Rappelling juga merupakan keterampilan berharga yang
mengajarkan penggunaan peralatan penyelamat yang berbeda dan
membangun kepercayaan pada kemampuan, peralatan, dan kemampuan
tim penyelamat.
Meskipun demikian, rappelling pada dasarnya merupakan aktivitas
yang berbahaya, dan harus diselesaikan dengan cara yang terkontrol.
Rappeling yang tepat adalah jalan yang lambat dan terkontrol menuruni
lereng. Turun secara perlahan dan stabil jauh lebih mudah pada tali dan
jangkar, serta mencegah penumpukan panas yang serius dari gesekan
yang dapat merusak tali nilon. Rappel pembatas yang cepat jarang
mendapat tempat dalam layanan penyelamatan dan hanya berfungsi
untuk memanaskan perangkat descent control (DCD) secara berlebihan
dan memberi beban kejut pada jangkar dan komponennya.
Berikut ini adalah pertimbangan keselamatan penting terkait rappelling;
➢ Pastikan tali mencapai target.
➢ Periksa kembali harness, carabiner, dan semua rigging sebelum
melewati tepi
➢ Periksa apakah carabiner terkunci dan tidak dibebani silang
➢ Gunakan sistem pemeriksaan teman( buddy check) agar tali-temali
Anda diperiksa oleh penyelamat lain
➢ Gunakan self-belay bersyarat sekunder (pemblokiran otomatis, VT
Prusik, dll.) Sebagai cadangan.
➢ Jaga rem tangan di bawah perangkat turun/DCD- JANGAN
PERNAH LET GO!
➢ Jauhkan rambut dan pakaian dari perangkat turun/DCD.
➢ Membawa alat pemotong dan cadangan Prusik untuk keadaan
darurat
➢ Ingatlah bahwa tali di bawah tegangan mudah putus
➢ Hindari mencabut batu dengan tali
➢ Jangan memantul selama rappel- membahayakan jangkar rappel
➢ Turun perlahan dan hindari penumpukan panas yang berlebihan
51
➢ Gunakan sarung tangan yang pas saat melakukan rappelling- jika
tidak maka akan membahayakan keselamatan.
1.1.1 Rappelling menggunakan figure eight.
Plat angka 8 adalah alat yang luar biasa untuk rappelling karena
ringkas, ringan, dan mudah dipasang. Konfigurasi pelat 8 juga
memungkinkan penyelamat membuat penambatan sendiri jika melakukan
rappelling pada sistem jalur tunggal. Operasi baris tunggal,
bagaimanapun, harus menjadi pengecualian daripada aturannya.
Kerugian utama dari pelat 8 adalah tidak dirancang untuk
membawa beban dua orang kecuali jika dipasang secara khusus, dan
tidak mungkin menambah atau mengurangi gesekan tanpa melepaskan
sambungan dari tali. Akhirnya, Rappel panjang dengan Pelat Gambar 8
dapat menyebabkan terpuntirnya tali di bawah alat pemukul saat
memasuki Pelat Gambar 8 melalui tangan rem penyelamat sehingga
memperlambat atau bahkan menghentikan rappel. Untuk mencegah efek
puntiran ini, rappel panjang harus dilakukan dengan rak batang rem.
1.1.2 Rappelling menggunakan brake bat rack.
Rak batang rem dapat menjadi pilihan yang luar biasa untuk tali
menurun karena tingkat gesekannya yang dapat disesuaikan dan fakta
bahwa rak tidak akan memelintir tali seperti pelat 8. Namun, rak bar rem
jauh lebih berat dan lebih besar dari pelat 8 dan mungkin paling cocok
untuk operasi di mana penurunan akan dengan beban lebih dari satu
orang (pick -‐ off) dan untuk repling yang sangat panjang. Berikut tahapan
repling menggunakan brake bar rack:
➢ Pasang rak batang rem ke harnes dengan karabiner
pengunci.
➢ Letakkan kabel tetap di jalur pada batang pertama di rak,
biarkan jalurmelewati lubang rak.
52
➢ Balikkan bilah kedua dan pasang ke rak dengan garis antara
bilah pertama dan kedua. Tarik garis kembali melalui lubang
rak, lilitkan bar kedua.
➢ Balikkan bilah ketiga dan pasang ke rak dengan garis antara
bilah kedua dan ketiga. Tarik garis kembali melalui lubang
rak, lilitkan bar ketiga.
➢ Ulangi sampai jumlah bar / gesekan yang diinginkan
tercapai.
➢ Gesekan sekarang dapat disesuaikan selama turun dengan
menambah atau menghilangkan jeruji.
• Empat baris nomor awal minimum untuk satu (1) orang.
