The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

eBook Kearifan Lokal
Kelas X, Tahun Pelajaran 2022/2023
SMA Katolik Santo Thomas Aquino Tulungagung

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Albertus Yudha Candra Purnama, 2023-02-27 21:41:25

P-5, Kearifan Lokal

eBook Kearifan Lokal
Kelas X, Tahun Pelajaran 2022/2023
SMA Katolik Santo Thomas Aquino Tulungagung

Keywords: #ebook#KearifanLokal2023

Thea & Beryl - Pimpinan Redaktur - Penulis Christian Albert Mirzza Jason Pembagian devisi pembuatan MAJALAH P5 'KEARIFAN LOKAL' - Reporter Bondan


Aline & Efraim - Desain Grafis - Editor Albert Cheng Austin Pembagian devisi pembuatan MAJALAH P5 'KEARIFAN LOKAL' - Ilustrator Brilliant


C O N T E N T S 13 KALI NGROWO 07 CANDI SANGGRAHAN 20 SANGGAR LITERASI 28 ALON-ALON 30 KLENTENG 16 JARANAN SENTEREWE 24 GUNUNG CILIK 29 KULINER TULUNGAGUNG 31 MASJID 32 ALMUNAWAR GEREJA KATOLIK


M J AJA E LAH FO L TOGRA A FI JAH


CANDI SANGGRAHAN Candi Sanggrahan berada di Desa Sanggrahan Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur. Candi ini memiliki 2 nama yaitu Candi Sanggrahan dan Candi Cungkup. Pembangunan Candi Sanggrahan pada masa kerajaan Majapahit dengan Raja Hayam Muruk. Candi Sanggrahan dibangun pada tahun 1359-1389 M. Keberadaan Candi Sanggrahan sering sekali dikaitkan dengan keberadaan Candi Gayatri, karena letak keduanya tidak terpaut jauh Candi Sanggrahan dibangun sebagai tempat peristirahatan rombongan pembawa abu jenazah. Abu jenazah itu dibawa dari keratin Majapahit lalu didarmakan di Candi Gayatri dan peristirahatannya di Candi Sanggrahan. Tokoh legenda dari Candi Sanggrahan yaitu Raja Hayam Muruk yang berasal dari kerajaan Majapahit. Teknologi Kini | Edisi 70 | 234 TEMPLE HISTORY


Sanggrahan Namun perlu di perhatikan dalam memasuki candi ini, saat memasuki candi ini tidak boleh menggunakan alas kaki baik sepatu, sandal maupun alas kaki apapun, saat sudah memasuki perlu di ingat harus mengucapkan salam seperti saat kita memberi salam kepada orang yang lebih tua, menjaga perkataan saat memasuki candi ini memang suatu hal yang perlu di perhatikan karena, kesopanan dalam lingkungan candi ini sangat di utamakan. Candi Sanggrahan sendiri ini berbentuk cungkup terdiri dari kaki candi,tubuh candi,dan atap candi. Dikaki candi terdapat gambar relief binatang singa, sedangkan di tubuh candi terdapat panel kosong yang di perkirakan pada saat itu belum sempat di kerjakan. Sedangkan di atap candi sekarang sudah rusak,namun sekarang candi ini sudah mengalami perkembangan seturut dengan zaman,dimana bagian candi ini yang rusak sudah mengalami renovasi atau perbaikan untuk menarik para wisatawan. Luas seluruh candi berukuran 51×42,50 meter, panjang candi berukuran 12,69 meter, lebar candi 8,9 meter dan tinggicandi 5,50 meter.Dulunya, pada bangunan induk candi terdapat beberapa arca buddha yang memiliki posisi berbeda. Demi keamanan, maka arca tersebut sekarang di pindahkan dan di simpan di Museum Wajakensis.


