belum tau kalau kau mungkin telah waktu
itu.
Diriku terus berjalan menyusuri
kehidupan perkotaan kenangan ini dengan
semestinya, banyak hal yang telah diriku
lalui dalam kota kenangan ini, dari masa
kenakalan, masa kebahagiaan, dan
masa-masa kesedihan, semua itu aku
lakukan masih tanpa bersama dirimu,
berjalan dan terus bertahan, sampai pada
suatu waktu diriku menemukan gadis selain
dirimu. Teman sekelasku dia mempunyai
sepupu, manis, cantik, dan juga pemalu
menurutku, mungkin perjumpaan pertama
51
begitu tetap saja ada kejaiman dan
malu-malu, itu pasti, saat pertama jumpa.
Aku berkenalan dengannya, tak butuh
waktu lama aku mendekatinya walaupun di
dunia maya, tapi menurutku, mungkin dia
bisa menjadi pengganti dari dirimu.
Hikmah namanya, seorang gadis yang
tinggal di pelosok kota kenangan, aku
kembali ingin berkenalan lebih lama
bersama si-hikmah, sampai saja aku
memberitahu teman yang sekelas denganku
untuk mengurus diriku dengan si-hikmah
jadian, tapi jalannya tak seperti yang aku
mau, aku sendiri yang mengatakan padanya
bahwa diriku yang mau berkenalan lebih
52
dengannya, dia pun mau saat itu, walupun
dengan nada yang malu-malu pikirku.
Diriku bersama si-hikmah saat itu, dan
berjanji untuk tidak menyakitinya, aku
menjalani hari-hari dengannya lewat telpon
dan diwakilkan sms atau chat yang sering
kali kebanyakan anak-anak sekarang
memakainya.
Hari pertamaku jumpa dengan dirinya
pada waktu aku datang di tempat pelosok
kota kenangan, dengan penuh kegugupan
rasa, temanku memanggil dirinya untuk
keluar menemuiku, diriku pertama
melihatnya waktu itu, ternyata si gadis yang
selalu menelpon bersamaku dengan suara
53
imut kegadisannya aku telah bertemu
dirinya, tidak disangka.
Sempat lama aku duduk bersama
dirinya di depan rumahnya dengan penuh
malu-malu kami berbincang, membahas
apa yang ada di kampungnya, dan apa
yang ada di kampungku. Membicarakan
apa yang ada pada diriku dan juga
sebaliknya pada dirinya. Lama-kelamaan
kita terbiasa hari itu, sempat selfie bersama
seperti anak-anak milenial kalau sama
pasangannya, hehehehe, aku sempat
memboncengnya saat itu dan mengelilingi
kampungnya kala itu, sempat senang, dan
tak menyangka kalau betapa beruntungnya
54
diriku masih dikasih ketampanan untuk
memikat wanita, bukan sombong tapi
kenyataanya begitu.
Hari-hariku tanpamu terus-terusan
seperti orang yang masih tidak memiliki
sepasang, padahal hari itu aku memiliki
si-hikmah. Entah waktu yang kurang ajar,
ataukah diriku yang terus mengejar, dan
pada suatu waktu yang kebetulan dirimu
saat itu ada di komplex kenangan, dan
membuatku kembali bertanya padamu, saat
itu aku kembali bertemu dirimu, yang ingin
membeli makan dengan adikmu, aku
bersikeras untuk mengantar dirimu dengan
55
adikmu, dan dirimu dengan senang hati
mau saat itu.
Diriku berjalan bersama dirimu,
melewati jembatan yang konon katanya
nama jembatannya “jembatan jodoh” kata
orang sih begitu, aku bertemu dirimu di
jembatan itu, dan kembali diriku merasakan
hal yang sama, kembali melihat senyum itu,
tatapan itu, yang membuatku kembali
terhenti sesaat, nyatanya kau mampu
membuatku terjatuh dalam kenyamanan
rasa, kedamaian hati, sampai saja aku tak
berpikir hikmah ada di hatiku, mungkin aku
yang terlalu jatuh padamu, dan tak bisa
56
membohongi perasaan, bakalan sakit
nantinya.