• Lima batang nomor awal minimum untuk dua (2) orang
atau lebih.
1.2 Sistem Penyelamatan Tangga.
Tangga dapat digunakan dalam berbagai cara untuk memindahkan
korban dengan cepat dan aman, dengan pengetahuan teknis atau
peralatan tambahan yang minimal.
Jika memungkinkan, tangga yang digunakan untuk sistem
penyelamatan tangga harus memenuhi standar NFPA untuk tangga
layanan kebakaran (Standar 1931 dan 1932) dalam desain, penggunaan,
pemeliharaan, dan pengujian tahunan. Tangga lurus 12 ft hingga 16ft
bekerja paling baik. Tangga ekstension hingga 35 ft juga dapat digunakan
saat membangun sistem tangga tanah. Paling baik bila tinggi tangga
ekstensi dijaga seminimal mungkin. Ada beberapa Sistem Tangga system
tangga yang umum digunakan:
Delapan sistem tangga yang umum digunakan dalam penyelamatan
adalah:
53
➢ Pindah tangga geser (moving ladder slide)
➢ Geser tangga (ladder slide)
➢ Tangga miring eksterior (exterior leaning ladder)
➢ Tangga miring interior (Interior leaning ladder)
➢ Tangga kantilever (Cantilever ladder)
➢ Slinging Spar
➢ Gin tangga (ladder gin)
➢ Bingkai tangga "A" (ladder A-frame)
❖ Poin Keamanan Utama dari Sistem Penyelamatan Tangga
• Semua sistem penyelamatan tangga dalam manual ini dapat
mendukung beban satu orang
• Beban sistem penyelamatan Der Ladder harus selalu dibatasi
untuk satu orang
• Rangka tangga "A" mampu memuat dua orang jika dipasang
dengan benar dan digunakan dengan aman.
1.3 Penyelamatan Dengan Menggunakan Sliding Roll (terpal Luncur).
Suatu usaha penyelamatan yang menggunakan sarana evakuasi
dengan menggunakan alat yang terbuat dari terpal dengan bahan yang
khusus berbentuk tabung memanjang. Sliding roll ditambatkan secara
permanen pada ketinggian tertentu, kemudian di bentangkan kebawah
kemudian diikatkan ke jangkar sehingga membentuk diagonal. Satu
persatu korban masuk ke dalam tabung dan meluncur ke bawah.
54
(evakuasi menggunakan terpal luncur)
1.4 Penyelamatan Dengan Menggunakan Jumping Seat (Air Bag).
Alat berbahan khusus yanjgumbpeinrg seat
Jumping seat adalah bantalan udara yang di desain bentuk persegi
atau balon setengah tabung udara yang di dikembangkan dengan
mengunakan blower atau tabung SCBA yang berfungsi sebagai bantalan
udara untuk menyelamatkan orang dari ketinggian ketika tangga tidak
dapat digunakan. Ruang dalam bantalan udara dibagi menjadi dua bagian
sehingga meredam tekanan pada saat pendaratan. Pada saat lompat
korban memeluk kaki dan mendarat pada bagian panggul. Korban
mendarat tepat pada titik tengah bantalan udara.
1.5 Penyelamatan Dengan Menggunakan Davy Escape (ORERO)
Davy escape adalah suatu alat yang terdiri dari sebuah rangkaian
katrol dan tali sling baja,yang dibagian ujungnya dipasangkan ban
pengikat dada, sistim kerja secara otomatis sesuai beban yang di
turunkan. Davy Descender memungkinkan evakuasi darurat cepat dari
lantai atas atau platform kerja tinggi dengan menyediakan penurunan
otomatis dan terkontrol. Unit ini beroperasi dengan membiarkan kabel
55
dengan selempang di setiap ujungnya melewati unit pengereman bergerigi
yang mengontrol laju penurunan pada kecepatan yang stabil. Tidak
seperti perangkat evakuasi lainnya, Davy Descender memiliki dua sling
evakuasi. Ketika satu gendongan turun, gendongan kedua naik sehingga
memungkinkan beberapa evakuasi dilakukan. Mekanisme pengereman
yang diatur memastikan laju penurunan yang terkontrol. Kecepatan tipikal
adalah 1meter / detik, terlepas dari berat atau tingginya. Mekanisme
pengeremannya adalah Double Acting dengan tali pengaman yang cepat
dipasang di kedua ujung kabel, memungkinkan pelarian oleh jumlah orang
yang tidak terbatas (satu per satu) melalui bangunan lantai atas, crane,
balkon dan sebagai pelindung jatuh tambahan pada tangga vertikal
sebagai alternatif kandang pengaman. Unit harus digantung secara
permanen.
