BAB I
CARA EVAKUASI PADA GEDUNG YANG TERBAKAR
A. Deskripsi
Seiring dengan perkembangan zaman, pertubuhan ekonomi
berbanding lurus dengan pesatnya pembangunan di Negara kita.
Pesatnya pembangunan terlihat jelas dengan berdirinya gedung-gedung
tinggi hampir merata disetiap daerah, baik sebagai pusat perkantoran,
pusat perbelanjaan maupun sebagai apartemen. Tentu apabila berkaca
dari sudut pandang kita selaku pemadam kebakaran jelas ini menjadi
tantangan khususnya dalam bidang pencegahan, penanggulangan
kebakaran dan penyelamatan. Terutama pada saat terjadi kebakaran
pada gedung tinggi,tentu menjadi tugas kita memberikan pertolongan
kepada orang yang tinggal disana, baik pemadamkan kebakaran maupun
mengevakuasi penghuni gedung tersebut. Mengevakuasi penghuni
menggunakan pasilitas yang tersedia dalam gedung merupakan upaya
yang paling efektip, yaitu menggunakan sarana exit atau sarana
penyelamatan jiwa.
B. Sarana Penyelamatan Jiwa.
Sarana penyelamatan jiwa bagian dari gedung yang berfungsi
sebagai sarana dalam arti menjauhkan penghuni dari bagian atau
bangunan yang terbakar. Pada saat terjadi kebakaran penyelamatan jiwa
merupakan prioritas utama tindakan yang harus dilakukan. Upaya
penyelamatan jiwa merupakan usaha untuk membimbing orang ke jalan
keluar jika terjadi keadaan darurat. Upaya ini dilakukan untuk mengihindari
ancaman bahaya korban jiwa akibat kepanikan. Sarana penyelamatan
jiwa ini merupakan bagian dari sarana proteksi pasif kebakaran. Jadi
sarana penyelamatan jiwa merupakan piilihan utama dalam proses
penyelamatan dalam gedung yang terbakar atau pada kondidi darurat.
1
Berikut ini bebrapa sarana dalam penyelamatan jiwa pada saat terjadi
kebakaran atau keadaan darurat lainnya.
1. Tangga darurat
Tangga darurat merupakan tangga yang digunakan khusus untuk
penyelamatan bila terjadi kebakaran. Tangga yang menghubungkan
kegiatan vertical dalam bangunan hanya dalam keadaan darurat.
Sehingga pada saat terjadi keadaan darurat tangga ini menjadi sarana
untuk keluar ke tempat yang aman.
2. Koridor
Koridor adalah jalan yang terdapat dalam ruangan berupa gang atau
lorong yang dapat menjadi penghubung dari dua gedung kearah exi t
lantai tersebut. Koridor sangat perlu untuk memperlancar evakuasi
penghuni gedung keluar menuju tempat yang aman.
3. Lift kebakaran
Lift kebakaran adalah sarana transportasi didalam gedung yang
hanya digunakan oleh petugas pemadam kebakaran yang akan
memadamkan kebakaran serta menyelamatkan jiwa penghuni. Lift
kebakaran tetap berfungsi walaupun aliran listrik utama padam.
4. Ramp/ jalan landai
Jalan keluar melandai dapat dibuat apabila jumlah anak tangga
kurang dari dua buah. Jalan ini membantu mengatasi keadaan koridor
yang padat.
5. Pintu darurat
Pintu darurat merupakan pintu langsung menuju tangga kebakaran
yang hanya digunakan apabila terjadi kebakaran.
2
C. Penyelamatan Luar Gedung
Penyelamatan luar gedung merupakan upaya penyelamatan
korban pada gedung yang terbakar yang dilakukan menggunakan
peralatan khusus untuk mengeluarkan atau mengevakuasi korban
melalui luar gedung. Upaya ini dilakukan pada kondisi darurat. Artinya
upaya ini dilakukan apabila sarana penyelamatan jiwa yang ada pada
gedung tersebut sudah tidak berfungsi atau resiko bahaya melakukan
upaya evakuasi melalui sarana penyelamatan jiwa lebih besar
ketimbang upaya penyelamatan melalui luar gedung. Upaya
Penyelamatan luar gedung merupakan pilihan terakhir atau dalam
kondisi darurat. Cara ini biasanya menggunakan tangga julur manual,
maupun mobil tangga. Apabila penyelamatan dengan tangga manual
maupun mobil tangga tidak bisa dilakukan oleh karena akses yang
tidak memadai, dapat melakukan upaya penyelamatan dengan
menggunakan peralatan dan teknik penyelamatan beda ketinggian.
1. Penyelamatan menggunakan tangga manual.
Penyelamatan mengguanakan tangga yang ada pada mobil
pemadam kebakaran merupakan upaya alternative apabila sarana
penyelamatan yang ada pada gedung tersebut tidak bisa dilalui atau
resiko penyelamatan mengguanakan sarana yang pada degung
lebih besar daripada penyelamatan melalui luar gedung. Namun
cara ini efektif apabila akses menuju gedung tersebut tidak bisa
dilalui mobil tangga dan ketinggian bagunan gedung yang terbakar
tidak lebih dari ketinggian dua sampai tiga lantai. apabila akses
menuju gedung bisa dilalui mobil tangga evakuasi dapat dilakukan
mengguanakan mobil tangga yang dapat menjangkau titik korban
yang lebih tinggi.
3
2. Penyelamatan menggunakan peralatan penyelamatan beda
ketinggian.
Penyelamatan menggunakan perlatan penyelamatan beda
ketinggian dengan menggunakan tali merupakan salah satu
alternative apabila penyelamatan mengguanakan sarana yang ada
pada gedung tidak bisa dilakukan. Penyelamatan mengguanakan
tali harus dilakukan dengan penuh pertimbangan dan perhitungan
yang matang. Teknik ini harus dilakukan oleh petugas yang memiliki
kompetensi dan keahlian dibidang penyelamatan menggunakan tali.
4
BAB II
PENGERTIAN
PENYELAMATAN BEDA KETINGGIAN
A. Deskripsi
Berbagai macam situasi mungkin memerlukan layanan pemadam
kebakaran dan penyelamatan melakukan penyelamatan tali. Operasi pada
gedung tinggi, menara, atau jembatan; gorong-gorong, di ruang terbatas,
air deras, medan terjal, dan lain-lain semuanya membutuhkan
penggunaan teknik tali penyelamat yang sistematis. Permintaan yang
terus meningkat untuk layanan semacam itu meningkatkan kemungkinan
resiko terluka bagi petugas pemadam kebakaran pada saat melaksanakan
operasi penyelamatan. Cara terbaik untuk mengelola peningkatan risiko
ini adalah dengan melatih petugas pemadam kebakaran dengan benar
dalam operasi penyelamatan tali dan mengikuti praktik keselamatan yang
baik
Kadang- kadang pemadam kebakaran mujur mempunyai cukup
peralatan khusus, seperti mobil tangga atau elevating flatform unit yang
menjadikan tugasnya relative mudah. Akan tetapi seringkali pemadam
kebakaran harus menggunakan keterampilan khusus untuk pelaksanaan
penyelamatan, yaitu keterampilan tali menali, tangga dan lain-lain.
Permintaan yang terus meningkat untuk layanan semacam itu
meningkatkan kemungkinan resiko terluka bagi petugas pemadam
kebakaran pada saat melaksanakan operasi penyelamatan. Cara terbaik
untuk mengelola peningkatan risiko ini adalah dengan melatih petugas
pemadam kebakaran dengan benar dalam operasi penyelamatan tali dan
mengikuti praktek keselamatan yang baik.
Latihan dan praktek untuk mengasah kemampuan dan
keterampilan, Karena seseorang tidak bisa mahir dalam teknik
penyelamatan pada ketinggian haya dengan membaca buku. Karena
setiap penyelamatan membutuhkan keterampilan dan ketepatan dalam
5
mengambil keputusan yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman
pribadi.
Namun pada pebahasan ini kita tidak membahas tentang penyelamatan
dengan menggunakan tangga, karena materi tangga akan dibahas pada
materi tersendiri.
1. Pengertian
Penyelamatan beda ketinggian adalah usaha pertolongan yang
dilakukan pada medan-medan ketinggian (vertical) dengan menggunakan
teknik dan peralatan tertentu, baik dari titik tendah ke titik yang lebih tinggi
maupun sebaliknya, baik kering maupun basah yaitu memindahkan
korban/objek ke tempat yang lebih aman untuk mendapatkan tindakan
selanjutnya. Berikut gambaran teknik penyelamatan berdasarka sudut
kemiringan.
Penyelamatan sudut rendah (low angle rescue)
Kemiringan sudut rendah dapat didefinisikan oleh sudut sebagai
kemiringan antara 0 dan 30 derajat. Pada penyelamatan tali, ini adalah
lingkungan di mana tali mungkin diperlukan, tetapi berfungsi sebagai belay
saja dan tidak untuk mengangkut tim penyelamat dan korban/ pasien ke
atas lereng. Di lereng sudut rendah, semua beban berat dari penyelamat
dan korban ada di tanah. Jika penyelamat tergelincir tanpa adanya tali,
mereka tidak akan terkena cedera akibat jatuh yang tidak terkendali.
Penggunaan tali tunggal dapat digunakan pada lereng bersudut
rendah untuk mendukung tim pengangkut. Skenario ini biasanya berlaku
untuk tim pengangkut yang mengambil pasien yang ditandu dari
kecelakaan kendaraan menuruni tanggul yang membutuhkan minimal
dukungan untuk membantu pijakan dan untuk mencapai kembali bagian
atas tanggul. Jika kemiringan sudut rendah terkena dampak bahaya dan /
6
atau permukaan yang tidak stabil, evaluasi resiko/manfaat apakah
membutuhkan penggunaan sistem dua tali.
