Non Fiksi di Sekolah Dasar

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by elisanti370, 2021-10-10 22:08:24

Materi Ajar Bahasa Indonesia

Kaidah Kebahasaan dan Perancangan pembelajaran Teks Non Fiksi di Sekolah Dasar

MATERI AJAR BAHASA INDONESIA

KAIDAH KEBAHASAAN DAN PERANCANGAN
PEMBELAJARAN TEKS NON FIKSI DI SEKOLAH DASAR

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Pengembangan Materi Ajar Berbasis Problem Based Learning
untuk Menyelesaikan Pendalaman Materi pada Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan Bidang Guru SD

Angkatan III Tahun 2021

Disusun Oleh
Eli Santi Rombel 003 / UKG 201509431395

Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan

Universitas Negeri Gorontalo
2021

MATERI AJAR BAHASA INDONESIA
KAIDAH KEBAHASAAN DAN PERANCANGAN PEMBELAJARAN TEKS NON FIKSI

DI SEKOLAH DASAR

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat,
dan hidayah-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan Materi Ajar Bahasa
Indonesia KB 3 Kaidah Kebahasaan dan Perancangan Pembelajaran Teks Non Fiksi
di Sekolah Dasar dengan lancar tanpa kendala berarti.

Materi ajar ini ditulis sebagai media panduan untuk membelajarkan Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar. Konsep dasar materi ajar ini agar bisa membantu guru
maupun peserta didik supaya lebih memudahkan pemahaman tentang pembelajaran
Bahasa Indonesia khususnya mengenai Kaidah Kebahasaan dan Perancangan
Pembelajaran Teks Non Fiksi di Sekolah Dasar. Modul ini dikembangkan menjadi
tiga kegiatan belajar sebagai berikut:
1. Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi.
2. Perancangan Pembelajaran Teks Nonfiksi di Sekolah Dasar.

Materi ajar ini disajikan dalam Problem Based Learning (PBL) yaitu suatu
model pembelajaran yang menekankan prinsip penggunaan autentik dan bermakna
serta menjadi titik awal dalam memperoleh pengetahuan baru.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada keluarga yang selalu
mendukung dan memberikan do’a terbaik dalam setiap perjalanan yang saya
lakukan. Dan beribu ucapan terima kasih pada semua pihak yang turut mendukung
saya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Materi ajar ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Selalu ada
kesempatan untuk memperbaiki setiap kesalahan, karena itu, dukungan berupa
kritik & saran akan selalu saya terima dengan tangan terbuka.

Batang, Juli 2021

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................ iii
PENDAHULUAN ...................................................................................................1

1. Deskripsi .....................................................................................................1
2. Relevansi Materi .........................................................................................2
3. Petunjuk Belajar ..........................................................................................3
4. Capaian Pembelajaran .................................................................................3
URAIAN MATERI .................................................................................................4
1. Pengertian Teks Nonfiksi ............................................................................7
2. Jenis dan Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi .............................................8

▪ Esai .........................................................................................................9
▪ Reviu Buku ...........................................................................................12
▪ Artikel Ilmiah .......................................................................................18
▪ Teks Narasi Sejarah ..............................................................................21
▪ Surat ......................................................................................................25
3. Pembelajaran Menulis Teks Nonfiksi di Sekolah Dasar ...........................30
4. Forum Diskusi ...........................................................................................35
PENUTUP .............................................................................................................36
1. Ringkasan Materi ......................................................................................36
2. Tes Formatif ..............................................................................................37
3. Kunci Jawaban ..........................................................................................40
Daftar Pustaka .......................................................................................................41
Skenario Pembelajaran ..........................................................................................42

iii

PENDAHULUAN

1. Deskripsi
Salah satu keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari

sekolah dasar ini adalah keterampilan berbahasa yang baik, karena bahasa
merupakan modal terpenting bagi manusia. Dalam pembelajaran bahasa
indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa,
keterampilan ini, antara lain: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
Keempat aspek berbahasa ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya.
Bagaimana seorang anak akan bisa menceritakan sesuatu setelah ia membaca
ataupun setelah ia mendengarkan. Begitu pun dengan menulis. Menulis tidak
lepas dari kemampuan menyimak, membaca dan berbicara anak, sehingga
keempat aspek ini harus senantiasa diperhatikan untuk meningkatkan
ksemampuan siswa.

Proses pembelajaran pada semua jenjang pendidikan, akan selalu
dihadapkan pada sumber atau literatur yang dituangkan secara tertulis. Tulisan
bertujuan agar ilmu tersebut dapat terekam dan dapat dimanfaatkan oleh orang
banyak. Teks nonfiksi lebih dominan tertuang dalam literatur dibandingkan
dengan teks fiksi karena teks nonfiksi berfungsi sebagai salah satu media yang
digunakan dalam pembelajaran untuk menghubungkan antara ilmu yang
dituangkan penulis dengan pembaca. Realitas dan aktualitas yang dihadirkan
teks nonfiksi bertujuan untuk menambah pengetahuan dan memperkaya
wawasan pembaca.

Pada materi ajar ini kita akan memecahkan masalah yang berkaitan
dengan teks nonfiksi, diantaranya:
1. Menganalisis kaidah kebahasaan teks nonfiksi.
2. Menentukan bagaimana mengaplikasikan pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah dasar materi teks nonfiksi.

Materi Kaidah Kebahasaan Teks Nonfiksi disajikan dalam model
pembelajaran Problem Based Learning yaitu suatu model pembelajaran yang
menekankan prinsip penggunaan autentik dan bermakna serta menjadi titik

1

awal dalam memperoleh pengetahuan baru. Adapun tahapan pembelajaran
PBL adalah sebagai berikut:
a. Meeting the problem : guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran

dengan penyajian masalah.
b. Problem analysis dan learning issues : peserta didik menganalisis

masalah-masalah isu yang terkait.
c. Discovery & reporting : peserta didik mengumpulkan data yang cukup dan

melaksanakan eksperimen terhadap fenomena yang diselidiki.
d. Solusi presentation & reflection : peserta didik mempresentasikan

temuannya kepada kelompok atau orang lain.
e. Overview, integration & evaluation : menganalisis dan mengevaluasi

proses berpikirya sendiri.

2. Relevansi Materi
Materi ajar ini disusun sesuai dengan kebutuhan yang akan dihadapai

para guru profesional dalam mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah dasar. Selain sesuai dengan Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang
standar isi materi teks nonfiksi bahasa Indonesia juga sesuai dengan
permendikbud no. 37 tahun 2018 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar
mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar materi teks nonfiksi.

Dengan dipelajarinya materi ajar ini akan menguatkan pemahaman
mengenai materi tentang teks nonfiksi (soft skill) serta mengembangkan
metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran (hard skill).
Hal tersebut akan menunjang peningkatan kompetensi profesional, pedagogik,
sosial, dan kepribadian guru yang diharapkan serta sesuai dengan implementasi
Kurikulum 2013.

Kompetensi yang dimiliki tersebut diharapkan memfasilitasi aktivitas
belajar siswa sekolah dasar khususnya dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
yang secara umum anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik sudah dapat
melakukan seriasi, mengelompkan objek yang dilihatnya, memiliki minat
terhadap angka dan tulisan, perbendaharaan kata meningkat, senang berbicara

2

dan aktif bertanya, memahami sebab akibat, pemahaman terhadap ruang dan
waktu telah berkembang.

3. Petunjuk Belajar
Untuk membantu memahami uraian dalam materi ajar ini perlu

diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut:
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat di dalam modul

ini sampai kita memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan
bagaimana mempelajari modul ini.
b. Temukanlah kata-kata kunci dari kata-kata yang dianggap baru. Alangkah
lebih baik apabila kita mencatat dan meringkas hal-hal penting tersebut.
c. Pahamilah pengertian demi pengertian modul ini melalui pemahaman dan
pengalaman diri sendiri serta diskusikanlah dengan teman sejawat, dosen
pembimbing, atau tutor.
d. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Kita dapat
menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet.
e. Mantapkanlah pemahaman kita melalui pengerjaan tes formatif yang
tersedia dalam modul ini dengan baik. Kemudian, nilai sendiri tingkat
pencapaian Saudara dengan membandingkan jawaban yang telah Saudara
buat dengan kunci jawaban tes formatif yang terdapat di akhir modul.
f. Diskusikanlah apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang dianggap
masih sulit, dengan teman-teman. Selamat berlajar. Semoga kita berhasil!

4. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan pembaca dapat:

a. Menganalisis kaidah kebahasaan teks nonfiksi.
b. Menentukan bagaimana mengaplikasikan pembelajaran yang aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di
sekolah dasar materi teks nonfiksi.

3

URAIAN MATERI

Tahukah Saudara, siapakah tokoh
di samping?
Apa perannya dalam dunia
Pendidikan?

https://www.liputan6.com/

Masa Kecil Ki Hajar Dewantara hingga Masa Sekolah
Ki Hajar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas (R.M.) Suwardi
Suryaningrat pada Kamis Legi, 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Suwardi Suryaningrat
berasal dari keluarga bangsawan Puro Pakualaman Yogyakarta. Ayahnya adalah
Kanjeng Pangeran Ario (K.P.A.) Suryaningrat dan Ibunya bernama Raden Ayu
(R.A.) Sandiah.
K.P.A. Suryaningrat sendiri merupakan anak dari Paku Alam III. Dengan
demikian Suwardi Suryaningrat merupakan cucu dari Paku Alam III. Saat masih
kecil Suwardi Suryaningrat memiliki julukan Denmas Jemblung (buncit) di
kalangan keluarganya dikarenakan pada saat masih bayi ia memiliki perawakan
perut buncit.
Lahir dalam keluarga bangsawan membuat Suwardi Suryaningrat mendapat
kesempatan mengenyam pendidikan lebih besar. Ia bersekolah di Europeesche
Lagere School (ELS), sebuah sekolah dasar milik Belanda di kampung Bintaran
Yogyakarta. Lulus dari ELS Suwardi Suryaningrat masuk ke Kweekschool sebuah
sekolah guru di Yogyakarta. Tak lama setelah itu ia ditawari beasiswa untuk masuk
sekolah dokter Jawa di Jakarta bernama STOVIA (School Fit Opleiding Van
Indische Artsen).
Suwardi menerima tawaran tersebut, namun karena kesehataannya yang
kurang baik ia sempat sakit selaman 4 bulan dan beasiswanya dicabut oleh sekolah
tersebut. Namun ternyata ada alasan politis dibalik pencabutan beasiswa Suwardi

4

Suryaningrat. Beberapa hari sebelum pencabutan, Suwardi Suryaningrat sempat
menerima dampratan dari Direktur STOVIA karena dianggap membangkitkan
radikalisme terhadap Pemerintahan Hindia Belanda lewat sajak yang ia bawakan di
sebuah pertemuan.

