menghadapi banyak masalah yang datang dan
menyulitkan. Mungkin suatu saat kita akan terjebak dan
tidak tahu kapan dan bagaimana untuk menyelesaikannya.
Jangan biarkan semua itu menjebak kita dan merusak
seluruh kerja keras kita sebagai ujung tombak dari sebuah
lembaga pendidikan. Jadikanlah setiap masalah atau
rintangan sebagai peluang, bukan permasalahan.
Rintangan adalah bagian dari perjalanan yang sukses.
Sebuah peluang tidak akan kita dapatkan jika tidak ada
rintangan.
Contohnya, di masa pandemi virus corona yang
melanda bumi tercinta kita ini, banyak sekali rintangan
yang mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran di
setiap jenjang pendidikan. Yang mana pemerintah
mengambil kebijakan, bahwa kegiatan pembelajaran yang
biasanya dengan luring atau tatap muka diganti dengan
kegiatan daring atau secara online. Hal itu menjadi kendala
tersendiri bagi seorang pendidik. Maka hal tersebut
menuntut seorang pendidik harus berinovasi agar kegiatan
pembelajaran harus terus berjalan walaupun secara daring.
Pendidik harus dituntut untuk bisa memanfaatkan
teknologi. Rintangan dan hambatan ini harus dijadikan
peluang untuk terus berinovasi dan berkreatifitas untuk
maju demi kemajuan sebuah lembaga pendidikan yang
diampunya.
Banyak yang bisa dilakukan oleh seorang pendidik
dengan memanfaatkan teknologi internet. Kita bisa
menyampaikan materi dengan berbagai aplikasi seperti
whatsapp, zoom meeting, google classroom, e-learning.
Kitapun bisa tetap melaksanakan evaluasi penilaian harian
93
secara daring menggunkan google form. Dan masih
banyak lagi teknologi yang bisa kita manfaatkan untuk
berlangsungnya kegiatan pembelajaran di tengah-tengah
pandemi ini yang belum usai juga.
52. Kerjasama dan Koordinasi yang Baik di antara Unit
Kerja
Kerja yang efektif dan efisien sangatlah dibutuhkan
untuk mencapai suatu tujuan organisasi atau lembaga
pendidikan. Kerjasama dan koordinasi yang dimaksud
adalah suatu hal yang sifatnya mampu menciptakan sinergi
yang berkeseimbangan antara satu pihak dengan pihak lain
dalam suatu unit kerja, baik itu pemimpin dengan
bawahannya atau bawahan dengan bawahan, sehingga
tercipta suatu kesatuan tindakan yaitu kesatuan dalam
tindakan usaha, penyesuaian antar bagian, keseimbangan
antar satuan, keselarasan dan sinkronisasi. Kerjasama dan
koordinasi di sini juga berhubungan dengan kepemimpinan
dari suatu organisasi, baik organisasi dalam pendidikan
maupun di luar pendidikan.
Agar dapat tercipta suatu kerjasama dan koordinasi
yang baik antara unit kerja, maka setiap unit kerja harus
memahami tentang karakteristik, prinsip, syarat-syarat dan
manfaat dari dari sebuah kerjasama dan koordinasi.
a. Karakteristik, yaitu tanggungjawab koordinasi terletak
pada pimpinan, bekerjasama, dan proses yang terus-
menerus.
b. Prinsip, yaitu harus dimulai dari tahap perencanaan
awal dan menciptakan iklim yang kondusif bagi
kepentingan bersama.
94
c. Syarat-syarat, yaitu memiliki perasaan untuk
bekerjasama, melakukan persaingan atau lomba untuk
mencapai kemajuan, dan harus saling menghargai satu
sama lain.
d. Manfaat, yaitu menghilangkan dan menghindarkan
perasaan terpisahkan satu sama lain antara pengawas,
kepala sekolah, guru dan para personalia, serta
menghindarkan sifat egois.
53. Kemampuan Menciptakan Daya Beda (Good
Something Different) / Make A Difference
Merupakan salah satu strategi dalam pemasaran
pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kepuasan
kepada masyarakat dan mempunyai jaringan yang luas,
sehingga suatu lembaga pendidikan dapat ciptakan suatu
daya beda baik dalam bidang mutu maupun layanan jasa
yang lainnya. Menciptakan daya beda sangatlah penting
dalam suatu istitusi atau suatu lembaga pendidikan, salah
satu faktor yang menentukan terciptanya daya beda adalah
sumber daya sekolah. Faktor ini mampu membentuk atau
menciptakan suatu program sekolah yang memiliki sifat
inimitable (sukar ditiru). Program yang bersifat inimitable
tersebut adalah salah satu hal yang potensial dan dapat
menjadikan institusi memiliki daya beda yang baik.
Program tersebut merupakan faktor pembeda yang dapat
mempengaruhi pelanggan potensial (siswa) dalam
mempertimbangkan institusi pendidikan yang akan dipilih.
54. Pemasaran Pendidikan melalui Event-event Penting
Promotion (Promosi) merupakan salah satu faktor
penentu keberhasilan program pemasaran. Betapapun
95
berkualitasnya suatu produk, apabila konsumen belum
pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk
tersebut akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak
akan pernah membelinya. Kegiatan promosi sendiri dapat
dilakukan melalui media komunikasi massa misalnya;
koran, majalah, televisi, papan reklame, dan gambar
tempel. Adapun program yang sering diliput adalah ketika
ada even-even tertentu,
Berikut even-even yang bisa dilakukan dalam
rangka strategi pemasaran pendidikan baik yang dilakukan
di dalam lembaga maupun diluar lembaga:
a. Mengikuti lomba-lomba dibidang intrakurikuler
seperti: olimpiade matematika, IPA, IPS, lomba
pidato bahasa Inggris, dan bahasa Arab, Seni Baca
Qur’an, tahfiz. Sedangkan dibidang ekstrakurikuler
seperti: mengikuti lomba beladiri, lomba kaligarafi,
lomba qiro’ah dan lomba ceramah. Ketika sekolah
mendapatkan kejuaraan maka perlu mengapresiasikan
sekaligus mempromosikan kejuaraan tersebut kepada
masyarakat yang bisa dilihat di media, online mapun
cetak.
b. Melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat sesuai masing-masing di bidangnya.
Seperti melakukan kegiatan pentas seni, zakat fitrah,
penyembelihan kurban. Daging kurban dibagikan
kepada masjid atau mushalla yang berada di sekitar
Sekolah/Madrasah. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk membagi kebahagian dengan orang lain, selain
membuat siswa semakin mempunyai rasa sikap peduli
terhadap sesama, masyarakatpun juga semakin
96
percaya bahwa Sekolah/Madrasah memiliki siswa-siswi
yang baik dan taat beribadah.
c. Memberikan santunan terhadap anak yatim piatu di
sekitar lingkungan Sekolah/Madrasah. Penyantunan ini
bisa berupa pakaian, alat tulis, buku, sepatu, tas dan
makanan. Dengan demikian masyarakat semakin
percaya kepada sekolah/madrasah.
d. Melaksanakan bakti sosial terhadap masyarakat sekitar.
Seperti bakti sosial kepada para lansia yang ada
disekitar lingkungan sekolah/madrasah dengan
memberikan pakaian, alat pertanian dan obat-obatan
pertanian. Pelaksanaan bakti sosial ini bertujuan untuk
melatih para siswa agar mempunyai rasa peduli kepada
sesama, selain itu bakti sosial ini bertujuan untuk
menunjukkan kepada masyarakat bahwa para siswa
dan siswi Sekolah/madrasah memiliki jiwa sosial
yang tinggi serta rasa peduli yang tinggi.
e. Melakukan kegiatan magang (mengajar TPA, privat,
olah raga, kesenian) ke masyarakat yang dilakukan
oleh para siswa yang berprestasi dibidang keagamaan,
pengetahuan umum, olah raga dan prestasi bidang
kesenian. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih mental
dan kepercayaan diri siswa, kegiatan ini merupakan
salah satu strategi pemasaran. Selain itu melatih
mental siswa, siswa juga jadi mengerti kalau ilmu
itu bermanfaat bagi oranglain.
f. Mengadakan PHBI atau PHBN dengan mengundang
masyarakat sekitar, sehingga terjadi hubungan baik
antara Sekolah/madrasah dengan masyarakat,
97
masyarakan akan semakin percaya dan berusaha ikut
membesarkan pendidikan ditempat tersebut.
55. Penciptaan Produk Baru dan Keunggulan Kompetitif
Produk yang inovatif dapat menghantarkan sebuah
perusahaan untuk memperoleh kesuksesan jangka panjang.
Untuk mendapatkan sebuah produk yang inovatif
perusahaan harus melalui proses pengembangan produk,
atau new product development dengan penuh kreativitas
namun juga kehati-hatian.