Setelah membeli makanan untuk
adikmu, aku terus-terusan lanjut dengan,
lanjut duduk bercerita denganmu, Alin aku
memanggil namamu waktu itu dan kau
menatapku, aku menunduk sambil berkata
“bolehkah kau menyanyiksn sebuah lagu
untukku” diriku memintanya saat itu, dan
ingin mendengarnya agar bisa bernyanyi
langsung tetap dihadapanku.
Tepatnya di depan teras rumahmu,
kita berdua bercerita disitu, dan kaupun
sembari asyik memainkan ponselmu
dengan terlihat sedang berbincang dengan
57
seseorang pikirku, apakah dia yang kau
punya saat ini, ataukah keluargamu, saat itu
rasaku pun cemburu, padahal kita bukan
siapa-siapa. Tak lama kemudian telpon
genggam milikku berbunyi, nyatanya pesan
dari hikmah masuk dengan nada yang tidak
gembira, dia sedih waktu itu, karna tau aku
bersama dirimu saat itu, sebelumnya diriku
sudah memberitahu si-hikmah kalau aku
bersama dirimu waktu itu, pikirku dari pada
berbohong, lebih baik jujur saja, dan
si-hikmah marah waktu itu, cemburu
penyebab utamanya, memang benar juga
sepasang jika salah satunya bertemu sang
58
masa lalu akan membuat cemburu tingkat
tinggi dari pada bertemu orang lain.
Aku tak memperdulikannya saat itu,
aku rasa sudah memberitahunya sudah
cukup dan diriku merasa baik-baik saja,
setelahnya aku balik untuk pulang ke rumah,
kau pun sama kau saat itu sudah masuk ke
rumah karna di panggil abangmu.
Keesokannya keberuntungan diriku
habis waktu itu, nyatanya diriku berpisah
kembali dengan si-hikmah, tapi diriku tak
mau permasalhkan itu gara-gara dirimu,
tapi diriku yang terlalu gampang untuk
menganggap hal ini dengan baik-baik saja,
aku kembali sendiri waktu itu, kembali
59
jalani hari-hari tanpa bersama, dan kaupun
saat itu ingin membantu diriku, aku tak mau
waktu, tak mau kau masuk dan
mencampuri urusanku, masalahku akan ku
selesaikan, rasaku saat itu.
“beruntung itu adalah selalu dapat
mencintaimu,
Jika bersamamu itu keberuntungan”.
60
HAMPIR SELESAI MENGGAPAI
MIMPI DI KOTA KENANGAN
DAN BERTEMU DIRIMU KEMBALI
Tahun 2018 dan seterusnya
Waktu tanpa dirimu terus berlalu, dan
mimpiku di kota kenangan hampir saja
berlalu, diriku sibuk bersama teman-teman
sekelasku membahas hal yang kami anggap
penting untuk kedepannya, setelah semua
ini berakhir kalian akan melanjutkan mimpi
kalian dimana, temanku bertanya, dimana
saja asal mimpi kami tak pernah bangun
dan menyesal, diriku menjawab. Mereka
tak membahas itu saja, mereka berencana
61
untuk mengajak nonton layar besar pada
waktu itu (bioskop), diriku tertarik
mendengarnya dan yang paling
menyetujuinya adalah diriku.
