The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Jurnal Bioma adalah Jurnal Pendidikan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by agusjokosungkono82, 2022-10-02 22:09:57

Jurnal BIOMA Oktober 2020

Jurnal Bioma adalah Jurnal Pendidikan yang diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun

Keywords: Jurnal Bioma,Oktober 2020

JURNAL PENDIDIKAN KABUPATEN MADIUN

Volume 6 Edisi 4 : Bulan Oktober 2020

Sumber : https://twitter.com/perpusnas1/status/1247458308283224064

DITERBITKAN OLEH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN MADIUN

PROVINSI JAWA TIMUR
Blog : jurnalbioma.blogspot.com—email : [email protected]

SUSUNAN REDAKTUR JURNAL BIOMA

Pelindung
Bupati Madiun

Pembina
Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Madiun

Pengarah
Drs. HENDRO SUWONDO, M.Pd
PRAPTO PURNOMO, S.Pd., M.Pd
Drs. MUNTORO WIDJI ATMADJA, M.Pd

Pimpinan Redaksi
Dra. ENDANG SRI HASTUTI, M.Pd

Redaksi Pelaksana
AGUS JOKO SUNGKONO, S.Pd
IDA NURCHASANAH, S.Pd
SULASTRI, S.Pd

Mitra Bestari
Drs. SULISETIJONO, M.Pd (UM)
Dr. DWI SULISTYORINI (UM)
Dr. AGUSTI THAMRIN, M.Pd (UNS)
Dr. CH NOVI PRIMIANI (Universitas PGRI Madiun /UNIPMA)
Prof. Dr. NURSALAM, M.Nurs (Hons) (UNAIR)

Sekretariat
WAGE SYUFIATUN, S.Pd
Dra. DWI LINDA SULISTYOWATI

Alamat Redaksi
Sekretariat : Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Madiun
Jl. Raya Tiron 87 Kabupaten Madiun, Jawa Timur 63151 Telp (0351) 464477 Fax 473173
CP : Endang Sri Hastuti, Hp 081231180068
Email : [email protected]
Blog : jurnalbioma.blogspot.com

ii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………… i
SUSUNAN REDAKTUR ………………………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………… iii
Artikel 1 PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN KETRAMPILAN LARI JARAK 1

MENENGAH DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTEK LANGSUNG SISWA
KELAS VIII-B SMPN 2 DOLOPO TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Artikel 2 Banjar, S.Pd, Guru SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun 9
EFEKTIFITAS COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS IXB SMPN 2
DOLOPO KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Artikel 3 Indriyani, S.Pd., Guru SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun 16
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
SISWA KELAS VII-A SMPN 2 DOLOPO KABUPATEN MADIUN TAHUN
PELAJARAN 2019/2020

Artikel 4 Dra. Siti Nurlaela, Guru SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun 24

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA METODE KOMBINATIF
MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS VII-C SMPN 2 DOLOPO KABUPATEN
MADIUN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Artikel 5 Sunarti, S.Pd. Guru SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun 32
MELALUI METODE INKUIRI DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 2 DOLOPO
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Artikel 6 Widodo, S.Pd, Guru SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun 40
MELALUI METODE INKUIRI DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 2 SARADAN
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Artikel 7 Drs. Edy Setiyono, Guru SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten Madiun 47
STRATEGI PENINGKATAN PRESTASI SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN
DENGAN METODE DRILL PADA SISWA KELAS VIII-E SMP NEGERI 1
SAWAHAN KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Artikel 8 Dwi Kusumaningsih, S.Pd, Guru SMP Negeri 1 Sawahan Kabupaten Madiun 53
PENERAPAN METODE KOOPERATIF MODEL TGT (TEAM GAMES
TOURNAMENT) MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS
PADA SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 SARADAN KABUPTEN
MADIUN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Nanik Wahyuni, S.Pd, Guru SMP Negeri 4 Saradan Kabupten Madiun
iii

Artikel 9 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS KEMAMPUAN 62
MEMAHAMI TEKS DENGAN TEKNIK SQ3R (SURVEY-QUESTION-READ-
RECITE-REVIEW) SISWA KELAS IX-B SMPN 3 SARADAN MADIUN
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Artikel 10 Drs. Warso, Guru SMPN 3 Saradan Kabupaten Madiun 71
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM RANGKA MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII.E SMP
NEGERI 2 GEGER KABUPATEN MADIUN SEMESTER GANJIL TAHUN
PELAJARAN 2019/2020

Agung Setyo Nugroho, S.Pd., Guru SMP Negeri 2 Geger Kabupaten Madiun 80
Gaya Selingkung Jurnal BIOMA

iv

PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN KETRAMPILAN LARI JARAK MENENGAH
DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTEK LANGSUNG SISWA KELAS VIII-B
SMPN 2 DOLOPO TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh : Banjar, S.Pd,
Guru SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun

Abstrak
Kata kunci : Peningkatan Kemampuan Lari Jarak Menengah, Pembelajaran Praktek Langsung

Pembinaan olahraga untuk meningkatkan prestasi adalah merupakan suatu pekerjaan yang mudah
untuk dilaksanakan. Untuk menciptakan atau mencetak atlit yang tangguh tidak semudah mencetak barang
meinan atau kue, karena yang dihadapi bukan barang mati melainkan langsung berhubungan dengan badan
yang hidup memiliki berbagai komponen yang salig tergantung satu sama lainnya. Berdasarkan uraian yang
telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, maka masalah pada penelitian ini penulis rumuskan
sebagai berikut : Apakah pembelajaran praktek langsung dengan pendekatan kooperatif dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar mata pelajaran pendidikan jasmani pada Kemampuan
dan ketrampilan lari jarak pendek siswa kelas VIII-B SMPN 2 Dolopo?” Penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan di SMPN 2 Dolopo Tahun Pelajaran 2019/2020, dengan mengambil objek penelitian siswa
kelas VIII-B. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran praktek langsung
dengan pendekatan kooperatif dapat membantu siswa kelas VIII-B mata pelajaran pendidikan jasmani di
SMPN 2 Dolopo.

Kegiatan belajar dengan metode praktek langsung dapat dikategorikan baik. Hal ini dibuktikan
dengan pencapaian nilai yang tinggi dan peningkatan dari siklus I ke siklus II. Sedangkan hasil
perbandingan nilai dalam penelitian adalah nilai rata-rata siklus I 73.96 pada siklus II menjadi 89.17.
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I 56.25% dan siklus II menjadi 100%.

Latar Belakang Masalah aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih
yang direncanakan secara sistematis dalam rangka
Istilah atletik yang kita kenal sekarang ini mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan
sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berasal dari beberapa sumber antara lain berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah
bersumber dari bahasa Yunani, yaitu “athlon” memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik
yang mempunyai pengertian berlomba atau untuk terlibat langsung dalam berbagai
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani,
bertanding. Misalnya ada istilah pentathlon atau olahraga dan kesehatan yang terpilih yang
dilakukan secara sistematis. Pembekalan
decathlon. Istilah lain yang menggunakan atletik pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang
adalah athletics (Inggris), athletiek (Belanda), lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat
dan bugar sepanjang hayat.
athletique (Perancis) atau athletik (Jerman).
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis,
Istilahnya mirip sama, namun artinya berbeda oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa
adanya pendidikan jasmani, olahraga dan
dengan arti atletik di Indonesia, yang berarti kesehatan, karena gerak sebagai aktivitas jasmani
adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia
olahraga yang memperlombakan nomor-nomor: dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang
searah dengan perkembangan zaman.
jalan, lari, lompat dan lempar. Istilah lain yang
Selama ini telah terjadi kecenderungan
mempunyai arti sama dengan istilah atletik di

Indonesia adalah “Leichtatletik” I(Jerman),

“Athletismo” (Spanyol), “Olahraga” (Malaysia),

dan “Track and Field” (USA). Pendidikan jasmani

olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral

dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan

untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis,

keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat

dan pengenalan lingkungan bersih melalui

Praktek Langsung - Banjar, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 1

dalam memberikan makna mutu pendidikan yang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dalam bahasa Inggris lazim disebut Classroom
hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan Action Research (CAR) merupakan ragam atau
bentuk penelitian pembelajaran yang berkonteks
kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk
memecahkan masalah-masalah pembelajaran
terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu
proses (praktik) dan hasil pembelajaran, dan
pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan mencobakan hal-hal baru di bidang pembelajaran
demi peningkatan mutu proses dan hasil
diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun pembelajaran. Pendek kata, PTK adalah ragam
atau bentuk penelitian yang dimaksudkan untuk
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan mengubah bebagai keadaan, kenyataan, dan
harapan mengenai pembelajaran agar menjadi
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 lebih baik dan bermutu dengan cara melakukan
sejumlah tindakan yang dipandang tepat dan jitu.
tentang Standar Nasional Pendidikan akan
Dalam PTK, pengubahan tersebut
memberikan peluang untuk menyempurnakan dilakukan secara internal (dari dalam), bukan
eksternal (dari luar). Pelakunya orang dalam,
kurikulum yang komprehensif dalam rangka bukan orang luar yang masuk ke dalam kancah
penelitian. Dalam hubungan ini, pada umumnya
mencapai tujuan pendidikan nasional. guru-lah yang melakukan pengubahan di kelasnya
sendiri. Memang, guru juga sering berkolaborasi
Pendidikan jasmani, olahraga, dan dengan pihak lain dari luar, misalnya dosen, yang
melakukan PTK dengan tanggung jawab tetap
kesehatan merupakan media untuk mendorong berada pada guru. Ini membuat PTK bersifat
sangat reflektif, bukan analitis. Artinya, penelitian
pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, dilaksanakan dengan lebih banyak memantulkan,
merenungkan, dan menampilkan pengalaman dan
keterampilan motorik, pengetahuan dan apa yang telah dilakukan oleh guru dalam proses
pengubahan dari dalam. Karena itu, PTK sering
penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental- dilihat sebagai kajian reflektif yang dilaksanakan
oleh pelaku tindakan (pengubahan) tersebut.
emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta
Atletik merupakan aktivitas jasmani yang
pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk meliputi berjalan, berlari, melompat dan
melempar. Pada nomor lari dibagi lagi menjadi
merangsang pertumbuhan dan perkembangan lari jarak menengah (100 m, 200 m, 400 m), jarak
menengah (800m, dan 1500m) , jarak jauh
kualitas fisik dan psikis yang seimbang. (5000m, 10.000m, dan 42,195 km), lari gawang
(100 m, 110 m, dan 400 m), estafet (4x100 m dan
Pemerintah Indonesia pada saat ini telah 4x400 m), dan halang rintang (3000m). Nomor
lompat terdiri dari lompat tinggi, lompat jauh,
memusatkan perhatian untuk melakukan lompat galah, dan lompat jangkit. Sedangkan
nomor lempar terdiri dari lempar cakram, lempar
perubahan, hal ini ditandai oleh pergantian lembing, dan tolak peluru. Salah satu cabang pada
nomor lari yaitu lari jarak menengah mempunyai
Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2004 yang cara dan gerakan yang berbeda dengan lari jarak
menengah. Hal yang perlu diperhatikan pada lari
disempurnakan. Dimana terjadi perubahan cara jarak menengah adalah penyesuaian antara
kecepatan dan daya tahan. Antara perlombaan 800
pandang dari siswa yang menjadi obyek berubah

menjadi subyek, guru yang menjadi sentral

berubah menjadi fasilitator dan motivator.

Kemampuan guru dalam penguasaan materi

kemampuan lari, daya ledak kaki dan lompat jauh

dan melaksanakan pembelajan mempunyai peran

penting untuk meningkatkan minat dan prestasi

belajar siswa.

Selama ini pembelajaran kemampuan lari,

daya ledak kaki dan lompat jauh di dalam kelas

banyak menggunakan metode ceramah yang

sifatnya teoritis sehingga siswa mengalami

kesulitan dalam pemahaman konsepnya.

Dampaknya siswa menganggap kompetensi

kemampuan lari, daya ledak kaki dan lompat jauh

sulit dan tidak menarik. Hal ini dapat ditunjukkan

dari hasil evaluasi ( ulangan harian ) siswa yang

banyak memperoleh nilai di bawah Standart

Ketuntasan Belajar Minimal ( SKBM ). Untuk

mencari pemecahan dari masalah tersebut perlu

dicari model pembelajaran yang bagaimanakah

yang sesuai dan dapat meningkatkan penguasaan

konsep kemampuan lari, daya ledak kaki dan

lompat jauh pada siswa.

Praktek Langsung - Banjar, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 2

m dan 1500 m mempuyai peraturan yang pendidikan jasmani di SMPN 2 Dolopo
berbeda. Atlet jarak menengah harus memahami
teknik-teknik yang benar untuk dapat Manfaat Hasil Penelitian
memaksimalkan kemampuan yang dimiliki dan 1. Siswa
dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.
Atlet harus diberikan latihan-latihan yang tepat - dapat membantu dalam menguasai konsep
agar atlet dapat meningkatkan kemampuannya kemampuan lari jarak menengah
secara progresif serta diberikan macam latihan
yang bervariatif dan diberikan permainan- - dapat mengaplikasikan konsep kemampuan
permainan supaya atlet tidak merasa bosan. lari jarak menengah dalam persoalan sehari-
hari
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini,
penulis mencoba agar siswa dapat menguasai - menumbuhkan minat belajar siswa
konsep kemampuan lari, daya ledak kaki dan - dapat meningkatkan hasil belajar kemampuan
lompat jauh dengan baik melalui pembelajaran
praktek langsung dengan model kooperatif lari jarak menengah.
(Cooperative Learning), yaitu model pengajaran 2. Guru
dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok
kecil dengan beranggotakan siswa-siswa yang - mempermudah penyampaian konsep
memiliki tingkat kemampuan berbeda dan kemampuan lari, daya ledak kaki dan
dilaksanakan diluar kelas. Setiap anggota lompat jauh kepada siswa
kelompok saling bekerja sama dalam
mengerjakan tugas. Belajar dikatakan belum - meningkatkan kemampuan guru untuk
selesai jika ada anggota kelompok yang belum memecahkan masalah
menguasai bahan pembelajaran. Pada akhir
pembelajaran diadakan evaluasi ( ulangan harian ) - mendapatkan informasi tentang kemajuan
dimana siswa bekerja secara individu dan tidak siswa
lagi bekerja secara kelompok. Dari hasil evaluasi
( ulangan harian ) ini diharapkan tercapai 3. Sekolah
ketuntasan belajar secara klasikal. Dengan - mendapatkan informasi tentang model
memperhatikan permasalahan di atas, maka pembelajaran yang nantinya dapat
penulis melakukan Penelitian Tindakan Kelas diterapkan ke kelas lain dan oleh guru lain
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Dan - dapat meningkatkan kualitas lulusan
Ketrampilan Lari Jarak Menengah Dengan sekolah.
Pembelajaran Praktek Langsung Siswa Kelas
VIII-B SMPN 2 Dolopo Tahun Pelajaran Kajian Pustaka
2019/2020”. Pembelajaran Praktek langsung dengan
Pendekatan Kooperatif
Rumusan Masalah
Apakah pembelajaran praktek langsung Model pembelajaran kooperatif
(Cooperative Learning / CL ) merupakan suatu
dengan pendekatan kooperatif dapat model pengajaran dimana siswa belajar dalam
meningkatkan pemahaman konsep dan hasil kelompok-kelompok kecil dengan beranggotakan
belajar mata pelajaran pendidikan jasmani pada siswa-siswa yang memiliki tingkat kemampuan
Kemampuan dan ketrampilan lari jarak menengah berbeda. Setiap anggota kelompok saling bekerja
siswa Kelas VIII-B SMPN 2 Dolopo? sama dalam mengerjakan tugas. Belajar dikatakan
belum selesai jika ada anggota kelompok yang
Tujuan Penelitian belum menguasai bahan pembelajaran. Model
Tujuan penelitian ini adalah untuk pembelajaran ini sesuai dengan prinsip-prinsip
CTL ( Contekstual Teaching and Learning ) yaitu
mengetahui seberapa besar pembelajaran praktek tentang learning community ( masyarakat belajar )
langsung dengan pendekatan kooperatif dapat dan tutor teman sebaya.
membantu siswa kelas VIII-B mata pelajaran
Atas dasar hal tersebut di atas bahwa
siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep- konsep yang sulit apabila
mereka dapat saling mendiskusikan konsep-
konsep itu dengan teman- temannya. Untuk lebih
jelasnya perhatikan tabel 2.1 yang menunjukkan
perbedaan antara kelompok belajar kooperatif

Praktek Langsung - Banjar, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 3

dengan kelompok belajar konvensional dan tabel beberapa kelompok
2.2 yang menunjukkan perbedaan peran guru 2) Melakukan tahap eksplorasi, yaitu guru dan
dalam pembelajaran kooperatif dengan kelompok
belajar konvensional. siswa melakukan demonstrasi dan kegiatan
Tabel 2.1 Perbedaan kelompok belajar kooperatif praktik yang dilakukan secara kelompok oleh
dengan kelompok belajar konvensional siswa di luar kelas.
3) Melakukan tahap pengenalan konsep, yaitu
Tabel 2.2 Perbedaan peran guru dalam siswa mengemukakan kesimpulan dari praktik,
pembelajaran kooperatif dengan kelompok melakukan diskusi dan tanya jawab
4) Melakukan tahap penerapan konsep, yaitu
belajar konvensional. pembahasan soal tugas dan memberikan
masalah yang berkaitan dengan materi. Siswa
Model pembelajaran praktek langsung dalam menjawab pertanyaan diawali dengan
dengan pendekatan kooperatif merupakan salah mengacungkan jari, secara lisan dan maju ke
satu alternatif bentuk pembelajaran untuk depan.
mengubah suasana pembelajaran, sehingga siswa 5) Memberikan pretes pada awal pembelajaran
tidak jenuh dalam lingkungan kelas. dan post tes pada akhir pembelajaran untuk
mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa
6) Memberikan tes evaluasi I di akhir siklus I,
dimaksudkan untuk me-ngetahui apakah siswa
telah memahami materi yang telah
disampaikan oleh guru selama siklus I
Observasi I

Observasi dilakukan sambil melaksana-
kan tindakan I. Sedangkan untuk mengetahui
jalannya proses pembelajaran praktek langsung
dilakukan pemantauan berupa catatan lapangan
atau rekaman data.
Analisis dan refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh setelah
pelaksanaan tindakan I, maka data tersebut diolah
atau dianalisa. Kemudian diperoleh masukan
untuk melakukan reflksi. Analisis dilakukan
terhadap data-data dan pemantauan proses
pembelajaran. Hasil refleksi digunakan sebagai
bahan untuk menyusun tindakan II.