AJAPAHIT Realigion Latar belakang keagamaan Candi Sanggrahan adalah Hindu-Buddha. Pada saat hari raya Waisak candi Sanggrahan sering di gunakan sebagai tempat prosesi keagamaan.Candi Sanggrahan juga sering di jadikan sebagai tempat ritual warga sekitar sana, Upacara Sradha Agung,upacara ini berharap dengan upacara ini masyarakat akan lebih mengenal sejarah sehingga tidak lupa akan jati dirinya selain itu tujuan lainya yaitu untuk pengingat bahwa di Kabupaten Tulungagung terdapat makam tokoh besar yang menjadi inspirasi penyatuan Nusantara dan semangat Bhinneka Tunggal Ika hingga saat ini . Culture Candi Sanggrahan dan Candi Gayatri setiap bulan Muharram selalu melakukan upacara sreda atau upacara tabor bunga. Di dalam Candi Sanggrahan terdapat beberapa larangan yang di percaya pada masyarakat di sekitar atau masyarakat yang mengenal candi ini yaitu tidak boleh menaiki candi,tidak boleh membuang sampah sembarang,tidak boleh menaruh uang koin dan tidak boleh asal menaruh dupa sembarangan karena dapat merusak struktur bangunan Candi Sanggrahan tersebut. Candi Sanggrahan sering sekali di kunjungi oleh para pelajar untuk keperluan edukasi dan sebagai spot foto para anggota silat, namun harus seijin petugas candi atau juru kunci candi M


CANDI W I S A T A B E R S E J A R A H SANGGRAHAN


istorical attractions Pada 2004 Candi Sanggrahan sempat mendapatkan penghargaan dari pemerintah sebagai candi terbersih. Meskipun beberapa bagian Candi ini sudah di ganti dengan batu bata yang baru, bukan berarti nilai yang ada pada Candi ini hilang, tetap kita harus lestarikan,kita lindungi akan keberadaannya sebagai peninggalan dari nenek moyang kita, untuk generasi yang akan datang, tertarik untuk melestarikan budaya, ayo kita lestarikan jika tidak sekarang kapan lagi!. Dalam melestarikan kebudayaan yang ada, terutama candi, kita perlu memberikan wawasan kepada orang muda, untuk terus melestarikan candi candi yang ada, namun, perlu di perhatikan dalam melestarikannya tampa merusak keindahan. Cara nya seperti mencari filosofi dari candi sanggrahan, mengetahui dan memahami latar belakang candi sanggrahan, membuat konten konten sosmed tentang candi sanggrahan ini, mencari sudut pandang yang lain atau mencari sudut pandang diri kita sendiri. S A N G G R A H A N C A N D I H Award Filosofi


K E A RI F A N L O K A L T U L U N G A G U N G K A L I N G R OWO Taman Kali Ngrowo berada di Desa Panggungrejo, Sembung, Kec. Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Area taman satu ini sangat dekat dengan pusat kota Tulungagung karena hanya berjarak 1,8 km atau dapat ditempuh kurang lebih 5 menit menggunakan kendaraan KALI NGROWO TULUNGAGUNG Daya Tarik yang dimiliki sungai Ngrowo ini adalah suasana yang ada di area sekitar kali Ngrowo ini tepatnya di Tamannya karena selain untuk tempat bersantai di sepanjang jalan ditepi sungai ini banyak yang menjual aneka makanan yang dijual di jam-jam makan pagi, jadi apabila saat ingin sarapan, wisatawan yang berkunjung dapat menyusuri bantaran sungai untuk mencari makanan yang cocok untuk dijadikan sarapan Wisata kuliner di area Ngrowo ini berupa kios-kios kaki lima dan warung kopi yang memanjang di bantaran jalan sepanjang 1km, Pada tahun 2019 total kioskios dan warung kopi yang dibangun disepanjang jalan Ngrowo ini mencapai 120 kios dan bertambah setiap tahunnya. • • • • • • • •


WONDERFUL TULUNGAGUNG Bagaimana pendapat wisatawan? Pendapat pengunjung lainnya Menurut Surono H.S. Tulungagung adalah kota kabupaten yang memiliki daerah industrialisasi, dan juga di dukung perusahaan-perusahaan transportasi yang cukup banyak. Untuk kali ngrowo sendiri tepatnya pada tamannya beliau berpendapat tentang kurangnya toilet umum yang ada di sekitar taman. Tujuan Beliau datang ke taman kali ngrowo utuk melepas penat. Menurut wisatawan asli Solo seorang Marketing otomotif yang bekerja di bidang promoter Mercedes-Benz khususnya di PO Harapan Jaya yang baru menginap di Tulungagung selama 4 hari dan berkunjung untuk bersantai di Taman Kali Ngrowo mengatakan “Tulungagung adalah kota dengan status kabupaten yang memiliki daerah industrialisasi baik home industri mapun home pabrikan dan juga di dukung perusahaan-perusahaan transportasi yang cukup banyak. Untuk kali ngrowo sendiri tepatnya pada tamannya beliau berpendapat tentang kurangnya toilet umum yang ada di sekitar taman.yang membuat beberapa wisatawan khusunya beliau sendiri kebingungan saat mencari ponten (Toilet kecil) saat ingin membuang air kecil dan hal tersebut seharusnya disediakan pemerintah setempat .


