115
4.2.1 Aspek Progam
Analisis progam yaitu meliputi beberapa hal yang diantaranya latar
belakang dan perencanaan program MGMP dalam pelaksanaan di Kota semarang
khususnya waktu masa pandemi. Dengan adanya kelengkapan perangkat
(struktur), visi, misi, dan tujuan program pembinaan yang jelas disusun oleh
struktur kepengurusan yang berwenang di MGMP kota Semarang maka, maka
dapat terlaksana dengan baik dan terprogram karena, berfungsi untuk mengatur
jalannya program dari MGMP yang akan diberikan organisasi. Hal tersebut
kekuatan administrasi dalam organisasi MGMP di kota Semarang.
Pelaksanaan MGMP Kota Semarang memiliki latar belakang yang jelas,
tujuan organisasi yang jelas, program yang jelas, dan kelengkapan perangkat yang
jelas serta terarah. Visi yang jelas dalam hal ini menumbuhkan standar kerja yang
prima. Serta menumbuhkan rasa kebermaknaan. Pelaksanaan pembelajaran pada
masa pandemi covid-19 merupakan kondisi yang memerlukan perhatian khusus
dan penangan khusus.
Peluang yang ada temuan lebih lanjut adalah pada pemetaan solusi dalam
penanganan pembelajaran di masa padamemi covid-19 adalah dalam lingkungan
MGMP khususya lingungan guru pendidikan jasmani olahraga dan rekreasi
adalah membuat progam-progam yang solutif. Sehingga dalam penangan belajar
pada praktek olahraga tujuan pembelajaran dapat terlakssana dan tercapai tujuan
pembelajrannya.
Kelemahan dalam penutupan sekolah maupun ini sangat berdampak bagi
siswa, tenaga pendidik, dan keluarga. Penutupan sekolah yang tidak direncanakan
116
dapat menyebabkan masalah parah bagi siswa, tenaga pendidik, orang tua dan
masyarakat luas. Hal ini dapat mengakibatkan dapak negatif terhadap minat
kinerja siswa dan akademik.
Pada segi dapak para siswa tidak terlibat secara produktif dapat
menyebabkan kemalasan pada siswa dan minat dalam belajar siswa menurun yang
menjadikan kinerja akademis menjadi buruk. Dalam menangani kegiatan belajar
mengajar di era pandemi ini, sekolah maupun perguruan tinggi menerapkan
perkuliahan online yang memudahkan pelajar disekolah tetap mendapatkan
pembelajaran. Pembelajaran PJOK yang didominasi dengan gerakan fisik
dilaksanakan di ruang terbuka atau di lapangan. Metode untuk pendidikan
olahraga adalah metode deduktif atau metode perintah, dengan ragam pemberian
tugas, demonstrasi dan sedikit penjelasan Berbagai keterbatasan seperti akses
internet dan kemampuan operasional pada fitur-fitur online, pendidikan jasmani
dengan sendirinya menemui berbagai hambatan dan kendala di masa pandemi
COVID-19.
Penuturan responden selanjutnya dibahas lebih lanjut mengenai progam
solutif dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di masa
pandemi covid-19 khususnya di wilayah kota Semarang adalah dalam membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran menjadi hal yang perlu dalam pelaksanaannya
memngingat pada lazimnya kegiatan aktivitas jasmani hanya bisa dilakukan
dengan kegiatan praktek dan pada implentasinya terbatas oleh pembatasan
kegiatan maka dalam hal subtansi sangat mempengaruhi kegiatan belajar
mengajar di sekolah, sehingga kegiatan belajar mengajar yang awalnya dilakukan
117
dengan bertatap muka langsung di kelas harus beralih dengan pembelajaran secara
daring atau jarak jauh. Hal ini tentu saja memberikan dampak pada pembelajaran
PJOK wilayah kota semarang serta diantaranya pembelajaran PJOK yang tidak
dapat terlaksana sesuai dengan RPP, banyaknya peserta didik yang mengeluh
karena terlalu banyak tugas, dan orangtua.
Pembahasan selanjutnya peneliti membandikan hasil penelitian dengan
kaidah-kaidah yang berlaku atau ketentuan yang ada. Pada ketentuannya dalam
standar progam MGMP kota Semarang memiliki latar belakang yang jelas, tujuan
organisasi yang jelas, program yang jelas, dan kelengkapan perangkat yang jelas
serta terarah. Serta sesuai dengan standar pengembangan pelaksanaan MGMP dan
KKG (Depdiknas, 2008:7) yaitu:
1. Penyusunan program KKG/MGMP dimulai dari menyusun Visi, Misi ,
Tujuan, sampai kalender kegiatan.
