Isi Teori kepemimponan alamiah ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki
karakteristik atau sifat yang diwariskan , bahwa jika sifat-sifat kepemimpinan yang ada
pada orang-orang besar yang berhasil ini, ditemukan pada orang lain, maka orang lain
juga memiliki kemungkinan yang kuat menjadi pemimpin besar. Disini dijelaskan bahwa
ada tiga asumsi yang mendasari Teori Kepemimpinan Alamiah atau Teori Sifat Dasar
Kepemimpinan (Trait Theory) adalah :
a), Orang dilahirkan dengan sifat-sifat yang diturunkan atau diwariskan.
b). Beberapa sifat yang diwarisi ada yang secara kebetulan sangat cocok untuk menjadi
pemimpin.
c). Orang-orang yang berhasil menjadi pemimpin yang baik dan efektif memiliki jumlah
dan kombinasi warisan sifat-sifat kepemimpinan yang secara alamiah baik McCall dan
Lombardo (1983) mengidentifikasi empat ciri utama mengenai karakter yang dapat
mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan kepemimpinan sebagai berikut:
1). Memiliki ketenangan dan stabilitas emosional (Emotional stability and composure)
meliputi : Tenang, percaya diri dan dapat diprediksi, terutama ketika sedang
mengalami stres.
2). Bersedia mengakui kesalahan (Admitting error) : Dalam setiap menghadapi masalah,
memilih mengakui kesalahan daripada membuang-buang energi untuk menutupi
kesalahan.
3). Memiliki kemampuan interpersonal yang baik (Good interpersonal skills) : Mampu
berkomunikasi dan membujuk orang lain dengan baik tanpa menggunakan cara-cara
yang negatif atau pemaksaan kehendak.
4). Berwawasan intelektual yang luas (Intellectual breadth) : Mampu memahami
berbagai hal, tidak berpikiran sempit dalam bidang keahliannya
45
Keempat hal tersebut diatas mengenai sifat-sifat (traits) yang baik untuk menjadi syarat
pemimpinan yang efektif dan diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin.
Dalam kontek system perpolitikan saat ini, belum tentu sifat-sifat kepemimpinan akan
menurun secara otomatis kepada generasi berikutnya pada keluarga kerajaan pada saat
seperti sekarang ini. Sebagai contoh, beberapa keterunan atau generasi penerus atau
singkatnya anak-anak raja pada saat ini, belum tentu memiliki sifat dasar yang cocok untuk
menjadi seorang pemimpin. Hanya saja, secara otomatis mereka dapat menjadi pemimpin
(raja atau ratu) karena memang system monarki yang mengharuskannya
Contoh :
1) Kepemimpinan Pangeran William (Penerus Tahta Kerajaan Inggris),
2) Kepemimpinan Sultan Bolkiah (Pangeran Brunei Darussalam)
3) Kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono X (Raja Kesultanan Yogyakarta).
Terlepas dari karakteristik kepribadian dari ketiga contoh pemimpin tersebut, apakah
sesuai atau tidak untuk menjadi pemimpin yang efektif berdasarkan Teori Sifat (Trait
Theory), namun system perpolitikan monarki telah mengharuskan dirinya menjadi
Pemimpin.
19. Trait Theory
Merupakan teori kepribadian yang dasari oleh beberapa asumsi bahwa trait merupakan
suatu pikiran atau perasaan yang membedakan satu orang pemimpin dengan orang lain,
sehingga relative setabil dan konsisten dari waktu kewaktu. Maksud teori ini adalah
Seorang Pemimpin memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain , jadi
dalam trait theory yang ditonjolkan adalah fungsi – fungsi kualitas individu yang
menjadikan pemimpin tersebut menjadi cermin bagi orang lain.