Keberadaan produk atau jasa baru cukup penting
bagi sebuah perusahaan. Beberapa fungsi penting produk
atau jasa baru adalah:
a. Produk atau jasa baru dapat membuka pasar yang
benar-benar baru.
b. Produk atau jasa baru bisa menggantikan produk yang
ada saat ini.
c. Mengambil alih produk atau jasa lama yang masih
ditawarkan perusahaan.
d. Mampu melebarkan pasar perusahaan.
e. Meningkatkan penggunaan sumber daya perusahaan.
f. Mengantarkan perusahaan ke pasar atau segmen baru.
g. Meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan
para distributornya,
h. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar
perusahaan.
Competitor Positioning, positioning dikaitkan
dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama.
Madrasah dalam hal ini memposisikan diri terhadap
pesaing utama dengan berupaya membuat produk
pendidikan maupun layanan yang berbeda yang dapat
98
dikenal sebagai ciri khas atau produk unggulan yang
membedakannya dengan sekolah madrasah yang menjadi
pesaing. Dalam penempatan positioning, posisi nilai
produk dapat berubah sejalan dengan perubahan preferensi
customer atau pilihan yang diinginkan oleh siswa atau
orang tua siswa dan juga strategi pesaing. Oleh karena itu
keputusan positioning harus terkait dengan program
pemasaran guna mendapatkan respon pasar sesuai dengan
yang diharapkan.
Produk pendidikan maupun layanan yang berbeda
yang dapat dikenal sebagai ciri khas atau produk unggulan
yang membedakannya dengan sekolah madrasah yang
menjadi pesaing, di antaranya:
a. Menciptakan budaya disiplin, kebersihan dan keasrian
lingkungan yang merupakan gambaran pengamalan
nilai-nilai keislaman
b. Menciptakan suatu cirikhas dimana kemampuan siswa
dalam membaca kitab kuning sampai pada tingkat
mahir, terdapat muatan materi pelajaran agama yang
spesifik dan tidak ditemui pada madrasah yang lain
sehingga menjadi daya tarik tersendiri
c. Mencetak calon da’i yang handal
d. Mencetak siswa siswi penghafal Al Quran
e. Menyediakan Asrama bagi siswa yang membutuhkan
rumah kos.
f. Menyediakan kantin sekolah
g. Menyediakan kendaraan antar jemput siswa lokal
h. Mendirikan badan usaha milik sekolah yang
menyediakan semua kebutuhan siswa dan seluruh
karyawan bahkan masyarakat sekitar
99
i. Menyediakan sarana dan prasarana olah raga yang
lengkap misal kolam renang.
j. Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi,
membiayai pendaftaran ke sekoalah jenjang berikutnya.
k. Memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi
l. Melakukan kegiatan- kegiatan keislaman: Tadarus Al –
Quran, sholat berjamaah, peringatan hari besar Islam,
dan sebagainya
m. Melaksanakan latihan dasar kepemimpinan siswa
(LDKS)
n. Melakukan kunjungan studi wisata
o. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler: futsal, volley,
badminton, tenis meja
p. Menghasilkan lulusan dengan memuaskan
q. Tempat strategis dan mudah dijangkau
r. Mengadakan pelepasan lulusan di luar kota.
56. Menghindari Kejenuhan Konsumen / Pasar
Kejenuhan merupakan sebuah kondisi psikologis
yang natural, dialami setiap manusia pada satu titik dimana
saat itu merasakan kebosanan di berbagai aspek dalam
kehidupannya. Biasanya ini terjadi karena sesuatu tersebut
berjalan monoton (ajeg) tanpa kreasi, inovasi dan variasi.
Ketika kita mendapatkan sesuatu yang sama dan terus–
menerus dalam jangka waktu yang tidak sebentar, pasti
akan mengalami kejenuhan dan pada titik tertentu persepsi
ketertarikan terhadap sesuatu akan menurun.
Semua manusia pastinya mengalami titik kejenuhan,
kecuali kita mampu menyikapinya dengan benar, baik dan
bijak. Jika kita mengalami titik jenuh, maka berhentilah
sejenak dan jeda sebentar untuk mengumpulkan kembali
100
energi positif, menyegarkan tubuh dan pikiran kita untuk
menemukan sesuatu yang baru. Jeda bukan berarti
berhenti, namun tetap kembali beraktivitas dengan sesuatu
yang baru dan yang lebih menarik.
Dalam dunia pendidikan era globalisasi ini, yang
juga zaman dimana sekolah/madrasah mengalami iklim
kompetitif yang cukup tinggi. Disini, diperlukan strategi
dalam memasarkan produk jasa pendidikan agar lembaga
bisa selalu eksis dan survive serta memiliki daya tarik
tersendiri terutama dari segi kualitas sehingga kebutuhan
dan keinginan konsumen tercukupi.
Sebagai marketer Pendidikan, yang didalamnya
terdapat konsumen Pendidikan yaitu peserta didik, wali
murid serta masyarakat yang harus kita jaga dengan
sebaik–baiknya, kita layani dengan setulus hati, agar
konsumen tersebut tidak mengalami kejenuhan, maka
strategi kita sebagai marketer/pemasar Pendidikan,
terutama dari pihak madrasah haruslah tanggap dengan
kebutuhan, keinginan yang diharapkan mereka,
diantaranya dengan cara:
a. Selalu mengupgrade & meningkatkan pelayanan
dengan sepenuh hati dan maksimal
b. Selalu mengupgrade ilmu dengan meningkatkan
kompetensi guru.
c. Memunculkan produk unggulan. Jika sudah memiliki
program unggulan, maka tingkatkan pelayanan, bila
perlu ada pengembangan program.
d. Memberikan / menerapkan metode pembelajaran yang
kreatif, inovatif serta variatif dalam mengajar.
e. Memanfaatkan TIK untuk pembelajaran di era global.
101
f. Mengganti tampilan madrasah secara berkala
(pengecatan, penataan tempat, dll).
g. Memperhatikan penampilan pendidik (baik busana
ataupun gaya bicara, serta perilaku).
h. Mengadakan event / kegiatan / lomba madrasah dalam
PHBI, PHBN, Harlah) yang berbeda dari tahun ke
tahun meski dengan tema yang sama baik untuk guru,
siswa maupun wali murid.
i. Mengadakan refreshing family gathering keluarga
madrasah dalam jeda tahun pelajaran.
57. Responsif / Mendengar dan Menindaklanjuti Keluhan
Konsumen
Tabiat manusia salah satunya adalah suka mengeluh,
dan ini memang tertuang dalam firmanNya dalam QS.Al
Ma’aarij ayat 19-20, yang berbunyi:
“Sungguh manusia diciptakan bersifat mengeluh”,
“Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah”.66
Jadi, sudah menjadi fitrah manusia itu suka mengeluh,
secara hakiki ini adalah wujud/tanda manusia yang kurang
mensyukuri nikmat Allah. Namun di ayat lain Allah
mengingatkan kita, bahwa Dia tidak akan membebani
seseorang, karena ujian hidup itu sesuai dengan
kesanggupan kita masing–masing.
Berbeda dalam dunia pendidikan, manakala
konsumen pendidikan baik itu dari wali murid maupun
66 RI, Depag, Op.Cit.
102
masyarakat mengeluh atas pelayanan dan produk kita,
maka sebagai Marketer harus cepat tanggap atas keluhan
tersebut. Keluhan muncul jika apa yang kita
berikan/layanan pendidikan kita kurang memuaskan,
kurang maksimal dan mengalami penurunan secara
kualitas, juga ada hal yang tidak sesuai dengan janji atau
promosi di awal. Ini dengan berbagai cara diantaranya:
a. Memahami karakter & tingkat kepuasan konsumen
sehingga dalam mengatasi keluhan dengan cara
masing–masing.
b. Mendengarkan & menerima keluhan dengan tenang,
lapang dada dan bijak tanpa amarah.
c. Bertanggungjawab atas keluhan dengan memberikan
klarifikasi/ penjelasan.
d. Menindaklanjuti keluhan dengan memperbaiki kualitas.
e. Memberikan ucapan terima kasih dan permohonan
maaf dengan cara meningkatkan pelayanan lebih
optimal.
f. Meningkatkan komunikasi dan perhatian yang lebih.
58. Ibda’ Binafsik / Pemasaran Internal / Keterlibatan
Total dari Semua Personil Sekolah / Madrasah
Kita semua harus memahami tentang pemasaran dan
memiliki minat serta niat dalam memasarkan produk yang
dihasilkannya, karena keterlibatan semua unsur personel
perusahaan/lembaga akan membawa pada kesuksesan
pemasaran perusahaan/lembaga tertentu, mereka harus ikut
membangun brand image perusahaan/lembaga yang baik
di mata konsumen. Untuk memunculkan brand image
maka dimulai dari diri kita sendiri.