Kiprahnya dalam Pendidikan
Selama pengasingan Suwardi Suryaningrat memanfaatkan kesempatan
yang ada untuk memperdalam ilmu pendidikan lewat kursus-kursus tertulis dan
kursus-kursus malam hingga berhasil meraih Akte Guru Eropa dalam pendidikan
Paedagogie pada 12 Juni 1915. Istrinya R.A. Sutartinah mengajar di Frobel School
sebuah Taman Kakan-Kanak di Weimaar, Den Haag.
Suwardi Suryaningrat banyak mendapat pengetahuan dan pemahaman
sejarah sosial pendidikan yang yang mencerahkan saat ia menjalani masa
pengasingan di Belanda. Di sanalah beliau banyak mempelajari masalah pendidikan
dan pengajaran dari Montessori, Dalton, Frobel, pesantren, dan asrama.
Suwardi Suryaningrat kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. ia
kemudian bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini
kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah
yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa
atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Sekolah pertama yang didirikan adalah
taman indria (taman kanak-kanak) dan kursus guru, kemudian diikuti taman muda
(SD), dan taman dewasa (SMP merangkap taman guru). Setelah itu, diikuti
pendirian taman madya (SMA), taman guru (SPG), prasarjana, dan sarjana wiyata.
Dalam waktu 8 tahun, Perguruan Tamansiswa telah hadir di 52 tempat.
Perkembangannya yang pesat memantik kecemasan Pemerintah Belanda
sehingga mengundang dikeluarkannya Undang-Undang Sekolah Liar (Onderiwijs
Ondonantie) pada 1932. UU itu menyatakan sekolah swasta harus beroperasi
dengan izin pemerintah, mesti menggunakan kurikulum pemerintah, dan para guru
harus tamatan dari sekolah guru pemerintah. Bila UU itu dilaksanakan, Perguruan
Tamansiswa akan tutup. Sebab, sebagai sekolah swasta, Tamansiswa menggunakan
kurikulum sendiri dan pamong (guru) dari sekolah guru sendiri.

5

Menghadapi tekanan ini, Ki Hajar Dewantara mengirim telegram kepada
Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Bogor. Telegram itu dikirim pada 1 Oktober
1932, persis di hari pertama pemberlakukan UU tersebut. Petikannya sebagai
berikut, "...makhluk yang tak berdaya mempunyai insting untuk menangkis bahaya
guna menjaga diri dan demikianlah juga boleh jadi kami terpaksa akan melakukan
perlawanan sekuat-kuatnya dan selama-lamanya dengan cara tenaga diam."

Pada 3 Februari 1928 Suwardi Suryaningrat genap berusia 40 tahun (5
windu) ia menutuskan berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Hadjar berarti
pendidik; Dewan berarti Utusan dan tara berarti tak tertandingi. Jadi makna dari Ki
Hadjar Dewantara adalah Bapak Pendidik Utusan Rakyat yang Tak Tertandingi.
Pergantian nama ini juga sebagai keputusan bahwa Suwardi Suryaningrat ingin
melepas gelar kebangsawanannya dan melebur untuk meperjuangkan rakyatnya.

Ada empat strategi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Pertama: pendidikan
adalah proses budaya untuk mendorong siswa agar memiliki jiwa merdeka dan
mandiri; kedua : membentuk watak siswa agar berjiwa nasional, namun tetap
membuka diri terhadap perkembangan internasional; ketiga : membangun pribadi
siswa agar berjiwa pionir- pelopor; dan keempat : mendidik berarti
mengembangkan potensi atau bakat yang menjadi Korat Alamnya masing-masing
siswa.

Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, Ki Hadjar Dewantara diangkat
menjadi Menteri Pengajaran Indonesia atau disebut sebagai Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar
doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari, Universitas Gadjah Mada.

Semboyannya yang terkenal hingga saat ini adalah Ing ngarsa sung tuladha,
ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya didepan memberi contoh,
ditengah memberi semangat, dibelakang memberi dorongan.

Seperti kita ketahui, Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu pahlawan
nasional yang sangat berjasa dalam dunia Pendidikan. Bacaan di atas merupakan
salah satu jenis teks nonfiksi. Apakah yang dimaksud teks nonfiksi? Untuk lebih
jelasnya, mari kita simak pembahasan di bawah ini.

6

1. PENGERTIAN TEKS NONFIKSI

Teks nonfiksi adalah Teks / karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita,
atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Tulisan nonfiksi biasanya berbentuk tulisan
ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, ensiklopedia, biografi, feature, skripsi,
tesis, desertasi, makalah, dan sebagainya. Perbedaan antara fiksi dan nonfiksi
terletak pada masalah faktual atau tidak, imajiner atau tidak. Perbedaan antara
keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan gaya bahasa atau apa pun
selain masalah fakta atau khayalan. Teks nonfiksi berusaha mencapai taraf
objektivitas yang tinggi, berusaha menarik, dan membangkitkan nalar (pikiran)
pembaca. Bahasa teks nonfiksi bersifat denotatif atau bermakna sebenarnya dan
menunjukkan pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), non-fiksi adalah yang
tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Dilansir Encyclopaedia
Britannica (2015), non-fiksi adalah kebenaran, seluruh kebenaran, dan hanya
kebenaran. Karya non-fiksi adalah semua tentang fakta dan kejadian nyata. Meski
ada beberapa perdebatan tentang jenis sastra mana syarat sebagai non-fiksi.
Biasanya teks non-fiksi dipakai saat membuat karya sastra, karangan, artikel,
biografi, kesehatan, sains, sejarah maupun karya ilmiah. Cerita non-fiksi sebuah
cerita yang bersifat informatif. Pengarang atau penulis memiliki tanggung jawab
tentang apa yang sudah ditulis.

Secara umum, apa yang dimaksud dengan fiksi adalah karya yang berisi
cerita dan bersifat imajinatif yang tidak membutuhkan pengamatan dan tidak
membutuhkan pertanggungjawaban akan ide dan berasal dari khayalan dengan
bahasa kiasan atau konotatif. Definisi non fiksi adalah karya yang berisi kejadian
yang sebenarnya dan bersifat informatif dengan pengamatan dan penggunaan data
dalam pembuatannya sehingga bisa dipertanggungjawabkan isinya dengan bahasa
denotatif atau sebenarnya, sehingga pembaca bisa memahami maksud dari karya
tersebut secara langsung. Perbedaan antara non fiksi dan fiksi sangatlah sederhana,
ada 4 unsur yang dapat menjadi perbedaan antara fiksi dan nonfiksi yaitu
penggunaan bahasa, sumber, sifat karangan, dan bentuk karangan. Adapun
penjelasan tentang perbedaan antara non fiksi dan fiksi adalah:

7

Tabel 1. Perbedaan teks fiksi dan nonfiksi

No. Unsur Pembeda Fiksi Nonfiksi
Kiasan
1. Bahasa Denotatif Tidak berdasarkan data
Melalui fiktif
2. Sumber Berdasarkan data Cerita buatan

3. Sifat Berdasar kajian jelas

4. Bentuk karangan Informatif

Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, materi tentang teks nonfiksi yang
dinilai relevan untuk peserta didik berdasarkan Standar Isi Bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut :
1. Teks deskriptif adalah teks mendeskripsikan benda atau tempat.

2. Teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk memberikan informasi.

3. Teks deskriptif adalah teks yang berfungsi mendeskripsikan benda atau tempat.

4. Teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk memberikan informasi.

5. Teks prosedur/arahan/petunjuk adalah teks yang berfungsi untuk memberikan
tata cara membuat atau melakukan sesuatu.

6. Teks laporan sederhana adalah teks yang berisi hasil pengamatan siswa dalam
pembelajaran.

7. Teks tanggapan adalah teks yang berisi ucapan terima kasih, dan perimntaan
maaf.

8. Teks cerita adalah teks yang menceritakan pengalaman pribadi.

9. Teks paparan iklan teks yang berisi pemasaran suatu produk.

2. JENIS DAN KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NONFIKSI

Ada lima jenis teks nonfiksi yang akan dipelajari pada modul ini yakni esai,
reviu, artikel ilmiah, teks narasi sejarah, dan surat. Dari kelima contoh jenis teks
tersebut Saudara akan mempelajari kaidah kebahasaan dan penerapannya dalam

8

pembelajaran di sekolah dasar. Bacalah secara terurut setiap prosesnya agar
Saudara memahami konsepnya.

1. Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas

lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Di dalam esai berisi tentang opini,
pandangan atau ekspresi pribadi dari penulis mengenai sebuah hal yang sedang
terjadi atau berlangsung di masyarakat. Dalam penulisan Esai menggunakan
kalimat bermakna denotatif (makna sebenarnya), tidak ambigu atau
menimbulkan makna ganda. Selain itu peristiwa yang disajikan dalam teks
merupakan peristiwa faktual dan aktual yang memang benar terjadi. Berikut ini
disajikan contoh Esai, silahkan Saudara perhatikan!

