Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib “Elegi Pesepeda di Masa Pandemi” Foto : Cep CK Cuham Bersepeda itu Baik
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Sekapur Sirih Menulis, Aktivitas Yang Saya Lakukan Saat #Stayathome WABAH covid-19 telah memporak-porakandakan tatanan kehidupan di dunia, akan tetapi sekaligus merubah pola kehidupan yang selama ini sudah terbiasa dijalani. Banyak orang yang kemudian lebih sering bertemu dengan keluarga, lebih sering beraktivitas di rumah atau lebih rajin cuci tangan dan bersih-bersih menjadi salah satu perubahan pola hidup tersebut. Bagi yang memilih mematuhi anjuran untuk stay at home atau di rumah saja baik sepanjang pemberlakuan pembatasan sosial, “new normal” maupun sepanjang wabah masih terus menghantui, mereka mengatasi kejenuhan dengan berbagai cara, tidak sekedar menjadi “kaum rebahan”. Banyak teman-teman yang berupaya melakukannya, seperti jualan secara online, bekerja atau belajar dari rumah, membuat kerajinan dan sebagainya. Sementara saya sendiri melakukan aktivitas menulis, dilakukan sambil membantu melayani toko alat tulis kantor (ATK) dan fotokopi milik tuan rumah di mana saya tinggal dan alhamdulillah rumah ini menyediakan fasilitas wifi sehingga memudahkan saya mengakses bahan, sumber dan hasil tulisan melalui internet. Dengan bermodalkan laptop punya teman yang dititipkan sudah sekian lama, disamping update di media sosial saya menulis hampir tiap hari selama dua bulan berdiam diri di rumah hingga saat ini. Saya bukan penulis profesional dan tidak punya ilmu dasar terkait hal itu. Dari kecil saya suka menulis dan saya dikaruniai kelebihan bisa dan semangat untuk menulis meski pun amatiran hingga sekarang. Karena basic saya pegiat sepeda sehingga lebih banyak tulisan terkait aktivitas bersepeda, sisanya terkait hal lain seperti sosial atau lingkungan. Sudah puluhan tulisan saya buat selama masa di rumah saja dan hampir semua tulisan bertema tentang covid-19. Tulisan baik yang bersifat opini, tips atau liputan, saya kirim ke media-media berbasis internet atau digital. Beberapa tulisan yang dikirimkan sudah dimuat, salah satunya di
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib kanal Beib, METRUM Media Terintegrasi Kaum Muda dalam jelajah komunitas. (Corak, Metrum, edisi 7/7/2020) Salam boseh dan go green. Cuham Bersepeda itu Baik
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Prakata BUKU yang saya susun ini merupakan kumpulan tulisan artikel yang dimuat mulai dari medio Maret 2020 hingga Juni 2022 di kanal Bersepeda itu Baik (Beib), kolom Reportase, Metrum media berbasis website, dengan jargon media terintegrasi kaum muda dalam jelajah komunitas Tulisan yang dikumpulkan berjumlah 25 artikel bersifat opini tentang gerakan bersepeda dengan mengedapankan artikel bertema antara pesepeda dan kegiatan bersepeda di masa pandemi, yang mana kehadiran pandemi telah membuat segala aktivitas terhenti atau terbatas, termasuk kegiatan bersepeda. Kendati demikian, banyak pula hikmah yang terjadi, salah satunya sempat terjadi euphoria masyarakat gemar bersepeda sebagai reaksi atas masa new normal setelah sekian purnama dalam pembatasan interaksi sosial. Dan bagi saya, jadi lebih ngegas dalam menulis, khususnya tentang gerakan bersepeda dan sesuai dengan judul buku ini, Elegi Pesepeda di Masa Pandemi Dibuat hanya untuk dokumentasi saja, tapi semoga saja orang lain berkenan menyimaknya dan berharap pula bisa memberi kebermanfaatan untuk apapun nantinya. Salam gowes dan go green Karawang, 2023 Cuham Bersepeda itu Baik
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Daftar Tulisan 1. Republik Boseh, Corong Bagi Pesepeda, Beib – Metrum, edisi 10/3/20 2. Membangkitkan Budaya Gemar Bersepeda, Beib – Metrum, edisi 13/3/20 3. Bijak Saat Bersepeda, Beib – Metrum, edisi 19/3/20 4. Bersepeda Menjaga Bumi, Beib – Metrum, edisi 20/3/20 5. Harmonisasi Suami Istri Melalui Bersepeda, Beib – Metrum, edisi 21/3/20 6. Waspada Virus Corona Lebih Baik Menahan Diri Bersepeda, Beib – Metrum, edisi 3/4/20 7. Membingkai Spot Humanis di Atas Sadel, Beib – Metrum, edisi 8/4/20 8. Pesepeda Bandung Raya Suarakan Siap Hadapi Virus Coron, Beib – Metrum, edisi 24/4/20 9. Aktivitas Pesepeda saat Puasa di Tengah Wabah Corona, Beib – Metrum, edisi 5/5/10 10. Bersepeda dan New Normal, Beib – Metrum, edisi 3/6/20 11. Menangkap Peluang Euforia Bersepeda di Masa Pandemi, Beib – Metrum, edisi 21/6/20 12. Aksi Pesepeda Melakukan Kampanye Etika Bersepeda, Beib – Metrum, edisi 10/7/20 13. “Sikasep Terlalu”, Gerakan Kampanye dan Edukasi Tertib Berlalu Lintas Bagi Pesepeda, Beib – Metrum, edisi 29/7/20 14. Sepeda Solusi Transportasi Berkelanjutan, Beib – Metrum, edisi 20/11/20 15. Dunia Sepeda dan Harapan Baik di Tahun 2021, Beib – Metrum, 12/1/2021 16. Logo Forum Komunikasi Komunitas Pesepeda Se-Bandung Raya Resmi Diluncurkan, Beib – Metrum, edisi 23/2/21 17. Membangun Masyarakat Eco Trasnsport, Beib – Metrum, edisi 14/4/21 18. Bersepeda Mandiri Menepis Pandemi, Beib – Metrum, edisi, 17/7/21 19. B2W Award #2021: Pemberian Penghargaan Terhadap Insan, Institusi Dan Kota Yang Ramah Sepeda, Beib – Metrum, edisi 24/12/21 20. Bandung Beratur, Gerakan Ke-Bike-An Di Penghujung Tahun 2021, Beib, Metrum, edisi 1/1/22 21. BICARA BIKE, Program Radio Metrum Membicarakan Segala Ke-Bike-An, Beib Metrum, edisi 15/4/22 22. Inspirator Dalam Membangun Budaya Bersepeda, Beib – Metrum, edisi 29/4/22 23. Mari Bergerak Bersama Dalam “Aksi Sejuta Sepeda Satu Indonesia”, Beib – Metrum, edis 23/5/22 24. Hari Sepeda Hari Sepeda Sedunia 3 Juni: Spirit Dalam Gerakan Ke-Bike-An, Beib – Metrum, edisi 3/6/22 25. “Table Bike Stand”, Fasilitas Pendukung Bagi Pesepeda, Beib – Metrum, edisi 14/6/22
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Republik Boseh, Corong Bagi Pesepeda Program Talk Show Republik Boseh, Foto : Metrum WILAYAH Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi saat ini mengalami perkembangan dan peningkatan jumlah masyarakat bersepeda yang cukup signifikan. Indikatornya adalah banyaknya komunitas pesepeda berdasarkan jenis sepeda, karena kesamaan hobi atau kesenangan, atau berdasarkan usia ataupun gender. Selain itu, dapat dilihat dari banyaknya event dan beragamnya kegiatan bersepeda yang digelar. Mulai dari fun bike, adventure, touring, bike camping, hingga race. Dari hasil list database komunitas pesepeda awal tahun 2020 oleh Bina Transportasi Dinas Perhubungan Kota Bandung, sampai saat ini terdapat 158 komunitas pesepeda, baik yang sudah lama (berdiri sejak belasan tahun yang lalu) atau komunitas sepeda yang baru dibentuk. Selain itu, masih banyak komunitas pesepeda di seputaran Bandung Raya yang belum terdata. Database ini bertujuan sebagai ajang silaturahmi, berbagi informasi dan kegiatan terkait pesepeda khususnya di wilayah Bandung Raya. Dari database ini, bahkan telah terbentuk WAG (Whatsapp Group) yang bernama “Forkom Komunitas Pesepeda se-Bandung Raya”. Untuk meningkatkan menyebaran informasi dan eksistensi komunitas pesepeda secara luas, kini media massa –baik konvensional maupun digital– kerap membantu dan memberikan kesempatan kepada grup-grup pesepeda untuk membewarakan apapun tentang komunitasnya melalui media yang mereka kelola. Komunitas dapat
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib mengekpresikan informasinya dalam bentuk tulisan, foto, video atau bincangbincang/talkshow. Salah satunya adalah Metrum Media, media digital multi-platform berbasis komunitas di Bandung yang bertekad untuk mengkomunikasikan isu-isu strategis publik bersama komunitas lintas bidang di Bandung dan sekitarnya. Metrum yang juga akronim dari Media Terintegrasi Kaum Muda hadir dalam format visual (teks dan grafis), radio (audio), dan video (audio-visual) dengan konten yang saling terintegrasi dalam kultur media baru. Dengan tagline “Jelajah Komunitas”, Metrum mengajak publik untuk mengeksplorasi aktivitas dan kreativitas berbagai komunitas di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Metrum mempersilakan komunitas-komunitas untuk memanfaatkan program siaran radionya untuk dikelola oleh berbagai komunitas. Bersifat mandiri, tidak membayar dan juga tidak dibayar. Republik Boseh Setiap Jumat, kini hadir “Republik Boseh”, sebuah program talkshow yang awalnya merupakan acara salah-satu radio FM berbasis suporter sepakbola di Kota Bandung yang saat ini acaranya sudah tidak mengudara lagi. Metrum Radio kembali menghidupkan Program “Republik Boseh” yang dirintis atau digagas oleh Kang Adi Raksanagara sekitar tahun 2011-2013 dengan format bincang-bincang santai, renyah, perlu dan menarik. menghadirkan berbagai komunitas sepeda (lokal Bandung, regional Jawa Barat, nasional) dan narasumber/pemantik yang kompeten di bidangnya. Program ini diampu host Kang Cuham Hambali dan Dewi Gilang Kurnia (Mak Uwie). Talkshow “Republik Boseh” tayang dengan durasi 60 menit setiap hari Jum’at sore (seminggu sekali), pukul 16.30 – 17.30 WIB. Target pendengarnya adalah para pegiat sepeda, mulai dari usia remaja, muda, dewasa hingga orang tua. Format Siaran 5 menit : pembukaan diawali dengan intro/sebait lagu “Gowes” by Agent’ PAB, Perkenalan 15 menit : segmen 1 15 menit : segmen 2 15 menit : segmen 3 10 mneit : pesan atau testimoni. Setiap sesi diselingi 1 sampai dengan 2 buah lagu, terutama yang bertemakan sepeda, baik pilihan pendengar, penyiar maupun pilihan music director.