37
Setelah semua kegiatan selesai dilaksanakan, penanggungjawab harus membuat
laporan pelaksanaan kegiatan.
2.1.6.4 Standar Sarana dan Prasarana MGMP
Sarana dan prasarana merupakan bagian penting yang harus tersedia dan
terstandar, agar pelaksanaan kegiatan KKG dan MGMP berjalan sebagaimana
mestinya serta berkualitas. Ada dua kelompok sarana dan prasarana kegiatan
KKG dan MGMP yaitu sarana dan prasarana utama (standar minimal) dan
tambahan, yaitu; (1) Sarana dan prasarana yang tersedia di setiap MGMP
sekurang- kurangnya adalah ruang/gedung untuk kegiatan MGMP, komputer,
media pembelajaran, OHP/LCD Proyektor dan telepon dan faximile, (2) Sarana
dan prasarana tambahan yang tersedia sekurang-kurangnya terdiri dari
laboratorium ipa, laboratorium bahasa, laboratorium micro teaching,
perpustakaan, audio visual aids (AVA), handy cam dan kamera digital, internet
dan davinet (Digital Audio Visual Network)
2.1.6.5 Standar Sumber Daya Manusia MGMP
Sumber Daya Manusia (SDM) yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan KKG dan MGMP terdiri dari : (1) Pendidik yang menjadi pembina
kegiatan MGMP harus memiliki kriteria memiliki kualifikasi akademik sekurang-
kurangnya S1, memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 10 tahun dan
memiliki keahlian yang relevan dengan materi yang disampaikan. (2) Pendidik
pada butir 1 dapat terdiri dari instruktur, guru Inti, pemandu/tutor, pengawas,
kepala sekolah, widyaiswara, dosen., pejabat struktural maupun nonstruktural
38
dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota., pejabat struktural maupun
nonstruktural departeman dan tim pengembang.
2.1.6.6 Standar Pembiayaan MGMP
Pembiayaan merupakan salah satu komponen penting untuk terlaksananya
program KKG dan MGMP sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, upaya
mengumpulkan dana dari berbagai sumber sudah semestinya dilakukan KKG dan
MGMP. Beberapa sumber dana yang mungkin dapat dimanfaatkan antara lain:
iuran anggota, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), APBN, APBD, Komite
Sekolah/Dewan Pendidikan, UPTD Dinas Pendidikan Kabupaten (di Kecamatan),
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi, LPMP, P4TK, Direktorat terkait,
donatur yang tidak mengikat, unit produksi, hasil kerjasama, masyarakat, atau
sponsor yang sah dan tidak mengikat.
Dana yang diperoleh KKG dan MGMP dapat dimanfaatkan untuk
membiayai kegiatan rutin maupun pengembangan melalui mekanisme
penggunaan sesuai ketentuan. Semua dana yang telah dan masih dimiliki KKG
dan MGMP harus dipertanggungjawabkan kepada seluruh anggota melalui
pelaporan kegiatan/keuangan yang disampaikan dalam rapat yang dihadiri
anggota KKG atau MGMP. Mekanisme yang harus dilakukan untuk pembiayaan
operasional KKG dan MGMP adalah rapat koordinasi antara pengurus KKG atau
MGMP. Setelah alokasi penggunaan dana disusun dengan tepat guna, berikutnya
alokasi tersebut disampaikan penanggungjawab program kepada anggota KKG
atau MGMP untuk mendapat persetujuan Ketua KKG atau MGMP.
39
2.1.6.7 Standar Penjaminan Mutu MGMP
KKG dan MGMP telah merancang program kegiatan sekurang_kurangnya
sebanyak 12 kegiatan per tahun. Sudah semestinya KKG dan MGMP
memiliki beberapa kegiatan untuk mencapai dan mengembangkan standar
kompetensi guru, untuk mengetahui serta memberikan balikan lebih jauh
tentang pelaksanaan kegiatan KKG atau MGMP tersebut, maka perlu
dilakukan pemantauan dan evaluasi dalam rangka mengendalikan mutu
kegiatan KKG dan MGMP, agar dapat mewujudkan guru yang profesional
dan berkualitas.
Prosedur pemantauan dan evaluasi dalam rangka menjamin akuntabilitas
program KKG atau MGMP terdiri dari : (1) Kegiatan KKG/MGMP perlu
disertai dengan sistem penjaminan mutu yang akan melihat kesesuaian
antara standar dengan pemenuhannya. (2) Data untuk penjaminan mutu
diperoleh dengan melakukan pemantauan dan evaluasi.. (3) Pelaksanaan
penjaminan mutu yang meliputi mekanisme pemantauan dan evaluasi serta
pelaporannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART). (4) Laporan
meliputi substansi kegiatan dan administrasi disampaikan kepada ketua
KKG/MGMP, ketua KKKS/MKKS, dan Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota.
2.1.6.8 Standar Operasional Penyelenggaraan KKG/MGMP
Berdasarkan standar pengembangan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang telah disusun, maka perlu
dilengkapi dengan Standar Operasional Pelaksanaan KKG/MGMP yang dikutip
40
dari prosedur oprasional standart KKG dan MGMP (Depdiknas, 2008:12), agar
pelaksanaan kegiatan KKG dan MGMP dapat lebih terarah dan mencapai sasaran.
Standar Operasional Penyelenggaraan KKG/MGMP meiputi standar operasional
organisasi, standar operasional penyusunan program, standar operasional sumber
daya manusia, standar operasional sarana dan prasarana, standar operasional
pengelolaan, standar operasional pembiayaan dan standar operasional penjaminan
mutu.
2.1.7 Hakikat Kinerja Guru
Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk merencanakan
melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan
dan tujuan, dilihat dari arti kata kinerja berasal dari performance. Kata
"performence" memberikan tiga arti, yaitu: (1) "prestasi" seperti dalam kontek
atau kalimat "higt performance car" atau "mobil sangat cepat", (2) "pertunjukan"
seperti dalam kontcks atau kalimat "folk dance performance", atau "pertunjukan
tarian rakyat", (3) "pelaksanaan tugas" seperti dalam kontes atau kalimat "in
performing his/her duties" (Ruky, 2002: 14) dalam Supardi (2014:45).
Menurut Mangkunegara (2009: 67), kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai sescorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja yang
diperoleh secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Menurut Sjafri Mangkuperwira yang dikutip dari Veithzal Rivai (2005)
mengatakan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan yang dicapai
41
sescorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan
tugas seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja juga diartikan
suatu wujud dari perilaku sescorang atau oraganisasi dengan orientasi prestasi
Kinerja sescorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: ability capacity,
held, incentive, environment dan validity (Depdiknas, 2008: 20)
Sedangkan menurut Nawawi (2006: 66-67), kinerja diartikan sebagai hasil
dari apa yang dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas pokoknya. Dalam pengertian praktis itu berarti
indikator kerja mencakup lima unsur yaitu : 1) Kuantitas hasil kerja yang dicapai
oleh sescorang, 2) Kaulitas hasil kerja yang diperoleh, 3) Target jangka waktu
mencapai hasil kerja terscbut, 4) Kahadiran dan kegiatan hadir tepat waktu di
tempat kerja, 5) Kemampuan bekarja sama dengan rekan kerja Kinerja guru
adalah kemampuan dan usaha guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran
sebaik-baiknya dalam perencanaan program pembelajaran, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dan penilaian atau evaluasi hasil pembelajaran (Depdiknas, 2008:
21).
Kinerja guru yang dicapai harus berdasarkan standar kemampuan
professional selama melaksanakan kewajiban sebagai guru disekolah, guru
menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa. Guru sangat
berperan penting dalam meningkatkan proses belajar mengajar, maka dari itu
scorang guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi dasar dalam proses
mengajar.
