The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku teks ini merupakan salah satu upaya yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan dengan memberikan buku pegangan
pada peserta didik, agar membuka pikiran untuk mempelajari dan menambah wawasan
mengenai Persiapan Lahan dan Penanaman Tanaman Perkebunan. Dalam buku ini
dibahas tentang bagaimana melakukan pengajiran, penanaman tanaman penutup
tanah, penanaman tanaman perkebunan, dan pengairan pada tanaman perkebunan.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Anita Trisnia, 2023-07-29 23:52:00

PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN

Buku teks ini merupakan salah satu upaya yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan dengan memberikan buku pegangan
pada peserta didik, agar membuka pikiran untuk mempelajari dan menambah wawasan
mengenai Persiapan Lahan dan Penanaman Tanaman Perkebunan. Dalam buku ini
dibahas tentang bagaimana melakukan pengajiran, penanaman tanaman penutup
tanah, penanaman tanaman perkebunan, dan pengairan pada tanaman perkebunan.

88 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN (m-ha). Sedangkan satuan yang dipakai untuk pengukuran air yang dalam keadaan bergerak seperti halnya di sungai, parit, saluran irigasi, pipa, dan lain sebagainya dinyatakan dengan satuan unit aliran, misalnya liter per detik (l/ detik), liter per jam (l/jam), meter kubik (m3/det), sentimeter-hektare per jam (cm-ha/jam), meter hektare per hari (m-ha/hari). Untuk lebih memahami satuan tersebut, maka berikut disajikan soal latihan tentang satuan pengukuran air. Contoh 1: Suatu sumber air dengan dengan debit rata-rata 230 liter per menit mengairi 1 hektare tanaman gandum selama 50 jam. Berapa rata-rata kedalam air irigasi? Penyelesaian Debit biasanya dinyatakan dengan satuan liter per detik. Jika air yang mengalir dengan debit 230 liter per menit selama 50 jam, maka volume air yang dialirkan = 230 liter x 50 x 60 = 690.000 liter = 690 m3. Dengan deikian kedalama air irigasi = Volume air (m3)/Luas area (m2) Kedalaman irigasi = 690/10.000 = 0,0690 m = 6,9 cm Contoh 2: Suatu tanaman membutuhkan 45 cm air irigasi selama 120 hari periode pemberian air. Berapa luas lahan yang dapat diairi dengan debit 20 liter per detik selama 22 jam setiap hari? Penyelesaian: Total debit yang dialirkan selama priode irigasi (120 hari) = (120 x 22 x 60 x 60 x 20)/1000 = 190.080 m3. Air yang dibutuhkan per hektar = (45/100) x 10.000 = 4.500 m3 Luas area yang dapat diairi = (vol. air tersedia)/vol. air yang dibutuhkan = 190.080/4.500 = 42,24 hektare Jadi luas lahan yang dapat diairi dengan debit 20 liter per detik selama 22 jam setiap hari adalah 42,24 Ha. 2. Metode pengukuran air Pengukuran air, baik debit atau volume dan tekanan air menggunakan berbagai metode. Beberapa alat yang biasa digunakan untuk pengukuran air irigasi di lapangan, yang dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok, yaitu pengukuran volumetric, metode kecepatan area dan pengukuran dengan bangunan air. Berikut adalah penjelan metode pengukuran air tersebut. a. Pengukuran volumetrik Pengukuran air irigasi dengan metode volumetrik merupakan metode yang sederhana, di mana air pada suatu saluran irigasi dialirkan ke dalam wadah yang telah diketahui volumenya untuk suatu periode pengukuran. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi wadah dicatat dengan menggunakan


89 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN stop watch. Besarnya aliran (debit) diukur dengan menggunakan rumus berikut. Contoh: Jika suatu wadah mempunyai kapasitas 24 liter dapat dipenuhi selama 12 detik dengan menggunakan aliran suatu pompa. Tentukan debit pompa tersebut. Penyelesaian: Debit pompa = vol. wadah/waktu = 24/12 = 2 liter per detik. Jadi debit air pompa tersebut adalah 2 liter/detik b. Metode kecepatan-area Laju aliran yang melewati suatu titik dalam pipa atau saluran terbuka ditentukan dengan mengalikan luas area dari penampang airan dengan ratarata kecepatan air. Rumus untuk pengukurannya adalah luas penampang dikalikan kecepatan air. Di mana Q: besarnya debit (m3/detik) A: luas penampang saluran atau pipa (m2) V: kecepatan aliran (m/detik) Luas penampang diukur langsung dengan menggunakan pita ukur atau alat ukur panjang. Kecepatan aliran air biasanya diukur dengan menggunakan current meter. Nilai pendekatan glaju aliran dapat juga diperoleh dengan menggunakan metode pelampung. Gambar 4.8 Luas Penampang Berbagai Bentuk Saluran Sumber: Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol. 2, No. 1, April 2016


90 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Metode pelampung ini membuat perkiraan yang kasar tentang kecepatan aliran di dalam saluran, yaitu dengan menggunakan catatan kecepatan aliran benda terapung yang bergerak. Bagian saluran yang lurus dengan panjang sekitar 30 meter dengan penampang yang seragam diambil sebagai tempat pengukuran. Dengan mengukur ke dalaman beberapa tempat dalam saluran dan lebarnya sehingga diperoleh harga rata-ratanya. Hasil kali kedalaman dan lebar saluran adalah luas penampang. Dua utas tali dipasang pada awal dan ahir titik pengukuran. Suatu benda terapung ditempatkan pada saluran beberapa meter di depat titik awal pengukuran. Waktu yang diperlukan untuk melewati titik-titik pengukuran dicatat, dan pengukuran kecepatan ini dilakukan beberapa kali dan kemudian diambil harga rata-ratanya. Gambar 4.9 Pengukuran Metode Pelampung Sumber: irigasi dan drainase Untuk menentukan kecepatan aliran air pada permukaan saluran, panjang saluran percobaan dibagi dengan waktu tempuh rata-rata sepanjang titik pengukuran. Karena kecepatan benda terapung lebih besar dibandingkan dengan kecepatan dalam air, maka diperlukan koreksi pengukuran, yaitu dengan mengalikan dengan faktor konstanta 0,85. Untuk memperoleh laju aliran (debit), maka kecepatan rata-rata yang dikalikan dengan koefisien koreksi dikalikan dengan rata-rata luas penampang bagian saluran. Kecepatan aliran air dalam saluran dapat secara langsung diukur dengan menggunakan current meter dan perkiraan debit dengan pengalian rata-rata kecepatan air dengan luas penampang saluran. Current meter adalah suatu alat kecil yang berisi baling-baling (revolver) atau sudu-sudu yang digerakkan oleh pergerakan air. Current meter digantungkan dengan menggunakan kabel untuk pengukuran pada saluran yang dalam atau dipasang pada batang/ tangkai pada saluran dangkal. Angka perputaran baling-baling yang tercatat dalam interval waktu digunakan sebagai dasar untuk mencari kecepatan dengan menggunakan tabel kalibrasi atau grafik instrumen.


91 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN c. Pengukuran dengan bangunan air Dalam praktek irigasi di lapangan, alat-alat yang paling sering dipakai untuk pengukuran air adalah bendung, parshal flume, oripies, dan metergate. Dengan menggunakan alat-alat ini, aliran air diukur secara langsung dengan melakukan pembacaan pada skala yang terdapat pada alat atau dengan perhitungan laju debit dari rumus standar. Laju debit aliran juga dapat diperoleh dari tabel standar atau kurva kalibrasi yang disiapkan khusus untuk alat tersebut. Sekat ukur dipakai untuk mengukur aliran pada suatu saluran irigasi atau debit dari suatu sumur atau pengeluaran kanal pada suatu sumber. Sekat ukur adalah suatu potongan menyudut (takik) dari bentuk regular saluran di mana aliran pada saluran irigasi dilewatkan agar mengalir. Dalam bentuk yang paling sederhana suatu sekat ukur terdiri dari dinding sekat yang terbuat dari beton, kayu atau logam dengan lembar sekat ukur logam yang dipasang. Sekat ukur dapat juga dibangun sebagai bangunan stasioner atau dapat juga bersifat portabel yang dapat dibawa-bawa. Potongan (takik) dapat berbentuk persegi, trapesium atau segi tiga. Dalam bidang pertanian yang paling banyak dipakai adaalah sekat ukur persegi dan 90o-V. Rumus dasar perhitungan debit yang melalui sekat ukur adalah sebagai berikut. Gambar 4.10 Current Meter Sumber: https://cksvv.vuv.cz/ Di mana Q: debit C: koefisien Koefisien tergantung pada sifat mulut sekat dan kondisi pendekatan L: panjang dasar saluran H: head (tinggi aliran) pada dasar saluran m: pangkat nilai ini tergantung pada mulut saluran pada sekat ukur.


92 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Pembuatan bangunan penampung air dapat dibuat setelah dilakukan pengukuran air. Bangunan penampung air adalah bangunan yang dibuat untuk menampung air yang jatuh disuatu daerah dan mengalir ke bagian bawah. Untuk membuat suatu bangunan penampung air diperlukan data yang cukup lama, biasanya lebih dari 10 tahun. Berdasarkan data tersebut dihitung volume tampungan yang sehingga ukuran bangunan dapat diketahui. Jika vulume telah diketahui biasanya ukuran bangunan ditambah minimal 25 % lebih besar, sehingga diharapkan dapat menampung kelebihan air jika kondisi iklim berubah. Setelah ukuran bangunan diketahui, dan besarnya ukuran penampung air ditetapkan, maka dilakukan rencana pembuatan bangunan. Pembuatan bangunan pemasok air didahului dengan pembuatan gambar rencana dan disesuaikan dengan tata letaknya. E. Menetapkan Pemompaan dan Sistem Tenaga Kegiatan pemberian air pada tanaman dilakukan sangat intensif pada musim kemarau. Percepatan aliran air sangat diperlukan, apalagi lokasi lahan yang lebih tinggi dari sumber air atau pada lahan pembibitan. Pada lahan pembibitan keperluan air tidak dapat ditunda, karena pada fase pembibitan ini memerlukan asupan air yang memadahi. Apabila terdapat kekurangan akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan bibit dan pada akhirnya akan mengurangi kuaitas bibit. Proses pembuangan air dari lahan juga memerlukan tindakan yang cepat. Apabila tanaman terlalu lama terrendam air, maka akar akan membusuk dan tanaman menjadi mati. Untuk mempercepat proses tersebut, tentu memerlukan peralatan. Jika hanya mengandalkan tenaga atau secara manual, tentu tidak akan berhasil. Peralatan yang mendukung kecepatan kegiatan pengairan tersebut adalah pompa. Penggunaan pompa sebagai alat bantu melancarkan drainase harus dipertimbangkan sedemikian rupa, karena membutuhkan biaya yang tinggi dan perlu adanya sarana pendukung seperti halnya pasokan listrik. Penempatan pompa harus dipilih pada tempat yang strategis, yaitu dekat dengan sumber listrik, mudah terjangkau oleh alat angkutan, dan yang terpenting memiliki spesifikasi yang cocok sesuai dengan kondisi daerah. Gambar 4.11 Parshal Flumme Sumber: https://www.openchannelflow.com/


93 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Pada dasarnya ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan pompa untuk sistem drainase dan pemberian air, yaitu tekanan atmosfer, perbedaan jarak antara sumber air dengan tempat pembuangan atau penyaluran air, gaya sentrifugal, dan bergeraknya air yang disebabkan perbedaan gravitasi. Banyak jenis pompa yang tersedia dipasaran yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuang kelebihan air (drainase) dan pemberian air (irigasi), yang menerapakan satu atau lebih dari 4 prinsip dasar tersebut. Pemilihan jenis pompa yang sesuai sebagai alat atau sarana untuk membuang dan menyalurkan air sangat tergantung kepada sifat sumber air dan kapasitas alat untuk menganngkat air, jumlah air yang akan dibuang atau disalurkan dan perbedaan antara permukaan air dan pompa, jumlah sumber tenaga yang tersedia dan kondisi ekonomi pemilik pompa. Prinsip kerja pompa adalah menyedot air dari sumbernya dan mengahantarkan ke tempat yang diinginkan dengan kemampuan daya hantarnya. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis pompa, yaitu jumlah atau debit air yang harus dipompakan dan total head (beban kerja) yang harus diangkat oleh pompa. Total head adalah semua tekanan kerja yang harus dilakukan pompa untuk mengatasi daya angkat pompa, perubahan elevasi (perbedaan tinggi) antara pompa dan pipa distribusi pompa, beban kerja akibat gesekan dengan pipa, dan aksesories pompa (pitting), dan tekanan kerja yang dibutuhkan pompa dalam pipa penyalur air. Pada umumnya untuk sistem penyediaan air, ada empat jenis pompa yang biasa dipakai, yaitu pompa sentrifugal, pompa propeler (sedot), pompa plunyer, dan pompa torak (piston). Pompa sentrifugal cocok untuk dipakai sebagai pompa yang dioperasikan dengan kecepanan tinggi dan membutuhkan tekanan kerja yang besar. Pompa jenis ini dapat menghisap air dari sumber air yang kedalamannya 5-6 meter di bawah tempat kedudukan pompa dan memiliki kemampuan untuk menyalurkan air (daya angkat) yang tinggi. Impeler pada pompa ini ada dua jenis, yaitu tipe volut (rumah siput) dan tipe turbin. Pompa proper cocok dipakai untuk mengangkat air dari sumbernya yang memiliki permukaan yang tidak terlalu rendah (1-3 meter). Pompa plunyer dapat dipakai apabila sumber airnya jauh terletak di bawah pompa. Pompa ini dapat digerakan oleh kincir angin atau tenaga listrik sebagau tenaga penggeraknya. Jenis pompa torak, digunakan untuk menaikkan sumber airnya jauh terletak di bawah pompa. Pompa ini dapat digerakan oleh kincir angin atau tenaga listrik sebagau tenaga penggeraknya. Setelah dilakukan identifikasi jenis-jenis pompa dan keadaan pada lahan,maka langkah selanjutnya adalah memilih pompa yang akan digunakan. Suatu hal yang terpenting di dalam pemilihan jenis pompa adalah jenis motor penggerak yang dibutuhkan sebagai sumber tenaga. Tenaga yang dibutuhkan oleh suatu unit pompa tergantung pada besarnya aliran (debit) dan daya capai (total head) pompa. Apabila jangkauan lokasi pengairan jauh, maka sebanding dengan tenaga yang dibutuhkan motor untuk mendistribusikan air. Setelah ukuran pompa dan jenis pompa beserta sumber tenga penggeraknya ditetapkan, maka dilakukan pemasangan atau instalasi pompa. Pemasangan