Empat tender/pengankut (dua per sisi), adalah pengaturan paling
umum untuk membawa pasien dengan penambahan anggota kelima, jika
tersedia atau perlu, di ekor tandu berikan bantuan tambahan sesuai
kebutuhan. Enam anggota mungkin diperlukan untuk pasien sangat berat,
namun penggunaan enam tender pengangkut (tiga per sisi) biasanya
dapat menyebabkan lebih banyak kesulitan daripada keuntungan karena
tender/ pengangkut tambahan dapat menghambat keleluasaan karena
untuk menginjak kaki satu sama lain dan / atau saling menjatuhkan
keseimbangan saat mereka. Oleh karena itu perlu untuk
mengkoordinasikan gerakan/ langkah kaki yang disinkronkan.
Penyelamatan sudut sedang (medium angle rescue)
Kemiringan sudut sedang dapat didefinisikan dengan sudut sebagai
kemiringan antara 30 sampai 45 derajat. Dalam penyelamatan tali, ini
adalah lingkungan di mana sistem dua tali melindungi para penyelamat
agar tidak jatuh dan juga memberikan bantuan kepada para penyelamat
untuk mencapai puncak lereng. Pada kemiringan sudut menengah
sebagian besar atau semua berat beban dari tim penyelamat dan pasien
masih di tanah dan sistem dua tali mencegah terperosok/ terjatuh, serta
membantu tim penyelamat mencapai kembali bagian atas lereng.
Penggunaan sistem dua tali diperlukan untuk penyelamatan sudut
menengah Satu tali (tali utama) sebagai pelindung jatuh tim penyelamat
atau pengangkut/litter selama operasi penurunan dan juga dengan
bantuan keuntungan mekanis (mechanical advantages) untuk personel
yang mengoperasikan jalur utama kembalikan tim penyalamat/litter ke
atas. tali kedua (belay line) bertindak sebagai tali cadangan/safety
Apabila terjadi kegagalan jalur utama, dan juga sebagai
penambatan yang diperlukan saat jalur utama sedang bergerak atau
mengatur ulang. Jumlah penyelamat yang dapat digunakan sebagai
7
bagian dari tim litter pada penyelamatan sudut sedang adalah tiga atau
empat tergantung pada profil lereng. Empat tender (dua per sisi), dapat
digunakan pada lereng-lereng yang dangkal pada penyelamatan sudut
tengah. Sebagai kemiringan menjadi lebih curam, atau pijakan sangat
buruk sehingga beban dari penyelamat dan pasien dipindahkan lebih
banyak dari tanah ke sistem tali, jumlah tender harus turun menjadi tiga
(satu per sisi dan satu di ujung ekor litter), untuk mengurangi jumlah
beban yang mempengaruhi sistem tali. Semua penyelamat dan pasien
terhubung di dua titik pada system.
Penyelamatan sudut tinggi (high angle rescue)
Kemiringan sudut tinggi dapat didefinisikan dengan sudut sebagai
kemiringan antara 45 sampai 60 derajat. Pada penyelamatan tali, ini
adalah lingkungan di mana sistem dua tali melindungi penyelamat dari
jatuh dan biasanya diperlukan untuk memungkinkan penyelamat
mendapatkan kembali puncak lereng. Pada kemiringan sudut tinggi, fokus
utama berat penyelamat dan pasien ke sistem tali. Jika sistem tali tidak
ada, terjatuh/ terperosok yang tidak terkendali bisa terjadi dan mungkin
berdampak pada penyelamat dan / atau mereka tidak akan bisa
mendapatkan kembali puncak kemiringannya sendiri.
Penggunaan sistem dua tali (main dan belayline) diperlukan untuk
penyelamatan sudut tinggi. Satu-satunya pengecualian untuk sistem dua
tali untuk penyelamatan sudut tinggi (high angle rescue) di air terjun yang
butuh melakukan penyelamatan segera dan hanya dalam keadaan luar
biasa seperti yang dijelaskan di bawah ini di bawah "Akses langsung
pasien"
Jumlah penyelamat yang dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari tim litter
dengan sudut yang tinggi penyelamatan tiga. Tiga litter tender diposisikan
di setiap sisi dan satu di ujung ekor litter/tandu memberikan
keseimbangan dalam menopang berat badan pasien di litter dan
8
mempertahankan potensi benturan minimal dari beban pada sistem tali.
Semua penyelamat dan korban terhubung pada dua titik di Sistem.
Penyelamatan vertical (Vertical rescue)
Kemiringan sudut vertikal dapat didefinisikan dengan sudut sebagai
kemiringan yang lebih besar dari 60 derajat untuk sepenuhnya vertikal.
Dalam penyelamatan tali, ini adalah lingkungan di mana sistem dua tali
melindungi penyelamat dan pasien dari terjatuh yang menyebabkan
cedera atau kematian, dan sistem tali adalah satu-satunya cara yang
mungkin bagi penyelamat dan pasien untuk mendapatkan kembali puncak
lereng.
Dalam penyelamatan vertikal, berat penyelamat dan pasien
sepenuhnya bergantung pada sistem tali. Penggunaan sistem dua tali
(jalur utama dan belay) diperlukan untuk penyelamatan vertikal. Satu -‐
satunya pengecualian untuk sistem dua tali untuk penyelamatan vertikal
adalah kebutuhan untuk melakukan penyelamatan segera dan hanya
dalam keadaan luar biasa seperti yang dijelaskan di bawah ini di bawah
“akses langsung pasien”.
Jumlah penyelamat yang dapat digunakan sebagai bagian dari tim
litter pada penyelamatan vertikal adalah nol, satu, dua, atau tiga. Jika litter
diorientasikan secara horizontal dengan sistem tali yang dipasang di atas
litter, hanya satu tender yang diperlukan untuk menjaga agar litter tidak
menabrak dinding vertikal dan / atau untuk menjaga jalan napas pasien.
Jika litter diorientasikan secara horizontal dan digantung dari garis tinggi
atau dari titik pengambilan tinggi (seperti peralatan antena) dan pasien
tidak memerlukan dukungan medis, keputusan untuk tidak menggunakan
tender dapat ditentukan oleh Risiko / Manfaat Analisis. Penggunaan tag
line yang dipasang ke litter mungkin diperlukan untuk mencegah litter
berputar bolak-balik di sekitar tali tempat litter digantung. Maksimal dua
orang (penyelamat dan pasien) diperbolehkan di atas litter yang
9
berorientasi horizontal dengan sistem tali yang dipasang ke harness di
atas litter.
Dua litter tender dapat digunakan dalam keadaan unik yang
diposisikan satu per sisi pada kemiringan miring yang sangat curam, atau
di area dengan ruang terbatas seperti shaft udara. Sistem tali dalam kasus
seperti itu akan dipasang di kepala sampah. Lokasi dari dua litter tender
dalam situasi ini agak mengarah ke ujung ekor litter dari garis tengah litter,
sejajar dengan tali yang menahan kepala litter/tandu ke atas. Pelelangan
tiga serasah masih dapat digunakan pada lereng yang bertransisi antara
sudut tinggi dan vertikal jika diperlukan dukungan dari orang tambahan.
Sistem tali dalam kasus seperti itu masih akan dipasang di kepala litter.
2. Filosopfi penyelamatan
LOCATE : Bagaimana cara mengidentifikasi lokasi korban
ACCESS : Bagaimana cara menjangkau korban
STABILIZE :Bagaimana cara untuk memberikan
pertolongan/penganan terhadap korban
TRANSPORT :Bagaimana cara untuk membawa/memindahkan
korban ketempat yang aman.
Penyelamatan teknis melibatkan fase akses, namun perencanaan
dan pengambilan keputusan harus dilakukan secara bersamaan untuk
fase stabilisasi dan pengangkutan berikutnya. Tindakan mungkin
termasuk memberikan perawatan EMS yang sesuai untuk pasien di
medan teknis serta menyiapkan pesawat ambulans atau helikopter EMS
(HEMS) untuk pengangkutan yang efisien.
10
B. Prosedur keselamatan saat melakukan pertolongan
1. Respon Awal (size up)
Efisiensi dalam respons awal dapat diperoleh dengan membuat
prioritas pada penilaian awal (size Up) yang akurat yang memungkinkan
pengambilan keputusan yang lebih baik. Penilaian awal (size-up) meliputi;
➢ Lokasi tepat yang dikonfirmasi
➢ Jenis medan
➢ Jumlah korban
➢ Jarak jangkauan
➢ Kecurigaan cedera
➢ Bahaya yang diantisipasi
➢ Kebutuhan sumber daya
Bahaya pada penyelamatan beda ketinggian
No. Kondisi Deskripsi Mengelola bahaya
1. Jatuh Cedera atau kematian • Selalu gunakan
akibat gravitasi pelindung jatuh atau
akses tali yang
sesuai peralatan
saat 6 kaki dari
tidak terlindungi tepi
dengan potensi
jatuh 6 kaki atau
lebih.
• Semua personel
harus dilatih dengan
benar
2. Kesalahan Kesalahan Rigging • Gunakan sistem 2
Manusia tali saat jalur kerja
11
primer sarana
pendukung.
• Gunakan jangkar
independen.
• Selalu lakukan
pemeriksaan 4 poin:
Tali (termasuk
jangkar), Perangkat
Keras,
Harness,Helm
3. Komunikasi Kebisingan ambien yang • Setuju dan gunakan
Kesulitan keras (lalu lintas, mesin, komunikasi standar,
air mengalir, angin, dll.) sinyal.
• Radio rusak atau • Periksa sistem
terjatuh
• Kondisi berubah komunikasi.
• Tunjuk sistem
komunikasi
alternatif untuk
berjaga-jaga kondisi
berubah atau timbul
kesulitan teknis.
• Tinjau isyarat
tangan (jika sesuai)
4. Tajam / abrasif Kerusakan dan / atau • pelindung tepi dan
permukaan kegagalan tali atau bantalan yang tepat.
jangkar • Gunakan jangkar
Lecet atau luka di langsung atau
tanganGunakan perantara sesuai
kebutuhan.
