The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Starting motor listrik merupakan modul pembelajaran mandiri yang didedikasikan untuk membangun sebuah instalasi kontrol listrik industri, dengan memanfaatkan kontrol otomatis

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ahsanmuafa3, 2021-04-11 22:24:48

Starting Motor Listrik

Starting motor listrik merupakan modul pembelajaran mandiri yang didedikasikan untuk membangun sebuah instalasi kontrol listrik industri, dengan memanfaatkan kontrol otomatis

Keywords: Starting,Motor Listrik

MODUL

PENGANTAR MESIN LISTRIK

TEORI, SIMULASI DAN PRAKTEK

Oleh
Ahsan Muafa

0

Tinjauan Mata Kuliah

Modul pembelajaran ini merupakan perwujudan dari amanah undang-undang. Sesuai

dengan undang-undang nomer 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, undang-

undang nomer 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta peraturan pemerintah Republik

Indonesia nomer 37 tahun 2009 tentang dosen, dosen adalah pendidik professional dan

ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat.

Setelah menyelesaikan mata kuliah pengantar mesin listrik ini, anda diharapkan akan

mampu melakukan:

1. Menjelaskan prinsip kerja komponen pengendali yang digunakan untuk mengatur

operasional mesin-mesin listrik

2. Menggambarkan instalasi antara komponen-komponen pengendali beserta mesin listrik

yang dikendalikannya menggunakan komputer

3. Melakukan simulasi pengendalian mesin listrik dari gambar yang telah dibuat

4. Menggambarkan instalasi antara komponen-komponen pengendali beserta mesin listrik

yang dikendalikannya pada kertas kerja

5. Melakukan praktek pengendalian mesin listrik berdasarkan gambar yang telah dibuat

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, anda harus mempunyai seperangkat

personal komputer atau laptop dengan software EKTS yang terinstall didalamnya. Untuk

mendapatkan software tersebut, anda bisa mendapatkan software EKTS secara cuma-Cuma

atau gratis dengan mengakses link url : https://veppa.com/ekts/ untuk melakukan instalasi

dan petunjuk penggunaan software EKTS.

Selanjutnya, untuk mengikuti perkuliahan ini maka anda sudah harus memasukkan

mata kuliah ini saat registrasi dan mencantumkan dalam KRS. Mata kuliah akan ditawarkan

pada semester 3 dengan ketentuan komponen penilaian antara lain partisipasi/presensi(14%),

tugas(41%), UTS(20%) dan UAS(25%). Mata kuliah ini juga dilengkapi dengan layanan

bantuan belajar berupa tutorial tatap muka, pdf, ppt dan video tutorial agar anda memahami

materi kuliah ini.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta bobot SKS mata kuliah ini maka buku

materi pokok mata kuliah pengantar mesin listrik terdiri dari 10 modul yaitu :

Modul 1 : Komponen system pengendali starting motor listrik

1

Modul 2 : Komponen system pengendali power motor listrik
Modul 3 : Rangkaian pengendali motor DC
Modul 4 : Rangkaian pengendali motor 1 phase
Modul 5 : Rangkaian pengendali motor 3 phase tanpa holding
Modul 6 : Rangkaian pengendali motor 3 phase dengan holding
Modul 7 : Rangkaian pengendali motor 3 phase dari satu tempat
Modul 8 : Rangkaian pengendali motor 3 phase dari dua tempat atau lebih
Modul 9 : Rangkaian pengendali motor 3 phase star delta manual
Modul 10 : Rangkaian pengendali motor 3 phase star delta otomatis

2

MODUL 1
KOMPONEN SISTEM PENGENDALI

STARTING MOTOR LISTRIK
Ahsan Muafa

PENDAHULUAN__________________________________________

Pengendalian motor listrik dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah rangkaian
pengendali yang terdiri dari beberapa komponen pengendali yang saling bersinergi
membentuk sebuah system pengendali. Komponen system pengendali yang paling dasar
digunakan adalah berupa switch. Untuk dapat membuat sebuah system pengendali motor
listrik maka ada komponen rangkaian yang dapat digunakan untuk mengendalikan motor
listrik m
1. Saklar (switch)

Saklar adalah suatu komponen atau perangkat yang digunakan untuk
memutuskan atau menghubungkan aliran listrik. Dengan adanya saklar, semua peralatan
listrik dan elektronika dapat dihidupkan atau dimatikan dengan aman tanpa mematikan
listrik dari sumber utama yaitu jaringan PLN.

Gambar 1a. Macam-macam saklar

Sebuah Saklar sederhana terdiri atas dua bilah konduktor. Bilah konduktor
terhubung keluar dengan terminal. Terminal ini yang terhubung dengan rangkain
eksternal. Ketika dua bilah konduktor pada saklar terhubung dengan cara menekan saklar
maka arus listrik akan mengalir pada rangkaian yang terhubung pada terminal saklar.
Demikian juga sebaliknya. Ketika kedua bilah konduktor terpisah maka arus listrik pada

3

rangkaian akan terputus. Terhubung atau terputusnya hubungan dua bilah konduktor
pada saklar ditentukan oleh tangan manusia yang mengoperasikan saklar.

Contoh saklar yang umum adalah saklar yang digunakan pada rumah tangga yaitu
saklar yang dioperasikan oleh manusia. Bilah konduktor hanya terdiri dari satu pasang
kontak/terminal. Kotak ini berada dalam dua keadaan yaitu keadaan “Close” atau
“Tutup” yang berarti dua bilah konduktor terhubung dan keadaan “Open” atau “Buka”
yang berarti dua bilah konduktor terhubung. Bilah konduktor akan tehubung atau tidak,
tergantung dari bagian mana yang dioperasikan/ditekan manusia sebagai operator.
2. Pole dan Throw Saklar

Jenis saklar dapat dibedakan berdasarkan jumlah bilah konduktor (pole) dan
jumlah status keadaan (throw) yang dimilikinya. Macam-macam saklar tersebut yaitu :
a. SPST : Single Pole Single Throw, yaitu jenis saklar paling sederhana yang memiliki

dua Terminal dan satu keadaan. Contohnya Saklar Listrik ON/OFF pada lampu
dirumah tangga.

Gambar 1b. saklar jenis SPST

b. SPDT : Single Pole Double Throw, yaitu saklar dengan 3 Terminal. Aplikasi saklar
ini adalah sebagai saklar pemilih. Contohnya adalah saklar pemilih tegangan input
pada adaptor, bisa memilih tegangan input 110V atau 220V.

Gambar 1c. saklar jenis SPDT

c. DPST : Double Pole Single Throw, yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal. DPST
dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu mekanisme

4

Gambar 1d. saklar jenis DPST

d. DPDT : Double Pole Double Throw, yaitu saklar yang memiliki 6 Terminal. DPDT
dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu mekanisme

Gambar 1e. saklar jenis DPDT

Gambar 1f. Macam-macam simbol saklar dengan jumlah pole dan throw

3. Push button
Push button merupakan peralatan control yang bekerja dengan cara ditekan

(push). Prinsip kerja push button sama dengan saklar lampu yang terdapat pada rumah
pada umumnya, yaitu menghubungkan dua buah titik terminal dimana pada salah satu
terminal terdapat sumber listrik. Sehingga, saat push button ditekan, dua terminal akan
terhubung dan timbul arus listrik. Arus listrik inilah yang akan menyalakan alat listrik
yang terhubung pada push button tersebut.