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Rencana Konten Tematis Perkenalan atau eksistensi komunitas pesepeda Info atau agenda kegiatan bersepeda Harapan-harapan Untuk interaksi bisa menghubungi nomor WA 0856-2121-029. Bagi yang ingin mendengarkan siaran Metrum, silahkan kunjungi web-nya www.metrum.co.id dan juga dengan mengunduh aplikasinya. Untuk interaksi juga bisa melalui berbagai media sosial Metrum, seperti FB, IG, dan Twitter. Republik Boseh tayang perdana pada Jum’at, 21 Maret 2020, dengan mengangkat tema “Membangkitkan Budaya Gemar Bersepeda”. Talkshow perdana menghadirkan narasumber/pemantik dari Bina Transportasi Dinas Perhubungan Kota Bandung. Kanal BEIB Tak hanya radio, website Metrum juga menyediakan kanal tulisan khusus untuk para pegiat sepeda bertajuk BEIB (bersepeda itu baik). BEIB menjadi ruang komunitas sepeda untuk mengekpresikan eksistensi dan membewarakan segala kegiatannya kepada publik. Bagi para pegiat sepeda yang berkenan untuk mengirimkan tulisannya dengan ketentuan sebagai berikut: Tema terkait sepeda opini, profile komunitas, sosok pesepeda atau berita kegiatan/event, tapi tidak termasuk jualan. Tulisan baik dan positif, tidak menjelek-jelekan dan tidak menyinggung SARA. Sebelum tulisan ditayangkan, Metrum berhak menyunting tulisan Ditik format word, 12 point Times New Roman, panjang tulisan bebas. Cantumkan Nama dan Komunitas/lembaga/instansi/institusi. Lampirkan foto-foto secara terpisah (jangan dilampirkan dalam tulisan). Kirimkan tulisan beserta foto-fotonya ke email [email protected] Ruang ini masih bersifat sekadar ajang ekspresi, saling tukar informasi dan komunikasi, sekaligus ajang silaturahmi para pegiat sepeda. Tulisan yang dimuat tidak mendapatkan honor tulisan. Salam boseh dan go green.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Membangkitkan Budaya Gemar Bersepeda Jumat Bersepeda Bandung Eco Transport, Foto : Bdg Eco Transport PENGGUNAAN bahan bakar fosil untuk sektor transportasi dan industri membuat kualitas udara menurun tajam. Potensi peningkatan pencemaran polusi udara yang sebagian besar dihasilkan dari emisi buang kendaraan ini terus meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang mencapai 40% setiap tahunnya. Sebanyak ratusan ribu unit kendaraan bermotor berseliweran di kota-kota besar, belum lagi ditambah puluhan ribu unit kendaraan yang masuk dari luar kota setiap akhir pekan atau liburan panjang. Untuk menekan polusi di atas, salah satu solusinya adalah dengan bersepeda. Bersepeda merupakan gerakan energi yang terbarukan sebagai bentuk perlawanan ketergantungan kita terhadap penggunaan bahan bakar fosil. Tentu banyak sekali manfaat yang diperoleh dari segi kesehatan, lingkungan, dan kebahagiaan tersendiri. Bersepeda merupakan salah satu olahraga yang mudah dilakukan, membuat badan kita menjadi bugar dan percaya diri meningkat, serta memperoleh kebahagian hidup yang menyenangkan. Membuat kita tidak stress saat menghadapi kemacetan. Karena bersepeda itu bike. (baik)
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Program bikeable Dinas Perhubungan Kota Bandung melalui Bidang Perencanaan dan Pembinaan Transportasi melakukan upaya gerakan yang berfokus pada dua aspek program pembinaan transportasi, salah satunya adalah “Kampanye & Kebijakan Program Kendaraan Ramah Lingkungan (ecotransport)” yang dilaksanakan oleh seksi Bina Transportasi dalam rangka meminimalisir persoalan kemacetan dan polusi udara. Berbagai kegiatan bernuansa bikeable city dilaksanakan dengan metode kolaborasi bersama komunitas, masyarakat umum, media massa, dinas-dinas terkait, institusi dan pelaku usaha, sebagai bentuk sinergitas saat pelaksanaan program atau kegiatan. Kegiatan-kegiatan bikeable yang sudah dan masih dilakukan hingga saat ini adalah Jum’at Bersepeda, Bandung Nigth Ride, Bandung 1001 Sepeda dan Pelajar Nyasab. Semua kegiatan bersepeda tersebut selalu diiringi aksi kampanye budaya disiplin berlalu-lintas dan budaya menjaga lingkungan lebih baik dengan gerakan 1.000 tumbler atau tidak membuang sampah sembarangan. Harapannya, upaya tersebut menjadi motivasi untuk membangkitkan masyarakat agar gemar bersepeda sebagai salah satu langkah kongrit dalam rangka mengatasi persoalan kemacetan dan polusi yang sudah kian mengkhawatirkan dan menghantui kita. Lebih jauh lagi, semoga masyarakat tak hanya makin gemar bersepeda atau hanya sekedar hobi dan olahraga, tetapi semakin jauh ke depan menjadikan sepeda sebagai moda transportasi ke mana saja atau ke tempat aktivitas apa saja. Marilah senantiasa untuk mulai beraktivitas apapun dengan bersepeda dan jadikan sepeda sebagai sarana transportasi untuk bekerja, sekolah, kuliah atau usaha. Selain menyehatkan juga memberikan kontribusi nyaman terhadap lingkungan menjadi lebih baik. Salam boseh dan go green. Bandung Eco Transport
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Bijak Saat Bersepeda Kram Kaki, Foto : SaSuSu BERSEPEDA memang menyenangkan dan menyehatkan, apalagi dilakukan dengan teratur, santun dan bijak. Artinya, menyesuaikan dengan kondisi fisik dan kemampuan serta kondisi kelayakan sepedanya. Banyak teman-teman pesepeda terutama yang baru bersepeda terkadang sudah merasa kuat dan mampu, tanpa menyadari batasannya. Baru-baru ini publik pesepeda, khususnya di Bandung dikejutkan kembali oleh kejadian 3 pesepeda meninggal karena persoalan kesehatan saat bersepeda. Ironisnya, Bandung sering mengadakan edukasi, penyuluhan atau sosialisasi cara bersepeda dengan aman. Untuk itu kepada rekan-rekan pesepeda baik perorangan maupun komunitas, untuk senantiasa berkenan mencari informasi tips cara bersepeda dengan baik. Sudah banyak media, tautan berbasis digital, fanpage group pesepeda yang menyajikan informasiinformasi tersebut. Kemudian sering-seringlah ilmu itu diserap dan selalu disampaikan kepada teman atau anggota komunitas pesepedanya saat akan memulai bersepeda. Meski Sudah banyak
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib pesepeda yang paham soal keselematan bersepeda, tak ada salahnya saling mengingatkan kembali agar kita tetap bijak dalam mengayuh di atas sadel. Berikut ini tips-nya: Tanda-tanda Awal Kita Mencapai Batas Kemampuan Bersepeda dan Berolahraga Ini hubungan antara tenaga, kebutuhan oksigen dan detak jantung. Otak kita saat berolahraga sangat membutuhkan supply oksigen yang cukup, yang dibawa oleh darah, dan dipompa oleh jantung. Sementara jantung memiliki kemampuan beragam bagi tiap orang, tergantung kondisi jantung, penyakit bawaan dan umur tiap orang. Khusus berdasar umur rumusnya kira-kira: 220 – umur. Misal, 220 – 47 = 173, segitu lah kira-kira kita boleh memaksa jantung bekerja, 173 kali per menit. Tapi bisa lebih hanya untuk mereka yang sangat terlatih, dan bahkan bisa kurang untuk mereka yang tidak terlatih/jarang berlatih. Membatasi dengan rumus, (220 – umur) – 10, untuk main aman. Sedang tanda-tanda jantung telah hampir sampai kemampuan maksimalnya saat berolahraga antara lain: Tahap 1, tubuh terasa panas. Saat mendekati batas maksimal kerja jantung. Tahap 2, sulit mengatur nafas. Sampai disini wajib mengurangi; kecepatan gerakan kaki atau bermain power. Tahap 3, berkunang-kunang dan/atau mual. Wajib berhenti. Tahap 4, blackout atau pingsan. Tahap ini bisa langsung ke tahap selanjutnya. Tahap 5, jantung berhenti bekerja Hal-hal yang harus diperhatikan: 1. Tidak melap tubuh saat berkeringat sebelum sampai tempat istirahat/finish. Karena tubuh mengeluarkan lendir untuk mengurangi penguapan berlebih yang bisa saja terhapus saat melap tubuh. Setelah kering kita biasa menyebutnya garam. 2. Selalu minum saat mulut terasa kering dan badan terasa panas secukupnya, biasanya membatasi 4 – 7 teguk. 3. Selalu menggunakan baju quick dry supaya pendinginan tubuh dengan penguapan keringat terus terjadi. Jika tidak menggunakan baju tersebut bisa dengan mengganti
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib baju kering atau memeras agar baju tidak penuh dengan keringat dan menghambat angin. 4. Tidak langsung duduk atau rebahan saat istirahat. 5. Jangan memaksa diri jika sudah tidak kuat atau tidak sehat, dan jangan tinggalkan teman yang sudah mengalami kunang-kunang dan mual jika olahraga bersama. (Source: dr.Sonny Gosal AIFO K3 Siloam Hospitals Group) Tip di atas dikutip dari tulisan saya bertajuk “Mengayuh Tak Harus Rusuh” yang dimuat di media Portal Sepeda, edisi Rabu, 23 Oktober 2019. Tips Keselamatan Bersepeda di Jalan Raya 1. Berpakaianlah dengan benar. Pakailah helm dan pakaian berwarna terang. Pada musim hujan, gunakan jas hujan yang tidak mengganggu kenyamanan, keseimbangan, dan kendali atas sepeda 2. Patuhi rambu dan peraturan lalu lintas. Tak ada bedanya dengan pengguna jalan yang lain, pesepeda mesti mematuhi rambu dan perturan lalu lintas. Jika kita sendiri tidak tertib, bagaimana kita bisa menuntut pengguna jalan lain untuk berperilaku tertib? 3. Jangan pernah bersepeda melawan arus jalan. Pengemudi kendaraan bermotor tak akan memperhatikan sepeda yang melaju di jalur jalan yang salah. Hukum dan akal sehat mengharuskan pesepeda menggunakan jalan seperti pengemudi kendaraan lainnya. 4. Jangan memakai headphone (earphone) – pakailah helm, jangan menggunakan piranti headphone (dari walkman maupun handphone). Menurut penelitian, telinga yang tertutup rapat bisa mengurangi kewaspadaan pesepeda terhadap keadaan sekelilingnya. 