56
BAB V
TITIK JANGKAR (ANCHOR POINT)
A. Deskripsi
Pada saat kita membahas tentang aspek teknik sebuah
penyelamatan menggunakan tali, tidak terlepas dari titik
Jangkar/penambat. Jangkat atau penambat merupakan fondasi dari
sistem penyelamatan menggunakan tali. Tanpa jangkar (anchor) yang
baik, kita tidak dapat melaksanakan operasi penyelamatan dengan aman.
Teknik pemilihan jangkar atau penambat dan penahan sangat penting.
Jangkar atau Penambat disebut juga titik pancang (anchor point) adalah
benda diam yang mampu menahan beban yang dibebankan kepadanya.
Semua penambat harus mampu menahan beban yang diantisipasi akan di
bebankan di arah beban yang akan diterapkan. Mengkompensasi tidak
hanya untuk beban yang diantisipasi, tetapi juga untuk beban yang tidak
terduga, beban dinamis, beban kejut dan tegangan dari penerapan sistem
pengangkutan. Titik penambat dibagi menjadi tiga katgori:
1. Jangkar alam (Natural anchor)
jangkar alam
Jangkar alam bisa berupa benda stabil atau kokoh apa saja yang
tersedia dilingkungan tempat operasi penyelamatan baik yang hidup
seperti pohon atau benda mati seperti batu besar bahkan semak-semak.
Pohon harus diperiksa apakah ada pembusukan jika pohon itu hidup atau
mati. Apabila menggunakan batu, tidak boleh bergerak harus kokoh
57
tertanam dalam tanah. Semak belukan dan semak-semak dapat menjadi
alternatif jika tidak ada jangkar/anchor lain yang tersedia.
2. Jangkar (anchor) pada structural
jangkar yang memanfaatkan struktur
bagunan
Jangkar buatan manusia umunya ditemukan pada bangunan.
Jangkar struktural buatan merupakan structural buatan yang berupa
komponen atau konstruksi yang sudah ada sebelum kejadian seperti
bangunan dan struktur khusus. Contohnya kolom dan balok struktur
bangunan, menara, jembatan, tiang penyangga, rumah lif dan objek lain
yang tersedia yang mampu menopang beban dari sebuah penyelamatan
menggunakan tali.
3. Jangkar portable
Jangkar portable adalah jangkar yang bisa diangkut ke tempat
kejadian, dipasang dan dipindahkan saat operasi selesai. Banyak obyek
yang dapat digunakan termasuk jangkar improvisasi/ darurat. Contoh yang
paling umum dari jangkar portable adalah truk pemadam kebakaran. Jika
menggunakan truk atau kendaraan (ban atau gardan) sebagai jangkar,
kendaraan harus dikunci yaitu menarik rem parkir dan mencabut kunci
58
jangkar memanfaatkan mobil
kontak untuk menghindari pemindahan kendaraan saat digunakan
sebagai jangkar.. Sedangkan jangkar improvisasi merupakan titik
penambat yang di buat di tempat, karena dilingkungan opersai
penyelamatan tidak tersedia titik penambat yang memadai, sehingga
harus membuat di lokasi. apakah menggunakan buatan pabrikanseperi
tripod, rock protection (nuts, chock, cam), bolts and hanger system dan
juga picket system. Titik penambat buatan memamfaatkan perlengkapan
yang ada dilokasi tersebut, terutama perlengkapan non tradisional. Ini bisa
meliputi apa saja yang tersedia di lokasi dan apa yang bisa dirancang
dengan peralatan teknik dasar. Improvisasi termasuk peralatan umum
pemadam kebakaran. Untuk membuat penambat yang sesuai ini
membutuhkan untuk tujuan stabilisasi daripada berfungsi sebagai
penahan beban utama. Dengan titik penambat konstruksional bisa
mengikat langsung ke objek yang kokoh untuk membuat dasar yang dapat
diandalkan. Dalam berimprovisasi dapat membuat titik penambat dengan
mentransmisikan beban dengan media seperti tangga atau tripod ke
beberapa tumpuan yang dapat diandalkan.