Panjang Kali Ngrowo adalah sekitar 6 km dan pada awalnya sungai ini adalah sungai yang kotor dengan banyak sampah yang terapung disepanjang aliran sungai. Masyarakat hanya memanfaatkannya untuk memancing ikan dan mencari cacing sutera untuk pakan ternak ikan. Begitupun dengan bantaran yang ada disekitar sungai, dulunya adalah jalanan sepi yang rusak, jalanan ini jarang dilewati masyarakat walaupun akses alternatif menuju pusat kota Sungai Ngrowo mulai dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Tulungagung pada tahun 2011 Pengembangan kawasan Sungai Ngrowo diawali dengan dilakukannya perluasan dan normalisasi sungai agar terbebas dari kebiasaan membuang sampah disungai. Kemudian pengembangan dilanjutkan dengan membangun jalanan disekitar sungai yang semula jalanan rusak diubah menjadi paving dan ditambahkan penerangan berupa lampu jalan serta gazebo dan kursi diseketar jalan yang menghadap ke sungai langsung. Tujuan utama pemerintah membangun Kawasan sungai ini adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, oleh karenanya didirikanlah wisata kuliner dibantaran Sungai Ngrowo. TENTANG KALI NGROWO KALI NGROWO


adalah salah satu jenis jaranan khas yang berasal dari Tulungagung Jawa Timur. Jaranan Senterewe ini bermula dari pengasingan dari jaranan Thek dari Ponorogo ke Tulungagung pada sekitar tahun 1958, di Dukuh Sukorejo, Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungaging. Jaranan ini memiliki gerakan yang lebih lincah, atraktif serta gerakan atau variasi lebih menarik dan beragam sehingga menjadi pembeda jaranan ini dengan jaranan lainnya. Jaranan Sentherewe melambangkan pasukan berkuda yang sementara berlatih perang untuk menguji ketangkasan, dan diuji kembali untuk berburu binatang liar. Wujud dari beberapa binatang ada di tarian ini seperti babi hutan dan barongan yang menggambarkan ular naga, dengan aroma mistis yang sangat kuat Sentherewe Istilah Sentherewe berasal dari kata "senthe" adalah sejenis tumbuhan ubi-ubian yang termasuk marga dari tumbahan talas yang mempunyai buah didalam tanah dan sebagai pohonnya adalah tangkai daun yang memanjang dan tidak keras sedangkan bentuk daunnya lebar segitiga Getah tumbuhan tersebut bila terkena kulit manusia rasanya akan gatal. Sedangkan Rewe merupakan sebuah kata yang mengalami akulturasi, yang awalnya berupa kata rawe, yaitu sejenis tumbuhan yang menjalar. Bentuk daunnya oval, satu tangkai tiga daun, yang mempunyai bulu-bulu lembutberwarna putih maya pada batang daunnya. Bulu lembut tersebut bila mengenai kulit manusia, menimbulkan rasa gatal. Sehingga inti dari keterkaitan dengan Jaranan Sentherewe adalah bila penari Jaranan Sentherewe sudah trance atau ndadi selalu makan tumbuhan senthe. Pertunjukkan Jaranan Sentherewe sendiri mendapatkan julukan semacam itu dikarenakan pada saat melakukan gerak tarian saat itu memakan tumbuhan sethe yang mengakibatkan getahnya mengenal tubuh penari. Pada saat inilah menimbulkan gerakangerakan diluar dugaan yang menimbulkan suatu seni tersendiri.