103
Ibda’ binafsik tsumma man ta’ulu, mulailah dari
dirimu , kemudian kepada orang yang dibawah tanggung
jawabmu.67 Memang hadits rasulullah tersebut
mengajarkan kepada kita, bahwa ketika kita akan
melakukan perubahan yang lebih baik, maka yang paling
utama adalah dimulai dari diri kita sendiri yang
melakukan. Berubah itu berisiko, namun akan lebih
berisiko jika tidak ada perubahan, tentunya perubahan
kearah yang positif dan dinamis.
Sebagai marketer kita harus berupaya semaksimal
mungkin mampu memberikan uswah hasanah/keteladanan
yang baik, dari ucapan, perilaku serta sikap kita selalu
munculkan yang positif dan inspiratif. Dan ini
membutuhkan sebuah kesabaran dan ketekunan. Jika kita
telah bisa memberikan keteladan yang baik, maka apa
yang kita sampaikan akan dipercaya oleh orang lain.
Bertekad untuk mengubah diri, otomatis akan merubah
kebiasaan. Jadikan kegiatan ataupun produk yang kita
pasarkan memiliki manfaat yang tinggi.
Dalam menciptakan brand image (gambaran
symbol–symbol) pendidikan, maka dibutuhkan
kekompakan antar personil untuk melakukan pembiasaan–
pembiasaan yang menjadi ciri khas dan tidak dimiliki oleh
Lembaga lain. Hal ini pula erat kaitannya dengan
peningkatan 7P yang berarti produk, harga, tempat,
promosi, orang, dan proses. Sehingga dalam persaingan
67 Hadits Riwayat Ahmad dan Muslim.
104
mutu layanan pendidikan bagi masyarakat kita mampu
menjadi yang terdepan. Menciptakan brand image dalam
sebuah lembaga pendidikan di antaranya:
a. Membuat satu ciri khas baik/positif dengan sebuah
slogan atau Tagline.
b. Selalu mengejar prestasi, menjunjung budi pekerti.
c. Mengadakan seragam yang berbeda, dengan yang lain
dari model atau identitas lembaga tersebut.
d. Selalu mempublikasikan kegiatan dan kejuaraan dalam
rangka tahadduts bin ni’mah.
e. Selalu menjalin silaturrahim dengan alumni dan
mengantarkan mereka ke jenjang lebih tinggi.
59. Pertahankan Konsumen dan atau / Tambah Konsumen
Baru
Tidak dapat dipungkiri bahwa kepuasan konsumen
adalah merupakan hal yang sangat penting untuk
menunjang usaha, karena kepuasan pelanggan berperan
penting untuk mendapatkan usaha. Kepuasan konsumen
sangat berpengaruh bagi kelangsungan usaha yang kita
jalankan.
Apabila konsumen mendapatkan kepuasan dari
produk atau jasa yang dipasarkan maka kemungkinan
besar konsumen akan terus datang dari masa ke masa,
namun sebaliknya jika konsumen tidak merasa puas
dengan produk atau jasa yang dipasarkan maka niat para
konsumen untuk kembali memakai produk kita akan
berbalik dan tidak ingin kembali ketempat kita malah
pindah ke tempat lain.
105
Agar konsumen tetap eksis terhadap produk kita,
maka konsumen perlu perlakuan sebagai berikut:
a. Memberikan Perhatian Khusus
Hal yang sering dilakukan oleh orang hanyalah
tentang penawaran yang diberikan bagaimana
penawaran itu dapat menarik para pelanggan, namun
tidak memerhatikan kebutuhan pelanggan hal apa saja
yang diinginkan pelanggan.
b. Menciptakan Hubungan yang Saling Menguntungakan
Satu Sama Lain (Simbiosis Mutualisme)
Sebagai produsen kita tidak boleh hanya
mementingan keuntungan diri sendiri karena pelanggan
jaman sekarang sudah semakin cerdas dalam memilih
produk yang akan mereka beli. Sebaiknya kita menjalin
hubungan dengan baik dengan pelanggan dengan
memberikan keuntungan satu sama lain.
c. Melakukan Follow Up Pasca Penjualan
Mecatat kembali siapa saja konsumen yang
datang ke tempat usaha kita bukan hanya mencari
paelanggan yang baru saja.
d. Menawarkan Program Menarik untuk Mejaga Loyalitas
Konsumen
Seperti pada pusat perbelanjaan lainnya yang
menawarkan program menarik seperti kartu
keanggotaan ataupun lainnya. Kita juga bisa
menawarkan program kartu keanggotan (member)
kepada pelanggan. memberikan penawaran seperti
diskon dan bonus tertentu jika konsumen memiliki
kartu keanggotaan (member) tersebut.
106
e. Memberikan Keuntungan kepada Konsumen /
Pelanggan Setia
Tidak hanya melakukan penawaran saja, namun
juga melakukan program lainnya yang dapat
menguntungkan pelanggan/konsumen maupun diri
sendiri. Seperti membuka peluang reseller terhadap
pelanggan yang setia. Dengan cara demikian
pelanggan/konsumen mendapatkan keuntungan dan kita
juga mendapat pelanggan baru dari bisnis reseller
tersebut.
60. Kuasai Cara ‘Berdagang’ yang Baik / Tukar-menukar
yang Saling Menguntungkan
Berdagang merupakan suatu kegiatan yang sering
kita jumpai dikehidupan masyarakat, karena berdagang
merupakan suatu penghasilan masyarakat dan profesi yang
sangat disukai oleh Nabi Muhammad SAW. Pernahkah
kita merasa ingin tau bagaimana cara berdagang yang baik
dan menguntungkan? Ya, tentunya kita memerlukan
beberapa pedoman untuk mengawali kiat-kiat usaha
dagang. Apalagi berdagang di zaman sekarang, dimana
perdagangan kian meluan hingga mencapai perdagangan
internasional. Selain mengetahui tujuan perdagangan
internasional, kita juga harus tau apa saja yang dibutuhkan
agar tetap bisa bersaing dengan usaha yang kita miliki.
Maka dari itu kita harus mengetahui bagaimana cara
berdagang yang baik dan benar serta menguntungkan,
sebagaimana terangkum di bawah ini:
a. Kuasai Pasar
Kuasai pasar yang kita jalani, dikandung maksud
kita harus menguasai pasar yang menjadi tarjet
107
berdagang. Untuk dipercaya sebagai pemasok utama
tentunya harus memiliki reputasi dan nama yang bagus.
Ini membutuhkan modal modal dan usaha yang
mumpuni untuk membangun image tersebut.
b. Pelajari Pesaing
Kita juga harus mengetahui kelemahan dan
kekuatan para pesaing yang juga menjual dan
memmperdagangkan produk yang sama. Karena
mengenal keinginan dan keluhan pembeli akan poduk
dagangn adalah suatu hal yang penting dalam cara
berdagang yang baik dan menguntungkan.
c. Kurangi Sifat Bossy
Sifat ini akan merugikan jika dalam ditrapkan di
dunia perdagangan. Kita tau bahwa pembeli adalah raja
yang harus kita layani sebaik-baiknya.
d. Visi dan Misi
Tips lain dari cara berdagang yang baik dan
menguntungkan adalah dengan menentukan sebuah visi
maupun misi dari usaha dagang. Ini juga menjadi salah
satu syarat mendirikan usaha dagang yang biasa di
pakai sebagai acuan. Agar visi dan misi dari berdagang
bisa kita dapatkan maka cobalah pertanyaan sederhana
ini kepada diri kita sendiri “kenapa saya harus
berdagang?” atau “apa gunanya saya berdagang?”. Jika
kita bisa menjawab pertanyaan tersebut maka tentunya
kita mengetahui dengan jelas visi serta misi kita
kedepannya. Pencapaian sebuah target adalah kegunaan
dari visi maupun misi yang kita buat.
108
e. Berinovasi dan Berkreasi
Kita harus selalu kreatif agar pelanggan tetap setia
bersama dengan usaha dagang kita dan membeli produk
kita bukan? Ini adalah sebuah daya tarik bagi
daganagan kita agar selalu laris dan sukses di pasaran.
Lakukanlah beberapa inovasi maupun kreasi yang tidak
sama dengan para pesaing agar kita memiliki ciri khas
tersendiri di mata pelanggan. Usaha kita akan mudah
hancur oleh perkembangan zaman jika tidak mengalami
perubahan.
f. Kerja Keras
Tidak ada yang memungkiri bahwa sebuah
kesuksesan tidak luput dari kerja keras pelaku usaha
tersebut. Jika kita ingin dagangan kita menjadi laku dan
menguntungkan kita harus lebih bekerja keras dan
berusaha semaksimal mugkin.
g. Investasi
Jangan mudah berbangga hati dengan jumlah
keuntungan yang kita peroleh. Namun tirulah sebagian
banyak pedagang yang sukses dimana keuntungan
mereka jadikan sebagai modal investasi dagangan
mereka lagi.
h. Hobi
Jangan mengangap dagang adalah sebuah
keharusan, namun cobalah membuat dagangan menjadi
sebuah hobi yang akan kita jalankan dengan senag hati.