59
BAB VI
SISTEM JANGKAR (ANCHOR SYSTEM)
A. Deskripsi
Jangkar merupakan tulang punggung sebagian besar sistem
penyelamatan. Tanpa jangkar yang baik, kita tidak dapat melaksanakan
operasi penyelamatan dengan aman, dan karenanya tidak dapat
melakukan evolusi penyelamatan atau pelatihan. Sistem jangkar adalah
semua perangkat lunak, perangkat keras, teknik dan titik penambat
(anchor point) yang membentuk rangkaian beban dan bantalan yang
sempurna. Ada banyak jenis jangkar dan sistem jangkar, yang semuanya
dapat dipecah menjadi dua kategori luas, titik tunggal (single point anchor)
dan banyak titik (multipoint anchor). Tidak peduli jenis jangkar yang
digunakan, tujuan akhirnya adalah menciptakan jangkar yang "tahan
bom". Istilah tahan bom berarti bahwa jangkar akan menahan kekuatan
apa pun yang mungkin dapat ditempatkan di atasnya dengan sengaja
atau tidak sengaja. Jangkar yang tidak dianggap tahan bom disebut
marjinal. Jangkar marjinal biasanya dianggap mampu menahan sebagian
beban, tapi tidak semua. Untuk alasan ini, jangkar marjinal harus diikat
menjadi satu “jangkar sistem ”, umumnya sistem jangkar multi-titik.
B. Sistem Jangkar Tunggal (single point anchor)
Jangkar titik tunggal lebih disukai dan harus digunakan bila ada
satu jangkar yang dianggap tahan bom (kokoh). Mungkin tahan bom untuk
menahan salah satu bagian sistem, seperti jalur utama, atau mungkin
cukup untuk menahan total beban penyelamatan. Beberapa contoh
jangkar titik tunggal tahan bom adalah pohon besar, beton dan kolom baja
struktural, batu yang sangat besar, dan peralatan pemadam kebakaran.
Begitu sesuai jangkar yang dipilih, harus dilengkapi dengan peralatan
yang diperlukan agar dapat digunakan didalam sistem. Untuk penahan
jalur tetap, biasanya paling mudah adalah dengan mengikat tali ke
jangkar. Untuk penahan benda lain, seperti katrol dan tetap sistem
60
pengereman, jangkar (anchor) yang terbuat dari webbing bekerja paling
baik. Salah satu yang terbaik dan jangkar anyaman terkuat disebut
"bungkus 3, tarik 2". Berikut beberapa jenis system jangkar titik tunggal.
1. Tali jangkar (Anchor strap)
Tali jangkar (anchor strap) dirancang dan digolongkan ke
perangkat, biasanya dilengkapi tali nilon yang panjang dan D-rings dijahit
permanen di kedua ujungnya. Tali jangkar adalah pilihan yang baik untuk
jangkar titik tunggal yang sederhana karena
(anchor strap)
kemudahan penggunaan dan desainnya yang memungkinkan aman
digunakan di keranjang, ujung ke ujung, dan konfigurasi kalung/ menjerat.
Tali jangkar juga tersedia versi panjang yang dapat disesuaikan. Tali
jangkar dapat juga digunakan dalam berbagai konfigurasi, metode yang
sering dilakukan dengan menggunakan dua carabiner dan metode yang
mirip dengan multi-loop jangkar. Untuk mengencangkan ikatan jangkar
dengan cara bungkus atau lilitkan tali jangkar dua kali di sekitar jangkar,
meninggalkan offset poin perangkat keras dari beban. Hubungkan kedua
ring-D menggunakan carabiner dan tempatkan carabiner kedua menuju
beban, terhubung langsung ke pengikat.
Apabila tali jangkar (anchor strap) hanya melilit jangkar dan
Disatukan oleh carabiner tunggal, ada kemungkinan besar bahwa
61
perangkat keras dapat berjalan di dalam karabiner yang mengakibatkan
pemuatan tiga carabiner pada sumbu terlemahnya. Dikonfigurasi dengan
cara yang dijelaskan, namun risiko penyilangan atau pemuatan tiga
karabiner diminimalkan. Terakhir, metode choker sebaiknya hanya
digunakan pada jangkar bundar/bulat. Saat diterapkan ke sebuah jangkar
persegi, memungkinkan untuk membuat tikungan tajam di tempat strap.
terhubung ke ring-D, menciptakan tekanan yang tidak rata.
2. Bungkus tiga tarik dua (Wrap 3 pull 2)
wrap 3 pull 2
Bungkus tiga, tarik dua (W3P2) adalah alternatif yang lebih kuat
untuk gendongan atau lilitan balok. Ini dibentuk dengan membungkus tiga
loop di sekitar jangkar yang mengamankannya dengan simpul air dan lalu
menarik keluar dua loop. simpul air harus berada pada dalam loop,
menghadap kearah tarikan. Sudut bagian dalam dari kedua loop harus
kira-kira 30 °. Sebuah jangkar bungkus dua, tarik satu (W2P1) juga dapat
digunakan, meskipun memiliki kapasitas lebih rendah.