94 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN pompa dimaksudkan untuk menghubungkan antara sumber air dengan tempat penampungan yang dihubungkan dengan menggunakan pipa-pipa yang sesuai dengan ukuran bagian intake (pemasukan pompa) dan output. Untuk menghindari agar tidak banyak tenaga (head) yang terbuang, maka sebaiknya menggunakan pipa yang memiliki permukaan yang halus, misalnya dengan menggunakan pipa PVC (paralon). Gambar 4.12 Pompa Irigasi Sumber: irigasi dan drainase Ada beberapa prinsip yang harus diketahui dalam pemasangan pompa, yaitu sebagai berikut. 1. Pada pipa hisap (intake) tidak boleh terjadi kebocoran. Jika terjadi kebocoran makan udara akan masuk, dan hal ini akan menyebabkan pompa tidak akan berfungsi, meskipun motor penggeraknya telah dihidupkan. 2. Diameter pipa pengeluaran, maksimal sama dengan pipa pemasukan (intake). Jika pipa pengeluaaran lebih besar dari pipa pemasukan, hal ini akan menyebabkan daya kerja pompa menurun, karena ukuran pipa pengeluaran yang lebih besar akan menyebabkan kecepatan aliran berkurang, sehingga kerja pompa menjadi lebih berat. Ini disebabkan kecepatan yang lambat akan menambah beban pompa untuk mendorong. Sebaliknya jika ukuran pipa pengeluaran lebih kecil, maka kecepatan aliran pada pipa pengeluaran menjadi lebih cepat. Hal ini akan mengurangi beban pompa. 3. Daya isap pompa biasanya sangat terbatas, untuk pompa plunyer daya isapnya 7 meter, dan untuk pompa sentrifugal 5 meter. Untuk itu harus diperhatikan benar untuk menempatkan pompa agar sedekat mungkin dengan sumber air. Bahkan untuk beberapa jenis pompa sentrifugal pompa langsung dimasukkan ke dalam sumber air (dicelupkan). Pompa demikian disebut pompa submersible. 4. Daya tekan pompa biasanya lebih tinggi dari daya isap. Untuk pemasangan/ pemilihan pompa harus terlebih dahulu diteliti spesifikasi pompa, terutama head isap (daya isap) dan head tekan (daya tekan) dan total head (kemampuan total pompa untuk mengisap dan menekan.


95 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 5. Ujung pipa isap jangan sampai menyentuk dasar sumber air. Hal ini untuk menghindari agar lumpur pada dasar pompa tidak terisap yang dapat menyebabkan penyumbatan pada sistem jaringan pipa. Biasanya beri jarak 25 cm anatra ujung pipa pengisap dengan dasar sumber air. Untuk menjamin agar pompa tidak tersumbat oleh lumpur, maka harus dilakukan pembuangan lumpur pada dasar sumber air secara berkala jika memungkinkan. 6. Pipa isap sebaiknya dilengkapi dengan saringan (screen) dan katup. Fungsi katup adalah untuk menghindari agar kotoran berupa sampah tidak terisap masuk ke dalam sistem pipa dan jaringan. Jika ini terjadi akan menyebabkan penyumbatan pada pompa dan sistem pipa. Sedangkan katup diperlukan agar air yang telah masuk ke dalam sistem pipa dan jaringan tidak keluar lagi ke sumber air bila pompa dimatikan. Jika ini terjadi akan dibutuhkan waktu untuk memancing (priming) agar air masuk ke dalam pipa isap dan pompa sebelum dikeluarkan. 7. Putaran impeler disesuaikan dengan motor penggeraknya. Dalam memilih motor penggerak, hendaklah terlebih dahulu diteliti putaran impeler (RPM) pada pompa, terutama jika membeli pompa yang dirakit sendiri. Tetapi jika membeli pompa yang sudah dirakit beserta motor penggeraknya, masalah ini tidak perlu dikhawatirkan. Dalam pemasangan pompa ada beberapa hal yang harus diperhatikan secara cermat, agar pompa yang dipilih dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan perencanaan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan daya kerja pompa berkurang, yaitu sebagai berikut. 1. Terlalu banyak bengkokan pada sistem jaringan pipa. Penggunaan bengkokan (knee, elbow, tee, dan sebagainya) terkadang tidak bisa dihindarkan, karena pemasangan jaringan pipa menghendaki demikian. Untuk menghindari agar bengkokan tidak terlalu banyak mengurangi kapasitas kerja pompa, maka untuk bengkokan jika bisa jangan menggunakan bengkokan 90o, tetapi pilihlah bengkokan yang 45o atau 22,5o. Tetapi jika yang demikian tidak memungkinkan karena dipasaran jarang yang menjual bengkokan 45o atau 22,5o, kecuali dipesan khusus, maka pilihlah sambungan 90o yang memiliki bagian dalam yang permukaan halus, misalnya yang terbuat dari PVC (paralon). 2. Terlalu banyak asesories pada pipa saluran misalnya stop kran, tee, dan perubah diameter (reducer). Penggunaan asesories yang demikian sebaiknya dihindari. 3. Permukaan pipa bagian dalam kasar, dan berkarat. Permukaan bagian dalam pipa yang kasar akan menyebabkan head gesekan semakin besar, sehingga kemampuan kerja pompa akan menurun. Oleh sebab itu, sebaiknya gunakanlah pipa yang memiliki permukaan dalam halus seperti halnya pipa paralon (PVC). Selain itu, sumber air yang digunakan harus dicek terlebih dahulu kadar lumpurnya. Penggunaan air yang kadar lumpurnya tinggi, akan dapat menyebabkan pengecilan bagian pipa bagian dalam, terutama jika kadar besi (Fe) dan kalsium (Ca) pada air tinggi. 4. Penggunaan pipa yang kecil dalam jaringan distribusi akan menyebabkan gaya gesekan antara pipa dan air semakin banyak. Secara total gaya gesekan


96 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN ini akan semakin besar jika penggunaan pipa kecil terlalu banyak, dan akan menyebabkan pengurangan daya kerja pompa karena adanya gesekan tersebut. 5. Pemasangan pipa jaringan terutama dari pompa ke penampungan air sedapat mungkin dihindari mengikuti kontur lahan, tapi sebaiknya memotong kontur. Hal ini untuk menghindari penggunaan pipa yang terlalu panjang. Carilah jarak terdekat antara pompa dan penampungan air. Setelah pompa dan pipa dirancang sedemikian hingga, maka rencana selanjutnya adalah sistem distribusi. Sistem distribusi ini merupakan pengaturan keluaran air. Jenis sistem distribusi diawali dengan melakukan pemetaan sistem distribusi, dan dilanjutkan dengan menentukan sistem sistem distribusi drainase. Pembuatan fasilitas sistem saluran drainase permukaan untuk lahan-lahan yang terpisah secara individual, sangat tergantung pada topografi, sifat-sifat tanah, dan ketersediaan outlet saluran pembuangan alamiah seperti sungai parit besar atau tempat penampungan air. Sebagaimana diketahui bahwa sifat alami air adalah mencari daerah yang lebih rendah, namun perlu dipahami bahwa kondisi topografi di lapangan biasanya tidak teratur ketinggiannya, sehingga untuk mendesain arah saluran harus dilakukan pemetaan topografi. Cara yang paling mudah untuk membuat agar permukaan tanah di mana sistem saluran drainase dibuat agar tidak memiliki perbedaan yang besar adalah memodifikasi ketinggian permukaan tanah dengan menggunakan teknik cut and fill (gali dan timbun). Untuk daerah yang memiliki permukaan yang tinggi dilakukan penggalian tanah, dan hasil galian di bawa ke tempat yang lebih rendah untuk menimbun, sehingga akan diperoleh permukaan yang relatif kecil perbedaan tingginya. Sebelum saluran drainase dibuat, maka terlebih dahulu dibuat desainnya, atau bentuk dan tata letaknya. Ada beberapa jenis sistem desain saluran drainase, yaitu sistem random, paralel dan dan sistem parit lateral paralel. Pemilihan jenis sistem saluran drainase sangat tergantung pada topografi dan sifat-sifat tanah. Ada beberapa jenis sistem saluran drainase terbuka yang digunakan untuk mendrainase berbagai jenis lahan yang berbeda. Untuk saluran drainase yang digunakan pada lahan penggemabalaan secara permanen, biasanya salurannya kecil, dangkal dan ruangnya terbatas. Sedangkan sistem saluran drainase yang digunakan untuk lahan yang ditanami biasanya dibuat lebih lebar dan dalam. Pada lahan yang memiliki sistem drainase jelek dengan kemiringan yang relatif datar, sampai pada kemiringan 2%, maka sistem saluran drainase paralel adalah yang paling cocok dan lebih mudah pembuatannya dibandingkan dengan sistem saluran drainase furrow dan ridge. Saluran drainase sebaiknya memiliki penampang yang luas dan dangkal untuk meminimalkan resiko terjadinya erosi dan memudahkan untuk dilalui. Kemiringan saluran harus disesuaikan dengan kondisi topografi, tapi dengan kisaran antara 0,1 sampai 1 persen, dan nilai optimumnya adalah 0,5 persen. Kedalaman saluran drainase minimum adalah sekitar 25 cm dan jarak antara saluran bisa sampai 200 meter. Untuk lahan-lahan yang agak curam dengan kemiringan 2%-4%, sistem saluran drainase bercabang (cross-slope ditches) adalah yang paling sering dipakai,


97 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN terutama untuk sistem saluran drainase permukaan. Selain itu sistem drainase jenis ini juga dapat digunakan sebagai pengendali erosi. Kedalaman saluran bervariasi, dengan lebar 5-6 meter dan kedalaman 1,5 m-2,0 meter. Pada jaman dahulu jenis pipa yang biasa digunakan untuk saluran drainase adalah jenis pipa yang terbuat dari tanah liat yang dibakar, namun sekarang banyak yang menggunakan jenis pipa plastik (PVC), dengan ukuran diameter yang bervariasi 50 mm-100 mm, dan panjang sampai 10 meter. Untuk penggunaan sistem drainase pipa, maka biasanya pipa diberi lubang untuk memudahkan air masuk ke dalam pipa secara bebas, memungkinkan air masuk ke dalam pipa untuk didrainasekan. Untuk menjamin agar pembuatan sistem saluran drainase dapat berjalan dengan baik dan berfungsi, diperlukan bimbingan orang yang ahli dalam bidang perencanaan dan pembuatan sistem saluran drainase. Bagi para pemula bimbingan konsultan sangat diperlukan untuk memberikan saran dan pertimbangan yang realistis dalam pembuatan sistem saluan drainase. Setelah pemasangan pipa direncanakan dengan baik, dengan melakukan berbagai kegiatan sebelumnya, berikutnya adalah melakukan perhitungan untuk membuat jaringan dan perlengkapan jaringan irigasi. F. Menentukan Anggaran Modal Pembuatan suatu rencana sistem drainase harus dilakukan secara matang dan terpadu. Semua hal-hal yang akan dikerjakan didokumentasikan dengan baik. Ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan untuk perencanaan pembuatan sistem drainase, terutama untuk skala yang besar seperti perkebunan. Beberapa tahapan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Izin dari pihak yang berwenang Izin dari pihak yang berwenang adalah merupakan persyaratan mutlak bagi pembangunan suatu sistem drainase. Karena pembuatan sistem drainase era kaitan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. 2. Identifikasi jenis-jenis pekerjaan Identifikasi jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Identifikasi ini sangat penting mengingat pembuatan sistem drainase dan pemeberian air adalah suatu pekerjaan besar, yang membutuhkan biaya dan tenaga kerja yang besar. Dengan adanya identifikasi ini diharapkan akan dapat membantu bagi semua pihak tentang tahap-tahap pekerjaan yang harus dilakukan. 3. Spesifikasi pekerjaan Berdasarkan identifikasi jenis-jenis pekerjaan akan diperoleh suatu gambaran tentang spesifikasi pekerjaan. Beberapa spesifikasi pekerjaan dalam pembuatan suatu bangunan sistem drainase, seperti halnya penggalian, pengadaan bahan, pembuatan konstruksi, dan sebagainya. Di mana masingmasing jenis pekerjaan tersebut membutuhkan perincian yang matang agar volem pekerjaan dapat dihitung sehingga anggaran biaya yang diperlukan untuk membiaya kegiatan dapat dipenuhi, sesuai dengan tahapan pekerjaan.


98 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 4. Pengadaan bahan dan material Bahan dan material untuk pekerjaan pembuatan sistem drainase haruslah terdiri dari bahan yang baik kualitasnya, mengingat jenis bangunan ini memiliki umur pakai yang lama, maka bahan-bahan yang diperlukan harus cukup baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya. 5. Jadwal Pekerjaan Pembuatan jadwal pekerjaan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan dalam pembuatan sistem drainase dan pemberian air. Beberapa hal yang harus diingat adalah bahwa pekerjaan pembuatan sistem drainase dan pemebrian air harus dijadwal sedemikian rupa agar tidak terganggu oleh kondisi cuaca, terutama musim penghujan. Musim penghujan dapat amenjadi pengahmabt yang serius dalam pembuatan sistem drainase dan pemberian air. Pembuatan bangunan pemasok air bagi suatu usaha bidang peternakan terdiri dari beberapa komponen biaya yang dihitung berdasarkan hasi tahap detailed design (rencana detail). Komponen biaya tersebut terdiri dari hal-hal berikut. 1. Biaya konstruksi Termasuk dalam biaya konstruksi adalah pembuatan sumber penampung air, jaringan atau saluran/pipa pembawa dan saluran/pipa pembuangan. Besarnya biaya harus memperhitungkan tingkat laju inflasi yang terjadi, karena biasanya pembangunan proek ini akan digunakan selama jangka waktu yang panjang. 2. Biaya engineering Termasuk biaya supervisi bila menggunakan konsultan pengawas, biaya survei, biaya perancangan, dan lain-lain. 3. Biaya pembebasan tanah Lahan yang diperlukan diperoleh dari masyarakat atau pemilik tanah lainnya perlu diberikan biaya pembebasan tanah. 4. Biaya pembayaran pajak Setiap pembelanjaan harus disiskan untuk pembayaran pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Biaya operasi dan pemeliharaan Bangunan pasokan air perlu dianggarkan untuk operasional dan pemeliharaan. Biasanya biaya ini dihitung berdasarkan biaya tahunan yang diperlukan untuk operasi dan pemeliharaan per unit usaha peternakan. Biaya operasi dan pemeliharaan termasuk biaya upah staf, pekerja dan peralatan yang digunakan. 6. Biaya penggantian Merupakan biaya yang diperlukan untuk mengganti bagian-bagian proyek yang rusak atau aus selama umur ekonomis. 7. Biaya administrasi proyek Biaya ini merupakan pengeluaran untuk biaya administrasi dan pelatihan bagi petugas yang akan ditugaskan untuk mengelola bangunan pasokan air. Langkah-langkah dalam melakukan perhitungan analisa penentuan anggaran modal proyek pembangunan bangunan irigasi dan drainase adalah sebagai berikut.


