The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Bila saja aku tak mencari adikku pada waktu itu, mungkin tak akan pernah mengenalmu. Tapi aku percaya itu bukan suatu kebetulan, aku percaya bahwa yang mempertemukan kita adalah waktu, yang pada saat itu kita belum banyak mengerti apa-apa, kita masih seorang remaja yang dibilang masih belum cukup usia untuk mengenal cinta, hehehehe bukan begitu yahh ?

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by agil.ulayou175, 2021-01-15 04:00:43

ALAN & ALIN

Bila saja aku tak mencari adikku pada waktu itu, mungkin tak akan pernah mengenalmu. Tapi aku percaya itu bukan suatu kebetulan, aku percaya bahwa yang mempertemukan kita adalah waktu, yang pada saat itu kita belum banyak mengerti apa-apa, kita masih seorang remaja yang dibilang masih belum cukup usia untuk mengenal cinta, hehehehe bukan begitu yahh ?

Keywords: #Novel #Cerita #Nonfiksi

bisa bersama dirimu lagi dan memperbaiki
semuanya.

Banyak perjalanan yang telah ku lalui
waktu itu, dan kata para kesatria indie
mengatakan bahwa naik gunung bila
mampu, itu akan menghapus banyak
lukamu, dan berteriak serta buanglah rasa
masa lalumu diatas gunung dengan
teriakanmu. Aku sudah mencoba naik
gunung sekali bersama teman-temanku
waktu itu, menaiki gunung yang lumayan
tinggi saat itu membuatku berpikir bahwa,
mungkin orang-orang sebanyak ini di
gunung, mungkin saja mereka mau
menghapuskan luka mereka ya ? atau masa

101

lalu mereka ?. maybe, tapi setelah sampai
puncak dan beres hingga pada akhirnya
turun dan pulang, diriku masih sama saja,
entah apa yang salah, tetap saja
mencintaimu dan menunggumu adalah hal
utama dari rasaku.

“tempat tak akan pernah mengubah
jati diri,

Kita sendiri yang menciptakan jati diri
kita”

102

PERGANTIAN TAHUN
TANPA DIRIMU LAGI

Hampir pergantian tahun 2019

Tentu saja kita tak bersama sampai
sekarang, diriku terus saja masih
mengintaimu di dunia maya, masih melihat
kabarmu walaupun tak menanyakan
langsung padamu, kita memang baik-baik
saja saat itu, tetapi diriku yang tak terlihat
baik-baik saja rasaku.

Tahun 2019 hampir berganti, diriku
yang masih terlihat sama ini, terus-terusan
membuat jiwa yang dibilang sok puitis,
terus membuat puisi tentang dirimu, terus

103

membuat kata-kata tentang kenangmu, lagi
dan lagi diriku menulis di papan ketik
ataupun di selembar kertas untuk bisa
menggambarkan kenangmu pada masa itu.

Diri ini selalu mengasingkan dirimu
lewat lantunan kata-kataku, yang sempat
diriku upload di IG, dengan penuh perasaan
diriku membuatnya, tanpa perlu
memandang perkataan orang lain
mengomentari diriku alay atau apa,
perasaan diriku bodoh amat dengan
mereka, tentu saja hal itu aku lakukan untuk
bisa menulis dirimu, bukan diri mereka,
diriku tidak mengambil pusing waktu itu.

104

Sebelum memasuki tahun 2020 diriku
berencana bersama temanku untuk
melakukan sebuah perjalanan yang
terbilang cukup jauh. Kami saat itu
melakukan perjalanan dan sempat
menginap beberapa hari di lain kota,
perjalanan ratusan kilometer itu, yang
hanya membuat diriku belajar, belajar dari
sebuah perjalanan jauh itu untuk bisa lebih
memahami perasaan yang telah abadi ini,
terus-terusan menulis dirimu dan terus
mengabadikanmu lewat kata-kata.