5. Siapkan kedua tangan untuk mengerem. Anda mungkin tidak bisa langsung berhenti jika mengerem hanya dengan satu tangan. Jangan bersepeda terlalu dekat di belakang kendaraan lain, selalu siapkan jarak aman pengereman. Apalagi pada musim hujan karena rem selalu menurun efisiensinya manakala basah 6. Perhatikan jalan di samping dan belakang Anda. Belajarlah memindai keadaan jalan di samping dan di belakang Anda tanpa harus kehilangan keseimbangan dan kendali Anda pada sepeda. 7. Jangan menyalip dari kiri. Pengemudi kendaraan bermotor biasanya tidak akan menduga kalau ada sepeda yang menyalip dari kiri, sehingga mereka juga tak siap dengan situasi terburuk yang muncul dari keadaan ini 8. Jangan melewati garis pembatas jalan. Ketika akan menyalip, pastikan Anda tidak melewati garis pembatas jalan. Demikan halnya manakala lalu lintas dalam keadaan padat.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib 9. Gunakan lampu pada malam hari. Selain membantu Anda untuk melihat arah dan kondisi jalan, lampu membantu pengemudi kendaraan lain di depan untuk melihat keberadaan Anda. Tambahkan juga lampu di bagian belakang sepeda, atau sekurang-kurangnya reflektor 10. Gunakan tangan Anda untuk memberi tanda. Gunakan tangan untuk memberi tanda kepada pengguna jalan lain tentang arah mana Anda akan melaju. Ini memang aturan tak tertulis bagi pengguna sepeda, tetapi penting bagi keamanan Anda sendiri. 11. Rawat dan jagalah kondisi sepeda Anda – lakukan perawatan rutin sehingga sepeda Anda bisa berjalan dengan aman dan nyaman. Gantilah rem dan ban secara berkala. Merawat sepeda itu mudah, Anda bisa belajar dan melakukannya sendiri. (sumber: Bike to Work Indonesia) Sebagai catatan, “Bijak Saat Bersepeda” juga menjadi tema dalam Talkshow Republik Boseh di Metrum Radio pada Jum’at, 13 Maret 2020 lalu. Bike Edukasi Roda Ria Bersepeda Berbaris Prikly Bean Bersepeda Tertib Bdg Eco Transport
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Bersepeda Menjaga Bumi Kampanye Bersepeda Bike to Campus Bandung. Foto dok. Cuham BUMI yang kita pijak sudah semakin kritis, lingkungannya semakin rusak, dan iklim pun menjadi tidak menentu. Salah satu faktornya adalah karena pola hidup kita sebagai manusia yang tidak bijak terhadap alam dan lingkungan. Ketergantungan kita terhadap penggunaan kendaraan bermotor yang tak terkendali menyebabkan kemacetan dan polusi udara luar biasa. Kesadaran dan kepedulian pun kian menipis tidak mengimbangi perkembangan modernisasi. Ironisnya, kita sendiri merasa dimanjakan oleh kemudahan kita memiliki kendaraan bermotor. Alhasil, dewasa ini banyak keluarga yang memiliki kendaraan sendiri-sendiri. Kondisi tersebut menjadi masalah utama yang dihadapi, khususnya di kota-kota besar. Kenyamanan hidup di kota nyaris menghilang akibat kemacetan dan polusi udara serta polusi suara yang terjadi tiap hari. Tak hanya dari emisi gas buang kendaraan bermotor, pencemaran udara juga terjadi dari asap cerobong industri dan asap dapur. Di Kota Bandung contohnya, sumber polusi udara dari gas buang kendaraan bermotor merupakan kontribusi utama. Sebanyak 79,2% polusi udara di kota ini dihasilkan dari kegiatan transfortasi darat, 13,25% dihasilkan dari gas buang cerobong asap industri dan sebanyak 7,55% dihasilkan dari kegiatan pembakaran lain seperti rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran hutan dan lain-lain. Meskipun sesekali turun hujan, tetapi pada saat udara cerah sejak pagi sampai sore hari langit kota tidak biru lagi dikarenakan udara kota telah dipenuhi oleh jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan umat manusia.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Banyak dampak negatifnya diantaranya adalah penyakit saluran pernafasan akut, asma dan kanker paru-paru. Celakanya, para penderita maupun keluarganya tak menyadari bahwa itu semua berasal dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor. Jika kita menghadapi semua itu hanya dengan pasrah, malas, keluh-kesah dan caci-maki, tak membuat bumi menjadi lebih baik, yang harus kita lakukan adalah melakukan solusi agar bumi ini terjaga dari kerusakan lebih parah lagi. Bersepeda menjadi salah satu alternatif solusi yang dapat kita lakukan. Bisa menimimalisir kemacetan, tidak mengeluarkan polusi dan tentu saja bermanfaat bagi kesehatan. Dengan bersepeda kita bisa melakukan hal positif lainnya terhadap lingkungan seperti menanam pohon, membawa tumbler, tidak membuang sampah sembarangan dan sebagainya. Ini yang dinamakan dengan istilah Environmental Action Other Environmental Action, yaitu melakukan aksi lingkungan dengan aksi lingkungan lainnya Manfaat bersepeda Banyak manfaat yang ditimbulkan akibat kita gemar bersepeda. Selain terciptanya kesenangan tersendiri bagi yang melakukan, juga merasakan sensasi mengayuh di atas sadel. Apalagi jika dilakukan rutin tiap hari secara teratur dan menjadikan sepeda sebagai moda transportasi. Tak hanya menjaga bumi tetap baik, namun juga membuat diri kita sehat jiwa dan raga. Dari segi kesehatan, diperoleh manfaat yang sangat penting. Dengan besepeda, detak jantung akan mengalami peningkatan hingga nafas menjadi berat. Hal ini membuat sirkulasi darah meningkat dan mengurangi risiko tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas dan penyakit jantung. Bersepeda juga dapat membakar kalori hingga 300 kalori tiap 30 menit. ini terbukti sangat efektif dalam program penurunan berat badan. Beberapa penelitian juga menujukkan bahwa bersepeda terbukti efektif dalam mengurangi stres dan depresi. Selain itu, bersepeda juga bisa membantu meningkatkan rasa percaya diri dan membuat anda lebih menghargai diri sendiri. Meningkatkan stamina dan memperkuat otot-otot sehingga dapat menjaga keseimbangan dan stabilitas tubuh.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Lebih jauh, bersepeda sebenarnya merupakan salah-satu olahraga yang mudah dilakukan oleh setiap orang. Dengan bersepeda, membuat badan kita menjadi bugar dan rasa percaya diri meningkat, serta memperoleh kebahagian hidup yang menyenangkan. Pada akhirnya, bersepeda menjadi salah satu upaya kita untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Meski belum terbukti secara utuh, setidaknya dengan bersepeda dan juga diimbangi mengonsumsi asupan yang baik dan sehat dapat meminimalisir kita dari serangan berbagai penyakit, termasuk serangan virus covid-19 yang tengah mewabah saat ini. Mari kita bersepeda! Tema tulisan ini diangkat dalam Program “Republik Boseh” di Metrum Radio, Jum’at 6 Maret 2020 Bersepeda Selamatkan Bumi Gowes Jelajah Bumi Jaga Bhumi Juma’at Bersepeda Bdg Eco Transport
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Harmonisasi Suami-Istri Melalui Bersepeda Pasangan Pegiat Sepeda Kota Cimahi, Foto : Toto Sadar TAK hanya sekedar hobi atau olahraga, bersepeda merupakan aktivitas yang menyenangkan dan menginspirasi. Bersepeda menjadi salah-satu bentuk harmonisasi pasangan suami-istri dalam menjalani kehidupan rumahtangganya. Faktanya, kini banyak pasangan suami-istri yang memiliki kegemaran yang sama, yaitu bersepeda. Bisa dilihat di setiap event bersepeda, selalu saja ada pasangan suami-istri sebagai peserta atau seringkali merekajuga terlihat gowes bareng di jalanan kota di setiap akhir pekan.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Mungkin hal biasa ketika kita melihat seorang suami bersepeda, sementara sang istri tidak. Begitu pun sebaliknya. Namun, menjadi hal yang menarik ketika sepasang suami-istri sama-sama memiliki hobi bersepeda. Hal ini bisa mencerminkan adanya keharmonisan dalam rumahtangga mereka. Bersepeda bersama menjadi salah-satu cara mengekspresikan kebahagian dan kemesraannya. Uniknya, banyak pasangan suami-istri pesepeda tersebut rata-rata berusia separuh baya, bahkan ada yang berusia lanjut. Hebatnya lagi, beberapa pasangan merupakan para senior atau legiun yang sudah lama dikenal dan malang-melintang di dunia persepedahan. Mulai dari kegiatan sepeda fun, adventure, downhill-uphill hingga touring. Mereka terkadang bersepeda berdua, beserta sekeluarga atau bersama komunitas sepedanya. Tidak sedikit dari pasangan ini memiliki jam terbang yang cukup tinggi sehingga memberi semangat dan inspirasi bagi yang lainnya. Terutama bagi generasi muda pesepeda di bawahnya. Kita memang tidak tahu kehidupan rumah-tangga mereka seperti apa. Yang jelas, tampak dari cara mereka bersepeda yang selalu ceria, kompak dan penuh kasih sayang. Seolah tergambar bahwa di antara keduanya tidak ada beban atau persoalan. Keduanya begitu menikmati setiap kayuhan sepedanya diiring canda tawa, obrolan santai, sambil saling mengawasi dan menjaga dengan penuh perhatian. Mereka tetap terlihat begitu sehat, segar dan ceria. Dari wajah-wajahnya seringkali terukir senyum dan tawa. Begitu bahagia walau berbaur dengan rasa lelah dan keringat yang membasahi tubuh mereka. Sepertinya ada keasyikan tersendiri yang mereka dapatkan dengan sama-sama memiliki hobi bersepeda yang mungkin tidak banyak orang merasakannya. “Ada rasa yang sedikit sulit untuk dijelaskan. Tapi yang pasti bikin tambah dekat dan peduli dengan pasangan, serta ada kebahagian tersendiri bisa gowes bareng Istri tercinta,” ujar Bambang Suryadi dari Yuk Gowes Bandung di media sosial. Sementara itu, bagi Rohanih Zahra, pesepeda asal Bogor, bersepeda bersama pasangan itu bahkan dapat menimbulkan kenangan indah masa pengantin baru. “Menyenangkannya tidak perlu jaim kalau sama pasangan, kalau cape ya istirahat dua-duanya. Berasa lagi bulan madu. Semenjak suami gemar bersepeda seperti pengantin baru,” ujar Rohanih melalui pesan whatsapp dilampiri emoticon tertawa.