2. Program KKG/MGMP diketahui oleh Ketua KKKS (Kelompok Kerja Kepala
Sekolah SD) atau Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) dan
disyahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
3. Program KKG/MGMP terdiri dari program rutin dan program
pengembangan.
4. Program rutin sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Diskusi permasalahan pembelajaran
2. Penyusunan silabus, program semester, dan Rencana Program
Pembelajaran
3. Analisis kurikulum
118
4. Penyusunan instrumen evaluasi pembelajaran
5. Pembahasan materi dan pemantapan menghadapi Ujian Nasional
5. Program pengembangan dapat dipilih sekurang-kurangnya tiga dari kegiatan-
kegiatan berikut:
1. Penelitian
2. Penulisan Karya Tulis Ilmiah
3. Seminar, lokakarya, koloqium (paparan hasil penelitian), dan diskusi panel
4. Pendidikan dan Pelatihan berjenjang (diklat berjenjang)
5. Penerbitan jurnal KKG/MGMP
6. Penyusunan website KKG/MGMP
7. Forum KKG/MGMP provinsi
8. Kompetisi kinerja guru
9. Peer Coaching (Pelatihan sesama guru menggunakan media ICT)
10. Lesson Study (kerjasama antar guru untuk memecahkan masalah
pembelajaran)
11. Professional Learning Community (komunitas-belajar professional)
12. TIPD (Teachers International Professional Development)/ kerja- sama
MGMP internasional
13. Global Gateway (kemitraan lintas negara)
4.2.2 Aspek Organisasi
Pembahasan aspek organisasi yaitu meliputi dasar-dasar dalam
pelaksanaannya seperti ADRT dll. Selain itu dalam kekuatannya MGMP dalam
kota semarang difungsikan diantaranya: a) mengkoordinasikan kegiatan MGMP
119
di daerah kota semarang; (b) menyebarluaskan hasil penataran di tingkat sanggar
sampai ke tingkat sekolah; (c) mendiskusikan saran – saran dan pendapat yang
berkembang di sekolah, sanggar, maupun tingkat untuk mendapatkan
penyelesaian; (d) melaporkan kepada MGMP tingkat provinsi mengenai
pelaksanaan program dan kegiatan di tingkat kota semarang untuk mengatur
jalannya program dari MGMP yang akan diberikan organisasi khususnya pada
masa pademi covid-19.
Organisasi MGMP terdiri dari: pengurus, anggota, SK pengesahan oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, dan mempunyai AD/ART. Pengurus MGMP
terdiri dari: Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Bidang, dipilih oleh anggota
berdasarkan AD/ART. Anggota KKG terdiri dari anggotanya berasal dari 8 – 10
sekolah dan direkrut dengan prosedur tertentu. Untuk daerah terpencil anggotanya
berasal dari 3 – 5 sekolah. Anggota MGMP terdiri dari guru mata pelajaran di
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SLB/MALB.
Standar pengembangan organisasi yang ada khsusnya di MGMP
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang sesuai yang
diterbitkan Kemendikbud dan selain itu dalam admintrasi serta prosedur dalam
pelaksanaanya sesuai dengan ADRT yang berlaku. Temuan lanjut sesuai
penuturan responden dalam upaya optimalisasi oraganisasi jika pada masa
sebelum pandemi kordinasi bisa dilakukan secara tatap muka namun pada saat
pandemi keterbatasan komunikasi dan kordinasi organisasi terbatas dan dilakukan
dengan online atau daring. Hal tersebut tentu mempengaruhi kinerja dari
organisasi MGMP pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang.
120
Pembahasan selanjutnya peneliti hasil penelitian dengan kaidah-kaidah
yang berlaku atau ketentuan yang ada. Pada ketentuannya dalam standar
organisasi MGMP kota Semarang memiliki ADRT dan struktur pengurus, serta
kelengkapan perangkat yang jelas serta terarah. Serta sesuai dengan standar
pengembangan pelaksanaan MGMP dan KKG (Depdiknas, 2008:7) yaitu
1) Mekanisme Pembentukan Pengurus KKG/MGMP Pembentukan pengurus
KKG dilaksanakan dalam langkah-langkah berikut:
1. Dinas Pendidikan Kabupaten mengundang pengurus MKKS untuk
merencanakan pembentukan kembali pengurus KKG/MGMP yang
masa baktinya sudah habis (bagi pengurus KKG dan MGMP yang
belum habis masa baktinya tidak perlu diadakan pembentukan dan
pemilihan pengurus baru).