Rencana Tindakan Siklus II
Siklus I Rencana tindakan II
Rencana tindakan I
Berdasarkan analisis dan refleksi I,
Rencana tindakan I adalah rencana tindakan yang direncanakan pada siklus II adalah
pembelajaran praktek langsung dengan pembelajaran praktek langsung dengan
pengelompokkan siswa menjadi beberapa pengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok
kelompok. Sebelum pembelajaran dilaksanakan (jumlah kelompok sama dengan siklus I). Dalam
terlebih dahulu menyusun skenario pembelajaran, pembelajaran ini didahului dengan penyusunan
pembuatan lembar kerja siswa (LKS). Selain itu skenario pembelajaran, pembuatan lembar kerja
dibuat lembar penilaian untuk mengamati siswa (LKS), lembar penilaian serta lembar
kemampuan siswa dalam melakukan praktik dan observasi untuk mengamati kemampuan siswa
lembar observasinya. dalam melakukan praktikum. Dalam melakukan
Pelaksanaan tindakan I percobaan guru lebih memperhatikan siswa
1) Melakukan pengelompokkan siswa menjadi dengan cara berkeliling menghampiri masing-

Praktek Langsung - Banjar, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 4

masing kelompok untuk menanyakan dan kelas VIII-B.
mengetahui kesulitan siswa. Adapun waktu penelitian dilaksanakan
Pelaksanaan tindakan II
1) Guru mengelompokkan siswa dalam beberapa pada jam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
pendidikan jasmani dan dilaksanakan pada bulan
kelompok Agustus sampai dengan Oktober 2019.
2) Melakukan tahap eksplorasi, yaitu guru dan
Setting Penelitian
siswa melakukan demonstrasi dan praktikum. Persiapan, meliputi :
Dalam pelasanaannya guru memberikan a. Penyusunan Silabus. Mengacu pada kurikulum
pertanyaan tentang konsep awal dan kesulitan
siswa yang disempurnakan tahun 2013 mata
3) Melakukan tahap pengenalan konsep yaitu pelajaran pendidikan jasmani.
melakukan diskusi dari kesimpulan hasil b. Penyusunan Rencana Pembelajaran. Mengacu
percobaan dan melakukan tanya jawab dengan pada materi, tujuan pembelajaran, media,
siswa skenario pembelajaran, tujuan pembelajaran
4) Melakukan tahap penerapan konsep, yaitu dan penilaian. Rencana pembelajaran yang
melakukan pembahasan yang berkaitan dengan peneliti susun tentang kemampuan lari, daya
materi yang diajarkan ledak kaki dan lompat jauh dan rencana
5) Memberikan pretes pada awal pembelajaran pembelajaran ini merupakan skenario yang
dan post tes pada akhir pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajarannya 2 Jam Pelajaran
mengetahui konsep awal dan akhir siswa dalam 1 kali tatap muka.
6) Melakukan evaluasi II diakhir siklus II, c. Penyusunan Instrument Test
dimaksudkan untuk menge-tahui kemampuan 1) Pre Test
siswa dalam memahami materi yang telah
dipe-lajari selama siklus II. Berisikan soal- soal yang berhubungan
Observasi II dengan kemampuan dasar tentang
kemampuan lari, daya ledak kaki dan
Sambil melaksanakan tindakan II juga lompat yang diberikan pada siswa sebelum
dilakukan tindakan observasi. Tujuan observasi siswa menerima pembelajaran outbond.
adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dan 2) Post Test
mendapatkan data tentang aspek mutu Berisikan soal- soal yang berhubungan
pembelajaran siswa. dengan pemahaman kemampuan lari, daya
ledak kaki dan lompat yang diberikan pada
Peningkatan aspek mutu pembelajaran siswa setelah siswa menerima pembelajaran
siswa diperoleh dari pengisian lembar observasi outbond.
yang sama dengan pada siklus I. Untuk 3) Penyusunan lembar kerja praktik
mengetahui jalannya proses pembelajaran berupa Merupakan lembar panduan kerja siswa
catatan lapangan. untuk berpikir kritis dalam memecahkan
Analisis dan refleksi masalah. Lembar kerja praktik yang peneliti
susun tentang pemahaman dua buah
Berdasarkan data tentang perilaku siswa kemampuan lari, daya ledak kaki dan
yang diperoleh setelah pemberian tindakan II, lompat sebidang dan di antara kedua
selanjutnya data dianalisis dan direfleksi. Analisis kemampuan lari, daya ledak kaki dan
dan refleksi dilakukan dengan melihat data lompat membentuk sebuah sudut.
observasi apakah tindakan yang dilakukan dapat 4) Persiapan alat. Mempersiapkan alat dan
meningkatkan penguasaan konsep dan hasil bahan yang diperlukan untuk praktik yang
belajar serta mutu pembelajaran siswa. akan dilakukan siswa.
Pelaksanaan
Metode Penelitian a. Melakukan siklus I
Objek Tindakan b. Melakukan siklus II
Penyusunan Konsep Laporan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan a. Presentasi hasil laporan
di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2
Dolopo tahun pelajaran 2019/2020 semester
Ganjil, dengan mengambil objek penelitian siswa

Praktek Langsung - Banjar, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 5

b. Perbaikan Laporan Pelaksanaan
c. Pengumpulan Hasil
Dengan menerapkan rencana
Metode Pengumpulan Data
1. Pre Test pembelajaran pada standar kompetensi,
2. Lembar Kerja Praktik
3. Post test kompetensi dasar dengan materi tentang
4. Format pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa “pemahaman dan kemampuan lari, daya ledak

Metode Analisis Data kaki dan lompat jauh dengan panduan lembar
Analisis data dalam penelitian tindakan
kerja praktik (instrumen terlampir) siswa bekerja
kelas ini masuk pada tahap refleksi, pada tahap
efleksi, peneliti dan praktisi (guru) mendiskusikan berkelompok sesuai dengan hasil pembentukan
hasil pengamatan tindakan yang telah
dilaksanakan. Hal-Hal yang dilakukan adalah (1) kelompok.
analisis tentang tindakan yang dilakukan; (2)
mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana Pada kegiatan ini aktivitas guru dan siswa
dengan pelaksanaan tindakan yang telah
dilaksanakan; (3) melakukan intervensi, dalam kegiatan pembelajaran diamati dengan
pemaknaann, dan penyimpulan data yang telah
diperoleh. menggunakan instrumen.

Hasil Penelitian Sedangkan tingkat penguasaan materi
Siklus I
Perencanaan pembelajaran pada siswa, peneliti mengambil data
a. Pemberian pre test menggunakan instrumen
dari laporan kerja praktik siswa yang dikumpulkan
penelitian, waktu mengerjakan 25 menit,
bentuk soal pilihan ganda dan nilai yang setelah pembelajaran selesai. Data penguasaan
diperoleh siswa menggunakan rumus :
b. Pembentukan kelompok belajar heterogen materi pembelajaran pada siswa terlampir pada
Dalam hal ini peneliti melakukan dengan cara
sebagai berikut : lampiran.
1. Berdasarkan hasil pre test siswa
Pengamatan
dikategorikan 3 kategori, yaitu siswa atas
(mempunyai kemampuan/ hasil pre test Hasil Pengamatan terhadap aktivitas
antara 83 – 100), siswa sedang ( mempunyai
kemampuan/ hasil pre test antara 65 - 82 ) siswa dalam pembelajaran yang dilakukan oleh
dan siswa bawah (mempunyai kemampuan/
hasil pre test di bawah 70 ). dua orang pengamat rinciannya ditunjukkan pada
2. Dari tiga kategori siswa tersebut di atas,
kemudian dikelompokkan menjadi 8 dibawah ini:
kelompok dengan setiap kelompok
beranggotakan 4 siswa yang di dalamnya Aspek penilaian Nilai Rata-rata
minimal ada satu siswa yang masuk
kategori atas. Hal ini dimaksudkan agar 1. Teknik start 3,66
siswa kategori atas bisa menjadi tutor di
dalam kelompok belajarnya. Jumlah 2. Kecepatan lari 3,66
anggota kelompok tidak merata untuk
mengantisipasi kalau ada siswa yang tidak 3. Finish 3,78
masuk.
4. Skor 11,09

5. Nilai 73,96

6. Ketuntasan 56,25

Skor Penilaian :

Nilai 1 : Kurang

Nilai 2 : cukup

Nilai 3 : cukup baik

Nilai 4 : Baik

Nilai 5 : Baik sekali

Refleksi

a. Dari data tabel 4.1 menunjukkan skor rata- rata

untuk masing- masing aspek yang diamati baik

dalam model pembelajaran kooperatif adalah

baik. Sebagian besar waktu guru digunakan

untuk membimbing siswa, mendorong dan

melatihkan kemampuan kooperatif, hal ini

sesuai dengan dengan model pembelajaran

kooperatif. Sedangkan waktu terbanyak bagi

siswa dalam mengerjakan Lembar Kerja

Praktik dalam kelompok belajar (

pembelajaran ) adalah saling bekerjasama

dalam kelompok untuk mengerjakan Lembar

Praktek Langsung - Banjar, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 6

Kerja Praktik, diskusi antar siswa dengan siswa Dari hasil pengamatan Prosentase
maupun antar siswa dengan guru sehingga Ketuntasan Kelompok secara umum dapat
dapat dikatakan siswa lebih antusias dalam dikatakan model pembelajaran praktek langsung
mengikuti pembelajaran. dengan pendekatan kooperatif cukup efektif
Hasil pengamatan ini dapat dipercaya karena diterapkan dalam pembelajaran, hal ini dapat
reliabilitas instrumen aktivitas guru dan siswa dilihat dari keberhasilan mayoritas kelompok
ini diamati oleh dua rekan pengamat ( rekan belajar ( 5 kelompok belajar dari 5 kelompok)
kolaborasi penelitian dan rekan sejawat ) yang dalam menuntaskan pemahaman materi yang
menunjukkan nilai lebih dari 75 %. diberikan. Sedangkan daftar nilai hasil ulangan
b. Dari tabel diketahui bahwa skor Sedangkan rata-rata adalah 89.17 dengan jumlah siswa yang
daftar nilai hasil ulangan rata-rata adalah 73.96 tuntas belajar
jumlah siswa yang tuntas belajar adalah 18
orang. Sehingga prosentase ketuntasan belajar Untuk kelompok belajar yang kurang
adalah 56.25%. berhasil, menunjukkan kurang kooperatif atau
kurangnya kerjasama antara siswa khususnya
Siklus II siswa kategori atas dengan siswa yang lainnya.
Perencanaan Peneliti mengamati hal ini disebabkan karena
Pemberian post test menggunakan instrumen 3 perbedaan karakter siswa. Siswa kategori atas
dengan jumlah soal 10 butir soal, waktu yang mampu menguasai materi yang diharapkan
mengerjakan 45 menit, bentuk soal uraian dan dapat bertindak sebagai tutor di dalam kelompok
nilai yang diperoleh siswa menggunakan rumus : belajarnya ternyata kurang mampu berperan
Pelaksanaan sebagai tutor bagi kelompok belajarnya, sedang
Dilaksanakan pada bulan September 2019 minggu siswa kategori yang lain kurang aktif. Model
IV : pembelajaran praktek langsung dengan
Pada pelaksanaan post test ini siswa bekerja secara pendekatan kooperatif ini dapat dilanjutkan atau
individu dan tidak lagi bekerja secara kelompok. diterapkan lagi untuk materi pelajaran berikutnya.
Pengamatan Agar lebih berhasil maka kelompok belajar akan
diubah keanggotaannya, khususnya kelompok
Dari hasil post test ini diambil sebagai belajar yang belum berhasil. Perubahan kelompok
data yang kemudian diolah melalui analisis belajar tersebut dapat dilakukan dengan cara :
ulangan dan diprosentasekan ketuntasan belajar a. Siswa kategori atas yang kurang berhasil

siswa  75 % ( Ketentuan SKBM sekolah ). Hasil bertindak sebagai tutor akan digabungkan
dengan siswa kategori lain dari kelompok
analisis ketuntasan belajar siswa terlampir pada belajar lain yang cukup aktif dan kooperatif.
lampiran. b. Siswa kategori lain dari anggota kelompok
yang kurang aktif akan digabungkan dengan
Dari hasil analisis ketuntasan belajar yang siswa kategori atas yang berhasil dengan baik
diperoleh siswa dengan kemampuannya masing- sebagai tutor dari kelompok belajar yang lain.
masing dapat dilihat tingkat keberhasilan
pembelajaran melalui model pembelajaran Dengan cara ini diharapkan semua
kooperatif secara individu. Dari data individu ini kelompok dapat lebih berhasil dalam penguasaan
kemudian diolah menjadi data kelompok belajar materi pembelajaran berikutnya.
kooperatif yang ditunjukkan pada tabel di bawah.

Aspek penilaian Nilai Rata-rata Analisis Data
Pada kegiatan belajar mengajar akan
3. Teknik start 4,31
4. Kecepatan lari 4,41 berlangsung dengan baik dan kondusif apabila
3. Finish 4,66 didukung suasana dan kondisi yang baik. Hal ini
4. Skor 13,38 akan dipengaruhi oleh faktor guru, aktifitas siswa,
5. Nilai 89,17 pihak sekolah dan orang tua serta lingkungan.
6. Ketuntasan 100% Kegiatan belajar dengan metode praktek langsung
dapat dikategorikan baik. Hal ini dibuktikan
Refleksi dengan pencapaian nilai yang tinggi dan

Praktek Langsung - Banjar, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 7

peningkatan dari siklus I ke siklus II. subyek sedangkan guru bertindak sebagai
fasilitator dan penunjang.
Sedangkan hasil perbandingan nilai dalam 3. Model pembelajaran praktek langsung dengan
pendekatan kooperatif cukup efektif
penelitian adalah : diterapkan dalam pembelajaran karena
mayoritas kelompok belajar berhasil
Siklus Nilai % Kelulusan menuntaskan pemahaman materi yang
diberikan, walaupun belum mencapai
I 73.96 56.25% ketuntasan klasikal yang diinginkan. Dan
pemahaman konsep yang di terima lebih cepat
II 89.17 100% merata bagi siswa di kelas tersebut.

Kesimpulan Saran-saran
1. Aktivitas guru maupun siswa dalam 1. Penelitian Tindakan Kelas ini diusahakan

pembelajaran praktek langsung dengan dilakukan pada setiap pembelajaran dengan
pendekatan kooperatif adalah baik. Sebagian tujuan untuk mendapatkan hasil yang terbaik
besar waktu guru digunakan untuk bagi siswa dengan menerapkan model
membimbing siswa, mendorong dan pembelajaran lain yang paling tepat/ cocok,
melatihkan kemampuan kooperatif, sedangkan karena tidak semua model pembelajaran dapat
waktu terbanyak bagi siswa dalam diterapkan pada setiap materi.
mengerjakan lembar kerja praktik dalam 2. Peran pengamat dalam memberikan penilaian
kelompok belajarnya. Proses pembelajaran benar- benar dilakukan secara obyektif untuk
saling bekerjasama dalam kelompok untuk memperoleh data pengamatan yang akurat,
mengerjakan lembar kerja praktik, diskusi sehingga guru dapat memperoleh gambaran
antar siswa dengan siswa maupun antar siswa tentang karakter dan kemampuan siswa agar
dengan guru sehingga dapat dikatakan siswa bisa memberikan penanganan yang tepat.
lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. 3. Guru diharapkan untuk selalu mengevaluasi
2. Di dalam penguasaan konsep melalui diri tentang apa yang diberikan kepada siswa
pembelajaran out door dengan pendekatan sehingga selalu mengembangkan model
kooperatif siswa mampu mengembangkan pembelajaran yang tepat bagi siswa.
kreativitas mereka dalam mentranfer materi di
antara anggota kelompok belajarnya, sehingga
mereka lebih senang dan aktif belajar di dalam
kelompok belajarnya. Dengan kata lain
pembelajaran ini menjadikan siswa sebagai

Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional Kurikulum 2004. Pedoman Khusus Pengembangan silabus dan

penilaian.
DS, Achmad. 1982. Olahraga Dan Kesehatan (Atletik). Surabaya : Penerbit Kasnendra Suminar.
Koasih, Engkos. 2003. Olahraga dan teknik Program Latihan. Jakarta : Akademika Pressindo.
_____________. 2004. Pendidikan Jasmani Teori dan Praktik. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual, Malang: UM Press.
Rachiati Wiriaatmadja, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Wawang Hutawarman, 2004. Model-Model Pembelajaran Kooperatif.
Workshop PTK, 2005, Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Afektif, Dinas P

dan K.
Workshop PTK. 2005. Pedoman Pelaksanaan PTK, Dinas P dan K.

Praktek Langsung - Banjar, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 8

EFEKTIFITAS COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS IXB SMPN 2 DOLOPO
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh : Indriyani, S.Pd.,
Guru SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun

Abstrak
Kata kunci : Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggri, metode Cooperative Learning

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis skala internasional.
Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang
direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan
tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi
tertentu. Pada penelitian tindakan kelas ini, penulis mencoba agar siswa dapat termotivasi menguasai materi
pelajaran bahasa inggris dengan baik melalui model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning/CL ),
yaitu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan beranggotakan
siswa-siswa yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam penelitian ini penulis rumuskan masalah
sebagai berikut :“Adakah Efektifitas Cooperative Learning Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa
Inggris Pada Siswa Kelas IXB SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020?”.

Cooperative Learning (Pembelajaran kooperatif) adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah , saling asuh, saling asih antara sesama siswa sebagai
latihan hidup di dalam masyarakat nyata.

Dalam persiapan penelitian ini langkah-langkah yang dilakukan antara lain:
1. Melakukan observasi pra penelitian untuk mengetahui minat awal siswa.
2. Mempersiapkan angket motivasi siswa, angket aktivitas, tes kinerja siswa dan lembar pengamatan

pengelolaan kegiatan belajar mengajar.
3. Mempersiapkan perangkat pembelajaran meliputi penyusunan silabus, RPP, LKS, Penyusunan Soal,

Penyusunan Perangkat.
Dari hasil penelitian siklus I dan Siklus 2 dapat disimpulkan bahwa : Ada Efektifitas Cooperative

Learning Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas IXB SMPN 2 Dolopo
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020.

Latar Belakang Masalah ditetapkan terlebih dahulu dan hasil pembelajaran
Hasil dan proses pembelajaran umumnya yang nyata. Hal ini sering disebut sebagai
perolehan hasil belajar. Karakteristik siswa berupa
dipengaruhi oleh variabel metode pembelajaran. bakat, motivasi, dan kemampuan yang telah
Variabel–variabel pembelajaran terdiri dari tiga, dimiliki siswa mempengaruhi pemilihan strategi
yaitu variabel kondisi pembelajaran, variabel pengorganisasian dan strategi penyampaian,
metode dan variabel hasil pengajaran. Variabel disamping pengaruh utama pada strategi
kondisi pembelajaran merupakan faktor yang pengelolaan pengajaran. Penelitian tentang tingkat
mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan perkembangan kognitif, motivasi berprestasi dan
hasil pembelajaran. Variabel metode berinteraksi kemampuan awal sebagai variabel prediktor
dengan variabel kondisi pembelajaraan, yang belum banyak dilakukan. Oleh karena itu,
tediri atas tujuan pembelajaran, karakteristik penelitian yang mendeskripsikan variabel–
bidang studi, kendala dan karakteristik siswa. veriabel tersebut diatas perlu dilakukan,
Sedangkan hasil pembelajaran dapat berupa hasil khususnya pada jenjang pendidikan Sekolah
pembelajaran yang diinginkan yang telah

Cooperative Learning - Indriyani, S.Pd., - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 9

Menengah Atas. Sejumlah teori telah berkomunikasi secara lisan dan tulis skala
dikembangkan untuk menjelaskan perkembangan internasional. Berkomunikasi adalah memahami
kognitif anak. Salah satu dari teori – teori tersebut dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan,
yang banyak menaruh perhatian pada masalah dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
bagaimana anak belajar dan memperoleh teknologi, dan budaya. Kemampuan
pengetahuan adalah teori perkembangan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
intelektual Jean Piaget. Menurut teori ini, struktur kemampuan berwacana, yakni kemampuan
intelektual berkembang melalui 4 tahap, yaitu (1) memahami dan/atau menghasilkan teks lisan
tahap sensori motor, (2) tahap praoperasi, (3) dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
tahap operesi kongkrit, dan (4) tahap operasi keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan,
formal (Dahar, 1998). Keempat tahapan ini terjadi berbicara, membaca dan menulis. Keempat
secara berurutan. Seorang anak tidak dapat keterampilan inilah yang digunakan untuk
melangkah dari tahap praoperasi ke tahap operasi menanggapi atau menciptakan wacana dalam
formal tanpa melalui tahap operasi konkrit. kehidupan bermasyarakat. kemampuan
berwacana, yakni kemampuan memahami
Tingkat kesanggupan berfikir sebagai dan/atau menghasilkan teks lisan dan/atau tulis
operasi formal, telah banyak menarik perhatian yang direalisasikan dalam empat keterampilan
pendidik. Perhatian ini timbul karena dua alasan. berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara,
Alasan pertama, kesanggupan berfikir formal membaca dan menulis secara terpadu untuk
merupakan tingkat kesanggupan berfikir tertinggi mencapai tingkat literasi informational;
dalam hirarki perkembangan intelektual. Artinya Kemampuan memahami dan menciptakan
sesudah mencapai tingkatan ini tidak ada lagi berbagai teks fungsional pendek dan monolog
struktur perkembangan intelektual yang secara serta esei berbentuk procedure, descriptive,
kualiatif lebih tinggi tingkatannya dari pada recount, narrative, report, news item, analytical
struktur berfikir formal (Ardhana, 1983). exposition, hortatory exposition, spoof,
Pemerintah Indonesia pada saat ini telah explanation, discussion, review, public speaking.
memusatkan perhatian untuk melakukan Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan
perubahan, hal ini ditandai oleh pergantian kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah
Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2006 yang retorika; Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa
disempurnakan kemudian kurikulum 2013. Inggris diarahkan untuk mengembangkan
Dimana terjadi perubahan cara pandang dari siswa keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan
yang menjadi obyek berubah menjadi subyek, mampu berkomunikasi dan berwacana dalam
guru yang menjadi sentral berubah menjadi bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu. Pada
fasilitator dan motivator. Kemampuan guru dalam penelitian tindakan Kelas IXB SMPN 2 Dolopo
penguasaan materi dan melaksanakan pembelajan ini, penulis mencoba agar siswa dapat termotivasi
mempunyai peran penting untuk meningkatkan menguasai materi pelajaran bahasa inggris dengan
minat dan prestasi belajar siswa. Selama ini baik melalui model pembelajaran kooperatif
pembelajaran di dalam kelas banyak mengguna- (Cooperative Learning / CL), yaitu model
kan metode ceramah yang sifatnya teoritis pengajaran dimana siswa belajar dalam
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam kelompok-kelompok kecil dengan beranggotakan
pemahaman materi pelajarannya. Dampaknya siswa-siswa yang memiliki tingkat kemampuan
siswa menganggap pelajaran bahasa inggris sulit berbeda. Setiap anggota kelompok saling bekerja
dan tidak menarik. Hal ini dapat ditunjukkan dari sama dalam mengerjakan tugas. Belajar dikatakan
hasil evaluasi (Ulangan Harian) siswa yang belum selesai jika ada anggota kelompok yang
banyak memperoleh nilai di bawah Standart belum menguasai bahan pembelajaran. Di SMPN
Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM). Untuk 2 Dolopo ingin memajukan hasil nilai UN kelas IX
mencari pemecahan dari masalah tersebut perlu nanti, dengan permasalahan yang ada di SMPN 2
dicari model pembelajaran yang bagaimanakah Dolopo yaitu siswa kurang termotivasi dan jenuh
yang sesuai dan dapat meningkatkan penguasaan dengan pembelajaran yang setiap hari
materi pelajaran bahasa inggris pada siswa. dilaksanakan. Guru berupaya menggunakan
Bahasa Inggris merupakan alat untuk

Cooperative Learning - Indriyani, S.Pd., - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 10

metode Cooperative Learning dimana siswa a. Dapat membantu dalam menguasai materi
belajar dengan kelompok-kelompok. Dengan pelajaran bahasa inggris dengan baik
memperhatikan permasalahan di atas, maka
penulis melakukan penelitian tindakan kelas b. Dapat mengaplikasikan materi pelajaran
dengan judul “Efektifitas Cooperative Learning bahasa inggris dalam persoalan sehari-hari
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa
Inggris Pada Siswa Kelas IXB SMPN 2 Dolopo c. Menumbuhkan motivasi belajar siswa
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020”. 2. Guru

Rumusan Masalah a. Mempermudah mentranferkan materi
“Adakah peningkatan materi teks lisan pelajaran bahasa inggris kepada siswa

dan tulis teks prosedur berbentuk (a) resep dan (b) b. Meningkatkan kemampuan guru untuk
manual pendek dan sederhana berdasarkan rumus memecahkan masalah
melalui model Cooperative Learning siswa Kelas
IXB SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun c. Mendapatkan informasi tentang kemajuan
Pelajaran 2019/2020”. siswa

Rencana Tindakan 3. Sekolah
1. Tahap perencanaan tertulis a. Mendapatkan informasi tentang model
pembelajaran yang nantinya dapat
Pada tahap ini peneliti merencanakan diterapkan di kelas lain dan oleh guru lain
perangkat penelitian seperti Pengembangan b. Dapat meningkatkan kualitas sekolah
Silabus, Rencana Pembelajaran, Instrument
Pre Test, Lembar Kerja Siswa, Instrument post Kajian Pustaka
test (Ulangan Harian) dan format pengamatan Cooperative Learning
aktivitas guru dan siswa.
2. Tahap perencanaan tindakan Cooperative Learning (pembelajaran
a. Memberi pre test untuk mengetahui sejauh kooperatif) adalah pembelajaran yang secara sadar
dan sistematis mengembangkan interaksi yang
mana pemahaman materi pelajaran tentang saling asah , saling asuh, saling asih antara sesama
(kemampuan dasar) siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat
b. Membentuk kelompok belajar dengan nyata.
kriteria, tiap kelompok beranggotakan 5
siswa yang didalamnya minimal ada 1 Unsur-unsur pembelajaran kooperatif
siswa yang mempunyai prestasi akademik meliputi :
baik dari hasil pre test. a. Saling ketergantungan positif.
c. Melakukan proses pembelajaran dengan b. Interaksi Tatap muka.
panduan LKS. c. Akuntanbilitas Individual.
d. Memberi post test (Ulangan Harian) d. Ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi.

