VERSI DIGITAL Gereja St. Laurensius 48 / TAHUN XIII
Media Komunikasi Paroki Alam Sutera AGUSTUS 2021
UNTUK KALANGAN SENDIRI
SENTRA VAKSINASI
LAURENSIUS
Gerakan Kepedulian Putera-puteri Gereja
Salus edisi 48 DAPUR REDAKSI
PENANGGUNG JAWAB: Pembaca Salus yang Dikasihi Kristus,
DPH Paroki Alam Sutera, Serpong Utara Selamat merayakan Pesta Nama Santo
Laurensius, semoga spritualitas Santo
PEMIMPIN UMUM: Laurensius yang senantiasa memihak
Elisabeth Wong mereka yang miskin dan lemah tetap
menjiwai gerak langkah umat di Paroki
PEMIMPIN REDAKSI: Alam Sutera. Sejalan dengan itu, kami
Jodi Barnas mengangkat topik tentang Gereja
Santo Laurensius yang menjadi Sentra
REDAKSI: Vaksinasi, sebuah inisiatif nyata gereja
Alfred Lanny, Andre Budi Wiryawan menyapa masyarakat umum, bukan hanya
Cristella, Cliff Tedyanto umat paroki, untuk bersama mencegah
Elisabeth Wong, Erwin Susilo penyebaran virus Corona. Segenap
Imelda Njo, Lucia Vania, Michael Jason, lapisan umat paroki bahu-membahu
Orchieyadi, Tantiana Vida Hardianti menyukseskan rangkaian pelaksanaan
vaksinasi yang dilakukan gereja kita.
DESAIN & ARTISTIK: Dapat pula kita simak kembali riwayat
Evan Zasli, Gisela Angelina Santo Laurensius pada edisi kali ini.
Erdiyanta, Libertus Anwar Paroki kita juga baru saja melepas Romo
Danto untuk bertugas sebagai pastor
USAHA/ KEUANGAN kepala di Paroki Santo Thomas Rasul, kita
Lina Soedjoto dapat juga simak tulisan perpisahan Romo
Eleonora Brigita Paurina Danto untuk kita. Ada juga pesan dan
kesan perpisahan untuk Frater Carol yang
SIRKULASI genap setahun menyelesaikan perutusan
Ignasius Bambang Bekti Sugiyo W. Tahun Orientasi Pastoralnya. Terimakasih
untuk bimbingan dan penggembalaan
COVER & FOTO Romo Danto dan Frater Carol untuk kita
Dasa Didjaja semua.
Salus Photography Club
Selamat membaca.
Gereja Santo Laurensius, Jl. Sutera
Utama 2, Alam Sutera, Serpong Utara,
Tangerang Selatan
Email: [email protected]
2 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
DAFTAR ISI 04 SURAT GEMBALA
Gerakan Kepedulian Putera-puteri Gereja St. Laurensius Bagi
Bangsa dan Negara Tercinta di Tengah Pandemi Covid-19
10 RUBRIK UTAMA
Sentra Vaksinasi Laurensius
17 RUBRIK UTAMA
Jadi Relawan Muda, Why Not?
22 RUBRIK UTAMA
Apa Kata Para Akseptor…
27 RUBRIK UTAMA
Santo Laurensius (225-258 M)
32 LITURGI
Tata Perayaan Ekaristi Berubah?
41 KATEKESE
Mengapa Harus Katolik
49 PANGGILAN
Mister, Are you a Priest?
54 PANGGILAN
Kesan-Pesan Mereka untuk Romo Danto
57 PANGGILAN
Frater Carol: Hadir dan Berjalan Bersama Umat
63 PROFIL - Peziarahan Batin Harry Gunawan:
Menemukan Allah dalam Wajah Sesama
69 SERBA-SERBI
Seratus Persen Kristus, Seratus Persen Indonesia
76 SERBA-SERBI
Apa Kabar Prodiakon?
79 SERBA-SERBI: Kilas Balik Kegiatan Seksi-seksi
Tak Surut Melayani di Masa Pandemi Covid-19
86 SERBA-SERBI
Transformasi Ego Menuju Buah-buah Roh
90 RESENSI FILM
Finding Neverland: Kisah Peter Pan
92 PUISI
SANTO LAURENSIUS dan VAKSINASI
93 CERPEN
Aku Masih Mencari?
97 KRING SKK
Kring SKK
3 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
SURAT GEMBALA
SENTRA VAKSINASI & PUSAT PELAYANAN PENANGGULANGAN
COVID-19: PAROKI ALAM SUTERA
Gerakan Kepedulian Putera-puteri Gereja
St. Laurensius Bagi Bangsa dan Negara
Tercinta di Tengah Pandemi Covid-19
Para Saudara-saudari yang di tengah masyarakat, serta
dikasihi Tuhan, bangsa dan negara, khususnya
di tengah masa yang sangat berat
Sudah sejak merebaknya akibat pandemi Covid-19.
pandemi Covid-19 di awal Maka sejak Kementerian
tahun 2020 lalu, paroki Kesehatan mengeluarkan Surat
Alam Sutera, Gereja Santo Edaran untuk pelaksanaan
Laurensius, terpanggil untuk vaksinasi pada tanggal 12
semakin menyadari kehadiran Februari 2021, Dewan Paroki
dan tugas perutusannya untuk Harian dan Tim TGKP (Tim
mewartakan Kabar Gembira Gugus Kendali Paroki) duduk
4 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Gerakan Kepedulian Putera-puteri Gereja St. Laurensius Bagi Bangsa dan Negara Tercinta di Tengah Pandemi
bersama dan berpikir keras: apa Seksi, petugas kebersihan,
yang Gereja bisa lakukan untuk perparkiran, dan siapapun
ambil bagian bersama dengan yang terlibat dalam kepanitian,
seluruh komponen anak bangsa semuanya berasal dari putera
yang berkehendak baik, bergerak dan puteri paroki sendiri.
bersama supaya bangsa ini segera Sungguh, sebuah GERAKAN
terbebas dari pandemi Covid-19. kepedulian dan keprihatinan
Dengan melihat sumber daya yang luar biasa. Semua bergerak,
manusia, sarana dan prasarana dan berjalan bersama. Panggilan
yang dimiliki serta segala niat sebagai putera-puteri gereja
baik dan juga mohon bimbingan dan panggilan sebagai putera-
Roh Kudus yang menyertai, puteri anak bangsa ini, sungguh
akhirnya diambilah sebuah dihidupi oleh umat di paroki kita.
keputusan bersama: Paroki Alam
Sutera ikut ambil bagian menjadi Buahnya: telah sebanyak 5 kali
salah satu “SENTRA VAKSINASI” terlaksana vaksinasi di paroki
di Tangerang Selatan. Setelah dan akan terus berjalan hingga
memberanikan diri mengajukan Desember 2021 nanti. Melihat
surat ke Dinkes Pemda setempat, kerja seluruh panitia di lapangan,
dan mendapat jawaban yang mendengar masukan-masukan
positif, akhirnya Dinkes Pemda dari para akseptor baik umat
setempat mengijinkan paroki paroki maupun masyarakat
Alam Sutera menjadi salah satu setempat, juga kesan-kesan para
Sentra Vaksinasi. perangkat masyarakat yang
ada, bahkan kunjungan Ibu Airin
Perlu diketahui, bukan hanya (ketua PMI Tangsel, mantan
lokasi/tempat, tetapi seluruh Walikota Tangsel) Danramil,
tenaga kesehatan, para dokter, Koramil, Polres, Camat, Lurah
kaum muda sebagai tenaga secara umum menyatakan
sukarelawan, keamanan, pelaksanaan vaksinasi di
petugas lapangan, WKRI, Seksi paroki Alam Sutera, sebagai
5 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Gerakan Kepedulian Putera-puteri Gereja St. Laurensius Bagi Bangsa dan Negara Tercinta di Tengah Pandemi
salah satu pusat vaksinasi di diharapkan diperoleh kekebalan
Tangsel, berjalan dengan baik yang optimal, dan sebenarnya
dan memuaskan. Banyak yang sistem kekebalan tubuh terhadap
memuji kelancaran, ketertiban suatu penyakit bisa terbentuk
dan pelayanan yang baik di paroki secara alami saat seseorang
Alam Sutera dalam pelaksanaan terinfeksi virus dan bakteri
vaksinasi. Sambil bersyukur, penyebabnya. Namun infeksi
tentunya kita menyadari juga, virus Corona ini, memiliki resiko
pasti masih banyak hal-hal kematian dan daya tular yang
yang perlu disempurnakan dan tinggi. Maka diperlukan cara
dibenahi. Semoga yang kurang lain untuk membentuk sistem
dan adanya hambatan satu- kekebalan tubuh, yakni vaksinasi.
dua hal, bisa diperbaiki untuk
pelaksanaan selanjutnya. Kita semua sadar, dalam
menghadapi pandemi Covid-19
Para saudara-saudari yang ini, kita tidak hanya bisa
dikasihi Tuhan, mengandalkan satu intervensi
Pemberian vaksin memang kesehatan saja. Vaksinasi bukan
merupakan salah satu upaya satu-satunya cara kita melindungi
yang dinilai paling efektif untuk diri sendiri dan masyarakat dari
mengatasi pandemi
Covid-19 yang masih
terus berlangsung entah
sampai kapan. Kita
sadar, pemberian vaksin
dapat menghasilkan
pembentukan imunitas
(antibodi) sistem imun
dalam tubuh manusia.