2. MKKS mengundang para pengurus KKG/MGMP untuk merencanakan
pembentukan kembali pengurus KKG/MGMP.
3. Para pengurus KKG/MGMP mengundang seluruh anggota untuk
mengadakan rapat anggota dalam rangka pembentukan kembali
pengurus KKG/MGMP.
4. Rapat anggota KKG/MGMP membentuk formatur pengurus.
5. Formatur terpilih membentuk pengurus KKG/MGMP. Pada umumnya
Pengurus KKG dan MGMP terdiri dari : Ketua, Sekretaris, Bendahara,
dan Bidang–bidang.
121
6. Susunan pengurus diserahkan oleh tim formatur untuk syahkan oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dengan diketahui oleh ketua
MKKS/MGMP.
7. Pengurus KKG/MGMP yang terbentuk menyusun AD/ART.
2) Penyusunan Anggaran Dasar (AD)
Penyusunan AD dilaksankan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Menentukan mukadimah
2. Menentukan nama dan dasar pendirian
3. Menentukan kedudukan, sifat, dan tujuan
4. Menentukan organisasi (Struktur, Susunan, Fungsi Organisasi Hak dan
Kewajiban Pengurus)
5. Menentukan masa kepengurusan dan pemilihan pengurus
6. Menentukan Keanggotaan
7. Menentukan Program
3) Rekrutmen-Ulang Anggota
Rekrutmen-ulang anggota KKG/MGMP mengikuti langkah-langkah
berikut:
1. Menentukan persyaratan anggota, termasuk persyaratan tambahan yang
berasal dari peraturan-terbaru pemerintah.
Contoh :
1) Anggota KKG harus berasal dari guru kelas, guru penjaskes, dan
guru agama pada SD /MI baik negeri maupun swasta.
122
2) Anggota MGMP harus berasal dari guru mata pelajaran sejenis di
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SLB/MLB.
3) Anggota KKG/MGMP harus guru yang masih aktif dan mengajar 24
jam per minggu.
2. Melakukan pendaftaran-ulang anggota KKG/MGMP, yaitu melalui
mekanisme:
1) Pengurus KKG/MGMP menyediakan formulir anggota.
2) Pengurus KKG/MGMP membagikan formulir ke calon
anggota.
3) Calon anggota mengirimkan kembali formulir kepada pengurus.
4) Pengurus membuat surat keputusan tentang keanggotaan
KKG/MGMP ditembuskan kepada MKKS dan Dinas Pendidikan
kabupaten/kota.
5) Pengurus membuat kartu anggota
4.2.3 Aspek Sumber Daya Manusia
Pembahasan sumber daya manusia dalam lingkungan MGMP
pendidikan jasmani olahraga dan rekreasi di kota Semarang di peroleh makna dan
temuan lanjut yang dapat dibahas dalam subtansi sumber daya manusia yang ada
di MGMP pendidikan jasmani olahraga dan rekreasi di kota Semarang. Temuan
yang di maksud adalah kekuatan dalam pemilihan dan pemataan SDM khususnya
di MGMP Kota Semarang diorganisir dan disusun dengan sebaik-baiknya.
Peningkatan kualitas SDM khususnya dalam guru pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan selalu kami laksanakan guna mempertajam kemampuan dan
123
keahlian guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Dalam struktur
pembina khususnya di MGMP pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kota
Semarang memberikan kualifikasi S1, hal ini dimana bermakna dalam
spesifikasinya bisa Dosen, bisa guru senior, bisa pejabat yang terkait dan lain
sebagainya dimana dalam hal ini menjadi peluang, selain itu dalam kebutuhan
pengembangan keilmuan SDM guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
dapat melanjutkan studi lanjut.
Hal tersebut senada dengan ketentuan dengan standar pengembangan
pelaksanaan MGMP dan KKG (Depdiknas, 2008:7) yaitu:
1) Pendidik yang menjadi pembina kegiatan KKG/MGMP harus memiliki
kriteria:
1. Memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1
2. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun
3. Memiliki keahlian yang relevan dengan materi yang disampaikan
2) Pendidik pada butir 1 dapat terdiri dari:
1. Instruktur
2. guru Inti
3. Pemandu/tutor
4. Pengawas
5. Kepala Sekolah
6. Widyaiswara
7. Dosen.
124
8. Pejabat struktural maupun nonstruktural Dinas Pendidikan Propinsi dan
Kabupaten/Kota.
