The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ptdhtraining, 2022-08-31 02:45:53

KOMATSU HD785

Komatsu HD 785

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 50

 Jangan memindah lever transmisi ketika pedal gas
masih diinjak. Karena hal ini akan menimbulkan
hentakan yang sangat besar dan akan
memperccepat kerusakan unit.

Menaikkan kecepatan

1. Ketika pedal gas (1) diinjak untuk menambah
kecepatan unit, lockup clutch terhubung untuk
merubah trasmisi menjadi direct drive

2. Jika diinjak lebih dalam secara otomatis akan
terjadi penambahan tingkat kecepatan.

Menurunkan Kecepatan.

Jika pedal gas(2) dilepas kecepata unit akan
berkurang dan secera otomatis transmisi akan
menurunkan tingkat kecepatan.

Down shift Inhibit

Down shift inhibit untuk mencegah terjadinya overruning pada engine ketika pengoperasian
lever transmisi tidak tepat.

Menurunkan kecepatan ketika menggunakan footbrake

Pedal brake digunakan untuk mengurangi kecepatan unit, jika unit berjalan dengan kecepatan
transmisi di rentang kedua (2nd) ~ keempat (4th), Transmisi tidak akan turun ke yang lebih
rendah hingga kecepatannya turun hingga mencapai rentang 2nd atau brake di lepas.
Mempertahankan range kecepatan, menurunkan kecepatan saat perpindahan agar mengurangi
goncangan.
.

Skip Shift

Untuk gearshift normal transmisi berpindah 1X setiap satu range.
Saat mendaki dan kecepatan turun tiba-tiba, trasmisi melewati 1 gear range turun untuk
mengurangi kejutan transmisi (misal dari 5 ke 3, dari 4 ke 2 )

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 51

Overrun Prevention device

Jika tachometer Engine masuk daerah merah selam operasi , alarm buzzer akan bunyi dan
lampu peringatan utama akan menyala pada waktu bersamaan. Lalu turunkan kecepatan
Engine Jika kecepatan unit ketika berjalan menurun melebihi maximum speed dari rentang
kecepatan, Overrun prevention device akan mengaktifkan Retarder dan mengurangi
kecepatan.

BERJALAN MENURUN

Ketika berjalan menurun, jalankan unit pada kecepatan yang aman sesuai dengan lebar dari
jalan, kondisi dari permukaan jalan dan kondisi lain dari job Site misalnya peraturan kecepatan
jalan di tambang.

PERINGATAN

 Jika unit berhenti, jika diperlukan letakkan balok ganjal di bawah roda.
 Untuk mempertahankan kecepatan maximum pada saat turunan gunakan Retarder, lihat

grapik kemampuan brake pada saat turunan jarak dan sudut tertentu.
Berjalan pada turunan secara terus menerus dengan ke
cepatan melibihi yang diizinkan akan berbahaya dan dapat merusak rem .
 Jika lampu monitor temperatur oli retarder berkedip ketika menggunakan retarder,
turunkan kecepatan untuk berjalan menurun.
(Ketika ini terjadi, lampu peringatan pusat berkedip dan buzzer alarm akan bunyi)
Jika lampu monitor tidak mau mati setelah kecepatan transmisi diturunkan, Hentikan unit
saat itu juga, atur lever transmisi pada posisi N, putaran engine pada 2000 rpm, dan
tunggu hingga lampu monitor mati.
 Jika retarder tidak berfungsi pada saat di gunakan pada jalan turunan, ikuti langkah-
langkah berikut ini:
1. Lepas retarder brake secara penuh, lalu tarik kembali lever barake retarder.
2. Jia tida ada reaksi setelah lever retarder di tarik kembali, kembalikan kembali lever

retarder pada posisi releas(tidak rem) secara penuh, lalu injak pedal brake untuk
menghentikan unit dan anda kontak PT. United Tractors Tbk. terdekat.
 Gunakan retarder perlahan-lahan, jika rem diaktifkan secara mendadak, hal ini sangat
berbahaya karena ban unit and akan slip.

