The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku teks ini merupakan salah satu upaya yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan dengan memberikan buku pegangan
pada peserta didik, agar membuka pikiran untuk mempelajari dan menambah wawasan
mengenai Persiapan Lahan dan Penanaman Tanaman Perkebunan. Dalam buku ini
dibahas tentang bagaimana melakukan pengajiran, penanaman tanaman penutup
tanah, penanaman tanaman perkebunan, dan pengairan pada tanaman perkebunan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Anita Trisnia, 2023-07-29 23:52:00

PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN

Buku teks ini merupakan salah satu upaya yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan dengan memberikan buku pegangan
pada peserta didik, agar membuka pikiran untuk mempelajari dan menambah wawasan
mengenai Persiapan Lahan dan Penanaman Tanaman Perkebunan. Dalam buku ini
dibahas tentang bagaimana melakukan pengajiran, penanaman tanaman penutup
tanah, penanaman tanaman perkebunan, dan pengairan pada tanaman perkebunan.

38 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN B. Penentuan Jarak Tanam Pengaturan jarak tanam dengan kepadatan tertentu bertujuan memberi ruang tumbuh pada tiap-tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Jarak tanam akan mempengaruhi kepadatan dan efisiensi penggunaan cahaya. Persaingan di antara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara, sehingga akan mempengaruhi produksi tanaman. Pada kerapatan rendah, tanaman kurang berkompetisi dengan tanaman lain, sehingga penampilan individu tanaman lebih baik. Jarak tanam yang optimal atau jarak tanaman yang baik dipengaruhi oleh berbagai faktor, anta lain, sifat klon yang di tanam, bentuk wilayah (topografi), dan kerapatan tanaman yang dihendaki. Pada lahan yang datar dan agak landai digunakan jarak tanam yang biasa jarak tanamannya, tetapi untuk daerah yang miring, harus digunakan sistem kontur supaya tidak terjadi kompetisi antar tanaman. Morfologi setiap tanaman perkebunan berbeda-beda. Hal ini juga menjadi pertimbangan khusus dalam menentukan jarak tanam. Semakin lebar tajuk tanaman, maka jarak tanam yang diperlukan juga lebar. Berikut ini adalah contoh jarak tanam bagi berbagai komoditas perkebunan. Data tersebut diolah dari berbagai sumber. Tabel 2.1. Jarak Tanam Tanaman Monokultur Beberapa Tanaman Perkebunan Gambar 2.18: Langkah Perbanyakan Bibit Lada secara Stek Sumber: www.fredikurniawan.com/wp-content/uploads/2016/11/1-3.jpg?resize=548%2C336 Sumber : http://disbun.kalbarprov.go.id/ No Komoditas Jarak Tanam (meter) Populasi (tanaman/Ha) KET 1 Kelapa sawit 9 x 9 x 9 143 Model segi tiga sama sisi 2 Karet 7 x 3 476 3 Kakao 4 x 4,25 588 4 Kopi 3 x 3 1.111 5 Lada 3 x 3 1.111


39 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Intensitas cahaya matahari yang optimum yang diperlukan oleh tanaman bervariasi menurut jenis tanamannya. Intensitas, kualitas dan lama penyinaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan morfologi. Tanaman yang terlindung pertumbuhannya tinggi dan kurus (etiolasi), habitusnya rendah dan lemah. Jumlah daun sedikit dan bunga betina berkurang. Populasi per hektare yang terlalu padat lama kelamaan produksinya akan menurun, karena selain kompetisi dalam pengambilan unsur hara juga terjadi tumpang tindih pelepah sehingga intensitas dan kualitas sinar matahari yang diterima kurang optimum dan ini mengurangi luasan asimilasi (fotosintesis). C. Pembuatan Lubang Tanam Tata urutan penanaman bibit mencakup pekerjaan membuat lubang tanam, pemberian pupuk dasar, dan menanam bibit ke dalam lubang yang telah disiapkan. Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual dan mekanis dengan menggunakan alat post hole digger. Sistem tanam yang dianjurkan, yaitu membuat lubang tanam 1 bulan sebelum tanam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemasaman tanah dan mengontrol ukuran lubang yang dibuat. Pengontrolan ukuran ini perlu dilakukan karena ukuran lubang tanam merupakan salah satu aspek penting dalam perkebunan tanaman tahunan. Selain untuk tempat meletakkan bibit di lapangan, pembuatan lubang tanam juga bertujuan untuk menggemburkan struktur tanah sehingga penyerapan unsur hara yang diberikan menjadi lebih cepat dan mudah tersedia bagi tanaman. Besarnya lubang tanam yang dibuat disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam dan kesuburan tanahnya. Gambar 2.19. Alat Pembuat Lubang Tanam Sumber: id.wikipedia.org Sebelum membuat lubang tanam, seluruh sampah, akar-akar, atau tunggul yang ada di permukaan tanah di mana lubang tanam akan dibuat harus dibersihkan terlebih dahulu. Lapisan tanah atas (top soil) dan lapisan tanah bawah (subsoil) sebaiknya dipisahkan dan ditumpuk dengan arah yang seragam. Segera setelah selesai pembuatan lubang tanam, pancang dikembalikan tepat pada posisi semula (di tengah lubang). Untuk menjamin ketepatan ukuran lubang, sebaiknya setiap pekerja yang membuat lubang dilengkapi dengan mal lubang tanam yang mempunyai ukuran yang telah ditentukan.


40 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Pembuatan lubang tanam yang tergesa-gesa, yaitu dengan membuat lubang langsung diikuti penanaman tidak dianjurkan. Selain kondisi tanah yang belum matang dan mempersulit pengontrolan ukuran lubang tanam, hal ini juga dikarenakan kualitas tanam tidak dapat diawasi dengan baik. Peralatan yang diperlukan untuk membuat lubang tanam berupa cangkul, alat pengukur/tongkat (mal). Teknis pekerjaan lubang tanam secara manual dilakukan dengan tata urutan sebagai berikut. 1. Lubang tanaman telah dipersiapkan 1 (satu) bulan sebelum tanam. 2. Pancang tidak boleh diangkat sebelum diberi tanda untuk pembuatan lubang di atas permukaan tanah sehingga pancang tepat berada di tengah-tengah pola tersebut. 3. Ukuran lubang disesuaikan dengan jenis tanaman. 4. Tanah hasil galian dipisahkan antara top soil dan subsoil. Top soil diletakkan di sebelah selatan dan subsoil di sebelah utara secara teratur dan seragam. 5. Untuk menjamin keseragaman ukuran Iubang tanam, setiap pekerja dilengkapi dengan mal sesuai dengan ukuran yang telah direncanakan. 6. Dinding lubang tanaman harus tegak lurus dan tidak boleh berbentuk lain. 7. Setelah selesai membuat lubang tanam, pancang titik tanam dikembalikan ke tempat semula. 8. Pada saat penanaman, hal yang terlebih dahulu ditimbunkan yaitu top soil dengan kedalaman sekitar 25 cm dari dasar lubang, kemudian subsoil pada kedalaman sisanya. Gambar 2.20. Mal Lubang Tanam Sumber: www.tangkaikayu.com Gambar. 2.21: Lubang Tanam Sumber: www.kabartani.com


41 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN D. Penanaman Pekerjaan menanam tanaman perkebunan tahunan dapat dibagi menjadi 5 kegiatan yang terpisah, yaitu persiapan di pembibitan, transportasi, pengangkatan bibit setelah di lapangan (ecer bibit), penanaman di lapangan, serta penyisipan jika bibit yang ditanam mati karena diserang hama dan penyakit. 1. Persiapan di pembibitan Satu bulan sebelum pemindahan bibit ke lapangan dan diulangi lagi dua minggu kemudian, polybag diangkat dan diputar 1800 untuk memutuskan perakaran yang telah menembus polybag. Dengan demikian, dapat mengurangi terjadinya “shock” pada saat tanaman ditanam di lapangan kelak. Bibit yang akan dipindahkan ke lapangan harus disiram sampai tanah dalam polybagnya jenuh air. Pemindahan bibit ke lapangan harus dilakukan per kelompok bibit (jenis bibit) sesuai dengan rencana penanaman di lapangan. Sebisa mungkin, blok yang sama ditanami jenis bibit dari kelompok yang sama pula. Hal ini akan meningkatkan homogenitas tanaman di lapangan sehingga pekerjaan kultur teknis akan lebih mudah dilaksanakan. 2. Transportasi bibit Bibit yang akan di tanam dibawa secara hati-hati dari lokasi pembibitan ke lahan penanaman. Beberapa komoditas tanaman perkebunan, diperoleh dari rekanan penyedia bibit. Apabila lokasi rekanan tersebut sangat jauh dengan lahan penanaman kita, maka bibit harus diangkut menggunakan truk. Agar bibit tetap terjamin baik selama dalam perjalanan, maka harus perlu dilakukan penataan di dalam truk. Kapasitas truk harus sesuai dengan volume bibit yang akan dibawa. penyusunan bibit harus memperhatikan keamanan bibit. Sebagai contoh, pengangkutan bibit sawit ke dalam truk harus miring, berlapis 3. Dengan demikian, kapasitas terpenuhi dan bibit tidak banyak yang rusak. Setelah tertata, bibit ditutup dengan paranet agar tidak rusak akibat angin selama perjalanan. Hal yang perlu dicermati adalah administrasi dalam pengangkutan, seperti surat pemesanan. Gambar 2.22. Pengangkutan Bibit Sumber: www.perkebunannews.com Setelah bibit sampai di tempat tujuan, segera dilakukan pengeceran bibit dari lokasi pembongkaran ke titik tanan. Pengangkatan harus dilakukan pada bola tanahnya secara hati-hati agar tidak terjadi kerusakan bibit. Pengangkatan


42 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN sebaiknya tidak dilakukan pada leher akarnya karena bisa menyebabkan bibit patah. Bibit harus diangkat dalam keadaan berdiri dan bagian bawah ditopang dengan bahu. Saat meletakkan bibit di sisi lubang, harus dilakukan dengan hatihati dan jangan dibanting. Bibit yang telah tiba di lahan penanaman, harus diturunkan dengan hati-hati, kemudian diletakkan di samping kanan atau kiri dari lubang tanam. Peletakan bibit di samping lubang tanam ini harus kosisten. Apabila diletakkan di sebelah kanan lubang tanam,maka selanjutnya juga diletakkan di sebelah kanan. Hal ini dilakukan dengan alasan untuk mempermudah pengecekan, terlihat rapi dan mempermudah tenaga kerja untuk menanam bibit. 3. Penanaman Sebelum penanaman dilakukan, dasar lubang terlebih dahulu dipupuk dan lubang tanam diisi tanah atas secukupnya sampai mencapai kedalaman lubang setinggi polybag pembibitan. Agar kondisi tanah bagian atas benar-benar subur, sebaiknya tanah ini diberi pupuk terlebih dahulu. Pupuk yang diberikan adalah pupuk organik, misal pupuk kandang 10 kg per lubang tanam. Pupuk tersebut dicampur rata dengan tanah, dan bila perlu ditambah dengan kapur bergantung dengan kemasaman tanahnya. Supaya penanaman bibit jangan terlalu dalam (terbenam) maka ketinggian tanah sewaktu penimbunan pertama ini harus dikontrol agar kedalamannya masih tersisa sekitar setinggi polybag bibit. Setelah lubang tanam ditimbun kemudian kantong plastik disayat dengan pisau, kemudian diletakkan dengan hati-hati ke dalam lubang. Sebelum ditimbun, posisi bibit harus diatur sehingga posisinya berada di tengah-tengan lubang. Penimbunan dilakukan dengan lapisan tanah bawah dan dipadatkan, sehingga timbunan tanah tersebut persis sejajar dengan leher akar dan tanaman dapat tegak berdiri. Perawatan yang perlu dilakukan pada tanaman yang baru ditanam di lapangan adalah menegakkan tanaman yang miring dan penyulaman. Penyulaman merupakan suatu pekerjaan penting di perkebunan supaya semua titik tanam hidup dan menghasilkan produksi per hektare yang maksimal serta Gambar 2.23. Peletakan Bibit di Sisi Lubang Tanam Sumber: dokumen pribadi


43 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN menekan pertumbuhan gulma. Penyulaman harus dilakukan sedini mungkin. Penyulaman yang terlambat akan menjadi sia-sia karena tanaman sulaman tersebut tidak dapat mengejar pertumbuhan tanaman awal. Pekerjaan awal penyulaman yang terpenting yaitu sensus dan identifikasi tanaman. Lakukanlah penanaman tanaman kelapa sawit, sesuai dengan prosedur operasional standar penanaman sebagai berikut! 1. Membuat lubang tanam a. Buatlah lubang tanam dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm! b. Pisahkan lapisan tanah top soil dan subsoil! c. Letakkan kembali ajir pada tengah lubang tanam! 2. Menanam bibit kelapa sawit a. Ecerlah bibit di dekat lubang tanam! b. Berikanlah pupuk dasar pada setiap lubang tanam 150 gr TSP! c. Ukurlah kesesuaian lubang tanam dengan ukuran tinggi polybag! d. Jika lubang tanam terlalu dalam, timbunlah dengan tanah lapisan bawah hingga sesuai dengan ketinggian polybag! e. Masukkan bibit ke dalam lubang tanam, lalu sayat bagian bawah polybag dan sisi samping polybag! f. Lepaslah polybag dari bibit! g. Timbunlah bibit dengan memasukkan tanah topsoil terlebih dahulu, dilanjutkan dengan tanah subsoil! h. Padatkan tanah di sekitar leher akar! i. Buatlah piringan perawatan! 3. Lakukan dokumentasi pada setiap kegiatan tersebut, dengan membuat laporan kegiatan dan dilengkapi foto! Gambar 2.24. Penanaman Bibit Sumber: Dokumen Pribadi LEMBAR PRAKTIKUM