Tentu dengan prosedur
yang benar dan aman,
6 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Gerakan Kepedulian Putera-puteri Gereja St. Laurensius Bagi Bangsa dan Negara Tercinta di Tengah Pandemi
penularan Covid-19 ini. Vaksinasi di luar rumah). Usaha-usaha
tidak akan pernah berhasil, tanpa sosialisasi atau edukasi serta
diimbangi kesadaran kita dan membangun komunikasi yang
masyarakat akan pentingnya bagi masyarakat, disertai dengan
mentaati protokol kesehatan pelayanan kesehatan bagi
yang dianjurkan pemerintah. masyarakat yang semakin baik,
Karena dibutuhkan waktu tentunya akan berdampak besar
untuk tubuh kita membentuk bagi kita semua. Karena langkah-
antibodi / kekebalan sehingga langkah penanganan pandemi
siapapun yang sudah divaksinasi, Covid-19 ini tidak bisa dilakukan
tidak boleh meninggalkan secara parsial (melulu hanya
protokol kesehatan (memakai persoalan kesehatan); tetapi juga
masker, mencuci tangan, menyangkut persoalan ekonomi,
menjaga jarak dan menghindari sosial, psikologi keluarga, serta
kerumunan, menggunakan hand persoalan-persoalan yang timbul
sanitizer, mengurangi aktifitas di masyarakat akibat pandemi ini.
7 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Gerakan Kepedulian Putera-puteri Gereja St. Laurensius Bagi Bangsa dan Negara Tercinta di Tengah Pandemi
Itu berarti perlu dilaksanakan Terima kasih untuk seluruh
secara komprehensif oleh bangsa komponen paroki, yang dengan
dan negara kita, termasuk di satu dan lain cara telah ikut
dalam gerakan kepedulian di ambil bagian dalam membangun
paroki. Untuk itu pula paroki gerakan dan kepedulian bersama.
membentuk Tim Pelayanan Dengan segala terima kasih dan
Penanggulangan Covid-19. syukur juga saya ucapkan untuk
Atas situasi dan kondisi yang para tenaga medis, kaum muda,
ada itulah, paroki Alam Sutera para sukarelawan dan yang tidak
terpanggil dan bergerak, dalam bisa saya sebutkan satu persatu,
sebuah gerakan bersama seluruh terima kasih.
komponen paroki :
MENJADI SENTRA VAKSINASI
DAN MEMBANGUN
PUSAT PELAYANAN
PENANGGULANGAN COVID-19.
Teruslah melayani dengan gembira.
Tuhan telah memulai karya baiknya
dalam diri para bapak-ibu serta
teman-teman kaum muda; Tuhan pasti
akan mendampingi dan membimbing
para pelayanNya dan Tuhan pula yang
akan menyempurnakan segala karya
baikNya dalam diri kita. Amin.
Alam Sutera, 24 Juli 2021
Yohanes Hadi Suryono Pr.
8 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
9 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
RUBRIK UTAMA
SENTRA VAKSINASI LAURENSIUS:
Kesehatan untuk Semua Anak Bangsa
Sentra Vaksinasi Laurensius – ikut menampakkan kepedulian Gereja kepada masyarakat
Paroki Alam Sutera telah ikut bagian dalam membangun
ambil bagian menjadi salah gerakan dan kepedulian bersama
satu “SENTRA VAKSINASI” ini.
di Tangerang Selatan. Beberapa
kali vaksinasi sudah dilaksanakan. “Perjalanan paroki kita
Banyak pihak memuji kelancaran, menjadi Sentra Vaksinasi
ketertiban dan pelayanan yang patut disyukuri karena kita
baik dalam pelaksanaan vaksinasi menampakkan kepedulian kita
di paroki Alam Sutera. kepada masyarakat. Dengan
vaksinasi ini Gereja Laurensius
Pada beberapa kesempatan, semakin terbuka dan semakin
Romo Hadi mengucapkan terima diterima masyarakat”,
kasih untuk seluruh komponen demikian pesan Romo Hadi
paroki yang telah ikut ambil pada rapat persiapan vaksinasi.
10 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Kesehatan Untuk Semua Anak Bangsa hari kemudian, saya dihubungi
oleh tim dari Dinkes yang
Akses Berliku menyetujui permohonan kita.
Menyelenggarakan Vaksinasi Kami bertemu di kantor Dinkes,
Ketua Seksi Kesehatan paroki, diterima dengan baik, pertemuan
dokter Klaudia Huriawati santai, cair.” beliau menceritakan.
Hartanto yang akrab disapa Hasilnya, Gereja Laurensius
dr. Ria, menceritakan kepada bisa mengadakan vaksinasi yang
SALUS lika-liku mencari akses pertama kali pada tanggal 29 Mei
agar kita bisa menyelenggarakan 2021, dengan sasaran (masih)
vaksinasi sendiri di paroki. lansia, difabel, tenaga pendidik
Pencarian itu cukup berliku dan dan nakes di wilayah Tangsel.
seperti menemukan jalan buntu. Jumlah sasaran 600, dan akan
Sampai suatu kali beliau mencoba ditambah bila kita punya sasaran
mencari akses lewat seorang lebih. “Yang menggembirakan
kenalan, anggota DPRD komisi adalah, kita diberi kebebasan
II yang membidangi Kesehatan. memilih tanggal pelaksanaan,
Kemudian beliau diberi kontak dan boleh dilaksanakan dalam
kepala dinas kesehatan (Dinkes) lingkungan gereja, tanpa
Tangsel yang baru saja dilantik. intervensi dari mereka.” dr. Ria
Tidak berlama-lama, tanpa menambahkan.
berpikir panjang lagi, dr. Ria
langsung membuat draft surat
permohonan yang
disetujui Romo Hadi
dan DPH.
“Saat Idul Fitri
tanggal 13 Mei, saya
mendapat WA dari
kepala Dinkes, yang
mengatakan menyetujui
permohonan kita.
Saya akan dihubungi
oleh team vaksinasi
dari Dinkes. Selang 4
11 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Kesehatan Untuk Semua Anak Bangsa menunjuk kita untuk ikut
berpartisipasi dalam vaksinasi
Ditunjuk Melaksanakan masal di Tangsel pada tanggal
Vaksinasi Masal 29 Juni. “Pihak Dinkes memberi
“Setelah pelaksanaan vaksinasi kepercayaan kepada kita untuk
dosis 1 pada 29 Mei, kita melakukan vaksinasi masal
mendapat apresiasi dari pihak dengan sasaran 2000 orang.
puskesmas sebagai wakil Dinkes Tentu bukan jumlah yang kecil,
dan beberapa tokoh yang hadir di namun permintaan itu kita terima
gereja menyaksikan pelaksanaan dengan penuh suka cita, tanpa
vaksinasi. Para akseptor juga beban.” ungkap dr. Ria.
memberi respons positif dan Suatu kebanggaan bagi Gereja
sangat berterima kasih kepada Santo Laurensius dapat
panitia dan gereja.” Ujar dr. Ria. menyelenggarakan vaksinasi
Selanjutnya kita menyelesaikan masal di ‘rumah’ sendiri, dengan
vaksinasi dosis 2 pada tanggal kemampuan sendiri (dana, tenaga
26 Juni dan mengajukan kesehatan, dan relawan lain).
permohonan ke Dinkes agar Gereja juga mendapat apresiasi
dapat melaksanakan vaksinasi dari banyak pihak terutama dari
rutin yang rencananya dimulai pemkot Tangsel dan jajaran,
bulan Juli. Alih-alih mendapatkan
jawaban, Dinkes Tangsel malah dengan
kehadiran para
tokoh mantan
Walikota
Tangsel yang
sekarang
menjabat
sebagai
Ketua PMI,
Dandim 0506
Tangerang, dan
lainnya.