Iringanalat musik 1. Kenong 2. Kendang 3. Gong 4. Kempul Terompet 5. Kencer (Seperti penutup cangkir) 6. Angklung 7. Bonang 8. Terompet 9. Saron 10 Balungan 11. Ketipung Awal pementasannya akan di mantra-mantra, menggunakan sesaji atau sajen, sampai puncaknya mengalami kerasukan atau ndadi yang kekuatan ghaibnya (sotren) diperoleh dari makam leluhur (danyang). Kekuatan ghaib memasuki properti penari misalnya, jaran kepang, celengan, barongan dan alat musik pengiring yang dinamai kendang, kemudian diyakini untuk kekuatan kesenian serta pelindung. Selain sebagai seni, kesenian jaranan pada zaman dahulu juga dipergunakan untuk upacaraupacara resmi yang dihubungkan dengan roh leluhur. Zaman dahulu kesenian jaranan sering ditampilkan untuk para penghuni keraton. Seiring perkembangan zaman, kesenian jaranan tidak lagi dipergunakan untuk upacara resmi, melainkan menjadi sebuah tontonan kesenian tradisional untuk masyarakat. Namun, kesenian jaranan tetap menggunakan upacara atau ritual untuk menjaga eksistensinya serta melestarikan budaya


Struktur Pertunjukan Sebelum pertunjukan dimulai, akan diawali dengan hadirnya Pawang atau pemimpin pertunjukan. dengan membawa sebuah cambuk/cemeti yang digunakan untuk mencambuk tanah mengitari area pertunjukan. Tarian akan dipentaskan ± empat penari dengan menggunakan kuda tiruan. Terdapat dua jenis warna kuda yang digunakan, hitam dan putih sebagai lambang keadaan dunia yang selalu berlawanan. Ada tiga adegan pementasan tari jaranan yaitu : a. Pertama: Adegan Solah Prajuritan, para peserta menari bersama laksana prajurit yang siap berperang. b. Kedua: Adegan Solah Prajuritan, seolah prajurit berkuda melawan Barongan atau Macana serta Celeng. Dengan menangnya para penari berkuda, simbol peperangan antara baik dan buruk akan selalu dimenangkan oleh kebaikan. c. Ketiga: Adegan Solah Krida, adegan yang menggambarkan suatu keberhasilan dalam melewati semua rintangan kehidupan. Ketika tari jaranan usai dipentaskan, lalu muncul penari dengan kostum macan ikut menari juga. Simbol kostum macan adalah masyarakat sebagai enegi negatif. Terakhir sebagai penanda berakhirnya suatu tarian penari yang memakai kostum berupa babi hutan atau celengan akan ikut menari sesuai iringan musik yang dimainkan.Penari ini melambangkan energi positif .Secara etimologi celeng dimaknai sebagai Menabung atau Nyelengi. Pada dasarnya kesenian jaranan telah hidup di setiap daerah dan berkembang karena masyarakat tetap melestarikannya, apalagi kehadirannya dianggap sebagai simbol pemersatu rakyat antara pelaku seni dan penikmatnya 1. BUKAK KALANGAN. 2. TARIAN JARANAN. 3. TARI MACANAN ATAU BARONGAN. 4. TARI CELENGAN.


SANGGAR LITERASI SARASWATI KEARIFAN LOCAL TULUNGAGUNG


Melihat situasi di atas kehadiran Sanggar Literasi Saraswati diharap bisa meringankan efek samping dari pagebluk virus Corona. Upaya Sanggar Literasi Saraswati dalam meringankan beban tersebut diantaranya Sanggar Literasi Saraswati berdiri di desa Rejoagung Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, Sanggar ini didirikan di latar belakangi minimnya minat baca pada generasi muda khususnya anak-anak. SANGGAR LITERASI Pada saat itu diawal berdirinya Sanggar Literasi Saraswati Kabupaten Tulungagung sedang dilanda virus Covid 19 divase awal. Sehingga melumpuhkan seluruh kegiatan masyarakat ini juga berimbas pada sektor pendidikan dimana mengharuskan yang diawal proses pembelajaran berlangsung tatap muka harus banting setir beralih ke sistem daring Memberikan bimbingan pembelajaran dimasa pandemi dengan cara tetap mametuhi protokol kesehatan. Jasa yang diberikan pada saat itu menfasilitasi anak-anak yang kesulitan dalam mengakses internet untuk proses pembelajaran bukan hanya itu saja Sanggar juga menyediakan bimbingan belajar. Saraswati