Contoh implementasi dianntaranya adalah :
1). Seorang pemimpin harus memiliki daya dorong terhadap teman – temannya untuk
46
terus berprestasi
2).Seorang pemimpin harus memiliki kejujuran dan integritas sehingga pemimpin tersebut
dapat dipercaya di lingkungan bekerja
3). Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi seseorang
dalam mencapai tujuan
20. Teori Psikologis.
Isi Teori ini menyatakan, bahwa fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan dan
mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk memotivasi kesediaan bekerja dari para
pengikut dan anak buah. Maksudnya bahwa pemimpin merangsang bawahan, agar mereka
mau bekerja, guna mencapai sasaran-sasaran organisatoris maupun memenuhi tujuan-
tujuan pribadi. Maka kepemimpinan yang mampu memotivasi orang lain akan sangat
mementingkan aspek-aspek psikis manusia seperti pengakuan (recognizing), martabat,
status sosial, kepastian emosional, memperhatikan keinginan dan kebutuhan pegawai,
kegairahan kerja, minat, suasana hati, dan lain-lain.
Contoh bentuk implementasinya diantaranya :
1). Kepala Sekolah selalu melakukan motivasi kepada guru dan karyawan agar selalu
disiplin dalam bekerja penuh kreasi, pantang menyerah, selalu berkomunikasi dengan
teman yang lain tentang pekerjaan yang sedang dikerjakan, dan memberi contoh cara
mengambil keputusan bijaksana dan baik
2). bahwa pemimpin berhasil (efektif) adalah sumber dari kepribadian (personality)
pemimpin itu sendiri sebagai seorang insan. Hal tersebut membuktikan bahwa hal yang
paling mempengaruhi dalam kepemimpinan kepala sekolah adalah kepribadian kepala
sekolah sendiri. Kalau kepribadian nya baik tentu hal yang lain akan mengikutinya.
47
3). Kepemimpinan kepala sekolah akan nampak manakala kepala sekolah berinteraksi
dengan orang lain, misalnya melakukan percakapan pribadi dengan guru, teman
sejawatnya, maupun dengan muridnya
4). Kepala sekolah membagi tugas kepada guru dan karyawan melihat kemampuan
masing-masing, pembagian pekerjaan harus sesuai dengan kompetensi, pekerjaan saya
delegasikan dengan adil dan transparan.
21. Teori Transformasional
Teori kepemimpinan ini terjadi ketika satu orang atau kelompok orang berhubungan
dengan orang banyak dengan upaya untuk mengangkat posisi para pemimpin dan pengikut
( anggota Tim )
Kepemimpinan Tranformasional adalah sebuah teori yang relevan dengan kehidupan
modern saat ini. Dalam hal ini teori kepemimpinan mencakup 2 elemen yang sangat
penting, kedua elemen yang dimaksud adalah relasional dan hal – hal yang berurusan
dengan perubahan riil.
Contoh :
1. Seorang Kepala Sekolah harus memiliki kharismatik karena harus mampu
untuk mengartikulasikan sebuah visi dan misi yang akan datang yang terasa meyakinkan
dan membentuk serta membangun hubungan emosional dengan para pengikutnya, namun
seoramg pemimpin melakukan semua itu guna pemenuhan kebutuhan untuk tercapainya
perubahan dalam organisasi.
2. Seorang pemimpin harus bisa berinovatif dan bisa merangsang terhadap teman-temanya
dan bisa menginspirasi pengikutnya untuk mencapai sesuatu yang tidak bisa dan dalam
prosesnya mengembangkan kapasitas kepemimpinanya sendiriselain iyu seorang pemim
pin harus bisa memperdayakan para pengikut dengan cara menselaraskan tujuan yang lebih
besar.
48
22. Teori Sosiologis.
Dalam teori ini, kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan antar-
relasi dalam organisasi dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris
antara para pengikutnya, agar tercapai kerja sama yang baik.
Kepala Sekolah harus mampu mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral)
yang ada pada seluruh bawahannya sehingga dengan cepat melakukan tindakan preventif
agar tidak mengganggu pencapaian tujuan yang hendak di capai. Maksud dari teori ini
adalah Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan, dengan menyertakan para pengikut dalam
pengambilan keputusan terakhir. Selanjutnya juga mengidentifikasi tujuan, dan kerap kali
memberikan petunjuk yang diperlukan bagi para pengikut untuk melakukan setiap
tindakan yang berkaitan dengan kepentingan kelompoknya.