42
Mulyasa (2013:102) menjelaskan bahwa pembelajaran berkaitan dengan
kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai pembelajaran
baik yang berkaitan dengan proses serta hasilnya. Dijabarkan juga melalui
indikator kinerja guru menurut Nina Lamatenggo (2014:71) beberapa dimensi
yang berkaitan dengan variabel kinerja guru meliputi: (1) Kualitas, (2) Kecepatan,
(3) Inisiatif, (4) Kemampuan, (5) Komunikasi. Selanjutnya, dimensi kinerja guru
tersebut melahirkan indikator antara lain :
Tabel 2.6 Dimensi dan Indikator Kinerja
No Dimensi Indikator
1 Kualitas kerja a) Merencanakan progam pengajran dengan tepat
b) Melakukan penilaian hasil belajar
c) Berhati-hati dalam menjelaskan materi ajaran
d) Menerapkan hasil penelitian dalam
pembelajaran
2 Kecepatan/ketepatan a) Memberikan materi ajar sesuai dengan
kerja karakteristik yang dimiliki siswa
b) Menyelesaikan program pengajaran sesuai
kalender akademik
3 Inisiatif dalam a) Menggunakan median dalam pembelajaran
bekerja b) Menggunkan beberapa metode dalam
pembelajaran
c) Menyelenggarakan administrasi sekolah dengan
baik
4 Kemampuan kerja a) Mampu memimpin kelas
b) Melakukakn penilain hasil belajar siswa
c) Menguasai landasan pendidikan
5 Komunikasi a) Melaksanakan layanan bimbingan belajar
b) Mengkomunikasikan hal-halbaru dlam
43
pemelajarn
c) Menggunakan berbagai teknik dalam mengelola
proses belajara mengajar
d) Terbuka dalam menerima masukan untuk
pembelajaran
(Nina Lamatenggo, 2014:71)
2.1.8 Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh rana, jasmani,
psikomotor, kognetif, dan efektifb setiap siswa. Pendidikan jasmani adalah suatu
proses pendidikan yang dilakukan oleh setiap anggota masyarakat yang dilakukan
secara sadar dan sistimatik.
Melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan
jasmani olahraga, kesehatan, kemampuan, keterampilan, kecerdasan dan
perkembangan watak, serta kepribadian yang harmonis untuk pembentukan
manusia indonesia berkualitas berdasarkan pancasila, (Cholik Mutohir 1992).
Tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan menurut Samsudin (2008:3),
tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yaitu untuk: (1)
Mengembangan keterampilan gerak, keterampilan teknik dan strategi dalam
berbagai permainan dan olahraga, senam, aktivitas ritmik, serta pendidikan luar
kelas (Outdoor education), (2) Mengembangkan penampilan pengelolaan diri
dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
44
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga, (3) Mengetahui
keterampitan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain
dalam aktivitas jasmani, (4) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas
jasnmani sebagai informasi untuk meneapai kesehatan, kebugaran serta pola hidup
sehat, (5) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat
kreatif Dalam usaha mencapai tujuan pendidikan jasmani di SMP peranan guru
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sangat penting untuk menunjang
keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar kana ditangan guru akan ditentukan
kegiatan pengajaran. gurulah yang merencanakan kegiatan pembelajaran,
melaksanakan sekaligus menilai dan mengevaluasi.
2.1.9 Hakikat Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Keschatan
Hakikat guru pendidikan jasmani, olahraga dan keschatan dikemukakan
oleh Soeninggio dalam Wibowo (2012:33), profesi pendidikan olahraga
menghendaki tenaga yang mampu melaksanakan program olahraga pendidikan
dengan baik karna hal tersebut sangat menentukan dalam pencapaian tujuan
pembelajaran sesuai yang tercantum dalam kurikulum Menurut Sukintaka
(2001:42), adapun syarat sebagai guru pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan masih dituntut persyaratan kompetensi yaitu: (1) Memahami
pengetahuan jasmani, olahraga dan kesehatan disekolah, (2) Memahami
karakteristik anak-anak didiknya baik dari suku, ras dan agama, (3) Mampu
membangkitkan dan memberi semangat serta kesempatan pada anak didik untuk
aktif dan kreatif serta mampu menumbuh kembangkan kompetensi kemampuan
motorik dan keterampilan motorik anak didik dalam proses pembelajaran, (4)
45
Mampu merencanakan, melaksanakan, dan menilai seta mengkoreksi dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani, (5) Mampu
memberikan bimbingan, arahan, dalam meningkatkan pengetahuan anak didik
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani, (6)
Memiliki pemahaman tentang unsur-unsur kondisi fisik anak dalam unsur
pendidikan jasmani, (7) Memiliki pemahaman dan penguasaan kemampuan materi
pembelajaran dan keterampilan jasmani, (8) Memiliki kemampuan menciptakan,
pengembangan dan memanfaatkan lingkungan yang sehat dalam upaya mencapai
tujuan pendidikan jasmani, (9) Memiliki kemampuan mengidentifikasi potensi
anak didik dalam berolahraga pada pendidikan jasmani, (10) Mempunyai
kemampuan untuk menyalurkan hobinya dalam olahraga, mengelola kegiatan
belajar mengajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani karna pelajaran
pendidikan jasmani amat beda pelaksanaannya dengan mata pelajaran lain.
2.1.10 Karakteristik Guru Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
Guru yang baik dalam mengajar adalah guru yang memiliki beberapa
karakteristik yang dibutuhkan dalam mengajar. Secara garis besar seseorang guru
dituntut memiliki minimal tiga karakteristik utama, yaitu karakteristik pribadi,
karaktcristik profesional, dan karakteristik keahlian. Tingkat kualitas inilah yang
nantinya akan menentukan kualitas proses pembelajaran. Berikut ini karakteristik
guru yang baik menurut Purwanto (2008), antara lain: 1) Memiliki minat yang
besar pada mata pelajaran yang diajarkan, 2) Memiliki kecakapan dalam
berkepribadian dan suasana hati secara tepat, 3) Memiliki kesabaran, keakraban
dan sensitivitas yang diperlukan untuk menumbuhkan semangat dalam
46
pembelajar, 4) Memiliki pemikiran yang imajinatif (konseftual), kreatif dan
praktis dalam usaba memberikan penjelasan pada siswa, 5) Memiliki kualifikasi
memadai dalam bidangnya baik isi materi, cara mengajar maupun metode
mengajar, 6) Memiliki sikap terbuka, luwes, dan eksperimental dalam metode dan
teknik.
Menurut Dri Armaka (2004) pendidik merupakan manusia dewasa yang
memiliki tugas sebagai pemberi pertolongan untuk setiap anak didik dalam proses
perkembangan jasmani dan rohani dari setiap anak didik tersebut. Untuk bisa
memenuhi tugas ini, seorang pendidik harus mampu menopang dirinya sendiri,
melaksanakan tugasnya terhadap Tuhan-nya, dan melaksanakan tugas sebagai
mahluk sosial serta mahluk individu yang mandiri. Sedangkan Menurut Husnul
Chotimah (2008) Menurut Husnul Chotimah, pengertian guru adalah orang yang
memberikan fasilitas dalam kegiatan transfer ilmu pengetahuan dari sumber ilmu
ke peserta belajar Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik guru
pendidikan jasmani, olahraga dan keschatan harus memiliki minat pada profesi
yang dilakukannya, memiliki kepribadian yang baik, memiliki kesabaran,
keakraban dalam proses pembelajaran, meningkatkan kemampuan ijmajinatif
demi meningkatkan kualitas pembelajaran, dan memiliki sikap terbuka dalam
pembelajar adil dan sportif.
2.3. Kerangka Berpikir
Pembinaan dan pengembangan guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan SMA semua penahapan melibatkan unsur lembaga organisasi olahraga
seperti Pemerintah, Dikpora dan guru, perkumpulan, satuan pendidikan dan
47
organisasi olahraga dalam masyarakat baik di pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten sesuai dengan penahapan tersebut seluruh ruang lingkup guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat saling beserinergi harus
kerjasama yang kemudian mempunyai kebijakan, fungsi untuk membinaan dan
mengembangkan sumber daya pendukung yang ada di daerah tersebut. Kemudian
untuk menunjang keberhasilan pembinaan dan pengembangan guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan tersebut memalalui tahapan- tahapan pembinaan
melalui metode pelatihan dan mendayagunakan organisasi- organisasi baik formal
maupun nonformal. Kaitannya wadah organisasi yang tahapannya berada persis
diatas para guru yaitu MGMP harus mampu membina guru-guru di daerah
masing-masing guna untuk mendukung keberhasilan pemerintah dalam
mengembangkan kompetensi secara keseluruhan khususnya guru pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan SMA di kota Semarang.
Deskripsi diatas, maka peneliti akan memberikan gambaran dari skema
krangka berfikir dalam kaitanya dengan analisis program MGMP pendidikan
jasmani dan olahraga dalam upaya meningkatkan kualitas kinerja guru SMA kota
Semarang. Adapun kerangka berfikir yang dimaksud adalah sebagai berikut :
48
Ditjen PMPTK, 1) UU RI No. 20/2003 tentang
Dit. Profesi Sisdiknas.
Pendidik
2) UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan
Dinas Dosen.
Provinsi
3) PP RI No.19/2005 tentang SNP
MKKS 4) Permendiknas No. 22/2006 tentang
SI
5) Permendiknas No. 23/2006 tentang
SKL
6) Permendiknas No. 12/2007 tentang
standar Pengawas Sekolah/madrasah
7) Permendiknas No. 13/2007 tentang
standar Kepala Sekolah/madrasah
8) Permendiknas No. 16/2007 tentang
standar kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
9) Permendiknas No. 19/2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
10) Permendiknas No. 20/2007 tentang
Standar Penilaian.
