1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Di medsos berita itu sempat heboh dan membuat
empaty kawan-kawan pesepedaku dari berbagai
pelosok negeri .
Namun,suatu hari saya dibuat kaget dan agak
termehek-mehek karena ternyata hilangnya sepeda
merupakan skenario surprise oleh mang Iful,
dulur-dulur Sasusu Jilid II dan Cks Cloth.
Setengah tak percaya dan nyaris kehilangan
kata-kata sepeda itu menjadi lebih genjreng
karena remnya jadi hidrolik, pedal, sadel
menjadi baru, stang dan ban pun baru, RD jadi
shimano, hanya frame n folk saja yg masih
utuh/masih barang lama yg memang masih kokoh
dan bagus, hasil kerja apik Mang Deddy Bike and
kawan - kawannya.
Beberapa hari kemudian Ernawati Bintororo alias
Cici (B2W) menyumbangkan tas Crosstrallnya.
Selanjutnya saya seolah menjadi lebih kelihatan
keren dan gagah menggunakan sepeda itu dan
nyaris tiap hari saya gunakan untuk
beraktivitas apapun baik bekerja, bersepeda,
Nigth Ride dan Reseler.
51
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Mengingat sejarahnya sepeda itu pemberian dari
si Anak Autis Itu Sandi, maka kuberi nama saja
sepeda itu SI AUTIS.
Adrenalin pertama yang dilakukan si Autis
adalah saat Gowes Jarak Jauh ke Kabupaten
Purwakarta bulan Ramadhan tahun 2013 dan Jajal
trek Bandung – Gunung Kareumbi Cicalengka.
Cekidot.
Selama November Desember 2013 Si Autis di
repaint cat nya melalui jasa Bike System.
Sementara saya menggunakan si Kesi yang sudah
berubah menjadi sepeda siap bersepeda jarak
jauh.
Namun demikian, pemakaian kedua sepeda
tersebut hanya sesekali, saya lebih sering
menggunakan federal seken yang baru saya beli.
Akhir tahun 2013 sampai dengan akhir tahun
2014, Ketiga sepedaku tersebut tersimpan
berdesak-desakan memenuhi rumah kontrakan di
darah Cimaung RT.01 RW. 07 Taman Sari, Bandung.
52
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Saat akan pindah ke Purwakarta tahun 2015,
dengan berat hati Si Autis saya jual ke rekan
kerja di Kantor Urusan Agama (KUA)Kecamatan
Bandung Wetan Kota Bandung, saat itu status di
KUA saya hanyalah honorer dan sudah tidak aktif
lagi sejak tahun 2014, hanya numpang tinggal
setelah habis ngontrak rumah.
Tinggalah Si Kesi dan Si eFSe sepedaku yang
kumiliki bergantian kugunakan untuk berkegiatan
dan bertranportasi ke mana saja.
53
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Si eFSe
Si F4 (baca : eFSe) adalah sepeda federalku
jenis street cat yang sudah menemani sejak
akhir tahun 2013.
Saat aku memiliki sejumlah uang, si eFse kubeli
seharga Rp. 600.000,- melalui jasa Fahmi dan
Alek yang saat itu bekerja di Cks Asia. Lalu
diperbaiki sedikit dan ditambah beberapa
aksesoris menghabiskan sekitar satu juta lebih.
54
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Makanya saya beri nama Si 4F (eFSe) mengartikan
4 huruf F (Federal, Fulus, Fun, dan Fahmi)
Selanjutnya saya lebih sering menggunakan si
eFSe dan bergabung dengan komunitas pesepeda
Federalist Bandung Indonesia (FBI).
Sejak saat itu saya membeli berbagai atribut
Federal dan FBI dan menginguti berbagai kegiata
khasnya yaitu bike camping atau bike touring.
Debut pengalaman perdana bersepeda dengan Si
Efse adalah loop Bandung – Limbangan bersama
anak-anak Bike to Campus (Bandung).
Di FBI, kemudian saya aktif menjadi panitia
dibeberapa kegiatan, diawali dengan menjadi tim
pelaksana kegiatan Jambore Nasional ke-2 Mtb
Federal Indonesia dimana Kota Bandung atau FBI
sebagai tuan rumah. Berbarengan dengan Yadi
Riyadi yang akrab dipanggil Baba.
Dari sini juga menjadi kenal dengan Bike to
Kampoeng (B2K) dan menjadi lebih akrab
55
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
bekerja sama dalam melaksakan berbagai
kegiatan, salah satunya program Gowes Mudik
Nasional. Si efSe digunakan saat gowes mudik
tahun 2014. Sayangnya karena sesuatu hal, kerja
sama dengan Bike to Kampoeng terhenti.
Saat pindah ke Purwakarta tahun 2015, Si eFSe
dan si Kesi saya boyong juga kesana dan
digunakan untuk beraktivitas di sana.
Pada kegiatan besar FBI bertajuk FBI tour de
Tambora 2 abad, saya menggunakan Si eFSe.
Sayangnya usai dari Tambora kondisinya jadi
kurang baik, lalu dibawa ke Purwakarta di kayuh
oleh Dadan Sujana (b2c).
Namun Si Efse jarang digunakan lagi disimpan
begitu saja, saya lebih sering menggunkan si
Kesi karena kondisini sedikit lebih baik.
Sampai kembali ke Bandung pun yang saya boyong
adalah si Kesi, sementara si eFSe dibiarkan
tersimpan di Purwakarta.
56
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Lama berselang, pada
tahun 2017 saat Si
Kesi terjual,
uangnya digunakan
untuk membawa Si
eFSe ke Bandung
dan memperbaikinya
melalui kebaikan
teman – teman Ce’es
Beurat.
Sejak tahun 2018 Si
eFSe merupakan harta
sepedaku satu-
satunya. Meskipun
penampilannya sudah
kurang indah, Si eFSe digunakan untuk aktivasi
harian dan moda transportasi.