Contoh implementasi teori sosiologis diantaranya :
1). Kepala sekolah harus mampu beradaptasi dengan segala lapisan masyararakat, istilah
harus ajur ajer, yaitu mampu bersosialisasi dengan baik terutama dengan bawahan agar
segala program dapat dikomunikasikan dengan baik tanpa ada rasa canggung.
2). Kepala Sekolah adalah figur teladan, jadi harus memberi contoh kepada seluruh warga
sekolah, karena di sekolah seorang murid diwajibkan untuk datang tepat waktu,
menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut
dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari
contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di
luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid). Maka
Kepala sekolah dan bawahannya harus menjdi geladan terlebih dahulu kalau ingim hal
tersewbut berhasil dengan baik.
49
23. Teori Lingkungan:
Teori ini secara garis besar menjelaskan bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam
menjalankan tugasnya sangat tergantung terhadap situasi dan gaya kepemimpinan yang
dipakainya.
Untuk situasi yang berbeda, maka dipakai gaya yang berbeda pula. Berdasarkan teori
lingkungan, seorang harus mampu mengubah model gaya kepemimpinannya sesuai dengan
tuntutan dan situasi zaman. Oleh karena itu, situasi dan kondisi yang berubah menghendaki
gaya dan model kepemimpinan yang berubah. Sebab jika pemimpin tidak melakukan
perubahan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, kepemimpinannya tidak akan berhasil
secara maksimal. Tingkah laku dalam gaya kepemimpinan ini dapat dipelajari dari proses
belajar dan pengalaman pemimpin tersebut, sehingga seorang pemimpin untuk
menghadapi situasi yang berbeda akan memakai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
situasi yang dialami.
Contoh :
1). Kepala Sekolah harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif, misalkan :
Rasa aman dari bahaya yang mungkin timbul pada saat menjalankan tugas, merasa aman
dari pemutusan hubungan kerja yang sewenang-wenang secara tidak adil, merasa aman
dari segala macam bentuk tuduhan sebagai akibat dari saling curiga mencurigai di antara
para pegawai
2). Kepala Sekolah harus mampu membaca situasi dimana dia ditugaskan, misalkan
masyarakat sekita sekolah berada petani, nelayan, pedagang, kota , sehingga tidak akan
salah dalam menerapkan kebijakan yang menyangkut semua steak holder termasuk
masyarakat sekitar.
3). Kepala Sekolah harus memeiliki rasa sosial yang tinggi misal :
50
a. Mengadakan anjangsana ke rumah-rumah pegawai pada saat-saat tertentu, sehingga
pegawai merasa senang dan bangga. Angjangsana ini bisa diadakan secara teratur.
b. Ikut membantu memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh pegawai, sepanjang
pegawai yang bersangkutan tidak berkeberatan.
c. Membela kepentingan bawahan, sepanjang kepentingan bawahan tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
d. Membela bawahan dan pihak-pihak lain, meskipun secara intern bawahan mendapat
teguran bahkan mendapat peringatan keras dari pimpinan.
e. Melindungi bawahan dari segala bentuk ancaman yang datangnya dari pihak lain,
selama bawahan masih berada pada posisi atau garis yang benar.
24. Teori Implisit
Dalam teori ini menyatakan bahwa keyakinan atau pandangan individu tentang sifat dari
atribut-atribut yang dimiliki manusia.antara lain inteligensi dan kepribadian. artinya
seorang pemimpin yang baik, bijaksana,cerdas maka pengikut atau bawahannya akan
merasakan nyaman, damai dan sejahtera sebaliknya pemimpin yang bermoral buruk
bawahan atau pengikutnya akan menderita.
Dalam penjelasannya bahwa kepemimpinan ini didasarkan pada keyakinan kita masing-
masing dan asumsi tentang karakteristik kepemimpinan yang efektif.dan pada akhirnya
teori ini bertindak untuk memaksa, berlaku moderat dan memandu pelatihan kepemim
pinan,
1). Memaksa.