Penyebab Bahasa Lampung Terancam Punah

Bahasa Lampung Terancam Punah Dilansir dari situs BBC,
UNESCO mengatakan bahwa lebih dari sepertiga bahasa di dunia
terancam punah dan di antaranya digunakan oleh kelompok-
kelompok kecil penutur. Dari sekitar 2.000 bahasa, menurut
UNESCO, sekitar 200 digunakan oleh sekelompok kecil penutur.
Bahasa Lampung yang merupakan bahasa daerah Provinsi
Lampung adalah salah satunya. Bahasa Lampung memiliki banyak
dialek yang berbeda dan juga memiliki aksara (huruf) sendiri.

Di era globalisasi ketika orang mengedepankan bahasa
nasional dan bahasa asing karena kebutuhan komunikasi dalam
bisnis dan hal-hal lain, penggunaan bahasa daerah seperti bahasa
Lampung di provinsi Lampung mulai menurun. Dikhawatirkan
bahasa Lampung akan memiliki lebih sedikit pembicara.

Ada beberapa kemungkinan penyebab yang membuat lebih
sedikit penutur asli bahasa Lampung; hal-hal yang menurut saya
bisa menjadi penyebab menurunnya penutur asli di Lampung.
Yang pertama adalah banyaknya variasi dialek yang membuat
pemahaman rekan pembicara yang mengikuti dialek berbeda
mengakibatkan keengganan menggunakan bahasa Lampung. Pada
akhirnya mereka lebih suka menggunakan bahasa nasional untuk
menjembatani kesulitan-kesulitan ini.

9

Masyarakat yang heterogen di mana banyak orang di luar
suku Lampung yang tinggal di Lampung serta perkawinan antar
suku juga memasukkan alasan mengapa orang lebih mungkin
menggunakan bahasa nasional. Adanya perkawinan antar suku
melahirkan anak-anak yang tidak diajarkan di Lampung karena
orang tua tidak membiasakan atau mengajari mereka bahasa
Lampung di rumah. Komunikasi di rumah didominasi oleh bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Bukan hanya anak-anak dari
perkawinan antaretnis, tetapi juga anak-anak yang lahir dari orang
tua suku asli Lampung sudah mulai banyak yang tidak belajar
bahasa Lampung atau berkomunikasi di Lampung di rumah.

Dari kutipan teks esai diatas dapat kita pahami bersama mengenai
strukturnya bahwa, teks yang berwarna hitam merupakan bagian dari
pendahuluan, yang berwarna biru merupakan bagian isi dan yang berwarna
merah merupakan kesimpulan.

Dalam penulisan esai, harus memperhatikan penggunaan kaidah
kebahasaan yang baik. Kaidah dapat diartikan sebagai aturan, acuan atau
patokan. Sementara kebahasan dapat diartikan unsur-unsur yang membangun
sebuah bahasa atau kalimat. Dalam esai kaidah kebahasaan yang digunakan
cenderung lebih kaku dan resmi serta tidak menimbulkan makna ganda. Kaidah
esai harus menggunakan kata baku serta memenuhi syarat sebagai kalimat
efektif.
a. Kata Baku

Pemilihan kata merupakan salah satu syarat yang harus diperhatikan
dalam menulis esai. Karena struktur makna dalam esai berbeda dengan yang
digunakan dalam karya fiksi. Kata-kata yang digunakan dalam esai
hendaknya menggunakan kata baku yakni sesuai standar atau kaidah
kebahasaan yang dibakukan. Kaidah tersebut meliputi kaidah ejaan bahasa
Indonesia (EBI), tata bahasa baku, dan kamus umum bahasa Indonesia.
b. Kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kandungan informasi
yang baik dan tepat (Kosasih & Hermawan, 2012). Dalam penyusunan esai

10

hendaknya menggunakan kalimat efektif dengan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
1) Kelengkapan, dimana sekurang-kurangnya harus memiliki unsur

subjek dan predikat. Adapun unsur kalimat yang lengkap mencakup
subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
2) Kelogisan, kalimat yang disusun haruslah masuk akal dan dapat dicerna
logika tanpa menimbulkan kesulitan untuk memahaminya.
3) Kesepadanan, predikat-predikat yang digunakan dalam kalimat harus
sepadan jika predikat pertama menggunakan predikat aktif maka
predikat kedua juga harus menggunakan predikat aktif, tidak boleh
berlawanan. Contoh:
“Usulan penelitian ini sudah lama diajukan (pasif), tetapi kepala
proyek bekum menyetujuinya (aktif)”.
Kalimat ini tidak memiliki kesepadanan sehingga kurnag tepat.
Baiknya disusun aktif semua atau pasif semua, seperti
“Kami sudah lama mengajukan (aktif) usulan penelitian ini, tetapi
kepala proyek belum menyetujuinya (aktif)” predikat yang digunakan
ialah aktif semua.
“Usulan penelitian sudah lama diajukan (pasif), tetapi belum disetuji
(pasif) oleh kepala proyek” predikat yang digunakan pasif semua.
4) Kesatuan, gagasan yang disusun dalam esai tidak boleh bertumpuk
dalam satu kalimat karena dapat mengaburkan kejelasan informasi yang
diungkapkan.
5) Kehematan, menggunakan kata-kata yang hemat hendaknya
menghilangkan bagian yang tidak diperlukan, menjauhkan
penggunakan kata depan dari dengan daripada, menghindarkan
pemakaian kata yang tidak perlu, menghilangkan pleonase, serta
menghindari penggunaan hipernim dan hiponim secara bersama-sama.
6) Logis, adanya kohesi dan koherensi antara struktur pembentuk esai,
memperhatikan ejaan bahasa Indoenesia (EBI), tepat struktur
fungsinya, sistematis, dan tidak ada pemborosan kata.

11

c. Makna Lugas
Makna lugas atau denotatif adalah makna yang sesuai dengan konsep asalnya
dalam hal ini disebut juga makna asal atau makna sebenarnya seperti yang
tertuang dalam kamus. Dalam esai, apabila mengggunakan kata panas atau
dingin harus berarti suhu tidak boleh bermakna lainnya.

2. Reviu Buku/Bab Buku/Artikel
Reviu buku adalah suatu tulisan atau ulasan yang berkaitan dengan nilai

sebuah buku tersebut. Ada juga yang berpendapat bahwa reviu buku adalah
deskripsi dan evaluasi dari sebuah buku, yaitu menjelaskan isi buku secara
keseluruhan dan mengevaluasi apakah buku tersebut berhasil mencapai tujuan
penulisan buku itu sendiri. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa reviu
buku adalah pemahaman, pengolahan referensi, perbandingan dan berdasarkan
referensi ilmiah lalu dari pendapat itu akan dihasilkan pendapat pribadi tentang
buku yang ia reviu. Singkatnya, reviu buku adalah sebuah penilaian terhadap
suatu karya.

Contoh Review Buku

Judul Novel adalah “Negeri 5 Menara“
Pengarang = A.Fuadi
Penerbit = Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit = Bulan Agustus 2010
Kota Terbit = Kota Jakarta
Jumlah Halaman = 424 halaman

Sebuah Novel yang berjudul tentang Negeri 5 Menara ini merupakan
sebuah karya dari Ahmad Fuadi yang merupakan novel yang
mendapatkan best seller tahun ini, novel ini menceritakan mengenai

12

suatu kisah dari lima orang sahabat yang sedang mondok di sebuah
pesantren yang bernama : Pondok Madani (PM). Novel best seller
ini adalah novel pertama asal trilogi dengan secara baik berceritakan
mengenai dunia dalam pendidikan yang khas pesantren, dan juga
lengkap dengan segala muatan lika – liku kehidupan para santri yang
ada di dalamnya.

Alif Fikri ialah seorang yang sangat menginginkan sekolah di
bangku SMA Bukit tinggi Sumatera Barat dengan berbekal nilai
ujian yang lumayan bagus sekali. Namun mimpinya tersebut seakan
sirna, musnah tak berbekas, sebab Amaknya tidak mengijinkannya.
Beliau ingin Alif agar sekolah di Madrasah Aliyah yang berbasik
agama saja, dengan alasan Amak ingin Alif menjadi seorang Ustad
(Ulama). Dengan setengah hati, Alif akhirnya menerima keinginan
Amaknya untuk sekolah agama tersebut.

Awal mulanya dia sangat terkejut dengan segala peraturan ketat dan
kegiatan di pondok. Untunglah, dia menemukan beberapa sahabat
dari berbagai daerah yang benar – benar menyenangkan. Niatan
setengah hatinya kini telah berubah menjadi niatan yang bulat. Di
bawah menara PM inilah mereka berlima akhirnya justru
menciptakan sebuah mimpi – mimpi lewat imajinasinya menatapi
langit dan merangkai awan – awan menjadi negeri impian. Mereka
yakin kelak impian mereka itu akan terwujud. Sebab mereka yakin
akan mantra ampuh yang mereka dapatkan dari Kyai Rais (Guru
Besar PM) mereka, yaitu : man jadda wajada, “barang siapa yang
bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”.

13

Kelebihan novel ini bisa mengubah pola pikir kita tentang kehidupan
pondok yang mungkin di anggap hanya belajar agama saja. Sebab
dalam novel ini kehidupan pondok yang diceritakan bahwa selain
belajar ilmu agama, ternyata juga belajar ilmu umum seperti : ilmu
bahasa inggris, arab, kesenian dan lain sebagainya. Pelajaran yang
bisa dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian
setinggi apapun itu, sebab Allah yang Maha mendengar doa dari
umatNya.

Kekurangan dari novel ini adalah, cerita dalam novel terkesan datar
dengan konflik yang tidak terlalu nampak dalam alur cerita, sehingga
pembaca merasa tidak tertantang dengan adanya konflik yang ada.

Novel Negeri 5 Menara sangat bagus untuk dijadikan bahan bacaan
para remaja. Cerita yang berisi tentang perjuangan menggapai cita-
cita tinggi dan hubungan persahabatan ini dapat dijadikan contoh yang
baik bagi para pembacanya. Penempatan tokoh remaja sangat cocok
untuk menggambarkan perjuangan talabul ilmi di kalangan remaja
sekarang.