44 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN CONTOH SOAL 1. Ukuran lubang tanam pada tanaman perkebunan seperti karet (Hevea brasiliensis) harus disesuaikan berdasarkan... A. Bibit seling B. Kepadatan tanaman C. Bibit okulasi D. Stadium/jenis karet E. Kemiringan lahan Jawaban: D Pembahasan: setiap stadium pada pembibitan memerlukan luasan lahan yang berbeda. Pada usia tanaman yang semakin lama, maka diperlukan ukuran lubang yang lebih besar. Hal ini untuk meminimalisir kerusakan akar pada saat penanaman. 2. Urutan yang tepat pada penanaman tanaman kopi adalah... A. Menggali lubang, membuka pembungkus akar bibit, memasukkan kelubang tanam, menutup lubang tanam, dan mengairi B. Menggali lubang, membuka pembungkus bibit, menutup lubang, memasukkan kelubang, dan menyiram C. Memasukkan kelubang, menutup lubang, mengairi, membuka tanah pembungkus akar D. Membuka bibit menggali lubang, menanam, mengairi, dan menutup lubang E. Mengairi, menggali lubang, membuka tanah bibit, memasukkan bibit kelubang tanam, dan menutup Jawaban: A Pembahasan: Urutan yang tepat pada kegiatan penanaman adalah diawali dengan pembuatan lubang tanam 15 hari sebelum tanam. Setelah lubang dan bibit siap,maka langkah berikutnya adalah membuka pembungkus akar bibit, memasukkan kelubang tanam, menutup lubang tanam dan mengairi. 3. Syarat pohon induk batang atas untuk okulasi bibit karet adalah... A. Mempunyai perakaran yang dan kokoh B. Tahan terhadap penyakit akar dan jamur upas C. Adaptasi luas pada berbagai jenis tanah D. Memiliki batang yang besar E. Tahan terhadap rebah Jawaban: E Pembahasan: Pemilihan batang atas untuk bahan okulasi harus mempertimbangkan hasil dan ketahanan terhadap alam. Batang atas harus mampu menghasilkan lateks yang banyak dan tahan terhadap tiupan angin sehingga tidak mudah rebah dan patah. 4. Persyaratan pohon induk batang bawah untuk bahan okulsi bibit karet adalah... A. Tahan terhadap rebah B. Sudah cukup umur C. Klon mampu menghasilkan lateks berlimpah D. Lateks yang dihasilkan tidak mudah membeku


45 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN E. Tahan terhadap penyakit akar dan jamur upas Jawaban E Pembahasan: pemilihan batang bawah untuk sumber bahan tanam harus memiliki criteria tahan terhadap penyakit dan jamur akar, memiliki perakaran yang kuat. 5. Perawatan yang perlu dilakukan pada tanaman yang baru ditanam di lapangan adalah menegakkan tanaman yang miring dan penyulaman. Penyulaman merupakan suatu pekerjaan penting di perkebunan. Kegiatan penyulaman dilakukan dengan tujuan…. A. Mengurangi titik tanam kosong, sehingga menghasilkan produksi per hektare yang maksimal dan menekan pertumbuhan gulma. B. Mengurangi sisa bibit yang ada sehingga perawatan pembibitan lebih ringan dan hemat biaya. C. Merapatkan jarak tanam, sehingga diperoleh populasi sebanyak mungkin, karena kerapatan tanam dapat menekan guma. D. Memanfaatkan tenaga kerja yang ada, sehingga dana yang sudah dianggarkan terbelanjakan. E. Memanfaatkan titik tanam terhadap tanaman yang mati untuk ditanami dengan tanaman lain. Jawaban: A Pembahasan: Kegiatan penyulaman dilakukan untuk mengurangi titik tanam kosong, sehingga menghasilkan produksi per hektare yang maksimal dan menekan pertumbuhan gulma Sistem Penanaman Tanaman Proses penanaman pada komoditas tanaman perkebunan tidak harus sama satu dengan yang lainnya. Prosedur yang disampaikan pada bab ini garis besarnya pada tanaman perkebunan tahunan. Pada prosedur tersebut terdapat proses pembuatan lubang tanam dengan ukuran yang sepadan. Apabila prosedur penanaman tersebut diterapkan pada tanaman perkebunan semusim, tentu tidak dapat diterapkan. Sistem penanaman pada tanaman tebu berbeda dengan prosedur penanaman pohon karet atau sawit. Demikian hanya dengan tanaman tembakau, lada, fanili, dan tanaman penghasil minyak atsiri. Dengan demikian, standar operaasional untuk penanaman harus ditinjau lagi menyesuaikan dengan komoditas tanaman yang akan di tanam. CONTOH SOAL CAKRAWALA


46 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN JELAJAH INTERNET Agar pengetahuan Anda bertambah tentang penanaman, simaklah video pada link berikut ini! Lalu Anda lakukan evaluasi terhadap proses penanaman tanaman pada video tersebut! Lakukan analisa, apakah prosedurnya sudah sesuai? Berikan argumentasi Anda! Link video tersebut adalah sebagai berikut. https://www.youtube.com/watch?v=Hx9p5WpASs0 Pemilihan varietas atau klon merupakan hal yang sangat penting yang akan menentukan dimasa produksi. Dalam pemilihan varietas atau klon yang akan ditanam harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu keunggulannya, syarat tumbuhnya, dan tujuan penanaman. Pengaturan jarak tanam dengan kepadatan tertentu bertujuan memberi ruang tumbuh pada tiap-tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Jarak tanam akan mempengaruhi kepadatan dan efisiensi penggunaan cahaya. Persaingan di antara tanaman dalam penggunaan air dan unsur hara, sehingga akan mempengaruhi produksi tanaman. Pada kerapatan rendah, tanaman kurang berkompetisi dengan tanaman lain, sehingga penampilan individu tanaman lebih baik. Tata urutan penanaman bibit mencakup pekerjaan membuat lubang tanam, pemberian pupuk dasar, dan menanam bibit ke dalam lubang yang telah disiapkan. Sistem tanam yang dianjurkan yaitu membuat lubang tanam 1 bulan sebelum tanam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemasaman tanah dan mengontrol ukuran lubang yang dibuat. Pekerjaan menanam tanaman perkebunan tahunan dapat dibagi menjadi 5 kegiatan yang terpisah, yaitu persiapan di pembibitan, transportasi, pengangkatan bibit setelah di lapangan (ecer bibit), penanaman di lapangan, serta penyisipan jika bibit yang ditanam mati karena diserang hama dan penyakit. Bacalah beberapa referensi tentang penanaman tanaman perkebunan, lalu lakukan observasi di sekitar lingkungan sekolah atau rumahmu tentang hal-hal berikut! 1. Lakukan analisa mengapa lubang tanam untuk penanaman komoditas perkebunan biasanya didiamkan dan tidak langsung ditanami! RANGKUMAN TUGAS MANDIRI


47 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN 2. Lakukan analisa mengapa dalam pembuatan lubang untuk tanaman perkebunan biasanya dipisahkan antara tanah top soil dengan yang lainnya! Komunikasikan hasil observasi Anda kepada teman sekelas dan guru pengampu! Rangkaian kegiatan penanaman secara berurutan meliputi, seleksi bibit, pengangkutan bibit, pengeceran bibit, pembuatan lubang tanam, penanaman, dan konsolidasi. Setiap langkah kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat ditukar urutannya. Dengan demikian, standar operasional prosedur setiap kegiatan sudah diperhitungkan dan harus dikerjakan secara berurutan. Segala sesuatu yang dikerjakan sesuai dengan petunjuk, akan menghasilkan produk yang berkualitas. Hal tersebut juga akan berdampak positif terhadap tingkat kedisiplinan pekerjaan. Kerjakan soal - soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Agribisnis tanaman perkebunan adalah penanaman investasi dalam jangka waktu yang panjang, yaitu antara 20-30 tahun. Agar usaha perkebunan berhasil, semua rangkaian pemilihan bibit hingga penanaman harus diikuti sesuai prosedur. Jelaskan akibat yang terjadi apabila prosedur pemilihan bibit diabaikan! 2. PT. Silva Inhutani Lampung merencanakan untuk mengembangkan agribisnis tanaman karet. Luas lahan yang akan digunakan 100 Ha pada keadaan lahan datar dan gambut. Bibit yang akan ditanam berasa dari luar daerah yang jarak tempuhnya 1000 km. Agar bibit tanaman tidak rusak dan tetap siap tanam. Jelaskan tindakan Anda sebagai distributor bibit yang dipercaya untuk mengirim bibit karet ke pelanggan! 3. Pengaturan jarak tanam dengan kepadatan tertentu bertujuan memberi ruang tumbuh pada tiap-tiap tanaman agar tumbuh dengan baik. Jelaskan bagaimana hubungan penentuan jarak tanam dengan produktivitas pada tanaman perkebunan! 4. Lubang tanam dibuat dengan ukuran lebar 40 cm, panjang 40 cm, dan dalam 40 cm. Sebenarnya ukuran besarnya lubang tergantung kepada kondisi tanah. Pada areal yang kondisi fisik tanahnya gembur, bagaimana sebaiknya ukuran lubang tanam itu dibuat? 5. Kegiatan penanaman diakhiri dengan kegiatan penyiraman tanaman. Hal yang perlu diperhatikan adalah peletakan ajir setelah tanam. Jelaskan ketentuan peletakan ajir dan polybag setelah tanam! TUGAS MANDIRI PENILAIAN AKHIR BAB REFLEKSI


48 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN BAB III TANAMAN PENUTUP TANAH Land Cover Crop Setelah mempelajari tanaman penutup tanah, peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi dan menanam tanaman penutup tanah TANAMAN PENUTUP TANAH Pengertian dan Fungsi Tanaman Penutup Tanah Pengertian dan Fungsi Tanaman Penutup Tanah Jenis - Jenis Tanaman Penutup Tanah Penanaman Tanaman Penutup Tanah Pembiakan Tanaman Penutup Tanah Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah TUJUAN PEMBELAJARAN PETA KONSEP KATA KUNCI BAB III TANAMAN PENUTUP TANAH


49 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENDAHULUAN Banjir dan tanah longsor merupakan bencana alam yang biasa terjadi di Indonesia. Pada saat musim penghujan tiba, ada saja daerah yang terkena banjir dan tanah longsor. Beberapa daerah seperti Jakarta dan Bandung sudah terbiasa mengalami banjir saat musim penghujan. Namun akhir-akhir ini beberapa daerah yang biasanya terbebas dari banjir tak luput juga dari genangan banjir. Akibat dari bencana alam yang terjadi banyak warga kehilangan harta benda bahkan nyawa. Aktivitas warga setempat menjadi terganggu bahkan seringkali menjadi lumpuh total. Peserta didik terpaksa diliburkan karena bangunan sekolah terendam air ataupun rusak. Lahan pertanian, kolam pemeliharaan ikan terendam banjir sehingga tidak bisa diharapkan lagi hasilnya. Tak terbayangkan kerugian yang diakibatkan oleh bencana banjir. Pada bab ini akan di bahas tentang seluk beluk tanaman penutup tanah. Gambar 3.1 Lahan Gundul Sumber : https://life.trubus.id/baca/1797/sampah-kulit-jeruk-bikin-lahan-gundul-jadi-hutan-rimbun Setelah kita memahami seluk beluk tanaman penutup tanah, kita perlu mengaplikasikannya serta menjaga kelestarian lingkungan. Lingkungan, termasuk lahan yang dipersiapkan untuk perkebunan, apabila kita jaga, maka akan berdampak positif dalam kehidupan. A. Pendahuluan Tanaman Penutup Tanah yang juga dikenal dengan Legum Cover Crop (LCC) adalah tanaman yang khusus ditanam untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu dengan memperbaiki sifat fisika dan sifat kimia tanah sehingga dapat mengembalikan kesuburan tanah. Tanaman LCC juga mampu menjaga tanah dari erosi. Perhatikan gambar berikut ini! MATERI PEMBELAJARAN


50 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Diskusikan dengan kelompokmu! Pernahkah Anda menemui tanaman seperti pada gambar tersebut? Apakah tanaman tersebut telah dimanfaatkan? Berdiskusilah dengan tertib dan menerapkan etika berdiskusi! Tanaman seperti pada gambar tersebut sangat bermanfaat bagi perbaikan struktur tanah. Hal ini dapat tejadi karena tanaman ini mengadakan simbiosis dengan bakteri pengikat nitrogen, sehingga ketersediaaan nitrogen dalam tanah menjadi meningkat. Jadi, tanaman ini ditanam dengan tujuan memperbaiki struktur tanah agar kesuburannya kembali meningkat sehingga siap untuk ditanamai kembali dengan tanaman utama. Pada bab ini akan dibahas tentang pengetian dan fungsi, jenis, pembiakan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman penutup tanah. B. Pengertian dan Fungsi Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi  tanah  dari ancaman kerusakan oleh  erosi  dan atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah. Dalam budi daya tanaman perkebunan, seperti sawit dan karet, pada proses penanam awal kelapa sawit seteleh dilakukan persiapan lahan dan penanaman bibit kelapa sawit. Maka yang harus diperhatikan selanjutnya, yaitu penanaman tanaman penutup tanah atau sering juga disebut LCC (Legumus Cover Crop). Salah satu contoh tanaman penutup tanah adalah tanaman Pueraria javanica (PJ) Penggunaan tanaman penutup tanah pada lahan perkebunan memiliki tujuan untuk memperbaiki sifat fisik, biologi maupun kimia tanah, mencegah terjadinya erosi, mempertahankan kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma. Mengingat tujuan penanaman LCC adalah memperbaiki struktur tanah agar dapat ditanami kembali, maka tanaman LCC harus memenuhi beberapa syarat, yaitu sebagai berikut. 1. Perakaran tidak mengganggu tanaman utama Dalam hal ini, akar dari tanaman LCC haruslah akar yang mudah dicabut, sehingga tidak meninggalkan sisa akar di tanah yang dapat mengganggu tanaman utama. Gambar 3.2. Contoh Tanaman Legume Sumber: www.agrobisnisinfo.com


51 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 2. Mudah diperbanyak secara vegetatif maupun generatif dan cepat tumbuh  Dengan adanya kemudahan perbanyakan tanaman ini, semakin banyak tanaman LCC yang tumbuh sehingga semakin cepat kesuburan diperoleh dan semakin luas lahan yang bisa diperbaiki strukturnya dalam waktu singkat. 3. Tahan terhadap kekeringan, naungan, hama dan penyakit Ketahanan tanaman ini terhadap berbagai gangguan membuat tanaman ini tidak mudah mati, sehingga proses peningkatan kesuburan tanah pun tidak terganggu. 4. Memiliki potensi dalam memberikan bahan organik yang tinggi Potensi yang dimaksud adalah kemampuan tanaman ini dalam mengikat zat-zat dalam tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah. Tanaman yang memenuhi syarat-syarat diatas adalah tanaman dari suku Leguminosae atau biasa dikenal dengan tanaman kacanag-kacangan. Akar dari tanaman ini adalah serabut, sehingga mudah dicabut dan tidak mengganggu perakaran tanaman utama nantinya. Selain itu, tanaman jenis ini mudah diperbanyak, mudah tumbuh dan juga cepat tumbuh. Tanaman jenis ini juga memikliki ketahanan terhadap berbagai gangguan, serta memiliki potensi untuk memberi bahan organik terhadap tanah karena dapat mengikat nitrogen dari udara bebas. Gambar 3.3. Bintil Akar pada Tanaman Kacangan Sumber : https://gdmorganic.com/bintil-akar/#:~:text=Kenali%20Bahaya%20&%20Cara%20 Pengendalian%20Bakteri%20Bintil%20Akar%20Pada%20Tanaman C. Jenis-jenis Tanaman Penutup Tanah Jenis tanaman LCC yang digunakan adalah tanaman yang tumbuh menjalar dan bersifat noncompetitor atau tidak menjadi pesaing bagi tanaman utama, cara perbanyakannya mudah dan cepat tumbuh. Jenis tanaman penutup tanah yang banyak digunakan oleh perusahaan perkebunan, yaitu sebagai berikut. 1. Peuraria Javanica (PJ) Tanaman kacangan Pueraria Javanica (PJ) merupakan salah satu tanaman penutup tanah yang banyak dipakai di perkebunan. Biasanya PJ ditanam bersamaan tanaman kacangan lain, seperti, Calopogonium mucunoides (CM) dan Centrosema pubescens (CP). Kebutuhan PJ di Indonesia diperkirakan mencapai 1600 ton per tahun.


