The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aruyansk, 2022-06-22 06:43:35

3.2.a.9. Koneksi Antar MAteri_Aruyan

3.2.a.9. Koneksi Antar Materi

File Edit View

3.2.A.9. KONEKSI
ANTAR MATERI
PEMIMPIN DALAM
PENGELOLAAN
SUMBER DAYA

By: Aruyan Suharsi Kurniasih

Page 2

Page 3

Sekolah adalah sebuah ekosistem dengan faktor biotik dan abiotik
yang ada di dalamnya. Eksosistem merupakan sebuah tata interaksi

antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah
lingkungan. Sebuah ekosistem mencirikan satu pola hubungan yang
saling menunjang pada sebuah teritorial atau lingkungan tertentu.
Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah

bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup)dan
abiotik (unsuryang tidak hidup).Kedua unsur ini saling

berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan
hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah,
faktor-faktor biotik akan saling memengaruhi dan membutuhkan

keterlibatan aktif satu sama lainnya.

Faktor biotik dan Faktor-faktor abiotik yang
Abiotok dalam juga berperan aktif dalam
ekosistem sekolah menunjang keberhasilan proses
pembelajaran di antaranya
Faktor-faktor biotik yang ada adalah:
dalam ekosistem sekolah di 1.Keuangan
antaranya adalah: 2.Sarana dan prasarana
1.Peserta Didik
2.Kepala Sekolah
3.Guru
4.Staf/Tenaga Kependidikan
5.Pengawas Sekolah
6.OrangTua
7.Masyarakat sekitar sekolah

Page 5

Pengelolaan sumber daya dapat
dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu:

a) Pendekatan berbasiskekurangan/masalah (Deficit-Based
Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang
mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala
sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus
bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi
tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara
tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa
tidak nyaman dan curigayang ternyata dapat menjadikan kita buta
terhadappotensi dan peluang yang ada di sekitar.

Page 6

b) Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking)
adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr.
Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang
menekuni kekuatan berpikir positif untuk
pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara
praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang
positif dalam kehidupan, dengan menggunakan
kekuatan sebagai tumpuanberpikir, kita diajak
untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja,
yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan
ataupun potensi yang positif.

Page 7

Bagaimana materi ini juga berhubungan dengan
materi lain yang didapatkan sebelumnya selama

mengikuti proses Pelatihan Guru Penggerak

Modul 1.1

Ki Hajar Dewantara membedakan kata Pendidikan dan pengajaran dalam memahami arti dan
tujuan pendidikan. Pengajaran (Onderwijs) adalah bagiandari pendidikan. Pengajaran
merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup

anak secara lahir danbathin. Sedangkan pendidikan (opvoeding) memberi tuntunanterhadap
segala kekuatankodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapaikeselamatan dan

kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota
masyarakat.

Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak. agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan

tumbuhnya kekuatan kodrat anak. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia
Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk
mencapainya. Semboyan



Pendidikan menurut Kihajar Dewantara adalah "Ing ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun
karso, Tut wuri handayani. Kaitannya dengan pengelolaan sumber daya adalah pemimpin
pembelajaran mengelola sumberdaya yang ada (siswa) sesuaidengan kodratnya,
karenasejatinya setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikan
contoh, dorongan dan motivasi dalam pengelolaan sumber daya agar menjadi efektif.

Page 6

Modul 1.2

Jikadikaitkan dengan nilai-nilai dan peran guru
penggerak, sebagaipemimpin pengelolaan sumber daya
harus memiliki nilai positif sepertiBeriman dan
bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak
mulia, mandiri, bernalar kritis, berkebinekaan
global, bergotong royong dan kreatif.

Page 8

Modul 1.3

Pengelolaan sumber daya bisa dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu
pendekatan berbasis aset dan pendekatan berbasis masalah. Sesuai
dengan paradigma inkuiri apresiatif (IA) maka prinsip yang digunakan
dalam pengelolaan adalah prinsip yang berbasis dengan kekuatan yang
dimiliki (aset). IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi
positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa
setiaporang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi
pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensidan aset
organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai
denganmenggali hal-hal positif,keberhasilan yang telah dicapai dan
kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi beranjak pada
tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan melalui
manajemen BAGJA (Buat pertanyaan, Atur ekskusi, Gali mimpi, Jabarkan
rencana).

Page 7

Modul 1.4

Agar pemimpin pembelajaran dapat bersinergis dengan siswa dalam mencapai
tujuan pembelajaran, maka budaya positif perlu dilakukan salah satunya
adalah budaya positif dalam melakukan kesepakatan kelas. Hal ini
dimaksudkan supaya tidak ada lagi pembelajaran yang memberikan hukuman
versus hadiah. Pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya bukan
sebagai penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, pengawas melainkan
sebagai manajer. Sehinggga bertanya dan membuat kesepakatan kelas,
menanyakan harapan, dan apa yang perlu diperbaiki, menumbuhkan disiplin
dari dalam diri dan motivasi intrinsik.