CATATAN
 Jika lever retarder di operasikan ketika berjalan menurun, Transmisi dapat turun lebih cepat

daripada mengurangi gas.

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 52

 Ketika berjalan menurun jangan gunakan pedal brake kecuali darurat. Menggunakan pedal
brake akan menyebabkan panas pada rem depan dan mengurangi umur dari rem tersebut.

 Jangan menginjak gas atau menaikkan kecepatan ketika sedang menggunakan retarder.
Kecepatan Engine akan naik san hal ini dapat menyebabkan alarm buzzer bunyi dan lampu
peringatan berkedip

1. Sebelum mulai berjalan menurun, lepas pedal gas
(1) dan operasikan retarder lever (2) untuk
mengurangi unit menurun.

2. Gerakkan lever transmisi pada posisi (6, 5, 4, 3,
2) lalu atur kecepatan sesuai dengan kecepatan
maksimum yang diizinkan dan sesuai dengan
kemampuan rem.

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 53

ARSC ( AUTOMATIC RETARD SPEED CONTROL )
Switch perlambatan kecepatan otomatis.

Ketika dump truck sedang berjalan diturunan, jika switch ditekan maka kecepatan truck dapat
dikendalikan. Retarder secara otomatis aktif untuk mencegah kecepatan truck melebihi
kecepatan yang telah diatur, jadi hal ini membuat pengoprasian retarder menjadi mudah.

NAMA-NAMA KOMPONEN

1. Auto retarder (ARSC) switch 6. Accelerator pedal
2. Auto retarder (ARSC) set lever 7. Brake pedal
3. Auto retarder set speed indicator 8. Auto retarder READY pilot lamp
4. Central warning lamp 9. Retarder pilot lamp
5. Retarder control lever

a. Set c. Decrease speed
b. Increase speed d. Cancle

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 54

1. AUTO RETARDER (ARSC) SWITCH

Switch ini digunakan untuk mematikan dan menghidupkan ARSC

2. AUTO RETARDER (ARSC) SET LEVER

Switch ini digunakan untuk dibawah ini :
setting kecepatan jalan,
penyetelan kecepatan naik atau turun
membatalkan setting kecepatan.

3. AUTO RETARDER SET SPEED INDICATOR

Display (3) ini untuk menunjukkan kecepatan ( km / jam ) yang telah diset.
Display akan mati ketika Switch auto retarder (1) dimatikan.
Display menunjukkan angka O ketika ada pembatalan.
Ketika Switch starter posisi ON atau Switch auto retarder ON, angka kecepatan yang telah
diset sebelumnya akan muncul

4. CENTRAL WARNING LAMP

Lampu (4) ini menyala jika ada ketidak normalan pada sistim ARSC ketika Switch sistim
ON.

5. RETARDER CONTROL LEVER

Meskipun ARSC sedang aktif, retarder dapat dikendalikan oleh lever ini (5).
Selama ARSC aktif, lever akan terasa lebih berat saat ditarik. Dan jika ditari tiba-tiba atau
terlalu kencang unit akan langsung berhenti.

6. ACCELERATOR PEDAL

ARSC hanya bekerja ketika pedal accelerator (6) tidak di injak

7. BRAKE PEDAL

Meskipun ARSC sedang aktif, wheel brake dapat dikendalikan oleh pedal ini (7).

8. AUTO RETARDER READY PILOT LAMP

Ketika lampu menyala, ini menunjukan ARSC boleh digunakan pada kecepatan laju unit
yang sudah diset. ketika lampu padam, ARSC tidak bekerja.
Lampu menyala 3 detik ketika staring Switch diputar ke ON.

9. RETARDER PILOT LAMP

Lampu ini (9) menyala saat reterder dioperasikan, meskipun ARSC sedang aktif.

