The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

TUGAS KEL.1 TEORI KEPEMIMPINAN-digabungkan

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by lelydiana2971, 2020-11-09 12:17:33

TUGAS KEL.1 TEORI KEPEMIMPINAN-digabungkan

TUGAS KEL.1 TEORI KEPEMIMPINAN-digabungkan

Seri
1

PENYUSUN :

LELY DIANAWATI,S.Pd
EKO WAHYUDI,S.Pd
KASIDIN,S.Pd
SURIPTI,S.Pd
AJO SUKIRJO,S.Pd

Sambutan Dekan FIP - UNIGAL Ciamis

Bismillahirrohmanirrohim
Dengen memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, pada kesempatan yang baik

ini, saya menyambut dengan gembira dan bangga terhadap penyusunan buku Teori – teori
Kepemimpinan Dan Implementasinya Seri 1, yang disusun oleh Lely Dianawati,S.Pd dkk,
mahasiswa program Pasca Sarjana Universitas Galuh Ciamis tahun 2020. Buku ini
merupakan sajian kumpulan dari beberapa teori tentang kepemimpinan serta bentuk
implementasinya.

Buku Teori – teori Kepemimpinan Dan Implementasinya Seri 1 ini sangat penting
sebagai petunjuk, informasi, dan pedoman bagi para mahasiswa dalam memahami teori
kepemimpinanan. Hal ini menunjukkan bahwa FIP ( Falkutas Ilmu Pendidikan ) – UNIGAL
Ciamis, masih mampu berupaya meningkatkan produktivitas akademis yang berdimensi
meningkatkan mutu pendidikan.

Seperti kita ketahui bahwa salah satu mata-kuliah yaitu kepemimpinan pendidikan
termasuk kelompok MKDF ( mata kuliah dasar fakultas ) yang memberi ciri keilmuan FIP-
UNIGAL Ciamis adalah tentang teori – teori kepemimpinan yang bertujuan memberikan
pedoman dasar dalam melaksanakan kepemimpinan pada organisasi pendidikan agar dapat
mencapai tujuan organisasi pendidikan. Buku Teori – Teori Kepemimpinan dan
Implementasinya Seri 1 ini mengisi kebutuhan bahan bacaan mahasiswa yang mengikuti
perkuliahan, dan juga mereka yang ingin memahami teori - teori kepemimpinan pendidikan.
Oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila buku ini wajib dibaca oleh mahasiswa yang
mengikuti perkuliahan Kepemimpinan Pendidikan pada khusunya dan mahasiswa FIP –
UNIGAL Ciamis dan Pendidikan Tinggi sejenis lainnya.

i

Mudah-mudahan penerbit buku ini mendorong penerbitan buku – buku lain yang akan
memperkaya khazanah perpustakaan FIP pada khususnya dan UNIGAL Ciamis pada
umumnya, baik yang bersifat upaya memenuhi kebutuhan bahan ajar yang bersifat MKDK
( Mata Kuliah Dasar Keguruan ) maupun MKBS ( mata kuliah khusus bidang studi ). Tak
lupa saya mengucapkan selamat kepada kelompok penulis buku yang telah berhasil
menyusun buku yang dibutuhkan dalam upaya mengembangkan budaya dan mutu akademik
FIP – UNIGAL Ciamis. Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Penerbit Farha
Pustaka yang telah memungkinkan terbitnya buku Teori – Teori Kepmimpinan Dan
Implementasinya Seri 1 ini. Semoga kerja sama itu terus berlanjut dan semakin berkembang..

Ciamis, November 2020
Dekan FIP – UNIGAL Ciamis

Dr. Dadi, M.Si.

ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyususn buku tentang Teori – Teori
Kepemimpinan Dan Implementasinya Seri 1.

Buku ini merupakan refleksi penulis terhadap berbagai permasalahan terkait dengan
kepemimpinan khususnya di lingkungan pendidikan. Setiap pemimpin organisasi di
lembaga pendidikan memiliki bentuk dan pola kepemimpinan yang berbeda beda. Faktor
kondisi di lapangan yang sangat komplek dan beraneka ragam menuntut seorang
pemimpin untuk cerdas dan selektif dalam menerapkan tipe kepemimpinan yang tepat, ini
tentu saja salah satunya adalah agar organisasi dalam sebuah lembaga dapat mencapai
tujuan secara maksimal. Karena itu dalam kesempatan ini penulis mencoba menulis
berbagai bentuk tipe kepemimpinan serta implementasinya, dengan harapan semoga buku
ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa FIP – UNUGAL khususnya dan sebagai salah satu
bahan bacaan dalam menerapkan tipe atau pola kepemimpinan secara tepat di sebuah
lembaga dalam mencapai tujuan organisasi yang diharapkan.

Dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga dapat tersusun buku ini. Semoga karya ini
bermanfaat dan menambah wawasan para mahasiswa dalam mempelajari Teori – Teori
kepemimpinan dan Implementasinya. Buku ini tentu saja masih sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran konstruktif tidak lupa penulis harapkan kepada pembaca.

Ciamis, November 2020
Penulis

iii

DAFTAR ISI

SAMPUL Halaman
SAMBUTAN DEKAN…………………………………………………….. ..
KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. iv
1
A. Latar Belakang ……………………………………………………... 2
B. Pembatasan Masalah ……………………………………………….. 3
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………… 4
D. Manfaat Hasil Penulisan ……………………………………………. 4
BAB II TEORI – TEORI KEPEMIMPINAN DAN IMPLEMENTASINYA 6
A. Teori-teori Kepemimpinan Dan Implementasinya…………………. 6
6
1. Hukum Katup………….......................................................... 16
2. Hukum Pengaruh ………………………………………………. 20
3. Hukum Proses ………………………………………………….. 22
4. Hukum Navigasi ………………………………………………. 23
5. Hukum E.F. Hutton ……………………………………………. 26
6. Hukum Landasan Yang Mantap ( Kepercayaan ) ……………… 28
7. Hukum Kehormatan…………………………………………….. 29
8. Hukum Intuisi ………………………………………………….. 30
9. Hukum Daya tarik ……………………………………………… 32
10. Hukum Hubungan Yang Baik …………………………………. 34
11. Teori Kepemimpinan Perilaku ……………………………….... 36
12. Teori Kepemimpinan Situasional ………………………………
iv

13. Teori Kepemimpinan Game Theory…………………………. 37
14. Teori Kepemimpinan Sifat …………………………………… 37
15. Teori Kepemimpinan Humanistik …………………………….. 39
16. Teori Kepemimpinan Contingensi ……………………………. 41
17. Teori Kepemimpinan Perilaku Khusus ………………………….. 42
18. Teori Kepemimpinan Aalamiah …………………………………. 44
19. Teori Kepemimpinan Trait Theory………………………………. 46
20. Teori Kepemimpinan Teori Psikologis. …………………………. 47
21. Teori Transformasional ………………………………………….. 48
22. Teori Sosiologis………………………………………………….. 49
23. Teori Lingkungan………………………………………………… 50
24. Teori Implisit …………………………………………………….. 51
25. Teori Suportif ……………………………………………………. 53
26. Trilogi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara ……………………. 53
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………… 56
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 56

v

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji dan

diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami.
Fenomena kepemimpinan di negara Indonesia juga telah membuktikan bagaimana
kepemimpinan telah berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan berpolitik dan bernegara.
Dalam dunia pendidikan, kepemimpinan berpengaruh sangat kuat terhadap jalannya
organisasi dan tujuan yang dicapai.

Pemimpin memiliki peran sentral dalam perilaku kelompok, karena pemimpin
antisipatif terhadap perubahan, peluang yang ada, memotivasi semua pengikut untuk tingkat
yang lebih tinggi serta tingkat produktivitas, tingkat yang memperbaiki kinerja buruk dan
pemimpin harus bisa memberikan bimbingan menuju ke pencapaian dalam tujuan suatu
organisasi.

Pada era globalisasi dan pesatnya teknologi pada abad 4.0 menuntut pemimpin untuk
mampu menyesuaikan perkembangan secara terus-menerus (continuous improvement) dalam
pembentukan keunggulan kompetitif yang mampu untuk berkembang dan bersaing.
Organisasi sekarang harus dilandasi oleh keluwesan, tim kerja yang baik, kepercayaan, dan
penyebaran informasi yang memadai. Kepemimpinan sebagai salah satu penentu arah dan
tujuan organisasi harus mampu menyikapi perkembangan zaman ini. Pemimpin yang tidak
dapat mengantisipasi dunia yang sedang berubah ini, atau setidaknya tidak memberikan
respon, besar kemungkinan akan memasukkan organisasinya dalam situasi stagnasi dan
akhirnya mengalami keruntuhan.

1

Di lingkungan masyarakat, dalam organisasi formal maupun nonformal selalu ada
seseorang yang dianggap lebih dari yang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan lebih
tersebut kemudian diangkat atau ditunjuk sebagai orang yang dipercayakan untuk mengatur
orang lainnya. Biasanya orang seperti itulah disebut pemimpin atau manajer. Dari kata
pemimpin itulah kemudian muncul istilah kepemimpinan setelah melalui proses yang
panjang.

Menurut Artitonang (2007) menyebutkan pengertian kepemimpinan adalah pada
dasarnya berhubungan dengan keterampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki
seseorang, oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan pemimpin.
Sedangkan menurut Matondang (2008) Kepemimpinan adalah suatu proses dalam
mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan. Walaupun
semua pemimpin memiliki tujuan dasar yang sama, mereka tetaplah individu yang berbeda.
Oleh karena itu cara mereka memimpin juga berbeda, inilah yang kita kenal dengan
kepemimpinan. Berdasarkan asumsi tersebut maka dapat dipahami jika ada seribu pemimpin
sejak peradaban manusia dimulai maka akan ada seribu gaya kepemimpinan yang juga ikut
terbentuk. Walaupun begitu, para peneliti telah mengelompokkan beragam kepemimpinan
tersebut ke dalam beberapa kelompok berdasarkan sifat maupun ciri umumnya, sehingga
lebih mudah bagi kita untuk mempelajarinya.

Ada banyak teori kepemimpinan sebagai pedoman yang dapat diterapkan dalam
menjalankan manajemen kepemimpinan khususnya di lembaga pendidikan. Tentu saja
dengan harapan seorang pemimpin harus memberikan “sesuatu” agar anggota bergerak
menuju tujuan organisasi, yang membedakan keduanya adalah apa “sesuatu” yang diberikan
tersebut.

Pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang dapat diterima oleh lingkungannya dan
mampu menggerakkan/memberdayakan sesuai tupoksi semua unsur yang ada. Sedangkan

2

pemimpin yang tidak berhasil menggerakkan tim kerjanya maka disini perlu adanya kajian
apakah model teori yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dilingkungan tempat
kerjanyanya, karena setiap lembaga mempunyai karakteristik , sumber daya manusia, budaya
dan lingkungan yang berbeda beda.

Seorang pemimpin tidak hanya mampu mengubah organisasi, tetapi juga mampu
mengubah para pengikutnya menjadi sejalan dengan jalan pikirannya. Esensi dari seorang
pemimpin adalah membangun maindset setiap orang sehingga organisasi atau suatu bangsa
dalam skala yang lebih luas secara otomatis akan ikut serta mendukung visi atau tujuan
organisasi / lembaga.