99 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN a. Perkiraan biaya keseluruhan b. Konversi harga finansial ke harga ekonomi c. Pola produksi d. Proyeksi hasil e. Benefit cash flow f. Analisa sensitivitas G. Menyiapkan Peralatan Pembuatan Jaringan Irigasi dan Drainase Kegiatan berikutnya adalah mempersiapkan peralatan pembuatan jaringan irigasi dan drainase. Sebelum melakukan persiapan, terlebih dahulu kita harus memahami hal-hal sebagai berikut. 1. Teknik pemberian air Pemberian air irigasi pada suatu lahan Pertanian dapat dilakukan dengan berbagai cara atau metode disesuaikan dengan kondisi tofografi jenis tanah dan jenis atau macam tanaman yang diusahakan. Metode pemberian air irigasi dapat digolongkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut. a. Irigasi permukaan (irigasi gravitasional) Irigasi golongan ini banyak dijumpai pada sistem irigasi pada tanaman hortikultura dan perkebunan. Cara ini masih dapat dibedakan lagi menjadi beberapa cara, yaitu sebagai berikut. 1) Penggenangan 2) Pemberian air dalam selokan-selokan 3) Pemberian air di antara baris tanaman b. Pemberian air bawah permukaan (subsurface irrigation) Sistem irigasi bawah permukaan dapat dilakukan dengan meresapkan air kedalam tanah bawah zona perakaran melalui sistem saluran terbuka ataupun menggunakan pipa porous. Lengas tanah digerakan oleh gaya kapiler menuju zona perakaran dan selanjutnya dimanfaatkan oleh tanaman. c. Pemberian air dengan cara siraman (Trickle/Springkler Irrigation) Irigasi cara siraman ini biasnya digunakan pada perkebunan terutama pada usaha budi daya tanaman tembakau dan kegiatan pembibitan tanaman perkebunan, seperti pada kegiatan pembibitan kelapa sawit, pembibitan kakao, dan pembibitan kopi. Cara ini relatif efisien dan dapat diterapkan pada lahanlahan dengan topografi yang bergelombang. Gambar 4.13 Pengairan dengan Model Springkler Sumber: Dokumen pribadi


100 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN d. Irigasi tetes (drip) Sistem irigasi tetes adalah teknik pemberian air dengan kecepatan yang rendah dan bersifat lokal. Arti secara harfiah adalah tetes demi tetes atau irigasi yang diberikan pada suatu titik atau tempat tertentu atau suatu area berbentuk kisi di permukaan tanah. Selama laju pemberian air masih berada di bawah laju infiltrasi air ke bawah tanah, air dapat masuk ke dalam tanah dan kondisi tanah dalam keadaan tak jenuh dan tidak ada air berlebihan atau mengalir di atas permukaan tanah. Dengan sistem irigasi tetes, air dialirkan ke titik (tempat tanaman) melalui tabung plastik yang umumnya tahan terhadap pelapukan, karena terbuat dari bahan polietilen hitam atau Poly Vinil Chlorida (PVC). Pipa-pipa lateral mendapat suplai air dari pipa utama, yang terletak di permukaan tanah. Pipa-pipa lateral biasanya berdiameter 10-25 mm dengan salah satu bagian dilubangi atau dipasang penates (emiter). Hal ini bertujuan agar meneteskan air ke permukaan tanah pada kecepatan yang dapat diatur. 2. Sumber air irigasi Irigasi merupakan kegiatan penyediaan, pengaturan, dan pemberian air untuk memenuhi kepentingan Pertanian dengan memanfaatkan air yang bersumber dari air permukaan dan air tanah. Ketersedian air bagi tanaman sanngat bergantung pada curah hujan, di mana curah hujan akan mempengaruhi ketersediaan air permukaan dan air tanah. a. Air Permukaan Sumber air permukaan untuk memenuhi kebutuhan irigasi tanaman dapat diperoleh dari sungai, waduk, danau, dan curah hujan. Curah hujan merupakan sumber air utama bagi tersedianya air permukaan. Air hujan yang jatuh sebagian akan terinfiltrasi melalui pori-pori tanah dan sebagian lagi akan membentuk aliran permukaan (surface run off) yang pada akhirnya akan mengalir pada sungai atau mengisi cekungan-cekungan sebagai tampungan. b. Air tanah Air tanah dapat diartikan sebagai air yang terdapat yang ruang-ruang antara butir-butir tanah. Secara umum keberadaan aiar tanah dapat dipisahkan dalam dua lapisan, yaitu, lapisan tidak jenuh air (zone of unsaturation) dan lapisan jenuh air (zone of saturation). Penggunaan air tanah untuk keperluan irigasi tanaman dengan cara penggalian dan penyedotan relatif masih terbatas, itupun hanya dilakukan pada beberapa daerah tertentu serta pada saat-saat musim kemarau saja. Mengingat cara ini dianggap masih relatif mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar. 3. Kebutuhan air irigasi Kebutuhan air irigasi perlu dianalisis, ini merupakan salah satu tahapan penting yang diperlukan dalam merancang dan mengelola sistem irigasi. Agar kebutuhan air irigasi dapat terpenuhi, maka dapat diperkirakan kebutuhan air irigasi perlu memperhatikan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kebutuhan dan ketersediaan, seperti hal berkut ini. a. Jenis dan sifat tanah


101 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN b. Macam dan jenis tanaman c. Keadaan iklim d. Keadaan topografi e. Luas areal pertanaman f. Kehilangan air selama pengaliran dan penyaluranya Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh secara normal. Penggunaan air untuk kebutuhan tanaman dapat diprediksi dengan menghitung evapotranspirasi tanaman, yang besarnya dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur tanaman, dan faktor klimatologi. 4. Jaringan irigasi dan drainase Jaringan irigasi asdalah prasarana irigasi yang digunakan untuk mengatur dan menyalurkan mulai dari penyediaaan, pengambilan pembagian, pemberian dan penggunaan. Secara hirarki jaringan atau saluran irigasi dibagi mennjadi yakni saluran utama atau primer, saluran sekunder, saluran tersier, dan saluran kuarter. Berdasarkan kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu sebagai beikut. a. Jaringan irigasi sederhana b. Jaringan irigasi semi teknis c. Jaringan irigasi tekhnis Pembuatan sistem drainase di perkebunan ditujukan untuk mengendalikan kelembaban tanah, sehingga kadar airnya stabil, 20-25%. Sistem drainase dibuat berdasarkan kemamouab saluran air untuk mengeluarkan kelebihan air dalam sehari. Volume air yang akan dikeluarkan melalui sistem drainase berkisar 60-80% ari curah hujan. Hal ini tergantung dari jenis tanah,topografi dan lamanya periode kering suatu wilayah. Prinsip dasar dari sistem drainase adalah menyekap air, menngumpulkan air dan akhhirnya membuang keluar areal. Drainase harus dirancang dalam bentuk jaringan yang memanfaatkan topologi dan mengalirkan kelebihan air berdasarkan gaya berat. Merancang saluran drainase harus berdasar pada topografi wilayah. 5. Perlengkapan kerja Perlengkapan kerja yang di harus disiapkan sebelum membuat jaringan irigasi dan drainase harus sudah disesuaikan dengan keadaan sekitarnya. Peralatan harus sesuai denga spesifikasi yang diperlukan. Perlengkapan kerja yang diperlukan sebagaimana tersaji pada tabel berikut. Tabel 4.2 Perlengkapan kerja NO JENIS PERALATAN SPESIFIKASI FUNGSI 1 Meteran (roll meter) Panjang 50 m atau lebih Untuk mengukur 2 Cangku tajam, tangkai kayu untuk menggali saluran irigasi


102 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN H. Membuat Jaringan Irigasi dan Drainase Pengelolaan sebuah perkebunan kelapa sawit memang pekerjaan yang kompleks. Pengelola harus memerhatikan banyak hal primer salah satunya sistem pengairan atau irigasi. Tanpa sistem irigasi yang tepat maka bisa saja lahan Anda akan mengalami masalah kekurangan kadar air pada musim kemarau dan sebaliknya bisa mengalami banjir pada musim penghujan. Oleh karena itu, sistem pengairan ini harus dibuat sedemikian rupa dan dipikirkan akan tidak menjadi masalah di kemudian harinya. Sistem irigasi yang diterapkan dalam perkebunan tanaman tahunan, seperti tanaman sawit, karet, dan sebagainya, merupakan sistem irigasi kompleks, meliputi sistem irigasi permukaan, irigasi curah, dan irigasi bawah permukaan. Namun pada areal pembibitan, irigasi yang diterapkan adalah sistem tetes atau sprinkle. Hal ini untuk menghemat biaya. Jaringan irigasi permukaan pada lahan perkebunan dibuat dengan mempertimbangkan hal-hal berikut. 1. Mempertahankan muka air di atas permukaan tanah setinggi 50 cm di atas tanah. Jika kurang dari itu bisa dipastikan air akan meluap dan tak boleh juga berlebihan karena akan mengganggu tanaman itu sendiri. 2. Bangunan irigasi harus memiliki pintu air primer dan sekunder, sehingga saat musim kemarau bisa dimaksimalkan pengelolaannya. Pintu ini berguna pada saat pergantian musim yang kerap terjadi. Jika tidak ada pintu ini maka anda akan kesulitan mengelola sistemnya dan akhirnya tidak terkontrol lagi kandungan air yang ada di lahan tersebut. 3. Pada saat musim kemarau, pintu air primer dan sekunder harus ditutup agar air tidak mengalir dari area pertanaman menuju sungai pembuangan air. Sebaliknya pada musim hujan dibuka supaya tidak kelebihan air pada area pertanaman. Nah inilah fungsi intinya agar tak terjadi kelebihan asupan dan kekurangan pula. Setiap lahan sudah selayaknya memiliki pintu yang satu ini. NO JENIS PERALATAN SPESIFIKASI FUNGSI 3 Garpu tanah ukuran besar, tangkai dari kayu atau besi untuk menggali saluran irigasi dan drainase 4 Alat ukur ketinggian Manual atau mesin untuk menentukan beda tinggi antara dua tempat atau titik. 5 Patok terbuat dari kayu tau bambu, Panjang 50 cm untuk memberi tanda atau patas 6 Martil/palu ukuran sedang, tangkai kayu untuk memasang patok Sumber: modul irigasi


103 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Pembuatan saluran air dibuat dengan maksud untuk mengendalikan tata air dalam wilayah perkebunan. Kegiatan irigasi pada perkebuanan memerlukan jaringan yang mampu memberikan supply air yag cukup hingga skala besar. Hal ini memerlukan teknis pembuatan jaringan dalam skala besar. Pengairan pada lahan kering masih sangat terbatas, padahal upaya ini penting untuk meningkatkan produktivitas lahan. Teknologi hemat air berupa irigasi sprinkler maupun irigasi tetes dapat menjadi pilihan untuk meningkatkan produktivitas lahan kering. Kedua teknologi ini hanya mengaplikasikan air di sekitar perakaran tanaman. Pada pembahasan ini, akan disajikan pembuatan kedua jaringan irigasi yang dipergunakan pada perusahaan perkebunan. Hal tersebut dipertimbangkan karena pada jaringan irigasi perkebunan sangat komplek, tingkat kesulitan pembuatan jaringan dan biaya yang tinggi. Berikut ini akan dibahas pembuatan sistem jaringan irigasi dan saluran drainase. 1. Pembuatan Sistem Irigasi Sprinkler Perhatikan gambar berikut ini! Gambar ini menunjukkan suatu daerah perkebunan tebu yang sistem irigasinya menggunakan sprinkler. Jika dilihat dari penampilan pertumbuhannya, terlihat sangat baik dan merata. Saat ini banyak perkebunan komersial di Indonesia sudah menggunakan sistem irigasi sprinkler. Gambar 4.14 Kanal Irigasi Perkebunan Sawit Sumber: https://www.kompasiana.com/umarshidayat/57aaaa76729773490eede72e/water-managementperkebunan-kelapa-sawit Gambar 4.15 Lahan Perkebunan Tebu dengan Irigasi Sprinkler Sumber: http://www.ceritaayahdanbunda.com/


104 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Berbagai penelitian dan pengujian tentang irigasi sprinkler telah banyak dilakukan. Pengujian irigasi sprinkler pada berbagai tanaman, hasilnya menunjukkan keseragaman tetesan untuk tanaman mencapai 88% hingga 89%. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sistem irigasi sprinkler ini sangat efektif. Pembuatan jaringan sistem irigasi springkler ini pada prinsipnya adalah distribusi air yang merata melalui nozzle. Prinsip tersebut akan tercapai apabila pemilihan komponen untuk irigasi ini sesuai. Komponen-komponen yang diperlukan dalam membuat irigasi sprinkler terdiri dari, sumber air, pompa dengan tenaga penggerak sebagai sumber tekanan, jaringan pipa yang meliputi pipa utama, pipa lateral dan pipa tegak (riser), dan kepala sprinkler. Komponen tersebut dirakit sebagaimana skema pada gambar ini. a. Sumber air irigasi Sumber air yang digunakan untuk irigasi sprinkler dapat berasal dari mata air, sumber air yang permanen seperti sungai, danau, waduk, sumur, atau sumber air dari perusahaan air minum. Pemilihan dari sumber-sumber ini sangat tergantung ketersediaanya. sumber air yang diambil adalah sumber air yang dapat dijamin kebersihannya, agar tidak mengandung toksin bagi tanaman. b. Sumber Energi Penggerak Sumber energi penggerak mempunyai berbagai alternatif, seperti energi berasal dari gravitasi, pemompaan pada sumber air atau penguatan tekanan dengan menggunakan pompa penguat tekanan (booster pump). Tetapi karena sistem irigasi sprinkler membutuhkan tekanan yang besar, maka sumber energi diperoleh dari motor penggerak pompa, baik yang berasal dari motor bakar maupun motor listrik. Gambar 4.16 Komponen-komponen Sistem Irigasi Sprinkler Sumber: https://mydjaka.blogspot.com/2018/02/kinerja-sistem-irigasi-sprinkler.html