• Kenakan sarung
12
5. Saluran Listrik Kontak yang tidak tangan dan pakaian
disengaja dengan yang pantas
saluran berenergi • Periksa garis yang
Luka bakar atau mungkin dihubungi
sengatan listrik dari oleh angin bertiup
kontak tali
• Dapatkan izin yang
6. Permesinan Pengoperasian mesin sesuai
yang tidak disengaja • Ikuti prosedur lock-
• Cedera akibat mesin out / tag-out
• Kondisi berbahaya • Dapatkan izin yang
tercipta (mis. sesuai.
pelepasan air) • Ikuti prosedur lock-
out / tag-out.
• Konfirmasi lock-out /
tag-out
7. Cedera akibat Bahaya tergantung pada • Ikuti semua
Alat
alat yang digunakan petunjuk produsen
8. Alat Jatuhkan • Kerusakan pada akses dan simpan semua
atau Material
tali atau pelindung jatuh penjaga pelindung
sistem di tempat.
• Tali suspensi
terpisah mungkin
diperlukan untuk
perkakas lebih
besar dari 10 kg
Kemungkinan cedera • Tandai dan
pada personel dan publik penghalang Zona
• Kehilangan alat penting Bahaya dengan
13
untuk bekerja atau jelas
jalan keluar • Helm atau topi
• Kerusakan struktur atau keras harus dipakai
peralatan di Zona Bahaya
• Jaga tempat kerja
yang bersih dan
teratur
• Semua alat dan
perangkat harus
ditambatkan atau
diamankan
• Hindari bekerja atau
berdiri di bawah
pekerja lain
9. Batu jatuh atau Kemungkinan cedera • Batu jatuh atau
detritus longgar pada personel dan publik detritus longgar •
• Kerusakan struktur atau Kemungkinan
peralatan cedera pada
• Tali putus personel dan public.
• Kerusakan struktur
atau peralatan.
• Tali putus
Penskalaan atau
pembersihan lereng
dengan hati-hati
sebelum bekerja
Material atau batu
yang longgar
mungkin perlu
diamankan (baik
14
sementara atau
permanen) .
• Kelola tali dengan
hati-hati agar tidak
lepas bahan
10. Hujan / Basah Kualitas penyekat • Hentikan pekerjaan
Kondisi
pakaian basah jika kondisinya
menurun menjadi berbahaya.
• Kemungkinan • Kenakan alas kaki
hipotermia (sangat dan pakaian yang
rendah tepat.
suhu tubuh) • Perlengkapan hujan
• Permukaan basah bisa tahan air harus
jadi licin tersedia.
• Penurunan gesekan • Waspadai kondisi
saat turun dan perangkat licin.
perebutan tali • Peralatan listrik
• Bahaya arus nyasar harus diarde
mendekati tidak dengan benar dan
semestinya dilengkapi dengan
peralatan yang diisolasi GFCI.
dan diarde
• Visibilitas menurun
air Permukaan basah bisa • Hentikan pekerjaan
jika kondisinya
11. (bekerja sekitar / jadi licin menjadi berbahaya.
selesai • Potensi untuk • Kapal penyelamat
harus tersedia jika
bergerak / Tenggelam bekerja langsung di
berdiri • Terjebak arus saat
air) diikat
15
(bahaya tenggelam) atas air, terutama
jika keturunan
memungkinkan
metode keluar.
• Perlengkapan
pelindung jatuh atau
akses tali tidak
boleh biarkan
pekerja jatuh ke air.
• Pelampung pribadi
tidak diperlukan jika
jatuh dengan benar
perlindungan di
tempat.
12. Matahari / Luka bakar dari • Hentikan pekerjaan
Panas •
peralatan, peralatan, dan jika kondisinya
Kemungkinan baja struktural menjadi berbahaya.
dehidrasi, • Mungkin perekat dan • Air yang cukup dan
kelelahan panas perlengkapan / atau elektrolit
harus tersedia bagi
atau heat stroke pertolongan pertama pekerja
terdegradasi oleh panas
• Jadwalkan waktu
istirahat dan kerja
yang tepat di pagi
hari atau malam
hari untuk
menghindari suhu
puncak.
• Kenakan sarung
tangan dan pakaian
16
yang tepat untuk
melindungi tangan
dari permukaan
yang panas.
• Gunakan dan sering
gunakan kembali
tabir surya yang
memadai
13. Angin Kemungkinan • Hentikan pekerjaan
peningkatan pendinginan jika kondisinya
atau menjadi berbahaya.
risiko hipotermia,
dehidrasi meningkat • Kenakan alas kaki
risiko dalam kelembaban dan pakaian yang
kering tepat, termasuk
• Penurunan efisiensi, sarung tangan dan
hambatan topi.
komunikasi antar tim
anggota • Amankan material
• Bahaya peralatan yang lepas di tempat
tidak diamankan atau kerja
materi yang ditiup ke
akses • Berhati-hatilah
daerah terhadap angin
• Kesulitan yang
berkomunikasi mengembangkan
kelambanan di tali
tempat mereka
mungkin tertiup ke
area pengambilan
sulit
17
14. Petir Kemungkinan sengatan • Peralatan akses tali
listrik karena petir mungkin
15. Area yang pemogokan, kehilangan menyediakan jalur
terbatas kesadaran atau ke operasi untuk
masuk kehidupan kelistrikan
pemogokan
Area kerja mungkin
mengandung gas • Hentikan pekerjaan
beracun atau saat petir
tingkat oksigen yang mengancam
tidak mencukupi untuk
bekerja. • Ruang mungkin
telah membatasi
masuk / keluar
mempersulit akses,
Ikuti prosedur ruang
terbatas.
• Diperlukan rencana
penyelamatan
beracun dan
berlaku sebelum
masuk
16. Area dengan Kerusakan permanen • Diperlukan
perlindungan
kebisingan tinggi atau sementara pendengaran,
dengan suara yang
pendengaran sangat keras
• Komunikasi yang Sulit lingkungan (+120
• Tingkat kebisingan dBA), berbagai jenis
perlindungan
yang tinggi mungkin mungkin diperlukan.
menutupi peringatan
bel atau suara
peringatan lainnya
18
• Sepakati isyarat
tangan sebelum
pekerjaan dimulai
• Pekerja mungkin
dilengkapi dengan
pengisolasi suara
pelindung
pendengaran untuk
radio.
17. Serangga atau Kemungkinan cedera • Akses hati-hati ke
hewan atau ketidakmampuan area tempat laba-
gigitan atau personel tergantung laba, ular,
sengatan pada tingkat keparahan kalajengking, atau
gigitan makhluk lain
atau racun mungkin tinggal.
• Gunakan sarung
tangan setiap saat,
lengkapi kotak P3K
dengan persediaan
medis yang sesuai
untuk gigitan dan
sengatan.
2. Tindakan perorangan
Ingat prioritas Anda untuk keselamatan operasional:
➢ Anda nomor SATU!
➢ Sesama penyelamat adalah perhatian KEDUA Anda.
➢ Subjek adalah prioritas KETIGA Anda.
19
Kita juga memiliki tanggung jawab operasional untuk melindungi para
pengamat/saksi di tempat kejadian. Keamanan adalah hal terpenting
setiap saat. Jika Anda melihat tindakan apa pun yang tidak aman, Anda
bertanggung jawab untuk angkat bicara (menegur)!
Ingatlah bahwa tidak ada yang sempurna dan itu termasuk Anda!
Skenario kasus terburuk adalah mengalami cedera penyelamat,
mengakibatkan dua pasien. Jangan membuat insiden di dalam insiden.
Oleh sebab itu penting bagi petugas rescue:
➢ Selalu berlatih/meningkatkan kemampuan
➢ Memelihara peralatan dengan baik
➢ Berfikir logis
➢ Penuh perhatian
➢ Kerja sama
➢ Briefing dengan jelas tugas yang harus dikerjakan
➢ Alat pelindung diri (APD)
3. Ditempat kejadian
Proses managemen resiko
LANGKAH 1: Kesadaran Situasional
➢ Mengumpulkan informasi
➢ Tujuan
➢ Identitas organisasi
➢ Komunikasi
➢ Faktor / medan / bahaya lokal
➢ Ramalan cuaca
LANGKAH 2: Penilaian Bahaya
➢ Identifikasi bahaya taktis
➢ Pertimbangkan kompleksitas insiden
20
LANGKAH 3: Pengendalian Bahaya
➢ Kurangi potensi bahaya melalui prosedur keselamatan &
peralatan pelindung
LANGKAH 4: Poin Keputusan
➢ GO atau NO-GO -Untuk mengimplementasikan tindakan yang
direncanakan
LANGKAH 5: Evaluasi
➢ Faktor manusia:
• Tingkat pengalaman rendah untuk aktivitas?
• Terganggu dari tugas utama?
• Kelelahan atau reaksi stres?
• Sikap berbahaya?
➢ Situasi:
• Apa yang berubah?
• Apakah strategi dan taktik berhasil?
Elemen-elemen berikut dievaluasi dalam Model GAR (GAR risk
assessment score)
❖ SUPERVISI- Adanya pengawasan yang berkualitas, dapat diakses
dan efektif atas insiden tersebut. Ada rantai komando yang jelas.
❖ PERENCANAAN- Informasi insiden yang memadai tersedia dan
jelas. Ada cukup waktu untuk merencanakan, pedoman
operasional terkini, pengarahan personel sedang dilakukan dan
masukan tim diminta.
❖ SUMBER KONTINJENSI- Sumber daya cadangan yang dapat
membantu jika diperlukan. Evaluasi rencana komunikasi dan
frekuensi bersama. Apakah rencana alternatif telah dievaluasi?