Novel ini menaruh sebuah pengharapan besar akan sebuah perjalanan
penerus bangsa. Diharapkan akan banyak remaja Indonesia sadar
jikalau mereka haruslah bermimpi setinggi mungkin untuk dirinya
sendiri dan bangsa yang besar ini. Bangsa ini menunggu hasil dari
perjuangan penggapaian impian-impian para generasi mudanya. Jadi
berjuanglah kalian para pemuda, bukan hanya untuk kesuksesan diri
sendiri tapi juga untuk kesuksesan Bangsa ini agar sanggup lari dari
keterpurukan.

14

Apa yang Saudara pahami setelah membaca teks tersebut? Dari judul yang
tertera dapat Saudara ketahui bahwa teks diatas berisi tentang reviu buku Negeri 5
Menara karya A. Fuadi. Jika Saudara membaca dengan cermat dan memahami
setiap kalimat dalam setiap paragrafnya, Saudara akan menemukan pola urutan
penyusunan teks tersebut.

Saudara dapat mengetahui pola penyusunan teks di atas berdasarkan isi
setiap paragrafnya. Dimana paragraf 1 berusaha mengidentifikasi isi buku secara
umum yang menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan buku best seller yang
menceritakan mengenai dunia dalam pendidikan yang khas pesantren, dan juga
lengkap dengan segala muatan lika-liku kehidupan para santri yang ada di
dalamnya. Paragraf 2 dan 3 berisi uraian pendek mengenai isi buku / ringkasan
cerita, sedangkan paragraf 4 dan 5 berisi kelebihan dan kekurangan buku.

Dari penyajian isi setiap paragrafnya dapat Saudara simpulkan bahwa
paragraf 1 merupakan bagian pendahuluan, yang berisi identifikasi buku. paragraf
2 dan 3 merupakan bagian ringkasan atau uraian pendek mengenai isi dari buku
yang di reviu. Paragraf 4 dan 5 merupakan Inti reviu yang berisi inti pembahasan
buku yang merupakan analisis kritis dari aspek pokok yang dibahas dalam buku itu.
Pada bagian ini juga penulis reviu dapat mengungkapkan kelebihan serta
kekurangan dari buku/bab buku/artikel yang dia analisis. Paragraf 6 dan 7
merupakan bagian simpulan, yang berisi evaluasi ringkas atas kontribusi buku
secara keseluruhan terhadap perkembangan zaman.

Dalam setiap pembelajaran membaca buku yang menjadi bacaan wajib atau
buku yang menjadi bahan rujukan yang direkomendasikan merupakan hal yang
penting bagi setiap subjek pendidikan. Dalam perkuliahan misalnya, Ada kalanya
dosen memberikan bentuk tugas kepada mahasiswa berupa penulisan reviu buku,
bab buku, atau artikel.

Melakukan reviu terhadap buku/bab buku/artikel pada dasarnya adalah
upaya untuk membaca secara seksama kemudian melakukan evaluasi terhadap
buku/bab buku/artikel yang dibaca tersebut. Sedikit berbeda dengan laporan
buku/bab buku/artikel yang lebih cenderung bersifat deskriptif dalam pengertian

15

reviu buku/bab buku/ artikel lebih bertujuan untuk menilai dan memberikan
rekomendasi apakah buku/bab buku/artikel tersebut layak untuk dibaca atau tidak.

Dalam reviu buku atau artikel, kata-kata yang digunakan ialah bersifat apa
adanya dan jelas maksudnya. Makna kiasan atau yang dapat menimbulkan makna
ganda baiknya dihindari. Berikut ini kaidah kebahasaan di dalam reviu buku/sub
buku/artikel merujuk pada Kosasih dan Hermawan (2012) sebagai berikut:
a. Penggunaan istilah

Menulis reviu dan teks nonfiksi lainnya tidak bisa menghindari penggunaan
istilah terutama istilah yang menjadi bahan reviu. Istilah dapat diartikan sebagai
kata atau kelompok kata yang pemakainya terbatas pada bidang tertentu.
b. Penggunaan sinonim dan antonim
Sinonim adalah suatu kata atau frasa yang memiliki bentuk kata yang berbeda
namun memiliki arti yang sama. Sementara itu antonim adalah suatu kata yang
maknanya berlawanan. Penggunaan sinonim dan antonim ini bertujuan untuk
menghindari penggunaan kata yang sama secara terus menerus sehingga tulisan
tidak terlihat monoton dan membosankan.
c. Penggunaan frasa kata benda (nomina)
Frase kata benda (nomina) adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki
inti kata benda dalam unsur pembentukannya.
d. Penggunaan frase kata kerja (verba)
Frase kata kerja (verba) adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki inti
kata kerja dalam unsur pembentukannya.
e. Penggunaan kata ganti (pronomina)
Penggunaan kata ganti dalam teks reviu bertujuan agar kalimat yang
disampaikan lebih efektif dan tidak bertele-tele.
f. Penggunaan kata hubung (konjungsi)
Penggunaan konjungsi terdiri dari konjungsi internal dan konjungsi eksternal.
Konjungsi internal ialah konjungsi yang menghubungkan dua argumen dalam
satu kalimat. Contoh konjungsi internal:

1) Penambahan/kesejajaran: dan, atau, serta
2) Menyatakan waktu: setelah, sesudah, ketika, saat

16

3) Menyatakan perbandingan: tetapi, melainkan, sedangkan, tidak hanya,
tetapi juga, , bukan saja, melainkan juga

4) Menyatakan sebab-akibat: sebab, sehingga, jika, karena, apabila, bilamana,
jikalau.

Konjungsi eksternal ialah konjungsi yang menghubungkan dua
peristiwa/deskripsi dalam dua kalimat baik simpleks atau kompleks. contoh
konjungsi eksternal.
1) Penambahan/kesejajaran: lebih lanjut, disamping itu, selain itu.
2) Menyatakan waktu: pertama, kedua, ketiga, mula-mula, lalu, kemudian,

berikutnya, selanjutnya, akhirnya.
3) Menyatakan perbandingan: sebaliknya, akan tetapi, sementara itu, disisi

lain, namun, namun semikian, walau demikian/begitu, dan sebagainya.
4) Menyatakan sebab-akibat: oleh karena itu, akibatnya, hasilnya, jadi,

sebagai akibat, maka, dana sebagainya
g. Penggunaan preposisi

Preposisi atau kata depan adalah kata yang secara sintaksis terdapat didepan
nomina, adjektiva, atau adverbia yang menSaudarai adanya bubungan makna
antara preposisi dengan kata setelahnya. Contoh, di pada, dalam, antara, dari, ke,
kepada, akan, terhadap, oleh dengan tentang, mengenai, hingga, sampai, untuk,
guna, bagi, dan sebagainya
h. Penggunaan kalimat opini
Teks reviu biasanya berisi kalimat opini yang sifatnya persuasif atau berusaha
menghasut orang.
i. Menggunakan ungkapan perbandingan (persamaan/perbandingan)
Ungkapan perbadingan dalam teks reviu biasanya mengungkapkan persamaan
dan perbedaan dengan isi buku lainnya yang menjadi pembanding. contoh
ungkapan perbandingan diantaranya: daripada, sebagaimana, demikian halnya,
berbeda dengan, seperti, seperti halnya, serupa dengan, dan sebagainya.
j. Menggunakan kata kerja material dan relasional
Kata kerja material yaitu kara kerja yang menyatakan kegiatan fisik seperti:
makan, minum, berbicara, menulis, menyimak, membaca, dsb. Sementara kata
kerja relasional ialah kata kerja yang berfungsi untuk membentuk predikat

17

nominal seperti merupakan, ialah, adalah, yaitu, yakni, disebut, dan seterusnya.
atau memperjelas predikat seperti: dapat, jadi, hendak, ingin, mau, akan, dsb.

3. Artikel Ilmiah
Dewasa ini dalam dunia pendidikan di dalam

dan di luar negeri, para akademisi dituntut untuk
memiliki kemampuan menerapkan langkah-langkah
ilmiah dalam menjawab pertanyaan atau
menyelesaikan masalah sesuai dengan bidang
keilmuan yang mereka kaji. Penerapan langkah
ilmiah dalam mengupas sebuah masalah, penyusunan
laporannya, serta diseminasi terhadap apa yang telah
dihasilkan, terutama dalam bentuk artikel ilmiah
belakangan ini menjadi tuntutan yang mengemuka sebagai salah satu syarat
penyelesaian studi. Bagian ini akan memaparkan konsep-konsep penting terkait
artikel ilmiah berbasis penelitian beserta struktur yang umumnya digunakan
dalam penulisannya.

Artikel ilmiah merupakan tulisan yang ilmiah dapat berbentuk artikel
ulasan (review article) maupun artikel penelitian (research article) dari laporan
hasil penelitian yang ditulis kembali oleh para penulisnya untuk dipublikasikan
dalam jurnal bereputasi. Definisi lain dari artikel ilmiah yaitu, karya tulis yang
isinya dapat berupa laporan yang tersusun secara sistematis dan bisa berupa hasil
studi/hasil penelitian yang disajikan kepada komunitas ilmiah tertentu. Tujuan
penulisan karya ilmiah adalah bertujuan mengkomunikasikan hasil penelitian
dan kontribusi untuk fefleksi, ulasan dan diskulis lisan dan tertulis. Khalayak ini
dapat dipahami sebagai siswa, guru, peneliti dan ilmuwan Artikel ilmiah
berbasis penelitian merupakan bentuk tulisan yang memaparkan hasil penelitian
yang telah dilakukan. Atau dengan kata lain artikel ini dapat diartikan sebagai
bentuk ringkasan laporan penelitian yang dikemas dalam struktur yang lebih
mudah untuk dipahami.

