The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by GENIUS LIBRARY, 2022-03-24 22:13:44

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi

by Tim Penyusun

Keywords: Tim Penyusun,Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi

Gambar 4.23: Kegiatan Pelatihan Marawis

Adapun untuk time schedule, lokasi pelaksanaan dan anggaran dana
dari program kerja terlaksana dapat dilihat pada lampiran.

D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil
Selama 32 hari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), tidaklah

mungkin dapat berjalan sukses tanpa adanya partisipasi dan peran aktif
dari semua pihak. Adapun dalam pelaksanaannya baik kegiatan
pelayanan maupun pemberdayaan, KKN ILVIL memiliki beberapa
faktor pendorong dan penghambat yang mempengaruhi ketercapaian
setiap program kerja. Berikut merupakan pemaparan faktor pendorong
dan penghambat.

1. Faktor Pendorong
Ada beberapa faktor pendorong keberhasilan pelaksanaan

KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kelompok 009 ini. Di
antaranya:
a. Kerjasama antar anggota kelompok KKN yang sangat baik,

solidaritas tim, kegigihan dan kekompakkan menjadi faktor
utama keberhasilan setiap program kerja yang kami
laksanakan. Karena dengan adanya kekuatan tim, segala
penghambat lainnya akan mudah terselesaikan.
b. Manajemen waktu yang baik, dan jobdesc yang jelas untuk
masing-masing anggota, sehingga memudahkan kami dalam
berkordinasi, baik antar sesama anggota maupun antara tim
KKN dengan warga dan aparatur desa.
c. Pihak PPM dan dosen pembimbing yang memberi dukungan
baik moril maupun materil.

76 | KKN ILVIL 009 2016

d. Kerjasama yang baik antara Para Pemuda, Bapak-bapak, Ibu-
ibu, selain itu kehadiran anak-anak juga menjadi salah satu
daya tarik untuk melihat antusias dan apresiasi warga.

e. Masyarakat Desa Banyu Resmi memberikan tanggapan positif
terhadap kegiatan KKN yang dilakukan di wilayah mereka dan
sebagian masyarakat ingin dan mampu berperan aktif dalam
berbagai program kerja yang telah kami susun.

f. Semangat siswa dan guru di tempat kami melaksanakan
program mengajar, sehingga pelaksanaan kegiatan di lembaga
tersebut dapat berjalan lancar.

2. Faktor Penghambat
Walaupun dalam pelaksanaan program KKN berjalan

dengan baik dan sukses, namun bukan berarti tanpa hambatan.
Berikut merupakan faktor penghambat keberlangsungan KKN
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kelompok 009:
a. Padatnya aktivitas dan kegiatan kami, membuat kami harus

mengatur jadwal sebaik mungkin, dan terkadang dengan
padatnya kegiatan tidak sedikit anggota KKN yang sakit.
b. Lokasi kampung yang letaknya cukup jauh dari Kantor Desa
atau lokasi tempat biasa kami mengadakan kegiatan, sehingga
masih banyak kampung yang belum dijangkau oleh kelompok
kkn kami.
c. Masyarakat yang mayoritas pekerjaannya adalah bertani dan
penambang bekerja di pagi hari sehingga hampir seluruh
kegiatan dilaksanakan pada siang, sore dan malam hari.
d. Akses yang cukup sulit dan jauh dari pusat desa, lembaga,
instansi dan sarana umum, seperti ATM dan Pasar. Sehingga
terkadang menjadi penghambat kami dalam melaksanakan
program kegiatan KKN.

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 77

“Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah
untuk tenang dan sabar.”
-Umar bin Khattab-

78 | KKN ILVIL 009 2016

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan laporan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang

telah disampaikan pada bab sebelumnya, kegiatan ini berlangsung
selama satu bulan pada 25 Juli – 25 Agustus 2016 di Desa Banyu Resmi,
Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Sejak awal, kegiatan KKN yang
merupakan amalan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi salah satunya
adalah pengabdian. Serta mengacu pada peraturan PPM mengenai
program kerja pelayanan dan pemberdayaan, maka fokus kegiatan
kelompok KKN ILVIL dibagi ke dalam tujuh bidang yakni pendidikan,
keagamaan, kesehatan, ekonomi kreatif, kesenian, sosial dan sarana
prasarana. Setiap anggota diwajibkan memilih salah satu bidang dan
menyusun program kerja yang sesuai bagi masyarakat Desa Banyu
Resmi. Pembagian tugas perbidang ini sangat memudahkan anggota
untuk fokus terhadap bidang yang ditangani, namun setiap kegiatan
yang berlangsung selalu dikoordinasikan dan pelaksanaannya juga
dibantu oleh seluruh anggota.

Dari keseluruhan program kerja, program pemberdayaan
merupakan program yang harus continue diadakan karena hal itu sangat
membantu masyarakat. Kegiatan yang bersinggungan langsung dengan
masyarakat, telah memberikan banyak pelajaran bagi mahasiswa
khususnya dalam hidup bermasyarakat.

B. Rekomendasi
Dari program kerja dan pelaksanaan kegiatan KKN yang telah

kami laporkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Pemerintah Setempat
a. Pemerintah desa lebih memperhatikan kelompok-kelompok
yang ada di masyarakat, seperti PKK, Karang Taruna, dan lain
sebagainya dengan memberikan pelatihan-pelatihan demi
peningkatan kesejahteraan kelompok tersebut.
b. Membimbing mahasiswa/I yang akan KKN di Desa Banyu
Resmi agar bisa melanjutkan dan meneruskan program-
program pemberdayaan yang telah dilaksanakan KKN ILVIL.

79

2. Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Jakarta
a. Dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN),
sebaiknya Pusat Pengabdian Masyarakat melaksanakannya di
semester 3 menuju semester 4, karena jika dilaksanakan di
semester 6 menuju 7 terkendala banyak hal seperti dalam
membuat skripsi dan magang, sehingga jika dilaksanakan di
semester tersebut bisa meringankan tugas mahasiswa.
b. Dalam memberikan informasi mengenai program KKN,
diharapkan informasi tersebut diberikan secara masif. Dengan
cara membuat akun media sosial misalnya Instagram, Facebook
dan Twitter khusus KKN selain group WhatsApp, sehingga
akan lebih mempermudah mahasiswa/i dalam menerima
informasi dari pihak PPM. Karena di zaman sekarang ini,
media sosial lebih banyak diminati oleh kalangan mahasiswa/I
di UIN Jakata.
c. Bagi PPM UIN Jakarta, Pemerintah Daerah dan pihak-pihak
yang terkait, disarankan untuk bekerjasama secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan kegiatan KKN untuk
dapat meningkatkan mutu kehidupan warga di lokasi-lokasi
KKN.

3. Pemangku Kebijakan di tingkat Kecematan dan Kabupaten
a. Memberikan bantuan baik berupa materiil maupun non
materiil untuk sarana dan prasarana sekolah sehingga para
siswa mendapat pengajaran yang maksimal dan didukung
dengan alat peraga mengajar yang lengkap.

4. Pelaksana KKN-PpMM yang Akan Datang
a. Berperan aktif dalam seluruh aktifitas kegiatan yang ada di
masyarakat dan diharapkan mampu menjaga nama baik UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Menjalin hubungan yang baik dengan warga desa, para pemuda
dan para tokoh masyarakat setempat agar menjalin silaturahmi
dan sinergitas dalam melaksanakan program-program KKN
yang telah dicanangkan.
c. Melanjutkan program-program pemberdayaan yang telah
dilaksanakan kelompok KKN sebelumnya, agar program

80 | KKN ILVIL 009 2016

tersebut bisa terlaksana, serta mengjaji ulang apakah program
tersebut masih bisa dilanjutkan atau tidak.
d. Dapat lebih menjangkau seluruh kampung yang ada di Desa
Banyu Resmi, tidak terfokus pada beberapa kampung saja.
5. Masyarakat Desa Banyu Resmi
a. Bagi masyarakat, hasil yang didapatkan baik fisik maupun non
fisik, pelayanan maupun pemberdayaan, hendaklah dijaga dan
dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat.

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 81

“Untuk memahami hati dan pikiran seseorang,
jangan lihat apa yang sudah dia capai, tapi lihat pada

apa yang dia cita-citakan.”
-Kahlil Gibran-

82 | KKN ILVIL 009 2016

EPILOG

A. Kesan dan Pesan dari Warga Desa Banyu Resmi
1

Muhammad Kosasih
Sekretaris Desa Banyu Resmi
Muhammad Kosasih atau biasa dipanggil A Kos adalah seseorang
Sekretaris Desa di Desa Banyu Resmi, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten
Bogor. Aa Kosasih menuturkan kesan dan pesannya selama 32 hari kami
mengabdikan diri di Desa Banyu Resmi.
“Saya sangat senang kedatangan tamu yaitu para mahasiswa dari KKN UIN
Jakarta. Kedatangan kalian bisa menjadi penyemangat belajar anak-anak. Semangat
kalian untuk mengabdi sangat terlihat dan kalian begitu dekat dengan masyarakat.
Kedekatan dan kepedulian kalian terlihat dengan dibalasnya antusiasme
masyarakat dari setiap acara diadakan oleh Tim KKN. Saya merasa teman-teman
KKN UIN Jakarta sudah seperti teman saya sendiri karena usia kami yang tidak
berbeda jauh” tutur Aa Kosasih. Aa Kosasih sangat banyak membantu
kami dari sisi administratif yang berhubungan dengan desa dan beliau
sangat senang jikalau kedatangan kami yang berasal dari kota ini dapat
menginspirasi masyarakat khususnya anak-anak untuk dapat semangat
dalam belajar.
Di akhir wawancara, Aa Kosasih mengucapkan rasa terimakasihnya
atas pengabdian kami kepada masyarakat Desa Banyu Resmi. Aa
Kosasih, “KKN UIN Jakarta sudah cukup baik dalam terjun mengabdi dan
melayani masyarakat, tetap semangat dalam melanjutkan kuliah, dan jangan lupa
dengan rumah kedua kalian di Banyu Resmi!”. (Wawancara 19 Agustus 2016)

83

2
Abah Jumhari
Tokoh Masyarakat Kampung Lemah Beureum, Desa Banyu Resmi

Bapak Jumhari atau biasa kami memanggilnya dengan sebutan
Abah, yang merupakan salah satu tokoh masyarakat Desa Banyu Resmi
yang memiliki peran besar dalam memajukan majelis taklim dan masjid
di Kampung Lemah Beureum. Abah merupakan orang tua kami selama
pengabdian di Desa Banyu Resmi.

Abah Jumhari ini mengatakan, “Saya merasa senang sekali kedatangan
tamu dari Jakarta. Di Desa ini sudah sering sekali kedatangan Mahasiswa KKN
dari UIN Jakarta. Sudah sekitar 4 kali. Alhamdulillah kami para warga sangat
senang dengan kehadiran dan semangat yang dibawa oleh teman-teman KKN ini.
Saya dan para warga lain berpendapat bahwa KKN UIN Jakarta tahun 2016 ini
lebih baik dari tahun sebelumnya, karena kakak-kakak lebih banyak bergaul dengan
masyarakat sehingga masyarakat tidak canggung dengan mahasiswa.”.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh kami pun sebagian besar banyak
dibantu oleh Abah. Mulai dari konsep Tabligh Akbar, Santunan Anak
Yatim bahkan ikut membantu mensosialisasikan berbagai macam acara
yang kami jalankan. Abah Jumhari mengatakan “Kegiatan yang kalian
laksanakan sangat bagus, masyarakat suka kegiatan-kegiatan yang santai tapi tetap
memberikan edukasi. Saya senang ketika ada kegiatan yang dilaksanakan
bersamaan antara masyarakat dan mahasiswa berjalan dengan lancar dan terlihat
keharmonisan diantaranya. Mahasiswa KKN cukup dekat dengan masyarakat.”

Demikianlah kesan dan pesan dari Abah Jumhari kepada kami
mahasiswa/i KKN ILVIL. Abah Jumhari merupakan sosok yang sangat
kami teladani. Beliau sangat baik sekali kepada kami. Kami merasa
bukan seperti orang asing ketika sebulan penuh berada di Desa ini,
kami merasa seperti dirumah kami sendiri, hal ini karena Abah sendiri
selaku Tokoh Masyarakat bisa menjadi jembatan bagi kami untuk dapat
berinteraksi secara lepas dengan warga sekitar. (Wawancara 20
Agustus 2016)

84 | KKN ILVIL 009 2016

3
Ustadz Agus
Tokoh Agama Kampung Lemah Beureum, Desa Banyu Resmi

Uztadz Agus merupakan salah satu tokoh agama atau yang biasa
dipanggil Ustadz di kalangan masyarakat Desa Banyu Resmi khususnya
Desa Banyu Resmi. Beliau mengaku senang dengan kehadiran KKN
ILVIL di Desa Banyu Resmi. Terutama atas bantuan para mahasiswa/i
yang telah membantu dalam mengajar TPA, memberikan sedikit
ilmunya dalam bidang marawis, dan ikut serta dalam pengajian rutin
yang diadakan Majelis Taklim di Kampung Lemah Beureum.

Ustadz yang sekaligus guru dari Majelis Taklim Kampung Lemah
Beureum ini mengatakan, “Kakak-kakak KKN UIN Jakarta sangat ramah dan
humble dengan masyarakat. Kegiatan keagamaan yang dijalankan oleh KKN UIN
Jakarta sangat baik sekali dan mendapat respon yang sangat positif dari para tokoh
agama se Desa Banyu Resmi terutama kegiatan Tabligh Akbar yang saya nilai
sangat amat sukses sekali. Adapun saya sampaikan kepada kakak-kakak UIN
Jakarta untuk tetap menjalin silaturahim dengan kami disini sampai kapan pun”.