Selepas dari perbincangan entah
mengapa tiba-tiba ada satu perasaan yang
membawa diriku kembali mengingat dirimu,
aku kembali mengingatmu pada saat itu,
dan temanku kebetulan pernah mengetahui
dirimu masa laluku dan juga katanya
mengenalmu, tepat sekali pikirku, diriku
mengatakan padanya untuk mengajak
dirimu agar bisa sama-sama menuntin film
yang sempat cukup menarik saat itu, dan
temanku menyetujuinya, kemudian dia
62
memberitahuku bahwa kau setuju pada
waktu itu, aku mendengarnya dengan
sambil membayangkan bagaimana kalau
berjalan bersamamu nantinya, dengan
perasaan senang aku kembali meminta
temanku untuk menanyakan kabarmu
sekalian dengan siapa kau bersama,
selepasnya dia kemuadian memberitahuku
dengan nada yang bisa dibilang kecewa dan
tak mau aku kecewa pada waktu itu. Agil
maaf yaa, temanku berkata, Alin sudah
pacaran 3 tahun dengan pasangannya, dan
dia mengirim hasil screenshoot
percakapannya dengan alin. Diriku pada
saat itu seakan-akan tak menyangka,
63
keheranan tercampur bumbu kekecewaan,
hujan pada saat itu seperti panas dalam
darahku, yang mengalir melewati jantung
yang seakan-akan tak mau menerima darah
itu masuk, perasaanku sesak seperti makan
ikan bersama tulangnya ditelan, diriku
sempat sedih waktu itu, lebih tepatnya
nyesek waktu itu, tak menyangka sudah 3
tahun dengan pasangannya, sedih yang
melebihi hujan, panas yang melebihi panas
matahari di atas 1000 derajat celcius.
Lelaki sejati adalah lelaki yang harus
menerima kenyataan, harus kuat saat sedih,
harus bisa berdiri tegak dan berteriak ‘aku
bisa melewati semua ini’, aku berusaha
64
untuk kuat saat itu, dan memberitahu
temanku bahwa tak apalah, mungkin ini
sudah jalannya, khayalanku yang tadi ingin
berjalan di sampingmu tiba-tiba buyar,
hancur, patah pada waktu itu, sempat saja
rasaku jatuh waktu itu, yang pernah aku
memanggilmu dengan kata spesial, kini
sudah ada orang lain yang
menggantikannya, pikirku.
Rencana nonton tetap berjalan, saat
itu pikirku hanya ‘sudahlah jika dia bahagia
biarkan saja, dari pada terluka’, pikirku
dangan rasa yang sempat aku ganti dengan
kesenangan karna akan menonton dengan
dirimu, ehh taunya... pemesanan tiket kita
65
berbeda, kau bersama temanmu di tempat
lain, aku pun sebaliknya, kekecewaan
menjadi dua bagian pada waktu itu, yahh
sudahlah ‘kataku’ diriku kembali
melanjutkan menonton saat itu, kau pun
juga sama.
Sembari menonton dengan cukup
waktu yang lama kita selesai waktu itu,
diriku bersama teman-temanku keluar, saat
itu diriku pikir kau dan temanmu sudah
pulang duluan, dan berencana selepas dari
tempat nonton aku juga bakal balik
langsung pulang saja, selepas keluar diriku
selalu berhenti sejenak, melihat dirimu
beserta temanmu menunggu kami sehabis
66
nonton, lah kenapa masih disini, tanyaku,
menunggu kalian, jawab mereka, diriku
kembali melihat dirinya untuk kesekian
kalinya, saat itu kita berjalan bersama dan
tak banyak kata yang kita lontarkan waktu
itu, hanya berjalan dan seperti orang belum
kenal saja, diriku kembali memanggilmu
“Alin” panggilku, kau menjawab saat itu,
aku berencana untuk menonton lagi
bersama dirinya, tapi berdua saja, di tempat
yang sama dan ingin duduk berduaan
bersamanya, keberuntunganku masih ada
saat itu juga, dia menyetujuinya dan bilang
ingin menonton bersama diriku juga.