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 55

METODE PENGOPERASIAN ARSC

1. MENGAKTIFKAN SISTIM ARSC.

Sistim ARSC aktif bila Switch sistim posisi ON. Jika Switch diset pada Lever ARSC ditekan,
kecepatan berjalan sesaat diset sebagai. Kecepatan jalan menurun. Jika kecepatan berjalan
melebihi dari kecepatan menurun yang telah diset, Retarder akan bekerja secara otomatis.
Pengaturan kecepatan jalan menyala dan tersimpan didalam memori, jika pedal gas ditekan
saat ARSC telah sedang dioprasikan, ARSC dibatalkan dan kecepatan akan naik. Jika pedal
brake atau laver Retarder dioprasikan saat ARSC telah sedang dioprasikan, ini
memungkinkan untuk mengurangi kecepatan atau menghentikan unit.

2. SET SPEED ( PENGATURAN KECEPATAN ).

PERINGATAN
Jika kecepatan yang diset melebihi kecepatan maksimum yang diizinkan, akan timbul
bahaya over heating dan retarder brake akan rusak. Jaga selalu kecepatan di bawah
kecepatan maksimum yang diizinkan.

Jika kecepatan jalan ternyata lebih rendah dari 10 Km/Jam ( 6,2 MPH ) saat pengoperasian
setting, maka hal itu telah diset 10 Km/Jam. Jika lebih dari 55 km/h (34.2 MPH), maka diset
untuk 55 km/h (34.2 MPH)
Set Range untuk kecepatan jalan tergantung pada pemilihan lever pemindahan transmisi.
Jika lever pemindahan ( Shift Lever ) pada posisi D,6,5,4,3,2 atau L Seet Speed Range
antara 10-55 Km/Jam ( 6,2 – 34.2 mph ).
kecepatan jalan tidak dapat diset saat shift liver posisi N atau R.

3. METODE PENYETELAN TRAVEL SPEED

Untuk menaikkan set travel speed 1 Km / Jam ( 0,6 mph ), tekan lever ARSC ke atas sekali.
Untuk menurunkan set travel speed 1 Km / Jam ( 0,6 mph ) tarik lever ARSC kebawah
sekali.

Keterangan :

Bebaskan lever set ARSC setelah merubah set travel speed.
 Jika set switch dan cencel dioperasikan secara bersamaan, maka cancel pengoperasian

yang diprioritaskan.

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 56

 Jika Switch set dan Switch penambah kecepatan (top up) dioprasikan dalam waktu
bersamaan, maka pengoprasian dari top up (penambah kecepatan) yang
diprioritaskan.

 Jika Switch set dan Switch penurun ( top down ) dioperasikan secara bersamaan, maka
pengoperasian tap down yang diprioritaskan

 Top Up dan Top Down (penambah dan penurun kecepatan ) digunakan untuk membuat
penyetelan yang baik dari set Travel Speed. Dalam hal ini memungkinkan untuk
penyetelan set travel speed + 5 Km/Jam (3,1 MPH) ketika berjalan dengan sistim ARSC
( ketika pedal gas dibataskan ). Saat pedal gas telah sedang dioprasikan, ARSC
dibatalkan, jika hal ini memungkinkan untuk mengoprasikan dengan bebas antara 10
sampai 55 Km/Jam (dari 6,2 sampai 34,2 MPH)

4. Methode Menaikan Set Speed.

Jika ingin menaikkan set speed, tekan pedal gas untuk menaikan kecepatan, dan saat set
Travel Speed yang diinginkan dicapai, Tekan Switch set ON pada set Lever ARSC set Travel
akan dirubah kecepatan baru.

5. Methode Penurunan Set Speed.

Jika ingin menurunkan Set Speed, Operasikan lever Retarder untuk menurunkan kecepatan,
dan saat set travel speed yang diinginkan dicapai, tekan Switch set ON pada lever set
ARSC. Set travel Speed akan dirubah kecepatan baru.