Berikut ini ciri-ciri artikel ilmiah:

18

a. Struktur sajiannya sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal
(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup.

b. Komponen dan substansi. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan
jenisnya, namun semua tulisan mengandung pendahuluan, bagian inti,
penutup, dan daftar pustaka. karya yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.

c. Sikap penulisnya adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan
gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. Penggunaan Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku
yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif
dengan struktur yang baku.
Sejalan dengan tujuan dan fungsi dari artikel ilmiah, merujuk pada

literatur Abidin, Aziz, & Fadlilah (2010) menyatakan bahwa kaidah kebahasaan
dari artikel ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bahasa yang taat asas baik dalam hal teknik penulisannya (ejaan), kata dan

pilihan katanya, susunan kalimatnya, paragrafnya, serta unsur makna yang
terkandung dalam bahasa tersebut.
b. Titik pandang kebahasaan harus taat asas pula, baik dalam ragam dan modus
maupun mengenai kata diri dan kata ganti diri.
c. Istilah yang digunakan haruslah istilah keilmuan sehingga berbeda dengan
istilah sastra dan istilah umum lainnya.
d. Hindari bahasa yang telah usang, kolot, dan basi.
e. Hindari bahasa yang ekstrem, berlebihan, dan haru.
f. Bahasa yang digunakan lebih menekankan pada aspek komunikasi dengan
pikiran daripada perasaan.
g. Kalimat dan alinea sebagaiknya sedang, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu
panjang.

Selain itu dapat pula dijelaskan sebagaimana merujuk pada Puspandari
(2007) bahwa kaidah kebahasaan artikel ilmiah sebagai berikut:
a. Baku, yakni taat asas kebahasaan yang berlaku.

19

b. Denotatif, yakni kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna
lugas, bukan konotatif dan tidak bermakna ganda.

c. Berkomunikasi dengan pikiran bukan dengan perasaan. Ragam bahasa
ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan
tidak emosional.

d. Kohesif. Agar tercipta hubungan granatik antara unsur-unsur, baik dalam
kalimat mauoun dalam alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu
dnegan alinea yang lainnya bersifat padu digunakan alat-alat penghubung,
seperti kata-kata petunjuk dan kata-kata penghubung.

e. Koheren. Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu
makna atau ide pokok.

f. Mengutamakan kalimat pasif.
g. Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan,

tanda-tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.
h. Logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam

ilmiah dapat diterima akal.
i. Efektif. Ide yang diungkaokan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik

oleh penutur atau oleh penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.
j. Kuantitatif. Keternagan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur

secara pasti.
k. Terhindar dari kesalahan umum bahasa Indonesia. Kesalahan-kesalahan

tersebut antara lain hiperkorek, pleonasme, dan kontaminasi.

Contoh Artikel Ilmiah :
Contoh artikel ilmiah silakan Saudara rujuk artikel ilmiah pada berbagai
penerbit jurnal baik offline maupun online. Adapun layanan penyedia artikel
ilmiah yang dapat dijadikan rujukan salah satunya ialah jurnal JPGSD UPI
Bumi Siliwangi yang dapat diakases melalui link:
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpgsd.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan perbedaan perbedaan
antara teks nonfiksi dan teks fiksi dalam penyajian penulisannya. Oleh sebab itu

20

penulis karya tulis ilmiah harus memahami kaidah kebahasaan yang berlaku
serta harus selalu menggunakan panduan penulisan dalam prosesnya.

4. Teks Narasi Sejarah
Tentu Saudara masih ingat bukan, semboyan fenomenal tentang pentingnya

sejarah bangsa? Yaa, tepat sekali. “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”
semboyan yang lebih kita kenal dengan akronim “jasmerah” merupakan pidato
terkahir Ir. Soekarno di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya 17
Agustus 1966. Untuk menyegarkan kembali ingatan Saudara akan peristiwa
sejarah, marilah kita simak salah satu teks di bawah ini dengan cermat!

Cerita Sejarah Kemerdekaan Indonesia

Orientasi
Berawal dari pecahnya “perang Asia Timur Raya”, dan
Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang. Akibat
serangan pasukan Jepang di pusat pertahanan Amerika Serikat
“Pearl Harbor” pada tanggal 8 Desember 1941. Tentara Jepang
dengan Angkatan Udara dan Lautnya semakin agresif
mendarat diwilayah Indocina, Filiphina, Malaya dan
Indonesia. Pemerintah Hindia Belanda ikut Sekutu
menyatakan perang terhadap Jepang. Jepang bertujuan
mendarat di Indonesia yaitu untuk melumpuhkan pasukan
Belanda. Pertama kali Jepang mendarat di Tarakan kemudian
berlanjut didaerah Balikpapan, Manado, Ambon, Makasar,
Pontianak, dan Palembang. Dan wilayah Jawa dikuasai
olehnya, pada tahun 1942 Jepang mendarat di Banten,
Indramayu dan Rembang. Wilayah yang dikuasai Batavia
diperluas dengan Batavia pada tanggal 5 Maret 1942, dan

21

semakin meluas ke wilayah Surakarta, Cikampek, Semarang
dan Surabaya. Belanda semakin terdesak oleh serangan Jepang
dan diakhiri dengan pernyataan “penyerahan tanpa syarat”
oleh Hindia Belanda.

Urutan peristiwa
Awalnya masyarakat Indonesia menyambut baik militer
Jepang dengan sambutan yang bersahabat. Hal itu terlihat dari
sikap kooperatif tokoh bangsa kita, Ir. Soekarno dan Moh
Hatta. Pemerintah Jepang mulai merangkul rakyat dengan
terbentuknya organisasi kemasyarakatan yang sebenarnya
hanya untuk kepentingan Jepang pada Perang Dunia II.
Organisasi itu antara lain: Pusat Tenaga Rakyat, (PUTERA),
Jawa hokokai, Fujinkai Keibodan, Heiho, MIAI, dan
pembentukan BPUPKI.BPUPKI (Badan Penyelidikan Usaha
Usaha Persiapan Kemerdekaan RI) dibentuk pada tahun 1943
dibawah pemerintah perdana Menteri Tojo. Menteri Tojo
bertugas mengkaji dan menyelidiki hal-hal yang penting dan
perlu bagi pembentukan pemerintahan Indonesia. Selanjutnya
BPUPKI dibubarkan dan diganti dengan nama pimpinan
perjuangan kita. Dari BPUPKI sampai PPPKI dikenal dengan
Docoritsu Junbi Inkai, dengan nama ini kesan bahwa PPPKI
bukan bentukan Jepang. Tetapi hasil kesepakatan dan
perjuangan para tokoh kemerdekaan Indonesia.

22

Peristiwa penting yaitu pertemuan antara Soekarno, M. Hatta
dan Rajiman Wedyodiningrat dengan Jenderal Terauchi di
Dalat menyampaikan bahwa pemerintah Jepang telah
memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada
Indonesia yang meliputi wilayah bekas Hindia-Belanda. saat
pasukan Jepang mulai melemah. Kekalahan dan kekalahan
didapatkannya dan Amerika semakin kuat dan ditambahnya
menarik pasukan pasukannya yang ada di Eropa. Tentara
Amerika menghentikan serangan Jepang pada Mei 1942
dipertempuran Laut Koral dan 1942 dipertempuran Midway.
Jepang semakin melemah karena Amerika yang terus
mengamuk. Pada 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom
untuk pertama kalinya di kawasan Hiroshima, dan tidak puas
bahwa 3 hari kemudian pada tanggal 9 Agustus bom atom
kedua dijatuhkan lagi di kota Nagasaki. Dua pusat kota
pemerintahan Jepang akhirnya diratakan dengan daratan.
Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada
tanggal 14 Agustus 1945. Dengan penyerahan itu dilakukan
dikapal Missouri pada tanggal 2 September 1945 oleh kaisar
Hirito (Jepang) dan Jenderal Douglas Mc Arthur (Sekutu).

https://kabarlumajang.pikiran-rakyat.com

23

Reorientasi
Berita kekalahan Jepang terhadap sekutu tidak bisa
disembunyikan. Dengan perjanjian Post Dam Jepang
menyerah kekuasaanya kepada sekutu dan otomatis di
Indonesia kekosongan kekuasaan. Kesempatan kali ini
dimanfaatkan oleh Indonesia dengan memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.

Apakah sebelumnya Saudara pernah mendengar peristiwa sejarah tersebut?
Seluruh warga Indonesia tentu sudah sangat mengenal peristiwa sejarah
Kemerdekaan Indonesia. Peristiwa yang sarat akan pengorbanan demi
memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan.

Namun tahukah Saudara struktur teks tersebut secara keseluruhan?
Bagaimanakah perbedaan teks narasi sejarah dengan teks cerita lainnya seperti
legenda atau dongeng?

Coba Saudara cermati kembali teks diatas. Dalam paragraf pertama penulis
berusaha membuka cerita dengan menjelaskan awal mula perjuangan untuk
menuju kemerdekaan kepada pembaca. Sementara dalam paragraf kedua penulis
memaparkan kronologis bangsa Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan.
Dari terbentuknya BPUPKI, PPKI, hingga berita kekalahan Jepang oleh Sekutu.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara struktur pemaparan teks
terdiri dari pengenalan peristiwa (orientasi), urutan peristiwa yang terjadi, dan
reorientasi yang berisi simpulan bahwa peristiwa Kemerdekaan Indonesia
merupakan peristiwa sejarah yang memiliki dampak luas secara nasional.

Dari contoh teks dan analisis tersebut, tahukah Saudara bahwa kata sejarah
merupakan serapan dari bahasa Arab yakni syajarotun yang artinya pohon.
Pohon menggambarkan pertumbuhan terus menerus dari bumi keudara dengan

24

mempunyai cabang, dahan, daun, kembang, atau bunga serta buahnya. Memang
dalam kata sejarah tersirat makna pertumbuhan atau kejadian dimana kejadian
tersebut akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan akan berjalan
terus tiada hentinya sepanjang masa.