Kita bisa menjalaninya tanpa harus terlalu tertekan
karena sesuatu yang terlalu berlebihan tidak akan
menghasilkan hal baik seperti yang di harapkan.
109
i. Ramah dan Sikap Menjual
Sikap menjual dagangan yang baik akan selalu
mendapat respon positif di pasaran. Bagaimana tidak,
semua orang akan lebih memilih berlangganan dengan
pedagang yang ramah dari pada sesorang yang tidak
enak perilakunya dan tidak beretika.
j. Cekatan
Kita tidak moleh mengabaikan dan membiarkan
mereka menunggu lama. Karena tidak ada seorangpun
yang menyukai aktifitas menunggu.
k. Sabar
Kita harus benar-benar memahami dan mengerti
beragam tingkah dan sifat konsumen yang akan di
temui nantinya.
61. Selalu Ciptakan Pertemuan yang Berkesan
Dalam dunia manajemen, suatu pertemuan seringkali
merupakan satu-satunya kesempatan di mana tim atau
kelompok besar benar-benar ada dan bekerja sebagai
kelompok, dan satu-satunya kesempatan ketika supervisor,
manajer, atau eksekutif benar-benar dianggap sebagai
pemimpin tim, bukan hanya sebagai pejabat yang menjadi
sasaran laporan individu. Adapun fungsi dari sebuah rapat,
antara lain:
a. Sebagai wadah untuk mengumpulkan dan
mengembangkan ide
b. Sebagai arena untuk membuat rencana bisnis tim
c. Sebagi wahana untuk menyelesaikan masalah
d. Sebagai ajang membuat keputusan
e. Untuk menciptakan dan mengembangkan pemahaman
f. Untuk mendorong antusiasme dan inisiatif
110
g. Untuk memberikan arahan pada tim
h. Untuk menciptakan tujuan yang sama.
Berikut tips-tips mewujudkan rapat yang efektif,
antara lain:
a. Membuat agenda rapat
b. Menentukan jumlah ndangan peserta rapat
c. Pastikan tepat sasaran sesuai tujuan dan jenis rapat
d. Mencatat hal-hal penting dalam rapat
e. Mengontrol jalannya rapat
f. Datang tepat waktu
g. Hindari gunakan HP selama rapat berlangsung
h. Rapat dalam waktu yang singkat
i. Adakan sesi tanya jawab selama rapat berlangsung
j. Mengakhiri rapat dengan membuat action plan
Untuk bisa membuat rapat yang efektif, memang
tidaklah mudah. Untuk itu, dibutuhkan adanya suatu
kerjasama dan komunikasi yang baik. Cobalah untuk
memulainya dengan tips tersebut dan komunikasikan
dengan tim penyelenggara agar bisa membuat rapat
berjalan efektif.
62. Perluas Jaringan
Sebuah bisnis tanpa adanya suatu jaringan
atau network adalah sebuah hal yang mustahil. Karena
kenyataannya, setiap bisnis selalu memerlukan jaringan
sebab sebuah bisnis tidak dapat berdiri sendiri. Begitu juga
sebuah lembaga pendidikan atau madrasah, sudah tentu
membutuhkan adanya sebuah jaringan atau network untuk
mengenalkan dan memasarkan produk-produk dari
lembaga pendidikan atau madrsah tersebut.
111
Ada banyak manfaat yang dapat kita peroleh apabila
kita memiliki banyak jaringan, di antaranya mampu
meningkatkan penjualan/promosi, menambah koneksi dan
relasi, menjadi solusi bagi persoalan bisnis/madrasah,
menambah wawasan atau memperluas pengetahuan
bisnis/madrasah.
Ada beberapa cara untuk memperluas jaringan,
antara lain:
a. Memperbanyak kenalan
b. Melakukan duplikasi
c. Jangan lupakan kartu nama
a. Lakukan beberapa kegiatan untuk memperkenalkan
madrasah ke masyarakat luas
d. Membangun hubungan yang harmonis dengan semua
relasi
e. Belajar dari orang lain
f. Bergabung dengan suatu forum/komunitas
g. Gunakan sosial media
h. Miliki aktifitas sharing
i. Sikap percaya diri
j. Tindak lanjut
Dari berbagai cara di atas, dapat diambil kesimpulan
bagaimana caranya perusahaan/lembaga pendidikan bisa
mengembangkan atau meningkatkan jumlah pelanggan
sehingga peluang untuk mendapatkan penghasilan yang
lebih banyak juga akan meningkat.
63. Kekinian / Up to Date
Pemasaran dibutuhkan bagi lembaga pendidikan
dalam membangun citranya yang positif. Apabila lembaga
112
atau sekolah memiliki citra yang baik di mata masyarakat,
maka besar kemungkinan akan lebih mudah dalam
mengatasi persaingan. Jadi, pemasaran merupakan suatu
proses yang harus dilakukan oleh madrasah untuk
memberikan kepuasan pada stakeholder dan masyarakat.
Penekanan kepada pemberian kepuasan kepada
stakeholder merupakan hal yang harus dilakukan oleh
setiap lembaga, agar mampu bersaing.68
Kekinian / up to date merupakan salah satu strategi
pemasaran yang dapat dilakukan oleh sebuah
madrasah/sekolah. Kelebihan dari tujuan strategi
pemasaran ini diantaranya bahwa pendidikan harus mampu
menjawab tantangan zaman dan mampu menyesuaikan
setiap perubahan yang terjadi di masyarakat. Ini berarti
bahwa pendidikan harus berorientasi kekinian/ up to date.
Pendidikan dalam pandangan klasik dikatakan sebagai
institusi atau pranata yang dapat menjalankan tiga fungsi
sekaligus. Pertama; menyiapkan generasi anak manusia
agar kelak dapat memainkan peranan-peranan tertentu
dalam masyarakat di masa datang. Kedua; mentransfer
(memindahkan) pengetahuan, sikap dan kecakapan tertentu
sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga;
mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan
dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi
kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.
Pada butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengertian
bahwa pendidikan bukan hanya transfer of knowledges,
68 Muhaimin. Pemikiran dan aktualisasi pengembangan pendidikan Islam.
(Jakarta: Rajawali Press, 2011).
113
attitudes and skills tetapi juga sekaligus sebagai transfer of
value.
Dalam perkembangan berikutnya, perluasan atau
ekstensifikasi pengertian pendidikan sejalan dengan
tuntutan masyarakat, maka lahir misalnya dua fungsi
suplementasi yaitu melestarikan tata sosial dan tata nilai
yang ada dalam masyarakat, dan sekaligus sebagai agen
pembaharuan. Di sini terlihat hubungan timbal balik antara
pendidikan dan perubahan. Dengan kata lain, fungsi
pendidikan sebagai konservasi budaya semakin menonjol,
tetapi di sisi lain kurang (tidak) mampu mengatasi masa
depan secara akurat dan memadai. Kritik terhadap
pendidikan pada umumnya bermula dari ketidakpuasan
masyarakat terhadap situasi pendidikan yang mengalami
stagnasi sehingga tidak mampu menjawab kebutuhan
masyarakat.
Vembriarto berpendapat bahwa pendidikan
setidaknya harus menjalankan empat macam fungsi,69
yaitu:
a. Transmisi kultutural; berupa pengetahuan, sikap, nilai
dan norma
b. Memilih dan mengajarkan peranan sosial, yang terdiri
dari:
1) Mengembangkan fasilitas untuk mengajarkan
berbagai macam spekulasi.
2) Mengusahakan agar jumlah manusia yang terlatih
dan memiliki spesialisasi, sesuai dengan kebutuhan.
69 Vembriarto. Sosiologi Pendidikan. (Jakarta: Gramedia, 1993).
114
3) Mengembangkan mekanisme untuk menyesuaiakan
talenta dan bakat anak didik dengan spesialisasi.
c. Menjamin integrasi sosial
d. Mengadakan inovasi-inovasi sosial.
Sekolah seharusnya menjadi tempat yang terindah
dan ternyaman serta menyenangkan bagi generasi muda
untuk mulai membangun dirinya dan bangsanya. Sekolah
seharusnya dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang
yang selalu up to date, sehingga dapat membentuk
generasi yang up to datejuga dan menjadi generasi yang
bisa meng-up to date-kan dirinya terhadap perubahan
zaman sehingga bisa survive serta membangun bangsanya
secara optimal. Sekolah adalah pondasi awal suatu
manusia, masyarakat, bangsa dan dunia. Bangsa yang
cerdas adalah bangsa yang memilki sistem pendidikan dan
pelaku pendidikan yang selalu up to date terhadap
perkembangan zaman.