11) Permendiknas No. 24/2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana.
MGMP PENINGKATAN KUALITAS
PENJASORK KINERJA GURU
PENJASORKES
Standar Standart Standar Standar Standar Standar
program organisasi pengelola sarana pembiaya sumber daya
MGMP prasarana
MGMP an MGMP an manusia
MGMP MGMP MGMP
Analisis SWOT Program Musyawarah
Guru Mata Pelajaran
Analisis internal Analisis Eksternal
Strengh Weakness Opportunity Threat
Hasil Analisis Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran Penjasorkes
Dalam Upaya Meningkatan Kualitas Kinerja Guru Sekolah Menengah
Atas Kota Semarang
Gambar 2.1 Ilustrasi kerangka berpikir peneliti
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif artinya
pendekatan yang bertujuan untuk menggambarkan atau menguraikan keadaan atau
fenomena yang ada atau proses penelitian untuk memahami masalah-masalah
tentang kebijakan pemerintah dacrah dalam pembinaan prestasi olahraga
berdasarkan pada tantanan yang kompleks, asal holistik, dinamis, disusun dengan
kata-kata, dan melaporkan pandangan detail pada latar alamiah (natural setting)
atau hubungan gejala yang bersifat interaktif (reciprocal) pada objek alamiah
(Sugiyono, 2014:8).
Menurut Sugiyono (2010:1) mengatakan bahwa penelitian kualitatif
merupakan aliran naturalistik yang berbeda dengan aliran penelitian kuantitatif
yang memberikan perlakuan kepada objek yang akan diteliti. Sedangkan menurut
Lexy J. Melelong (dalam Hengki Fernando, 2018:59) mengatakan bahwa
penelitian dengan menggunakan metode kualitatif adalah metode penelitian yang
menggunakan cara pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.
Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh dari penelitian
ini adalah deskriptif dan bukan angka statistik pada penelitian kuantitatif.
Sedangkan pada desain penelitian peneliti menggunakan desain deskriptif untuk
dapat mengungkap suatu fenomena gejala atau peristiwa tertentu. Penelitian
deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variable mandiri, baik satu variable maupun lebih (independen) tanpa membuat
49
50
perbandingan atau hubungan dengan variable yang lain (Sugiyono, 2008:13).
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif salah satu cirinya adalah
model kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan data secara sistematis serta
intensif yang akan memepermudah dalam mendiskriptifkan fenomena yang ada,
sesuai dengan fakta yang akurat.
3.2 Fokus penelitian
Fokus penelitian menjadi acuan penulis saat penelitian di lapangan,
sehingga penulis memperoleh hasil yang mendalam dan tidak meluas. Adapun
fokus penelitian dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Bagaimana standar progam MGMP dalam meningkatan kualitas kinerja guru
penjasorkes pada masa pandemi SMA Kota Semarang tahun 2020-2021.
2) Bagaimana standar organisasi MGMP dalam meningkatan kualitas kinerja
guru penjasorkes pada masa pandemi SMA Kota Semarang tahun 2020-2021.
3) Bagaimana standar pengelolaan MGMP dalam meningkatan kualitas kinerja
guru penjasorkes pada masa pandemi SMA Kota Semarang tahun 2020-2021.
4) Bagaimana standar sarana prasarana MGMP dalam meningkatan kualitas
kinerja guru penjasorkes pada masa padenmi SMA Kota Semarang tahun
2020-2021.
5) Bagaimana standar pembiayaan MGMP dalam meningkatan kualitas kinerja
guru penjasorkes pada masa pandemi SMA Kota Semarang tahun 2020-2021.
6) Bagaimana standar sumber daya manusia MGMP dalam meningkatan
kualitas kinerja guru penjasorkes pada masa _ecretar SMA Kota Semarang
tahun 2020-2021.
51
3.3 Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini meliputi kebijakan MGMP Penjasorkes dalam
upaya meningkatkan kinerja guru. Subyek penelitian harus dapat menghasilkan
gambaran yang reliabel dan dapat mempresentasikan keadaan yang sesunguhnya.
Objek penelitian ini adalah informasi yang bisa di dapat dari sumber data yaitu :
Pengurus MGMP dan guru penjasorkes SMA kota Semarang.
3.4 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan setelah peneliti melakukan ujian proposal
yang akan direncanakan pada minggu pertama bulan maret 2022.
3.5 Lokasi Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Sekretariat MGMP Penjasorkes SMA kota
Semarang.
3.6 Data dan Sumber data Penelitian
Data penelitian berupa kata-kata tertulis atau lisan, gambar, foto, atau
tindakan yang diperoleh dari sumber data, yaitu : orang, tulisan dan tempat.
Sesuai dengan pendapat arikunto (2013:172) bahwa sumber data diperoleh dari
tiga obyek, yakni paper, place, dan person. (1) paper yang sumber data dari
dokumen terkait dengan MGMP seperti: SK, sertifikat, bagan organisasi, ADRT
(2). Place, yakni sumber data berupa tempat yaitu di MGMP Penjasorkes SMA
kota Semarang, (3) person, yakni sumber data berupa orang (responden) seperti :
Pengurus MGMP Penjasorkes SMA kota Semarang dan guru PJOK.
52
Sumber data adalah pokok acuan yang yang dijadikan panduan untuk
melakukan suatu penelitian berlangsung. Sumber data penelitian ini adalah
pengurus MGMP Penjasorkes SMA kota Semarang.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian adalah teknik atau cara-cara yang digunakan
peneliti untuk menerima data penelitian. Menurut Arikunto (2010) ada beberap
teknik pengumpulan data dalam penelitian yaitu, “Angket (questionaire),
wawancara atau interviu (interview), penelitian (observation), ujian atau tes (test)
dan dokumentasi (documentation).
Menurut Creswell (2012: 266) langkah-langkah pengumpulan data
penelitian dimasukan dalam upaya peneliti dalam membatasi penelitian ,
pengumpulan data informasi melalui observası dan wawancara, baik terstruktur
atau tidak, dokumentasi, meteri –materi visual, serta usaha membahas protokol
untuk mencatat informasi.
Dengan permsalahan yang akan diteliti, peneliti dalam penelitian ini
menggunakan tiga metode dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara
dan dokumentasi.
3.7.1 Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata 2009:220). Ada dua jenis
observasi, yakni observasi partisipatif (participatory observation) dan observasi
non partisipasif (nonparticipant ory observation). Observasi partisipatif
53
merupakan kegiatan pengamatan di mana peneliti terlibat langsung dalam
kegiatan yang sedang di amati.
Ketika akan melakukan pengambilan data dengan cara wawancara atau
kuisoner sebuah observasi adalah hal yang wajib untuk dilakukan, peneliti harus
turun langsung kelapangan untuk mengamati seperti apa lokasi yang akan
dimasuki dan mengamati prilaku dan aktivitas individu-individu di lokasi
penelitian Secara definitif, pengertian observasi adalah tindakan atau proses
pengambilan informasi melalui media pengamatan Dalam melakukan observasi
ini peneliti menggunakan sarana utama yaitu indera penglihatan Guba dan
Lincoln (dalam Siswanto, 2008) berpendapat sebagai berikut: “1) teknik
pengamatan ini didasarkan atas pengamatan secara langsung karena peneliti ingin
menyakinkan tentang keabsahan data, 2) teknik pengamatan juga memungkinkan
melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian
sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarmya, 3) pengamatan
memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan
pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari
data 4) sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang
dijaringnya ada yang menceng atau bias, 5) teknik pengamatan memungkinkan
peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit 6) dalam kasus-kasus
tertentu dimana teknik komunikası lainya tidak memungkinkan pengamatan dapat
menjadi alat yang sangat bermanfaat”.
54
3.7.2 Wawancara Terstruktur (structured interview)
Dalam penelitian kualitatif wawancara merupakan metode pengumpulan
data yang dirasa sangat cocok digunakan untuk memperoleh informasi langsung
dari sumbernya Wawancara biasanya dimaksudkan untuk memperoleh
keterangan, pendirian dan pendapat secara lisan dari seorang (yang lazim disebut
responden) dengan berbicara langsung (face to face) dengan orang tersebut
(Suyanto & Sutinah 2011:69). Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu seseorang yang
mengajukan pertanyaan (pewawancara) dan dijawab oleh seseorang atas
pertanyaan itu, yaitu orang yang (terwawancara).