105 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN c. Jaringan Pipa Jaringan pipa pada sistem irigasi sprinkler umumnya bertekanan. Jaringan pipa terdiri dari pipa utama, subutama, dan lateral. Pipa utama membawa air dari sumbernya ke saluran sub-utama, kemudian dibawa ke pipa lateral dan air disemburkan oleh sprinkler melalui nozzle. Beberapa sistem tidak memiliki saluran subutama, dalam hal ini, air dari saluran utama langsung dibawa ke saluran lateral. Jaringan pipa harus memasok air pada tekanan yang diinginkan kepada setiap nozzle, dan cukup kuat untuk menahan tekanan kerja dan tekanan gelombang yang diperkirakan. Jaringan pipa yang ditanam harus bisa menahan beban dari permukaan baik yang dinamis dan pembebanan alat mesin pertanian. Sedangkan pipa lateral yang portabel harus ringan dan tahan tidak pecah. Bahan pipa dan pembebanan dari pipa yang ditanam adalah faktor-faktor yang penting yang mempengaruhi disain dan operasional dari saluran pipa untuk sistem irigasi sprinkler. Pipa utama (main line) adalah pipa yang mengalirkan air dari pompa ke pipa lateral. Pipa utama dapat dibuat permanen di atas atau di bawah permukaan tanah, dapat pula berpindah dari satu lahan ke lahan yang lain. Untuk pipa utama yang berpindah, pipa biasanya terbuat dari almunium yang ringan dan dilengkapi dengan sambungan cepat, sedangkan untuk pipa utama yang ditanam, umumnya dipasang pada kedalaman 0.75-2 meter di bawah permukaan tanah. Pemasangan pipa utama yang permanen memiliki keuntungan terbaik jika lahan yang diguna-kan untuk pertanaman bersifat tetap dan tanaman yang ditanam membutuhkan air sepanjang musim pertanaman. Sedangkan pipa utama yang portabel cocok jika digunakan untuk lahan yang ditanam tidak tetap. Beberapa jenis pipa yang dapat digunakan, antara lain pipa paralon, galvanis, dan aluminium. Untuk pipa utama yang dipasang secara permanen di lahan pertanian sebaiknya ditanam, agar tidak mengganggu saat pengolahan tanah. Untuk pipa utama yang dipasang secara portabel sebaiknya menggunakan pipa aluminium yang dilengkapi dengan sambungan cepat. Pipa lateral adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkler. Pipa utama biasanya terbuat dari baja, paralon, atau pipa fleksibel Gambar 4.17. Pompa Dengan Penggerak Listrik Sumber: Modul Irigasi


106 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN (selang). Pipa lateral ini berdiameter lebih kecil dari pipa utama, umumnya lateral berdiameter 50-125 mm, dapat bersifat permanen atau berpindah. Pipa lateral biasanya tersedia di pasaran dengan ukuran panjang 5, 6 atau 12 meter setiap potongnya. Setiap potongan pipa dilengkapi dengan quick coupling untuk mempermudah dan mempercepat proses menyambung dan melepas pipa. Untuk pipa lateral yang portabel dengan menggunakan pipa aluminium sebaiknya dipasang dengan menggunakan sistem pasang cepat. Biasanya panjang pipa lateral adalah 5, 6, atau 12 meter. Masing-masing pipa memiliki quick coupling, pada bagian penyambung female dilengkapi dengan gasket karet dan berbentuk U. Tekanan air akan mendorong gasket U ini sehingga membentuk pelapis air. Bila air berbalik, maka pelapis akan rusak dan air akan keluar dari pipa. Hal ini menyebabkan sambungan antara pipa terlepas dan berubah. Gambar 4.18 Berbagai Bentuk Pipa dan Sambungan Pipa Sumber: Irigasi Dan Drainase Pipa tegak merupakan pipa yang disambungkan dari pipa lateral dengan kepala springkler. Spesifikasi pipa tegak sama dengan spesifikasi pada pipa lateral. Pemasangan pipa tegak ini harus teratur tinggi dan jaraknya. Hal tersebut akan mempengaruhi jarak sebaran keluaran air dari nozzle. d. Kepala sprinkler Kepala sprinkler atau penyembur merupakan salah satu komponen dari sistem irigasi sprinkler yang berfungsi untuk menyebarkan partikel-partikel atau butir-butir air dari saluran pipa atau selang ke atas lahan secara merata tanpa run off (aliran permukaan) dan atau tanpa perkolasi yang berlebihan di daerah perakaran tanaman. Sprinkler telah mengalami perkembangan dari segi bentuk, kapasitas maupun nozzle menjadi beberapa tipe atau jenis sesuai dengan keperluan.


107 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Setelah semua komponen tersedia dan siap dirangkai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan jaringan irigasi. Hal ini tetap merujuk pada ketersediaan komponen irigasi sprinkler. Tahap awal sebelum sistem irigasi sprinkler dipasang, maka terlebih dahulu ditentukan sumber air yang akan digunakan. Ada berbagai jenis sumber air yang dapat digunakan, misalnya sumber air yang berasal dari sungai, waduk, sumur. Pemilihan sumber air yang digunakan sangat tergantung pada skala usaha tani yang akan dikembangkan. Untuk usaha tani skala besar dapat menggunakan air yang berasal dari sungai, waduk, atau sumur dalam. Sedangkan untuk skala usaha tani kecil, seperti usaha rumah tangga dapat menggunakan air yang berasal dari sumur dangkal atau tangki. Jika menggunakan sumber air yang berada dalam tangki terpasang sudah ada, maka pipa utama, atau lateral bisa langsung dihubungkan dengan sumber air. Namun jika menggunakan air sungai atau sumur rumah tangga, maka terlebih dahulu pompa harus dipasang. Berikutnya adalah merangkai jaringan pipa. Penggunaan sistem irigasi sprinkler dapat menggunakan pipa paralon atau PVC diameter 1 inci atau 25 mm, atau menggunakan pipa galvanis atau baja. Pemasangan pipa-pipa ini dapat dilakukan dengan cara ditanam atau diletakkan di atas tanah mengikuti rancangan jaringan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Untuk penyambungan pipa-pipa PVC, misalnya karena kondisi lahan yang memiliki belokan, dapat menggunakan asesories pipa untuk penyambungan, seperti belokan (elbow), sambungan cabang tiga (tee), dan sambungan lurus. Gambar 4.19 Kepala Sprinkler dan Sambungannya Sumber: https://id.wikihow.com/ Gambar 4.20 Penyambungan Rangkaian Pipa Sumber: Irigasi Dan Drainase


108 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Penggunaan asesories untuk penyambungan pipa ini biasanya menggunakan lem pipa atau menggunakan asesoris yang memiliki ulir. Untuk pipa PVC, pada bagian ujung pipa dipasang penutup (dop) atau end cap, sedangkan pada pipa PE bagian ujung cukup dilipat dan dikat agar tidak terjadi kebocoran. Langkah selanjutnya adalah pemasangan springkler. Pemasang-an sprinkler disesuaikan dengan desain yang ditetapkan. Untuk itu sebelum jaringan dipasang harus dipertimbangkan jenis tanaman apa yang akan ditanam. Karena sprinkler harus dipasang pada titik-titik tertentu sesuai dengan rancangan dan jangkauan siraman. Pemasangan sprinkler dilakukan dengan tahapan (1) membuat dudukan sprinkler pada lateral, (2) memasang riser, (3) memasang sprinkler pada riser. Gambar 4.21 Pemasangan Springkler Sumber: Irigasi Dan Drainase Jika jaringan sistem irigasi telah terpasang sesuai dengan rancangan, tahapan selanjutnya adalah menghubungkan jaringan dengan sumber air. Untuk sistem irigasi sprinkler yang menggunakan sumber air dari sumur atau sungai, hubungkan pipa utama dengan pompa. Adapun tahapan adalah sebagai berikut (1) Menempatkan pompa sesuai dengan lokasi pemasangan, (2) memasang pipa in put sesuai dengan letak atau posisi sumber air, (3) mamasang foot valf pada ujung bawah pipa in put, (4) Memasang pipa output, (5) Memasang pipa utama, (6) Memasang katup aliran balik (back flow device) jika diperlukan, (7) Memasang filter (jika diperlukan untuk sumber air yang kualitasnya tidak terjamin), (8) Memasang pengatur tekanan (pressure regulator), jika diperlukan, (9) Memasang lateral, (10) Memasang sprinkler, (11) Memasang penutup pada ujung pipa. Setelah jaringan dihubungkan dengan sumber air dan dipastikan tidak ada lagi kekurangan, hidupkan pompa pada sumber air, jika menggunakan pompa hidupkan pompa. Cek semua jaringan sistem irigasi sprinkler dan pastikan tidak ada kebocoran pada jaringan kecuali pada bagian sprinkler. Lalu atur kinerja siramannya sesuai dengan kapasitas. Jika ada kebocoran


109 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN atau tidak sesuai dengan rancangan lakukan perbaikan, dan jika sudah sesuai dengan rancangan jaringan sistem irigasi sprinkler siap dipakai. 2. Pembuatan sistem irigasi tetes Sistem irigasi tetes adalah teknik pemberian air dengan kecepatan yang rendah dan bersifat lokal. Arti secara harfiah adalah tetes demi tetes atau irigasi yang diberikan pada suatu titik atau tempat tertentu atau suatu area berbentuk kisi di permukaan tanah. Selama laju pemberian air masih berada di bawah laju infiltrasi air ke bawah tanah, air dapat masuk ke dalam tanah dan kondisi tanah dalam keadaan tak jenuh dan tidak ada air berlebihan atau mengalir di atas permukaan tanah. Dengan sistem irigasi tetes, air dialirkan ke titik (tempat tanaman) melalui tabung plastik yang umumnya tahan terhadap pelapukan, karena terbuat dari bahan polietilen hitam atau Poly Vinil Chlorida (PVC). Pipa-pipa lateral mendapat suplai air dari pipa utama, yang terletak di permukaan tanah. Pipa-pipa lateral biasanya berdiameter 10-25 mm dengan salah satu bagian dilubangi atau dipasang penates (emiter). Hal ini bertujuan agar meneteskan air ke permukaan tanah pada kecepatan yang dapat diatur, yaitu berkisar antara 1 sampai 10 liter per jam untuk setiap penetes. Gambar 4.22. Skema Irigasi Tetes Sumber: www.litbang.deptan.go.id Sistem irigasi tetes cocok untuk semua tanaman yang ditanam dalam barisan seperti tanaman sayuran, buah-buahan, perkebunan kapas dan lain-lain. Hal tersebut disebabkan sistem irigasi tetes memiliki keseragaman siraman yang baik. Akan tetapi sistem ini perlu diganti setiap tahun, jika ditangani dengan hati-hati mungkin dapat dipakai lebih dari tiga tahun. Pemberian air pada irigasi tetes dilakukan dengan menggunakan alat aplikasi yang dapat memberikan air dengan debit yang rendah dan frekuensi yang tinggi dan hampir terus menerus di sekitar perakaran tanaman. Prinsip kerja sistem irigasi tetes ini adalah pemberian air langsung ke bidang perakaran dengan cara memberikan tetesan. Prinsip tersebut akan tercapai apabila pemilihan komponen untuk irigasi ini sesuai. Komponenkomponen yang diperlukan dalam membuat irigasi sprinkler terdiri dari: unit utama, pipa utama, pipa pembagi, pipa lateral, dan alat aplikasi.


110 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN a. Unit utama Unit utama terdiri dari pompa, tangki injeksi, saringan utama (filter) dan komponen pengendali (pengukur tekanan, debit, dan katup). b. Pipa utama Pipa utama umumnya terbuat dari pipa polyvinylchlorida (PVC), galvanized steel atau besi cor dan berdiameter antara 7.5-25 cm. Pipa utama dapat dipasang di atas atau di bawah permukaan tanah. c. Pipa pembagi Pipa pembagi dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus dengan ukuran saringan 80-100 μm, katup selenoid, regulator tekanan, pengukur tekanan, dan katup pembuang. Pipa subutama terbuat dari pipa PVC atau pipa high density polyethylene (HDPE) dan berdiameter antara 50-75 mm. d. Pipa lateral Pipa lateral merupakan pipa tempat dipasangnya alat aplikasi penetes, umumnya dari pipa polyethylene (PE), berdiameter 8-20 mm dan dilengkapi dengan katup pembuang. e. Alat aplikasi Alat aplikasi sistem irigasi tetes terdiri dari penetes, pipa kecil dan penyemprot kecil yang dipasang pada pipa lateral. Alat aplikasi terbuat dari berbagai bahan seperti PVC, PE, keramik, kuningan, dan sebagainya. Alat ini dikenal dengan istilah emiter. Alat aplikasi yang baik harus mempunyai karakteristik sebagai berikut. 1) Debit yang rendah dan konstan. 2) Toleransi yang tinggi terhadap tekanan operasi. 3) Tidak dipengaruhi oleh perubahan suhu. 4) Umur pemakaian cukup lama. Tipe emiter yang utama antara lain adalah long path, short orifice, vortex, pressure compensating, dan porous pipe. Berdasarkan pemasangan di pipa lateral, penetes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu in line emitter. In line emitter adalah emiter dipasang pada lubang yang dibuat di pipa lateral. Sedangkan on line emitter adalah jenis penetes yang di pasang pada pipa lateral dengan cara memotong pipa lateral. Gambar 4.23 Komponen Sistem Irigasi Tetes Sumber: www.litbang.deptan.go.id