5

Secara umum, meskipun push button dan saklar memiliki fungsi yang sama,
namun pada push button dan saklar terdapat perbedaan baik secara fisik maupun
prosedur operasionalnya. Kalo saklar secara umum terdiri dari satu keadaan. Yaitu bila
ditekan pada salah satu bagian saklar maka kedua terminal akan terhubung. Begitu juga
sebaliknya. Bila ditekan pada satu bagian saklar yang lain maka hubungan antara kedua
terminal akan terputus. Sedangkan pada push button, secara umum terdapat dua pasang
terminal dalam keadaan berbeda pada saat yang sama. Pada saat belum ditekan, ada
pasangan terminal yang sudah terhubung. Keadaan ini dikenal dengan istilah normaly
close. Pada saat yang sama, ada juga pasangan terminal yang tidak terhubung yang
dikenal dengan istilah normaly open. Keadaan pasang terminal ini akan berbeda saat
push button ditekan. Yang semula dalam keadaan terhubung akan berubah menjadi tidak
terhubung. Demikian juga pasang terminal yang semula dalam keadaan tidak terhubung
akan berubah menjadi saat push button ditekan.

Perbedaan antara saklar dan push button juga terdapat pada kondisi setelah
ditekan. Sebuah saklar apabila ditekan akan tetap dalam keadaan On meskipun tekanan
sudah dilepaskan. Keadaan On akan bertahan selama tidak ditekan lagi untuk
mengembalikan ke keadaan Off. Sedangkan pada sebuah push button, apabila ditekan
sesaat akan On dan bila tekanan dilepaskan maka push button akan mengembalikan ke
keadaan Off. Mekanisme On – Off inilah yang menjadikan Push button digunakan
sebagai alat bantu untuk memulai dan mengakhiri operasional motor listrik.

Gambar 1g. Push button yang umum digunakan pada
system pengendali start stop motor listrik

Pada push button dikenal istilah normally open dan normally close. Normaly
open merupakan kontak yang tidak terhubung saat diam dan akan terhubung saat
ditekan. Fungsi ini sama dengan fungsi saklar. Sedangkan Normaly close merupakan
kontak dengan keadaan sebaliknya. Kontak telah terhubung saat diam dan akan tidak
terhubung saat ditekan. Fungsi ini sama merupakan kebalikan dari normally open.

6

Dalam system start stop motor, push button secara umum dapat digunakan
secara langsung untuk start stop pada motor dengan kapasitas hingga batasan 5 A pada
tegangan 220 V. Namun penggunaan push button secara langsung untuk supply power
utama listrik jarang dilakukan. Push button lebih banyak digunakan untuk membantu
peralatan control listrik.

2. Limit Switch
Limit switch digunakan sebagai komponen pendukung dalam system kendali

start stop motor listrik. Prinsip kerja Limit switch sama dengan push button ataupun
saklar. Bila ada tekanan pada roda atau handle bagian switch maka akan ada perubahan
konektifitas ujung terminal dari limit switch tersebut.

Gambar 1h. Skematik dan macam-macam bentuk limit Switch

3. Proximity Limit

Komponen pendukung dalam system kendali start stop motor listrik yang juga
sering digunakan adalah proximity limit. Prinsip kerja proximity limit sama dengan
limit switch. Perbedaan mendasar kedua switch ini adalah pada stimulus
pengaktifannya. Bila pada limit switch digunakan tekanan mekanis untuk mengubah
konektifitas terminalnya sedangkan pada proximity limit digunakan transduser yang
akan mengaktifkan konektifitas pada proximity limit. Jadi, proximity limit
membutuhkan komponen lain berupa transduser untuk bekerja.

Gambar 1i. Skematik dan contoh macam-macam Proximity Limit

7

A. Kegiatan Mahasiswa :
1. Pelajari gambar rangkaian di bawah ini!
2. Jalankan software EKTS. Kemudian gambar ulang komponen pengendali Saklar,
Push Button, Limit Switch, Proximity Limit untuk menyalakan lampu menggunakan
software EKTS
3. Jalankan software EKTS untuk simulasi dan melakukan pengujian komponen
pengendali pengendali Saklar, Push Button, Limit Switch, Proximity Limit untuk
menyalakan lampu menggunakan software EKTS

(j) (k)

Gambar 1 j. Pengujian Push Button untuk menyalakan lampu
k. Pengujian Limit Switch untuk menyalakan lampu

4. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke point D. Bila
“TIDAK”, kembali ke langkah 1

B. Bahan dan Alat:
1. Saklar, Push button, Limit Switch, Proximity Limit
2. Kabel
3. Obeng
4. Tang potong
5. Pengupas kabel
6. AVO meter

C. Keselamatan kerja:
1. Periksalah dan pastikan tegangan sudah sesuai dengan yang diperlukan!
2. Matikan terlebih dahulu power listrik bila akan melakukan pekerjaan instalasi!
8

3. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan peruntukannya!
4. Gunakan alat pelindung diri selama melakukan aktifitas eksperimen!

D. Langkah praktek :
1. Identifikasi bahan dan alat yang diperlukan!
2. Periksalah kondisi bahan yang diperlukan. Bila ada kerusakan laporkan pada
instruktur atau segera ganti dengan bahan yang masih dalam kondisi baik
3. Pasanglah instalasi rangkaian kontrol terlebih dahulu
4. Periksalah kebenaran rangkaian kontrol dengan menggunakan AVO meter
5. Pasang instalasi rangkaian utama
6. Periksalah kebenaran rangkaian utama dengan menggunakan AVO meter
7. Jalankan rangkaian yang telah dibuat

E. Tugas :
1. Jelaskan persamaan dan perbedaan Saklar, Push Button, Limit Switch, Proximity
Limit!
2. Gambarkan instalasi komponen pengendali Saklar, Push Button, Limit Switch,
Proximity Limit untuk menyalakan lampu!
3. Jelaskan hasil pengujian nyala lampu dengan menggunakan simulasi untuk
komponen pengendali Saklar, Push Button, Limit Switch, Proximity Limit
dengan menggunakan tabel!
4. Jelaskan hasil pengujian nyala lampu dengan menggunakan instalasi langsung
untuk komponen pengendali Saklar, Push Button, Limit Switch, Proximity Limit
dengan menggunakan tabel!