3. Ikatan Tanpa Ketegangan atau Kekuatan Tinggi (tensionless or
High strength tie-off)
Ini dapat digunakan untuk mempertahankan kekuatan tali. Memilih
Jangkar untuk ikatan ini harus hati-hati agar tidak merusak tali. Ikatan
62
kekuatan tinggi (HSTO) harus digunakan pada objek yang setidaknya
berukuran empat kali diameter tali dan tali harus dililitkan minimal tiga kali
keliling obyek. Lilitan HSTO membuat gesekan di sekitar objek dan tidak
sepenuhnya memuat simpul, sehingga mengurangi hilangnya kekuatan
simpul dalam system.
tensionless anchor
4. Tentionless with prusik (Jangkar Tanpa Ketegangan dengan
Prusik Hitch)
Ada dua versi tatanan ini, prusik yang dikencangkan halangan dan
halangan prusik yang santai. Prusik yang tegang halanga aman. Anda
kemudian mengikat halangan prusik tiga bungkus pada 1 / 2-inci tali
penyelamat statis dan pasang ini ke jangkar tahan bom. Variasi ini
menempatkan beban pada prusik hitch dan tidak secara langsung ke
jangkar tanpa ketegangan. Ini memberikan cadangan dan indikasi
mekanisme. Prusik tiga lapis terbuat dari kabel prusik 8 mm dan terpasang
pada tali penyelamat statis 1/2-inchi akan tergelincir pada sekitar 800
hingga 1.500 lbs. Variabel tersebut meliputi setiap pelapis tali, jumlah
cengkeraman kabelnya, dan kondisi cuaca. Variasi ini digunakan oleh
beberapa orang merasa tidak nyaman karena tidak memiliki mekanisme
untuk menunjukkan masalah sebelumnya sebuah kegagalan terjadi.
Metode ini harus menunjukkan selip, menunjukkan bahwa indikasi beban
ekstrim terjadi, tetapi tanpa menyebabkan kegagalan.
63
5. Three bight
Sistem jangkar three-bight mungkin adalah jangkar yang paling
mudah dibuat menggunakan webbing. Sederhana, kuat dan cepat
merupakan kelebihan dari sistem ini. Untuk mengikat sebuah jangkar tree
bight cukup membuat lingkaran tertutup (menyambung ujung webbing)
dengan simpul air (water knot) lingkarkan ke jangkar lalu amanka dengan
carabiner dengan memperhitungkan sudut yang dibuat. Kelemahan dari
system ini tidak mendistribusikan beban ke kaki sebanyak opsi lain. Ketika
tidak dibebani bisa bergerak melintasi jangkar/ terlepas dan ini berpotensi
cross loading carabiner.
6. Jangkar Multi-Titik (multipoint anchor)
Jangkar multi-titik digunakan saat ada kekhawatiran bahwa satu
jangkar tidak menahan beban yang diinginkan. Jangkar multi-titik pada
dasarnya adalah beberapa, titik tunggal marjinal, beberapa jangkar diikat
menjadi satu untuk membuat satu jangkar tahan bom. Beberapa contoh
mungkin pohon kecil, batu kecil dan batu besar, eyebolt tipe baji yang
dipasang di beton, sistem piket dan lain-lain. Jangkar multi-titik sebaiknya
hanya digunakan jika tidak ada satu pun yang cocok jangkar tahan bom.
Seperti jangkar titik tunggal, jangkar multi-titik dapat dibangun webbing,
dan bisa juga dibuat dari tali atau kabel aksesori.
critical angle Catatan:
Pada saat menggunakan dua
titik anchor pastikan sudut
pertemuan keduan titik
dibawah 90 derajat. Perhatikan
diagram sudut kritis disamping.
64
1. Load sharing anchor
Sistem jangkar berbagi beban dirancang untuk mengikat dua atau
lebih titik jangkar secara bersamaan untuk didistribusikan berat beban
antar jangkar. Karena sifat bagaimana jangkar berbagi beban dicurangi,
beban hanya akan disamakan saat beban tetap sejalan dengan yang
dibagi jangkar. Setiap pergeseran searah beban itu berlaku untuk jangkar
dapat menghasilkan keseluruhan berat beban yang berpindah ke salah
satu jangkar saja, seperti yang diilustrasikan di sini. Karena itu, sistem
jangkar berbagi beban sebaiknya hanya digunakan dalam kasus ketika
arah beban statis atau setiap jangkar mampu secara mandiri menopang
beban.
load sharing multi poin anchor
Sistem jangkar berbagi beban sangat efektif ketika dua atau lebih
dapat diterima secara independen jangkar tersedia tetapi posisinya buruk
untuk operasi. Dalam hal ini, sebuah jangkar tetap dan terfokus pada
pembagian beban memperbaiki titik koneksi jangkar dan menjaga sudut
yang sesuai.