B. Pembatasan Penulisan
1.1. Penjelasan Tentang Tipe – tipe Kepemimpinan dan Implementasinya
1.1.1. Hukum Katup
1.1.2. Hukum Pengaruh
1.1.3. Hukum Proses
1.1.4. Hukum Navigasi
1.1.5. Hukum E.F.hutton
1.1.6. Hukum Kepercayaan
1.1.7. Hukum Kehormatan
1.1.8. Hukum Intuisi
1.1.9. Hukum Daya Tarik
1.1.10. Hukum Hubungan Yang Baik
1.1.11. Teori Kepemimpinan Perilaku
1.1.12. Teori Kepemimpinan Situasional
1.1.13. Game Theory

3

1.1.14. Teori Kepemimpinan Sifat
1.1.15. Teori Kepemimpinan Humanistik
1.1.16. Teori Kepemimpinan Contyngensi
1.1.17. Teori Kepemimpinan Perilaku Khusus
1.1.18. Teori Kepemimpinan Alamiah
1.1.19. Trait Theory
1.1.20. Teori Kepemimpinan Psikologis
1.1.21. Teori Transfoemasional
1.1.22. Teori Sosiologis
1.1.23. Teori Lingkungan
1.1.24. Teori Implisit
1.1.25. Teori Suportif
1.1.26. Trilogi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara

C. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas maka tujuan penulisan buku ini
diarahkan untuk :
1. Untuk mengetahui tipe – tipe kepemimpinan
2. Untk mengetahui hakekat kepemimpinan
3. Faktor – factor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan dalam manajemen.

D. Manfaat Hasil Penulisan
Buku ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat praktis maupun

teoretis. Manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

4

1. Bagi Kepala Sekolah
a. Hasil penulisan buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepala sekolah, khususnya
pada lembaga pendidikan baik jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan lain
pada umumnya, dalam memberikan gambaran mengenai pelaksanaan kepemimpinan
sebuah organisasi di lembaga pendidikan, guna mewujudkan organisasi yang handal
melalui kepemimpinan yang tepat .
b. Buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepala sekolah untuk dijadikan bahan acuan
dalam mengimplementasikan tugas kepala sekolah sebagai manajer/leadership sehingga
tepat dalam menerapkan pola / tipe kepemimpinan yang disesuaikan dengan karakteristik
, sumber daya manusia, budaya dan lingkungan organisasi yang dipimpinnya

2. Bagi Guru
a. Buku ini diharapkan bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
wawasan guru tentang tipe – tipe kepemimpinan. khususnya dalam mengelola siswa
dan teman sejawat, serta mampu memahami arah tipe pemimpin dalam mencapai tujuan
organisasi sehingga guru akan menjadi tim pendukung yang solid untuk mencapai
tujuan organisasi sebuah lembaga pendidikan.
b. Buku ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru untuk menyiapkan diri dalam
mengikuti seleksi Calon Kepala Sekolah agar mampu menguasai teori – teori
kepemimpinan serta mampu menerapkan kepemimpinan yang baik.

5

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Kepemimpinan

Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan dimulainya sejarah manusia,
yaitu sejak manusia menyadari pentingnya hidup berkelompok untuk mencapai tujuan
bersama. Mereka membutuhkan seseorang atau beberapa orang yang mempunyai kelebihan-
kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam bentuk apa kelompok manusia tersebut
dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan
kelebihan-kelebihan tertentu.
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks dimana seorang
pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan mencapai visi, misi, dan
tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih maju dan
bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat
kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan
kemahiran-kemahiran yang dimilikinya.

Seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila secara genetika
memiliki bakat-bakat kepemimpinan, kemudian bakat-bakat tersebut dipupuk dan
dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinan serta ditopang
oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang
bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
2.1.1 Definisi Pemimpin
Secara etimologi pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin” (lead) berarti bimbing atau
tuntun, dengan begitu didalamnya terdapat dua pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang

6

memimpin (imam). Setelah ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti
orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga
orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Pemimpin adalah
seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan kelompok untuk
dapat bekerjasama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan. Jadi, pemimpin itu ialah seorang yang memiliki satu atau beberapa
kelebihan sebagai bakat yang dibawa sejak lahir dan merupakan kebutuhan dari satu situasi
zaman, sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan
membimbing bawahan.
Hendry Pratt Fairchild dalam Kartini Kartono (2010:38-39) mengemukakan bahwa
pemimpin dalam pengertian yang luas adalah seseorang yang memimpin dengan jalan
memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir atau
mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Sedangkan
dalam pengertian yang terbatas pemimpin ialah seseorang yang membimbing, memimpin
dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/penerimaan secara sukarela
oleh para pengikutnya.John Gage Allee menyatakan “Leader… a guide, a conductor,
a commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun, komandan).
Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih
dahulu harus memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan
kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan
untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara yang
dipergunakan pimpinan dalam mempengaruhi para pengikutnya (Miftah Thoha, 2007:27).

7

Selanjutnya Sudriamunawar (Harbani, 2008:3) mengemukakan bahwa Pemimpin adalah
seseorang yang memiliki kecakapan tertentu yang dapat mempengaruhi para pengikutnya
untuk melakukan kerja sama ke arah pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Mifta Thoha dalam bukunya perilaku organisasi (1983:255) mengemukakan pemimpin
adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Kartini Kartono (1994:33) mengemukakan pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki
kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan disatu bidang, sehingga dia
mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Henry Pratt Fairchild dalam Kartini Kartono (1994:33), pemimpin dalam pengertian ialah
seorang yang dengan jelas memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur,
mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise,
kekuasaan dan posisi. Dalam pengertian terbatas, pemimpin ialah seorang yang
membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan penerimaan
secara sukarela oleh para pengikutnya.
Dahulu orang menyatakan bahwa kepemimpinan yang dimiliki oleh seorang pemimpin itu
merupakan bawaan psikologis yang dibawa sejak lahir, khusus ada pada dirinya dan tidak
dipunyai oleh orang lain sehingga disebut sebagai Born Leader (dilahirkan sebagai
pemimpin). Oleh karena itu, kepemimpinannya tidak perlu diajarkan pada dirinya dan tidak
bisa ditiru oleh orang lain. Born Leader (dilahirkan sebagai pemimpin) dianggap memiliki
sifat-sifat unggul dan unik yang dibawa sejak lahir dan tidak dimiliki atau tidak dapat ditiru
oleh orang lain. Namun di zaman modern seperti sekarang, dengan berbagai kegiatan yang
serba teknis dan kompleks, dimana-mana juga selalu dibutuhkan pemimpin. Pemimpin-

8

pemimpin yang demikian harus dipersiapkan, dilatih, dididik dan dibentuk secara terencana
serta sistematis.
Seorang pemimpin (leader) dalam penerapannya mengandung konsekuensi terhadap
dirinya, antara lain; harus berani mengambil keputusan sendiri secara tegas dan tepat
(decision making), harus berani menerima resiko sendiri, dan harus berani menerima
tanggung jawab sendiri (the principle of absoluteness of responsibility).
Dari beberapa definisi tersebut diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu
dan/atau sekelompok orang lain untuk bekerja sama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2.1.2 Definisi Kepemimpinan
Ralp M. Stogdill dalam Sopiah (2008:108) menyatakan “jumlah batasan atau definisi yang
berbeda-beda mengenai kepemimpinan hampir sama banyaknya dengan jumlah orang yang
mencoba memberikan batasan tentang konsep tersebut”.
Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu kelompok sehingga
pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, orang yang perilakunya akan lebih
mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan
kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok mengubah motivasi
kepentingan anggota lainnya dalam kelompok (Bernards M. Bass, 1990: 21).
R Terry (1998:17) mengemukakan kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri
seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam
hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana menata dan mencapai kinerja untuk
mencapai keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya. (Rennis Linkert, 1961: 30).
Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan pengaturan dan situasi
pada suatu waktu tertentu. (J.A. Klein dan P.A. Pose 1986: 125).

9

Anagora (1992) dalam Harbani (2008:5) mengemukakan, bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun
tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh
pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan itu.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas
yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok. Kepemimpinan juga diartikan
sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi dan tujuan, kemampuan
mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas untuk mencapai tujuan bersama, dan
kemampuan mempengaruhi kelompok agar mengidentifikasi, memelihara, dan
mengembangkan budaya organisasi (Stogdill dalam Stoner dan Freeman 1989: 459-460).
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar mereka mau
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan
menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan
yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya. Kepemimpinan juga merupakan proses
menggerakkan grup atau kelompok dalam arah yang sama tanpa paksaan.
Dari pengertian di atas, maka pemimpin pada hakikatnya merupakan seorang yang
mempunyai kemampuan untuk menggerakkan orang lain sekaligus mampu mempengaruhi
orang tersebut untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pemimpin yang dimaksud dalam kajian ini adalah Kepala Badan Pemeriksa Keuangan dan
Pembangunan Perwakilan Sulawesi Selatan. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan
memimpin secara profesional dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang menurutnya
dipandang efektif dalam pengelolaan organisasi atau unit kerja yang dipimpinnya.

10

2.1.3 Fungsi Kepemimpinan

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting
bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi
kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
 Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijakan administrasi dan

menyediakan fasilitasnya.
 Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing,

directing, commanding, controling.
Menurut Hadari Nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan
situasi sosial dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap
pemimpin berada didalam, bukan berada diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha
menjadi bagian didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.

Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan
mengarahkan karyawan untuk bekerja keras, memiliki semangat tinggi, dan memotivasi
tinggi guna mencapai tujuan organisasi.

2.1.4 Peranan Pemimpin

Menurut pendapat Stodgil (Sugiyono, 2006:58) ada beberapa peranan yang harus dilakukan
oleh seorang pemimpin, yaitu :
 Integration, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada peningkatan
 Communication, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada meningkatnya saling

pengertian dan penyebaran informasi.
 Product emphasis, yaitu tindakan-tindakan yang berorientasi pada volume pekerjaan

yang dilakukan.

11

 Fronternization, yaitu tindakan-tindakan yang menjadikan pemimpin menjadi bagian dari
kelompok.

 Organization, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada perbedaan dan penyesuaian
daripada tugas-tugas.

 Evaluation, yaitu tindakan-tindakan yang berkenaan dengan pendistribusian ganjaran-
ganjaran atau hukuman-hukuman.

 Initation, yaitu tindakan yang menghasilkan perubahan-perubahan pada kegiatan
organisasi.

 Domination, yaitu tindakan-tindakan yang menolak pemikiran-pemikiran seseorang atau
anggota kelompoknya.

Peranan pemimpin yang sangat perlu dilaksanakan seorang pemimpin yaitu : (1) Membantu
kelompok dalam mencapai tujuannya, (2) Memungkinkan para anggota memenuhi
kebutuhan, (3) Mewujudkan nilai kelompok, (4) Merupakan pilihan para anggota kelompok
untuk mewakili pendapat mereka dalam interaksi dengan pemimpin kelompok lain, (5)
Merupakan fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik kelompok (Sulaksana 2002:7).

Menurut Sondang (1999;47-48), lima fungsi kepemimpinan yang dibahas secara singkat
adalah sebagai berikut : (1) pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha
pencapaian tujuan, (2) wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak
diluar organisasi, (3) pimpinan selaku komunikator yang efektif, (4) mediator yang handal,
khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik, (5)
pimpinan selaku integrator uang efektif, rasional, obkjektif dan netral.