111 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Setelah semua komponen tersedia dan siap dirangkai, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembuatan jaringan irigasi. Hal ini tetap merujuk pada ketersediaan komponen irigasi tetes. Sebelum sistem irigasi tetes dipasang, maka terlebih dahulu ditentukan sumber air yang akan digunakan. Ada berbagai jenis sumber air yang dapat digunakan, misalnya sumber air yang berasal dari sungai, waduk, sumur, atau keran. Pemilihan sumber air yang digunakan sangat tergantung pada skala usaha tani yang akan dikembangkan. Untuk usaha tani skala besar dapat menggunakan air yang berasal dari sungai, waduk, atau sumur dalam. Sedangkan untuk skala usaha tani kecil, seperti usaha rumah tangga dapat menggunakan air yang berasal dari sumur dangkal, kran air, drum, atau tangki. Jika menggunakan keran atau sumber air yang berada dalam tangki terpasang sudah ada, maka pipa utama, atau lateral bisa langsung dihubungkan dengan sumber air. Namun jika menggunakan air sungai atau sumur rumah tangga, maka terlebih dahulu pompa harus dipasang. Setelah sumber air dapat dipastikan baik, langkah berikutnya adalah merangkai pipa. Penggunaan pipa pada sistem irigasi tetes dapat menggunakan pipa paralon atau PVC diameter 1 inci atau 25 mm, atau menggunakan pipa selang yang berasal dari PE yang lebih fleksibel. Pemasangan pipa-pipa ini dapat dilakukan dengan cara ditanam atau diletakkan di atas tanah mengikuti rancangan jaringan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Penyambungan pipa-pipa PVC, misalnya karena kondisi lahan yang memiliki belokan, dapat menggunakan asesories pipa untuk penyambungan, seperti belokan (elbow), sambungan cabang tiga (tee), dan sambungan lurus. Penggunaan asesories untuk penyambungan pipa ini biasanya menggunakan lem pipa atau menggunakan asesoris yang memiliki ulir. Untuk pipa PVC, pada bagian ujung pipa dipasang penutup (dop) atau end cap, sedangkan pada pipa PE bagian ujung cukup dilipat dan dikat agar tidak terjadi kebocoran. Berikutnya adalah pemasangan alat aplikasi. Pemasangan alat aplikasi penetes disesuaikan dengan desain yang ditetapkan. Untuk itu sebelum jaringan dipasang harus dipertimbangkan jenis tanaman apa yang akan ditanam. Karena aplikasi penetes harus dipasang pada titik-titik tanam. Pemasangan alat aplikasi penetes dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. 1) Membuat lubang dengan cara membor dengan alat. 2) Memasang penyambung atau dudukan aplikasi penetes. 3) Memasang alat aplikasi penates pada dudukan. Sedangkan untuk pemasangan aplikasi penetes pada pipa atau selang PE, pembuatan lubang menggunakan alat khusus atau dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Tahapan pemasangan alat aplikasi penates dilakukan sebagai berikut. 1) Memberi tanda letak pemasangan. 2) Melubangi pipa PE.


112 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 3) Memasang aplikasi penetes. Jika jaringan sistem irigasi telah terpasang sesuai dengan rancangan, tahapan selanjutnya adalah menghubungkan jaringan dengan sumber air. Untuk sistem irigasi tetes yang menggunakan sumber air dari sumur atau sungai, hubungkan pipa utama dengan pompa. Sedangkan bila menggunakan kran air yang ada, maka tahapan sebagai berikut. 1) Memasang katup aliran balik (back flow device) jika diperlukan. 2) Memasang filter (jika diperlukan untuk sumber air yang kualitasnya tidak terjamin. 3) Memasang pengatur tekanan (pressure regulator), jika diperlukan. 4) Memasang adaptor putaran (swivel adaptor). Poin 2, 3, dan 4 tidak mutlak digunakan, hanya jika diperlukan. Setelah jaringan dihubungkan dengan sumber air dan dipastikan tidak ada lagi kekurangan, hidupkan sumber air dengan membuka keran sumber air, jika menggunakan pompa hidupkan pompa. Setelah itu cek semua jaringan sistem irigasi tetes dan pastikan tidak ada kebocoran pada jaringan kecuali pada alat aplikasi penetes. Lalu cek kebasahan tanah di titik tempat tanaman. Jika ada kebocoran atau tidak sesuai perbaiki dan jika sudah sesuai dengan rancangan jaringan sistem irigasi tetes siap dipakai. 3. Pembuatan saluran drainase Pembuatan saluran drainase memerlukan perhitungan dan syarat teknis agar tujuan dapat tercapai. Saluran drainase harus membentuk suatu jaringan dan saling bermuara secara bertingkat, di mana saluran drainase lapangan bermuara pada drainase pengumpul dan drainase pengumpul bermuara pada pembuanngan. Titik temu/junction antar saluran air dibuat bersudut 60-700 dan membentuk pola tulang ikan. Titik temu ini harus membelok kea rah aliran air dan tidak boleh tegak lurus. Di samping itu, titik temu ini juga harus berdiri sendiri (tunggal), sehingga mencegah terjadinya perputaran arus air/turbulensi. Hal yang umum terjadi bila suatu junction terdiri lebih dari 2 percabangan dan saling berhadapan. Penampang saluran air harus semakin membesar pada daerah hilir karena sifat aliran air yang akan mengakumulasikan air di daerah hilirnya. Pembuatan penampang saluran air yang besarnya sama (dari hulu ke hilir) dapat menyebabkan air meluap dan menggenang di daerah hilir. Pembuatan penampang saluran air harus semakin membesar sesuai dengan urutan drainase lapangan, pengumpul dan pembuangan. Salurann drainase lapangan yang berfungsi menyekap air, arahnya harus dibuat agak tegak lurus terhadap penurunan topografi dengan panjang maksimal 60 m. Salurann drainase lapangan juga harus dibuat secara lurus dan dirawat bebas dari gulma. Keberadaan gulma akan menghambat kelancaran aliran air. Jika kondisi topografi tidak memungkinkan pembuatan saluran air yang lurus, maka dapat dibuat belokan dalam bentuk busur lingkaran dengan jari jari 100 m. untuk sistem drainase di daerah rendah, saluran drainase pengumpul dapat dibuat dua buah berkeliling membentuk kaki bukit dan satu atau lebih


113 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN di tengah biasanya lurus. Saluran drainase lapangan dapat dihubugkan dengan saluran pengumpul yang ada di tengah dan atau saluran pengumpul yang melingkar. Seluruh saluran draiase pengumpul ini harus bermuara pada saluran pembuangan. Gambar 4.24 Sistem Drainase di Areal Rendah Sumber: Panduan lengkap kelapa sawit I. Mengoperasikan Sistem Irigasi dan Drainase Sistem irigasi merupakan kegiatan mengairi tanaman, memberikan air pada tanaman untuk memenuhi kebutuhannya dan membuang kelebihan air. Jadi dengan cara ini pemberian air dan pembuangan air dapat dikendalikan baik jumlahnya maupun waktunya. Tujuan mengairi tanaman adalah untuk menyakinkan bahwa tanaman mendapatkan jumlah air yang cukup memadai pada zona perakarannya, sehingga dapat memberikan produksi yang optimal. Pemberian air dapat memberikan efek tambahan yang positif maupun negatif. Apabila pemberian air dilakukan sesuai prosedur operasional pengairan, maka efek positif yang akan diperoleh. Sedanngkan pemberian air yang tidak sesuai prosedur, maka akan menimbulkan efek negatif dan kerugian bagi tanaman. Air yang diberikan pada tanaman akan sangat membantu metabolism tanaman. Namun apabila air yang berada di lahan terlalu berlebihan, maka harus dilaksanakan pembuangan, pengurangan air. Pada dasarnya air yang diberikan pada tanaman harus cukup. Pengoperasian jaringan irigasi dan drainase merupakan kegiatan untuk mengatur pemberian air pada tanaman, apabila tanaman kekurangan air. Sedangkan drainase dilaksanakan apabila terjadi keebihan air pada lahan. Untuk mengoperasikan jaringan sistem irigasi, hal yang harus diperhatkan adalah perakitan sistem irigasi dan pengoperasia sistem irigasi harus dilakukan sesuai prosedur.


114 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 1. Sistem Irigasi Dirakit Sesuai Prosedur Jaringan irigasi untuk budi daya tanaman ada dua macam yaitu jaringan berupa parit-parit (jaringan terbuka) dan jaringan pipa (jaringan tertutup). a. Jaringan irigasi terbuka Jaringan irigasi terbuka biasanya dirakit/dibentuk pada saat sebelum pengolahan tanah pada areal pertanaman, sedangkan di luar areal pertanaman biasanya sudah terbentuk sejalan dengan program perencanaan jaringan irigasi dari Dinas Pekerjaan Umum. Sehingga dikenal adanya saluran jaringan irigasi primer, saluran jaringan irigasi sekunder, dan saluran jaringan irigari tersier. Dengan demikian, jaringan irigasi di lahan pertanaman dirakit sendiri sesuai dengan cara budi daya yang akan dilakukan. Dimulai dari saluran air masuk, saluran air keluar, dan bagaiman sistem budi daya yang akan dilakukan terutama adalah cara pemberian air pada tanaman yang akan dibudidayakan. Cara pemberian air di areal pertanaman dikenal dengan sistem genangan dan sistem irigasi bawah permukaan. Sistem genangan yang dimaksudkan adalah dalam mengairi tanaman maka seluruh areal pertanaman digenangi dalam waktu tertentu (leb) kemudian air dikeringkan atau digenangi dalam waktu yang lama (sawah) pada waktu-waktu tertentu dikeringkan untuk kegiatan budi daya yang tidak membutuhkan air, seperti, pada waktu pemupukan, pengisian buah dan biji, serta lain-lain. Sedangkan sistem irigasi bawah permukaan, maka penggenangan air dilakukan di bawah permukaan pertanaman. Lahan pertanaman dibuat tinggi kemudian di sekitar bedengan dibuat parit-parit yang digunakan untuk penggenangan air, sehingga air dapat meresap di bedengan pertanaman yang kemudian diserap oleh akar tanaman. Parit-parit ini dapat juga digunakan sebagai sumber air bila cara pemberian air pada areal pertanaman dengan cara siraman, sehingga memudahkan dalam pelaksanaannya. b. Jaringan irigasi tertutup Pada jaringan irigasi tertutup biasanya jaringan airnya menggunakan pipa-pipa, sehingga dalam penggunaanya jaringan ini harus dirakit terlebih dahulu yang dimalai dari sumber air, pipa-pipa jaringan primer, pipa-pipa jaringan distribusi dan titik-titik keluaran air dirancang terlebih dahulu serta power untuk menggerakan air apakah menggunakan pompa atau menggunakan gaya gravitasi sebagai powernya. Penggunaan jaringan ini lebih efisien karena kemungkinan kehilangan air sedikit akan tetapi penggunaan jaringan ini memerlukan biaya yang besar sehingga perlu diperhitungkan faktor biaya dalam budi daya yang akan diusahakan. Penggunaan jaringan ini akan besar manfaatnya apabila sumber air di daerah yang akan dilakukan budi daya tanaman sangat terbatas 2. Jaringan Sistem Irigasi Dioperasikan Sesuai Prosedur Dalam mengoperasikan pompa harus diperhatikan prosedurnya, mulai dari pemasangan pompa, pengoperasian pompa, dan pemeliharaannya sehingga pompa dapat digunakan dalam jangka watu yang lama. Pemasangan pompa harus sesuai prosedur, sehingga dalam pengoperasionlnya tidak mengalami


115 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN kendala. Pompa harus dipasang, dioperasikan dan dipelihara dengan baik. Cara pemasangan pompa yang baik adalah sebagai berikut. a. Pemasangan pompa sebaiknya sedekat mungkin dengan sumber air. b. Sambungkan pipa-pipa secara cermat, jangan sampai ada yang bocor. c. Gunakan strainer di ujung pipa hisap. d. Tempatkan pompa di tempat yang rata, jika dipasang di tempat terbuka lindungi popa tersebut agar tidak kehujanan. e. Pada waktu pemasangan pompa sebaiknya diberi dudukan yang tinggi agar tidak mudah terendam air bila ada air yang menggenang di sekitar pompa. f. Jarak antara strainer/saringan dengan dasar sumber air sekitar 50 cm. Prosedur pengoperasian pompa adalah sebagai berikut. a. Buka tutup air pemancing dan isi tangki air pemancing sampai penuh. b. Tutup kembali lubang air pemancing dengan hati-hati jangan sampai bocor. c. Hubungkan kabel listrik pada stop kontak 220 volt dan motor pompa akan bekerja. Prosedur pemeliharaan peralatan pengairan harus dilaksanakan dengan baik. Penggunaan peralatan pengairan harus sesuai prosedur karena bila tidak, akan mengakibatkan kerusakan pada peralatan tersebut. Prosedur penggunaan peralatan pengairan biasanya tertera pada manual peralatan, seperti, penggunaan pompa air dan kran air. Untuk tertibnya penggunaan peralatan, maka perlu dibuat kartu penggunaan dan perawatan peralatan. Dengan demikian, akan diketahui kapan waktu digunakan dan perawatan yang telah dilakukan. Kartu ini sekaligus sebagai cek penggunaan, perawatan, dan perbaikan peralatan, sehingga dapat diketahui umur ekonomi penggunaan peralatan dan rencana pengadaan peralatan diwaktu mendatang. J. Memonitor Kecukupan Kebutuhan Air Air merupakan bagian penting dalam tanaman. Ketersediaan air bagi tanaman sangat ditentukan oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari tanaman yang mampu mempertahankan kebutuhan akan air. Sedangkan faktor ekstern dipengeruhi oleh keadaan di sekitar tanaman itu sendiri. 1. Kebutuhan air tanaman dideskripsikan dengan mempertimbangkan evaporasi dan transpirasi. Dalam pertumbuhannya tanaman dipengaruhi oleh evaporasi dan evapotranspirasi yang berada di sekeliling tanaman, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksinya. Hal yang dimaksud dengan evaporasi adalah proses keluarnya/menguapnya uap air yang ada di dalam tanah ke udara bebas dan transpirasi adalah proses hilangnya uap air dari dalam tanaman ke udara bebas. Sedangkan evapotranspirasi adalah proses hilangna uap air baik dari dalam tanah maupun dari tanaman ke udara bebas. Proses ini sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca yang ada di udara bebas. Faktor-faktor cuaca yang pempengaruhina adalah radiasi matahari, suhu, kelembaban, dan faktor angin. Dengan meningkatnya faktor radiasi matahari maka makin meningkat pula evaporasi dan evapotranspirasi, sehingga