12 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Kesehatan Untuk Semua Anak Bangsa mempercepat terbentuknya
kekebalan komunitas dan sebagai
Menjadi Sentra Vaksinasi di bagian dari bangsa Indonesia
Tangsel kita mau menunjukkan contoh
Keberhasilan kita melaksanakan Bhinneka Tunggal Ika. Gereja
2 tahapan vaksinasi mendapat Katolik tidak eksklusif, kita
apresiasi dari Dinkes Tangsel membuka diri, mengundang siapa
yang sekali lagi meminta kita saja yang ingin divaksin.
melakukan vaksinasi rutin untuk
mengejar target vaksinasi di “Vaksin Covid-19 milik
Tangsel. seluruh anak bangsa
Indonesia. Kalau
Kesukseskan dalam tiga kali penyelenggaraannya di
penyelenggaraan vaksinasi gereja, bukan berarti
menjadikan kita, Gereja penerima vaksin HANYA
Santo Laurensius ditunjuk umat katolik.”
sebagai SENTRA VAKSINASI
LAURENSIUS. beliau menegaskan.
“Bahkan ketika vaksinasi masal,
Gereja Santo Laurensius
masuk dalam daftar lokasi
penyelenggaraan
vaksinasi masal
se-Banten.” dr Ria
manambahkan.
Dr. Ria juga
menegaskan
bahwa dengan
menyelenggarakan
vaksinasi masal di
Gereja Laurensius,
kita berharap
dapat membantu
13 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Kesehatan Untuk Semua Anak Bangsa
Dikatakannya bahwa vaksinasi muda, koasisten, mahasiswa
hanya salah satu cara untuk kedokteran berasal dari luar
memutus rantai penularan, paroki. Jadi lintas iman, lintas
menurunkan angka kesakitan budaya, & lintas paroki. Motonya:
dan kematian. Jadi tetap Kesehatan untuk semua anak
jalankan prokes (5M), hidup bangsa.
sehat, menjaga imun dan
hati, tetap berserah kepada Apa ada kendala di lapangan?
perlindunganNya. Dokter Ria juga Tentu tidak semua lancar, masih
mengajak agar kita menjadi duta- ada kekurangan, aku dr. Ria.
duta vaksinasi, mengajak siapa
saja yang masih ragu divaksin “Tapi kami terus berusaha
atau belum mendapatkan belajar dari kesalahan dan
kesempatan divaksinasi dan memperbaikinya. Kendala
menyukseskan program vaksinasi yang sering muncul di bagian
di mana saja, khususnya di Sentra p-care: akseptor yang belum
Vaksinasi Laurensius. mendapatkan sertifikat.
Dengan berbagai alasan,
Tim - Sebagian Besar Umat karena kesalahan input nomor
Paroki HP, NIK, juga kendala server
Dijelaskan oleh dr. Ria bahwa p-care yang down. Juga masalah
tim yang terlibat sebagian besar pendaftaran. Banyak akseptor
umat paroki, kecuali tim tenaga yang masih mendaftar hanya
kesehatan (nakes). Sentra memberikan nama, tanpa kita
Vaksinasi Laurensius menjadi ketahui apakah pasti datang?
tempat pelayanan seluruh Jadi dari beberapa kesempatan,
kelompok kategorial/seksi di kita harus menunggu mereka
paroki. “Itu luar biasa, event sampai lewat jam pelayanan,”
nasional yang melibatkan seluruh dr Ria menjelaskan kendala
komunitas di paroki,” dr. Ria selama pelaksanakan.
menambahkan. Khusus tim nakes,
kita mendapat bantuan dari luar
paroki. Beberapa dokter, dokter
14 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Kesehatan Untuk Semua Anak Bangsa
Pastoral Kesehatan yang membanggakan
Terkait concern Romo Hadi adalah beberapa
tentang pastoral kesehatan, dokter dari luar
dokter Ria sangat mengapresiasi paroki sudah
concern ini. “Tim nakes paroki bergabung bersama
sebenarnya sudah ada Gereja tim nakes kita, baik
Santo Laurensius menjadi stasi, dalam program
bahkan sebelumnya, ketika vaksinasi maupun
kita masih menginduk dengan hotline service
Gereja Santa Monika. Syukur untuk pasien-pasien
padaNYA, tim ini terus bertambah (umat) yang terpapar
anggotanya. Tampak juga Covid-19. Semua
penambahan anggota yang mau dilakukan dengan
terlibat aktif, terutama dalam tulus dan suka cita tanpa imbalan
program vaksinasi, karena punya materi.
keprihatinan dan harapan yang “Jadi saat ini, tim nakes St.
sama. Tentu saat ini, fokus kami Laurensius menjalankan pastoral
masih kepada program vaksinasi kesehatannya melalui program
Covid-19, sambil memperkuat vaksinasi dan pendampingan
ikatan di antara kami,” tambahnya. umat/warga yang terpapar
Dikatakannya pula bahwa hal Covid-19. Langkah berikutnya,
kita akan memperkuat dan
memberdayakan tim ini dalam
karya-karya kesehatan lain,
seperti membuka kembali
pelayanan kesehatan umum
dan gigi yang sempat terhenti
karena pandemi, sambil tetap
mendampingi dan memberi
edukasi kesehatan kepada
seluruh umat paroki.” beliau
menjelaskan lebih lanjut.
15 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Kesehatan Untuk Semua Anak Bangsa
Menumbuhkan Kerelaan dan Rasa Solidaritas
Uskup Agung Jakarta, Bapak Kardinal Suharyo dalam
pesannya saat Misa Pontifikal Hari Raya Paskah 2020 di
Jakarta mengatakan bahwa wabah Covid-19 yang terjadi di
Indonesia telah menumbuhkan rasa kerelaan berkorban dan
tumbuhnya solidaritas sesama manusia di Indonesia. Beliau
berharap kerelaan berkorban dan solidaritas itu agar tidak
hilang walaupun pandemi Covid-19 berakhir.
Hal ini senada dengan semangat dan harapan Romo Hadi
Suryono agar umat Paroki Alam Sutera - Gereja Santo
Laurensius memiliki kepedulian besar dalam hal membantu
pemerintah menyehatkan bangsa, membuka diri, dan
mengaktifkan seluruh umat paroki melalui komunitas dan
seksi-seksi sesuai tugas perutusan masing-masing.
100% Katolik, 100% Indonesia
(antonio – menyadur bahan tulisan dari dr. Ria)
16 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
RUBRIK UTAMA
Orang Muda di Sentra Laurensius - Vaksinasi Covid-19
Jadi Relawan Muda, Why Not?
Sahabat OMK, menjadi relawan bekerja sama. Ada yang terlibat
sering dilihat lebih banyak sebagai relawan tenaga
capeknya. Namun di balik rasa kesehatan (nakes), kemudian
capek itu, ada dorongan yang ada usher yang bertugas
jauh lebih besar untuk melayani, mendampingi, mengingatkan
seperti pengalaman teman- protokol kesehatan, dan
teman OMK paroki kita yang menjadi pusat informasi bagi
ikut menjadi relawan kegiatan calon penerima vaksin, serta
vaksinasi di gereja Santo yang tidak kalah penting adalah
Laurensius. petugas P-Care yang mengurus
Sejak Mei lalu, Sahabat OMK semua data administrasi
St. Laurensius turut mengambil vaksinasi. Benedictus Stefanus
bagian dalam persiapan merupakan salah satu Sahabat
pelaksanaan vaksinasi di OMK yang bertugas sebagai
gereja. Vaksinasi ini ditujukan relawan nakes. Ia melihat
untuk seluruh umat Paroki dan bahwa COVID-19 membawa
masyarakat umum, sehingga perubahan dan dampak yang
Sahabat OMK yang menjadi tim begitu besar. “Sejak zaman
relawan harus bertemu dengan COVID benar-benar mengubah
ratusan hingga ribuan orang cara kita bertemu teman, cara
calon penerima vaksin. Dalam
tim relawan ini, Sahabat OMK beribadah, belajar, bekerja, beli
dengan beragam keahlian dan makan, semua aspek kehidupan
talenta saling bertemu dan kena dampak semua,” tuturnya.