9

BAB 2

KOMPONEN SISTEM PENGENDALI MOTOR LISTRIK

A. Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa dapat menggambar dan merakit komponen pengendali Push Button,

Normally open, Normally close, Relay, Kontaktor, Limit Switch, Proximity Limit
dan Timer
2. Mahasiswa dapat mensimulasikan dan melakukan pengujian komponen
pengendali Push Button, Normally Open, Normally Close, Relay, Kontaktor,
Limit Switch, Proximity Limit dan Timer

B. Ringkasan Teori :
1. Relay

Fungsi relay sama persis dengan push button ataupun saklar. Perbedaan
antara kontaktor dan push button terdapat pada cara kerjanya. Bila push button
bekerja setelah adanya tekanan maka kontaktor bekerja justru setelah adanya listrik
yang membangkitkan medan magnet didalam kontaktor.

Relay terdiri atas beberapa bagian. Secara umum relay terdiri atas koil
(gulungan) dan kontak. Kontak berfungsi sebagai penghubung antara dua komponen
listrik yang berbeda. Sedangkan koil berfungsi sebagai penggerak kontak. Koil
merupakan sebuah gulungan yang akan menimbulkan gaya magnet bila diberi
tegangan listrik. Medan magnet pada relay ini yang akan menarik kontak sehingga
terhubung ataupun terputus.

Untuk menimbulkan medan magnet pada koil dapat dilakukan dengan cara
memberikan tegangan listrik pada koil. Pada umumnya tegangan kerja pada relay
berkisar pada tegangan 5 V, 12 V, 24 V, 110 dan 220 V. Tegangan 5-24 V
digunakan untuk relay yang difungsikan pada peralatan power elektronik.
Sedangkan untuk tegangan 110-220 V digunakan untuk relay yang difungsikan pada
peralatan listrik secara langsung utamanya pengendali start stop motor listrik.

10

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 2. (a) Skematik Relay yang digunakan pada peralatan elektronik

(b) Skematik Relay yang digunakan pada sistem kendali start
stop motor

(c) Contoh Relay yang digunakan pada peralatan elektronik
(a) Contoh Relay yang digunakan pada sistem kendali start

stop motor

Dalam system start stop motor, relay secara umum juga dapat digunakan
secara langsung untuk start stop pada motor dengan kapasitas hingga batasan 5 A
pada tegangan 220 V. Namun penggunaan relay secara langsung untuk supply power
utama listrik juga jarang dilakukan. Relay lebih banyak digunakan untuk membantu
peralatan control listrik.

2. Kontaktor
Fungsi kontaktor sama persis dengan relay. Perbedaan antara kontaktor dan

relay terdapat pada kontaknya. Bila relay mempunyai satu kelompok kontak maka
kontaktor mempunyai dua kelompok kontak.

Kontaktor terdiri atas beberapa bagian. Secara umum kontaktor terdiri atas
koil(gulungan), kontak utama dan konmtak bantu. Koil berfungsi sebagai penggerak
kontak kontak utama dan kontak bantu. Kontak utama berfungsi sebagai

11

penghubung power utama menuju peralatan listrik seperti motor. Sedangkan kontak
bantu berfungsi sebagai kontak bantu dalam hal system pengendalian kontaktor
maupun dalam hal interaksi dengan peralatan lain.

Gambar 3.(a). Skematik Kontaktor (b) Contoh kontaktor

Berbeda dengan relay yang digunakan pada kapasitas peralatan listrik yang
rendah, kontaktor dapat digunakan untuk mengendalikan start stop motor dengan
kapasitas yang tinggi. Kontaktor didesain untuk dapat mengendalikan motor hingga
kapasitas 800 Ampere pada tegangan 3 phase 380 V. Untuk kapasitas di atas 800
Ampere dapat digunakan peralatan semacam kontaktor seperti Air Circuit
Breaker(ACB).

Selain perbedaan kontak utama dan kontak bantu, pada kontaktor juga terdapat
pengaman thermal overload yang tidak terdapat pada relay. Peralatan ini berfungsi
mengamankan kontaktor dari bahaya arus atau beban lebih pada kontaktor bila
kelebihan beban atau terdapat gangguan short circuit. Thermal overload ini
terpasang menyatu dengan kontaktor dan terdapat setting arus maksimal yang
diperbolahkan. Bila terjadi gangguan diantara gangguan tersebut hingga melebihi
batas setting arus maksimal maka thermal overload akan memutuskan supply power
pada koil kontaktor sehingga kontaktor akan off.

Gambar 4. Skematik dan macam-macam thermal overload relay

12

3. Timer
Sebuah relay maupun kontaktor dalam melaksanakan fungsi sebagai

pengendali start stop motor, kadang membutuhkan jeda waktu untuk melaksanakan
start maupun stop motor. Untuk itu digunakan timer sebagai komponen peralatan
listrik. Peralatan ini berfungsi sebagai penunda waktu On atau penunda waktu Off.

Timer terdiri atas dua jenis. Timer On delay dan timer Off delay. Timer on
delay berfungsi untuk menunda on sebuah relay atau kontaktor hingga beberapa
waktu sesuai setting. Prinsip kerja timer sama dengan kontaktor maupun relay.
Perbedaannya hanya pada saat pertama kali koil timer mendapatkan supply tegangan
maka timer mulai menghitung waktu. Bila waktu setting sudah terlampaui maka
timer akan on. Sedangkan untuk timer off delay saat pertama kali koil timer
mendapatkan supply tegangan maka timer mulai menghitung waktu. Bila waktu
setting sudah terlampaui maka timer akan off.

Gambar 5 Skematik Timer dan contoh timer On delay

4. Karakteristik dasar relay dan kontaktor pada sistem tenaga listrik

Sebuah relay atau kontaktor memiliki koil serta kontak utama. Koil berfungsi

sebagai penggerak kontak terminal utama sehingga terminal input dan output

kontaktor atau relay terhubuntg. Kebutuhan kontrol Bila koil relay atau kontaktor

diberikan power listrik maka terminal kontak utama akan terhubung ke dalam sistem

tenaga listrik,

a. Kontaktor tanpa holding

Konsep kerja kontaktor tanpa holding sama dengan push button. Saat koil

kontaktor bekerja maka terminal-terminal utama pada kontaktor akan terhubung.

Perbedaan hanya pada penggeraknya. Jika pada push button digerakkan oleh

tangan dengan cara menekan maka pada kontaktor penggeraknya diganti dengan

koil yang dialiri arus listrik yang mengubah inti besi koil menjadi magnet dan

menarik terminal kontaktor.