116 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN tanaman akan banyak kehilangan air dari dalam tubuhnya. Suhu yang tinggi akan meningkatkan evaporasi dan evapotranspirasi demikian juga dengan pengaruh kelembaban udara semakin kering udara di sekitar tanaman maka evapotranspirasi akan semakin meningkat. Pengaruh angin berperan jika angin yang bergerak akan membawa uap air di sekitar tanaman sehingga udara di sekitar tanaman menjadi kering dan evapotranspirasi menjadi tinggi. Oleh karena itu, dalam menghitung kebutuhan air bagi tanaman di samping mempertimbangkan berapa jumlah air yang diperlukan tanaman juga mempertimbangkan pengaruh evaporasi dan evapotranspirasi yang terjadi di areal pertanaman sehingga pemberian air dapat optimal yang diberikan pada tanaman. 2. Frekuensi pengairan dianalisis berdasarkan kebutuhan tanaman dan evapotranspirasi Frekuensi pengairan harus mempertimbangkan evapotranspirasi yang terjadi di sekitar areal pertanaman, sehingga pemberian air bagi tanaman akan mencapai optimal. Evapotranspirasi dipengaruhi radiasi matahari, suhu, kelembaban, dan angin, maka faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam bentuk cuaca harian di sekitar pertanaman. Sehingga dikenal radiasi matahari harian, suhu harian, dan keadaan angin harian, serta pengaruhnya terhadap evapotranspirasi. Dengan demikian, dapat dihitung besarnya evapotranspirasi yang terjadi dan dapat ditambahkan dengan besarnya kebutuhan air yang harus diberikan pada tanaman. Mengingat pentingnya peranan air bagi tanaman, maka masalah air menjadi prioritas utama jika akan dilakukan budi daya tanaman, karena telah diketahui bahwa kelebihan dan kukurangan air bagi tanaman akan berakibat buruk pada pertumbuhan dan produksi tanaman tersebut. Oleh karena itu, waktu pemberian pengairan ditentukan melalui pengamatan langsung di lapangan, yaitu melalui pengamatan berdasarkan ciri fisik tanaman, tanah, kondisi iklim, dan penggunaan alat deteksi kelembaban. a. Waktu pengairan berdasarkan ciri fisik tanaman Tanaman yang mengalami kelebihan air di daerah perakarannya, pada umumnya tanaman-tanaman tersebut akan mengalami kendala pada pertumbuhan dan produksinya. Hal ini terjadi karena pada tanah yang jenuh air atau bahkan kondisi yang tergenang menyebabkan akar tidak dapat bernafas karena tidak tersedianya udara dalam tanah, sehingga tanaman akan terganggu kelangsungan hidupnya yang pada akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman tersebut. Pada tanaman yang mengalami kekurangan air, mula-mula ditandai dengan layu sementara, di mana pada kondisi tersebut tanaman akan terlihat layu pada siang hari namun pada waktu pagi keesokan harinya akan terlihat segar kembali. Selanjutnya apabila tanaman tidak diberi air baik yang berasal dari air hujan maupun air irigasi, tanaman akan mengalami layu permanen, di mana tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun pagi hari. Kondisi ini tidak dapat diperbaiki/diatasi meskipun tanaman diberi air. Akibat selanjutnya tanaman akan mengering dimulai dari pucuk dan tepi


117 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN daun kemudian daun akan mengering seluruhnya dan akhirnya tanaman tersebut mati. b. Berdasarkan sifat fisik tanah Air yang berada di dalam tanah akan menentukan kondisi tanah. Bentukbentuk air di dalam tanah sebgai berikut. 1) Air Gravitasi Air gravitasi menempati sebgian besar pori-pori tanah, namun akan bergerak ke bawah karena pengaruh gaya gravitasi. Air gravitasi ini menunjukkan bahwa kondisi tanah dalam keadaan tergenang air. 2) Kapasitas Lapang Kondisi di mana kemampuan tanah untuk menahan air setelah tidak lagi dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pada keadaan ini kondisi air dalam keadaaan lembab yang merupakan kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman. 3) Titik Layu Permanen Kondisi air dalam tanah pada saat tanaman mengalami layu permanen karena tanaman tidak mampu mengambil air dari dalam tanah. Keadaan yang demikian ditunjukkan pada tanah yang kering akibat musim kemarau yang berkepanjangan sehingga tanaman-tanaman menjadi kering 4) Air Higroskopis Kondisi di mana air sudah tidak dapat digunakan oleh tanaman, sehingga pada tanah tersebut ditandai dengan tidak adanya vegetasi di daerah tersebut seperti daerah gurun pasir yang kering. c. Berdasarkan kondisi iklim Iklim yang berperan pada keberadaan air di dalam tanah adalah curah hujan dan radiasi matahari. Berdasarkan curah hujan yang jatuh maka dikenal musim penghujan dan musim kemarau di mana pada musim kemarau hujan yang turun sedikit sedangkan musim penghujan maka hujan yang jatuh banyak sehingga daerah tersebut menjadi basah. Yang menjadi prioritas utama adalah pada musim kemarau di mana air menjadi terbatas sehingga harus segera diputuskan kapan pemberian air diberikan. Radiasi matahari berakibat langsung terhadap suhu udara. Akibat yang ditimbulkan pada tanah dan tanaman adalah evapotranspirasi. Semakin besar evapotranspirasi maka kehilangan air dalan tanah dan tanaman semakin besar pula sehingga diperlukan pemberian air pada tanaman. d. Penggunaan alat deteksi kelembaban Air yang tersedia bagi tanaman berada pada antara kapasitas lapang dengan titik layu permanen atau air berada pada air kapiler di mana air berada pada pori-pori tanah. Untuk mendeteksi kelembaban air dalam tanah dilakukan dengan menggunakan alat deteksi kelembaban tanah yaitu tensiometer. Tensiometer ini terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu sebagai berikut. 1) Keramik berpori pada ujung tensiometer 2) Pengukur tegangan/tekanan 3) Tabung yang berisi akuades yang dihubungkan bagian a dan bagian b


118 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN Cara menggunakan alat tensiometer adalah dengan memasukan ujung tensiometer ke dalam tanah yang akan diukur kelembabannya dengan terlebih dahulu tanah dibor dengan bor tanah agar pada saat memasukan ujung tensiometer, alat tersebut tidak rusak. Pada tanah yang mengalami kekeringan, air dalam tabung akan turun melalui keramik berpori. Karena air dalam tabung keluar, maka terdapat ruang hampa pada tabung sehingga alat pengukur akan membacanya. Pemasangan tensiometer pada diagonal lahan yang akan diukur kelembabannya sehingga akan diperoleh gambaran kadar air pada lahan tersebut. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk menentukan langkah selanjutnya tindakan apa yag perlu dilakukan setelah mengetahui gambaran kandungan air secara keseluruhan. Idealnya tensiometer dipasang pada areal pertanaman selama budi daya tanaman berlangsung agar dapat mendeteksi kelembaban tanah setiap saat dan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan air irigasi dan tindakan drainase. Pembacaan skala pada pengukur tegangan/tekanan air yang terdapat pada alat tersebut menunjukkan kadar air dalam tanah dengan kondisi sebagai berikut. Tabel 4.3 Skala Pengukur Tekanan Air NO SKALA (centibar) KADAR AIR DALAM TANAH 1 0-10 Tanah jenuh air, tidak cukup udara, dan perkembangan akar terganggu. 2 10-25 Kondisi ideal untuk tanaman. 3 25-35 Kekurangan air, terutama pada tanah pasir dan harus mulai diairi. 4 35-40 Kekurangan air, diperhatikan untuk mengairi (tanah berat). 5 >40 Tanah kritis, tanaman akan layu. Sumber: Modul irigasi Kegiatan evaluasi terhadap pengairan perlu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data sistem pengairan yang telah dilakukan. Data tersebut dievaluasi dan selanjutnya digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem pengairan yang dilakukan. Salah satu indikator dalam evaluasi kegiatan pengairan adalah ketersediaan air bagi tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah kebutuhan air yang digunakan mulai proses persiapan lahan hingga pasca panen. Faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air irigasi untuk tanaman adalah sebagai berikut. 1. Jenis tanaman Setiap jenis tanaman memerlukan ketersediaan air yang berbeda-beda. Hal ini sangat mempengaruhi sistem irigasi yang diperlukan.


119 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN 2. Jenis tanah Jenis Tanah sangat mempengaruhi pemakaian air bagi tumbuhan, misal tanah berpasir pasti berbeda dengan jenis tanah lempung atau lumpur. 3. Kehilangan air Maksud dari kehilangan air di sini adalah saluran kadang kadang bisa menjadi besar dari perkiraan dari perhitungan karena adanya kebocoran bukan hanya penguapan. 4. Penggunaan air Adapun cara pemakaian sangat mempengaruhi kebutuhan air,sehingga dalam hal cara pemakaian air, harus dipilih agar cara yang dilakukan hemat. Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi (ET), sejumlah air yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus seperti penyiapan lahan, dan penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian. Sehingga kebutuhan air dapat dirumuskan sebagai berikut. KAI = ET + KA + KK KAI = Kebutuhan Air Irigasi. ET = Evapotranspirasi. KA = Kehilangan air. KK = Kebutuhan Khusus Misalnya evapotranspirasi suatu tanaman pada suatu lahan tertentu pada suatu periode adalah 5 mm perhari, kehilangan air ke bawah (perkolasi) adalah 2 mm per hari dan kebutuhan khusus untuk penggantian lapis air adalah 3 mm per hari maka.kebutuhan air pada periode tersebut dapat dihitung sebagai berikut KAI = 5 + 2 + 3 = 10 mm per hari. Untuk memenuhi kebutuhan air ingasi terdapat dua sumber utama, yaitu pernberian air irigasi (PAI) dan hujan efektif (HE). Di samping itu, terdapat sumber lain yang dapat dimanfaatkan adalah kelengasan yang ada di daerah perakaran serta kontribusi air bawah permukaan. Pemberian Air Irigasi dapat dipandang sebagai kebutuhan air dikurangi hujan efektif dan sumbangan air tanah. PAI = KAI-HE-KAT dengan: PAI = Pemberian air irigasi. KAI = Kebutuhan air. HE = Hujan efektif. KAT = Kontribusi air tanah Sebagai contoh misalnya kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung sebesar 10 mm per hari, sumbangan hujan efektif pada periode tersebut juga telah dihitung sebesar 3 mm per hari dan kontribusi air tanah adalah 1 mm perhan, maka air yang perlu diberikan adalah PAI = 10-3-1 = 6 mm per hari. Selama siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan sampai panen selalu membutuhkan air. Tidak satu pun proses kehidupan tanaman yang dapat bebas dari air. Besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus


120 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN MATERI PEMBELAJARAN hidupnya tidak sama. Kebutuhan air ini harus selalu dijaga dengan memberikan air atau mengurangi air di lingkungan tumbuh tanaman. Kebutuhan air bagi tanaman harus selalu dipantau agar air selalu tersedia bagi tanaman. Judul: Perakitan sistem irigasi. 1. Alat dan bahan a. Pompa air b. Selang ¾ inchi c. Pipa paralon ukuran ¾ inchi d. Pipa penyambung tipe T, L, dan lurus e. Berbagai macam Springkler f. Stop watch g. Alat tulis 2. Prosedur kerja a. Pergunakan APD dengan benar! b. Susun dan sambunglah pipa, sehingga membentuk jaringan drainase! c. Pasanglah springkler pada ujung ujung pipa! d. Sambungkan pipa dengan pompa air! e. Nyalakan pompa air hingga air keluar melalui springkler! f. Ukurlah jarak titik springker dengan jangkauan keluaran air! g. Lakukan pengukuran yang sama pada berbagai jenis springkler! h. Catatlah hasil pengukuran tersebut ke dalam tabel! Tabel Penggukuran Daya Pancar Springkler LEMBAR PRAKTIKUM No Sprinngkler Jarak Jangkauan (Meter) Keterangan 1 S1 2 S2 3 S3 i. Lakukanlah analisa perencanaan pemasangan yang tepat terhadap jarak anatar sprigkler, sehingga pengairan merata! j. Diskusikan hasil praktik dengan teman sekelompokmu! k. Presentasikan hasil diskusi kelompokmu!


121 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN CONTOH SOAL 1. Irigasi yang sering dijumpai pada sistem perkebunan adalah irigasi permukaan. Prinsip sistem irigasi permukaan bekerja adalah…... A. Sistem pemberian air dilakukan dari bagian yang lebih tinggi dan dibiarkan mengalir karena pengaruh gravitasi ke bagian yang lebih rendah. B. Sistem pemberian air dilakukan dari bagian yang lebih rendah dan dibiarkan mengalir karena pengaruh gravitasi ke bagian yang lebih tinggi. C. Sistem pemberian air dilakukan dari bagian yang lebih rendah dan dibantu alat untuk mengalirkan ke bagian yang lebih rendah. D. Sistem pemberian air dilakukan dari bagian yang lebih rendah dan dibantu pompa untuk mengalirkan ke bagian yang lebih rendah E. Sistem pemberian air dilakukan dari bagian yang lebih rendah dan dibantu alat sederhana untuk mengalirkan ke bagian yang lebih rendah Jawab A Pembahasan: Sistem irigasi permukaan bekerja sesuai dengan hokum gravitasi, di mana sistem pemberian air dilakukan dari bagian yang lebih tinggi dan dibiarkan mengalir karena pengaruh gravitasi ke bagian yang lebih rendah…. 2. Mempercepat hilangnya air gravitasi, dan mempertahankan agar air yang diperlukan tanaman selalu berada pada daerah perakaran selama masa pertumbuhan tanaman. Pernyataan tersebut merupakan... A. Pengertian irigasi B. Tujuan irigasi C. Tujuan drainase D. Pengertian drainase E. Faktor pembatas pertumbuhan Jawab: B Pembahasan: prinsip perlakuan drainase adalah mempercepat hilangnya air gravitasi, dan mempertahankan agar air yang diperlukan tanaman selalu berada pada daerah perakaran selama masa pertumbuhan tanaman. 3. Perhatikan gamabar berikut ini! Gambar diatas adalah sistem irigasi…. A. Tetes B. aliran C. Alami D. Buatan E. Genangan Jawab: C


122 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN CONTOH SOAL Pembahasan: karakteristik irigasi alami adalah segala aktivitas kegiatan drainase terjadi dengan sendirinya, tanpa campur tangan manusia. 4. Irigasi yang paling efektif digunakan pada pembibitan adalah... A. Irigasi permukaan B. Irigasi bawah tanah C. Irigasi pancaran D. Irigasi tetes E. Irigasi sistem leb Jawab C Pembahasan: irigasi pancaran ini termasuknya adalah irigasi springkler. Hal ini menghemat tenaga kerja, dan pemberian air lebih efektif. 5. Pernyataan berikut yang tepat terkait pengaruh angin dan evapotranspirasi dengan kebutuhan air tanaman …. A. Angin yang bergerak akan membawa uap air di sekitar tanaman sehingga udara di sekitar tanaman menjadi kering dan evapotranspirasi menjadi tinggi. B. Angin yang terperangkap dalam lingkungan akan membawa uap air di sekitar tanaman sehingga udara di sekitar tanaman menjadi kering dan evapotranspirasi menjadi tinggi. C. Angin yang bergerak akan membawa uap air di sekitar tanaman sehingga udara di sekitar tanaman menjadi kering dan evapotranspirasi menjadi menurun. D. Angin yang bergerak akan membawa uap air di sekitar tanaman sehingga udara di sekitar tanaman menjadi kering dan suhu meningkat. E. Angin yang bergerak akan membawa uap air di sekitar tanaman sehingga udara di sekitar tanaman menjadi subur suhu menjadi dingin. Jawab A Pembahasan: peran angin pada evapotranspirasi adalah angin yang bergerak akan membawa uap air di sekitar tanaman sehingga udara di sekitar tanaman menjadi kering dan evapotranspirasi menjadi tinggi CAKRAWALA Otomatisasi Irigasi Saat ini monitoring penyiraman tanaman masih dilakukan dengan cara manual. Hal ini memiliki beberapa kekurangan, di antaranya membutuhkan lebih banyak tenaga manusia untuk memantau tumbuh kembang tanaman yang justru akan menambah biaya perawatan, serta sulitnya memantau kelembaban tanah dan suhu udara yang dibutuhkan tanaman. Pemanfaatan perkembangan teknologi saat ini khususnya di bidang Internet of Things, memacu penelitian tentang springkler otomatis. Seorang mahapeserta didik mampu membuat suatu gagasan inovatif berupa model sistem monitoring penyiram tanaman berdasarkan kelembaban tanah dan suhu udara secara otomaris.


