The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

MGMP merupakan wadah Pengembangan Kompetensi Berkelanjuta Guru

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Jainudin Usman, 2024-06-03 23:47:01

Model Grow Me Membangun SInergi Teamwork MGMP Mandiri

MGMP merupakan wadah Pengembangan Kompetensi Berkelanjuta Guru

Keywords: MGMP Mandiri

Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | i


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  Penulis: Jainudin  ISBN  978-623-308-143-6 Editor: M. Azharul Iman  Penata Letak: @timsenyum  Desain Sampul: @timsenyum  Copyright © Pustaka Media Guru, 2020  viii, 82 hlm, 14,8 x 21 cm  Cetakan Pertama, November 2020  Diterbitkan oleh  CV. Pustaka MediaGuru Anggota IKAPI Jl. Dharmawangsa 7/14 Surabaya Website: www.mediaguru.id Dicetak dan Didistribusikan oleh  Pustaka Media Guru  Hak Cipta Dilindungi Undang‐Undang Republik Indonesia Nomor 19  Tahun2002 tentang Hak Cipta, PASAL 72 


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | iii Kata Pengantar lhamdulillahi Rabbil Alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT, penulismengucapkan bahwa best practice ini yang berjudul Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri dapat penulis selesaikan tepat waktu, berkat kerja sama sinergi antara PS, KS, dan TAS dalam mengimplementasikan hasil program kemitraan yang penulis lakukan di SMK‐SMK Surabaya. Tak lupa penulis sampaikan mengucapakan terima kasih kepada yang telah membantu kami mewujudkan MGMP mandiri guru produktif. 1. Dr. H. Slamet Winaryo, M.Si. selaku kepala Dinas Pendidikan Kotim yang telah memberikan dukungan dan arahan mewujudkan MGMP Guru Produktif SMK. 2. Bapak Dr. Halim selaku Kabid SMK Dinas Pendidikan Kotim yang telah memberikan arahan untuk mewujudkan MGMP Guru Produktif SMK. 3. Ibu Dra. Lismayani selaku kepala SMKN 1 Sampit yang telah memfasilitasi penulis mewujudkan MGMP Guru Produktif SMK. 4. Drs. INO selaku ketua MKKS SMK Kab. Kotim yang telah memberikan dukungan penuh untuk terbentuknya MGMP Guru Produktif SMK. 5. Kepala SMK se Kab. Kotim yang juga telah mendukung mewujudkan MGMP Guru Produktif SMK. A


iv | Jainudin Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif terhadap buku ini agar dapat memperbaiki hasil implementasi program kemitraan PTK Dikmen di masa yang akan datang dalam bentuk best practice yang lebih baik lagi bagi guru‐guru produktif SMK di Kab.Kotawaringin Timur khususnya sebagai contoh karya pengembangan kompetensi profesional (hasil PKB Guru). Penulis


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | v Prakata lhamdulilah, rasa syukur yang tiada terbatas penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat karunia dan kekuasaan‐Nya, penulis dapat menerbitkan buku kecil ini hingga sampai ditangan pembaca. Shalawat dan salam juga senantiasa penulis aturkan ke haribaan Nabi Muhammad SAW. Buku ini bukan sekadar bagaimana agarforum atau wadah kegiatan guru KKG/MGMP tersebut dapat memotivasi diri guru, memanajemen diri guru, menggali inspirasi, membuat inovasi, dan melakukan pengembangan profesional guru secara berkelanjutan dengan memanfaat berbagai platform IT untuk pembelajaran, akan tetapi dipersembahan untuk guru‐ guru hebat siap untuk berkarya dan berinovasi melalui forum atau wadah kegiataan KKG/MGMP dengan membangun sinergi team work MGMP Mandiri Model Grow Me berkolaborasi dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas pembina, kepala sekolah dan tenaga kependidikan, dunia usaha‐dunia industri (DUDI), dan perguruan tinggi Tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada   semua pihak yang telah membantu penulis mewujudkan buku ini  terutama sekali kepada Ibu Prof. Dr. Tri Marhaeni Puji Astuti selaku narasumber Diklat online APSI, Ibu   Istiqomah, S.Pd., M.Pd. dan Sri Subekti, S.Pd., M.K.Pd.    selaku pembimbing menulis buku dari Penerbit MediaGuru, serta pengurus APSI A


vi | Jainudin Pusat yang telah memfasiltasi pelatihan menulis buku bagi Pengawas Sekolah. Kritik dan saran yang konstruktif terhadap buku ini sangat diharapkan, agar penulis dapat memperbaiki karya penulis di masa mendatang. Semoga buku ini bisa menginspirasi guru‐ guru dan kepala sekolah memberdayakan KKG/MGMP sebagai wadah peningkatan kompetensi profesional guru secara kontinu.


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | vii Daftar Isi Kata Pengantar ..........................................................................iii Prakata ....................................................................................... v Daftar Isi ....................................................................................vii Bab I Pendahuluan......................................................................1 Bab II Konsep dan Pengembangan Team Work KKG/MGMP Mandiri................................................................... 4 A. Membangun Sinergi dengan Model Grow Me .............. 4 B. Sinergi PS, KS, dan TAS Terhadap MGMP Mandiri ....... 9 C. Pengembangan KKG dan MGMP..................................14 Bab III Langkah Pemecahan Masalah ...................................... 31 A. Metode, Teknik, dan Strategi Pembinaan Teamwork MGMP Mandiri ........................................... 31 B. Strategi Pembinaan Teamwork MGMP Mandiri Model GROWME.......................................................... 33 Bab IV Bangun Sinergi Teamwork KKG/MGMP Mandiri Model GROWME...................................................................... 36 A. MGMP Produktif Pemasaran ....................................... 38 B. MGMP Administrasi Perkantoran................................ 44 C. MGMP Akuntansi...........................................................52 D. MGMP RPL Script ......................................................... 56 E. MGMP Teknik Jaringan ................................................60


viii | Jainudin F. MGMP Multimedia 3D..................................................64 Bab V Dukungan Stakeholder.................................................. 70 Bab VI Penutup ........................................................................ 74 A. Kesimpulan ................................................................... 74 B. Saran ............................................................................. 76 Daftar Pustaka ..........................................................................77 Profil Penulis .............................................................................81