Sering berlama-lama parkir dan tersimpan di
Rumah Sahabat Bahagia Sukagalih tempat dimana
aku tinggal , di rumah teman di Katapang
Kabupaten Bandung, diparkiran sepeda Balaikota
Bandung, diparkiran Sepeda Hotel Five Braga,
diparkiran Gedung Muhammadiyah Sukajadi dan
57
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
diparkiran sepeda Masjid Rumah Sakit Hasan
Sadikin.
Kini, si eFSe tersimpan di kantor Portal
Sepeda, seminggu sekali saya gunakan untuk
tranportasi ke rumah di Katapang atau sesekali
bersepeda sendirian ke mana saja.
“Nothing compares to the simple pleasure of a
bike ride.”
John F. Kennedy
58
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Eksistensi
Riwayat Karya Tulis
Menulis adalah akivitas lain yang suka saya
lakukan, selain ajang untuk mengekspresikan
juga untuk pendokumentasian kegiatan.
Pada tahun 2011 - 2012 saya mendokumentasikan
foto kegiatan bersepeda sepanjang tahun 2008
dan 2012 dalam bentuk buku album.
59
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Di susun, di edit dan di cetak sendiri secara
sederhana dan amatiran, hanya untuk koleksi
atau dokumentasi pribadi.
Selain itu juga menulis artikel di halaman Back
To Boseh Pikiran Rakyat Minggu, dari tahun 2012
– 2018.
Membuat buku novel tahun 2012 dan dirilis tahun
2013 yang di cetak sacara indi, dijual,
dikoleksi, dan dibagikan secara gratis.
Lalu membuat naskah buku novel ke-2 , sampai
sekarang belum dirilis atau di cetak.
Berikut riwayatnya:
Buku dokumentasi foto-foto kegiatan
1. “Aktivitas Gowes Saya” tahun 2008 – 2010
2. “Album Aktivitas gowesku Bulan Januari
s.d Desember tahun 2011”.
3. Aksi pesepeda dan gerakan lingkungan,
tahun 2011. “Action For Green”
4. Perjalanan Abasah Menuju Gemilang tahun
2012
5. Perjalanan tem Earth Hour Bandung 2012
60
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
6. Aktivitas gowesku januari s.d juni 2012
7. Kawan-kawan goweser tahun 2012
8. Cks bike repair
9. Ulasan kegiatan bersaling 2012
10. Kilasan Bike to Work Day 2012
Tulisan artikel
1. Pesepeda dan Gerakan Lingkungan - Kolom
Komunitas Pesepeda, Halaman Wacana,
Pikiran Rakyat Bandung, Sabtu, 14/4/2012
2. Jalur Asyik di Atas Sadel -Kolom Wisata
Sepeda, Halaman Laporan Khusus Pikiran
Rakyat Bandung, Selasa, 15/5/2012
3. Bandung Jadi Lautan Sepeda - Halaman
Selisik Pikiran Rakyat Bandung, Senin,
27/8/2012
4. Menjaga Kelestarian Taman Kota - Halaman
Features Pikiran Rakyat Bandung, Senin,
8/10/2012
5. Komunitas Greeners Cycle Monsters
Kampanyekan Cinta Bersepeda - Kolom
Komunitas, Halaman Campus Pikiran Rakyat
Bandung, tahun 2014
6. Gerakan Eco Transport - Bagian dari buku
Bandung Menulis, kumpulan tulisan
61
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
bertajuk “Bergerak Tak Berasap” , garapan
Dinas Perhubungan Kota Bandung , tahun
2018.
Novel/Buku
1. Beib, Bersepeda Itu Baik - Buku novel
indi tahun 2013 diproduksi oleh Cks
2. Reseler, dibuat tahun 2014 , belum
dirilis cetak.
Tulisan di back to boseh
Back to boseh adalah halaman khusus pesepeda
yang disuguhkan oleh Harian Umum Pikiran Rakyat
sebagai ajang ekspresi para pesepeda melalui
tulisan baik opini, pengalaman, liputan dan
sebagianya. Di asuh oleh Kang Deni Yudiawan
(2012 – 2014), dan Samuel Lantu (2015 – 2018)
Hadir mulai tahun 2012 ( sampai dengan tahun
2018. Sebanyak kurang lebih 50 tulisanku dimuat
di halaman back to boseh terdiri dari opini,
pengalaman, dan liputan.
62
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Semua tulisan yang dimuat tersebut
didokumentasikan dalam bentuk buku bertajuk
“Bunga Rampai Tulisanku di halaman Back to
Boseh Harian Umum Pikiran Rakyat Minggu
Bandung, tahun 2012 - 2018”
Nara sumber berita
Selain itu, saya juga sering dijadikan nara
sumber berita atau atikel terkait sepeda di
beberapa media, yaitu:
Tanggapan dan Harapan Satu Tahun Back To
Boseh Pikiran Rakyat Minggu tahun 2013
(Edisi Minggu, 6/1/2013)
Megapolitan, halaman Lifestyle bertajuk
“Bersepeda Suka Suka bareng Komunitas
SaSuSu” (Edisi Selasa, 7/1/2014)
Headline Pikiran Rakyat, “Bijak
Emisi”
Bertransportasi Demi Minimalkan
(Edisi Minggu,3/4/2016)
Bisnis Indonesi Week End, halaman life &
style bertema “Bike Camping Lupakan
Pening” (Minggu, edisi Minggu,
17/4/2016)
63
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Eksis Melalui Media Elektronika
Selain eksis di media cetak melalui karya
penulisan atau foto, sepanjang 1 dekade tak
sedikit pula saya sering eksis di media
elektronika baik liputan, wawancara, talk show,
ataupun program acara.