2.1.5 Karakteristik Kepemimpinan

Kepemimpinan mungkin hanya terbentuk dalam suatu lingkungan yang secara dinamis
melibatkan hubungan di antara sejumlah orang. Kongkritnya, seorang hanya bisa mengklaim

12

dirinya sebagai seorang pemimpin jika ia memiliki sejumlah pengikut. Selanjutnya antara
para pemimpin dan pengikutnya terjalin ikatan emosional dan rasional menyangkut
kesamaan nilai yang ingin disebar dan ditanam serta kesamaan tujuan yang ingin dicapai.
Walaupun dalam realitasnya sang pemimpinlah yang biasanya memperkenalkan atau bahkan
merumuskan nilai dan tujuan.
Dalam kepemimpinan ada beberapa unsur dan karakter yang sangat menentukan untuk
pencapaian tujuan suatu organisasi. Menurut Gibb dalam Salusu (2006:203), ada empat
elemen utama dalam kepemimpinan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu pemimpin
yang menampilkan kepribadian pemimpin, kelompok, pengikut yang muncul dengan
berbagai kebutuhannya, sikap serta masalah-masalahnya, dan situasi yang meliputi keadaan
fisik dan tugas kelompok.

13

BAB III
TEORI – TEORI KEPEMIMPINAN DAN IMPLEMENTASINYA

A. Teori – Teori Kepemimpinan Dan Implementasinya

Dalam setiap realitasnya bahwa seorang pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinannya terjadi adanya suatu perbedaan anatar pemimpin yang satu dengan
pemimpin lainnya, hal ini sebagai mana menurut beberapa ahli diantaranya Jonh C. Maxwell
dikutip Dr. Alimatus Sahrah,M.Si.MM. bahwa pendapatnya tipe – tipe kepemimpinan yang
disebut sebagai hukum kepemimpinan diantaranya terdiri dari :
1. Hukum Katup.

Dalam teori ini menyebutkan bahwa Kemampuan memimpin menentukan kadar
keefektifan seseorang. Seorang pemimpin harus harus dapat berperan seperti katup atau
kran yaitu mampu untuk mendorong, mengendalikaan, mengarahkan suatu organisasi
sesuai dengan kondisi masng-masing untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga.
Maksudnya dalam suatu instansi atau organisasi dibutuhkan seorang pemimpin yang
dapat berperan seperti katup, bisa mengatur besar kecilnya tingkat keefektifan kinerja
dalam instansi atau organisasi tersebut. Jadi seorang pemimpin harus dapat
memaksimalkan potensi yang ada dalam suatu organisasi. Mau sebagus dan sehehat
apapun suatu organisasi kalau dipimpin oleh orang yang tidak dapat memaksimalkan
kemampuan, sumber daya dan potensi yang dimiliki, maka out putnya pun tidak akan bisa
memuaskan. Oleh karena itu sebagai calon pemimpin di masa depan kita harus selalu
meningkatkan katub kita agar organisasi yang kita pimpin bisa menjadi organisasi yang
lebih baik. Contoh implementasi pada hukum katup
1). Pada awal saya bertugas di sekolah ini ada suatu kebiasaan dimana guru dan
karyawan datang ke sekolah selalu tidak tepat waktu dan mereka cenderung datang tepat

14

pada saat bel masuk berbunyi atau sesuai pada waktu mengajar saja, hal ini menurut saya
tidak baik, karena dengan datangnya guru tepat saat bel atau istilahnya datang mepet
saat waktu mau masuk kelas membuat kurangnya persiapan dalam mengajar. Seiring
dengan datangnya kepemimpinan yang baru, saya berusaha mengendalikan dan memberi
arahan untuk dapat dilaksanakan oleh semua guru dan karyawan agar tidak datang
dengan waktu yang sangat mepet atau pas jam masuk mengajar, harapan saya guru ada
waktu awal untuk bisa mempersiapkan diri dengan persiapan materi yang lebih matang
dan baik dalam mengajar, dan bagi karyawan dapat mempersiapkan dengan matang
tentang apa-apa yang mau dikerjakan saat itu. Seiring dengan ajakan saya ini, kegiatan
belajar mengajar jadi lebih efektif dan kondusif serta pekerjaan perkantoran juga dapat
terlaksana dan berjalan dengan baik. Siswa siswi mearasa terlayani dengan baik dan
guru juga lebih efektif menyiapkan materi mengajar. Sehingga kegiatan belajar
mengajar jadi lebih baik dan berubah dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru yang
lebih baik dan efektif. Dengan dibukanya katup kepemimpinan seperti itu menjadikan
awal kesuksesan yang dapat diraih oleh guru untuk kelancaran sebuah proses belajar
mengajar pada skala besar sehingga siswa siswi terlayani dengan baik. Demikian juga
untuk tugas-tugas kantor dapat dikerjakan dengan lebih efeftif dan efisien.
2). Pemanfaatan waktu untuk evaluasi setiap harinya dimasa pandemi sebelum adanya
kegiatan belajar mengajar dulunya tidak ada di sekolah yang saya pimpin saat ini, guru
dan karyawan datang ke sekolah atau kantor ini hanya datang absen dan mengerjakan
tugas mereka seperti biasa, selesai pulang. Seiring dengan kepemimpinan baru,
kebiasaan itu sedikit saya ubah, dimana setiap awal pagi sebelum melaksanakan tugas
rutin mereka , saya mengadakan apel untuk semua guru dan karyawan di ruang guru,
hanya perlu waktu kurang lebih sepuluh sampai lima belas menit saja. Saya hanya
menyampaikan beberapa point penting sebelum mereka semua melaksanakan kewajiban

15

masing masing. Dalam poin yang saya sampaikan diantaranya perlunya selalu menjaga
kebersihan dan selalu mematuhi protokol kesehatan Covid-19, mengingat saat ini masih
masa pandemi, kemudian mengenai proses belajar mengajar baik daring, luring
maupun Guling, harus selalu memperhatikan murid atau siswa siswi yang diajar,
dengan bukti absensi, dan yang paling penting poin nya adalah sebagai guru perlunya
memanajemen waktu sebaik mungkin, antara pemberian materi, tugas dan umpan balik
agar siswa tidak mengalami kebosanan dalam belajar. Di sini peran seorang pemimpin
membuka katup sebagai awal sebuah kepemimpinan yang mampu membuat proses
kegiatan belajar mengajar lebih baik secara manajemen dan mengevaluasi semua
kekurangan dan kelemahan dalam setiap proses belajar mengajar, agar kegiatan
belajar mengajar berjalan sesuai dengan kurikulum yang diharapkan.
3). Kepala sekolah harus mampu melaksanakan kompetensinya dengan baik, artinya agar
pekerjaan dapat diselesai dengan efektif dan efisien maka saya selalu membagi tugas-
tugas managerial kepada teman- teman yang saya pandang mempunyai kompeten, misal
penyusunan EDS, RKTS buku 1, buku 2, buku 3, kepada tim pengembang sekolah,
Urusan dan bapak ibu guru yeng terlibat. Dengan dibukanya katup kepemimpinan yang
mampu mendorong, mengendalikan dan mengarahkan tentang tugas-tugas yang harus
diselesaikan maka keberhasilan suatu sekolah akan dapat diraih sesuai dengan yang
diharapkan.
2. Hukum Pengaruh.
Dalam teori ini menyebutkan kepemimpinan adalah seni dalam mempengaruhi orang lain
agar orang tersebut mau mengikuti dan melakukan apa yang kita inginkan dengan
sukarela. Maksudnya bahawa Seorang pemimpin yang baik harus mempunyai pengaruh
yang besar terhadap kemajuan sebuah instansi yang dia pimpin. Sebagai orang yang
berpengaruh dalam kepemimpinannya, dia bisa mempengaruhi keputusan secara baik dan

16

sesuai dengan maksud dan tujuan dari visi dan misi dalam sebuah instansi. Dalam hal ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemajuan sebuah instansi yang dia pimpin.
Sebagai orang yang berpengaruh dalam kepemimpinannya, dia bisa mempengaruhi
keputusan secara baik dan sesuai dengan maksud dan tujuan dari visi dan misi dalam
sebuah instansi. Dalam hal mempengaruhi orang lain, seorang pemimpin diharapkan dapat
mempengaruhi dengan baik, artinya orang yang dipengaruhi mau mengikuti dan
melakukan sesuai dengan keinginan kita tanpa ada rasa terpaksa, sehingga dia mau
melakukan keinginan kita dengan suka rela. Oleh karena itu cara kita mempengaruhi orang
lain harus menggunakan cara Persuasif dan Inspiratif. Persuasif artinya mempengaruhi
orang lain dengan cara membujuk atau mengajak secara baik-baik. Sedang Inspiratif
artinya mempengaruhi orang lain dengan keteladanan dan perkataan yang bersifat
membangun. Contoh penerapan Hukum Pengaruh dalam Kepemimpinan
1). Sebagai seorang pemimpin dalam sebuah sekolah atau bidang pendidikan, pertama kali
datang ke tempat ini perlu pendekatan atau mendekati orang orang yang berpengaruh
dalam lingkungan sekolah, agar kita tahu apa kelebihan orang orang tersebut diban-
ding dengan yang lainnya, sehingga punya kelebihan dalam mempengaruhi orang lain.
Ketika sudah mengetahuinya, perlu kita ambil alih cara tersebut agar sebagai pemimpin
kita bisa bekerja sama dengan mereka tanpa menyakiti perilaku mereka dalam
mempengaruhi seseorang. Sebagai seorang pemimpin maka kita selalu harus bisa
memberi pengaruh yang baik kepada karyawan atau guru- guru di sekolah yang saya
pimpin. Salah satunya adalah saya selalu datang lebih awal dari mereka, sehingga dari
mereka akan timbul rasa ingin mengikutinya walaupun saya tidak menyuruhnya untuk
datang di awal waktu. Apalagi saya selalu menyempatkan untuk berdiri di depan pintu
gerbang untuk menyambut murid- murid yang datang ke sekolah. Dari kebiasaan saya ini
akhirnya sebagian besar guru terpengaruh dan mengikuti apa yang saya lakukan. Dengan

17

kata lain para guru juga akan datang lebih awal karena melihat pemimpin mereka sudah
datang terlebih dahulu. Pengaruh datang awal ini sangat baik bagi efektifitas pemben
tukan karakter siswa dan kondusifitas kegiatan belajar mengajar. Karena dengan datang
lebih awal ini yang pertama guru-guru bisa lebih siap dalam mempersiapkan pembel -
ajaran yang lebih baik. Ke dua pengaruh datang awal ini juga bisa membuat mereka
lebih bersemangat untuk datang lebih awal dibandingkan pimpinannya dan rekan kerja
nya, ada rasa bangga bisa datang lebih awal datang. Ke tiga suasana yang kondusif dan
awal yang baik di pagi hari akan memberikan energi positif bagi guru dan karyawan
dalam bekerja seharian, harapannya akan lebih fresh dan sehat. Dengan pengaruh kepemim
pinan yang sederhana ini harapan saya semua akan datang awal dan siap untuk
bertugas dengan lebih baik lagi dibanding dengan era kepemimpinan sebelumnya. Dan hal
ini dilakukan dengan senang dan gembira tanpa terbebani bahwa guru datang awal
bukan menjadikan beban tapi lebih menjadikan kewajiban yang menyenangkan karena
pemimpimnya memberi contoh dengan baik tanpa ada paksaan dan pemberian sanksi yang
keras terhadap guru yang datang kesiangan atau terlambat, semua diakukan dengan ikhlas
tanpa terbebani dan teguran kepada guru itupun bentuknya bukan kemarahan tetapi lebih
kepada sebuah ajakan halus untuk datang lebih awal agar dapat mewujudkan visi dan misi
sekolah.
2). Kepemimpinan merupakan gaya atau perilaku manusia dalam berinteraksi dengan
orang lain yang memunculkan pengaruh untuk menghasilkan perubahan. Sebagai kepala
sekolah atau pimpinan mempunyai kewajiban untuk menjadi pemimpin yang membuat
perubahan lebih baik, dengan memberdayakan guru atau personil sekolah, melalui kerja
sama dan kolaborasi dalam berbagai program dan kegiatan sekolah. Tidak hanya fokus
pada manajemen tetapi intinya adalah fokus pada pelayanan pembelajaran, minat bakat
dan pengembangan kreativitas siswa. Sekolah menjadi tempat belajar yang kondusif