67
Waktu pun kembali berjalan, hari itu
aku dan dirinya beranjak untuk menonton,
dirinya mengatakan bahwa akan
menggunakan motor maticnya bersama
diriku, tapi aku pikir mungkin romantis
kalau menggunakan motor dan berduaan,
tapi aku pikir mungkin lebih tepatnya
berduaan di dalam angkutan kota dan
saling bertatapan itu mungkin melebihi dari
romantis. Karna pikirkuromantis itu bukan
hanya berduaan diatas motor, bukan hanya
berduaan saat makan, bukan hanya selalu
hanya berduaan, tapi romantis itu berduaan
untuk selamanya.
68
Kami pergi untuk menonton saat itu,
dengan menggunankan angkutan kota
kenangan yang membawa kami pergi
menuju tempat bioskop saat itu,
didalamnya kami tak banyak berbincang,
hanya saling bertatapan malu dan hanya
melihat leluaran jendela angkot yang
berjalan saat itu, hatiku saat itu bahagia
sepeti anak kecil yang sedang dibelikan
sepeda baru oleh ayahnya, sebab dirimu
selalu saja menjadi tujuan kebahagiaanku.
Sesaat itu kami pun sampai dan turun
dari angkot, dan berjalan ke tempat
menonton, aku yang pada saat itu
sempat-sempatnya berjalan dan melihat ke
69
atas langit yang ditutupi oleh warna
keabuan yang membawa suasana sedih,
mendung rupanya, kataku, kayanya
mendung ini mau hujan, kataku, mendung
belum tentu akan hujan tau, katamu
dengan penuh rasa sok taunya :) .
Diriku bersama dirimu masuk dan
sembari memesan tiket, kau yang
memesannya saat itu, aku hanya diam dan
memperhatikan dirimu kala itu, dengan
senyum manismu kau telah berhasil
memesan tiket yeayyy, hwhehheee. Kita
menunggu sambil bermain ponselmu
dengan menunggu waktu yang tepat untuk
menonton film yang akan kita tonton.
70
Waktu sudah tepat untuk menonton,
membuat diriku dan dirimu beranjak dari
tempat menunggu saat itu, diriku dan
dirimu masuk dengan bersamaan seperti
layaknya pasangan di dalam bioskop,
padahal kau yang milik orang lain,
seakan-akan aku lupa akan hal itu, aku kira
kita berdua yang bersama saat itu, itu
perasaan, kalau pemikiran entah.
Kita berdua duduk tepat di kursi yang
telah kau pilih saat itu, yang hanya untuk
dua orang, diriku duduk bersama dirimu
saat itu, duduk dan menonton walaupun
tak banyak bicara, kau serius menonton film
yang membuatmu sedikit ketakutan waktu
71
itu, aku serius menonton dan melihat
dirimu untuk ketakutan waktu itu, lucu
bahagia waktu itu, terkadang bersama
diriku tak perlu untuk menggenggam
tanganmu atau bertatapan denganmu,
disebelahmu saja diriku telah menemukan
bahagia itu sendiri.
Selesai menonton, kita berdua berjalan
untuk kembali kerumah, seperti biasanya
berjalan kesebrang jalan dan menunggu
angkot untuk pulang. Diriku menunggu
dirimu untuk menyebrang jalanan di
ibukota kenangan itu, sambil berbincang,
diriku menanyakan sesuatu yang mungkin
tak perlu diriku pertanyakan, diriku
72
menanyakan pasanganmu waktu itu, dia
terus-terusan sibuk katamu, ohh begitu...
diriku menanggapinya dengan singkat.
“cemburu akan selalu ada, saat diriku
mengetahui orang lain bersama dirimu,
Sedih akan selalu ada, dari diriku yang
belum bisa membahagiakanmu,
Kesal akan selalu ada, untuk dirimu
yang sudah lama bersamanya,
Bahagia akan selalu ada, oleh dirimu
saat diriku terus bersamamu”.
73
BERTEMU DENGAN
PASANGANMU
Waktu itu
Hari itu kita berdua berakhir dalam
menonton dan bergegas untuk balik, diriku
sempat tersadar saat mendung yang dari
tadinya tak sempat meneteskan sedihnya,
hujan tak turun waktu itu, sampai saja
diriku yang kala itu berpikir bahwa
perkataanmu sungguh bukan suatu sok
tauan saat itu.