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 1 Bab I Pendahuluan engembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya pengembangan profesional guru, merupakan usaha mempersiapkan guru agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan memberikan rasa percaya diri untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai petugas profesional. Pengembangan atau peningkatan kemampuan profesional harus bertolak pada kebutuhan atau permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru agar bermakna. Undang‐Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 ayat (b) mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pernyataan Undang‐ Undang di atas pada intinya mempersyaratkan guru untuk memiliki: (a) Kualifikasi akademik minimum S1 atau D‐IV;  (b) Kompetensi    sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (c)   Sertifikat pendidik.    Undang‐Undang ini diharapkan memberikan suatu kesempatan yang tepat bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan P


2 | Jainudin melalui pelatihan, penelitian, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan profesional lainnya. Kegiatan tersebut sangat dimungkinkan dilaksanakan di Kelompok Kerja Guru (KKG), atau di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), mengingat wadah ini dijadikan sebagai tempat melakukan pertemuan bagi guru mata pelajaran sejenis. Peran forum pertemuan guru di KKG atau MGMP yang sangat strategis untuk meningkatkan kompetensi profesional guru dan kinerja guru. Bagi guru SMK, khusus mata pelajaran produktif, mewujudkan dan memberdayakan KKG atau MGMP guru merupakan hal mendesak yang harus segera dilakukan karena selama ini belum ada KKG/MGMK.    Akibatnya, guru‐ guru SMK, terutama guru mata pelajaran produktif mengalami kesulitan dalam mengembangkan kompetensi profesionalnya. Guru guru SMK produktif di Kotawaringin Timur belum mendapatkan dukungan penuh dari kepala sekolah dan dinas pendidikan untuk membentuk KKG/MGMP SMK. KKG/MGMP yang ada di Kotawaringin Timur adalah KKG/MGMP SD, SMP, dan SMA. Karena mata pelajaran produktif berbeda karakternya dengan mata pelajaran pada ketiga jenjang pendidikan tersebut, guru‐guru SMK enggan untuk bergabung dengan KKG/MGMP SD, SMP, dan SMA. Dampak yang dirasakan bagi guru‐ guru adalah kesulitan dalam meningkatan komptensinya secara berkelanjutan.    Eksistensi sinergi pendampingan pengawas sekolah, kepala sekolah, dan tenaga adimistrasi sekolah merupakan solusi untuk meningkatkan kinerja guru, antara lain melalui berbagai pelatihan instruktur, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu manajemen KKG atau


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 3 MGMP. Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan KKG atau MGMP menyebutkan masih banyak KKG atau MGMP yang belum menunjukkan kinerja yang berarti. Di beberapa daerah, kinerja KKG atau MGMP cukup menggembirakan, namun di sebagian besar daerah lainnya masih memprihatinkan atau   belum optimal  diberdayakan sebagai wadah pengembangan keprofesional berkelanjutan (PKB). Di samping itu, belum ada rambu‐rambu/petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dan pengurus KKG atau MGMP dalam melakukan aktivitas kelompok kerja atau musyawarah kerja. Dari segi pendampingan, instruktur juga belum intensif melaksanakan pendampingan pada para guru sebagai tindak lanjut pelaksanaan kegiatan KKG atau MGMP.   Dengan lebih terstrukturnya kegiatan guru yang dilakukan di KKG atau MGMP, kegiatan yang dilaksanakan guru dapat meningkatkan kinerja guru dan dapat diperhitungkan angka kreditnya untuk mengajukan kenaikan kepangkatan. Karena itulah terbangunnya bangun sinergi team work MGMP yang mandiri sangat diperlukan, agar pelaksanaan kegiatan pengembangan kompetensi guru khususnya kompetensi profesionalnya menjadi lebih baik. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menerapkan model Grow Me untuk meningkatkan kompetesi guru khusus guru produktif SMK dengan menerapkan model Grow Me. Dengan demikian, aktivitas yang dilaksanakan dapat lebih terarah dan dapat dijadikan wahana bagi pengembangan profesionalisme guru yang bermutu, mandiri, dan berkelanjutan


4 | Jainudin Bab II Konsep dan Pengembangan Team Work KKG/MGMP Mandiri A. Membangun Sinergi dengan Model Grow Me Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru berpijak pada kondisi objektif   profil kompetensi guru. Kondisi objektif profil kompetensi guru ini diperoleh berdasarkan data hasil supervisi yang dikembangkan oleh pengawas sekolah pada tahun sebelumnya dan diselaraskan dengan tugas pokok guru dalam kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil belajar merujuk pada kurikulum yang berlaku. Saat ini, untuk mendapatkan data riil kondisi objektif profil kompetensi guru dalam pelaksanaan supervisi akademik digunakan instrumen supervisi akademik berbasis pada implementasi Kurikulum Tahun 2006 baik untuk perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran.    Dengan demikian, profil kompetensi guru yang akan diperoleh merepresentasikan kompetensi yang sesuai dengan tuntutan implementasi kurikulum 2006.


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 5 Dalam konteks implementasi Kurikulum 2013, instrumen supervisi akademik perlu dikembangkan sesuai dengan pendekatan pembelajaran, model pembelajaran, dan penilaian yang secara    esensial    berorientasi    pada pembentukan karakter, pengembangan kreativitas, dan inovasi. Sebagai contoh, penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran oleh guru harus mengacu pada pendekatan saintifik yang merefleksikan aktivitas mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Perangkat penilaian mengacu pada penilaian otentik yang terpadu meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan di mana pelaksanaan penilaian berbasis proses, produk, dan portofolio. Dengan demikian, dalam implementasi Kurikulum 2013 diperlukan pengawas sekolah yang dapat melaksanakan supervisi akademik dan berperan sebagai inisiator, fasilitator, motivator, dan inspirator. Penggunaan instrumen hasil pengembangan yang disesuaikan dengan impelementasi Kurikulum 2013 dalam pelaksanaan supervisi akademik dapat menghasilkan profil kompetensi guru berdasarkan tuntutan Kurikulum 2013. Pendekatan dan teknik pembinaan sangat tergantung kepada kondisi yang meliputi tingkat kompetensi dan motivasi guru. Guru dengan kondisi kompetensi (IQ/abstraksi/kreativitas) rendah dan motivasi (komitmen/dedikasi) rendah pembinaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan direktif. Guru dengan kompetensi rendah dan motivasi tinggi pembinaannya dengan pendekatan kolaboratif. Guru dengan kompetensi tinggi dan motivasi rendah menggunakan pembinaan dengan pendekatan kolaboratif. Guru dengan kompetensi tinggi dan