Di media radio konvensional, saya kebanyakan
muncul di acara talk show on air, temanya tentu
saja terkait sepeda dan lingkungan. Meskipun
masih dominan di radio radio lokal Bandung,
tapi ada kebanggaan tersendiri jika saya di
undang menjadi nara sumber talk show atau
wawancara.
64
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Beberapa radio konvensional tersebut adalah
Bobotoh (Republik Gowes), Rase (Clean Aciton),
RRI (Dialog Interaktif Indonesia Bersepeda ),
RRI Pro 2 ( Generasi Hijau), Ardan (Bandung
Banget), KLCBS (Cinta Tak Hanya Diam), MGT
(Komunitas), I Radio (masih sore-sore), dan
PRFM (Pojok Komunitas dan wawancara live), I
Radio, dan Hard rock.
Yang cukup berkesan dan lebih membanggakan
tentu saja saat muncul di media televisi.
Mungkin karena tampilan visual sehingga rasa
bangganya sedikit berbeda dengan on air di
radio.
Pertama kali masuk televisi saat bersama Bike
to Work Bandung di program acara “Hang Out”
Bandung TV tahun 2010.
Pada tahun 2011 menjadi nara sumber wawancara
di program acara “Bumiku1(Satu)” DaaiTV
Jakarta, dalam rangka kampanye bersepeda
bersama ABASAH (Abege Asyik Bersepeda).
65
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Lalu, di tahun 2013, menjadi nara sumber talk
show “ Beranda” di TVRI Jabar Banten. Audensi
di Mario Teguh Golden Ways Metro TV saat di
Bandung bersama para Bloger Bandung (Bang Aswi
dan kawan – kawan).
Tahun 2014, nara sumber talk show “sampurasun
wargi” program IMTV. Wawancara program “Bandung
Mancamura dan talk show “Tepas Wangkong” MQTV.
Narassumber di Sampurasun Wargi Jabar IMTV
Bandung.
Selanjutnya di tahun 2015 bersama Federalist
Bandung Indonesia (FBI) di program Lelaki Punya
Mau Trans 7.
Di tahun 2016, dengan tema Jamnas 3 MTB Federal
Indonesia di Kediri, ngabuburit, gowes mudik,
dan bersepeda malam di program Flashbike Trans
7. Inilah moment di media televisi yang paling
berkesan terutama di gowes mudik karena jadi
“pemeran utama” bersama Syahril (Garut), dan
Ifal (Tangerang). Dipandu Noni Zahra sebagai
host program televisi tersebut
66
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Memang tak begitu banyak, tapi setidaknya cukup
berbangga bahwa dengan aktif di kegiatan
bersepeda dan lingkungan bisa eksis di berbagai
media eletronika baik lokal maupun nasional
meski tak lantas jadi terkenal se antero jagad
raya .
67
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Wara – Wiri Di Purwakarta
Oktober 2013, rumah yang berada di Jalan
Cihampelas Gang Marga Setia No. 354/25 kp.
Cimaung RT.07 RW.07 Kelurahan Tamansari,
Kecamatana Bandung Wetan, Kota Bandung saya
saya tinggali sejak didirikan dan saya lahir
68
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
tahun 1971, setelah hasil kesepekatan keluarga
rumah tersebut dijual.
Salah satu kakak dan keluarganya yang bersama
saya terakhir menempati rumah tersebut pindah
ke Purwakarata, mengikuti jejak dua kakak yang
sudah lama berada di daerah sana tersebut.
Sementara saya karena masih terikat pekerjaan
di Kantor Urusan Agama (KUA) mengontrak rumah
masih di sekitar Kp, Cimaung hanya beda RT
selama setahun. Dipertengahan saya resain jadi
P3N di KUA, tidak lagi mengurusi pendaftaran
pernikahan tapi hanya membantu-bantu hal-hal
kegiatan keagamaan saja di kantor.
Diakhir tahun 2014 saat kontrak rumah selesai
setahun, saya tidak melanjutkan kembali,
kemudian atas kebaikan kepala KUA saat itu saya
diperbolehkan tinggal sambil menunggu di sana
hanya di saat jam sudah lewat jam kerja.
Hanya sebagian barang terutama pakaian saya
bawa ke kantor. Ketiga sepeda ku juga, tapi
69
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
tidak semuanya saya bawa kadang di yang satu
dititip di rumah Baba Yadi.
Si eFSe usai dari Tambora, karena kondisinya
kurang bagus dan belum sempat diperbaiki, jadi
jarang digunakan, tersimpan di rumah Baba
Yadi cukup lama.
Pertengahan tahun 2015 saya pun akhirnya
memutuskan untuk pindah ke Purwakarta tinggal
di salah satu rumah kakak.
Si eFSe masih dititipkan di rumah Baba, Babakan
Jeruk II Pasteur, Kelurahan Sukagalih,
Kecamatan Sukajadi. Si Autis saya jual ke rekan
di KUA, untuk nambah-nambah ongkos ke
Purwakarta.
Sementara si Kesi saya boyong ke Purwakarta
untuk aktivitas di sana. Saya pun mulai
beraktivitas bersepeda di sana bersama teman-
teman dari pegiat sepeda Purwakarta khusus PUMA
yang beberapa sudah kenal sebelumnya baik di
medsos maupun saat mereka ke Bandung, seperti
pa Sigit, pa Sunarya Oes, dan Pa Isa.
70
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Diawali dengan menginisiasi kegiatan Jum’at
bersepeda pegiat sepeda Purwakarta, di sekitar
Situ Buled dan mengikuti beberapa kegiatan
bersepeda baik event maupun reguler komunitas
di Purwakarta.
Beberapa kali saya membantu PUMA mengangkat
eksistensinya dengan meliput beberapa
kegiatanya, ditulis lalu dikirim ke media.