LITERASI Setelah kondisi pandemi virus Covid 19 telah melandai di negara Indonesia kancah Sanggar Literasi Saraswati telah berkembang buktinya kegiatan Literasi di desa Rejoagung semakin dinanti oleh masyarakat. Ini terbukti tim Sanggar beberapa kali mengadakan kegiatan bertapjub Minggu ceria. Serta juga pengabdian Sanggar Literasi Saraswati dalam ikut mendukung program pemerintah dalam penyelesaian dampak virus Corona adalah: 1.sanggar juga aktif disosial media juga aktif bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar. 2. Sanggar juga pernah beberapa kali mengadakan webinar daring dengan topik “apa kabar pendidikan sekolah dasar hari ini”. Webinar ini menghadirkan pakar pendidikan di desa Rejoagung dan bapak Kades Rejoagung. Kegiatan webinar ini bertujuan untuk mencari jalan alternatif bagaimana kita sebagai pendidik menghadapi masa pandemi, bukan hanya itu saja tim Sanggar juga membicarakan terkait bagaimana mengatasi sikap dan perilaku siswa kalau itu agar tidak salah arah dalam proses pembelajara. L L I I T TE ER R A A S S I I


inti dari berita yang kami tulis ini adalah penting bagi kita sebagai generasi muda yang menjadi tulang punggung bangsa dalam perubahan Indonesia kearah yang lebih baik. Harus mau memulainya dari hal kecil seperti melalui bergiat di desa, karna kegunaan didesa mendorong kemajuan ditingkat nasional. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan kegiatan yang bersifat positif pada anak di hari Minggu. Sanggar Literasi Saraswati juga merambat ke topik budaya pernah sesekali tim Sanggar mengadakan kegiatan memperkenalan kesenian jaranan khas desa Rejoagung, kenapa ditanyakan seperti itu? Karna bahan simbol, makna, fungsi dari alat-alat permainan jaranan bersumber dari narasumber sesepuh desa Rejoagung.


G G U N U N G Ke a r if an l oka l Tulung a gung By Kelas X-1 C P C I L I K P A R K


lokasi Gunung Cilik Park di Jl. Kyai Mojo, Tenggong, Wajak Kidul, Kec. Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66235, Indonesia. Lokasinya berada satu jalur dan berdekatan dengan candi sanggrahan, GUNUNG CILIK park berjarak sekitar setengah jam perjalanan dari pusat kota tulungagung ke arah boyolangu, menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua


Gunung cilik park sebenarnya adalah sebuah bukit kecil yang berada di perbatasan antara area pertanian warga. Namun karena bentuknya yang kerucut mirip gunung api, maka warga sekitar menamainya sebagai gunung cilik. jadwal pengunjung rame itu biasanya hari sabtu atau minggu atau hari libur lainnya biasanya banyak pengunjung untuk berekreasi di sana. untuk biaya masuk ke gcp itu sendiri tidak dilakukan secara sukarela saja kita hanya perlu biaya bensin untuk menuju ke sana. . NOW VISIT


MAJALAH INFORMASI Aktivitas yang paling menarik minat para wisatawan adalah hiking seru menuju ke puncak GUNUNG CILIK. Dan setelah sampai di puncak, wisatawan akan disuguhi pemandangan yang sangat menawan sejauh mata memandang. Terdapat juga di puncak, dilengkapi dengan ayunan kayu, sehingga menjadi tempat favorit wisatawan untuk selfie dan liburan bersama keluarga atau teman. Wisatawan juga dapat menikmati keindahan pemandangan asri dan hawa yang segar dan sejuk khas pegunungan. Setelah turun dari puncak, wisatawan bisa menikmati aneka menu makanan yang tersaji di warung-warung yang ada di sekitar gunung cilik