17 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Jadi Relawan Muda, Why Not? menjadi percontohan orang,
malah aku mengajarkan ke
Karena itu Benedictus orang lain. Jadi ilmu-ilmunya
tergerak untuk ikut membantu kita terapin ke orang lain
mempercepat program juga, kan jadinya asik,” ujar
vaksinasi. Tentu banyak sekali Benedictus.
persiapan yang perlu dilakukan, Lama-lama jadi seru
apalagi soal menjaga kualitas Kisah dari balik meja
vaksin. Sehingga bisa dibilang administrasi juga tidak kalah
nakes menjadi alfa dan omega, menarik. Sebagai relawan
datang paling awal dan pulang
paling akhir. Meski demikian, P-Care,
Benedictus Regina
sangat Deviasitha
bersyukur Rompies
karena, “Bisa dan tim
mengamalkan
talenta untuk bertanggung jawab atas data
membantu ribuan orang yang dimasukkan
orang lain, terlibat bersama ke dalam sistem informasi data
banyak orang-orang hebat di vaksinasi milik pemerintah,
gereja sekaligus mendapat Primary Care. “Belajar input
banyak pengalaman vaksin. data dan nge-print itu awal-
Pengalaman itu bisa diteruskan awal agak kagok dan kewalahan
lagi, misalnya saat diajak bantu karena banyak, tapi lama-lama
ke sentra vaksin, pengalaman di jadi seru. Bahkan
gereja lah yang
18 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Jadi Relawan Muda, Why Not?
pas makan buru-buru terus tercinta, dan aku juga nggak
langsung balik lagi karena mau itu terjadi sama keluarga
rasanya seru aja input-input aku, jadi aku mau membantu
data gitu walaupun memang Indonesia ini untuk segera
beberapa kali agak susah karena pulih,” paparnya.
web-nya down,” ujar Regina. Kegiatan sukarelawan ini
Selain belajar hal baru, ia juga sekaligus menjadi kegiatan
senang bisa kembali pelayanan perdananya bersama OMK
bersama Sahabat OMK secara St. Laurensius. Waktu ditanya
offline, berjumpa dengan teman kesan saat menjadi relawan
lama dan menambah teman bersama teman-teman OMK,
baru. Catarina mengungkapkan
Ya, kegiatan ini juga bahwa dirinya senang bisa
mempertemukan Sahabat OMK bertemu banyak teman baru
dengan banyak teman baru. dan ketagihan untuk ikut
Salah satunya adalah Catarina kegiatan-kegiatan lainnya. “Aku
Elisabeth, yang bertugas orangnya pemalu, awalnya sih
sebagai usher. “Aku sangat aku bingung mau ngapain, tapi
berharap pandemi ini segera teman-teman OMK anaknya
mereda dan kembali normal, seru-seru dan baik-baik jadi
tanpa harus melihat ambulans aku dibantu sama teman-teman
setiap harinya bolak-balik untuk rules-nya, dll. Walau
dengan suara sirine yang begitu sampai sekarang aku masih
nyaring. Belakangan ini banyak pemalu, tapi aku berusaha
banget di media sosial aku yang untuk beraniin diri tanya hal-hal
post tentang kehilangan orang yang mungkin aku kurang
19 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Jadi Relawan Muda, Why Not? hadirkanlah kebaikan kepada
diri kita sendiri dan sesama”.
mengerti dan mereka mau Meski harus melayani banyak
bantu arahin aku,” kata Catarina. orang, khususnya usher yang
hampir seharian tidak duduk,
Untuk diri sendiri dan sesama Evan tidak sekali pun melihat
Koordinator OMK Divisi Usher ekspresi lelah dari tim relawan
William Evan mengisahkan OMK. Bahkan mereka tetap
pengalamannya saat bertugas melontarkan obrolan dan
membantu umat lansia dan canda.
difabel untuk menerima vaksin. Senada dengan Evan, System
“Tidak dapat dipungkiri, saya Architect Vaksinasi Sentra
pun khawatir dan takut karena Laurensius Christopher
COVID-19 sangat rentan mengapresiasi puluhan tim
untuk tertular. Walaupun relawan OMK yang rela
patuh dan protokol ketat, tetap bertugas dengan berpanas-
saja saya berada di medan panasan, melayani setiap
dengan kumpulan banyak umat dengan ramah apa
orang,” paparnya. Namun, ia pun kondisinya, dan petugas
melanjutkan, saat melihat para administrasi yang fokus
lansia memberikan semangat menginput data ribuan orang
kepadanya dan mengucapkan pendaftar vaksinasi. Seperti
terima kasih dengan senyuman, pada Juni lalu, sekitar 50 OMK
hal tersebut justru menjadi tergabung dalam berbagai
pengalaman yang memberi kelompok untuk melayani
makna kuat bagi Evan, bahwa sekitar 2.000 penerima vaksin.
“selagi masih ada
kesempatan dan kekuatan,
20 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Jadi Relawan Muda, Why Not?
Terlepas dari tingkat infeksi yang belakangan naik, ia melihat jumlah
relawan vaksinasi justru bertambah. “Selain tugas kemanusiaan,
ini juga merupakan tugas kita sebagai Warga Negara Indonesia.
Kita semua yakin, kita dilindungi Tuhan demi tugas kemanusiaan
ini,” ungkap Christopher. Kepada Sahabat OMK pembaca Salus,
ia berpesan, “OMK adalah wadah sekolah kehidupan, di sini kita
belajar untuk berorganisasi, menghadapi masalah, menghadapi
krisis, dan menghadapi orang. Dengan terlibat dalam kegiatan
gereja, kita bisa saling membantu, saling mengajari, dan
menumbuhkan semangat kekeluargaan”.
Semangat selalu, tim relawan OMK. Tuhan memberkati!
(Lucia Vania)
21 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
RUBRIK UTAMA
Pelaksanaan Vaksinasi di SENTRA VAKSINASI LAURENSIUS
Apa Kata Para Akseptor…
Penerima Vaksin (akseptor) mengaku senang dapat divaksinasi di Sentra Vaksinasi Laurensius
Pada tanggal 29 Juni 2021, Sentra Vaksinasi Laurensius
melaksanakan vaksinasi dosis pertama dari serangkaian event
vaksinasi yang telah dan akan dilakukan. Para penerima vaksin atau
akseptor diperuntukkan bagi masyarakat umum. Para akseptor
melakukan pendaftaran online sebelumnya dan mulai berdatangan
sejak pukul 7 pagi.
Penulis mencoba mengumpulkan pendapat beberapa akseptor
tentang tentang pelaksanaan vaksinasi pada hari itu. Informasi
tentang kegiatan ini didapat dari group WhatsApp, tidak hanya
sekedar pemberitahuan, tetapi juga terdapat linkpendaftaran bagi
calon akseptor.
22 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Apa Kata Para Akseptor...
“Saya dapat infonya dari grup lingkungan (group
WhatsApp), langsung daftar dari link yang dikasih disitu. Setelah
itu nanti dikasih jadwal jam berapa saya harus hadir, saya harus
parkir dimana, dan imbauan tentang protokol kesehatan.”
Mereka terlihat cukup antusias dalam acara vaksinasi di gereja:
tertib dalam menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti arahan
panitia dengan baik. Mereka mengaku tetap beraktifitas seperti
biasa sebelum menerima vaksin dengan tetap menjaga pola makan
yang baik, serta minum vitamin.
“Saya sih ga siapin apa-apa ya, aktivitas seperti biasa saja,
makan yang cukup supaya ada tenaga abis vaksin,
sama minum vitamin.”
Mereka yang berharap dapat segera divaksin mengaku bahwa
kesempatan vaksinasi di Sentra Vaksinasi Laurensius ini sebagai
kesempatan baik, mengingat banyak dari akseptor adalah ibu
rumah-tangga yang tidak bisa mendapatkan vaksin dari kantor atau
institusi lainnya.
“Sebelum-sebelumnya ga dapat kesempatan buat vaksin, di
kantor juga masih lama dapatnya. Pas dapat info
tentang vaksin ini di gereja, saya daftar saja daripada ditun
da-tunda lagi, takut ga kebagian juga nanti.”
Menurut petugas, para akseptor bersikap kooperatif, mematuhi
protokol kesehatan dan mengikuti arahan panitia dengan baik. Agar
tidak berkerumun, panitia telah menyiapkan sedemikian rupa alur
proses vaksinasi yang efisien.
23 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Apa Kata Para Akseptor...