Tujuan Penelitian Model pembelajaran kooperatif
Tujuan penelitian ini penulis susun untuk merupakan suatu model pengajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan
mengetahui seberapa besar model pembelajaran beranggotakan siswa-siswa yang memiliki tingkat
kooperatif (Cooperative Learning / CL) dapat kemampuan berbeda. Setiap anggota kelompok
membantu memotivasi siswa Kelas IXB SMPN 2 saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas.
Dolopo Kabupaten Madiun dalam mengusai mata Belajar dikatakan belum selesai jika ada anggota
pelajaran Bahasa Inggris pada materi teks lisan kelompok yang belum menguasai bahan
dan tulis teks prosedur berbentuk (a) resep dan (b) pembelajaran. Model pembelajaran ini sesuai
manual pendek dan sederhana berdasarkan rumus. dengan prinsip-prinsip Contekstual Teaching
Learning yaitu tentang learning community
Manfaat Hasil Penelitian (masyarakat belajar) dan tutor teman sebaya.
1. Siswa
Atas dasar hal tersebut di atas bahwa
siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami materi pelajaran- materi pelajaran
yang sulit apabila mereka dapat saling
mendiskusikan materi pelajaran- materi pelajaran
itu dengan teman- temannya.

Cooperative Learning - Indriyani, S.Pd., - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 11

Metode Penelitian program Microsoft Excel untuk menghitung
Objek Tindakan jumlah, prosentase dan pembuatan grafik.
Pengambilan Kesimpulan
Yang menjadi obyek penelitian adalah
pengusaan mata pelajaran Bahasa Inggris pada Pengambilan kesimpulan dilaksanakan
materi teks lisan dan tulis teks prosedur berbentuk setelah adanya tindakan, perubahan apa saja yang
(a) resep dan (b) manual pendek dan sederhana telah terjadi dan seberapa jauh dalam proses
berdasarkan rumus siswa Kelas IXB SMPN 2 pembelajaran. Proses perubahan selama
Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran pembelajaran dapat terjadi pada orang per orang
2019/2020. siswa ada yang lebih termotivasi, kurang
termotivasi dan ada pula siswa yang tidak berubah
Setting dan Subyek Penelitian motivasinya atau pada keseluruhan kelas seperti
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas suasana kelas menjadi hidup dan terasa
menyenangkan atau suasana yang sebaliknya.
(PTK) ini setting penelitiannya bertempat di
SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun. Sedangkan Kesimpulan didasarkan pada peningkatan
yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas pada setiap siklusnya, jika ada peningkatan maka
IXB yang berjumlah 32 siswa pada tahun dapat disimpulkan ada peningkatan materi teks
pelajaran 2019/2020. lisan dan tulis teks prosedur berbentuk (a) resep
dan (b) manual pendek dan sederhana berdasarkan
Dalam persiapan penelitian ini langkah- rumus melalui model Cooperative Learning siswa
langkah yang dilakukan antara lain: Kelas IXB SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun
1. Melakukan observasi pra penelitian untuk Tahun Pelajaran 2019/2020.

mengetahui minat awal siswa. Hasil Penelitian
2. Mempersiapkan angket motivasi siswa, angket Siklus Pertama
Perencanaan
aktivitas, tes kinerja siswa dan lembar
pengamatan pengelolaan kegiatan belajar Pada tahap ini peneliti mempersiapkan
mengajar. komponen pendukung pelaksanaan penelitian
3. Mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti jadwal pelaksanaan penelitian, rencana
meliputi penyusunan silabus, RP, LKS, pembelajaran, lembar pengayaan, observasi siswa
Penyusunan Soal, Penyusunan Perangkat. dan guru, data kelas. Pembelajarannya memahami
materi teks lisan dan tulis teks prosedur berbentuk
Metode Pengumpulan Data (a) resep dan (b) manual pendek dan sederhana
Peneliti berusaha mengumpulkan dari kemudian menjawab soal pengayaan.

yang bersangkutan langsung dengan pokok Dalam tahap ini kegiatan – kegiatan yang
permasalahan yang diteliti adalah data. Adapun dilakukan adalah:
teknik pengumpulan data yang di pergunakan a. Kegiatan Awal:
adalah dengan menggunakan metode survei.
Informasi yang diperoleh meliputi jawaban - Tanya jawab tentang materi teks lisan dan tulis
jawaban dari responden dari serentetan pertanyaan teks prosedur berbentuk (a) resep dan (b)
yang tersusun dalam suatu daftar (kuesioner) dan manual pendek dan sederhana.
hasil survei peneliti dalam pelaksanaan PTK. b. Kegiatan Inti
1. Siswa diberi permasalahan tentang materi
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti teks lisan dan tulis teks prosedur berbentuk
(a) resep dan (b) manual pendek dan
menggunakan statistik diskriptif. Pada penelitian sederhana
ini, statistik diskriptif meliputi distribusi frekuensi 2. Siswa diberi lembar soal pengayaan
beserta bagian - bagiannya seperti grafik diskriptif 3. Siswa mengerjakan tugas sesuai petunjuk
dan ukuran nilai pusat berupa jumlah dan 4. Siswa mengumpulkan tugas
prosentase. Pada analisis data yang sudah c. Kegiatan Penutup
terkumpul kemudian dikelompokkan sesuai 1. Membahas tugas yang telah dikerjakan
dengan tujuan penelitian. Dalam hal ini secara bersama – sama.
pengolahan data dilakukan dengan komputer

Cooperative Learning - Indriyani, S.Pd., - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 12

2. Siswa mencatat pembahasan dengan siswa.

bimbingan guru. b) Membagi lembar soal pengayaan pada

Pengamatan siswa

1) Dalam proses pembelajaran ada siswa kurang c) Siswa mengerjakan soal pengayaan sesuai

aktif. petunjuk

2) Siswa masih kurang intensif dalam materi teks d) Mengumpulkan hasil pengerjaan soal

lisan dan tulis teks prosedur berbentuk (a) pengayaan

resep dan (b) manual pendek dan sederhana. 3) Kegiatan Penutup

3) Kecepatan memahami materi teks lisan dan a) Guru menunjuk siswa untuk menjawab soal

tulis teks prosedur berbentuk (a) resep dan (b) pengayaan

manual pendek dan sederhana. b) Siswa lain dan guru menanggapi jawaban.

4) Beberapa siswa tidak menyelesaikan tugasnya. c) Siswa mencatat kesimpulan jawaban yang

Refleksi benar.

Setelah proses pembelajaran selesai dan Pengamatan

hasil pekerjaan siswa terkumpul, peneliti 1) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

mengecek lembar tugas siswa dan mengolahnya. mengalami banyak peningkatan dari siklus-

Pengolahan data meliputi pengoreksian, dan siklus sebelumnya.

penilaian yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 1. 2) Pembelajaran optimal sehingga siswa benar-

Dari hasil peroleh skor dan nilai yang benar memahami materi teks lisan dan tulis

diperoleh siswa masih tergolong rendah. Oleh teks prosedur berbentuk (a) resep dan (b)

karena itu pada siklus kedua perlu dilakukan manual pendek dan sederhana.

perbaikan. 3) Siswa mudah memahami isi materi teks lisan

Tabel 1 Hasil penilaian prestasi belajar siklus I dan tulis teks prosedur berbentuk (a) resep dan

No Aspek Nilai (b) manual pendek dan sederhana

1. Nilai tertinggi 85 4) Siswa melaksanakan tugasnya dengan baik dan

2. Nilai terendah 55 lancar.
3. Nilai rata-rata 68,59 Refleksi
4. Ketuntasan belajar 53.13%
Penelitian mengemukakan hasil sebagai
pekerjaan siswa, mengecek dan mengolah

Siklus Kedua nilainya. Dari kegiatan ini diperoleh data seperti
Perencanaan
pada tabel 2.
Seperti pada siklus sebelumnya, pada
tahap ini peneliti menyiapkan lagi komponen Dari hasil penelitian diatas pada
pendukung penelitian antara lain jadwal
penelitian, rencana pembelajaran, lembar umumnya secara individu siswa mengalami
pengayaan, lembar observasi guru dan siswa, data
kelas. Siswa memahami isi materi teks lisan dan peningkatan. Maka peneliti mengambil
tulis teks prosedur berbentuk (a) resep dan (b)
manual pendek dan sederhana sehingga dapat kesimpulan bahwa proses pembelajaran ketiga
mengerjakan soal pengayaan dengan baik.
menunjukkan ada peningkatan yang signifikan.

Tabel 2 Hasil peningkatan prestasi belajar siklus II

No Aspek Nilai

1. Nilai tertinggi 90

2. Nilai terendah 75

Pelaksanaan 3. Nilai rata-rata 79.22

1) Kegiatan Awal 4. Ketuntasan belajar 100%

Guru mengingatkan kembali hal-hal yang

harus diperhatikan dalam memahami isi materi Pembahasan

teks lisan dan tulis teks prosedur berbentuk (a) Siklus I

resep dan (b) manual pendek dan sederhana. Berdasarkan hasil yang didapat dari

2) Kegiatan Inti instrument siklus I dapat diketahui nilai rata-

a) Membagi tugas tentang materi teks lisan ratanya adalah 68.59. Siswa yang mendapat nilai

dan tulis teks prosedur berbentuk (a) resep > dari 75 ada 17 siswa berarti siswa Kelas IXB

dan (b) manual pendek dan sederhana pada SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun

Cooperative Learning - Indriyani, S.Pd., - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 13

Pelajaran 2019/2020 masih kurang dalam 2. Di dalam penguasaan konsep melalui
pembelajaran kooperatif (Cooperatif
berkomunikasi dalam bahasa inggris pada level Learning) siswa mampu mengembangkan
kreativitas mereka dalam mentranfer materi
novice sehingga masih perlu ditingkatkan. level notice di antara anggota kelompok
belajarnya, sehingga mereka lebih senang dan
Siklus II aktif belajar di dalam kelompok belajarnya.
Dengan kata lain pembelajaran ini menjadikan
Berdasar instrument penelitian siklus siswa sebagai subyek sedangkan guru
bertindak sebagai fasilitator dan penunjang.
kedua hasilnya dari hasil instrument penelitian
3. Model pembelajaran kooperatif (Cooperatif
siklus kedua hasilnya diketahui nilai rata-ratanya Learning) cukup efektif diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Inggris pada materi teks
adalah 79.22. Semua Kelas IXB SMPN 2 Dolopo lisan dan tulis teks prosedur berbentuk (a)
resep dan (b) manual pendek dan sederhana
Kabupaten Madiun mengalami peningkatan karena mayoritas kelompok belajar berhasil
menuntaskan pemahaman materi yang
materi teks lisan dan tulis teks prosedur berbentuk diberikan, walaupun belum mencapai
ketuntasan klasikal yang diinginkan. Dan
(a) resep dan (b) manual pendek dan sederhana pemahaman konsep yang di terima lebih cepat
merata bagi siswa di kelas tersebut.
Penulis juga menganalisis berdasarkan
4. Ada peningkatan materi teks lisan dan tulis teks
mean/ nilai rata-rata siswa. Untuk lebih jelasnya prosedur berbentuk (a) resep dan (b) manual
pendek dan sederhana melalui model
seperti pada tabel di bawah ini: Cooperative Learning siswa Kelas IXB SMPN
2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran
Tabel 3 Rekapitulasi nilai 2019/2020.

Nilai Saran-saran
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan
No Aspek Siklus I Siklus
II Kelas ini, peneliti memberikan saran- saran
sebagai berikut :
1. Nilai tertinggi 85 90 1. Penelitian tindakan kelas ini diusahakan

2. Nilai terendah 55 75 dilakukan pada setiap pembelajaran dengan
tujuan untuk mendapatkan hasil yang terbaik
3. Nilai rata-rata 68,59 79.22 bagi siswa dengan menerapkan model
pembelajaran lain yang paling tepat/ cocok,
4. Ketuntasan belajar 53.13% 100% karena tidak semua model pembelajaran dapat
diterapkan pada setiap materi.
Dari hasil pengamatan dan analisis data 2. Peran pengamat dalam memberikan penilaian
benar- benar dilakukan secara obyektif untuk
pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Ada memperoleh data pengamatan yang akurat,
sehingga guru dapat memperoleh gambaran
peningkatan materi teks lisan dan tulis teks tentang karakter dan kemampuan siswa agar
bisa memberikan penanganan yang tepat.
prosedur berbentuk (a) resep dan (b) manual 3. Guru diharapkan untuk selalu mengevaluasi
diri tentang apa yang diberikan kepada siswa
pendek dan sederhana berdasarkan rumus melalui sehingga selalu mengembangkan model
pembelajaran yang tepat bagi siswa.
model Cooperative Learning siswa Kelas IXB

SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun

Pelajaran 2019/2020.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian

di Kelas IXB SMPN 2 Dolopo Kabupaten
Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020 yang
dilakukan dengan dua siklus dapat disimpulkan :
1. Aktivitas guru maupun siswa dalam

pembelajaran kooperatif (Cooperative
learning) adalah baik. Sebagian besar waktu
guru digunakan untuk membimbing siswa,
mendorong dan melatihkan kemampuan
kooperatif, sedangkan waktu terbanyak bagi
siswa dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa
dalam kelompok belajarnya (pembelajaran)
adalah saling bekerjasama dalam kelompok
untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa,
diskusi antar siswa dengan siswa maupun
antar siswa dengan guru sehingga dapat
dikatakan siswa lebih antusias dalam
mengikuti pembelajaran.

Cooperative Learning - Indriyani, S.Pd., - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 14

Daftar Pustaka
Abdul Majid, 2006, Perencanaan Pembelajaran, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung.
J.J. Hasibuan, Dip.Ed. dan Drs. Moedjiono, 2006, Proses Belajar Mengajar, P.T. Remaja Rosdakarya,

Bandung.
Maryanto, 2003, Kumpulan materi TOT Contextual Teaching and Learning versi transparan, Surabaya:

TIM Instruktur CTL Fisika Jatim.
Nur, Mohamad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Unesa.
Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmaja, 2006, Metode Penelitian Tindakan Kelas, P.T. Remaja Rosdakarya,

Bandung.
Raisul Muttaqin, 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif Melvin L.Silberman. Nusamedia

dengan Nuansa, Bandung.
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Reseach). Departemen

Pendidikan Dan Kebudayaan. Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah

Cooperative Learning - Indriyani, S.Pd., - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 15

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING SISWA KELAS VII-A

SMPN 2 DOLOPO KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh : Dra. Siti Nurlaela,
Guru SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun

Abstrak
Kata kunci : Belajar Bahasa Inggris, Model Pembelajaran Mind Mapping

Pengajaran Bahasa Inggris di SMP meliputi empat kemampuan berbahasa yaitu : Menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Semua itu harus didukung oleh unsur unsur bahasa lainnya yaitu : Kosa
kata, Tata Bahasa, dan Pronuonciation sesuai dengan tema sebagai alat tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Dari ke empat keterampilan berbahasa tersebut diatas, pembelajaran keterampilan berbicara (speaking)
ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana mestinya. Mengungkapkan makna dalam percakapan
transaksional (to get things done) dan interpersonal (bersosialisasi) yang menggunakan ragam bahasa lisan
sangat sederhana secara lancar, akurat dan berterima untuk berinteraksi dengan lingkungan terdekat yang
melibatkan tindak tutur; meminta dan memberi informasi, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, dan
mengungkapakan kesantunan adalah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh siswa
Kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action
research) sebanyak dua putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan
pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa Kelas VII-A SMPN 2 Dolopo
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar
observasi kegiatan belajar mengajar.

Setelah kegiatan pelaksanaan siklus I dan kegiatan observasi selesai, peneliti bersama pengamat
merumuskan bahwa pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I masih belum memuaskan, terlihat dari
hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I baru mencapai hasil 46.88%. Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus II sudah mencapai hasil yang memuaskan, hal ini dapat dilihat dalam pencapaian hasil
evaluasi perbaikan pembelajaran mencapai standart keberhasilan yaitu 100%, untuk itu tidak perlu diadakan
perbaikan pembelajaran lagi. Dapat disimpulkan Ada Peningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping Siswa Kelas VII-A SMPN 2 Dolopo Kabupaten
Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020 dapat diterima berjalan dengan sukses.

Latar Belakang Masalah pembelajaran keterampilan berbicara (speaking)
Kemampuan berbahasa Inggris ternyata kurang dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Mengungkapkan makna dalam
merupakan suatu kebutuhan dan keharusan di era percakapan transaksional (to get things done) dan
komunikasi dan globalisasi sekarang ini. Pelajaran interpersonal (bersosialisasi) yang menggunakan
Bahasa Inggris di SMP berfungsi sebagai alat ragam bahasa lisan sangat sederhana secara
pengembangan diri siswa dalam bidang ilmu lancar, akurat dan berterima untuk berinteraksi
pengetahuan, teknologi, dan seni. Setelah dengan lingkungan terdekat yang melibatkan
menamatkan studi, mereka diharapkan dapat tindak tutur; meminta dan memberi informasi,
tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mengucapkan terima kasih, meminta maaf, dan
mandiri, cerdas, terampil dan berkepribadian siap mengungkapakan kesantunan adalah salah satu
ikut serta dalam pembangunan nasional. Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh
siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama
Pengajaran Bahasa Inggris di SMP (SMP).
meliputi empat kemampuan berbahasa yaitu :
Menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. . Dalam pembelajaran tersebut penulis
Semua itu harus didukung oleh unsur unsur bahasa menjelaskan materi pokok yang terdapat dalam
lainnya yaitu : Kosa kata, Tata Bahasa, dan Kompetensi Dasar adalah sebagai berikut :
Pronuonciation sesuai dengan tema sebagai alat o Ungkapan meminta maaf
tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Dari ke empat
keterampilan berbahasa tersebut diatas, Contoh : A : I’m sorry.

Mind Mapping - Dra. Siti Nurlaela - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 16

B : It’s okay. Mapping Siswa Kelas VII-A SMPN 2 Dolopo
o Ungkapan yang menyatakan kesantunan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020 ”
.
Contoh : A : Please . . . !
B : All right, thanks. Perumusan Masalah
“Apakah melalui Model pembelajaran
o Kosa kata
Verbs : borrow, give, come, point, show, Mind Mapping dapat meningkatkan meningkatkan
take, help. kemampuan belajar bahasa Inggris
Nouns : things outside the classroom and at mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan
home unsur kebahasaan teks interaksi transaksional
Siswa menebak arti kata kerja dengan lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi
dan meminta informasi terkait nama hari, bulan,
memperhatikan demonstrasi guru. Siswa nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk
menemukan makna kosa kata dengan cara angka, tanggal, dengan menggunakan model
melaksanakan perintah guru dalam bahasa inggris pembelajaran Mind Mapping siswa Kelas VII-A
tetapi sifatnya masih berbentuk klasikal. SMPN 2 Dolopo?”