Tahun 2019 hampir saja habis, tinggal
menghitung waktu, jam, menit, detik,
sudah aku tandai di story IG ku, aku tak tau

105

apa yang kau lakukan di luar sana, apakah
kau bahagia, mungkin aku merasa dirimu
lebih bahagia dari diriku. Kau tau, diriku
terusan merengek dengan masa lalu,
mungkin diriku terbilang bodoh, tapi
bodoh amat untuk merengek pada masa
lalu yang gagal itu bukan suatu kebodohan,
itu suatu pembelajaran untuk bisa
memperbaikinya dengan lebih baik lagi.

Malam itu hampir memasuki tahun
2020, tepat 31 desember, dan lebih
tepatnya lagi diriku berada tepat di dalam
kamar kostku yang tercinta, sambil
mendengarkan lagu yang mewakilkan hati,
dan mewarnai malam hari menggantikan

106

pecahan warna-warni di atas udara kota
istimewa ini, diriku tak tau apa yang kau
lakukan di kota kenangan pada malam itu.
Diriku memutuskan untuk tidak menikmati
suasana di luar, lebih baik memilih diam di
dalam kamar dan mendengarkan lagu fiersa
besari layaknya anak indie yang tersakiti.

Tahun pun berganti, dengan suara
dentuman warna kenangan itu, aku kembali
mendengarnya, diriku memilih untuk tidak
akan melihat satupun yang pecah pada
malam itu, diriku memutuskan lebih baik
terus menulis dirimu dan menjadikanmu
abadi di dalam kisahku. Walaupun nanti
kau bersama orang lain, sengganya diriku

107

bisa bersama dengan kisahmu pada usaha
tulisku.

“sudah masuk tiga puluh desember
saja,

Memang waktu terasa cepat dan
mengingatkan,

akan ada saat kau mengingat
kenangan pada pukul tertentu”.

108

PERJALANAN MENULIS
DIRIMU

Waktu kini

Tahun 2020 sudah mencapai awalnya,
orang-orang terdekatku yang sekarang
memanggilku dengan anak puitis, atau anak
yang sok puitis, memberiku sedikit
dukungan untuk membuat buku, diriku
sempat terpikir akan hal itu, tapi masih
bingung ingin memulainya dari mana, dan
siapa saja yang akan masuk dalamnya,
sekian lama diriku berpikir dan berniat
membuat buku, karna selama ini tentang
perasaanku, maka kubuat buku ditahun ini

109

dan buku ku yang pertama, tentang dirimu
dan diriku, tentang masa kita berdua yang
bercampur dengan kenangku.

Mungkin aku sudah pernah
menyakitimu, dan memang pernah, dan
diriku ingin meminta maaf akan hal itu,
dengan selalu saja aku memasukkanmu
kedalam kata-kataku yang mungkin atau
tidak kau inginkan, aku minta maaf.

Mungkin kau pernah membenciku,
memang diriku yang dulu sangat bodoh
dan lucu, lucu apaan ?, terkadang diriku
yang pernah menyakitimu ini telah
menyesal akan hal itu, namun jika memang
harus berakhir sampai disini, biarkanku

110

berharap dengan kenangmu saja. Masa
nakalku sedikit, aku ingin menceritakan
semuanya tapi saat bersamamu, saat duduk
denganmu dan kugenggam erat tanganmu,
sambil aku ceritakan semuanya yang telah
aku lalui selama ini.

Harapanku kedepannya agar kau bisa,
dan mendapatkan apa yang kau
impi-impikan dan setiap aminku selalu ada
disetiap impianmu. Berharap dirimu agar
lebih bahagia lagi kedepannya, walaupun
mungkin tak bersama diriku, kau akan lebih
bahagia dan bahagia lagi, amiiinn..

Menulis dirimu bukan tentang hanya
kenangmu, tapi tentang rasaku yang selalu

111

saja tertuju padamu, selalu saja
mencintaimu, tahun demi tahun tak ada
yang aku lewati bersama kenangmu, jujur
saja.