❖ KOMUNIKASI- Evaluasi seberapa baik personel diberi pengarahan
dan komunikasi. Seberapa efektif sistem komunikasi dan adakah
21
rencana komunikasi yang ditetapkan? Apakah input nilai
lingkungan operasional
❖ PEMILIHAN TIM- Pemilihan tim harus mempertimbangkan
kualifikasi dan tingkat pengalaman individu. Pertimbangkan
pengalaman untuk misi yang dilaksanakan.
❖ KEBUGARAN TIM- Pertimbangkan kondisi fisik dan mental kru.
Evaluasi moral tim dan gangguan apa pun. yang
❖ LINGKUNGAN- Mempertimbangkan faktor-faktor
mempengaruhi kinerja personel dan peralatan seperti waktu, suhu,
curah hujan, topografi, dan ketinggian. Mengevaluasi faktor lokasi
seperti ngarai sempit, kanopi hutan, medan teknis, salju, air deras,
dll.
❖ KOMPLEKSITAS INSIDEN- Mengevaluasi tingkat keparahan,
waktu pemaparan, dan kemungkinan kecelakaan. Menilai kesulitan
misi dan kecakapan personel.
KESADARAN SITUASI
Kebanyakan kecelakaan yang berhubungan dengan pendakian dan
penyelamatan bukanlah akibat langsung dari kegagalan peralatan,
melainkan “kesalahan manusia” sebagai faktor penyebab utama. Oleh
karena itu, kami harus selalu merekayasa dan merencanakan sebelumnya
untuk faktor kelemahan manusia pada operasi penyelamatan. Penyelidik
Aircrash secara rutin mengaitkan hilangnya "kesadaran situasional"
sebagai faktor yang berkontribusi dalam kecelakaan serius. Kemampuan
seorang penerbang untuk menjaga persepsi yang akurat tentang
lingkungan eksternal serta mendeteksi dan menindaklanjuti setiap
masalah yang dihadapi, juga merupakan aset berharga bagi personel
penyelamat teknis.
Faktor yang harus diperhatikan yang mengurangi kesadaran situasional
meliputi:
• Komunikasi yang tidak memadai;
22
• Kelelahan / stres
• Tugas berlebih
• Pola pikir kelompok
• Filosofi "Tekan terus"
• Kondisi pengoperasian yang menurun
Teknik untuk mencegah hilangnya kesadaran situasional;
• Secara aktif mempertanyakan dan mengevaluasi kemajuan misi
Anda.
• Perbarui dan revisi citra Anda tentang misi.
• Gunakan perilaku asertif yang sesuai bila perlu;
• Beri saran
• Berikan informasi yang relevan tanpa diminta
• Hadapi ambiguitas dalam penugasan
• Menyatakan pendapat tentang keputusan dan prosedur.
• Tolak permintaan yang tidak masuk akal
PENGINGAT KESELAMATAN PENTING
"Lambat itu mulus ... mulus itu cepat."
Mantra dari keahlian menembak militer ini menekankan bahwa terburu-
buru dengan cara yang sembrono jauh lebih berisiko daripada tindakan
yang lambat dan hati-hati dan disengaja. Dengan terorganisir dengan
baik, tim penyelamat dapat meningkatkan efisiensi dalam upaya tanggap
darurat mereka. Tim yang disiplin berkomunikasi secara efektif dan
mereka menyelesaikan tugas mereka tanpa terburu-buru atau berteriak.
Anggota tim tahu apa yang harus dilakukan dan dilatih sampai tingkat
kompetensi. Berikut adalah cara tim mencapai tingkat kompetensi ini.
❖ Kecepatan: Jangan terburu-buru! Pertahankan rasa "controlled
urgency / urgensi yang terkontrol".
❖ Kemahiran: Gunakan penyelamat yang terlatih dan kompeten
sebagai anggota inti tim.
23
❖ Petugas Keselamatan: Tunjuk Petugas Keselamatan untuk operasi.
Hindari membuat ini menjadi peran tambahan untuk penyelamat
dengan tugas lain.
❖ Pemeriksaan Keamanan: Lakukan pemeriksaan keamanan rigging
visual dan taktil (lihat, sentuh, dan bicara) secara menyeluruh
sebelum menggunakan sistem. Periksa ulang peralatan selama
digunakan, karena carabiner dapat membuka kunci atau rigging
dapat menjadi tidak sejajar.
❖ Redundansi: Buat sistem dengan cadangan.
❖ Komunikasi: Gunakan terminologi standar.
❖ Alat Pelindung Diri (APD): Gunakan secara agresif alat pelindung
diri (APD) yang sesuai untuk semua bahaya insiden, lingkungan
dan tugas (misalnya sarung tangan, alas kaki, helm, tali kekang,
pelindung pendengaran, jarak pandang yang tinggi atau pakaian
Nomex®, kacamata pengaman, tabir surya, flotasi pribadi, dll.)
Standar lembaga untuk NPS, serta standar untuk industri, adalah
memakai pakaian luar visibilitas tinggi untuk meningkatkan
keselamatan pribadi (contohnya warna kuning/orange). Siapkan
perlengkapan APD cadangan.
❖ Penahapan Peralatan (equipment staging) - Amankan peralatan
yang tidak digunakan di penampungan yang berdekatan dengan
area operasi penyelamatan.
❖ Alat Kontingensi: Jaga agar Prusik dan alat pemotong (misalnya
alat pemotong trauma) dapat segera diakses untuk digunakan.
❖ Penggunaan Carabiner- Berhati-hatilah untuk mencegah "gaya
gerbang silang/cross gate force" dan gaya tiga arah( three way
force ) pada carabiner.
4. Saat operasi
a. Persiapan.
• Keamanan
24
• Cheking peralatan
• Pemasangan safety line
b. Pelaksanaan
• Satu komando
• Penanganan korban
• Pembuatan anchor
• Membuat simpul dan mengontrolnya
• Menyimpan alat yang belum terpakai
• Memproteksi tali
• Hindari menginjak tali
• Hindari pergesekan tali
• Tidak melempar barang sembarangan
• Membiri isyarat jika akan melempar alat
5. Final check
• Check keamanan personil
• Check ketepatan semua peralatan yang digunakan
• Check system yang digunakan untuk evakuasi
C. Istilah-istilah dalam penyelamatan beda ketinggian
• Load yaitu Berat beban yang akan diturunkan, yaitu korban,
petugas dan tandu.
• Litter tender yaitu petugas yang mengawal korban saat diturunkan,
bertugas membebaskan jika ada hambatan saat pergerakan.
• Main rope yaitu tali utama yang dikontrol oleh breakman.
• Brakeman yaitu pada penahan di tali utama, dengan menggunakan
brake device sebagai penghambat laju pergerakan.
• Brake device(alat rem/penahan ) yaitu alat yang digunakan untuk
menahan lajunya beban, seperti figure eight, carabiner, brake bar
rack, dan peralatan descender lainnya.
• Safety rope yaitutali pengaman yang dikontrol oleh belayer.
25
• Belay system yaitu rangkaian system yang digunakan untuk
mengamankan beban dimana peralatan descender sebagai alat
bilay (belay device).
• Belayer yaitu orang yang bertugas mengontrol tali pengaman
(safety rope).
• Rope handler yaitu orang yang membantu brakeman
membebaskan tali yang melilit agar laju beban tidak tersendat.
• Edge tender yaitu orang yang bertugas membantu saat korban
akan diturunkan, berjaga di sudut medan penurunan (berjaga di
bibir tebing atau tembok).
• Tag liner yaitu orang yang bertugas membantu litter tender untuk
menjauhkan beban dari dinding pada saat terjadi hambatan.
26
BAB III
PERALATAN PENYELAMATAN BEDA KETINGGIAN
A. Deskripsi
Ada beragam peralatan yang tersedia untuk digunakan dalam teknik
penyelamatan. Sebagian besar peralatan dasar sangat serbaguna, dan
dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Beberapa peralatan dapat
digunakan untuk tugas khusus dan hanya cocok untuk operasi tertentu.
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penyelamatan teknis dapat
dilakukan dengan menggunakan peralatan dasar yang sederhana. Melalui
latihan rutin, Anda dapat belajar berimprovisasi dengan peralatan Anda
dan memaksimalkan kegunaannya. Saat ini sudah banyak jenis
peralatan-peralatan penyelamatan berbeda ketinggian yang diproduksi
pabrikan, tentunya dengan spesifikasi yang berbeda-beda pula. Oleh
karena itu perlu ketelitian dan pemahaman terhadap penggunaan
peralatan-peralatan tersebut pastikan sudah memenuhi standard yang
ditentukan pemerintah maupun badan-badan terpercaya lainnya. Berikut
ini beberapa jenis peralatan penyelamatan beda ketinggian.
1. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan diri
sendiri dan dan orang disekelilingnya. Dalam operasi penyelamatan
khususnya penyelamatan beda ketinggian tentunya mengandung resiko
yang sangat fatal, oleh sebab itu memakai alat pelindung diri menjadi
persyaratan wajib dalam melaksanakan operasi penyelamatan. Selain
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang tidak kalah penting adalah
kemampuan dan keterampilan petugas dalam menggunakan peralatan
dan mengaplikasikannya dalam operasi penyelamatan. Berikut ini
beberapa peralatan pelindung diri yang digunakan pada saat
melaksanakan operasi penyelamatan berda ketinggian. antara lain:
27
Helm, sarung tangan, tali pengaman (safety belt), harness
2. Katrol (pulley)
Katrol adalah alat multifungsi yang digunakan dalam penyelamatan tali.
Fungsi utamanya adalah mengubah arah tali dengan mengurangi gesekan
tali, tetapi juga dapat digunakan untuk menciptakan keuntungan mekanis
(mechanical advantage) dan sebagai alat
transportasi di jalur tinggi (high line). Pemilihan katrol
sangat penting, karena tidak semuanya dibuat sama.