9. Pejabat Struktural maupun nonstruktural Departeman
10. Tim Pengembang (intstruktur terpilih)
Standar oprasional sumber daya manusia dalam lingkungan MGMP PJOK
di kota Semarang dalam penerapannya dilaksanaakan sesuai dengan kaidah yang
berlaku, namun pada beberapa hal seperti koordinasi tatap muka dan pelaksanaan
musyawarah tatap muka terbatas oleh situasi pandemi covid-19 sejak tahun 2020.
Standar oprasional yang di terapkan adalah:
1) Prosedur operasional penentuan narasumber yang bersifat temporer
mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Pengurus mengidentifikasi kompetensi yang akan dikembangkan
2. Pengurus mengidentifikasi nara sumber yang sesuai dengan kebutuhan
3. Pengurus menghubungi narasumber disertai dengan surat permohonan dan
proposal kegiatan.
4. Meminta narasumber untuk menyiapkan materi dan media
2) Prosedur operasional penentuan instruktur/guru-inti/pendamping (yang
bersifat tetap) mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Pengurus mengidentifikasi kompetensi yang akan dikembangkan.
2. Pengurus mengidentifikasi instruktur/guru-inti/pendamping yang sesuai
dengan kebutuhan.
3. Pengurus menunjuk instruktur/guru-inti/pendamping disertai dengan surat
tugas dan proposal kegiatan.
125
4. Meminta instruktur/guru-inti/pendamping untuk menyiapkan materi dan
media.
Kelemahan yang ada adalah kurangnya minat guru dalam melanjutkan
studi lanjut ke jenjang S2 atau lainya menjadi hal yang memerlukan perhatian.
Selain sulitnya untuk mengadakan pertemuan pertemuan akademik dalam situasi
pandemi covid19 juga menjadi kelemahan utama. Hal ini tentu sangat berdampak
pada kinerja dari organisasi dari segi SDM dan dalam pemetaannya.
4.2.4 Aspek Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana pada pembahasan kekuatan dan peluangnya dalam
penyediaannya cukup lengkap, hal ini sarana dan prasarana yang dipakaia sistem
pengelolaan yang dipakai juga masih tersistem dan sudah di inventariskan. Sarana
dan prasarana yang ada saat juga sudah sangat membantu dalam proses
pelaksanaan. Selain itu peluang MGMP dalam mengadakan sarana dan prasarana
melaui sponsor atau pihak-pihak lainya juga menjadi nilai positif dalam
pengelolaan organisasi, terlebih dalam pengelolaan sarana dan prasarana MGMP
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sudah memiliki standar yang
digunakan diantaranya:
1) Sarana dan prasarana yang tersedia di setiap KKG/MGMP sekurang-
kurangnya adalah:
1. Ruang/Gedung untuk kegiatan KKG/MGMP
2. Komputer
3. Media Pembelajaran
4. OHP/LCD Proyektor
126
5. Telepon dan Faximile
2) Sarana dan prasarana tambahan yang tersedia sekurang-kurangnya terdiri
dari tiga daftar berikut:
1. Laboratorium IPA
2. Laboratorium Bahasa
3. Laboratorium Micro Teaching
4. Perpustakaan
5. Audio Visual Aids (AVA)
6. Handy cam dan kamera digital
7. Internet
8. Davinet (Digital Audio Visual Network)
Fasilitas sarana prasarana yang mendukung pembelajaran sangat penting
dan merupakan modal awal suatu lembaga pendidikan memiliki nama baik
dimasyarakat. Jika sarana dan prasarana yang tersedia sudah memenuhi kualitas
dan kuantitas yang cukup pasti siswa disekolah juga akan lebih banyak yang
tertarik untuk melakukan kegiatan olahraga. Namun pada situasi pandemi covid
19, pembelajaran yang diharuskan dirumah pada kelemahan dan ancamanya
adalah tidak semua siswa memiliki fasilitas yang memadai atau sama dalam
melakukan kegiatan belajar, sehingga dalam hal ini bisa berdampak pada
kurangnya ketercapaian pembelajaran.