Contoh : Seorang pemimpin yang baik dapat mengontrol dan dapat juga memaksa anggota
kelompoknya untuk patuh tentunya dalam kebaikan Salah satu contohnya adalah Kepala
Sekolah memiliki kemampuan memimpin dengan menggerakan bawahannya untuk patuh
51
kepadanya dengan melalui berbagai cara seperti membujuk, memotivasi dan memberi
contoh bahkan melakkan penekanan agar tujuan organisasi tercapai.
Kepala Sekolah sebagai motivator yang berpikir realistis dalam menjalankan tugas dengan
ditopang oleh kemampuan berkomunikasi aktif untuk memprovokasi masyarakat dan
mampu mempengaruhi kerangka berpikir orang lain sehingga orang tersebut bersedia
mengikuti saran-saran atau himbauannya untuk turut serta dalam penyelenggaraan
pendidikan yang dipimpin. Visi kepala sekalah mustahil akan terjadi tanpa kemapuan dan
keterampilan komunikasi yang baik, sesuai dengan konsep bahasa bijaksana adalah
memiliki proses pesan yang terfokus pada begaimana orang-orang menyampaikan,
menginterpretasi, mengevaluasi perilaku, dan mampu pada tataran proses produksi pesan
yang terfokus komunikasi dalam rangka intraksi sosial dengan tercapainya tujuan bersama.
2. Penerapan sistem interpersonal communication merupakan langkah terbaik untuk
menerapkan pemimpin yang Moderat.Pemimpin moderat seringkali diartikan dengan
posisi dimana seseorang pemimpin harus memiliki karakter adil, bijak, terbuka, rendah
hati, rasional, demokratis dan juga karakter-karakter baik lainnya yang memberi manfaat
kepada orang lain.
Contoh : Kepala Sekolah dalam memilih Wakil tidak langsung memilih tetapi harus
bijaksana, bertanya kepada teman, konsultasi dengan para senior, tentang bagaimana
kemampuan, karakter , dan kenyamanan dalam bekerja.
Kepala Sekolah mampu untul bersikap demokratis,tidak diskriminatif dan berlaku adil
kepada seluruh bawahanya, mempunyai kepedulian terhadap kejadian kejadian yang ada
hubungannya dengan sosial kemasyarakatan.
Memandu pelatihan kepemimpinan.Memberikan pemahaman tentang tugas dan
kemampuan teknis yang diperlukan oleh seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pemimpin di organisasinya masing - masing.
52
Contoh : Kepala Sekolah bertugas menetapkan tujuan program secara jelas, memberikan
instruksi yang jelas kepada guru dan karyawan, memberikan materi atau penjelasan
bagaimana cara melakukannya agar dapat berjalan lancar, dan tepat waktu, serta
mengevaluasi program tersebut.
25. Teori Suportif
Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin, dan bekerja dengan
penuh gairah, sedang pemimpin akan membimbing dengan sebaik-baiknya melalui
kebijakan tertentu. Berarti dalam hal ini, pemimpin perlu menciptakan suatu lingkungan
kerja yang menyenangkan, dan bisa membantu mempertebal keinginan setiap pengikut
nya untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, sanggup bekerjasama dengan pihak
lain, mau mengembangkan bakat dan keterampilannya, dan menyadari benar keinginan
untuk maju. Teori suportif ini biasa dikenal dengan teori partisipatif atau teori kepemim
pinan demokratis.
Contoh :
1). Kepala sekolah yang selalu memberikan motivasi dan mendorong bawahannya untuk
selalu semangat dalam bekerja dan selalu memberikan penghargaan kepada seluruh
bawahannya atas usaha dan prestasinya.
2). Kepala Sekolah selalu Menunjukkan keramahan dalam bergaul dan bersosialisasi
dengan siapapun dan memiliki kemampuan untuk melakukan pendekatan persuasif
kepada seluruh stek holder
3). Kepala Sekolah selalu mendelegasikan beberapa tugas dan kewenangannya serta
tanggung jawabnya kepada guru dan karayawan yang dipandang mampu dan berkua
lifikasi dibidangnya.