Katrol di desain dalam beberapa bentuk: roda
Gambar 3.1. singgle pulley (sheave) tunggal, ganda, dan tiga. Ini
memungkinkan satu katrol untuk menampung
banyak tali. Ini dapat berguna saat membangun
sistem keunggulan mekanis sederhana (tipe blok
dan tekel), jalur tinggi, dan sistem rigging kompleks
lainnya. Perlu di fahami untuk tidak menumpuk
Gambar 3.2. double pulley beberapa katrol sheave tunggal ke dalam karabiner
tunggal, karena ini dapat memuat sisi gerbang/
bukaan karabiner, sehingga sangat mengurangi
kekuatannya.
Beberapa katrol dirancang untuk "menahan"
sebuah prusik, atau membiarkan tali ditarik
Gambar 3.3. tandem speed pulley melalui katrol dengan prusik terpasang di
28
satu sisi. Ini adalah fitur yang sangat berguna saat membangun sistem
keunggulan mekanis(system pulley), sistem penambatan, dan sistem
pengoperan simpul. Namun berhati-hatilah, bahwa dalam beberapa
kasus, prusik dapat macet di dalam katrol dan menghambat jalur tali.
Katrol lain memiliki cam bawaan, seperti yang digunakan di ascenders,
untuk mencengkeram tali. Perangkat ini juga berguna; namun, cam logam
ini dapat merusak atau bahkan memotong tali karena benturan atau
hentakan beban. Berhati-hatilah saat menggunakan perangkat ini dengan
beban hidup.
Fakta penting lainnya yang perlu dipertimbangkan tentang katrol
adalah kemampuannya untuk melipatgandakan beban yang ditempatkan
pada jangkar mereka. Setiap kali terjadi perubahan arah pada tali, dan
sudut antar tali melebihi 120 derajat, beban katrol dan jangkar akan lebih
besar dari beban pada tali itu sendiri. Jika sudut antar tali adalah 0 derajat,
beban katrol dua kali lipat beban tali.
3. Ascender (Rope Grab Devices (RGD)
Ascender atau alat cengkram tali adalah alat yang digunakan untuk
memegang atau mencengkram tali untuk menarik, menaiki, memasang
peralatan lain, dll. Prusik dan alat panjat mekanik adalah dua alat
pencengkram tali yang paling populer. Akan tetapi, ada beberapa
perbedaan yang “serius” di antara keduanya.
b. Jumar (ascender mechanical)
Ascenders merupakan perangkat
mekanis yang dirancang untuk pendakian
satu orang dengan tali tetap. Itu bekerja
sangat baik untuk tujuan ini, terutama
ascender dengan gagang yang biasa kita
sebut (jumar). Jumar umumnya digunakan
Gambar 3.4 jumar
29
berpasangan, yaitu dengan model tangan kiri dan tangan kanan. Mereka
tidak dirancang untuk beban penyelamatan, dan oleh karena itu tidak
boleh digunakan dalam sistem penyelamatan. Selain itu, mereka dapat
dan akan sangat merusak atau memotong tali jika kelebihan beban. Hal ini
dapat terjadi selama pemuatan lambat, statis, dan / atau guncangan atau
hentakan beban/muatan. Perlu ditekankan bahwa ascenders digunakan
untuk naik, dan HANYA UNTUK ITU.
c. Prusik
Tali Prusik adalah loop tetap dari kabel aksesori, yang diikat
menjadi satu dengan tekukan ganda. Kabel aksesori adalah tali
kernmantle pengaman berdiameter kecil (3-9 mm). Prusik merupakan
perangkat yang sangat berguna untuk mencengkeram tali, seperti untuk
menaikkan, sistem keuntungan mekanis/system pulley, dan sistem belay.
Bahan yang digunakan untuk konstruksi prusik
harus berukuran sekitar 2 / 3 diameter tali utama
tempat mereka dipasang (8mm untuk tali
penyelamat 1/2 "). Kabel aksesori yang lembut dan
lentur lebih disukai daripada kabel kaku, karena
memberikan pegangan/ cengkraman yang lebih
Gambar 3.5 prusik baik.
Prusik dapat ditempatkan pada tali dalam dua lilitan
atau tiga lilitan. Prusik dua lilitan digunakan untuk beban pribadi atau satu
orang. Contohnya adalah menaiki tali. Prusik tiga lilitan digunakan untuk
"sistem", atau beban penyelamatan, yang biasanya didefinisikan sebagai
dua orang atau lebih. Contohnya sistem mekanis(system pulley), sistem
belay, dll. Dengan kabel 8-mm pada tali 12.) - mm, penelitian telah
menunjukkan cengkraman akan bertahan hampir 3.000 Ibf atau 1.360 kg.
Ketika gaya diterapkan di atas 3.000 lbs atau 1.360 kg cengkraman mulai
tergelincir. Ini sangat penting karena prusik yang tergelincir merupakan
tanda yang menunjukkan potensi kelebihan beban atau kegagalan
30
permanen. Selain itu, mereka dirancang untuk tergelincir sebelum terjadi
kegagalan selama kejut atau dampak benturan. Prusiks, tidak seperti
ascenders mekanis, akan menahan beban yang sangat besar.
Kabel Prusik sama dalam desain dan konstruksi dengan tali kernmantle
statis lainnya, karena ukurannya, kekuatannya lebih kecil. Ukuran tali
prusilk yang umum digunakan dalam penyelamatan tali adalah 7, 8, dan 9
mm. Biasanya, ini digunakan pada 11-mm (7/16-inc.), 12,5-mm (1/2-inc.),
Dan Tali 16-mm (5/8-inc.) Masing-masing. Penting untuk diketahui kabel
prusik Anda cocok dengan tali utama Anda.
d. Croll
Merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu pemanjat
menaiki tebing dan bertumpu pada bantuan tali. Mencengkram tali
apabila diberi beban dan akan mudah digeser tidak memiliki beban.
Didesain untuk naik tali, chest ascender CROLL ringan dan mudah
digunakan. Lubang attachment memastikan pemosisian yang efisien
Gambar 3.8 croll dipadukan dengan harness
Gambar 3.7 croll
selama pendakian. Pelat keausan baja tahan karat meningkatkan
ketahanan dengan memperkuat zona gesekan tali. Ini kompatibel dengan
tali berukuran diameter 8 sampai 11 mm.
31
e. ASAP
Asap merupakan alat Penahan jatuh bergerak
dengan fungsi penguncian. Penahan jatuh bergerak
ASAP dirancang untuk memfasilitasi penanganan
selama naik tali. Dalam penggunaan normal,
Gambar 3.9 ASAP perangkat bergerak bebas di sepanjang tali tanpa
intervensi manual dan mengikuti pengguna dalam
semua gerakannya. Jika terjadi guncangan atau gerakan tiba-tiba, ASAP
penahan jatuh mengunci tali dan menghentikan pengguna. Fungsi
penguncian terintegrasi memungkinkan pengguna untuk melumpuhkan
perangkat untuk mengurangi potensi jarak jatuh. Lengan sambungan
membuat sistem tahan jatuh.
4. Descender (Descender Control Devices/DCD)
Perangkat Kontrol Descent (DCD) sederhana konfigurasi logam
penghasil gesekan yang menggesek tali dan memperlambat
pergerakannya. Dengan menambatkan (menghubungkan dengan jangkar)
DCD, secara efektif akan menyebabkan jangkar membawa sebagian
besar beban, sehingga operator hanya perlu mengontrol sejumlah kecil
gaya yang tersisa, cukup untuk memungkinkan beban bergerak atau
berhenti saat diperlukan. Terserah Anda sebagai operator untuk
mengontrol interaksi tali dengan perangkat, menyesuaikan gesekan, dan
karenanya mengontrol penurunan beban. Baik tali atau DCD harus
dijangkarkan dengan kuat, memungkinkan yang lain untuk bergerak
bebas. Jika talinya ditambatkan, system di rancang untuk reppling, jika
DCD ditambatkan, sistem diatur untuk operasi penurunan. Gerakan ini
menyebabkan gesekan, dan baik tali maupun DCD menghasilkan panas,
yang kemudian dibuang ke udara.
Catatan:
32
Perangkat kontrol turun untuk penggunaan ringan dan penggunaan umum
tidak boleh menunjukkan kerusakan permanen pada perangkat atau tali
pada beban 5 kN (1.124 1bf.) Ketika tali dikunci, perangkat penggunaan
ringan harus memiliki MBS tidak kurang dari 13.5 kN (1.376 kg.).
sedangkan perangkat penggunaan umum harus memiliki MBS tidak
kurang dari 22 KN (2.243 kg).
Hampir semua benda dapat digunakan sebagai DCD jika memang
cukup kuat untuk menahan gesekan tali melintasi permukaannya.
Membungkus atau melilitkan tali beberapa kali di sekitar objek penambat(
anchor) akan menghasilkan DCD yang kuat. Pohon, pipa tegak, pagar
baja, batu besar, atau bahkan tepi dinding tembok pembatas yang halus
akan menghasilkan gesekan dengan tali, sebagian atau bahkan kendali
penuh. Kita harus faham bahwa tidak hanya DCD hanya digunakan untuk
rappelling, tapi juga dapat digunakan untuk menurunkan beban (lowering).
Beberapa peralatan yang termasuk dalam kategori perangkat control turun
(DCD) antara laian:
a. Figure of eight
Figure eight merupakan bagian umum dari perangkat keras dalam
penyelamatan tali. Ini dirancang agar tali membentuk kontur mengelilingi
cincin besar. Telinganya mencegah tali tergelincir di atas ring untuk
membentuk halangan di bawah beban berat. Ukuran yang lebih besar
membantu menghilangkan panas dengan lebih baik, dan mengakomodasi
tali berdiameter lebih besar. Descender angka 8
digunakan untuk rappeling, operasi penurunan, dan
dinamik belay. Figure of eight dirancang untuk rappeling
pendek, umumnya 100 kaki (30 m). atau kurang.