52 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Pembungaan merupakan suatu proses perubahan dari fase vegetatif menjadi fase generatif. Sebagian besar tanaman proses pembungaan dikontrol oleh durasi pencahayaan atau disebut fotoperiode. Adanya dinamika lamanya pencahayaan ini akan menginduksi zat pengatur tumbuh yang sering disebut florigen di daun. Senyawa tersebut kemudian ditransportasikan melalui fluem sampai ke meristem apical dan lateral tunas. Di dalam jaringan tunas zat pengatur tumbuh ini akan menginduksi pembentukan bunga. Beberapa Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) sudah sering digunakan untuk menginduksi pembungaan, mengatur produksi buah dan mengatur perkembangan biji (Khrishnamoorthy, 1981). Kacangan jenis ini memiliki sifat tumbuh awal agak lambat, setelah tumbuh dapat bertahan lama dan lebih tahan terhadap naungan. Ukuran biji kecil dengan warna putih agak abu-abu dan kusam. Gambar 3.4. Peuraria Javanica Sumber : https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Pueraria_phaseoloides_flowers_and_pods.jpg 2. Centrosema Pubescens (CP) Centrosema Pubescens merupakan legum yang berasal dari Amerika Selatan, merupakan tumbuhan perennial. Legum ini responsif terhadap pupuk P (Sutopo, 1985). Centrosema Pubescens merupakan legum herba yang membelit, menjalar atau memanjat, batang agak tumbuh berbulu, dan tidak berkayu, mempunyai tiga daun pada setiap tangkai (trifoliat), berambut, panjangnya 5-12 cm dan lebar 3-10 cm. Butir kacang berwarna cokelat kehitaman, daun berbentuk bulat telur sampai bundar diameter 3 cm, dan lebar 1,3-2 cm panjang, halus di bawah umur. Pada daun muda bagian stolons biasanya kemerahan segitiga. Perbungaan terdiri dari 3-5 lembar mahkota bunga berwarna violet kebiruan. Kehidupan kacangan ini yang tumbuh merambat dan menjalar, mempunyai pengaruh buruk terhadap sawit muda, banyak daun dengan panjang sulur 1-4 m, tumbuh sampai ketinggian 250 m dpl, tidak peka sulurnya, bizinya di panen pada bulan Mei sampai Agustus, tahan terhadap musim kering, produksi daun tanaman berumur 10 bulan 400-500 kwintal/ha yang mengandung 400-500 kg N dan 30-40 kg P2O5, pada tanah yang sesuai dibutuhkan biji 3-4,5 kg/ha. Centrosema Pubescens (CP) memiliki sifat lambat tumbuh, tetapi tidak tahan naungan, sehingga tidak dapat bertahan lama.


53 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 3. Calopogonium Muconoides (CM) Calopogonium mucunoides merupakan tanaman leguminosa yang berasal dari Amerika Selatan tropik yang bersifat perennial, dan hidup pada daerah yang kelembaban udaranya tinggi (Reksohadiprojo, 1985). Calopogonium Mucunoides merupakan tanaman penutup tanah, tanaman sela dan tanaman pemberantas gulma. Calopogonium Mucunoides tumbuh menjalar dan memanjang, membentuk hamparan yang dapat mencapai ketinggian 30-50 cm. (Soegiri et al., 1990). Tumbuh merambat dan menjalar, tidak mempunyai pengaruh buruk terhadap sawit muda. Banyak daun dengan panjang sulur 1-3 m, tumbuh sampai ketinggian 300 m dpl dan sulurnya sangat peka sehingga akan mati kalau terinjak waktu panen, bizinya dipanen pada bulan April sampai Juni. Tanaman penutup tanah jenis colopogonium mucunoides tidak tahan terhadap musim kering yang panjang. Akan tetapi, segera tumbuh lagi di awal musim hujan. Jumlah produksi daun tanaman berumur 5-6 bulan yaitu berkisar 200 kwintal/ha dan mengandung 200-300 kg N dan 20-30 kg P2O5, pada tanah yang sesuai dibutuhkan biji 3-4,5 kg/ha. Gambar 3.5. Centrosema Pubescens Sumber: www.feedipedia.org Gambar 3.6. Calopogonium Muconoides Sumber: http://b-and-t-world-seeds.com/images/434427.jpg 4. Psophocarpus palustris (PP) Kelebihan dari PP adalah dapat tumbuh pada ketinggian 0-1.000 m diatas permukaan laut, tahan naungan, dan kekeringan, serta dapat tumbuh pada


54 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN tanah asam seperti gambut. Kelemahan dari PP adalah pertumbuhan pada 3 bulan pertama agak lambat. Gambar 3.7. Psophocarpus Palustris Sumber: www.feedipedia.org Gambar 3.8 Calopogonium Cearuleum Sumber: http://tropical.theferns.info/image.php?id=Calopogonium+caeruleum 5. Calopogonium Cearuleum (CC) Calopogonium Cearuleum (CC) memiliki sifat awal pertumbuhan yang lambat, tahan naungan, dan berumur panjang. Komposisi kacangan yang biasa dipergunakan untuk ditanam adalah 3 kg PJ + 2 kg CM + 0.5 kg CC, atau 3 kg PJ + 5 kg CM. Stek CC murni 2.200 babybag per hektare. campuran kacangan akan ditanam setelah dicampur dengan pupuk Rock Phospat dengan perbandingan 1:1. Artinya 1 bagian kacangan akan dicampur 1 bagian pupuk, contoh: 3 kg PJ + 5 kg CM dicampur dengan 8 kg RP. 6. Crotalaria mucronata (orok-orok) Orok-orok atau dengan nama latinnya Clotalaria Mucronata merupakan salah satu jenis tanaman yang dikembangkan di areal revegetasi lahan pascatambang. Benih dari orok-orok ini disebar di areal yang akan dihijaukan dengan harapan dapat tumbuh sebagai tanaman penutup/cover crop areal yang terbuka. Selain itu, tanaman clotalaria sp ini memiliki kemampuan untuk mendetoksifikasi kandungan logam berat pada tanah.


55 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Pengembangan orok-orok ini cukup sukses dengan dihasilkannya biji orok-orok dari hasil produksi benih yang disebar sebelumnya, sehingga dapat terus dikembangkan secara kontinue dan tidak perlu lagi mendatangkan benih orok-orok dari luar. Produksi biji yang sudah dihasilkan dikemas dalam kantong plastik ukuran sekitar 2 kg untuk memudahkan pada saat akan dipergunakan kembali dengan pemakaian 2-3 kg setiap satu hektare lahan penghijauan. Gambar 3.9. Crotalaria Mucronata Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/87/Crotalaria_mucronata.jpg Gambar 3.10. Mucuna Bracteata Sumber : https://www.infosawit.com/news/9406/mengenal-mucuna-bracteata--kacang-penutup-tanah-dikebun-sawit-dan-karet 7. Mucuna Bracteata (MB) Mucuna bracteata tahan kekeringan, tetapi tidak tahan terhadap genangan, serta toleransi naungan yang jauh lebih unggul dibandingkan konvensional, mencakup yang kurang menimbulkan bahaya dalam musim kemarau. Memiliki tingkat tinggi senyawa fenolik yang menghalangi serangga dan ternak untuk memakannya. Tanaman Penutup Tanah ini memiliki akar dalam jumlah yang signifikan, dan menghasilkan sampah yang membusuk perlahan-lahan,, serta meningkatkan kesuburan tanah permukaan. Pada awal tahun kedua penanaman M bracteata didominasi dua lainnya, meliputi, pertumbuhan dan sebaran.


56 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN D. Pembiakan Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah dapat diperbanyak dengan metode generatif dan vegetatif. Pembiakan secara tanaman vegetatif dapat dilakukan dengan stek batang. Tetapi perbanyakan secara vegetatif ini memiliki kekurangan, di antaranya, memerlukan waktu yang lama untuk tumbuh, sehingga perbanyakan dengan metode ini sangat jarang dilakukan. Sebaliknya, perbanyakan secara generatif, yakni dengan menggunakan benih memiliki efektifitas waktu pertumbuhan. Sebelum dilakukan penananaman kecambah pada pembibitan lakukan seleksi bibit mucuna, antara lain sebagai berikut. 1. Benih bagus, cotyledon berwarna putih 2. Benih sedang, cotyledon berwarna coklat 3. Benih rusak, cotyledon berwarna hitam, rusak, dengan lobang 4. Kebutuhan benih adalah 0,1 kg/ha atau 600 benih. Perlakuan terhadap biji perlu dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah absorbsi air dan juga mempercepat perkecambahan. Perlakuan ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu dengan melukai kulit benih dengan pemotong kuku pada bagian testa agar cotyledon kelihatan. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat atau larutan gliserin selama 2 hari. Setelah dilakukan perendaman, benih dicuci dan ditiriskan lalu dilakukan pemecahan/peretakan pada biji. Peretakan biji ini dilakukan untuk mempermudah munculnya kecambah. Setelah disiapkan media tanam, benih LCC ditanam ke dalam media dan dilakukan penyiraman sampai muncul kecambah. E. Penanaman Tanaman Penutup Tanah Menanam kacangan penutup tanah/LCC tergantung dari topografi lahan yang akan ditanam, berikut adalah cara menanam tanaman kacangan penutup tanah/ Legume Cover Crops (LCC) tersebut. 1. Areal datar sampai dengan bergelombang Kacangan ditanam sejajar barisan tanaman. “Larikan” campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 2 (dua) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar pokok dalam barisan tanaman. MC ditanam 3 (tiga) lubang di antara pokok dekat rumpukan kayu/batang. Setiap lubang ditanam 3 (tiga) benih MC. 2. Areal Bukit Bergunung Pada areal berbukit-bergunung dengan pola kontur/teras maka kacangan ditanam searah dengan terasan/barisan tanaman. Campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 4 (empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat bibir terasan F. Pemeliharaan Tanaman Penutup Tanah Pemeliharaan LCC mutlak perlu dilakukan untuk menghindari tanaman penutup tanah mati atau menerobos piringan. Pemeliharaan dilakukan dengan melakukan penyiraman, pemupukan dan pemangkasan. Pemeliharaan dilakukan dengan mengendalikan arah tumbuh sulur agar tidak merambat ke arah piringan tanaman. Sulur-sulur LCC yang merambat ke arah piringan harus dirubah arahnya gar tidak masuk ke dalam area piringan, sedangkan untuk sulur yang sudah menjalar di area piringan atau bahkan sudah membelit tanaman kelapa sawit perlu dipangkas.


57 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN LEMBAR PRAKTIKUM Amatilah 5 jenis tanaman LCC pada lahan praktikum Anda, kemudian lakukan identifikasi terhadap tanaman LCC yang ada! Catatlah nama LCC, ciri-ciri morfologi tanaman dan gambarlah sketsa tanaman tersebut! Hasil identifikasi tersebut dicatat pada lembar kerja berikut, kemudian didiskusikan dengan sesama peserta didik dan disimpulkan kemudian dijadikan hasil belajar dalam bentuk portofolio! Tabel: Identifikasi LCC 1. Musim kemarau panjang yang terjadi di Indonesia pada dekade ini sangat berdampak pada kehidupan manusia, salah satu dampaknya adalah semakin luasnya lahan kritis. Kegiatan yang tepat dalam usaha mengurangi dampak akibat masalah tersebut adalah…. A. Penanaan tanaman penutup tanah B. Melakukan reboisasi pada lahan gundul C. Penambahan pupuk kimia pada lahan kritis D. Melakukan replanting pada lahan perkebunan E. Melakukan pergiliran tanaman pada lahan yang sama Jawab: A Pembahasan: Tanah kritis ini memiliki keterbatasan tinggi untuk dijadikan lahan perkebunan. Langkah awal adalah dengan melakukan pemulihan struktur tanah secara biologis. Hal ini dapat dilakukan dengan menanam tanaman penutup tanah. 2. Pada areal berbukit-bergunung dengan pola kontur/teras maka kacangan sebaiknya ditanam dengan cara…. A. Searah dengan terasan/barisan tanaman campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 4 (empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat bibir terasan. B. Berlawanan arah dengan terasan/barisan tanaman campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 4 (empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat bibir terasan. C. Berlawanan arah dengan terasan/barisan tanaman. Campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 2 (dua) titik antara 4 (empat) pokok di dekat bibir terasan. No Jenis Tanaman Ciri Morfologi Gambar CONTOH SOAL