Beberapa tulisan saya tentang kegiatan atau
terkait PUMA pun dimuat di media, di halaman
Back to Boseh Pikiran Rakyat Minggu, yaitu
Upacara Ala Pesepeda, tahun 2015. Aksi Pesepeda
di HPSN dan Pesepeda pun Mengibarkan Bendera
Merah Putih pada tahun 2016,
Dari sini semakin banyak kenal teman-teman PUMA
ada Bunda Azwa, Pa Edi, kang Ibey, pa Kii Heru,
Kang Japra, Teh Aprilia , Opik, Om frank, Mira
Habibah, Bunda Elsa, kang Doni, kang Tia, kang
Cimot, kang Ali, Linda, Dadan, kang Biyan dan
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
71
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Saya sempat terserang asam urat parah dan cukup
memakan waktu lama tidak beraktivitas apa-apa.
Tak hanya teman-teman Puma, saat itu banyak
teman-teman dari Bandung yang menengok langsung
ke Purwakrata. Anak-anak Bike to Campus dan
Baba Yadi, dan Sapeda Suka Suka (SaSuSu) ,dan
7S.
Si eFCe yang sudah terlalu lama dititip di Baba
Yadi, akhirnya di bawa ke Purwakarta digowes
dari Bandung oleh jasa kebaikan Dadan Sujana
B2C Bandung. Di benerin sedikit demi sedikit
dan digunakan untuk beraktivitas di Purwakarta
bergantian dengan Si Kesi. Namun Si Kesi lebih
sering digunakan , karena kondisi Si eFSe
kurang nyaman digunakan harus benar-benar
dibenerin total.
Saya sering bulak balik Bandung Purwakarta,
terutama kalau ada kegiatan di Bandung yang
mengharuskan saya hadir atau ambil honor
tulisan back to boseh Pikiran Rakyat. Kalau
sampai menginap, selalu di rumah Baba Yadi.
72
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Selama di Purwakarta, tepatnya di desa Sawah
Kulon, Kecamatan Pasawahan, jika ada waktu
santai saya sering bersepeda ngaprak ke
beberapa tempat, seperti seputar desa-desa di
Pasawahan, Wanayasa, Cempaka, Munjul, bahkan
hingga ke Cikampek, Curug, dan Karawang,
bertemu sama seorang “R” dan ditemani seorang
“R” juga hahaha.
Genre sepeda MTB masih mendominasi pegiat
sepeda di Purwakarta, dibayang-bayangi RB,
onthel, Federal, BMX, lowrider dan kemudian
sepeda lipat. Sehingga komunitas pesepedanya
pun lebih banyak komunitas bergenre MTB
73
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Kabupaten Purwakarta banyak menyuguhkan trek-
trek yang tak kalah seru, menantang, dan
ekstrim terutama hutan dan perbukitan. Meski
cauaca cenderung panas, jalur jalur setapak
pedesaan pun banyak yang menjanjikan dengan
dihiasi pemandangan yang indah dan menghijau.
Seperti halnya di Kota Bandung atau di mana
saja, dinamika komunitas pesepeda pun terjadi
di Purwakarta, sepert konflik, timbul
tenggelam, atau keberpengaruhan. Pemicunya pun
hampir sama dan beragam.
Tapi karena sudah terbiasa berhadapan, jadi
saya mengganggap sebagai bagian dari rona-rona
kehidupan dunia pesepeda.
Usai ikut Kang Biyan membantu jaga kedai Kopi
Bahe dan masakan Bebek Mercon di daerah
Maracang yang mana saya hanya satu bulan
setengah di kedai tersebut, saya memutuskan ke
Bandung lagi, apalagi banyak garapan atau
proyek program lingkungan yang dilaksanakan di
Kota Bandung.
74
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Dan pada bulan Mei 2016 saya kembali ke Bandung
untuk beraktivitas apa saja hingga sekarang.
Kini Purwakarta hanya sebagai tempat mudik,
silaturahmi, atau menengok kakak-kakak dan
keluarganya serta sesekali ke Purwakarta jika
diminta PUMA untuk membantu pelaksanaan
kegiatan yang digelar.
Sepeda yang saya boyong ke Bandung adalah Si
Kesi, sementara Si eFCe disimpan cukup lama di
rumah kontrakan salah satu keponakan dan tidak
dipake-pake karena memang kurang laik.
75
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Pengalaman
Insiden di Bumi Herbal Dago
Tahun 2012 tepatnya tanggal 16 September, di
moment event bersepeda Bio Farma Fun Uphill di
Bumi Herbal Dago (BHD), saya mengalami
kecelakaan cukup fatal di turunan BHD.
Saat itu saya akan bergegas meluncur pulang
usai acara, tiba-tiba sepedaku si Kesi
76
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
mengalami rem blong, dengan sedikit panic saya
banting ke arah kiri berupa dinding tanah dan
tumbuhan kalau ke kanan tempat yang curam.
Namun ternyata didinding tanah tersebut ada
pagar kawat berduri, yang terasa saat itu
seperti ada yang menyayat wajahku. ternyata
lengan, dada dan dagu tergores, bibir bawah
sobek, 2 gigi atas bawah rontok, dan sedikit
goresan di pelipis.
Saat terjerambab tersebut bertepatan ada mobil
ambulan dari arah berlawanan. Saya pun ditolong
dan dimasukan ke dalam ambulan lalu dibawa ke
atas dulu ke tempat acara, teman-teman panitia
yang masih di atas kaget.
Om Tiyo B2W Bandung sempat mengabadikan saya
yang tengah terbaring sendu sambil memegang
bahu dan mulut yang berdarah-darah. Tak lama
kemudian ambulan meluncur membawaku menuju
Rumah Sakit Borromeus.
Di RS Borromeus saya mendapat perawatan, luka-
luka saya diobati, bibirku yang sobek dijahit
77
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
sebanyak 11 jahitan, 6 bibir luar 5 bibir
dalam.