26. Trilogi Kepemimpinan Ki Hajar Dewantara
Isi teori ini menyatakan bahwa Seorang pemimpin (guru) harus mampu menjadi model,
53
pembuka jalan atau suri tauladan, menjadi motivator dan menjadi pendukung (supporter)
dari belakang bagi siswa-siswanya anak buahnya. Konsep ini dalam bahasa Jawa,
diungkapkan sebagai berikut : “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut
Wuri Handayani”.
Penjelasannya adalah sebagai berikut Trilogi kepemimpinan Ki Hajar Dewantoro mengajak
setiap orang yang ingin sukses dalam kepemimpinannya harus selalu berusaha untuk
memahami secara situasional setiap lingkungan yang dihadapi dalam dimensi tempat dan
waktu. Dengan mengetahui posisinya, seorang pemimpin akan selalu tepat dalam
bertindak. Istilah dalam bahasa Jawa, jadilah “Bisa rumangsa, ojo rumangsa bisa”. Kurang
lebih, maknanya “Jadilah seorang pemimpin yang mampu memahami situasi anak buah
dan lingkungannya, jangan sembrono dan merasa mampu padahal belum memahami
karakter anak buah maupun lingkungannya. Konsep kepemimpinan yang ideal dalam
mengelola institusi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah :
1). Ing Ngarso Sung Tulodo (Di Depan Memberi Contoh)
a. Pemimpin harus selalu berusaha menjadi contoh terbaik dan inspiratif terhadap
pengikutnya. Caranya adalah menjalankan kehidupan sehari-hari baik secara formal
maupun informal dengan penuh kebajikan dan integritas.
b. Pemimpin dapat dijadikan contoh jika kehidupan pribadinya baik dan dikagumi oleh
pengikutnya. Dalam bahasa Jawa, para guru dianggap pemimpin baik di sekolah
maupun di tengah masyarakat. Oleh karenanya, “keroto boso” atau makna kata guru
adalah di-gugu (dipercaya) dan di-tiru.
2). Ing Madyo Mangun Karso (Berada Diantara Pengikut, Harus Kreatif Dan Inovatif).
c. Jika pemimpin berada di tengah-tengah para pengikutnya, pemimpin harus dominan
dan memberikan banyak ide atau gagasan baru. Pemimpin sebagai agen perubahan,
54
harus selalu melakukan inovasi dan kreasi yang dapat disampaikan kepada
pengikutnya.
d. Dengan demikian, pengikut merasa selalu terdorong, diperhatikan dan dihargai oleh
pemimpinnya dalam mencapai tugasnya
3). Tut Wuri Handayani (Di Belakang Anggota, Harus Bisa Menjadi Pendorong Semangat
Atau Motivator)
e. Pemimpin selalu mendorong dan memberi kesempatan pengikutnya untuk maju.
Pemimpin memberikan jenjang karir yang jelas sehingga pengikut bersemangat
dalam bekerja.
f. Pemimpin mencoba membuat kesepakatan tentang penghargaan untuk mendorong
mereka lebih semangat dalam bekerja, tapi juga menyampaikan sanksi atau hukuman
bagi mereka yang berbuat salah.
55
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Konsep kekuasaan sangat penting untuk memahami bagaimana orang mampu saling
mempengaruhi dalam organisasi (Mitzberg, 1983; feffer , 1981, 1992), kekuasaan
melibatkan kapasitas dari satu pihak(agen) untuk mempengaruhi pihak lain (target).
Konsep ini lebih fleksibel untuk digunakan dengan berbagai cara .istilah ini sangat
berpengaruh pada agen terhadap seseorang sebagai satu target , atau terhadap berbagai
orang yang menjadi target,terkadang istilah ini menunjukan potensi pengaruh atas hal-hal
atau peristiwa dan juga sikap dan prilaku. Terkadang agen merupakan kelompok atas
organisasi bukannya individual .
Teori kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang menjadi
pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin, dan teori tentang kepemimpinan
itu. Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh
seorang pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin
dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor
pendidikan, pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin
tersebut. Orang yang ambisius untuk menguasai setiap situasi apabila menjadi pemimpin
cenderung akan bersifat otoriter.