6 | Jainudin motivasi tinggi menggunakan pembinaan dengan pendekatan indirektif.    Pendekatan dan teknik pembinaan pengawas sesuai kompetensi guru dapat dilihat pada gambar berikut. Salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh pengawas sekolah untuk pembinaan guru sesuai kondisi  psikologis guru   yang ditunjukkan  oleh diagram paradigma tipe guru tersebut dapat dengan coaching. Secara sederhana, coaching merupakan proses mengantar atau mendampingi orang yang dibina dari kondisi saat ini kepada kondisi yang lebih baik sesuai dengan kebutuhannya. Hayes (2003) menulis bahwa coaching adalah kunci dari keberhasilan dalam suatu proses managemen karena coaching membawa orang‐orang untuk selalu berkontribusi dan berpartisipasi sebagai mitra kerja yang aktif. Coaching yang efektif adalah proses yang dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.Hal ini selaras dengan pendapat Parsloe (1999) yang mengatakan bahwa coaching adalah suatu proses yang memungkinkan


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 7 pembelajaran dan pengembangan diri terjadi sehingga meningkatkan kinerja. Profil guru dapat menjadi rujukan dalam melakukan feedback supervisi akademik. Pelaksanaan feedback supervisi akademik yang merefleksikan peran pengawas sesuai dengan tuntutan implementasi kurikulum 2013 dapat digunakan model yang berorientasi pada pengembangan diri (self improvement). Salah satu model pelaksanaan feedback supervisi akademik dapat digunakan coaching dengan Model Grow Me. Coaching model Grow Me e merupakan model coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia. Model ini dikembangkan oleh Ng (2005) dengan tahapan sebagai berikut.


8 | Jainudin 1. Goals (G) ‐Tujuan a. Coachee menentukan sendiri tujuan. b. Coach bertanya tentang tujuan, makna, dan indikator sukses sampai tujuan. 2. Reality (R) ‐ Realitas a. Coachee menilai dirinya sendiri, bagaimana kondisi sekarang, dan mengapa begitu. b. Coach bertanya tentang kondisi dan alasannya, serta upaya yang pernah diilakukan. 3. Options (O) ‐ Alternatif a. Coachee bertanya kepada dirinya tentang solusi untuk mencapai tujuan. b. Coach meminta coachee mengeksplorasi berbagai alternatif dan    menawarkan saran‐saran dengan hati‐hati. 4. What’s Next?/Will (W) ‐ Langkah Selanjutnya a. Coachee mengungkapkan rencana alternatif pemecahan masalah berikut tahapan, serta potensi hambatan dan pemecahannya, serta alokasi waktunya. b. Coach meminta coachee memegang teguh pilihan rencana tindakan dan mengidentifikasi langkah, hambatan, dukungan, cara mengatasi, serta waktu yang diperlukan. c. Coach dan coachee membuat komitmen tentang rencana tersebut dan didokumentasikan.


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 9 5. Monitoring (M) a. Coachee mengecek dan me‐review kemajuan pencapaian tujuan tahapan Grow. b. Coach bertanya tentang proses mencapai tujuan, posisi, konsitensi waktu, dan dukungan yang dibutuhkan. c. Coach dan coachee berbagi pengalaman tentang hasil pengamatannya. d. Coach memberi umpan balik yang kreatif, akurat, konstruktif dan memotivasi. 6. Evaluasi (E) a. Coachee mengevaluasi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan alasannya. b. Coach bertanya tentang hasil evaluasi pencapaian tujuan dan alasannya, bagian yang signifikan, serta komentar. c. Coach memberikan hasil evaluasi, bila mana hasil evalusi jauh berbeda diperlukan penyamaan persepsi dan kriteria. d. Coachee merayakan kesuksesan dan coach menyatakan dukungan atas usaha‐usaha yang telah dilakukan coachee. B. Sinergi PS, KS, dan TAS Terhadap MGMP Mandiri   1. Pengertian Sinergi Menurut Husaini (2015), konsep sinergi adalah setiap manusia adalah mahluk sosial yang    memiliki peran. Dalam memainkan peran masing‐masing, manusia memiliki


10 | Jainudin keterbatasan atau kekurangan‐kekurangan dalam berperan. Kekurangan‐kekurangan tersebut dapat diatasi dengan bersinergi dengan orang lain dalam kerja tim efektif. Bekerja bersama‐sama lebih ringan dan hasilnya lebih efektif, efesien, dan produtif dari pada bekerja sendiri‐sendiri. Dengan sinergi 1+1 lebih dari 2. Contohnya adalah gotong royong, kerja tim, dan seperti sapu lidi yang menjadi satu dapat ikatan. Sinergi adalah satu tim kerja yang kompak untuk menyelesaikan tugas dalam mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.   Peran (role) adalah garapan‐harapan normatif dan tugas‐ tugas yang membatasi seseorang atau sesuatu yang tidak harus dilaksanakan di dalam organisasi (Getzel, et.al, 1967). Peran merupakan aspek dinamis yang melekat pada posisi (status) seseorang dalam organisasi (Lipham & Hueh, 1974). Peran adalah bentuk‐bentuk prilaku yang diharapkan pada setiap orang untuk melaksanakan fungsinya (Stoner & Freeman, 2005).   2. Cara Menyinergikan PS, KS, dan TAS Cara Menyinergikan peran pengawas sekolah, kepala sekolah dan tenaga administrasi sekolah dengan prinsip TEAM WORK dengan prinsip: T=Togetherness (Kebersamaan), E=Emphaty (Empati), A=Assitant (Bantuan), M=Mature (Kedewasaan), W=Will (Kemauan), O=Organization (Pengoraganisasian), R=Respect (Penghormatan), K=Kindness(Kebaikan). Togetherness (Kebersamaan) adalah adanya kesadaran rasa kebersamaan bahwa sama‐sama tenaga kependidikan