58 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN D. Sejajar barisan tanaman larikan campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 2 (dua) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar pokok dalam barisan tanaman. E. Sejajar barisan tanaman larikan campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 3 (tiga) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar pokok dalam barisan tanaman. Jawaban A Pembahasan: Pada areal berbukit-bergunung dengan pola kontur/teras maka kacangan sebaiknya ditanam dengan searah dengan terasan/barisan tanaman. Campuran PJ, CM dan CC sebanyak 4 (empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat bibir terasan 3. Penanaman LCC pada lahan dengan kriteria sebagai berikut. a. Tidak berbukit b. Area cenderung datar c. Terdapat beberapa gelombang pada areal Melihat criteria tersebut, maka LCC sebaiknya ditanam dengan…. A. Searah dengan terasan/barisan tanaman campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 4 (empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat bibir terasan. B. Berlawanan arah dengan terasan/barisan tanaman campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 4 (empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat bibir terasan. C. Berlawanan arah dengan terasan/barisan tanaman. Campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 2 (dua) titik antara 4 (empat) pokok di dekat bibir terasan. D. Sejajar barisan tanaman larikan campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 2 (dua) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar pokok dalam barisan tanaman. E. Sejajar barisan tanaman larikan campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 3 (tiga) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar pokok dalam barisan tanaman. Jawab: D Pembahasan: Kriteria lahan tersebut termasuk pada lahan datar sampai bergelombang. Penanaman LCC pada lahan datar sampai bergelombang adalah dengan sejajar barisan tanaman. “Larikan” campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 2 (dua) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar pokok dalam barisan tanaman. MC ditanam 3 (tiga) lubang di antara pokok dekat rumpukan kayu/batang. Setiap lubang ditanam 3 (tiga) benih MC. 4. Seorang petani sawit akan melakukan pemupukan di sekitar piringan, tetapi terkendala oleh sulur-sulur LCC yang merambat di batang tanaman sawit yang baru berusia 1 tahun setelah tanam. Upaya yang harus dilakukan petani sawit tersebut adalah…. A. Melakukan pemupukan terhadap tanaman utama dan LCC dengan dosis yang sama B. Membelokkan arah pertumbuhan sulur yang merambat pada tanaman sawit C. Melakukan pemberantasan LCC di areal perkebunan sawit CONTOH SOAL


59 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN D. Menyemprot LCC di sekitar piringan terlebih dahulu E. Menebas LCC yang merambat pada batang sawit Jawab: B Pembahasan: Tanaman LCC masih sangat diperlukan pada perkebunan sawit, sehingga LCC tidak perlu dimusnahkan. Tindakan yang tepat adalah dengan membelokkan arah pertumuhan sulur LCC agar tidak mengarah ke batang tanaman. 5. Pemeliharaan LCC mutlak perlu dilakukan untuk menghindari tanaman penutup tanah mati atau menerobos piringan. Pemeliharaan dilakukan dengan melakukan …. A. Perbanyakan, pembenihan, penjarangan dan penanaman di areal B. Pembenihan, penyiraman, pemupukan dan pemangkasan C. penyiraman, pemupukan dan pemangkasan D. Pemangkasan dan pengaturan arah sulur Jawab C Pembahasan: pemeliharaan yang perlu dilakukan pada LCC adalah penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan. Tanaman Penutup Tanah pada Kebun Kopi Pak Baridi, salah satu petani dari Desa Simpang Sari mengatakan, “Saya mendapatkan banyak pengetahuan dari para peneliti yang datang ke sini, seperti pemanfaatan A. Pintoi sebagai tanaman penutup tanah. Awalnya masyarakat di Sumberjaya belum mengetahui manfaat tanaman ini. Namun atas masukan para peneliti, beberapa dari kami mencoba mempraktikkannya di sebuah lahan kecil. Hasilnya terbukti bagus dan mudah dipraktikkan. Kemudian kami mencoba menerapkannya di kebun. Sayangnya, tidak semua petani di sini percaya dan yakin akan manfaat tanaman tersebut karena mereka belum mempraktikannya sendiri. Sebagian petani tertarik setelah melihat keberhasilan kami, kemudian ikut menerapkannya di lahan mereka.” Ternyata manfaat yang dikemukakan petani sejalan dengan hasil analisis yang dilakukan oleh para peneliti. Hasil analisis membuktikan bahwa di kebun kopi petani yang tidak ditanami A. Pintoi terjadi kehilangan tanah akibat erosi sebanyak 10 kali lipat dibandingkan kebun yang ditanami. Hal ini dikarenakan akar A. Pintoi dapat mencegah hanyutnya tanah oleh air dan angin. Daun-daunnya juga mengurangi kikisan tetesan air hujan. Bisa dibayangkan, betapa besar unsur hara yang hilang pada kebun yang tidak ditanami A. Pintoi. Seiring hilangnya unsur hara, kesuburan tanah akan menurun dan akibatnya hasil panen pun berkurang. CONTOH SOAL CAKRAWALA


60 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN JELAJAH INTERNET Contoh penanaman tanaman penutup tanah dapat dilihat dalam Video yang terdapat pada link https://www.youtube.com/watch?v=_2k0pdLV3AE Tanaman penutup tanah  adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi  tanah  dari ancaman kerusakan oleh  erosi  dan/atau untuk memperbaiki sifat kimia dan sifat fisik tanah. Penggunaan tanaman penutup tanah pada lahan perkebunan memiliki tujuan untuk memperbaiki sifat fisik, biologi maupun kimia tanah, mencegah terjadinya erosi, mempertahankan kelembaban tanah, dan menekan pertumbuhan gulma. Jenis tanaman penutup tanah yang banyak digunakan oleh perusahaan perkebunan, yaitu, Peuraria Javanica, Centrosema Pubescens, Calopogonium Muconoides, Psophocarpus Palustris, Calopogonium Cearuleum, Crotalaria Mucronata, Mucuna Bracteata. Lakukan analisa mengapa tanaman penutup tanah sangat penting untuk tanaman perkebunan, sebagai contoh tanaman karet! Kerjakan soal - soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Jelaskan sebab terjadinya lahan seperti pada gambar di bawah ini! RANGKUMAN TUGAS MANDIRI PENILAIAN AKHIR BAB


61 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN 2. Pada soal nomor 1 tersebut, perlu penanganan sesegera mungkin. Sebagai seorang pelaku agribisnis, jelaskan upaya untuk mengatasi lahan terebut! 3. Perhatikan gambar gambar areal di bawah ini Pada areal tersebut, perlu dilakukan penanaman LCC sebelum dilakukan penanaman tanaman utama. Jelaskan cara penanaman LCC pada areal seperti di atas! 4. Sebelum dilakukan perkecambahan pada tanaman LCC, maka perlu dilakukan treatment agar kecambah cepat muncul dari biji. Jelaskan cara yang dapat dilakukan untuk mematahkan masa dormansi benih! 5. Pemeliharaan yang dilakukan pada tanaman LCC meliputi kegiatan penyiraman, pemupukan dan pemangkasan. Jelaskan pendapat Anda, mengapa pemangkasan perlu dilakukan! PENILAIAN AKHIR BAB REFLEKSI Setelah mempelajari tentang tanaman penutup tanah, Anda akan memahami peranan tanaman penutup tanah sangat besar bagi keseimbangan alam. Tanaman penutup tanah pada lahan perkebunan memiliki peran untuk memperbaiki sifat fisik, biologi, maupun kimia tanah, mencegah terjadinya erosi, mempertahankan kelembaban tanah, dan menekan pertumbuhan gulma. Pengendalian gulma secara hayati ini sanngat ramah lingkungan. Pemanfaatan tanaman untuk mengendalikan tanaman pengganggu.


62 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat! 1. Pola tanam merupakan teknik pemanfaatan lahan agar memperoleh hasil yang maksimal. Hal tersebut tidak terlepas dari prinsip dasar pola tanam. Prinsip pola tanam adalah…. A. Penanaman tanaman dengan menggunakan jarak tanam yang diatur, sehingga memiliki populasi yang banyak. B. Pemanfaatan sela-sela jarak tanam dengan menanam jenis tanaman menghasilkan dan tidak saling mengganggu. C. Pemanfaatan sela-sela jarak tanam dengan menanam tanaman yang mampu mengikat unsure Nitrogen.pemanfaatan sela-sela jarak tanam dengan menanam jenis tanaman menghasilkan. D. Penaman tanaman pada sela-sela jarak tanam dengan tanaman yang sejenis. 2. Korelasi antara jarak tanam dengan hasil tanaman kopi ternyata sangat signifikan. Apabila dianalisis,maka pengaturan jarak tanam berpengaruh terhadap… A. ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman dan memudahkan melakukan pemeliharaan B. besarnya intensitas cahaya dan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman C. ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan bagi tanaman dan masa produksi tanaman D. besarnya unsure hara yang diperlukan tanaman dan memudahkan pengangkutan E. besarnya intensitas cahaya dan memudahkan melakukan pemeliharaan 3. Pembuatan teras bersambung pada lahan miring menyebabkan tingkat kesuburan tanah berkurang. Ada beberapa aspek menguntungkan yang harus diperhitungkan dalam memutuskan pembuatan teras pada lahan miring adalah…. A. pada saat tanaman sudah menghasilkan, pekerjaan panen, dan mengeluarkan hasil panen dari dalam blok akan lebih mudah B. pembuatan teras akan meningkatkan bahaya erosi, tetapi mampu mengawetkan air sehingga relatif tersedia bagi tanaman C. pembuatan teras akan meningkatkan bahaya erosi, dan mengawetkan air sehingga relatif tersedia bagi tanaman D. perawatan rutin menjadi lebih mudah, sehingga meningkatkan jumlah pekerja dan penggunaan dana E. penanaman dan perawatan lebih mudah sehingga pekerja dapat bekerja lebih santai 4. Pemilihan bibit unggul harus dipertimbangkan dalam mengembangkan usaha perkebunan. Pemilihan bibit unggul dilakukan dengan alasan bahwa…. A. Bibit unggul harganya mahal, tetapi hasilnya bagus B. Bibit unggul merupakan modal awal pada usaha perkebunan C. Bibit unggul sudah dapat dibeli melalui penangkar yang terdekat D. Bibit unggul merupakan hasil persilangan, sehingga terjamin kualitasnya E. Bibit unggul merupakan investasi yang akan diusahakan dalam waktu yang lama PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL


63 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 5. Sebuah perusahaan akan melakukan penanaman bibit karet dengan tujuan untuk diolah menjadi bahan tripleks. Pada daerah tersebut memiliki unsure klimat yang sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman karet. Klon karet yang tepat untuk ditanam adalah…. A. IRR 70 B. PBM 24 C. PB 217 D. IRR 104 E. GT 6. Perhatikan gambar biji sawit berikut! Dari karakteristik bizinya, maka sawit tersebut adalah sawit varietas…. A. Ternera B. Dura C. Psifera D. Nigrescens E. Albescens 7. Karakteristik biji sawit dengan mesocrap tebal hingga 97% dan endosperm mencapai 3% adalah sawit varietas… A. Ternera B. Dura C. Psifera D. Nigrescens E. Albescens 8. Erosi sangat merugikan pada berbagai bidang. Erosi dapat berdampak pada sector pertanian, terutama pada lahan. Dampak tersebut adalah…. A. Lapisan humus terkikis oleh erosi B. Lahan pertanian menjadi sempit


64 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL C. Tanaman terkikis oleh erosi D. Lahan pertanian kering E. Tanaman menjadi punah 9. Penanggulangan erosi dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode penanggulangan erosi secara hayati dapat dilakukan dengan…. A. Pembuatan talut B. Pembuatan terasiring C. Pembuatan saluran irigasi D. Penanaman tanaman penutup tanah E. Penanaman tanaman menghasilkan 10. Perhatikan gambar di bawah ini! Tanaman tersebut berpengaruh pada lahan perkebunan. Pengaruh yang tepat adalah…. A. Menjadi pesaing bagi tanaman utama B. Mengganggu tanaman utama C. Membantu nitrifikasi tanah D. Menjadikan lahan lembab E. Menjadi pupuk organik 11. Proses pengikatan unsure nitrogen dari dalam tanah oleh tanaman legume, sehingga tanah menjadi lebih baik. Hal itu berarti bahwa tanaman legume…. A. Membantu memperbaiki struktur tanah B. Membantu memperbaiki bentuk tanah C. Membantu membentuk lapisan tanah D. Membantu penyerapan unsur hara E. Membantu pengikatan unsur hara 12. Dalam budi daya tanaman perkebunan, seperti sawit dan karet, penanaman LCC sebaiknya dilakukan pada…. A. Bersama dengan penanaman tanaman utama B. Setelah penanaman tanaman utama C. seteleh dilakukan persiapan lahan D. Setelah pemupukan pertama E. Sebelum Persiapan lahan 13. Tanaman legume yang ditanam sebagai tanaman penutup tanah harus mampu bersimbiosis mutualisme dengan bakteri pengikat N. Agar dapat mengikat unsure N dalam tanah, maka akar tanaman legume memiliki….