Keterangan :

Setelah menggunakan Lever Reterder untuk menurunkan kecepatan, kembalikan keposisi
semula. Jika lever ditarik dengan tiba-tiba brake akan bekerja dengan mendadak.

6. Berjalan Lagi Saat Set Speed.

Jika unit berjalan mengulangi pada Slope yang sama, kecepatan jalan telah diset sekali hal
ini memungkinkan untuk. Mengoprasikan ARSC tanpa harus melakukan setting tiap waktu.
Sebelum memasuki jalan yang menurun, Jika kecepatan jalan telah disetel kecepatan yang
lebih rendah dari set speed yang ditampilkan pada layar kecepatan jalan, Lampu READY
(hijau) menyala dan ARSC diaktifkan saat pedal gas dibebaskan.

Keterangan :

Saat berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi dari set speed yang ditampilkan pada
layar/display kecepatan jalan, ARSC tidak aktif bahkan saat pedal gas dibebaskan.
Ketika hal ini terjadi, Lampu READY (hijau) juga tidak menyala. Selalu melakukan
penyetelan kecepatan jalan kecepatan yang lebih rendah dari set speed yang ditampilkan
pada layar/display kecepatan jalan, dan check bawah lampu READY menyala.

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 57

7. Methode Pembatalan Set Travel.

Methode 1 : Jika Switch pembatalan dioperasikan lebih dari 1 detik, kontrol berhenti,
saat hal ini terjadi, layar/display kecepatan jalan menunjukkan O.

Methode 2 : Jika Switch sistim diputar ke OFF, kontrol dibatalkan. Ketika hal ini terjadi
layar/display kecepatan jalan akan padam.

Keterangan :
Switch harus dioperasikan lebih dari 1 (satu) detik ( berbeda dengan Switch yang lain )
untuk membatalkan kontrol. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada kontrol saat sedang
dibatalkan jika Switch ditekan dengan kesalahan/tidak benar.

8. Rekomendasi Set Speed.

Aturlah kecepatan jalan pada putaran engine 1800 rpm, dan berjalan dengan kondisi
suhu oli pada range hijau. Jika ada bahaya, oli retarder mungkin Overheat, lampu
perhatian ARSC menyala dan set travel speed secara otomatis akan turun.

GRAFIK KEMAMPUAN REM

Cara membaca grapik
Contoh: Unit dilengkapi dengan exhaust brake

Jarak menurun : 1500 m (4921 ft) Grade resistance : -13 %
Rolling Resistance :2%
Travel resistance : -11 %

Load : 91 Tons

Gunakan grafik untuk mendapatkan kecepatan maksimum yang dijinkan dan rentang kecepatan
bila melakukan perjalanan menurun dengan kondisi diatas.
1. Gunakan grafik kehandalan rem untuk suatu jalan menurun 1500 m (4921 ft).
2. Tunjukkan berat kotor mesin A pada grafik dan tarik sebuah garis lurus kebawah dari

titikA.
3. Dapatkan titik B dimana garis vertikal memotong garis travel resistance minus 11 %, dan

tarik sebuah garis horizoltal dari titik B.
4. Dapatkan titik C dimana garis horizontal memotong kurva kehandalan. Tarik sebuah garis

lurus dari titik C kebawah dan dapatkan titik D dimana garis vertikal memotong garis skala
kecepatan mesin.
5. Melaluai proses diata, dapat diperoleh nilai-nilai berikut:

Dari titik (D) : Kecepatan yang dijinkan adalah 30 Km/jam atau (18.6 MPH)
Dari titik (C) : Gigi kecepatan pada F4

Nilai untuk kecepatan maksimum yang diijinkan ini hanya sebuah nilai sasaran kasar
berdasarkan pada kehandalan rem retarder. Tetapi pada job site sesungguhnya, kecepatan
mengemudi yang aman hampir selalu lebih kecil dari pada kecepatan maksimum yang dijinkan
karena kondisi jalan dan faktor lainnya. Oleh karena itu, pilih suatu kecepatan dimana
pengukur temperatur oli retarder akan bertahan pada daerah hijau.