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 11 yang memiliki visi, misi, tujuan, sasaran yang sama dan jelas yaitu mewujudkan pengelolaan sekolah yang  efektif, efesien, transparan, dan akuntabel. Bersama dalam sasaran berbeda dalam peran, tugas, dan tanggung jawab, berbagi nilai dan perilaku. Empathy adalah saling pandai merasakan orang lain, tidak merasa diri paling benar, hebat, pandai, dan paling penting. Assist adalah saling membantu dalam mencapai pengelolaan sekolah yang efektif, efesien, transparan dan akuntabel. Maturity adalah saling penuh kedewasaan dan tidak bersifat kekanak‐kanakan baik dalam bersikap, bertindak, dan berkata‐kata sesama tenaga pendidik baik di sekolah maupun di masyarakat Will adalah kemauan untuk mencapai pengelolaan sekolah efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas pokoknya. Organization adalah saling teroraganisasi. Ada atasan dan ada bawahan. Jelas tugas dan tanggung jawabnya masing‐ masing. Terwujud iklim kekeluargaan, banyak diskusi kepemimpinan tim efektif, fokus pada tujuan, ada penilaian kinerja yang terus menerus. Respect adalah menghormati peran, tugas, dan tanggung jawab masing‐masing dan menerima perbedaan pendapat, berstatatus, dan sebagainya, menjadi pendengar yang baik. Kind adalah saling baik hati, saling melakukan kebaikan dengan cara terbaik (do the best), tidak buruk sangka. Ada


12 | Jainudin saling kepercayaan dan transparansi, serta menilai kinerja secara objektif. 3. Peran Pengawas Sekolah Peran pengawas sekolah tidak dapat dipisahkan dengan tugas pokok dan fungsinya seperti gambar berikut. Gambar 2: Peran PS terhadap Tupoksinya Peran pengawas sekolah dalam pengelolaan sekolah adalah sebagai: supervisor, developer (guru, kelompok, tim KTSP, PTK), Planner, Excutor, dan Trainer. 4. Peran Kepala Sekolah Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 162/U/Tahun 2003 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah antara lain sebagai: (1) educator, (2) manager, (3) administrator, (4) supervisor, (5) leader, (6) enterpreneur, (7) climator. Peran kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah antara lain seperti dalam gambar berikut.


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 13 Sumber: Husaini Usman (2015) Pengelolaan Sekolah 5. Peran Tenaga Administrasi Sekolah Tenaga admistrasi sekolah adalah sebagai: (1) Server, (2) Administrator, (3) Executor, dan (4) Reporter.    Tugas utama tenaga administrasi sekolah sebagai server adalah memberikan pelayanan kepada pengguna baik dengan perangkat keras maupun perangkat lunak dan memudahkan layanan akses kepada pengguna melalui protokol kumunikasi. Sebagai administrator adalah bertugas mengadministrasikan seluruh kegiatan ketatausahan sekolah. Kemudian sebagai eksekutor adalah dapat    memutuskan sesuatu    yang segera diperlukan untuk dilakukan dalam kegiatan ketatausahaan sekolah, dan sebagai reporter adalah    dapat melaporkan


14 | Jainudin seluruh kegiatan yang berkaitan dengan ketatausahaan   sekolah. C. Pengembangan KKG dan MGMP Pengembangan KKG dan MGMP yang dibahas berikut ini meliputi: Organisasi, Program dan Kegiatan, Sumber Daya Manusia, Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan, serta Pemantauan dan Evaluasi. 1. Organisasi a. Dasar hukum penyelenggaraan kegiatan KKG atau MGMP sebagai wahana pengembangan profesionalisme guru, perlu dilengkapi dengan. b. Surat Penetapan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melalui Kepala Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk KKG, Surat Penetapan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk MGMP. c. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) KKG atau MGMP. StrukturOrganisasi KKGatau MGMP, sebagaimana contoh berikut.   


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 15 Gambar 5.  Struktur Organisasi KKG atau MGMP Organisasi KKG atau MGMP mengatur kepengurusan dan keanggotaan dengan berbagai tugas pokok dan fungsinya. a. Organisasi KKG atau MGMP terdiri dari pengurus dan anggota. b. Pengurus KKG atau MGMP terdiri dari: satu orang ketua, satu orang sekretaris, satu orang bendahara, dan tiga orang ketua bidang, yaitu: (1) Bidang perencanaan dan pelaksanaan program; (2) Bidang pengembangan organisasi, administrasi, sarana dan prasarana; dan (3) Bidang hubungan masyarakat dan kerja sama. c. Pengurus KKG atau MGMP dipilih oleh anggota berdasarkan AD/ART.


16 | Jainudin d. Anggota KKG atau MGMP berasal dari guru sekolah negeri dan guru sekolah swasta, baik yang berstatus PNS maupun bukan PNS. e. Anggota KKG terdiri dari guru kelas, guru pendidikan agama, guru penjasorkes, dan guru lain di SD/MI/SDLB yang berasal dari 8‐10 sekolah atau disesuaikan kondisi daerah setempat dan pembentukannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.   f. Anggota MGMP terdiri dari guru mata pelajaran di SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK (setiap mata pejalaran membentuk MGMP), yang berasal dari 8‐10 sekolah atau disesuaikan dengan kondisi daerah setempat dan pembentukannya sesuai dengan ketentuanyang berlaku.   2. Program Program KKG atau MGMP pada dasarnya merupakan bagian utama dalam pengembangan KKG atau MGMP. Program tersebut harus selalu merujuk pada usaha peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru. Setiap program dan kegiatan KKG atau MGMP diharapkan memiliki kerangka program yang mencakup hal‐hal sebagai berikut. a. Kerangka dasar dan struktur program kegiatan KKG atau MGMP Kerangka dasar program kegiatan KKG atau MGMPmerujuk kepada pencapaian empat kompetensi


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 17 guru, yaitu kompetensi profesional, pedagogik, social, dan kepribadian. b. Struktur Program     Struktur program kegiatan KKG atau MGMP terdiri dari program umum, program inti/pokok, dan program penunjang dengan uraian sebagai berikut. 1) Program umum adalah program yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada guru tentang kebijakan‐kebijakan pendidikan di tingkat daerah sampai pusat, seperti kebijakan terkait dengan pengembangan profesionalisme guru.   2) Program inti adalah program‐program utama yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas kompetensi dan profesionalisme guru. Program inti dapat dikelompokkan kedalam program rutin dan program pengembangan. a) Program rutin terdiri dari kegiatan‐kegiatan berikut. (1) Diskusi permasalahan pembelajaran PAIKEM atau Saintifik. (2) Penyusunan dan pengembangan silabus, program semester, dan rencana program pembelajaran. (3) Analisis kurikulum. (4) Penyusunan program penilai dan laporan hasil belajar siswa. (5) Pendalaman materi. (6) Pelatihan terkait dengan penguasaan materi yang mendukung tugas mengajar.