Biasanya digunakan untuk muatan satu orang saja,
Gambar 3.10 figure
eight namun dapat dipasang untuk muatan dua orang. Cepat
dan mudah digunakan, ringan, dan murah. Beberapa
model memiliki "telinga", yang membantu saat mengunci perangkat untuk
33
pengoperasian handsfree. Masalah dengan figure eight termasuk
ketidakmampuan untuk memvariasikan gesekan setelah perangkat
dimuat, pembuangan panas yang buruk, tali yang terpuntir saat
digunakan, dan kesulitan mengunci dan membuka kunci perangkat. Selain
itu, perangkat harus dilepaskan dari tali pengaman pengguna sebelum
dipasang, lalu dipasang kembali. Figure eight secara umum terbuat dari
besi,aluminium dan alloy.
Penggunaan umum: MBS sebesar 13.5 kN (1.376 kg)
Penggunaan teknik(ringan): MBS 22kN (2.243 kg)
b. ID’s descender (passive braking DCDs)
ID’s perupakan alat untuk turun dengan fungsi anti-panik untuk
bekerja di ketinggian dan pekerjaan akses tali. Pengereman I'D S
descender terutama dirancang untuk pekerjaan di ketinggian dan
pekerjaan akses tali. Ini memiliki pegangan ergonomis yang
memungkinkan kontrol penurunan yang nyaman. Fungsi anti-panik
terintegrasi dan anti-error catch membatasi risiko kecelakaan karena
kesalahan pengguna. Sistem AUTO-LOCK memungkinkan pengguna
untuk dengan mudah memposisikan diri mereka sendiri di workstation
tanpa harus memanipulasi pegangan atau mengikat perangkat. Setelah
dikunci, tali bisa diangkat tanpa harus memanipulasi pegangannya.
setelah dikunci, tali dapat diangkat tanpa harus mengubah pegangannya,
untuk membuat sistem pengangkutan yang dapat dibalik atau untuk
pendakian singkat yang mudah, Gerbang pengaman memungkinkan tali
dipasang dengan perangkat tetap terhubung ke harness. I'D S kompatibel
dengan tali 10 hingga 11,5 mm dan memungkinkan penanganan beban
hingga 250 kg.
c. Descender autostop
Auto Stop adalah alat yang berfungsi sebagai desender dan di
design untuk pengereman automatis. Sistem kerja pengereman automatis
34
akan bekerja ketika handle kita lepaskan. Selain itu alat ini dapat juga
digunakan sebagai alat belay (belay device) untuk menurunkan korban
dari ketinggian, atau dapat juga kita gunakan untuk ascending dengan
tambahan kombinasi ascender. Dapat digunakan untuk tali diameter 10-11
mm. Direkomendasikan untuk medan vertical sepanjang kurang dari 100
meter.
d. Brake bar rack/ rappel rack
Rak rappel adalah perangkat yang jauh lebih ramah pengguna
dengan keunggulan signifikan dibandingkan figure 8, terutama saat
menangani beban berukuran penyelamatan. Keuntungan terbesar dari rak
rappel adalah kemampuannya untuk memvariasikan gesekan saat
perangkat dimuat. Ini sangat penting ketika "memilih" korban saat turun.
Selain itu, rak memiliki pembuangan panas yang lebih baik, tidak
memuntir tali, dan mudah dikunci serta dibuka kuncinya. Berbeda dengan
figure 8, rak tetap terpasang ke harness saat dipasang, mengurangi
kemungkinan gagal memasang kembali.
e. Carabiner
Carabiner digunakan untuk menghubungkan bagian-bagian sistem
penyelamatan tali. Carabiner adalah penghubung berbagai ukuran yang
banyak digunakan di banyak sistem. Umumnya, mereka menghubungkan
menjadi satu, seperti tali ke tali atau tali webbing untuk mencegah
kerusakan akibat panas. mereka juga menghubungkan perangkat keras
lain ke tali. Bagian dasar dari carabiner adalah tulang belakang, engsel,
gerbang, hidung dan kait Carabiner diproduksi dalam berbagai bentuk.
Desain aslinya berbentuk oval sederhana, pada desain ini beban akan
sama pada sisi punggung dan sisi gerbang. Seperti halnya desain
karabiner lainnya, sisi terlemah adalah sisi gerbang.
Karabiner berbentuk "D dirancang untuk menempatkan beban di atas
sumbu panjang atau sisi tulang belakang. Saat tali dijepitkan ke karabiner
35
dan ditempatkan di bawah beban itu akan tergelincir ke posisinya di sisi
tulang belakang.
Penggunaan umum: MBS sebesar 40kN (4.000 kg)
Penggunaan teknik(ringan): MBS 27kN (2.753 kg)
5. Penambat (anchor)
a. Tali jangkar (anchor strap)
Tali Jangkar dirancang untuk menjadi tali jangkar tahan abrasi yang
kuat dengan konstruksi lapisan ganda. Mengambil tugas berat untuk
mengikis dan merobek anyaman dua lapis mil-spec baru ini juga ditempa
dengan cincin-D baja yang dimuat dan diukur secara individual untuk
memungkinkan satu cincin-D melewati yang lain untuk cepat, kekuatan
tinggi, choker atau konfigurasi halangan ketebalan. Tali Jangkar memiliki
kekuatan konfigurasi Keranjang (U) 93 kN (20.906 lbf), konfigurasi Ujung-
ke-Ujung 45kN (10.116 lbf) dan kekuatan konfigurasi Kalung 49 kN
(11.015 lbf).
b. Rigging plate
Plat tali-temali sederhana potongan aluminium atau baja datar yang
sudah jadi diproduksi dengan lubang di dalamnya untuk pemasangan
peralatan lainnya. Sederhana dengan desain, mereka adalah perangkat
yang menakjubkan yang dapat digunakan sebagai semacam manifold dari
jangkar utama. Jangkar ditempat yang nyaman atau aman untuk bekerja.
Dengan penghubung tali (runner) dari jangkar ke tempat bekerja dan
memasang tali ke pelat tali-temali (rigging plate), Anda dapat memasang
jangkar dan fokus secara efektif sisa komponen sistem ke pelat tali temali
secara teratur. Mereka juga bekerja dengan baik sebagai pengurus rumah
tangga untuk tali kekang Stokes mengatur kaki kekang dan garis yang
menyertainya.
6. Tali
36
a. Tali kernamtel (Kernmantle Rescue Roppe)
Tali kernmantle merupakan sebagai standar utama untuk pekerjaan
penyelamatan. Istilah kernmantle berasal dari kata Jerman yang berarti
kern (Inti) dan mantel (selubung atau Penutup). Rancangan ini terdiri dari
inti pusat serat yang menopang porsi utama dari beban di tali. Mantel
adalah selubung serat yang dijalin rapat yang menopang bagian yang
lebih kecil dari beban. Sarung melindungi inti tali dari abrasi, kotoran dan
sinar matahari. Tali jenis ini dikenal dengan kekuatan, daya tahan, dan
kemudahan pengikatan simpul. Tali kernmantel digunakan Menaikkan
dan menurunkan penyelamat, peralatan dan korban, perlindungan jatuh,
Menciptakan sistem keuntungan mekanis (MA). Tali kernmantel terdiri dari
beberapa jenis.
Jenis Dinamis:
- Lebih dari 10% regangan pada 1,95 kN (440 lbs gaya)
- Dapat meregang hingga 60% saat kekuatan putus
- Biasanya digunakan untuk rekreasi pendakian
Jenis semi statis:
Antara 6% dan 10% perpanjangan pada 10% kekuatan putus minimum
Statis
- Jenis tali yang dominan untuk operasi penyelamatan
- Kurang dari 10% perpanjangan pada 10% kekuatan putus minimum
(MBS)
- Mencegah hilangnya efisiensi sistem dari peregangan tali Terutama
"nilon kernmantle
- Kebanyakan tali statis memiliki selubung yang lebih tebal dan lebih
rapat daripada tali kernmantle dinamis. Memberikan perlindungan
tambahan pada kernel dari abrasi dan serpihan
37
b. Prusik (loop prusik)
Loop prusik untuk penyelamatan biasanya dibuat lebih kecil dari
ukuran tali-temali konstruksi kernmantle. Biasanya kabel 8mm digunakan
untuk semua aplikasi tali pengaman kabel aksesori.
Kegunaan (dalam Konfigurasi Prusik Loop):
Haul cam
- Menghubungkan tali ke sistem pengangkutan
- Menarik tali ke dalam gerakan
Ratchet cam / Progress Capture Deyice
- Mencegah tali agar tidak bergerak, tetapi tidak Menangkap beban
yang jatuh
- Biasanya digerakkan oleh katrol
- Berfungsi sebagai penangkap kemajuan dalam sistem
pengangkutan
- Bisa juga menahan beban selama tali naik / menyelamatkan diri
Braking cam (konfigurasi tandem)
- Mencegah tali bergerak dan menahan beban yang jatuh saat
bergandengan konfigurasi
- Dirawat oleh seseorang
Panjang
Loop prusik biasanya ditemukan dengan kode warna dalam dua panjang
seperti yang ditentukan oleh Tugas FEMA
Standar Kekuatan
54” (Hijau)
+66”(Merah / Maroon)
38
Loop yang lebih panjang dapat dibuat dan digunakan untuk pendakian tali
atau operasi lainnya.
c. Webbing
Kebanyakan webbing terbuat dari nilon atau poliester dan memiliki
karakteristik yang sama seperti dalam pembuatan tali. Webbing mungkin
lebih disukai daripada tali untuk jangkar atau untuk harness. Webbing
memiliki kelenturan (dinamis) kurang dari tali, jadi lebih banyak beban
yang ditransfer ke jangkar atau peralatan. webbing lebih murah daripada
tali dan memiliki permukaan yang datar lebih tahan abrasi dibandingkan
tali pada aplikasi tertentu. Ada dua jenis webbing, datar dan tubular.
Secara tradisional, webbing tubular adalah lebih kuat dari anyaman datar.
Namun, banyak pabrikan yang memproduksi anyaman datar yang lebih
kuat dari anyaman tubular tradisional.