“Alurnya setiap orang sama, cuma dapat jadwal hadirnya
beda-beda jam-nya supaya ga berkerumun kali ya. Di sana
nanti masuk secara berurutan, ada cek suhu tubuh dan cuci
tangan, ada form yang harus diisi, dapat kartu vaksin warna
ungu, dan cek tekanan darah. Dokter akan memanggil
sesuai dengan urutan nomor calon akseptor untuk disuntik.
Panitia mengarahkan akseptor ke ‘ruang’ observasi, di
halaman gereja, untuk ambil sertifikat vaksin.”
Sejauh informasi yang penulis dapatkan, tidak ada akseptor yang
mengeluh setelah dosis pertama diberikan. Kebanyakan dari
mereka hanya merasakan sedikit pegal di daerah lengan tempat
para dokter menyuntikkan vaksin.
“Secara keseluruhan menurut saya pelaksanaannya sudah
baik ya, tertib prokes. Nakesnya juga baik, suntiknya
ga sakit. Setelah vaksin saya hanya pegal di lengan, daerah
yang disuntik.”
Para narasumber memuji para dokter yang dapat melaksanakan
tugas dan kewajibannya dengan baik, juga karena mereka tidak
merasakan sakit ketika jarum suntik menusuk lengan mereka. Para
nakes yang memberikan sertifikat pun sangat ramah. Hanya saja,
beberapa narasumber berharap agar proses menunggu di ‘ruang’
observasi untuk mendapatkan sertifikat vaksin tidak lebih dari 15
menit.
“Harapannya di tahap observasi bisa cukup 15 menit saja
karena orang lain bisa kurang nyaman kalau menunggu
terlalu lama.”
Tentu ini baru pelaksanaan vaksinasi dosis pertama.
24 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Apa Kata Para Akseptor...
Para narasumber mengutarakan harapannya agar rangkaian
pelaksanaan vaksinasi dosis kedua dapat lebih baik lagi,
mempertahankan apa yang sudah baik dan meningkatkan
kemampuan pelayanan pada pelaksanaan berikutnya.
“Semoga pelaksanaan yang tahap kedua bisa berjalan
dengan baik juga.”
“Semoga pelaksanaan vaksinasi tahap dua berjalan dengan
lebih baik dan lancar, dapat mengantisipasi kendala
pemberian sertifikat vaksinasi.”
Selain itu, ada pula yang mengungkapkan perasaannya mengenai
acara pelaksanaan vaksin dosis pertama ini kepada penulis. Mereka
bersyukur dan tidak menyangka bahwa Gereja Santo Laurensius
bersedia menjadi tempat vaksinasi masal yang terbuka untuk
umum, tidak terbatas hanya pada umat Katolik saja.
“Overall udah bagus, cepat juga udah ngadain ini untuk
masyarakat umum, semoga target presiden terpenuhi agar
semakin banyak yang bisa divaksin”
“Ga nyangka kegiatan ini dibuka untuk umum juga.
Semangat! Semangat! Semoga makin banyak orang tidak
takut untuk vaksin”
“Bersyukur banget ada acara seperti ini di gereja, dekat
rumah, orang-orangnya juga tertib.”
Para narasumber tidak dipublikasikan atas permintaan mereka.
Harapannya, tingkat kenyamanan para akseptor dalam menerima
vaksin selanjutnya dapat lebih ditingkatkan dan dijaga agar
pelaksanaannya berjalan lancar.
(Cristella)
25 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
26 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
RUBRIK UTAMA
RIWAYAT
Santo Laurensius
(225-258 M)
Kita semua mungkin tahu Valerianus yang kejam,
latar belakang dari St. dan penyembah dewa-dewa.
Laurensius, pelindung Ketika Laurensius menjadi
paroki Alam Sutera. Ia lahir pada seorang Katolik, ia sangat
abad III di Via Tiburtino, Roma, bersemangat dalam menyebarkan
dari keluarga bangsawan yang ajaran agamanya. Ia dekat
kaya. Laurensius Hidup di jaman dengan rakyat jelata. Oleh
Romawi, pada masa Kaisar karena kebaikannya ini, Paus
Sixtus II (257-258) berkenan
mengangkatnya menjadi seorang
diakon.
Laurensius ditugaskan mengurus
harta kekayaan Gereja dan
membagi-bagikan derma kepada
para fakir miskin di seluruh
kota Roma. Ia berhasil menarik
orang-orang tak terpelajar
dan kaum miskin ke Gereja.
Hal tersebut membuat sang
Kaisar menjadi marah sekali
dan semakin gigih mengejar
umat Kristen. Penganiayaan dan
pengejaran itu meluas sampai ke
seluruh kota Roma, hingga Yang
Mulia Bapa Suci pun terpaksa
berdiam di bawah tanah, di dalam
27 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Riwayat: Santo Laurensius (225-258 M)
katakombe. Di dalam katakombe- diakon itupun dibawa kembali
katakombe itulah para imam ke hadapan pengadilan walikota.
mengurbankan Misa Suci. Laurensius diminta menyerahkan
semua harta benda gereja, agar
Pada tanggal 6 Agustus dia bisa dibebaskan. “Baik, aku
258, ketika Sri Paus Sixtus II bersedia menyerahkan harta
mengadakan Misa di dalam benda gereja, tetapi beri aku
katakombe Praetextatus, tiba- waktu 3 hari untuk
tiba terdengarlah jeritan penjaga mempertimbangkan ini semua
pintu, segerombolan masak-masak.” Laurensius pun
serdadu ganas telah masuk ke dilepaskan dari penjara.
kapel di katakombe tersebut.
Penjaga pintu mereka Setelah lepas dari penjara,
bunuh, dan dengan kasar Laurensius menjalankan
ditariknyalah Sri Paus dari altar tugasnya, yaitu dengan cara
suci, beliau ditangkap membagikan harta benda kepada
beserta seorang imam Quartus fakir miskin. Bahkan ia menjelajah
dan enam orang diakon. ke segala pelosok dari wilayah
“Tangkaplah saya, tetapi biarkan Roma. Ia mengumpulkan orang-
diakon-diakon ini tinggal di sini,” orang sakit, janda, anak-anak
kata Bapa Suci tanpa gentar yatim piatu dan terlantar, para
sedikit pun menghadapi maut. pengemis di pinggiran jalan-jalan;
“Tak ada perkecualian!” jawab mereka semua diajak
serdadu tersebut. Maka Sri Paus ke kota Roma. Di sanalah mereka
Sixtus II, imam Quartus dan mendapat makanan dan pakaian
keenam diakon pun diseret keluar dari Laurensius.
dan dihadapkan ke pengadilan Berduyun-duyun segala orang
Wali kota Roma. Kemudian Sri miskin dengan segera membanjiri
Paus Sixtus II dibawa kembali kota, hingga selama
ke katakombe Praetextatus dua hari terkumpullah sekitar
untuk dihukum mati di sana. 1.500 orang, tua muda, besar
Tak lama kemudian Laurensius kecil, laki-laki dan perempuan.
yang merupakan salah satu
28 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Riwayat: Santo Laurensius (225-258 M) kepada Kaisar. “Ya Tuan,
semua sudah siap! Semuanya
“Saudara-saudariku sekalian,” telah kubawa ke sini. Lihatlah,
demikian seru Laurensius kepada semuanya telah sedia!”
mereka. “Tuhan telah berkenan
mengumpulkan kamu semua di “Mana harta benda yang
kota ini. Lihatlah, Tuhan telah kaukatakan tadi?” jawab wali kota
memberi kamu apa saja yang Roma.
kamu butuhkan. Ambillah ini,
pakailah, itu semua untukmu, Tuan wali kota yang terhormat,
dan berterima kasihlah kepada ambillah dan peliharalah
Tuhan.” Serentak mereka orang-orang miskin dan
semua berlutut bersyukur, sengsara ini. Mereka inilah
“Terima kasih, ya Tuhan.” yang menjadi kekayaan Gereja.
“Hai saudara-saudariku, Ambillah, persembahkanlah
hanya satu permintaanku kepada Kaisar.
kepadamu. Datanglah besok
pagi ke Colloseum menghadap Wali kota pun segera naik pitam,
pengadilan kota Roma,” demikian berdiri tegak. Dan dengan
Laurensius melanjutkan. “Akan garang memandang Laurensius,
dihukumkah kami?” tanya orang- “Algojo! Ambil alat penyesahmu.
orang miskin itu. “Jangan takut, Cambuk orang gila ini sampai
Tuhan akan melindungimu.” sepuasmu!” Walau tubuh
Laurensius gemetar penuh luka,
Pada keesokan harinya, yaitu tetapi wajahnya tetap tersenyum.
pada hari ketiga, Laurensius “Ya Tuhan, kuatkanlah hambamu
bersama dengan sekitar ini,” bisiknya dalam hati.