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Beberapa pasangan suami-istri pesepeda ada yang telah menuai prestasi dan prestise melalui kegiatan boseh ini. Mulai dari melakukan bersepeda jarak jauh, bersepeda umrah, bersepeda kampanye isu sosial, kampanye lingkungan dan kesehatan, hingga bersepeda keliling dunia bersama pasangan. Meski sebagian besar pasangan suami-istri pesepeda telah berusia lanjut, kini mulai hadir pasangan-pasangan muda pesepeda. Hanya saja, karena baru memulai, beberapa masih minim dalam pengetahuan bersepeda. Namun, ada juga dari pasangan-pasangan muda ini yang memiliki jam terbang tinggi di dunia bersepeda yang mereka dapatkan ketika mereka aktif di komunitas sepeda saat masih lajang dulu. Memang, beberapa pasangan muda sudah gemar bersepeda sejak masih lajang. Tapi ada juga yang mulai melakukan aktivitas bersepeda setelah menikah karena mengikuti hobi gowes suami atau istrinya. Pasangan-pasangan muda pesepeda, entah karena masih baru dalam berumah tangga atau karena anaknya masih kecil, banyak yang memilih bersepeda family, bersepeda santai bareng keluarga, sambil mengasuh anak keliling kota, taman, atau sekadar mengunjungi car free day (cfd) di setiap akhir pekan. Kita berharap, banyaknya jumlah pasangan suami-istri pesepeda ini semakin menumbuhkan minat dan memotivasi masyarakat untuk mulai bersepeda, khususnya menginspirasi dan menularkan “virus” bagi pasangan lainnya. Selain manfaat kesehatan bagi tubuh, semoga melalui gowes bareng suami-istri ini, ikut menciptakan harmonisasi keluarga dalam berumah-tangga. Ifan Bunda Azwa Heri S Nardi Riri Rita Rachman Dewi Nada
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Waspada Virus Corona, Lebih Baik Menahan Diri Bersepeda Jaga Jarak, Foto : Ben Ben Zaenudin PENYEBARAN virus corona (covid-19) begitu cepat dan mengkhawatirkan di beberapa wilayah di Indonesia. Penambahan kasus positif yang terus meningkat setiap harinya, menandakan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak menjalankan anjuran pemerintah untuk menjaga jarak aman atau physical distancing, abai mencuci tangan dan tetap berpergian ke luar rumah. Hanya dalam hitungan hari, orang yang terpapar virus corona semakin meningkat. Baik yang berstatus positif, meninggal, pasien dalam pengawasan, dan orang dengan pengawasan. Wabah virus corona ini telah mengganggu hampir semua sektor kehidupan, terutama sektor ekonomi dan sosial. Berbagai aktivitas pun terhenti atau mengalami penurunan. Tak terkecuali, wabah virus ini juga membuat resah para pesepeda. Berbagai kegiatan atau event bersepeda dibatalkan atau ditangguhkan sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan. Berat memang, terutama bagi penyelenggara yang sudah mempersiapkan event jauh-jauh hari sebelumnya dengan matang. Tapi demi kenyamanan dan keamanan semua orang,
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib akhirnya pihak penyelenggara harus mengumumkan penangguhan atau pembatalan kegiatan tersebut. Area Car Free Day (CFD) pun kini ditiadakan. Baik hari biasa atau pun di akhir pekan. Kondisi jalanan atau sudut-sudut kota mulai terasa sepi. Bahkan, titik-titik kemacetan di dalam kota mulai tidak nampak dalam beberapa hari belakangan ini. Hanya saja, meski anjuran pemerintah kepada masyarakat untuk tidak keluar rumah, beberapa pesepeda masih terlihat berseliweran di jalanan kota, terutama di akhri pekan. Entah mereka masih merasa aman atau memang belum menyadari apa yang tengah terjadi. Kiat Bersepeda Dalam Situasi Covid-19 Bagaimana publik pesepeda seharusnya menyikapi bencana wabah ini? Berikut protocol yang disampaikan dr. Erry, seorang pakar kesehatan yang juga pegiat pesepeda dari komunitas pesepeda Gowes Tahura. Protocol ini berasal dari abah Iwan Ridwan Wanadri atas saran dan pendapat dr. Erry saat disampaikan dalam acara Gowes Sehat DICC menghindari penularan wabah Covid-19. Berikut kutipannya: Sementara situasi dan kondisi belum kondusif terkait wabah Covid-19, gowes sebaiknya dilakukan dalam group kecil saja, maksimal 5 (lima) orang. Hindari bersalaman, cukup dengan cara sambil mengucapkan salam. Siapkan masker dan bawa sanitizer botol kecil untuk cuci tangan. Hilangkan kebiasaan mengusap wajah, hidung, mulut dan mata kecuali setelah cuci tangan secara bersih dengan sabun atau hand sanitizer. Jarak gowes tidak terlalu dekat, minimal jarak 2 (dua) meter. Jarak waktu berfoto sesama goweser minimal 1 (satu) meter.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Jarak duduk baik saat makan dan minum istirahat 1 (satu) meter. Bagi yang solat di masjid/mushola sebaiknya membawa sajadah sendiri, cukup yang kecil, yang digunakan untuk bagian kepala saja. Saat solat usahakan selalu menggunakan masker, hindari mengusap wajah setelah berdoa, hindari bersalaman. “Protocol ini sudah bagus, tapi yang masih harus didiskusikan adalah tentang jumlah goweser maksimal 5 orang. Maksudnya kita tidak tahu persis keseharian ke empat orang teman kita itu,” ujar dr. Erry melalui whatsapp. Menurut Erry, saat sekarang ini jika hendak bersepeda paling aman itu sedirian, kecuali jika kita aware terus dan bisa menjaga jarak dengan para goweser lainnya. “Namun jika memang situasinya semakin tak terkendali, lebih baik di rumah saja, menahan diri untuk tidak bersepeda dahulu. Meski bersepeda itu baik,” kata Erry. Erry menambahkan, untuk mengisi “kegabutan” saat berdiam diri di rumah lakukanlah hal-hal positif, seperti menulis, olahraga ringan, bersih-bersih rumah, memperbaiki sepeda dan jangan lupa untuk sering berjemur diri di sinar matahari pagi. Wabah virus corona ini berdampak terhadap semua aktivitas manusia di berbagai belahan dunia. Termasuk aktivitas para pesepeda. Kita ikuti arahan pemerintah untuk tetap tinggal di dalam rumah ketika memang tidak ada urusan yang mendesak. Semoga kita semua terhindar dari Virus Covid-19 ini. Aamiin. Salam Boseh dan Go Green. Bersih Sepeda Agus Septian Heryanto
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Membingkai Spot Humanis Di Atas Sadel Kampung berwarna. (Foto dok.Budi Threeple-C) BERSEPEDA dan fotografi adalah dua aktivitas yang berbeda. Namun, di era digital saat ini keduanya begitu melekat. Bersepeda di mana dan kemana pun tanpa adanya bukti visual lewat jepretan kamera rasanya hambar seperti ada yang kurang. Istilah sekarang sering disebut dengan No Pict, Hoax. Aktivitas foto saat bersepeda sejak lama dijadikan pembuktian untuk menunjukan eksistensi para pesepeda, terutama untuk dibagikan ke media sosial. Apalagi, kini fitur kamera pada smartphone semakin canggih, sehingga mempermudah setiap orang untuk menggunakannya. Tak hanya sekadar menunjukan eksistensi, foto-foto hasil jepretan para pesepeda ini dapat dimanfaatkan juga untuk kepentingan berbagai publikasi, kampanye lingkungan, iklan, lomba foto dan lain sebagainya. Di media sosial seperti fecebook, kini bermunculan grup pesepeda dengan konten fotografi yang menarik. Selain itu, berbagai lomba foto dalam event bersepeda pun sudah sering kali diselenggarakan.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Foto aktivitas bersepeda memang masih didominasi tampilan-tampilan visual saat berada di event, trek sepeda atau objek wisata. Tapi tak sedikit yang memanfaatkan spot-spot menarik, unik dan humanis di berbagai tempat sebagai latar belakang foto, seperti sudutsudut cantik kota, pemukiman warga, taman, pedestrian, gedung-gedung bersejarah, ikon kota, patung, mural dan tempat menarik lainnya. Mereka memposisikan diri sebagai fotografer, model, swafoto, atau hanya sepedanya saja yang difoto dengan latar belakang spot-spot menarik tersebut. Ada yang sekedar memotret sambil jalan-jalan bersepeda keliling kota, ada pula yang memang sengaja memotret untuk kepentingan konten media sosial, dokumentasi pribadi atau lainnya. Pemburu Senja Maraknya kegiatan bersepeda telah meningkatkan pula jumlah pesepeda yang senang dunia fotografi, mulai dari yang amatir hingga profesional. Salah satunya adalah Suherman atau lebih dikenal sebagai Kang Suhe, namanya sering disebut kependekan dari Sepeda untuk Heppy. Pegiat sepeda minion ini hampir setiap akhir pekan memanfaatkan waktu libur kerjannya bepergian ke tempat-tempat menarik dan cantik untuk diabadikan sebagai objek foto bersepeda. Lokasinya di sekitar acara kegiatan bersepeda atau sengaja gowes bareng menuju lokasi yang telah ditentukan bersama teman-teman gowesnya. Menurut Suhe, objek foto yang paling disukainya adalah suasana senja yang cerah di alam terbuka yang masih hijau. “Alasan saya senang dengan suasana senja, selain waktu yang asyik untuk berfoto, waktu senja itu juga biasanya penuh dengan nuansa warna. Jadi wajar apabila berfoto di suasana senja hari itu paling disukai banyak orang,” ujar Suhe saat dihubung melalui telepon seluler. Suhe menambahkan, kamera yang sekarang sering digunakannya untuk memotret adalah kamera dari smartphone. “Saya sekarang jarang pake kamera DSLR, karena kamera dari smartphone juga hasilnya sudah oke. Yang penting fokus dan kemudian kita bisa mengolahnya,” katanya Hasil karya apiknya bisa dilihat di akun media sosial miliknya dan di grup facebook konten fotografi yang dikelolanya. Selain menampung foto aktivitas bersepeda dari para follower-nya, ia juga memberikan tips dan trik cara mendapatkan hasil foto terbaik.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Pada akhirnya, berolahraga sepeda sambil memotret ini, setidaknya dapat mendorong minat dan daya tarik masyarakat untuk bersepeda, terutama yang menggemari dunia fotografi. Salam boseh dan go green. Senja di Cikoneng (Foto SUHE)