64. Melaksanakan Manajemen Mutu secara Baik (PDCA)
Lembaga pendidikan merupakan suatu lembaga yang
senantiasa diperlukan oleh masyarakat sepanjang waktu,
namun tidak semua lembaga pendidikan diminati
masyarakat. Beberapa lembaga pendidikan yang semakin
tahun semakin menurun baik jumlah siswa maupun
kualitasnya pada akhirnya tutup, sebaliknya tidak sedikit
lembaga pendidikan yang semakin tahun semakin populer
dan semakin maju.
Strategi pemasaran pendidikan harus mampu
melaksanakan manajemen mutu secara baik, hal ini akan
membentuk suatu lembaga pendidikan menjadi akuntabel,
115
berkualitas, baik dalam pengelolaan sumber daya, mampu
bersaing dengan lembaga pendidikan lain dan dapat
mengantarkan anak didiknya ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi ataupun ke dunia kerja dengan bekal ilmu
pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan teknis yang
sangat diperlukan oleh dunia usaha dan industry. Lembaga
seperti ini akan menjadi lembaga pendidikan yang diminati
masyarakat karena mutu dan kwalitas ornamen yang ada
didalam lembaga pendidikan tersebut.
Langkah–langkah yang harus dilakukan oleh
pengelola lembaga pendidikan untuk menciptakan
lembaga pendidikan yang baik dan bermutu yaitu selalu
memperhatikan dan mengidentifikasi keinginan-keinginan
dari pihak-pihak yang terkait yaitu antara lain:
a. Pemerintah, yaitu kepatuhan seorang pengelola lembaga
pendidikan terhadap semua peraturan-peraturan yang
diberlakukan oleh pemerintah melalui dinas pendidikan.
b. Siswa dan orang tua, keinginan untuk mendapat
pelayanan yang baik, hasil lulusan yang berkualitas,
berbudi luhur, terampil dan bertanggung jawab.
c. Komunitas
d. Memerlukan lingkungan kerja yang sejuk, nyaman dan
kondusif untuk pengembangan diri.
e. Pendidik dan tenaga kependidikan, membutuhkan
kesejahteraan, jaminan kesehatan dan keselamatan.
f. Investor
g. Mengharapkan reputasi lembaga pendidikan yang baik.
h. Institusi lain
i. Membutuhkan tenaga kerja yang bersaing dan siap
pakai.
116
Selain hal-hal diatas tersebut, untuk mengelola
lembaga pendidikan diperlukan sistem manajemen yang
baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu sistem
manajemen yang tepat untuk lingkungan pendidikan
adalah Sistem Manajemen Mutu yang merupakan salah
satu sistem manajemen yang dapat digunakan untuk
mengelola suatu organisasi/lembaga pendidikan dalam
mencapai suatu tujuan atau sasaran.
Pola dasar sistem manajemen mutu adalah apa yang
akan dan setelah kita kerjakan kita tulis (perencanaan dan
laporan) dan apa yang kita tulis kita kerjakan yang lebih
dikenal dengan pola P-D-C-A (Plan – Do – Check –
Action). Terdapat 7 prinsip dasar manajemen mutu dalam
menerapkan sistem manajemen mutu,70 yaitu: (a) Fokus
pada pelanggan. (b) Kepemimpinan. (c) Keterlibatan
orang-orang. (d) Pendekatan proses. (e) Peningkatan terus-
menerus. (f) Pengambilan keputusan berdasarkan fakta. (g)
Hubungan yang saling menguntungkan dengan supplier.
Adapun model sistem manajemen mutu yang
dikembangkan sebagai berikut: (a) Ruang Lingkup. (b)
Acuan Normatif. (c) Istilah dan Definisi. (d) Konteks
Organisasi. (e) Kepemimpinan. (f) Perencanaan. (g)
Dukungan. (h) Evaluasi. (i) Peningkatan.71
Dengan adanya strategi melaksanakan manajemen
mutu secara baik, tentunya manajemen mutu lembaga itu
sendiri akan semakin baik dan dengan sendirinya tujuan
yang diharapkan dari lembaga tersebut dapat tercapai.
70 ISO 9001-2015. Quality Management System- Requirement, BSI
Standards Limited (London, 2015).
71 Ibid.
117
65. Kuasai Teknologi dan Informasi / Manfaatkan Media
Sosial secara Baik
Media sosial dianggap pilar keempat dalam
penegakan demokrasi disebuah negara. Kebebasan dalam
penyampaian informasi sangat diharapkan, begitu juga
informasi yang sangat bertanggungjawab sangat
diutamakan dalam penyebaran informasi tersebut.
Semenjak kehadiran new media, dalam berbagai bentuk
khususnya media sosial sangat memberi dampak terhadap
pengguna. Baik dibidang pemerintahan, perindusterian,
ekonomi, sosial, budaya, bahkan merambah ke dunia
pendidikan, namun penggunaan dan penyebaran informasi
melalui media yang bisa dilakukan dengan sangat bebas
belum secara bisa memberikan sebuah kepercayaan yang
tinggi bahkan informasinya bersifat hoax.
Promosi pendidikan menggunakan media internet di
latarbelakangi semakin banyaknya pengguna
internet/media saat ini. Perkembangan teknologi mampu
mengubah dunia, tidak terkecuali dalam bidang
pendidikan. Promosi melalui media bisa melalui spanduk,
iklan berbayar, atau dapat juga melalui media social
seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Website, dll.
Pemanfaatan media sebagai promosi mempunyai
keunggulan yang lebih dibandingkan dengan media
lainnya, yaitu dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun,
biaya murah dan jangkauan yang luas serta cepat diterima
oleh masyarakat.
Di dalam melakukan pemasaran secara online, kita
diharuskan mengikuti perkembangan zaman, karena
masyarakat cenderung mengikuti berita yang up to date
118
dan meninggalkan cara-cara lama. Disamping itu kita
harus jeli arah dan sasaran kita, maka kita harus tahu apa
yang disukai oleh konsumen, supaya apa yang kita
promosikan akan tepat sasaran dan konsumen akan tertarik
dengan apa yang kita pasarkan.
Sebelum melakukan pemasaran melalui media, kita
harus benar-benar menguasai tekhnologi informasi.
Dengan kita menguasai tekhnologi nantinya kemungkinan
kecil adanya kendala, dimana kita akan menyampaikan
promo di medsos, kita juga mengetahui informasi yang
disampaikan, karena sudah pasti banyak pertanyaan dari
konsumen tentang apa yang kita pasarkan.
Dengan adanya media sosial sekolah/ madrasah bisa
memasarkan keunggulan, madrasahnya dengan
mengunggah berita dan kegiatan yang dilakukan serta
prestasi yang dicapai oleh madrasah sehingga masyarakat
akan mengenal kita dan tertarik dengan madrasah kita, dan
minat masyarakat akan madrasah menjadi meningkat dan
mau membeli produk kita yaitu madrasah yang berkualitas.
66. Ikuti Perkembangan Jaman / Pergeseran / Pergerakan
Konsumen
Strategi Pembelajaran harus mengikuti
perkembangan zaman. Guru memberikan peranan penting
dalam pendidikan pada saat ini. yaitu menyiapkan siswa
untuk mampu menciptakan pekerjaan yang saat ini belum
ada, menyiapkan siswa untuk menyelesaikan masalah yang
belum ada, dan menyiapkan anak untuk mampu
menggunakan teknologi. Untuk mempersiapkan siswa
menghadapi perkembangan zaman pada saat ini bukanlah
hal yang mudah. Salah satunya Madrasah harus memiliki
119
guru yang mempunyai strategi pembelajaran dan mampu
memfasilitasi siswa untuk berkembang.
Strategi pembelajaran berpengarauh terhadap pola
pikir dan apa yang akan dihasilkan siswa kelak nanti.
Pemilihan strategi pembelajaran mempunyai peranan
penting dalam menyiapkan siswa menghadapi
perkembangan zaman. Adapun lima strategi yang bisa
digunakan guru dalam pembelajaran72, yaitu:
a. Membantu Siswa dalam Belajar
Proses pembelajaran yang terjadi adalah teacher
centre. Guru sebagai sumber informasi satu-satunya di
dalam kelas. Guru menjelaskan pembelajaran, siswa
diberikan waktu untuk menyalin catatan di papan tulis,
siswa mengerjakan latihan soal, pembahasan, dan
dilanjutkan dengan penilaian. Untuk anak yang
memperoleh nilai yang baik, mendapatkan apresiasi
dari guru. Namun untuk siswa yang belum mendapat
nilai baik, belum ada tindakan khusus/ remedial dari
guru.
Adapun empat pilar pendidikan menurut
UNESCO adalah:73
1) Learning to do
Diharapkan siswa memahami pembelajaran, bukan
hanya mengetahui.