Hasil pembelajaran tersebut ternyata Tujuan Penelitian
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 1. Meningkatkan kemampuan kosa kata siswa
Dari hasil refleksi penulis diperoleh data bahwa
selama proses pembelajaran siswa sangat pasif dalam berbicara dengan bahasa Inggris.
dan mengeluh serta munculnya rasa tidak percaya 2. Mengembangkan strategi pembelajaran dan
diri. Mereka sangat kesulitan mngerjakan tugas
tugasnya. Jelas, pembelajaran ini sangat tidak model pembelajaran yang efektif, efisien, dan
epektif atau dengan kata lain pembelajaran menyenangkan.
tersebut tidak berhasil (Gagal). 3. Siswa dapat melibatkan diri secara aktif dalam
kegiatan komunikasi dengan mengungkapkan
Uraian tersebut diatas merupakan ide, gagasan, pendapat dan perasaannya secara
kegagalan terhadap hasil dan proses belajar. sederhana baik lisan ataupun tulisan.
Kegagalan tersebut merupakan masalah yang
harus diatasi. Untuk mengatasi kegagalan Manfaat Hasil Penelitian
pembelajaran tersebut diatas, penulis berusaha a. Bagi Guru
mencari solusi yang sesuai dengan tuntutan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam hal 1. Mengembangkan model pembelajaran yang
ini seorang guru dituntut untuk kreatif dan inovatif efektif, efisien, dan yang dapat melibatkan
dalam mencari satu teknik pembelajaran yang siswa secara aktif dalam proses
sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Prinsip pembelajaran Bahasa Inggris untuk
PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, meningkatkan kompetensi komunikatif
dan Menyenangkan) harus dilaksanakan. mereka.

Guru bukan lagi merupakan sosok yang 2. Membantu memperbaiki / meningkatkan
ditakuti dan bukan pula sosok otoriter, tetapi Guru proses dan hasil belajar mengajar.
harus bisa menjadi seorang fasilitator dan motor
yang mampu memfasilitasi dan menggerakan 3. Membantu meningkatkan kualitas
siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang profesionalisme guru sebagai pendidik.
mereka butuhkan. Berdasarkan pengalaman
penulis, penulis berhipotesis bahwa teknik belajar 4. Membantu dalam penyusunan karya ilmiah
(teori belajar) Kontruktivisme sangatlah tepat yang merupakan salah satu syarat kenaikan
kalau dipakai dalam pembelajaran ini. Penulis pangkat.
mencoba menggunakan model pembelajaran
Mind Mapping. Oleh karena itu, penulis mencoba 5. Membantu dalam penyusunan karya ilmiah
merencanakan melakukan penelitian tindakan untuk dijadikan penilaian guna mendapat-
kelas dengan judul, “Upaya Meningkatkan kan tunjangan sertifikasi guru / pendidik.
Prestasi Belajar Bahasa Inggris Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Mind b. Bagi Siswa
1. Meningkatkan kemampuan belajar bahasa
Inggris mengidentifikasi fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan teks

Mind Mapping - Dra. Siti Nurlaela - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 17

interaksi transaksional lisan dan tulis yang Subjek Penelitan
melibatkan tindakan memberi dan meminta Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
informasi terkait nama hari, bulan, nama
waktu dalam hari, waktu dalam bentuk kelas VII-A SMP Negeri 2 Dolopo berjumlah 32
angka, tanggal, . siswa.
2. Meningkatkan rasa senang dan motivasi
belajar. Tempat dan Waktu Penelitian
3. Meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2
berkomunikasi.
4. Meningkatkan kompetensi komunikatif dan Dolopo Kabupaten Madiun pada bulan Agustus
prestasi belajar Bahasa Inggris. s.d. Oktober 2019, semester I tahun pelajaran
5. Meningkatkan keaktifan, kreatifitas, dan 2019/2020.
hasil belajar siswa yang lebih tinggi.
c. Bagi Sekolah Prosedur Penelitian
Melalui Model pembelajaran Mind Mapping Penelitian ini merupakan Penelitian
membantu memperbaiki pembelajaran Bahasa
Inggris di SMP Negeri 2 Dolopo . Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur
Landasan Teori penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis dan
Taggart (1998) yang mencakup kegiatan
Mind Mapping Perencanaan (planning), Tindakan (action),
Observasi (observation), Refleksi (reflektion), dan
Mind Mapping merupakan salah satu Evaluasi (evaluation). Keempat kegiatan ini
berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.
model pembelajaran yang menekankan pada Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi
dengan guru-guru SMP Negeri 2 Dolopo. Proses
pemetaan otak yaitu dengan cara menempatkan pembelajaran ini diteliti selama dua siklus dengan
kegiatan sebagai berikut :
informasi ke dalam otak dan mengambilnya Siklus ke-1
Tahap Perencanaan (planning) :
kembali keluar otak. Bentuk Mind Mapping 1. Mengidentifikasi masalah.
2. Menganalisis dan merumuskan masalah.
seperti peta sebuah jalan dikota yang mempunyai 3. Merancang model pembelajaran klasikal.
4. Mendiskusikan model pembelajaran interaktif.
banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa 5. Menyiapkan instrumen (angket, pedoman,

membuat pandangan secara menyeluruh tentang observasi, tes akhir).
6. Menyusun kelompok belajar peserta didik
pokok masalah dalam suatu area yang luas. 7. Merencanankan tugas kelompok
Tahap Melakukan Tindakan (action):
Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan 1. Melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan

sebuah rute tercepat dan tepat dan mengetahui perencanaan.
2. Menerapkan model pembelajaran klasikal.
kemana kita akan perdi dan dimana kita berada. 3. Melakukan pengamatan pada setiap langkah-

Mind Mapping bisa disebut sebuah peta rute yang langkah kegiatan sesuai rencana.
4. Memperhatikan alokasi waktu yang ada
digunakan ingatan, membuat kita bisa menyeusun
dengan banyaknya kegiatan yang
fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara dilaksanakan.
5. Mengantisipasi dengan mencari solusi apabila
kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak menemui kendala saat melakukan tahapan-
tahapan kegiatan.
awal sehingga mengingat informasi akan lebih Tahap Mengamati (observation):
1. Melakukan diskusi dengan guru SMP Negeri 2
mudah dan bisa diandalkan daripada Dolopo dan Kepala Sekolah untuk rencana

menggunakan teknik mencatat biasa.

Beberapa kelebihan menggunakan model

pembelajaran Mind Mapping antara lain : a). Cara

ini cepat. b). Teknik ini dapat digunakan untuk

mengorganisasi ide ide yang muncul dikepala

anda. c). Proses menggambar diagram bisa

memunculkan ide-ide yang lain. d). Diagram yang

sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk

menulis. (http://www.escaeva.com/tips-

menulis/tips-fiksi/menulis-dengan-diagram-

balon.html).

Mind Mapping - Dra. Siti Nurlaela - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 18

observasi. Peserta didik memiliki kemampuan dan
2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan kreatifitas serta selalu aktif terlibat dalam
proses pembelajaran Bahasa Inggris. 2). Guru
model pembelajaran klasikal yang dilakukan memiliki kemampuan merancang dan
guru di kelas VII . menerapkan model pembelajaran yang
3. Mencatat setiap perubahan dan kegiatan yang interaktif dengan kerja kelompok khusus pada
terjadi saat penerapan model pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris, dan 3). Terjadi
klasikal. peningkatan prestasi anak didik pada mata
4. Melakukan diskusi dengan guru untuk pelajaran Bahasa Inggris. Analisis data untuk
membahas tentang kelemahan-kelemahan atau lebih menjamin keakuratan data penelitian
kekurangan yang dilakukan guru serta dilakukan perekaman dalam video photo. Data
memberikan saran perbaikan untuk yang diperoleh dianalisis dan dideskripsikan
pembelajaran berikutnya. sesuai dengan permasalahan yang ada dalam
Tahap Refleksi (reflection): bentuk laporan hasil penelitian. Dari rancangan
1. Menganalisis temuan saat melakukan pembelajaran interaktif dan pemberian tugas
observasi pelaksanaan observasi. kerja kelompok dolakukanj validasi oleh teman
2. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan sejawat dan kepala sekolah. Untuk kreatifitas
guru saat menerapkan model pembelajaran peserta didikdalam pembelajaran digunakan
klasikal dan mempertimbangkan langkah observasi dan angket dan untuk perolehan hasil
selanjutnya. belajar peserta didik digunakan deskripsi
3. Melakukan refleksi terhadap penerapan model kuantitatif.
pembelajaran klasikal.
4. Melakukan refleksi terhadap kreatifitas peserta Hasil Penelitian
didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
5. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar Siklus I
peserta didik.
Pelaksanaan Siklus I
Siklus ke-2
Tahap Perencanaan (planning): Pada tahap siklus I ini perlu peneliti
1. Mengevaluasi hasil refleksi, mendiskusikan,
melakukan kegiatan pembelajaran di kelas VII-A
dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan
pada pembelajaran berikutnya. SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun.
2. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi
saat pembelajaran. Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran siklus I
3. Merancang perbaikan berdsarkan refleksi
siklus 1. dilaksanakan pada hari Senin tanggal 2 September
Tahap Melakukan Tindakan (action) :
1. Melakukan analisis pemecahan masalah. 2019, materi yang disampaikan adalah materi
2. Melaksanakan tindakan perbaikan dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan
Mind Mapping.
Tahap Mengamati (observation) : unsur kebahasaan teks interaksi transaksional
1. Melakukan pengamatan terhadap penerapan
model pembelajaran Mind Mapping. lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi
2. Mencatat perubahan yang terjadi.
3. Melakukan diskusi membahas masalah yang dan meminta informasi terkait nama hari, bulan,
dihadapi saat pembelajaran dan memberikan
umpan balik. nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk
4. Menyusun rekomendasi.
angka, tanggal dengan menggunakan metode
Dari setiap kegiatan pada Siklus 1 dan
Siklus 2, hasil yang diharapkan adalah agar 1). Mind Mapping. Setelah melalui serangkaian

tahapan proses penelitian, didapatkan data dari

proses kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK)

tentang materi mengidentifikasi fungsi sosial,

struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi

transaksional lisan dan tulis yang melibatkan

tindakan memberi dan meminta informasi terkait

nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu

dalam bentuk angka, tanggal dengan

menggunakan metode Mind Mapping bidang studi

Bahasa Inggris siswa kelas VII-A SMPN 2

Dolopo Kabupaten Madiun. Data tersebut

diklasifikasikan dalam beberapa kelompok untuk

Mind Mapping - Dra. Siti Nurlaela - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 19

memudahkan kegiatan analisis dan penyajian data. Mind Mapping bidang studi Bahasa Inggris
Dari hipotesis tindakan yang diajukan,
dengan penilaian tulis pada pelaksanaan
dilakukan diskusi antara peneliti dengan pengamat
untuk menyusu scenario pembelajaran dalam pembelajaran siklus I, hasil belajar yang diperoleh
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan menggunakan metode Mind Mapping. siswa sudah meningkat, ini terbukti bahwa dalam
RPP dirancang untuk setiap pertemuan, berisi
judul dan identitas, tujuan pembelajaran, langkah- test formatif dari 32 siswa terdapat 46.88% siswa
langakah pembelajaran, alat dan bahan serta
evaluasi. telah mampu memahami materi tentang

Dengan model pembelajaran tersebut mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan
diharapkan siswa memahami tentang
mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional
unsur kebahasaan teks interaksi transaksional
lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi
dan meminta informasi terkait nama hari, bulan,
nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk dan meminta informasi terkait nama hari, bulan,
angka, tanggal dengan menggunakan metode
Mind Mapping bidang studi Bahasa Inggris nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk
dengan benar. Berdasarkan hasil analisis nilai
yang dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran angka, tanggal dengan menggunakan metode
pra perbaikan yang hasilnya tidak sesuai dengan
yang diharapkan, maka perlu dilaksanakan Mind Mapping bidang studi Bahasa Inggris.
perbaikan pembelajaran siklus I. Dari hasil
penelitian pengamat, kegagalan itu disebabkan : Walaupun hasil belajar siswa belum optimal,
a) Guru hanya menggunakan metode cermah.
b) Dalam pembelajaran, guru kurang melibatkan namun hal ini sudah menunjukkan bahwa dalam

siswa. pembelajaran siklus I sudah ada peningkatan
c) Guru kurang memotivasi siswa dalam
pemahaman tentang mengidentifikasi fungsi
pembelajaaran, sehingga minat belajar siswa
kurang. sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks
d) Guru kurang melibatkan siswa dalam
pembelajarannya. interaksi transaksional lisan dan tulis yang

Dengan kenyataan tersebut di atas, maka melibatkan tindakan memberi dan meminta
dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I, guru
menerapkan metode Mind Mapping. informasi terkait nama hari, bulan, nama waktu

Hasil Penelitian Siklus I dalam hari, waktu dalam bentuk angka, tanggal
Dengan dibantu teman sejawat, peneliti
dengan menggunakan metode Mind Mapping
mengadakan observasi yang meliputi aktifitas
guru dan siswa, serta hasil evaluasi belajar siswa, bidang studi Bahasa Inggris serta peningkatan
kesesuaian pembelajaran dengan Rencana
Pembalajaran. Selain itu juga diamati bagaimana motivasi belajar siswa. Berikut data observasi
kemampuan siswa dalam memahami tentang
mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan aktivitas guru selama dalam proses belajar
unsur kebahasaan teks interaksi transaksional
lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi mengajar:
dan meminta informasi terkait nama hari, bulan,
nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk Tabel. 4.1. Aktifitas guru selama proses belajar
angka, tanggal dengan menggunakan metode
mengajar (siklus I)

Aspek Yang Kemunculan
No Diobservasi *)
Ada Tidak
1 Memberi apersepsi ada



sebelum memulai

pelajaran ini 
2 Menanamkan konsep 
3 Menjelaskan materi 
4 Menggunakan metode 
5 Memberi Kesempatan

bertanya 
6 Memberikan motivasi

kepada siswa 
7 Memberi penguatan

pada siswa
8 Menguasai / mengelola 

kelas 
9 Membuat Kesimpulan 
10 Melaksanakan tes akhir

Berikut ini data yang menunjukkan hasil
evaluasi perbaikan dalam meningkatkan
mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan

Mind Mapping - Dra. Siti Nurlaela - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 20

unsur kebahasaan teks interaksi transaksional terjadinya perbaikan siklus I. Namun hasil

lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi tersebut masih jauh dari syarat minimal

dan meminta informasi terkait nama hari, bulan, keberhasilan pembelajaran. Karena pembelajaran

nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk akan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa

angka, tanggal dengan menggunakan metode menguasai materi dan memperoleh hasil evaluasi

Mind Mapping bidang studi Bahasa Inggris di atas KKM yang telah di tetapkan. Setelah

melalui Mind Mapping bidang studi Bahasa diadakan diskusi dengan pengamat ketidak

Inggris siswa kelas VII-A SMPN 2 Dolopo berhasilan perbaikan pembelajaran siklus I, maka

Kabupaten Madiun, dalam kegiatan penelitian perlu diadakan pembelajaran ulang atau perbaikan

tindakan kelas (PTK), terlihat pada analisis proses pembelajaran siklus II dengan mengoptimalkan

belajar siswa yang dapat dicermati dalam tabel Mind Mapping.

berikut:

Tabel. 4.2 Hasil Evalusi (Siklus I) Hasil Penelitian Siklus II

No Aspek Nilai Pelaksanaan Siklus II

1. Nilai tertinggi 90 Berdasarkan kelemahan dan kekurangan

2. Nilai terendah 40 pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I,
3. Nilai rata-rata 72,38 peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran
4. Ketuntasan belajar 46,88% siklus II. Untuk itu antara peneliti dengan
pengamat mengawali dengan menyusun skenario

Pembahasan Siklus I pembelajaran dalam bentuk Rencana Perbaikan
Berdasarkan data pengolahan
Pembelajaran (RPP) dengan Mind Mapping.
pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada
siklus I diperoleh hasil bahwa guru telah cukup Hampir sama dengasn siklus I, RPP dirancang
baik dalam hal mengkaitkan pelajaran dengan
pengetahuan awal siswa, mengorganisasikan untuk setiap kali pertemuan, berisi judul dan
siswa dalam kelompok, membuat pembelajaran identitas, tujuan pembelajaran, langkah – langkah
lebih menarik. Namun guru kurang dalam
memotivasi siswa, membimbing kelompok, dan pembelajaran, alat dan bahan serta evaluasi.
menyimpulkan serta kurang optimalnya guru
dalam hal membimbing diskusi dan memberikan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran
penekanan / perluasan konsep.
siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24
Dalam perbaikan pembelajaran pada
siklus I ini bertujuan sebagai upaya peneliti dalam September 2019, materi yang di sampaikan adalah
meningkatkan kemampuan mengidentifikasi
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan materi tentang mengidentifikasi fungsi sosial,
teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang
melibatkan tindakan memberi dan meminta struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi
informasi terkait nama hari, bulan, nama waktu
dalam hari, waktu dalam bentuk angka, tanggal transaksional lisan dan tulis yang melibatkan
dengan menggunakan metode Mind Mapping.
Sehingga ditemukan sebesar 46.88% siswa tindakan memberi dan meminta informasi terkait
berhasil menguasai materi tentang
mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu
unsur kebahasaan teks interaksi transaksional
lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dalam bentuk angka, tanggal dengan
dan meminta informasi terkait nama hari, bulan,
nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk menggunakan metode Mind Mapping. Dengan
angka, tanggal dengan menggunakan metode
model pembelajaran tersebut diharapkan siswa

memahami tentang mengidentifikasi fungsi sosial,

struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi

transaksional lisan dan tulis yang melibatkan

tindakan memberi dan meminta informasi terkait

nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu

dalam bentuk angka, tanggal dengan

menggunakan metode Mind Mapping dengan baik

dan benar.

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran

siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil analisis

nilai yang terjadi pada kegiatan pembelajaran

perbaikan siklus I.

Mind Mapping. Hal ini berarti ada peningkatan Hasil Penelitian Siklus II
dibanding dengan pembelajaran sebelum

Mind Mapping - Dra. Siti Nurlaela - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 21

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan bidang Studi Bahasa Inggris siswa kelas VII-A

perbaikan pembelajaran siklus I belum mencapai SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun, dalam

standar KKM, maka perlu dilaksanaan siklus II. kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK), terlihat

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus pada data hasil evaluasi belajar siswa yang dapat

II, ternyata sebagian besar siswa sudah mampu dicermati dalam tabel berikut :

menyelesaikan soal-soal tentang mengidentifikasi Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Siklus II

fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan No Aspek Nilai

teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang 1. Nilai tertinggi 93

melibatkan tindakan memberi dan meminta 2. Nilai terendah 75
informasi terkait nama hari, bulan, nama waktu 3. Nilai rata-rata 82,50
dalam hari, waktu dalam bentuk angka, tanggal 4. Ketuntasan belajar 100%
dengan menggunakan metode Mind Mapping.

Dengan demikian hasil belajar siswa sudah Pembahasan Siklus II
Setelah kegiatan pelaksanaan siklus I dan
mencapai ketuntasan minimal yang telah
kegiatan observasi selesai, peneliti bersama
ditentukan, terbukti bahwa siswa yang berhasil pengamat merumuskan bahawa pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus I masih belum
menguasai materi sebesar 100%. memuaskan, terlihat dari hasil evaluasi perbaikan
pembelajaran siklus I baru mencapai hasil
Berikut hasil observasi terhadap Kegiatan 46.88%. Untuk itu peneliti dibantu pengamat
merumuskan perlu mengadakan perbaikan
Belajar Mengajar yang dilakukan oleh pengamat. pembelajaran siklus II, diharapkan agar dalam
perbaikan pembelajaran siklus II mendapat hasil
Tabel. 4.3. Aktivitas Guru Selama Proses Belajar yang lebih optimal.