Om Tiyo dan Kang Hariman datang ke rumah sakit
mengurusi administrasi pengobatannya. Kemudian
datang pula kakakku beserta istrinya.
Setelah cukup lama di rumah sakit, menjelang
magrib usai bibirku dijahit dan lukaku diobati,
saya diperbolehkan pulang.
Selama pemulihan dan penyembuhan saya hanya di
rumah saja. Menulis dan menyusun buku
dokumentasi foto kegiatan bersepeda. Silih
berganti teman-teman datang menjenguk.
Senyumku tak semanis sebelumnya karena dua gigi
ku patah dan lepas jadi mengganggu setiap saya
tersenyum,jadi terkulum.
Itulah insiden pertama dan terparah yang ku
alami saat bersepeda selama 1 dekade sejak
tahun 2008. Pernah sekali terserempet mobil,
tapi hanya luka ringan saja.
78
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Insiden di Bumi Herbal Dago (BHD) sedikitnya
telah membuat saya trauma jika saat bersepeda
menemui pudunan, maka saya lebih sering
menuntun sepeda saja meski tarasa jadi lebih
berat dan melelahkan.
Doc. Bah Rully
79
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Pengalaman Bersepeda Jarak Jauh
Doc. Dwi Putranto-Jeri Adi–Yadi Riadi-Bah Rully–Ivan S–Agus SH
Selalu ada cerita keseruan, kenikmatan
tersendiri, rasa bangga sekaligus emosianal
dalam setiap perjalanan bersepeda jarak jauh
baik dilakukan sendiri maupun bersama-sama.
Tak banyak memang, dan mungkin tak begitu
istimewa, apalagi kebanyakan dilakukan bersama
pesepeda lainnya. Meskipun demikian, bagi saya
sendiri merupakan suatu pengalaman yang sangat
berharga dan kebanggaan tersendiri bisa
melakukan bersepeda jarak jauh.
80
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Bersepeda jarak jauh yang saya lakukan
sendirian jaraknya relatif pendek bisa ditempuh
dalam sehari, itupun dilakukan saat moment
gowes mudik di bulan ramadan. (baca :
Pengalaman Jarak Jauh Saat Berpuasa)
Inilah pengalaman - pengalaman perjalanan
bersepeda jarak jauh saya sepanjang tahun 2008
sampai dengan tahun 2018, di luar kegiatan
gowes mudik.
Pengalaman pertama bersepeda jarak jauh
dilakukan pada tanggal 17 Desember 2011 dalam
kegiatan kampanye program Stop Kekerasan
Terhadap Ibu dan Anak oleh Pusat Pelayanan
Terpadu Pemeberdayan Perempuan dan Anak
(P2TP2A)provinsi Jawa Barat yang diketuai oleh
Hj Netty Prasetiyani Heriawan. Dilakukan
seharian bersama Hj Netty beserta jajarannya
dan puluhan pesepeda dari berbagai komunitas
pesepeda Kota Bandung, Bekasi dan Jakarta. Rute
Bandung – Subang – Purwakarta – Karawang –
Bekasi sepanjang kurang lebih 150 kilometer.
Tapi tak full gowes 150km. Sepeda yang saya
gunakan MTB fulsus punya teman.
81
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Bersama 3 personil komunitas pesepeda Bike to
Campus (B2C) Bandung, Rifky, Agia, dan Agus
melakukan perjalanan bersepeda seharian
Bandung – Limbangan Garut sepanjang kurang
lebih 40 kilometer. Rute yang baru pertama kali
saya jajaki. Meski relatif ringan, tapi saat
pulang begitu berat karena kendala nyeri lutut
dan hujan. Sehingga banyak berhenti dan tiba ke
rumah menjelang larut malam. Sepeda yang saya
gunakan adalah sepeda federal street cat (si
eFSe). Liputannya di muat di halaman Back To
Boseh Pikiran Rakyat Minggu, 22/12/2013
bertajuk “Ke Limbangan Dengan Penuh Perjuangan”
Mengakhiri tahun 2013 menuju 2014, saya
bersepeda ke Purwakarta via rute Lembang, Cagak
Subang,Wanayasa dan Pasawahan, Kabupaten
Purwakarta. Berjarak kurang lebih 69 kilometer.
Dilakukan bersama anak-anak muda dari Bike to
Campus (B2C) Bandung, Kadek, Agus, Agia, dan
Denis. Sepeda yang saya gunakana adalah sepeda
mtb biasa (Si KC (baca:Kesi)). Keesokan harinya
pulang berepeda melalui rute yang berbeda
Purwakarta – Plered – Bendungan Cirata – Rende
82
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
– Cikalong Wetan – Padalarang – Cimahi –
Bandung , sepanjang 96 kilometer. Meski medan
cenderung berat tapi seru dan mengasyikan.
Berita liputannya dimuat di halaman Back to
Boseh Pikiran Rakyat Minggu, 5/1/2014 bertajuk
“Mengakiri Tahun dengan Bersepeda”
Tanggal 30 s.d 31 Januari 2014, Saya ikut
kegiatan bersama Federal Bandung Indonesia
(FBI) Bike Touring and Camping ke Jatiluhur
Kabupaten Purwakarta yang diselenggarakan
pegiat sepeda Federal Jakarta. Moment ini saya
manfaatkan sebagai ajang kampanye bersepeda
bersama anak muda dari Greeners Cycle Monster
B2C Bandung. Signboard - signboard kampanye
bersepeda diikatkan di belakang, dibawa
sepanjang perjalanan kurang lebih 70 kilometer.
Sepeda yang saya gunakan adalah si eFSe.
Kegiatan kampanye bersepeda ini tertuang dalam
tulisan ringkas berjudul “Greeners Cycle
Monster Kampanyekan Cinta Bersepeda” di kolom
komunitas halaman Campus Pikiran Rakyat,
21/7/2014.