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 58

785 -7

Kehandalan rem

Panjang slope : 450 m (1476 ft)

Ukuran Ban : 27.00-R49

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 59

Kehandalan rem
Panjang slope : 600 m (1968 ft)
Ukuran Ban : 27.00-R49

Kehandalan rem
Panjang slope : 900 m (2952 ft)
Ukuran Ban : 27.00-R49

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 60

Kehandalan rem
Panjang slope : 1500 m (4921 ft)
Ukuran Ban : 27.00-R49

Kehandalan rem
Panjang slope : continuous
Ukuran Ban : 27.00-R49

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 61

Kehandalan rem
Panjang slope : continuous ( without exhaust brake )
Ukuran Ban : 27.00-R49

MENGEMUDIKAN UNIT

PERINGATAN

Jika unit berbelok pada kecepatan tinggi atau pada
darah miring, hal ini sangat berbahaya unit dapat
terbalik, jangan mengoperasikan steering pada
kondisi ini.

PERHATIAN

Jangan terus memutarkan steering ketika roda sudah
penuh belok kekan atau kekiri. Hal ini akan
menyebabkab teperatur oli di dalam system naik dan
akan terjadi overheat.

Ketika sedang berjalan, atur roda kemudi dengan memutar langsung steering kemudi (1).
Ketika berjalan di daerah sebuah kurva, lepas pedal gas sebelum masuk daerah kurva, turunkan
kecepatan pada kecepatan rendah, lalu injak pedal gas secara bertahap unTuk melewati daerah
kurva. Jangan melewati daerah berpasir dengan kecepatan tinggi.

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 62

MENGOPERASIKAN DUMP BODY

PERINGATAN

 Ketika sedang malakukan dumping, selalu ikuti
petunjuk dumping sesuai dengan tanda dari
flagman.

 Ketika membuang batuan besar operasikan dump
body perlahan-lahan.

 Ketika melakukan pemeriksaan dengan posisi
dump lever terangkat , selalu gunakan safety
pins, set dump lever ke posisi HOLD dan kunci
dengan safety lock knob.

Operasikan Dump Body sebagai berikut
1. Tempatkan shift lever (1) ke posisi N (netral) dan

set switch parking brake (2) ke posisi PARKING.

2. Letakkan lever dump (3) pada posisi RAISE, injak HD 785 -7
pedal gas untuk menaikkan dump body.
Jika dump lever dilepas pada posisi RAISE . Lever
akan tertahan pada posisi RAISE dan Dump body
akan terus bergerak naik
Kecepatan naik sebanding dengan kecepatan
engine.

3. Bila dump body naik pada posisi yang ditetapkan
(posisi pengukur body yang disetel), lever dump
(3) kembali keposisi HOLD. Selanjutnya dump
body tersebut akan tertahan pada posisi ini.
Jika diperlukan dump body naik lebih lanjut,
operasikan dump lever (3) ke posisi RIASE dan
dump body akan naik. Jika dump lever (3)
dilepas, dump lever (3) akan kembali ke posisi
HOLD dan dump body akan berhenti pada
posisinya.

Operational Training Department

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 63

4. Pindahkan lever dump body (3) ke posisi LOWER
dan Body dump akan mulai turun.

5. Setelah menurunkan dump body hingga pada
suatu posisi, pindahkan lever dump body (3) ke
posisi FLOAT. (Lepaskan lever tersebut dan lever
akan kembali secara otomatis ke posisi FLOAT).
Dump Body akan turun karena gaya beratnya.