Sejarah ialah suatu proses interaksi serba terus antara sejarawan dengan
fakta-fakta yang apa adanya. Suatu dialog tiada henti-hentinya antara masa
sekarang dan masa lampau. Sejarah ialah kenangan pengalaman umat manusia.
Sejarah ialah ilmu pengetahuanbahwa semua peristiwa masa yang lampau
adalah sejarah (sejarah sebagai kenyataan). Sejarah dapat membantu parasiswa
untuk memahami perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan
masa yang akan datang (tujuan-tujuan baru pendidikan sejarah).

Dengan demikian teks narasi sejarah merupakan jenis teks nonfiksi yang
berisi tentang tentang peristiwa yang terjadi dalam masyarakat pada masa
lampau yang disusun sesuai dengan rangkaian kausalitasnya serta proses
perkembangannya dalam segala aspeknya yang berguna senagai pengalaman
untk dijadikan pedoman kehidupan manusia masa sekarang serta arah cita-cita
pada masa yang akan datang.

Kaidah kebahasaan Teks Narasi Sejarah sebagai berikut:
a. Penggunaan kalimat yang menyatakan peristiwa pada masa lampau.
b. Menggunakan kata-kata yang bermakna tindakan atau perbuatan. Kata-kata

tersebut menggambarkan rangkaian peristiwa yang dilakukan pelaku
sejarahnya. (Berkaitan dengan Teks naratif = alur)
c. Menggunakan fungsi keterangan tempat dan waktu. (Berkaitan dengan Teks
naratif = latar, penokohan dan alur)
d. Menggunakan konjungsi temporal (berdasarkan urutan waktu), yaitu
kemudian, lau, dan sesudah.
e. Menggunakan konjungsi kausalitas, yaitu karena, sebab, karena itu, oleh
karena itu.

5. Surat
Cermatilah contoh surat dibawah ini, supaya Saudara memiliki pemahaman

yang diharapkan!

25

Dari contoh surat diatas dapatkah Saudara temukan komponen apa saja yang
terdapat dalam contoh surat tersebut serta komponen apa saja yang seharusnya
ada namun tidak dicantumkan?

Tentu Saudara sudah tidak merasa asing lagi dengan kegiatan surat
menyurat. Bahkan saat ini surat masih menjadi primadona sebagai alat
komunikasi yang bertujuan untuk saling berkirim informasi secara tertulis.

26

Seiring perkembangan zaman surat juga ikut berkembang. Dengan adanya surat
elektronik proses berkirim pesan menjadi semakin efektif dan efisen baik dari
segi waktu dan bahan pembuatan surat. Jasa pengiriman surat juga semakin
mengalami kemajuan. Banyaknya alternatif jasa pengiriman surat membuat
proses pengiriman menjadi semakin cepat dengan biaya pengiriman yang
terjangkau.

Surat menurut Finoza (2009:4), adalah informasi tertulis yang dapat
dipergunakan sebagai alat komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan
tertentu. Sedangkan menurut Suryani, dkk. (2015), Surat adalah secarik kertas
atau lebih yang berisi percakapan (bahan komunikasi) yang disampaikan oleh
seseorang kepada orang lain, baik atas nama pribadi maupun
organisasi/lembaga/instansi. Jadi, surat adalah sebuah alat untuk berkomunikasi
secara tertulis dengan menggunakan persyaratan khusus yang khas sesuai
dengan aturan surat-menyurat.

Soedjito dan Solchan (2004) memandang bahwa apabila ditinjau dari sifat
isinya, surat termasuk jenis karangan paparan. Di dalam paparan tersebut penulis
surat mengemukakan maksud dan tujuannya, menjelaskan apa yang dipikirkan
dan dirasakannya. Dengan demikian jelas terlihat bahwa surat termasuk teks
nonfiksi.

Adapun ciri-ciri surat yang baik, yaitu:
a. Menggunakan kertas surat yang tepat dari segi ukuran, jenis dan warna sesuai

dengan surat yang akan ditulis.
b. Menggunakan bentuk surat yang standar.
c. Menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
d. Menggunakan gaya bahasa yang lugas.
e. Menggunakan bahasa yang jelas.
f. Menggunakan bahasa yang sopan dan hormat.
g. Menyajikan fakta yang benar dan lengkap.

h. Tidak menggunakan singkatan, kecuali yang lazim dipakai dalam surat

menyurat.
i. Tidak menggunakan kata-kata sulit dan istilah yang belum memasyarakat atau

umum (Finoza, 2009:6).

27

Surat dapat dikelompokan berdasarkan isinya, kemanan isinya, derajat
penyelesaiannya, jangkauan penggunaanya, dan jumlah penerimanya (Soedjito
dan Solchan, 1994). Secara rinci akan dijabarkan dalam mind mapping berikut:

Berikut ini beberapa struktur yang harus dilengkapi dalm penulisan surat
resmi diantaranya:
a. Kop surat, yang terdiri dari:

1) Logo instansi/lembaga
2) Nama instansi/lembaga yang ditulis menggunakan huruf kapital
3) Alamat instansi/lembaga yang ditulis dengan variasi huruf besar dan kecil

sesuai EBI
28

4) Nomor telpon instansi/lembaga
5) Email instansi/lembaga
b. Nomor surat, nomor surat memudahkan untuk mengetahui urutan serta jumlah
surat yang dikeluarkan dalam satu bulan.
c. Tanggal surat, berfungsi sebagai informasi waktu dibuatnya surat tersebut.
penulisannya disebelah kanan sejajar dengan nomor surat.
d. Lampiran atau perihal, ini berfungsi sebagai dokumen pendukung dari surat
resmi yang telah dibuat.
e. Salam pembuka, ditulis menggunakan bahasa bahasayang baku dan formal
dengan bahasa yang sopan. Dalam penulisannya diakhiri dengan tanda koma (,).
f. Isi surat, merupakan bagian utama surat yang memuat informasi utama surat
tersebut. Informasi yang dimuat haruslah singkat, padat, dan jelas menggunakan
bahasa yang baku. Penggunaan ejaan baiknya disesuaikan dengan kaidah
penulisan yang berlaku, misalnya Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
g. Salam penutup, bertujuan untuk menunjukan kesopanan dalam berkomunikasi
melalui surat resmi.
h. Tanda tangan pengirim surat, pada bagian ini dicantumkan nama dan tSaudara
tangan juga jabatan pengirim suratatau penanggung jawab.
i. Tembusan, berupa penyertaan/pemberitahuan kepada atassan tentang adanya
suatu kegiatan.

Soedjito dan Solchan (2004) menjelaskan bahwa surat yang baik haruslah
memenuhi syarat-syarat penyusunan sebagai berikut:
a. Surat harus disusun dengan teknik penyusunan surat yang benar, diantaranya:

1) Menyusun letak bagian-bagian surat (bentuk) yang tepat sesuai dengan auran
atau pedoman yang telah ditentukan.

2) Pengetikan yang tepat, jelas, bersih, dan rapi.
3) Pemakaian kertas yang sesuai dengan ukuran, jenis, warna.
b. Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit, sehingga
1) Penerima dapat memahami isinya dnegan tepat dan tidak ragu-ragu.
2) Pengirim memperoleh jawaban secara tepat apa yang dikehendakinya.
3) Bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang benar/ baku sesuai dengan

kaidah bahasa Indonesia, baik tentang ejaan, pemilihan kata, bentuk kata,

29

mapupun kalimatnya. Bahasa yang digunakan juga harus efektif, logis,
wajar, hemat, cermat, sopan, dan menarik.

3. PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NONFIKSI DI SEKOLAH DASAR

Pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa
yaitu mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Tujuan dan
manfaat pembelajaran tersebut di atas tidak secara bersamaan dapat dicapai, tetapi
satu per satu mana yang menjadi prioritas dan tujuan yang ingin dicapai. Menulis
sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis) yang diajarkan di sekolah dasar, merupakan sarana yang
penting dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat, pengalaman,
dan perasaan dengan baik. Dengan menulis siswa akan mengalami proses berpikir
untuk mengungkapkan ide dan gagasannya secara luas atau divergen thingking .
Proses menulis sangat terkait hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir
bebas, berdasarkan pengalaman yang mendasarinya. Dimana pengalaman tersebut
dapat diperoleh melalui membaca, mendengarkan dan diskusi.

Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar, siswa dilatih untuk menulis teks
nonfiksi dan dibiasakan untuk menulis dengan sikap yang benar serta harus
meguasai teknik menulis kata, kemudian dilanjutkan dengan latihan merangkai kata
menjadi kalimat untuk kemudian dilanjut menjadi paragraf dan yang terakhir
paragraf tersebut disusun untuk menjadi sebuah karya. Solchan, dkk. (2014)
menjelaskan prinsip yang melandasi dalam bahasa secara terpadu termasuk disini
adalah pelajaran menulis dan memahami teks nonfiksi, prinsip tersebut diantaranya
adalah :

1. Anak-anak adalah pembelajar yang konstruktif.
Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa peserta didik akan berpikir tentang dunia
mereka sebagai dasar atas apa yang mereka pelajar.

2. Bahasa adalah sistem makna yang dikomunikasikan dalam kehidupan sosial.

30

Dalam prinsip ini dijelaskan bahwa bahasa digunakan untuk berbagai macam
tujuan maka makna tersebut dapat diekspresikan dengan cara yang bermacam-
macam termasuk menulis teks nonfiksi
3. Anak-anak pada dasaranya sudah mempunyai pengetahuan.
Pada prinsip ini dijelaskan bahwa pengetahuan peserta didik diorganisasikan
dan disusun melalui interaksi sosial

Hasil belajar atau tujuan pembelajaran menulis dikelas 4 meliputi :

1. Memahami isi percakapan dan melengkapi
percakapan,

2. Menulis deskripsi tentang benda di sekitar
atau seseorang dengan bahasa yang runtut,

3. mengisi formulir dengan benar,
4. memahami isi cerita dan melengkapi cerita,
5. menulis surat untuk teman sebaya tentang

pengalaman atau cita-cita dengan bahasa yang komunikatif,
6. menyusun paragraf dengan bahan yang tersedia,
7. menulis cerita berdasarkan pengalaman,
8. menulis pengumuman dengan bahasa yang komunikatif,
9. menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut

dan menggunakan EYD yang tepat,
10. membuat pantun sederhana.