13

b. Kontaktor dengan holding

Konsep kerja kontaktor dengan holding sama dengan saklar. Saat koil kontaktor
bekerja maka terminal-terminal utama pada kontaktor akan terhubung. Terminal
tersebut akan terhubung terus selama koil masih dialiri arus listrik.
Dibandingkan dengan kontaktor tanpa holding dan push button, perbedaan
terdapat pada penggerak utama dan cara mematikan kontaktor. Untuk
mengaktifkan kontaktor cukup dengan menekan push button maka kontaktor
akan aktif dan kontaktor tersebut akan terus aktif meskipun tekanan push button
dilepas. Hal ini terjadi karena kontaktor ditahan oleh sebuah sistem holding
yang juga digerakkan oleh push button yang lain. Jadi pada kontaktor dengan
holding dibutuhkan dua buah push button yaitu push button on dan push button
off. Push button on dihubungkan dengan cara normaly on sedangkan push
button off dihubungkan dengan cara normaly off.

c. Kontaktor dengan holding limit switch
Secara umum konsep kerja kontaktor dengan holding limit switch sama dengan
kontaktor dengan holding. Perbedaan hanya terdapat pada holding kontaktor.
Sistem holding kontaktor dilakukan oleh limit switch. Jadi pada kontaktor
dengan holding limit switch dibutuhkan minimal satu buah push button dan satu
buah limit switch. Push button dihubungkan dengan cara normaly on sedangkan
limit switch dihubungkan dengan cara normaly off

F. Kegiatan Mahasiswa :
5. Pelajari gambar rangkaian di bawah ini
6. Jalankan software EKTS
7. Gambar ulang komponen pengendali Push button, Normaly open, Normaly close,
Relay, Kontaktor, Limit Switch, proximity limit dan Timer untuk menyalakan lampu
menggunakan software EKTS
8. Jalankan software EKTS untuk simulasi dan melakukan pengujian komponen
pengendali Push button, Normaly open, Normaly close, Relay, Kontaktor, Limit
Switch, proximity limit dan Timer untuk menyalakan lampu menggunakan software
EKTS
9.
14

(a) (b) (c)
Gambar 8a. Kontaktor tanpa holding

b. Kontaktor dengan holding
c. Kontaktor dengan holding dan limit switch

10. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke langkah 6. Bila
“TIDAK”, kembali ke langkah 1

G. Keselamatan kerja:
5. Periksalah tegangan yang diperlukan
6. Jangan bekerja bila ada sumber tegangan masuk komponen
7. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan penggunaannya

H. Bahan dan Alat:
7. Push button, Relay, Kontaktor, Thermal Overload, Limit Switch
8. Saklar
9. Kabel
10. Obeng
11. Tang potong
12. Pengupas kabel
13. AVO meter
I. Langkah praktek :

8. Identifikasi bahan dan alat
9. Periksalah bahan yang diperlukan, kalau ada kerusakan laporkan pada instruktur
10. Pasang instalasi rangkaian kontrol terlebih dahulu
11. Periksalah kebenaran rangkaian kontrol dengan menggunakan AVO meter
12. Pasang instalasi rangkaian utama

15

13. Periksalah kebenaran rangkaian utama dengan menggunakan AVO meter
14. Jalankan rangkaian yang telah dibuat
J. Tugas :
1. Jelaskan Proses kerja komponen
2. Jelaskan cara mengoperasikan komponen

16

BAB 3

MERAKIT SISTEM PENGENDALI MOTOR

DIRECT ON LINE (DOL)

A. Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menggambar dan merakit sistem pengendali motor Direct On Line
2. Mahasiswa dapat mensimulasikan dan melakukan pengujian Direct On Line

B. Ringkasan Teori:

Menjalankan motor listrik pada dasarnya adalah memberikan power supply ke motor
listrik yang akan dijalan. Untuk menjalankan motor dapat dilakukan dengan 2 cara:

a. Manual starter, alat-alat kontrolnya secara langsung digerakkan dengan oleh tangan.
Sebagai contoh saklar dan push button. Bila kedua komponen ini langsung
digunakan untuk memutus dan menghubungkan power listrik ke motor maka saklar
atau push button tersebut berfungsi sebagai kontrol start stop motor secara mekanis
langsung (mechanical direct on line)

b. Magnetik starter, peralatan kontrolnya tidak secara langsung digerakkan oleh tangan.
Tangan hanya digunakan sebagai sarana memberikan stimulus yang akan
menggerakan komponen tertentu berupa koil atau lilitan. Stimulus akan
menimbulkan medan magnet pada koil. Bila pada koil sudah timbul medan magnet
maka bagian yang menghubungkan/memutuskan power listrik utama ke motor akan
terhubung. Sehingga, motor mendapatkan power listrik dan mulai start. Sebagai
contoh adalah relay dan kontaktor. Kontak utama kedua komponen tersebut bekerja
berdasarkan interaksi gaya magnet yang terjadi dikoil. Koil yang sudah memiliki
gaya magnet akan menarik kontak utama dan mengalirkan power listrik ke motor.

Berdasarkan cara membangkitkan medan magnet pada koil maka kontaktor dan relay
terdiri atas dua jenis :

a. Magnetik kontaktor dan relay untuk arus searah (DC)

17

Dikatakan magnetik kontaktor dan relay DC karena kontaktor atau relay DC
membutuhkan power supply DC untuk membangkitkan gaya magnet pada koilnya.
b. Magnetik kontaktor dan relay untuk arus bolak-balik (AC)
Dikatakan magnetik kontaktor AC karena kontaktor atau relay AC membutuhkan
power supply AC untuk membangkitkan gaya magnet pada koilnya.

Magnetik kontaktor untuk arus searah inti kumparannya tidak menggunakan
kumparan hubung singkat sedangkan untuk arus bolak-balik intinya menggunakan
kumparan hubung singkat.

Untuk mengontrol motor dengan menggunakan magnetik kontaktor, sistem
dilengkapi dengan tombol-tombol tekan Nornal Open (NO) dan tombol tekan
Normally Close (NC). Pada Direct On Line tegangan penuh sesuai rating motor
langsung masuk ke sistem melalui kontaktor.
C. Langkah simulasi dan kerja:
1. Pahami gambar rangkaian
2. Jalankan program EKTS
3. Gambarlah rangkaian percobaan 1 dengan program EKTS
4. Simulasikan gambar yang telah dibuat

Gambar 9 Pengendali motor system DOL

5. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke langkah 6. Bila
“TIDAK”, kembali ke langkah 1
18

6. Identifikasi bahan dan alat

7. Periksalah bahan yang diperlukan, kalau ada kerusakan laporkan pada instruktur

8. Pasang instalasi rangkaian kontrol terlebih dahulu

9. Periksalah kebenaran rangkaian kontrol dengan menggunakan AVO meter

10. Pasang instalasi rangkaian utama

11. Periksalah kebenaran rangkaian utama dengan menggunakan AVO meter

12. Periksakan pekerjaan anda pada instruktur
13. Apakah instruktur menyatakan rangkaian dapat digunakan? Bila “YA”,teruskan ke

langkah 14. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 6

14. Jalankan rangkaian yang telah dibuat

15. Setelah selesai kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula

D. Keselamatan kerja:

1. Periksalah tegangan yang diperlukan

2. Jangan bekerja bila ada sumber tegangan masuk komponen

3. Jangan mencoba sebelum melaporkan pada instruktur

4. Jangan bercanda sewaktu melaksanakan pekerjaan

5. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan penggunaannya

6. Jangan meletakkan peralatan dan bahan secara sembarangan

E. Bahan dan Alat:

1. Push button, Relay, Kontaktor, Thermal Overload, Limit Switch

2. Saklar

3. Kabel

4. Obeng

5. Tang potong

6. Pengupas kabel

7. AVO meter

F. Tugas :

5. Jelaskan persamaan dan perbedaan Saklar, Push Button, Limit Switch, Proximity

Limit!