18 | Jainudin (7) Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah. (8) Melaksanakan program kemitraan dengan sekolah unggul. b) Program pengembangan dapat dipilih sekurang‐ kurangnya lima dari kegiatan‐kegiatan berikut. (1) Penelitian, di antaranya Penelitian Tindakan Kelas/Studi Kasus. (2) Penulisan Karya Ilmiah.   (3) Seminar, lokakarya, kolokium (paparan hasil penelitian), dan diskusi panel. (4) Pendidikan dan pelatihan berjenjang (diklat berjenjang). (5) Penerbitan jurnal dan buletin KKG atau MGMP. (6) Penyusunan dan pengembangan website KKG atau MGMP (7) Kompetisi kinerja guru. (8) Pendampingan pelaksanaan tugas guru oleh pembimbing/tutor/instruktur/fasilitator di KKG atau MGMP. (9) Lesson study (suatu pengkajian praktik pembelajaran yang memiliki tiga komponen yaitu plan, do, see yang dalam pelaksanaannya harus terjadi kolaborasi antara pakar, guru pelaksana, dan guru mitra). (10) Profesional Learning Community (komunitas belajar profesional) (11) TIPD (Teachers International Profesional Development)


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 19 (12) Global Gateaway (13) Program lain yang sesuai dengan kebutuhan setempat. 3)    Program penunjang bertujuan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan peserta KKG atau MGMP dengan materi‐materi yang bersifat penunjang seperti bahasa asing, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dll. 4) Kewajiban Anggota KKG atau MGMP a) Setiap anggotaKKG atau MGMP berkewajiban sebagai berikut. b) Menghadiri dan mengikuti kegiatan‐ kegiatan di KKG atau MGMP sesuai dengan program kerja yang telah ditetapkan. c) Membayar iuran sesuai dengan kesepakatan anggotaKKG atau MGMP. d) Mengiplementasikan hasil kegiatan di KKG atau MGMP di sekolah masing‐masing. e) Berperan aktif dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang diselenggarakan oleh KKG atau MGMP. 5) Materi Kegiatan KKG atau MGMP Setiap KKG atau MGMP perlu mengembangkan materi kegiatan KKG atau MGMP yang mengacu kepada empat kompetensi guru dan program yang telah ditetapkan. Untuk melihat sejauh mana materi‐materi yang dipilih dalam program/kegiatan KKG atau MGMP, diperlukan


20 | Jainudin penyusunan indikator pencapaian kegiatan pelatihan yang dilaksanakan di KKG atau MGMP. 6) Kalender Kegiatan KKG atau MGMP Setiap KKG atau MGMP perlu menyusun kalender kegiatan yang terdiri dari kalender kegiatan bulanan, semesteran, dan tahunan. Sekurang‐ kurangnya kalender kegiatan KKG atau MGMP dilaksanakan 12 kali dalam satu tahun. 3. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia untuk mendukung kegiatan KKG atau MGMP terdiri dari narasumber utama dan narasumber pendukung. Narasumber utama pada kegiatan KKG atau MGMP berasal dari unsur‐unsur berikut. a. Guru (anggota) b. Instruktur/fasilitator c. Tenaga fungsional lainnya Narasumber pendukung pada kegiatan KKG atau MGMP berasal dari unsur‐unsur berikut. a. Kepala Sekolah b. Pengawas Sekolah c. Tenaga struktural di Dinas Pendidikan d. Tenaga struktural/non struktural dari instansi lainnya


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 21 Narasumbertersebut harus memiliki kriteria, yaitu sebagai berikut. a. Keahlian yang relevan dengan materi yang disampaikan atau pakar di bidang tertentu yang khas atau unik dan telah diakui keberadaannya. b. Kepribadian dan kemampuan sosial yang baik. 4. Sarana dan Prasarana Sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah inti penyelenggaraan pertemuan KKG atau MGMP harus memiliki sarana dan prasarana minimal sebagai berikut. a. Komputer b. OHP/LCD Proyektor c. Telepon dan Faksimile Sarana dan prasarana tambahan antara lain sebagai berikut. a. Laboratorium IPA (jika memungkinkan terpisah antara fisika, kimia, dan biologi) berikut alat dan bahan/zat kimia). b. Laboratorium Bahasa. c. Laboratorium Komputer (Ruang Multimedia). d. Perpustakaan dengan jumlah dan jenis buku yang cukup bervariasi. e. Audio Visual Aids (AVA). f. Handycam. g. Kamera Digital. h. Sambungan Internet. i. Davinet (Digital Audio Visual Network)