18

sehingga staf dan para guru serta siswa benar benar menjadikan sekolah sebagai
lingkungan yang menjanjikan perubahan bermakna untuk mengantisipasi dan merespon
kebutuhan masa depan. Pengaruh kepemimpinan saya terhadap sekolah saya diantaranya
adanya kegiatan keagamaan yang berkem-
bang menjadi kebiasaan baik, yaitu semua guru dan karyawan melaksanakan ibadah tepat
waktu secara berjamaah saat waktunya untuk sholat, dengan cara saat adzan berkuman-
dang semua guru dan karyawan bersama sama menuju masjid saat saya juga sudah ke
sana sebelum mereka datang. Dengan pengaruh yang sederhana ini saya hanya
bermaksud supaya mereka selalu bersyukur atas apa yang telah mereka dapatkan dan
telah mereka peroleh bukan dari saya tetapi dari Allah SWT semata, sehingga dalam
mengajar, dalam bekerja mereka ikhlas tanpa paksaan tetapi karena lebih pada tanggung
jawab mereka pribadi sebagai guru dan karyawan. Karena sejatinya pengaruh seorang
pemimpin sangat diperlukan dalam memimpin sebuah manajemen sekolah untuk mencapai
visi dan misi sekolah secara bersama sama demi nama baik sekolah.
3. Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang mempunyai pengaruh terhadap kema-
juan sebuah instansi yang dia pimpin. Sebagai orang yang berpengaruh, dalam kepe-
mimpinannya seorang kepala sekolah harus bisa mempengaruhi dalam pengambilan
keputusan secara baik dan bijak sesuai dengan norma tanpa menyinggung perasaan warga
sekolah yang lain, Dalam pembelajaran daring seperti ini dalam setiap apel pagi saya
selalu mengingatkan pada semua guru pentingnya menyapa peserta didik dan orang tua
agar mereka mendapat pelayanan pendidikan dengan baik sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Salah satu cara yang saya lakukan saya selalu minta no HP secara acak
kepada wali kelas untuk saya hubungi melalui VC. Saya hanya bermaksud agar para guru
dapat menyapa siswa walaupun secara random, agar peserta didik merasa diperhatikan
oleh bapak ibu guru sehingga tidak ada kesan yang buruk terhadap guru bahwa tidak

19

dilayani hak-haknya dimasa pandemi ini. Ternyata apa yang saya lakukan ini banyak ditiru
oleh para guru setiap harinya, meskipun tidak semua peserta didik dapat dijangkau.
Bahkan kegiatan ini akhirnya dapat dilakukan dan mereka saling berlomba-lomba untuk
men-share kegiatan yang mereka lakukan dalam WA grup guru, dan dapat digunakan
sebagai bukti apabila ada pihak-pihak yang menanyakan tentang kegiatan guru di masa
pandemi Covid-19 ini.
3. Hukum Proses.
Dalam teori ini bahwa kepemimpinan berkembang setiap hari, bukan dalam satu hari.
Maksudnya adalah Kepemimpinan merupakan hal yang selalu berkembang setiap hari dan
bukan hanya dapat berubah menjadi sempurna dalam satu hari. Kepemimpinan sendiri
memiliki sifat seperti investasi.Anda akan dapat sukses memimpin setelah proses yang
telah dilakukan untuk mengembangkan kepemimpinan tersebut. Rahasia dari sukses
berada pada bagaimana anda mengatur hari hari anda setiap hari.Kemampuan untuk
memimpin adalah suatu kemampuan yang didapatkan dari berbagai jenis keterampilan
yang berbeda yang sebenarnya dapat dipelajari serta dikembangkan oleh setiap individu.
Proses ini pastinya tidak akan bisa terjadi dalam waktu yang singkat, namun mengikuti
proses waktu yang cukup lama dan mencakup banyak situasi yang bervariasi.
Kepemimpinan sendiri merupakan suatu hal yang rumit. Ada banyak aspek dalam kepe -
mimpinan seperti misalnya pengalaman, kehormatan, emosi, kekuatan, keterampilan untuk
membangun hubungan dengan sesama, visi, disiplin, momentum, waktu dan lain sebagai-
nya. Hal inilah yang menyebabkan banyak pemimpin yang membutuhkan banyak
pengalaman dalam bidangnya untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang sukses.
Seorang pemimpin juga orang yang bersedia untuk selalu belajar dan selalu meningkatkan
keterampilannya sehingga dapat memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan para
pengikutnya. Beberapa fase yang terjadi pada seorang pemimpin antara lain adalah fase

20

“saya tidak mengetahui apa yang masih tidak saya ketahui”, fase “saya mengetahui apa
yang masih tidak saya ketahui”, fase “saya tumbuh dan tahu dan segala hal mulai jelas”,
serta fase “saya bersikap dengan benar karena segala pengetahuan yang telah saya tahu.”
Bentuk implementasi teori hukum proses anatara lain :
1). Kepala Sekolah harus rajin belajar dari berbagai hal agar memiliki kecakapan dan
keahlian dalam memimpin, contoh : Kepala sekolah harus mampu mengikuti perkem-
bangan jaman, misal menguasai aplikasi yang ada pada pembelajaran jarak jauh atau
Daring. Disekolah diadakan pelatiahan tentang pengembangan aplikasi pembelajaran yang
diikuti oleh seluruh guru dan karyawan agar semua guru dan karyawan mampu membuat
aplikasi yang memadai. Selain itu sekolah juga selalu menyelenggarakan IHT tentang
penyusunan berbagai dokumen sekolah,misalnya penyusunan Silabus, RPP, KTSP,
RKJM, RKT dan lain- lain agar kepala sekolah dan guru serta karyawan paham tentang
penyusunan dokumen dokumen tersebut.
2). Kepala Sekolah harus selalu berinovasi untuk mengembangkan kemampuannya dalam
memimpin dengan berbagai strategi yang pada akhirnya akan berdampak positif terhadap
pencapaian tujuan. Kepala sekolah selalu mencari terobosan baru dalam meningkatkan
berbagai kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, misal membuat pojok baca, membuat
gazebo dalam meningkatkan literasi anak anak dan selalu diadakan lomba literasi tingkat
sekolah dan selalu di beri reward kepada siswa siwa yang berprestasi di bidang apapun.
Termasuk mendatangkan pelatih olah raga khususnya sepak bola dalam meningkatkan
ptrestasi di bidang olah raga sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh masing masing
siswa..
3). Kepala sekolah harus mempunyai inisiatif, kreativitas, dan kemampuan memotivasi
rekan kerja agar bekerja secara optimal sehingga tercapai efektitas kerja yang tinggi. Setiap
kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah selalu ditarget agar setiap pelatih atau siswa

21

sungguh sungguh dalam menjalaninya, dan selalu me;alukan evaluasi secara periodik agar
mengetahui kelebihan dan kekurangannya sehingga dapat menentukan solusi
pemecahannya.
4. Hukum Navigasi.
Disebut sebagai hukum navigasi atau pandu arah adalah penentuan kedudukan (position)
dan arah perjalanan baik dimedan sebenarnya atau dipeta, oleh sebab itu orang memimpin
itu adalah orang yang berpengaruh dan menentukan arah dari organisasi untuk mencapai
tujuan. Maksudnya bahwa Orang yang menjadi pemimpin tidak harus menduduki top
management, tetapi anggota team bisa menjadi pemimpin informal, jika punya
kemampuan mempengaruhi anggota tiem lainnya dan Top Management.
Bentuk implementasi teori hukum navigasi diantaranya :
1). Seorang guru, bisa menjadi pemimpin informal jika memiliki kemampuan di bidang
tertentu, memiliki inovasi yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi di sekolahnya,
dan semua idenya bisa diterima oleh guru-guru atau Kepala Sekolah.
2). Kepala Sekolah mendelegasikan tugas - tugasnya kepada beberapa guru yang mampu
di bidang tertentu, dan mampu mengatasi berbagai kendala serta mencari solusi
pemecahan, jadi tidak harus semua ditangani oleh Top manager
3). Kepala Sekolah perlu mengetahui dan menguasai cara berkomunikasi atau pendekatan
yang baik dan tepat agar guru atau karyawan l tidak merasa tersisih, tertekan, tersinggung,
dan merasa dianggap sebagai tempat untuk menampung segala kemarahan dan kesalahan.
Misal dipanggil sendiri dengan penuh kekeluargaan dan dengan bimbingan yang santun.
4). Kepala Sekolah mendelegasikan tugas - tugasnya kepada beberapa guru yang mampu di
bidang tertentu, dan mampu mengatasi berbagai kendala serta mencari solusi pemecahan,
jadi tidak harus semua ditangani oleh Top manager

22

5. Hukum E,F, Hutton.
Yaitu Teori hukum yang menyatakan bahwa ketika pemimpin sejati berbicara maka orang
akan mendengarkan. Maksudnya adalah seorang pemimpin sejati itu belum tentu yang
menduduki sebagai jabatan pimpinan sebuah lembaga, tetapi pemimpin disini adalah orang
yang lebih didengarkan pendapatnya dengan kata lain bahwa orang yang mamapu
memberikan pengaruh, memiliki kekuatan karakter, membangun hubungan dengan baik,
dan mengetahui banyak tentang pekerjaan mereka. Berarti pemimpin sejati adalah belum
tentu pemegang kekuasaan, tetapi orang yang mampu mempengaruhi orang lain sehingga
ketika berbicara didengarkan dan diikuti walaupaun dia bukan penguasa / pemimpin
lembaga. Sehingga pendapatnya menjadi dasar pimpinan dalam pengambilan keputusan
kebijakan suatu organisasi. Pemimpin sejati dapat dilihat dari bagaimana orang orang
mendengarkan dirinya. Pemimpin yang sejati memiliki kharisma yang disegani oleh semua
orang. Beberapa faktor yang menentukan kualitas dari seorang pemimpin antara lain
adalah bagaimana cara membangun hubungan, karakter pribadi orang tersebut,
pengalaman, intuisi, informasi yang dimiliki, bagaimana kesuksesan di masa lalu dan
kemampuan orang tersebut untuk memecahkan masalah.
Bentuk implementasi hukum teori ini antara lain :
1). Di sebuah sekolah yang cukup ternama dan unggulan baru saja kedatangan kepala
sekolah baru ( promosi) namanya pak Rudi dengan usia yang masih muda, sementara
sekolah tersebut merupakan sekolah favorit yang sudah berdiri sejak 25 tahun yang lalu,
dengan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional terbukti banyak prestasi yang
diperolah. Tentu saja ini menjadi tantangan kepala sekolah yang baru untuk tetap
mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi sebagai sekolah unggulan. Dengan bekal
pengalaman yang diperolah selama diklat CKS ( Calon Kepala Sekolah ) dia menerapkan