Kita berdua lanjut dan menaiki
angkutan kota kenangan untuk melanjutkan
pulang ke rumah, diriku mengantarmu
74
sampai di rumah, rumahmu yang dulunya
tepat di komplex kenangan, sekarang sudah
berganti di komplex yang aku tak namanya.
Sesampainya dirumahmu, aku masih
sempat singgah waktu itu, karna diriku
masih ingin duduk dan bisa untuk bersamu
lagi, duduk dan saling berbincang
bagaimana kabarmu dan bagaimana
kabarku, bagaimana mimpimu dan juga
juga sebaliknya mimpiku, sempat tidak
terlalu lama waktu itu, diriku meminta
dirimu menyanyikan lagu untukku, dirimu
menyetujuinya, sambil mendengar diriku
merekam apa yang kau melantunkan lagu
dengan nada suara indahmu, seakan-akan
75
menusuk telingga hingga membawa
suaramu masuk dalam perasaanku yang
bahagia waktu itu.
Tak lama kemudian seorang pria
datang dengan boncengan wanita di
belakangnya, ku kira temanmu, padahal
ternyata yang aku lihat fotonya selama ini,
aku tersadar bahwa, dia adalah
pasanganmu waktu itu, sempat kaget waktu
itu, dan aku tau mungkin kalian ingin
belajar bersama, indah ya, kalau bisa belajar
bersama.
Diriku putuskan untuk balik waktu itu,
tentu saja dengan penuh kekesalan diriku
mengatakan kepada dirimu untuk mau
76
pulang saat itu, dan aku pulang saat itu
tanpa peduli dengan pasanganmu, berusaha
untuk tidak memperdulikan pasanganmu,
diriku hanya melihatnya waktu itu, dan
berjalan pulang, diriku hanya
memperdulikanmu bukan pasanganmu,
sangat jelas waktu itu, hariku selalu
untukmu, dan aku sanggup bisa terus ada
bersamamu, cemburu pasti ada walaupun
tak bersama, tapi kesal yang membuatku
karna dia datang dan kau tak
memberitahuku bahwa pasanganmu akan
datang waktu itu.
77
“seperti waktu yang akan terus
berjalan,
Jalanku agar selalu bisa melihat dirimu
terus bahagia,
Walau itu bukan dengan diriku”.
78
MALAM BERAKHIR
MENGGAPAI MIMPI DI
KOTA KENANGAN
Pada malam itu
Malam terakhir untuk mendengar hasil
akhir dari mimpi kita, diriku yang berada di
samantilas sedangkan dirimu di smanseb
kota kenangan. Malam itu diriku bersama
teman-temanku berencana untuk
merayakannya di depan sekolah kami,
akibat sekolah kami berada tepat di
samping kantor aparat waktu itu, kami
langsung di usir untuk tidak merayakannya
79
karna anak-anak sekolah hari itu ribut dan
tidak tertib waktu itu.
Kami memutuskan untuk lanjut ke
sekolahmu, untuk merayakannya di
lapangan kota kenangan, hari itu diriku
sangat menyetujuinya dan berharap untuk
bisa dapat bertemu lagi dengan dirimu
waktu itu, dan berharap bisa melihat dirimu
kembali.
Malam terus berjalan hampir larut dan
anak-anak yang semakin tumbuh dewasa
untuk mendengarkan hasil akhir mereka
pada malam itu tambah ramai, diriku
sempat menggunakan tanganku untuk
menandatangani baju dan celana
80
teman-temanku serta orang yang bahkan
aku tidak kenal sekalipun aku tandatangani,
diriku merasa seperti artis pada hari itu,
wkwkwkwk, mereka juga sama, mereka
menandatangani bajuku dan sempat
mewarnainya, kami semua sangat senang
waktu itu.