CATATAN
Bila lever transmisi dipindahkan keposisi selain N (netral) saat lever dump body tidak pada
posisi tidak pada posisi FLOAT, lampu peringatan pusat akan menyala dan Alarm akan
berbunyi.
Bila menaikkan dump body kurangi tekanan pada pedal gas saat dump body mendekati sudut
maksimum untuk mengurangi beban kejut pada rangkaian hidrolik dan silinder pengangkat
Ketika dump body masih diatas, kecepatan akan terkunci pada kecepatan 2 saat posisi lever
transmisi di D dan kecepatan 1 pada saat lever transmisi pada posisi 5-L. Sambil berjalan
turunkan dump body.

Dump di kontrol oleh electric, jika terjadi kerusakan pada sensor atau valve, pada display akan
muncul code krusakan dan dump body akan tertahan pada posisinya. Jangan dipaksakan
mengerakkan dump body jika hendak melakukan pemeriksaan atau perbaiakan , segera
hubungi PT. United Tractors Tbk. Untuk perbaikan.

TINDAKAN PENCEGAHAN PENGOPERASIAN

 Ketika travel pada keadaan hujan, bersalju, berlumpur atau tanah lembek pertimbangkan
kondisi beban dari unit dan hati-hati jangan sampai roda slip atau unit berputar dan
tertanam ketanah.

 Jika Engine mati ketika unit travel, hentikan unit dengan segera kemudian gerakkan shift
lever ke posisi N (netral) dan hidupkan kembali Engine.

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 64

 Jika sedang operasi lampu peringatan utama dan lampu petunjuk dari EMERGENCY
machine monitor berkedip dan buzzer alarm bunyi, hentikan unit dengan segera dan cari
penyebab kerusakan.

 Ketika sedang loading behati-hati agar beban merata keseluruhan dump body dan lebih
khusus lagi jangan terlalu banyak beban bagian depan.

 Pada permukaan jalan yang licin gunakan control retarder pelan-pelan kemudian turunkan
trasmisi untuk mencegah roda belakang terhenti

 Ketika melewati genangan air, air dapat masuk ke front brake dan menyebabkan
penerunan kemampuan brake jadi hati-hatilah mengemudikan di temat seperti itu,
andaikan air masuk ke brake injak pedal brake beberapa kali agar menghasilkan panas
akibat gesekan antara pad dan disc.

PARKIR UNIT

PERINGATAN

 Hindari menghentikan unit secara tiba-tiba.
 Parkir unit pada tanah yang keras dan datar.

Jangan parkir unit pada daerah miring. Jika tidak
dapat dihindari parkir di daerah miring ganjal roda
menggunakan balok untuk menghindari unit
bergerak dengan tiba-tiba.
 Jika lever trasnmisi tersentuh tanpa sengaja, unit
dapt bergerak secar tiba-tiba dan hal ini dapat
menyebakan kecelakaan yang serius. Sebelum
meninggalkan kabin operator selalu posisikan
lever parking brake pada posisi PARKIR.
 Jangn menggunakan retarder brake gunakanlah
parking brake
 Tanpa memeperhatkan putaran Engine Jangan
gunakan retarder untuk parking dalam waktu
yang lama

PERHATIAN

Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada remparkir, pasang rem parkir hanya ketika unit
benar-benar sudah berhenti .

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 65

1. Lepas pedal gas (1) lalu injak pedal rem (2) untuk
menghentikan unit.

2. Pindahkan lever transmisi (3) pada posisi N,
kemudian pasang rem parkir (4) untuk
mengaktifkan rem parkir posisikan switch rem
parkir ke posisi PARKING.

3. Dimana operator masih berada di dalam cabin,
tarik lever retarder (5) untuk mengaktifkan rem
retarder.

PEMERIKSAAN SETELAH BEKERJA

Gunakan monitor panel untuk memeriksa suhu air engine, tekanan oil engine, dan jumlah
bahan bakar. Jika engine terjadi panas yang berlebihan jangan matikan engine dulu, sebelum
dimatikan biarkan engine berputar dengan putaran sedang hingga temperaturnya turun.