Demikianlah kesan dan pesan dari Pak Ustadz Agus kepada kami
mahasiswa/i KKN ILVIL. Sebulan mengabdi dan memberikan pelayanan
kepada masyarakat, menjadi warna tersendiri bagi kami. Kami sadar
akan keterbatasan ilmu yang kami miliki, hidup sebulan di Banyu Resmi
merupakan sesuatu hal yang telah menjadi pengalaman sangat berharga
dan tak terlupakan bagi kami. (Wawancara 22 Agustus 2016)

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 85

4
Ibu Rahmi
Kepala Sekolah SDN Cikawung 02, Desa Banyu Resmi

Ibu Rahmi menceritakan rasa senangnya dengan wajah yang
berseri-seri. Beliau mengaku sangat senang dengan kehadiran KKN UIN
Jakarta di Desa Banyu Resmi khususnya di SDN Cikawung 02.
Terutama atas bantuan para mahasiswa/i yang telah membantu dalam
mengajar kelas 4, 5, dan 6.

Guru yang sekaligus pimpinan SDN Cikawung 02 ini mengatakan,
“Sekitar 3 minggu, kehadiran kakak-kakak KKN UIN Jakarta disini menjadi warna
tersendiri bagi kami, khususnya di hati anak-anak. Terimakasih atas bantuan
kakak-kakak yang telah mengajar dan mengabdi dengan sepenuh hati. Mengajar
dengan metode pengajaran yang sangat menarik dan menyenangkan bagi anak-anak
yaitu dengan bernyanyi, mengajarkan metode membaca cepat, bermain games yang
mengasah kemampuan anak-anak dan mengadakan Program Pemutaran Film
Edukasi tentang Nasionalisme dan Pendidikan di Perbatasan Indonesia. Kehadiran
kakak-kakak secara tidak langsung telah membangun rasa percaya diri dan potensi
anak untuk terus belajar”.

Demikianlah cuplikan kesan dari Ibu Rahmi kepada kami
mahasiswa/i KKN ILVIL. Sebulan mengabdi dan memberikan pelayanan
mengajar, menjadi warna tersendiri bagi kami. Kami sadar akan
keterbatasan ilmu yang kami miliki dan mengajar telah menjadi
pengalaman yang sangat berharga dan tak terlupakan. Ditambah lagi,
para murid dan guru yang senantiasa menyambut dan baik kepada
kami, yang melekat kuat sehingga pengalaman mengajar ini tidak akan
terlupakan bagi kami semua. (Wawancara 21 Agustus 2016)

86 | KKN ILVIL 009 2016

B. Penggalangan Kisah Inspiratif KKN

1
CERITA PENGABDIAN

Muhammad Nu’man

Mendengar Kata KKN
Mendengar kata KKN sebenarnya saya tidak begitu tertarik,

namun karena KKN itu kewajiban dalam perkuliahan, saya harus tetap
mematuhi apa yang telah ditetapkan. Di pertengahan semester 6 saya
sudah ditawarkan kawan-kawan saya untuk bergabung membuat
kelompok sendiri, namun saya sedikit menghiraukannya. Pada akhirnya
saya mendapat kabar bahwa akan diadakan pengelompokan oleh bagian
PPM, yang terdiri dari berbagai macam Jurusan dan Fakultas.

Setelah mendengar pengumuman dari bagian PPM mengenai
kelompok KKN dan tempat berkumpulnya semua mahasiswa yang
mengikuti KKN. Saya merasa tenang karena semua sudah ditentukan
dari PPM langsung, tanpa harus membuat kelompok sendiri.

Acara pembekalan dilakukan sesuai dengan jadwal yang
ditentukan, untuk menertibkan mahasiswa yang terbilang cukup
banyak, maka PPM melakukan pembagian jadwal waktu dan hari yang
berbeda. Tibalah saatnya saya berkumpul, bertempat di sebuah gedung
yang menjadi tempat berbagai macam acara seperti semiar, dan acara
besar lainnya. Tempat yang tak asing yang bernama Auditorium Harun
Nasution. Biasa sering dikenal dengan nama Audit, di sana saya melihat
mahasiswa yang rata-rata seangkatan namun berbeda Fakultas,
kemudian dikumpulkan perkelompok, selain itu tempat yang
disediakan tersusun rapi sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Masa Pengenalan Teman Seperjuangan

Setelah pembekalan selesai kami laksanakan. Diberitahukan
kepada setiap kelompok harus berkumpul untuk memilih ketua dari
tiap kelompok. Saya yang berada di kelompok 009, saya memulai
berkenalan terlebih dahulu, setelah itu saya mengenal mereka satu
persatu seperti Badru, Fahri, Fajar, Habibi, Umar, Rusfi, Fatimah, Ayu,
Erna dan Afifah. Belum lama berkenalan, saya langsung menunjuk Umar
sebagai ketua kelompok serempak yang lain setuju dan jadilah Umar
sebagai ketua kelompok. Sampai pada akhirnya tidak ada kabar sedikit

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 87

pun tentang dirinya, dan kita berkumpul kembali untuk menentukan
ketua sementara, sekretaris yang bernama Erna meminta saya untuk
membantu kejelasan kelompok 009. Berbagai cara kami mempersiapkan
apa yang diperintahkan oleh PPM.

Setelah kesekian kali kami berkumpul, pada saat itu kami
menentukan nama kelompok. Atas dasar kesepakatan bersama, kami
menamakan kelompok kami dengan nama “Insieme Fii Village” dalam
singkatan yaitu (ILVIL 009), kemudian kami survei ke tempat yang
telah ditentukan oleh bagian PPM yang tepatnya daerah Cigudeg. Di
sana kami menanyakan kepada tokoh masyarakat dan
mengkonfirmasikan bahwa akan ada peserta KKN yang tinggal di desa
tersebut. Pada akhirnya, kami diarahkan ke rumah Abah Jumhari, yang
suka disapa Mang Jum namun kita memanggilnya Abah.

Beberapa saat sebelum hari keberangkatan, kami menyiapkan
transportasi untuk keberangkatan ke desa yang akan kita tempati yaitu
Desa Banyu Resmi, Cigudeg, Bogor, Jawa Barat. Keberangkatan ini kami
bagi-bagi tugas dan pengangkutan barang-barang, yang kita butuhkan
di desa, baik barang pribadi maupun barang kelompok, di sini saya
ambil alih tentang pengumpulan barang yang dikumpulkan di
kontrakan saya, dan kita bekerja sama dengan kelompok 008 yang
tempatnya satu desa.

Saat tiba hari keberangkatan kami berkumpul di Lapangan
Student Center (SC) untuk mengikuti pelepasan sekaligus pembukaan
oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Setelah selesai acara, kami
kumpul kelompok gabungan yaitu kelompok 008 dan kelompok 009
dimana kita membicarakan keberangkatan bersama. Satu hari
sebelumnya, kami sudah mengangkut barang-barang yang berada di
kontrakan tempat saya tinggal. Setelah berkumpul, saya dan Erna
mengurus banner untuk acara pembukaan bersama di tempat KKN.
Disaat itu teman-teman saya sudah berangkat ke desa yang akan kita
tinggali dan saya masih menunggu banner jadi. Tepatnya di sore hari saya
baru berangkat ke desa, sampai di sana ba’da maghrib istirahat sejenak
dan berkumpul oleh tuan rumah untuk berkenalan perorangan. Setelah
kami berkumpul kita kumpul gabungan oleh kelompok 008 bertempat

88 | KKN ILVIL 009 2016

di rumah H. Soleh yang ditinggali oleh kelompok mereka, perkumpulan
itu untuk membahas pembukaan dan survei ke sekolah.

Setelah mendiskusikan pembukaan KKN untuk hari esok, kami
(mahasiswa kelompok 008 dan 009) berkenalan dengan warga
setempat, serta bergabung bersama mereka dengan cara komunikasi.
Meskipun, sebagian dari kami tidak bisa berbicara bahasa daerah yaitu
(bahasa Sunda). Tapi, kami tetap saling berkomunikasi satu sama lain.
Saya sendiri pun cukup kebingungan dalam menjawab pertanyaan dari
warga setempat yang notabene jarang berbicara bahasa formal yaitu
bahasa Indonesia. Tetapi, saya tetap berbicara kepada para warga sebisa
saya. Menurut saya, belajar bahasa daerah sangat menarik, karena saya
sendiri sangat suka belajar bahasa asing. Hal ini menjadi nilai tambah
buat saya jika saya sedang bermukim di daerah (khususnya suku
Sunda). Canda tawa dan mengejek satu sama lain baik bersama
mahasiswa, maupun dengan warga setempat. Menambah rasa
kebersamaan kami dengan para warga yang rukun dan akrab. Timbullah
rasa nyaman saya bermukim di sana. Selain itu, kami juga di sana main
kartu bersama warga sampai tak sadar hingga larut malam (kita bersih
mainnya karena tidak menggunakan uang).
Aktivitas Selama KKN di Banyu Resmi

Bisa dibilang minggu ini minggu yang masih “hangat”, karena di
minggu ini saya masih agak aktif dalam mengerjakan program kerja baik
yang bersifat formal maupun informal, seperti persiapan dalam
pembukaan KKN, saat itu baik mahasiswa maupun mahasiswi dari
kelompok 008 dan 009 saling membantu dan mendukung satu sama
lain yang dilaksanakan setelah waktu maghrib, Selasa, 26 Juli 2016 di
Balai Desa. Ketika itu dihadiri oleh Sekretaris Desa, Tokoh Masyarakat,
para sesepuh, serta para warga seluruhnya yang ada di Kampung Lemah
Bereum. Syukur alhamdulillah agenda yang kami laksanakan berjalan
lancar, meskipun ada sedikit kendala yaitu hujan yang lumayan lebat
sehingga kami dan para warga setempat agak terganggu, akan tetapi hal
tersebut tidak mematahkan semangat kami dalam melaksanakan
pembukaan KKN. Agenda tersebut diakhiri dengan gunting pita dan
menyalakan kembang api, sehingga hal itu membuat agenda kami
dengan suasana yang begitu meriah dan ramai.

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 89

Hari berikutnya kami berencana untuk membuat gawang di SD
Banyu Resmi 01, di sana kami mencari batang pohon bambu bersama
Bapak RT yang bernama Pak Saleh yang berumur sudah mencapai
kepala lima (mungkin) di hutan yang masih banyak pepohonan liar
yang tumbuh. Pada saat mencari batang bambu saya kagum dengan pak
Saleh, meskipun sudah agak tua, tetapi semangatnya Masya Allah... masih
seperti anak muda (lebay dikit tidak apa-apa ya) memotong batang
bambu itu seperti mengiris bawang untuk masak karena golok itu
sangatlah tajam, setajam jampang dari betawi. Habis itu kami mulai
memotong satu persatu hingga membentuk dan membuat sebuah
gawang serta seni menganyam dengan tali rapia layaknya gawang besi
yang dianyami dengan jejaring gawang. Selain membuat sebuah gawang,
sebagian dari kami memasang tiang bendera dengan menggosok tiang
menggunakan amplas bersama-sama dan mengecatnya dengan warna
putih ditambah dengan kain bendera merah putih hingga sore hari pun
tiba (sekedar info sungguh prihatin sekali tempatnya bahkan upacara
hari senin anak SD jarang sekali dilakukan).

Hari berikutnya ketika sore mulai agak senja, saya dan kawan-
kawan yang mahasiswa diajak oleh salah seorang remaja yang bernama
Aldi (siswa SMA) jalan-jalan ke Tajug yang ada di Desa Banyu Resmi.
Ya hitung-hitung menghilangkan rasa jenuh dan penat di sore hari kami
pun jalan kesana. Jalan melewati rumah-rumah warga setempat sambil
bilang “punten mang punten” atau “punten teh punten” dan rata-rata mereka
menjawab “mangga....” (awas bukan mangga yang untuk rujak). Dan
mendaki tanah yang bermacam-macam ada yang naik terus-menerus
dan ada juga yang turun (betapa lelahnya sampai pegel sekali kaki ini
rasanya). Akhirnya sampai juga di Tajug yang dikelilingi banyak sawah-
sawah. Ketika sampai di sana kopdar (kopi darat) bareng sambil
menikmati pemandangan sawah dan kebun sangat indah dan berfoto ria
bersama-sama (berfoto sedikit di desa daripada di kota yang dikelilingi
gedung pemandangannya malah justru membuat saya bosan, maafkan
saya yang merindukan suasana rindang dengan pepohonan). Lalu kami
pun pulang ke rumah masing-masing karena hari mulai senja. Saat saya
dan kawan-kawan ingin pulang kami pun bertemu dengan warga di
sekitar Tajug sembari bersalaman, baik yang muda maupun yang tua. Di

90 | KKN ILVIL 009 2016

saat-saat kami bersalaman ada yang yang bilang seperti ini “Kasep-Kasep
ya Aa-Aa mahasiswa” (haduh jadi malu dengernya syukur deh kalo kami
dibilang tampan-tampan apalagi saya).

Berikutnya saya dan kawan-kawan survei dua tempat sekolah
yang satu di SDN Banyu Resmi 01 dan SDN Cikawung 02. Keduanya
terletak di tempat yang berbeda dan desa yang berbeda pula. Lalu kami
pun berkenalan dengan para guru di masing-masing tempat perihal
mata pelajaran apa saja yang akan diajarkan serta waktu untuk
mengajar, kemudian kami sepakat dengan para guru di sana mulai
mengajar di minggu berikutnya, dan saya sendiri akhirnya mendapat
jadwal mengajar di SDN Cikawung 02 di kelas 5 dan 4 dengan mata
pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) bersama dengan kawan saya
yang bernama Patimah dan Afifah pada hari Jumat (untung bukan kelas
1 hadeh bisa kewalahan nih hadapinnya).

Tepatnya pada hari libur yaitu hari Sabtu saya pulang kerumah
untuk memenuhi undangan bersamaan dengan mengambil baju baksos
serta mencari donasi untuk santunan anak yatim, yang alhamdulillah
mendapatkan Rp500.000,-. Memang mencari donasi yatim saya sudah
berjaga-jaga sejak kita belum berangkat kesana,

Keesokan harinya saya kembali ke desa membawa 1 karung baju
baksos dimana di perjalanan sempat mendapatkan kendala untungnya
tidak parah, dan kemudian saya melanjutkan kembali. Sesampainya di
sana saya menyuruh teman yang berada di ruang tamu untuk membantu
saya membawa baju dan memisahkannya mana yang layak untuk
dipakai dan mana yang tidak.