6. Gambarkan instalasi komponen pengendali Saklar, Push Button, Limit Switch,

Proximity Limit untuk menyalakan lampu!

19

7. Jelaskan hasil pengujian nyala lampu dengan menggunakan simulasi untuk
komponen pengendali Saklar, Push Button, Limit Switch, Proximity Limit dengan
menggunakan tabel!

8. Jelaskan hasil pengujian nyala lampu dengan menggunakan instalasi langsung
untuk komponen pengendali Saklar, Push Button, Limit Switch, Proximity Limit
dengan menggunakan tabel!

20

BAB 4

MERAKIT SISTEM PENGENDALI MOTOR TIGA FASA

DARI SATU TEMPAT

A. Tujuan :
1. Mahasiswa dapat menggambar dan merakit sistem pengendali motor tiga fasa dari
satu tempat
2. Mahasiswa dapat mensimulasikan dan melakukan pengujian sistem pengendali motor
tiga fasa dari satu tempat

B. Ringkasan Teori:

Suatu perusahaan skala besar pada umumnya memiliki lokasi yang berbeda
antara unit produksi dan unit kontrol. Unit produksi berisikan mesin-mesin produksi
sedangkan unit kontrol berisikan peralatan yang membangun sistem kontrol start stop
motor serta proses kendali yang lain. Kabel-kabel power motor maupun kabel kontrol
pengendali motor terhubung dari pusat ruang distribusi tenaga listrik dan ruang kontrol
ke ruang mesin produksi. Sehingga, walaupun antara ruang kontrol dan ruang mesin
produksi tidak terkumpul dalam satu lokasi maka proses produksi dapat berlangsung.
Semua proses produksi dapat dikontrol dari ruang kontrol.

Untuk membuat sebuah kontrol start stop motor dengan sistem DOL pada ruang
yang jauh dari pusat mesin produksi memerlukan beberapa komponen umum dalam
pembangunan sistem kontrol. Beberapa komponen yang diperlukan antara lain kontaktor,
thermal overload relay, push button serta kabel power dan kabel kontrol. Dengan
beberapa komponen ini saja kita sudah bisa membuat kontrol sistem DOL secara remote
dari raung kontrol yang jauh dari mesin produksi. Pada ruang kontrol cukup diletakkan
push button yang digunakan untuk start stop. Sedangkan kontaktor dan thermal overload
relay bisa diletakkan satu lokasi dengan mesin produksi. Sehingga ruang kontrol bisa
dikelola untuk kenyamanan operator tanpa terganggu suara kontaktor yang start stop.

C. Langkah Kerja:
1. Pahami gambar rangkaian

21

2. Jalankan program EKTS
3. Gambarlah rangkaian percobaan 1 dengan program EKTS
4. Simulasikan gambar yang telah dibuat
5. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke langkah 6. Bila

“TIDAK”, kembali ke langkah

L

F1

OL

S0

S1 K1 K1 K1 OL

K1 L1 L2 L3
N F2

L1
L2
L3

K1

U VW

M

Gambar 10 Rangkaian Pengendalian motor tiga fasa dari satu tempat

22

6. Identifikasi bahan dan alat pada papan percobaan

7. Periksalah bahan yang diperlukan, kalau ada kerusakan laporkan pada instruktur.

8. Pasang instalasi rangkaian kontrol terlebih dahulu

9. Periksalah kebenaran rangkaian kontrol dengan menggunakan AVO meter.

10. Pasang instalasi rangkaian utama

11. Periksalah kebenaran rangkaian utama dengan menggunakan AVO meter.

12. Periksakan pekerjaan anda pada instruktur.

13. Apakah instruktur menyatakan rangkaian dapat digunakan? Bila “YA”,teruskan ke
langkah 14. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 6.

14. Jalankan rangkaian yang telah dibuat.

15. Setelah selesai kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula

D. Keselamatan kerja:

1. Periksalah tegangan yang diperlukan

2. Jangan bekerja pada sumber tegangan

3. Jangan mencoba sebelum melaporkan pada instruktur

4. Jangan bercanda sewaktu melaksanakan pekerjaan

5. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan penggunaannya

6. Jangan meletakkan peralatan dan bahan secara sembarangan

E. Bahan dan Alat:

1. Motor induksi tiga fasa

2. Magnetik kontaktor, sesuaikan tegangan kumparan pada kontaktor dengan tegangan
pada jala-jala.

3. Magnetik Circuit Breaker(MCB) tiga fasa

23

4. Relay OL (Over Load)

5. Sakelar tekan (push button) NO/NC

6. Kabel

7. Obeng

8. Tang potong

9. Pengupas kabel

10. AVO meter

F. Tugas :

1. Jelaskan Proses kerja rangkaian.

2. Gambarkan proses rangkaian keseluruhan instalasi

3. Jelaskan cara mengoperasikan rangkaian

24

BAB 5
MERAKIT SISTEM PENGENDALI MOTOR TIGA FASA

DARI DUA TEMPAT

A. Tujuan :

1. Mahasiswa dapat menggambar dan merakit sistem pengendali motor tiga fasa dari dua
tempat

2. Mahasiswa dapat mensimulasikan dan melakukan pengujian sistem pengendali motor
tiga fasa dari dua tempat

B. Ringkasan Teori:

1. Dengan menggunakan magnetik kontaktor, pengendalian motor dapat
dilakukan lebih dari satu tempat.

2. Dalam pekerjaan ini anda akan mengendalikan motor dari dua tempat

3. Pada suatu pabrik yang cukup besar, pengontrolan motor dilakukan dari
beberapa tempat, sehingga bila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk
menghentikan / menjalankan motor kita dapat melakukannya dari tempat
yang jauh dari motor yang kita kontrol itu sendiri.

4. Untuk mengotrol motor lebih dari dua tempat dapat dilakukan dengan
merangkai secara seri dua buah push button stop (NC) dan merangkai
secara paralel dua buah push button start (NO), sehingga bila salah satu
atau kedua push button start ditekan maka kumparan magnet akan aktif.
Sedangkan bila salah satu atau kedua push button stop ditekan maka
kumparan magnet tidak aktif.