1.500 orang miskin dan sengsara Wali kota semakin marah, ia
pergi menuju Colloseum di kota merasa terhina. “Ambil kayu
Roma. Pengadilan bakar, nyalakan api di bawah
kota Roma telah siap menanti
kedatangan Laurensius yang
akan menyerahkan
semua harta benda Gereja
29 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Riwayat: Santo Laurensius (225-258 M)
panggangan itu!” ini?” mereka berbisik-bisik. Tak
seorang pun dapat menjawab;
Kayu mulai menyala dan dengan mereka sangat ketakutan dan
perlahan membakar daging tidak tahu apa yang harus
Laurensius sedikit demi dilakukan.
sedikit. Namun, wajah Laurensius
yang menatap orang-orang di Sementara itu Laurensius yang
sekelilingnya gagah berani telah menghadap
memancarkan sinar yang indah. ke hadirat Tuhan sebagai
Setelah penderitaan yang lama, ia seorang kesatria Kristus…..
berpaling kepada Banyak di antara mereka
wali kota dan berkata dengan yang hadir sangat kagum akan
senyum yang gembira, “Hai, Tuan ketabahan Sang Martir ini.
Wali kota yang mulia!
Suruhlah serdadu-serdadumu ini Seketika itu pula banyak dari
membalikkan tubuhku ini, sebab mereka bertobat, berpaling
yang sebelah kepada Kristus, dan minta
bawah telah masak. Suruhlah dipermandikan. Sebagian orang
balikkan agar yang sebelah lain lainnya meminta tubuh Sang
masak juga!” Dengan Martir yang telah hangus itu,
marah dan geram wali kota dan menguburkannya di Ciriaca
berteriak, “Serdadu, besarkan dalam Kampus Verano di Via
api! Buat api berkobarkobar, Tiburtina; ketika itu tanggal 10
seganas mungkin!” Tiba-tiba wali Agustus 258. Di kemudian hari,
kota mundur sedikit. Semua yang pada zaman Kaisar Konstantinus
hadir berpandang-pandangan, Agung, di atas makam
kerongkongan mereka bagai Diakon Laurensius didirikan
tersumbat. Ada apa gerangan? sebuah gereja megah yang
Dari tubuh yang menderita itu melambangkan keperwiraan
tersebar aroma yang harum Sang Martir. Spiritualitas St.
memenuhi seluruh tempat itu. Laurensius saat itu adalah: kaum
“Bau apa miskin adalah harta gereja yang
30 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Riwayat: Santo Laurensius (225-258 M) suku, agama atau apapun juga.
paling berharga.
Bagaimana dengan kita sebagai Masih banyak yang bisa kita
umat gereja, menanggapi apa lakukan secara pribadi maupun
yang telah dilakukan oleh St. kelompok di lingkungan tempat
Laurensius, sebagai wujud kita tinggal, entah membantu
nyata di saat pandemi Covid-19 kaum marjinal di sekitar kita,
yang sedang melanda dunia, maupun membantu
khususnya bangsa Indonesia? tetangga kita yang terdampak
Saya rasakan, sebelum pandemi pandemi Covid 19, mereka
pun, gereja kita bersama dengan sangat yang membutuhkan
umat, bahu-membahu mengikuti uluran tangan kita. Dan kiranya
spiritual dari St. Laurensius masih banyak hal-hal yang
dengan turut memperhatikan mungkin bisa kita lakukan.
kaum kecil, lemah, miskin, Di bulan Agustus ini, di saat
tertindas dan disabilitas. kita merayakan Pesta Nama St.
Laurensius, sebagai pelindung
Dan khususnya di kondisi paroki Alam Sutera, kiranya,
pandemi saat ini, gereja kita juga kitapun diingatkan kembali untuk
turut bergerak membantu dapat
mereka, para kaum marjinal yang berbagi kasih buat sesama,
sangat membutuhkan banyak khususnya bagi mereka yang
bantuan, baik berupa kecil, lemah, miskin,
sembako, obat-obatan, maupun tertindas dan disabilitas, agar
dukungan moril dan doa buat spiritualitas dari St. Laurensius
mereka yang terdampak pandemi senantiasa melekat di
Covid 19. Bahkan, saat ini gereja hati kita, dan kita dapat menjadi
pun turut serta berpartisipasi saluran berkat dari Tuhan bagi
menjadi garda terdepan dalam sesama…
membantu program Vaksinasi
Nasional, sebagai Sentra Vaksin /AL
bagi sesama, tanpa membedakan
31 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
LITURGI
Tata Perayaan Ekaristi
Berubah?
Tanggal 7 revisi atas MR 1975 (editio
Mei 2021, typica secunda), sementara TPE
Kardinal 2020 merupakan terjemahan
Suharyo selaku dari MR 2008 (Editio Typica
Ketua Presidium Tertia). Sejak Konsili Vatikan II,
Konferensi TPE telah berganti sebanyak 4
Waligereja kali, yaitu Aturan Upacara Misa
Indonesia (KWI) (1971) terjemahan dari MR
memperkenalkan 1970, TPE 1979 terjemahan
buku Tata Perayaan dari MR 1975 (editio typica
Ekaristi (TPE) 2020
untuk digunakan
di gereja-gereja
katolik Indonesia.
Secara resmi buku
ini akan digunakan
serentak per 1 November
2021 mendatang. Lalu apa
yang membedakan TPE 2020
ini dengan TPE 2005 yang
kita gunakan selama ini dan
mengapa ada perubahan?
TPE 2005 diterjemahkan dari
Missale Romanum (MR) 2002
(editio typica tertia) sebagai
32 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Liturgi: Tata Perayaan Ekaristi Berubah?
secunda), TPE 2005 terjemahan untuk TPE 2020 yangtelah
dari MR 2002 (editio typica melalui proses sejak 2008,
tertia) dan sekarang TPE 2020 yaitu pada pertemuan ad
terjemahan dari MR 2008 limina para uskup dengan
(editio typica tertia reimpressio Bapa Paus Fransiskus di
emendata). tahun 2019 lalu, dimana
Bapa Paus menyampaikan
TPE 2020, prinsip dasarnya bahwa wewenang untuk
adalah menerjemahkan meresmikan terjemahan TPE
dengan benar dengan adalah konferensi para uskup
tidak menambahkan atau setempat, maka KWI lalu
mengurangi dari asalnya (MR memutuskan untuk melakukan
2008), serta kesadaran bahwa evaluasi dan membaharui TPE
dimensi universalitas (umum, 2005 menjadi TPE 2020.
berlaku untuk semua orang
atau seluruh dunia*KBBI) dan Mari kita lihat perubahan
unitas (satu kesatuan) dari TPE 2005 dari TPE 2020.
gereja semesta. Secara garis besar perubahan
terbanyak dilakukan oleh
Biasanya proses para Imam, sebagai pemimpin
menerjemahkan membutuhkan Perayaan Ekaristi, baik
waktu lama karena harus perubahan rumusan, kata-kata
melalui proses approbatio maupun sebagian nada lagu.
(persetujuan) dari Konferensi Nah, untuk memudahkan kita
Waligereja setempat dan dapat melihat tabel di bawah ini:
recognitio (sepengetahuan/
seijin) dari Kongregasi Ibadat
Suci dan Sakramen di Roma.
Suatu anugerah yang besar
33 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Liturgi: Tata Perayaan Ekaristi Berubah?
34 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Liturgi: Tata Perayaan Ekaristi Berubah?
35 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Liturgi: Tata Perayaan Ekaristi Berubah?
36 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Liturgi: Tata Perayaan Ekaristi Berubah?
37 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Liturgi: Tata Perayaan Ekaristi Berubah?
38 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Liturgi: Tata Perayaan Ekaristi Berubah?
39 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Liturgi: Tata Perayaan Ekaristi Berubah?