Pada malam harinya kami kelompok 008 dan 009 berkumpul, di
sana kita membicarakan beberapa program yang akan kita jalani, seperti
mengajar, membuat tugu desa, dan acara-acara kedepannya. Pada saat
itu pula kita membagi-bagi tugas untuk kedepannya.

Pada pagi hari kami bersiap-siap untuk berkenalan dengan anak-
anak sekolahan yang akan kita ajari, pada saat itu saya tidak ada jadwal,
namun saya memasuki kelas yang kosong dan memperkenalkan temen-
temen dari kelompok 008 dan 009, satu persatu saya perkenalkan ke
ade-ade yang berada di kelas 4 SDN Banyu Resmi, dengan canda tawa
kami lakukan agar kita akrab dengan anak-anak yang akan kita ajari.

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 91

Minggu kali ini program kerja kami adalah membuat pembatas
desa yang berupa sebuah tugu dengan dihiasi tulisan timbul yang
terbuat dari semen di siang hari. Tetapi saat itu kami baru membuat
pondasinya terlebih dahulu seperti membuat adukan semen dan pasir,
menyusun bata, dan mengukur lebar dan tinggi tugu tersebut. Saya
sendiri turut membantu seperti mengaduk pasir dan mengacinya untuk
dicampurkan dengan semen (ya sedikit sih banyak santainya dari pada
kerjanya, gak apa-apa kali dari pada diam-diam saja, hadeh jadi kepanasan
deh sama kulit jadi belang) kami kerjakan bersama-sama dengan santai
dan pasti, apalagi teman saya yang bernama Zubaidillah, apik sama
telaten banget biar kata alergi sama jengkol, kalo urusan kerja mah
pokoknya bisa diandalkan buat Mas Ubed (panggilannya) jangan baper ye
Mas Ubed cuma bercanda doang) ditambah lagi teman saya yang satunya
bernama Fadli dari kelompok 008, kalo ngarahin teman-teman saya kayak
juru selamat di kelompok 008 dan 009 ya meskipun agak keras kalo dah
nasehatin tapi maksudnya sih benar (hati-hati loh ya bukan Yesus
Kristus itu mah beda lagi). Selain itu kami mengerjakannya dibantu juga
oleh warga setempat seperti Pak RT, Pak Ayat, Aa Ajo, dll.

Hari Jumat saya dan kawan saya Patimah dan Afifah mengajar PAI
di kelas 5 dan 4 SDN Cikawung, jujur saya ini pertama kalinya saya
mengajar di SD. Saya agak canggung ketika mengajar dan menghadapi
anak Sd yang pola pikirnya sangat jauh berbeda dengan mahasiswa
(terutama dalam menjelaskan sebuah materi pelajaran), akan tetapi saya
berusaha semampu saya untuk menjalani hal tersebut. Karena menjadi
guru itu sangat berjasa bagi murid seperti semboyan yang sering kita
dengar “guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” (ilmiah banget ya
omongannya). Pada akhirnya saya berkesimpulan bahwa jadi guru itu
menyenangkan tidak sesulit yang dibayangkan meskipun tergantung
dari anak didik yang kita ajarkan, entah mudah diatur atau sebaliknya.

Pada hari Sabtu malam Minggu, kami biasanya para mahasiswa
dan warga Kampung Lemah Bereum sering mengadakan yang namanya
ngeliwet (makan bersama dengan dihampari dengan daun pisang yang
memanjang). Saat itu momen yang terindah menurut saya karena kita
makan bersama dengan warga, ya meskipun kalau dilihat dari segi

92 | KKN ILVIL 009 2016

konsumsi biasa saja seperti nasi liwet, jengkol, ikan asin, lalapan, dan
sambal tomat. Akan tetapi, nilai tambah dari hal tersebut bukanlah segi
kualitas makanan, akan tetapi rasa persatuan dan kekompakan yang
begitu erat antara kami dengan para warga setempat. Setelah itu kami
pun bersama warga menonton bareng agar suasananya tidak monoton
dan kaku, dan sebagian ada juga yang ngobrol dengan para warga
mengenai keadaan Kampung Lemah Bereum dan saya pun juga ngobrol
dengan warga tentang hal tersebut dan sambil belajar bahasa daerah
(Sunda). Karena saya asli orang Betawi (kalo ngomong selalu bahasa
Indonesia) dan saya selalu tertarik dengan mempelajari bahasa asing,
maka sedikit-sedikit saya bisa bahasa Sunda misal hatur nuhun yaitu
terima kasih banyak, sami-sami yaitu sama-sama, kadieu yaitu kemari atau
kesini, didieu yaitu disini, hideung yaitu hitam (biasanya kalo ada yang
mau pesan kopi) dll. Maaf loh bukannya mau sombong cuma
memotivasi aja supaya interest in languages.

Pada minggu berikutnya program kerja kami adalah “partisipasi
dalam memeriahkan HUT RI 17 Agustus ke-71”. Sebelum agenda
tersebut dilaksanakan, kami mempersiapkan bahan-bahan yang
diperlukan baik yang bersifat materi maupun non-materi dan untuk
perlombaannya jenis-jenisnya bermacam-macam seperti memasukan
belut kedalam botol, mencari koin dalam tampah yang ditaburi dengan
tepung, lomba balap karung menggunakan helm, futsal daster, joget
balon, panjat pinang, dll. Ada pengalaman menarik ketika itu saya dan
kawan-kawan bersama dengan warga pergi ke sawah yaitu mencari
belut untuk perlombaan 17 Agustus. Saat itu saya pertama kalinya
(mungkin karena saya selalu hidup di perkotaan) mengitari berbagai
macam sawah yang sedemikian luasnya dan sambil menikmati
pemandangan sawah di bawah bukit sambil foto bareng kawan, cieelah
gaya banget. Pertama kami dan para warga mencari hewan yang bernama
cacing dulu sebagai umpan memancing belut, lalu barulah kami mulai
mencari belut di berbagai sawah yang ada di kawasan tersebut. Hingga
akhirnya kami mendapat sekitar 23 ekor belut dan selain itu kami juga
mencari keong, tutut, dll., untuk disantap sebagai makan wuihhh.....mantap
(pembaca yang merasa jijik dan ingin muntah langsung aja ke kamar
mandi ya). Oh ya ada cerita lucu di sela-sela memancing belut, waktu itu

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 93

pak RT (Saleh) sedang mencari-cari tutut dan keong ada warga yang
bernama Kang Ujang lagi serius mancing belut di pinggir sawah. Tiba-
tiba pak RT berteriak “eta ular2!!!!!”, sontak Kang Ujang kaget dan ngacir
dikiranya ular beneran ternyata cuma bohong-bohongan, setelah itu
Kang Ujang langsung berteriak “hih bagong sia! aya2 wae!” dan kebetulan
ada saya dan teman saya Romy yang melihat, langsung saja saya ketawa
terbahak dan teman saya pun ikut terbahak melihat kejadian itu. Sehabis
itu saya dan kawan-kawan serta warga langsung pulang ke rumah
untuk istirahat sejenak.

Hari berikutnya tiba hari 17 Agustus, saat momen tersebut kami
mulai mengadakan acara perlombaan seperti yang saya sebutkan
sebelumnya. Saya pun ikut andil sebagai panitia dalam perlombaan
belut untuk anak-anak, saat itu lucu sekali karena memasukan belut
kedalam botol merupakan hal yang sulit tapi seru. Saya sendiri sempat
senang dan kasihan juga anak-anak mengambil belut di sebuah bak lalu
dimasukkan kedalam botol sambil berlari. Ada yang jatuh saat berlari
ketika membawa belut dan ada juga ketika memegang belut jatuh
karena licin, haduhhh kasian banget si adek sama neng sabar ya. Dah gitu
kasian deh belut-belutnya bolak-balik masuk terus keluar, beruntung
habis itu langsung digoreng wuihhhh mantap.

Minggu berikutnya, sebenarnya kami sudah tidak terlalu banyak
kegiatan, tapi kami di minggu ini masih ada kegiatan informal yaitu
pengajian Rabu malam Kamis setelah shalat maghrib. Saat pengajian
berlangsung kami bershalawat dan dilanjuti dengan mendengarkan dan
menyimak tausiyah dari tokoh agama Kampung Lemah Bereum dengan
bahasa Sunda. Ketika saya menyimak tausiyah, saya cuma mengangguk
saja ngerti mah tidak, “lieur aing” kata orang Sunda mah. Saat itu juga kami
disuguhi banyak makanan dan minuman seperti bala-bala, buah-buahan,
kue-kue, kopi ada yang hitam ada yang putih, wedang jahe, dll. Ada
kejadian yang unik ketika saya sedang mengikuti pengajian yaitu
merokok di waktu mendengar tausiyah (ya sebenarnya bukan hal yang
tabu sih cuma kalau menurut etika kurang sopan) dan sempat bertanya
dengan warga lain tentang hal itu dan menurut mereka hal itu memang
biasa dan mereka sendiri pun mengakui hal tersebut kurang beretika

94 | KKN ILVIL 009 2016

dalam agama tapi karena sudah menjadi kebiasaan, sulit untuk
dihilangkan (tuh makanya hal yang kurang sopan jangan ditiru oke).

Perpisahan yang Meninggalkan Kenangan
Berikutnya kami melakukan perpisahan di SDN Cikawung dan

SDN Banyu Resmi dengan menonton bersama film bergenre edukasi serta
perpisahan di kedua sekolah tersebut berpamitan dengan para guru-
guru (haduh sedih banget pertemuan kita cukup sampai di sini).

Lalu yang terakhir agenda terbesar dan terakhir yaitu “Penutupan
Agenda KKN 2016”. Pada momen inilah kita berpisah untuk terakhir
kalinya yang diisi dengan berbagai macam acara seperti marawis,
pemberian hadiah paska perlombaan 17 Agustus, sambutan dari tokoh
masyarakat Kampung Lemah Bereum, tausiyah dan ceramah baik dari
tokoh agama maupun dari dosen pembimbing, serta sambutan
perpisahan terakhir dari mahasiswa, dll. Ada pengalaman unik dari
salah satu tokoh masyarakat yaitu Pak H. Sholeh ketika mengisi
sambutan dengan sepenuh hati, beliau melantunkan sebuah puisi yang
isinya mengharukan bagi saya, padahal beliau umurnya sudah 82 tahun
yang masanya itu sudah sepuh sekali, akan tetapi dengan semangatnya
masih seperti anak muda dan masih kuat bercocok tanam di kebun
(Masya Allah mungkin karena menjaga pola hidupnya yang baik
makanya tenaga masih energik) dan kemudian berakhirlah agenda
terakhir kami di Desa Banyu Resmi, dilanjut dengan foto bersama warga
sebagai kenang-kenangan terakhir di Kampung Lemah Bereum.

Pada hari-hari terakhir ini kami semuanya mengadakan
perpisahan dan pamit untuk pulang ke rumah masing-masing. Suara
isak tangisan dan kesedihan bercampur menjadi satu yang tidak bisa
kami bendung, sedih bagi saya untuk meninggalkan Desa Banyu Resmi
khususnya Kampung Lemah Bereum yang sudah sangat banyak
membantu kami dalam menjalani segala macam kegiatan KKN selama
satu bulan penuh ini, serta berbagi pengalaman yang tidak pernah saya
alami selain di Kampung Lemah Bereum. Kami pun bingung harus
membalas jasa dengan apa untuk membayar itu semua. Ya mungkin
kalau saya pribadi hanya bisa berterima kasih sepenuhnya kepada
masyarakat warga Kampung Lemah Bereum. Kami sekali lagi berat
sekali untuk meninggalkan kampung Desa Banyu Resmi karena desa ini

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 95

menyimpan banyak kenangan yang akan selalu terukir dalam memori
kami dan kami berterima kasih kembali kepada warga seluruhnya telah
menganggap kami sebagai bagian dari keluarga Kampung Lemah
Bereum seutuhnya.

96 | KKN ILVIL 009 2016

2
KELUARGA BARU SELAMA PENGABDIAN

Ahmad Fachri

Awal Pertama Pertemuan Kelompok
Pada saat peserta Kuliah Kerja Nyata dikumpulkan di Auditorium

Nasution yang ada di benak pikiran saya adalah saya akan bekerja lebih
keras dan memikirkan masyarakat di sana agar dapat mengubah pola
pikir masyarakat di sana, karena yang saya pikirkan keadaan desa sana
sangat menyedihkan, sehingga saya harus menyiapkan fisik, ilmu, dan
mental. Perkiraan saya tentang masalah terbesar di sana adalah
masyarakat yang individualis yang pastinya tidak memikirkan
masyarakat lainnya, dan juga tidak bisa menerima tamu baru.

Kelompok Kuliah Kerja Nyata yang saya dapatkan alhamdulillah
orangnya bisa diajak kerjasama, orang-orangnya tidak ada yang kaku,
manja, nyusahin, seperti yang saya bayangkan. Berkumpul pertama kali
di Audit, saya langsung melihat wajahnya satu persatu. Kenapa saya
melihat wajahnya satu persatu? Pertama, karena kita harus kenalan
hahaha dan juga kalo komunikasi tidak tatap muka gak akan mungkin,
dari situ saya mulai mencoba untuk membaca dan mulai mengira-ngira
siapa aja yang sekiranya akan menimbulkan masalah dalam Kuliah Kerja
Nyata nanti. Pada saat perkenalan, Numan terlihat lumayan asik, Badru
terlihat seperti anak yang bisa segala macam, Fajar terlihat seperti
manusia yang susah diatur dan akan menimbulkan masalah, Habibi ya
cukup unik. Lalu, untuk perempuannya, Erna terlihat bisa diandalkan
ahaha, Fatimah terlihat seperti pemalu ya di pikiran saya kalo pemalu
gitu agak menghambat kegiatan yang harus punya percaya diri yang
tinggi, Risfi terlihat seperti manusia yang cukup unik haha, Ayu terlihat
seperti anak nurut aja, Afifah seperti seorang yang agak repot.