Page 6

Modul 2.1

Setiap siswa memiliki latar belakarng yang
berbeda, memiliki bakat dan minat yang berbeda
karena pada hakikatnya siswa memiliki multiple
inteligensi. Sebagai pengelola sumber daya

dalam pembelajaran kita harus bisa melayanisetiap
kebutuhan siswa.hal ini bisa dilakukan dengan
menggunakan pembelajaran berdiferensiasi
berdasarkan bakat dan minat, kesiapan belajar
maupun profil belajar siswa. Adapun startegi yang
digunakan adalah strategi proses, strategi konten
dan strategi produk.

Page 8

Modul 2.2

Sadari bahwa emosi menentukan bagaimana kita mengambil
keputusan. dalam pengelola sumber daya yang ada.
Kompetensi Sosial Emosional Casel adalah sebagai berikut:
1.Kesadaran Diri (Pengenalan Emosi). Kesadaran diri
meliputi kemampuan memahami proses belajar dan pemikiran
diri, mengembangkan sikap percaya diri dan memahami
perasaan, minat, nilai dan kekuatan.
2.Kesadaran Sosial (Empati). Kesadaran sosial meliputi
pemahaman perbedaan perspektif dan berempati, mengenali
dan menghargai persamaan maupun perbedaan, memanfaatkan
sumber daya di rumah, sekolah dan komunitas secara
efektif.

Page 8

Modul 2.2

3. Pengelolaan Diri (Pengelolaan emosi dan fokus). Pengelolaan diri meliputi mengelola
stress,mengontrol impuls dan ketekunan dalam menghadapi hambatan, atau sering disebut dengan
Mengelola emosi dan fokus). Stop/ Behenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukaTake a
deep Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar. Rasakan udara segar
yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar dari lubang hidung. Lakukan 2-3
kali. Napas masuk, napas keluar. Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh
Anda?Amati perut yangmengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda
membuangnapas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Anda lakukan. Fokus pada pilihan Anda yang
terbaik saat ini. Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai.
4. Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Dalam pengambilan keputusan yang
bertanggungjawab mempertimbangkan faktor etika, akademik, standard masyarakat dalam membuat
pilihan dan keputusan. Memberikan Kontribusi terhadap perwujudan dan wellbying sekolah dan
komunitas.
5. Ketrampilan Sosial (Resiliensi). Ketrampilan resiliensi meliputi: membangun hubungan yang
sehat berlandaskan kerjasama dan sikap hormat. menolak tekanan sosial yang tidak tepat.
mencegah dan mengelola serta menyelesaikan konflik. Mencari pertolongan bila membutuhkan.

Page 7

Modul 2.3

Coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ belajar Peserta Didik untuk
mencapai kekuatan kodratnya, Sebagai seorang ‘pamong’. Guru dapat memberikan

‘tuntunan’ melalui pertanyaan- pertanyaan reflektif dan efektif agar
kekuatan kodrat anak terpancar dari dirinya.

Pentingnya proses coaching dalam pengelolaan sumber daya yaitu Proses untuk
mengaktivasi kerja otak Peserta Didik .

Pertanyaan-pertanyaan reflektif dapat membuat Peserta Didik melakukan
metakognisi. Pertanyaan-pertanyaan dalam proses coaching juga membuat
Peserta Didik lebih berpikir secara kritis dan mendalam sehingga Peserta

Didik dapat menunjukkan potensinya.
Keterampilan Coaching meliputi:

Keterampilan membangun hubungan baik (kemitraan) Keterampilan berkomunikasi
Keterampilan memfasilitasi pembelajaran.

Page 6

Modul 3.1

Proses Coacing bisa dijadikanacuan dalam pengelolasumberdaya untuk
melakukanpengambilan keputusan baik yang sifatnya dilema etika maupun
bujukan moral. Pengambilan keputusan yang kita ambil jika berpedoman
pada 9 langkah dalam mengambil keputusan pemimpin pembelajaran tentu
sudah mencerminkan pengajaran yang berpihak pada Peserta Didik , yang
memerdekakan Peserta Didik , meski dalam praktikknya memilih dilema
etika itu sangat sulit.
Jika dalam pengambilan keputusan menggunakan prinsip jangka pendek
lawan jangka panjang, tentu ketika kita mengambil keputusan untuk
mengorbankan jangka pendek demi keberhasilan di masa depan kehidupan
anak-anak, awalnya terkesan kurang adil, namun seiring berjalannya
waktu, selain siswa diberikan pemehaman yang sesuai, pengaruh dalam
jangka panjang akan tampak berpengaruh positif secara nyata dalam
kehidupan anak-anak.

Page 8

Hubungan antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan terkait modul ini, serta
pemikiran yang sudah berubah setelah mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.
Sebelum mempelajari modul 3.2 tentang pengelola sumber daya, saya
sering berfikir atau bahkan melakukan pengelolaan sumber daya dengan
pendekatan masalah. Sehingga yang terfikir adalah sisi negatif dan
kelemahan atau kekurangan yang dimiliki dari sumber daya yang ada.
Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi
tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak
sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman
dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi
dan peluang yang ada di sekitar.

Page 10

Setelah mempelajari modul ini saya baru menyadarai bahwasanya
kita sebagai pengelola sumber daya harus bisa memanfaatkan apa
yang kita punya sebagai kekuatan. Fokusnya adalah kelebihan
yang dimiliki dengan mengesampingkan kekurangan. Menemukan dan
mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan
menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak
untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi
inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Page 14

Thank You

See you next time.


Click to View FlipBook Version