Penggunaan metode wawancara didasarkan pada dua alasan, pertama
dengan wawancara, peneliti tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek
yang diteliti, akan tetapi bisa lebih dalam lagi darn apa yang tersembunyi kedua,
yang ditanyakan kepada informan bisa menyangkut lintas waktu (Ghony dan
Almanshur, 2012). Artinya pertanyaan yang diberikan bisa berkaitan dengan
masa lampau, masa kini, dan juga masa yang akan datang di samping itu peneliti
dapat mengajukan pertanyaan- pertanyaan secara bebas dan leluasa, tanpa terikan
oleh suasana pertanyaan yang dipersiapkan sebelumnya.
Menurut Herdiansyah (2013:31) “Dalam konteks kualitatif, terdapat poin-
poin penting ketika melakukan wawancara, yaitu interaksi-komunikasi, dilakukan
minimal dua orang, atas dasar ketersediaan dan disetting secara alamiah,
pembicaraan yang dilakukan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dan
mengedepankan trust sebagai landasan utama.
55
Tahapan pelaksanaan teknik wawancara meliputi: (1) menentukan siapa
akan diwawancarai (2) mempersiapkan yang instrumen wawancara, (3)
melakukan wawancaradan memelihara agar wawancara produktif, dan (4)
menghentikan wawancara guna mendapatkan rangkuman hasil wawancara.
Pertama, peneliti menentukan subyek yang akan diwawancarai yaitu
orang kunci atau informan. Informan adalah orang yang terlibat langsung dalam
kegiatan manajemen pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
adaptif, yaitu guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan peserta didik
Adapun gate keepers adalah orang-orang penting dari kelompok yang akan
ditelitı yang mempuayai posisi penting dan dituakan dalam kelompok tersebut,
yaitu kepala sekolah
Kedua mempeIsiapkan instrumen wawancara Pada tahapan ini peneliti
mempersiapkan daftar pertanyaan yang memuat hal-hal pokok yang ingin
diungkap melalui wawancara berdasarkan fokus penelitian
Ketiga, melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara produktif
Pada tahapan ini peneliti mnengajukan pertanyaan-pertanvaan yang bersifat
umum dalam keadaan santai, sambil memberikan informasi yang berharga,
responden diberikan kesempatan secara bebas untuk mengorganisasi jalan
pikirannya sendiri, selanjutnya pertanyaan-pertanyaan berfokus pada masalah
yang akan diungkap.
Keempat, menghentikan wawancara setelah peneliti banyak mendapatkan
informasi yang diperlukan, kemudian penelith merangkum hasil wawancara yang
telah dilaksanakan atau bila perlu responden diberi kesempatan lagi untuk
56
memantapkan atau menambah beberapa informasi yang diberikan sebelumnya
atau menambah beberapa informasi yang diberikan sebelumnya.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan perekam data yang berupa
lembar catatan lapangan dan sebuah alat perekam yaitu tape recorder, yang
selanjutnya dituangkan dalam transkrip wawancara. Pertanyaan yang diajukan
kepada responden bersifat terbuka dan mendalam. Pertanyaan terbuka artinya
pertanyaan yang diajukan berdasarkan keadaan pada saat itu dan berkembang
dalam mencari informasi sebanyak-banyaknya, boleh tidak berdasarkan urutan
item yang sudah disiapkan sebelumnya. Adapun pertanvaan bersifat mendalam
artinya pertanyaan itu diajukan untuk melacak latar belakang fakta-fakta yang
diungkapkan berupa keyakinan pandangan hidup dan lain-lain.
3.7.3 Dokumentasi
Hasil penelitian dari wawancara dan observasi akan lebih dapat dipercaya
apabila didukung dengan dokumen yang diperoleh dalam proses pengumpulan
data Hasil penelitian ini juga akan semakin dapat dipercaya jika didukung dengan
foto-foto dan rekaman hasil wawancara tentang manajemen pembelajaran
pendidikan jasmanı olahraga dan kesehatan adaptif Tetapi perlu diperhatikan
bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibilitas yang tinggi dan cocok
digunakan untuk penelitian ini.
Menurut Ghony dan Almanshur (2012:199) “dokumen adalah sebuah
rekaman atau catatan pristiwa seperti tulisan, gambar, video atau rekaman kasus
klinis yang dapat digunakan sebagai bahan informasi penunjang dan sebagai
57
bagian berasal dari kajian kasus yang merupakan sumber data pokok berasal dari
hasil observasi partisipan dan wawancara mendalam.
Dalam mempelajari studi dokumen ini peneliti mengambil refrensi dari
bacaan buku, majalah, media massa, dan internet yang ada sangkut pautnya
dengan penulisan ini yang kemudian diolah dan disajikan dalam penulisan ini.
Menurut Sugiyono (2012) Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Tabel 3.1 Matrik Pengumpulan Data Analis Standar Pengambangan MGMP
PJOK di Kota Semarang
NO Aspek yang di Ungkap Teknik Sumber Data
1 Standar Program Pengumpulan
OWD
Menyusun Visi, Misi , Tujuan, sampai
kalender kegiatan. √ √ √ Ketua
Penyusunan dan Pelaksanaan Progam Pengurus
Guru
Laporan Progam
√ √ √ Ketua
2 Standar Organisasi Pengurus
Mekanisme Pembentukan Pengurus
MGMP Guru
Penyusunan Anggaran Dasar (AD)
√ √ √ Ketua
Rekrutmen-Ulang Anggota Pengurus
3 Standar Pengelolaan Guru
√ √ √ Ketua
Pengurus
Guru
√ √ √ Ketua
Pengurus
Guru
√ √ √ Ketua
Pengurus
Guru
58
1). Pengelolaan √ √ √ Ketua
1. Pengelolaan keseluruhan Pengurus
program MGMP menjadi Guru
tanggung jawab ketua MGMP.
2. Pelaksanaan masing-masing
program dilakukan oleh panitia
yang dipimpin oleh seorang
penanggung jawab berdasarkan
surat keputusan ketua MGMP.
3. Pelaksanaan masing-masing
program berpedoman pada
Kerangka Acuan Kerja (KAK)
yang disusun oleh pengurus
MGMP.
Evaluasi √ √ √ Ketua
Pengurus
Tindak lanjut Guru
4 Standar Sarana Prasarana √ √ √ Ketua
Menentukan sarana yang diperlukan Pengurus
Guru
Memeriksa ketersediaan sarana yang
diperlukan √ √ √ Ketua
Menggunakan sarana Pengurus
Guru
5 Standar Pembiayaan
Sumber dana √ √ √ Ketua
Pengurus
Penggunaan dana Guru
Melaporkan dana keuangan √ √ √ Ketua
Pengurus
6 Standar Sumber Daya Manusia Guru
Kualifikasi Akademik
√ √ √ Ketua
Pengalaman Mengajar Pengurus
Guru
√ √ √ Ketua
Pengurus
Guru
√ √ √ Ketua
Pengurus
Guru
√ √ √ Ketua
Pengurus
Guru
√ √ √ Ketua
59
Keahlian Yang Relevan Dengan Pengurus
Materi Guru
Keterangan: √ √ √ Ketua
Pengurus
Guru
O : Observasi
W : Wawancara
D : Dokumentasi
: Menggunakan
- : Tidak menggunakan
3.7.3.1 Indikator Penilaian
3.7.3.1 Indikator Penilaian Progam MGMP Kota Semarang
Tabel 3.2 Indikator Penilaian Progam MGMP Kota Semarang
No Aspek Kriteria
SB B KB
1 Standar Progam
Visi dan Misi
Penyusunan dan Pelaksanaan
Progam
(Sumber data: Hasil wawancara, Observasi dan Dokumentasi)
Keterangan: SB = Sangat Baik; B = Baik; KB = Kurang Baik
Indikator Visi dan Misi :
SB = Visi dan misi pembinaan jelas dan kuat
B = Visi dan misi pembinaan jelas dan tidak kuat
KB = Visi dan misi tidak jelas dan tidak kuat
60
Indikator Penyusunan Progam
SB = Dokumentasi pembuatan, progam dan laporan progam 100%
B = Ada progam dan 50% pelaksanaan progam
KB = Ada progam/tidak progam dan tidak ada pelaksanaan
Indikator Penyusunan Progam
SB = Dokumentasi pembuatan, progam 100%
B = Ada progam 50% progam
KB = Ada progam/tidak progam
3.7.3.2 Indikator Penilaian Pengelolaan Progam MGMP Kota Semarang
Tabel 3.3 Indikator Penilaian Pengelolaan Progam MGMP Kota Semarang
No Aspek Kriteria
SB B KB
1 Pengelolaan
Pengelolaan dan pelaksanaan
Evaluasi
Tidak lanjut evaluasi
(Sumber data: Hasil wawancara, Observasi dan Dokumentasi)
Keterangan: SB = Sangat Baik; B = Baik; KB = Kurang Baik
Indikator Pengelolaan dan pelaksanaan :
SB = Ada bukti pengelolaan dan ketercapaian 100%