Mengajar Siklus II Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus II sudah mencapai hasil yang
Kemunculan memuaskan, hal ini dapat dilihat dalam
pencapaian hasil evaluasi perbaikan pembelajaran
No Aspek Yang Ada Tidak mencapai standart keberhasilan yaitu 100%,
untuk itu tidak perlu diadakan perbaikan
Diobservasi *) ada
1 Memberi apersepsi 

sebelum memulai

pelajaran ini

2 Menanamkan konsep 

3 Menjelaskan materi 

4 Menggunakan metode 

5 Memberi Kesempatan 

bertanya pembelajaran lagi.
6 Memberikan motivasi 

kepada siswa Kesimpulan
7 Memberi penguatan
 Berdasarkan hasil perbaikan
pada siswa
8 Menguasai / mengelola  pembelajaran yang telah dilaksanakan, maka

kelas  dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
9 Membuat Kesimpulan 
10 Melaksanakan tes akhir 1. Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam materi

tentang kemampuan Transactional

interpersonal text tentang ungkapan meminta

memberi informasi dengan menggunakan

Berikut ini data yang menunjukkan hasil metode Mind Mapping.
evaluasi perbaikan pembelajaran dalam 2. Peningkatan prestasi belajar siswa pada peran
meningkatkan kemampuan mengidentifikasi
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan serta aktif siswa pada tahapan-tahapan siklus
teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang pembelajaran.
melibatkan tindakan memberi dan meminta 3. Peningkatan prestasi belajar siswa pada bidang
informasi terkait nama hari, bulan, nama waktu Bahasa Inggris juga terimplementasi secara
dalam hari, waktu dalam bentuk angka, tanggal lengkap pada hasil yang nyata seperti
dengan menggunakan metode Mind Mapping mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan teks interaksi
transaksional lisan dan tulis yang melibatkan

Mind Mapping - Dra. Siti Nurlaela - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 22

tindakan memberi dan meminta informasi dengan apa yang ada di sekolah peneliti, maka
terkait nama hari, bulan, nama waktu dalam disarankan untuk menggunakan metode ini
hari, waktu dalam bentuk angka, tanggal sebagai strategi pembelajaran.
dengan menggunakan metode Mind Mapping. 2. Kepada kepala sekolah dan jajaran pengelola
kebijakan sekolah, disarankan agar dapat
Saran memberikan fasilitas dalam sosialisasi
Sejalan dengan pengalaman singkat implementasi metode pembelajaran ini, sejalan
dengan signifikansi hasil penelitian yang telah
peneliti menggunakan metode Mind Mapping peneliti lakukan.
sebagai salah satu alternative metode 3. Kepada orang tua dan wali wurid diharapkan
pembelajaran pada bidang studi Bahasa Inggris mempunyai kepedulian yang tinggi dan pro
siswa kelas VII-A SMPN 2 Dolopo Kabupaten aktif dengan proses pembelajaran yang sedang
Madiun, peneliti memiliki sedikit sumbangan dilakukan di sekolah.
saran kepada beberapa pihak, meliputi : 4. Kepada siswa itu sendiri, agar senantiasa tidak
1. Kepada rekan-rekan sejawat yang ingin berhenti sampai pada tahapan pembelajaran
ini, apabila menginginkan kemampuan dan
meningkatkan kemampuan dan ketrampilan ketrampilannya senatiansa terasah dengan
serta prestasi belajar siswanya, apabila situasi baik.
dan kondisi yang berkembang di sekolah atau
lingkungan pendidikannya relative kesamaan

Daftar Pustaka
Kemmis, S. dan Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Deakin:Deakin University.

Wibawa, Basuki. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Dirjen Pendasmen Dirtendik: 2003.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dirjen PMPPTK.

Suhardjono, et.al. 2005. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:Dirjen Dikgu dan Tentis.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Lampiran Permendiknas no. 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi. Jakarta.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Lampiran Permendiknas no. 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta.

Mulyana, Slamet. 2019. Penelitian Tindakan Kelas dalam Pengembangan Propesi Guru. Bandung:LPMP

Mind Mapping - Dra. Siti Nurlaela - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 23

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA METODE KOMBINATIF
MULTIMEDIA PADA SISWA KELAS VII-C SMPN 2 DOLOPO
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh : Sunarti, S.Pd.
Guru SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun

Abstrak
Kata kunci : Meningkatkan Prestasi Belajar IPA, Metode Kombinatif Multimedia

Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah menengah pertama diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Fisika sebagai suatu mata pelajaran yang merpakan bagian dari
Ilmu Pengetahuan Alam memegang peran yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia Indonesia dalam menunjang kemajuan IPTEK.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ adakah Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Metode
Kombinatif Multimedia Pada Siswa Kelas VII-C SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran
2019/2020?. Metode mengajar yang dimiliki oleh seorang pendidik harus bervariasi, agar siswa dalam
belajar di kelas dapat menerima, mencerna, menguasai materi yang diberikan oleh pendidik.
Pengkombinasian metode mengajar Ceramah (Preaching Method) dengan metode diskusi (Discussion
method), ditambah iringan instrumentalia sebagai media audio dan tampilan LCD yang menayangkan peta
konsep materi sebagai media visualnya adalah alternatif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat disimpulkan bahwa : Ada peningkatan Prestasi
Belajar IPA Metode Kombinatif Multimedia Pada Siswa Kelas VII-C SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun
Tahun Pelajaran 2019/2020.

Latar Belakang Masalah Pengetahuan Alam dan pemahaman produk Ilmu
Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan Pengetahuan Alam dalam bentuk hand-on
activity. Hal ini juga sesuai dengan tingkat
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, perkembangan mental siswa SMP yang masih
sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya berada pada fase transisi dari konkrit ke formal,
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa akan sangat memudahkan siswa jika
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mengajak
saja tetapi juga merupakan suatu proses anak untuk belajar merumuskan konsep secara
penemuan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di induktif berdasar fakta-fakta empiris di lapangan.
sekolah menengah pertama diharapkan dapat
menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari Perkembangan ilmu pengetahuan dan
diri sendiri dan alam sekitar. teknologi sekarang ini menuntut setiap negara
untuk meningkatkan kualitas sumber daya
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam manusia. Begitu juga dengan negara Indonesia
menekankan pada pemberian pengalaman dengan perubahan kurikulum sekarang ini
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar diharapkan dapat mengejar ketertinggalan
siswa mampu menjelajahi dan memahami alam Indonesia dari negara-negara lain dalam bidang
sekitar secara ilmiah. Pendidikan Ilmu ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pengetahuan Alam diarahkan untuk “mencari
tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu Ilmu Pengetahuan Alam sebagai suatu
siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mata pelajaran yang merpakan bagian dari Ilmu
mendalam tentang alam sekitar. Oleh karena itu, Pengetahuan Alam memegang peran yang sangat
pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan penting untuk meningkatkan kualitas sumber
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah daya manusia Indonesia dalam menunjang
memadukan antara pengalaman proses Ilmu kemajuan IPTEK. Dengan kurikulum 2004 yang

Kombinatif Multimedia - Sunarti, S.Pd. - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 24

berbasis kompetensi pelajaran biologi diberikan sejenisnya. Tujuan pembelajaran untuk masing-
dengan penggunaan metode yang tepat sesuai masing mata pelajaran serta kompetensi
dengan karakteristik masing-masing materi. pendidikan yang diharapkan ditentukan. Setiap
kompetensi yang berkaitan dengan mata pelajaran
Pendekatan yang digunakan dalam lain perlu dinilai dalam kegiatan belajar proyek
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tersebut.
berorientasi pada siswa. Peran guru bergeser dari
menentukan “apa yang akan dipelajari” ke Penilaian tentang kemajuan belajar siswa
‘bagaimana menyediakan dan memperkaya dilakukan selama proses pembelajaran. Penilaian
pengalaman belajar siswa”. Pengalaman belajar tidak hanya dilakukan pada akhir periode tetapi
diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk dilakukan secara terintegrasi (tidak terpisahkan)
mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi aktif dari kegiatan pembelajaran dalam arti kemajuan
dengan teman, lingkungan, dan nara sumber lain. belajar dinilai dari proses, bukan hanya hasil
Ada 6 pertimbangan yang perlu diperhatikan (produk). Penilaian Ilmu Pengetahuan Alam
dalam melaksanakan pembelajaran Ilmu didasarkan pada penilaian otentik yang dapat
Pengetahuan Alam, yaitu: Empat pilar pendidikan dilakukan dengan berbagai cara seperti: tes
(belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat, perbuatan, tes tertulis, pengamatan, kuesioner,
belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan skala sikap, portofolio, hasil proyek. Dengan
belajar untuk menjadi dirinya sendiri), Inkuiri demikian, lingkup penilaian Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan Alam, Konstruktivisme, Ilmu Alam dapat dilakukan baik pada hasil belajar
Pengetahuan Alam, Lingkungan, Teknologi, dan (akhir kegiatan) maupun pada proses perolehan
Masyarakat (Salingtemas), Pemecahan Masalah, hasil belajar (selama kegiatan belajar). Hasil
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang penilaian dapat diwujudkan dalam bentuk nilai
bermuatan nilai dengan ukuran kuantitatif ataupun dalam bentuk
komentar deskriptif kualitatif.
Kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dapat dilakukan melalui barbagai kegiatan Tetapi ironisnya, sampai sekarang
seperti pengamatan, penyelidikan/penelitian, pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih
diskusi, penggalian informasi mandiri melalui dianggap sulit, anggapan ini berakibat turunnya
tugas baca, wawancara nara sumber, minat belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti
simulasi/bermain peran, nyanyian, demonstrasi/ pelajaran. Bagi Siswa di SMP Negeri 2 Dolopo
peragaan model. Madiun pada saat ini mengikuti pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam kebanyakan masih kurang
Kegiatan pembelajaran lebih diarahkan memperhatikan dan merasa jenuh, meskipun
pada pengalaman belajar langsung daripada peneliti sudah menyampaikan bahan pelajaran
pengajaran (mengajar). Guru berperan sebagai semaksimal mungkin. Berdasarkan observasi hal
fasilitator sehingga siswa lebih aktif berperan ini dikarenakan metode pembelajaran yang
dalam proses belajar. Guru terbiasa memberikan selama ini dilakukan masih konvensional kurang
peluang seluas-luasnya agar siswa dapat belajar variatif ini dilakukan karena keterbatasan alat dan
lebih bermakna dengan memberi respon yang bahan di sekolah. Sehingga menyebabkan siswa
mengaktifkan semua siswa secara positip dan kurang dalam memperoleh pengalaman langsung,
edukatif. Pada aspek bekerja ilmiah materi Ilmu pada akhirnya motivasi belajar siswa sangat
Pengetahuan Alam diajarkan secara terintegrasi. rendah. Dampak lainnya, kemampuan afektif
menjadi rendah, oleh karena guru kurang
Guru Ilmu Pengetahuan Alam dapat memberikan kesempatan dan kepercayaan
memberikan tugas proyek yang perlu dikerjakan terhadap diri siswa.
serta ditinjau ulang untuk senantiasa
menyempurnakan hasil. Tugas proyek ini Berangkat dari fenomena seperti hal
diharapkan menyangkut Ilmu Pengetahuan Alam, tersebut diatas maka peneliti berkeinginan untuk
Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
(Salingtemas) secara nyata dalam konteks melakukan sebuah penelitian tindakan kelas. Pada
pengembangan teknologi sederhana, penelitian kesempatan kali ini penulis mengambil judul
dan pengujian, pembuatan sari bacaan, penelitian : Meningkatkan Prestasi Belajar IPA
pembuatan kliping, penulisan gagasan ilmiah atau

Kombinatif Multimedia - Sunarti, S.Pd. - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 25

Metode Kombinatif Multimedia Pada Siswa (Preaching Method) dengan metode diskusi
Kelas VII-C SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun (Discussion method), ditambah iringan
Tahun Pelajaran 2019/2020. instrumentalia sebagai media audio dan tampilan
LCD yang menayangkan peta konsep materi
Rumusan Masalah sebagai media visualnya adalah alternatif dalam
Adakah peningkatan motivasi belajar meningkatkan motivasi belajar siswa.

Ilmu Pengetahuan Alam pada materi Suhu dan Suasana kelas yang dilengkapi dengan
Perubahannya dengan metode kombinatif multimedia berupa Laptop, LCD dan audio
multimedia siswa Kelas VII-C SMP Negeri 2 diharapkan dapat mempengaruhi alat indera baik
Dolopo Madiun tahun pelajaran 2019/2020. mata, telinga dan perasaan siswa dalam belajar.
Laptop dan LCD dengan program PowerPoint
Tujuan Penelitian akan menggambarkan peta konsep materi,
Penelitian Tindakan Kelas ini untuk mempengaruhi siswa dengan alat indera mata.
Ditambah media audio dengan iringan musik
mengetahui peningkatan motivasi belajar Ilmu instrumentalia Kitaro, akan mempengaruhi
Pengetahuan Alam pada materi Suhu dan perasaan, sehingga siswa termotivasi dalam
Perubahannya dengan metode kombinatif belajar.
multimedia siswa Kelas VII-C SMP Negeri 2
Dolopo Madiun tahun pelajaran 2019/2020. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan metode kombinatif
Manfaat hasil Penelitian plus multimedia adalah metode mengkombinasi-
1. Bagi Siswa : kan beberapa cara-cara untuk melakukan aktivitas
yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri
a. Dapat dipakai sebagai refleksi aktivitas dari pendidik dan siswa untuk saling berinteraksi
belarar. dalam melakukan suatu kegiatan, dengan
menggunakan multimedia.
b. Memotivasi siswa meningkatkan minat
belajar. Rencana Tindakan
1. Menata ruang belajar dan mengajak siswa agar
2. Bagi Guru.
Menumbuhkan gairah untuk menemukan serius dalam mengikuti pembelajaran..
strategi dan pendekatan baru yang inovatif. 2. Meminta siswa agar mencatat hal-hal yang
Sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak
monoton pada satu metode pembelajaran. penting selama pembelajaran berlangsung.
3. Menghidupkan program CD pembelajaran
3. Bagi Pengembangan Kurikulum.
Menambah inovasi dalam pengembangan (presentasi dengan power point)
kurikulum. Khusunya kurikulum pembelajaran 4. Mengamati kegiatan siswa selama program
Ilmu Pengetahuan Alam.
dijalankan.
4. Bagi Sekolah. 5. Memutar ulang atau menghentikan sementara
Meningkatakan kemajuan sekolah terkait
dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. program presentasi
6. Memberikan pertanyaan umpan balik
5. Bagi Khasanah Keilmuan. 7. Memberikan contoh soal, latihan soal, dan
Sebagai sumbangsih pengetahuan khususnya
bagi pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam tugas
tentang metode pembelajaran yang dapat 8. Mengadakan evaluasi.
membangkitkan motivasi belajar siswa . 9. Menyebarkan angket tanggapan siswa tentang

Kajian Pustaka pembelajaran fisika melalui multimedia.
Metode Kombinatif Plus Multimedia
Metode Penelitian
Metode mengajar yang dimiliki oleh Persiapan Penelitian
seorang pendidik harus bervariasi, agar siswa 1. Menyusun jadwal
dalam belajar di kelas dapat menerima, mencerna, 2. Memeriksa kelengkapan peralatan
menguasai materi yang diberikan oleh pendidik. 3. Mempelajari isi program
Pengkombinasian metode mengajar Ceramah 4. Memeriksa kesesuian isi program

Kombinatif Multimedia - Sunarti, S.Pd. - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 26

5. Meminta agar siswa menyiapkan buku, alat mengacungkan jari, secara lisan dan maju ke
tulis dan peralatan lain yang diperlukan.
depan.
6. Mengatur tempat duduk agar semua siswa
dapat melihat dan mendengar 5) Memberikan pretes pada awal pembelajaran

7. Membuat instrumen penelitian yang meliputi dan post tes pada akhir pembelajaran untuk
angket, lembar observasi, dan soal post test.
mengetahui kemampuan awal dan akhir siswa
Siklus Penelitian
Tahab PerencanaanTertulis 6) Memberikan tes evaluasi I di akhir siklus I,

Pada tahap ini peneliti merencanakan dimaksudkan untuk me-ngetahui apakah siswa
perangkat penelitian seperti pengembangan
silabus, rencana pembelajaran, instrument pre test, telah memahami materi yang telah
lembar kerja siswa, instrument post test (ulangan
harian) dan format pengamatan aktivitas guru dan disampaikan oleh guru selama siklus I.
siswa.
Tahap perencanaan tindakan Observasi I
a. Memberi pre test untuk mengetahui
Observasi dilakukan sambil
kemampuan dasar
b. Membentuk kelompok belajar dengan kriteria, melaksanakan tindakan I. observasi bertujuan

tiap kelompok beranggotakan 4 atau 5 siswa untuk mengetahui tentang proses pelaksanaan
yang didalamnya minimal ada 1 siswa yang
mempunyai prestasi akademik baik dari hasil pembelajaran metode kombinatif multi media dan
pre test.
c. Melakukan eksperimen diluar ruang kelas untuk mendapatkan data tentang aspek mutu
dengan panduan LKS.
d. Memberi post test ( Ulangan Harian ) pembelajaran siswa. Sedangkan untuk mengetahui

Rencana tindakan I adalah rencana jalannya proses pembelajaran metode kombinatif
pembelajaran kombinatif dengan menggunakan
multi media dan pengelompokkan siswa menjadi multi media dilakukan pemantauan berupa catatan
beberapa kelompok. Sebelum pembelajaran
dilaksanakan terlebih dahulu menyusun skenario lapangan atau rekaman data.
pembelajaran, pembuatan lembar kerja siswa
(LKS). Selain itu dibuat lembar penilaian untuk Analisis dan refleksi
mengamati kemampuan siswa dalam melakukan
praktikum dan lembar observasinya. Berdasarkan data yang diperoleh setelah
Pelaksanaan tindakan I
1) Melakukan pengelompokkan siswa menjadi pelaksanaan tindakan I, maka data tersebut diolah

beberapa kelompok atau dianalisa. Kemudian diperoleh masukan
2) Melakukan tahap eksplorasi, yaitu guru dan
untuk melakukan reflksi. Analisis dilakukan
siswa melakukan demonstrasi dan kegiatan
praktikum yang dilakukan secara kelompok terhadap data-data dan pemantauan proses
oleh siswa di luar kelas.
3) Melakukan tahap pengenalan konsep, yaitu pembelajaran. Hasil refleksi digunakan sebagai
siswa mengemukakan kesimpulan dari
percobaannya, melakukan diskusi dan tanya bahan untuk menyusun tindakan II.
jawab
4) Melakukan tahap penerapan konsep, yaitu Refelksi awal dilaksanakan dengan
pembahasan soal tugas dan memberikan
masalah yang berkaitan dengan materi. Siswa melakukan pengamatan tentang pelaksanaan
dalam menjawab pertanyaan diawali dengan
proses pembelajaran kombinatif dengan

multimedia. Hasil analisis refleksi awal digunakan

untuk menetapkan dan merumuskan rencana

tindakan selanjutnya untuk menyusun strategi

pembelajaran pada siklus berikutnya

Instrumen Penelitian
a. Angket digunakan untuk mengetahui

tanggapan siswa tentang kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan
multimedia
b. Lembar observasi, digunakan untuk
memperoleh data selama proses pembelajaran
berupa nilai afektif siswa dan untuk
mengetahui cara guru mengajar.
c. Post Tes, digunakan untuk memperoleh data
tentang tingkat keberhasilan siswa.

Hasil Penelitian
Siklus I
Perencanaan

Kombinatif Multimedia - Sunarti, S.Pd. - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 27

Meningkatkan motivasi belajar Ilmu

pengetahuan alam pada materi Suhu dan

Perubahannya dengan mengunakan CD

Pembelajaran.

Pelaksanaan

1. Mengadakan pre test

2. Sebelum menghidupkan program mengajak

siswa agar memperhatikan meteri yang akan

ditampilkan.

3. Meminta siswa agar mencatat hal-hal yang

penting selama pembelajaran berlangsung

4. Menjelaskan tujuan pembelajaran.

5. Memberikan pengetahuan pelajaran

sebelumnya yang berkaitan.

6. Menghidupkan program power point.

7. Mengamati kegiatan-kegiatan siswa selama

pembelajaran

8. Memberikan peguatan atau penegasan materi

setelah penayangan program.

9. Memberi pertanyaan umpan balik .

10. Membuat kesimpulan.

11. Memberikan Contoh soal , Latihan soal dan

tugas .

12. Siswa di minta untuk mengisi angket.

13. Mengadakan evaluaasi.

Sedangkan kolaburator melaksanakan

hal- hal sebagai berikut ;

1. Mengamati proses KBM tentang peran guru b. Hasil Nilai Afektif selama pembelajaran
dengan menggunakan Multimedia dapat
dan aktivitas siswa. ditunnjukkan dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 2 Prosentase Nilai Afektif Siswa Selama
2. Bersama- sama dengan guru mengevaluasi Pembelajaran

seluruh kegiatan KBM dan menuangkannya

di lembar observasi.

Pengamatan

a. Hasil Angket Tanggapan sisiwa tentang

pembelajaran Ilmu pengetahuan alam dengan

menggunakan Multimedia dapat ditunnjukkan

dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 1 Angket tanggapan siswa tentang

pembelajaran Ilmu pengetahuan alam Dengan

menggunakan Multimedia c. Hasil Nilai Post test siklus I sebagai berikut :

No Aspek Nilai

1. Nilai tertinggi 85

2. Nilai terendah 45

3. Nilai rata-rata 63,0

4. Ketuntasan belajar 45,5%

d. Hasil terhadap pengamatan kegiatan guru

dapat ditunjuukan pada tabel sebagai berikut :

Table 3 Tabel Pengamatan Guru

Kombinatif Multimedia - Sunarti, S.Pd. - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 28

No Hal yang diamati Ket. 13. Mengadakan evaluaasi.
Sedangkan kolaburator melaksanakan
1 Membuka Pelajaran:
hal- hal sebagai berikut ;
a. memberi Pre Test Ada 1. Mengamati proses KBM tentang peran guru

b. Mmenyampaikan Judul Ada dan aktivitas siswa.
2. Bersama- sama dengan guru mengevaluasi
c. Menyampaikan Tujuan Ada
seluruh kegiatan KBM dan menuangkannya
pembelajaran di lembar observasi.
Pengamatan
2 Pengunaan bahasa dan a. Hasil Angket Tanggapan sisiwa tentang
pembelajaran Ilmu pengetahuan alam dengan
kejelasan bicara Baik menggunakan Multimedia dapat ditunnjukkan
dengan tabel sebagai berikut :
3 Pertanyaan umpan balik Ada Tabel 4 Angket tanggapan siswa tentang
pembelajaran Ilmu pengetahuan alam Dengan
4 Membuat kesimpulan Ada menggunakan Multimedia

5 Mengadakan Evaluasi Ada

Refleksi

Pembelajaran Ilmu pengetahuan alam

dengan mengunakan multimedia materi Suhu dan

Perubahannya ternyata dapat meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar siswa hal ini terlihat

dari tabel 1,2 dan 3. Sedangkan guru dalam

melakukan pembelajaran sudah baik hal ini

terlihat pada tabel 4.