65 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL A. bintil akar B. unsure hara C. warna merah D. Bentuk serabut E. menjangkau permukaan 14. Proses pembentukan senyawa nitrat dari senyawa ammonia, di mana terjadi reaksi oksidasi amonia menjadi nitrit, kemudian nitrit diubah menjadi nitrat. Proses tersebut terjadi pada proses…. A. Fiksasi B. Dekomposisi C. Nitrifikasi D. Denitrifikasi E. Aerasi 15. Proses reduksi nitrat menjadi gas nitrogen,di mana nitrat di reduksi hingga menjadi gas nitrogen yang kemudian dilepaskan ke udara. Proses tersebut terjadi pada proses… A. Fiksasi B. Dekomposisi C. Nitrifikasi D. Denitrifikasi E. Aerasi 16. Berikut adalah cirri tanaman legume: merupakan legum herba yang membelit, menjalar atau memanjat, batang agak tumbuh berbulu dan tidak berkayu, mempunyai tiga daun pada setiap tangkai (trifoliat), berambut, panjangnya 5-12 cm dan lebar 3-10 cm. Dari karakteristik tersebut, dapat didefinisikan bahwa tanaman legume tersebut adalah…. A. Peuraria Javanica B. Calopogonium Mucunoides C. Centrosema Pubescens D. Psophocarpus Palustris E. Calopogonium Cearuleum 17. Kacangan jenis ini memiliki sifat tumbuh awal agak lambat, setelah tumbuh dapat bertahan lama dan lebih tahan terhadap naungan. Ukuran biji kecil dengan warna putih agak abu-abu dan kusam. Jenis tanaman kacangan tersebut adalah…. A. Peuraria Javanica B. Calopogonium Mucunoides C. Centrosema Pubescens D. Psophocarpus Palustris E. Calopogonium Cearuleum 18. Kehidupan kacangan ini yang tumbuh merambat dan menjalar, mempunyai pengaruh buruk terhadap sawit muda, banyak daun dengan panjang sulur 1-4 m, tumbuh sampai ketinggian 250 m dpl, tidak peka sulurnya, bizinya di panen pada bulan Mei sampai Agustus, tahan terhadap musim kering, produksi daun


66 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL tanaman berumur 10 bulan 400-500 kwintal/ha. Karakteristik tersebut adalah tanaman kacangan jenis…. A. Peuraria Javanica B. Calopogonium Mucunoides C. Centrosema Pubescens D. Psophocarpus Palustris E. Calopogonium Cearuleum 19. Perhatikan gambar berikut ini! Tanaman kacangan tersebut memproduksi daun pada umur 6 bulan sebesar 200 kw/Ha, dengan kandungan …. A. 200-300 kg N dan 20-30 kg P2O5 B. 200-300 kg N dan 10-15 kg P2O5 C. 200-300 kg N dan 30-40 kg P2O5 D. 20-30 Kg N dan 200-300 Kg P2O5 E. 10-15 Kg N dan 200-300 Kg P2O5 20. Penggunaan campuran tanaman kacangan sangat dianjurkan untuk mempercepat pertumbuhan dan efisiensi biaya, maka diperlukan campuran benih tanaman kacangan yang tepat. Komposisi kacangan yang biasa dipergunakan untuk di tanam adalah… A. 3 kg CM + 2 kg PJ + 0,5 Kg CC atau 3 kg PJ + 5 kg CM B. 3 kg PJ + 2 kg CC + 0,5 Kg PJ atau 3 kg PJ + 5 kg CM C. 3 kg PJ + 2 kg CM + 0,5 Kg CC atau 3 kg CM + 5 kg CM D. 3 kg PJ + 2 kg CM + 0,5 Kg CC atau 3 kg PJ + 5 kg CC E. 3 kg PJ + 2 kg CM + 0,5 Kg CC atau 3 kg PJ + 5 kg CM 21. Hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan tanaman legume sebagai tanaman penutup tanah adalah… A. Tanaman harus menutup semua lahan perkebunan B. Tidak menjadi competitor bagi tanaman utama C. Tanaman tanah terhadap kemasaman tanah D. Tidak menyediakan unsure hara E. Tanaman harus tumbuh tinggi 22. Stek CC murni 2.200 babybag per hektar. campuran kacangan akan ditanam setelah dicampur dengan pupuk Rock Phospat dengan perbandingan 1:1. Apabila dalam 1 Ha diperlukan 3 kg PJ + 5 kg CM, maka Rock Phospat yang diperlukan adalah….


67 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL A. 16 kg B. 14 kg C. 10 kg D. 8 kg E. 2 kg 23. Pada lahan perkebunan yang memiliki drainase baik, serta curah hujan sedikit. Lahan tersebut akan ditanami komoditas kelapa sawit. Menilik keadaan lahan tersebut,maka tanaman kacangan yang tepat adalah kacangan jenis…. A. CC B. PJ C. MB D. CM E. CP 24. Tanaman penutup tanah dapat diperbanyak dengan metode generatif dan vegetatif. Pembiakan secara tanaman vegetatif dapat dilakukan dengan stek batang. Tetapi perbanyakan secara vegetatif ini memiliki kekurangan, yaitu…. A. Perawatan yang lebih intensif B. Memerlukan biaya yang besar C. Perakaran tanaman tidak banyak D. Pekerja yang diperlukan sangat banyak E. memerlukan waktu yang lama untuk tumbuh 25. Pada perbanyakan secara vegetatif menggunakan bahan tanam dengan kriteria mampu menghasilkan akar dengan cepat dan mampu bertahan dalam kondisi kekurangan air. Bagian tanaman yang dapat dipergunakan untuk stek legume adalah… A. Daun B. Pucuk C. Batang D. Akar E. Bunga 26. Laegum Cover Crop (LCC) diperbanyak dengan metode generatif sangat meguntungkan bagi petani. Keunggulan perbanyakan LCC dengan metode generatif adalah…. A. Benih tidak perlu perlakuan untuk memecahkan masa dormansi B. Benih dapat dikecambahkan di berbagai macam media tanam C. Benih dapat dibeli langsung dalam jumlah besar D. Tingkat efektifitas waktu tumbuh lebih tinggi E. Distributor benih LCC sudah banyak 27. Kegiatan ini memerlukan ketelitian dan kejelian agar diperoleh benih yang baik dan murni. Proses pada kegiatan ini dilakukan sebelum penanaman kecambah M. bracteata. Kegiatan tersebut adalah…. A. Seleksi benih B. Perkecambahan C. Perlakuan kimia


68 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL D. Perlakuan teknis E. Uji daya kecambah 28. Rekomendasi pada sebuah instansi, dalam penanaman M. bracteata adalah 0,1 kg/ha, yang diperkirakan terdapat 600 benih. Apabila lahan yang akan ditanam M.bracteata adalah 5 Ha, maka memerlukan benih…. A. 500 benih B. 600benih C. 3.000 benih D. 5.000 benih E. 6.000 benih 29. Menanam kacangan penutup tanah/LCC tergantung dari topografi lahan yang akan ditanam. Hal tersebut berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas. Pada areal dalam kategori datar, penanaman LCC dilakukan dengan cara…. A. Ditanam searah dengan terasan/barisan tanaman. Campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 4 (empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat bibir terasan. B. Ditanam memotong terasan/barisan tanaman. Campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 4 (empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat bibir terasan. C. Ditanam searah dengan terasan/barisan tanaman. Campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 2 (empat) titik antara 4 (dua) pokok di dekat bibir terasan. D. Ditanam sejajar barisan tanaman. “Larikan” campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 2 (dua) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar pokok dalam barisan tanaman. MC ditanam 3 (tiga) lubang di antara pokok dekat rumpukan kayu/batang. Setiap lubang ditanam 3 (tiga) benih MC. E. Ditanam sejajar barisan tanaman. “Larikan” campuran PJ, CM, dan CC sebanyak 3 (dua) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar pokok dalam barisan tanama. MC ditanam 2 (tiga) lubang di antara pokok dekat rumpukan kayu/batang. Setiap lubang ditanam 3 (tiga) benih MC. 30. Pemeliharaan LCC mutlak perlu dilakukan untuk menghindari tanaman penutup tanah mati atau menerobos piringan. Pemeliharaan dilakukan agar tidak merambat ke arah piringan tanaman. Tindakan yang dilakukan apabila sulur LCC merambat kea rah piringan adalah…. A. Memberi pupuk pada tanaman, agar sulur tumbuh lebih banyak pada bagian lorong B. Memangkas dan membakar sulur yang tumbuh ke arah piringan C. Merubah arah tumbuh sulur yang merambat ke arah pirinngan D. Memotong tanaman yang sulurnya mengarah ke piringan E. Mencabut tanaman yang sulurnya mengarah ke piringan


69 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN BAB IV PENGAIRAN TANAMAN PERKEBUNAN Irigasi, Drainase, Kebutuhan air Setelah mempelajari dan melakukan praktik diharapkan peserta didik mampu menentukan persyaratan perencanaan, merencanakan dan mengoperasikan sistem irigasi, merencanakan drainase, tampungan dan sistem perlakuan, menetapkan pemompaan dan sistem tenaga, menentukan anggaran modal, menyiapkan peralatan pembuatan jaringan irigasi dan drainase, membuat jaringan irigasi dan drainase, mengoperasian sistem irigasi, dan memantau/ memonitor kecukupan kebutuhan air. TUJUAN PEMBELAJARAN KATA KUNCI PENGAIRAN TANAMAN PERKEBUNAN Menentukan Persyaratan Perencanaan Merencanakan Drainase, Tampungan, dan Sistem Perlakuan Pendahuluan Merencanakan dan Mengopersikan Sistem Irigasi Menetapkan Pemompaan dan Sistem Tenaga Membuat Jaringan Irigasi dan Drainase Mengoperasikan Sistem Irigasi dan Drainase Memonitor Kecukupan Kebutuhan Air Menyiapkan Peralatan Pembuatan Jaringan Irigasi dan Drainase PETA KONSEP BAB IV PENGAIRAN TANAMAN PERKEBUNAN


70 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENDAHULUAN Musim kering yang ada di Indonesia pada tahun 2019 memiliki masa yang sangat panjang. Lebih dari 6 bulan kekeringan melanda negara ini, yang menyebabkan difisit air di beberapa daerah. Empat tahun sebelumnya, musim kering yang panjang juga melanda berbagai wilayah Indonesia. Dampak kekeringan ini sangat terasa pada berbagai sektor kegiatan ekonomi dan lingkungan. Kabut asap melanda di berbagai wilayah lahan gambut, akibat kebakaran hutan dan lahan. Dampak defisit air sangat signifikan terhadap perkembangan bidang pertanian dan perkebunan. Ketersediaan air sangat diperlukan dalam proses fisiologis tanaman. Seperti kita ketahui, bahwa air sangat diperlukan dalam ketersediaan unsure hara bagi tanaman. Tanaman akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan, apabila kebutuhan air tidak tercukupi. Air merupakan kebutuhan utama bagi tumbuh-tumbuhan termasuk tanaman budi daya. Keberadaan pada suatu lahan pertanaman perlu dipertimbangkan dengan matang. Tidak semua jenis tanaman dapat tumbuh dengan kondisi air berlebih. Suatu wilayah di mana kondisi air berlebih, akan menyebabkan terjadinya gangguan pada tanaman, terutama pada bagian perakaran tanaman. Akar tanaman tidak dapat berkembang dengan baik, dan pada akhirnya akar tanaman akan busuk jika terusmenerus tergenang dalam air. Solusi unuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu tindakan untuk pembuangan kelebihan air yang dinamakan dengan sistem drainase. Pembuatan sistem drainase ini bukan suatu pekerjaan mudah, terutama bagi tanaman perkebunan, mengingat perkebunan merupakan suatu jenis usaha tani yang memiliki skala luas. Sehingga untuk pembuatan sistem drainase dan pemberian air harus dilakukan dengan perhitungan yang matang dan cermat, serta harus diawali dengan proses pembuatan desain. Sistem pertanian perkembunan yang sering dijumpai adalah sistem drainase terbuka, berupa parit-parit yang terbuat dari pipa atau beton yang dibuat dengan suatu konstruksii tertentu. Tapi khususnya di Indonesia, pembuatan saluran drainase merupakan sistem terbuka yang terbuat dari tanah. Pada bab ini akan dibahas bagaimana cara membuat suatu jaringan irigasi dan drainase khususnya jaringan irigasi dan jaringan drainase terbuka untuk kegiatan pembibitan tanaman perkebunan. Gambar 4.1. Lahan Akibat Kekerigan Sumber: www.bernas.id


71 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Tuhan menciptakan bumi beserta air yang cukup untuk memenuhi hajad hidup manusia, untuk makan, minum, keperluan sehari-hari, dan kegiatan pertanian. Permasalahannya adalah ketersediaan. Air kadang kala tidak ada pada saat dibutuhkan untuk irigasi, tetapi di lain waktu terjadi hujan yang menyebabkan banjir. Berapakah jumlah air di permukaan bumi? Sebagai gambaran kita adalah sebagai berikut. Apabila bumi diasumsikan seukuran bola basket, maka jumlah air yang ada di bumi bisa dimasukkan ke dalam bola ping pong. Seberapa banyak air itu? Sekitar 326 juta mil kubik atau 1.332.000.000 kilometer kubik (1,332 km3). Berdasarkan penelitian dari US Geological Survey, sekitar 72 % bumi tertutup air, tetapi 97 % adalah air laut yang asin dan tidak cocok untuk diminum dan kegiatan perkebunan dan pertanian. Asumsi tersebut menggambarkan bahwa air yang ada di bumi ini sangat mencukupi kebutuhan manusia. Namun, terjadi pergeseran terhadap asumsi tersebut. Di mana sekarang air menjadi barang yang mahal, artinya air menjadi lebih langka. Sudah saatnya kita memperhatikan masalah kekeringan di Indonesia, yang tidak terjadi sematamata karena faktor alamiah saja. Posisi Indonesia yang terletak di wilayah geografis strategis di mana Indonesia diapit dua benua dua samudera dan Indonesia juga terletak di sepanjang garis khatulistiwa. Kondisi letak geografis yang demikian ini membuat wilayah Indonesia rentan terhadap gejala kekeringan, sebab iklim yang terjadi di wilayah tropis adalah jenis iklim monsoon yang diketahui sangat sensitif terhadap perubahan ENSO atau El-Nino Southern Oscilation. ENSO inilah yang menjadi penyebab utama kekeringan yang muncul jika suhu di permukaan Lautan Pasifik tepatnya di bagian tengah sampai bagian timur mengalami peningkatan suhu. Berdasarkan hasil penelitian, para ahli menyimpulkan bahwa anomali ENSO tidak menjadi penyebab satu-satunya gejala kekeringan di Indonesia. Kekeringan umumnya diperparah penyebab lainnya, yaitu sebagai berikut. 1. Terdapat pergeseran daerah aliran sungai (DAS) terutama di wilayah hulu. Hal ini menyebabkan lahan beralih fungsi, dari lahan bervegetasi menjadi lahan tanpa vegetasi (lahan gundul). Efek dari perubahan ini adalah sistem resapan air di dalam tanah menjadi terganggu dan akhirnya menyebabkan kekeringan. 2. kerusakan sistem hidrologis di wilayah hulu sungai, sehingga waduk dan saluran irigasi diisi oleh benda benda sedimen sehingga menyebabkan kapasitas dan daya tampung menjadi menurun. Cadangan air yang kurang akan menyebabkan kekeringan parah saat musim kemarau tiba 3. Persoalan agronomis atau dikenal juga dengan nama kekeringan agronomis. Kejadian ini disebabkan oleh pola tanam petani di Indonesia yang memaksakan penanaman yang tidak sesuai dengan musim sehingga mengakibatkan cadangan air semakin tidak mencukupi. Setelah memahami penyebab tersebut, peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, khususnya bagi mereka yang sedang mempelajari irigasi, perlu ditanamkan pemahaman konsep irigasi dan drainase. Konsep yang tertanam dengan baik, maka pada hari depan kebutuhan air akan terpenuhi.