Dari tabel di atas, kita menunggu buku TPE untuk
dapat melihat tidak banyak umat yang dalam bulan
perubahan pada umat, Juli sedang dalam proses
yang paling terlihat adalah pencetakan.
penggantian ANAMNESE. Semoga perubahan yang
Lalu bagaimana dengan ada dalam TPE 2020
tata gerak umat, apakah semakin membuat liturgi
ada perubahan? Sayang menjadi menarik dan
sekali, dalam Buku TPE mudah dipahami, Tuhan
UNTUK IMAM kurang memberkati.
mengakomodir adanya
perubahan tata gerak (Veronica Andriani - Ninieq)
umat, sehingga kita perlu
40 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
KATEKESE
MENGAPA HARUS
KATOLIK
Kata katolik berasal dari yang lebih sempit sebagai
bahasa latin “katolikos” sebutan bagi kekatolikan, yang
yang berarti “secara mencakup beberapa gereja
keseluruhan - semesta”, dapat bersejarah dengan keyakinan-
juga diartikan “universal”. keyakinan pokok yang sama.
Kata ini digunakan banyak orang
Kristen sebagai sebutan bagi Kata Katolik (dengan huruf
Gereja Semesta atau segenap besar) menjadi populer dengan
orang yang beriman kepada adanya Surat kepada Jemaat di
Yesus Kristus tanpa pandang Smirna dari Uskup Antiokhia,
denominasi, suku, bangsa dan St. Ignasius, yang ditulis sekitar
digunakan pula dengan makna tahun 108 dan dialamatkan
Gereja Katolik St. Petrus, Vatikan, Roma. (foto: www.vaticannews.va)
41 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Mengapa Harus Katolik
kepada umat Kristen di kota Yesus Kristus. “Sejarawan
Smirna (sekarang Izmir, Turki). paling ahli sekalipun akan
Dalam surat ini Santo Ignasius harus mengakui bahwa Gereja
mengimbau umat Kristen agar Kristen pertama yang ada sejak
tetap erat bersatu dengan uskup jaman Kristus adalah Gereja
mereka, dalam kalimat yang Katolik Roma.” “Perpecahan
berbunyi “Alangkah baiknya jika besar pertama dalam
di mana saja uskup hadir, sidang kekristenan baru muncul pada
jemaatpun turut hadir, sehingga tahun 1054,” ketika Patriark
sama seperti di mana saja Yesus Konstantinopel berselisih
Kristus hadir, hadir pula Gereja dengan Paus atas siapa yang
Katolik”. Sejak saat itu terjadi lebih berwenang; sang Patriark
pembedaan, Kristen dengan mengekskomunikasi Paus,
Kristen Katolik. yang ganti mengekskomunikasi
Patriark, dan lahirlah Gereja-
Demikian pula Sirilus asal gereja “Orthodox”.
Yerusalem, pada abad ke-4,
mengemukakan bahwa Gereja Persekutuan Kristen terbesar
disebut Katolik bukan hanya di dunia Barat yakni Gereja
karena tersebar ke seluruh Katolik, tiga cabang utama
dunia, melainkan juga karena agama Kristen di Timur, yakni
mengajarkan secara utuh tanpa Gereja Ortodoks Timur, Gereja
kurang satu apa pun semua Ortodoks Oriental, dan Gereja
ajaran yang perlu diketahui Persia, senantiasa menyebut
umat manusia, sementara ajaran diri Katolik, seturut tradisi rasuli
bida’ah muncul lantaran sebagian dan syahadat Nikea, tahun 381,
pihak melebih-lebihkan satu butir sebagaimana tercantum dalam
kebenaran serta pada hakikatnya salah satu butir syahadat Nikea
bersifat parsial dan lokal. yang berbunyi “Aku percaya akan
Gereja yang satu, kudus, katolik,
Inilah Gereja yang didirikan dan apostolik.”
42 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Mengapa Harus Katolik
Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Karya Keselamatan Kristus di
Timur, Gereja Ortodoks dunia ini. Penerus Rasul Petrus,
Oriental, maupun Gereja Persia Paus Fransiskus adalah Paus
saat itu menegaskan bahwa yang ke-266.
denominasinya adalah kelanjutan
dari Gereja Perdana, yang Jalur kepemimpinan yang
didirikan oleh rasul-rasul Kristus, tidak terputus dari para rasul
sedangkan denominasi lain ini menjadi alasan kuat bagi
hanyalah pecahannya. (Anglikan, kita untuk memilih Gereja
Lutheran, Protestan, Metodis, Katolik, sebab kita ketahui
Anabaptis, Presbyterian, Saksi kesinambungan ini merupakan
Yehova serta ribuan aliran bukti kuat sabda Kristus sendiri
lainnya). yang berjanji akan selalu
menyertai Gereja-Nya (Mat
28:19-20).
Seiring perjalanan waktu; semua Meskipun ungkapan ini telah
Gereja, semua denominasi, jelas dan gamblang namun ada
menyatakan mereka adalah banyak orang beranggapan
kelanjutan dari Gereja Perdana. bahwa yang penting adalah
seseorang percaya kepada Yesus,
Kelanjutan dari edisi Majalah mendapatkan keselamatan, dan
eSalus edisi 46, telah kami bahas tidaklah penting dari gereja yang
tentang Yesus yang menyatakan mana.
akan mendirikan jemaatNya
di atas batu karang yang alam Ada pula yang berargumentasi
maut tidak akan menguasainya, dengan mengatakan bahwa
serta penetapan Petrus sebagai menjadi Kristen mengandaikan
penerima kunci Kerajaan Surga seperti banyak orang yang
(Mat 16:16-19) dan Petrus tinggal di rumah yang besar. Yang
diangkat menjadi Paus Pertama terpenting adalah, pertama-
(tahun 67) sebagai penerus tama masuk ke rumah tersebut
43 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Mengapa Harus Katolik rumah tangga itu tidak dapat
bertahan (Mrk 3:25).
terlebih dahulu, sedangkan hal Kalau sebuah rumah yang besar
masuk di ruangan mana tidaklah terpecah-pecah dalam berbagai
menjadi terlalu penting. Di ajaran dan aturan moral yang
sini, ruangan diartikan sebagai berlainan, maka rumah besar itu
denominasi gereja-gereja. tidak akan bertahan.
Kalau kita merenungkan lebih
jauh dan meneliti tentang Santo Paulus sendiri
hakekat gereja dengan memperingatkan umat di Roma
menggunakan argumen diatas, dan Korintus untuk menghindari
kita dapat mempertanyakan perpecahan (Rom 16:17, 1 Kor
bahwa bagaimana mungkin 1:10, 12:25).
banyak orang bisa tinggal dalam Jika argumentasi yang penting
satu rumah, memilih ruangan masuk di rumah besar adalah
masing-masing, namun tidak benar, maka seharusnya semakin
mempunyai aturan dan ajaran lama semua orang yang sama-
yang sama? sama tinggal di rumah itu
semakin bersatu, dan bukannya
Bahkan yang menyedihkan menjadi terpecah seperti saat
adalah ada kemungkinan ini. Saat ini ribuan denominasi
orang-orang tersebut masih tersebar di seluruh dunia.
mempertanyakan tuan rumah
dari rumah tersebut. Kalau kita menyelidiki salah satu
Kita melihat bahwa di kehidupan sumber agama Katolik, yaitu
rumah kita, masing-masing Kitab Suci, jelas sekali bahwa
rumah tangga mempunyai Gereja perdana sadar akan
peraturan yang harus ditaati, perbuatan Allah yang unik dan
agar semuanya dapat hidup “satu kali untuk selama-lamanya”
dengan baik. sebagai pemenuhan janji dan
perbuatan itu dikerjakan Allah
Yesus mengatakan kalau suatu
rumah tangga terpecah-pecah,
44 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Mengapa Harus Katolik
secara historis dan kelihatan Tugas tersebut terlaksana
“pada zaman akhir ini”, dalam antara lain dalam perbuatan-
diri Yesus dari Nazaret, seorang perbuatan yang kemudian
manusia historis. Perbuatan disebut 7 (tujuh) sakramen,
Allah itu adalah perbuatan meski tidak melulu demikian
keselamatan yang harus diimani, karena pembaruan hidup dan
diwartakan,dan dilaksanakan teologi yang ditegaskan oleh
antara lain melalui upacara- Konsili Vatikan II telah mengubah
upacara tertentu. secara mendasar paham
sakramentalitas. Dengan kembali
Gereja Katolik mengajarkan ke ajaran Kitab Suci dan Patristik,
secara utuh menyeluruh ajaran Konsili Vatikan II memahami
karya keselamatan dengan makna sakramentalitas secara
seluruh dimensi historisnya, lebih luas dan bukan hanya dalam
baik menyangkut janji, arti tujuh sakramen saja. Kini
pelaksanaan dalam diri Yesus dipahami bahwa pengalaman
dan pemenuhan eskatologisnya hidup kita sehari-hari juga berciri
yang hadir dalam Gereja sebagai sakramental.
hidup dan inti Gereja.