23

model kepemimpinan yang selalu mengutamakan musyawarah dalam melaksanakan
program untuk memutuskan kebijakan. Dari sekian jumlah tenaga pengajar ada beberapa
guru yang usianya sudah senior atau diatas usia kepala sekolah, dan salah satu diantaranya
yaitu pak Jono adalah guru agama Islam senior yang selama ini dianggap sebagai orang
yang selalu menjadi panutan rekan rekan guru atau karyawan di sekolah tersebut. Karena
pak Jono adalah sosok yang selalu peduli dengan kekeluargaan teman - teman
dilingkungan sekolah , serta dianggap sering tepat dalam memberikan solusi ketika sekolah
atau teman – teman dalam menghadapi masalah. Dalam suatu kesempatan kepala sekolah (
pak Rudi ) akan melaksanakan program sekolah terkait mengisi kegiatan bulan ramadhan
yaitu pesantren kilat, sehingga mengundang guru dan karyawan untuk melaksanakan rapat
persiapan pelaksanaan pesantren kilat tersebut. Pada saat rapat pak Rudi selaku kepala
sekolah menyampaikan teknis pelaksanaannya dan semua yang hadir tidak memberikan
tanggapan terhadap apa yang disampaikan, pada kesempatan itu pula pak Jono kemudian
menyampaikan pendapat tentang teknis yang berberda dengan yang disampaikan oleh
Kepala Sekolah dan apa yang disampaikan oleh pak Jono mendapat persetujuan dari
hampir semua peserta rapat yang ada. Akhirnya keputusan kebijakan yang diambil oleh
kepala sekolah adalah teknis yang disampaikan oleh pak Jono, guru agama Islam tersebut.
Dengan demikian maka pemimpin sejatinya disini adalah pak Jono, yaitu guru agama
Islam dan bukan pak Rudi selaku kepala sekolah, karena pendapat pak Jonolah yang
didengarkan dan disetujui oleh mayoritas peserta rapat.
2). Pada sebuah sekolah memiliki club sepak bola yaitu club Garuda namanya dengan
pelatih guru olah raga yang melatih dan membimbing melalui program unggulan sekolah,
yang akhirnya mampu mencetak atlet sepak bola yang selalu memberikan prestasi dengan
sering memenangkan event pertandingan di lapangan hijau. Melalui moment
POPDASENI, GALA SISWA,POR antar sekolah, bahkan event olah raga lainnya baik di

24

tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi bahkan Nasional. Pelatih club Garuda untuk
menyiapkan atlet / siswa untuk menghadapi event pertandingan. Dalam club Garuda ini
memiliki pemain yang sangat kompak, dan kapten pemain nya adalah Agung, dia punya
pengalaman yang membanggakan club tersebut saat berhasil menghantar club sepak bola
( Garuda ) ke puncak kejayaan dengan beberapa kali dia mencetak gool. Dalam suatu event
ketika club Garuda sedang bertanding pada detik detik menjelang waktu berakhir posisi
skor 1-1, pelatih mengambil tindakan mengumpulkan pemain di tepi lapangan dan
memaparkan rencana permainan, namun hanya dijawab oleh salah satu pemain bernama
Agung yang mencetak gool pertama begini : “ Pokoknya operkan saja bola kepada saya
dan jangan menghalangi saya “ atlet lainnya yang mendengarkan dengan seksama dan
memberikan tanda setuju. Pelatih menjawab “ Pelatihnya kan saya, jadi sayalah yang akan
menentukan permainannya” kemudian pelatih menyampaikan kepada para pemain “
Pokoknya operkan bola pada Agung dan jangan ada yang menghalangi “, betul setelah
kembali ke arena lapangan pemain menerapkan strategi tersebut dan pada detik detik akhir
club mampu mencetak gool dan membawa kemenangan dengan skor 2 – 1 melalui
tendangan Agung. Disini membuktikan bahwa jika pemimpin sejati adalah Agung bukan
pelatih.
3). Pada pelaksanaan ektrakurikuler di sekolah kepala sekolah memberdayakan guru untuk
menjadi pembina pramuka karena pramuka menjadi salah satu kegiatan ektrakurikuler
yang wajib dilaksanakan. Dilapangan para pembina pramuka ( guru ) banyak yang tidak
menguasai tentang kepramukaan sehingga pembina pramuka melibatkan anngota pramuka
yang menjadi regu inti di sekolah tersebut yang memiliki kemampuan kepramukaan
sebagai pembantu pembinan pramuka. Ketika pelaksanaan latihan kepramukaan maka
siswa disini akan mendengarkan apa yang disampaikan oleh kakak kelasnya ( pembantu
Pembina pramuka ) karena para siswa tau akan kemampuan kaka kelasnya dan terbiasa

25

melatih setiap pelaksanaan ektrakurikuler parmuka. Pada saat kakak pembantu Pembina
pramuka mengatakan bahwa saat ini kegiatannya adalah PBB ( Pelatihan Baris Berbaris ),
kemudian Guru Pembina pramuka mengulang menyampaikan kegiatan yang disampaikan
oleh pembantu pembina pramuka yaitu kegiatan PBB ( Pelatihan Baris Berbaris ). Disini
pemimpin sejatinya adalah siswa yang menjadi pendamping Pembina pramuka bukan guru
Pembina pramuka, karena perintah yang digunakan adalah yang disampaikan oleh siswa
pembantu pembina pramuka.
6. Hukum The Law of Solid Groud ( Kepercayaan ).
Basis landasan yang mantap untuk suatu kepemimpinan yang sukses adalah sebuah
kepercayaan. Maksud dari teori hukum ini adalah Kepercayaan adalah landasan dari
kepemimpinan. Kepercayaan pengikut anda adalah aset yang paling bernilai bagi anda
sebagai seorang pemimpin. Orang ingin mempercayai karakter anda. Jika Anda berbuat
salah dan tidak mengakuinya, anda akan menumbuhkan ketidakpercayaan. Artinya bahwa
seorang pemimpin dalam mengelola sebuah organisasi harus menunjukkan teladan dalam
hal kemampuan, koneksi, dan karakter. Rasa kepercayaan bawahan terhadap pimpinan ini
sangat berpengaruh besar terhadap kinerja bawahan dalam melaksanakan tupoksi untuk
mencapai tujuan organisasi secara maksimal. Maka dengan mudah pimpinan
menggerakkan tim kerjanya setelah tim sudah menaruh rasa kepercayaan terhadap
pemimpinnya. Dengan tetap menjalankan tugas pemimpin untuk selalu mengontrol kerja
tim supaya dapat dikendalikan sehingga terjadi penyimpangan. Berikut beberapa contoh
implementasi teori hukum kepercayaan :
1). Untuk menjadi Pemimpin/Kepala Sekolah yang efektif, maka Kepala sekolah harus
mampu menjadi orang yang bisa dipercaya dan mampu mempercayai orang lain, untuk
itu Kepala Sekolah harus melaksanakan tiga pondasi dasar kepimimpinan skolah yaitu
taat azaz, taat administrasi dan taat anggaran. Hal ini bisa dilihat salah satu contoh

26

dalam pengelolaan keuangan sekolah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-
baiknya oleh Kepala Sekolah mengingat sumber keuangan seklah itu adalah amanat dari
pemerintah dan masyarakat. Maka sebelum sekolah menyusun RKAS/APBS, Kepala
Sekolah bersama tim khusus menyusun panduan/pedoman pengelolaan keuangan sekolah
berdasar peraturan perundangan yang berlaku untuk menjadi panduan dalam mengelola
uang sekolah baik yang bersumber dari pemerintah baik pusat maupun daerah dan yang
bersumber dari masyrakat, hal ini untuk memudahkan bagi para staf yang dipercaya KS
untuk mengadministrasikan keuangan sekolah. Kemudian dalam tahap penyusunan
RKAS/APBS Kepela Sekolah melibatkan semua urusan yang ada di sekolah, mengingat
urusan-urusan inilah yang bersinggungan langsung dengan program-program sekolah,
sehingga dalam penyusunan anggaran betul-betul sesuai kebutuhan sekolah. Dalam tahap
pelaksanaan program Kepala Sekolah mengendalikan anggaran agar dana yang
dikeluarkan sesuai kebutuhan program, dan setiap penggunaan dilaporkan secara trnsparan,
baik melalui administrasi pembukuan keuangan maupun melalui media yang lain seperti
data dinding dsb. Kepala Sekolah secara kontinyu memantau,mensupervisi dan
mengevaluasi pelaksanaan anggaran sehingga akan diketahui capaian target dan kendala-
kendala yang dijumpai, sehingga dengan cepat dapat dicarikan pemecahannya. Contoh di
atas menunjukkan prinsip kepemimpinan yang beritegritas, openness, accountable,
competence yang pada gilirannya akan menumbuhkan keprcayaan kepada seluruh staf
khususnya dan masyarakat pada umunya.
2). Kepala Sekolah adalah pemimpin yang harus memiliki konsistensi yang tinggi terhadap
visi sekolah, sehingga warga sekolah juga akan mengikutinya dengan kesadaran tanpa
paksaan, contoh dalam konsisten kedisiplinan kerja, ibadah, dan semua yang tetuang dalam
visi. Sebab jika kepala sekolah dapat menjadi figure yang diteladani maka warga sekolah

27

akan mengikuti pemimpin dan Kepala Sekolah akan mudah dalam mengarahkan tujuan
kepemimpinannya. Dan menanamkan kepercayaan warga sekolah kepada Kepala Sekolah.
3). Kepala Sekolah selaku pimpinan organisasi dalam menjalankan tupoksinya sebagai
manajer salah satunya adalah pengelola keuangan BOS,SOT,atau UYHD, maka disini
harus memberikan kepercayaan kapada bawahannya untuk membantu mengelola keungan
sekolah dengan tetap menjalankan kontroling. Dengan memberikan kepercayaan kepada
guru atau karyawan untuk memegang urusan – urusan keuangan maka disini akan
menumbuhkan rasa kepercayaan anak buah terhadap pimpinan. Sebab pimpinan yang baik
tidak akan mengelola organisasi sendiri atau bekerja sendiri. Terutama terkait pengelolaan
keuangan ini adalah masalah yang sangat sensitive apabila ada penyimpangan. Semakin
terjaga rasa kepercayaan bawahan kepada kepala sekolah yang pada gilirannya akan
memperlancar jalannya roda organisasi yang tentunya tercapai tujuan yang diharapkan
secara maksimal.
7. Hukum Kehormatan,
Teori hukum kehormatan ini adalah orang dengan sendirinya akan mengikuti
pemimpin yang lebih kuat dari dirinya. Maksudnya adalah Jika seseorang menghormati
sebagai individu, mereka mengaguminya. Jika mereka menghormati sebagai sahabat,
mereka mengasihinya. Jika mereka menghormati sebagai pemimpin, mereka mengikuti
nya. Ujian terbesar bagi seorang pemimpin adalah ketika seorang pemimpin mengadakan
perubahan besar dalam organisasinya. Pemimpin adalah seorang yang menentukan arah
laju dari sebuah organisasi. Sehingga para pengikut atau anggota dari suatu organisasi
akan membutuhkan pemimpin yang kompeten agar dapat memberikan arahan navigasi
yang jelas bagi para pengikutnya. Di sini pemimpin perlu dapat melihat lebih jauh dan
lebih banyak dibandingkan apa yang dilihat oleh orang lain, melihat dalam
tinjauan yang lebih jauh ke depan dibandingkan orang yang lain dan memprediksi apa yang