72 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN B. Menentukan Persyaratan Perencanaan Irigasi Istilah pengairan tidak lepas dari pengertian dasar, yaitu air. Kegiatan pengairan mencakup pengelolaan tata air pada budi daya tanaman. Pengairan ini sangat penting, karena berdampak langsung pada metabolisme tanaman. Apabila tanaman kekurangan air, maka unsure hara sulit terserap tanaman. Sedangkan lahan yang terlalu banyak air, maka aerasi tanah tidak berjalan dengan lancar, akibatnya akar membusuk dan pada akhirnya tanaman mati. Tindakan penngairan meliputi pemberian air dan pengurangan air. Pemberian air disebut dengan irigasi, sedangkan pengurangan air disebut dengan drainase. Pengertian irigasi adalah kegiatan pemberian air pada suatu lahan pertanian yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lembab pada daerah perakaran tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi partumbuhan tanaman. Menurut Basri (1987), irigasi adalah pemberian air pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertumbuhannya. Air yang pada umumnya diambil dari sungai atau bendungan yang dialirkan melalui sistem jaringan irigasi untuk menjaga keseimbangan jumlah air di dalam tanah. Gambar 4.2. Irigasi pada Lahan Pembibitan Sumber: https://www.zameen.com/news/wb-team-reviews-drip-and-sprinkler-irrigation-system-inrawalpindi.html Irigasi diberikan pada tanaman karena ada faktor pembatas dalam budi daya tanaman. Faktor pembatas tersebut apabila tidak dilakukan rekayasa, maka akan mengakibatkan kerugian. Pemberian air pada tanaman biasanya diberikan pada saat kondisi kekurangan air. Dengan demikian, air merupakan faktor pembatas, yang direkayasa sedemikian hingga dapat mencukupi kebutuhan air. Hal tersebut selaras dengan pendapat seorang peneliti, di mana Linseley, mendefinisikan bahwa pengairan adalah pemberian air kepada tanah untuk menunjang curah hujan yang tidak cukup agar tersedia lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman. Irigasi selain bertujuan menyediakan air bagi pertumbuhan tanaman, juga memberikan manfaat lain, seperti berikut ini. 1. Mempermudah pekerjaan pengolahan tanah. 2. Menekan pertumbuhan gulma, hama dan penyakit. 3. Mengatur suhu tanah dan iklim mikro. 4. Memperbaiki kesuburan tanah. 5. Menurunkan kadar garam dalam tanah.


73 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Drainase merupakan tindakan untuk mengalirkan atau membuang kelebihan air akibat pemberian air yang berlebihan atau akibat curah hujan yang tiggi. Kelebihan air ini dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan tanaman bahkan kadangkadang menyebabkan tanaman menjadi mati akibat busuk. Pembuangan air ini dilakukan untuk memperbaiki aerase tanah yang akan menjadikan lingkungan kehidupan mikroorganisme tanah lebih baik. Tujuan utama dari kegiatan drainase adalah untuk mempercepat hilangnya air gravitasi dan mempertahankan agar air yang diperlukan tanaman selalu berada pada daerah perakaran selama masa pertumbuhan tanaman. Selain itu, drainase dilakukan untuk mengurangi gangguan akibat penyakit yang ditimbulkan organism yang berasal dari dalam tanah. Organisme ini meliputi jamur maupun bakteri yang sangat subur tumbuh dalam lingkungan yang lembab. Gambar 4.3. Drainase pada Lahan Gambut Sumber: www.mangabay.com Pada dasarnya, sistem drainase dapat dibedakan menjadi dua, yaitu, sistem drainase permukaan tanah dan sistem drainase bawah permukaan. Sistem drainase permukaan tanah merupakan kegiatan membuang kelebihan air yang terdapat pada permukaan tanah. Sedangkan sistem drainase sistem bawah permukaan tujuan utamanya untuk mengatur tinggi kedalaman permukaan air tanah agar sesuai dengan kebutuhan perkembangan akar tanaman, misalnya pada tanaman tebu kedalam muka air tanah yang dikehendaki bagi perkembangan akar tanaman yakni 150 cm ke atas sedangkan bagi tanaman tembakau kedalaman air tanah yang dikehendaki berkisar antara 30 cm sampai 45 cm. Pengaturan pengairan yang tepat memerlukan perhitungan yang matang dan tepat. Ketepatan tata letak akan mempengaruhi proses pengairan pada lahan, sedangkan kebutuhan pengairan perlu perencanaan anggaran yang tepat. Dalam hal ini kepiawaian pimpinan diperlukan memutuskan kebijakan dalam perencanaan pengairan yang diajukan. Dalam menentukan persyaratan perencanaan irigasi dan drainase, perlu mempertimbangkan 8 hal, yaitu sebagai berikut. 1. Jumlah dan kualitas air Air adalah salah satu sumberdaya alam yang sangat berharga, berguna bagi hidup dan kehidupan. Keberadaan air di bumi sendiri relatif tetap. Jumlahnya sekitar 1,38 miliar km3, namun hanya 2,5% merupakan air tawar dan hanya sekitar 0,01% berupa air tawar yang dapat dimanfaatkan. Jumlah air tawar di


74 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN permukaan dan di bawah tanah yang dapat dimanfaatkan ini berasal dari hujan, atau lebih tepatnya dari siklus hidrologi. Gambar 4.4 Daur Hidrologi Sumber: https://www.indonesiastudents.com/pengertian-hidrosfer-siklus-hidrologi-serta-contohnya-lengkap/ Peredaran atau siklus hidrologi sendiri memiliki pengertian suatu peristiwa menguapnya air di bumi, lautan menjadi awan, kemudian mengembun, dan jatuh berupa hujan, sebagian teresap ke dalam tanah dan mengalir di bawah tanah membentuk aliran air tanah. Sebagian yang lain air yang tidak teresap, akan mengalir sebagai limpasan di permukaan bumi (run off). Muara akhir dari semua aliran permukaan dan bawah tanah adalah kembali lagi ke laut dan hal ini terjadi terus menerus. Pada musim hujan, ketersediaan kuantitas air (volume air) untuk memenuhi kebutuhan tidak menjadi masalah, namun justru dengan besarnya ketersediaan air muncul ancaman bahaya banjir. Dalam kondisi yang demikian, tugas pengelolaan sumberdaya air dititikberatkan pada pengendalian bencana banjir. Sebaliknya dimusim kemarau, ketika ketersediaan air belum tentu memenuhi kebutuhan, pengelolaan sumberdaya air dititik beratkan pada alokasi air yang optimal guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan lingkungannya. Pergerakan air dipermukaan bumi secara umum dapat dinyatakan sebagai suatu rangkaian kejadian yang biasanya disebut dengan Siklus hidrologi. Siklus hidrologi merupakan suatu sistem tertutup, dalam arti bahwa pergerakan air pada sistem tersebut selalu tetap berada di dalam sistemnya. Siklus hidrologi terdiri dari enam subsistem, yaitu sebagai berikut. a. Air di atmosfer b. Aliran permukaan c. Aliran bawah permukaan d. Aliran air tanah e. Aliran sungai/saluran terbuka f. Air di lautan dan air genangan Air di lautan dan genangan (danau, rawa, waduk) oleh karena adanya radiasi matahari, maka air tersebut akan menguap ke atmosfer. Uap air akan


75 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN berubah menjadi hujan karena proses kondensasi (pendinginan). Sebagian air hujan yang jatuh dipermukaan bumi akan menjadi aliran permukaan. Aliran permukaan sebagian akan meresap ke dalam tanah kembali menjadi aliran bawah permukaan melalui proses infiltrasi dan perkolasi, selebihnya akan berkumpul di dalam jaringan alur (sungai alami atau buatan) menjadi aliran sungai/saluran terbuka dan mengalir kembali ke dalam lautan. Sebagian air hujan yang tertahan oleh tumbuh-tumbuhan dan sebagian lagi yang jatuh langsung ke dalam laut dan danau akan menguap kembali ke atmosfer. Sebagian dari air bawah permukaan kembali ke atmosfer melalui proses penguapan dan transpirasi oleh tanaman dan sebagian lagi menjadi aliran air tanah melalui proses perkolasi, dan mengalir ke lautan. Untuk tujuan operasional maka ruang lingkup hidrologi, antara lain meliputi pekerjaan berikut ini. a. Mengumpulkan dan memproses data hidrologi hasil pengukuran di lapangan sebagai data dasar hidrologi yang biasanya datanya disusun pada suatu buku publikasi. b. Menganalisa proses hidrologi. c. Meramalkan kejadian hidrologi, seperti banjir dan kekeringan. d. Memperkirakan keseimbangan air. e. Memperkirakan laju sedimentasi. f. Memecahkan berbagai masalah pengelolaan sumber air. 2. Tempat survei dan kebutuhan air Pembuatan suatu sistem irigasi dan drainase, baik dipeternakan sistem lapangan maupun sistem yang intensif, terlebih dahulu harus diketahui kondisi lapangannya. Setelah mengetahui kondisi lapangan, maka akan dapat diketahui jenis sistem drainase, ukuran drainase, dan teknik yang akan diterapkan dalam pembuatan sistem drainase. Beberapa kondisi lapangan yang harus diketahui adalah sebagai berikut. a. Kondisi topografi Kondisi topografi atau secara umum dikenal dengan derajat kemiringan lahan, derajat kemiringan lahan ini besar pengaruhnya terhadap pembentukan layout area kerja ataupun kegiatan pekerjaan konstruksi khususnya pembuatan saluran drainase lahan. Ada beberapa tingkat kemiringan lahan, yaitu, datar (0-3%), landai atau berombak (3-8%), agak miring atau bergelombang (8-15%), miring (15-30%), agak curam (30- 45%), curam (45-65%), dan sangat curam (> 65%). b. Volume air yang akan dibuang Sistem drainase yang dibuat khususnya bagian drainase lapangan, sangat ditentukan oleh kemampuan tanah untuk mendrainase air. Faktor tanah yang menentukan besarnya kapasitas atau kemampuan mendrainase air adalah infiltrasi, pori-pori tanah, tekstur, dan struktur tanah. Infiltrasi adalah besarnya air yang masuk ke dalam tanah. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sebagian akan masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan sisanya akan terbuang sebagai aliran air permukaan (run off).


76 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Infiltrasi tanah tidak akan berjalan lancar apabila ada lapisan tanah yang kedap air di dalam tanah. Infiltrasi banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kadar pori tanah, besarnya ukuran butiran (tekstur) dan lain-lain. Pada tanah-tanah yang dijumlai di alam, kecepatan infiltrasi tanah biasanya 430-860 mm/etmal, di mana 1 mm/etmal = 1/8,5 liter/detik/ha. Sedangkan prosentase pori tanah yang dijumlai dialam dalam kondisi alami adalah berkisar antara p = 10-50%. Sedangkan kemampuan tanah untuk menyerap air (q) adalah besarnya kecepatan infiltrasi di kali dengan persentase ruang pori. Secara matematis dapat di tentukan dengan rumus berikut ini. Q = V x p Di mana Q adalah kapasitas infiltrasi V adalah kecepatan infiltrasi P adalah persentase ruang pori Kapasitas infiltrasi di lapangan berbeda besarnya dari suatu tempat ke tempat lain, hal ini disebabkan karena adanya perakaran tanaman, retakanretakan tanah dan lain lain yang akan memperbesar kemampuan (kapasitas) suatu tanah untuk mendarainase air. Dalam sistem drainase lapangan ada dua hal yang harus dibedakan, antara lain adalah kemampuan mendrainase tanah dan kemampuan sistem drainase memdrainase kelebihan air. Istilah kemampuan mendarinase tanah adalah kemampuan tanah pada waktu kering untuk mendrainase kelebihan air. Sedangkan kemampuan mendrainase sistem drainase adalah kemampuan sistem drainase untuk mendrainase air tanah pada waktu tanah sudah jenuh dengan air. Sistem drainase akan menurun kemampuannya untuk mendrainase air jika kondisi tanah telah jenuh dengan air. Kemampuan mendrainase air tidak lagi sebesar kapasitas infiltrasi (Q), tetapi sangat ditentuukan oleh waktu pengosongan (t) sitem drainase, di mana besarnya t dituliskan dengan rumus berikut ini. Di mana, t: waktu pengosongan sistem drainase tanah v: kecepatan infiltrasi s: jarak antara pipa drainase dengan titik tengah sistem drainase a: sudut yang dibentuk pipa dengan titik tengah sistem drainase Selama ini belum ditemukan metode yang dapat digunakan secara pasti bisa menghitung kelebihan air di lapangan. Pada saluran drainase


77 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN buatan, ukuran (dimensi) saluran harus diperhitungkan secara cermat agar kapasitas saluran dapat menampung jumlah air yang akan dialirkan. Jika kapasitas saluran lebih kecil dari volume air yang akan dialirkan, maka masalah kelebihan air tidak aka terselesaikan. Ukuran saluran drainase dapat ditentukan berdasarkan luas daerah yang akan dibuang airnya (A), angka pengaliran (a), angka penyebaran hujan (b) serta intensitas hujan (qt) dengan lama pengaliran (T). Rumus umum debit maksimum saluran drainase adalah sebagai berikut. Di mana: Qmaks: debit air maksimal yang akan dibuang (l/det) A : luas daerah (ha atau km2) a : angka pengaliran b : angka penyebaran hujan qt : intensitas hujan t = T T = lama hujan = lama pengaliran (m3/det/km atau liter/det/ha) Berikut ini disajikan contoh, untuk mempermudah dalam melakukan praktikum. Contoh Soal: Jika diketahui sutau tanah memiliki persentase ruang pori sebesar 30%, dan kecepatan infiltrasi adalah 640 mm/etmal, tentukanlah kemampuan mendrainase tanah! Penyelesaian: Kemampuan mendrainase tanah Maka besarnya kemampuan tanah mendrainase air adalah Q = 644 x 30% = 192 mm/etmal Jadi kemampuan tanah untuk mendrainase pada keadaan tersebut adalah 192 mm/etmal. 3. Identifikasi kondisi lingkungan Pada kegiatan identifikasi kondisi lingkungan ini, kita harus memahami sistem drainase. Sistem drainase secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu saluran drainase alamiah dan sistem drainase buatan. a. Sistem drainase alamiah Sistem drainase alamiah aktivitas kegiatan drainase terjadi dengan sendirinya, tanpa campur tangan manusia. Kondisi ini akan berlaku dengan syarat keadaan tanah yang cukup poros dan miring. Sesuai keadaan alam, bahwa air akan selalu mencari daerah yang paling rendah, dengan demikian tanpa ada campur tangan manusia, maka air akan selalu mencari tempat yang lebih rendah. Pada tanah-tanah yang poreus air akan meresap ke dalam tanah melalui proses infiltrasi dan akan bersatu dengan air tanah untuk mengalir bersama dengan air tanah.