7. Pelindung tali
Pelindung tali adalah Alat yang berfungsi untuk melindungi tali dari
gesekan langsung dengan benda atau permukaan yang tajam yang dapat
menimbulkan abrasi pada tali. Menggunakan bantalan kanvas atau rol tepi
adalah teknik yang paling umum untuk melindungi tali yang melewati tepi
yang tajam. Ini adalah tugas yang sangat penting, karena melindungi tali
pada ujung yang tajam sangat penting untuk mencegah kerusakan atau
kegagalan tali. Rol tepi memberikan efisiensi yang lebih besar selama
operasi peningkatan; namun mereka lebih berat dan lebih besar dari
banyak produk terkait lainnya. Sebuah pengarah dapat digunakan untuk
menjaga agar tali tidak bertemu dengan tepi. Menggunakan palu batu
untuk menumpulkan tepi juga dapat digunakan jika dianggap sesuai untuk
lokasi tersebut. Rol dan bantalan tepi ikat atau Prusik ke jalur terpisah
sehingga aman dan dapat disesuaikan.
39
Dalam pengaturan yang menggunakan jalur utama khusus dan jalur
belay khusus, jalur utama harus ditempatkan langsung pada rollmodule,
sedangkan garis penambatan ditinggalkan dari penggulung tepi. Ini untuk
memanfaatkan gesekan jika penambatan diaktifkan. Rol tepi dapat
menyebabkan perangkat belay benar-benar menerima gaya puncak yang
lebih tinggi. Gesekan di tepi mengurangi gaya-gaya ini. Pada tepi yang
tajam, gunakan bantalan untuk garis penambatan atau tempatkan di rol
jika tidak berhasil karena tarikan tali. Kedua garis ditempatkan pada
penggulung tepi jika sistem cermin digunakan. (gambar)
8. Pengarah ketinggian (artificial High directional)
Kerangka pengarah ketinggian digunakan pada saat melakukan
penyelamatan secara vertical yang berfungsi untuk membuat kemiringan
sudut yang nyaman untuk turun. Disamping itu menggunakan perangkat
pengarah ketinggian akan membantu memberikan rasa nyaman bagi
korban. Selain membuat sudut juga menghindari tali gesekan dengan
permukaan tebing/tembok.
( contoh pengarah ketinggian)
40
BAB IV
PENYELAMATAN MENGGUNAKAN PERALATAN BEDA KETINGGIAN
A. System menaikkan dan mengangkut (raising and hauling system)
Seperi namanya, system menaikkan dan mengangkut adalah
Sebuah konfigurasi dari perangkat lunak dan perangkat keras yang
digunakan untuk mengangkut atau menaikkan Sebuah beban. Ini
biasanya dibangun menggunakan Sebuah rangkaian dari katrol (pulley)
untuk membuat keuntungan mekanis (Mechanical Advantage), itu
memungkinkan tim penyelamat untuk mengangkut atau menaikkan bobot
yang lebih dari jika mereka menarik tali secara konvensional.
Sistem Keunggulan Mekanis (MA) dirangkai sebagai bagian dari
jalur utama sebagai bagian dari Komponen (inline system) atau dibangun
dengan komponen terpisah dan terpasang ke jalur utama melalui Prusik
hitch (sistem tumpangan/piggy back system). sistem inline (tergabung
dengan tali utama) biasanya lebih mudah untuk membangun dan
mengelola, tetapi sistem tumpangan bisa sangat berguna saat
ruang/lokasi terbatas.
1. Sistem pulley/Mechanical advantage
Sistem katrol/pulley didefinisikan sebagai kumpulan tali dan katrol
yang digunakan untuk meingkatkan gaya ke tingkat yang diperlukan untuk
pengangkatan atau pengencangan yang akan dilakukan. Dalam
penyelamatan tali, kita menggunakan sistem katrol untuk menciptakan
keuntungan mekanis, atau seperti yang dinyatakan
di atas, untuk "meningkatkan kekuatan".
Keuntungan mekanis / mechanical adventages didefinisikan
sebagai gaya yang diciptakan melalui alat mekanis, namun tidak terbatas
pada, sistem tuas, roda gigi, atau tali dan katrol, biasanya menciptakan
gaya keluaran yang lebih besar dari gaya masukan dan diekspresikan
dalam hal rasio gaya keluaran ke gaya masukan. Sistem katrol dan
41
mekanik Keuntungan adalah elemen penting dalam penyelamatan tali
karena sering kita menangani beban berat. Tidak jarang beban
penyelamatan mendekati 600 lbs(272 kg). Jika kemampuan menarik rata-
rata satu orang adalah sekitar 100 lbs.(45,2 kg), itu akan membutuhkan
minimal enam penyelamat untuk mengangkat beban sebesar ini. Namun
lebih sering kita tidak memiliki banyak orang tersedia untuk tugas ini.
Namun, melalui penggunaan keunggulan mekanis dan sistem katrol, kita
dapat memaksimalkan kemampuan angkat kita dengan jumlah
penyelamat yang terbatas. Seperti disebutkan di atas, dengan
menciptakan sistem keuntungan mekanis dengan tali, kita dapat
menurunkan tingkat gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan beban
tertentu. Kita mengekspresikan keunggulan mekanis dalam suatu sistem
sebagai rasio gaya keluaran terhadap gaya masukan (keluaran /
masukan, yaitu. 2: 1, 3: 1, 4: 1). Misalnya, jika suatu beban memiliki berat
300 lbs.(136 kg), Dan itu membutuhkan 100 lbs.(45,2 kg) Kekuatan untuk
memindahkannya, maka keuntungan mekanisnya menjadi 3: 1. Untuk
mencapai ini, kita harus menyebarkan beban ke beberapa untai tali.
Dengan cara menyebarkan beban ini, kita mampu melakukan lebih sedikit
usaha; Namun, ada trade off. Ketika kita membuat sistem keunggulan
mekanik tali, maka menuntut kita untuk mengaplikasikan usaha diatas
jarak yang lebih jauh. Padahal, kita harus mengalikan jarak beban yang
harus digerakkan dengan faktor keunggulan mekanik untuk menentukan
berapa banyak tali yang harus kita tarik. Sebagai contoh, jika kita
diharuskan memindahkan beban 100 kaki, dan kita menggunakan
mekanik 3: 1 sistem keuntungan mekanis, kita harus menarik total 300
kaki tali melalui sistem.
Menghitung Keuntungan Mekanik Ideal (IMA)
Sistem katrol sering digunakan untuk membuat sistem mekanis dan
membuat pengangkutan yang ideal. Sebuah Sistem pulley “Keuntungan
mekanis ideal” (Ideal mechanical advantage/ IMA) dinyatakan sebagai
42
rasio jumlah gaya keluaran dengan jumlah gaya masukan (yaitu 3: 1 atau
3 banding 1)
gaya adalah tegangan yang Anda terapkan pada sistem, dan selalu
dinyatakan sebagai satu. IMA mengasumsikan bahwa tidak ada
kehilangan dalam sistem katrol dan karena gesekan katrol, gosokan tali,
membengkokkan atau tidak membungkuk.
Istilah keuntungan mekanis dan sistem katrol sering digunakan
secara bergantian. Sebab untuk mendapatkan keuntungan mekanis
dengan tali, Anda harus menggunakan katrol. Ada dua jenis katrol yang
berbeda dalam sistem katrol: yang tidak bergerak, atau terpasang pada
jangkar, dan yang bergerak, atau bergerak di seluruh sistem. Katrol
stasioner tidak menciptakan keuntungan mekanis apa pun dalam sistem.
Mereka hanya mengubah arah tali. Oleh karena itu, perubahan ini disebut
perubahan arah (CD), atau 1: 1. Di sisi lain, katrol yang berjalan di dalam
sistem menciptakan keuntungan mekanis. Dalam sistem sederhana dan
gabungan, setiap katrol berjalan memberikan keuntungan mekanis 2: 1 ke
sistem keseluruhan.
Aturan untuk Sistem Katrol Sederhana.
1) Jika katrol yang paling dekat dengan penarik ada di jangkar, katrol
hanya berupa perubahan arah (CD).
2) Jika tali yang digunakan dalam sistem katrol diikat ke jangkar,
keuntungan mekanisnya akan genap (mis. 2: 1, 4: 1, 6: 1, dll.)
3) Jika tali yang digunakan dalam sistem katrol diikat ke beban,
keuntungan mekanisnya menjadi ganjil (mis. 1: 1, 3: 1, dll.)
4) Untuk menentukan keuntungan mekanis dari sistem katrol sederhana,
hitung tali yang benar-benar menopang beban. (Jangan menghitung
tali antara perubahan arah dan penarik).
5) Jika keuntungan mekanisnya rata, sistem katrol harus digabungkan ke
jalur utama untuk operasi pengangkatan atau pengangkatan.
6) Jika sistem katrol digabungkan (seperti pada aturan # 5), ratchet
berawak akan diperlukan untuk pengaturan ulang.
43
7) Jika keuntungan mekanisnya ganjil, maka sistem katrol dapat
diintegrasikan sebagai bagian dari jalur utama (integral) dan dapat
memanfaatkan ratchet yang mengatur sendiri.
a. System pulley 1: 1 (mengubah arah)
Sebagai ilustrasi kita memiliki tali yang diikatkan ke beban seberat
100kg. Tali tersebut telah melewati katrol, yang dipasang pada titik
jangkar dan kembali turun ke permukaan tanah. Jumlah upaya
yang diperlukan untuk mengangkat beban dalam situasi ini adalah
100kg jadi kita belum membentuk keunggulan mekanis apa pun.