Kami pun berkumpul untuk mengikuti pelepasan Kuliah Kerja
Nyata dari Universitas Islam Negeri Jakarta. Jam 12 kita berangkat
menuju Desa Banyu Resmi. Kelompok ini ada yang menggunakan motor
dan ada juga yang menggunakan mobil, yang dikarenakan motor yang
kelompok kami bawa tidak banyak hanya ada 3 motor. Dan ketika kami
sedang menuju Desa Banyu Resmi tepatnya di Pasar Parung, seperti apa

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 97

yang dibayangkan yakni “macet” (flashback sedikit) waktu survei lokasi
Kuliah Kerja Nyata salah satu teman kami yang bernama Fajar
membawa motor miliknya pribadi dengan keadaan motor normal tetapi
pajaknya mati. Awalnya kami tidak menyadari itu, makanya kami jalan
terus menuju Desa Banyu Resmi dengan percaya diri. Ketika
sesampainya di Pasar Parung, di sana ada polisi!!! Saya sih cuek saja
karena saya membawa surat lengkap, di depan saya ini Fajar, entah
mengapa saya kaget ketika dia diberhentikan oleh salah satu polisi di
sana. Saya dan yang lainnya maju sedikit jauh dari polisi dan menunggu
kabar dari dia, yang ada di pikiran saya dan teman-teman saya
kesalahan dia karena tidak menyalakan lampu kendaraannya, ketika dia
menghampiri kami, dia menceritakan. Apa yang kami pikirkan
sebelumnya tentang lampu yang ia tidak dihidupkan salah meeen.
Ternyata dia belum membayar pajak dan saat itu pada tertawa.
Seharusnya dia di tilang, tetapi dia tidak di tilang. Ko bisa? Kami yang
menunggu dia juga pada bingung, ternyata oh ternyata, polisinya malah
kena marah si Fajar ini ahhaha (salah kok malah marah). Balik lagi ke saat
kami berangkat ke Desa Banyu Resmi setelah mengikuti pelepasan dari
kampus kami. Polisi yang sebelumnya memberhentikan teman saya ini,
mempersilahkan lewat padahal dia belum membayar pajak ahahaha.
Kami jalan terus menuju desa dengan santai agar selamat sampai tujuan
supaya bisa mengikuti Kuliah Kerja Nyata dengan maksimal.

Perjalanan tadi memang cukup melelahkan, dan sesampainya kita
di Desa tersebut kita langsung menuju rumah salah satu tokoh di sana
yakni Bapak H. Sholeh, dan di rumah beliaulah kita menunggu teman-
teman kita yang sedang menuju ke Desa ini. Kami dipersilahkan masuk
ke dalam rumahnya dan kami disiapkan beberapa cemilan dan minum.
Kami ngobrol bersama beliau dan keluarganya cukup lama dan akhirnya
saya dan teman-teman izin keluar untuk melihat keadaan SD yang
nantinya kami-kami ini akan mengajar di sana. Saat kami jalan ke SD
terlihat sepi dan ketika kami agak maju sedikit ada anak segerombolan
membawa bola. Akhirnya kami ikut bergabung bermain bersama
mereka tanpa mengganti pakaian kami terlebih dahulu. Asik banget,
serasa kembali ke masa kecil saya waktu itu. Dimana bermain bola yang
menandakan selesainya permainan ya waktu Adzan Magrib. Kami

98 | KKN ILVIL 009 2016

bermain bersama dan sambil bertanya-tanya kepada anak-anak yang
bermain bola bersama kami, dan yang bermain bola di sana ada anak
kelas 3, 4, dan 5 gabung jadi satu, dan seiring waktu berjalan matahari
pun semakin turun, ada anak muda datang dengan menggunakan
sepatu futsal dan motor. Akhirnya kami memanggil dia untuk
mengobrol dan berkenalan. Anaknya asik ternyata dan juga baik.
Namanya adalah Aldy. Beruntung kita berkenalan dengan dia langsung,
karena dia salah satu pemuda Desa Banyu Resmi yang bisa dibilang
aktif dan juga banyak kenalan dia di RT-RT lainnya. Nah di Desa Banyu
Resmi ini ada 32 RT kalau tidak salah. Sudah hampir jam 5, akhirnya
kita sudahi pembicaraan kita dan bermain bolanya. Kami langsung balik
lagi ke rumah Bapak H. Sholeh, karena sudah dikabarkan temannya
sudah datang. Setelah itu kami memisahkan barang yang di bawa di
salah satu mobil karena memang digabung dengan kelompok 008 untuk
mempermudah membawa barang yang cukup banyak dan untuk
mengurangi penggunaan dana, dan setelah dipisahkan kami pun menuju
salah satu rumah warga sana yang akan kami singgahi untuk sebulan ke
depan, dan yang kami singgahi ini adalah rumah salah satu Tokoh Desa
Banyu Resmi juga.
KKNpun Dimulai

Ketika kita sampai di rumah yang akan kita singgahi, Umi dan
Abah (pemilik rumah tersebut) langsung menyiapkan minum dan juga
cemilan sambil diajak ngobrol. Tidak lama kemudian kami pun masuk
kedalam rumah dan menuju kamar untuk beristirahat dan berganti
baju. Saat Adzan Magrib kami menuju masjid yang lokasinya tepat di
belakang rumah Abah untuk melakukan shalat magrib berjamaah,
setelah kami melakukan sholat berjamaah kami pulang ke rumah Abah
dan kumpul di ruang tengah Abah untuk perkenalan dan juga Abah ingin
menyampaikan sepatah dua patah kata. Setelah itu kita memasak dan
juga ngobrol santai di ruang tamu sambil ngopi, dan mencoba untuk
beradaptasi dengan udara di sana. Agak dingin sih kalau malam tapi
tidak dingin banget. Standarlah, rasanya seperti malam hari di Depok yang
di guyur hujan deras dengan angin yang lumayan. Pada malam itu kita
mengkonsep untuk acara pembukaan di Desa Banyu Resmi tersebut.

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 99

Minggu pertama di sana belum banyak yang kami lakukan, karena
kami harus rapat ulang dan juga kami keliling daerah tersebut untuk
silaturahmi agar warga sekitar kenal dengan kita begitupun kita biar
bisa kenal dengan warga sekitar. Ketika kami menghampiri rumah-
rumah warga, kami dipersilahkan untuk mampir dan masuk untuk bisa
ngobrol dengan asik, tetapi kami tidak bisa. Kenapa? Karena begitu
banyak rumah yang kita datangi, jikalau kita ikut mampir dan masuk ke
dalam rumah mereka, kapan kelarnyaaa??? Ahaha karena begitu banyak
rumah yang ada di sana. Mungkin sebulan tidak akan cukup (lebay
gaksi?? Wkwk). Minggu kedua kami mulai disibukan dengan proker kami,
setiap pagi kami bangun pagi dan saya sarapan bubur, saya kaget
dengan harga 4ribu perporsi, saya pikir harganya Rp.10.000,- perporsi eh
taunya Rp.4.000,-. Esok harinya bangun lebih pagi lagi eh ada nasi uduk
yang harganya cuma Rp.1.000,- wkwk makin kaget lagi ahaha. Setelah
sarapan kami pun berangkat ke sekolah untuk melakukan kegiatan
kami yakni mengajar di SDN Banyu Resmi. Keadaan SD-nya yaaa
lumayan semraut. Sangat miris melihat pendidikan di sana. Jauh dari
kata baik, semua serba seadanya. Bahkan murid-murid tidak punya
buku paket untuk belajar di kelas. Lebih miris lagi ketika saya melihat
kenyataan ada anak-anak yang sudah menduduki kelas 4 SD, tapi
mereka belum lancar membaca. Sungguh sangat memprihatinkan
melihat pendidikan seperti ini, bahkan banyak diantara anak-anak Desa
Banyu Resmi yang ketika sudah lulus SD tidak melanjutkan Pendidikan
mereka ke jenjang selanjutnya (SMP). Banyak alasan yang membuat
mereka tidak melanjutkan pendidikan mereka, diantaranya karena
faktor biaya, dan karena di Desa Banyu Resmi sendiri belum ada
Sekolah Menengah Pertama. Jika mereka ingin melanjutkan sekolah,
mereka harus pergi ke Desa sebelah dan itu jaraknya jauh, dan yang
membuat saya lebih merasa miris ketika mereka tidak pernah
melaksanakan Upacara Bendera setiap Senin pagi. Alhamdulillah kami
bisa membantu sekolah tersebut dengan membuat tiang bendera di
sekolah mereka. Setidaknya mereka harus merasakan bagaimana
Upacara Bendera untuk menumbuhkan rasa cinta Tanah Air pada diri
mereka. Teman-teman saya dengan sangat antusias melatih mereka
untuk baris-berbaris. Sedikit kesusahan untuk mengajar mereka karena

100 | KKN ILVIL 009 2016

mereka memang belum pernah melaksanakan Upacara Bendera. Tetapi,
dengan sabar teman-teman saya mengajari dan membimbing mereka.
Sampai tiba dimana saatnya untuk pertama kalinya Sekolah ini
melaksanakan Upacara Bendera dengan keterbatasan yang ada. Haru
rasanya ketika melihat langsung. Potret kehidupan Siswa Siswi Banyu
Resmi yang jauh dari kata cukup apalagi baik. mereka sangat
bersemangat untuk pergi ke sekolah. Bahkan harus ada yang berjalan
kaki berkilo-kilo meter mendaki gunung, banyak bebatuan bahkan licin
ketika sedang hujan. Tetap salut dengan mereka yang tetap semangat
untuk pergi sekolah walaupun harus berjalan kaki berkilo-kilo meter.
Bahkan ketika sedang hujan pun mereka tetap semangat untuk pergi ke
sekolah.
Kegiatan Heboh di Banyu Resmi

Minggu ketiga ini kami disibukkan untuk mempersiapkan HUT
RI, dimana biasanya banyak perlombaan yang diadakan di setiap Desa,
dan masyarakat di desa kami pun sangat antusias, baik ibu-ibu, bapak-
bapak, apalagi anak muda dan anak kecilnya. Kami baru membuat
konsep saja anak-anak di sana sudah pada senang, apalagi ketika hari
itu tiba!! Kami menyiapkan beberapa game yang bisa dimainkan oleh
semua kalangan, bapak-bapak, ibu-ibu, anak muda, dan yang pasti anak
kecil. Pas tanggal 17 Agustus setelah melakukan Upacara di Sekolah,
mereka langsung lari menuju Balai Desa. DAMN!! Setiap game sampai 80
orang. Ahaha sangat antusias anak-anak kecilnya, baik lomba
memindahkan belut ke dalam botol, lomba membawa kelereng dengan
sendok di mulut, makan kerupuk, mencari koin di tepung, dan juga
balap karung dengan menggunakan helm. Game yang terakhir ini bisa
dimainkan oleh semua kalangan. Adapun yang daftar lagi-lagi banyak
hehehehe. Matahari pas berada di atas kepala kita menunjukaaaan game ibu-
ibu akan segera dimulaaai meen!!!! Kirain yang bakal daftar dikit, ternyata eh
ternyata ahaha banyak juga. Ibu-ibu di sini lomba tarik tambang, sampai
ada salah satu peserta yakni istri ketua pemuda di sana yang bernama
Mang Ujang mendapatkan luka karena lilitan tambang di tangannya.
Hari semakin sore dan dilanjutkan esok harinya, yakni final lomba tarik
tambang, dan lomba panjat pinang dan juga bola daster (ibu-ibu juga
mainlooh). Oh iya ada joget balon juga. Kelompok ILVIL juga sempat

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 101

mengadakan barbeque. Barbeque di sini bukannya bakar-bakar daging lho.
Tetapi barbeque di sini memiliki arti barang bekas berkualitas. Kami
menjual barang-barang kami khususnya baju yang sudah kami
kumpulkan jauh-jauh hari sebelum KKN untuk dijual dengan harga
yang murah. 1.000-10.000 untuk setiap baju. Bagian yang menjual adalah
yang perempuan. Kami membuka lapak kami di pos ronda yang
biasanya setiap sorenya banyak warga yang berkumpul dan
bercengkrama di sana. Pertama kali jualan, warga langsung berdatangan
dan berebutan buat cari baju yang mereka sukai. Sempat kewalahan
tetapi senangnya ketika warga antusias itu tidak bisa digambarkan.
Suara habis teriak-teriak, harus melayani ibu-ibu yang kebanyakan
nawarnya. Hehe namanya juga ibu-ibu. Uang yang kami dapat dari
menjual barang bekas berkualitas kami kumpulkan untuk santunan
anak yatim yang diadakan di malam penutupan.

Minggu keempat, kami mulai disibukkan dengan rapat-rapat
untuk melakukan penutupan di desa tersebut. Karena desa tersebut
agamanya masih sangat kuat dan juga kental di masyarakat akhirnya
kami memutuskan untuk penutupan menggunakan Tabligh Akbar, dan
juga Santunan Anak Yatim, karena saking kuat dan kentalnya agama di
desa tersebut, hampir setiap hari ada pengajian, tetapi pengajiannya
bukan hanya ada di Kampung Leumah Bereum (tempat tinggal kami).
Pada setiap kampung sudah ada jadwalnya, dan biasanya kami ikut
pengajian di hari kamis pagi (untuk perempuan) dan juga kamis malam
(untuk laki laki), karena Tabligh Akbar ini sudah dikonsepkan jauh-
jauh hari, alhamdulillah tidak ada kendala sama sekali, baik tenda,
konsumsi, sound, dan pengisi acara, semua sesuai apa yang kami
harapkan bersama.

Di setiap minggunya tepatnya di malam minggu, kami bersama
warga sekitar biasa melakukan makan bersama warga kampung. Orang
sini biasa menyebutnya dengan ngeliwet. Nah ngeliwet ini, kita makan se
adanya. Ibu-ibu masak mulai abis magrib dan yang laki-laki mencari
daun pisang dan menyiapkan tempat. Kalo ibu-ibu biasanya makan di
rumah Mang Jum (salah satu tokoh sana) dan yang laki-laki biasanya di
jalanan, ahaha ini dia yang uniknya.