83
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Komunitas pesepeda Roda Angin SMAN 1 Bandung
memberi kehormatan dengan mengajak saya
bersepeda ke sebuah resort di Ciwidey Kabupaten
Bandung sepanjang 53 kilometer dan mengikuti
rangkaian kegiatan selama 3 hari dua malam
yaitu jajal trek perkebunan Ranca Bali
sepanjang 22 kilometer,ketempat wisata, hiburan
dan malam keakraban. Saya mengunakan sepeda MTB
si “Autis”. Hasil liputannya dimuat di di
halaman Back to Boseh Pikiran Rakyat Minggu,
13/4/2014 berjudul “Bersenang-senang di
Ciwidey”.
Hari Sabtu – Minggu, 26-27 Mei 2014, saya
kembali ikut dalam kegiatan bersepeda kampanye
sosial kedua yang diselenggerakan oleh Pusat
Pelayanan Terpadau Pemberdayaan Perempuan dan
Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat. Kali ini
tema kampanyenya adalah “Bersepeda 125
kilometer Melawan Perdagangan Manusia” dengan
rute Bandung – Majalengka – Sumedang – Cirebon.
Pesertanya hampir sama dengan kegiatan pertama
yaitu ibu Hj. Netty Prasetiyani Heriawan di
dampingi para pejabat terkait dan puluhan
84
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
pegiat sepeda dari berbagai komunitas pesepeda
Bandung dan Bekasi. Kegiatan tetap seru
meskipun target bersepeda 125 tidak tercapai
terkait hujan dan jalan yang rusak berat.
Sepeda yang saya gunakan adalah si Autis.
Liputan kegiatan tersebut dimuat di halaman
Back to Boseh Pikiran Rakyat Minggu, 4/5/2012
berjudul “Gowes Melawan Perdagangan Manusia”
Gowes agak jauh Bandung – Cipeundeuy KBB via
Cikalong Wetan ke rumah saudara Baba Yadi
dilakukan bersama anak-anak B2C Bandung, dalam
rangka silaturahmi Idul Adha, tanggal 3/8/2014.
Saya dan sebagian anak-anak sorenya balik
Bandung lagi, sebagian lagi menginap dan
melakukan perjalanan gowes balik Bandung via
Rajamandala. Sepeda yang saya gunakan adalah si
KC (Kesi).
Mengawali tahun 2015, bersama bike to kampoeng
dan Bike to Campus gowes ke Situ Cileunca,
Pangalengan. Saya sama Federalove dan beberapa
psepeda senior berkemah, yang lainnya pulang
kembali ke Bandung.
85
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Sebelum ke Tambora, FBI menggelar bersepeda
pemanasan sebanyak tiga kali, ke Leuweung
Sancang Garut, Ke Kabupaten Bandung Barat, dan
Bandung – Pangandaran. 2 terakhir saya
mengikutinya.
Pada pertengahan April
2015. Federalist
Bandung Indonesia
(FBI) menggelar
kegiatan bersepeda
touring dan camping
bertajuk “FBI de’tour
200 Tahun Tambora
Menyapa Dunia”. Saya
pun ikut bersama 50
peserta lainnya. Rute
yang ditempuh adalah
Bali – Tambora (NTB)
dengan jarak sekitar
400 kilometer.
Doc. Yadi Riyadi FBI daerah pantai Siyut –
Melalui berbagai
pelabuhan Padang Bai (Bali) – Pelabuhan
Pototano – Plampang – Dompu – Dorocanga NTB.
86
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Meski saya hanya bersepeda setengah perjalanan
karena terserang asam urat, ini adalah
pengalaman bersepeda dilokasi terjauh dari
Bandung yang menyenangkan, seru, bersejerah,
dan penuh emosional. Sepeda yang saya gunakan
adalah si eFSe.
Memasuki tahun 2016, saat masih di Purwakarta,
saya mengikuti Tour de Pangandaran (TDP) ke 7
di Tasikmalaya, mewakili B2W Purwakarta
bersama kang Ibey dan om Bayu. tersebut saya
lalui, tapi hanya sampai tanjakan Karang Nini
karena keburu kelelahan, dari situ saya di
loading hingga tempat finish di pantai
Pangandaran. Sepeda yang saya gunakan adalah Si
Kesi.
Lima hari sebelum keberangkatan ke Jambore
Nasional ke-3 MTB Federal Indonesia di Kediri
20 – 21 Mei 2016, saya melaksanakan bersepeda
jarak jauh sendirian Purwakarta menuju Bandung
via Cikalong. Hal ini juga dilakukan sebagai
ajang latihan. Sepeda yang saya gunakan adalah
si eFSe.
87
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Saya bersama pegiat sepeda federal seluruh
Indonesia mengikuti rangkaian kegiatan Jamnas
ke-3 MTB Federal Indonesia di Kediri, Jawa
Timur. Salah satunya adalah bersepeda jauh dari
Kota Kediri di ketinggian 40 Mdpl menuju Curug
Dolo Besuki di ketinggan 1200 Mdpl dengan medan
yang cukup ekstrim dan diiringi cuaca panas
dan hujan. Terbagi dalam empat pos point, dan
saya hanya bisa bersepeda melalui tiga pos.
Sepeda yang saya gunakan adalah menggunakan
Federal jenis pathfinder milik anggota Federal
Bandung Indoneia (FBI) yang sudah pulang ke
Bandung. Pengamalan bersepeda ini dimuat di
halaman Back to Boseh PRM, 29/5/2019, berjuful
“Ngaboseh di Ketinggian 1200 Mdpl”.
Bersama komunits Ce’es Beurat saya mengikuti
kegiatan Ulin Di Ciletuh, dari tanggal 26 Juni
sampai dengan 1 Juli 2017 dalam rangka mengisi
liburan lebaran. Perjalanan menempuh jarak
sekitar 275 kilometer, dengan estimasi
bersepeda sekitar 135 kilometer, selebihnya di
loading. Sepeda yang saya gunakan adalah si KC.