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Pesepeda Bandung Raya Suarakan Siap Hadapi Virus Corona Suarakan Siap Hadapi Virus Corona di Metrum Radio (dokumen pribadi) SEBAGIAN besar pesepeda se-Bandung Raya lebih memilih untuk melakukan sosial distancing dan gerakan di rumah saja menghadapi pandemi covid-19. Namun di balik itu, tidak sedikit yang abai terhadap anjuran pemerintah tersebut. Di tengah banyak pihak yang melakukan upaya penghentian penyebaran virus corona, masih ada sebagian kecil pesepeda yang tetap asyik bersepeda dengan tidak memakai masker, bahkan sambil berfoto ria. Baik bersepeda sendiri, maupun berkelompok. Penutupan beberapa jalan utama yang dilakukan pemerintah malah digunakan sebagai ajang care free day. Semoga kawan-kawan pesepeda, khususnya pesepeda se-Bandung Raya yang masih melakukan aktivitas bersepeda di tengah keadaan yang rawan ini dalam keadaan baik. Pada dasarnya, para pesepeda terus saling mengingatkan dan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama pesepeda sebagai upaya atau ikhtiar agar wabah ini cepat berlalu. Banyak pegiat sepeda se-Bandung Raya yang kemudian menyuarakan gerakan kampanye menghadapi pandemi virus corona ini dengan tagar #lawancovid19 #dirumahaja sebagai langkah atau upaya menghimbau kepada kawan-kawan pesepeda lainnya.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib “Soal imbauan yang dilakukan efektif atau tidak, saya rasa bukan soal imbauannya. Tapi balik lagi kepada kepedulian orang orang. Imbauan akan efektif jika diikuti dengan penegakan aturan yang konsisten dan tegas,” ucap Ari Nugraha dari ATCS Dinas Perhubungan Kota Bandung melalui whatsapp. Lebih lanjut Ari mengatakan, imbauan itu tidak bersifat mengatur. Jadi akan selalu ada yang mengabaikannya. “Begitu pun aturan, walaupun bersifat lebih tegas, tetep saja masih ada yang melanggar. Kebanyakan orang yang masih abai itu belum merasakan dampaknya secara langsung. Mereka bukan sadar akan dampak yang ditimbulkan, tapi mereka tidak peduli. Itu yang susah,” kata Ari. Gerakan Pesepeda Bandung #lawancovid19 Humas Kota Bandung mengeluarkan tautan twibbonize kampanye Bandung Lawan Covid19, Saya Siap Memutus Rantai Penyebaran Virus Corona, Stay At Home dengan tagar #kitayakinbisa. Para pesepeda pun banyak yang mengunduhnya dan memasang foto profile yang menggunakan masker kemudian dibagikan ke berbagai media sosial. Pembuatan tautan serupa dilakukan oleh beberapa komunitas pesepeda untuk anggota dan simpatisannya, diantaranya Gowes Baraya Bandung (GBB). GBB pakai masker dengan tagar #kitabisa #dirumahsaja #pakaimasker #PHBS dan Cepot Lipet Bandung (CLB) Bandung Lawan Covid-19, Saya Siap Memutus Rantai Penyebaran Covid-19 dengan tagar #kitaYakinBisa. Menurut Humas Gowes Baraya Bandung (GBB), Rannu Kaznu, pembuatan tautan tersebut sebagai ajakan atau imbauan kepada seluruh anggota GBB, simpatisan dan juga pesepeda lainnya untuk tidak melakukan aktivitas bersepeda baik sendiri maupun berkelompok selama pandemi COVID-19, anjuran untuk selalu menggunakan masker dan mematuhi anjuran lainnya yang diberikan pemerintah. “Gerakan ini sekaligus sebagai ajang menjaga silaturahmi melalui media sosial dan menghilangkan kejenuhan karena tidak ada kegiatan selama wabah covid-19,” ujar Rannu. Sebelumnya, sekelompok pegiat sepeda lipat membuat video #Bandunglawancovid19 berisi pesan-pesan mereka terkait pandemik corona dan ajakan untuk melakukan sosial distancing dan gerakan di rumah saja. Karena Bersepeda Itu Baik (BEIB) yang merupakan akun media sosial dan chanel youtube dengan konten semuanya tentang sepeda mengumpulkan video ucapan Pesepeda Bandung Raya, Saya Siap Memutus Rantai Penyebaran Covid-19.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Terkumpul 14 Video dari berbagai komunitas pesepeda dan dinas pemerintah Kota Bandung, yaitu perwakilan dari Gowes Baraya Bandung (GBB), Dinas Pekerjaan Umum dengan komunitas pesepedanya bernama Mobilitas Umat Tanpa Polusi (Mutasi) DPU, Nu Gareulis Ngagowes (NGN), ATCS dan Bina Transportasi dinas perhubungan dengan komunitas pesepedanya bernama Jajaran Dishub Kayu Sepeda (Jadikasep), Pedal Invassion Bandung Selatan, Ce’es Beurat, Yuk Gowes, Paguyuban Sapeda Baheula dan Eco Transport.Id. Video akan digabungkan menjadi konten di chanel youtube Karena Bersepeda Itu Baik dan ditayangkan pula di Metrum TV. Diubah juga ke dalam bentuk audio untuk disiarkan setiap hari secara bergiliran di Metrum Radio, yang memiliki taggline media terintegrasi kaum muda dalam jelajah komunitas. Itulah beberapa aksi pegiat sepeda Bandung Raya dalam kampanye gerakan social distancing dan stay at home yang disampaikan para pesepeda kepada teman-teman pesepeda lainnya sebagai upaya memutus rantai penyebaran covid-19 dengan harapan imbauan tersebut dilaksanakan agar mempercepat virus corona sirna dari muka bumi ini. Setidaknya itulah kepedulian dan rasa persaudaraan yang ditimbulkan saat musibah pandemi ini, sehingga teman-teman pesepeda yang masih abai terhadap anjuran pemerintah dapat berpikir jernih. Bukan soal rasa takut yang berlebihan, tapi yakinlah dengan ikhtiar bukan dengan ego. Selebihnya memang diserahkan kepada diri masing-masing. Tetap sehat dan semangat. Bersepeda memang baik, tapi menahan diri lebih baik. Mari kita siap hadapi covid-19 dengan di rumah saja. Jaga kebersihan dan jangan lupakan ibadah. Semoga badai cepat berlalu. Selamat menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan 1441 H, mohon maaf lahir dan batin. Salam boseh dan go green.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Aktivitas Pesepeda Saat Puasa Di Tengah Wabah Corona Vidio Helmet Challenge Pegiat Seli (Doclo) BULAN suci Ramadan 1441 H kali ini suasananya cukup berbeda dengan Ramadan tahuntahun sebelumnya. Hal ini terkait masih dalam masa social distancing akibat pandemi covid-19 yang hingga kini belum juga berakhir. Sejak menjelang hingga tiba bulan Ramadan, aktivitas para pesepeda nyaris tak terlihat. Rutinitas tahunan seperti bersepeda bersama menjelang Ramadan (gowes munggahan) dan ngabuburide tak lagi digelar berbagai komunitas. Namun demikian, masih ada pesepeda yang melakukannya secara perorangan atau kelompok kecil. Lebih jauh, jika keadaan masih terus seperti ini, rutinitas tahunan seperti gowes malam usai salat tarawih, buka bersama pesepeda, bersepeda berbagi tajil atau berbagi nasi beramai-ramai, sahur on the road bicycle, gowes mudik, hingga gowes halal bike halal kemungkinan tak akan digelar. Di balik itu, beberapa pesepeda yang menjalankan ibadah puasa, kemudian berupaya untuk tetap berkegiatan. Beruntungnya, di era digital dan internet saat ini banyak aktivitas yang bisa disesuaikan untuk menghindari interaksi fisik secara langsung. Apa saja yang dilakukan para pesepeda? Berikut beberapa aktivitas yang mereka lakukan dan bisa diikuti oleh pesepeda lainnya. 1. Memperbaiki, merakit dan bersih-bersih sepeda. 2. Bersepeda di rumah menggunakan roller atau alat lainnya. 3. Bersepeda atau berolahraga di halaman rumah yang cukup luas, dengan tetap jaga diri.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib 4. Menjalin silaturahmi sesama pesepeda atau anggota komunitas pesepeda melalui media sosial, aplikasi dan tautan dengan membuat game, video challenge, pertemuan jarak jauh, olaharaga bersama, dan kajian agama menggunakan fitur voice note. 5. Menonton film bioskop atau dokumenter terkait sepeda melalui tautan-tautan di internet. 6. Menulis atau membuat video tentang sepeda dan mengirimkannya ke media berbasis online yang punya kanal khusus sepeda atau lingkungan seperti kanal BEIB di Metrum. 7. Melakukan charity, donasi uang, sembako untuk mereka yang kekurangan. Diserahkan oleh seorang perwakilan saja dengan tetap menjaga diri. 8. Berniaga spare part dan aksesoris sepeda secara online. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan mereka semata-mata hanya ingin mengatasi rasa jenuh dan agar tetap bisa menjalin silaturahmi dengan sesama pesepeda lainnya meski hanya melalui dunia maya. Kegiatan ini sekaligus turut membantu mempersempit atau memutus mata rantai penyebaran virus corona. Harapannya, agar wabah dapat segera berakhir. “Di saat seperti ini, buat aku, menulis cukup membantu mengatasi kejenuhan. Jadi motivasi untuk menyelesaikan target terkait pekerjaan menulis. Selain itu, aku juga coba buat mengatur jadwal belajar mandiri Bahasa Korea dan main gitar hehehe…,” ujar Inanta Indra Pradana dari Subcylits Surabaya, Jawa Timur melalui whatsapp. Lain lagi yang dilakukan Masyoga, seorang pegiat bersepeda ke tempat kerja (Bike to Work) asal Magelang, Jawa Tengah. Ia mengisi bulan suci Ramadan kali ini dengan merakit sepeda untuk kemudian nanti dihibahkan kepada anak sekolah dari keluarga yang tidak mampu. Selain itu, beberapa komunitas pesepeda melakukan aksi berbagi untuk masyarakat. Jika sebelum Ramadan lebih banyak bantuan logistik kesehatan untuk para tenaga medis sebagai gugus terdepan penanganan wabah, saat ini lebih banyak kegiatan pembagian sembako untuk kaum dhuafa, fakir miskin atau masyarakat kecil yang terdampak covid-19. Di tengah pandemi covid-19 di bulan Ramadan ini, semoga para pesepeda tetap semangat beraktivitas dan tetap menjaga kewaspadaan. Tentunya, melakukan aktivitas yang baik, kreatif dan berfaedah dalam rangka meraih pahala di bulan yang penuh berkah ini. Bersepeda memang baik, tapi menjaga diri lebih baik. Jaga kesehatan, berdo’a dan berikhtiar. Di rumah aja. Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya. Salam boseh dan go green!