4.2.5 Aspek Pengelolaan
Pembahasan mengenai aspek pengelolaan kekuatan dan peluangnya
MGMP adalah organisasi non – struktural di lingkungan Depdikbud (kini,
127
Depdiknas) yang memiliki struktur berjenjang mulai tingkat provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, hingga sekolah. Pengurus MGMP terdiri atas Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan Anggota. Susunan dan jumlah pengurus MGMP
disesuaikan dengan kebutuhan dan dipilih atas dasar musyawarah serat diperkuat
dengan surat keputusan oleh pejabat Depdikbud setempat. Pelaksanaan masing-
masing program dilakukan oleh panitia yang dipimpin oleh seorang penanggung
jawab berdasarkan surat keputusan ketua MGMP. Seluruh pengelolaan progam
dalam pelaksanaan progam dalam tersebut juga menjadi tanggung jawab ketua.
Penyusunan program KKG/MMP telah dipilih program-program yang
menjadi prioritas, baik rutin maupun program pengembangan. Keseluruhan
program menjadi tanggung jawab bersama seluruh pengurus KKG/MGMP.
Tetapi, masing-masing program mempunyai panitia yang dipimpin oleh seorang
penanggung jawab program atau person in charge (PIC).
Seorang PIC dengan panitianya tidak bekerja dari nol; ia sudah
mempunyai term of reference (TOR) yang disusun oleh tim pengembang program.
Tugas PIC hanyalah melaksanakan dan mengelola program itu sesuai dengan
garis-garis besar yang tertuang di dalam TOR.
Selain itu peluang MGMP dalam pengelolaan adalah sudah dikenalnya
organisasi tersebut dan lainya juga menjadi nilai positif dalam pengelolaan
organisasi, terlebih dalam pengelolaan MGMP pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan sudah memiliki standar yang digunakan diantaranya :
1) Pengelolaan keseluruhan program KKG/MGMP menjadi tanggung jawab
ketua KKG/MGMP.
128
2) Pelaksanaan masing-masing program dilakukan oleh panitia yang dipimpin
oleh seorang penanggung jawab berdasarkan surat keputusan ketua
KKG/MGMP.
3) Pelaksanaan masing-masing program berpedoman pada Kerangka Acuan
Kerja (KAK) yang disusun oleh pengurus KKG/MGMP.
4) Panitia membuat proposal kegiatan yang meliputi: perencanaan,
pelaksanaan, pembiayaan, dan pelaporan kegiatan.
5) Pengurus memantau dan mengevaluasi kegiatan
Jadwal kegiatan MGMP yang sering tidak sesuai dengan agenda guru-guru
yang ada sering kali membuat ketidak hadiran dalam suatu kegiatan. Kelemahan
tersebut menjadi hal yang terbiasa, namun bila hal tersebut tidak rumuskan solusi
yang bisa mengkondisikan dalam beberapa permasalahan bisaberdampak pada
kinerja organisasi MGMP pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kota
Semarang.
4.2.6 Aspek Pembiayaan
Pembiayaan dalam pengelolaan MGMP kekuatan dan peluangnya lakukan
dengan hati hati dalam arti untuk menghindari hal hal yang tidak di inginkan, serta
pada pelaksanaannya dan pengelolaannya dilakukan sesuai dengan tata kelola
yang berlaku. Transparasi dalam organisasi harus terbuka dan berkenan dengan
suatu pekerjaan, dalam pelaporan sistem yang akuntabel sehingga dapat
menyediakan laporan yang akkurat tepat dan lengkap.
Peluang manajemen keuangan yang baik tentu dalam hal ini bisa
menimbulkan kepercayaan bagi pihak pihak eksternal. Adapun standar
129
pengelolaan pembiayaan yang di lakukan di MGMP pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan adalah sebagai berikut:
1) Pembiayaan kegiatan KKG/MGMP mencakupsumberdana, penggunaan dan
pertanggung jawaban.
2) Sumber Dana kegiatan KKG/MGMP dapat terdiri dari:
1. Iuran anggota/sekolah
2. Dinas Pendidikan Propinsi atau kabupaten/kota
3. Departemen
4. Donatur
5. Unit produksi
6. Hasil kerjasama
7. Masyarakat
8. Sponsor yang tidak mengikat dan sah
3) Dana KKG/MGMP hanya dapat digunakan untuk membiayai:
1. Program rutin
2. Program pengembangan
4) Pertanggungjawaban keuangan KKG/MGMP mengacu pada sistem
pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kelemahan dalam pembiayaan mencangkup ketidak ajekkannnya sumber
dana yang masuk membuat hal ini menjadi salah satu perhatian dan sulitnya
mencari sponsor untuk kegiatan kegiatan positif terkadang. Selain itu dalam suatu
organisasi khususnya tentang keuangan atau pembiayaan mengenai audit adalah
hal penting. Hal ini di lakukan untuk menjada kebersihan keuangan dari hal hal
130
negatif. Belum terlaksananya audit internal maupun eskternal merupakan suatu
kelemahan pada sebuah organisasi.