Kendala yang dihadapi siswa yaitu durasi

waktu penayangan multitimedia singkat + 25

menit, sedangkan materi banyak sehingga siswa

kurang memahami materi.

Siklus II

Perencanaan

Meningkatkan motivasi belajar Ilmu

pengetahuan alam pada materi Suhu dan

Perubahannya dengan mengunakan CD

Pembelajaran.

Pelaksanaan

1. Mengadakan pre test

2. Sebelum menghidupkan program mengajak

siswa agar memperhatikan meteri yang akan

ditampilkan.

3. Meminta siswa agar mencatat hal-hal yang

penting selama pembelajaran berlangsung

4. Menjelaskan tujuan pembelajaran.

5. Memberikan pengetahuan pelajaran

sebelumnya yang berkaitan.

6. Menghidupkan program power point.

7. Mengamati kegiatan-kegiatan siswa selama

pembelajaran

8. Memberikan peguatan atau penegasan materi b. Hasil Nilai Afektif selama pembelajaran
dengan menggunakan Multimedia dapat
setelah penayangan program. ditunnjukkan dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 5 Prosentase Nilai Afektif Siswa Selama
9. Memberi pertanyaan umpan balik . Pembelajaran

10. Membuat kesimpulan.

11. Memberikan Contoh soal , Latihan soal dan

tugas .

12. Siswa di minta untuk mengisi angket.

Kombinatif Multimedia - Sunarti, S.Pd. - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 29

c. Hasil Nilai Post test siklus II adalah dari 21 Dari hasil analisis dan pengamatan siklus
I dan siklus II terjadi peningkatan motivasi belajar
siswa 1 siswa belum tuntas dalam dengan kombinatif multimedia dan adayan
peningkatan siswa yang bertanya, siswa yang bisa
pembelajaran dan 21 siswa telah tuntas dalam menjawab pertanyaan lisan, dan siswa yang dapat
mengerjakan latihan soal. Dapat disimpulkan
bahwa ada peningkatan Prestasi Belajar IPA
Metode Kombinatif Multimedia Pada Siswa Kelas
VII-C SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun
Pelajaran 2019/2020

pembelajaran.

No Aspek Nilai Kesimpulan
Pembelajaran ilmu pengetahuan Alam
1. Nilai tertinggi 90
pada kompetensi materi Suhu dan Perubahannya
2. Nilai terendah 70 dengan mengunakan multimedia dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
3. Nilai rata-rata 75,5 siswa, hal ini terlihat dari Prosentase nilai post
test yang menunujukan peningkatan yaitu pada
4. Ketuntasan belajar 95,5% siklus I yang tuntas 10 siswa atau 45.5%, Dan
Siklus II yang tuntas 21 anak atau 95.5%. Ada
d. Hasil terhadap pengamatan kegiatan guru peningkatan Prestasi Belajar IPA Metode
Kombinatif Multimedia Pada Siswa Kelas VII-C
dapat ditunjuukan pada tabel sebagai berikut : SMPN 2 Dolopo Kabupaten Madiun Tahun
Pelajaran 2019/2020.
Tabel 6 Tabel Pengamatan Guru

No Hal yang diamati Ket. Saran-saran

1 Membuka Pelajaran: Ada Dari hasil penelitian tindakan Kelas
a. Memberi Pre Test Ada
b. Mmenyampaikan Judul Ada (PTK) yang kami lakukan ternyata pembelajaran
c. Menyampaikan Tujuan
pembelajaran Baik ilmu pengetahuan Alam pada materi Suhu dan

2 Pengunaan bahasa dan Ada Perubahannya dengan mengunakan multimedia
kejelasan bicara Ada
Ada
3 Pertanyaan umpan balik
4 Membuat kesimpulan
5 Mengadakan Evaluasi

ternyata dapat meningkatkan motivasi dan prestasi

Refleksi belajar siswa. Untuk itu kami menyarankan
Pembelajaran Ilmu pengetahuan alam
kepada bapak atau ibu guru pengajar bidang studi
dengan mengunakan media multimedia pada
Materi Suhu dan Perubahannya dapat ilmu pengetahuan Alam khususnya agar
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Hal ini terlihat dengan meningkatkan prosentase menggunakan media multimedia dalam
dalam tabel 1,2 dan 3. Dan cara mengajar guru
semakin baik. pembelajaran ilmu pengetahuan Alam khususnya

pada pokok bahasan materi Suhu dan

Perubahannya tetapi diharapkan tidak

mengunakan multimedia secara terus menerus

karena akan menimbulkan kejenuhan pada siswa.

Pembahasan

Daftar Pustaka
Abdul Majid, 2006, Perencanaan Pembelajaran, P.T. Remaja Rosdakarya, Bandung
Budikase, E. dan Kertiasa, N., 1994. Fisika 2 Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996. Kurikulum sekolah Menengah Pertama : Garis-Garis

Besar Program Pengajaran (GBPP)
Drs. J.J. Hasibuan, Dip.Ed. dan Drs. Moedjiono, 2006, Proses Belajar Mengajar, P.T. Remaja Rosdakarya,

Kombinatif Multimedia - Sunarti, S.Pd. - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 30

Bandung.
Raisul Muttaqin, 2004. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif Melvin L.Silberman. Nusamedia

dengan Nuansa, Bandung.
Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd., 2005, Konsep dan Makna Pembelajaran, C.V. Alfabeta, Bandung.
Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmaja, 2006, Metode Penelitian Tindakan Kelas, P.T. Remaja Rosdakarya,

Bandung.
Wuryadi, 2000. Paradigma Baru Pendidikan Sains, Proceding Seminar Nasional, Yogyakarta.

Kombinatif Multimedia - Sunarti, S.Pd. - SMPN 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 31

MELALUI METODE INKUIRI DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 2 DOLOPO
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Oleh : Widodo, S.Pd,
Guru SMP Negeri 2 Dolopo Kabupaten Madiun

Abstrak
Kata kunci : Metode inkuiri, peningkatan pembelajaran

Seorang guru dalam rangka melaksanakan tugas profesionalnya perlu mengetahui berbagai macam
metode dan media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sebab setiap jenis media hanya cocok
atau wajar digunakan dalam situasi belajar tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan untuk
situasi dan tujuan yang lain perlu digunakan metode dan media mengajar lain, yang lebih tepat sasaran.
Khusus dalam penggunaan metode, tidak semua metode mengajar digunakan sekaligus pada saat yang sama
untuk menyajikan suatu materi. Selain itu juga jarang sekali dalam suatu proses belajar mengajar seorang
guru hanya menggunakan satu metode mengajar, yang paling sering adalah penggunaan beberapa metode
mengajar secara bervariasi dalam suatu proses belajar mengajar.

Maksud utama dari pengajaran ini adalah untuk menolong siswa mengembangkan keterampilan-
keterampilan penemuan ilmiah (scientific inquiri). Bentuk pengajaran ini tentunya akan menari bagi siswa
untuk menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka-rangka mencari pemecahan masalahnya. Dalam
pengajaran ini siswa dilatih mengembangkan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan menarik
kesimpulan umum atau teori-teori yang menerangkan fenomena-fenomena yang dihadapkan kepadanya.
Pengajaran ini membawa siswa pada bermacam-macam prosedur yang digunakan dalam hal
mengorganisasikan pengetahuan dan mencari prinsip-prinsip kausal.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Dolopo Madiun, di mana peneliti melaksanakan
sebagai tugas sebagai guru pengajar. Materi pelajaran Matematika yang dipelajari adalah kompetensi dasar
Melakukan operasi aljabar. Penelitian ini dilakukan 3 bulan yaitu bulan September sampai dengan
Nopember 2018. Obyek penelitian ini adalah siswa Kelas IX-A SMP Negeri 2 Dolopo Kabuapaten Madiun
Tahun Pelajaran 2018/2019.

Berdasarkan hasil data di atas, nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan
“Melakukan operasi aljabar” sebelum siklus didapat nilai 62.71; siklus 1 : 72.71; siklus 2 : 81.88. Dengan
hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata atau prestasi hasil belajar siswa Kelas IX-A SMP Negeri
2 Dolopo Kabuapaten Madiun Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan kriteria yang cukup baik dan mengalami
peningkatan, hal tersebut mengidentifikasikan bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan
metode/ pendekatan inkuiri berhasil. Pemahaman siswa terhadap materi juga mengalami peningkatan dari
siklus sebelumnya hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai data diatas.

Latar Belakang Masalah wajib, semua kalangan baik ekonomi atas maupun
Pengajaran klasikal atau pengajaran ekonomi bawah, menganggap Matematika
sebagai ilmu yang bersifat vital atau penting bagi
tradisional adalah pengajaran yang diberikan kelangsungan hidup manusia tersebut. Hal ini
kepada satu kelas bersama-sama. Sistem disebabkan karena ilmu Matematika berkembang
pengajaran klasikal umumnya menitik beratkan sejak zaman dahulu sampai sekarang, sesuai
persamaan dari pada perbedaan diantara siswa- dengan perkembangan teknologi dan ilmu
siswa sekelas. Dalam pengajaran klasikal siswa pengetahuan.
cenderung bersifat pasif dan reseptrif, sedangkan
guru cenderung berperan dominan. Guru dalam rangka melaksanakan tugas
profesionalnya perlu mengetahui berbacai macam
Banyak siswa yang takut bila mendengar metode dan media sebagai alat bantu dalam proses
kata Matematika karena mempelajari Matematika belajar mengajar. Sebab setiap jenis media hanya
sangat sulit dan membutuhkan waktu yang cukup cocok atau wajar digunakan daam situasi belajar
banyak, tetapi disisi lain mempelajari Matematika tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu.
itu sangat penting bahkan ada yang mengatakan

Inkuiri - Widodo, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 32

Sedangkan untuk situasi dan tujuan yang lain 2018/2019.
perlu digunakan metode dan media mengajar lain,
yang lebih tepat sasaran. Khusus dalam Perumusan Masalah
penggunaan metode, tidak semua metode 1. Bagaimana peranan metode inkuiri terhadap
mengajar digunakan sekaligus pada saat yang
sama untuk menyajikan suatu materi. Selain itu pembelajaran Matematika di Kelas IX-A SMP
juga jarang sekali dalam suatu proses belajar Negeri 2 Dolopo Kabuapaten Madiun Tahun
mengajar seorang guru hanya menggunakan satu Pelajaran 2018/2019?
metode mengajar, yang paling sering adalah 2. Bagaimana hasil prestasi belajar siswa dalam
penggunaan beberapa metode mengajar secara pembelajaran Matematika di Kelas IX-A SMP
bervariasi dalam suatu proses belajar mengajar. Negeri 2 Dolopo Kabuapaten Madiun Tahun
Pelajaran 2018/2019?
Dengan mempelajari Matematika
seseorang tidak lepas dari berbagai kesulitan, Tujuan Penelitian
untuk menghindari kesulitan tersebut memerlukan 1. Meningkatkan pemahaman siswa tentang
metode pengajaran Matematika yang efektif dan
efisien yang lebih baik digunakan oleh siswa yang belajar mata pelajaran Matematika kompetensi
akan mempelajari dalam situasi umumnya. dasar Mengidentifikasi bangun-bangun datar
Dengan metode yang tepat dan sesuai agar tujuan yang sebangun dan kongruen. Dan untuk
mempelajari Matematika dapat mencapai meningkatkan keaktifan siswa Kelas IX-A
tujuannya. SMP Negeri 2 Dolopo Kabuapaten Madiun
Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kegiatan Belajar Mengajar pada siswa 2. Untuk meningkatkan prestasi belajar mata
Kelas IX-A SMP Negeri 2 Dolopo Kabuapaten pelajaran Matematika Kelas IX-A SMP Negeri
Madiun Tahun Pelajaran 2018/2019 sebagian 2 Dolopo Kabuapaten Madiun Tahun Pelajaran
besar siswa tidak aktif, tidak bergairah dan 2018/2019. Membuat suasana kelas menjadi
cenderung kurang kreatif. Hal ini ditunjukkan oleh lebih hidup sehingga guru dan siswa semangat
sikap yang kurang antusias ketika pelajaran untuk dalam kegiatan belajar mengajar.
berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari
siswa terhadap pertanyaan dan penjelasan guru Manfaat Penelitian
serta kurangnya konsentrasi siswa pada proses 1. Memungkinkan siswa belajar dengan
pembelajaran Matematika. Untuk meningkatkan
pemahaman, keaktifan dan hasil belajar memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar
Matematika perlu diadakan penelitian tindakan yang tidak hanya menjadikan guru sebagai
kelas yaitu dengan model pembelajaran yang salah satunya sumber belajar.
melibatkan siswa secara aktif dan kreatif, yaitu 2. Metode inkuiri ini akan memperpanjang proses
dengan menerapkan Metode Inkuiri diharapkan ingatan siswa, hal-hal yang telah dipelajari
dapat meningkatkan hasil belajar, dan siswa dapat akan lebih dapat diingat.
mengalami peningkatan baik secara individual 3. Membangkitkan motivasi dan minat siswa
maupun klasikal. untuk lebih semangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran Matematika.
Metode mengajar dapat diartikan sebagai 4. Siswa akan lebih mengerti konsep-konsep
cara menyajikan atau mengajarkan suatu materi dasar dan ide-ide secara lebih baik.
pengajaran. Dan hal ini berbeda dengan apa yang 5. Kegiata belajar mengajar dengan metode
dinamakan dengan pendekatan. Pendekatan inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan
adalah cara yang digunakan untuk mencapai konsep sendiri self-concept pada diri siswa,
tujuan, dalam hal ini pengetahuan ilmiah. secara psikologis siswa lebih terbuka terhadap
pengalaman-pengalaman baru, berkeinginan
Melihat dari latar belakang di atas, maka untuk selalu mengambil dan mengekspotasi
peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kesempatan-kesempatan yang ada, lebih
kelas dengan memberikan judul : Melalui Metode kreatif.
Inkuiri Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar 6. Meningkatkan kemampuan guru dalam
Matematika Siswa Kelas IX-A SMP Negeri 2 perencanaan kegiatan belajar mengajar dengan
Dolopo Kabuapaten Madiun Tahun Pelajaran

Inkuiri - Widodo, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 33

membuat rencana pembelajaran dan LKS yang siswa mengembangan keterampilan-keterampilan
sesuai dengan materi yang akan diajarkan, juga penemuan ilmiah (scientific inquiri). Bentuk
guru dapat meningkatkan kinerjanya. pengajaran ini tentunya akan menarik bagi siswa
7. Guru dapat menemukan metode pembelajaran untuk menyelidiki sejumlah informasi dalam
yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan rangka mencari pemecahan masalahnya. Dalam
diberikan kepada siswa. pengajaran ini siswa dilatih mengembangkan
8. Dengan metode inkuiri dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan
alternatif metode pembelajaran yang lebih menarik kesimpulan umum atau teori-teori yang
bervariasi dan tidak hanya dengan metode yang menerangkan fenomena-fenomena yang
monoton. dihadapkan kepadanya. Pengajaran ini membawa
9. Meningkatkan prestasi sekolah melalui siswa pada bermacam-macam prosedur yang
peningkatan prestasi siswa dan kinerja guru. digunakan dalam hal mengorganisasikan
pengetahuan dan mencari prinsip-prinsip kausal.
Kajia Pustaka Inkuiri dimulai dengan menimbulkan peristiwa
Metode Inkuiri yang membingungkan siswa. Keadaan ini
tentunya akan mendorong siswa untuk berusaha
Dalam bahasa Inggris, kata inkuiri menemukan arti fenomena yang dihadapinya.
bermakna penyelidikan, dan kata inkuiri juga Untuk memperoleh pengertian mengenai
dapat bermakna sebagai pertanyaan. Dalam fenomena yang dihadapinya, siswa harus mampu
Sanjaya (2009) dinyatakan bahwa inkuiri sering menggunakan kekomplekkan proses berfikir dan
juga dinamakan heuristic, yang berasal dari harus terampil menghubung-hubungkan data
bahasa Yunani, yaitu heuriskin yang memiliki arti menjadi konsep dan menggunakan konsep-konsep
saya menemukan. Terlepas dari arti kata inkuiri yang diperoleh untuk mengidentifikasikan
yang berarti penyelidikan, dan heuristic yang prinsip-prinsip kausal.
berarti penemuan, sebenarnya dua arti tersebut
dapat saling berhubungan. Sanjaya (2009) Hipotesis Tindakan
menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu metode Ada Peningkatan Prestasi Belajar
pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari Matematika Melalui Metode Inkuiri Dapat Siswa
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu Kelas IX-A SMP Negeri 2 Dolopo Kabuapaten
permasalahan yang dipertanyakan. Berdasarkan Madiun Tahun Pelajaran 2018/2019.
pendapat Sanjaya, maka dapat mengartikan bahwa
inkuiri adalah metode yang memberi kesempatan Metode Penelitian
kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam Setting Penelitian
proses pembelajaran melalui percobaan maupun
eksperimen sehingga melatih siswa berkreativitas Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2
dan berpikir kritis untuk menemukan sendiri suatu Dolopo Kabupaten Madiun, dimana peneliti
pengetahuan yang pada akhirnya mampu melaksanakan tugas sebagai guru pengajar. Materi
menggunakan pengetahuannya tersebut dalam pelajaran Matematika yang dipelajari adalah
memecahkan masalah yang dihadapi. kompetensi dasar mengidentifikasi bangun-
Winataputra (1992) menambahkan pengertian bangun datar yang sebangun dan kongruen.
pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode yang Penelitian ini dilakukan 3 bulan yaitu bulan
dapat mengembangkan pengetahuan dan September sampai dengan bulan Nopember 2018.
pemahaman konsep- konsep sains sebagaimana Obyek penelitian adalah siswa Kelas IX-A SMP
para saintis mempelajari dunia alamiah. Dari Negeri 2 Dolopo Kabuapaten Madiun Tahun
pernyataan tersebut, maka inkuiri yang diterapkan Pelajaran 2018/2019.
dalam pembelajaran akan membuat siswa dapat
merasakan diri sebagai ilmuwan, dengan Obyek Penelitian
melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah, sehingga Sebelum kegiatan penelitian dilakukan,
siswa dapat lebih memahami konsep. Maksud
utama dari pengajaran ini adalah untuk menolong maka lebih dahulu peneliti harus menentukan
obyek penelitian sedangkan yang menjadi obyek
penelitian di sini adalah siswa Kelas IX-A SMP