2) Learning to know
72 Kuncoro, A. (2019). Revolusi Industri 4.0 dan Dampaknya Terhadap
Perekonomian Indonesia Nino. Harian Kompas, p. 6.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
73 Rahmat, M. Peningkatan Pendidikan Islam. (Bandung: UPI, 2004).
120
Siswa diharapkan tidak hanya sebagai pendengar,
namun juga dapat mengimplementasikan informasi
yang diperoleh dengan praktik.
3) Learning to be
Setiap manusia diberikan bakat dan minat berbeda
dengan orang lain. Siswa diharapkan mampu
menjadi diri sendiri. Mengucap syukur atas segala
kelebihan dan kekurangan diri.
4) Learning to live together
Diharapkan hasil dari pembelajaran, siswa mampu
hidup bersama dengan orang lain, mampu
menempatkan diri, saling menghormati, dan
menghargai.
Untuk membangun empat pilar pendidikan
tersebut, guru harus meningkatkan kualitasnya dengan
memperkaya pengetahuan tentang metode pembelajaran
yang tepat. Pembelajaran teacher centre belum
memberikan konstribusi yang besar.
b. Adanya Kesempatan untuk Berkembang dan
Berprestasi
Ukuran keberhasilan siswa biasa hanya dipandang
dari angka yang diperoleh. Peringkat di kelas
menandakan prestasi yang didapatkan siswa. Tanpa
disadari, manusia diciptakan Tuhan memiliki
kecerdasan yang berbeda. Howard Garner
mengungkapkan ada sembilan kecerdasan majemuk,
meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis,
kecerdasan ruang, kecerdasan kinestetik, kecerdasan
musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan
121
eksistensial.74 Guru bisa mengembangkan kecerdasan
majemuk yang dimiliki siswa saat pembelajaran di
kelas. Pemberian stimulus dan pengarahan guru mampu
merangsang kecerdasan siswa akan meningkat sehingga
siswa diberikan kesempatan uktuk berkembang dan
berprestasi sesuai kecerdasan yang dimilikinya.
c. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Pendidikan karakter harus dikembangkan sedini
mungkin. Penanaman karakter tidaklah mudah dan
membutuhkan waktu yang lama. Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) merupakan kelanjutan dan revitalisasi
dari pendidikan karakter dari tahun 2010. PPK dinilai
penting dikembangkan di dalam dunia pendidikan. Hal
ini dikarenakan, bahwa PPK memiliki peranan penting
seperti ancaman keutuhan dan masa depan bangsa,
menghadapi tantangan global, dan membentuk etika
pada siswa.75 Kunci penerapan PPK terletak pada
pembiasaan (habit) di sekolah. Guru memiliki peranan
besar dalam penanaman pendidikan karakter.
d. Melek Teknologi
Perkembangan jaman menuntut sebagian besar
orang memahami akan arti pentingnya teknologi.
Teknologi yang ada memberikan banyak pengaruh yang
baik dalam kehidupan. Pemanfaatan teknologi yang
tepat dalam pembelajaran memberikan tambahan
74 Tobeli, Evi. Model Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk Dan
Penerapannya Dalam Proses Pembelajaran Anak Usia Dini. (E-Journal
Universitas Kristen Immanuel, Vol.1, Edisi 1, April 2010).
75 Kemendikbud. Penguatan Pendidikan Karakter. (Jakarta: Kemendikbud,
2017).
122
pengetahuan yang baik kepada guru untuk ditransfer ke
siswa. Sebaiknya guru mampu memanfaatkan fasilitas
teknologi seperti dengan pencarian bahan ajar yang
lebih menarik sehingga siswa bersemangat mengikuti
pembelajaran. Selain untuk pencarian bahan ajar, guru
bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk
mendukung pembelajaran dengan cara menjadi blogger.
Hal ini akan membantu siswa dalam memahami
pelajaran yang diberikan. Selain itu, siswa mampu
mengulang materi yang diberikan guru dimana saja
siswa berada dan kapanpun siswa mau. Tentunya
didukung dengan fasilitas yang memadai. Guru harus
memberikan pengertian kepada siswa untuk
menggunakan teknologi untuk hal yang baik.
e. Menjadi Guru Efektif
Henson & Eller mengamukakan bahwa guru
efektif adalah guru yang selalu berpikir bagaimana cara
menjadi lebih baik.76 Guru efektif bukan hanya
mengetahui pelajaran, namun bagaimana guru mampu
menyampaikan kepada siswa dengan baik. Dengan cara
pikir guru mau menjadi lebih baik, guru akan mencari
solusi apabila dalam pembelajaran, ilmu yang ditransfer
ke siswa belum sepenuhnya dipahami. Adapun
karakteristik guru efektif menurut Dzulkifli & Sari yaitu
(1) memiliki rasa simpati yang tinggi, melayani, dan
menganggap bahwa siswa merupakan anak sendiri, (2)
ikhlas dalam memberikan ilmu dan tidak meminta
balasan dalam bentuk apapun, (3) memberikan
76 Fatimaningrum, A. S. Karakteristik Guru dan Sekolah yang Efektif dalam
Pembelajaran. (Majalah Ilmiah Pembelajaran, 7(2) 2011).
123
tanggung jawab kepada siswa (tugas) berdasarkan porsi
setiap siswa, (4) memberikan nasehat apabila siswa
melakukan pelanggaran, (5) semua ilmu memiliki
kedudukan yang sama, (6) tidak memaksakan siswa
untuk mencapai target yang telah ditentukan, (7)
pemberian bahan ajar yang lebih sederhana untuk anak
yang belum bisa memahami pelajaran dengan
baik.mengena dihati masyarakat, produk kita akan
disukai oleh banyak calon peserta didik, yang akhirnya
bangga dan mendukung semua produk-produk yang
ditawarkannya.77
67. Aktif Melakukan Promosi
Setiap sekolah menginginkan jumlah siswa yang
banyak kecuali sekolahan yang tidak mau berkembang.
Ada beberapa sekolah yang tidak diminati oleh peserta
didik yang diwakili oleh pandangan masyarakat: (a)
Menurunnya kualitas dari sekolah tersebut. (b)
Persaingan yang ketat antar sekolah. (c) Tidak adanya
pengenalan dan promosi sekolah tersebut.
Khusus pada pembahasan poin c banyak
sekolah/madrasah yang tidak berusaha untuk melakukan
promosi, baik sekolah negeri atau swasta seharusnya
berusaha untuk melakukan promosi nyatanya tidak hanya
perusahan komersial, karena Lembaga sekolah juga
memerlukan promosi secara berkesinambungan dan terus
menerus dilakukan pada waktu-waktu tertentu tanpa
direncanakan.
77 Dzulkifli, & Sari, I. P. Karakteristik Guru Ideal. (Seminar Psikologi &
Kemanusiaan, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, 2014),
hlm.89–93.
124
Metode promosi yang cocok untuk sekolah kecil
dengan promosi dengan metode PKP: (a) Petakan target.
(b) Kenalkan sekolah. (c) Promosikan. Berikut ini penulis
uraikan masing-masing tahap tersebut.
a. Tahap 1: Memetakan Target
Pemetaan bertujuan untuk memperoleh data-data
calon peserta didik yang potensial, masalah yang sering
dihadapi oleh sekolah yaitu hanya mempersiapkan
siswa untuk tahun mendatang saja. Tidak
mempersiapkan 2-3 tahun kedepan.
b. Tahap 2: Kenalkan Sekolah
Langkah selanjutnya yaitu melakukan pengenalan
sekolah agar mengenal lebih dekat kepada orang tua
atau siswa dengan:
1) Membuat Event (kegiatan) disekolah target
2) Door to door kegiatan ini kurang efektif, hanya
banyak tenaga dan waktu
3) Membuat situs atau website dengan era digital
membuat semuanya harus ikut berkembang. Banyak
orang tua siswa saat ini yang memahami digital.
c. Tahap 3: Promosi
Setelah tahap 1 dan 2 dilakukan maka tahap
selanjutnya yaitu melakukan promosi. Beberapa
metode dalam promosi yaitu: (a) Brosur. (b) Banner. (c)
Spanduk. (d) Presentasi ke sekolah. (e) Video kegiatan.
(d) Penawaran beasiswa.
Semua metode tersebut terbilang umum yang
hampir setiap sekolah melakukan, namun yang
membedakan telah melakukan pemetaan dan
125
pengenalan. Dalam promosi perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Fasilitas unggulan sekolah
b. Presentasi akademik dan non akademik
c. Profil guru dan tenaga kependidikan
d. Program unggulan sekolah
e. Kultur /lingkungan sekolah
f. Kreatifitas dalam KBM
Informasi tentang cara meningkatkan jumlah
peserta didik atau metode promosi untuk meningkatkan
jumlah peserta didik. Hasil dari promosi tentu berbeda-
beda sesuai dengan tempatnya. Berkaitan dengan
fasilitas, program pembelajaran, dan kualitas guru.