TAMAN LOKASI TEMPAT WISATA GARUDA MAJALAH PARIWISATA Alun - alun Kabupaten Tulungagung, atau yang dikenal dengan sebutan “Taman Aloon - aloon" merupakan icon dari Kabupaten Tulungagung. Taman alun - alun Tulungagung ini dulunya bernama “Taman Kusuma Wicitra”, namun sekarang taman ini berubah nama menjadi “Taman Aloon-Aloon" . Jl. RA Kartini, Kampungdalem, Kec. Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66212 Di tengah Taman terdapat tugu atau menara yang diatasnya terdapat patung Garuda, kurang lebih setinggi 30 meter dan menjadi ciri khas serta ikon dari taman ini sekaligus ikon terbaik dari Kabupaten Tulungagung


Khas Tulungagung KULINER AYAM LODHO Urap adalah hidangan selada berupa sayuran yang dimasak yang dicampur kelapa parut yang dibumbui sebagai pemberi cita rasa. Urap lazim ditemukan dalam masakan Indonesia, akan tetapi jika ditelusuri, urap berasal dari khazanah masakan Jawa Ayam lodho adalah salah satu hidangan dari daging ayam yang berasal dari Tulungagung dan Trenggalek, Jawa Timur, Indonesia. Hidangan ini adalah hidangan tradisional yang dikonsumsi seharihari dan digunakan sebagai sajian untuk hari raya agama Islam seperti Idulfitri dan Iduladha maupun tradisi selamatan. Ayam Lodho URAP-URAP Ayam lodho yang sudah dipotong, disajikan hangat bersama kuah gurih lengkap dengan urap-urap.


TJOE TIK KIONG K E L E N T E N G T U L U N G A G U N G | K O N G H U C U Klenteng tersebut bernama Tempat Ibadah Tri Dharma Tjoe Tik Kiong, atau biasa disebut dengan Klenteng Tjoe Tik Kiong. Klenteng ini terletak di Jalan Wage Rudolf Supratman No. 10 Kelurahan Kampungdalem, Kecamatan Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur. Lokasi klenteng ini berada di sebelah utara Hotel Panorama Tulungagung, dan menghadap ke arah Sungai Ngrowo. Klenteng Tjoe Tik Kiong sendiri sudah berdiri sejak tahun 1865 Sumber :https://sura k arta.g o.id / ? p =112 6 2


Masjid Al-Munawar dibangun pada tahun 1985. Masjid AlMunawar merupakan kategori Masjid Umum. Masjid AlMunawar beralamat di RT 01 RW 05 Ds. Sambidoplang Kec.Sumbergempol Kab. Tulungagung Jawa Timur. Masjid AlMunawar memiliki luas tanah 45 m² , luas bangunan 280 m² dengan status tanah Wakaf. Masjid Al- Munawar memiliki jumlah jamaah 50 - 100 orang, jumlah muazin 2 orang, jumlah remaja 7 orang dan Jumlah Khotib 3 orang. Masjid Al-Munawar NGAJI BARENG


KATOLIK gereja Tulungagung Gereja Katolik St Maria DTBA - Tulungagung merupakan salah satu gereja Katolik (Catholic Church) di Kabupaten Tulungagung. Gereja bagi persekutuan jemaat katolik ini menyediakan tempat ibadah untuk ibadah rutin minggu pagi - sore, ibadah misa, Paskah, kamis putih, baptis (pembaptisan), Natal hingga Jumat Agung. berlokasi di Jl. Ahmad Yani Tim. Gg. IV No.1, Bago, Kec. Tulungagung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur 66218, Indonesia sumber: - https://idalamat.com - https://tulungagunginfo.com PENJELAS LOKASI


MANTEN KUCING MANTEN KUCING ADALAH SUATU WARISAN BUDAYA TAKBENDA BERUPA RITUAL UNTUK MEMINTA DITURUNKANNYA HUJAN DI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR. MANTEN BERARTI PENGANTIN, SEDANGKAN KUCING BERARTI HEWAN KUCING. RITUAL TERSEBUT DILAKUKAN DENGAN MENGARAK LALU MEMANDIKAN KUCING JANTAN DAN BETINA DI TELAGA COBAN. Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manten_kucing


Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Tulungagung Ke-816, pemerintah Kabupaten Tulungagung menggelar upacara adat Bersih Nagari secara sakral, setiap tanggal 18 November bertempat di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso kamis (18/11/2021). Upacara adat bersih Nagari ini sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan disimbolkan dengan dua buceng raksasa yaitu buceng lanang dan buceng wadon dengan buceng lanang terdiri nasi kuning lengkap dengan aneka lauk pauk sedangkan buceng wadon berisi aneka buahbuahan. Namun karena masih dalam masa pandemi, upacara dilakukan dengan undangan terbatas dan tidak dibuka untuk umum. BERSIH NAGARI 01 02 Sumber: http://bagianprotokol.tulungagung.go.id/upacara-adat-bersih-nagari/