Selain itu, karena sistem ini memiliki perbandingan 1: 1, maka
untuk setiap kaki (feet) tali yang ditarik oleh pengguna melalui
sistem tersebut, beban akan dinaikkan sebesar satu kaki. Semua
yang dilakukan sistem ini adalah mengubah arah di mana upaya
perlu dilakukan, yang seharusnya menarik tali ke arah atas,
sekarang tali dapat ditarik ke bawah yang biasanya lebih efisien. Ini
biasanya disebut sebagai katrol pengarah atau pengalihan.
b. Sistem Keuntungan Mekanis 2: 1
Jika kita mengambil sistem 1: 1 dan membalikkannya akan
menghasilkan keuntungan mekanis 2: 1. Seharusnya katrol
44
dipasang ke jangkar, katrol sekarang dipasang ke beban (katrol
A).Di satu sisi katrol A tali telah dipasang ke titik jangkar tetap, tali
di sisi lain katrol A telah dikirim kembali ke tanah melalui katrol
pengalihan (katrol B) di mana pengguna menerapkan upaya untuk
mengangkat beban.
sistem 2:1
Karena beban ditopang oleh dua bagian tali (melalui katrol A),
setiap tali akan menanggung setengah dari berat beban atau 50kg
dalam contoh ini. Katrol A dikenakan beban berat penuh (100kg).
Katrol pengarah atau pengalihan (katrol B) menopang setengah
dari berat beban (50kg) di satu sisi tetapi upaya 50kg diterapkan di
sisi lain untuk menaikkan beban, sehingga puli B dan jangkarnya
benar-benar dimuat dengan 100kg. Dalam contoh ini, PCD akan
ditempatkan pada garis antara katrol A dan katrol B.
Sistem MA 2: 1 membutuhkan peralatan minimum dan hanya
membutuhkan sedikit ruang, menjadikannya alat yang sangat
berguna di lingkungan USAR. Ingat, katrol penyelamat formal
mungkin tidak selalu diperlukan untuk menciptakan keunggulan
mekanis. Salah satu aplikasi yang paling berguna dari 2: 1 adalah
pada tandu pengangkut pendek di lingkungan sudut rendah dengan
hanya menambatkan salah satu ujung tali dan memasukkannya
melalui kepala litter/tandu. Sistem MA 2: 1 baru saja dibuat,
menggunakan rel tandu sebagai katrol.
45
c. Sistem Keuntungan Mekanis 3: 1
load
Sistem MA 3: 1 mungkin adalah sistem MA yang paling umum
digunakan dan sangat cepat dan mudah dibuat, setelah dipelajari.
Dalam sistem MA 3: 1, pertama salah satu ujung tali dipasang
langsung ke beban, ini kemudian dilewatkan di sekitar katrol berlabuh
(katrol B) dan kembali ke beban yang dilewatkan melalui katrol A, yang
telah diperbaiki ke beban. Ini membentuk keuntungan mekanis 3: 1.
Dalam contoh ini, pengalihan juga telah ditambahkan, meskipun ini
tidak perlu. Dengan menggunakan sistem 3: 1, pengguna hanya perlu
menerapkan gaya 30kg untuk menaikkan beban 90kg. Ingat, cara
mudah untuk menghitung rasio sistem katrol adalah dengan
menghitung jumlah garis yang memberikan tenaga pada beban. Dalam
sistem ini terdapat tiga tali yang mengerahkan tenaga untuk beban
90kg, sehingga setiap tali menopang 1/3 dari beban berat (30kg).
Katrol B & C dan jangkarnya masing-masing dikenakan bobot 60kg.
46
d. Sistem Keunggulan Mekanis 4: 1
sistem 4:1
Sistem katrol ini memberikan keuntungan mekanis 4: 1. Pengguna
diharuskan menerapkan gaya 25kg untuk menaikkan beban 100kg, dan
untuk setiap satu kaki beban dinaikkan, 4 kaki tali akan ditarik melalui
sistem. Jika kita menghitung jumlah tali yang benar-benar menopang atau
memberikan usaha pada beban, dan kemudian membagi berat beban
secara merata di antara mereka, kita akan dengan mudah dapat
menghitung keuntungan mekanis keseluruhan dari sistem katrol. Dalam
skenario ini ada empat bagian tali yang menopang dan menerapkan
upaya pada beban. Jadi berat beban (100kg), dibagi dengan jumlah
bagian penyangga tali (4), seharusnya menghasilkan setiap tali yang
menopang seperempat (25kg) dari total beban bobot. Tali tersebut
kemudian dikembalikan ke pengguna melalui pengalihan (katrol D) yang
menerapkan upaya 25kg untuk menaikkan beban 100kg. Dalam bentuk
block-and-tackle yang umum, sistem MA 4: 1 sangat berguna dalam
operasi penyelamatan yang membutuhkan pengangkatan vertikal di ruang
tertutup.
e. Sistem Keuntungan Mekanis 5: 1
47
Dengan sistem katrol 5: 1, pengguna diharuskan mengerahkan
hanya 1/5 beban untuk memindahkannya. Perhatikan bahwa
jika ujung tali dipasang langsung ke beban, hal ini biasanya
menghasilkan keuntungan mekanis dengan rasio ganjil. Jika
ujung tali dipasang ke beban, biasanya hal ini akan
sistem 5:1
menghasilkan keuntungan mekanis dengan perbandingan yang
rata. Rig 3: 1 Z dapat dengan mudah diubah menjadi sistem MA
5: 1 baik dengan menggunakan katrol sheave ganda atau
menambahkan dua katrol sheave tunggal ke dalam sistem.
B. Sistem penurunan (Lowering system)
Instalasi pada hauling dan lowering sama tetapi sistemmya yang
berbeda. Pada teknik hauling diharuskan mengurangi friksi (gesekan)
sementara pada teknik lowering harus memperbesar friksi, oleh karena itu
pada lowering system menggunakan alat bantu untuk menuruni tali seperti
alat descender.
Sistem penurunan dapat dirakit dengan sangat mudah dan
membutuhkan peralatan yang jauh lebih sedikit daripada yang dibuat oleh
sistem pengangkutan. Sistem penurunan harus selalu dibuat dengan rak
batang rem jika memungkinkan, karena ini memungkinkan lebih banyak
gesekan daripada perangkat kontrol turun lainnya. Pertimbangan yang
cermat juga harus diberikan tentang bagaimana sistem penurunan akan
diubah menjadi naik atau simpul akan dilewati jika diperlukan. Untuk
alasan ini, sangat baik untuk menyimpan Prusik dan LRH selama semua
operasi penurunan. Terakhir, sistem penurunan apa pun yang digunakan
di sudut tinggi atau lingkungan penyelamatan vertikal harus didukung
dengan penambatan.
48
1. Membangun sistem penurunan (Lowering system)
➢ Pilih jangkar yang sesuai dan bangun sistem jangkar yang
sesuai untuk operasi.
➢ Kencangkan brake bar rack/DCD ke sistem jangkar
menggunakan carabiner pengunci.
➢ Ukur kembali dari tepi untuk menentukan jumlah
kelonggaran/kendor yang sesuai untuk memungkinkan dalam
sistem.
➢ Muat, kunci, dan ikat dari rak bar rem. Selalu muat seluruh rak
batang rem di awal setiap operasi penurunan.
➢ Bangun sistem penambatan tandem Prusik Anda dan
hubungkan jalur penambatan ke penyelamat atau
serasah/tandu yang akan diturunkan.
➢ Amankan penyelamat ke jalur utama yang sesuai untuk operasi.
➢ Saat penyelamat atau diposisikan dengan benar, seluruh sistem
telah diperiksa keamanannya, dan belayer siap, buka kunci rak
batang rem dan mulai bagian bawah. Jika gesekan yang dibuat
oleh rak batang rem terlalu berat untuk beban, cukup beri jarak
atau jatuhkan batang, satu per satu, hingga jumlah gesekan
yang sesuai tercapai.
Melewati simpul melalui sistem penurunan (passing a knot through the
lowering system)
➢ Hentikan bagian bawah sebelum simpul memasuki brake bar
rack, kunci, dan ikat dari brake bar rack.
➢ Tempatkan prusik lilitan tiga (triple wrap prusik hitch) pada jalur
utama, pada sisi beban (posisi di bawah) brake bar rack, beri
jarak setidaknya 12 ”antara Prusik dan brake bar rack.
➢ Dengan menggunakan hitch pelepas beban (LRH), kencangkan
Prusik Hitch ini ke sistem jangkar.
49
➢ Buka kunci brake bar rack dan turunkan beban melalui brake
bar rack sampai Prusik terhubung ke "set" LRH.
➢ Lepaskan dan pasang kembali rak bar rem dengan simpul
antara brake bar rack dan Prusik.
➢ Turunkan beban pada LRH sampai beban tersebut diambil
kembali oleh brake bar rack.
➢ Lepaskan Prusik dan LRH dan lanjutkan penurunan.
Transisi dari system penurunan (lowering) ke system menaikkan (hauling)
➢ Hentikan penurunan, kunci, dan ikat brake bar rack (CDC).
➢ Pasang Prusik tiga lilitan pada tali utama, pada sisi beban
(posisi di bawah ) brake bar rack(DCD).
➢ Pasang Prusik ke pelat jangkar (rigging plate) dengan LRH
(lebih disukai) atau loop Prusik hijau (prusik lebih panjang)
sebagai jumper.
➢ Turunkan brake bar rack sampai Prusik “mengeras”/mengunci.
➢ Lepaskan rak bar rem dan ganti dengan PMP (prusik minding
pulley) dan Prusik.
➢ Bangun sistem pengangkutan Hauling sytem).
➢ Menaikkan beban
1.1. Rappelling
Rappelling, juga disebut sebagai rap atau "abseiling" Eropa (dari
kata Jerman abseilen, yang berarti "tali ke bawah"), adalah penurunan
terkendali menuruni medan curam menggunakan tali tetap. Rappel tubuh
asli, yang dikenal sebagai "Dulfersitz", memasang tali di sekitar tubuh
rapper untuk gesekan. Teknik rappelling modern menggunakan beberapa
jenis alat descender atau friction. Ini memungkinkan penyelamat untuk
dengan cepat mengakses subjek yang terluka atau terdampar di medan
operasi.
50