B = Ada bukti pengelolaan dan ketercapaian 50%
KB = Tidak ada Pelaksanaan atau 25% pelaksanaan
Indikator Evaluasi:
61
SB = Ada bukti kegiatan rutin evaluasi 100%
B = Ada bukti kegiatan rutin evaluasi 50%
KB = Tidak ada Pelaksanaan atau 25% evaluasi
Indikator Tindak Lanjut Evaluasi:
SB = Kelengkapan dan bukti tindak lanjut evaluasi lengkap
B = Ada bukti tindak lanjut
KB = Tidak ada bukti
3.7.3.3 Indikator Penilaian Pembiyaan
Tabel 3.4 Indikator Penilaian Pembiyaan
No Aspek Kriteria
SB B KB
1 Pembiayaan
Sumber Dana dan RAB
LRA/Audit
(Sumber data: Hasil wawancara, Observasi dan Dokumentasi)
Keterangan: SB = Sangat Baik; B = Baik; KB = Kurang Baik
Indikator RAB:
SB = Ada dokumen standar, pendoman dan SOP Pembiyaan
B = Ketersedian dokumen cukup
KB = Tidak ada dokumen
Indikator Audit/LRA
SB = Tersedia dokumen trasparasi dana dan audit
B = Ada dokumen transparansi tapi tidak audit
62
KB = Tidak ada
Indikator Kesejahteraan:
3.8.4 Indikator Penilaian Sumber Daya Manusia
Tabel 3.5 Indikator Penilaian Sumber Daya Manusia
No Aspek Kriteria
SB B KB
1 Penjaminan Mutu
Kualifikasi Akademik
Pengalaman Mengajar
Keahlian Yang Relevan
Dengan Materi
(Sumber data: Hasil wawancara, Observasi dan Dokumentasi)
Keterangan: SB = Sangat Baik; B = Baik; KB = Kurang Baik
Indikator Pelaksanaan Penjaminan Mutu :
SB = Ada pelaksanaan penjaminan mutu
B = Kurang terlaksananya penjaminan mutu
KB = Tidak tidak terlaksanannya penjaminan mutu
Indikator Laporan Penjaminan Mutu :
SB = Ada bukti laporan dan kegiatan laporan penjaminan mutu
B = Ada kegitan evaluasi tapi tidak ada laporan
KB = Tidak ada data
63
3.8 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif yang terkait dengan
kebijakan MGMP penjasorkes dalam upaya meningkatkan kinerja guru
penjasorkes SMA kota Semarang menggunakan pengamatan, wawancara dan
dokumentasi. Adapun instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 3.6 Pedoman Observasi Penelitian Analisis Standar Pengembangan
MGMP PJOK di Kota Semarang
Tujuan Untuk memperoleh data mengenai implementasi
Aspek yang diamati standar pengembangan MGMP dalam upaya
meningkatkan kinerja guru penjasorkes SMA
kota Semarang.
1. Alamat homebase MGMP
2. Lingkungan
3. Prasarana MGMP
4. Kondisi kegiatan MGMP
5. Pelaksanaan progam MGMP
6. Pelaksanaan pengelolaan MGMP
7. Pelaksanaan Sumberdaya MGMP
8. Pelaksanaan Organisasi MGMP
Tabel 3.7 Kisi-kisi Wawancara Penelitian Analisis Standar pengembangan
MGMP PJOK di Kota Semarang
No Aspek Yang Di Butir Pertanyaan Jawaban Unsur
Ungkap SWOT
1 Implementasi Bagaimana proses
Kebijakan
progam Kerja implementasi tentang
MGMP.
program kerja MGMP
dalam upaya meningkatkan
kinerja guru penjasorkes ?
64
2 Implementasi Bagaimana proses
pelaksanaan
organisasi implementasi tentang
MGMP
organisasi MGMP dalam
upaya meningkatkan
kinerja guru penjasorkes ?
3 Implementasi Bagaimana proses
pengelolaan
MGMP implementasi tentang
pengelolaan MGMP dalam
upaya meningkatkan
kinerja guru penjasorkes ?
4 Implementasi Bagaimana proses
penggunaan implementasi tentang
sarana prasarana sarana prasarana MGMP
MGMP dalam upaya meningkatkan
kinerja guru penjasorkes ?
5 Implementasi Bagaimana proses
Sumber Dana
MGMP implementasi tentang
6 Implementasi sumber dana MGMP dalam
pelaksanaan
sumber daya upaya meningkatkan
manusia
kinerja guru penjasorkes ?
Bagaimana proses
implementasi tentang
sumber daya manusia
MGMP dalam upaya
meningkatkan kinerja guru
penjasorkes ?
Tabel 3.8 Dokumentasi Penelitian Analisis Standar Pengembangan MGMP
PJOK di Kota Semarang
No Aspek Yang Akan Kriteria Yang Diamati Keterangan
Diungkap
3.8 1 Implementasi Dokumen Standar pengembangan
Kebijakan dan Standar oprasional MGMP
3.9 2 Progam MGMP Dokumen program kerja MGMP
3 Dokumen kepengurusan dan
Organisasi
ADRT MGMP
65
4 Dokumen kegiatan yang meliputi
Pengelolaan : perencanaan,, pelaksanaan,,
pembiayaan,, dan pelaporan
kegiatan..
5 Dokumen daftar aset dan
Sarana Prasarana
inventaris
6 Dokumen laporan keungan
Sumber Dana
pelaksanaan program
7 Sumber Daya
Dokumen Buku induk guru
Manusia
3.9 Teknik Uji Keabsahan Data
Teknik yang paling sering digunakan untuk pengambilan data dalam
penelitian kualitatif adalah yang pertama melakukan sebuah pengamatan
kemudian melakukan wawancara terhadap objek yang diteliti dan yang terakhir
adalah melakukan dokumentasi. Keabsaan data merupakan salah satu langkah
awal dari analisis data dalam penelitian kualitatif. Keabsahan dan keandalan data
pada penelitian ini meliputi :
1. Pemeriksaan Teman Sejawat melalui Diskusi
Langkah ini dipakai dengan cara mengekspose hasil sementara maupun
hasil akhir yang diperoleh dalam penelitian dalam bentuk diskusi analitik dengan
66
beberapa teman atau informan, subjek penelitian yang membantu penelitian.
Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan kebenaran data dari hasil penelitian
2. Ketekunan Pengamatan
Langkah ini dipakai dengan maksud mencari dan menemukan ciri dan
unsur pada situasi yang rentan dengan isu atau persoalan yang sedang dicari
peneliti, lalu lakukan pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Triagulasi Data
Triagulası data merupakan pengujian atau pemeriksaan data penelitian
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan penecekan
dan pembanding terhadap data tersebut. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas
ini diartiakan sebagai pengecekan data dari berbagai cara dan berbagai waktu (
Sugiyono 2010: 327). Teknik triangulasi data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Teknik tringulasi
sumber yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah melakukan observasi,
wawancara dan dokumentasi dengan menemukan permasalahan terkait dengan
kebijakan MGMP dalam upaya meningkatkan kinerja guru peenjasorkes. Adapun
sumber pengumpulan data menggunakan tringulasi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
67
Observa
si
Wawan Dokume
ntasi
Gambar 3.1 Tringulasi Sumber Pengumpulan Data
(Sumber Sugiyono, 2010:327)
Teknik ini dignakan untuk memperoleh data yang akurat dan sah. Sejalan
dengan penelitian ini harus bersikap disiplin, tekun dan cermat dalam pencatatan
dan pengumpilan data. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri
dan unsur situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3.10 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan
transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah
dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang materi-materi
yang diteliti dan untuk memungkinkan peneliti menyajikan data apa yang sudah
peneliti temukan kepada orang lain. Analisis melibatkan data, penyusunan, dan
pemecahannya ke dalam unit-unit yang dapat ditangani, perangkumannya,
pencarian pola-pola, dan penemuan apa yang penting dan apa yang perlu
dipelajari, dan pembuatan keputusan apa yang akan peneliti sampaikan kepada
orang lain.
68
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis SWOT, di mana metode
ini menunjukan kinerja MGMP Penjasorkes Kota Semarang melalui kombinasi
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman
untuk menentukan kinerja suatu perusahaan
Menurut Nisak (2013:45) ada tiga langkah dalam membuat analisi SWOT,
yaitu:
1. Melakukan pengklasifikasian data, faktor kekuatan dan kelemahan apa saja
yang dapat ditentukan sebagai faktor internal, dan peluang dan ancaman
sebagai fakor eksternal. Pengklasifikasian data ini akan menghasilkan tabel
informasi SWOT.