Teknik yang merupakan alternatif model pembelajaran menulis pada tahap
penulisan sebagai berikut :

1. Menjiplak, yang dapat dibagi menjadi (a) menjiplak huruf, (b) menjiplak
kalimat, (c) menjiplak wacana sederhana.

2. Menyalin, biasanya dimulai dari tingkatan kata, kalimat, sampai pada wacana.
Menyalin ini bisa dari (a) kata, kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf
lepas ke huruf lepas, dan (b) kata, kalimat, dan wacana yang menggunakan
huruf lepas ke huruf latin atau sebaliknya.

31

3. Menatap, biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek. Agar siswa dapat
membahasakan objek yang diamati, objek itu dapat berupa (a) gambar, yaitu
gambar kata dan gambar kalimat, serta (b) objek asli.

4. Menyusun, kegiatan menyusun yang paling sederhana adalah menyusun huruf
menjadi kata, dilanjutkan dengan menyusun kata menjadi kalimat, dan kalimat
menjadi wacana.

5. Melengkapi, kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat sebagian
katanya dihilangkan dan bisa juga melengkapi bagian kalimat yang dihilangkan
dalam wacana.

TUJUAN PEMBELAJARAN TEKS NONFIKSI DI SEKOLAH DASAR

Pembelajaran menulis bertujuan agar siswa mampu berkomunikasi
dalam bahasa tulis sesuai dengan konteks pemakaian bahasa yang
wajar. Pembelajaran teks nonfiksi dapat dilakukan dengan cara
memadukan beberapa aspek pembelajaran bahasa baik yang bersifat
kebahasaan maupun keterampilan sebagai bahan ajarnya untuk dapat
menerapkan pembelajaran menulis. Keterampilan tersebut dapat di
integrasikan dengan menyimak, membaca, atau dipadukan dengan
menganalisis kosakata, struktur, ejaan dan sebagainya. Dalam
pembelajaran ini, siswa diupayakan untuk aktif dan antusias dalam
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis yang difokuskan
pada latihan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis yang
telah dipelajari.

Contoh kegiatan pembelajaran menulis teks nonfiksi di kelas
tinggi ialah membuat ringkasan, menulis teks prosedur tentang
memuat mainan dan cara menggunakannya, menulis deskripsi tentang
benda di sekitar atau seseorang dengan bahasa yang runut, menulis
surat untuk teman sebaya tentang pengalaman, undangan, atau cita-
cita dengan bahasa yang komunikatif, menyusun laporan sederhana
hasil pengamatan, meringkas materi / bab buku menggunakan bahasa
sendiri,

32

menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa sederhana,
menyampaikan informasi dalam bentuk iklan dengan bahasa yang
komunikatif, dan menulis surat resmi.

Sementara itu tujuan pembelajaran teks nonfiksi di kelas
rendah lebih menekankan pada hal-hal yang sangat dekat dengan
kehidupan siswa. Salah satu diantaranya ialah menuliskan
pengalaman menggunakan kalimat sederhana dengan huruf sambung,
menulis karangan pendek tentang kegiatan anggota keluarga, dan
menulis cerita sederhana tentang kesukaan dan ketidaksukaan.

Beberapa komptensi dasar tentang teks nonfiksi di Sekolah Dasar.
Kelas I
3.9. Merinci kosakata dan ungkapan perkenalan diri, keluarga, dan
orang-orang di tempat tinggalnya secara lisan dan tulis yang dapat
dibantu dengan kosakata bahasa daerah.
4.9. Menggunakan kosakata dan ungkapan yang tepat untuk
perkenalan diri, keluarga, dan orang-orang di tempat tinggalnya
secara sederhana dalam bentuk lisan dan tulis
Kelas II
3.2. Menguraikan kosakata dan konsep tentang keragaman benda
berdasarkan bentuk dan wujudnya dalam bahasa Indonesia atau
bahasa daerah melalui teks tulis, lisan, visual, dan/atau eksplorasi
lingkungan.
4.2 Melaporkan penggunaan kosakata Bahasa Indonesia yang tepat
atau bahasa daerah hasil pengamatan tentang keragaman benda
berdasarkan bentuk dan wujudnya dalam bentuk teks tulis, lisan, dan
visual.

33

Kelas III
3.6. Mencermati isi teks informasi tentang perkembangan
teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi di lingkungan
setempat.
4.6. Meringkas informasi tentang perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan transportasi di lingkungan setempat
secara tertulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.

Kelas IV
3.4. Membandingkan teks petunjuk penggunaan dua alat yang
sama dan berbeda.
4.4. Menyajikan petunjuk penggunaan alat dalam bentuk teks
tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.

Kelas V
3.8. Menguraikan urutan peristiwa atau tindakan yang terdapat
pada teks nonfiksi
4.8. Menyajikan kembali peristiwa atau tindakan dengan
memperhatikan latar cerita yang terdapat pada teks fiksi
Kelas VI
3.6. Mencermati petunjuk dan isi teks formulir (pendaftaran,
kartu anggota, pengiriman uang melalui bank/kantor pos, daftar
riwayat hidup, dsb.
4.6. Mengisi teks formulir (pendaftaran, kartu anggota,
pengiriman uang melaluibank/kantor pos, daftar riwayat hidup,
dll.) sesuai petunjuk pengisiannya

34

4. FORUM DISKUSI
Berdasarkan uraian materi pada modul ini, Saudara telah mempelajari
tentang kaidah kebahasaan teks nonfiksi dan pembelajaran menulis teks nonfiksi di
sekolah dasar. Berdasarkan pemahaman materi tentang teks non fiksi tersebut
diskusikanlah bersama temanmu beberapa hal berikut ini:
1. Apa yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Esai?
2. Bagaimana cara mengajarkan menulis teks nonfiksi dengan menyenangkan di
sekolah dasar?

35

PENUTUP

1. Rangkuman
• Teks nonfiksi adalah Teks / karangan yang dibuat berdasarkan fakta,
realita, atau peristiwa yang benar-benar terjadi.
• Perbedaan antara non fiksi dan fiksi dapat dilihat dari bahasa, sumber,
sifat karangan, dan bentuk karangan.
• Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara
sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.
• Kaidah esai harus menggunakan kata baku, memenuhi syarat sebagai
kalimat efektif, serta menggunakan kata yang lugas.
• Reviu buku adalah suatu tulisan atau ulasan yang berkaitan dengan nilai
sebuah buku tersebut.
• Struktur penulisan reviu buku terdiri atas pendahuluan, ringkasan, inti
reviu, dan simpulan.
• Teks narasi sejarah merupakan jenis teks nonfiksi yang berisi tentang
tentang peristiwa yang terjadi dalam masyarakat pada masa lampau.
• Surat adalah informasi tertulis yang dapat dipergunakan sebagai alat
komunikasi tulis yang dibuat dengan persyaratan tertentu.
• Surat dapat dikelompokan berdasarkan isinya, kemanan isinya, derajat
penyelesaiannya, jangkauan penggunaanya, dan jumlah penerimanya.
• Pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa
yaitu mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Tujuan dan manfaat pembelajaran tersebut di atas tidak secara bersamaan
dapat dicapai, tetapi satu per satu mana yang menjadi prioritas dan tujuan
yang ingin dicapai.
• Proses menulis sangat terkait hubungannya dengan faktor pengembangan
berpikir bebas, berdasarkan pengalaman yang mendasarinya. Dimana
pengalaman tersebut dapat diperoleh melalui membaca, mendengarkan
dan diskusi.

36

• Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar, siswa dilatih untuk menulis teks
nonfiksi dan dibiasakan untuk menulis dengan sikap yang benar serta
harus meguasai teknik menulis kata, kemudian dilanjutkan dengan
latihan merangkaikan kata menjadi kalimat untuk kemudian dilanjut
menjadi paragraf dan yang terakhir paragraf tersebut disusun untuk
menjadi sebuah karya.

• Contoh kegiatan pembelajaran menulis teks nonfiksi di kelas tinggi ialah
membuat ringkasan, menulis teks prosedur tentang memuat mainan dan
cara menggunakannya, menulis deskripsi tentang benda di sekitar atau
seseorang dengan bahasa yang runut, menulis surat untuk teman sebaya
tentang pengalaman, undangan, atau cita-cita dengan bahasa yang
komunikatif, menyusun laporan sederhana hasil pengamatan, meringkas
materi / bab buku menggunakan bahasa sendiri.

• Tujuan pembelajaran teks nonfiksi di kelas rendah lebih menekankan
pada hal-hal yang sangat dekat dengan kehidupan siswa. Salah satu
diantaranya ialah menuliskan pengalaman menggunakan kalimat
sederhana dengan huruf sambung, menulis karangan pendek tentang
kegiatan anggota keluarga, dan menulis cerita sederhana tentang
kesukaan dan ketidaksukaan.

2. Tes Formatif

Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat!

1. Teks/karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau peristiwa
yang benar-benar terjadi disebut ….

a. teks fiksi d. teks narasi

b. teks nonfiksi d. teks deskripsi

c. teks afeksi

2. (1) Teks Deskriptif

(2)Teks Eksposisi

(3)Teks Naratif

(4)Teks prosedur

(5)Teks Eksplanasi

37

Diantara sekian banyak teks nonfiksi yang relevan untuk peserta didik
sekolah dasar berdasarkan Standar Isi Bahasa Indonesia ialah ….

a. (1) dan (2) d. (2) dan (4)

b. (1) dan (5) e. (2) dan (3)

c. (3) dan (4)

3. Penggunaan kalimat dalam penulisan esai hendaknya menggunakan

kalimat efektif dengan Kelengkapan, artinya ....

a. penggunaan predikat dalam kalimat harus sepadan

b. gagasan yang disusun dalam esai tidak boleh bertumpuk dalam satu

kalimat

c. menggunakan kata-kata yang hemat hendaknya menghilangkan

bagian yang tidak diperlukan

d. tepat struktur fungsinya, sistematis, dan tidak ada pemborosan kata

e. kalimat harus memiliki unsur minimal terdapat subjek dan predikat.