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Bersepeda Dan New Normal Bike to Work (Foto Bdg Eco Transport) KETIDAKMAMPUAN dunia untuk menahan runtuhnya tatanan kehidupan global akibat dari pandemi covid-19 berujung pada kompromi kenormalan baru (new normal). Roda kehidupan tetap harus berputar, penduduk bumi harus hidup, tapi pandemi harus meluruh kemudian berlalu. Periode yang panjang dari pandemi memang tak memungkinkan kita berlama-lama bersembunyi di balik dinding sambil sesekali menengok lewat jendela apakah pelakon teror ini sudah pergi atau sudah membatu. Pilihan hidup bersama virus sebagaimana dengan flu, hepatitis atau apapun membutuhkan tumbuhnya kebiasaan prilaku hidup sinergi dengan alam atau lingkungan. Bersepeda salah satunya. Pembahasan perkara new normal untuk bersepeda saat ini memang tengah ramai dibicarakan di kalangan para penggiatnya. Berbagai macam wacana terkait hal tersebut disampaikan oleh banyak pihak dengan harapan para pesepeda dalam melakukan aktivitas bersepedanya menggunakan protokol kesehatan bersepeda. Dengan adanya kondisi seperti saat ini, sejatinya bersepeda yang seharusnya menjadi “new normal”, menjadi kebiasaan semua
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib orang untuk melakukannya, selain untuk tujuan mencapai kebugaran, menjaga kesehatan, juga dijadikan sebagai sarana moda transportasi. Mungkin tepatnya disebut dengan istilah “new resurrection” atau bangkit kembali, karena bersepeda untuk mobilitas merupakan kebiasaan masyarakat zaman dulu di negeri ini sebelum masa kendaraan bermotor menggerus dan merajalela. Banyak negara memberi contoh, bahwa dengan mengubah sistem transportasinya mengutamakan pejalan kaki dan pesepeda mereka bisa tetap menghidupkan ekonomi sambil berjibaku menghadapi pandemi. Selandia Baru misalnya, mereka bahkan mengambil langkah progresif dengan mendorong kota-kotanya untuk membangun jalur-jalur sepeda baru, meningkatkan yang sudah ada dan memperlebar ruang berjalan kaki dengan membiayai hingga 70% proyek infrastruktur terkait hal tersebut. Filipina pun mengambil langkah kebijakan serupa, menjadi yang pertama di Asia Tenggara, bahkan mungkin Asia. Bagaimana dengan Indonesia? Sedih rasanya sampai saat ini belum mendengar ada inisiasi serupa dari pemerintah. Di sini lebih ramai oleh kampanye-kampanye dan anjuran-anjuran seperti pelarangan mudik dan sebagainya. Rumit memang. Sebelum pandemi saja negeri ini kurang serius memperhatikan bahkan mungkin tidak peduli tentang hak pesepeda secara optimal. Apa harus kita sendiri yang membangun jalur-jalur ramah bersepeda dan menggiatkan bersepeda menjadi “new normal” tanpa berpikir repot harus begini atau begitu. Bersepeda itu tetap tinggal dikayuh pedal sambil duduk di atas sadel atau sesekali sambil berdiri. Bersepeda merupakan alternatif bertransportasi multimanfaat. Menghemat energi fosil yang ujungnya bisa menghemat devisa negara. Memperbaiki kualitas udara yang bisa menyehatkan lingkungan. Membaurkan masyarakat dari berbagai strata ekonomi, sosial, dan pendidikan melalui kesetaraan bahwa semua tingkatan sama harus mengayuh untuk melaju. Memperkuat daya tahan tubuh sehingga pelakunya bisa menjadi pribari yang lebih sehat dan lebih bugar.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Meskipun tahu banyak manfaatnya tapi tak mudah untuk dilakukan. Kita terlalu terbiasa melihat hal yang sederhana melalui sudut pandang yang rumit. Apakah ‘New Normal’ yang membutuhkan kebugaran sebagai daya tolak terhadap pandemi bisa menumbuhkan bersepeda sebagai alternatif transportasi, setidaknya untuk jarak pendek? Tidak, bila kita masih berpikir rumit untuk sesuatu yang sederhana. Namun bisa, bila kita sudah bisa melihat hal sederhana dengan sudut pandang yang sederhana juga. Sesederhana untuk melakukannya sampai kemudian terbiasa. Mari saatnya mulai melakukan “new normal” membiasakan diri bersepeda kemana saja, ke tempat kerja (bike to work), ke kampus (bike to kampus), ke sekolah (bike to school), atau ke berbagai aktivitas kemana saja (bike to kamana wae). Tak hanya diri kita yang terjaga kesehatannya tapi lingkungan dan transportasi menjadi lebih baik, mengurai persoalan polusi dan kemacetan. Semoga Covid-19 segera berlalu. Tetap sehat dan semangat. Bersepeda memang baik, menjaga diri lebih baik. Salam boseh dan go green. Bike to Campus (Foto dok. Bdg Eco Transport)
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Menangkap Peluang Euforia Bersepeda Di Masa Pandemi Diskusi Terbatas Para Stake Holder ( Foto Melky DPU) ADA hal yang unik saat pembatasan sosial masa pandemi covid-19 mulai dilonggarkan. Pada akhir pekan lalu, di beberapa kota besar di Indonesia terjadi fenomena menarik saat ribuan masyarakat bersepeda memenuhi jalan-jalan perkotaan dan trek-trek sepeda. Tak hanya dipenuhi oleh pegiat sepeda yang sudah terbiasa melakukan, tapi juga masyarakat baru bersepeda dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua tumplek dan berseliweran di jalan-jalan. Sebelumnya, fenomena tersebut ditandai dengan melonjaknya jual beli sepeda, spare part dan aksesorisnya. Bengkel, toko dan lapak sepeda selalu ramai dipadati pengunjung. Sayangnya, hal tersebut tidak diimbangi dengan kepekaan mereka terhadap kondisi sekarang. Masyarakat banyak yang tak menerapkan protokol kesehatan bersepeda, seperti bergerombol, tidak menggunakan masker dan tidak jaga jarak. Padahal pandemik belum berakhir. Satu hal lagi, banyak yang kurang disiplin di jalanan, tak mematuhi peraturan lalulintas dan tidak mengukur kemampuan atau kondisi fisik sehingga mengalami kelelahan hebat bahkan sampai ada yang meninggal dunia. Terlepas dari hal itu, fenomena di atas dapat dikatakan sebagai titik balik bangkitnya kesadaran masyarakat akan manfaat bersepeda bagi kesehatan dan lingkungan atau lebih
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib jauh tentang persoalan transportasi. Semoga saja bukan sekedar euforia, mengurai kejenuhan akibat berlama-lama berdiam diri atau sekadar hangat sesaat. Menghidupkan Kembali Lajur Sepeda Kota Bandung menjadi salah satu kota yang mengalami euforia gairah masyarakat bersepeda tersebut. Hal ini disikapi jajaran aparat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, dalam hal ini Wakil Walikota Bandung, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Perhubungan sebagai sebuah peluang untuk membangun budaya bersepeda. Harapannya, kesadaran dan semangat masyarakat untuk bersepeda semakin meningkat dan lebih jauh masyarakat tergerak untuk menjadikan sepeda sebagai sarana transportasi aktivitas sehari-hari kemana saja dan berbudaya disiplin berlalulintas, sehingga terwujud Kota Bandung sebagai kota yang aman, nyaman, bebas polusi dan bebas kemacetan bisa terwujud. Beberapa waktu yang lalu, ketiga unsur pemerintah kota tersebut melakukan diskusi terbatas bersama perwakilan beberapa komunitas pesepeda membahas berbagai hal terkait kegiatan bersepeda. Topik yang dibicarakan di antaranya adalah menghidupkan kembali lajur sepeda dengan membuat lajur baru dan memperbaiki yang sudah ada. Tentu saja upaya pemerintah tersebut disambut gembira, khususnya oleh para pegiat sepeda di Kota Bandung. Pembuatan lajur sepeda dilaksanakan pada hari Jum’at (12/6/2020) lalu. Dilakukan bersama perwakilan beberapa komunitas pesepeda, di antaranya Jajaran Dishub Kayuh Sepeda (Jadikasep), Mobiltas Umat Tanpa Polusi (Mutasi), Goweser Baraya Bandung (GBB), Paguyuban Sapeda Baheula Bandung (PSBB), Pelajar Nyasab (Nyapedah Sabtu Babarengan), Boseh Sakiat Anjeun (BSA), dan Roda Dispora. Masing-masing komunitas mendapat bagian 500 meter untuk pengerjaan pengecatan jalur sepeda. Lajur sepeda baru yang dibuat mulai dari Jalan Nylan depan rumah dinas Wakil Walikota Bandung hingga Balaikota Bandung sepanjang 2,6 kilometer melalui Jalan Cipaganti, Jalan Pasteur, Jalan Cihampelas, Jalan Watukencana, Jalan LREE Martadinata, dan Jalan Merdeka. Lajur sebaliknya, dari Balaikota hingga jalan Cipaganti sepanjang 1,6 Kilometer melalui Jalan Wastukencana, Jalan Pajajaran, Jalan Cihampelas, Jalan Abdul Rivai, dan Jalan Cipaganti. Pada Minggu pagi, (14/6/2020) dilakukan kegiatan sosialisasi program Program peningkatan dan pengembangan fasilitas pesepeda Kota Bandung dan Protokol Kesehatan Bersepeda. Dilaksanakan di Taman Cikapayang Dago.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Acara yang diikuti oleh pegiat sepeda dari berbagai komunitas pesepeda ini menghadirkan Wakil Wali Kota, Yana Mulyana, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Didi Ruswandi dan Bina Transportsi Dinas Perhubungan (Dishub), Sulthoni beserta jajarannya. Sebelumnya, sosialisi tersebut disampaikan oleh Windu Mulyana dari Ecotransport.Id pada Sabtu (13/6/2020) malam, di acara talkshow komunitas salah satu radio konvensional yang berbasis siaran berita (news). Kini, sosialisasi protokol kesehatan bersepeda dan tertib berlalulintas juga semakin intens disampaikan dari Area Traffict Control System (ATCS) Dinas Perhubungan Kota Bandung. Wujud keseriusan Pemkot Bandung tersebut selayaknya mendapat dukungan nyata dari seluruh masyarakat terutama para pegiat sepeda dengan memanfaatkan fasilitas sepeda yang ada sehingga bisa memicu pemerintah semakin memperhatikan aktivitas bersepeda dan terus dapat menambah dan memperbaiki berbagai fasilitasnya.. Namun perlu dicatat, tersedia atau tidaknya insfrastruktur sepeda, sejatinya kita harus tetap bersepeda. Jangan jadi alasan sehingga kita malas bersepeda. Bersepeda itu bukan soal fasilitas, costum atau eksistensi, tapi bersepeda itu soal kepedulian, dedikasi dan konsistensi. Salam boseh dan go green. Pesepeda (foto: Budi Puyi) Sosialisasi Protokol Kesehatan ( Foto: Away) Pengecatan Lajur Sepeda (Foto: PSBB) Lapak Sepeda (Foto: Budi Ompi)
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Aksi Pesepeda Melakukan Kampanye Etika Bersepeda Kampanye Stop Pesepeda Menerobos Lampu Merah (Foto Bambang Suryadi) MENYIKAPI aktivitas bersepeda yang kini menjadi sorotan publik seiring perkembangan tren bersepeda kian meningkat di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), sejumlah pegiat pesepeda berinisiasi melakukan sebuah gerakan kampanye etika atau tata tertib bersepeda di jalan raya. Hal tersebut dilakukan setelah memperhatikan banyak pelanggaran yang terjadi oleh pesepeda, baik pesepeda yang baru maupun sudah lama. Beberapa pelanggaran yang dilakukan tersebut di antaranya bergerombol menutupi jalan, mengganggu jalur pengguna jalan lain dan menerobos lampu merah. Kampanye Gowes Berbaris Aksi kampanye etika bersepeda ini dilakukan komunitas sepeda yang tergabung dalam Gowes Baraya Bandung (GBB) pada Minggu (5/7/2020) lalu. Kegiatannya berupa bersepeda keliling kota sambil kampanye dan edukasi pesepeda tertib berlalulintas, bersepeda