Diriku sempat mencarimu, sambil
menanyakan kepada teman-temanku yang
sekolah denganmu, mungkin saja mereka
tau keberadaanmu, sembari berjalan di
tengah keramaian, diriku tak menyangka
bisa bertemu dengan pasanganmu, kita
berdua saling sapa, dan saling menukar
tanda tangan, diriku menanda tangan pada
81
bajunya, dan dia pun sebaliknya. Kami
berdua sempat seperti orang yang akrab
waktu itu, dia mengatakan bahwa dirimu
ada di sebelah keramaian, diriku
mengatakan biarkan saja, padahal aku
sedang mencarimu, tapi diriku mengetahui
pasanganmu ada denganku, saat itu pula,
diriku berhenti untuk mencarimu waktu itu,
mencari orang yang sudah bersama sejak
lama adalah suatu yang dapat
menimbulkan masalah.
Tujuanku berubah waktu itu, aku
memlih pergi dengan teman-temanku
sambil mewarnai baju-baju mereka,
sebaliknya pasanganmu memilih pergi
82
entah kemana, mungkin dia ingin bersama
dirimu, yang seharusnya menjadi tujuanku,
tapi hari tak pantas lagi, diriku terus tertawa
dalam keramaian kala itu, sampai pada
akhirnya malam yang saat itu sudah hampir
semakin larut, temanku menepukkan
pundakku dan mengatakan bahwa “Alin
disana, lagi bergandengan sambil berjalan
dengan pasangannya”, aku terkejut karna
tepukannya yang terbilang cukup keras,
diriku melihat dirimu waktu itu, wahhh itu
sebuah musibah untuk perasaanku, melihat
tepat di depan mataku, kau melewatiku
dan mungkin tak melihatku, kau bersama
pasanganmu waktu itu, indah yaa kalau
83
bisa bergandengan dan bersamamu lagi
pada waktu itu. Seperti rasa yang sudah
berteman dengan bahagia, lalu kembali
kecemburuan dan kesedihan masuk dan
menghancurkannya, langkahku melemah
waktu itu, diriku yang tadinya senang
kembali berhenti sedih. “Wahh indah yaa”
perkataanku dengan senyuman
keterpaksaan serta temanku yang berada
tepat di sampingku mendengarnya dan
mengatakan sangat sakit waktu itu kepada
diriku, ohh biasa saja jawabku kepada
temanku, jawaban kemunafikan dari rasa
yang sedih saat itu.
84
Malam pun larut dengan gelapnya,
diriku larut dengan kesedihanku waktu itu,
aku bersama teman-temanku memutuskan
untuk pulang karna sudah mendengarkan
hasil terakhir mimpi di kota kenangan, dan
Alhamdulillah semuanya berhasil dengan
bangga, teriak “AKU LULUS”.
“hidup terlalu singkat jika terus
meratapi kesedihan,
Rasa terlalu singkat jika bukan diriku
kebahagiaanmu”.
85
TINGGALKAN KOTA KENANGAN
MENEMPATI KOTA ISTIMEWA
2018 dan seterusnya
Mimpi di kota kota kenangan telah
berakhir, tapi impi bersama dirimu tak
pernah dan tak akan berakhir, diriku
berencana melanjutkan mimpi selanjutanya
pada sebuah kota yang akan aku tinggal
disana, mungkin dalam kurun waktu yang
lama, tak sempat diriku berpamitan
padamu, aku berangkat menuju kota yang
konon katanya istimewa, kota yang akan
mengubah diriku yang labil menjadi adil.
Aku berangkat pada masa itu, berangkat
86
dan berusaha untuk tidak melihat ke
belakang, bakalan membuat mendung pada
penglihatanku nantinya, bakalan ada sungai
kesedihan yang membuat rindu nantinya.