28

mungkin terjadi. · Orang tidak mengikuti orang lain karena kebetulan. Mereka mengikuti
individu-individu yang kepemimpinannya mereka hormati. Kalau pemimpin berpengaruh,
orang akan mengikutinya. Kalau ia dihormati, orang akan terus mengikutinya.Langkah
pertama memperoleh kehormatan adalah dengan menghormati diri sendiri dulu, baru
kemudian belajar menghormati orang lain. Ingat hukum gema!
Sebagai contoh implementasi hukum kehormatan ini diantaranya adalah :
1). Kepemimpinan Presiden Abdul Rahman Whahid atau Gus Dur (Mantan Presiden RI
ke-4) beliau dihormati dan diikuti oleh bawahanya karena beliau menunjukan
kemampuanya dalam penguasaan ilmu agama, ilmu pemerintahan, kemampuan menjalin
hubungan dengan Negara – Negara lain. Kemampuan Gus Dur ini juga didukung oleh
keyakinan, kepercayaan , dan penghormatan rakyat Indonesia kepada beliau atas
keberhasilanya memimpin NU maupun PKB.
8. Hukum Intuisi.
Isi Teori hukium intuisi adalah Para pemimpin mengetahui segalanya dengan intuisi
seorang pemimpin. Maksudnya adalah bahwa Seorang pemimpin harus membaca situasi
dan secara naluriah mengetahui harus menggunakan taktik bermain yang mana,Semua
orang dapat mengembangkan kemampuan intuisinya. Ada tiga tingkat intuisi yaitu : 1)
mereka yang secara alami “ melihatnya”, 2) mereka yang dilatih “melihat”nya, 3)mereka
yang tidak pernah “melihat”nya. Ia bisa ”membaca” keadaan dengan tepat lewat
intuisinya. Pemimpin yang baik intuisinya dapat merasakan apa yang sedang terjadi di
antara orang-orangnya dan saat itu juga dapat merasakan apa yang menjadi pengharapan
mereka, ketakutan mereka, serta keprihatinan mereka. Sebagai contoh bentuk
implementasi dari teori hukum intuisi adalah sebagai berikut :
1). Seseorang tiba-tiba dipaksa untuk membaca buku. Rupanya, dalam buku menemukan
informasi yang dicarinya selama bertahun-tahun. Atau misalnya, merasa bahwa ia harus

29

pergi ke suatu tempat, ternyata di sana ia menemukan penemuan besar. Misalnya ada bayi
yang ditinggalkan ibunya ditempat tersebut, penemuan jenasah kurban pembunuhan di
bawah lantai keramik.
2). Saya kepala sekolah harus memutuskan sebuah kebijakan atau sikap politik, Satu
keputusan harus segera ditentukan. Tiba-tiba,saya merasa memperoleh bisikan, ilham,
wangsit, Kemudian, dengan begitu yakin dan penuh percaya diri, saya segera menentukan
satu pilihan. Dan pilihan yang saya ambil secara birokrasi maupun kemaslahatan
dinyatakan tepat.
3. Para sarjana, penulis populer dengan semangat terus melatih orang-orang untuk belajar
mempercayai hati nurani mereka sekaligus mempercayai kepala mereka yang telah
menugaskan dirinya mengikuti berbagai workshop maupun bimtek tentang penulisan karya
ilmiah.Intuisi kepala sekolah dalam memilih calon peserta bimtek yg jumlah pesertanya
terbatas, didasarkan atas keyakinanya terhadap kemampuan gurunya.
9. Hukum Magnet / Daya Tarik (The Law of Magnetism).
Teori hukum magnet ini adalah anda menarik orang-orang yang memiliki kualitas sama
dengan diri anda. Maksud dari teori ini adalah bahwa pada umumnya orang yang anda
tarik akan memiliki kualitas yang mirip dengan anda. Mereka pada umumnya memiliki
sikap, tata nilai, kemampuan dan pengalaman hidup yang serupa dengan anda. Siapa yang
anda (pemimpin ) dapatkan tidaklah ditentukan oleh apa yang anda (pemimpin ) inginkan,
melainkan oleh siapa diri anda ( pemimpin ) sesungguhnya. Semakin baik kepemimpinan
seseorang, semakin baik pula pemimpin – pemimpin yang tertarik kepada pemimpin
tersebut. Sebagai bentuk implementasi hukum magnet ini diantaranya adalah :
1). Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya sebagai leader tentu dalam mengelola
organisasi membutuhkan tim kerja yang solid dan memiliki kempuan serta kemauan serta
semangat yang diharapkan oleh pimpinan. Biasanya tolok yang dipakai oleh kepala

30

sekolah adalah dirinya sendiri, sehingga kepala sekolah melalui pemetaan kemampuan
kompetensi bawahannya dia akan menempatkan posisi bawahannya sesuai dengan
harapnnya untuk dapat diajak bekerja sama dengan baik, sesuai dengan harapan dan target
tertentu untuk mencapai tujuan organisasi. Misal dalam sebuah kepanitian dalam acara
pelepasan siswa kelas 9 maka kepala sekolah memilih ketua panitia adalah orang yang
mampu dan dipercaya oleh teman – teman dalam memimpin kepanitian.
2). Kepala sekolah setiap awal tahun pelajaran baru melaksanakan pembagian tugas untuk
membantu kepala sekolah dalam menjalankan organisasi untuk mewujudkan visi.
Dalam menempatkan orang – orang di organisasi tersebut tentu saja ada pertimbangan
tersendiri agar job yang diberikan sesuai dengan harapan yang diinginkan. Salah satu
pertimbangan seorang kepala sekolah adalah adanya kesamaan antara kepala sekolah
dengan bawahan yaitu tentang dedikasinya,semangatnya ,motivasinya serta kemam – puan
menjalankan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah. Sebagai contoh seorang guru yang
ditunjuk untuk membantu urusan kurikulum pembelajaran maka selain memiliki
kemampuan IT yang bagus juga memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap pekerjaan dan
pimpinan yang tinggi. Sehingga apabila kepala sekolah didukung oleh tim yang solid dan
selaras akan dengan mudah memperlancar jalannya organisasi dalam mencapai tujuan.
3). Dalam melaksanakan pembelajaran masa Pandemi covid – 19 ini juga dibutuhkan
mindset serta semangat kerja yang sama antara kepala sekolah dengan guru, karena kalau
tidak ada kesamaan maka akan menjadikan kendala di lapangan pada saat pelaksanaan
pembelajaran. Contoh karena kondisi covid maka pembelajaran isiwa dilaksanakan secara
daring atau online dengan melalui beberapa media atau aplikasi. Hal ini tentu saja akan
menjadi kendala bagi para guru yang tidak mau belajar atau tidak melek IT. Disini kepala
sekolah tentu akan memberdayakan guru yang mempunyai kemampuan IT yang bagus
untuk membimbing guru lain yang belum mampu. Dengan harapan agar semua guru yang

31

ada sisekolah tersebut dapat melaksanakan pembelajaran dan mampu
mengoperasionalkan media online sebagai media pembelajaran. Disini sebagai tujuan agar
para guru memiliki kesamaan tujuan dengan kepala sekolah yaitu mampu melaksanakan
pembelajaran secara daring sehingga pembelajaran siswa tetap berjalan dan ada hasil
sesuai yang diharapkan. Yaitu mewujudkan visa sekolah meskipun dalam kondisi covid –
19.
10. Hukum Koneksi / Hubungan Baik (The Law of Connection).
Teori hukum koneksi adalah bahwa seorang pemimpin akan terlebih dulu menyentuh hati,
baru minta tolong. Maksudnya dari teori ini bahwa seorang pemimpin ketika
membutuhkan bantuan bawahannya yang disebut sebagai tim kerja sekolah, maka
komunikasi pimpinan secara menyentuh hati bawahan yang baik akan sangat
mempengaruhi kenerja dan dukungan kepada program kebijakan kepala sekolah. Untuk
mengkomunikasikan tujuan dan program organisasi kepada tim kerja, Pimpinan atau
kepala sekolah perlu berhubungan dengan orang-orang dalam tingkat emosional. Bahkan
ketika menghadapi anak buah dalam jumlah banyak, perlu diingat mereka adalah
sekelompok individu yang memiliki kepribadian dan kerakter yang berbeada- beda. Disini
pimpinan dituntut untuk mampu menyesuaikan pola kepemimpinan dengan pendekatan
persuasive. Hal ini tentu saja akan menimbulkan rasa nyaman kepada bawahan karena
pimpinan mampu melakukan pendekatan dengan cara menyentuh hati bawahan, sehingga
dengan penuh kesadaran bawahan akan melaksanakan tugas apapun yang diberikan oleh
pimpinan.
Bentuk implememntasi dari teori koneksi ini daintaranya :
1) Dalam melaksanakan program kebersihan, penghijauan dan keindahan dilingkungan
sekolah, tentu saja kepala sekolah tidak munkin hanya melibatkan tukang kebun saja,
karena kemampuan tenaga yang terbatas dengan kondisi lingkungan sekolah yang luas.

32

Maka kepala sekolah harus memberdayakan semua warga sekolah untuk peduli dan merasa
mempunyai kewajiban untuk menjaga kebersihan. Penghijauan dan keindahan
selokah.Untuk melibatkan mereka secara personal tentu perlu adanya komunikasi yang
baik karena jumlah warga sekolah yang tersiri dari guru, karyawan, siswa tentu memiliki
karakter dan kepribadian yang berbeda – beda. Untuk menjalankan program ini perlu
dikomunikasikan secara baik dengan menyesuaikan kerakter dan kepribadian bawahan,
sehingga mereka bisa menerima dan dengan kesadaran mau peduli dan melaksanakan
kebersihan, penghijauan dan keindahan sekolah tanpa paksaan.
2) kegiatan belajar mengajar di sekolah yang menjadi salah satu kendala di lapangan
adalah kurang terpenuhinya kebutuhan guru yang sesuai dengan mata pelajaran. Dalam hal
ini kepala sekolah tentu dituntut untuk tetap melaksanakan program pengajaran/pendidikan
disekolah, Sehingga perlu merekrut tenaga guru yang dibutuhkan sesuai mata pelajaran.
Namun kenyataan dilapangan banyak sekolah yang masih memiliki tenaga guru honorer
yang sudah cukup lama mengabdi dan memiliki SPT atau honor daerah, namun karena
adanya perekrutan CPNS sehingga guru honorer tersebut terpakasa kehilangan jam meng-
ajar sesuai dengan kompetensi ijasahnya atau tidak linier. Disini kepala sekolah harus
mampu melakukan komunikasi dengan baik tanpa menyinggung atau menyakiti hati para
guru honorer ketika harus dipindahkan jam mengajar mapelnya kepada guru CPNS baru
sementara dia kehilangan SPT/honor daerahnya, dan mengajar mata pelajaran yang tidak
sesuai dengan kompetensi ijasahnya. Dengan pendekatan menggunakan hati nurani untuk
dimintai bantuan mengajar mata pelajaran yang masih kurang tenaga pengajarnya namun
tidak linier, maka guru honorer akan merasa dihargai oleh kepala sekolah dan merka
merasa dibutuhkan atau diorangkan.