Terkadang kekuasaan didefenisikan dalam konteks relative bukanya absolut yang
berarti batasan dimana agen tersebut mempunyai pengaruh lebih besar terhadap target
56
dibandingkan dengan yang dimiliki target terhadap agen. Akhirnya terdapat berbagai jenis
kekuasaan dan satu agen bisa mempunyai lebih banyak .
Meningkatnya kekuasaan memberi penghargaan oleh bawahan terhadap atasannya
sangat terbatas pada sebagian besarorganisasi. Beberapa organisasi memberikan
mekanisme formal kepada bawahan untuk mengevaluasi pimpinannya.Namun, bawahan
biasanya mempunyai pengaruh tidak langsung reputasi pimpinannya dan prospek untuk
mendapatkan kenaikan gaji atau promosi.
2. Saran dan Rekomendasi
Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang berani, bukan hanya dalam
pengertian fisik. Jika seorang pemimpin tidak memiliki keberanian yang diperlukan
untuk bertindak demi kepentingan orang banyak, maka pemimpin itu kehilangan
pengaruh terhadap kelompoknya. Pemimpin yang sempurna harus mampu menerapkan
kedisiplinan dalam arti yang klasik, yakni mengajarkan kepada para pengikutnya ke jalan
yang benar. Disiplin bukan hanya menerapkan kontrol dan menghukum orang yang tidak
menaati instruksi, tetapi disiplin adalah membangun, aturan, latihan, yang tanpa semua
itu kekuasaan tidak akan berjalan dengan efektif.
Lewis H. Lapham mengatakan bahwa kekuasaan bukan menghendaki ukuran
teknis, tetapi sikap dan karakter. Sesuatu yang diperlukan dalam kepemimpinan adalah
kekuatan moral, bukan kekuatan fisik atau intelektual. Kekuasaan merupakan suatu
usaha untuk menggerakkan manusia untuk mencapai tujuan tertentu baik yang bersifat
duniawi maupun bersifat ukhrowi sesuai dengan nilai dan syariat Islam. Dengan
demikian, semakin banyak jumlah sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akan
semakin besar potensi kepemimpinan yang efektif.
57
Saran dari penulis merekomendasikan bahwa jika kekuasaan dan pengaruh pada
sebuah organsasi ingin berhasil dan sukses, maka kekuasaan dan pengaruh menurut
syariat Islamlah yang terbaik. Yang mampu membuat sebuah organisasi skala besar
maupun kecil menjadi organisasi yang baik dan berkualitas.
58
DAFTAR PUSTAKA
https://rumahradhen.wordpress.com/2018/04/03/makalah-teori-kepemimpinan/.
https://yunit4m4l1aa.wordpress.com/2012/04/17/makalah-kepemimpinan-2/
http://suhendraaw.blogspot.co.id/2013/06/makalah-kepemimpinan-
dalam organisasi.html diakses tanggal 27 Desember 2017
1,Hukum kepemimpinan John C. Maxwell
2.Prof. Dr. H. Siswoyo Haryono, MM, MPd INTISARI TEORI KEPEMIMPINAN
Diterbitkan oleh ; @ 2015, PT. Intermedia Personalia Utama Jl. Duta Bumi Raya No. 1 Kota
Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat 17131 Telp. 021-88877209, Fax. 021-88983906, E-mail :
[email protected], Website : www.ptipu.blogspot.com
https://www.pahlevi.net/pengertian-kepemimpinan/
https://www.kajianpustaka.com/2017/08/kepemimpinan-transformasional.html
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/4060
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001),
h. 71-80. TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari
2017 150 merupakan a one-man show
TADBIR : Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 5, Nomor 1 : Februari 2017 151
Boynton, Johnson dan Kell. 2003. Modern Auditing Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Gary Yukl, Leadership in Organizations, Sixth Edition, 2009), Peter G. Northouse,
Leadership: Theory and Practice, Fifth Edition, 2010, Stephen P. Robbins, Essentials of
Organization Behavior, 7th Edition, Bruce J. Avolio and Fred J. Luthans, The High Impact
Leader: Moments Matter in Accelerating Authentic Leadership,
Historia: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 2. No 1 (2017): 40-53 P-ISSN 2301-
8305 E-ISSN 2599-0063 62
59