Kita bagaikan sebuah Rumah dan
pekerja rumah, kau rumahnya, aku pekerja
rumahnya, kau yang selalu saja menjadi
tempatku untuk kembali, walaupun diriku
pernah singgah berkali-kali tapi tetap saja
balik, jika si-Rumah rusak, maka pekerja
rumahlah yang akan memperbaikinya, dan
memastikan bahwa Rumah telah baik. Sama
halnya dengan rasa, kau sedihpun
datanglah pada si-pekerja rumah ini, tetap
akan kuperbaiki sampai kau sembuh

112

kembali, itu pasti. Kali ini aku berjanji
dengan hati.

Diriku selalu mencintaimu sampai
sekarang, dan diriku takkan pernah
meragukan hal itu, jika setiap ada seseorang
yang ingin berjalan denganmu, jalanlah jika
kau nyaman dengannya, diriku akan selalu
mendukungmu pada saat itu juga, jika ada
seseorang yang menyakitimu, pulanglah
pada diri ini, jika mau, aku siap dan akan
menjadi orang yang paling terdepan untuk
menyembuhkanmu.

Diriku saja yang bodoh melepasmu
waktu itu, perlu dipertanyakan lagi, jika
dirimu masih meragukanku, jangan

113

sekali-kali kembali, bakalan hampa
nantinya, jika dirimu masih
menginginkanku, kembalilah dan tetap
bersamaku, ingin ku genggam erat
tanganmu serta rasamu untuk menyatu
dengan diri ini. Tak salahkan, jika berharap
lebih ?.

Sebelum diriku menyelesaikan ini,
diriku ingin meminta terimah kasih darimu,
sudah pernah memasuki kisahku, sudah
pernah menjadi bagian dari hidupku, dan
sudah pernah mengizinkanku untuk
mencintaimu, dan mungkin kisah ini belum
berakhir, kisah ini mungkin akan berakhir

114

saat diriku menghilang dari dunia waktu ini,
mungkin masih ada lagi kisahku yang lanjut.

Selama diriku masih di dunia waktu ini,
diriku akan berusaha mencintai waktu, dan
selalu mencintai dirimu.

Sekian...

“kau tau, mencintaimu adalah suatu
kebahagiaan terbesar dalam hidupku,

Diriku selalu mencintaimu”.

115

Alan,

Ruslan Agil Ulayo

nama lengkapku,

Kelahiran Tehua,

Maluku Indonesia

tanggal 13

November 2001.

Lulusan Sekolah

Menengah Atas Negeri 13 Ambon, terkenal

dengan ketampanannya yang begitu nyata,

emang nyata, masa boongan. Sempat

menjadi anak indie, dan jiwa indie sampai

sekarang.

116

Biasa di panggil Agil, ibu dan ayah
memanggil Alan. Sempat memacari banyak
wanita, tapi hanya satu yang menjadi
rumah sampai saat ini dan selamanya yaitu
dirimu

Buku ini tentang diriku dan dirimu, tentang
Alan dan Alin, tentang bagaimana kisah
mereka yang selama ini masih menjadi
tanda tanya, mungkin kisah ini akan terus
berlanjut, entahlah. Kisah ini dibuat dalam
kurun waktu 3 tahun, dari waktu masih
berada di kota kenangan sampai perjalanan
panjang di kota istimewa ini.

117

TAMBAHAN,
IG saya : @agilulayo
Nomor WA : Tak usah lah (biar waktu yang

memberinya)
Twitter : @PutraUlayo
Facebook : Hayoto Syarief Agil Ulayo
Line : Tidak tau (malas cari tau)

JANGAN LUPA FOLLOW

118

ALAN & ALIN
Semua akan baik-baik saja jika kita bisa bersyukur,

dan aku bersyukur memilikimu.
Ingin menjaga dirimu, walaupun pada akhirnya

Yang akan bersama dirimu bukan diriku.
A&A

berpisah itu belajar, berpisah itu untuk sabar,
Jika mencintaimu sampai sekarang dari berpisah,
Aku ingin tetap berpisah agar terus mencintaimu,

Walaupun caranya salah, aku harap rasaku ini
benar”.

Apalah arti rasa ini jika tak bersamamu,
Bakalan sia-sia nantinya.

Hidup sangat singkat jika meratapi hal yang
sia-sia.
Alan,

119


Click to View FlipBook Version