65
2. Sistem Jangkar Pendistribusi Beban (Load distribution anchor)
Seperti sistem jangkar berbagi beban, sistem jangkar distribusi
beban juga dirancang untuk mengikat dua atau lebih jangkar bersama
untuk mendistribusikan berat beban secara merata di antara jangkar.
Berbeda dengan sistem jangkar berbagi beban, namun jika terjadi
pergeseran arah beban, beban akan didistribusikan kembali di antara titik
jangkar yang tersisa.
load distribution anchor (LDA)
Sistem pendistribusian beban harus diikat dengan cara yang
membuat sistem pendistribusian beban sebenarnya berukuran kecil. Ini
dicapai dengan memperluas dari setiap titik jangkar ke sistem distribusi
beban kecil daripada membuat sistem distribusi beban cukup besar untuk
dihubungkan ke setiap titik jangkar. Alasannya adalah jika Anda
menggunakan sistem pendistribusian beban tipe loop besar dan salah
satu titik jangkar gagal, beban akan menurunkan panjang kendur pada
kaki yang roboh, menciptakan gaya dinamis besar yang akan berdampak
pada titik jangkar yang tersisa. Pastikan semua sudut interior dalam
sistem distribusi beban kurang dari 90 derajat.
Sistem jangkar yang mendistribusikan beban dapat dirakit dengan
webbing atau kabel yang diikat dengan benar dalam satu lingkaran; atau
dengan menggunakan tali pengaman yang dikonfigurasi dengan simpul
66
ganda angka delapan dengan salah satu dari dua simpul dibuat lebih
besar untuk menghubungkan dari titik jangkar ke simpul kecil pada simpul
angka delapan.
webbing yang digunakan untuk sistem jangkar distribusi beban
umumnya bekerja dengan baik untuk mengikat dua titik jangkar bersama.
Saat mengikat lebih dari dua titik jangkar bersamaan, terkadang simpul air
yang digunakan untuk mengikat jaring menjadi satu lingkaran dapat
menyebabkan redistribusi beban berjalan lambat atau dengan kesulitan.
Dalam kasus ini, penggunaan sebuah Sistem pendistribusian beban
jangkar yang terbuat dari tali pengaman yang dikonfigurasi dengan simpul
angka delapan ganda, akan memungkinkan transisi distribusi berat yang
lebih mulus jika salah satu titik jangkar gagal. Kabel melingkar juga dapat
bekerja dengan baik dalam sekejap ini.
3. Tie back and back up anchor
jangkar cadangan atau sekunder yang digunakan untuk menopang
jangkar primer harus dipasang untuk melawan jenis gaya yang diterapkan
beban ke jangkar utama. (Contoh: Jika beban menerapkan gaya geser
atau pengungkit ke jangkar utama, jangkar cadangan harus melawan efek
ini dengan jenis gaya yang sama).
Tie back and back up anchor
67
Rigging antara jangkar sekunder cadangan dan jangkar utama harus
mencakup koneksi ke sistem berbasis tali jangkar primer. Ini akan
memungkinkan jangkar cadangan menangkap beban jika jangkar utama
gagal atau bergerak.
Jangkar cadangan harus ditempatkan tepat di belakang jangkar utama
dan sejajar dengan beban. Tali menali antara jangkar cadangan primer
dan sekunder disebut sebagai "Tieback". Untuk mengikat tieback
menggunakan tali penyelamat:
1. Amankan setiap jangkar dengan tali jangkar atau anyaman
menggunakan metode sistem jangkar yang tepat (ingat untuk
menjalin anyaman ini dengan anyaman yang ada pada jangkar
utama). Ketika selesai, jangkar utama Anda akan memiliki dua
panjang anyaman yang saling bertautan yang menciptakan satu
sistem jangkar untuk beban dan satu untuk pengikat kembali.
Tempatkan karabiner ke dalam anyaman di setiap jangkar tieback.
2. Simpul angka delapan di tali pengikat belakang dan letakkan di
karabiner yang terhubung ke jaring jangkar utama.
3. Jalankan tali melalui carabiner jangkar cadangan, kembali melalui
primer, dan kemudian bawa kembali ke jangkar belakang.
4. Kencangkan tali dengan satu, pembungkus Prusik tiga lapis yang
terpasang pada carabiner jangkar cadangan. Amankan gerbang
karabiner.
5. Ketegangan untuk menerapkan gaya balasan ke beban dan
mengatur halangan Prusik sebagai perangkat penangkap
kemajuan. (Catatan: pengikat belakang menerapkan keunggulan
mekanis teoretis 3: 1).