Pengalamannya termuat sebanyak dua edisi di
halaman Back to Boseh PRM. “Mangprang di Jalan,
88
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Gembira di Pantai”, 9/7/2017 dan “Pulang
Membawa Kesan dan Sejuta Rasa”, 16/7/2017.
(Portal Sepeda, 6/3/2021)
“Mengprang di Jalan, Gembira di destinasi,
dan Pulang Membawa Kesan”
89
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Pengalaman bersepeda Jarak jauh
Saat Berpuasa
Setiap bulan Ramadhan merupakan momentum
bersepeda dengan berbagai macam tema, salah
satunya adalah gowes mudik yang setiap tahun
sudah menjadi trend tersendiri dikalangan
pegiat sepeda.
Doc. Cuham-Suhe-B2K-GBB
Banyak pesepeda melakukan gowes mudik baik
jarak dekat maupun jarak jauh. Baik lintas
kota, provinsi, maupun lintas pulau. Ada yang
bergaya bikepacker ada yang bergaya bike
touring. Mungkin ada pula yang bergaya
pembalap, yang berangkat ala kadarnya tanpa
90
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
membawa perbekalan atau gegembol dengan alasan
jarak tempuhnya yang relatif pendek atau
mungkin tidak mau terlalu ribet dalam mengayuh
sepedanya.
Mereka menggelar bersepeda mudik baik dilakukan
bersama-sama atau perseorangan. Ada pula yang
mengkordinir dan memberikan dukungan para
pesepeda yang hendak bersepeda mudik.
Perjalananku
Gowes mudik itu sebenarnya berlaku bagi
pesepeda yang memang jarak tempuhnya dilakukan
lebih dari satu hari, baik antar propinsi
maupun antar pulau dan lokasi tujuannya memang
merupakan kampung halamannya.
Perjalanan bersepeda mudik atau gowes mudik
yang saya lakukan lebih tepat disebut sebagai
bersepeda jarak jauh saat bulan puasa, karena
jarak tempuhnya bisa dilakukan seharian, hanya
perjalanan bersepeda antar daerah satu wilayah.
Tapi, mungkin karena pengaruh eforia sehingga
saya menganggap perjalanan itu sebagai gowes
mudik juga.
91
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Pertama kali saya melakukan perjalanan
bersepeda jarak jauh saat puasa yaitu pada
tahun 2013, Bandung – Purwakarta dengan jarak
tempuh sekitar 70 kilometer melalui Kota
Cimahi, Padalarang, Cikalong Wetan, Darangdan,
Cianting, Sukatani, Kota Purwakarta, Pasar Rebo
Simpang, dan Kecamatan Pasawahan.
Sungguh suatu perjalanan bersepeda cukup
melelahkan dan penuh liku. Kondisi jalanannya
bervariasi dengan tanjakan dan turunan yang
silih berganti, meskipun permukaan jalan aspal
relatif mulus.
Tantangan yang paling berat adalah tempaan
kegarangan kendaraan-kendaraan bermotor
terutama kendaraan besar seperti truk, elf dan
bus. Tantangan ini semakin komplit karena
perjalanan bersepeda dilakukan dalam keadaan
perut kosong karena tengah berpuasa.
Awalnya, ada sedikit keraguan untuk
melakukannya. Namun, saat diperjalanan semangat
untuk melanjutkan perjalanan semakin tinggi,
apalagi sensasinya semakin terasa mengasyikan.
92
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Kondisi badan yang fit meski berpuasa,
sepedaku yang juga fit, serta kondisi cuaca
yang sangat bersahabat, membuat perjalanan
dapat dilalui tanpa hambatan yang berarti.
Sepeda yang saya gunakan adalah sepeda MTB
jadul yang groupsetnya sudah diganti dengan
yang lebih baik.
Perjalanan serupa yang kedua dilakukan pada
tahun 2014 dengan lokasi tujuan, jarak tempuh,
dan jalan yang dilalui yang sama, yang berbeda
adalah cuaca, saat itu perjalanan sering
terhambat karena turun hujan sehingga sering
berhenti untuk istirahat dan berteduh.
Sepeda yang saya gunakan adalah sepeda Federal
tipe Street Cat yang sudah ada rak buat tas
pannier. Biar terkesan gowes mudik, saya
bersepeda dengan setelan gegembol dan sengaja
membawa ‘cangkang’ kupat sebagai oleh-oleh buat
saudara.
Tahun 2015 dan 2016 saya tidak melakukan
perjalanan bersepeda mudik tapi fokus menjadi
tim koordinator Gowes Mudik Nasional yang
93
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
digawangi Bike To Kampoeng bekerja sama dengan
Bike To Work Indonesia dan beberapa komunitas
pesepeda lainnya. Bahkan di Ramadhan tahun 2016
saya sedikit disibukan oleh kegiatan shooting
video acara Flashbike Trans7, yaitu Gowes
Ngabuburit, Tip Gowes Mudik dan Nigth Ride.
Baru pada tahun 2017 saya kembali melakukan
perjalanan bersepeda jarak jauh saat berpuasa.
Saat itu lokasi tujuan berbeda yaitu ke daerah
Malangbong Kabupaten Garut. Jarak tempuhnya
kurang lebih 50 kilometer, melalui Ujung
Berung, Cibiru, Cileunyi, By Pass Ranca Ekek
dan Cicalengka, Nagreg, Limbangan, Kurnia,
Lewo, Malangbong, dan Bojong.
Sepeda yang digunakan adalah MTB Wimcycle yang
sudah diganti groupsetnya dan dipasang rak tas
pannier. Saya juga membawa perbekalan dan
‘cangkang’ kupat untuk saudara. Kondisi
perjalanan cukup berbeda dengan saat menempuh
perjalanan Bandung – Purwakarta, karena jalan
yang dilalui merupakan jalan utama jalur
pemudik ke arah Timur.