Diriku berangkat bersama ayahku
waktu itu, dia mengantarku untuk
memastikanku berada tepat di kota
istimewa, karna kalau aku pergi sendiri,
mungkin diriku akan hilang di kota
istimewa hehehehe, pikirku.
Sesampainya di kota ini diriku yang tak
terbiasa dengan orang-orang di sini, yang
kadang ngobrolnya tak sekasar orang di
kota kenangan walupun membuat diriku
kurang mengerti, disini aku akan belajar lagi
87
untuk terbiasa. Diriku mengagumi kota ini,
yang nyaman dan dapat membuat tenang
dalam suasananya. Selain istimewanya,
kota ini sering di sebut kota pelajar, kota
yang dimana mengajarkanku arti dari
pertemanan, pendewasaan, dan juga
perasaan. Diriku yang belum terbiasa
dengan pola hidup orang di kota ini, terus
belajar menjadi biasa.
Kota ini unik dan istimewa, dari mulai
makanannya kaki ayam, sampai nasi kucing,
membuatku tek pernah lupa akan kenangan
yang selalu meruncing. Diriku sempat bisa
menghindari kenangan yang ada pada kota
kenangan, diriku terus berusaha membuat
88
kenang dengan dirimu agar melayang, tapi
entah kenapa selalu jatuh kembali.
“tempat takkan pernah merubah
perasaan,
Yang dapat merubahnya diri kita
sendiri,
Waktu tak tapat mengubah kenangan,
Yang dapat mengubahnya hanya kita”.
89
MASIH BERHUBUNGAN
DENGAN DIRIMU
Masa itu
Diriku yang terus-terusan masih
mencintaimu masih terjatuh sampai
sekarang dalam masa yang dimana hanya
terdapat dirimu, senyuman yang selama ini
terlukiskan dalam bayang takkan pernah
terhapuskan oleh waktu begitu saja,
seakan-akan waktu yang merasukiku
dengan semua kenang tentangmu. Diriku
yang terus-terusan merindukanmu selalu
90
saja menyia-nyiakan orang lain yang
mendekatiku.
Jujur saja, diriku sampai pada akhirnya
di anggap php oleh orang lain yang
mendekatiku, padahal tidak semua orang
dapat memilih, mungkin mereka dapat
memilihku, tapi diriku tak mungkin bisa di
paksa untuk memilih mereka, diriku adalah
sang pengharap besar, berharap agar diriku
bisa mendapat kembali dirimu, atau ada
yang sama seperti dirimu, dan itu mungkin
hampir mustahil pikirku.
Diriku terus berjalan di dalam
bayangan kenangan masa laluku, terus
menyesali apa yang telah terjadi, berharap
91
untuk diriku dapat memperbaikinya,
walaupun tak seperti semula, sengganya
diriku pernah memperbaikinya dan
membuat suatu kebahagiaan, walaupun
pada akhirnya tak bisa menyatu dalam
sebuah kebersamaan untuk waktu yang
panjang ataupun selamanya.
Saat itu aku masih berhubungan baik
dengan dirimu, berteman dengan sosmed
dalam dunia maya dengan dirimu, masih
saling chatan dengan seperti biasannya
dengan perbincangan percandaan monyet
dan onta, diriku terus-terusan masih
menginginkan hal itu, walaupun hanya chat
biasa.
92
Dirimu yang pada waktu tidak
baik-baik saja, sampai pada akhirnya diriku
mendengarnya, bukan karna keadaanmu,
tapi karna perasaanmu yang sedih waktu itu,
diriku berteman denganmu bersama
kesedihanmu waktu itu, terus terang saja,
aku kesal dengan pasanganmu, pikirku
padanya “jangan membuat dia sakit,
bakalan ada penyesalan nantinya”.