4.3 Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian
4.3.1 Keterbatasan Penelitian
Hal-hal yang menjadi hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan penelitian
yang dialami oleh peneliti tidak terlepas dari keterbatasan, serta kesulitan yang
dapat tumbuh dari diri sendiri maupun dari orang lain adalah sebagai berikut:
1) Responden kurang terbuka dalam menjawab pertanyaan yang tanyakan
oleh peneliti seperti halnya tentang pembiayaan yang ada.
2) Waktu penelitian yang sangat singkat, terlebih peneliti sendiri merupakan
pegawai daerah khususnya di bidang pengajaran membuat jadwal
pelaksanaan penelitian dan jadwal untuk pekerjaan salah hal sulit dan
salah keterbatasan peneliti.
4.3.2 Kelemahan Hasil Penelitian
Adapun kelemahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1) Peneliti tidak dapat menjelaskan secara detail tentang tatakelola progam
MGMP di kota Semarang khususnya di pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan, karena waktu penelitian yang cukup singkat dan cukup sulitnya
koordinasi mengenai tentang subtansi penelitian.
2) Hasil pengumpulan data merupakan gabungan pernyataan-pernyataan dari
informan yang masih minim (tidak sepenuhnya diinformasikan kepada
peneliti) sehingga kesimpulan yang diperoleh memiliki keterbatasan.
131
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Bedasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan serta pada pengolaan
data untuk hasil yang diperoleh menggunakan analisis SWOT dalam metode
perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strength),
kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang
terjadi dalam sebuah organisasi, atau mengevaluasi lini-lini. Maka selanjutnya
diperoleh simpulan yang terjadi mengenai progam MGMP pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di kota Semarang. Adapun simpulan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1) Kekuatan; sesuai hasil penelitian dan pembahasan MGMP pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang memiliki administrasi
ADRT, visi misi dan progam serta tata kelola di lakukan sesuai standar
yang berlaku, selain itu invertaris dalam pengelolaan sarpas diterapkan dan
kelola pembiayaan dilakukan secara trasparan.
2) Peluang; sesuai hasil penelitian dan pembahasan MGMP pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang adalah dengan adanya
kegiatan-kegiatan rutin dengan tujuan mengembangkan kualitas SDM guru
PJOK dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan tata kelola yang baik
dapat meningkatkan kepercayaan pihak eksternal.
3) Kelemahan; sesuai hasil penelitian dan pembahasan MGMP pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang adalah koordinasi dan
132
tata kelola yang terbatas di situasi pandemi membuat kinerja MGMP
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang berjalan
kurang baik.
4) Ancaman; sesuai hasil penelitian dan pembahasan MGMP pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang adalah dalam situasi
pandemi tidak terlaksananya progam-progam yang sudah ada dan tidak
terlaksananya kegiatan-kegiatan dari berbagai lini di MGMP pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang.
5.2 Implikasi Hasil Penelitian
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MGMP pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di kota Semarang maka dapat di kemukakan implikasi
penelitian sebagai berikut:
1) Untuk guru memberikan motivasi kepada para guru agar mengikuti setiap
kegiatan belajar-mengajar di sanggar dan meningkatkan kemampuan dan
kemahiran guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar,
memberikan pelayanan konsultatif yang berkaitan dengan kegiatan belajar-
mengajar serta menunjang pemenuhan kebutuhan guru yang berkaitan
dengan kegiatan belajar-mengajar. Selain itu menyebarkan informasi
tentang segala kebijakan yang berkaitan dengan usaha-usaha pembaharuan
pendidikan; serta merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan
melaporkan hasil kegiatan MGMP.
133
2) Untuk lembaga yang baik tentunya dilakukan dengan managemen yang
berkualiatas dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang ada serta
teknologi untuk tercapainya koordinasi yang optimal.
3) Inovasi yang membangun dan memberikan unsur keajekan serta ketlatenan
dalam manajemen sangat diperlukan dalam setiap progam yang dilakukan.
Perlunya hal ini juga menjadi faktor terciptanya managemen yang baik
sehingga berdampak pada pembelajaran yang aktif dan bermutu.