2. Melakukan analisis SWOT yang membandingkan antara faktor eksternal dan
faktor internal. Pembandingan ini akan menggunakan matrik SWOT
3. Tahap terakhir membuat diagram SWOT. Dari diagram ini akan menghasilkan
analisis dari semua faktor internal dan faktor eksternal MGMP Penjasorkes
Kota Semarang dan dari analisis inilah akan menunjukkan bagaimana situasi
MGMP Penjasorkes Kota Semarang sebenarnya dan bagaimana MGMP
Penjasorkes Kota Semarang bisa memanfaatkan dan mengatasi dari kedua
faktor tersebut.
3.10.1 Analisis SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang
(Opportunity) dan ancaman (Threat) yang terjadi dalam proyek atau di sebuah
69
usaha bisnis, atau mengevaluasi lini-lini produk sendiri maupun pesaing. Untuk
melakukan analisis, ditentukan tujuan usaha atau mengidentifikasi objek yang
akan dianalisis. Kekuatan dan kelemahan dikelompokkan ke dalam faktor internal,
sedangkan peluang dan ancaman diidentifikasi sebagai faktor eksternal (Rangkuti
2013:19).
Analisis ini didasari pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats) yang ada. Langkah pengambilan keputusan
strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan
perusahaan. Perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor
(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) strategis perusahaan dalam kondisi yang
ada saat ini (Nisak : 2013)
2. Matriks SWOT
Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan
dinamakan matrik SWOT. Matrik ini mengambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun model
matrik SWOT ialah:
a. Matrik Faktor Strategi Eksternal (EFAS), yaitu faktor-faktor strategi eksternal
MGMP Penjasorkes Kota Semarang
b. Matrik Faktor Strategi Internal (IFAS), yaitu faktor-faktor strategi internal
MGMP Penjasorkes Kota Semarang.
Adapun bentuk dari Matriks SWOT menurut Rangkuti (2014:83)
digambarkan sebagaimana Tabel berikut
70
Tabel 3.9 Matrik Analisis SWOT
IFAS Strength (s) Tentukan Weakness (w)
faktor_faktor kelemah Tentukan kekuatan
internal
EFAS
opportunity (o) Tentukan Strategi (s o) Strategi (w o)
Menciptakan strategi
peluang eksternal Menciptakan strategi yang meminimalkan
yang menggunakan kelemahan untuk
memanfaatkan
kekuatan untuk peluang
Strategi (w t)
memanfaatkan Menciptakan strategi
yang meminimalkan
peluang yang ada kelemahan dan
menghindari ancaman
Threats (t) Tentukan faktor Strategi (s t)
ancaman eksternal Menciptakan strategi
yang menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Menurut Azis & Kumaat (2020) Matriks ini dapat memuat empat komponen
kemungkinan alternatif strategis. Strategi SO (strength opportunity) strategi ini
dibuat untuk memanfaatkan seluruh kekuatan yang ada agar mendapatkan peluang
untuk kemenangan (1). Strategi ST (strength threats) strategi ini diterapkan
dengan memakai kekuatan yang telah dimiliki oleh organisasi supaya bias
menanggulangi suatu bentuk ancaman dari luar maupun dalam (2). Strategi WO
(weakness opportunity) strategi ini digunakan untuk memanfaatkan peluang yang
dimiliki untuk meminimalkan kekurangan yang ada (3). Strategi WT (weakness
threats) strategi ini didasari dengan kegiatan yang bersifat defensive dengan
71
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada dan menghindar dari ancaman
tertentu (4).
Matrik pada penelitian ini akan memuat empat komponen kemuningkinan
yaitu:
a. Strategi SO (strength opportunity) strategi ini dibuat untuk memanfaatkan
seluruh kekuatan yang dimiliki oleh MGMP Kota Semarang agar dapat
melaksanakan program kerja secara maksimal berdasarkan standar
pengembangan MGMP.
b. Strategi ST (strength threats) strategi ini diterapkan dengan memakai kekuatan
yang telah dimiliki oleh MGMP Kota Semarang supaya bisa menanggulangi
suatu bentuk ancaman dari luar maupun dalam.
c. Strategi WO (weakness opportunity) strategi ini digunakan MGMP Kota
Semarang untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki dalam meminimalkan
kekurangan yang ada.
d. Strategi WT (weakness threats) strategi ini didasari dengan kegiatan yang
bersifat defensive dengan berusaha meminimalkan kelemahan yang dimiliki
oleh MGMP Kota Semarang dan menghindar dari ancaman tertentu.
3. Diagram Analisis SWOT
Setelah membuat matrik SWOT maka tahap selanjutnya yaitu membuat
diagram. Adapun diagram analisis SWOT menurut Siagian (2008:175) sebagai
berikut:
72
Gambar 3.2 Diagram Analisis SWOT Siagian (2008:175)
Kuadran I : Merupakan keadaan yang sangat menguntungkan MGMP
Penjasorkes Kota Semarang. MGMP Penjasorkes Kota Semarang
memiliki peluang dan kekuatan yang kuat sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus ditetapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : Meskipun dihadapi dengan berbagai ancaman, MGMP Penjasorkes
Kota Semarang masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi
yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi.
Kuadran 3 : Perusahaan dihadapi dengan peluang pasar yang sangat besar,
tetapi di sisi lain MGMP Penjasorkes Kota Semarang juga
dihadapkan pada beberapa kendala/kelemahan internal yang ada.
73
Fokus pada strategi ini ialah meminimalisir masalah internal yang
dihadapi.
Kuadran 4 : Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan bagi MGMP
Penjasorkes Kota Semarang karena dihadapkan pada iberbagai
ancaman dan kelemahan internal.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Menganalisis Progam MGMP dalam meningkatkan kualitas kinerja guru
penjasorkes SMA Kota Semarang.
4.1.1.1 Analisis Standar Program MGMP
Sesuai hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan pengurus
MGMP dalam meningkatkan kualitas kinerja guru penjasorkes SMA Kota
Semarang mengenai tentang latar belakang program diantaranya adalah sebagai
berikut:
1). SWOT Kekuatan dan Peluang
Hasil wawancara dengan ketua / pengurus MGMP yang dilaksanakan pada
tanggal 1 April 2022, yaitu:
“…Visi dan misi khususnya pada MGMP Kota Semarang bermaksud
mewujudkan pendidikan olahraga yang berkarakter dan mewujudkan
nilai-nilai pada sportivitas. Dengan nilai-nilai tersebut tentu dapat
diwujudkan dan dilakukan dengan baik. Hal ini sangat sejalan dan
searah dengan visi misi kami dalam MGMP Kota Semarang. Memang
visi dan misi dalam perencanaan strategis merupakan fungsi kunci dari
manajemen organisasi yang membantu menetapkan prioritas,
mengalokasikan sumber daya, dan memastikan bahwa setiap orang
untuk bisa mencapai tujuan dan sasaran bersama. Namun, agar
perencanaan strategis menjadi efektif. Ini berfungsi sebagai panduan
untuk membuat tujuan dan sasaran dalam organisasi, sehingga
memberikan peta jalan yang harus diikuti oleh semua orang”.
74
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2022, yaitu, yaitu:
“…Program-progam pengembangan dalam MGMP merupakan
generelasi dari visi dan misi. Visi dan misi merupakan dasar
perumusan program yang dibuat. Program intensif dan guru kami pilih
diharapakan dapat meningkatkan kemajuan dalam pendidikan
olahraga di SMA Kota Semarang ”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…Maksud tujuan organisasi diantaranya adalah menumbuhkan
kegairahan guru untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi program
kegiatan belajar mengajar (KBM) dan mendiskusikan permasalahan
yang dihadapai oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari – hari dan
mencari cara penyelesaian yang sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, guru, kondisi sekolah dan lingkungan”.
2) SWOT Kelemahan dan Ancaman
Hasil wawancara dengan ketua / pengurus MGMP yang dilaksanakan pada
tanggal 1 April 2022, yaitu:
“…Pademi covid-19 yang cukup sulit dikendalikan menjadi
kelemahan kita dalam penyusunan progam dan optimalisasi organisasi
serta kordinasi, serta yang perlu diwaspadai adalah tidak tercapai
progam-progam yang sudah ada”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2022, yaitu, yaitu:
“…Program intensif dan guru kami pilih diharapakan dapat
meningkatkan kemajuan dalam pendidikan olahraga di SMA Kota
Semarang, namun dalam situasi seperti ini (pandami-covid19) itu
menjadi kelemahan dan ancaman kita”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
103
104
“…Mendiskusikan permasalahan yang dihadapai oleh guru dalam
melaksanakan tugas sehari – hari dan mencari cara penyelesaian yang
sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, guru, kondisi sekolah dan
lingkungan dengan daring menjadi permasalahan utama yang
menjadikan keterbatasan ”.