C. Langkah Kerja:

1. Pahami gambar rangkaian percobaan 2

2. Jalankan program EKTS

25

3. Gambarlah rangkaian percobaan 2 dengan program EKTS
4. Simulasikan gambar yang telah dibuat.
5. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke langkah 6. Bila

“TIDAK”, kembali ke langkah 1.
6. Identifikasi bahan dan alat pada papan percobaan
7. Periksalah bahan yang diperlukan, kalau ada kerusakan laporkan pada instruktur.
8. Pasang instalasi rangkaian kontrol terlebih dahulu
9. Periksalah kebenaran rangkaian kontrol dengan menggunakan AVO meter.
10. Pasang instalasi rangkaian utama
11. Periksalah kebenaran rangkaian utama dengan menggunakan AVO meter.
12. Periksakan pekerjaan anda pada instruktur.
13. Apakah instruktur menyatakan rangkaian dapat digunakan? Bila “YA”,teruskan ke

langkah 14. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 6.
14. Jalankan rangkaian yang telah dibuat.
15. Setelah selesai kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula

D. Keselamatan kerja:
1. Periksalah tegangan yang diperlukan
2. Jangan bekerja pada sumber tegangan
3. Jangan mencoba sebelum melaporkan pada instruktur
4. Jangan bercanda sewaktu melaksanakan pekerjaan
5. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan penggunaannya
6. Jangan meletakkan peralatan dan bahan secara sembarangan

26

E. Bahan dan Alat:

1. Motor induksi tiga fasa

2. Magnetik kontaktor, sesuaikan tegangan kumparan pada kontaktor dengan tegangan
pada jala-jala.

3. Magnetik Circuit Breaker(MCB) tiga fasa

4. Relay OL (Over Load)

5. Sakelar tekan (push button) NO/NC

6. Kabel

7. Obeng

8. Tang potong

9. Pengupas kabel

10. AVO meter

F. Tugas :

1. Jelaskan Proses kerja rangkaian.

2. Gambarkan proses rangkaian keseluruhan instalasi

3. Jelaskan cara mengoperasikan rangkaian.

27

L
F1

OL1

S1

S2

S3 S4 K1 K1 OL

L1 L2

K1
N

L1
L2
L3

F2

K1

U VW

M

Gambar 11 Rangkaian kendali motor listrik dari dua tempat

28

BAB 6
MERAKIT SISTEM PENGENDALI MOTOR TIGA FASA

YANG BEKERJA BERURUTAN

A. Tujuan :

1. Mahasiswa dapat menggambar dan merakit sistem pengendali motor tiga fasa yang
bekerja berurutan

2. Mahasiswa dapat mensimulasikan dan melakukan pengujian sistem pengendali motor
tiga fasa yang bekerja berurutan

B. Ringkasan Teori :
Pada suatu industri, kadang-kadang dibutuhkan mesin yang bekerja secara bersama-sama
untuk mendukung sebuah proses. Starting motor bisa bersama-sama namun juga bisa
secara berurutan. Dalam praktikum ini anda akan melakukan instalasi pengendalian
motor yang starting secara berurutan. Untuk melakukan starting beberapa motor secara
berurutan maka dibutuhkan interlock antar kontaktor, sehingga bila ada satu motor
belum berjalan maka motor berikutnya juga tidak bisa start.

C. Langkah simulasi dan kerja:

1. Pahami gambar rangkaian percobaan 3

2. Jalankan program EKTS

3. Gambarlah rangkaian percobaan 3 dengan program EKTS

4. Simulasikan gambar yang telah dibuat.

5. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke langkah 6. Bila
“TIDAK”, kembali ke langkah 1.

6. Identifikasi bahan dan alat pada papan percobaan

7. Periksalah bahan yang diperlukan, kalau ada kerusakan laporkan pada instruktur.

8. Pasang instalasi rangkaian kontrol terlebih dahulu

29

9. Periksalah kebenaran rangkaian kontrol dengan menggunakan AVO meter.
10. Pasang instalasi rangkaian utama
11. Periksalah kebenaran rangkaian utama dengan menggunakan AVO meter.
12. Periksakan pekerjaan anda pada instruktur.
13. Apakah instruktur menyatakan rangkaian dapat digunakan? Bila “YA”,teruskan ke

langkah 14. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 6.
14. Jalankan rangkaian yang telah dibuat
15. Setelah selesai kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula

D. Keselamatan kerja:

1. Periksalah tegangan yang diperlukan

2. Jangan bekerja pada sumber tegangan

3. Jangan mencoba sebelum melaporkan pada instruktur

4. Jangan bercanda sewaktu melaksanakan pekerjaan

5. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan penggunaannya

6. Jangan meletakkan peralatan dan bahan secara sembarangan

E. Bahan dan Alat:

1. Motor induksi tiga fasa

2. Magnetik kontaktor, sesuaikan tegangan kumparan pada kontaktor dengan
tegangan pada jala-jala.

3. Magnetik Circuit Breaker(MCB) tiga fasa

4. Relay OL (Over Load)

5. Sakelar tekan (push button) NO/NC

30

6. Kabel

7. Obeng

8. Tang potong

9. Pengupas kabel

10. AVO meter

F. Tugas :

1. Jelaskan Proses kerja rangkaian.

2. Gambarkan proses rangkaian keseluruhan instalasi

3. Jelaskan cara mengoperasikan rangkaian

31

L
F1

OL1
OL2
S1 K2
S2 K1

S3
K1 K2 OL1 OL2

S4 K2

L1 L2 L3
K1 K2
N

Gambar 3.1 Rangkaian Kontrol Percobaan 3

L1
L2
L3

F2

K1 K2

OL1 OL2

U VW U VW

M M

M1 M2

Gambar 3.2 Rangkaian Utama Percobaan 3

32

Tujuan BAB 7
Petunjuk
MERAKIT SISTEM PENGENDALI MOTOR TIGA FASA

DENGAN DUA ARAH PUTARAN

:

1. Mahasiswa dapat menggambar dan merakit sistem pengendali motor
tiga fasa yang berputar searah dan berlawanan arah dengan jarum jam

2. Mahasiswa dapat mensimulasikan dan melakukan pengujian sistem
pengendali motor tiga fasa yang berputar searah dan berlawanan arah
dengan jarum jam

:

1. Untuk motor tiga fasa yang akan dibalik putarannya dilakukan dengan
menukar dua buah hubungan kawat fasa.

2. Bila hendak memutar motor searah jarum jam (forward), pastikan
motor telah mati dengan menekan push button STOP. Kemudian tekan
push button Fstart untuk memulai putaran motor.