5.3 Saran
Bedasarkan hasil penelitian dan fakta yang terkait dengan MGMP
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di kota Semarang. Maka selanjutnya
peneliti dapat meberikan saran yang terkait dengan kekuatan (Strength),
kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat). Adapun
saran yang dapat direkomendasikan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Untuk organisasi, hasil penelitian ini sebagai masukan atau evaluasi
terhadap proses terlaksananya manajemen MGMP pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan di kota Semarang agar implementasi menjadi lebih
baik.
2) Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian, terkait dengan analisis
MGMP, hendaknya melakukan penelitian yang berkenaan dengan hal-hal
yang objektif dan dapat memberikan sumbangan ilmiah serta rekomendasi
yang bersifat inovatif serta membangun.
134
DAFTAR PUSTAKA
Afif, U. M. (2017). Identifikasi Bakat Olahraga pada Siswa Sekolah Dasar Negeri
di Desa Manonjaya Kecamatan Manonjaya Kabupaten
Tasikmalaya. Journal of Physical Education and Sports, 6(3), 291-298.
Amalia, H. (2019). Manajemen Pengembangan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) Sebagai Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
PAI. Jurnal Darussalam: Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran
Hukum Islam, 11(1), 132-147.
Amirudin, M. (2017). Manajemen Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
dalam Peningkatan Kompetensi Guru Akidah Akhlak MTsN Klaten di
Gergunung Klaten Utara Kabupaten Klaten Tahun 2017. (Tesis.
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta) diakses dari
http://docplayer.info/63419852-Tesis-manajemen-musyawarah-guru-mata-
pelajaran-mgmp-dalam-peningkatan-kompetensi-guru-akidah-akhlak-mtsn-
klaten-di-gergunung-klaten-utara.html
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Atmaka, Dri. (2004). Tips Menjadi Guru Kreatif. Bandung: Yrama Widya.
Azis, Tabah A &.Kumaat, Noortje A. (2020). Evaluasi Analisis Swot Pembinaan
Prestasi Cabang Olahraga Hoki Di Kabupaten Gresik. Jurnal Kesehatan
Olahraga Vol. 08. No. 04, Edisi Desember 2020, hal 255 – 262 diakses pada
tanggal 06 April 2022 dari https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
kesehatan-olahraga/article/download/37798/33846
Bagong, Suyanto dan Sutinah, (2011). Metode Penelitian Sosial Sebagai
Alternatif Pendekatan edisi Revisi. Jakarta : Kencana
Burhanuddin, dkk. (2006). Supervisi Pendidikan dan Pengajaran. Malang: FIP
Universitas Negeri Malang.
135
Creswell, John W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Pedoman Penyelenggaraan
MGMP. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. (2008).
Penulisan Modul. diakses pada 13 Maret 2021, dari
https://teguhsasmitosdp1.files.wordpress.com
Faizal, M. (2015). Efektivitas Forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp)
Geografi Terhadap Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Mata
Pelajaran Geografi Sma Negeri Di Kota Semarang. Edu Geography, 3(6).
Fitrianingrum, D. (2015). Pengelolaan Program Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) IPA Tingkat SMP di Kabupaten Bantul, Jurnal
Manajemen Pendidikan, 4 (8). Diakses pada 16 Juni 2021 dari
https://eprints.uny.ac.id/28249/
Ghony, M.D. dan Almanshur, F. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Hamzah, H. (2012). Efektivitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP dalam Meningkatkan Kompotensi
Guru di Kota Palopo (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar).
Herdiansyah, Haris. (2013). Wawancara, Observasi, Dan Focus Groups. Jakarta:
Rajawali Pers.
Hermansyah. (2018). Analisis Kebijakan pemerintah daerah terhadap pembinaan
dan pengembangan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
SMP di kabupaten sumbawa barat. (Tesis Program Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang, Semarang)
Hidayat, Y. (2017). Pengaruh Pelaksanaan Kebijakan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran Bahasa Inggris terhadap Manajemen Pembelajaran dalam
Mewujudkan Kinerja Guru, Jurnal Publik: Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu
Administrasi Negara, 11(2), 279-290.
136
Islamy, M. Irfan. (2004). Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara.
Jakarta: Bumi Aksara.
Komariah, S. (2021). Optimalisasi Peran Mgmp Internal Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pembuatan Administrasi Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan
Indonesia, 6(1).
Majid, A. (2013). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhajirin, M., Prihatin, T., & Yusuf, A. (2017). Pengaruh Supervisi Akademik
Dan Partisipasi Guru Pada MGMP Melalui Motivasi Kerja Terhadap
Profesionalisme Guru SMA/MA. Educational Management, 6(2), 170-
177.