102 | KKN ILVIL 009 2016

Sepatah Duapatah Kata untuk Desa dan Warga
Banyak banget cerita suka, duka yang terukir ketika saya KKN di

Banyu Resmi. Kebanyakan sukanya sih, dukanya sedikit doang. Punya
teman-teman yang hebat membuat saya betah di sana. Hampir setiap
hari tidak pernah lepas sama yang namanya tertawa liat tingkah laku
teman-teman saya ini. Setiap malam biasanya ngumpul di ruang tamu
rumah Abah, bercanda bareng, makan pake baskom bareng, masak bareng.
Berat badan nambah bukan berarti kita makan enak, tetapi karena
kebersamaan makan pake tahu tempe juga terasa enak aja. Kebersamaan
itu memang harus dibangun. Kami kelompok 009 berhasil membangun
kebersamaan itu, sampai tak terasa sudah tanggal 25 Agustus dan
waktunya kami untuk pamit. Benar-benar waktu sebulan itu tidak
terasa. Begitu cepat hari demi hari berlalu. Keharuan saat pamitan pun
tak dapat dihindarkan. Rasanya sedih, haru, semuanya jadi satu. Sedih
harus meninggalkan desa yang warganya yang memberikan saya banyak
pengalaman hidup. Pengalaman yang mungkin tidak akan saya
dapatkan jika saya berada di rumah. Pengalaman yang tak akan bisa
dibeli, dan akan terus saya kenang sampai kapanpun. Disambut dengan
senyuman, dan dia lepas dengan keharuan oleh warga desa. Perpisahan
hanya untuk sementara, karena desa ini membuat saya ingin untuk
terus kembali dan kembali lagi. Begitu banyak pengalaman berharga
yang saya dapatkan di Desa Banyu Resmi. Tidak akan saya dapatkan
jika saya tidak KKN. Tidak akan saya dapatkan jika saya tidak tinggal
di sini. Masih banyak kenangan indah yang terukir selama saya tinggal
di Banyu Resmi. Gak ada habisnya kalo diceritakan, untuk teman-teman
ILVIL, jaga terus silaturahmi kita sampai kapan pun, KKN berakhir
bukan berarti pertemanan pun berakhir.

Spesial ucapan terima kasih untuk Abah dan Umi yang sudah
kami anggap sebagai orang tua kami sendiri, yang sudah mau rela
membagi rumahnya untuk kami tinggal, yang sudah mau berbagi air di
kamar mandi walaupun susah untuk kami mandi, yang sudah mau kami
repotkan selama sebulan kami di sana, yang tidak pernah mengeluh
terhadap kami. Kami banyak belajar dari sosok Abah dan Umi selama ini.
Kebaikan Abah dan Umi akan selalu kami ingat sampai kapanpun.
Makasih buat semua masyarakat Banyu Resmi, sudah mengajarkan kita

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 103

makna kehidupan yang sebenarnya, untuk kebaikan mereka yang luar
biasa. Punya sedikit tetapi tetap ikhlas memberi. Selalu mau membantu
kegiatan kami dengan ikhlas, karena tanpa mereka, kami tidak akan
bisa melakukan apa-apa. Kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan
kami. Ketika mereka bahagia kami akan lebih bahagia. Harapan kami
semoga Desa Banyu Resmi semakin maju lagi dari tahun-ketahun,
karena Desa Banyu Resmi begitu kaya dengan alamnya dan itu
seharusnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di sana.

Bagi kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata) selanjutnya yang akan
dikirim ke Desa Banyu Resmi, kalau bisa jangan di Kampung Leumah
Bereum lagi, tetapi di kampung lain, sehingga masyarakat Desa Banyu
Resmi pun dapat merasakan adanya manfaat yang dari adanya
kelompok Kuliah Kerja Nyata yang memang dikirim untuk mengabdi ke
masyarakat, karena kelompok kami saat itu di Kampung Leumah
Bereum, dan terlalu banyak kampung, sehingga kita tidak bisa
menjangkau semua karena keterbatasan waktu dan juga tenaga. Semoga
kelompok Kuliah Kerja Nyata yang akan dikirim ke Desa Banyu Resmi
dapat melakukan kegiatan apapun dengan maksimal dan juga dapat
berjalan dengan lancar seperti apa yang telah direncanakan oleh
kelompok kalian. Pastinya ada cerita lain dari kelompok lain dari
kampung lain, sehingga tidak hanya menceritakan Kampung Leumah
Bereum saja hehe. Oh iya jangan lupa, tolong rawat dan jaga apa yang
telah kelompok sebelumnya buat. Terima Kasih.

104 | KKN ILVIL 009 2016

3
TERBIT SENJA BAHAGIA DI BANYU RESMI

Erna Putri Lestari

KKN? Apa sih itu?
Kuliah Kerja Nyata (KKN), mendengar kalimat tersebut sudah

sejak lama sekali bagi saya. Sejak saya semester 3 ketika menjadi panitia
OPAK di Jurusan, kakak kelas di Jurusan lain selalu heboh
menceritakan tentang Kuliah Kerja Nyata (KKN), banyak yang saya
dengar dari sebuah kalimat singkat tersebut. Ada yang mengatakan
bahwa KKN merupakan momen yang menyenangkan, momen yang
menyedihkan, tidak betah tinggal di desa selama sebulan lamanya,
sangat akrab dengan warga sampai tidak terasa waktu sebulan di desa,
dan banyak hal lain yang menggambarkan perasaan tentang bagaimana
Kuliah Kerja Nyata (KKN) tersebut berjalan. Pada awalnya, karena
masih terbilang mahasiswa semester muda, saya tidak begitu peduli
bagaimana Kuliah Kerja Nyata itu. Pikir saya dulu tentang Kuliah Kerja
Nyata (KKN) hanyalah syarat dari Universitas yang harus saya lalui
untuk bisa lulus dan mendapat gelar S1 dari UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Namun, pemikiran saya saat semester 3 tersebut menjadi
hancur berkeping-keping ketika saya menginjak bangku perkuliahan di
semester 5. Saya ikut melihat sendiri bagaimana kehidupan KKN
berlangsung, saya melihat langsung dan sempat tinggal sehari semalam
di sana, di tempat kakak kelas saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN). Saya berpikir “oh begini toh rasanya KKN, seru juga yaaa” dan
akhirnya saya sangat menantikan saat-saat dimana nantinya saya akan
melaksanakan KKN dan tinggal bersama teman-teman lintas Jurusan
dan juga bersama para warga di desa.

Sampai akhirnya tibalah saya memasuki semester 6, sudah banyak
merebak isu-isu bahwa KKN tahun 2016 akan dilaksanakan dengan
pemilihan anggota kelompok, dosen pembimbing, dan pemilihan desa
KKN ditentukan dari pihak PPM, karena hal itu baru saja isu, saya
pribadi takut jikalau isu tersebut tidak benar, sehingga saya dan
beberapa teman-teman lintas Jurusan sepakat untuk membuat group
Whatsapp KKN sementara sampai kabar isu tersebut diklarifikasi oleh
pihak PPM. Banyak teman-teman bilang “untuk apa group KKN bentukan

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 105

sendiri, toh ujung-ujungnya juga tidak pakai group itu” tapi, menurut pendapat
saya hal itu sangat salah. Karena dengan adanya group KKN sementara
ini, saya dan teman-teman bisa saling sharing dan dapat mengenal lebih
jauh lagi terutama terkait KKN. Benar kata pepatah, “segala sesuatu yang
kita kerjakan saat ini, pasti memiliki makna tersendiri, entah itu datangnya
langsung, maupun yang datangnya nanti di masa mendatang.”

Kuliah Kerja Nyata (KKN) sangat kunantikan tapi tidak terlalu
antusias, tetap juga saya menjalankan aktifitas perkuliahan dan
organisasi di semester 6 ini, hingga tanpa terasa dibuka pendaftaran
KKN via Academic Information System (AIS), saya masih ingat sekali, saya
mendaftar bersama dengan teman-teman di Basement Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, saya dan teman-teman berharap jika daftar secara bersamaan
maka kemungkinan besar untuk satu desa dan satu kelompok bisa
tercapai, akan tetapi, apalah daya memang sudah ditakdirkan pisah
dengan teman-teman satu kelas. Saya masuk sebagai anggota kelompok
KKN PpMM tahun 2016 di kelompok 009. Saya mengikuti pembekalan
di Auditorium pada batch pertama dan saya sama sekali belum mengenal
teman-teman yang satu kelompok dengan saya. Sampai akhirnya kami
dipertemukan di Auditorium tersebut. Kami berkenalan, bertukar
nomor telepon dan membentuk group WhatsApp untuk kemudahan
komunikasi kami dan langsung menentukan untuk pembagian tugas
dan fungsi layaknya sebuah organisasi, harus ada ketua, sekretaris,
koordinator, dan bendahara. Sementara kami memutuskan 4 fungsi
tersebut, dan pada akhirnya terpilihlah ketua yaitu Umar Abdul Aziz
yang merupakan mahasiswa dari Fakultas Syariah dan Hukum.
Sekretaris saya sendiri yang juga merangkap sebagai koordinator untuk
koordinasi informasi dengan pihak PPM. Lalu untuk fungsi bendahara
diberikan tanggung jawabnya kepada Patimah Batubara yang
merupakan mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora.
Mengenal Kalian, Aku Merasa Bahagia!

Mengenal mereka dalam waktu sehari saja dirasa belum cukup
untuk memahami karakter masing-masing. Maka dari itulah, saya selalu
berinisiatif mengajak teman-teman kelompok KKN saya untuk
mengobrol di group maupun mengajak bertemu di luar padatnya
kegiatan perkuliahan dan organisasi. Pada awalnya, yang merespon

106 | KKN ILVIL 009 2016

hanya beberapa orang saja dan bahasan di group WhatsApp tersebut dirasa
masih belum click. “mungkin karena belum kenal terlalu jauh kali yaaa, jadi masih
jaim” begitu pikirku. Masih belum terlihat jelas kekompakan kelompok
kami saat itu, namun, ternyata benar saja, setelah kami melakukan
survei lokasi KKN yaitu di Desa Banyu Resmi, sedikit banyak kami
cukup mengenal satu sama lain sifat dan “kegilaan” dari masing-masing
personal. Mungkin karena sehari penuh kami bersama, sehingga sifat
asli dari masing-masing orang tergambar ketika melaksanakan survei
lokasi KKN. Alhamdulillah setelah survei pertama kali, saya dan tim KKN
009 menjadi lebih kompak dan semangat dalam membuat proposal dan
juga merasa ada bayangan sedikit tentang kegiatan-kegiatan apa saja
yang nantinya akan dijalankan selama satu bulan penuh di sana.

Kembali lagi pada keharmonisan kelompok, sayangnya jalan yang
kita lalui tidaklah selalu mudah untuk dijalankan. Pertengahan jalan
tepatnya setelah survei untuk kedua kalinya, ketua kami entah mengapa
tidak ada kabar sama sekali baik di group WhatsApp maupun secara
personal oleh saya pribadi. Saya pikir, ketua saya sedang sibuk dengan
kegiatan mengajar Basket di SMA, sehingga keperluan proposal saya
banyak konsultasi dengan teman-teman lain. Sampai detik terakhir
tepatnya sebelum lebaran dan pengumpulan proposal tidak ada kabar
sama sekali dari ketua kelompok. Pada saat itu, saya merasa sangat
bingung bagaimana ini menghadap dosen pembimbing KKN dan tanda
tangan proposal. Akhirnya saya konsultasi dan berdiskusi dengan
teman-teman lain dan didapatkan keputusan bahwa ketua kelompok
harus diganti dengan orang lain. Maka berdasarkan musyawarah
tersebut, terpilihlah ketua kelompok baru yaitu Muhammad Nu’man
yang merupakan mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora. Dia ini
merupakan mahasiswa yang sudah terbiasa dengan organisasi jadi
sangat cocok untuk memegang amanah tersebut dan memberikan
semangat yang lebih kepada teman-teman yang lain. Dia juga
merupakan sosok pemimpin yang royal dan sangat mau mendengarkan
aspirasi teman-teman yang lain. Pokoknya walaupun masih banyak
bingung-bingungnya terutama terkait administrasi KKN, Nu’man ini
termasuk orang yang humble dan cukup baik dalam mengkoordinasikan
teman-teman KKN, sehingga kegiatan KKN ini dapat berjalan dengan

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 107

baik. Menurut saya, sejak insiden “menghilangnya ketua kelompok pertama”
tersebut, keeratan dan keharmonisan kelompok saya menjadi lebih
renggang, tapi, hal itu dapat teratasi dan saya sangat bersyukur
memiliki teman-teman yang bisa mencairkan suasana kaku ini, seperti
Ahmad Fachri yang akrab dipanggil “Bewok” di kalangan teman-teman
laki-laki. Fachri merupakan teman yang satu Fakultas dengan saya yaitu
berasal dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis namun berbeda Jurusan, dia
berada di Jurusan Ekonomi Syariah. Menurut saya, Fachri ini sangat
pandai mencairkan suasana, dia sangat piawai dalam mengoperasikan
kamera dan juga design grafis, sehingga pekerjaan saya sedikit banyak
terbantu olehnya. Kontribusinya selama KKN cukup banyak sekali
apalagi terkait dengan pengadaan perlengkapan selama program kerja
di desa. Dia menjadi sangat pendiam ketika tidak ada Fajar. Mereka
berdua sangat kompak kemana-mana selalu bersama. Nah orang satu ini
(Muhammad Fajar Khamil) juga termasuk dalam kategori orang-orang
yang dapat mencairkan suasana. Fajar merupakan mahasiswa dari
Fakultas Ushuluddin Jurusan Akidah dan Filsafat. Kita terbiasa
memanggil Fajar ini dengan sebutan Pajar Dilao, logat betawinya yang
sangat khas dan apa yang dia katakan selalu mengundang tawa teman-
teman KKN yang lain. Fajar sendiri merupakan orang yang sulit
dihubungi selama pra KKN berlangsung, namun untuk urusan survei
dan selama kegiatan KKN di desa, Fajar merupakan orang yang sangat
cekatan, antusias, inisiatif dan rajin, sehingga perannya sangat
membantu kegiatan KKN selama satu bulan di sana. Lalu, ada lagi
seseorang yang cukup wibawa dalam hal pengambilan keputusan dan
konsep kegiatan, yaitu Badru Hawasi, orang ini biasa dipanggil dengan
sebutan bang Badru. Badru merupakan mahasiswa dari Fakultas Dirasat
Islamiyah, walaupun dia pintar berdakwah, dia juga cukup baik dalam
hal kepemimpinan dan bagus dalam konsep acara, Badru ini cukup
humoris, dia ini merupakan salah satu “kompor” di KKN ILVIL, hampir
selalu ada gosip yang akhirnya menyebar karena celetukan dari dia.
Sampai akhirnya Badru sendiri kena batu simalakama, dia sendiri
tersandung gosip dengan teman KKN saya, hahaha. Hanya saja orang satu
ini sangat sulit dihubungi karena kesibukan organisasinya di luar
kampus, tapi dia masih care terhadap teman-teman kelompok dan

108 | KKN ILVIL 009 2016

kegiatan pada Kuliah Kerja Nyata ini. Berlanjut pada teman laki-laki di
kelompok 009 yang terakhir yaitu Puja Ahmad Habibi, nah orang satu
ini merupakan mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan
Teknologi Informatika. Urusan programming kasih ke dia aja udah
langsung beres. Orang ini biasa akrab dipanggil Habibi tapi di awal
perkenalan saya memanggilnya dengan sebutan Puja, hehehe. Habibi ini
merupakan anak yang sangat kalem. Dia lebih banyak diam ketika
berkumpul dengan teman-teman kelompok KKN baik saat pra KKN
maupun saat KKN berlangsung di desa, walaupun begitu, teman-teman
lain selalu mencoba mengajak Habibi untuk ikut heboh bersama dan
beberapa kali dia ikut tertawa bersama kami. Habibi sangat rajin untuk
kegiatan yang sudah menjadi program kerjanya. Selama KKN beberapa
kegiatan yang menjadi juru kameranya adalah Habibi.

Keharmonisan kelompok KKN ILVIL 009 tidak hanya dibangun
dari sisi anggota yang pria saja, anggota yang perempuan pun turut ikut
andil dalam membentuk keharmonisan kelompok ini. Baiklah kita mulai
dari ibu Bendahara dulu. Patimah Batubara merupakan mahasiswi
Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Dia
ini merupakan orang jauh, dia berasal dari Medan. Patimah merupakan
wanita yang sangat menjadi idola di kelompok saya. Karena dia ini
orang yang menjadi juru masak ibaratnya ya kepala kokinya kelompok
saya hehe. Segala jenis masakan hampir bisa dimasak olehnya. Mulai dari
masak sup ayam, jengkol sampai masakan-masakan yang bersantan pun
dia piawai dalam mengolahnya. Selain itu, Patimah juga sangat ahli
dalam mengajar TPA anak-anak. Dia juga selalu menjadi imam bagi
shalat jama’ahnya perempuan. Pokoknya Patimah ini calon ibu rumah
tangga bangetlah. Udah top pokoknya jadi Umiable. Lalu, Afifah Azmi
Sholihati merupakan mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Dia ini satu-satunya
di kelompok kami yang sudah menikah. Sebenarnya kami semua
diundang untuk datang ke acara pernikahannya, kalau tidak salah
sekitar akhir Mei, akan tetapi, apa daya saya sendiri sedang ada
kesibukan di organisasi yang merupakan acara akbar dari organisasi
saya karena kedatangan tamu dari seluruh kampus KSEI yang ada di
Jabodetabek, sehingga saya tidak bisa hadir dalam acara bahagia bagi

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 109

Afifah. Saya masih ingat ketika Afifah memberikan undangannya
kepada saya. Jujur saya langsung senang dan sedikit baper karena dia
beruntung sekali langsung dipertemukan dengan jodohnya, sedangkan
saya mah apa atuh, pasangan aja belum ada. Afifah merupakan orang yang
sangat semangat sekali, dia memiliki banyak sekali channel ke sponsor
dan lain-lain, sehingga sangat membantu kegiatan KKN. Kemudian,
Rahmawati Rahayu merupakan mahasiswi Fakultas Sains dan
Teknologi Jurusan Teknik Informatika. Dia ini merupakan mahasiswi
program CCIT kerjasama antara UI dan UIN, sehingga masih belum
memahami betul terkait regulasi organisasi dan segala hal tentang UIN.
Wanita yang biasa dipanggil dengan sebutan Ayu ini sangat periang dan
bersemangat. Dia ini sangat cerewet sekali apalagi kalau sudah di kamar
perempuan, heboh deh pasti. Dia ini biasa mengurus pelatihan baris-
berbaris dan paskibraka di SDN Banyu Resmi 01 dan beberapa kali
menjadi juru kamera di berbagai kesempatan prgram kerja KKN ILVIL
009. Adapun yang terakhir adalah Herisfina Fauziah yang merupakan
mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen
Pendidikan. Wanita periang ini biasa dipanggil dengan sebutan Risfi.
Risfi ini merupakan orang yang cukup inisiatif terutama dalam hal
administratif KKN dan juga beberapa kegiatan program kerja KKN
ILVIL 009. Dia sangat peka terhadap hal-hal tertentu seperti temannya
yang sedang sakit, temannya yang sedang kesulitan, dan juga juru
masak nomor 2 di kelompok KKN ILVIL.

Itulah beberapa persepsi yang saya rasakan dan alami terkait
dengan teman kelompok KKN ILVIL 009. Saya sangat amat bersyukur
bisa satu kelompok dengan mereka semua. Mereka semua memiliki
kelebihan masing-masing, memiliki karakter yang unik-unik dan juga
punya hobby/interest yang beragam, sehingga kelompok saya menjadi
lebih berwarna. Alhamdulillah pada kelompok kami tidak ada konflik
yang berarti, tetapi yang namanya perbedaan pendapat pasti ada, dan
hal itu bisa diatasi dengan kepala dingin dan canda tawa yang
dilontarkan untuk tidak terlalu serius, jadi untuk konflik tidak ada yang
sampai memecah belah kelompok kami. Kebersamaan yang kami
rasakan selama pelaksanaan KKN ini sangat berarti buat saya pribadi,
pasalnya saya benar-benar tidak terbiasa dengan kehidupan di desa

110 | KKN ILVIL 009 2016

seperti itu, yang apa-apa serba mandiri, mulai dari memasak, mencuci
pakaian, menyetrika. Pekerjaan-pekerjaan itu tidak biasa saya kerjakan
sendiri di rumah, sehingga saya amat bersyukur bisa KKN bersama
dengan kalian semua karena saya banyak mendapat pembelajaran untuk
menjadi ibu rumah tangga yang baik hehe.

Banyu Resmi, Surga Bagi KKNku
Desa Banyu Resmi merupakan sebuah desa yang sangat elok

terlihat dari pemandangan alamnya yang masih sejuk di mata dan
udaranya juga masih sangat jernih sekali. Desa Banyu Resmi sendiri
terletak di dataran tinggi untuk mencapai kesana diperlukan waktu
kurag lebih 2 jam dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rata-rata
dataran tanahnya digunakan untuk perkebunan teh milik perusahaan
asing dari Korea Selatan, sisanya beberapa dimanfaatkan untuk
persawahan. Untuk perumahannya sendiri masih beum padat seperti di
Tangerang Selatan atau di Jakarta, sehingga bagi saya pribadi yang
cukup jarang melihat keadaan seperti ini sangat senang dapat tempat
KKN yang sangat mempesona ini. Benar-benar idaman sekali bisa
tinggal di kawasan yang sejuk dan nyaman ini, namun, walaupun
kondisi desa yang begitu baik di sini tidak didukung dengan kondisi
pendidikannya. Pendidikan di sini masih sangat rendah dibandingkan
dengan di Tangerang Selatan atau di Jakarta yang notabene anak-anak
kota sangat bersemangat dan berlomba-lomba untuk menuntut ilmu di
sekolah unggulan. Berbanding terbalik dengan Desa Banyu Resmi yang
notabene kurang dalam fasilitas pendidikan yang disediakan oleh
pemerintah. Desa Banyu Resmi hanya memiliki jenjang pendidikan di
tingkat SD saja, sehingga untuk dapat melanjutkan sekolah di tingkat
pendidikan yang lebih tinggi harus menempuh berkilo-kilo meter atau
menyebrang ke desa lain. Selain fasilitas tingkat pendidikan, di SDN
Banyu Resmi 01 tidak memiliki gawang dan tiang bendera dan gawang,
sehingga hal ini membuat para murid tidak bisa mengembangkan
bakatnya di bidang olahraga dan tidak bisa melaksanakan upacara
bendera yang seharusnya dapat dilaksanakan setiap hari senin pagi.
Semangat dan antusias anak-anak untuk dapat melanjutkan pendidikan
ke tingkat yang lebih tinggi juga masih sangat kurang, hal ini
disebabkan dengan jauhnya lokasi pendidikan yang lebih tinggi,
mahalnya ongkos untuk bersekolah, dan banyaknya alasan lain yang

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 111

menjadikan untuk sekolah ke tingkat atas menjadi terkendala, namun,
ketika datang kami para mahasiswa, anak-anak di desa sangat senang,
bersemangat, dan antusias untuk ikut belajar bersama kami, tentunya
belajar mengenai hal-hal baru yang belum banyak diketahui oleh
mereka. Hal inilah yang menjadi penyemangat kami untuk terus
memotivasi dan mengajak anak-anak agar mau dan terus melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Saya sendiri ikut turut andil dalam
program kerja untuk membantu di bidang pendidikan ini seperti ikut
menjadi pengajar dalam kegiatan Amaliyatud Tadris, menjadi MC dalam
kegiatan Pemutaran Film Edukasi di SDN Banyu Resmi, ikut menjadi
instruktur dalam Pelatihan Paskibraka dan Baris-berbaris. Dari segi
keagamaan, masyarakat Desa Banyu Resmi sangat religius, banyaknya
masjid dan juga kegiatan pengajian baik di kalangan anak-anak, ibu-ibu
dan bapak-bapak bahkan sampai sekelas pengajian akbar rutin
dijalankan di sini, sehingga kegiatan yang dapat kami lakukan di bidang
keagamaan hanya mendukung dan melakukan inovasi sedikit seperti
ikut andil menjadi pengajar di kegiatan tahsin qur’an, ikut serta dalam
kegiatan pengajian majelis taklim baik di Kampung Lemah Beureum
dan Kampung Ciawi, ikut serta dalam pendistribusian al-Qur’an dan
Juz ‘Amma di beberapa TPA, serta ikut serta dalam mempersiapkan
segala kebutuhan terkait Tabligh Akbar mulai dari packing snack,
mempersiapkan surat undangan, list konsep dan anggaran belanja,
mengamong dosen pembimbing kelompok 008 dan 009 serta penceramah,
dan segala bentuk lainnya.

Kondisi masyrakat sekitar juga sangat kompak sekali,
keharmonisan masih terjalin erat. Bahkan dengan orang baru seperti
kami pun juga langsung disambut hangat. Kami diterima sebagai
keluarga di sini. Banyak sekali kegiatan yang bersifat sosial yang kami
lakukan selama di sana mulai dari ngeliwet dan nonton bareng warga,
senam bersama, jual beli barang-barang bekas masih layak pakai,
santunan anak yatim, silaturahmi keliling kampung, gotong royong,
perayaan 17 Agustus yang sangat heboh, antusias masyarakat sangat
amat tinggi. Hal itu semua kami lakukan berama-sama dengan para
warga semua. Berbagai kegiatan tersebut tidak akan dengan mudah saya

112 | KKN ILVIL 009 2016

lupakan. Terlalu banyak kenangan indah saat kegiatan tersebut
berlangsung.
Say Arigatou dengan KKN di Banyu Resmi

Tanpa terasa tibalah penghujung akhir KKN berakhir. Tak terasa
hari demi hari telah berlalu begitu cepat. Keharuan saat pamitan pun
tak dapat dihindarkan. Rasanya sedih, haru, semuanya jadi satu. Sedih
harus meninggalkan desa yang banyak memberikan warna bagi saya.
Pengalaman yang tidak akan saya dapatkan jika saya berada di rumah,
pengalaman yang tidak akan bisa dibeli dengan uang, pengalaman yang
benar-benar membekas yang akan terus dikenang sampai kapanpun.
KKN dengan teman-teman yang sangat keren membuat saya sangat
betah di sana, bahkan untuk tinggal dengan mereka di sana lagipun,
saya tidak keberatan, karena hal yang membuat saya betah yaitu hampir
setiap hari, kami semua tidak pernah lepas dari tradisi ketawa dan hal-
hal lucu lainnya yang membuat kami merasa sangat akrab. Banyak
tradisi lainnya yang membuat saya betah, salah satunya adalah ketika
berkumpul dengan teman-teman semua pada malam hari di ruang tamu
rumah Abah Jumhari membicarakan kegiatan KKN di desa dan juga
membicarakan hal-hal lain di luar kegiatan KKN. Bahkan hebatnya,
biasanya saya ini orang yang jarang sekali makan teratur, selama KKN
nafsu makan saya meningkat tajam sehingga menyebabkan berat badan
saya naik, walaupun nafsu makan bertambah, hal itu bukanlah karena
makanan yang kita makan sehari-hari makanan yang enak, akan tetapi,
kebersamaan ketika makan bersama itulah yang membuat saya ingin
makan terus bersama teman-teman.

Akhir kata, dari perpisahan KKN ini, kami terkhusus saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Terima kasih yang
sangat spesial, saya ucapkan terkhusus untuk Abah dan Umi, yang sudah
saya anggap sebagai orang tua sendiri, yang telah memberikan banyak
pelajaran berharga kepada saya, yang telah menganggap saya sebagai
anak sendiri, yang telah dengan ikhlas berbagi rumahnya kepada
kelompok saya, mulai dari dapur, kamar untuk tidur, musholla, TV,
tempat untuk menjemur pakaian, ruang tamu untuk kami bisa
berdiskusi, bahkan sampai dengan kamar mandi yang notabene air di
Desa Banyu Resmi cukup sulit, tapi Abah dengan senang hati selalu

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 113

menyediakan air bersihnya untuk kelompok saya. Tentunya, ucapan
terima kasih ini tidak akan cukup untuk membalas segala kebaikan
yang diberikan kepada saya dan kelompok saya. Hanya doa tulus yang
selalu saya panjatkan kepada Allah, semoga Abah dan Umi, sehat selalu
dan bisa bertemu lagi di lain kesempatan nantinya.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya, tentunya juga saya
ucapkan kepada untuk seluruh masyarakat Desa Banyu Resmi, yang
sudah mengajarkan kepada kelompok saya, khususnya saya sendiri
tentang makna kehidupan sederhana dan bahagia, untuk kebaikan
mereka yang luar biasa, untuk keramahan dan kebersamaan bersama
kami selama ini, untuk segala hal yang bersifat membantu kegiatan
kami. Semoga dengan hadirnya kami di sana dapat memunculkan senja
kebahagiaan yang sangat mempesona yang sulit untuk dilupakan dan
semoga kenangan selama satu bulan ini terus diingat sampai kapanpun.

Sangat banyak kenangan baik suka maupun duka selama satu
bulan tinggal di Desa Banyu Resmi, pengalaman yang benar-benar
membuat saya menjadi lebih dewasa dan banyak belajar hal-hal baru di
sana. Semoga ukhuwah silaturahim dan kebersamaan kita tetep terjalin
erat yaaaa baik antara kelompok ILVIL 009 dan kelompok ASA 008
serta dengan penduduk warga Desa Banyu Resmi.

114 | KKN ILVIL 009 2016

4
PENGABDIAN PENUH ARTI

Afifah Azmi Sholihati

Pengantar
Kuliah kerja nyata (KKN) itu merupakan sebuah kegiatan

pengabdian kepada masyarakat di pedesaan. KKN menjadi program
wajib yang harus diikuti oleh Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
semester enam. Selain mengabdikan diri kepada masyarakat, itu juga
sebagai evaluasi progresif bagi setiap individu karena sebagai mahasiswa
tentunya pasti sudah mempelajari teori, konsep, ide, maupun gagasan.
Setelah itu, barulah pengaplikasiannya di masyarakat supaya lebih
bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.

KKN merupakan program tahunan yang dilaksanakan oleh
kampus saya yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun ini, konsep
KKN-nya berbeda dengan tahun kemarin atau sebelum-sebelumnya.
Tahun ini kelompok dipilih secara acak, satu atau dua dari setiap
Fakultas kalau dijumlahkan satu kelompok terdiri dari 10 atau 11 orang
dari berbagai macam Fakultas yang mengadakan KKN.

Mendaftar KKN via online, saya dan teman-teman saya yang
sekelas menunda pendaftaran dengan alasan supaya mendapat tempat
di daerah Tangerang Selatan yang mana itu merupakan tempat tinggal
kami, setelah mendaftar kami semua pun menunggu kapan akan
dikumpulkan dan dikelompokkan, diberi tahu di mana lokasi desa KKN
saya, dan juga dosen pembimbing.

Setelah itu, setelah kumpul dengan anggota kelompok saya bener-
bener tidak kenal satu sama lain dengan anggota kelompok saya, maka
kita saling kenalan dan komitmen kerja bareng karna KKN bukanlah
tanggung jawab seorang diri tapi tanggung jawab kita semua.

Sesuai dengan nama KKN saya, “ILVIL” Insieme fii Village. Artinya
kebersamaan di desa, dengan berkomitmen kami akan tetap bersama di
desa dalam keadaan apapun. Pada intinya, KKN adalah mengabdi
kepada masyarakat. Saya tidak yakin apakan nanti saya bisa
mengabdikan diri saya kepada masyarakat karena saya akui ilmu yang
saya miliki pun belum begitu memadai untuk persoalan mengabdi. Apa-

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 115

apa yang saya pelajari di perkuliahan belum tentu sesuai dengan apa
yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat.

Ternyata lokasi tempat KKN saya di Bogor. Kebanyakan dari
kakak-kakak kelas saya yang pernah KKN di daerah Bogor bilang kalau
di Bogor susah airnya, tidak ada sinyal, dan jauh dari pasar. Hal itu
membuat saya sedikit khawatir karena itu pasti akan menyulitkan saya
untuk menghubungi keluarga saya nantinya ataupun jika tidak ada air
maka akan sulit untuk mandi dan mencuci pakaian. Dalam bayangan
saya, Bogor itu jauh sekali dan mungkin kondisi jalan yang akan saya
lalui akan terjal, berbatu dan sempit, karena saya tahu, pedesaan yang
desa banget dalam artian masih butuh perhatian kadang kondisi
jalannya kurang bagus.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) itu waktunya sebulan. Jadi, saya dan
teman-teman yang baru saja saya kenal akan di pedesaan yang cukup
jauh selama sebulan. Bahkan untuk kumpul KKN diawal-awal juga agak
sulit karena perbedaan jadwal kuliah dari setiap anggota kelompok dan
kesibukan-kesibukan yang lainnya. Ada yang belum mencatat nomor
teleponnya, sehingga sulit dihubungi dan segala macamnya.

Lalu, setelah itu saya dan teman-teman kelompok saya
membentuk semacam struktur, menentukan siapa yang akan menjadi
ketua kelompok, sekertaris, bendahara, bagian acara, sponsorship,
perlengkapan dan konsumsi. Kebetulan saya dipilih menjadi bagian
acara yang merumuskan berbagai usulan dalam program kerja KKN
kami dalam waktu sebulan. Saya dan teman-teman kumpul untuk
menentukan apa saja yang akan kita masukkan sebagai program kerja
dalam KKN kami.

Berbagai kendala mulai bermunculan, untuk membahas program
kerja KKN itu perlu dihadiri oleh semua anggota kelompok, namun,
kenyataannya terkadang ada saja yang tidak datang itu sangat
menyulitkan karena saya tahu setiap kepala pasti memiliki ide-idenya
tersendiri. Maka, jika satu orang tidak datang berarti di kumpul
berikutnya akan datang ide-ide lain dan ide-ide yang sudah
dicantumkan terancam dihapus atau ketidaksetujuan dari satu anggota
tersebut. Dari sini saatnya belajar untuk sabar, menahan amarah, saling
mengerti dan memahami satu sama lain, karena setiap orang memiliki
karakter yang berbeda-beda.

116 | KKN ILVIL 009 2016

Kendala yang saya alami selanjutnya, mencocokkan program kerja
yang sudah saya dan teman-teman buat dengan apa yang dibutuhkan
sebenarnya oleh desa itu sendiri dan ternyata setelah tahu desa seperti
apa, permasalahan terbanyak dan tersulit pada aspek apa, kemudian
kami rombak program kerja yang sudah kami tulis dan rancang
disesuaikan dengan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat
di desa itu sendiri.

Selanjutnya mulai menganggarkan berapa kebutuhan dari setiap
program kerjanya. Dengan waktu yang sangat mepet, kami mulai
menyebar proposal ke link-link yang kami punya, karena waktu yang
sangatlah mepet, alhasil tidak memenuhi semuanya untuk beberapa
program kerja yang kami buat. Pada akhirnya, saya dan teman-teman
mulai berpikir untuk mengurangi beberapa yang sekiranya tidak terlalu
dibutuhkan oleh masyarakat dan memilih program kerja yang tidak
terlalu banyak mengeluarkan uang.
Inilah Ukhuwah kita !

Lokasi KKN kami di Desa Banyu Resmi, Cigudeg-Kabupaten
Bogor. Selama sebulan saya dan teman-teman kelompok saya KKN di
sana begitu berkesan karena saya bisa lebih bermanfaat untuk orang
lain dan banyak pembelajaran yang saya dapatkan serta memahami arti
hidup yang sesungguhnya. Pengabdian selama sebulan memanglah
tidak mudah apalagi bersama orang-orang yang baru saja saya kenal,
akan lebih banyak hal yang harus saya lakukan dan perhatikan. Apalagi
kita sebagai mahasiswa di Universitas Islam harus menjaga nama baik
universitas. Oleh karena itu, sebaik mungkin harus menjaga tingkah
laku.

Mayoritas dari anggota kelompok KKN saya suku betawi jadi
suasana saat kumpul penuh dengan canda tawa, namun, terkadang
bercandanya berlebihan mungkin bagi yang belum terbiasa akan sakit
hati dengan perkataan tersebut. Bukan hanya berbeda-beda Fakultas
tetapi juga beda suku. Ada suku sunda, betawi, jawa, dan ada juga yang
dari daerah Medan, Jambi dan lain-lain. Oleh karena itu, harus saling
menghormati dan memahami satu sama lain.

Saya dan beberapa teman saya seperti mengalami culture shock
terutama untuk yang tidak pernah tinggal di desa sebelumnya dan

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 117

selalu tinggal di daerah perkotaan, tidak tahu caranya bermasyarakat,
egois, tidak biasa masak di rumah karna biasanya dirumah ada yang
menyiapkan dan lain sebagainya. Pasti ada rasa gelisah, terkejut, tidak
nyaman, hingga homesick di awal-awal tinggal di desa.

Harap maklum karena bagi sebagian orang yang terbiasa hidup
serba ada mungkin agak berbeda. Sebagaimana kita tahu bahwa di Desa
Banyu Resmi itu kuantitas airnya tidak terlalu banyak, jarak tempuh
desanya cukup jauh sekitar 70 km dari kampus kami, banyak anjing-
anjing yang berkeliaran dekat rumah yang sangat mengganggu, ada
musik-musik tidak islami di malam hari, anak-anak muda laki-laki
perempuan dengan bebasnya bergaul, boncengan berdua, jauh dari
angkutan umum, jauh dari pasar itu mungkin yang menjadi penyebab
culture shock yang saya dan teman-teman alami.

Namun itu semua tidak menyurutkan semangat kita, buktinya
saya dan teman-teman saya tetap bersama-sama KKN di sana walau
gimana pun keadaannya dengan mencoba mempelajari segala hal dan
menerima semuanya dengan lapang dada agar pengabdian di desa bisa
berjalan dengan lancar dengan menganggap bahwa dimana pun
tempatnya selagi masih di Indonesia itulah rumah kita.

Seiring berjalannya waktu, teman saya yang tadinya tidak pernah
campur tangan masak memasak akhirnya mulai ikut ke dapur dan
membantu teman yang lainnya. Teman saya yang kaku dan tidak “tahu”
cara bermasyarakat dengan sendirinya dia bisa bermasyarakat dan
teman-teman yang lainnya mulai bahu membahu tidak ada lagi rasa
kesal di dalam hati semuanya kerja bareng.
Pembelajaran Penuh Arti

Setelah saya mengetahui bahwa lokasi tempat KKN saya di Desa
Banyu Resmi, Cigudeg, awalnya saya mencari tahu via internet, di
internet saya menemukan beberapa pemberitaan buruk tentang Desa
Banyu Resmi, Banyak juga komentar-komentar buruk tentang Desa
Banyu Resmi. Pendidikan di Desa Banyu Resmi juga masih minim,
kebanyakan masyarakat yang tinggal di sana hanya lulusan Sekolah
Dasar (SD). Terutama bagi anak perempuan yang lulusan SD langsung
menikah sementara yang laki-laki membantu orang tuanya menanam
padi di sawah.

118 | KKN ILVIL 009 2016

Desa Banyu Resmi juga terdapat pertambangan emas yang saat ini
statusnya masih illegal namun kebanyakan dari masyarakat Desa Banyu
Resmi bekerja di sana untuk menafkahi keluarganya. Bayangkan, jika
statusnya masih illegal mungkin suatu saat nanti akan ditarik oleh
Pemerintah maka banyak masyarakat Desa Banyu Resmi yang tidak bisa
bekerja lagi dan tidak bisa lagi menafkahi keluarganya.

Sebagian dari masyarakat Desa Banyu Resmi ada yang bekerja di
perkebunan teh yang tentunya perkebunan teh itu bukanlah milik
orang di Desa Banyu Resmi atau orang Indonesia itu sendiri melainkan
orang luar Warga Negara Asing (WNA) yaitu Korea dan Taiwan. Jadi,
masyarakat Desa Banyu Resmi bekerja banting tulang untuk negara
orang.

Setelah saya sampai di Desa Banyu Resmi, ternyata kondisi
lokasinya tidak terlalu buruk seperti yang saya bayangkan sebelumnya.
Jalannya bagus, pemandangan di sekitarnya bagus, udaranya sangat
sejuk apalagi di pagi dan malam hari, sinyal di sana juga kenceng, kualitas
dan kuantitas airnya juga bagus.

Masyarakat di sana orangnya ramah-ramah walaupun kami belum
saling kenal, khususnya saya yang tidak bisa berbahasa sunda maka di
sana saya hanya senyum-senyum seakan mengerti pembahasan mereka,
karena tidak semua masyarakat Desa Banyu Resmi mengerti berbahasa
Indonesia. Kebanyakan dari mereka hanya lulusan Sekolah Dasar (SD).
Oleh karena itu, hanya sebagian orang saja yang mengerti berbahasa
Indonesia.

Masyarakat Desa Banyu Resmi sangat ramah pada kami walaupun
saya dan teman-teman baru saja beberapa hari di Desa Banyu Resmi.
Masyarakat Desa Banyu Resmi memberikan berbagai banyak
pembelajaran kepada kami khususnya saya bahwa ternyata hidup itu
sesederhana itu, tidak menuntut yang lebih. Kadang manusia merasa
tidak puas atas hal yang ia punya, ingin yang lebih dan tidak pernah
bersyukur atas hal yang ia punya.

Masyarakat Desa Banyu Resmi juga sudah menganggap kita
sebagai saudaranya atau kerabat di Desa Banyu Resmi jadi saling tolong
menolong dan bekerjasama gotong royong membersihkan lingkungan
pedesaan. Di minggu kedua kami di sana kami mengadakan acara

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 119

ngeliwet bareng jadi satu desa kumpul, masak bareng, makan bareng, dan
nonton bareng, dan semuanya dilakukan bareng-bareng. Itu semua
dilakukan untuk mempererat persaudaraan kami dan masyarakat Desa
Banyu Resmi.

Saya dan teman-teman tinggal di satu rumah seorang tokoh
masyarakat di Desa Banyu Resmi khususnya Kampung Leumah Bereum
yang kerap disapa dengan sebutan Mang Jum atau Abah dan istrinya yang
biasa dipanggil Ummi. Mereka sudah menganggap saya dan teman-
teman saya sebagai anak-anaknya sendiri yang harus mereka jaga. Abah
dan Ummi pun sudah kami anggap sebagai orang tua kami yang harus
kamu hormati. Bahagianya kami di Desa Banyu Resmi karena
masyarakatnya baik-baik dan ramah sekali kepada kami. Saya dan
teman-teman saya juga mengikuti kegiatan rutin pengajian ibu-ibu Desa
Banyu Resmi yang diadakan di Kampung Lemah Bereum setiap kamis
pagi, dan mereka tidak pernah menghiraukan kami bahkan mereka
menganggap kami sebagai orang di Desa Banyu Resmi juga seperti yang
lainnya. Teman saya juga diberi kesempatan untuk berkontribusi di
agenda pengajian tersebut dengan membaca kalam illahi.

Kami merasa berhutang budi pada masyarakat Desa Banyu Resmi
karena kami sadar kami tentu tidak akan bisa membalas kebaikan
mereka semua. Mereka semua sudah begitu baiknya pada kami, dengan
berbekal ilmu yang pas-pasan dan do’a yang tak terhenti kami selalu
mendo’akan Desa Banyu Resmi untuk berjaya terus dan lebih baik lagi
kedepannya.

Kami juga bukan seorang alim yang berilmu banyak, tentu kami
juga terbatas bahkan mungkin bapak-bapak dan ibu-ibu masyarakat
Desa Banyu Resmi lebih memiliki ilmu serta pengalaman yang banyak
dibandingkan kami yang hanya seorang mahasiswa. Kami merasa
minder, tidak percaya diri khususnya saya, yang sadar bahwa ilmu yang
saya miliki masihlah kurang dan sedikit saya merasa tidak pantas
mengajarkan anak-anak Desa Banyu Resmi di sekolah.

Ternyata anggapan saya itu sangatlah salah. Ternyata dengan
bekal ilmu yang pas-pasan saya bisa bermanfaat buat mereka khusunya
anak-anak sekolah dasar (SD) di sana. Apa yang saya ajarkan, mereka
merasa itu adalah hal yang baru saja mereka ketahui dan mereka senang

120 | KKN ILVIL 009 2016

sekali bisa mendapatkan ilmu tersebut. saya dan temean saya juga
mengajar di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) milik asatidz di Desa
Banyu Resmi. Senangnya ketika saya bisa bermanfaat untuk orang lain
dan bisa sama-sama belajar di Desa Banyu Resmi.

Sebulan mengabdi di Desa Banyu Resmi terasa hanya sebentar,
rasanya tidak ingin berpisah dengan masyarakat Desa Banyu Resmi.
Akhirnya di perhujung acara penutupan kami mengadakan acara
pengajian akbar atau Tabligh Akbar yang segala persiapannya bukan
hanya saya dan teman-teman yang menyiapkannya melainkan warga
setempat juga ikut membantu mempersiapkannya. Mulai dari Pak RT,
Bu RT, kang ujang, kang ajo, mang jum, ummi, bi moneng, teh olip serta bapak-
bapak dan ibu-ibu lainnya hingga acara tersebut berjalan dengan lancar
dan haru. Terima kasih atas bantuannya bapak-bapak dan ibu-ibu
sekalian.

Pengabdian yang Terbatas
Selama sebulan saya mengabdi di Desa Banyu Resmi, Kecamatan

Cigudeg memang masih kurang untuk melakukan perubahan yang
berarti untuk desa dan masyarakat Desa Banyu Resmi, karena
Perubahan besar pun harus dilakukan dalam waktu yang cukup
panjang dan harus dengan rencana yang matang.

KKN ILVIL mengadakan workshop kerajinan tangan dari limbah
plastik, dengan harapan masyarakat Desa Banyu Resmi khusunya ibu-
ibu yang berada di desa dapat memanfaatkan peluang yang ada, barang
yang ada untuk mulai berpikir untuk berwirausaha menghasilkan uang
dengan cara yang mudah dan kreatif.

Masyarakat Desa Banyu Resmi ingin berwirausaha tetapi belum
ada modal dan belum mengetahui usaha apa yang akan diperdagangkan.
Padahal, kalau di telusuri Desa Banyu Resmi memiliki peluang yang
sangat besar untuk membangun usaha, bisa usaha kayu, batu, dan
tumbuhan karena kekayaan alam yang ada di Desa Banyu Resmi sangat
kaya hanya saja masyarakat belum mengetahui cara dan strateginya.

Permasalahan selanjutnya itu perihal pendidikan. Inilah salah satu
penyebab dari seluruh aspek, karena kebanyakan dari masyarakat Desa
Banyu Resmi hanya lulusan sekolah dasar (SD), maka mereka tidak
memahami hal apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
uang agar dapat menyejahterakan keluarganya. Akhirnya kebanyakan

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 121

dari masyarakat Desa Banyu Resmi bekerja di tempat-tempat yang
justru statusnya masih illegal atau milik negara lain.

Alasan mereka, kebanyakan dari orang tua tidak memahami
pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, sehingga dibiarkan hanya
lulusan Sekolah Dasar (SD) dan tidak melanjutkan lagi ke jenjang
berikutnya, faktor lain dari orang tua yang tidak melanjutkan
pendidikan yaitu karena akses jalan untuk ke sekolah SMP-nya
sangatlah jauh, tidak adanya angkutan umum untuk menuju ke sana.
Akhirnya mereka memilih untuk tidak sekolah, tidak melanjutkan
pendidikan ke jenjang berikutnya. Bayangkan jika hal itu dibiarkan
terus menerus maka dikhawatirkan akan menimbulkan hal-hal yang
tidak diinginkan.

Jika saya tinggal bersama mereka menjadi masyarakat Desa Banyu
Resmi saya akan berupaya membangun komunikasi dengan pemerintah
setempat, kepala desa, bupati, walikota dan lain-lain. Menceritakan
permasalahan yang ada di Desa Banyu Resmi dan meminta bantuan
kepada pemerintah agar dibangunkan Sekolah Menengah Pertama
(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga Universitas, karena
pendidikan adalah akar dari segala permasalahan. Saya akan mengajak
teman-teman saya untuk bergabung bersama-sama menyejahterakan
orang-orang fakir miskin, dan seluruh masyarakat Desa Banyu Resmi
dengan mencoba masuk ke dalam aspek perekonomian, aspek
pendidikan dan aspek spiritual.

Mengenai aspek spiritual yaitu di sana masih terdapat anak-anak
muda yang tidak jelas arah dan tujuannya. Saya ingin merubah sedikit
demi sedikit akhlak dan moralnya. Tentu dimulai dari orang tuanya
diberi pemahaman mengenai bahaya jika membiarkan anak-anak
berlaku seperti itu dan kewajiban mendidik anak-anak dengan baik.
Setelah itu, barulah saya mendatangkan tokoh-tokoh atau artis yang
sekiranya bisa menginspirasi agar dapat melakukan perubahan dalam
aspek spiritual kepada anak-anak muda atau remaja.

Desa Banyu Resmi banyak anak-anak kecil sudah semangat
menghafal al-Qur’an, namun, tidak di dukung oleh fasilitas atau
lembaga yang dapat mengajarkannya. Saya kira itu mungkin akan
bermanfaat jika saya bisa membangun Lembaga Qur’an untuk anak-

122 | KKN ILVIL 009 2016

anak dan orang tua, sehingga terciptanya masyarakat madani,
masyarakat yang mencintai al-Qur’an. Aamiin Ya Rabbal Aalamiin..

Akhirul kalam, Terima kasih kepada seluruh warga Desa Banyu
Resmi yang telah menerima kami dengan baik di desa, dan telah
menjaga kami selama sebulan penuhnya. Semoga apa yang kami lakukan
selama sebulan dapat bermanfaat untuk kemajuan Desa Banyu Resmi
kedepannya, dan juga untuk adik-adik Sekolah Dasar (SD) Banyu
Resmi 01 dan SD Cikawung 02 semoga selalu semangat belajarnya dan
dapat meraih cita-cita demi kemajuan Desa Banyu Resmi. Maafkan
kesalahan dan kurangnya kami, kami hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari sebuah kesalahan. Silahkan ambil yang baik dan sekiranya
bermanfaat buat bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian dan buang yang
buruk-buruknya. Semoga Allah selalu memberi keberkahan bagi kita
semua.

Teruntuk sahabat-sahabat saya KKN ILVIL (Insieme Fii Village) dan
kelompok KKN ASA semoga kita selalu berada dalam naungan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Tetap terjaga ukhuwah dan persaudaraannya hingga
YaUmil Qiyamah. Ayo kita bareng-bareng ke Desa Banyu Resmi lagi
mengunjungi saudara-saudara kita yang di sana untuk bersilaturrahim
kembali.

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 123

5
MAKNA PENGABDIAN BAGIKU

Herisfina Fauziah

Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Mataku
Mendengar kata-kata KKN (Kuliah Kerja Nyata). Jujur, itu hal

yang asing di telinga saya. Ya jelas, karena, ini pertama kalinya Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan berpartisipasi dalam kegiatan Kuliah Kerja
Nyata, dan Jurusan saya Manajemen Pendidikan satu-satunya Program
Studi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang mengikuti Kuliah
Kerja Nyata (KKN). Angkatan saya, 2013 menjadi angkatan yang
pertama kali mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sungguh hal yang
baru buat saya dan teman-teman saya yang lainnya. Bingung harus
berbuat apa, mendengar cerita dari kakak kelas pun rasanya sedikit
mustahil karena kakak kelas juga belum pernah melakukan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) sebelumnya. Ada rasa ketakutan yang ada dalam
diri saya, karena, saya bener-benar tidak mengetahui tentang teman-
teman saya di sana nantinya dan juga saya tidak mengetahui lokasi desa
yang akan saya dapatkan, tetapi, bermodalkan keyakinan dan do’a, saya
yakin semuanya akan dipermudah. Tiba waktunya dimana hari
ditentukannya nama-nama kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) oleh
Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM). Pada saat itulah pertama kalinya
saya mengenal teman-teman seperjuangan saya kelompok 9. Benar-
benar belum pernah ketemu, belum pernah kenal karena memang kita
berasal dari Fakultas dan Jurusan yang berbeda-beda.

Masih teringat saat pertama kali ketemu yang hanya diam-
diaman, ada yang sibuk main handphone, ada yang sibuk melamun. Hari
demi hari berlalu begitu cepat. Kami mulai sering berkumpul bersama
membahas tentang nama kelompok, program kerja dan masih banyak
lagi untuk membuat kami saling mengenal satu sama lain, tetapi ketika
itu kami belum sangat mengenal satu sama lainnya. Hanya sekedar
mengenal nama dan sedikit kepribadian masing-masing, karena
kesibukan masing-masing membuat kami juga sedikit susah untuk
bertemu lengkap 10 orang. Bahkan ada yang baru saya kenal banget
ketika KKN berlangsung, ketika berkumpul beberapa kali, terbentuklah
nama kelompok kami yaitu ”ILVIL 009”. Mungkin sedikit aneh

124 | KKN ILVIL 009 2016

didengar namun sejatinya nama itu memiliki makna yang mendalam
yaitu “Insieme Fill Village” yang artinya kebersamaan di desa. Beberapa
bulan berlalu setelah kelompok ditetapkan, selanjutnya adalah
pembagian desa tempat kami akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) nantinya. Keluarlah nama Desa Banyu Resmi, Cigudeg Bogor
sebagai lokasi mengabdi kami. Kelompok kami semakin bersemangat
mencari tau tentang Desa Banyu Resmi, termasuk saya yang langsung
googling waktu itu.
Unforgettable Memories

Penentuan tempat sudah ditentukan teringat kembali saat survei
pertama kali ke Desa Banyu Resmi. Pertama kali menginjakkan kaki di
desa, saya langsung jatuh cinta sama keindahan alam di sana. Keindahan
alam yang tidak akan pernah saya dapatkan di kota. Ditambah lagi
dengan keramahan penduduknya yang menyambut kedatangan kami
ketika pertama kali menginjakkan kaki di sana. Pertama kali datang
kesana untuk survei disambut dengan senyum keramahan warga Desa
Banyu Resmi. Satu hal yang ada dibenak saya waktu itu adalah anggap
saja lagi hidup di pondok pesantren. Tiga tahun saja saya mampu masa
Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang hanya sebulan saya tidak mampu.
Survei pertama berjalan dengan lancar. Bahkan untuk mencari tempat
tinggal pun alhamudulillah tidak ada kesulitan sama sekali. Begitu sampai
di desa, kami langsung diarahkan untuk kerumah Abah Jumhari. Di sana
kami disambut dengan baik dan alhamdulillah diperbolehkan untuk
tinggal di sana selama sebulan. Mahasiswa UIN tahun sebelumnya juga
biasanya tinggal di sana. Jadi, kami bukan mahasiswa pertama yang
tinggal di sana.

Bulan demi bulan terlewati dengan begitu cepat. Tak terasa
waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tiba. 25 Juli 2016, dari
sinilah perjalanan kami (Nu’man, Badru, Fajar, Fahri, Habibi, Erna,
Risfi, Ayu, Patimah, Afifah) dimulai. Meninggalkan keluarga tercinta
selama sebulan demi mengabdi pada masyarakat Desa Banyu Resmi.
Berbekal ilmu yang tidak seberapa, kami bertekad untuk melakukan
yang terbaik demi masyarakat Banyu Resmi. Hari pertama di desa, kami
masih bingung mau melakukan apa. Hanya sekedar perkenalan bersama
Abah (pemilik rumah tempat kami tinggal). Sesama teman KKN pun

Pesona Senja Kebahagiaan Desa Banyu Resmi | 125


Click to View FlipBook Version