78 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN b. Sistem drainase buatan Sistem saluran drainase buatan, pada prinsip kerjanaya air berlebih yang berasal dari hujan atau air irigasi dialirkan melalui saluran yang sengaja dibuat, untuk akhirnya dibuang ke daerah yang lebih rendah atau ke sungai. Sistem saluran drainase buatan dapat dibedakan lagi menjadi yaitu drainase permukaan dan drainase bawah permukaan. Gambar 4.5 Drainase Alami Sumber http://repository.lppm.unila.ac.id/ Gambar 4.6 Drainase Buatan Sumber: https://blog.kliknclean.com/apa-itu-drainase/ Sistem drainase permukaan adalah drainase yang dibuat di atas permukaan tanah. Saluran ini dapat terbuat dari selokan tanah biasa atau saluran yang dibuat dengan menggunakan konstruksi beton. Prinsip saluran drainase permukaan adalah agar air hujan atau air irigasi yang berlebih dapat dibuang dari daerah lahan usaha tani. Saluran drainase permukaan dapat dibuat bila kemiringan tanah memiliki kemiringan yang cukup dan jenis saluran ini mudah dibuat dengan biaya murah. Akan tetapi, dengan alasan tertentu yang cukup kuat, misalnya karena lahan usaha tani tersebut akan diolah dengan menggunakan traktor terkadang pembuatan saluran drainase permukaan tidak diperkenankan. Hal itu karena akan mengganggu pekerjaan pengolahan tanah, sehingga dipilih sistem saluran drainase bawah permukaan.


79 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Sistem saluran bawah permukaan adalah sistem saluran drainase yang dibuat di bawah permukaan tanah. Sistem saluran bawah permukaan mengunakan pipa berlubang atau gorong-gorong. Ada beberapa jenis cara pemasangan sistem saluran drainase bawah permukaan seperti sistem paralel, sistem alami, grid iron sistem dan sistem radial. Pada negara-negara di daerah tropis seperti halnya di Indonesia, sistem drainase yang umumnya dibuat terutama sistem drainase lapangan menggunakan sistem irgasi permukaan (surface drainage), karena apabila penggunaan sistem drainase bawah permukaan (subsurface drainase) yang menggunakan bahan-bahan seperti pipa, akan mempertinggi biaya investasi dan biaya operasional, selain itu juga pemeliharaan sistem drainase bawah permukaan cukup sulit. 4. Persetujuan dan perizinan dari masyarakat Pembuatan saluran drainase dalam bidang perkebunan, bukanlah merupakan hal yang mudah dilakukan. Terutama jika jenis usaha perkebunan yang diusahakan cukup besar atau luas, karena untuk membuang kelebihan air dari kegiatan usaha perkebunan akan memberikan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Bagi jenis usaha perkebunan yang diusahakan di lapangan, pembuangan jumlah air yang di drainase akan sangat tergantung dari luasan lahan dan dampaknya tidak begitu dirasakan oleh masyarakat setempat. Mengingat riskan pada sistem drainase ini, maka sebelum dibuat suatu sistem drainase untuk membuang kelebihan air diperlukan koordinasi dari pemerintah setempat, baik RT/RW atau lingkungan yang lebih besar tergantung di mana lokasi perkebunan itu diusahakan. Demikian juga dengan izin masyarakat harus didapatkan, karena masyarakat setempat yang akan menanggung akibatnya. Izin tertulis dari pemerintah setempat dan masyarakat hendaknya sudah ada sebelum pembuatan sistem drainase dilakukan. Biasanya izin tersebut akan diberikan oleh pemerintah dan masyarakat setempat apabila pengusaha bisa menjamin bahwa limbah perkebunannya tidak akan mengganggu lingkungan atau si pengusaha memberikan kompensasi dalam bentuk tertantu kepada masyarakat setempat. Gambar 4.7 Saluran Drainase pada Perkebunan Sawit sumber: www.mongabay.com


80 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 5. Perencanaan sebagai dokumentasi Pembuatan sistem drainase didahului dengan kegiatan pengukuran lokasi di mana sistem drainase tersebut akan dibuat. Pengukuran dilakukan meliputi pengukuran luas lahan di mana sistem drainase tersebut dibuat dan topografi yang akan menentukan arah saluran drainase. Pengukuran lahan dan topografinya dilakukan dengan menggunakan alat-alat pemetaan seperti teodolit, penyipat datar, dan beberapa assesories yang diperlukan. Dari hasil pengukuran di lapangan selanjutnya dibuat gambar kondisi lahan beserta topografinya. Berdasarkan gambar tersebut maka dibuat layout (tata letak) sistem saluran drainase. Beberapa prinsip yang harus dipegang dalam perencanaan sistem drainase, yaitu sebagai berikut. a. Ukuran sistem saluran drainase semakin ke hilir semakin besar, khususnya untuk sistem drainase lapangan, sedangkan untuk sistem drainase kandang besarnya sama. b. Sesuai dengan sifat alami air, yaitu air akan mengalir ke daerah yang lebih rendah. Oleh sebab itu, di dalam perencanaan sistem drainase yang akan dibuat sangat diperlukan melakukan survei atau pemetaan topografi. Dari hasil peta topografi tersebut, selanjutnya arah aliran sistem drainase dirancang dengan memperhatikan sifat alami air tersbut. Tujuan pembuatan saluran drainase adalah untuk menjamin agar air buangan tidak berpengaruh terhadap lingkungan, dengan demikian dalam pembuatan saluran drainase juga menganut azas atau prinsip dasar ramah lingkungan. Sehingga perlu dipertimbangkan secara matang agar penggunaan peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan saluran drainase harus tidak boleh memberikan dampak negatif terhadap tanaman dan lingkungan. Untuk penggunaan peralatan yang menggunakan mesin-mesin, maka harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap kondisi peralatan, terutama pada sistem bahan bakar dan pelumasan mesin. Harus dipastikan bahwa sistem peralatan mesin tidak bocor, sebab jika terjadi kebocoran akan mencemari tanah dan lingkungan disekitar tanaman dan ini akab memberikan dampat negatif yang buruk terhadap pertumbuah tanaman. Terutama untuk tanaman yang bernilai ekonomis tinggi. Karena efek pencemaran yang diakibatkan oleh mesin yang digunakan akan berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman. Demikian juga jika saluran drainase yang dibuat menggunakan sistem konstruksi beton, harus diperhatikan efek yang diakibatkan, karena sisa-sisa bekas adukan semen dan konstruksi akan menyebabkan tanah disekitarnya mengeras. Ini akan berpengaruh terhadap tanaman ataupun penggunaan peralatan pengolah tanah bila nantinya tanah disekitanya akan diolah. 6. Dimensi saluran Dimensi saluran drainase ditentukan berdasarkan debit maksimum, kemiringan saluran dan kecepatan aliran. Saluran drainase biasanya direncanakan dengan saluran terbuka yang berbentuk trapesium, persegi panjang maupun setengah lingkaran. Saluran terbuka adalah saluran, di mana air mengalir dengan permukaan bebas yang terbuka terhadap tekanan atmosfer.


81 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Rumus hubungan antara debit dengan luas penampang saluran dan kecepatan pengaliran adalah sebagai berikut. Di mana: Q adalah debit saluran drainase maksimum (debit banjir) dalam satuan m3/ detik. A adalah luas penampang basah saluran (m2) dengan berbagai macam bentuk. V adalah kecepatan aliran (m/detik). 7. Bentuk dan penampang saluran Bentuk penampang saluran drainase ada berbagai jenis bentuk bujur sangkar, bentuk segi empat, trapesium, lingkaran, dan setengah lingkaran. 8. Jenis drainase Dalam merencanakan dimensi atau ukuran gorong-gorong harus ditentukan terlebih dahulu debit maksimum yang akan dialirkan melalui gorong-gorong. Hitungan debit maksimum dapat menggunakan rumus rasional. Dalam perencanaan dengan saluran tertutup (gorong-gorong) direncanakan tiap lubang pengaliran dengan lebar berukuran 1,2-2,0 meter dan tinggi lubang pengaliran berukuran 1,0-2,0 meter dan diusahakan agar tinggi banjir tidak melebihi lubang pengaliran. Prinsip yang harus dipegang dalam merencanakan pembuatan saluran drainase yaitu ukuran saluran drainase semakin ke daerah hilir lebih besar dari bagian hulunya. Selain itu, prinsp yang harus diterapkan adalah aliran air. Kecepatan aliran air pada saluran utama tidak boleh melebihi kecepatan 2 m/ detik, karena akan mengakibatkan kerusakan pada dinding saluran. C. Merencanakan dan Mengoperasikan Sistem Irigasi Dalam merencanakan sistem irigasi yang baik, harus melakukan beberapa langkah yang harus dilakukan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan, antara lain sebagai berikut. 1. Pemetaan untuk perencanaan sistem distribusi Pembuatan fasilitas sistem saluran drainase permukaan untuk lahan-lahan yang terpisah secara individual, sangat tergantung pada topografi, sifat-sifat tanah, dan ketersediaan outlet saluran pembuangan alamiah seperti sungai parit besar atau tempat penampungan air. Sebagaimana diketahui bahwa sifat alami air adalah mencari daerah yang lebih rendah, namun perlu dipahami bahwa kondisi topografi di lapangan biasanya tidak teratur ketinggiannya, sehingga untuk mendesain arah saluran harus dilakukan pemetaan topografi. Pemetaan topografi dilakukan dengan menggunakan alat-alat survei, seperti halnya teodolit, level, dan peralatan lain yang digunakan. Dalam pemetaan tersebut pada daerah yang akan dibangun sistem drainasenya diukur masing-masing ketinggian titik-titiknya, terutama titik-titik ekstrim yaitu titik


82 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN tertinggi dan terendah, beserta titik-titik di antara kedua titik ekstrem tersebut. Dari data hasil pengukuran tersebut kemudian diolah dan digambarkan kondisi topografinya. Berdasarkan hasil penggambaran kondisi topografi yang aktual, arah saluran pembuangan ditentukan. Namun dalam menetapkan kemiringan saluran harus lebih hati-hati, agar saluran drainase jangan memiliki kemiringan yang besar, karena kemiringan yang besar akan mempercepat laju aliran drainase. Kemiringan saluran drainase biasanya dirancang sedemikian rupa, sehingga kecepatan aliran ≤ 2 m/detik. Bila kecepatan aliran > 2 m/detik, akan menyebabkan terjadinya penggerusan pada dinding dan dasar saluran. Cara yang paling mudah untuk membuat agar permukaan tanah di mana sistem saluran drainase dibuat agar tidak memiliki perbedaan yang besar adalah memodifikasi ketinggian permukaan tanah dengan menggunakan teknik cut and fill (gali dan timbun). Untuk daerah yang memiliki permukaan yang tinggi dilakukan penggalian tanah, dan hasil galian di bawa ke tempat yang lebih rendah untuk menimbun, sehingga akan diperoleh permukaan yang relatif kecil perbedaan tingginya. 2. Merancang (desain) sistem drainase Sebelum saluran drainase dibuat, maka terlebih dahulu dibuat desainnya, atau bentuk dan tata letaknya. Ada beberapa jenis sistem desain saluran drainase, yaitu sistem random, paralel dan dan sistem parit lateral paralel. Pemilihan jenis sistem saluran drainase sangat tergantung pada topografi dan sifat-sifat tanah 3. Saluran terbuka Ada beberapa jenis sistem saluran drainase terbuka yang digunakan untuk mendrainase berbagai jenis lahan yang berbeda. Untuk saluran drainase yang digunakan pada lahan penggemabalaan secara permanen, biasanya salurannya kecil, dangkal, dan ruangnya terbatas. Sedangkan sistem saluran drainase yang digunakan untuk lahan yang ditanami biasanya dibuat lebih lebar dan dalam. Pada lahan yang memiliki sistem drainase jelek dengan kemiringan yang relatif datar, sampai pada kemiringan 2%, maka sistem saluran drainase paralel adalah yang paling cocok dan lebih mudah pembuatannya dibandingkan dengan sistem saluran drainase furrow dan ridge. Saluran drainase sebaiknya memiliki penampang yang luas dan dangkal untuk meminimalkan resiko terjadinya erosi dan memudahkan untuk dilalui. Kemiringan saluran harus disesuaikan dengan kondisi topografi, tapi dengan kisaran antara 0,1 sampai 1 persen, dan nilai optimumnya adalah 0,5 persen. Kedalaman saluran drainase minimum adalah sekitar 25 cm dan jarak antara saluran bisa sampai 200 meter. Untuk lahan-lahan yang agak curam dengan kemiringan 2%-4%, sistem saluran drainase bercabang (cross-slope ditches) adalah yang paling sering dipakai, terutama untuk sistem saluran drainase permukaan. Selain itu sistem drainase jenis ini juga dapat digunakan sebagai pengendali erosi. Kedalaman saluran bervariasi, dengan lebar 5-6 meter dan kedalaman 1,5 m-2,0 meter.