3. Bila hendak membalik putaran motor berlawanan arah jarum jam
(reverse), pastikan motor telah mati dengan menekan push button
STOP. Kemudian tekan push button Rstart untuk memulai putaran
motor

4. Untuk menjaga agar tidak terjadi crash antara fasa karena perubahan
koneksi maka diperlukan interlock antara kontaktor yang memutar
arah forward dan reverse

UVW

UVW UVW

Gambar 4.1 Koneksi untuk membalik arah putaran motor

33

Keselamatan kerja:

1. Periksalah tegangan yang diperlukan

2. Jangan bekerja pada sumber tegangan

3. Jangan mencoba sebelum melaporkan pada instruktur

4. Jangan bercanda sewaktu melaksanakan pekerjaan

5. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan penggunaannya

6. Jangan meletakkan peralatan dan bahan secara sembarangan

Bahan dan Alat:

1. Motor induksi tiga fasa

2. Magnetik kontaktor, sesuaikan tegangan kumparan pada kontaktor
dengan tegangan pada jala-jala.

3. Magnetik Circuit Breaker(MCB) tiga fasa

4. Relay OL (Over Load)

5. Sakelar tekan (push button) NO/NC

6. Kabel

7. Obeng

8. Tang potong

9. Pengupas kabel

10. AVO meter

Tugas :

1. Jelaskan Proses kerja rangkaian.

2. Gambarkan proses rangkaian keseluruhan instalasi

3. Jelaskan cara mengoperasikan rangkaian.

34

Langkah Kerja:
1. Pahami gambar rangkaian percobaan 4
2. Jalankan program EKTS
3. Gambarlah rangkaian percobaan 4 dengan program EKTS
4. Simulasikan gambar yang telah dibuat.
5. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke
langkah 6. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 1.
6. Identifikasi bahan dan alat pada papan percobaan
7. Periksalah bahan yang diperlukan, kalau ada kerusakan laporkan pada
instruktur.
8. Pasang instalasi rangkaian kontrol terlebih dahulu
9. Periksalah kebenaran rangkaian kontrol dengan menggunakan AVO
meter.
10. Pasang instalasi rangkaian utama
11. Periksalah kebenaran rangkaian utama dengan menggunakan AVO
meter.
12. Periksakan pekerjaan anda pada instruktur.
13. Apakah instruktur menyatakan rangkaian dapat digunakan? Bila
“YA”,teruskan ke langkah 14. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 6.
14. Jalankan rangkaian yang telah dibuat.
15. Setelah selesai kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula

35

L
F1

OL1
S0
S1 S1
S2 K1 S2 K2

K1 K2 OL
K2 K1

L1 L2 L3
K1 K2
N

L1
L2
L3

F2

K1 K2

OL1
U VW

M

Gambar 4.2 Rangkaian Kontrol Percobaan 4
Gambar 4.3 Rangkaian Utama Percobaan 4

36

BAB 8
MERAKIT SISTEM PENGENDALI MOTOR TIGA FASA

BINTANG DELTA MANUAL

Tujuan :
Petunjuk
1. Mahasiswa dapat menggambar dan merakit sistem pengendali motor
tiga fasa Bintang Delta secara manual

2. Mahasiswa dapat mensimulasikan dan melakukan pengujian sistem
pengendali motor tiga fasa Bintang Delta secara manual

:

1. Bila pada plat nama (name plate) dituliskan U 220 Δ, 380 Y artinya
kumparan tiap fasa dari motor itu dirancang untuk tegangan 220 Volt
bila dihubungkan dengan delta dan 380 Volt bila dihubungkan dengan
bintang. Jadi bila tegangan jala-jala 220 Volt maka motor itu akan
memberikan daya nominal bila dihubungkan delta. Bila dihubungkan
bintang, tegangan nominal tidak terpenuhi.

2. Bila motor dihubungkan pada tegangan tetap 220 V dalam hubung
bintang, kumparan motor menerima tegangan tegangan jala-jala



hingga arus fasa turun bila dihubungkan segitiga.


3. Bila sambungan motor itu diubah ke Delta maka setiap kumparan
motor disambung langsung pada jala-jala (mendapat tegangan jala-
jala). U fasa = U jala. Arus -arus fasa pada hubung segitiga sama
dengan arus jala-jala.



37

Gambar 5.1 Koneksi Delta dan Bintang

4. Jadi arus jala-jala hubung bintang sama dengan arus jala-jala hubung

delta.

5. Dengan adanya arus yang kecil pada hubungan bintang itu maka
rangkaian itu cukup dipasang sebesar arus nominalnya, sebab arus
mula sudah diperkecil dengan hubung bintang tadi.

6. Sebab arus jala-jala pada hubung bintang hanya arus jala-jala pada

hubung delta maka daya motor dalam hubungan bintang juga hanya

daya motor dalam hubungan delta (pada tegangan jala-jala yang sama).

7. Hubungan bintang delta ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:

a. Melalui hubungan terminal motor

b. Memakai sakelar-sakelar mekanis

c. Mempergunakan dua buah kontaktor yang dilayani sakelar
tekan(push button)

d. Mempergunakan dua buah kontaktor yng dilayani sakelar tekan
dan timer.

e. Mempergunakan tiga buah kontaktor yang dilayani sakelar
tekan

f. Mempergunakan tiga buah kontaktor yang dilayani sakelar
tekan dan timer.

38

Keselamatan kerja:

1. Periksalah tegangan yang diperlukan

2. Jangan bekerja pada sumber tegangan

3. Jangan mencoba sebelum melaporkan pada instruktur

4. Jangan bercanda sewaktu melaksanakan pekerjaan

5. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan penggunaannya

6. Jangan meletakkan peralatan dan bahan secara sembarangan

Bahan dan Alat:

1. Motor induksi tiga fasa

2. Magnetik kontaktor, sesuaikan tegangan kumparan pada kontaktor
dengan tegangan pada jala-jala.

3. Magnetik Circuit Breaker(MCB) tiga fasa

4. Relay OL (Over Load)

5. Sakelar tekan (push button) NO/NC

6. Kabel

7. Obeng

8. Tang potong

9. Pengupas kabel

10. AVO meter

Tugas :

1. Jelaskan Proses kerja rangkaian.

2. Gambarkan proses rangkaian keseluruhan instalasi

3. Jelaskan cara mengoperasikan rangkaian.

39

Langkah Kerja:
1. Pahami gambar rangkaian percobaan 5
2. Jalankan program EKTS
3. Gambarlah rangkaian percobaan 5 dengan program EKTS
4. Simulasikan gambar yang telah dibuat.
5. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke
langkah 6. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 1.
6. Identifikasi bahan dan alat pada papan percobaan
7. Periksalah bahan yang diperlukan, kalau ada kerusakan laporkan pada
instruktur.
8. Pasang instalasi rangkaian kontrol terlebih dahulu
9. Periksalah kebenaran rangkaian kontrol dengan menggunakan AVO
meter.
10. Pasang instalasi rangkaian utama
11. Periksalah kebenaran rangkaian utama dengan menggunakan AVO
meter.
12. Periksakan pekerjaan anda pada instruktur.
13. Apakah instruktur menyatakan rangkaian dapat digunakan? Bila
“YA”,teruskan ke langkah 14. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 6.
14. Jalankan rangkaian yang telah dibuat.
15. Setelah selesai kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula

40

L
F1

OL1
S0
S1 K1

S2 K2 S2

K2 K3 OL1

K3 K2

L1 L2 L3

K1 K2 K3
N

Gambar 5.2 Rangkaian Kontrol Percobaan 5

L1

L2

L3

F2

K1 K2 K3

OL1
U1 V1 W1

M

W2 U2 V2

Gambar 5.3 Rangkaian Utama Percobaan 5

41

BAB 9
MERAKIT SISTEM PENGENDALI MOTOR TIGA FASA

BINTANG DELTA OTOMATIS

Tujuan :

1. Mahasiswa dapat menggambar dan merakit sistem pengendali motor
tiga fasa Bintang Delta secara otomatis

2. Mahasiswa dapat mensimulasikan dan melakukan pengujian sistem
pengendali motor tiga fasa Bintang Delta secara otomatis

Petunjuk :

1. Untuk mengendalikan secara otomatis perpindahan hubungan star ke
delta pada starting motor dapat digunakan sebuah timer.