94
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Cuaca yang panas, berdebu, kemacetan serta
berjibaku dengan kendaraan menjadi tantangan
yang luar biasa yang harus dihadapi selain
kontur jalan yang bervariatif tanjakan dan
turunan tajam serta berkelok-kelok. Perjalanan
memang mengasyikan tapi lebih berat dan
melelahkan, hingga saya sempat tertidur di
masjid selama satu jam lebih.
Perjalanan yang ke-4 (empat) dilakukan pada
tahun 2019, kembali menempuh jarak Bandung –
Purwakarta melalui jalur yang sama. Sepeda yang
saya gunakan adalah sepeda MTB fullsus punya
teman. Meski di kasih rak tapi saya hanya
membawa tas pannier sebelah dan tidak terlalu
banyak bawaan. Ini perjalanan terbilang ringan
dan tidak terlalu melelahkan serta nyaris tanpa
hambatan.
Semua perjalanan bersepeda jarak jauh saat
berpuasa tersebut, meski berhasil saya lampui
dan tiba hingga tempat tujuan tapi selalu
ditempuh dengan waktu yang cukup lama, dari
pagi berangkat tiba sore hari menjelang magrib,
95
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
bahkan saat ke Malangbong, jam delapan malam
saya baru tiba di tempat.
Doc. Akang SUHE
Itu semua karena saya sering berhenti bahkan
berlama-lama untuk memulihkan tenaga, apalagi
saat kondisi perut kosong karena sedang
berpuasa. Kecuali perjalanan keempat,
perjalanan relatif cepat, tidak terlalu banyak
berhenti, bahkan sebelum dzuhur saya sudah
berada di gerbang masuk Kota Purwakarta.
Sering berhenti atau istirahat merupakan
strategi saya untuk pemulihan tenaga, tidak
memikirkan waktu tiba karena hanya akan memicu
96
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
bersepeda cepat yang akhirnya malah kelelahan.
Saya selalu mengayayuh dengan irama santai
sambil menikmati perjalanan.
Kiat lain, sebelumnya saat sahur asupannya
berupa makanan dan minuman yang bernilai
vitamin, tenaga dan menyehatkan. Cek kondisi
sepeda terutama rem, cek perbekalan dan tidak
terlalu banyak beban yang dibawa. Tetap safety
bersepeda dan selalu mengalah dari laju
kendaraan.
Alhamdulillah, semua perjalanan saya tempuh
dengan selamat. Perjalanan aman dan puasa pun
tamat dijalankan. Meski melelahkan tapi sangat
menyenangkan dan tentu saja merupakan
perjalanan bersepeda yang menakjubkan dan penuh
makna. Salam Boseh n Go Green. (Portal Sepeda,mei
2020)
“Jika ingin gowes mudik, pastikan keluarga
bahagia”
Bike to Kampoeng
97
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Pengalaman Bersepeda di luar
Jawa Barat.
Boseh Bersama Menyapa Tambora
Dalam rangka peringatan
200 Tahun Tambora
Menyapa Dunia tahun
2015, Federalist
Bandung Indonesia (FBI)
menggelar gowes bersama
jarak jauh dari Bali ke
Tambora, Dompu,
Kabupaten Bima,
Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
Kegiatan yang di gawangi oleh sesepuh FBI Wa
Nandang awalnya berbayar mandiri. Saya tidak
mendaftar untuk ikut , karena harus memiliki
biaya dan perbekalan yang cukup. Saat itu saya
skip.
98
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
Ketika ada pesepeda yang tertarik ikut dan
mensuport kegiatan dengan membiayai akomodasi
perjalanan tentu saja disambut baik oleh Wa
Nandang dan sesepuh FBI lainnya.
Dan konsep pun berubah bagi yang akan ikut
dibatasi hanya 50 saja, peserta hanya bawa
perbekalan saja yang cukup untuk makan, karena
biaya akomodasi perjalanan (sewa truk, bus, dan
tiket kapal laut sudah ada yang nanggung).
Saya yang awalnya tidak berniat ikut, mendengar
kabar menyenangkan tersebut segera mendaftar
menjadi peserta. Meskipun saat itu masih
bingung dari mana dapat uang untuk bekal selama
perjalanannya. Saat itu saya sudah pindah ke
Purwakarta, tak punya apa-apa dan tak punya
job.
Saya bergegas menyiapkan sepeda federal street
Cat ku Si eFSe, dan mencari-cari untuk bekal ke
saudara dan teman-teman.
Setelah dapat uang satu juta, setengahnya saya
gunakan untuk perbaikan sepeda dan membeli
99
1 Dekade Perjalanan Bersepedaku, 2008 – 2018
keperluan perbekalan. Setangahnya lagi saya
pegang untuk bekal selama perjalan, menyedihkan
memang . Apalagi keberangkatan sempat masih
tanda tanya, karena dari sang support belum ada
kepastian.
Sebelum hari H, peserta yang akan berangkat
melakukan latihan-latihan dengan menggelar
bersepeda bersama, Bandung – Pangandaran,
Bandung – Sayang Heulang, Pameungpeuk, Garut,
dan Bandung – Kota Baru Parahyangan Kabupaten
Bandung Barat. Saya hanya ikut yang ke
Pangandaran dan ke KBB.
Setelah mengalami ketidak pastian, akhirnya
kegiatan pun dilaksanakan, meski terkait
support tidak sesuai ekspetasi. Membuat Saya
dan beberapa peserta kebingungan mengingat
hanya punya uang dan perbekalan yang minim.
Tapi karana sudah tanggung, saya pun tetap
berangkat.
Pada hari Kamis (2/4/2015) saya beserta
rombongan berangkat menuju Bali menggunakan
BUS, sementara sepeda di angkut truk. Pikiran
100