IRMA NINGRAT AYUNINGRUM "Some people believe in imaginary friends. I believe in imaginary numbers"


TULUNGAGUNG merupakan salah satu kota yang ada di Jawa Timur, kota ini berdekatan dengan kota Kediri, Blitar, dan Trenggalek. Selain itu, kota Tulungagung merupakan Ibu kota kabupaten Tulungagung yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Kabupaten Tulungagung. Penasaran dengan isi yang ada pada majalah ini?, simaklah penjelasan berikut: Konten pada majalah ini memuat isi budaya, kesenian, tradisi adat jejak peninggalan, tempat wisata yang mengedukasi, kami membahas beberapa tempat kearifan lokal yang ada di Tulungagung, mulai dari latar belakang, letak daerah, dan beberapa lainya. Kami juga memasukan makan khas dari Tulungagung, dan tempat - tempat ibadah yang ada di Tulungagung. “Budaya bukanlah tentang seberapa banyak buku yang menceritakannya, bukan pula dari seberapa banyak orangorang membicarakannya, namun budaya adalah pikiran, akal budi, hasil, adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah, oleh karnanya kita sudah terikat dengan budaya yang kita miliki sampai kapanpun" SSIIPPNNOOPPSSIISS


1


DAFTAR ISI A. Kata Pengantar B. Daftar Isi C. Candi Gayatri a. Deskripsi umum Candi Gayatri b. Bagian Candi Gayatri: Induk Perwara c. Bagian Candi Gayatri: Bangunan Perwara ke-2 d. Bagian Candi Gayatri: Bangunan Perwara ke-3 e. Sejarah Candi Gayatri f. Fungsi Candi Gayatri g. Mitos Candi Gayatri h. Alamat Candi Gayatri E. Mbalung Kawuk a. Biodata Kak Petruk b. Kisah Awal Kak Petruk c. Pengalaman Hidup Kak Petruk d. Arti Pramuka Bagi Kak Petruk e. Pramuka Di TULUNGAGUNG Menurut Kak Petruk a. Fasilitas Mbalong Kawuk b. Lokasi Mbalong Kawuk c. Tentang Mbalong Kawuk d. Mitos Mbalong Kawuk e. Dampak Mbalong Kawuk D. Kak Petruk Pramuka DAFTAR ISI 6 7 9 9 9 10 10 10 13 14 15 16 16 18 19 19 20 20 5 11 17 4 2 2


DAFTAR ISI F. Kali Ngrowo G. Reog Kendang a. Lokasi Kali Ngrowo b. Sejarah Kali Ngrowo c. Kegunaan Kali Ngrowo d. Kondisi Kali Ngrowo Sekarang e. Mengenal Kali Ngrowo DAFTAR ISI a. Apa Itu Reog Kendang ? b. Sejarah Reog Kendang c. Teknik Permainan Reog Kendang d. Reog Kendang Di Tulungagung H. Lodho Pedes a. Kisah Makanan Lodho b. Lokasi Ayam Lodho Di Tulungagung c. Resep Ayam Lodho Tulungagung I. Profil Pengurus Majalah J. Profil Penyusun Majalah L. Daftar Pustaka 21 22 24 25 26 28 29 31 32 34 35 36 38 39 43 44 27 33 21 K. KATA PENUTUP 3


KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan majalah yang kami susun dalam beberapa pekan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua anggota redaksi yang telah berkerja keras sebaik mungkin dan semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan majalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu guru yang telah mendukung dan semua orang yang telah mengapresiasi kami dalam penyusunan majalah ini. Kami selaku penyusun majalah juga sangat menyadari bahwa karya yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna. Mungkin masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan majalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk membenahi kekurangan dan kesalahan sehingga menjadikannya lebih baik. Majalah yang telah kami susun dalam beberapa pekan ini akhirnya dapat terselesaikan dengan baik dan dapat dinikmati masyarakat luas. Kami selaku penyusun majalah berharap bahwa dengan adanya majalah yang kami buat ini dapat menginspirasi masyarakat supaya dapat lebih mengenali dan mencintai kearifan lokal yang ada di Kabupaten Tulungagung. Tidak hanya masyarakat lokal yang menjadi target majalah kami, tetapi juga masyarakat di luar sana, agar budaya dan tradisi serta peninggalanpeninggalan sejarah yang dimiliki Kabupaten Tulungagung dapat dikenal luas oleh sebagian besar masyarakat di luar Tulungagung dari berbagai kalangan. Dalam majalah ini kami mencoba untuk mengulas tentang budaya, tradisi, serta peninggalan-peninggalan yang ada di Kabupaten Tulungagung, dan seputar informasi yang dapat menambah wawasan masyarakat tentang Kabupaten Tulungagung. Informasi yang kami dapatkan melalui beberapa wawancara dan riset dari media massa. Kebudayaan Tulungagung yang begitu indah layak dilestarikan supaya dapat dinikmati oleh generasi berikutnya. Dengan adanya majalah ini kami juga ingin menarik generasi muda untuk lebih perhatian pada warisan budaya yang sudah ada. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah berkenan menerima dan menikmati karya yang sudah kami buat. Demikian yang dapat kami sampaikan, apabila ada kurang lebihnya kami mohon maaf. Terimakasih Tuhan memberkati. . KATA PENGANTAR Redaktur Pelaksana, Elvina Dhea Christiffany 4


C A N D I G A Y A T R I M E R U P A K A N C A N D I B E R C O R A K B U D D H A Y A N G M E N J A D I S A L A H S A T U P E N I N G G A L A N B E R S E J A R A H D I T U L U N G A G U N G 5


Candi Gayatri adalah sebuah reruntuhan Candi Buddha yang berada di wilayah Dusun Boyolangu, Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa timur, Indonesia. Candi Boyolangu merupakan kompleks percandian yang terdiri dari tiga bangunan Perwara masing-masing bangunan menghadap ke barat. Bangunan ini ditemukan kembali oleh masyarakat pada tahun 1914 dalam timbunan tanah. 6


Bangunan pertama disebut dengan bangunan induk perwara. karena ukurannya yang paling besar dibandingkan dengan bangunan lainnya. selain itu letak bangunan ini yang berada ditengah yang mendasari bangunan ini disebut sebagai induk perwara. Di dalam bangunan ini terdapat sebuah sempalan arca wanita Buddha dan beberapa umpak yang berukuran besar. Kondisi arca sudah tua dan rusak, namun masih terlihat baik. Bangunan induk perwara terdiri dari dua teras berundak yang hanya tinggal bagian kakinya. Bentuk bangunan berdenah bujur sangkar dengan panjang dan lebar 11,40 m dengan sisa ketinggian kurang lebih 2,30 m (dengan mengambil sisi selatan). 7


Dalam bangunan induk terdapat sebuah sempalan arca wanita Buddha dan beberapa umpak berukuran besar. Kondisi arca sudah rusak, namun masih terlihat baik. Bagian kepala dan anggota tangan arca hilang karena vandalisme. Bentuk arca menggambarkan perwujudan Dhyani Buddha Wairocana dengan duduk diatas padmasana berhias daun teratai dengan Sikap tangan arca adalah Dharmacakramudra, badan arca dan padmasana tertata halus dengan gaya Majapahit. Oleh para Ahli arca ini terkenal dengan nama Gayatri. Gayatri adalah salah satu ke empat anak Raja Kertanegara (Singosari) yang kemudian dipersunting Raden Wijaya (Majapahit). Masa hidupnya Gayatri terkenal sebagai pendeta wanita Buddha (Bhiksuni), masa Kerajaan Majapahit dengan Gelar Rajapadni. Sedangkan jumlah umpak pada bangunan perwara ini, sebanyak tujuh buah dengan dua umpak berangka tahun 1291 saka (1369 M) dan 1322 M saka (1389 M). Dengan adanya umpak-umpak tersebut diduga bangunan Candi Boyolangu dahulunya memakai atap. Mengingat fungsi umpak pada umumnya sebagai penyangga tiang bangunan. 8


Click to View FlipBook Version