MEMATIKAN ENGINE

Jika engine dimatikan secara mendadak tanpa ada
pendinginan, hal akan mempercepat umur dari
komponen engine. Jadi jangan sekali-kali mematikan
engine dengan tiba-tiba kecualai keadaan darurat.
Ikuti prosedur menurunkan temperatur engine
dibawah ini sebelum mematikannya :

1. Biarkan engine pada putaran rendah sekitar 5
menit supaya engine dingin secara bertahap.

2. Putar switch starter (1) ke posisi OFF untuk
mematikan engine.

3. Tarik switch starter dari tempatnya.

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 66

PROSEDUR SETELAH ENGINE DIMATIKAN

1. Periksa perlengkapan kerja bagian bawah, body, komponen bawah terhadap kebocoran oli
dan air.

2. Isi tangki bahan bakar.
3. Bersihkan ruangan sekitar engine dari kertah atau material lainnya yang mudah terbakar.
4. Bersihkan tanah-tanah yang menempel pada komponen bagian bawah.

MENGUNCI

Selalu kunci dibawah ini :
1. Tutup pengisian bahan bakar.
2. Pintu kabin (kiri dan kanan)

Kunci pintu sisi kanan secara langsung dari sisi
dalam (tempat duduk operator).
Keterangan
Switch starter dapat digunakan untuk mengunci
(1) dan (2) tersebut diatas.

TABEL PENGGUNAAN : PELUMAS, BAHAN BAKAR DAN PENDINGIN
PADA TEMPERATUR SEKITAR

Operational Training Department HD 785 -7

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 67

ASTM : American Society of Testing and Material. HD 785 -7
SAE : Society of Automotive Engineers.
API : American Petroleum Institute.

MAINTENANCE SCHEDULE CHART

INITIAL 250 HOURS SERVICE (Hanya setelah 250 jam pertama)

1. Ganti oli Engine dan filter catridge
2. Ganti oli transmisi dan filter element
3. Ganti filter elemet transmisi dan dan pendingin oli brake belakang
4. Ganti oli dan filter element oli steering hoist
5. Ganti oli final drive
6. Ganti oli differential

INITIAL 2000 HOURS SERVICE (Hanya setelah 2000 jam pertama)
Periksa injector setting load, adjust

WHEN REQUIRED
1. Bersihkan bagian dalam system pendingin
2. Periksa, bersihkan atu ganti air cleaner
3. Periksa dan tambah jumlah air pencuci kaca
4. Bersihkan filter udara AC
5. Periksa jumlah refrigerant (gas)
6. Periksa dump body
7. Periksa listrik pemanas udara masuk
8. Periksa tinggi suspension dan periksa jumlah oli

Operational Training Department

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 68

9. Buang udara dari brake depan, belakang dan parkir HD 785 -7
10. Bersihkan, periksa fins radiator dan fins after cooler
11. Periksa paly dari output coupling pada output shaft
12. Periksa ban

CHECK BEFORE STARTING
EVERY 250 HOURS SERVICE
1. Periksa jumlah oli differential
2. Periksa jumlah oli final drive
3. Lubrication
4. Periksa drive shaft
5. Periksa jumlah air battery
6. Periksa kekencangan belt alternator
7. Periksa kekencangan belt compressor air conditioner
8. Bersihkan breather
9. Periksa frame
10. Periksa kemampuan rem dari pedal brake
11. Periksa kemampuan rem dari retarder brake
12. Periksa kemampuan rem dari parking brake
13. Periksa dan bersihkan automatic suspension

EVERY 500 HOURS SERVICE
1. Ganti oli dan filter cartridge Engine
2. Ganti filter catridge bahan bakar
3. Berhihkan strainer tangki bahan bakar
4. Ganti filter element oli transmisi
5. Periksa keausan dari disk pad brake depan
6. Periksa kondisi fan belt