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib berbaris berbagi jalan dengan pengguna jalan lain, mematuhi peraturan lalu lintas dan penerapan protokol kesehatan bersepeda. Aksi ini ditujukan khususnya untuk internal anggota komunitas GBB itu sendiri, komunitas sepeda lain dan masyarakat umum yang kini sedang gandrung berolahraga gowes. Kegiatan diikuti oleh 200 anggota GBB dan simpatisan. Rute yang dilalui berjarak sekitar 15 kilometer, dimulai dari Car Free Day (CFD) Dago melalui simpang Dago (putar balik) – CFD – Jalan Surapati – Jalan Sentot Alibasyah – Jalanl Diponegoro – Jalan Cilamaya – Jalan Banda – Jalan Riau – Jalan Merdeka – Jalan Perintis Kemerdekaan – Jalan Wastukenacan – Jalan Pajajaran – Jalanl Cihampelas – Jalan Abdul Rifa’i – Jalan Cipaganti – Jalan Pasteur – Jalan Tamansari – Jl. Cikapayang – berakhir di Taman Dago Cikapayang. “Apa yang kami lakuan memang belum sempurna dan masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Tapi setidaknya ada gambaran bahwa edukasi melalui komunitas jauh lebih efisien dalam menyampaikan ajakan atau kampanye disiplin berlalu lintas di jalan raya,” ucap Rannu Kaznu, Humas GBB melalui whatsapp. Edukasi Pesepeda Stop Menerobos Lampu Merah Sementara itu, di hari dan waktu yang sama sejumlah pesepeda dari berbagai komunitas pesepeda se-Bandung Raya melakukan kegiatan kampanye dan edukasi pesepeda “stop menerobos lampu merah”. Kegiatan yang diinisiasi oleh WAG Marshall Cycling Bandung dilaksanakan di perempatan Jalan Ir. H. Juanda (Dago) – Cikapayang Kota Bandung. Sehari sebelumnya kegiatan tersebut sempat dilaksanakan, namun masih dengan personil terbatas anggota Marshalll Cycling Bandung saja. Kegiatanya berupa menghimbau para pesepeda untuk tetap tertib berlalu lintas dan bersepeda menggunakan perlengkapan safety riding sesuai protokol kesehatan sambil membawa sepanduk dan signboard berisi ajakan tertib berlalu lintas, baik bagi pesepeda maupun bagi pengguna jalan lainnya. Menurut Koordinator Marshall Cycling Bandung Asep Dac dari komunitas pesepeda Munazat (MZT), berharap aksi tersebut dapat menyentuh para pesepeda dan juga para pengendara lainnya untuk tertib berlalulintas serta memberi inspirasi bagi pegiat sepeda dimana pun berada untuk berbuat aksi serupa. Dilakukan secara kontinyu setiap minggu oleh komunitas-komunitas pesepeda secara bergantian di beberapa titik persimpangan yang ramai oleh pesepeda. Apresiasi Pemerintah
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Kegiatan spontanitas yang dilakukan sekelompok pegiat pesepeda Bandung tersebut mendapat apresiasi dari pemerintah Kota Bandung melalui Bidang Bina Transportasi dan Bidang Angkutan Jalan, Dinas Perhubungan Kota Bandung, mengundang para inisiator kegiatan dan perwakilan Marshall Cycling Bandung, Forum Komunikas Komunitas Pesepeda Se-Bandung Raya, media partner, ATCS, Disiplin Sukajadi, dan Edan Sepur. Pertemuan dilaksanakan di Aula Kantor Dishub, Kamis (8/7/2020) pagi, Membahas kegiatan kampanye dan edukasi protokol kesehatan dan protokol tertib berlalulintas untuk dijadikan program rutinas yang terkelola atau terorganisir dengan mendapat dukungan pemerintah. Tentu saja hal itu di sambut gembira oleh para pegiat sepeda Kota Bandung. Hasilnya memunculkan sebuah program bertajuk SIKASEP TERLALU (Silaturahmi dan Koordinasi Kampanye Pesepeda Tertib Berlalulintas). Visinya membuat pesepeda paham dan patuh dalam menajalankan protokol tertib berlalulintas dan protokol kesehatan. Program akan dilaksanakan seminggu sekali hingga Desember 2020, dilakukan tiap Minggu pagi di beberapa titik persimpangan Jalan Ir. H. Juanda (Dago). Susunan Tim Sikasep Terlalu Pembina : Bina Transportasi Dinas Perhubungan Kota Bandung Ketua : Ronny (Gowes C59) Wakil : Asep Dack (Munazat) Humas : Cuham (Bersepeda Itu Baik) Logistik : Wahid Amin (Sobat Gowes) Pendukung : Marshall Cycling Bandung, Forum Komunikas Komunitas Pesepeda Se-Bandung Raya, media partner, ATCS, Disiplin Sukajadi, dan Edan Sepur. Aksi-aksi senada juga pernah dilakukan pegiat sepeda di daerah lainnya, seperti yang dilakukan Gerakan Bike To Work Indonesia melaksanakan aksi menjaga lajur sepeda di DKI Jakarta sambil kampanye berbagi jalan (share the road). Dari Magelang, sejumlah pesepeda melakukan aksi #savejalursepeda dan membagikan pin bike to school bagi pelajar pesepeda serta kartu berisi edukasi terkait hak pesepeda di jalan raya. Selama ini fasilitas jalur khusus sepeda yang ada sering digunakan pengendara motor dan banyak yang melawan arus sehingga membahayakan para pesepeda. Selain itu, jalur sepeda juga seringkali dipakai sebagai tempat parkir kendaraan bermotor, baik roda dua maupun empat.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Setidaknya apa yang mereka lakukan merupakan bentuk kepedulian kepada sesama pesepeda dengan mengajak tertib di jalan raya. Meskipun tidak ada aturan penilangan bagi pesepeda yang melanggar, namun pesepeda juga harus beretika dan beradab karena ada pengguna jalan lainnya. Lebih jauh lagi, semoga aksi-aksi pegiat pesepeda tersebut dapat menangkal berita-berita miring pesepeda saat ini yang justru malah viral di masyarakat sehingga membuat citra kurang elok bagi pesepeda. Mari bersepeda dengan bijak, smart, beretika, tertib, dan santun karena bersepeda itu baik. Tetap sehat, semangat, dan waspada. Salam boseh dan go green. Gowes Baraya Bandung (GBB) B2W Jakarta B2W Magelang
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib “Sikasep Terlalu”, Gerakan Kampanye Dan Edukasi Tertib Berlalu Lintas Bagi Pesepeda Pesepeda Memanfaatkan Lajur Sepeda, Foto : Swasono Rahardjo SIKASEP Terlalu adalah sebuah aksi kampanye dan edukasi yang dilakukan dari, oleh, dan untuk pesepeda. Aksi awalnya diinisiasi sekelompok pesepeda dari Marshall Cycling Bandung yang melihat animo masyarakat begitu luar biasa untuk melakukan aktivitas bersepeda di masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal usai pelonggaran pembatasan sosial. Sayangnya animo tersebut tidak diimbangi dengan tingginya kesadaran masyarakat akan etika dan ketertiban berlalu lintas serta penerapan protokol kesehatan, sehingga dikhawatirkan akan berdampak pada persoalan kesemrawutan di jalan, meningkatnya kecelakaan dan memunculkan rantai penularan dan penyebaran baru covid-19 di kalangan pesepeda. Hal inilah yang memicu kepedulian sekelompok pesepeda untuk mengkampanyekan budaya tertib berlalu lintas dan kepatuhan protokol kesehatan serta keselamatan bagi para pesepeda secara spontan yang kemudian mendapat apresiasi dari Dinas Perhubungan Kota
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Bandung menjadi sebuah program bernama Silaturahmi dan Koordinasi Pesepeda Tertib Berlalu Lintas (Sikasep Terlalu). “Aksi edukasi spontan yang dilakukan sekelompok kecil peseda tempo lalu, membuat kami tersentil karena terlambat merespon yang terjadi. Kami lah yang seharusnya lebih cepat tanggap. Untuk itu kami memandang perlu untuk mengapresiasi aksi edukasi spontanitas para pesepeda tersebut dan menjadikannya sebuah program yang berkelanjutan dan terkelola dengan baik,” ujar Sultoni, Kasi Bina Transportasi Dishub Kota Bandung dalam sambutannya di satu pertemuan bersama pegiat pesepeda. Aktivitas kampanye dan edukasi Sikasep Terlalu sudah berjalan 3 kali. Kegiatannya dilaksanakan seminggu sekali setiap Minggu pagi mulai pukul 6.30 sampai dengan 9.00 WIB di beberapa titik persimpangan Jalan Ir H Juanda Dago, yaitu persimpangan Dago – Cikapayang, persimpangan Dago – Jalan Ganesha, Persimpangan Dago – Dayang Sumbi, dan persimpangan Dago – Dipatiukur/Siliwangi. Para peserta kegiatan ini terdiri dari Forum Komunikasi Komunitas Pesepeda Se-Bandung Raya, dibantu pendampingan petugas dari Dinas Perhubungan, Kepolisian, dan komunitas yang bergerak dalam kampanye budaya disiplin berlalu lintas, yaitu Disiplin Sukajadi. Dalam pelaksanaannya, para peserta disebar di beberapa titik persimpangan jalan yang sudah ditetapkan. Dari ATCS Dishub membantu dengan melakukan imbauan secara mobile mengitari Jalan Dago sepanjang Cikapayang hingga Simpang Dago dan kembali turun ke Cikapayang selama dua jam kegiatan. Imbaun juga dilakukan oleh operator ATCS melalui pantauan cctv di persimpangan Dago – Cikapayang. Kegiatan di minggu ketiga, tepatnya pada Minggu 26 Juli 2020, sedikit istimewa karena dihadiri Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana. Beliau selain memberi arahan dan menyambut baik kegiatan Sikasep Terlalu juga ikut bersama-sama melakukan kampanye dan edukasi di persimpangan Dago – Cikapayang. Selain media lokal, aksi ketiga tersebut juga diliput oleh beberapa media televisi swasta nasional. Kehadiran media tersebut sangat diharapkan agar pemberitaan positif tentang pesepeda makin meluas dengan harapan bisa meredam berita-berita miring pesepeda yang kerap melanggar dan menjadi viral saat ini. Selain tim kampanye dan edukasi, Sikasep Terlalu juga membentuk tim penyurvei traffick acounting pesepeda, yaitu penghitungan jumlah pesepeda menurut jenis kelamin dan anak-