Berdasarkan hasil identifikasi silang (kekuatan dan peluang) dan faktor
(kelemahan dan ancaman) yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
merancang strategi dan program kerja yang dapat digunakan oleh MGMP PJOK
kota Semarang.
4.1.2 Menganalisis organisasi MGMP dalam meningkatkan kualitas kinerja guru
penjasorkes SMA Kota Semarang.
Analisis organisasi meliputi komponenyang meliputi seleksi pelatih, atlet
dan sumber dana serta sarana dan prasarana.
4.1.2.1 Analisis Standar Organisasi MGMP
Analisis organisasi MGMP dalam meningkatkan kualitas kinerja guru
penjasorkes SMA Kota Semarang diperoleh data dengan cara wawancara dan
dokumentasi sebagai berikut:
1). SWOT Kekuatan dan Peluang
Wawancara dengan ketua / pengurus MGMP yang dilaksanakan pada
tanggal 1 April 2022, yaitu:
“…MGMP adalah forum atau Wadah Kegiatan Profesional guru
mata pelajaran sejenis Sanggar. Dalam kegiatannya MGMP
memiliki dasar-dasar dalam pelaksanaannya seperti ADRT dll.
Selain itu MGMP dalam kota semarang kami fungsikan diantaranya:
a) mengkoordinasikan kegiatan MGMP di daerah kota semarang; (b)
menyebarluaskan hasil penataran di tingkat sanggar sampai ke
tingkat sekolah; (c) mendiskusikan saran – saran dan pendapat yang
berkembang di sekolah, sanggar, maupun tingkat untuk mendapatkan
penyelesaian; (d) melaporkan kepada MGMP tingkat provinsi
105
mengenai pelaksanaan program dan kegiatan di tingkat kota
semarang”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2022, yaitu, yaitu:
“…SK dari pemerintah daerah dan berkas lainya kami tersedia, selain
itu dalam keangotaan organisasi MGMP dalam pemilihan struktural
kami dalam pelaksanannya sesuai dengan ADRT organisasi. Selain itu
dalam pembagian pengurus dari atas sampaike bawah kami juga
mengacu pada standar pengembangan yang diterbitkan oleh
pemerintah ”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…Dalam anggota terdiri dari guru PJOK yang terbagi beberapa
sekolah yang direkrut dengan standar yang berlaku. dengan jumlah
juga ditentukan sesuai dengan ketentuan yang ada”.
1). SWOT Kelemahan dan Ancaman
Wawancara dengan ketua / pengurus MGMP yang dilaksanakan pada
tanggal 1 April 2022, yaitu:
“…Sulitnya kordinasi menjadi kelemahan kita dalam rapat dan
musyawarah dalam MGMP Kota Semarang”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2022, yaitu, yaitu:
“…Pelaksanaan kordinasi dengan daring menjadi kelemahan
tersendiri meskipun dalam hal komunikasi tetap bisa dilakukan namun
dalam nilai-nilainya pemahaman maknanya belum dapat ”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
106
“…Tetap keterbatsan komunikasi dan tidak bisa untuk saling
bertemu sangat berefek dalam upaya koordinasi”.
Berdasarkan hasil identifikasi silang (kekuatan dan peluang) dan
faktor (kelemahan dan ancaman) yang selanjutnya akan digunakan sebagai
dasar untuk merancang strategi dan program kerja yang dapat digunakan
oleh MGMP PJOK kota Semarang.
4.1.3 Menganalisis pengelolaan MGMP dalam meningkatkan kualitas kinerja guru
penjasorkes SMA Kota Semarang.
Analisis pengelolaan adalah pengelolaan keseluruhan program MGMP
menjadi tanggung jawab ketua MGMP. Hasil penelitian yang dikumpulkan oleh
peneliti sesuai dengan teknik pengumpulan data.
4.1.3.1 Analisis Pengelolaan MGMP
Adapun hasil yang dikumpulkan dalam konteks ini adalah hasil
wawancara dan dokumen terkait kegiatan selama penelitian. Selanjutnya disajikan
hasil wawancara bersama Ketua/pengurus diantaranya adalah sebagai berikut:
1) SWOT Kekuatan dan Peluang
“…MGMP adalah organisasi non – struktural di lingkungan
Depdikbud (kini, Depdiknas) yang memiliki struktur berjenjang
mulai tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga sekolah.
Pengurus MGMP terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara dan
Anggota. Susunan dan jumlah pengurus MGMP disesuaikan dengan
kebutuhan dan dipilih atas dasar musyawarah serat diperkuat dengan
surat keputusan oleh pejabat Depdikbud setempat. Pelaksanaan
masing-masing program dilakukan oleh panitia yang dipimpin oleh
seorang penanggung jawab berdasarkan surat keputusan ketua
MGMP. Seluruh pengelolaan progam dalam pelaksanaan progam
dalam tersebut juga menjadi tanggung jawab ketua”.
107
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2022, yaitu :
“…MGMP adalah organisasi non – struktural di lingkungan
Depdikbud pada pengelolaan penyusunan program MGMP telah
dipilih program-program yang menjadi prioritas, baik rutin maupun
program pengembangan. Keseluruhan program menjadi tanggung
jawab bersama seluruh pengurus MGMP. Tetapi, masing-masing
program mempunyai panitia yang dipimpin oleh seorang
penanggung jawab program”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…Dalam pengelolaan yang kami pahami pengurus juga
mensosialisasikan sesuai alur yang diterbitkan dari pemerintah
khususnya dalam hal tata cara pengelolaan, serta dalam
pengawasannya juga ada tim atau bagian yang khusus dalam
mengawasi setiap kegiatan yang menjadi progam dalam MGMP
guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang”.
2) SWOT Kelemahan dan Ancaman
“…Perhatian yang kurang dari pemerintah menjadi salah satu
kelemahan kita dan kesadaran akan penting keberadaan MGMP juga
menjadi faktor utama dalam permasalahan”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2022, yaitu :
“…Kesolidtan dalam organisasi itu hal penting namun dalam
beberapa kondisi kosillitan cukup sulit untuk diwujudkan mengingat
kordinasi juga terbatas dan dahadapkan dalam situasi pandemi
covid-19”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…Upaya seringnya koordinasi merupakan hal untuk menghidupkan
suatu organisasi, namun dalam beberapa kondisi perlu
108
dilakukannya variasi dan inovasi agara kordinadi tidak menjadi
kelemahan”.
Berdasarkan hasil identifikasi silang (kekuatan dan peluang) dan
faktor (kelemahan dan ancaman) yang selanjutnya akan digunakan sebagai
dasar untuk merancang strategi dan program kerja yang dapat digunakan
oleh MGMP PJOK kota Semarang.
4.1.4 Menganalisis Sarpas MGMP dalam meningkatkan kualitas kinerja
guru penjasorkes SMA Kota Semarang
4.1.4.1 Analisis Sarana dan Prasarana MGMP
Sarana dan prasarana dalam standar pengembangan MGMP dalam hal
ini, diperoleh hasil wawancara dan dokumentasi. Berikut adalah hasil
wawancara yang sudah dikumpulkan, terdiri dari responden pengurus dan
guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan adalah sebagai berikut:
1) SOWT Kekuatan dan Peluang
“…sarana dan prasarana yang ada dalam penyediaannya cukup
lengkap, hal ini sarana dan prasarana yang dipakaia sistem
pengelolaan yang dipakai juga masih tersistem dan sudah di
inventariskan. Sarana dan prasarana yang ada saat juga sudah sangat
membantu dalam proses pelaksanaan”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang
dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022, yaitu :
“…optimalisasi dalam pengunaan sarana dan prasarana sangat
penting dan merupakan hal utama. Sebagai pendukung pelaksanan
suatu kegiatan terutama dalam pengajaran dan dapat meningkatkan
kualitas dengan pemakaian alat dan perawatan dengan benar”.
109
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…sarana dan prasarana yang kami inventaris sudah cukup baik.
Dan dalam pengunaannya manajemen atau pengelolaan sarana dan
prasaran sudah bagus. Namun ada beberapa sarana dan prasarana
yang memang perlu di update dan atau diperbaik dan disediakan.
Sehingga dalam optimalisasi pengajaran terlaksana dengan baik.
Wawasan dalam modifikasi alat juga perlu menjadi pembahasan
mengingat penyusuaian dan ketersedian dalam setiap pembelajaran
bervariasi”.