68. Nothing to Lose
Istilah “nothing to lose” mengacu pada sebuah sikap
mental yang cenderung tidak terlalu mengejar ambisi
hanya saja fokus – oreantasi kepada berjuang dan berjuang
tanpa merasa dibebani oleh target tertentu yang muluk –
muluk. sikap mental ini biasa didengar dalam dunia sepak
bola, yang menyadari mereka sedang berhadapan dengan
tim – tim yang ambisi untuk menjadi juara. Nothing to lose
juga diartikan iklas beramal, ketika nilai jelek padahal
sudah berusaha maksimal, ketika berbuat baik, tetapi tidak
ada yang memuji, ketika masak capek–capek tidak ada
yang makan.
Nothing to lose atau strategi anti sepaneng, santai,
karena ternyata berlawanan dengan fitrahnya yang selalu
ingin dipuji, ingin menang, dan lain sebagainya. Percaya,
semua ada pengaturnya jalan saja, jalan terus, yang penting
udah usaha, biar tenang. Ini akan mengerjakan suatu yang
126
tidak mengandung resiko, maka katakan “ayolah”, lakukan
saja dan tidak akan merugikan siapa-siapa.
69. Hypnoselling
Hypnoselling merupakan ilmu yang mempelajari
tentang kombinasi antara ilmu hypnosis dengan marketing.
Artinya keberhasilan dari proses marketing menggunakan
kekuatan sugesti pikiran bawah sadar manusia.
Hypnoselling adalah teknik hipnosis yang dilakukan secara
tidak langsung dengan menggunakan komunikasi
komunikasi secara elegan. Maksud dari komunikasi ini
adalah menggunakan prinsip-prinsip yang sesuai dengan
komunikasi pikiran bawah sadar manusia.78
U.S. Dept. of Education, Human Services Division,
menjelaskan bahwa “hypnosis is the by pass of the critical
factor of the conscious mind followed by the establishment
acceptable selective thinking”. Dapat disimpulkan bahwa
sesungguhnya Hypnoselling titik beratnya ada pada
penggunaan pola-pola komunikasi tertentu dengan tujuan
agar pikiran kritis seseorang dapat tertembus. Sehingga
calon customer atau konsumen tidak terlalu mengkritisi
apa yang dikatakan oleh penjual. Adapun syarat yang
harus dimiliki oleh orang yang ingin
menerapkan Hypnoselling yaitu:79
78 Akeyodia. Hypnoselling adalah Cara Mudah Menciptakan Magnet
Penjualan dari Alam Bawah Sadar! Mau?
https://akeyodia.com/hypnoselling-alam-bawah-sadar/. (Diakses pada 30
Oktober 2021).
79 Ibid.
127
a. Have Confidence, dalam melakukan proses penjualan
yang perlu dimiliki sebagai pondasi adalah rasa berani
dan percaya diri.
b. Modelling, pastikan kita mengetahui siapa yang menjadi
panutan atau sumber inspiratif dalam berjualan, bisa
senior, coach, dll, sehingga kita dapat belajar dan
mencari tahu kenapa dia bisa berhasil, bagaimana dia
bisa berhasil, dan apa yang membuat dia bisa berhasil.
c. Mirroring, aktivitas ini bukan sekedar merupakan
aktivitas bercermin, tapi memiliki makna “meniru”.
Meniru di sini bisa dari gesture tubuh, gerakan-gerakan
yang menjadi ciri khas pada saat berbicara,
dll. Mirroring digunakan pada saat mulai berhadapan
dengan client, pada saat menawarkan produk atau jasa.
Dimana meniru gerakan, cara duduk dan cara bicara
lawan bicara, agar mereka merasa nyaman. Saat mereka
sudah nyaman karena merasa setipe, maka akan mudah
menawarkan produk.
70. Miliki Jiwa Marketer
Menurut Forsey, marketing atau pemasaran adalah
proses untuk membuat masyarakat tertarik pada produk
atau jasa dari sebuah perusahaan.80 Mengapa perusahaan
perlu marketing? Karena tanpa marketing perusahaan tidak
bisa menjual produknya, seberapapun sederhananya iklan
perlu dibawakan dengan jiwa-jiwa marketing yang handal.
Adapun jiwa marketing mempunyai kisi-kisi sebagai
berikut:
80 Firdiansyah, Abrar. Apa Itu Marketing? Pelajari Dasar-dasarnya, Yuk!.
https://glints.com/id/lowongan/apa-itu-marketing/#.YXcOFJ5BzIU. Diakses
pada tanggal 28 Oktober 2021.
128
a. Inner Beauty
Plato menggagas bahwa inner beauty
mendefinisikan orang cantik karena moralnya yang
baik. Sedangkan filsuf lain seperti Reid atau Gaut, inner
beauty tak hanya tentang kebaikan moral tapi juga
terkait erat dengan kecerdasan, selera humor dan
optimisme yang dimiliki seseorang.81 Seorang marketer
yang baik harus dimulai dari diri sendiri. Dalam hal ini
jiwa yang baik dan jujur. Mengapa demikian? Karena
dalam jiwa yang baik akan keluar kata-kata yang baik,
sopan, menarik yang nantinya akan menarik konsumen.
Biasanya konsumen akan tertarik pertama kali dengan
tutur kata marketer disamping barang yang dijual harus
sesuai dengan apa yang diiklankan.
Dalam jiwa marketer yang jujur dalam perilaku
maupun perkataan akan menimbulkan kepercayaan
terhadap konsumen yang berkesinambungan artinya
jika dagangannya ada cacat di bagian A misalnya, maka
baiknya dikatakan saja, sehingga di kemudian hari akan
membuat kepercayaan semakin tinggi dan akhirnya
membeli lagi produknya.
b. Tidak Mengenal Lelah
Seorang marketer harus berjiwa tangguh dalam
hal ini terus menjajakan dagangannya secara kontinu
walaupun barang yang ia tawarkan belum laku toh
masih ada hari esok untuk menjajakannya lagi. Dengan
81 Wisnubrata. Cara Memancarkan Inner Beauty, Kecantikan dari Lubuk
Hati. https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/03/160906320/cara-
memancarkan-inner-beauty-kecantikan-dari-lubuk-hati. Diakses pada
tanggal 28 Oktober 2021.
129
kata lain rasa putus asa terhadap rezeki sang pencipta
tidak boleh terjangkit dalam diri marketer. Dalam Al
Quran surat Yusuf ayat 87 disebutkan yang berbunyi:
۟ ـَٔ ح ۟ ـَٔس ح...
Artinya: ... dan jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari
rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir”.82
71. Analisis SWOT oleh Pakar Marketing / Belajar Marketing
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan)
Weaknesses (kelemahan) Opportunities (peluang) dan
Threats (ancaman). Seorang marketer harus mempunyai
karakter dan analisis empat hal tersebut. Seorang marketer
harus bisa mengukur seberapa kekuatan dirinya dalam
empat hal tersebut.
Strengths (kekuatan) terbagi menjadi dua macam,
yaitu: (a) Kekuatan dari dalam diri. Terkait dengan
kekutan dari dalam diri antara lain sikap keberanian bicara,
sikap kesiapan menghadapi konsumen baik dari segi
perdebatan mengenai keunggulan produk maupun dari hal
lain yang berhubungan dengan produk sejenis dari
perusahaan lain. (b) Kekuatan dari luar yaitu kekuatan
yang menunjang ketika pemasaran terjadi. Dalam hal ini
antara lain yaitu keindahan presentasi misalnya dari segi
animasi, suara efek animasi, modulasi vokal dan ruangan
yang berkekuatan menggelegar dan empuk, efek tiga
dimensi atau empat dimensi ruangan serta pencahayaan
82 RI, Depag. Op.Cit.
130
yang indah, keindahan dekorasi maupun tampilan layar
dan ruangan.
Kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
perform seorang merketer dihadapan para konsumen guna
memikat dan membuat damai hati konsumen pada saat
presentasi sebuah produk sehingga menimbulkan
keinginan untuk membelinya. Dalam hal ini perform
sekolah/madrasah dalam suatu event misalnya akan sangat
berpengaruh terhadap image masyarakat luas.
Weaknesses (kelemahan). Seorang marketer harus
mengetahui kelemahan diri maupun kelemahan produk
yang ia tawarkan. Kadangkala bagi produsen hal tersebut
adalah kelemahan tapi seringkali kelemahan tersebut
menjadi alternatif bagi konsumen atau bahkan menjadi
celah kelemahan bagi rifal produsen lain untuk membuat
produk yang lebih baik dari produk kita.
Opportunities (peluang). Seorang marketer harus
bisa membaca peluang pasar. Dalam hal ini keterampilan
apa yang harus dimiliki siswa untuk menyongsong dunia
kerja? Keterampilan apa yang harus dimiliki siswa dalam
persiapan bekal untuk kembali ke masyarakat? Dengan
demikian marketer akan membuat produk sekolah /
madrasahnya sesuai dengan keinginan masyarakat atau
sesuai dengan peluang yang ada sehingga nanti produk
sekolah / madrasah tersebut diminati/sesuai dengan
kebutuhan yang ada.