Inkuiri - Widodo, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 34

Negeri 2 Dolopo Kabuapaten Madiun Tahun Metode analisis data ada dua, yaitu statistik dan
Pelajaran 2018/2019. non statistik. Statistik digunakan apabila data yang
dikumpulkan bersifat kuantitatif atau data
Untuk menentukan obyek penelitian dapat kualitatif yang dikuantitatifkan. Non statistik
dilakukan dengan populasi. Populasi dibatasi digunakan apabila data yang dikumpulkan bersifat
sebagai jumlah siswa atau individu yang paling kualitatif. Dan data yang peneliti analisis adalah
sedikit memiliki sifat yang sama. Penduduk di sini berupa nilai hasil belajar siswa, maka metode yang
bukan berarti menunjukkan sejumlah individu digunakan adalah statistik.
yang berwujud manusia, akan tetapi juga sejumlah
benda yang memiliki sifat sama dari populasi. Siklus Penelitian
Misalnya : jenis kelamin, laki-laki maupun Pelaksanaan penelitian ini berbentuk
perempuan. Jadi populasi berarti mengambil
semua individu yang ada pada lapangan penelitian siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing-
sebagai obyek yang diteliti. masing meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengamatan, dan Refleksi. Jumlah pertemuan tiap
Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis siklus tergantung situasi yang dihadapi. Tiap
mengambil populasi siswa Kelas IX-A SMP siklus dilaksakan sesuai dengan tujuan yang ingin
Negeri 2 Dolopo Kabuapaten Madiun Tahun dicapai. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus
Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah hanya 24 ke siklus berikutnya sampai masalah yang
siswa sebagai obyek tindakan dalam kegiatan dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas. Siklus
penelitian tindakan kelas. yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
tindakan yang diberikan berupa penggunaan
Metode Pengumpulan Data Metode Inkuiri dalam pembelajaran Matematika
1. Metode dokumentasi, Dokumentasi kompetensi dasar Mengidentifikasi bangun-
bangun datar yang sebangun dan kongruen pada
mengandung pengertian sebagai berikut : siswa Kelas IX-A.
Tertulis yang tidak berubah kebenarannya,
serta dapat diperiksa dan dilihat. Teknik Penilaian
2. Metode observasi, Observasi merupakan suatu Adapun yang dimaksud dengan teknik
penyelidikan yang dijalankan secara sistimatik
dan sengaja diadakan dengan menggunakan penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk
alat indera (terutama mata) terhadap kejadian- memperoleh informasi mengenai proses dan
kejadian yang langsung ditangkap pada waktu produk yang dihasilkan pembelajaran yang
kejadian itu terjadi. dilakukan oleh peserta didik.
3. Metode tes, Tes adalah latihan yang digunakan
untuk mengukur keterampilan pengetahuan, Dalam mata pelajaran Matematika ini,
sikap, inteligensi, kemampuan atau bakat yang penilaian dilakukan dengan menggunakan
dimiliki individu atau kelompok. Beberapa patokan sebagai berikut :
macam jenis tes yang biasa digunakan dalam 1. Jika setelah diadakan penilaian dan siswa
pendidikan yaitu : tes kepribadian, tes bakat,
tes inteligensi, tes minat, tes prestasi dan tes mendapatkan nilai minimal 70, maka siswa
sikap (performance test). Untuk menentukan tersebut telah belajar dengan tuntas. Tetapi jika
jenis tes mana yang kita pakai dalam nilainya kurang dari 70, maka siswa tersebut
penelitian, tergantung jenis dan tujuan belum dapat belajar dengan tuntas.
penelitiannya. Tes yang baik adalah tes yang 2. Jika jumlah siswa yang belajar tuntas minimal
obyektif, valid dan reliable. 24 siswa, maka proses pembelajaran telah
berhasil mencapai kriteria keberhasilan secara
Teknik Analisa Data klasikal.
Setiap data yang telah terkumpul perlu
Instrumen Penelitian
untuk dianalisis. Analisis ini diadakan sesuai 1. Rencana pembelajaran Matematika
dengan keperluan dan maksud pengumpulan data.
Sedangkan pemilihan teknik analisis data kompetensi dasar Mengidentifikasi bangun-
disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan. bangun datar yang sebangun dan kongruen
2. Lembar observasi siswa dan guru

Inkuiri - Widodo, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 35

3. Lembar Kisi-kisi dan Soal Ulangan permasalahan yang dihadapi siswa. Guru
4. Lembar Hasil Penilaian
5. Lembar perbaikan/pengayaan misalnya saja hanya memberikan jawabannya,
6. Buku paket, LKS Matematika, dan sumber
tidak atau bukan dan sebagainya. Apabila
belajar yang lainnya
7. Daftar nama dan nilai siswa Kelas IX-A SMP siswa kurang aktif maka guru memberikan

Negeri 2 Dolopo Kabuapaten Madiun Tahun pertanyaan pancingan membantu siswa
Pelajaran 2018/2019.
menelaah masalah tersebut.
▪ Selama siswa mengerjakan, dan melakukan

keliling dari satu kelompok ke kelompok lain,

dan apabila perlu guru memberikan bimbingan

Hasil Penelitian kepada kelompok.
▪ Setelah semua kelompok siap dengan hasil
Siklus Pertama

Persiapan (perencanaan) jawaban atau pemecahan masalah, guru
▪ Menentukan permasalahan sebagai topik yang
mempersilahkan masing-masing kelompok

akan dipelajari. untuk membacakan hasil secara bergiliran.
▪ Merumuskan tujuan pembelajaran Matematika ▪ Selanjutnya guru dan siswa bersama-sama

kompetensi dasar Mengidentifikasi bangun- membahas dan menyimpulkan hasil dari

bangun datar yang sebangun dan kongruen. jawaban yang dipecahkan.
▪ Merumuskan rencana pembelajaran (langkah- ▪ Guru mengadakan tanya jawab sekilas

langkah pemecahan masalah). mengenai pokok-pokok bahasan yang telah

▪ Menentukan kriteria pemilihan pemecahan dipelajari.
▪ Membahas latihan soal bersama-sama siswa
yang terbaik.
▪ Mempersiapkan sumber dan bahan. dan juga memberikan penilaian.
▪ Melakukan doa bersama dan ucapan salam.
▪ Menyiapkan instrumen yang digunakan dalam

penelitian. Pengamatan

Kegiatan Pembelajaran Dari hasil pengamatan siklus 1 peneliti
▪ Di awal pembelajaran guru memberikan salam,
dapat mengumpulkan hasil nilai rata-rata pada

doa bersama dan melakukan absensi terhadap mata pelajaran Matematika dengan menerapkan

siswa. metode inkuiri adalah sebagai berikut :

▪ Guru menciptakan kondisi kelas yang nyaman Tabel 1 Hasil prestasi belajar matematika siklus I

dan memberikan materi yang berkaitan dengan No Aspek Nilai

mengidentifikasi bangun-bangun datar yang Nilai Prasiklus 62.71

sebangun dan kongruen, melakukan tanya 1. Nilai tertinggi 85

jawab tentang pengetahuan awal siswa 2. Nilai terendah 65

mengenai materi. 3. Nilai rata-rata 72,71
▪ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
4. Ketuntasan belajar 54,17%

siswa mengenai pokok bahasan.

▪ Menjelaskan materi pelajaran Matematika Refleksi
Dari hasil pengamatan yang telah
kompetensi dasar mengidentifikasi bangun-
dilakukan oleh peneliti ditemukan adanya
bangun datar yang sebangun dan kongruen. beberapa kelemahan-kelemahan antara lain
▪ Guru menjelaskan pelaksanaan metode inkuiri. sebagai berikut :
▪ Membagi siswa menjadi beberapa 4 kelompok ▪ Dalam forum mengemukakan jawaban atau

(anggota 6-7 siswa). pendapat mengenai masalah yang diberikan
▪ Guru mengemukakan suatu masalah tertentu oleh guru, masih sedikit siswa yang terlibat
aktif.
siswa diberi kesempatan untuk bertanya ▪ Pada kegiatan pembelajaran Matematika yang
diterpakan dengan metode inkuri siswa masih
mengenai kejelasan masalah tersebut. belum terbiasa dengan metode pembelajaran
▪ Siswa diberi kesempatan untuk bertanya seluas yang digunakan.

mungkin mengenai masalah tersebut, sampai

merasa cukup untuk mengambil kesimpulan.

Guru tidak boleh memberikan jawaban yang

sifatnya menjawab/ memecahkan

Inkuiri - Widodo, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 36

▪ Kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru ▪ Guru mengadakan tanya jawab mengenai
sehingga siswa masih kurang belum sungguh-
sungguh dalam mengikuti kegiatan materi pelajaran yang lalu, hal di lakukan untuk
pembelajaran.
meningkatkan siswa terhadap konsep yang
▪ Nilai rata-rata siswa pada siklus 1 ini adalah
sebesar 72.71 mengalami peningkatan dari telah dipelajari.
sebelum siklus yang hanya 62.71. ▪ Guru menciptakan kondisi kelas yang nyaman

▪ Sedangkan keberhasilan secara klasikal belum dan memberikan materi yang berkaitan dengan
sepenuhnya tercapai pada siklus pertama
(54.17%), karena kriteria yang ditentukan oleh mengidentifikasi bangun-bangun datar yang
peneliti belum terpenuhi.
sebangun dan kongruen.
▪ Berdasarkan dari hasil temuan di atas akan
dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan ▪ Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada
perbaikan pada siklus berikutnya.
siswa mengenai kompetensi dasar
Siklus Kedua
Persiapan / perencanaan mengidentifikasi bangun-bangun datar yang

Secara garis besar perencanaannya sama sebangun dan kongruen.
dengan siklus pertama dengan konsep yang sama ▪ Guru menjelaskan pelaksanaan metode inkuiri.
dengan siklus pertama. Berdasar pada temuan
siklus yang pertama maka ada tambahan dalam ▪ Membagi siswa menjadi 6 kelompok (anggota
perencanaan yaitu meningkatkan pemberian
motivasi kepada siswa dan memberi semangat 4-5 siswa).
agar siswa lebih terlibat aktif dalam pembelajaran. ▪ Guru mengemukakan suatu masalah tertentu
Adapun persiapan yang dilakukan oleh guru
adalah sebagai berikut : siswa diberi kesempatan untuk bertanya
▪ Menentukan permasalahan sebagai topik yang
mengenai kejelasan masalah tersebut.
akan dipelajari ▪ Siswa diberi kesempatan untuk bertanya seluas
▪ Merumuskan tujuan pembelajaran Matematika
mungkin mengenai masalah tersebut, sampai
kompetensi dasar mengidentifikasi bangun-
bangun datar yang sebangun dan kongruen merasa cukup untuk mengambil kesimpulan.
▪ Merumuskan rencana pembelajaran (langkah-
langkah pemecahan masalah) Guru tidak boleh memberikan jawaban yang
▪ Menentukan kriteria pemilihan pemecahan
yang terbaik sifatnya menjawab/memecahkan
▪ Mempersiapkan sumber dan bahan
▪ Menyiapkan instrument yang digunakan dalam permasalahan yang dihadapi siswa. Guru
penelitian
Pelaksanaan tindakan misalnya saja hanya memberikan jawabannya,

Pada siklus kedua ini pelaksanaan tidak atau bukan dan sebagainya. Apabila
tindakannya secara garis besar sama dengan siklus
pertama dengan adanya perbaikan yaitu siswa kurang aktif maka guru memberikan
pemberian motivasi kepada siswa dan memotivasi
siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran. pertanyaan pancingan membantu siswa
Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan
yang dilakukan oleh guru dean siswa antara laian menelaah masalah tersebut. Soal untuk siswa
sebagai berikut :
▪ Di awal pembelajaran guru memberikan salam, antara lain :

doa bersama dan melakukan absensi terhadap ▪ Selama siswa mengerjakan, dan melakukan
sisiwa.
keliling dari satu kelompok ke kelompok lain,

dan apabila perlu guru memberikan bimbingan

kepada kelompok.
▪ Setelah semua kelompok siap dengan hasil

jawaban atau pemecahan masalah, guru

mempersilahkan masing-masing kelompok

untuk membacakan hasil secara bergiliran.

▪ Selanjutnya guru dan siswa bersama-sama

membahas dan menyimpulkan hasil dari

jawaban yang dipecahkan.

▪ Guru mengadakan tanya jawab sekilas

mengenai pokok bahasan yang telah dipelajari.
▪ Diakhiri pembelajaran guru memberikan

latihan soal yang digunakan untuk mengetahui

keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran

ini.

▪ Membahas latihan soal bersama-sama siswa

dan juga memberikan penilaian.
▪ Melakukan doa bersama dan ucapan salam.

Inkuiri - Widodo, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 37

Pengamatan

Hasil pengamatan dapat dilihat dari hasil

analisa data penilaian siswa,hasil post test dan

lembar observasi.

Tabel 2 Hasil prestasi belajar matematika siklus II

No Aspek Nilai

1. Nilai tertinggi 90

2. Nilai terendah 75

3. Nilai rata-rata 81,88

4. Ketuntasan belajar 95,83%

Refleksi

Berdasarkan dari hasil pengmatan yang

telah dilakukan oleh peneliti pada siklus kedua Kesimpulan
ditemukan perbaikan-perbaikan yaitu guru sudah Berdasarkan hasil observasi, evaluasi
bisa memotivasi siswa dalam pembelajaran
sehingg siswa sudah terlibat aktif dalam siklus I dan siklus II penelitian dapat disimpulkan
pelaksanaan pembelajaran ini sehingga dengan sebagai berikut :
menggunakan metode inkuiri hasil belajar siswa 1. Penggunaan metode inkuiri dalam
meningkat. Pemahaman siswa terhadap materi
juga mengalami peningkatan hal ini terlibat dari pembelajaran Matematika dapat meningkatkan
perolehan pada siklus kedua ini yang meningkat pemahaman siswa terhadap materi yang
menjadi 81.88, nilai ini mengalami peningkatan disampaikan yaitu Mengidentifikasi bangun-
yang cukup baik jika dibanding pada siklus bangun datar yang sebangun dan kongruen.
pertama yang hanya 72.71. Untuk kriteria 2. Dari nilai yang diperoleh siswa selama
keberhasilan secara klasikal yang telah ditentukan kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa
oleh peneliti juga sudah terpenuhi (95.83%) nilai rata-rata siswa pada siklus 1 adalah
walaupun masih ada 2 siswa yang belum tuntas. (72.71) dan kemudian meningkat menjadi
(81.88) pada siklus yang kedua, sedangkan
nilai rata-rata siswa sebelum dilaksanakan

penelitian ini adalah (62.71). Hal ini

Pembahasan menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa
Kelas IX-A SMP Negeri 2 Dolopo Kabuapaten
Dari hasil data diatas, nilai rata-rata siswa Madiun Tahun Pelajaran 2018/2019 juga
pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan “

Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang mengalami peningkatan dari siklus ke siklus.
sebangun dan kongruen” sebelum siklus didapat
Saran – Saran
nilai 62.71; siklus 1 : 72.71; siklus 2 : 81.88. Saran-saran yang ingin diutarakan oleh

Dengan hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah :
rata-rata atau prestasi hasil belajar siswa Kelas IX- 1. Dengan menggunakan metode inkuiri pada

A SMP Negeri 2 Dolopo Kabuapaten Madiun kegiatan pembelajaran akan meningkatkan
potensi intelektual siswa. Sebab melalui
Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan kriteria yang metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mencari dan menemukan keteraturan hal-hal
cukup baik dan mengalami peningkatan, hal yang saling berhubungan melalui kerangka
pengamatan dan pengalamannya sendiri.
tersebut mengidentikasikan bahwa pembelajaran 2. Belajar dengan menggunakan metode inkuiri
akan memperpanjang proses ingatan. Jadi hal-
Matematika dengan menggunakan hal yang telah dipelajari akan lebih diingat.
3. Metode inkuiri ini mempunyai beberapa
metode/pendekatan Inkuri berhasil. Pemahaman kelebihan diantaranya : model pengajaran jadi

siswa terhadap materi juga mengalami

peningkatan dari siklus sebelumnya hal ini dapat

dilihat dari perolehan nilai data diatas.

Untuk lebih jelas peningkatan nilai rata-

rata atau prestasi yang terjadi dalam penelitian ini

maka akan disajikan sebuah grafik berikut ini :

Inkuiri - Widodo, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 38

berubah dari yang bersifat penyajian informasi 4. Siswa diharapkan terus memacu kemampuan
oleh guru kepasa siswa dimana proses dalam belajar untuk meningkatkan prestasi
mentalnya berkadar rendah, menjadi yang semakimal mungkin dan meningkatkan
pengajaran yang menekankan kepada proses kualitas hasil belajarnya di sekolah.
pengolahan informasi sebagai suatu proses
mental berkadar tinggi. Dalam hal ini siswa 5. Guru harus lebih kreatif dan inovatif untuk
secara aktif mencari dan mengolah sendiri menyampaikan materi pembelajaran supaya
informasi. siswa dapat memahami konsep dan tidak bosan
selama mengikuti pembelajaran.

Daftar Pustaka
Arikunto Suharsini 2010. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Mustokoweni Endang, 2007. Galuh (Gabungan Latihan Ulangan Harian) Untuk Kelas IX-A semester I,
Sidoarjo : Sansekerta Inti Media.

Nana Sudjana dan Daeng Arifin, 2018. Cara Balajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung,Sinar Baru.

Pehardjono, 2018, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikandan Angka Kredit
Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, Depdikbud.

Raka Joni, Pengembangan Kurikulum IKIP/FIP/F Kg Suatu Konsep Pengembangan Guru Berdasarkan
Kompetensi Jakarta : P3G Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,10979.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media.

Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.

Supatmono, Catur. 2002. Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo.

Winataputra Udin S, 2005. Strategi Belajar Mengajar; Jakarta : Universitas Terbuka

Winataputra, S, Udin. (1992). Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan

Inkuiri - Widodo, S.Pd, - SMP Negeri 2 Dolopo - Kabupaten Madiun - Halaman 39

MELALUI METODE INKUIRI DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 2 SARADAN
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh: Drs. Edy Setiyono,
Guru SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten Madiun

Abstrak
Kata kunci : Metode inkuiri, peningkatan pembelajaran

Seorang guru dalam rangka melaksanakan tugas profesionalnya perlu mengetahui berbagai macam
metode dan media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Sebab setiap jenis media hanya cocok
atau wajar digunakan dalam situasi belajar tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan untuk
situasi dan tujuan yang lain perlu digunakan metode dan media mengajar lain, yang lebih tepat sasaran.
Khusus dalam penggunaan metode, tidak semua metode mengajar digunakan sekaligus pada saat yang sama
untuk menyajikan suatu materi. Selain itu juga jarang sekali dalam suatu proses belajar mengajar seorang
guru hanya menggunakan satu metode mengajar, yang paling sering adalah penggunaan beberapa metode
mengajar secara bervariasi dalam suatu proses belajar mengajar.

Maksud utama dari pengajaran ini adalah untuk menolong siswa mengembangkan keterampilan-
keterampilan penemuan ilmiah (scientific inquiri). Bentuk pengajaran ini tentunya akan menari bagi siswa
untuk menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka-rangka mencari pemecahan masalahnya. Dalam
pengajaran ini siswa dilatih mengembangkan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan menarik
kesimpulan umum atau teori-teori yang menerangkan fenomena-fenomena yang dihadapkan kepadanya.
Pengajaran ini membawa siswa pada bermacam-macam prosedur yang digunakan dalam hal
mengorganisasikan pengetahuan dan mencari prinsip-prinsip kausal.

Kegiatan penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten Madiun, di mana peneliti
melaksanakan sebagai tugas sebagai guru pengajar. Materi pelajaran Matematika yang dipelajari adalah
kompetensi dasar Melakukan operasi aljabar. Penelitian ini dilakukan 3 bulan yaitu bulan September
sampai dengan Nopember 2019. Obyek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII-A semester I SMP Negeri 2
Saradan KabupatenMadiun tahun pelajaran 2019/2020.

Berdasarkan hasil data di atas, nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan
“Melakukan operasi aljabar” sebelum siklus didapat nilai 61.59; siklus 1 : 70.94; siklus 2 : 80.78. Dengan
hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai rata-rata atau prestasi hasil belajar siswa Kelas VIII-A semester
I SMP Negeri 2 Saradan KabupatenMadiun tahun pelajaran 2019/2020 dengan kriteria yang cukup baik
dan mengalami peningkatan, hal tersebut mengidentifikasikan bahwa pembelajaran Matematika dengan
menggunakan metode/ pendekatan inkuiri berhasil. Pemahaman siswa terhadap materi juga mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai data diatas.