33

11.Teori Kepemimpinan Perilaku.
Teori ini menyebutkan bahwa mereka yang memiliki fleksibilitas seorang pemimpin
tetapi memusatkan cara aktual pemimpin berperilaku dan untuk mengubah gaya perilaku
mereka dan memilih gaya yang tepat serta cocok untuk situasi yang berbeda. Keberhasilan
seorang pemimpin sangat tergantung pada perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi
kepemimpinan. Teori ini disebut juga teori sosial dan merupakan sanggahan dari teori
genetis. Maksudnya adalah mungkin untuk melatih dan mengembangkan seorang
pemimpin. Ia menolak bahwa para pemimpin dilahirkan atau bahwa orang-orang
tertentu memiliki potensi bawaan mereka untuk menjadi pemimpin. Menurut teori ini,
siapa pun bisa menjadi pemimpin, tetapi harus ada suasana dan pelatihan yang baik
untuk mengembangkan kualitas kepemimpinan. Pemimpin harus disiapkan, dididik dan
dibentuk, tidak dilahirkan begitu saja. Teori ini tidak ada penekanan pada sifat-sifat atau
kualitas yang harus dimiliki mempengaruhi orang lain. Jadi teori ini berfokus pada perilaku
dan tindakan spesifik para pemimpin, bukan pada karakteristik mereka. Bentuk
implementasi dari teori kepemimpinan perilaku ini diantaranya :
1). Kepala sekolah melakukan pendektan, misalnya pada rapat internal sekolah, di
antaranya adalah workshop, seminar, inovasi, dilakukan dengan tujuan untuk
pembinaan dan pengembangan kompetensi guru dan staf. Pembagian dan penempatan
tugas mengajar guru di sekolah ini disesuaikan dengan latar belakang pendidikan dan
kompetensi yang dimiliki. Sedangkan staf, pembinaan yang dilakukan dengan cara
pengarahan secara langsung tentang teknis melakukan bidang pekerjaannya. Sedangkan
saya selalu memberi pengarahan pada pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pengupayaan peningkatan kinerja, seperti mengikutkan kegiatan di luar sekolah (eksternal),
seperti seminar, workshop, dll. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah dalam
memberikan motivasi (motivation) untuk meningkatkan kinerja pada pendidik dan

34

tenaga kependidikan. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam memberikan
motivasi (motivation) untuk meningkatkan kinerja pada pendidik dan tenaga
kependidikan adalah dengan cara membangun komunikasi yang baik, berusaha untuk
mengenal lebih dekat seluruh pegawai atau personil bawahannya yaitu pendidik dan
tenaga kependidikan di sekolah tersebut. Selanjutnya kepala Sekolah berusaha untuk
menempatkan pegawai pada pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan dan
keahlian, Memperkaya penguasaan berbagai jenis metode dalam proses pembelajaran,
mengalokasikan sumber daya sesuai dengan prioritas, menentukan cara menggunaan
personil dan sumber daya untuk menghasilkan efisiensi tugas, meningkatkan kemampuan
tambahan yaitu penggunaan media pembelajaran, tidak membeda-bedakan antara
pegawai satu dengan pegawai lainnya. Serta selalu memberikan kesempatan yang sama.
2). Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam memantau (monitoring) kinerja ada
pendidik dan tenaga kependidikan. Upaya yang dilakukan dalam memberikan
pemantauan (monitoring) untuk meningkatkan kinerja pada pendidik dan tenaga
kependidikan adalah dengan cara Kepala Sekolah selalu memberikan izin kepada
pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengikuti pembinaan, seperti halnya seminar
yang diadakan baik tingkat kabupaten maupun nasional, yang bertujuan untuk
menambah wawasan, pengetahuan dalam mengembangkan potensi akademik/pun non
akademik. Selain pembinaan yang sifatnya eksternal, kepala sekolah juga memberikan
pembinaan yang sifatnya internal, dimana pembinaan tersebut diikuti oleh seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan .Tidak lain sikap tersebut di aplikasikan seperti halnya
diadakan pembinaan ke tempat-tempat yang indah, alami, dengan tujuan untuk
memberikan kesegaran baik fisik, otak, penglihatan agar menjadi lebih refresh lagi. Dan
nantinya sepulang dari tempat tersebut menjadikan semua aktifitas yang dilakukan bisa
berjalan dengan lebih baik lagi.

35

12. Teori Kepemimpinan Situasional (Situasional Theory )
Isi teori kepemimpinan situasional adalah keberhasilan seorang pemimpin disebabkan oleh
situasi yang ada di sekitarnya, bukan karena sifat - sifatnya, boleh dikatakan bahwa teori
ini mengamsusikan bahwa seorang pemimpin dapat berhasil karena kebetulan Situasi di
sekitarnya mendukung. Gaya kepemimpinan ini bebeda-beda dari satu situasi ke situasi
yang lain. Untuk menerapkan gaya pemimpinan yang efektif harus diawali dengan
mendiaknosis situasi sebaik-baiknya. Maksdunya adalah bahwa Seorang pemimpin
berhasil dalam memimpin instansinya dikarena kan adanya faktor faktor pendukung
sebelumnya. Bisa dari lingkungan sekitar instansi yang sudah mendukung. Atau suasana
yang sudah kondusif sejak dari pimpinan yang lama bisa mendukung terlaksa nanya
keberhasilan dia dalam memimpin selanjutnya. Gaya kepemimpoinan situasional sangat
menarik pada saat ini, karena pemimpin dengan gaya ini akan selalu berusaha menyesuai
kan dengan situasi dan kondisi serta bersifat fleksibel dalam beradaptasi/menyesuaikan
dengan kemampuan bawahan dan lingkungan kerjanya. Gaya kepemimpinan situasional
menurut Hersey dan Blanchard didasarkan saling keterkaitannya di antara hal-hal berikut:
1. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pemimpin.
2. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pemimpin.
3. Tingkat persiapan dan kematangan para pengikut dalam melaksanakan tugas khusus,
fungsi dan tujuan tertentu.
Bentuk implementasi teori kepemimpinan situasional ini diantaranya adalah :
1), Sekolah di mana saya sebagai pemimpinnya mempunyai lingkungan masyarakat sekitar
yang agamais dan ramah serta baik. Dengan lingkungan seperti itu memudahkan saya
sebagai pemimpin untuk mengajak serta aktif semua warga sekolah juga untuk lebih baik
dalam hal keagamaan dan bermasyarakat. Sebagai contoh kita mengadakan kerja bakti
dengan membersihkan lingkungan di sekitar sekolah bersama sama dengan guru karyawan

36

dan warga sekitar sekolah. Hal lainnya yang telah saya lakukan dan tidak dilakukan oleh
pemimpin sebelumnya misalnya mengadakan acara sekolah yang mengundang warga
sekitar sekolah untuk datang ke sekolah , Sehingga terjalin kerja sama yang baik antara
sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar.
13. Game Theory
Isi game theory merupakan negosiasi yang dianggap sebagai permainan (game) dengan
aturan tertentu yang dikenal sebagai hukum (law). Maksudnya adalah orang yang menjadi
pemimpin harus mampu menggunakan pendekatan negoisasi dalam menyelesaikan
konflik sesuai dengan kode etik yang dipahami.
1). Kepala Sekolah dalam mengambil keptusan terhadap permasalah yang ada
mengedepankan musyawarah dan bernegoisasi dengan para pihak agar terjaga silaturahmi
anatar pegawai dan tidak akan mengganggu kinerja masing - masing. Dengan demikian
pencapaian tujuan yang diharapkan akan tercaapai tepat waktu.
2). Kepala sekolah harus mampu menyelesaikan permasalah dengan baik tanpa melukai
pihak manapun , misal dalam permasalahan kegiatan sosial, ada pertentangan tentang
siapa yang harus diberi uang penghargaan terhadap guru atau karyawan yang pensiun,
pindah tugas dan yang mengundurkan diri .
14. Teori Kepemimpinan Teori sifat (Trait Theory)
Isi teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin
ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas
dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang
berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Maksudnya adalah
Teori sifat ini lebih dikenal dengan teori orang besar, artinya hanya orang-orang besar
yang mempunyai sifat dan karakter yang mencerminkan dia seorang yang besar dimanapun
dia berada.Teori ini mengajarkan untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses

37

dibutuhkan karakter, sifat dan perangai serta watak bawaan yang baik. serta karakteristik
fisik serta psikologis sseorang yang dapat membedakan orang tersebut berbeda yang
biasanya hanya dimiliki oleh seorang pemimpin.Teori sifat adalah seorang pemimpin
dengan kemampuan pribadinya dan karaktenya serta perangainya mampu mempimpin dan
memperlakukan bawahannya sebaik mungkin sehingga dia disegani dan dihormati semua
bawahannya.
Keberhasilan atau kegagalan seseorang menjadi seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-
sifat dasar yang dimiliki oleh orang tersebut. Sifat-sifat tersebut ada pada seseorang yang
berasal dari pembawaan serta keturunan. Seseorang dapat menjadi pemimpin dikarenakan
sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.
Akan tetapi, dalam beroranisasi kita tidak akan bisa menemukan pemimpin yang memiliki
keseluruhan sifat-sifat tersebut. Sifat-sifat pemimpin itu merupakan tipe ideal yang tidak
ada dalam kenyataannya. Kemungkinan terjadi ada orang yang memiliki sifat-sifat tersebut
justru tidak menjadi pemimpin, sebaliknya ada orang yang tidak memiliki sifat-sifat itu
justru bisa jadi pemimpin. Contoh bentuk implementasi teori ini adalah :
1). agaimana agar sekolah kelihatan hijau dan indah, maka berkreasi setiap siswa
membawa tanaman atau pupuk dan memberdayakan diri sendiri maupun teman dan
seluruh siswa untuk rajin menanam pohon, dengan di beri contoh kongkrit.
2). Motivasi memimpin, seorang pemimpin harus selalu berusaha mendapatkan kekuatan
agar mampu mempengaruhi dan meyakinkan orang lain. Kepala Sekolah jangan cuma
memerintah tetapi harus memberi semangat kepada seluruh guru dan karyawan dengan
ikut terjun langsung, misal ikut menyusun dan memberikan masukan tentang penyusunan
Visi dan Misi, dan dokumentasi sekolah yang lain
3). Integritas, pemimpin harus memiliki prinsip perkataan sesuai perbuatan.Kepala Sekolah
tidak OMDO ( omong doang) tetapi harus membuktikan bahwa apa yang dikatan harus

38

sesuai dengan kenyataan. Misal kita harus hidup bersih , maka Kepala Sekolah harus
berpenampilan bersih dan jika ada kerja bakti di sekolah maka ikut terjun langsung.
15. Teori Kepemimpinan Humanistik
Didalam teori Likert (1961) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan proses yang
saling berhubungan dimana seseorang pemimpin harus memperhitungkan harapan-
harapan, nilai-nilai dan keterampilan individual dari mereka yang terlibat dalam interaksi
yang berlangsung. Dalam penjelasannya tentang teori ini adalah melihat bahwa manusia
merupakan motivated organism yang memiliki struktur dan sistem kontrol
tertentu.Menurut Likert, Kepemimpinan adalah sebuah proses yang saling berhubungan
dimana pemimpin harus mempertimbangkan harapan dan nilai serta keterampilan
individual mereka yang terlibat dalam interaksi.Di dalam teori ini, pemimpin harus dapat
melihat bahwa dirinya dan individual lain didalam organisasi merupakan manusia yang
memiliki potensi dan keterampilan. Oleh sebab itu seorang pemimpin akan diikuti apabila
dia mampu untuk mengatur potensi sumber daya manusia dalam organisasi secara efektif
dan efisien dalam rangka untuk mencapai tujuan.
Contoh bentuk implementasi teori ini diantaranya :
1). Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberdayakan orang – orang
yang ada didalamnya. Mampu menempatkan orang – orang dalam bidang tugas sesuai
kompetensinya. Contoh Kepala Sekolah setiap awal tahun ajaran baru dalam pembagian
tugas baik yang bersifat akademis maupun manajerial Kepala Sekolah menyusun analisis
jabatan melalui instrument yang dibuatnya untuk memudahkan dalam mendeminasikan
jabatan dan tugas kepada para stafnya, Ketika organisasi sudah tersusun maka dengan
demikian para staf tidak menjadi terbebani ketika menjalankan tugas bahkan akan merasa
mudah dan nyaman karena tugas yang diberikan sesuai dengan skil dan kompetensinya.
Kondisi demikian tentu akan mempermudah pencapaian tujuan organisasi/sekolah.