2) SOWT Kelemahan dan Ancaman
Wawancara dengan ketua/pengurus yang dilaksanakan pada tanggal
1 April 2022, yaitu
“…Koordinasi tetap menjadi permasalahan utama di massa pandemi,
selain itu juga dalam implementasi pembelajaran yan disuarakan
oleh guru dalam pembelajaran dirumah siswa dalam ketersedian
sarpas sangat kurang”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang
dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022, yaitu :
“…Sebagian kecil sekolah biasanya mempunyai ruangan serba guna,
dan bagian besar lainnya bahkan tidak mempunyai ruangan untuk
kegiatan penjas, walaupun ada, maka guru penjas akan menyulap
ruang kelas untuk kegiatan penjas”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…Kebutuhan akan ruangan untuk kegiatan penjas,sudah selayaknya
pihak sekolah memprioritaskan keberadaan fasilitas penjas dalam
ruangan ini, karena pada kenyataannya ruangan tersebut diperlukan
juga untuk kegiatan kegiatan lain di luar lain di luar aktivitas panjas
yang sifatnya dapat menampung jumlah yg lebih besar”.
110
Berdasarkan hasil identifikasi silang (kekuatan dan peluang) dan
faktor (kelemahan dan ancaman) yang selanjutnya akan digunakan sebagai
dasar untuk merancang strategi dan program kerja yang dapat digunakan
oleh MGMP PJOK kota Semarang.
4.1.5 Menganalisis SDM MGMP dalam meningkatkan kualitas kinerja guru
penjasorkes SMA Kota Semarang
4.1.5.1 Analisis Sumber Daya Manusia MGMP
Analisis SDM MGMP dalam meningkatkan kualitas kinerja guru
penjasorkes SMA Kota Semarang yang telah dilakukakn peneliti berdasarkan
observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan pada saat penelitian,
sebagai berikut:
1) SWOT Kekuatan dan Peluang
Wawancara dengan ketua / pengurus MGMP yang dilaksanakan pada
tanggal 1 April 2022, yaitu:
“…Kualifikasi dalam pengurus MGMP adalah S1. Pendidik yang
menjadi pembina adalah guru yang sesuai dengan bidang
keilmuannya, selain itu juga bagi guru yang sudah memiliki
pengalaman-pengalaman yang memadahi dalam hal pendidikan.
Serta memiliki keahlian yang relevan dengan materi yang di
sampaikan”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2022, yaitu, yaitu:
“…Pemilihan dan pemataan SDM khususnya di MGMP Kota
Semarang kami organisir sedemikia rupa dan kami susun dengan
sebaik-baiknya. Peningkatan kualitas SDM khususnya dalam guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan selalu kami laksanakan
guna mempertajam kemampuan dan keahlian guru dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah. Dalam struktur pembina
111
khususnya di MGMP pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kota
Semarang kami memberikan kualifikasi S1, hal ini dimana bermakna
dalam spesifikasinya bisa Dosen, bisa guru senior, bisa pejabat yang
terkait dan lain sebagainya.”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…SDM dalam MGMP pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
di kota Semarang adalah guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan yang memiliki kualifikasi pendidikan S1. Pendidik yang
menjadi masuk dalam keangotaan adalah guru yang sesuai dengan
bidang keilmuannya, selain itu juga bagi guru yang sudah memiliki
pengalaman-pengalaman yang memadahi dalam hal pendidikan ”.
2) SOWT Kelemahan dan Ancaman
Wawancara dengan ketua/pengurus yang dilaksanakan pada tanggal
1 April 2022, yaitu
“…Minat guru dalam melanjutkan studi lanjut dalam hal ini juga
menjadi faktor yang perlu diperhatikan serta pengayaan keilmuaan
terbaru adalah faktor yang cukup sulit untuk diperdayakan”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang
dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022, yaitu :
“…Kedisiplinan keikut sertaan anggota dalam pertemuan-pertemuan
ilmiah sebenernya merupakan salah progam rutin dalam upaya
mingkatkan keahlian guru, namun faktor kedisiplian dalam hal ini
menjadi utama serta keajekan anggota dalam keikutsertaan menjadi
perhatian khusus ”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…Kebutuhan akan ruangan untuk kegiatan penjas,sudah selayaknya
pihak sekolah memprioritaskan keberadaan fasilitas penjas dalam
ruangan ini, karena pada kenyataannya ruangan tersebut diperlukan
juga untuk kegiatan kegiatan lain di luar lain di luar aktivitas panjas
yang sifatnya dapat menampung jumlah yg lebih besar”
112
Berdasarkan hasil identifikasi silang (kekuatan dan peluang) dan
faktor (kelemahan dan ancaman) yang selanjutnya akan digunakan sebagai
dasar untuk merancang strategi dan program kerja yang dapat digunakan
oleh MGMP PJOK kota Semarang.
4.1.6 Menganalisis Pembiayaan MGMP dalam meningkatkan kualitas
kinerja guru penjasorkes SMA Kota Semarang
4.1.6.1 Pembiayaan MGMP
Analisis pembiayaan MGMP guru pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di kota Semarang telah diperoleh data penelitian berdasarkan
observasi, wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan pada saat penelitian,
sebagai berikut:
1) SWOT Kekuatan dan Peluang
Wawancara dengan ketua / pengurus MGMP yang dilaksanakan pada
tanggal 1 April 2022, yaitu:
“…Dalam pembiayaan kami dalam pengelolaannya kami lakukan
dengan hati hati dalam arti untuk menghindari hal hal yang tidak di
inginkan, serta pada pelaksanaannya dan pengelolaannya kami
lakukan sesuai dengan tata kelola yang berlaku. Transparasi dalam
organisasi harus terbuka dan berkenan dengan suatu pekerjaan,
dalam pelaoran kami sistem yang akuntabel sehingga dapat
menyediakan laporan yang akkurat tepat dan lengkap”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2022, yaitu, yaitu:
“…Pembiayaan dalam organisasi atau lain sebagainya menjadi
masalah yang sangat penting dalam keseluruhan pembangunan sistem.
Uang memang tidak segala-galanya dalam menentukan kualitas
pendidikan, tetapi segala kegiatan pendidikan memerlukan uang. Oleh
karena itu jika performance sistem diperbaiki, manajemen
113
penganggarannya juga tidak mungkin dibiarkan, mengingat bahwa
anggaran mesti mendukung kegiatan.”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…yang kami tahu sumber dana yang dikelola dari alokasi yang
sudah disosialisasikan dengan transparan. Termasuk disitu iuran
kegitan isendental atau kegitan kegitan lainnya”.
2) SOWT Kelemahan dan Ancaman
Wawancara dengan ketua/pengurus yang dilaksanakan pada tanggal
1 April 2022, yaitu
“…Pada pembiayaan dalam mencari sponsor untuk kegiatan
kegiatan positif terkdang mengalami kesulitan, selain itu juga
income dana yang masuk tidak ajek juga menjadi ancamannya”.
Hal senada juga diungkapkan oleh pengurus MGMP yang
dilaksanakan pada tanggal 1 April 2022, yaitu :
“…Sumber dana dari pemrintah dalam hal ini memang diperoleh
dari APBD, namun proses dalam pencairan pada kontekswaktu dan
proses terkadang juga menjadi kelemahan ”.
Wawancara dengan guru PJOK yang dilaksanakan pada tanggal 2 April
2022, yaitu:
“…Salah satu sumber dana memang dari sekolah, yang telah terprogram
dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS),
tetapi koordinasi yang sulit dan situasi pademi juga menjadi salah satu
permasalahan”
Berdasarkan hasil identifikasi silang (kekuatan dan peluang) dan faktor
(kelemahan dan ancaman) yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk
114
merancang strategi dan program kerja yang dapat digunakan oleh MGMP PJOK
kota Semarang.
4.2 Pembahasan
Pembahasan mengenai MGMP pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di
kota Semarang merupakan proses untuk mengkaji progam-progam dan kegiatan
organisasi khususnya di masa pademi covid-19. Dalam hal ini tujuan MGMP
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang di antaranya adalah :
(1) Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya
penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan
bahan-bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,
memaksimalkan pemakaian sarana/prasarana belajar, memanfaatkan sumber
belajar, (2) Memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja atau
musyawarah kerja untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan
umpan balik, (3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengadopsi
pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih profesional bagi peserta
kelompok kerja atau musyawarah kerja, (4) Memberdayakan dan membantu
anggota kelompok kerja dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah.
Pemahasan dari hasil penelitian ini merupakan generelasi dari analis SWOT
yang di peroleh peneliti waktu kegiatan penelitian. Data yang dikaji adalah
mengunakan SWOT antara peluang dan keuatan serta kelemahan dan ancaman.
Selajutnya pembahasan lebih lanjut dijabarkan secara kualitatif: