The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by killuadas4, 2022-12-15 04:11:03

EBOOK AKUNTANSI KELOMPOK 6

EBOOK AKUNTANSI KELOMPOK 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami
dapat menyelesaikan ebook ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari ebook ini adalah “Akuntansi
Pada Perusahaan Manufaktur”

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Akuntansi yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan ebook ini.

Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari study yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan semoga ebook ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan
pihak lain yang berkepentingan pada umumnya

Cikarang, 5 November 2022
Tertanda

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 (Sejarah, Pengertian, Fungsi, Kegunaan, Pemakai, dan Bagian Akuntansi)
Bab 2 (Akun dan Kode Akun)
Bab 3 (Persamaan Akuntansi)
Bab 4 (Proses Akuntansi)
Bab 5 (Analisis Transaksi)
Bab 6 (Jurnal Umum)
Bab 7 (Buku Besar)
Bab 8 (Neraca Saldo)
Bab 9 (Jurnal Penyesuaian)
Bab 10 (Kertas Kerja)
Bab 11 (Jurnal Penutup)
Bab 12 (Laporan Keuangan)
Bab 13 (Study Kasus)



BAB 1 (SEJARAH, PENGERTIAN, FUNGSI, KEGUNAAN, PEMAKAI, BAGIAN)

 SEJARAH AKUNTANSI DUNIA

Pada tahun 1494, Luca Pacioli memublikasikan buku yang berjudul Summa de Aritmatica,
Geometrica Proortioni et Propotionallia. Dalam buku tersebut, terdapat subjudul “Tractus de
computies et scriptoris” yang mengajarkan system pembukuan berpasangan. Subjudul inilah yang
menjadi cikal bakal munculnyta akuntansi.

Setahun stelah buku tersebut dipublikasi, akuntansi mulai diterapkan di Italia. Seiring berjalannya
waktu, akuntansi mulai diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri. Stelah Perang Dunia II, pengaruh
akuntansi semakin terasa di dunia barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional
dengan standar dan praktek nasional yang melekat erat dengan hukum dan aturan professional.

Dari system ini, pembukuan dan laporan keuangan dapat tersusun secara sistematis dan terpadu
karena dapat menggambarkan laba, rugi, kekayaan, serta hak milik perusahaan.

Selanjutnya, sistem akuntansi diberi nama sesuai dengan nama orang yang mengembangkan atau
dari nama negara masing-masing. Seperti misalnya, Sistem Anglo Saxon di Amerika Serikat dan Inggris
serta Sistem Kontinental di Belanda.

Saat ini, sistem akuntansi yang paling banyak digunakan adalah Anglo Saxon. Ini disebabkan
karena Anglo Saxon dapat mencatat berbagai macam transaksi secara lebih mudah. Di samping itu,
sistem Anglo Saxon melakukan pembukuan yang terdapat dalam satu bagian akuntansi. Sedangkan
sistem lain justru memisahkan antara pembukuan dengan akuntansi.

 SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA

Pada zaman penjajahan Belanda, perusahaan di Indonesia menggunakan sistem continental atau
tata buku yang digagas oleh Luca Pacioli. Meskipun sama-sama bersal dari pembukuan berpasangan,
tetapi akuntansi berbeda dengan tata buku.

Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya sistem pembukuan di Indonesia pun berganti dari continental
menjadi Anglo Saxon.

Pada tahun 1957, dilakukan pengembangan pertama. Peristiwa konfrontasi Irian Barat yang
melibatkan Indonesia dan Belanda, sehingga berakibat pada seluruh pelajar yang berada di Belanda
ditarik dan melanjutkan studinya di berbagai negara, salah satunya di Amerika.

Pengembangan selanjutnya adalah Penanaman Modal Asing (PMA) memberikan dampak positif
terhadap perkembangan akuntansi, khususnya sistem akuntansi Anglo Saxon.

Pada perkembangan berikutnya, akuntansi di Indonesia menerapkan Pedoman Standar Akuntansi
Keuangann (PSAK) sebagai upaya penyesuaian terhadap global, peningkatan transapansi laporan
keuangan, dan peningkatan kualitas laporan keuangan di Indonesia.

 PENGERTIAN AKUNTANSI
Ditinjau dari segi Bahasa, istilah accounting berasal dari kata “To Account” yang berarti
menghitung atau mempertanggung jawabkan.Istilah “account” diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia menjadi “Akun” atau “Perkiraan”. Ditinjau dari segi rangkaian prosedur, akuntansi

didefinisikan sebagai suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan dan menyimpulkan
transaksi-transaksi, atau kejadian-kejadian yang bersifat keuangan, dalam nilai uang, serta menganalisis
hasil dari Teknik tersebut. Dengan kata lain akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan dam
pengikhtisaran segala transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dan kemudian menafsirkan
hasilnya. Selain itu ada beberapa organisasi yang mendefinisikan akuntansi sebagai berikut.

a) AICPA (The American Institute of Public Accounting)

Seni pencatatan, penggolonga, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan
dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan peng-intrepetasi-an hasil proses
tersebut.

b) APB (Accounting Principle Board)

Suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksud, yang dimaksud untuk digunakan dalam
keputusan ekonomi sebagai dasar dalam memilih diantara berbagai alternatif.

c) AAA (American Accounting Assosiation)

Proses pengidentifikasian, pengukuran, dan komunikasian informasi ekonomi untuk
memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pengguna informasi.

 TUJUAN AKUNTANSI

Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pokok dari akuntansi adalah menyediakan informasi
dalam bentuk laporan keuangan yang berguna bagi pimpinan perusahaan, serta pihak-pihak lain yang
membutuhkan informasi-informasi tersebut, baik dari dalam perusahaan (intern) maupun dari luar
perusahaan (ekstern).

 KEGUNAAN AKUNTANSI

Adapun kegunaan akuntansi yaitu sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui informasi yang berguna bagi manajemen.
2) Untuk menghitung laba atau rugi yang dicapai oleh perusahaan.
3) Untuk membantu menetapkan hak masing-masing pihak yang berkepentingan dalam

perusahaan. Baik pihak intern maupun ekstern.
4) Untuk mengendalikan atau mengawasi aktivitas-aktivitas yang dimiliki perusahaan.
5) Untuk menunjukkan hal-hal yang telah dilakukan oleh perusahaan dalam mencapai target yang

telah ditetapkan oleh perusahaan.

 PEMAKAI INFORMASI AKUNTANSI

Pemakai akuntansi ada dari pihak internal dan eksternal.

a) Pemakai Internal

Manajer, pimpinan perusahaan. Manajer (pimpinan) perusahaan mulai dari level terendah sampai
level tertinggi, memerlukan informasi akuntansi yang berkaitan dengan tanggung jawab masing-
masing. Dengan adanya informasi akuntansi yang cepat dan akurat, dapat diambil keputusan yang tepat
pula.

b) Pemakai Eksternal

Pemegang saham, calon penanam saham (Investor), kreditur atau calon kreditur.

 BIDANG AKUNTANSI

Bidang akuntansi sendiri terbagi menjadi 9 bagian yaitu akuntansi keuangan, akuntansi manajemen,
akuntansi biaya, akuntansi pemeriksa, akuntansi perpajakan, akuntansi pemerintah, akuntansi anggarn,
sistem akuntansi, dan akuntansi sosial,

a) Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Merupakan aplikasi akuntansi secara keseluruhan untuk suatu unit ekonomi. Fungsi pokoknya adalah
memelihara catatan atas transaksi-transaksi

Merupakan aplikasi akuntansi secara keseluruhan untuk suatu unit ekonomi. Fungsi pokoknya
adalah memelihara catatan atas transaksi-transaksi usaha dan menyiapkan laporan-laporan berkala atas
usaha tersebut serta Teknik dan prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam melaksanakan tugas ini.

b) Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Menyiapkan data historis maupun taksiran (estimates) dalam membantu pekerjaan manajemen
sehari-hari dan merencanakan operasi perusahaan.

c) Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Berhubungan dengan penentuan serta pengawasan biaya dalam suatu perusahaan, terutama untuk
perusahaan industri (manufactured). Dalam perusahaan industry umumnya diperlukan perhitungan
biaya produksi, distribusi biaya-biaya, penyusunan laporan biaya, penentuan biaya berdasarkan
departemen, fungsi, aktivitas produksi, dan lain lain. Tugas akuntan di bidang ini antara lain
menganalisis data mengenai biaya, baik yang actual maupun yang direncanakan, untuk tujuan
pengawasan serta perencanaa di masa yang akan datang.

d) Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)

Meliputi pemeriksaan independent atas pekerjaan-pekerjaan akuntansi secara menyeluruh. Bidang
ini meliputi pemberian pendapatan atas kelayakan dari laporan keuangan yang disusun.

e) Akuntansi Perpajakan (Taxation)

Persiapan untuk laporan pembayaran pajak ataupun pengembalian pajak, serta pemenuhan
prosedur-prosedur perpajakan. Akuntan yang bergerak si bidang ini harus memahami semua peraturan
perpajakan yang belaku di negara yang bersangkutan.

f) Akuntansi Pemerintah (Governmental Accounting)

Meupakan bidang khusus dalam mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi yang dilakukan
pemerintah serta Lembaga-lembaga pemerintahan. Hal ini dimaksud untuk menghasilkan informasi
akuntansi dalam administrasi negara dan mengawasi keuangan pemerintan sesuai mata anggran masing-
masing.

g) Akuntansi Anggaran (Budgeting)

Menyajikan rencana keuangan untuk suatu periode melalui perkiraan dan menyiapkan
perbandingan antara operasi yang sebenarnya dan rencana operasi yang akan datang. Bidang ini
seringkali sudah tercakup dalam akuntansi manajemen.

h) Sistem Akuntansi (Accounting System)

Merupakan bidang yang berkaitan dengan penerapan aplikasi dari suatu sistem (sistem pencatatan
serta pelaporan dan analisis data keuangan perusahaan). Sistem ini dimaksudkan untuk menghasilkan
cara pengamanan atas harta perusahaan.

i) Akuntansi Sosial (Social Accounting)

Merupakan bidang yang bertujuan melakukan pengukuran atas keuntungan dan kerugian
masyarakat atas adanya suatu usaha atau perusahaan di lingkungan masyarakat tersebut.



BAB 2 (AKUN DAN NOMOR AKUN)

A. PENGERTIAN KODE AKUN AKUNTANSI

Kode akun akuntansi atau Chart of Account (CoA) adalah sebuah daftar dari akun-akun perusahaan
yang digunakan untuk mengidentifikasi ataupun memperlancar proses pencatatan transaksi, baik itu
pemasukan maupun pengeluaran. Nantinya seluruh pencatatan transaksi tersebut akan direkap ke dalam
jurnal umum.

Setiap perusahaan bisa mengatur badan akunnya sendiri sesuai dengan yang diinginkan. Dengan
adanya Chart of Account, sebuah perusahaan dapat mengatur atau mengubah sendiri alur dan tatanan
bagan akunting (sistem akuntansi perusahaan). Bagan akun selalu ditandai dengan symbol numerik
sebagai penanda ada perbedaan di setiap jenisnya. Umumnya, fungsi metode pembuatan Chart of
Account (CoA) adalah untuk menampilkan catatan keuangan perusahaan, mulai dari neraca, hingga
laporan laba rugi.

Kemudian bisa dilanjut dengan akun-akun lainnya, seperti modal (ekuitas), biaya atau pengeluaran
dan kewajiban atau hutang. Manfaat dari metode pembuatan Chart of Account (CoA) adalah :

 Catatan-catatan atau data yang ada lebih mudah dikontrol, dibandingkan, dan dianalisis dengan
tepat yang dapat digunakan oleh pengguna yang bersangkutan dalam mengambil keputusan.

 Memudahkan dalam memperbaiki data-data atau catatan-catatan yang mengalami perubahan
yang disebabkan oleh kesalahan pengguna atau terjadinya transaksi tambahan.

 Mempermudah dalam pemrosesan hasil-hasil catatan atau data yang telah diperoleh dan
pemrosesan tersebut akan lebih terkontrol dengan baik.

 Memudahkan dalam Menyusun sebuah laporan.
 Memudahkan dalam membaca laporan sehingga pihak yang berkaitan dapat mengambil

keputusan dengan mudah dan tepat.

B. SYARAT PEMBUATAN KODE AKUN AKUNTANSI

Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat kode akun akuntansi adalah sebagai berikut.

 Nomor harus unik (artinya setiap nomor hanya digunakan untuk satu akun perkiraan saja).
 Akun perkiraan dimasukkan ke dalam kelompok atau sub kelompok. Contohnya kas, piutang

dan peralatan dimasukkan ke dalam aktiva lancer.
 Perkiraan yang berkaitan hendaknya disusun secara berurtan. Contohnya piutang dagang

dengan piutang lain-lain.
 Penomoran diudahakan tidak terlalu ketat, alasannya akan memudahkan jika terjadi

penambahan sejumlah akun baru. Contohnya kelompok beban diberi nomor 600. 605 beban
angkutan. 610 beban lainnya. Jika terjadi penambahan dapat disisipkan antara 605-610.
 Nama akun rekening sebaiknya singkat dan jelas. Contohnya beban perjalanan dinas lebih baik
daripada beban perjalanan ke luar kota bagi direksi.

C. JENIS-JENIS KODE AKUN AKUNTANSI

Dibawah ini adalah jenis-jenis kode akun akuntansi (Chart of Account / CoA).

1) Angka (Numerik)

Angka merupakan symbol yang paling banyak digunakan dalam pembuatan kode akun di dalam
Chart of Account atau bagan akun. Contoh : 100-000 (asset atau aktiva), 200-000 (utang), 500-000
(harga pokok penjualan), dan lain sebagainya.

2) Huruf (Alphabet)

Huruf merupakan symbol yang jarang digunakan dalam metode pembuatan chart of account atau
kode akun akuntansi. Umumnya, huruf lebih sering digunakan untuk kode nama perusahaan, nama
supplier, nama pelanggan atau pembeli, nama wilayah atau daerah, nama bank, dan lain sebagainya.
Contoh : RCPC (kode nama untuk perusahaan PT Ricky Pacific).

3) Campuran Angka dan Huruf

Simbol campuran angka dan huruf biasanya digunakan saat simbol huruf telah dipakai untuk kode
nama wilayah atau daerah, nama bank, nama pelanggan, nama supplier, maupun nama perusahaan.
Namun masih dibutuhkan pembagian lanjutan agar kode kode akun akuntansi (Chart of Account / CoA)
ini lebih jelas dan mudah dimengerti oleh pihak yang bersangkutan.

D. KLASIFIKASI KODE AKUN AKUNTANSI (CHART OF ACCOUNT)

Klasifikasi kode akun akuntansi (Chart of Account / CoA) adalah sebagai berikut.

1) Account Classification

Balance Sheet Account

 Asset
 Liabilities
 Stock Holder’s Equity

Income Statement Account

 Revenue / Sales
 Cost of Fund
 Operating Expense
 Other Income and Charges

2) Account Coding No Akun
100-199
Keterangan 200-299
Assets 300-499
Liabilities & Stock Holder Equity 500-599
Revenue & Cost of Revenue 600-699
Operating Expense 700-799
Other Income & Charges
Temporary Account

E. STRUKTUR CHART OF ACCOUNT ATAU BAGAN KODE AKUN

Dengan penggunaan sistem komputerisasi accounting maka struktur kode akun akuntansi atau
Chart of Account terdiri dari :

 Kode perkiraan pembukuan (Account Code)

 Kode sub-sub account

Tujuannya adalah menghasilkan posisi laporan per jenis biaya, sesuai dengan kebutuhan management.
Struktur Account Chart / CoA dalam perusahaan biasanya menggunakan tiga sampai empat digit
sehingga memudahkan untuk menambahkan akun baru sesuai kebutuhan.

Digit pertama menunjukkan klasifikasi utama laporan keungan, yaitu :

 Untuk asset
 Untuk kewajiban
 Dan seterusnya

Digit kedua menunjukkan sublisifikasi :

 (11) untuk asset lancer
 (12) untuk asset tidak lancer
 (13) dan seterusnya

Digit ketiga menunjukkan akun spesifik :

 (111) untuk kas
 (122) untuk peralatan toko
 (124) dan seterusnya

Digit keempat menunjukkan akun subspesifik :

 (1110) untuk Rekening Bank BCA
 (1221) untuk Peralatan Toko Cab. Surabaya
 (1230) dan seterusnya

F. KODE AKUN AKUNTANSI (CHART OF ACCOUNT / CoA) PERUSAHAAN JASA

Keterangan No Akun
Aktiva Lancar 100-109

Kas 101
Persediaan barang dagang 102
Piutang usaha 103
Penyisihan piutang usaha 104
Wesel tagih 105
Perlengkapan 106
Iklan dibayar dimuka 107
Sewa dibayar dimuka 108
Asuransi dibayar dimuka 109
Investasi Jangka Panjang 110-119
Investasi saham 111
Investasi obligasi 112
Aktiva Tetap 120-129
Peralatan 121
Akumulasi penyusutan peralatan 122
Kendaraan 123
Akumulasi penyusutan peralatan 124
kendaraan
Gedung 125
Akumulasi Penyusutan Gedung 126

Tanah 127
Aktiva Tetap Tidak Berwujud 130-139

Hak paten 131
Hak cipta 132
Merk dagang 133
Goodwill 134
Franchise 135
Aktiva Lain-Lain 140-199
Mesin yang tidak digunakan 141
Beban yang ditangguhkan 142
Piutang kepada pemegang saham 143
Beban emisi saham 144
Kewajiban 200-209
Utang usaha 201
Utang wesel 202
Beban yang masih harus dibayar 203
Utang gaji 204
Utang sewa Gedung 205
Utang pajak penghasilan 206
Kewajiban Jangka Panjang 210-299
Utang hipotek 211
Utang obligasi 212
Utang gadai 213
Ekuitas 300-399
Modal / ekuitas pemilik 301
Prive 302
Pendapatan 400
Pendapatan usaha 401
Pendapatan di luar usaha 410
Beban 500-599
Beban gaji toko 501
Beban gaji kantor 502
Beban sewa Gedung 503
Beban penyesuaian piutang 504
Beban perlengkapan kantor 505
Beban perlengkapan toko 506
Beban iklan 507
Beban penyusutan peralatan 508
Beban penyusutan 509
Beban bunga 510
Beban lain-lain 511

G. KODE AKUN AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Perusahaan manufaktur adalah sebuah perusahaan yang mengelola bahan baku (Raw Material)
ditambah bahan pembantu lainnya dan didukung oleh tanaga kerja langsung serta biaya overhead pabrik
(BOP) menjadi bahan jadi yang siap dijual. Biaya-biaya tersebut ada yang bersifat tetap dan ada yang
bersifat variable.

Biaya yang bersifat variable adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kuantitas produksi barang
jadi. Semakin banyak kuantitas yang diproduksi maka akan semakin banyak pula biaya variable yang
harus dikeluarkan. Contoh biaya variable : biaya bahan baku dan biaya upah langsung.

Sedangkan biaya yang bersifat tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada
jumalah produksi barang jadi. Kuantitas produksi tidak mengubah jumbal biaya tetap yang harus
dikeluarkan. Contoh biaya tetap : biaya sewa Gedung pabrik, biaya gaji karyawan tetap, biaya
keamanan, dan biaya rutin yang dibayar setiap bulan dan jumlahnya relative sama.

Dalam mengolah barang jadi, perusahaan manufaktur ada yang mengolah berdasarkan pesanan dari
costumer dan ada juga yang mengolah produk regular.

H. KODE AKUN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Ada beberapa perbedaan antara kode akun akuntansi perusahaan jasa dengan perusahaan dagang.
Beberapa akun dibawah ini tidak terdapat pada perusahaan jasa namun ada pada perusahaan dagang.

Akun Persediaan (dicantumkan dalam kelompok asset)

 Persediaan bahan baku
 Persediaan bahan pembantu
 Persediaan suku cadang
 Persediaan barang dalam proses
 Persediaan barang jadi

Akun Biaya Produksi (dicantumkan dalam kelompok harga pokok)

 Biaya overhead pabrik dibebankan
 Biaya bahan baku
 Biaya overhead pabrik sesungguhnya
 Biaya upah langsung
 Biaya overhead pabrik
 Barang dalam proses (awal dan akhir)
 Barang jadi (awal dan akhir)
 Selisih harga pokok produksi aktual dan standar
 Barang jadi standar



BAB 3 (PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI)

A. PENGERTAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Persamaan dasar akuntansi adalah sebuah perhitungan yang bertujuan untuk memproyeksi
hubungan antara hutang, harta, dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun prinsip yang selalu
dipegang dalam akuntansi adalah adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.

Kedua hal tersebut perlu dianalisis lebih mendetail dengan persamaan dasar akuntansi di mana
digunakan juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu,
harta atau asset yang dimiliki oleh perusahaan harus seimbang dengan liabilitas atau kewajiban. Ini
merupakan semua asset perusahaan diperoleh baik pendanaan dari utang atau ekuitas. Misalnya Ketika
sebuah perusahaan baru dibangun, asset pertama yang dibeli berasal dari dana yang dterima dari
investor atau dari pinjaman (utang). Dengan demikian semua asset perusahaan yang berasal dari
kreditor atau investor disebut kewajiban dan ekuitas.

Rumus Persamaan Dasar Akuntansi

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Harta (Aktiva) = Hutang + Modal (Pasiva)

Persamaan ini umumnya ditulis dengan posisi kewajiban yang ditepatkan lebih dahulu sebelum
ekuitas pemilik. Kerane utang terhadap kreditur harus dilunasi terlebih dahulu sebelum investor Ketika
perusahaan mengalami kebangkrutan. Dengan kata lain, kewajiban dianggap lebih lancer atau likuid
daripada ekuitas.

Hal ini terbukti konsisten dengan contoh pelaporan keuangan dimana asset lancer (Current Assets)
dan kewajiban lancer (Current Liabilities) selalu dilaporkan sebelum asset tetap (Fixed Assets/PPE)
dan liabilitas jangka panjang (Long-Term Debt). Contoh persamaan dasar akuntansi ini berlaku untuk
semua aktivitas dan transaksi bisnis.

Aset akan selalu setara dengan kewajiban dan ekuitas pemilik. Jikas asset meningkat, baik
kewajiban atau ekuitas harus meningkat untuk menyeimbangkan persamaan. Begitu pula sebaliknya,
jika asset menurun maka kewajiban dan ekuitas pemilik juga ikut menurun.

B. KOMPONEN-KOMPONEN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

1. Aset

Aset adalah sumber daya yang dimiliki atau dikendalikan oleh perusahaan untuk digunakan
manfaatnya di masa depan. Aset atau aktiva adalah hal-hal yang mendatangkan manfaat bagi
perusahaan. Contohnya seperti bangunan Gedung, kendaraan, tanah, uang kas yang tunai maupun cek
kontan.

Bagian aktiva nantinya akan bertambah jika asset perusahaan bertambah dan berkurang jika
sebaliknya. Ada nilai penyusutan pada asset yang berupa barang, contohnya peralatan mesin yang pasti
akan mengalami kerusakan pada suatu waktu. Selain itu mesin tersebut juga akan mengalami
penurunan nilai atau dikenal dengan istilah depresiasi.

Beberapa asset bersifat tangible seperti kas dan ada juga yang bersifat intangible bersifat atau tidak
berwujud seperti goodwill atau hak cipta. Berikut beberapa contoh akun asset:

 Aset Lancar

Disebut asset atau aktiva lancer sebab kekayaan yang termasuk harta lancer memiliki likuiditas
tinggi atau gampangnya mudah dicairkan. Maksudnya, harta lancer dapat dengan cepat dikonversikan
ke dalam mata uang (dicairkan) dalam waktu yang kurang dari setahun. Jenis transaksi yang termasuk
ke dalam harta lancer adalah kekayaan yang berupa kas, piutang, wesel, perlengkapan, surat berharga,
serta transaksi yang telah dibayar di muka (Paid in Advance).

 Aset Tetap

Berkebalikan dengan aktiva lancar yang dapat dicairkan dalam waktu kurang dari setahun, aktiva
tetap justru merujuk pada kekayaan yang digunakan dalam waktu lebih dari setahun. Biasanya berupa
segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan seperti mesin produksi,
kendaraan operasional, maupun tanah atau bangunana. Karena berupa asset yang dapat dipakai lebih
dari setahun, asset-aset ini (kecuali tanah) mempunyai umur. Umur asset dalam mengalami penurunan
(depresiasi). Misalnya, mobil dinas atau alat produksi yang dimiliki perusahaan akan menjadi rusak
atau usang setelah digunakan selama beberapa tahun sehingga asset berupa mobil ini sudah tidak dapat
menghasilkan keuntungan secara ekonomis lagi untuk perusahaan. Keadaan itulah yang dapat disebut
sebagai depresiasi asset.

 Aset Tidak Berwujud

Contohnya adalah goodwill, hak cipta, dan hak paten.

2. Kewajiban atau Liabilitas

Komponen persamaan dasar akuntansi kedua adalah kewajiban atau biasa disebut dengan istilah
liabilitas, yaitu sejumlah dana yang perusahaan pinjam dari pihak lain (kreditur) dan harus dilunasi
sesuai waktu yang sudah disepakati. Bentuk kewajiban yang umum adalah utang.

Utang merupakan kebalikan dari piutang, dan ini harus dicatat pada laporan keuangan. Ketika
sebuah perusahaan membeli barang atau jasa dari perusahaan lain secara kredit, utang dicatat untuk
menunjukkan bahwa perusahaan untuk membayar di kemudian hari.

Berikut beberapa contoh dari akun kewajiban yang paling umum.

 Utang Jangka pendek : utang dagang, utang bank, utang gaji, utang pajak.
 Utang Jangka Panjang : utang obligasi.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah bagian dari asset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham atau pihak ketiga,
dam masuk ke dalam rumus persamaan dasar akuntansi. Pemilik dapat meningkatkan bagian
kepemilikan mereka dengan menginvestasikan dana kepada perusahaan atau mengurangi ekuitas
dengan menarik dana perusahaan (prive). Demikian pula, pendapatan meningkatkan sisi ekuitas
sementara biaya-biaya menurunkan ekuitas.

Beberapa akun ekuitas umum seperti :

 Modal Pemilik
 Penarikan Pemilik (prive)
 Laba DItahan
 Saham Biasa

 Modal Disetor
Biasanya akun ekuitas merupakan bagian dari asset yang dipegang oleh third party (pihak ketiga),
seperti pemilik saham atau stakeholders dimana kepemilikan tersebut bisa bertambah dan berkurang
sesuai dengan kondisi aslinya.

C. RUMUS PERSAMAAN AKUNTANSI
Dalam akuntansi, ada beberapa rumus dasar lain yang perlu diketahui seperti:

Rumus Pendapatan Bersih
Pendapatan Bersih (Net Income) = Pendapatan (Revenue) – Biaya (Expenses)

Rumus Break-Even Point (BEP)

Break-Even Point = Biaya Tetap / Harga Jual (Fixed Costs / Sales Price) – Biaya Variabel
per Unit (Variable Cost Per Unit)

Rumus Rasio Kas

Rasio Kas (Cash Ratio) = Kas (Cash) / Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

Rumus Rasio Hutang terhadap Ekuitas

Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt-to-Equity Ratio) = Total Kewajiban (Total Liabilities) /
Total Ekuitas (Total Equity)

D. MANFAAT PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Ada banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh oleh perusahaan dari penggunaan persamaan
akuntansi ini, yaitu adalah :

1. Sebagai sumber catatan yang dapat digunakan untuk mempermudah proses pencatatan
transaksi keuangan. Hal ini memuat informasi terkait transaksi keuangan masuk ataupun
keluar dari rekening perusahaan sehingga nantinya memudahkan proses pembuatan laporan
keuangan.

2. Sebagai alat untuk memeriksa seberapa besar saldo yang masuk maupun keluar dari rekening
perusahaan. Persamaan dasar akuntansi menyediakan transaksi keuangan secara garis besar,
berbeda dengan laporan keuangan yang menyediakan laporan terperinci.

3. Sebagai alat koreksi ketepatan antara saldo pada sisi debit maupun sisi kredit. Perhitungan
saldo pada kedua belah pihak table persamaan dasar akuntansi nantinya menyisakan angka
yang seimbang jika semua transaksi telah dilaporkan dengan sebaik mungkin.

E. CONTOH SOAL PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

01 Des 2017 Ny Eli mendirikan Salon Cantik dengan menanamkan modal berupa uang tunai Rp
5.000.000,-, peralatan Rp 10.000.000 dan perlengkapan Rp 5.000.000,- ke dalam
perusahaan

15 Des 2017 Bayar air sebesar Rp 1.000.000

20 Des 2017 Memperoleh pendapatan Rp 2.000.000,- dan baru menerima tunainya sebesar Rp
1.700.000,- sisanya akan diterima kemudian

25 Des 2017 Perlengkapan yang dipakai sebesar Rp 1.500.000

31 Des 2017 Pada akhir tahun peralatan disusutkan senilai Rp 1.000.000

Dari transaksi diatas maka dapat dicatat sebagai berikut.



BAB 4 (PROSES AKUNTANSI)

1. MENCATAT

Hal terpenting dalam proses akuntansi adalah pencatatan transaksi yang terjadi dalam bisnis. Proses
ini, umunya dikenal dengan pembukuan, melibatkan pencatatan dan memasukkan transaksi ke dalam
pembukuan. Dalam sebuah proses akuntansi, akuntansi biasanya dilakukan untuk tujuan akuntansi rinci
dan merupakan laporan untuk menyajikan data dalam bentuk laporan keuangan akhir.

2. MERINGKAS

Secara umum, untuk sebuah data mentah adalah hasil pencatatan transaksi dan dianggap tidak
terlalu penting. Data mentah ini tidak terlalu berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. Namu
peran penting seorang akuntan untuk menggunakan data mentah, mengelompokkan menjadi beberapa
kategori, serta menerjemahkannya. Sehingga proses yang biasa terjadi adalah mencatat transaksi, lalu
meringkasnya.

3. MELAPORKAN

Semua kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan menjadi tanggung jawab manajemen. Setiap
wirausahawan perlu mengetahui berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dan bagaimana
perusahaan membelanjakan uangnya. Dalam hal ini, pengusaha biasanya menerima laporan keuangan
perusahaan yang dikirim setiap bulan. Pada saat yang sama, ada juga laporan tahunan yang merangkum
semua kegiatan perusahaan.

4. MENGANALISA

Terakhir, menganalisa merupakan proses akhir yang penting dalam akuntansi. Setelah merekam
dan meringkas, Tentunya kita perlu menarik kesimpulan. Di sinilah peran penting sebuah manajemen
untuk memeriksa poin antara positif dan negatif.



BAB 5 (ANALISIS TRANSAKSI)

A. PENGERTIAN

Analisis transaksi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dari berbagai transaksi seperti
pemasukan, pengeluaran, biaya operasional, pajak, hingga pembelian asset. Dari situ manajemen akan
mengetahui bagaimana transaksi tersebut akan mempengaruhi akun pada buku besar.

Analisis transaksi adalah langkah pertama dalam proses akuntansi dengan melakukan analisis pada
setiap transaksi yang memengaruhi bisnis. Saat menganalisis setiap peristiwa ekonomi, manajer
keuangan akan mempelajari bagaimana hal itu memengaruhi persamaan akuntansi, yang harus tetap
seimbang setelah melakukan pencatatan setiap transaksi.

Dengan mengidentifikasi dan menganalisis setiap transaksi, manajer keuangan dapat menentukan
bagaimana pengaruhnya terhadap ekuitas pemilik serta berbagai asset dan kewajiban sehingga dapat
dicatat dengan benar ke dalam pembukuan akuntansi. Meskipun terdengar seperti proses yang rumit,
analisis transaksi akan Nampak mudah begitu kamu merinci setiap langkah dan prosesnya.

B. MANFAAT

Setiap kegiatan dalam manajemen memiliki tujuan spesifik, termasuk analisis transaksi. Dalam
setiap kegiatan analisis transaksi melibatkan pendokumentasian setiap transaksi yang berdampak pada
keuangan perusahaan. Langkah pencatatan ini sangat penting dalam proses akuntansi dan membantu
menunjukkan bagaimana transaksi bisnis memengaruhi asset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan.
Beberapa manfaat yang bisa didapat oleh perusahaan dengan melakukan analisis transaksi diantaranya
adalah:

 Mengetahui posisi keuangan periode tertentu
 Menemukan kelemahan perusahaan pada divisi tertentu
 Menemukan kelebihan dan keunggulan komparatif yang dimiliki perusahaan
 Memutuskan langkah dan kebijakan
 Bahan evaluasi kinerja perusahaan
C. LANGKAH LANGKAH

Setiap transaksi yang memiliki dampak finansial pada perusahaan menghasilkan perubahan pada
persamaan akuntansi pada laporan keuangan perusahaan. Membeli asset akan mengakibatkan
peningkatan ekuitas, sedangkan menjual aset akan mengakibatkan penurunan ekuitas.

Sebelum mencatat transaksi, harus menentukan dulu apakah transaksi tersebut memiliki dampak
finansial pada perusahaan atau tida. Jika transaksi melibatkan sejumlah uang dan dana telah
dipertukarkan, itu adalah transaksi yang memenuhi syarat dan harus dicatatat. Misalnya, membayar
deposit untuk membeli peralatan untuk bisnis adalah transaksi yang dicatat, tetapi melakukan suatu
kegiatan tanpa melakukan pembayaran tidak termasuk hal yang perlu dicatat. Berikut adalah langkah
untuk menganalisis transaksi bisnis.

1. Menentukan Jenis Akun

Langkah pertama adalah menentukan akun mana yang terpengaruh oleh transaksi tersebut.
Misalnya, jika pemilik bisnis menginvestasikan Rp 10.000.000 ke dalam kas perusahaan, maka akun
yang terlibat adalah akun kas.

Tentukan apakah akun tersebut masuk dalam kategori aset, liabilitas, atau ekuitas. Contoh transaksi
yang masuk dalam kategori aset adalah uang kas, wesel tagihan, piutang, tanah, peralatan, bangunan,
inventaris, dan biaya dibayar dimuka. Contoh transaksi yang masuk ke dalam liabilitas adalah wesel

bayar, hutang usaha, dan cicilan bank. Akun ekuitas mencakup dividen, laba ditahan, pendapatan, dan
biaya sewa.

2. Terapkan Aturan Debit dan Kredit pada Akun

Debit meningkatkan akun aset dan kredit meningkatkan akun kewajiban atau ekitas. Debit berarti
mencatat transaksi di sisi kiri, sedangkan kredit berarti mencatat transaksi di sisi kanan. Untuk menjaga
agar persamaan akun tetap seimbang, setiap debit harus memiliki kredit yang sesuai. Metode ini dikenal
dengan neraca keseimbangan, berfungsi untuk menjaga agar persamaan akuntansi tetap seimbang.
Setelah itu lakukan rekapitulasi data secara holistic atau menyeluruh untuk melakukan validasi transaksi
dan melakukan perhitungan.

3. Catat Transaksi dalam Jurnal

Setelah selesai menganalisis transaksi dan telah menentukan akun yang terlibat dan dimana
transaksi perlu di debit dan di kreditkan, kamu siap untuk mencatatnya dalam jurnal. Pastikan untuk
mencatat transaksi tersebut sesuai tanggal kejadian untuk memastikan pembukuan tetap teratur.

D. JENIS JENIS

Dalam kehidupan pribadi atau kegiatan operasional pada perusahaan komersil, pasti kita melakukan
transaksi keuangan. Ada beberapa contoh transaksi yang bisa digunakan sebagai acuan dalam
melakukan input data keuangan. Jenis transksi ini terbagi menjadi tiga yaitu berdasarkan hubungan
kelembagaan, berdasarkan metode pembayaran, dan berdasarkan tujuan.

Jenis Transaksi Akuntansi Berdasarkan Hubungan Kelembagaan

1. Transaksi Eksternal

Transaksi eksternal melibatkan perdagangan barang dan jasa, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa
setiap transaksi yang dilakukan oleh dua orang atau dua organisasi dengan satu pembelian dan yang
lainnya menjual dianggap sebagai transaksi eksternal. Contoh jika perusahaan A membeli bahan baku
untuk produksinya dari perusahaan B, maka ini disebut transaksi eksternal.

2. Transaksi Internal

Transaksi internal tidak melibatkan penjualan ataupun pembelian dari pihak luar melainkan proses
lain di dalam perusahaan. Contoh transaksi internal diantaranya adalah gaji karyawan, pembagian
divide, pemberian bonus, dan biaya penyusutan aset tertentu.

Jenis Transaksi Akuntansi Berdasarkan Metode Pembayaran

1. Transaksi Tunai

Transaksi tunai adalah bentuk transaksi yang paling umum, yang mengacu pada transaksi dengan
penggunaan uang tunai. Misalnya, pembelian perlengkapan kantor, pembayaran hutang, pembayaran
pajak. Meskipun tidak menggunakan uang tunai secara rill, pembayaran menggunakan kartu debit atau
cek akan dianggap sebagai transaksi tunai.

2. Transaksi Non Tunai

Transaksi non tunai tida terkait dengan transaksi yang menentukan apakah uang tunai telah
dibayarkan di masa depan. Misalnya, jika Perusahaan A masin dari Perusahaan B dan melihat mesin itu
rusak, pengembaliannya tidak memerlukan uang tunai yang dikeluarkan, sehingga termasuk dalam
ytransaksi non-tunai. Dengan kata lain, transaksi yang tidak termasuk pembayaran tunai atau kredit
adalah transaksi non tunai.

3. Transaksi Kredit

Transaksi kredit adalah transaksi yang ditangguhkan pembayarannya sesuai perjanjian dan akan
diselesaikan di masa mendatang. Utang perusahaan ataupun piutang dapat termasuk dalam jenis
transaksi kredit. Transaksi kredit biasanya memiliki periode tertentu seperti 30 hari, 60 hari, atau 90
hari, tergantung pada prosuk atau layanan yang dijual.

Jenis Transaksi Akuntansi Berdasarkan Tujuan

1. Transaksi Bisnis

Transaksi bisnis adalah transaksi sehari-hari yang membuat bisnis tetap berjalan, seperti penjualan
dan pembelia, sewar uang kantor, ikla, dan pengeluaran lainnya.

2. Transaksi Non Bisnis

Transaksi non bisnis adalah transaksi yang tidak meliobatkan penjualan atau pembelian tetapi
mungkin melibatkan sumbangan dan tanggung jawab sosial.

E. CONTOH ANALISIS TRANSAKSI AKUNTANSI

Sebagai contoh, Ketika pemilik perusahaan membeli perlengkapan kantor secara kredit seharga Rp
5.000.000. Transaksi ini telah memenuhi syarat karena memiliki dampak keuangan pada perusahaan
dengan berkurangnya kas dan bertambahnya aset.

Langkah pertama dalam proses analisis akuntansi adalah mengidentifikasi akun yang terlibat, yakni
arus kas dan aset.

Langkah kedua adalah menerapkan aturan debit dan kredit pada akun yang terpengaruhi. Akun aset
di debit karena merupakan aset. Sedangkan, arus kas yang berkurang perlu di kredit kan. Tentukan akun
mana yang meningkan dan akun mana yang menurun. Aset yang dibeli memerlukan uang kas maka
uang kas menjadi turun sedangkan aset menjadi bertambah.

Langkah terakhir adalah mencatat transaksi tersebut dalam jurnal. Perusahaan akan mencatat Rp
5.000.000 menurun pada akun kas dan Rp 5.000.000 lebih banyak pada akun aset. Hal ini sesuai dengan
kaidah akuntansi entri ganda yang menyeimbangkan persamaan akuntansi.



BAB 6 (JURNAL UMUM)

A. PENGERTIAN JURNAL UMUM

Dilihat secara etimologi, kata jurnal berasalh dari Bahasa Prancis yaitu Jour, yang berarti hari.
Istilah ini juga kerap dikenal dengan sebutan general journal. Yakni sebuah catatan transaksi berbagai
aktivitas yang disusun secara kronologis.

Adapun jurnal umum adalah sebuah jurnal yang digunakan untuk mencatat berbagai aktivitas
transaksi keuangan dari sebuah bisnis atau usaha dalam periode tertentu untuk memudahkan
pengelolaan keuangan internal dan eksternal. Selain itu, jurnal umum juga disebut sebagai jurnal yang
digunakan untuk mengakumulasi catatan di juranl khusus. Adapun jurnal khusus meliputi jurnal
pendapatan, pembelian, penerimaan kas, hingga pembayaran kas.

Dalam akuntansi, jurnal umum idealnya memuat catatan detail seperti nama transksi, kelompok
akun, dan nominal transaksi di kolom debit dan kredit yang disusun secara sistematis untuk
mempermudah pengelolaan keuangan. Singkatnya, jurnal umum merupakan jurnal yang digunakan
untuk mencatat seluruh aktivitas keuangan sebuah bisnis atau usaha yang terjadi dalam periode tertentu
untuk memudahkan pengelolaan keuangan oleh pihak organisasi.

B. TUJUAN PEMBUATAN JURNAL UMUM

Setelah mengetahui penjelasan, tentunya anda juga harus mengerti tujuan dibuatnya jurnal umum.
Dengan jurnal ini, anda dapat mengidentifikasi dan mengelola segala hal terkait dengan transaksi
keuangan. Beberapa hal itu adalah :

 Mengidentifikasi seluruh aktivitas transaksi yang dilakukan.
 Menentukan nilai transaksi.
 Mengidentifikasi dampak ekonomi dari transaksi yang terjadi
 Memudahlan pemindahan dampak transaksi pada akun yang sesuai.

Dari uraian tersebut muncul gambaran bahwa jurnal umum lebih banyak dibantu pembuatannya
dengan menggunakan software pembukuan. Sistem pembukuan perusahaan jasa lebih sering digunakan
disbanding perusahaan dagang. Itu karena pencatatan transaksi perusahaan jasa lebih bersifat
kronologis.

C. PRINSIP DASAR MEMBUAT JURNAL UMUM

Agar menghasilkan pencatatan keuangan yang sistematis dalam sebuah jurnal, ada beberapa prinsip
pembuatan jurnal yang harus diperhatikan. Prinsip jurnal akuntansi tersebut di antaranya :

 Mengidentifikasi segala bukti transaksi keuangan yang terjadi di perusahaan. Bukti ini meliputi
nota, kwitansi, memo, invoice, dll.

 Mengidentifikasi akun yang paling terpengaruh daro trasnaksi tersebut, setelah itu buat
klasifikasi ke dalam jenis modal, harta, dan utang.

 Mengetahui adanya pengurangan atau penambahan pada akun yang berhubungan dengan
transaksi.

 Memutuskan apakah akan dilakukan kredit atau debit pada akun yang dimaksud.
 Mencatat transaksi ke jurnal umum berdasarkan bukti transaksi.
D. FUNGSI JURNAL UMUM

Berdasarkan pengertiannya, maka secara umum fungsi dari jurnal ini adalah sebegai mendiaum
pencatatan keuangan yang disusun secara sistematis dan kronologis selama periode tertentu. Sementara
dalam praltiknya, jurnal umum memiliki sejumlah fungsi penting seperti berikut.

1. Fungsi Historis

Semua transaksi yang dibuat dalam jurnal ini akan disusun berdasarkan periode nya. Jurnal tersebut
menggambarkan aktivitas harian perusahaan yang dilakukan berurutan dan gterus-menerus.
Singkatnya, fungsi historis merupakan fungsi yang mengacu pada pencatatan harian yang kronologis
dan sistematis.

2. Fungsi Pencatatan

Umumnya, jurnal ini akan menampung semua transaksi umum yang terjadi dalam suatu bisnis atau
perusahaan. Dengan begitu, segala aspek transaksi seperti biaya, perubahan modal, pendapata, dan
kekayaan harus dicatat lebih dulu ke dalam jurnal umum.

3. Fungsi Analisis

Meski terlihat seperti buku catatan keuangan harian, nyatanya untuk mengimput data pad jurnal
umum tidak bisa dilakukan sembarangan. Setiap record transaksi jurnal ini harus merupakan hasil
analisis serta mengidentifikasi transaksi ke dalam kredit atau debit yang meliputi klasifikasi akun serta
nilai transaksinya.

4. Fungsi Instruksi

Selain yang telah disebutkan, jurnal umum memiliki fungsi instruksi yang menjadikannya berbeda
dengan catatan keuangan biasa. Fungsi ini terletak pada proses input data dalam pembukuan besar. Ini
menandakan bahwa pencatatan di jurnal bukan sekedar dokumen transaksi biasa, namun juga berisi
petunjuk penentu kredit atau debit.

5. Fungsi Informasi

Dengan bentuknya menyerupai catatan, jurnal umujm memang memuat sejumlah informasi detail
terkait catatan transaksi perusahaan yang pernah terjadi. Dalam jurnal ini, pihak internal dan eksternal
perusahaan dapat menemukan bebagai informasi relevan terkait pengelolaan keuangan.

E. MANFAAT PENGGUNAAN JURNAL UMUM

Jurnal umum dalam akuntansi bisa digunakan oleh perusahaan dagang dan juga jasa. Mengacu pada
rincian sejumlah fungsi di atas, maka jurnal ini memiliki manfaat secara umum bagi perusahaan, di
antaranya:

 Untuk menemukan informasi terkait penambahan atau pengurangan suatu prakiraan dalam
pengelolaan keuangan.

 Untuk mengetahui jumlah pencatatan suatu perkiraan atau lebih.
 Untuk mengidentifikasi jumlah yang dikenai debit atau kredit, yang mana jumlahnya harus

seimbang.
 Untuk mengetahui jumlah keseluruhan yang sudah diunggah ke jurnal buku besar sesuai

tanda referensi nomor perkiraan.
 Untuk mengetahui jumlah keseluruhan yang sudah diunggah ke jurnal buku besar sesuai

tanda referensi rincian pekerjaan.
F. TATA CARA MEMBUAT JURNAL UMUM
Perlu beberapa langkah di bawah ini untuk bisa membuat general journal yang baik. Simak
penjelasannya dengan seksama:
1. Pahami Konsep Persamaan Akuntansi
Sebelum membuat jurnal, pastikan Anda sudah memahami konsep persamaan akuntansi.
Pemahaman ini akan menjadi bekal cara pencatatan transaksi dalam jurnal, mengetahui jenis akun
yang digunakan, hingga memahami debit-kredit secara tepat.

Dengan pemahaman akuntansi, maka nantinya proses pembuatan jurnal menjadi lebih cepat dan
akurat. Adapun persamaan dasar akuntansi adalah:

Aset = Utang + Modal

Kemudian bisa dikembangkan menjadi:
Aset = Utang + Modal + (Pendapatan – Beban)

Pemahaman dasar akuntansi akan membantu Anda lebih mudah memahami jenis-jenis kelompok
akun. Contohnya, persediaan dan piutang usaha termasuk dalam kategori kelompok aset. Kemudian,
Anda juga harus memahami ketentuan saldo normal dari setiap 5 akun di dalam general journal.
Sehingga ketika terjadi adanya transaksi, Anda bisa menentukan kategorinya dengan lebih mudah dan
cepat.

Nama Akun Debit Kredit Saldo Normal
Aset (harta/aktiva) + - Debit
Utang (kewajiban) - + Kredit
Modal - + Kredit
Pendapatan - + Kredit
Beban + - Debit

Keterangan:

 Pada saat aset atau harta atau aktiva Anda bertambah maka catatlah pada posisi debit,
sementara jika aset berkurang maka catatlah pada posisi kredit. Adapun saldo normal
akun aset berada pada debit.

 Akun utang atau kewajiban berbanding terbalik dengan aset. Jika utang bertambah maka
dicatat pada posisi kredit, sementara jika utang Anda berkurang dicatat pada posisi
debit. Sehingga saldo normal akun utang atau kewajiban pada sisi kredit.

 Akun modal sama dengan akun utang, jadi jika modal bertambah dicatat pada posisi
kredit dan jika modal berkurang dicatat pada posisi debit. Saldo normal modal pada sisi
kredit.

 Akun pendapatan pun sama dengan akun utang dan modal. Jika pendapatan bertambah
maka dicatat pada posisi kredit dan jika pendapatan berkurang catat pada posisi debit.
Sehingga saldo normal pendapatan pun pada sisi kredit.

 Pada akun beban pencatatan sama dengan akun aset. Jika beban bertambah dicatat pada
posisi debit, sementara jika beban berkurang dicatat pada posisi kredit. Dan saldo normal
beban juga berada pada posisi debit.

Dengan begitu saat menemui sebuah transaksi, nantinya secara otomatis dapat langsung

mengelompok kan.

2. Kumpulkan Bukti Transaksi dan Lakukan Identifikasi

Tahap berikutnya adalah kumpulkan bukti transaksi yang terdiri dari nota, invoice, faktur, dan
kwitansi. Kemudian, buat identifikasi transaksi. Proses identifikasi hanya menyaring transaksi yang
menyebabkan perubahan posisi keuangan saja. Di luar transaksi itu, tidak perlu dimasukkan ke dalam
jurnal. Minimal ada dua akun yang pasti terpengaruh dalam setiap transaksi. Untuk memudahkan dalam

identifikasi suatu transaksi, apakah berimbas terhadap posisi keuangan perusahaan atau tidak, Anda
bisa menggunakan prinsip persamaan dasar akuntansi di atas.

3. Melakukan Pencatatan Jurnal

Kemudian, Anda bisa mulai melakukan pencatatan transaksi dari data yang diidentifikasi ke dalam
jurnal. Umumnya digunakan double-entry system dalam proses pencatatan, dengan sistem ini setiap
transaksi yang termuat dalam jurnal akan memiliki pengaruh pada debit dan kredit (dua posisi
keuangan) dengan jumlah berimbang. Jurnal umum terdiri dari beberapa komponen yang biasanya
terdiri dari 7 kategori yaitu :

 Tanggal : tanggal terjadinya transaksi.
 Kode Pembantu : untuk membantu mencatat detail transaksi.
 Uraian : mencatat uraian atau keterangan transaksi debet maupun kredit.
 Nama akun : nomor akun yang ada di debet.
 Debet : menvcatata jumlah transaksi kategori yang ada di debet.
 No akun : nomor akun yang ada di kredit.
 Kredit : mencatat jumlah transaksi kategori yang ada di kredit

Kemudian langkah-langkah lain untuk melengkapi jurnal umum tersebut adalah dengan membuat
autofilter, kriteria, fungsi, dan penyesuaian terhadap kebutuhan jurnal dengan sungsi. Adapun bentuk
atau formal jurnal umum adalah sebagai berikut.

Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit
Kas xxx xxx
xxx
Modal xxx
Sewa dibayar di muka

Kas

G. CONTOH SOAL

PT. Karya Usaha memiliki transaksi sebagai berikut:

1. Tanggal 3 Maret 2022, membeli barang dagangan seharga Rp 2.000.000 dengan syarat
pembelian 2/15, n/30

2. Tanggal 10 Maret 2022, menjual barang kepada PT Sanjaya dengan harga Rp 500.000 dengan
syarat pembayaran 2/10, n/30

3. Tanggal 12 Maret 2022, menjual barang dagangan secara tunai seharga Rp 300.000
4. Tanggal 15 Maret 2022, membayar sewa gudang Rp 1.000.000
5. Tanggal 17 Maret 2022, menerima retur barang karena adanya kerusakan yang dijual tanggan

10 Maret sebesar Rp 200.000
6. Tanggal 20 Maret 2022, menerima kas dari penjualan kepada PT. Sanjaya untuk pembayaran

faktur tanggal 10 Maret setelah dikurangi potongan tunai
7. Tanggal 21 Maret 2022, membayar beban angkut barang untuk senilai Rp 50.000
8. Tanggal 22 Maret 2022, menjual barang secara kredit kepada PT. Sinta sebesar Rp 800.000

dengan syarat pembayaran 3/15, n/30
9. Tanggal 25 Maret 2022, membayar beban iklan Rp 200.000
10. Tanggal 30 Maret 2022, menerima kas dari PT. Sinta setelah dikurangi potongan tunai.





BAB 7 (BUKU BESAR)

A. PENGERTIAN BUKU BESAR

Buku besar akuntansi yaitu catatan akun yang biasa digunakan dalam menyimpan pemasukan
pembukuan dalam transaksi neraca atau laporan laba rugi dalam akuntansi. Jurnal buku besar bisa
mencakup uang tunai, piutang, investasi, inventaris biaya yang harus di bayar, simpanan pelanggan dan
hutang dagang. Buku besar ini bisa mengelola pada semua jenis transaksi laba rugi dan neraca. Pada
buku besar neraca bisa mencakup aset seperti kas dan piutang. Sedangkan untuk laporan laba rugi
mencakup buku besar yaitu biaya dan pendapatan.

Pada buku besar ini bida digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan utama, laporan arus kas,
laporan laba rugi dan neraca bagi perusahaan. Adanya posting ke buku besar menjadi proses pembukuan
dalam mencatat kredit dan debit. Buku besar ini sebagai kumpulan bagan akun yang menjadi tempat
semua entri jurnal akan berakhir.

General Leader adalah contoh buku besar akuntansi yang masuk kebagian siklus akuntansi. Jadi
buku ini berisi kumpulan data transaksi history yang dimuat jurnal umum dan jurnal khusus. Format
buku besar terbilang sederhana dan mempunyai jenis-jenis buku besar yaitu seperti buku besar T,
bentuk skontro, dan buku besar 3 dan 4 kolom. Namun Ketika suatu bisnis memiliki volume transaksi
yang banyak, rumit dan membuang banyak waktu, maka sebaiknya pencatatan tersebut menggunakan
format buku besar 3 kolom.

Di dalam buku besar terdapat riwayat transaksi dan saldo keuangan pada suatu periode akuntansi.
Pada akhir periode, buku besar tersebut berguna untuk sumber data dalam membuat laporan keuangan
perusahaan. Proses dalam pembuatan buku besar yaitu kegiatan yang penting dalam proses akuntansi,
yang sebelumnya membuat buku besar sebaiknya memahami lebih dalam pada akun yang berkaitan
dengan buku besar. Maka dari itu biasanya buku besar juga diartikan sebagai tahapan dalam mencatat
ringkasan data akhir yang di klasifikasikan yang catatan tersebut di dapat dari jurnal umum.

B. FUNGSI DAN KEGUNAAN BUKU BESAR

Buku besar memiliki beberapa fungsi yang digunakan selama proses pencatatan akuntansi,
diantaranya adalah :

 Dapat mengumpulkan data-data transaksi keuangan suatu perusahaan dalam periode
tertentu dan dilakukan secara berkelanjutan.

 Akun merupakan sumber media klasifikasi dan pengkodean data transaksi
 Validasi transaksi nya sudah terkumpul
 Dapat melakukan updating akun pada buku besar dan berkas-berkas transaksi
 Melakukan pencatatan penyesuaian akun
 Mempersiapkan laporan keuangan terperinci

Selain dari fungsinta, buku besar juga digunakan karna memiliki keguanaan yang istimewa,
diantaranya yaitu :

 Dapat melakukan pencatatan semua transaksi akuntansi dengan akurat dan memastikan
transaksi yang dicatat benar.

 Dapat melakukan posting pada semua transaksi yang terjadi sesuai dengan akun
masing-masing secara tepat.

 Menjaga keseimbangan akun yang ada di kolom debet maupun kredit.

 Akomodasi entry jurnal penyesuaian yang dibutuhkan.
 Membantu mempersiapkan dan menghasilkan laporan keuangan yang reliable dan

disajikan tepat waktu pada setiap periode akuntansi.

C. JENIS BUKU BESAR

Berikut ini terdapat 4 jenis yang dikategorikan ke dalam buku besar dan menjadi kebutuhan perusahaan,
yaitu meliputi :

1) Umum

Buku besar umum ada pada kolom berdiri sendiri dalam suatu periode, dan terbagi beberapa kolom
meliputi kas, piutang, persediaan, utang dan beban.

2) Pembantu

Buku besar pembantu lebih identic terhadap transaksi yang special, dimana buku ini memiliki dua
jenis transaksi yaitu pemasukan dan pengeluaran serta kredit dan tunai. Oleh karena itu biasanya 2 jenis
buku besar pembantu dapat dikategorikan buku besar pembantu utang dan piutang.

3) Debitur

Berbeda dengan buku besar biasanya, buku debitur ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi
dari penjualan. Dengan cara memberikan informasi tentang pelanggan mana saja yang memiliki hutang
pada bisnisnya serta berapa banyak jumlahnya.

4) Kreditor

Buku besar ini hamper mirip dengan buku debitur, namun buku besar ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yaitu jurnal pembelian. Dimana buku ini memberikan informasi pemasok
mana saja yang berhutang dan berapa jumlah hutangnya.

D. BENTUK DAN CONTOH BUKU BESAR AKUNTANSI
1) Bentuk T

Bentuk T buku besae akuntansi adalah buku besar yang paling sederhana dan hanya berbentuk
seperti huruf T besar. Sebelah kiri akan menunjukan sisi debit dan sebelah kanan akan menunjukan sisi
kerdit. Namun akun diletakkan di kiri atas serta kode akun diletakkan di kanan atas.

2) Bentuk Skontro

Bentuk skontro buku besar akuntansi merupakan buku besar yang biasa disebut bentuk dua kolom.
Skontro berarti sebelah atau dibagi dua yakni sebelah debit dan sebelah kredit.

3) Bentuk Staffle Berkolom Saldo Tunggal

Bentuk staffle berkolom saldo tunggal dalam buku besar akuntansi adalah bentuk buku yang
digunakan jika diperlukan penjelasan dari transaksi yang relatif banyak.

4) Bentuk Staffle Berkolom Saldo Rangkap

Bentuk staffle berkolom saldo rangkap dalam buku besar akuntansi adalah bentuk buku yang
hamper sama dengan bentuk kolom saldo tunggal. Hanya perbedaan dalam buku ini kolom saldo dibagi
dua kolom yakni kolom debit dan kolom kredit.



BAB 8 (NERACA SALDO)

A. PENGERTIAN NERACA SALDO

Neraca saldo adalah istilah dari traial balance yang merupakan suatu daftar dan memiliki
keseluruhan data-data dari buku besar perusahaan. Seperti contoh neraca saldo yaitu nomor akun, nama
akun, debit, dan kredit pada periode ternetu. Neraca saldo atau trail balance adalah salah satu dari
beberapa karakteristik laporan keuangan yang harus diperhatikan secara detail.

Secara ringkas, neraca atau trial balance adalah daftar yang disusuna setelah penyususnan buku
besar. Akun dalam laporan neraca harus dibuat secara sistematis, yaitu sesuai dengan kode atau tidak
boleh diacak. Sehingga kesimpulannya neraca adalah suatu buku yang menyediakan informasi
mengenai kumpulan saldo yang dimiliki oleh rekening bank terkait tetaapi neraca saldo berbeda dengan
rekening koran. Laporan neraca ini tidak memberikan bukti lengkap atas keakuratan buku besar. Neraca
ini hanya menunjukkan kesamaan jumlah sisi debit dan sisi kredit.

B. JENIS NERACA SALDO

Secara umum ada 3 jenis neraca saldo yaitu :

1) Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan (Unadjusted Trial Balance)

Neraca yang belum di sesuaikan adalah daftar saldo yang dibuat setelah semua transaksi diposting
ke buku besar. Melalui daftar saldo yang belum disesuaikan akan mempermudah dalam menemukan
kesalahan pencatatan dan membantu dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan.

2) Necara Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusted Trial Balance)

Neraca setelah penyesuaian adalah daftar saldo yang dibuta setelah proses penyesuaian akun-akun
tertentu. Dalam penggunaan akuntansi berbasis akrual, maka ada beberapa akun yang perlu penyesuaian
sebelum Menyusun contoh laporan keuangan. Apabila tidak dilakukan penyesuaian maka laporan
keuangan yang dihasilkan kurang valid atau kurang mencerminkan kondisi yang sebenarnya.

3) Nearaca Saldo Penutup (Pst Closing Trial Balance)

Pengertian neraca penutup adalah daftar saldo yang digunakan untuk memastikan bahwa buku besar
telah memiliki saldo untuk awal periode berikutnya. Prosedut ini merupakan langkah akhir dalam satu
periode akuntansi setelah ayat jurnal penutup dimasukkan. Semua akun beserta saldo dalam daftar saldo
penutup harus sama dengan akun dan saldo neraca pada akhir periode.

C. FUNGSI NERACA SALDO

Neraca saldo pada dasarnya berguna untuk bahan evaluasi karena menyajikan ringkasan daftar dari
saldo-saldo akun yang berasal dari buku besar. Adapun fungsi lainnya yaitu :

1) Untuk mempersiapkan pembuatan laporan akhir keuangan pada suatu perusahaan baik
perusahaan barang atau jasa (Fungsi Persiapan)

2) Untuk mencatat setiap data-data yang ada pada setiap akun (Fungsi Pencatatan)
3) Untuk melakukan koreksi terhadap seluruh catatan serta siklus akuntansi (Fungsi Koreksi)
4) Melakukan pengawasan pada setiap akun dalam keuangan perusahaan (Fungsi Monitoring)

D. MANFAAT NERACA SALDO

Manfaat dari penyusunan trail balance bagi suatu perusahaan antara lain sebagai berikut :

1) Dapat memudahkan dalam melakukan pengecekan terhadap kebenaran buku besar yang telah
dibuat.

2) Sebagai sumber pembuatan kertas kerja (neraca lajur)
3) Sebagai dasar penyususnan laporan keuangan perusahaan

Secara prinsip, pembuatan neraca saldo ataupun neraca lainnya merupakan komponen dalam siklus
akuntansi yang hasil akhirnya adalah untuk pembuatan laporan keuangan. Karena setiap perusahaan
membutuhkan laporan keuangan dengan karakteristik yang benar. Tujuannya adalah agar bisa diketahui
performa keuangan perusahaan tersebut, apakah usaha tersebut keuangannya sehat atau sedang sakit.
Oleh karena itu pembuatan neraca yang benar merupakan salah satu factor dalam validitas laporan
keuangan yang baik. Salah satu ciri laporan keuangan yang baik adalah mudah dibaca dan dibuat tepat
waktu setiap periodenya.

E. CONTOH NERACA SALDO



BAB 9 (JURNAL PENYESUAIAN)

A. PENGERTIAN JURNAL PENYESUAIAN

Jurnal penyesuaian adalah suatu jurnal dalam kegiatan akuntansi yang bermanfaat untuk
mengetahui dan menetapkan saldo catatan akun pada buku besar di akhir periode. Secara luas,
pengertian jurnal penyesuaian adalah jurnal yang digunakan untuk melakukan proses pencatatan
perubahan saldo pada akun-akun tertentu dan nantinya akan mencerminkan jumlah saldo yang
sebenarnya sebelum berlanjut ke proses penyusunan laporan keuangan.

Sedangkan ayat jurnal penyesuaian merupakan jurnal yang dibuat dengan tujuan sebagai proses
mencatat perubahan saldo pada beberapa akun. Tujuannya agar saldo menunjukkkan jumlah yang
sesungguhnya. Bukan hanya itu, fungsi jurnal penyesuaan lainnya adalah untuk menghitung beban dan
pendapatan pada periode yang bersangkutan. Cara membuat jurnal penyesuaian perlu untuk dilakukan
dengan sangat cermat dan teliti, atau tidak bisa dikerjakan dengan sembarangan. Jadi jika sekiranya
kalian belum benar-benar memahaminya, maka akan lebih baik meminta bantuan seorang akuntan yang
lebih menguasai perihal pencatatan jurnal.

Hal ini tejadi karena jurnal penyesuaian adlah salah satu bagian dari laporan keuangan yang sangat
penting dan menjadi krusial di periode akhir laporan. Kenapa dianggap penting? Karena jurnal
penyesuaian berisi banyak informasi yang bisa digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
pada hal-hal yang menyangkut masalah finansial perusahaan. Keputusan inilah yang nantinya
mempengaruhi perkembangan perusahaan menuju ke arah yang lebih positif seperti yang diharapkan
para pemiliknya.

Jurnal penyesuaian biasanya akan disusun pada penghujung periode karena memang tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui saldo sesungguhnya pada akhir sebuah periode. Lebih tepatnya,
jurnal ini dibuat sebelum dilakukan penyusunan kertas kerja (worksheet) dan setelah menentukan hasil
neraca saldo. Hal inilah yang kemudian menjadikan jurnal penyesuaian umum untuk digunakan dalam
melihat dan menetapkan saldo akhir yang dimasukkan di catatan buku besar.

Jika disimpulkan secara sederhana, maka jurnal penyesuaian adalah jurnal yang disusun untuk
mencatat perubahan saldo pada akun tertentu yang nantinya akan memperlihatkan jumlah saldo yang
sebenarnya di akhir periode. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa factor yang mendasari
kebutuhan akan jurnal penyesuaian adlah adanya transaksi yang sudah terjadi namun belum tercatat,
dan transaksi yang sudah terjadi dan sudah dicatat namun ternyata masih memerlukan penyesuaian
saldo perkiraan.

B. PENTINGNYA PROSES PENCATATAN JURNAL PENYESUAIAN

Alasan sederhana dari pentingnya proses pencatatan seluruh transksi adalah karena nantinya pada
akhir periode aka nada banyak saldo akun di buku besar yang dilaporkan tanpa melakukan perubahan
apa pun dalam laporan keuangan.

Salah satu tujuan dari pembuatan jurnal penyesuaian adalah untuk mengubah transaksi-transaksi
tersebut menjadi metode akuntansi akrual. Metode akrual adlah prinsip pengakuan pendapatan pada
periode yang sudah diperoleh dan bukan pada periode penerimaan kas.

Ayat jurnal penyesuaian yang biasa tedapat dalam jurnal penyesuaian berfungsi untuk mengetahui
informasi transaksi seperti perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di dalam jurnal. Dalam proses

cara membuat jurnal penyesuaian, banyak orang yang merasa kesulitan karena memang dibutuhkan
adanya blogika yang tepat dalam penyusunannya.

C. FAKTOR PENYEBAB MEMBUTUHKANNYA JURNAL PENYESUAIAN

Perusahaan memerlukan pencatatan dalam jurnal penyesuaian untuk menyesuaikan pencatatan
akun perlengkapan. Hal ini disebabkan dalam pelaksanaa operasional, perusahaan selalu menggunakan
perlengkapan yang habis dipakai, dan hal ini pun harus dicatat. Begitu pun pada perusahaan jasa,
mereka juga sebaiknya mampu menangani penyusutan nilai pada akun aktiva tetap dengan cara
membuatkan catatan tersendiri pada jurnal penyesuaian. Jika sudah dilakukan, maka beban pada akun
ini dapat diketahui saldo sebenarnya di akhor periode nanti.

Kemudian, perusahaan juga memang selayaknya mampu menangani beban yang sudah lewat jatuh
tempo atau dikategorikan sebagai piutang ebban yang harus dibayar dimuka. Pada jurnal penyesuaian
hal ini akan terlihat jelas. Terakhir, perusahaan memang akan selalu perlu melakukan penyesuaian
untuk membayar utang beban lantaran jasa yang telah terpakai, namun ternyata msaih belum dibayar.

D. FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN

Fungsi jurnal penyesuaian yang utama secara umum adalah untuk menghitung pendapatan serta
beban pada periode tertentu dan menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode. Namun
tenyata masih ada fungsi jurnal penyesuaian lainnya. Beberapa fungsi tersebut yaitu :

 Agar akun nominal yakni akun pendapatan serta bebannya bisa diakui di suatu periode serta
menunjukkan situasi yang sesungguhnya.

 Untuk menghitung perkiraan nominal (pendapatan serta beban) sebenarnya dalam periode
terkait.

 Untuk membantu menetapkan saldo catatan pada akun buku besar di akhir periode sehingga
perkiraan saldo kewajiban dan harta (saldo rill), seperti harta, kewajiban, dan modal dengan
menunjukkan jumlah sesungguhnya.

E. TUJUAN PEMBUATAN JURNAL PENYESUAIAN

Tujuan dari penyusunan jurnal penyesuaian yang pertama adlah untuk memilah akun-akun yang
masih bercampur sehingga menjadi akun rill dan akun nominal. Pada akhir periode tertentu, biasanya
aka nada beberapa akun riil yang menunjukkan jumlah pasti. Hal ini utamanya pada akun riil yang
berjenis hutang dan aktiva di dalam sebuah neraca.

Lalu, jurnal penyesuaian juga dibuat dengan tujuan agar bisa memberikan gambaran secara
menyeluruh tentang pendapatan yang ada di dalam akun-akun nominal di akhir periode yang juga dapat
diartikan bahwa jurnal penyesuaian akan memberikan gambaran terkait jumlah beban serta jumlah
pendapatan secara valid.

Tujuan berikutnya adalah untuk menekan setiap potensi kesalahan yang mungkin terjadi yang
dikarenakan oleh beberapa pos antisipasi. Terakhir, tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian adalah untuk
mempertahankan konsistensi yang telah ditetapkan dalam akuntansi sebuah perusahaan sesuai pedoman
yang telah ditentukan.

F. CARA MEMBUAT JURNAL PENYESUAIAN

Setelah memahami pengertian, tujuan, dan juga fungsi jurnal penyesuaian, kamu bisa mulai untuk
mempelajari bagaimana cara membuat jurnal penyesuaian tersebut. Ada beberapa tahap yang perlu
kamu lakukan untuk belajar cara membuat jurnal penyesuaian, yaitu :

 Membuat neraca saldo yang belum disesuaikan
 Melakuakn analisis pada masing-masing akun
 Mencari data transaksi yang sudah tercatat tetapi tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya
 Mencari transaksi yang hilang (belum dicatat) tapi sudah terjadi
 Mulai mencatat ayat jurnal penyesuaian

Bukan hanya itu, dalam penyusunannya ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan saat membuat
jurnal penyesuaian.

Pertama, jurnal penyesuaian hamper tidak pernah menyertakan kas. Seperti yang sudah dijelaskan
di atas bahwa tujuan jurnal penyesuaian adalah untuk membuat catatan akuntansi secara akurat dengan
mencocokkan pendapatan dan biaya selama periode operasi. Memang pada beberapa kasus yang jarang
terjadi kas perlu disesuaikan, tetapi idealnya, semua penyesuaian harus dilakukan sebelum menjalankan
neraca saldo yang belum disesuaikan.

Kedua, dalam jurnaal penyesuaian debit akan selalu sama dengan kredit.

Ketiga, umumnya jurnal tersebut memiliki satu akun neraca (aset, kewajiban, atau ekuitas) dan satu
akun laporan laba rugi (pendapatan atau ebban) yang diletakkan di entri jurnal.

G. AKUN AKUN YANG MEMERLUKAN JURNAL PENYESUAIAN

Sebelum melihat dan mengetahui contoh jurnal penyesuaian dari apa yang sudah kamu pelajari di
atas, sebaiknya kamu juga memahami terlebih dahulu akun-akun apa saja yang memerlukan
penyesuaian di akhir periode setiap laporan keuangan.