123 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN JELAJAH INTERNET Pembuatan springkler ternyata tidak memerlukan biaya yang besar. Untuk meingkatkan kreativitas Anda, cermati video pada link berikut di bawah ini, lalu lakukan pembuatan springler sederhana tersebut. https://www.youtube.com/watch?v=1Y78l3dCwB8 1. Pengertian irigasi adalah kegiatan pemberian air pada suatu lahan pertanian yang bertujuan untuk menciptakan kondisi lembab pada daerah perakaran tanaman untuk memenuhi kebutuhan air bagi partumbuhan tanaman. 2. Drainase merupakan tindakan untuk mengalirkan atau membuang kelebihan air akibat pemberian air yang berlebihan atau akibat curah hujan yang tiggi. 3. Sistem drainase secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu saluran drainase alamiah dan sistem drainase buatan. 4. Berdasarkan kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi dapat dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu, irigasi sederhana, semi teknis, dan irigasi teknis. Lakukan observasi pada sebuah perusahaan perkebunan di sekitarmu! Bagaimanakah efektifitas penerapan metode irigasi yang tepat untuk pembibitan? Presentasikanlah hasil observasi Anda dengan bimbingan guru! Kerjakanlah soal - soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Metode pemberikan air pada areal pembibitan tanaman perkebunan yang paling efisien adalah dengan cara...... A. Flooding B. Sprinkler C. Furrow irrigation D. Subsurface irrigation E. Penyiraman satu persatu RANGKUMAN TUGAS MANDIRI PENILAIAN AKHIR BAB


124 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR BAB 2. Prinsip yang harus dipegang dalam perencanaan sistem drainase, yaitu… A. Ukuran sistem saluran drainase semakin ke hilir semakin besar, khususnya untuk sistem drainase lapangan, sedangkan untuk sistem drainase kandang besarnya sama. B. Pengukuran luas lahan di mana sistem drainase tersebut dibuat dan topografi yang akan menentukan arah saluran drainase C. Menjamin agar air buangan tidak berpengaruh terhadap lingkungan, dengan demikian dalam pembuatan saluran drainase juga menganut azas atau prinsip dasar ramah lingkungan. D. Dimensi saluran drainase ditentukan berdasarkan debit maksimum, kemiringan saluran dan kecepatan aliran. E. Sisa-sisa bekas adukan semen dan konstruksi akan menyebabkan tanah disekitarnya mengeras. Ini akan berpengaruh terhadap tanaman ataupun penggunaan peralatan pengolah tanah bila nantinya tanah disekitanya akan diolah. 3. Pemilihan jenis pompa yang sesuai sebagai alat atau sarana untuk membuang dan menyalurkan air sangat tergantung kepada… A. jenis motor penggerak yang dibutuhkan sebagai sumber tenaga. B. jenis motor penggerak yang dibutuhkan sebagai sumber tenaga dan jenis tanaman yang dibudidayakan C. jenis motor penggerak yang dibutuhkan sebagai sumber tenaga, luas lahan dan jenis tanaman yang dibudidayakan D. sifat sumber air dan kapasitas alat untuk menganngkat air, jumlah air yang akan dibuang atau disalurkan dan perbedaan antara permukaan air dan pompa, jumlah sumber tenaga yang tersedia dan kondisi serta luas lahan E. Sifat sumber air dan kapasitas alat untuk menganngkat air, jumlah air yang akan dibuang atau disalurkan, perbedaan antara permukaan air dan pompa, jumlah sumber tenaga yang tersedia, dan kondisi ekonomi pemilik pompa 4. Air permukaan yang meresap kedalam tanah dan berkumpul di bagian lapisan bawah tanah yang kemudian sedikit demi sedikit akan keluar melalui mata air disebut…. A. Interflow B. Ground water C. Ground water run off D. Flooding E. Gravity irrigation 5. Faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan air irigasi untuk tanaman adalah sebagai berikut…. A. Jenis tanaman, jenis air, jenis pompa, dan luas daun B. Jenis tanaman, jenis tanah, kehilangan air, dan penggunaan air C. Jenis tanah, curah hujan, suhu, tingkat evaporasi, dan kelembaban D. Evapotranspirasi, suhu, curah hujan, dan tingkat kelembaban lingkungan E. Jenis tanah, curah hujan, suhu, tingkat evaporasi, kelembaban, dan tingkat kehilangan air


125 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN REFLEKSI Pengairan merupakan kegiatan untuk memeihara tanaman. Tanman memerlukan air untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah. Kekurangan maupun kelebihan air akan sangat mengganggu pertumbuhan tanaman. Kita harus menggunakan air dengan sebaik mungkin agar dapat bermanfaat bagi kehidupan. Sumber daya alam yang berkaitan dengan air perlu kita jaga kelestariannya. Penggunaan air perlu dikontrol agar tidak sia-sia. Penghematan air dapat dilakukan mulai dari individu dan lingkungan. Seorang yang bijak akan selalu menjaga karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.


126 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat! 1. Dampak kekeringan pada lahan akan menyebabkan produksi tanaman berkurang, bahkan berhenti. Pernyataan berikut adalah argumentasi yang tepat untuk pernyataan tersebut…. A. Produksi tanaman berhenti disebabkan karena penyakit yang menyerang tanaman. B. Produksi tanaman berhenti karena daun tidak mampu melakukan fotosintesis. C. Kekurangan air menyebabkan terganggunya metabolism tanaman. D. Akar tidak mampu menembus tanah yang keras. E. Air tidak tersedia untuk akar. 2. Pekerjaan yang dilakukan untuk meningkatkan volume air yang berkurang pada lahan adalah …. A. Irigasi B. Drainase C. Pengairan D. Pembuatan parit E. Pembuatan torak 3. Suatu pekerjaan yang dilakukan pada musim hujan dengan curah hujan tinggi, sehingga air dalam lahan berlimpah dan berlebihan dan perlu pengendalian dengan membuang air pada lahan tersebut. Kegiatan tersebut adalah…. A. Irigasi B. Drainase C. Pengairan D. Pembuatan parit E. Pembuatan torak 4. Pada suatu lahan yang mengalami kekurangan air harus diberikan tindakan irigasi dengan tepat. Tujuan kegiatan tersebut adalah… A. Menggantikan air yang hilang akibat penguapan dan peresapan di lahan, agar tanaman tidak kekeringan. B. Menciptakan kondisi lembab di daerah perakaran, agar kebutuhan air terpenuhi bagi partumbuhan tanaman. C. Memberikan kelebihan air bagi tanaman, agar tanaman dapat melakukan metabolism dengan baik. D. Mendistribusikan air pada lahan, agar volume air merata pada seluruh lahan. E. Menambahkan volume air untuk pertumbuhan tanaman. 5. Berikut ini adalah beberapa manfaat pemberian air/irigasi: a. Mempermudah pekerjaan pengolahan tanah b. Menekan pertumbuhan gulma, hama dan penyakit c. Meningkatkan jumlah bintil akar d. Mengatur suhu tanah dan iklim mikro e. Memperbaiki kesuburan tanah f. Menurunkan kadar garam dalam tanah g. Memudahkan tumbuhnya akar baru Pernyataan yang benar dari manfaat pemberian air adalah pernyataan…. PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP


127 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP A. a-b-c B. a-c-d C. b-c-e D. d-e-f E. e-f-g 6. Apabila dalam suatu lahan mengalami kelebihan volume air, sehingga menyebabkan tanaman mengalami gejala layu dan daun rontok, maka tindakan pengendalian yang harus dilakukan adalah… A. Memberikan pupuk N B. Memberikan pupuk NPK C. Memberikan tambahan air D. Mengurangi air setengahnya E. Mengurangi air hingga kapasitas lapang 7. Di bawah ini adalah tujuan dilakukan drainase. a. mempercepat hilangnya air gravitasi b. mempertahankan agar air yang diperlukan tanaman selalu berada pada daerah perakaran selama masa pertumbuhan tanaman c. mengurangi gangguan akibat penyakit yang ditimbulkan organism yang berasal dari dalam tanah d. meningkatkan kandungan Fe di dalam tanah sehingga pH tanah meningkat e. Meningkatkan kandungan CaCO3, sehingga agregat tanah menjadi lebih baik f. Mengurangi volume air pada suatu lahan Dari pernyataan tersebut, yang merupakan tujuan drainase yag tepat adalah…. A. a-f-c B. b-d-f C. a-b-c D. c-d-e E. d-e-f 8. Kelebihan volume air pada lahan hingga tanah menjadi sangat lembab. Keadaan tersebut akan menyebabkan…. A. Unsur hara mudah diserap akar B. Ketersediaan air bagi tanah C. Memicu tumbuhnya jamur D. Tanaman cepat berbunga E. Tanah menjadi subur 9. Perhatikan gambar di bawah ini!


128 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP Tujuan dilakukan treatmen pada lahan tersebut adalah…. A. Membuat saluran drainase pada lahan B. Membuat aliran irigasi pada lahan C. Membuat guludan pada lahan D. Membuat teras individu E. Membuat teras bangku 10. Perhatikan gambar di bawah ini! Gambar di atas adalah gambar yang menjelaskan… A. Daur hidrologi B. Proses nitrifikasi C. Daur hydrocarbon D. Proses penguapan E. Proses terjadinya awan 11. Peristiwa menguapnya air di bumi dan lautan menjadi awan, kemudian mengembun dan jatuh berupa hujan, sebagian teresap ke dalam tanah dan mengalir di bawah tanah membentuk aliran air tanah. Proses tersebut disebut…. A. Daur hidrologi B. Proses nitrifikasi C. Daur hidrokarbon D. Proses penguapan E. Proses terjadinya awan 12. Irigasi yang paling efektif digunakan pada pembibitan adalah... A. Irigasi permukaan B. Irigasi bawah tanah C. Irigasi pancaran D. Irigasi tetes E. Irigasi sistem leb 13.  Untuk menjaga kelembaban media tanah pada pembibitan utama kelapa sawit (main-nursery), lokasi pembibitan perlu disiram dengan interval... A. 1 kali/hari B. 2 kali/hari C. 3 kali/hari D. 4 kali/hari E. 5 kali/hari


129 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 14. Irigasi yang diperlukan pada pembibitan tanaman dengan menggunakan polybag berskala besar yaitu... A. Irigasi permukaan B. Irigasi bawah tanah C. Irigasi tetes D. Irigasi pancaran E. Irigasi sistem leb 15. Cara pemberian air ke lahan sehingga menggenangi permukaan disebut… A. Flooding B. Gravity irrigation C. Ground water D. Interflow E. Higroskopis 16. Pemberian air pengairan dengan memperhatikan gaya berat disebut… A. Flooding B. Gravity irrigation C. Ground water D. Interflow E. Higroskopis 17. Areal pertanaman yang datar dan terdapat lapisan kedap air atau permukaan air tanah yang relati dangkal, pemberian air dilakukan dengan cara… A. Penggenangan B. Penyaluran air di antara larikan/baris tanaman C. Penyaluran air dinatara bedengan D. Penyaluran air di bawah tanah E. Pemberian air dengan pancaran 18. Tujuan umum irigasi adalah sebagai berikut, kecuali...  A. Mengurangi bahaya cekaman kekeringan B. Mencuci atau melarutkan garam dalam tanah C. Melunakkan lapisan olah dan gumpalan-gumpalan tanah D. Menjamin keberhasilan produksi tanaman dalam menghadapi kekeringan jangka pendek E. Mencegah terjadinya erosi 19. Tujuan umum irigasi adalah sebagai berikut, kecuali...  A. Mengurangi bahaya cekaman kekeringan B. Mencuci atau melarutkan garam dalam tanah C. Melunakkan lapisan olah dan gumpalan-gumpalan tanah D. Menjamin keberhasilan produksi tanaman dalam menghadapi kekeringan jangka pendek E. Mencegah terjadinya erosi 20. Penggunaan air tanah yang berlebihan untuk pertanian dapat mengakibatkan… A. Tanah longsor dan banjir B. Kurangnya kandungan unsur hara tanah C. Terganggunya pertumbuhan tanaman