Mulyadi, Dedy. (2016). Administrasi Publik dan Pelayanan Publik. Bandung:
Alfabeta
Mulyasa, E. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, Enco. (2007). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Nisak, Z. (2013). Analisis SWOT untuk Memenuhi Strategi Kompetitif. Jurnal Ekbis
diakses online pada tanggal 07 Apri -2022 dari (PDF) ANALISIS SWOT UNTUK
MENENTUKAN STRATEGI KOMPETITIF | Citra Meilani - Academia.edu
Nurcholis, H. (2007). Teori dan Praktik: Pemerintahan dan Otonomi Daerah.
Jakarta: Grasindo.
Nurhasan, dkk. (2005). Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani (Bersatu
Membangun Manusia yang sehat Jasmani dan Rohani). Surabaya: Unesa
University Press.
Nurlaeli, Y., & Saryono, O. (2018). Efektivitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) Dalam Meningkatkan Kinerja Mengajar Guru Bahasa
Inggris. Indonesian Journal Of Education Management & Administration
Review, 2(2), 309-318.
Purwanto, M. N. (2014). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
137
Ramlan, F. (2019). Efektifitas Implimentasi Program Revitalisasi Mgmp Sebagai
Media Meningkatkan Kompetensi Guru Bahasa Inggris Di Kabupaten
PidiE. Jurnal Sosial Humaniora Sigli, 2(2), 42-49.
Rangkuti, Freddy. 2014. Teknik membedah kasus bisnis analisis SWOT. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Riza, A. N., & Rustiana, E. R. (2015). Kontribusi Disiplin Kerja, Supervisi
Akademik Dan Partisipasi Guru Dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(Mgmp) Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Penjasorkes Smk Di
Kabupaten Jepara. Journal Of Physical Education And Sports, 4(2).
Salmawati, S., Rahayu, T., & Lestari, W. (2017). Kontribusi Kompetensi
Pedagogik, Kompetensi Profesional Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Guru Penjasorkes SMP Di Kabupaten Pati. Journal Of Physical Education
And Sports, 6(2), 198-204.
Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Jakarta: PT
Pajar Interpratama.
Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahrga dan Kesehatan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Siagian, Sondang P. (2008). Manajemen Strategik, Cetakan Kedelapan. Bumi
Aksara: Jakarta
Sopiyana, M., & Sugiyono, S. (2015). Efektivitas Kinerja Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP) Ekonomi SMA Di Kabupaten Boyolali. Jurnal
Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 3(2), 241-249.
Sudrajat, A. (2010). Standar Penyelenggaran MGMP dan KKG. diakses pada 16
Maret 2021 dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/10/25/standar-
penyelenggaran-kkgmgmp/)
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
138
Sulaeman, A. A. (2016). Peran Program Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (Mgmp Ipa) Dalam. Science Tech:
Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, 2(2), 51-60.
Supardi. (2014). Kinerja Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Supriyono, Widodo. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sutarto. (1998). Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press
Sutrisno, B. (2009). MGMP Inovasi Pendidikan. Diakses pada 20 Juli 2021 dari
http://budisutrisnompd.blogspot.com/2009/05/mgmp-inovasi-pendidikan.html
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
Uno, Hamzah B, dan Nina Lamatenggo. (2012). Teori Kinerja Dan
Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Wahyuningtyas, A. (2014). Pengaruh Persepsi Guru tentang Pelatihan dan Iklim
Kerja terhadap Kinerja Guru (Studi pada Guru SMKN 1 Turen). (Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang).
Wiyono, I., Rumini, R., & Fakhruddin, F. (2018). Physical Education Teacher
Professional Competence in Traditional Game Learning of Elementary
Schools in Kudus. Journal of Physical Education and Sports, 7(2), 152-
157.
111
Lampiran 1. Surat Keterangan Dosen Pemimbing.
112
Lampiran 2. Dokumentasi Pemantauan di Lapangan.
113
Lampiran 3. Persetujuan Penguji Proposal Tesis
114
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian
115
Lampiran 5. Surat Keputusan Dinas Penetapan Susunan Pengurus
116
117
118
Lampiran 6. Pengurus MGMP Penjasorkes Kota Semarang
119
Lampiran 7. ADRT MGMP Penjasorkes Kota Semarang
120
121
122
123
124
125
Lampiran 8. Program Kerja MGMP Penjasorkes Kota Semarang
126
127
Lampiran 9. Transkip Wawancara
128
129
130
131
132
133
134
135
136