22 | Jainudin j. Ruang dan peralatan lain yang sesuai dengan kebutuhan. 5. Pengelolaan Pengelolaan KKG atau MGMP sebagai wadah peningkatan kompetensi dan pengembangan profesionalisme guru meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program KKG atau MGMP. a. Perencanaan Program KKG atau MGMP Perencanaan program KKG atau MGMP meliputi penyusunan berikut. 1) Visi. 2) Misi. 3) Tujuan. 4) Rencana kerja. b. Pelaksanaan Program KKG atau MGMP 1) Pedoman Kerja KKG atau MGMP   KKG atau MGMP membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak‐pihak yang terkait. 2) Struktur Organisasi KKG atau MGMP. (a) Struktur organisasi KKG atau MGMP berisi tentang sistem penyelenggaraan dan administrasi yang diuraikan secara jelas dan transparan.   (b) Semua pimpinan dan anggota mempunyai uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 23 penyelenggaraan dan administrasi KKG atau MGMP. c. Kegiatan KKG atau MGMP   Kegiatan KKG atau MGMP dilaksanakan dengan pertimbanagan berikut. 1) Berdasarkan kepada rencana kerja tahunan dan disesuaikan dengan kebutuhan; 2) Memperhitungkan sumber pendanaan yang dimiliki oleh KKG atau MGMP. Selanjutnya pengelolaan kegiatan KKG atau MGMP menjadi tanggungjawab pengurus KKG atau MGMP. Para anggotamelaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada program kerja yang disusun oleh pengurus 3) Evaluasi Program KKG atau MGMP a) Pengurus mengevaluasi setiap kegiatan sebagaimana yang tertera pada rencana program tahunan b) Pengurus melaporkan pelaksanaan program KKG atau MGMP dan mempertanggungjawabkannya pada rapat pengurus serta anggota dalam bentuk laporan pada akhir tahun pelajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya. Laporan yang telah dipertanggungjawabkan, disampaikan ke dinas pendidikan.


24 | Jainudin 6. Pembiayaan Pembiayaan KKG atau MGMP disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah masing‐masing. Biaya pelaksanaan program kegiatan KKG atau MGMP ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain: besar kecilnya jumlah sekolah, letak geografis, insentif narasumber, dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Pembiayaan kegiatan KKG atau MGMP mencakup sumber dana, penggunaan, dan pertanggung jawaban. Sumber dana kegiatan KKG atau MGMP dapat berasal dari sumber berikut. a. Iuran Anggota. b. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). c. Komite Sekolah/Dewan Pendidikan. d. Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota. e. Kementerian Pendidikan Nasional. f. Hasil kerja sama. g. Masyarakat. h. Sponsor yang tidak mengikat dan sah. i. Block Grant. Pengurus setiap KKG atau MGMP menyusun biaya operasional dengan pengelolaannya diatur sebagai berikut.   a. Sumber pemasukan, pengeluaran, dan jumlah dana yang dikelola. b. Penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar dana investasi dan operasional.


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 25 c. Dana KKG atau MGMP digunakan untuk membiayai program rutin dan program pengembangan. d. Pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, dipertanggungjawabkan kepada seluruh anggota dan dilaporkan kepada pemberi dana. Selanjutnya pengelolaan biaya investasi dan operasional KKG atau MGMP disosialisasikan kepada seluruh anggota KKG atau MGMP untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana secara transparan dan akuntabel. 7. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan program KKG atau MGMP sebaiknya disertai dengan sistem pemantauan dan evaluasi. Melalui pemantauan dan evaluasi yang terprogram serta pembinaan yang berkelanjutan, diharapkan hasil kegiatan KKG atau MGMPdapat dipertanggungjawabkan dan diakui oleh pihak‐ pihak yang terkait seperti: guru sebagai anggota, kepala sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan kabupaten/kota/provinsi, P4TK, LPMP, dan perguruan tinggi. a. Pengertian Pemantauan dan Evaluasi KKG atau MGMP Pemantauan dan evaluasi merupakan proses untuk memperoleh gambaran tentang aktivitas dan kinerja KKG atau MGMP dalam manajemen dan pelaksanaan kegiatan secara konsisten dan berkelanjutan.


26 | Jainudin Pemantauan dan evaluasiini disusun untuk memberikan acuan tentang faktor‐faktor yang terkandung dalam proses pemantauan dan evaluasi, yaitu: siapa, apa, mengapa, dan bagaimana pemantauan dan evaluasi tersebut dapat dijalankan.   Pentingnya pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG atau MGMP dimasa mendatang tentang keberadaan suatu KKG atau MGMP tidak tergantung pada pemerintah, melainkan pada penilaian para pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu: guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dunia kerja, pemerintah, dosen, dan pihak‐pihak lain yang berkepentingan tentang mutu penyelenggaraan KKG atau MGMP dimaksud. Agar keberadaannya terjamin, maka KKG atau MGMP harus menjalankan sistem pemantauan dan evaluasi yang standar dan berkualitas.   Faktor‐faktor yang terkandung dalam pemantauan dan evaluasi KKG atau MGMP, antara lain input, proses, dan output dari kegiatan KKG atau MGMP, yang diuraikan sebagai berikut. 1) Input Pemantauan dan evaluasi dimulai dari proses input yang mencakup komponen organisasi, program kegiatan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan pembiayaan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. 2) Proses Pemantauan dan evaluasi di dalam kegiatan proses pelaksanaan KKG atau MGMP mencakup keterlaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam input. Komponen yang akan dipantau di dalam kegiatan


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 27 proses adalah persiapan dan pelaksanaan program kerja yang didukung dari komponen‐komponen input.   3) Output Hasil‐hasil yang diperoleh dari kegiatan KKG atau MGMP sesuai dengan program kerja yang direncanakan. b.Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan dan evaluasi dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut. 1) Evaluasi Mandiri KKG atau MGMP melakukan evaluasi mandiri dua kali dalam setahun dengan menggunakan contoh instrumen sebagaimana pada Lampiran.  Hasil evaluasi mandiri ini merupakan bahan dan lampiran laporan kegiatan secara keseluruhan. 2) Pemantauan Internal Pengawas Sekolah, Tim UPTD Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Tim Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Tim LPMP, Tim P4TK, Tim Dinas Pendidikan Provinsi, dan Tim Ditjen PMPTK memantau pelaksanaan kegiatan guru di KKG atau MGMP dengan menggunakan contoh instrumen sebagaimana pada lampiran. Setiap tim membuat laporan hasil pemantauan dan mendiseminasikannya kepada pihak terkait. 3) Pemantauan Eksternal    Kegiatan pemantauan eksternal dilakukan oleh pihak ketiga yang independen, dengan instrumen disusun sendiri oleh pemantau eksternal. Kegiatan yang


28 | Jainudin dipantau mencakup kegiatan operasional maupun kegiatan teknis akademis.    c. Persyaratan Pemantauan dan Evaluasi   Agar pemantauan danevaluasi kegiatan KKG atau MGMP dapat dilaksanakan dan mencapai tujuannya, diperlukan beberapa prasyarat yang harus dipenuhi yaitu: komitmen, perubahan paradigma, sikap mental, dan pengorganisasian pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG atau MGMP. 1) Komitmen Para pelaku proses kegiatan KKG atau MGMP harus memiliki komitmen yang tinggi untuk senantiasa menjamin dan meningkatkan mutu KKG atau MGMP yang diselenggarakannya. Tanpa komitmen dari setiap anggota KKG atau MGMP, pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG atau MGMP tersebut akan mengalami kendala, bahkan mungkin tidak akan berhasil. Berbagai cara dapat dipilih untuk menggalang komitmen dari semua guru tergantung dari klasifikasi, struktur, sumber daya, visi dan misi, dan manajemen di KKG atau MGMP. 2) Perubahan Paradigma Paradigma evaluasi kegiatan KKG atau MGMP, yaitu KKG atau MGMP harus menjaga dan meningkatkan mutu guru melalui program dan    kegiatan    yang diselenggarakan sesuai visi yang diwujudkan melalui pelaksanaan misi dan memenuhi kebutuhan para anggotanya. Berdasarkan paradigma tersebut, tugas pengawasan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah terbantu, sehingga akuntabilitas KKG atau MGMP bisa meningkat, dan para


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 29 pemangku kepentingan (stakeholders) berperan lebih besar dalam menentukan mutu guru melalui program serta kegiatan KKG atau MGMP. 3) Sikap Mental Anggota atau pengurus KKG atau MGMP dalam melaksanakan kegiatan di KKG atau MGMP harus memiliki sikap mental dengan prinsip “rencanakan pekerjaan anda dan kerjakan rencana anda”.   4) Pengorganisasian Pengorganisasian dan mekanisme pemantauan dan evaluasi kegiatan KKG atau MGMP disesuaikan dengan pengembangan organisasi yang disepakati. 5) Kiat Agar terwujudpemantauan dan evaluasi kegiatan KKG atau MGMP sesuai harapan, maka kegiatan berikut harus dilaksanakan, yaitu sebagai berikut. a) Menyelenggarakan pengarahan/pembimbingan agar tumbuh pemahaman, antusiasme, dan komitmen dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi. b) Menyusun rencana pemantauan dan evaluasi yang jelas, rinci, dan realistis. c) Menghubungi pihak‐pihak yang kompeten sebagai fasilitator dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi. Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan sebagai tindak lanjut kegiatan KKG atau MGMP, agar wadah ini dapat berperan sebagaimana diharapkan dalam upaya peningkatan dan


30 | Jainudin pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS).


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 31 Bab III Langkah Pemecahan Masalah A. Metode, Teknik, dan Strategi Pembinaan Teamwork MGMP Mandiri    Pelaksanaan yang dilakukan Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Tenaga Administrasi Sekolah terhadap TEAMWORK MGMP Mandiri dapat dilakukan dengan berbagai   teknik/strategi seperti berikut 1. Pendidikan dan Komunikasi a. Teknik/strategi yang diberikan dengan memberikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, dan akibat adanya perubahan.   b. Mengomunikasikan berbagai perubahan dalam bebagai bentuk    dan       kesempatan, ini digunakan bila ada kekurangan atau ketidaktepatan      informasi    dan analisis. 2. Partisipasi Teknik yang digunakan dengan mengajak semua pihak untuk mengambil keputusan. Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator. Hal ini digunakan bila inisiator tidak mempunyai informasi yang dibutuhkan   untuk  merancang perubahan dan sedangkan orang lainnya mempunyai kekuasaan untuk menolak.   3. Memberikan kemudahan dan dukungan


32 | Jainudin Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri keterampilan yang mempermudah dan mendukung proses perubahan. Taktik ini digunakan bila penolakan berkembang sebagai hasil ketidakmampuan adaptasi. 4. Negosiasi  dan persetujuan   Membangun inisiatif perubahan dengan bersedia menyesuaikan perubahan    dengan kebutuhan dan kepentingan para penolak aktif atau potensial. Cara ini biasa dilakukan jika yang menentang mempunyai kekuatan yang cukup besar. 5. Manipulasi dan Kooptasi Manipulasi adalah menutupi kondisi yg sesungguh‐nya. Misalnya    memelintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, dsb. Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kepada    pimpinan penentang perubahan dalam mengambil keputusan. Teknik ini digunakan bila taktik lain tidak akan berhasil atau mahal. 6. Paksaan   a. Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang   dilakukannya perubahan.    b. Bila kecepatan adalah esensial, dan inisiator perubahan mempunyai kekuasaan cukup besar. c. Mengelola perubahan sekolah.   


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 33 B. Strategi Pembinaan Teamwork MGMP Mandiri Model GROWME GROWME merupakan model coaching yang berorientasi pada pengembangan manusia.    Menurut Wikipedia Graham Alexander,  Alan Fine, dan Sir John Whitmore masing‐masing dinyatakan telah berkontribusi. Model ini dikembangkan oleh Ng (2005) dengan tahapan sebagai berikut. 1. Goals (G)‐Tujuan Coachee menentukan sendiri tujuan. Coach bertanya tentang tujuan, makna dan indikator sukses sampai tujuan. 2. Reality (R)‐Realitas Coachee menilai dirinya sendiri, bagaimana kondisi sekarang, dan mengapa begitu.


34 | Jainudin Coach bertanya tentang kondisi dan alasannya, dan upaya yang pernah dilakukan. 3. Options (O)‐Alternatif Coachee bertanya kepada dirinya tentang solusi untuk mencapai ujuan. Coach meminta coachee mengeksplorasi berbagai alternatif dan    menawarkan saran‐saran dengan hati‐ hati. 4. What’s Next?/Will(W)‐Langkah Selanjutnya Coachee mengungkapkan rencana alternatif pemecahan masalah berikut tahapan, serta potensi hambatan dan pemecahannya, serta alokasi waktunya. Coach meminta coachee memegang teguh pilihan rencana tindakan dan mengidentifikasi langkah, hambatan, dukungan, cara mengatasi, serta waktu yang diperlukan. Coach dan coachee membuat komitmen tentang rencana tersebut dan didokumentasikan. 5. Monitoring (M) Coachee mengecek dan me‐review kemajuan pencapaian tujuan tahapan GROW. Coach bertanya tentang proses mencapai tujuan, posisi, konsitensi waktu, dukungan yang dibutuhkan. Coach dan coachee berbagi pengalaman tentang hasil pengamatannya. Coach memberi umpan balik yang kreatif, akurat, konstruktif, dan memotivasi.