Latar Belakang Masalah Guru dalam rangka melaksanakan tugas

Banyak siswa yang takut bila mendengar profesionalnya perlu mengetahui berbacai macam

kata Matematika karena mempelajari Matematika metode dan media sebagai alat bantu dalam proses

sangat sulit dan membutuhkan waktu yang cukup belajar mengajar. Sebab setiap jenis media hanya

banyak, tetapi disisi lain mempelajari Matematika cocok atau wajar digunakan daam situasi belajar

itu sangat penting bahkan ada yang mengatakan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu.

wajib, semua kalangan baik ekonomi atas maupun Sedangkan untuk situasi dan tujuan yang lain

ekonomi bawah, menganggap Matematika perlu digunakan metode dan media mengajar lain,

sebagai ilmu yang bersifat vital atau penting bagi yang lebih tepat sasaran. Khusus dalam

kelangsungan hidup manusia tersebut. Hal ini penggunaan metode, tidak semua metode

disebabkan karena ilmu Matematika berkembang mengajar digunakan sekaligus pada saat yang

sejak zaman dahulu sampai sekarang, sesuai sama untuk menyajikan suatu materi. Selain itu

dengan perkembangan teknologi dan ilmu juga jarang sekali dalam suatu proses belajar

pengetahuan. mengajar seorang guru hanya menggunakan satu

Inkuiri - Drs. Edy Setiyono - SMP Negeri 2 Saradan - Kabupaten Madiun - Halaman 40

metode mengajar, yang paling sering adalah 2019/2020.
penggunaan beberapa metode mengajar secara
bervariasi dalam suatu proses belajar mengajar. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman siswa terhadap
Pengajaran klasikal atau pengajaran
tradisional adalah pengajaran yang diberikan “Menghitung nilai suatu fungsi ” dalam
kepada satu kelas bersama-sama. Sistem pembelajaran Matematika melalui Metode
pengajaran klasikal umumnya menitik beratkan Inkuiri di Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Saradan
persamaan dari pada perbedaan diantara siswa- Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran
siswa sekelas. Dalam pengajaran klasikal siswa 2019/2020?
cenderung bersifat pasif dan reseptrif, sedangkan 2. Bagaimana peranan metode inkuiri terhadap
guru cenderung berperan dominan. pembelajaran Matematika di Kelas VIII-A
SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten Madiun
Dengan mempelajari Matematika Tahun Pelajaran 2019/2020?
seseorang tidak lepas dari berbagai kesulitan, 3. Dapatkan metode inkuiri meningkatkan
untuk menghindari kesulitan tersebut memerlukan pemahaman siswa?
metode pengajaran Matematika yang efektif dan 4. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam
efisien yang lebih baik digunakan oleh siswa yang pembelajaran Matematika di Kelas VIII-A
akan mempelajari dalam situasi umumnya. SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten Madiun
Dengan metode yang tepat dan sesuai agar tujuan Tahun Pelajaran 2019/2020?
mempelajari Matematika dapat mencapai
tujuannya. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan pemahaman siswa tentang
Kegiatan Belajar Mengajar pada siswa
Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten belajar mata pelajaran Matematika materi
Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020 sebagian menghitung nilai suatu fungsi .
besar siswa tidak aktif, tidak bergairah dan 2. Untuk meningkatkan keaktifan siswa Kelas
cenderung kurang kreatif. Hal ini ditunjukkan oleh VIII-A SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten
sikap yang kurang antusias ketika pelajaran Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020.
berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari 3. Untuk mengembangkan keterampilan-
siswa terhadap pertanyaan dan penjelasan guru keterampilan penemuan ilmiah siswa.
serta kurangnya konsentrasi siswa pada proses 4. Untuk meningkatkan prestasi belajar mata
pembelajaran Matematika. Untuk meningkatkan pelajaran Matematika Kelas VIII-A SMP
pemahaman, keaktifan dan hasil belajar Negeri 2 Saradan Kabupaten Madiun Tahun
Matematika perlu diadakan penelitian tindakan Pelajaran 2019/2020.
kelas yaitu dengan model pembelajaran yang 5. Membuat suasana kelas menjadi lebih hidup
melibatkan siswa secara aktif dan kreatif, yaitu sehingga guru dan siswa semangat untuk dalam
dengan menerapkan Metode Inkuiri diharapkan kegiatan belajar mengajar.
dapat meningkatkan hasil belajar, dan siswa dapat
mengalami peningkatan baik secara individual Manfaat Penelitian
maupun klasikal. 1. Memungkinkan siswa belajar dengan

Metode mengajar dapat diartikan sebagai memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar
cara menyajikan atau mengajarkan suatu materi yang tidak hanya menjadikan guru sebagai
pengajaran. Dan hal ini berbeda dengan apa yang salah satunya sumber belajar.
dinamakan dengan pendekatan. Pendekatan 2. Metode inkuiri ini akan memperpanjang proses
adalah cara yang digunakan untuk mencapai ingatan siswa, hal-hal yang telah dipelajari
tujuan, dalam hal ini pengetahuan ilmiah. akan lebih dapat diingat.
3. Membangkitkan motivasi dan minat siswa
Melihat dari latar belakang di atas, maka untuk lebih semangat dalam mengikuti
peneliti ingin mengadakan penelitian tindakan kegiatan pembelajaran Matematika.
kelas dengan memberikan judul : Melalui Metode 4. Siswa akan lebih mengerti konsep-konsep
Inkuiri Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar dasar dan ide-ide secara lebih baik.
Matematika Siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 2
Saradan Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran

Inkuiri - Drs. Edy Setiyono - SMP Negeri 2 Saradan - Kabupaten Madiun - Halaman 41

5. Kegiata belajar mengajar dengan metode pembelajaran berbasis inkuiri adalah metode yang
inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan dapat mengembangkan pengetahuan dan
konsep sendiri self-concept pada diri siswa, pemahaman konsep-konsep sains sebagaimana
secara psikologis siswa lebih terbuka terhadap para saintis mempelajari dunia alamiah. Dari
pengalaman-pengalaman baru, berkeinginan pernyataan tersebut, maka inkuiri yang diterapkan
untuk selalu mengambil dan mengekspotasi dalam pembelajaran akan membuat siswa dapat
kesempatan-kesempatan yang ada, lebih merasakan diri sebagai ilmuwan, dengan
kreatif. melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah, sehingga
siswa dapat lebih memahami konsep. Maksud
6. Meningkatkan kemampuan guru dalam utama dari pengajaran ini adalah untuk menolong
perencanaan kegiatan belajar mengajar dengan siswa mengembangan keterampilan-keterampilan
membuat rencana pembelajaran dan LKS yang penemuan ilmiah (scientific inquiri). Bentuk
sesuai dengan materi yang akan diajarkan, juga pengajaran ini tentunya akan menarik bagi siswa
guru dapat meningkatkan kinerjanya. untuk menyelidiki sejumlah informasi dalam
rangka mencari pemecahan masalahnya. Dalam
7. Guru dapat menemukan metode pembelajaran pengajaran ini siswa dilatih mengembangkan
yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan
diberikan kepada siswa. menarik kesimpulan umum atau teori-teori yang
menerangkan fenomena-fenomena yang dihadap-
8. Dengan metode inkuiri dapat menemukan kan kepadanya. Pengajaran ini membawa siswa
alternatif metode pembelajaran yang lebih pada bermacam-macam prosedur yang digunakan
bervariasi dan tidak hanya dengan metode yang dalam hal mengorganisasikan pengetahuan dan
monoton. mencari prinsip-prinsip kausal. Inkuiri dimulai
dengan menimbulkan peristiwa yang
9. Meningkatkan prestasi sekolah melalui membingungkan siswa. Keadaan ini tentunya
peningkatan prestasi siswa dan kinerja guru. akan mendorong siswa untuk berusaha
menemukan arti fenomena yang dihadapinya.
Kajia Pustaka Untuk memperoleh pengertian mengenai
Metode Inkuiri fenomena yang dihadapinya, siswa harus mampu
menggunakan kekomplekkan proses berfikir dan
Dalam bahasa Inggris, kata inkuiri harus terampil menghubung-hubungkan data
bermakna penyelidikan, dan kata inkuiri juga menjadi konsep dan menggunakan konsep-konsep
dapat bermakna sebagai pertanyaan. Dalam yang diperoleh untuk mengidentifikasi prinsip-
Sanjaya (2009) dinyatakan bahwa inkuiri sering prinsip kausal.
juga dinamakan heuristic, yang berasal dari
bahasa Yunani, yaitu heuriskin yang memiliki arti Hipotesis Tindakan
saya menemukan. Terlepas dari arti kata inkuiri Ada peningkatan pembelajaran
yang berarti penyelidikan, dan heuristic yang
berarti penemuan, sebenarnya dua arti tersebut Matematika melalui metode inkuiri siswa Kelas
dapat saling berhubungan. Sanjaya (2009) VIII-A SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten
menyatakan bahwa inkuiri adalah suatu metode Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020.
pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari Metode Penelitian
dan menemukan sendiri jawaban dari suatu Setting Penelitian
permasalahan yang dipertanyakan. Berdasarkan
pendapat Sanjaya, maka dapat mengartikan bahwa Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2
inkuiri adalah metode yang memberi kesempatan Saradan Madiun, dimana peneliti melaksanakan
kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam tugas sebagai guru pengajar. Materi pelajaran
proses pembelajaran melalui percobaan maupun Matematika yang dipelajari adalah Materi
eksperimen sehingga melatih siswa berkreativitas menghitung nilai suatu fungsi . Penelitian ini
dan berpikir kritis untuk menemukan sendiri suatu dilakukan 3 bulan yaitu bulan September sampai
pengetahuan yang pada akhirnya mampu dengan bulan Nopember 2019. Obyek penelitian
menggunakan pengetahuannya tersebut dalam
memecahkan masalah yang dihadapi.
Winataputra (1992) menambahkan pengertian

Inkuiri - Drs. Edy Setiyono - SMP Negeri 2 Saradan - Kabupaten Madiun - Halaman 42

adalah siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Saradan 4. Menentukan kriteria pemilihan pemecahan
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020. yang terbaik.

Obyek Penelitian 5. Mempersiapkan sumber dan bahan.
Obyek penelitian di sini adalah siswa 6. Menyiapkan instrumen yang digunakan dalam

Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten penelitian.
Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020 yang Kegiatan Pembelajaran
berjumlah 32 siswa. 1. Di awal pembelajaran guru memberikan

Metode Pengumpulan Data salam, doa bersama dan melakukan absensi
1. Metode dokumentasi terhadap siswa.
2. Metode observasi 2. Guru menciptakan kondisi kelas yang nyaman
3. Metode tes dan memberikan materi yang berkaitan
dengan Menghitung nilai suatu fungsi ,
Teknik Analisa Data melakukan tanya jawab tentang pengetahuan
Dan data yang peneliti analisis adalah awal siswa mengenai materi.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
berupa nilai hasil belajar siswa, maka metode yang kepada siswa mengenai pokok bahasan.
digunakan adalah statistik. 4. Menjelaskan materi pelajaran Matematika
materi menghitung nilai suatu fungsi.
Siklus Penelitian 5. Guru menjelaskan pelaksanaan metode
Pelaksanaan penelitian ini berbentuk inkuiri.
6. Membagi siswa menjadi beberapa 4 kelompok
siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masing- (anggota 6-7 siswa).
masing meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan, 7. Guru mengemukakan suatu masalah tertentu
Pengamatan, dan Refleksi. Jumlah pertemuan tiap siswa diberi kesempatan untuk bertanya
siklus tergantung situasi yang dihadapi. Tiap mengenai kejelasan masalah tersebut.
siklus dilaksakan sesuai dengan tujuan yang ingin 8. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
dicapai. seluas mungkin mengenai masalah tersebut,
sampai merasa cukup untuk mengambil
Instrumen Penelitian kesimpulan. Guru tidak boleh memberikan
1. Rencana pembelajaran Matematika materi jawaban yang sifatnya menjawab/
memecahkan permasalahan yang dihadapi
menghitung nilai suatu fungsi siswa. Guru misalnya saja hanya memberikan
2. Lembar observasi siswa dan guru jawabannya, tidak atau bukan dan sebagainya.
3. Lembar Kisi-kisi dan Soal Ulangan Apabila siswa kurang aktif maka guru
4. Lembar Hasil Penilaian memberikan pertanyaan pancingan membantu
5. Lembar perbaikan/pengayaan siswa menelaah masalah tersebut.
6. Buku paket, LKS Matematika, dan sumber 9. Selama siswa mengerjakan, dan melakukan
keliling dari satu kelompok ke kelompok lain,
belajar yang lainnya dan apabila perlu guru memberikan
7. Daftar nama dan nilai siswa Kelas VIII-A bimbingan kepada kelompok.
10. Setelah semua kelompok siap dengan hasil
SMP Negeri 2 Saradan Kabupaten Madiun jawaban atau pemecahan masalah, guru
Tahun Pelajaran 2019/2020. mempersilahkan masing-masing kelompok
untuk membacakan hasil secara bergiliran.
Hasil Penelitian 11. Selanjutnya guru dan siswa bersama-sama
Siklus Pertama membahas dan menyimpulkan hasil dari
Persiapan (perencanaan) jawaban yang dipecahkan.
1. Menentukan permasalahan sebagai topik yang 12. Guru mengadakan tanya jawab sekilas
mengenai pokok-pokok bahasan yang telah
akan dipelajari. dipelajari.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran Matematika

materi menghitung nilai suatu fungsi .
3. Merumuskan rencana pembelajaran (langkah-

langkah pemecahan masalah).

Inkuiri - Drs. Edy Setiyono - SMP Negeri 2 Saradan - Kabupaten Madiun - Halaman 43

13. Membahas latihan soal bersama-sama siswa akan dipelajari

dan juga memberikan penilaian. 2. Merumuskan tujuan pembelajaran Matematika

14. Melakukan doa bersama dan ucapan salam. materi menghitung nilai suatu fungsi

Pengamatan 3. Merumuskan rencana pembelajaran (langkah-

Dari hasil pengamatan siklus 1 peneliti langkah pemecahan masalah)

dapat mengumpulkan hasil nilai rata-rata pada 4. Menentukan kriteria pemilihan pemecahan

mata pelajaran Matematika dengan menerapkan yang terbaik

metode inkuiri adalah sebagai berikut : 5. Mempersiapkan sumber dan bahan

No Aspek Nilai 6. Menyiapkan instrument yang digunakan dalam

1. Nilai tertinggi 75 penelitian

2. Nilai terendah 50 Pelaksanaan tindakan
Pada siklus kedua ini pelaksanaan
3. Nilai rata-rata 70,94
tindakannya dengan adanya perbaikan pemberian
4. Ketuntasan belajar 53,13% motivasi kepada siswa dan memotivasi siswa agar
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Adapun
Refleksi langkah-langkah pelaksanaan tindakan yang
dilakukan oleh guru dan siswa sebagai berikut :
Dari hasil pengamatan yang telah 1. Di awal pembelajaran guru memberikan

dilakukan oleh peneliti ditemukan adanya salam, doa bersama dan melakukan absensi
terhadap sisiwa.
beberapa kelemahan-kelemahan sebagai berikut : 2. Guru mengadakan tanya jawab mengenai
materi pelajaran yang lalu, hal di lakukan
1. Dalam forum mengemukakan jawaban atau untuk meningkatkan siswa terhadap konsep
yang telah dipelajari.
pendapat mengenai masalah yang diberikan 3. Guru menciptakan kondisi kelas yang nyaman
dan memberikan materi yang berkaitan
oleh guru, masih sedikit siswa yang terlibat dengan Menghitung nilai suatu fungsi .
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
aktif. kepada siswa mengenai materi menghitung
nilai suatu fungsi .
2. Pada kegiatan pembelajaran Matematika yang 5. Guru menjelaskan pelaksanaan metode
inkuiri.
diterpakan dengan metode inkuri siswa masih 6. Membagi siswa menjadi 6 kelompok (anggota
4-5 siswa).
belum terbiasa dengan metode pembelajaran 7. Guru mengemukakan suatu masalah tertentu
siswa diberi kesempatan untuk bertanya
yang digunakan. mengenai kejelasan masalah tersebut.
8. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
3. Kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru seluas mungkin mengenai masalah tersebut,
sampai merasa cukup untuk mengambil
sehingga siswa masih kurang belum sungguh-

sungguh dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran.

4. Nilai rata-rata siswa pada siklus 1 ini adalah

sebesar 70.94 mengalami peningkatan dari

sebelum siklus yang hanya 61.59.

5. Sedangkan keberhasilan secara klasikal belum

sepenuhnya tercapai pada siklus pertama

(53.13%), karena kriteria yang ditentukan oleh

peneliti belum terpenuhi.

6. Berdasarkan dari hasil temuan di atas akan

dipergunakan sebagai acuan untuk melakukan

perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus Kedua kesimpulan. Guru tidak boleh memberikan
Persiapan / perencanaan jawaban yang sifatnya memecahkan
permasalahan yang dihadapi siswa. Guru
Berdasar pada temuan siklus yang misalnya saja hanya memberikan jawabannya,
pertama maka ada tambahan dalam perencanaan tidak atau bukan dan sebagainya. Apabila
yaitu meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa kurang aktif maka guru memberikan
siswa dan memberi semangat agar siswa lebih pertanyaan pancingan membantu siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran. Adapun menelaah masalah tersebut. Soal untuk siswa
persiapan yang dilakukan oleh guru adalah antara lain :
sebagai berikut : 9. Selama siswa mengerjakan, dan melakukan
1. Menentukan permasalahan sebagai topik yang

Inkuiri - Drs. Edy Setiyono - SMP Negeri 2 Saradan - Kabupaten Madiun - Halaman 44

keliling dari satu kelompok ke kelompok lain, Menghitung nilai suatu fungsi ” sebelum siklus

dan apabila perlu guru memberikan didapat nilai 61.59; siklus 1 : 70.94; siklus 2 :

bimbingan kepada kelompok. 80.78. Dengan hasil tersebut dapat diketahui

10. Setelah semua kelompok siap dengan hasil bahwa nilai rata-rata atau prestasi hasil belajar

jawaban atau pemecahan masalah, guru siswa Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Saradan

mempersilahkan masing-masing kelompok Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2019/2020

untuk membacakan hasil secara bergiliran. dengan kriteria yang cukup baik dan mengalami

11. Selanjutnya guru dan siswa bersama-sama peningkatan, hal tersebut mengidentikasikan

membahas dan menyimpulkan hasil dari bahwa pembelajaran Matematika dengan

jawaban yang dipecahkan. menggunakan metode/pendekatan Inkuri berhasil.

12. Guru mengadakan tanya jawab sekilas Pemahaman siswa terhadap materi juga

mengenai pokok bahasan yang telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya

dipelajari. hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai data

13. Diakhiri pembelajaran guru memberikan diatas.

latihan soal yang digunakan untuk mengetahui Untuk lebih jelas peningkatan nilai rata-

keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran rata atau prestasi yang terjadi dalam penelitian ini

ini. maka akan disajikan sebuah grafik berikut ini :

14. Membahas latihan soal bersama-sama siswa

dan juga memberikan penilaian.

15. Melakukan doa bersama dan ucapan salam.

Pengamatan

Hasil pengamatan dapat dilihat dari hasil

analisa data penilaian siswa,hasil post test dan

lembar observasi.

No Aspek Nilai

1. Nilai tertinggi 90

2. Nilai terendah 70

3. Nilai rata-rata 80,78

4. Ketuntasan belajar 96.88%

Refleksi

Berdasarkan dari hasil pengmatan yang Kesimpulan
telah dilakukan oleh peneliti pada siklus kedua Berdasarkan penelitian ini dapat
ditemukan perbaikan-perbaikan yaitu guru sudah
bisa memotivasi siswa dalam pembelajaran disimpulkan sebagai berikut :
sehingg siswa sudah terlibat aktif dalam 1. Penggunaan metode inkuiri dalam
pelaksanaan pembelajaran ini sehingga dengan
menggunakan metode inkuiri hasil belajar siswa pembelajaran Matematika dapat meningkatkan
meningkat. Pemahaman siswa terhadap materi pemahaman siswa terhadap materi yang
juga mengalami peningkatan hal ini terlibat dari disampaikan yaitu Menghitung nilai suatu
perolehan pada siklus kedua ini yang meningkat fungsi .
menjadi 80.78, nilai ini mengalami peningkatan 2. Dari nilai yang diperoleh siswa selama
yang cukup baik jika dibanding pada siklus kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa
pertama yang hanya 70.94. Untuk kriteria nilai rata-rata siswa pada siklus 1 adalah
keberhasilan secara klasikal yang telah ditentukan (70.94) dan kemudian meningkat menjadi
oleh peneliti juga sudah terpenuhi (96.88%) (80.78) pada siklus yang kedua, sedangkan
walaupun masih ada 1 siswa yang belum tuntas. nilai rata-rata siswa sebelum dilaksanakan
penelitian ini adalah (61.59). Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa

Interprestasi Nilai Data Kelas VIII-A SMP Negeri 2 Saradan
Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran
Dari hasil data diatas, nilai rata-rata siswa 2019/2020 juga mengalami peningkatan dari
pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan “

Inkuiri - Drs. Edy Setiyono - SMP Negeri 2 Saradan - Kabupaten Madiun - Halaman 45

siklus ke siklus. kelebihan diantaranya : model pengajaran jadi
berubah dari yang bersifat penyajian informasi
Saran oleh guru kepasa siswa dimana proses
Saran-saran yang ingin diutarakan oleh mentalnya berkadar rendah, menjadi
pengajaran yang menekankan kepada proses
peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini pengolahan informasi sebagai suatu proses
adalah : mental berkadar tinggi. Dalam hal ini siswa
1. Dengan menggunakan metode inkuiri pada secara aktif mencari dan mengolah sendiri
informasi.
kegiatan pembelajaran akan meningkatkan 4. Siswa diharapkan terus memacu kemampuan
potensi intelektual siswa. Sebab melalui dalam belajar untuk meningkatkan prestasi
metode ini siswa diberi kesempatan untuk yang semakimal mungkin dan meningkatkan
mencari dan menemukan keteraturan hal-hal kualitas hasil belajarnya di sekolah.
yang saling berhubungan melalui kerangka 5. Guru harus lebih kreatif dan inovatif untuk
pengamatan dan pengalamannya sendiri. menyampaikan materi pembelajaran supaya
2. Belajar dengan menggunakan metode inkuiri siswa dapat memahami konsep dan tidak bosan
akan memperpanjang proses ingatan. Jadi hal- selama mengikuti pembelajaran.
hal yang telah dipelajari akan lebih diingat.
3. Metode inkuiri ini mempunyai beberapa

Daftar Pustaka
Arikunto Suharsini 2010. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Mustokoweni Endang, 2007. Galuh (Gabungan Latihan Ulangan Harian) Untuk Kelas VIII-A semester I,
Sidoarjo : Sansekerta Inti Media.

Nana Sudjana dan Daeng Arifin, 2011. Cara Balajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung,Sinar Baru.

Pehardjono, 2011, Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikandan Angka Kredit
Pengembangan Profesi Guru, Jakarta, Depdikbud.

Raka Joni, Pengembangan Kurikulum IKIP/FIP/F Kg Suatu Konsep Pengembangan Guru Berdasarkan
Kompetensi Jakarta : P3G Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,10979.

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media.

Sanjaya, Wina. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media.

Supatmono, Catur. 2002. Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo.

Winataputra Udin S, 2005. Strategi Belajar Mengajar; Jakarta : Universitas Terbuka

Winataputra, S, Udin. (1992). Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar IPA. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan

Inkuiri - Drs. Edy Setiyono - SMP Negeri 2 Saradan - Kabupaten Madiun - Halaman 46


Click to View FlipBook Version