68
BAB VII
ARTIFICIAL PENGARAH KETINGGIAN
A. Deskripsi
Mengatasi bibir tebing yang tajam dengan tandu yang terisi secara
dramatis lebih mudah bagi petugas dan dapat mengurangi trauma pasien
ketika jalur utama diarahkan ke atas melalui titik tinggi di dekat tepi. Hal ini
memfasilitasi transisi tepi yang jauh lebih halus dan menghilangkan
"trauma tepi" yang mungkin dialami pasien jika tandu/litter ditarik ke atas
tepi tebing yang tajam. Tangga batu alami atau pohon yang ditempatkan
dengan baik dengan pemasangan katrol arah dapat memberikan solusi
yang mudah bagi penyelamat. Namun, karena tidak memiliki peluang
rigging alami, artifisial high directional (AHD) dapat direkayasa dengan
konfigurasi quad-pod, tripod, A-frame atau gin pole, yang masing-masing
dibangun dengan empat kaki, tiga kaki, dua kaki atau satu kaki.
1. Pengarah ketinggian alam
Pengarah ketinggian alam merupakan pengarah ketinggian yang
tersedia di lokasi penyelamatan seperti batang pohon dan sisi batu yang
stabil. Batang pohon bisa berfungsi sebagai anchor utama dan sebagai
pengarah ketinggian. tetapi apabila berfungsi sebagai jangkar dan
pengarah ketinggian sekaligus, harus diperhitungkan ketinggian yang
aman untuk menahan beban.
69
gambar pengarah ketinggian
2. Pengarah ketinggian struktural.
Pengarah ketinggian structural merupakan struktur bangunan yang
dapat kita manfaatkan sebagai pengarah ketinggian. baik sebagai
pengarah ketinggian ataupun sebagai pengarah ketinggian sekaligus
sebagai jangkar utama. Contohnya memanfaatkan kolom atau balok
struktur bangunan, tower/ menara dan lain-lain.
3. Pengarah ketinggian buatan.
Ada beberapa AHD komersial yang tersedia termasuk Arizona (AZ)
Vortex, SMC TerrAdaptor ™ , tripod Sked-EVAC, DBI Sala tripod SAR
Products Ltd (Inggris) SARQUAD dan Kong Stelvio Pole. AHD dapat
diimprovisasi pada operasi penyelamatan menggunakan kayu atau tangga
pemadam kebakaran. Kekurangan dari setiap AHD adalah besarnya dan
berat peralatan yang harus diangkut ke lokasi penyelamatan jarak jauh.
Sebuah quad-pod berkaki empat diikuti oleh konfigurasi tripod
berkaki tiga adalah pengaturan yang paling alami stabil, membutuhkan
lebih sedikit tenaga rigging. Meskipun A-frame (bi-pod) atau tiang gin
membutuhkan lebih sedikit bahan untuk diangkut ke tempat kejadian,
trade-off adalah peningkatan waktu untuk mengamankan dengan benar
70
dengan tali pandu tambahan. Pengaturan rangka-A atau tiang gin(gin
pole) memungkinkan kemampuan untuk digunakan di lokasi yang
menantang di mana konfigurasi tripod penuh tidak memungkinkan.
(gambar pengarah ketinggian darurat)
pengarah ketinggian larkin
71
BAB. VIII
TALI PENYEIMBANG
A. Deskripsi
Tandu yang dipasang dan dioperasikan dengan benar dapat
diposisikan sepenuhnya horizontal, vertikal sepenuhnya, dan di setiap
sudut antara. Penurunan horizontal biasanya akan lebih nyaman dan
mengurangi stres bagi korban tetapi dapat membuat sampah sulit diatur di
sekitar rintangan dan di ruang terbatas. Sebaliknya, sementara
pemosisian vertikal dari sebuah litter dapat membuat negosiasi rintangan
dan ruang terbatas lebih mudah, juga bisa secara signifikan meningkatkan
kecemasan korban.
1. Tagline
jika operasi memungkinkan untuk itu, penggunaan tagline selalu
lebih disukai daripada litter yang dinaikkan. tagline memungkinkan kontrol
tandu tanpa membuat beban dua orang pada Sistem atau Menempatkan
penyelamat pada risiko diujung sistem. Tagline berguna untuk Mencegah
perputaran tandu, menjauhkan tandu dari dinding atau permukaan batu
untuk menjaga tandu dari tersangkut di atas kepala, dan dalam membantu
menyingkirkan tandu. tagline tidak seefektif tender saat mengarahkan
permukaan atau penghalang yang tidak rata.
72
2. Jalur pandu (guideline)
Garis pemandu memberikan metode yang sangat efektif untuk
menghindari rintangan di dasar tebing selama naik atau turun(gambar).
Garis pemandu lebih dari sekedar "tag line", yang hanya akan dipasang di
bawah tandu untuk memungkinkan personel di bawah memberikan
ketegangan dan membelokkan jalur litter. Garis pemandu menyediakan
jalur kereta gantung independen untuk katrol pemandu, yang dihubungkan
ke litter, untuk bergerak sepanjang arah yang diatur.