83 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 4. Sistem drainase pipa Pada jaman dahulu jenis pipa yang biasa digunakan untuk saluran drainase adalah jenis pipa yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, namun sekarang banyak yang menggunakan jenis pipa plastik (PVC), dengan ukuran diameter yang bervariasi 50 mm-100 mm, dan panjang sampai 10 meter. Untuk penggunaan sistem drainase pipa, maka biasanya pipa diberi lubang untuk memudahkan air masuk ke dalam pipa secara bebas, memungkinkan air masuk ke dalam pipa untuk didrainasekan. 5. Layout sistem drainase Ada beberapa jenis layout sistem saluran drainase, yaitu sebagai berikut. a. Sistem acak Sistem ini menggunakan pipa yang dipasang pada tempat-tempat yang akan di drainase airnya, terutama pada derah yang paling cekung. Pipa menghubungkan antara daerah cekungan dengan parit pembuangan. b. Sistem paralel regular sistem paralel reguler, layout harus dibuat sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari sistem saluran terhubung dengan parit pembuangan, sehingga dengan sistem ini ada pipa/saluran utama dan lateral, di mana saluran/pipa lateral terhubung dengan parit pembuangan. c. Sistem drainase tulang ikan Jenis sistem saluran drainase ini terdiri dari dua jenis saluran/pipa, yaitu saluran/pipa drainase utama dan sekunder. Antara pipa/saluran utama dan sekunder dibutuhkan penghubung, dan letak saluran/pipa utama di bagian bawah. d. Sistem saluran terhubung Sistem saluran drainase jenis ini, sangat cocok dipakai pada daerah yang sedikit agak miring, sehingga sistem pengaliran air dilakukan secara bebas (gravitasi). Dengan sistem ini dibutuhkan pipa-pipa yang menghubungkan antara dua parit pembuangan. 6. Pembuatan Sistem Drainase Untuk pembuatan sistem saluran drainase sangat tergantung pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan, jumlah pekerja, dan lokasi. Untuk pekerjaan yang membutuhkan waktu cepat dan volume pekerjaan besar, maka dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai peralatan mesin seperti halnya alat excavator, elevating grader, pull back blade, dan scraper. Namun jika kondisi tenaga kerja tersedia cukup banyak, dan jenis pekerjaannya sederhana, dan waktunya tidak mendesak, pembuatan saluran drainase dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana, seperti halnya cangkul, skop, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan pekerjaan pembuatan saluran drainase, baik yang sifatnya dengan menggunakan alat-alat bermesin ataupun peralatan yang dioperasikan secara manual, maka faktor keselamatan kerja harus menjadi perhatian utama. Banyak terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor manusia dan alat. Sebelun peralatan ditempatkan di lapangan, harus dicek terlebih dahulu agar kondisi lapangan memungkinkan untuk penggunaan peralatan berat. Demikian juga dengan


84 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN kondisi peralatan, harus dicek kesiapannya. Peralatan yang tidak siap pada saat akan digunakan akan menghambat pekerjaan. Untuk pembuatan sistem saluran drainase di lapangan biasanya diawali dengan penempatan patok-patok sebagai titik bantu untuk penampatan saluran drainase. Patok-patok ditempatkan sesuai dengan gambar rencana, dan berdasarkan patok-patok tersebut dibuat saluran drainase. 7. Pemasangan Titik-titik Jaringan Saluran distribusi Untuk pemasangan titik saluran drainase harus didahului dengan kegiatan analisis debit banjir maksimum. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menentukan ukuran saluran yang akan dibuat. Setelah kegiatan analisis debit banjir dilakukan dan dipilih jenis saluran drainase yang akan dibuat, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan pemetaan lokasi yang akan dibuat saluran drainasenya. Pemetaan lokasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang tata letak saluran drainase dan ketinggian titik-titik tempat saluran drainase, baik saluran drainase utama (primer) maupun saluran drainase sekunder atau tersier. Saluran drainase utama (primer) biasanya lebih besar dari saluran drainase sekunder maupun tersirer. Tata letak saluran drainase akan sangat tergantung dari perbedaan tinggi tempat. 8. Penggunaan Pompa dalam sistem distribusi Dalam suatu kondisi tertentu ada kalanya diutuhkan pompa untuk mempercepat proses pembuangan air (drainase), misalnya bila daerah tersebut terisolasi dan jauh dari saluran pembuangan misalnya sungai. Penggunaan pompa sebagai alat bantu melancarkan drainase harus dipertimbangkan sedemikian rupa, karena membutuhkan biaya yang tinggi dan perlu adanya sarana pendukung seperti halnya pasokan listrik. Penempatan pompa harus dipilih pada tempat yang strategis, yaitu dekat dengan sumber listrik, mudah terjangkau oleh alat angkutan, dan yang terpenting memiliki spesifikasi yang cocok sesuai dengan kondisi daerah. 9. Penggunaan Konsultan Untuk menjamin agar pembuatan sistem saluran drainase dapat berjalan dengan baik dan berfungsi, diperlukan bimbingan orang yang ahli dalam bidang perencanaan dan pembuatan sistem saluran drainase. Bagi para pemula bimbingan konsultan sangat diperlukan untuk memberikan saran dan pertimbangan yang realistis dalam pembuatan sistem saluan drainase. D. Merencanakan Drainase, Tampungan, dan Sistem Perlakuan Untuk keperluan irigasi, berbagai sumber air alami dapat digunakan antara lain sungai, danau, air tanah, dan sebagainya. Kondisi air dipermukaan tanah selalu mengalami pembaharuan melalui proses hidrologi. Dengan adanya proses sirkulasi (proses hidrologi) menurut para ahli jumlah air yang ada dipermukaan bumi selalu tetap. Masalah utama dalam penyediaan sumber air tersebut untuk keperluan irigasi adalah masalah ketersediaan. Pada musim hujan kebanyakan tanaman tidak membutuhkan air, bahkan harus dibuang melalui proses drainase, namun pada musim kemarau, air sangat dibutuhkan dan bila kondisi ekstrem ketiadaan air dapat menyebabkan tanaman


85 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN menjadi mati atau gagal panen. Untuk menjaga agar hal tersebut tidak terjadi, maka dalam proses budi daya tanaman hendaknya dibuatkan suatu tempat penampungan air, di mana pada musim hujan bangunan ini dapat dijadikan sebagai tempat untuk emnyimpan air dan dimusim kemarau digunakan sebagai sarana pendistribusian air. Untuk membangun suatu sarana distribusi air, maka harus dilakukan terlebih dahulu evaluasi ketersediaan air agar bangunan distribusi yang direncanakan dan membutuhkan biaya yang besar dapat berfungsi dengan baik. Ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh faktor geologis dan geografi. Evaluasi ketersediaan air dilakukan meliputi kuantitas dan kualitas airnya. Dari aspek kuantitas, jumlah sumber air (debit) yang akan digunakan harus bisa menjamin tercukupinya kebutuhan air tanaman. Sebelum sumber air tersebut ditetapkan harus dilakukan evaluasi untuk kemungkinan digunakan sebagai sumber air. Untuk itu diperlukan suatu survei pendahuluan sumber air. Ada beberapa komponen yang harus disurvei untuk pemilihan sumber air. Dari aspek kualitas (mutu air), maka persyaratan kualitas air harus menjadi jaminan, bahwa air yang dimanfaatkan itu tidak memberikan dampak yang membahayakan terhadap ternak dan manusia yang mengelola peternakan. Masing-masing peruntukan air memiliki standar mutu yang berbeda Namun jika air yang digunakan telah memenuhi suatu standar air baku, maka pemanfaatnya bisa digunakan dan untuk tujuan pemanfaatan yang spesifik, hanya perlu dilakukan tambahan perlakukan (treatment khusus) sesuai dengan spesifikasi kebutuhan penggunaannya. Kualitas air yang baik adalah air yang memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh suatu lembaga atau departemen yang berkewenangan menetapkan standar, misalnya departemen kesehatan untuk air minum, departemen pertanian untuk irigasi, dan lain-lain. Secara umum kualitas air harus memenuhi beberapa standar, yaitu sifat fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktivitas. Sifat fisik air adalah sifat air yang berkaitan dengan bahan-bahan terlarut yang tidak menyebabkan terjadinya perubahan kimia air, tetapi hanya sifat fisik air, seperti bau, total bahan terlarut (TDS), kekeruhan, rasa, suhu, dan warna. Sifat kimia air adalah kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam air, baik bahan kimia anorganik maupun bahan kimia organik. Sifat mikrobiologi adalah kandungan kuman yang terdapat dalam air, biasanya dinyatakan dengan total koloform. Sifat radioaktivitas adalah kandungan bahan radioaktif yang terdapat dalam air. Air irigasi yang baik adalah air irigasi yang memberikan efek negatif terhadap pertumbuhan tanaman. Baik buruknya kualitas air sangat ditentukan oleh kandungan garam-garam yang terlarut dan jenis lumpur yang dibawanya. Bahan-bahan tersebut dapat memberikan pengaruh negatif dan positif terhadap pertumbuhan tanaman. Pada umumnya air irigasi memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman, karena garam-garam yang terlarut di dalamnya merupakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Tetapi ada kalanya garam-garam tersebut memberikan pengaruh negatif (meracuni) tanaman, terutama jika jumlahnya berlebihan. Beberapa jenis garam yang berbahaya jika jumlahnya berlebihan:


86 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 1. Garam-garam kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), dan kalium (K) atau garam total dalam jumlah yang berlebihan dapat mengurangi aktivitas osmosis tanaman, mencegah penyerapan unsur hara dari dalam tanah. 2. Unsur atau ion boron (B) silikon, flour, belerang, fosfor, besi, seng, tembaga, nitrit, nitrat, amonium, dan bahan organik biasanya banyak terdapat dalam jumlah yang snagat sedikit dalam air irigasi, pada kondisi ini unsur-unsur tersebut sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Tetapi sebaliknya dalam jumlah yang berlebihan akan meracuni tanaman, khususnya unsur boron. 3. Kation-kation Ca2+, Mg2+, Na+, dan Kserta anion-anion Co3 2-, HCO3 - , SO4 2-, Cldan No3 - merupakan ion-ion yang berpengaruh terhadap osmosis tanaman, tetapi hingga batas tertentu merupakan unsur hara bagi tanaman. Adakalanya merusak tanah, permeabilitas dan aerasi. Timbulnya antagonisme (sifat yang berlawanan) antara K dan Ca dapat mengganggu penyerapan kalium atau kalsium oleh tanaman. Untuk menghindari pengaruh negatif (meracuni) tersebut di atas, penyelidikan sumber-sumber air irigasi sebelum digunakan adalah sangat penting. Sebagai standar atau pedoman dalam penilaian kualitas airi irigasi tersebut dapat menggunakan klasifikasi air irigasi yang dikemukakan oleh Schofield. Tabel 4.1 Klasifikasi Air Klas air irigasi Garam Total (DHL) Na + (%) Cl/SO4 (ppm) Boron (ppm) 1 0-250 0-20 0-4 0.00-0.67 2 250 -750 20-40 4-7 0.67-1.33 3 750 -2000 40-60 7-12 1.33-2.00 4 2000-3000 60-80 12-20 2.00-2.50 5 > 3000 > 80 > 20 > 2.50 Sumber: www.jurnalirigasi_pusair.pu.go.id Setelah dilakukan irigasi pada lahan, sudah pasti air akan mempengaruhi tanaman dan tanah. Pada tanaman, air akan mempengaruhi metabolism tanaman. Sedangkan pada tanah, air irigasi berpengaruh pada beberapa hal, yaitu sebgai berikut. 1. Nertral (tidak berpengaruh), Hal ini terjadi jika air irigasi hanya berfungsi untuk membasahi tanah, misalnya terdapat pada tanah-tanah yang menerima airi irgasi dari air yang berasal dari DAS yang memiliki jenis tanah yang smaa dengan tanah yang diairi. 2. Menambah (suplementasi), misalnya dijumpai pada tanah yang telah kehilangan unsur-unsur hara akibat pencucian dan mendapatkan unsur-unsur hara lain dari air irigasi misalnya K2O, MgO dan CaO, dan lain-lain. 3. Memiskinkan tanah, hal ini terjadi jika dengan pemberian air irigasi akan mengakibatkan pencucian unsur-unsur hara dari permukaan kompleks adsorpsi dan larutan tanah.


87 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 4. Memperkaya, hal ini terjadi bila kandungan unsur-unsur hara akibat air irigasi lebih besar jumlahnya dari unsur-unsur yang hilang karena panen, drainase atau pengaliran. 5. Memperbaiki atau merusak struktur tanah, hal ini sangat ditentukan oleh sifat fisik lupur dan konsentrasi Na+ di dalam air irigasi. 6. Menaikkan muka air tanah dan penggaraman, hal ini terjadi jika pada penggunaan air irigasi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Penambahan air irigasi mengakibatkan naiknya muka air tanah yang dapat mengganggu daerah zona perakaran. Akibat dari tanah yang terpengaruh oleh sistem irigasi pada lahan, maka ketersediaan unsur hara bagi tanaman juga terpengaruh. Oleh sebab itu, pengaturan irigasi ini harus diperhitungkan, seperti keberadaan bangunan air. Fasilitas atau bangunan air yang berfungsi untuk pengambilan, penyaluran dan pembagian air disebut jaringan irigasi. Dalam hal-hal tertentu pada perkebunan, bangunan ini juga dapat berfungsi sebagai saluran drainase (pembuangan air). Jaringan irigas pada umumnya terdiri dari bangunan dan saluran irigasi. Dilihat dari segi konstruksi dan pengelolaannya, jaringan irigasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu jaringan irigasi sederhana dan jaringan irigasi teknis. Pada jaringan irigasi sederhana ini terdiri dari bangunan-bangunan sederhana yang terbuat dari bahan-bahan lokal. Jaringan irigasi yang demikian diusahakan sendiri oleh petani dan disebut sebagai jaringan irigasi desa. Sedangkan jaringan teknis merupakan jaringan irigasi yang dibangun secara permanent dengan penerapan teknologi maju yang membutuhkan biaya yang besar. Dilihat dari struktur bangunannya, bangunan irigasi terbagi menjadi dua, yaitu bangunan utama dan bangunan pengatur. Bangunan utama yaitu bangunan yang terdapat didaerah sumber air yang berfungsi untuk pengambilan air untuk kepentingan irigasi. Yang termasuk dalam kelompok bangunan utama adalah bendungan (diversion dams), waduk (storage dams), dan rumah pompa. Sedagkan Bangunan pengatur (regulatory work) adalah bangunan irigasi yang dibangunan sepanjang saluran pengangkut yang berfungsi untuk mengatur/mengontrol penyaluran air mulai dari saluran induk sampai ke lokasi di mana irigasi akan dilakukakan. Hal yang termasuk dalam kelompok bangunan ini adalah bangunan pembilas, bangunan pelimpah, bangunan bagi, bangunan ukur, bangunan persilangan, dan bangunan terjun. Besarnya bangunan irigasi/drainase yang akan dibuat sangat ditentukan oleh jumlah air yang dapat dialirkan. Jumlah air yang akan dialirkan harus dikur terlebih dahulu. Untuk mengukur jumlah air yang akan dialirkan harus diketahui terlebih dahulu satuan pengukuran air dan metode pengukuran air. 1. Satuan pengukuran air Teknik atau cara pengukuran air dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu pengukuran air dalam keaadaan diam dan pengukuran air dalam keadaan bergerak. Air dalam keadaan diam adalah air yang berada dalam reservoir (bendungan), kolam, tanah, danau, atau di dalam tangki. Untuk air yang berada dalam keadaan diam, biasanya diukur dengan menggunakan satuan liter (l), meter kubik (m3), sentimeter hektare (cm-ha), dan meter hektare


Click to View FlipBook Version