Gereja, sebagai hasil Jadi, secara ringkas dapat
karya penyelamatan yang dikatakan bahwa isi dan
melaksanakan hakikatnya arti Gereja yaitu rahasia
dan menunaikan amanat penyelamatan Allah yang
dan tugasnya sebagai alat terlaksana dalam Yesus dari
keselamatan dengan cara Nazaret, mesti dilaksanakan
penghayatan hidup yang didalam Gereja itu sendiri antara
diberikan oleh Allah, akan juga lain melalui ritus-ritus.
menyampaikan hidup baru Menjadi orang Katolik akan
itu kepada dunia yang belum mengubah hidup kita. Ini akan
percaya kepada Kristus. jadi bagian dari diri kita dan
45 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Mengapa Harus Katolik
tak dapat kita lakukan secara hanya mendirikan satu Gereja,
setengah hati. Sehingga dapat yaitu Gereja yang didirikan diatas
dimaknai ungkapan 100% Katolik Rasul Petrus (Mat 16:18), dan
100% Indonesia, bukan untuk Kristus menghendaki GerejaNya
menunjukkan identitasnya tetapi tetap satu agar menjadi
lebih pada memaknai sikap hidup saksi hidup bagi kesatuan
berdasarkan ajaran Katolik dalam antara DiriNya dengan Allah
dirinya sehingga dapat berbuat Bapa (Yoh 17:20-23). Sama
banyak bagi orang-orang di mana seperti Kristus tak mungkin
Gereja Katolik berada, yang menyangkal kesatuan antara
semakin mengasihi, semakin DiriNya dengan Allah Bapa,
terlibat, semakin menjadi berkat. maka Kristuspun tak mungkin
menyangkal kesatuan antara
Namun demikian, “satu- DiriNya dengan GerejaNya. Oleh
satunya Gereja dan Gereja karena kesatuan tersebut, kita
Kristen pertama yang didirikan tidak dapat memisahkan Kristus
Kristus adalah Gereja Katolik.” dengan GerejaNya; kita tidak
Pernyataan ini tidak berarti dapat mengikuti Kristus, jika
bahwa tidak ada kebaikan dalam tidak mau bergabung dengan
Gereja-gereja Kristen lainnya. Gereja yang didirikanNya. Gereja
Tidak pula berarti bahwa orang- Katolik masih berdiri tegap sejak
orang Kristen lainnya tidak dapat lebih dari 2000 tahun walaupun
masuk surga. “Tetapi, sungguh sering mengalami badai dan
berarti bahwa ada sesuatu yang goncangan namun tetap kokoh
istimewa mengenai Gereja berdiri di atas batu karang.
Katolik.” Konsili Vatikan II dalam
“Konstitusi Dogmatis tentang Gereja lebih merupakan
Gereja” memaklumkan bahwa organisme daripada paguyuban
KEPENUHAN dari sarana-sarana orang beriman, artinya Gereja
keselamatan ada dalam Gereja adalah sesuatu yang hidup dan
Katolik sebab inilah Gereja yang bertumbuh.
didirikan Kristus, dimana Yesus
46 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Mengapa Harus Katolik
Pertumbuhan itu menyangkut Pokok-pokok iman ini menjadi
baik kuantitas (jumlah umat) landasan cara berpikir, cara
maupun kualitas bersikap dan cara berperilaku
(pendewasaan iman). seorang Katolik yang baik dan
benar.
Gereja yang sehat dan tumbuh
akan diberkati baik dengan Gereja yakin dirinya diutus
penambahan orang yang baru kepada seluruh dunia agar siapa
yang bertobat maupun umat yang hatinya terbuka dapat
yang menjadi semakin serupa menyambut Kabar Gembira
dengan Kristus. Allah telah dalam hati. Gereja tidak dapat
menyediakan sarana tertentu menyembunyikan rahasia
untuk mencapai pertumbuhan kehendakNya yang dari semula
itu. Sampai kita semua telah telah ditetapkanNya di dalam
mencapai kesatuan iman dan Kristus (Ef 1:9).
pengetahuan yang benar tentang Jika kita mendapat ajaran karya
Anak Allah, kedewasaan penuh, keselamatan Allah menyeluruh
dan tingkat pertumbuhan yang dan lengkap dalam Gereja
sesuai dengan kepenuhan Katolik, mengapa kita mencari
Kristus, sehingga kita bukan yang tidak utuh?
lagi anak-anak yang diombang-
ambingkan oleh rupa-rupa angin (fblesmana - Sie Katekese)
pengajaran, oleh permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka https://m.facebook.com/LumenEcclesiae7/
yang menyesatkan, tetapi photos/a.261788887363458/6159630452793
dengan teguh berpegang kepada 72/?type=3
kebenaran di dalam kasih kita
bertumbuh di dalam segala hal Franz Magnis-Suseno, Katolik Itu Apa?, bab 9.
ke arah Dia, Kristus, yang adalah
Kepala (Ef 4:13-15). E. Martasudjita, Pr, Sakramen-Sakramen Gereja,
bab 2.
Petrus Dana W- RD V. Rudy Hartono, bagian 1.
47 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
48 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
PANGGILAN
Perutusan Romo Sridanto Aribowo Nataantaka:
Mister, Are you a Priest?
Di masa-masa namanya Romo Eugene Hasson.
pembatasan kegiatan Aku terakhir kontak sekitar
masyarakat ini, aku tahun 2011 saat masih menjadi
banyak menggunakan sarana socius, pendamping para frater
virtual untuk pelayanan di di Tahun Rohani Puruhita,
paroki. Dan “me time” ku di Seminari Tinggi KAJ. Saat ini
hari Senin, banyak kuhabiskan sobatku itu, seorang native
membaca buku-buku ringan. Di Irish menjadi imam kepala di
suatu bulan Juni 2020 (persis Paroki Sacred Heart di Omagh,
3 bulan pandemi di Indonesia), Northern Ireland, Inggris. Aku
aku mendapat kiriman buku. sedang tidak bercerita tentang
Buatku ini surprise dari teman temanku ini, melainkan buku
lamaku, seorang imam dioses yang diberikannya. Bukunya
dari keuskupan Londondery berjudul “Mister, Are You
ribuan kilometer dari Indonesia, a Priest?” Sebuah memoar
seorang imam yang menjadi
uskup bernama Mgr. Edward
Daly di tengah gejolak politik
dan identitas Katolik (Irlandia)
atau Protestan Anglican
(Inggris) di sebuah wilayah
bernama “Northern Ireland”
49 Salus Edisi 48 | Agustus 2021
Mister, Are You a Priest?
(wilayah Irlandia Utara yang bersenjata ditembak mati oleh
masuk sebagai bagian dari tentara Inggris. Romo Daly
Kerajaan Inggris Raya, bukan menyatakan kemarahannya atas
Republik Irlandia). Buku ini keadaan pada Minggu Berdarah
menceritakan figur Romo pada tahun 1972 itu - dimana
Edward Daly sebagai imam yang dia ikut menyaksikan kekerasan
memahami kondisi kehidupan yang terjadi - ketika tiga belas
umatnya selama bertahun- orang tak bersenjata ditembak
tahun, tetapi juga beban sosial mati oleh tentara Inggris.
yang mencengangkan yang Membaca buku ini serasa
harus ditanggung gereja dalam membaca peristiwa Indonesia
menyediakan perumahan, dewasa ini yang dipenuhi
pendidikan, kunjungan, dan dengan politik identitas bahkan
pelayanan sosial yang jauh saat pandemi seperti sekarang
melampaui ranah keagamaan. ini. Identitas kecebong dan
Romo Edward Daly menjadi kadal gurun, muslim dan non-
figur imam yang lebih mengabdi muslim, sangat kental akhir-
masyarakat, bahkan ketika akhir ini di Indonesia.
di tingkat sosial lembaga Setiap orang Irlandia adalah
agama dan negara tidak siap orang Katolik, setiap orang
menyelesaikannya. Romo Inggris adalah orang Anglican
Edward Daly juga mengungkap demikianlah kira-kira identitas
kebenaran sebagai saksi yang menjadi latar belakang
Minggu Berdarah/ Blood Sunday. buku ini. Irlandia Utara harus
Berdarah adalah sebutan ketika merdeka, lepas dari Inggris dan
ketiga belas umatnya saat tidak
50 Salus Edisi 48 | Agustus 2021