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 35 6. Evaluasi (E) Coachee mengevalausi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan alasannya. Coach bertanya tentang hasil evalusi pencapaian tujuan dan alasannya, bagian yang signifikan, serta komentar. Coach memberikan hasil evaluasi, bila mana hasil evalusi jauh berbeda diperlukan penyamaan persepsi dan kriteria. Coachee merayakan kesuksesan dan coach menyatakan dukungan atas usaha‐usaha yang telah dilakukan coachee Gambar 8. Model GrowMe (Jainudin Usman:2015)


36 | Jainudin Bab IV Bangun Sinergi Teamwork KKG/MGMP Mandiri Model GROWME danya sinergi pendampingan Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Tenaga Administrasi Sekolah terhadap kegiatan    KKG/MGMP Mandiri, maka hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. 1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, seperti penyusunan dan pengembangan silabus, Rencana Program Pembelajaran (RPP), menyusun bahan ajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), membahas materi esensial yang sulit dipahami, strategi/metode/pendekatan/media pembelajaran, sumber belajar, kriteria ketuntasan minimal, pembelajaran remedial, soal tes untuk berbagai kebutuhan, menganalisis hasil belajar, menyusun program dan pengayaan, dan membahas berbagai permasalahan serta mencari alternatif solusinya. 2. Memberi kesempatan kepada guru untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan balik, khususnya berbagi hasil pelaksanaan kegiatan A


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 37 kemitraan guru produktif dengan SMK unggul di Pulau Jawa. 3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta mengadopsi pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif bagi guru. 4. Memberdayakan dan membantu guru dalam melaksanakan tugas‐tugas guru di sekolah dalam rangka meningkatkan pembelajaran sesuai dengan standar. 5. Mengubah budaya kerja dan mengembangkan profesionalisme guru dalam upaya menjamin mutu pendidikan. 6. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta didik dalam rangka mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas. 7. Mengembangkan kegiatan mentoring dari guru senior kepada guru junior dengan model coaching GROWME 8. Meningkatkan kesadaran guru terhadap permasalahan pembelajaran di kelas yang selama ini tidak disadari dan tidak terdokumentasi dengan baik. Berikut beberapa KKG/MGMP Mandiri yang telah dibentuk secara mandiri dengan sinergi kolaborasi, pengawas sekolah, kepala sekolah, tenaga administrasi sekolah Model GrowMe antara lain sebagai berikut.


38 | Jainudin A. MGMP Produktif Pemasaran   MGMP ini diberi nama MGMP Direct Selling. Berdasarkan SK Kepala Dinas Pendidikan Nomor 421.7/2356/Dikmen/2015 Tanggal 09 Mei 2015 Tentang Penetapan Pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP) Mata Pelajaran Produktif Pemasaran SMK Kab. Kotawaringin Timur Tahun 2015‐2018.   MGMP Pemasaran diberi nama “Direct Selling”   Visi MGMP Direct Selling adalah “Terwujudnya profesionalisme guru pemasaran berdasarkan nilai‐nilai kejujuran, kesantunan, keluhuran budi, dan religius di tengah peradaban global”. Misi MGMP Direct Selling adalah sebagai berikut: (1) Mengadakan pertemuan antaranggota MGMP, baik secara rutin maupun insidental, untuk berdiskusi dan bercurah pikir dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan profesioanlisme guru pemasaran; (2) Menyelenggarakan kegiatan‐kegiatan ilmiah untuk mengembangkan dan


Model Grow Me Membangun Sinergi Team Work KKG/MGMP Mandiri  | 39 meningkatkan profesionalisme guru pemasaran, yakni mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran Tujuan MGMP   Direct Selling adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan tali silaturahim antara sesama guru pemasaran; (2) Mendiskusikan permasalahan yang dialami guru pemasaran dan mencari solusi alternatif pemecahannya sesuai dengan karakteristik mapel pemasaran, guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya; (3) Memotivasi guru pemasaran guna meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan, melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka meningkatkan keyakinan diri sebagai guru pemasaran yang professional.


40 | Jainudin Adapun Program Kerja MGMP Direct Selling adalah sebagai berikut.   NO Nama  Kegiatan Tujuan Kegiatan Sasaran Kegiatan Sumber Dana Waktu Tempat 1. Pembentukan organisasi pengurus MGMP Pemasaran perencanaan program kerja Untuk meningkatkan kualitas dan kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Mata Pelajaran (MGMP) yang diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas seluas‐ luasnya dengan mengajun KD dan KI. Guru‐guru produktif pemasaran Iuran anggota, Bantuan BOS   Sabtu, 9 Mei 2015 pukul 08.00‐ 16.00 SMK Negeri 1 Sampit   2. Penyusunan dan Pengembangan silabus ,prota,promes,dan RPP dan evaluasi siswa Dapat menyusun dan mengembangkan silabus,prota,promes, dan RPP. Guru‐guru produktif pemasaran Iuran anggota, Bantuan BOS   Sabtu, 9 Mei 2015 pukul 08.00‐ 16.00 SMK Negeri 1 Sampit   3. Analisis kurikulum   Untuk menyesuaikan kurikulum dengan kondisi sekolah.   Guru‐guru produktif pemasaran Iuran anggota, Bantuan BOS   Sabtu, 9 Mei 2015 pukul 08.00‐ 16.00 SMK Negeri 1 Sampit   4. Pertemuan berkala Untuk meningkatkan intensitas dan kualitas komunikasi antarguru pemasaran. Guru‐guru produktif pemasaran Iuran anggota, Bantuan BOS   Sabtu, 9 Mei 2015 pukul 08.00‐ 16.00 SMK Negeri 1 Sampit  


Click to View FlipBook Version