39

2). Pendekatan kepemimpinan Humanistik dalam pendidikan karakter di sekolah melalui
langkah-langkah :
a. Kepala Sekolah merancang susunan organisasi yang baik agar relevan dengan
kepentingan anggota dan kemajuan organisasi

b. Menyusun program penguatan pendidikan karakter yang mecakup :
1). Pengembangan diri
2). Menetapkan pembelajaran berkarakter , menyusun rencana pembelajaran, mene
rapkan model pembelajaran dan penilaian berkarakter
3). Menyusun Kegiatan lingkungan sekolah
4). Kegiatan dilingkungan masyarakat

c. Kepala Sekolah menciptakan interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dan
anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai bersam-sama

d. Membangun suasana kerja yang harmonis menghindari suasana kerja yang menekan
dan membangun rasa saling percaya

e. Membangun kemitraan kerja baik dengan pemerintah maupun pihak swasta untuk
mendukung penguatan pendidikan karakter di sekolah.

f. Kepala Sekolah juga memperhatikan hati nurani anggota dengan segenap harapan
kebutuhan dan kemampuan

g.Tidak kalah pentingnya Kepala Sekolah menghidupkan spiritualitas di lingkungan kerja
untuk mendukung penguatan pendidikan karakter.

3). Kepala Sekolah memberdayakan tenaga pendidik selain memberikan tugas mengajar
sesuai dengan kompetensi pendidikan yang ditempuh ( linier ), juga mampu menggali
kemampuan lain tenaga pendidik untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler, contoh kasus
guru matematika mempuntai kemampuan tentang kepramukaan maka guru tersebut
diberikan tugas tambahan untuk membina siswa dalam kegiatan ektrakurikuler

40

kepramukaan, atau guru Bahasa Indonesia tapi sangan mahir bermain music maka dapat
diberdayakan untuk membimbing dan mengembangkan bakat siswa dalam kegiatan
ektrakurikuler music. Dengan memnerdayakan keahlian guru yang dimiliki maka Kepala
Sekolah dapat dengan mudah menjalankan program tanpa repot mencari tenaga dari luar.
16. Teori Kepemimpinan Kontingensi
Isi teori ini adalah tidak ada satu cara mempimpin terbaik yang dapat diterapkan pada
semua situasi. Dapat dijalaskan bahwa menurut teori kepemimpinan kontingensi ini adalah
teori memimpin dengan menerapkan gaya kepemimpinan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Maka gaya kepemimpinan dapat berubah - ubah terlebihsetiap peristiwa mungkin
melibatkan orang, situasi, kondisi, dan lingkungan yang mungkin berbeda antara satu sama
lainnya. Menurut teori kontigensi ,leadership yang efektif bukan hanya tentang kualitas si
pemimpin tetapi juga tentang keseimbangan antara perilaku, kebutuhan, dan konteks.
Dilansir dari Indeed, pemimpin yang baik dapat mengamati situasi untuk menilai kebutuh-
an bawahan mereka dan kemudian menyesuaikan perilaku mereka. Contoh implementasi
teori ini diantaranya .
1). Dalam sebuah lembaga/sekolah pasti Kepala Sekolah menghadapi berbagai karakter
manusia. Dengan beraneka ragam kerakter tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di
lingkungan sekolah, maka kepala sekolah menerapkan model kepemimpinan yang berbeda
– beda menyesuaikan karakter orang yang dihadapi. Misal Kepala Sekolah menerapkan
gaya kepemimpinan demokratis ketika meminta masukan ide atau inovasi untuk
mengembangkan kemajuan sekolah. Karena dengan model ini para guru/ karyawan akan
terbuka dan merasa diorangkan sehingga mereka akan tidak sungkan untuk memberikan
ide atau masukan demi sekolah yang, karena mereka juga merasa memiliki sekolah
sehingga dengan menerapkan model demokrasi ini akan membentu Kepala Sekolah untuk
memajukan sekolah serta menghidupkan organisasi sekolah.

41

2). Kepala Sekolah juga perlu menerapkan model kepemimpinan otoriter ketika
menghadapi terjadinya pelanggaran kebijakan dan aturan yang berlaku. Contoh kasus
ketika ada guru/karyawan yang sering mangkir atau tidak masuk kerja dan tidak
melaksanakan tugasnya tanpa ijin pimpinan dan mengabaikan tupoksinya sebagai guru,
maka Kepala Sekolah wajib memberikan sanksi dengan tahapan dari teguran lisan, teguran
tertulis, dan kalau masih belum diindahkan maka disinilah Kepala Sekolah selaku
pimpinan mengambil langkah tegas ( otoriter ) dengan memberikan sanksi mengajukan
sesuai aturan yang berlaku terhadap guru tersebut dengan berkoordinasi dengan Badan
Kepegawaian Negara.
3). Kepala Sekolah dalam menjalankan tugas sebagai leadership terkadang juga perlu
menerapkan kepemimpinan pribadi maksudnya dengan mengadakan kontak pribadi.
Contoh kasus ketika Kepala Sekolah ingin memberdayakan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan maka akan berbeda – beda cara pendekatannya. Misal dengan tenaga
yangmasih muda dan energik serta memiliki kemampuan IT yang baik ketika
melaksanakan supervise pembelajaran tentu akan sangan berbeda dengan tenaga pendidik
yang sudah senior dan tidak memiliki kepmampuan IT. Maka pendekan kontak individu
paling tepat agar semua bisa berjalan secara selaras dan seimbang, tanpa ada tenaga
pendidik yang merasa didiskriminasikan/ dibedakan karena keterbatasan kemampuannya.
17. Teori Kepemimpinan Perilaku Khusus (Leadership Through Power)
Isi dari teori ini adalah Power atau kekuasaan merupakan unsur yang sangat penting bagi
seorang pemimpin, karena jika kekuasaan meningkat maka kekuatan untuk mempengaruhi
orang lain akan meningkat pula, maksud dari teori ini bahwa Pemimpin yang memiliki
power akan mampu mendapatkan sumber daya yang cukup, mengimplementasikan setiap
kebijakan, dan aktivitas lainnya dibandingkan pemimpin yang hanya memiliki sedikit atau

42

sama sekali tidak memiliki kekuasaan,French and Raven (1959) mengidentifikasi lima
dasar tipe kekuasaan, yaitu expert, legitimate, reward, coercive dan referent.
1. Expert Power
Dalam situasi tertentu, pemimpin yang memiliki pengetahuan atau keahlian khusus yang
bermanfaat bagi organisasi akan membantu pemimpin mendapatkan kekuasaan atau
power. Ada dua persyaratan untuk mendapatkan expert power. Pertama, keahlian yang
dimiliki harus benar-benar diperlukan orang lain dalam organisasi. Misalkan dalam
fakultas Psikologi di sebuah universitas, para peneliti yang memiliki keahlian Statistik
akan lebih memiliki kekuasaan dibanding dengan peneliti lain yang kurang mampu dalam
Statistik. Syarat kedua, orang lain harus tahu bahwa pemimpin memiliki keahlian tertentu.
Informasi hanya akan berguna jika orang lain tahu bahwa pemimpinnya mampu atau
pemimpin dapat menggunakan keahliannya
Contoh :
1).Baharudin Jusuf Habibie (Mantan Presiden RI ke-3), salah satu hal yang dapat
mengantarkannya menjadi Presiden RI ke-3 adalah karena keahliannya di bidang teknologi
dirgantara.
2).KRMT Roy Suryo, salah satu hal yang dapat mengantarkannya menjadi anggota DPR
RI Periode 2009-2014 adalah karena keahliannya di bidang telematika.
2. Legitimate Power
Pemimpin memiliki kekuasaan berdasarkan posisi atau jabatannya.Kekuasaan seorang
pemimpin diakui oleh orang- orang yang dipimpinnya.
Contoh :
a) Seorang wakil direktur memiliki kekuasaan terhadap supervisor,
b) seorang pelatih sepak bola memiliki kekuasaan terhadap para pemain yang dilatihnya
c) seorang guru memiliki kekuasaan terhadap peserta didiknya,

43

d) seorang kepala sekolah memiliki kekuasaan terhadap guru dan karyawannya.
3. Reward and Punishment Power
Kekuasaan berdasarkan penghargaan (reward) serta hukuman (punishment) yang dapat
digunakannya. Reward power adalah memiliki kontrol kekuasaan melalui pemberian
hadiah atau kegembiraan kepada orang- orang yang dipimpinya.
Contoh Sistem Reward dan Punishment
a) Pada kepemimpinan militer, seperti memberikan hadiah kepada mereka yang

berprestasi dan memberikan hukuman ringan seperti push-up
b) Dalam dunia pendidikan, Kepala sekolah memberikan hadiah kepada guru karyawanya

yang paling disiplin dalam kehadiran, dan memberi hukuman kepada guru karyawan
yang tidak disiplin dalam bentuk teguran, peringatan baik secara lisan maupun tertulis.
4. Coercive power,
Kekuasaan seorang pemimpin untuk memberikan pengertian kepada orang lain bahwa dia
memiliki kekuasaan untuk memberikan ancaman hukuman .
5. Respect or Affection Power atau referent power.
Sumber kekuasaan lain bagi seorang pemimpin terletak pada perasaan positif anak buah
atau pengikut terhadap pemimpin tersebut. Pemimpin dapat memperoleh referent power
dengan menghargai orang lain, berbuat baik, ramah dan suportif Pemimpin yang sangat
disenangi akan dapat mempengaruhi orang lain walaupun tanpa penghargaan (reward) dan
pemaksaan (coercive). Dengan disukai dan dihormati oleh anak buah, atasan atau kolega
maka tentu saja pemimpin akan mampu mempengaruhi kelompoknya.
Contoh ,
Kepemimpinan Gus Dur (Mantan Presiden RI ke-4) diyakini sebagai pemimpin yang
bergaya Referent Power
18. Teori Kepemimpinan Alamiah / Teori Sifat Dasar Kepemimpinan (Trait Theory)

44


Click to View FlipBook Version