Threats (ancaman) bisa dikatakan membahayakan
dan bisa dikatakan memicu produk kita menjadi lebih baik.
Seringkali kita menindaklanjuti ancaman dengan ancang-
ancang sehingga ancaman tersebut meupakan cambuk
131
yang akan membuat dan merenofasi produk kita lebih baik
di masa-masa yang akan datang. Seringkali ancaman juga
menjadikan kita mencari jalan keluar lain yang nantinya
bisa meminimalisir kejadian-kejadian yang terjadi diluar
kendali rencana kita.
132
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin & Francis Tantri. Manajemen Pemasaran.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015.
Adawiya, Silmi. Anjuran Minta Didoakan Orang Lain,
https://bincangsyariah.com/kalam/anjuran-untuk-minta-
didoakan-orang-lain/ Diakses pada tanggal 22/10/2021, 19:30
PM.
Akeyodia. Hypnoselling adalah Cara Mudah Menciptakan Magnet
Penjualan dari Alam Bawah Sadar! Mau?
https://akeyodia.com/hypnoselling-alam-bawah-sadar/.
Diakses pada 30 Oktober 2021.
Alma, Buchari & Ratih Hurriyati, Manajemen Corporate & Strategi
Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus Pada Mutu Dan Layanan
Prima, Bandung: Alfabeta, 2009.
Barnawi & Mohammad Arifin, Branded School: Membangun
Sekolah Unggul Berbasis Peningkatan Mutu, Jogjakarta: AR-
Ruzz Media, 2013.
Betsy-Ann Toffler Jane Imber, Kamus Istilah Pemasaran, Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2002.
Dzulkifli, & Sari, I. P. Karakteristik Guru Ideal. Seminar Psikologi &
Kemanusiaan, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Surabaya, 2014.
Engel, James F. Roger D. Blackwell & Paul W Miniard, Perilaku
Konsumen, (Alih Bahasa Budi Janto), Jilid I, Edisi Keenam,
Jakarta Barat: Binarupa Aksara, 2006.
Fahrurrozi. Strategi Pemasaran Jasa dalam Meningkatkan Citra
Lembaga Pendidikan Islam, Semarang, 2012.
Fatimaningrum, A. S. Karakteristik Guru dan Sekolah yang Efektif
dalam Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 7, (2),
2011.
133
Firdiansyah, Abrar. Apa Itu Marketing? Pelajari Dasar-dasarnya,
Yuk!. https://glints.com/id/lowongan/apa-itu-marketing/#.YXcOFJ5BzIU.
Diakses pada tanggal 28 Oktober 2021.
Gultom, Dedek Kurniawan, Paham Ginting & Beby KF Sembiring.
Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa dan Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Mahasiswa Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universtitas Muhammadiyah Sumatera
Utara. Jurnal Manajemen & Bisnis, Vol.XIV, No.1, Th.2014,
hlm.21-33.
Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim.
Hadits Riwayat Ahmad dan Muslim.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran
ISO 9001-2015. Quality Management System- Requirement, BSI
Standards Limited. London, 2015.
Julaiha, Siti. Manajemen Pemasaran Jasa Pendidikan. Yogyakarta:
Proceeding, The 1st ACIEM, 2018.
Kartajaya, Hermawan. On Brand Seri 9 Elemen Marketing,
Bandung: Penerbit Mizan, 2007.
Kemendikbud. Penguatan Pendidikan Karakter. Jakarta:
Kemendikbud, 2017.
Kotler, Philip. Marketing Management, New Jersey: Prentice Hall,
Inc., 2000.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, (Edisi Millenium, Jilid 2),
Jakarta: Prenhallindo, 2002.
Kotler, Philip. Marketing Management. (11th Ed.), Upper Saddle
River: Prentice-Hall, 2003.
Kotler, Philip, Hermawan Kertajaya, S. David Young, Attracting
Investors: A Marketing Approach to Finding Funds for Your
Business. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc., 2004.
134
Kuncoro, A. (2019). Revolusi Industri 4.0 dan Dampaknya Terhadap
Perekonomian Indonesia Nino. Harian Kompas, p. 6.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
Lupiyadi, Rambat dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa,
Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Marjo, Y.S. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Surabaya:
Beringin Jaya Surabaya, 1997.
Megawangi, Ratna. Modul Pendidikan Karakter, Jakarta: Indonesian
Heritage Foudation, 1998.
Minarti, Sri. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Muhaimin. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam Penyusunan
Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010.
Muhaimin. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan
Islam. Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Munir, M. Manajemen Pemasaran Pendidikan dalam Meningkatkan
Kuantitas Peserta Didik. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
Vol.1, No.2, April 2018, hlm.78-94.
Mursidi, Andi & Didi Sundiman, Phenomenon on the Level of
Lecturer Education, in Quality of Education and Quality of
Graduates, International Proceedings of Economics
Development and Research 81, 2014, pg.29.
Nandy. Positive Thinking (Berpikir Positif): Pengertian, Manfaat &
Cara Berpikir, https://www.gramedia.com/best-seller/berpikir-
positif/. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2021, 17:27 PM.
Nurkholis, Pendidikan dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal
Kependidikan, Vol. 1 No. 1 Nopember 2013, hlm.24-44.
Pasuraman, A., Valerie A. Zeithaml, & Leonard L. Berry,
SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer
Perceptions of Service Quality. Journal of Retailing, Vol.64,
(1), 1988, pg.12-37.
135
Payne, Andrian. The Essense of Services Marketing Pemasaran Jasa.
Yogyakarta: Andi, 2000.
Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Erlangga,
2007.
Rahmat, M. Peningkatan Pendidikan Islam. Bandung: UPI, 2004.
Reksohadiprojo, Sukanto & Indriyo Gitosudarmo, Manajemen
Produksi dan Perencanaan Sistem Produksi, Yogyakarta:
BPFE, 2014.
RI, Depag. Al-qur`an & Terjemahnya, Semarang: Asy-Syifa, 1999.
RI, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Brand, Pasal 1
Ayat 1.
Sadat, Andi. Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis
Keyaninan, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Safitri, Diah & Jamaluddin. Pemasaran Jasa Pendidikan di SMP IT
Diniyyah Al-Azhar Jambi. Yogyakarta: Proceeding, The 1st
ACIEM, 2018.
Sallis, Edward. Total Quality Management in Education.
Yogyakarta: IRCiSoD, 2006.
Shinta, Agustina. Manajemen Pemasaran. Malang. Universitas
Brawijaya Press, 2011.
Sigit, Bambang & Nizar, Membangun Jejaring Kerja dan
Kemitraan. BP2SDMK, Kementrian Kehutanan, 2012.
Susanto, Himawan Wijarnako, Power Branding (Membangun Merek
Unggul dan Organisasi Pendukungnya, Jakarta: Mizan
Publika, 2004.
Tandjung, Jenu Wijaya. Marketing Management (Pendekatan pada
Nilai-nilai Pelanggan), Bandung: Bayumedia, 2004.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Andi, 1997.
136
Tjiptono, Fandy. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi, 2004.
Tjiptono, Fandy. Brand Management & Strategy, Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2005.
Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana, Total Quality Management,
Yogyakarta: Penerbit Andi: 2003.
Tobeli, Evi. Model Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk
Dan Penerapannya Dalam Proses Pembelajaran Anak Usia
Dini. E-Journal Universitas Kristen Immanuel, Vol.1, Edisi 1,
April 2010.
Tuasikal, Muhammad Abduh. Aku Sesuai Persangkaan Hamba-Ku
hingga balasan mengingat Allah,
https://rumaysho.com/17041-aku-sesuai-persangkaan-hamba-
ku-hingga-balasan-mengingat-allah.html. Diakses pada
tanggal 27 Oktober 2021, 21:54 PM.
Vembriarto. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia, 1993.
Wisnubrata. Cara Memancarkan Inner Beauty, Kecantikan dari Lubuk
Hati. https://lifestyle.kompas.com/read/2020/04/03/160906320/cara-
memancarkan-inner-beauty-kecantikan-dari-lubuk-hati.
Diakses pada tanggal 28 Oktober 2021.
137
TENTANG PENULIS
Nama: Erni Fatmawati, S.Pd.I.
TTL: Banjarnegara, 12-10-1980
Alamat: Desa Merden RT 01 RW 02 Kec.
Purwanegara, Kab. Banjarnegara 53472
Agama: Islam
Status: Menikah
Pendidikan:
MI Muhammadiyah 02 Merden
MTs Muhammadiyah Merden
MAN 2 Banjarnegara
STAIN Purwokerto
UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo
Pekerjaan: Guru MI Muhammadiyah 01 Merden
138