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib anak yang masuk ke Jalan Ir H Juanda (Dago) dan jumlah pesepeda yang tidak patuh mengikuti aturan menggunakan helm dan masker. Survei dilakukan tiga orang, dilaksanakan di titik Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) SMAN 1. Dihitung per 15 menit selama dua jam, dari pukul 07.00 sampai dengan 09.00 WIB dengan menggunakan alat traffick accounting. Data Hasil Survei Dari tiga kali hasil survei, pada satu titik jalur yang paling banyak dilalui pesepeda, yaitu Jalan Ir. H. Juanda (Dago), jumlah yang terhitung selama dua jam berkisar antara 5000 – 7000 pesepeda. Saat ini, diprediksi Kota Bandung dipenuhi 12 – 15 ribu pesepeda di setiap Minggu pagi. Pesepeda yang tersurvei bukan hanya penduduk Kota Bandung, tapi banyak juga pesepeda yang berdatangan dari Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Bahkan, sejumlah pesepeda tercatat datang wilayah yang sangat jauh, yang kebetulan sedang menikmati indahnya Kota Bandung dengan bersepeda. Jika penghitungan dilakukan di banyak titik jalur pesepeda yang ramai dilalui oleh pesepeda hasilnya dipastikan akan lebih detail dan signifikan. “Survei ini diadakan guna melihat sejauh mana geliat masyarakat bersepeda di masa new normal ini dengan menghitung jumlah pesepeda yang ada sehingga menjadi data sebagai bahan acuan pihak-pihak terkait terutama dalam hal regulasi undang-undang lalu lintas dengan lebih memperhatikan kenyamanan pesepeda,” kata Ferlian Hady, Kasi Angkutan Jalan Raya dan anggota komunitas pesepeda Jajaran Dishub Kayuh Sepeda (Jadikasep). Penghitungan jumlah pesepeda yang melanggar penerapan protokol kesehatan dan keselamatan baru bisa dilakukan di minggu ke-3, yaitu menghitung pesepeda yang tidak menggunakan masker dan helm. Hasilnya memang cukup besar, akan tetapi yang menerapkan kepatuhan ternyata jauh lebih besar dan menggembirakan. Semoga trend bersepeda ini tidak hanya sesaat, akan tetapi bisa terus meningkat menjadi budaya bersepeda yang baik. Tetap bijak, santun, dan tertib saat bersepeda, ke mana saja dan di mana saja. Tetap sehat, semangat, dan waspada. Salam boseh dan go green.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Sepeda Solusi Transportasi Berkelanjutan Seminar Gerakan Bersepeda, Foto : Dishub DALAM sebuah catatan di media sosial, Bike to Work Indonesia menyebutkan banyak pihak yang berpikiran bahwa bersepeda adalah cara berbahaya untuk menggunakan jalan. Diakui atau tidak, inilah yang menjadi alasan mengapa sepeda dicoret sebagai sarana transportasi. Tentu saja itu sebuah kekeliruan besar. Dalam kenyataanya, kota dengan pengguna sepeda yang jumlahnya cukup besar justru memiliki jalan yang aman. Bukan saja aman bagi pejalan kaki, melainkan juga bagi pengguna kendaraan bermotor. Sebuah riset di bawah Wesley Marshall, professor dari university of Colorado, Denver pada tahun 2011 di Journal of Transport & Health, kesimpulan penelitiannya menyebutkan, “Makin banyak pesepeda di jalan, keamanan berlaku pula bagi pengguna jalan lain”. Solusi untuk Kota Bandung Ketua Bike To Work (B2W) Indonesia memaparkan, banyak kota di Indonesia belum bisa dikatakan sebagai kota sehat, salah satunya Kota Bandung. Hal ini disebabkan: Kerugian akibat Kemacetan mencapai 4,6 triliun per tahun. Data mayoritas kecelakaan bersepeda akibat tabrakan masih terjadi.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Sepedah masih dianggap sebagai alat rekreasi dan hobi, belum menjadi alat transportasi. Mayoritas orang bersepeda adalah di akhir pekan. Budaya bike to work masih belum menjadi alternatif untuk menurunkan kemacetan. Oleh karena itu, B2W mengimbau masyarakat untuk menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, bukan hanya sebagai alat rekreasi. Lebih jauh, B2W juga mengkritisi Peraturan Menteri Perhubungan No. 59. Intinya, dari semua regulasi yang dibuat, belum bisa menggambarkan aspek keselamatan bersepeda. Sebagai contoh, dalam isi pasal salah satunya menyebutkan bahwa pemasangan fender/spakbor adalah wajib untuk keselamatan, padahal pada substansinya fender/spakbor tidak ada kaitannya langsung dengan keselamatan melainkan estetika dan kenyamanan. Agar pesepeda bisa memahami permenhub tersebut, maka pesepeda dan komunitas kiranya harus membedah isinya dan dijadikan bahan diskusi bersama. Dengan masih perlu adanya penyempurnaan peraturan tersebut, B2W Indonsesia sudah melayangkan surat kepada pihak yang berwenang dalam melakukan perbaikan-perbaikan sehingga peraturan tersebut bisa menginterpretasikan keamanan bagi para pesepeda. Sementara itu, menurut Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Wilayah Provinsi Jawa Barat, Ir. H. Sony Sulaksono Wibowo, MT, PhD, mengatakan bahwa ada beberapa strategi yang bisa diambil dalam mewujudkan transportasi berkelanjutan khususnya di Kota Bandung, pertama, menggunakan angkutan umum. Kedua, mengurangi kegiatan di luar rumah. Artinya, lebih memilih memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan metode online sehingga meminimalisir penggunaan kendaraan keluar rumah, dan ketiga, menggunakan sepeda untuk berbagai aktivitas. Lebih lanjut Sony menjelaskan, dengan strategi tersebut, yang bisa kita peroleh adalah mengefisienkan ruang di jalan, mendorong masyarakat untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi bermotor dan meminimalisir penggunaan bahan bakar dari fosil. Hanya saja dalam pelaksanaannya, Sony mengungkapkan beberapa permasalahan, khususnya yang terjadi di Kota Bandung, yakni: Pengurangan ruang jalan baik untuk sepeda maupun pejalan kaki. Volume kendaraan lebih besar daripada kapasitas jalan. Ketidakdisiplinan para pengguna jalan.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Oleh sebab itu, harus ada solusi yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Sony mengingatkan, tidak ada solusi yang bersifat tunggal, semua elemen transportasi harus terintegrasi. Di Kota Bandung, perbaikan infrastruktur sudah hampir 75%, namun belum terintegrasi dengan baik. Sepeda sebagai salah satu bagian dari transportasi berkelanjutan sudah menjadi salah satu program pemerintah. Pemerintah Kota Bandung telah membenahi berbagai fasilitas untuk bersepeda, mulai dari dibuatnya jalur sepeda, dibangunnya beberapa spot shelter sepeda, bike sharing, hingga jalur pejalan kaki. Pemaparan di atas disampaikan dalam seminar yang bertajuk “Gerakan Bersepeda dan Sosialisasi Permenhub No.59 Tahun 2020 tentang Keselamatan Pesepeda di Jalan” yang diadakan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung, pada Rabu (18/11/2020) di Arion Swiss Hotel. Acara dihadiri sekitar 80 pegiat pesepeda dari berbagai komunitas pesepeda yang tergabung dalam Forum Komunikasi Komunitas Pesepeda se-Bandung Raya. Kegiatan seminar diawali dengan bersepeda bersama di pagi hari bertema “Bike to Seminar” sebagai bagian dari kampanye sepeda untuk solusi transportasi berkelanjutan. Gowes sepanjang kurang lebih 6 kilometer dari Portal Sepeda Jalan Pelajar Pejuang 45 No. 43 menuju tempat lokasi seminar melalui jalan Pelajar Pejuang – Talaga Bodas – Burangrang – Simpang Lima – Asia Afrika – Alun-alun – Sudirman – Gardujati – Pasirkaliki – Pajajaran – Cicendo – Kebon Kawaung/Jalan Otista. Mari jadikan sepedamu sebagai moda tranportasi kemana saja, ke tempat kerja, ke kampus, ke sekolah, dan berbagai aktivitas lainnya. Salam boseh dan go green. Tetap sehat dan semangat. Semoga pandemi segera berlalu. Bersepeda ke berbegaiaktivitas
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Dunia Sepeda Dan Harapan Baik Di Tahun 2021 Pembuatan lajur sepeda pop up kolaborasi pemerintah, CSR, Komunitas Pesepeda, foto : Aris Yunanto TAHUN 2020 merupakan tahun sulit menjalani kehidupan yang dialami sebagian besar umat manusia hampir di seluruh belahan dunia, dimana banyak sektor kehidupan terhenti seiring mewabahnya virus corona ke banyak negara. Demikian halnya aktivitas bersepeda menjadi salah satu kegiatan yang turut terdampak adanya wabah pandemi virus corona. Semua agenda bersepeda, baik yang skala kecil maupun besar terhenti, ditunda, hingga dibatalkan. Meski demikian, selalu ada hikmah di balik peristiwa. Saat masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dilakukan, ada banyak kegiatan yang dilaksanakan oleh sebagian pegiat sepeda, seperti kampanye di rumah saja sambil beraktivitas positif, kampanye lawan covid-19 di media sosial, dan aksi sosial penggalangan bantuan untuk garda terdepan penanganan covid-19 serta untuk masyarakat terdampak.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Selain itu, banyak dilakukan kegiatan webinar tentang bersepeda di masa pandemi yang dilaksanakan berbagai pihak dengan menghadirkan para pakar kesehatan dan olah raga, pegiat sepeda, praktisi, dan pemerintah. Pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal, terdapat fenomena euforia bersepeda di masyarakat, baik yang sudah biasa bersepeda maupun yang baru. Hal ini memicu menggeliatnya ekonomi jual beli sepeda berikut aksesorisnya, kegiatan bersepeda dengan konsep virtual, adanya turun tangan pemerintah dan lain sebagainya. Bahkan di beberapa kota, komunitas sepeda dan para pegiat sepeda melakukan pembuatan lajur sepeda sementara yang didukung pemerintah setempat, membuat kajian rute lajur sepeda harian, dan kampanye sosialisasi peraturan kementerian perhubungan tentang keselematan pesepeda di jalan. Tak hanya itu, gairah bersepeda di masa new normal juga mendapat perhatian positif dari beberapa korporasi, lembaga, dan lainnya untuk dapat berkolaborasi dalam program yang tengah diusung. Kondisi tersebut diiringi sorotan yang begitu gencar dari masyarakat terhadap aktivitas bersepeda dan pesepeda. Sayangnya, berita-berita miring tentang prilaku sejumlah pesepeda yang keliru lebih diangkat, bahkan hingga viral. Namun sebagian pesepeda lain tak bergeming dengan berita-berita tersebut. Mereka tetap bersepeda tertib dan beretika, mematuhi protokol kesehatan dan keselamatan bersepeda, serta terus berjuang mengkampanyekan kebaikan-kebaikan bersepeda untuk menunjukkan bahwa tidak semua pesepeda berperilaku keliru. Lebih jauh, banyak topik-topik hangat yang dibicarakan para pegiat sepeda, salah satunya adalah tentang pro kontra pesepeda boleh memasuki jalan layang (fly over) dan kritikan terhadap pemerintah terhadap pembangunan-pembangunan jalan layang yang keberadaannya dinilai bukan merupakan solusi kemacetan. Asa di tahun 2021 Pada penghujung tahun 2020 di beberapa kota terjadi peningkatan kembali kasus orang yang terpapar virus corona. Hal ini membuat masyarakat pasrah, bingung, dan shock saat pemerintah setempat kembali menyatakan wilayahnya berada di zona merah dan zona hitam serta menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) secara parsial hingga pergantian tahun.
Kumpulan Tulisan di Kanal Beib, Metrum Media Elegi Pesepeda di Masa Pandemi – Cuham Beib Banyak agenda kegiatan bersepeda yang kemudian ditunda, meski masih ada sebagian kecil pegiat sepeda yang tetap melaksanakannya. Pelaksanaanya, masih ada yang abai, namun ada pula yang sudah menerapkan protokol kesehatan dan keselamatan. Rencananya, mulai bulan Januari 2021 vaksin covid-19 segera digulirkan pemerintah pusat. Harapannya, semoga vaksin ini benar-benar ampuh dalam membunuh virus corona sehingga masyarakat tenang, khususnya para pesepeda dan biasa melaksanakan aktivitas bersepeda dengan penuh semangat dan ceria tanpa diliputi rasa ketakutan dan kebingungan. Kita berharap Tahun 2021 ini pandemi segera berakhir. Tidak ada lagi virus yang “membunuh” seluruh sektor kehidupan di jagat raya ini. Semoga bumi semakin baik dan sehat. Tetap semangat, waspada dan jaga kesehatan. Bersepeda memang baik, menjaga diri lebih baik. Salam boseh dan go green! Peran Pemerintah (Foto dokpri)