4. Struktur sajiannya sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal

(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup,

adalah ciri-ciri ....

a. reviu buku d. artikel ilmiah

b. penelitian e. teks deskriptif

c. jurnal

5. Kalimat yang menggunakan kata dengan makna yang sebenarnya

disebut ....

a. denotatif d. distributif

b. konotatif e. deskriptif

c. asosiatif

6. Pemahaman, pengolahan referensi, perbandingan dan berdasarkan

referensi ilmiah lalu dari pendapat itu akan dihasilkan pendapat pribadi

tentang buku disebut ....

a. reviu buku d. prediksi buku

b. bedah buku e. analogi buku

c. analisis buku

38

7. Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa pada masa lampau
merupakan ciri-ciri ….

a. teks deskripsi sejarah d. teks narasi sejarah

b. teks naratif e. teks artikel ilmiah

c. teks prosedur

8. Sarana komunikasi untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu

pihak kepada pihak lain dengan tujuan memberitahukan maksud pesan

dari si pengirim disebut ....

a. telegram d. surat

b. whatsapp e. wesel

c. Instagram

9. Merupakan bentuk surat yang dibuat oleh suatu lembaga, organisasi,
atau instansi secara resmi adalah pengertian dari ….

a. surat niaga d. surat pribadi

b. surat dinas e. surat berharga

c. surat rahasia

10. Kegiatan pembelajaran teks nonfiksi di kelas rendah di bawah ini,
kecuali ….

a. menuliskan pengalaman menggunakan kalimat sederhana dengan

huruf sambung

b. menulis karangan pendek tentang kegiatan anggota keluarga

c. menulis teks prosedur tentang memuat mainan dan cara

menggunakannya

d. menulis cerita sederhana tentang kesukaan dan ketidaksukaan

39

KUNCI JAWABAN
1. C
2. B
3. E
4. D
5. A
6. A
7. D
8. D
9. B
10. C

40

DAFTAR PUSTAKA
Hartati, Tatat. 2019. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia. Bandung :

Kemendikbud.
Kosasih, E. & Hermawan, W. (2012). Bahasa Indonesia berbasis Kepenulisan

Karya Ilmiah dan Jurnal. Bandung: CV Thursina.
Sendari, Anugrah Ayu. 2019. Biografi Ki Hajar Dewantara. (online)

Diakses dari https://www.liputan6.com/citizen6/read/3869071/biografi-ki-
hajardewantara-sang-pejuang-pendidikan-indonesia
Solchan, dkk. (2014). Pendidikan Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Tangerang:
Unversitas Terbuka
Sunariyah. (2016). 6-fakta-penting-dari-kerusuhan-13-14-mei-1998 (online).
Diakses dari: https://www.liputan6.com/news/read/2505396/6-fakta-
penting-dari-kerusuhan-13-14-mei-1998
Suryani, dkk (2015). Korespondensi Bahasa Indonesia. Yogyakarata: Graha Ilmu

41

SKENARIO PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SDN Jatisari 03
Kelas/Semester : V/2
Tema : 7 (Peristiwa dalam Kehidupan)
Subtema : 3 (Peristiwa Mengisi Kemerdekaan)
Pembelajaran ke- :4
Mupel : Bahasa Indonesia, IPS, PPKn
Alokasi Waktu : 6 JP (6x35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN

Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.9 Mencermati penggunaan 3.9.1 Mencermati penggunaan

efektif dan ejaan dalam surat kalimat efektif dan ejaan

undangan. (ulang tahun, dalam surat undangan. (ulang

kegiatan kenaikan kelas, dll) tahun, kegiatan sekolah,

42

kenaikan kelas, dll)

4.9 Membuat surat undangan (ulang 4.9.1 Membuat surat undangan
tahun, kegiatan sekolah, (ulang tahun, kegiatan
kenaikan kelas, dll) dengan sekolah, kenaikan kelas, dll)
kalimat efektif memperhatikan dengan kalimat efektif dan
penggunaan ejaan. memperhati kan penggunaan
ejaan.

IPS Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar 3.4.1 Mengidentifikasi faktor-faktor

3.4 Mengidentifikasi faktor-faktor penting penyebab penjajahan
penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya
bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dalam
bangsa Indonesia dalam mempertahankan
mempertahankan kedaulatannya; dan
kedaulatannya.

4.4 Menyajikan hasil identifikasi 4.4.1 Menyajikan hasil identifikasi

mengenai faktor-faktor mengenai faktor-faktor

penting penyebab penjajahan penting penyebab penjajahan

bangsa Indonesia dan upaya bangsa Indonesia dan upaya

bangsa Indonesia dalam bangsa Indonesia

mempertahankan mempertahankan

kedaulatannya. kedaulatannya.

PPKn Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar 3.3.1 Menelaah keberagaman sosial

3.3 Menelaah keberagaman sosial budaya masyarakat.
budaya masyarakat.

4.3 Menyelenggarakan kegiatan 4.3.1 Menyelenggarakan
yang
kegiatan yang mendukung
mendukung keberagaman sosial.
keberagaman sosial budaya

masyarakat.

43

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca teks yang disajikan guru melalui proyektor, siswa dapat
menghargai perbedaan budaya dengan penuh kepedulian.
2. Dengan membaca, siswa dapat mengidentifikasi kegiatan untuk
melestarikan budaya sekaligus bisa berprestasi dengan penuh tanggung
jawab.
3. Dengan mencari tahu, siswa dapat menyebutkan perilaku-perilaku di
lingkungan sekolah dengan penuh percaya diri.
4. Dengan mencoba, siswa dapat membuat undangan resmi dengan penuh
tanggung jawab.

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Teks “Beda Budaya, Tetap Saudara”
2. Teks “Siswa SD Juara Pekanbaru Persembahkan Pentas Seni”
3. Format Surat Undangan
4. Perilaku di Lingkungan Sekolah

E. PENDEKATAN, METODE, DAN MODEL PEMBELAJARAN

1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.

2. Metode Pembelajaran : Simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab,

penugasan, dan ceramah.

3. Model Pembelajaran : Mind Mapping dan Think Talk Write.

F. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR

1. Media/Alat :

a. Teks bacaan

b. Alat musik tradisional daerah masing-masing

c. Beragam benda di kelas dan lingkungan sekitar

d. Video tentang perilaku di sekolah

2. Bahan :-

3. Sumber Belajar :

a. Buku Guru dan Buku Siswa Kelas V, Tema 7: Peristiwa dalam

Kehidupan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017).

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

b. Bahan ajar Bahasa Indonesia yang relevan.

44

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Waktu

Pendahuluan 1. Kelas dibuka dengan salam, 15 menit

menanyakan kabar, dan mengecek

kehadiran siswa.

2. Kelas dilanjutkan dengan doa dipimpin

oleh salah seorang siswa.

3. Siswa difasilitasi untuk bertanya jawab

pentingnya mengawali setiap kegiatan

dengan doa. Selain berdoa, guru dapat

memberikan penguatan tentang sikap

syukur.

4. Siswa diajak menyanyikan Lagu

Indonesia Raya. Guru memberikan

penguatan tentang pentingnya

menanamkan semangat kebangsaan.

5. Siswa diminta memeriksa kerapian diri

dan kebersihan kelas.

6. Siswa menyimak penjelasan guru

tentang pentingnya sikap disiplin yang

akan dikembangkan dalam

pembelajaran.

7. Pembiasaan membaca. Siswa dan guru

mendiskusikan perkembangan kegiatan

literasi yang telah dilakukan.

8. Guru menunjukkan gambar kepada

siswa melalui proyektor.

Lalu Guru memberikan pertanyaan
“Gambar apa yang ada pada layar?
Pernahkah kalian melihat wayang dan
gamelan? Apakah kamu pernah belajar

45

bermain alat musik tradisional di

daerahmu? Mengapa kamu perlu
mempelajarinya?”

9. Guru mengaitkan jawaban siswa dengan

materi yang akan dipelajari.

10.Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan penilaian

pembelajaran hari ini.

11.Guru memberikan motivasi.

Kegiatan Inti 1. Siswa membaca dan mengamati bacaan 180 menit
tentang perbedaan budaya yang
ditayangkan melalui proyektor.

2. Siswa membaca dalam hati selama 15
menit dengan saksama.

3. Guru memberikan pertanyaan kepada
beberapa siswa untuk menjawab dengan
cara acak dan spontan.

4. Siswa menuliskan informasi penting
yang terdapat pada bacaan yang
berjudul “Beda Budaya Tetap Saudara”
melalui peta pikiran (mind mapping).

5. Siswa membacakan hasil kerja di depan
kelas, lalu menempelkan pada papan
karya.

6. Guru melakukan ice breaking dengan
senam otak dan tepuk-tepuk.

7. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang
terdiri dari 3-4 anak.

8. Guru menjelaskan langkah kerja yang
akan dilakukan siswa.

9. Siswa membaca bacaan berjudul “Siswa
SD Juara Pekanbaru Persembahkan
Pentas Seni” yang ada pada buku.

10. Guru menampilkan contoh surat
undangan resmi pada proyektor.

11. Siswa mengidentifikasi bagian-bagian
surat lalu menuliskannya pada lembar
yang telah disediakan oleh guru.

12. Siswa bersama kelompoknya
membuat undangan dengan ketentuan
yang sudah dijelaskan.

46


Click to View FlipBook Version