Disuatu waktu telpon gemgamku
berdering, terdengar dua orang berbicara,
satu orang dengan nada sedih, satu
orangnya lagi dengan nada kesal, mereka
berdua menyambungkan telponnya
denganku, dan diriku bingung entah apa
93
yang telah terjadi, diriku seperti berada di
depan banyak orang dan ingin berbicara
tapi entah mau berbicara apa, diriku
bingung waktu itu mendengar pertengkaran
mereka berdua, diriku mencoba
menenangkan mereka berdua, dan
berusaha mengingatkan mereka untuk
menjadi dewasa lagi.
Akan ada dimana diriku menjadi bijak
saat itu, diriku hanya ingin melihat dirinya
bahagia bukan bersedih seperti ini,
walaupun bahagianya bukan bersama
diriku, tetap saja kalau dia bahagia, maka
diriku pun sama.
94
Tak berselang masa yang lama, diriku
kembali di kabarkan dengan kesedihan
darimu, kalau dirimu tak lagi lagi bersama
dirinya, aku berpikir nyatanya 3 tahun
bukan berarti akan selamanya, jika kita tak
pernah mendewasakan diri dan selalu
mengerti satu sama lain, entahlah.
95
“ada dua pilihan di dunia ini, yang satu
dapat dipilih,
Dan satunya lagi tidak,
Aku dapat memilih jalan mana yang
aku lalui,
Tapi yang tak dapat aku pilih ialah
cinta.
Aku mencintaimu”.
96
TAHUN DEMI TAHUN
DIRIKU LALUI TANPA DIRIMU
Waktu kosong
Waktu yang kosong adalah waktu
tanpa sesosok dirimu, aku yang masih
sempat dan terlalu menyayangimu adalah
bukan sebuah hal yang biasa, tetapi sudah
menjadi kebiasaan diriku, 2018 tahun yang
pernah aku lalui dengan berbagai macam
rasa, selanjutnya dengan tahun sekarang
yang menjalaninya seperti hal biasanya,
korespondensi kita yang saat itu memakai
97
jeda, kita pernah mengabari bersama, tapi
setelah berakhir mengabari itu akan
berlangsung lama, butuh berabad-abad
untuk bisa mengulang dan menanyakan
kabar tentang dirimu kembali.
Diriku pada saat itu berjalan
seakan-akan pada sebuah kota mati yang di
dalamnya tak terdapat orang sama sekali,
seperti sendiri di sebuah ruangan kosong
dengan penuh kesunyian diri ini tepat
berada di dalamnya, walaupun dalam
keramaian tetap saja seperti kesunyian yang
menghantui rasa, diriku tetap berjalan dan
berjuang untuk menemukan rasa yang
terbilang damai untuk saat itu, sampai saja
98
diriku menjauhi teman-temanku untuk
sementara waktu.
Pada sebuah perasaan yang terus
mencintai sosok imdah yang entah bisa di
miliki adalah sebuah alasan untuk tetap
menunggu dan terus untuk berharap bisa
kembali padanya, diriku terus-terusan
berkesal hati pada masa lalu, mungkin telah
terlalui, tapi diriku merasakan telah
melaluinya dengan penuh kegagalan yang
sama sekali terlihat gagal. Tak pernah ku
sesali itu, karna aku tau, waktu tak akan
kembali, dia akan terus berjalan dengan
semestinya, jika terus meratapinya hidup ini
akan singkat.
99
Diriku selalu bertanya dengan waktu,
kenapa selalu ada pertemuan berakhir
perpisahan, kenapa selalu ada kebahagiaan
dengan penyesalan, kenapa tidak
kebahagiaan itu sendiri, apa itu
penyesalan ?, sampai saja membuat rasa ini
terus-terusan seperti membunuh langkah.
Tapi diriku percaya bahwa waktu yang
akan terus berjalan, mengajarkan kita untuk
tidak mudah untuk menyerah, harus terus
berjalan dan terus membuat kebaikan.
Dirimu selalu menjadi faktor utama
penyebab rasa ini untuk berteman dengan
si-penunggu, terus saja harapan-harapan
yang ada dalam rasaku, untuk kembali dan
100