Pertimbangan penting untuk pemilihan lokasi dan konstruksi garis
pemandu adalah bahwa hal itu membutuhkan medan cekung. Jika medan
dan kemiringan terlalu seragam, ada risiko sistem tali mengalami
tegangan berlebih dalam upaya menjauhkan litter dari tanah. Ini paling
penting saat mencoba menggunakan garis pemandu di medan miring.
Juga disarankan ada ruang atau cekungan yang memadai di medan untuk
memungkinkan sekitar 10 derajat ruang yang tersedia memperhitungkan
73
peregangan tali. Jika menggunakan garis pemandu dari atas tebing, maka
hal ini tidak menjadi masalah dengan titik tinggi di tebing.
Teknik ini dapat dipandang sebagai "jalur teknologi rendah", tetapi
penting untuk dipahami bahwa teknik ini tidak dirancang untuk
menangguhkan beban dalam jarak yang signifikan di udara. Selama
pengangkutan dengan garis pemandu, beban tidak boleh lebih dari satu
meter dari permukaan atau lereng batuan. Hal ini memungkinkan
pendulum yang sangat pendek ke permukaan batu jika garis pemandu
gagal. Jika terdapat potensi cedera yang signifikan karena ketinggian
beban yang ditunda, maka teknik lain harus digunakan. Saat
mengoperasikan garis pemandu di medan miring di mana penyelamat
dapat berjalan dengan aman, seperti bidang talus, maka pasien dan litter
hanya perlu digantung di garis pemandu.
Garis utama dan garis cadangan digabungkan ke tali pengaman
dengan interlocking long tailed bowline. Penyetelan garis pemandu
dilakukan dengan sistem katrol 5:1 sederhana di ujung bawah untuk
mengencangkan atau melepaskan tegangan sesuai kebutuhan. Sistem
katrol majemuk (compound pulley system) akan membutuhkan lebih
banyak setel ulang untuk memindahkan tali masuk atau keluar dan oleh
karena itu kurang praktis dan kurang efisien. Penambahan katrol
pengarah dari permukaan tanah di depan sistem katrol akan
memungkinkan kontrol horizontal sistem katrol.
3. Horizontal pulley mobile
Instalasi ini hanya digunakan untuk memindahkan posisi korban
secara horisontal. Terutama sangat efektif ketika korban dalam packing
stretcher. Anchor tyrolean harus selalu mendapat perhatian khusus,
anchor dan tali ini akan mendapatkan beban yang berlebihan, artinya bisa
berkali-kali dari beban korban sebenarnya. Menggunakan distribution
74
anchor menjadi pilihan yang harus selalu digunakan. Pada instalasi diatas
sisi kanan menjadi instlasi lowering, yang artinya mengulur tali untuk
mendekati instlasi hauling. Istalasi lowering pada lintasan tyrolean harus
memperhatikan perbedaan ketinggian antara kedua sisinya, perbedaan
tinggi yang signifikan akan menambah beban kerja instalasi loweringnya.
Sisi kiri adalah instalasi hauling, instali ini berguna untuk menarik tali,
menggerakkan posisi korban ke arah kiri. semua variasi hauling untuk
menurunkan beban tarikan bisa dipasang disini.
Horizontal pulley mobile
4. System dua tali (Vertical - Horizontal Pulley Mobile)
Instalasi ini juga menggunakan lintasan tyrolean, perbedaannya
lintasan tyrolean juga digunakan untuk tumpuan korban ketika ditarik
keatas. Jadi pada instalasi ini korban akan dievakuasi secara vertikal dan
horisontal.
Contoh lintasan ini sangat efektif digunakan ketika mengevakuasi korban
dari sebuah kedalaman tertentu menuju permukaan, kemudian
75
mengevakuasi secara horisontal. Kasus evakuasi korban yang berada
didasar sungai sangat tepat menggunakan instalasi ini. Selain untuk
mengevakuasi secara horisontal, lintasan tyrolean juga digunakan sebagai
tumpuan korban ketika diangkat keatas. Dengan pulley mobile ini bisa
menepatkan posisi tumpuan hauling ketika melewati halangan medan
dibawah.
Vertical horizontal pulley mobile
76
REFERENSI
CMC Rope Rescue Manual, CDA Library
Engineering Practical Rope Rescue System, CDA Library
Rope Rescue 2000, CDA Library
Ken Brenen. Rope Rescue For FireFighter.
Rescue System 1, Student Manual
Jeff Matth. Technical Rescuer:Rope Rescue levels I and II.
77