Pada dasarnya ada 6 akun dalam akuntansi yang memerlukan penyesuaian di akhir periode. Akun
tersebut adalah :

1) Akun perlengkapan. Akun ini memerlukan penyesesuaikan dikarenakan adanya pemakaian.
2) Akun aktiva tetap. Ini terjadi karena adanya penyusutan aktiva di setiap akhir periode.
3) Akun pendapatan diterima dimuka. Akun ini membutuhkan adanya penyesuaian karena seiring

berjalannya waktu nanti prestasi akan diserahkan ke pelanggan.
4) Akun beban dibayar di muka. Penyesuaian catatan dari akun ini dilakukan bila ternyata ada

penjualan yang sudah jatuh tempo.
5) Akun pendapatan. Jika ternyata di akhir periode ditemukan adanya pendapatan yang belum

terhitung sehingga belum menjadi pendapatan, maka penyesuaian perlu untuk dikaukan.
6) Akun beban. Akun beban membutuhkan penyesuaian karena biasanya ada beban yang belum

terhitung pembayarannya maka perlu untuk dijadikan beban.

F. CONTOH JURNAL PENYESUAIAN

Di neraca saldo periode Desember 2020, ada Rp4.000.000 Lalu, pada akhir periode, saldo akun
sisa Rp3.000.000. Ini berarti, premi asuransi yang menjadi beban adalah Rp4.000.000 lalu dikurangi

Rp3.000.000, sehingga hasilnya adalah Rp1.000.000. Nominal Rp1.000.000 inilah yang kemudian
akan diakui sebagai beban asuransi dan dapat mengurangi jumlah asuransi yang harus dibayarkan di
awal. Dari contoh tersebut, maka jurnal penyesuaian adalah:

Sebuah pekerjaan yang nilainya adalah sebesar Rp1.000.000 telah diselesaikan, namun jumlah ini
belum masuk di neraca saldo Rp15.000.000 yang menjadi piutang pendapatan perusahaan. Maka
dengan demikian, jurnal penyesuaian memuat pendapatan akan bertambah dan menjadi
Rp16.000.000. Penyusunan jurnal penyesuaian adalah:



BAB 10 (KERTAS KERJA)

A. PENGERTIAN KERTAS KERJA

Kertas kerja atau neraca lajur adalah suatu kertas berkolom-kolom atau berlajur-lajur yang
direncanakan secara khusus untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan pada saat
perusahaan akan menyusun laporan keuangan di akhir satu periode akuntansi. Pada kertas kerja, saldo-
saldo pada akun buku besar akan diatur sedemikian rupa agar sesaui dan seimbang, kemudian disusun
menurut cara-cara yang sesaui dengan laporan keuangan. Kertas kerja sebetulnya tidak termasuk ke
dalam siklus akuntansi, namun memiliki fungsi untuk membantu akuntan dalam hal penyusunan
laporan keuangan, terutama dalam proses penutupan buku besar perusahaan. Dalam akuntansi sendiri,
kertas kerja bukanlah laporan yang harus dibuat, melainkan boleh dibuat ataupun tidak. Namun, banyak
yang memilih untuk membuatnya karena kertas kerja dapat mempermudah penyusunan laporan
keuangan perusahaan.

B. METODE PENYUSUNAN KERTAS KERJA

Ada dua metode yang dapet dipergunakan yaitu metode akun ikhtisar laba atau rugi dan metode
akun harga pokok penjualan.

1. Metode akun ikhtisar laba atau rugi

Jumlah dari akun laba dan rugi pada kolom ayat jurnal penyesuaian setelah selesai dihitung laba
atau ruginya harus dipindahkan ke kolom neraca sisa disesuaikan. Masukkan datanya sesuai dengan
yang sudah dihitung sebelumnya, pada kolom laba rugi di sebelah debit dan di sebelah kredit, katena
masing-masing punya kolom tersendiri.

2. Metode akun harga pokok penjualan

Jumlah dari akun harga pokok penjualan sebelah debit dan sebelah kredit pada kolom ayat jurnal
penyesuaian dihitung lalu dicari selisihnya. Setalah selesai mencari selisih, selisih tersebut dipindahkan
ke kolom neraca sisa disesuaikan dan kolom laba rugi di sebelah kredit dan sebelah debit.

C. PROSEDUR PENYUSUNAN KERTAS KERJA

Setelah mengetahui metode-metodenya, sekarang kita harus mengetahui juga tahapan yang perlu
dilewati seorang akuntan pada saat ia menyusun kertas kerja perusahaan dagang. Sebenarnya,
penyusunan ini kurang lebih sama seperti menyusun kerta kerja dalam perusahaan jasa. Di dalamnya,
kamu dapat menemukan kolom nomor aakun, nama akun, neraca saldo, ayat jurnal penyesuaian, neraca
saldo disesuaikan, laba/rugi, dan neraca. Tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk menyusun kertas
kerja adalah sebagai berikut:

1. Mengisi kolom nomor akun sesuai dengan kode akun yang diikhtisarkan serta nomor akun di
buku besar.

2. Mengisi kolom nama akun dengan nama-nama akun sesuai dengan neraca saldo serta akun lain
yang ada pada saat pembuatan ayat jurnal penyesuaian.

3. Mengisi kolom neraca saldo untuk mencatat saldo-saldo sementara dari setiap akun buku besar.
Saldo debit akan dicatat di sisi debit, sebaliknya saldo kredit dicatat di sisi kredit. Lajur debit
dan kredit akan selanjutnya ditambahkan terpisah dan hasilnya harus seimbang atau balance.

4. Mengisi kolom ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat semua ayat penyesuaian pada akhir
suatu periode akuntansi. Sama seperti kolom neraca saldo, lajur debit dan kredit pada kolom ini
juga harus seimbang.

5. Mengisi kolom neraca saldo disesuaikan sebagai gabungan dari kolom neraca saldo dan kolom
ayat jurnal penyesuaian.

6. Mengisi kolom laba/rugi dengan sebelumnya melakukan penyesuaian data akun dalam kolom
neraca saldo dengan mengkategorikannya ke dalam golongan akun riil dan golongan akun
nominal. Jumlah debit pada kolom laba/rugi berpengaruh pada perhitungan laba. Selisih dari
sisi debit dan sisi kredit pada kolom ini dapat berupa nilai laba atau rugi bersih perusahaan.

7. Mengisi kolom neraca untuk mencatat akun riil berupa aktiva, kewajiban, dan modal.

D. CONTOH KERTAS KERJA



BAB 11 (JURNAL PENUTUP)

A. PENGERTIAN JURNAL PENUTUP

Jurnal penutup (closing entries) adalah salah satu bagian dari laporan keuangan yang disusun pada
akhir periode pembukuan pada sebuah perusahaan, yang mana bagian dari laporan ini dapat digunakan
untuk menutup akun nominal guna menyiapkan neraca akhir periode. Dalam buku Ekonomi (2007)
karya Alam S., jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup
akun pada laporan laba/rugi dan akun prive atau penarikan modal oleh pemilik.

Dalam pengertian lain, jurnal penutup (closing entries) adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode
akuntansi yang digunakan untuk menutup akun nominal sementara. Akun saldo tersebut akan menjadi
nol pada awal periode karena penutupan ini, yang mana akun yang ditutup merupakan akun nominal
dan akun pembantu modal. Yang termasuk dalam akun nominal adalah pendapatan dan beban,
sedangkan yang termasuk akun pembantu modal adalah prive dan ikhtisar laba/rugi. Jika jurnal penutup
sudah diposting ke setiap akun, maka akan ada perkiraan riil yang
meliputi asset (harta), liabilities (kewajiban), dan capital/equity (ekuitas).

B. FUNGSI JURNAL PENUTUP
Berikut beberapa fungsi jurnal penutup yaitu:
 Menutup saldo pada semua perkiraan sementara supaya perkiraan menjadi nol.
 Membuat saldo akun modal sesuai jumlahnya dengan keadaan pada akhir periode, sehingga

sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan di neraca.
 Memisahkan transaksi akun beban dan pendapatan supaya tidak tercampur dengan jumlah

nominal di tahun sebelumnya.
 Menyajikan neraca awal di periode berikutnya setelah penutupan buku.
 Mempermudah pemeriksaan karena transaksi telah dipisah dari periode sebelum dan

setelahnya.
 Menyajikan informasi mengenai keadaan sebenarnya (riil) yang meliputi harta, kewajiban, dan

ekuitas setelah penutupan buku.

C. METODE MENCATAT JURNAL PENUTUP
Terdapat dua metode yang digunakan dalam pencatatan ayat jurnal penutup pada perusahaan yaitu:
1) Metode Periodik
Yaitu metode yang digunakan oleh perusahaan yang menjual barangnya secara eceran dengan harga
lebih terjangkau dan pencatatannya dilakukan pada setiap akhir periode. Kekurangan dari metode ini
adalah tidak bisa melacak jumlah persediaan barang pada rentang waktu tertentu. Maka dari itu,
perhitungan barang hanya dilakukan dengan proses penghitungan fisik pada setiap periode sesuai
dengan jumlah barang yang tersedia. Oleh karena itu, metode ini tidak cocok jika digunakan pada
perusahaan skala besar dengan jumlah barang yang masuk dan keluar cukup tinggi. Secara mudahnya,
metode pencatatan secara periodic hanya dilakukan jika ada transaksi (posisi debit) dan penjualan
(posisi kredit).
2) Metode Perpetual
Kebalikannya dari metode periodic, metode pencatatan perpetual akan cocok jika digunakan pada
perusahaan yang menjual barang dengan nilai tinggi. Hal ini dikarenakan metode perpetual dilakukan
secara rinci dan terus menerus atas semua transaksi yang dilakukan sehingga pencatatannya lebih rinci
dan detail.
Keuntungan dari metode ini adalah keakuratannya lebih tinggi dan persediaan jumlah barang dapat
diketahui kapan pun. Pencatatan pembelian akan dimasukkan ke dalam akun persediaan pada debit dan
transaksi pembelian akan mencatat persediaan dengan harga pokok pada kredit.

D. KETENTUAN AKUN DALAM PEMBUATAN JURNAL PENUTUP


Click to View FlipBook Version