2. Timer disetting pada nilai 1 detik hingga 10 menit, tergantung besarnya
kapasitas motor yang dikendalikan

3. Timer digunakan untuk menggantikan peran push button S2 pada
percobaan 5 sebelumnya, sehingga perpindahan koneksi berlangsung
secara otomatis sesuai setting waktu pada timer.

Keselamatan kerja:

1. Periksalah tegangan yang diperlukan

2. Jangan bekerja pada sumber tegangan

3. Jangan mencoba sebelum melaporkan pada instruktur

4. Jangan bercanda sewaktu melaksanakan pekerjaan

5. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan penggunaannya

6. Jangan meletakkan peralatan dan bahan secara sembarangan

Bahan dan Alat:

42

1. Motor induksi tiga fasa

2. Magnetik kontaktor, sesuaikan tegangan kumparan pada kontaktor
dengan tegangan pada jala-jala.

3. Magnetik Circuit Breaker(MCB) tiga fasa

4. Relay OL (Over Load)

5. Relay Timer

6. Sakelar tekan (push button) NO/NC

7. Kabel

8. Obeng

9. Tang potong

10. Pengupas kabel

11. AVO meter

Tugas :

1. Jelaskan Proses kerja rangkaian.

2. Gambarkan proses rangkaian keseluruhan instalasi

3. Jelaskan cara mengoperasikan rangkaian.

Langkah Kerja:

1. Pahami gambar rangkaian percobaan 6

2. Jalankan program EKTS

3. Gambarlah rangkaian percobaan 6 dengan program EKTS

4. Simulasikan gambar yang telah dibuat.

5. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke
langkah 6. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 1.

43

6. Identifikasi bahan dan alat pada papan percobaan
7. Periksalah bahan yang diperlukan, kalau ada kerusakan laporkan pada

instruktur.
8. Pasang instalasi rangkaian kontrol terlebih dahulu
9. Periksalah kebenaran rangkaian kontrol dengan menggunakan AVO

meter.
10. Pasang instalasi rangkaian utama
11. Periksalah kebenaran rangkaian utama dengan menggunakan AVO

meter.
12. Periksakan pekerjaan anda pada instruktur.
13. Apakah instruktur menyatakan rangkaian dapat digunakan? Bila

“YA”,teruskan ke langkah 14. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 6.
14. Jalankan rangkaian yang telah dibuat.
15. Setelah selesai kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula

44

L
F1

OL1
S0
S1 K1

T K2 T

K2 K3 OL1

K2 K3 K2

L1 L2 L3

K1 T K2 K3

N

Gambar 6.1 Rangkaian Kontrol Percobaan 6

L1

L2

L3

F2

K1 K2 K3

OL1
U1 V1 W1

M

W2 U2 V2

Gambar 6.2 Rangkaian Utama Percobaan 6

45

BAB 10
MERAKIT SISTEM PENGENDALIAN MOTOR TIGA FASA

BINTANG DELTA OTOMATIS DUA PUTARAN

Tujuan :

1. Mahasiswa dapat menggambar dan merakit sistem pengendali motor
tiga fasa Bintang Delta secara otomatis dua putaran

2. Mahasiswa dapat mensimulasikan dan melakukan pengujian sistem
pengendali motor tiga fasa Bintang Delta secara otomatis dua putaran

Petunjuk :

1. Pada pengendalian motor tiga fasa bintang delta otomatis dua putaran,
pada dasarnya sama dengan percobaan 6 dengan menambahkan satu
kontaktor untuk membalik masukan tegangan utama

2. Untuk mendapatkan arah putar berbeda maka diperlukan interlock agar
tegangan masukan tak mengalami crash saat dibutuhkan untuk
membalik putaran motor.

3. Seluruh proses starting motor dilengkapi timer sebagai piranti otomatis
yang memindah koneksi motor dari bintang ke delta

Keselamatan kerja:

1. Periksalah tegangan yang diperlukan

2. Jangan bekerja pada sumber tegangan

3. Jangan mencoba sebelum melaporkan pada instruktur

4. Jangan bercanda sewaktu melaksanakan pekerjaan

5. Pergunakan peralatan dan bahan sesuai dengan penggunaannya

6. Jangan meletakkan peralatan dan bahan secara sembarangan

46

Bahan dan Alat:

1. Motor induksi tiga fasa

2. Magnetik kontaktor, sesuaikan tegangan kumparan pada kontaktor
dengan tegangan pada jala-jala.

3. Magnetik Circuit Breaker(MCB) tiga fasa

4. Relay OL (Over Load)

5. Relay Timer

6. Sakelar tekan (push button) NO/NC

7. Kabel

8. Obeng

9. Tang potong

10. Pengupas kabel

11. AVO meter

Tugas :

1. Jelaskan Proses kerja rangkaian.

2. Gambarkan proses rangkaian keseluruhan instalasi

3. Jelaskan cara mengoperasikan rangkaian.

Langkah Kerja:

1. Pahami gambar rangkaian percobaan 7

2. Jalankan program EKTS

3. Gambarlah rangkaian percobaan 7 dengan program EKTS

4. Simulasikan gambar yang telah dibuat.

47

5. Apakah rangkaian berjalan dengan baik? Bila “YA”,teruskan ke
langkah 6. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 1.

6. Identifikasi bahan dan alat pada papan percobaan
7. Periksalah bahan yang diperlukan, kalau ada kerusakan laporkan pada

instruktur.
8. Pasang instalasi rangkaian tenaga
9. Periksalah kebenaran rangkaian instalasi tenaga dengan menggunakan

AVO meter.
10. Pasanglah instalasi rangkaian control
11. Periksalah rangkaian instalasi control dengan menggunkan Avo meter.
12. Periksakan pekerjaan anda pada instruktur.
13. Apakah instruktur menyatakan rangkaian dapat digunakan? Bila

“YA”,teruskan ke langkah 14. Bila “TIDAK”, kembali ke langkah 6.
14. Jalankan rangkaian yang telah dibuat.
15. Setelah selesai kembalikan peralatan dan bahan ke tempat semula

48

L
F1

OL1

S1

S2 K1 S2 K2 K1 K2

TT K1 K2 OL1
K4 K3
K2 K1

L1 L2 L3

K1 K2 T K3 K4
N

L1 Gambar 7.1 Rangkaian Kontrol Percobaan 7

L2
L3

F2

K1 K2 K4

OL1 K3
U1 V1 W1

M

W2 U2 V2

Gambar 7.2 Rangkaian Utama Percobaan 7

49


Click to View FlipBook Version