130 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP D. Terjadinya pemadatan tanah E. Penurunan permukaan tanah 21. Air permukaan yang meresap kedalam tanah dan berkumpul di bagian lapisan bawah tanah yang kemudian sedikit demi sedikit akan keluar melalui mata air disebut … A. Interflow B. Ground water C. Ground water run off D. Flooding E. Gravity irrigation 22. Sistem drainase yang dibuat khususnya bagian drainase lapangan akan sangat ditentukan oleh kemampuan tanah untuk mendrainase air. Faktor tanah yang menentukan besarnya kapasitas atau kemampuan mendrainase air adalah…. A. infiltrasi, pori-pori tanah, tekstur, dan mikroorganisme tanah B. infiltrasi, lapisan tanah, tekstur, dan mikroorganisme tanah C. infiltrasi, pori-pori tanah, tekstur, dan struktur tanah D. infiltrasi, lapisan tanah, tekstur, dan struktur tanah E. infiltrasi, jenis tanah, tekstur, dan struktur tanah 23. Pada sistem drainase alamiah maka aktivitas kegiatan drainase terjadi dengan sendirinya, tanpa campur tangan manusia. Keadaan ini terjadi jika…. A. Tanah miring, sehingga air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah B. Tanah miring, sehingga air mengalir menyesuaikan dengan tanah yang datar C. Tanah poros, sehingga air mengalir dari atas ke bawah D. Tanah poros, sehingga air mudah menguap E. Tanah subur, sehingga tidak perlu pengairan 24. Apabila suatu lahan memiliki kemiringan tanah yang cukup, dan atas pertimbangan biaya murah dan mudah dibuat saluran drainase, maka sebaiknya drainase dibuat dengan sistem …. A. surface drainage B. subsurface drainase C. drip irrigation D. Flooding E. Gravity irrigation 25. Berikut ini adalah ketentuan dalam pembuatan sebuah sistem drainase, antara lain, setiap lubang pengaliran dengan lebar berukuran 1,2-2,0 meter dan tinggi lubang pengaliran berukuran 1,0-2,0 meter dan diusahakan agar tinggi banjir tidak melebihi lubang pengaliran. Ketentuan tersebut adalah untuk aplikasi drainase sistem…. A. Terbuka B. Tertutup C. Saluran skunder D. Saluran terstier E. Saluran induk


131 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 26. Pompa yang dioperasikan dengan kecepanan tinggi dan membutuhkan tekanan kerja yang besar. Pompa jenis ini dapat menghisap air dari sumber air yang kedalamannya 5-6 meter di bawah tempat kedudukan pompa dan memiliki kemampuan untuk menyalurkan air (daya angkat) yang tinggi. Pompa air jenis ini adalah…. A. pompa sentrifugal B. Pompa propeler C. pompa plunyer D. pompa torak E. pompa mekanik 27. Ada beberapa prinsip yang harus diketahui dalam pemasangan pompa, agar pompa dapat berjalan dengan baik, serta debit air yang keluar maksima. Salah satu prinsip tersebut adalah…. A. Pada pipa hisap (intake) harus terdapat lubang untuk masuknya rongga udara B. Diameter pipa pengeluaran maksimal sama dengan pipa pemasukan C. Diameter pipa pengeluaran lebih besar daripada pipa pemasukan D. Ujung pipa isap harus menyentuh dasar sumber air E. Pipa pengeluaran dibuat bercabang dan berlekuk 28. Salah satu prinsip dalam pemasangan pompa adalah pipa isap sebaiknya dilengkapi dengan saringan (screen) dan katup. Hal yang akan terjadi apabila pipa tidak dilengkapi saringan adalah…. A. Air mengalir sangat cepat B. Air mengalir tidak jernih C. Kotoran ikut terhisap D. Aliran air lancer E. Debit air lebih banyak 29. Keuntungan cara ini, pemberian air efisien dan sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman karena dengan cara ini makan air dapat diatur keluarannya (debitnya) dengan mengatur output yang diiperlukan. Irigasi tersebut adalah…. A. sistem cebor B. sistem leb C. springkler D. Semprot E. Tetes 30. Kebutuhan air pada suatu periode telah dihitung sebesar 10 mm per hari, sumbangan hujan efektif pada periode tersebut juga telah dihitung sebesar 3 mm per hari dan kontribusi air tanah adalah 1 mm perhan, maka air yang perlu diberikan adalah…. A. 14 mm/hari B. 12 mm/hari C. 8 mm/hari D. 6 mm/hari E. 4 mm/hari


132 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN DAFTAR PUSTAKA Allorerung, David. DKK. 2010. Budi daya Kelapa Sawit. Bogor: Aska Media. Anonim. 2010. Modul Diklat Pembelajaran Jarak Jauh. Menejemen Produksi Kelapa Sait. Cianjur: PPPPTK Pertanian. Anonim. 2009. Panduan Lengkap Karet. Depok: Penebar Swadaya. Anonim. 2008. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Depok: Penebar Swadaya. Anonim.-. Klon-klon Unggul Kakao Lindak.Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember Anonim. Buku Teks Bahan Ajar: Irigasi dan Drainase. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK. Anonim. Modul Peserta Kompetensi Membuat Irigasi Dan Sistem Drainase. Cianjur: P4TK Vedca. Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budi daya Tanaman Jilid 1. PT. Klaten: Macanan Jaya Cemerlang. Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budi daya Tanaman Jilid 2. Klaten: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budi daya Tanaman Jilid 3. Klaten: PT. Macanan Jaya Cemerlang. Hulupi, Retno dan Endri Martini. 2013. Pedoman Budi daya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi di Kebun Campur. Sulawesi: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. id.wikipedia.org Indrawati, Wiwik. M. Tahir. 2013. Buku Panduan Praktikum. Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Perkebunan. Bandar Lampung: Politeknik Negeri Lampung. Krishnamoorthy. 1981.  Plant Growth Substances Including Applications In Agriculture. New Delhi: Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited. Kusumastuti, Any. Made Same. 2010. Buku Panduan Praktikum. Fisiologi Tumbuhan. Bandar Lampung: Politeknik Negeri Lampung. Lakitan, Benyamin. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mawazin dan Hendi Suhaendi, 2008. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Diameter Shorea Parvifoliadyer. Jurnal Penelitian Hutan dan Konsumsi Alam Vol. V No. 4: 381-388 Pahan, Iyung. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Depok: Penebar Swadaya. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2005. Panduan Lengkap Budi Daya Kakao. Depok: PT. Agro Media Pustaka. Setyamidjaja, Djoehana. 2006. Kelapa sawit. Teknik bududaya, panen dan Pengolahan. Yogyakarta: Kanisius. Siregar, Ulfah J. 2006. Modul Pelatihan Budi daya Karet. Bogor: Fakultas Kehutanan IPB. www.4.bp.blogspot.com www.agrobisnisinfo.com www.antoncabon.us www.bernas.id www.blog.unpad.ac.id www.feedipedia.org www.fredikurniawan.com DAFTAR PUSTAKA


133 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN DAFTAR PUSTAKA www.guruips.com www.iccri.net www.infotani,com www.kabartani.com www.kalibrasimeter.com www.Maintanam.com www.mangabay.com www.maswafi.blogspot.com www.pandaibesi.com www.perkebunannews.com www.perpusku.com www.procarga.com www.rimbakita.com www.tangkaikayu.com www.youtube.com http://b-and-t-world-seeds.com/images/434427.jpg http://disbun.kalbarprov.go.id/ http://kbbi.co.id/cari?kata=ajir http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/8/87/Crotalaria_mucronata.jpg http://www.aarsb.com.my/wp-content/AgroMgmt/OilPalm/Mucuna/Pic/picture8.jpg http://www.duniakebun.blogspot.com http://www.slideplayer.info http://www.sunshine-seeds.de/thumbs/Calopogonium_caeruleum02.jpg https://anazky.files.wordpress.com/2011/03/karet.jpg https://lajuardyhardian.blogspot.com/2013/09/mengajir-tanaman-sawit.html https://www.bibitpinangbetara.co.id/ https://www.robustafarm.blogspot.com


134 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN GLOSARIUM Agroklimat : Ilmu yang memepelajari interaksi antara ilmu klimatologi dan ilmu pertanian untuk mengetahui pengaruh cuaca (iklim) dan manfaat pengaruh-pengaruh tersebut untuk usaha pertanian. Drainase : Sistem pembuangan air tanah atau air permukaan baik melalui cara alami maupun buatan. Entres : Mata tunas diambil dari cabang yang tumbuh keatas (tunas air), yang merupakan cabang-cabang muda dari bagian yang telah dewasa. Evaporasi : Merupakan suatu perubahan molekul dalam keadaan cair (air) yang langsung berbah menjadi gas serta di mana cairan kimia/adektif melakukan proses penyerapan. Evapotranspirasi : Penguapan air melalui evaporasi langsung dan transpirasi melalui daun tumbuhansecara bersama. Hidrologi : Sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer. Irigasi : Upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Klon : Individu - individu dari  jenis  yang sama (populasi) yang  identik  secara  genetik. Kontur : Garis khayal di permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang sama tingginya dari atas permukaan laut yang terdapat di peta topografi. Legum Cover Crop : Tanaman jenis kacang-kacangan/polong yang digunakan untuk menutup tanah. Multiple cropping : Usaha petanian untuk mendapatkan hasil panen lebih dari satu kali dari jenis atau beberapa jenis pada sebidang tanah yang sama dalam satu tahun. Pancang : Batang yang berfungsi sebagai penyangga/tempat bersandar/merambat tanaman atau bisa juga berfungsi sebagai penanda, misalnya: batas petak, baris tanaman Polybag : Kantong plastik berbentuk segi empat, biasanya berwarna hitam (ada juga yang berwarna biru atau putih), digunakan untuk menyemai tanaman dengan ukuran tertentu yang di sesuaikan dengan jenis tanaman. Populasi : Jumlah tanaman yang dibudidayakan pada suatu luasan tertentu. GLOSARIUM


135 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN GLOSARIUM Populasi : Jumlah tanaman yang dibudidayakan pada suatu luasan tertentu. Post hole digger : Mesin pembuat lubang tanam. Run off : Pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui sungai dan anak sungai. Screen : Saringan yang dipasang pada pompa air. Springkler : Alat untuk memerciki kebun dengan menggunakan air. Stump : Sisa dari sebuah pohon yang telah ditebang berupa bagian pangkal batang dengan akar yang masih tertanam di tanah. Subsurface drainage : Sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air di bawah tanah. Surface drainage : Sistem pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah untuk mencegah adanya genangan. Subsoil : Lapisan tanah yang berada tepat di bawah lapisan topsoil. Teras : Bangunan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Top soil : Tanah yang berada di lapisan paling atas tanah dengan kedalaman sekitar 5 sentimeter hingga 30 sentimeter dari permukaan Bumi. Trifoliat : Tanaman berdaun tiga. Varietas : Suatu peringkat taksonomi (tumbuhan) di bawah jenis/ spesies. Violle : Kaidah untuk menentukan jarak tanam di atas teras berdasarkan jarak antara teras. Water pass : Alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal.


136 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN BIODATA PENULIS BIODATA PENULIS BIO DATA PENULIS 1 Nama Lengkap : M. SIGIT MANSYUR, S.P. Nomor HP/WA : 082306580969 Email : [email protected] Alamat Kantor : SMKN 1 Simpang Pematang Jl. TVRI, No 1, Simpang Pematang, Kab. Mesuji, Lampung Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 TahunTerakhir) 1. Guru SMKN SMKN 1 Simpang Pematang (Tahun 2010 s.d sekarang) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S1 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta (Lulus Tahun 2002) 2. Akta IV, Universitas Muhammadiyah Magelang (Lulus Tahun 2004) Judul Buku dan TahunTerbit (10 Tahun Terakhir) - Informasi Lain dari Penulis Tinggal di Meuji, Lahir di Borobudur, 14 Desember 1977. Sekolah Dasar dilalui di SD N 1 Nambah Dadi, dan SMP Bina Desa PT. HIM dan SMA N 1 Poncowati , jurusan A1. Pada tahun 1997, melanjutkan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa dan Tahun 2004 kuliah Akta IV di Universitas Muhammadiyah Magelang. Penulis pernah menjadi guru honor di SMP N Bukit Raya kabupaten Lamandau, MI Muhammadiyah Rambeanak dan SMK Muhammadiyah Mertoyudan. Sejak tahun 2010, menjadi guru di SMKN 1 Simpang Pematang hingga sekarang .


137 AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN PERSIAPAN LAHAN DAN PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN BIODATA PENULIS BIO DATA PENULIS 2 Nama Lengkap : WAHYU NUR CAHYO, S.ST Tempat/Tanggal Lahir : Pulung Kencana, 27 November 1984 AlamatRumah : Desa Simpang Pematang, RT 017, RW 005, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, Kode Post 34598 E-mail : [email protected] Alamat Kantor : SMK Negeri 1 Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji HP, WA : 0812 7271 5984 Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Perkebunan Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir) 1. Guru SMKN 1 Simpang Pematang (Tahun 2004s.dsekarang) Riwayat Pendidikan : - SD Negeri3 Pulung Kencana, Kab. Lampung Utara, Prov. Lampung (Lulus 1997) - SMP Negeri4 Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang, Prov. Lampung (Lulus 2000) - SMKNegeri1 Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang, Prov. Lampung (Lulus 2003) - D3 Agribisnis Pertanian UNSOED Purwokerto (Lulus 2006) - Program Akta Mengajar Universitas Muhamadiyah Purwokerto (Lulus 2006) - D4 Kultur Jaringan Tumbuhan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB (Lulus 2010) RIWAYAT MENULIS 10 tahun terakhir : - Informasi Lain dari Penulis: Tinggal di Desa Simpang Pematang, Kecamatan Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, Lahir di Pulung Kencana, 27 November 1984.SekolahDasar dilalui di SDN 3 Pulung Kencana, Kabupaten Lampung Utara,SMP Negeri4 Tulang Bawang Tengahdan SMK N 1 Tulang Bawang Tengah Kabupaten Mesuji. Tahun 2003kuliah di UniversitasJenderal Sudirman Purwokerto Melalui Program Beasiswa Direktorat Menengah Kejuruan (Dikmenjur) Kementerian Pendidikan, Lulus tahun 2006, serta Pendidikan Akta Mengajar di Universitas Muhamadiyah Purwokerto Lulus Tahun 2006.Tahun 2008 melanjutkankuliahProgram Beasiswa Alih Jenjang D3 ke D4 Kerjasama Seamolec dengan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB dan Lulus Tahun 2010. Serta mengajar di SMKN 1 Simpang Pematang sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang.


Click to View FlipBook Version