EVERY 1000 HOURS SERVICE
1. Ganti cartridge anti karat
2. Ganti oli transmisi dan bersihkan strainer
3. Ganti filter elemet transmisi dan dan pendingin oli brake belakang
4. Ganti filter element oli brake
5. Lubrication
6. Periksa keausan dari disk brake belakang
7. Periksa kekencangan komponen turbocharger
8. Periksa play dari turbocharger rotor

Operational Training Department

PENGOPERASIAN &PERAWATAN HARIAN Hal : 69

EVERY 2000 HOURS SERVICE
1. Ganti filter element steering hoist
2. Bersihkan strainer tangki hidrolik
3. Ganti oli final drive
4. Ganti oli differential
5. Bersihkan breather differential
6. Bersihkan breather element engine
7. Periksa alternator starter
8. Periksa, atur clearance engine valve
9. Periksa dan bersihkan turbocharger
10. Periksa tekanan gas accumulator

EVERY 4000 HOURS SERVICE
1. Ganti oli steering hoist
2. Lubrication drive shaft
3. Periksa water pump
4. Periksa fan pulley dan tension pulley
5. Periksa vibration damper

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 70

KONDISI OPERATOR/DRIVER SIAP KERJA

Operator telah siap melakukan tugas dengan
memakai perlengkapan kerja yang standard.

Manfaat perlengkapan kerja yang standard
yaitu :

 Memberi perasaan aman ketika sedang
bekerja.

 Melindungi anggota tubuh dari accident
yang tidak terduga.

 Menunjukkan identitas diri dari perusahaan
 Menunjukkan kebersihan.

KONDISI OPERATOR/DRIVER TIDAK SIAP KERJA

Bilamana kondisi anda tidak siap kerja sebaiknya :

 Segera lapor pada atasan anda dilapangan
(FM, SS) untuk meminta izin

 Jangan memaksakan didi karena akibatnya
akan sangat berbahaya baik untuk didi

sendiri maupun kepada unitnya.

 Jangan memasuki lokasi
kerja/mengoperasikan unit bila anda tidak

memakai perlengkapan kerja yang
standard.

Akibatnya
 Bekerja merasa kurang aman.
 Bekerja tidak/krang konsentrasi.
 Produktivitas unit akan berkurang.

PERSIAPAN PENGOPERASIAN

 Operator sedang melakikan perawatan
harian (P2H) denga teliti dan benar-benar
dengan tujuan agar kondisi unit benar-
benar siap operasi.

 Jika menemukan kelainan segera laporkan
pada pengawas lapangan (FM. SS)

INGAT
Jangan Mengoperasikan Dump Truck jika kondisi
kurang bagus, terutama menyangkut brake.

Manfaat P2H
 Dapat meengetahui kondisi unit.
 Mnecegah kerusakan yang patal.
 Unit lebih terawat
 Memberi perasaan aman

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 71

PERSIAPAN PENGOPERASIAN

Sebelum memulai pekerjaan langkah-langkah yang
perlu diperhatikan sebagai operator/driver truck
produksi adalah :
1. Tanyakan dan mintalah petunjuk/penjelasan

kepada pengawas lapanagn (FM,SS) antara
lain :
 Dimana lokasi loadingnya.
 Dimana disposal/tempat pembuangan.

2. Perhatiakn kondisi jalan, lokasi loading. Lokasi
disposal dan jenis material antara lain :
 Material lumpur, batu-batu dan tanah
keras.
 Kondisi jalan/medan kerja yag kurang
stabil.

CATATAN
TEKNIK HAULING TRUCK PRODUKSI

1. TEKNIK HAULING TAMPA BERMUATAN
 Beri prioritas pada kendaraan yang bermuatan/ambulance (emergency)
 Jangan menjalankan kendaraan sambil mengangkat dump.
 Kondisi mesin dapat dilihat dan dinilai dari beberapa faktor perubahan pada
gauge, suara getaran, warna gas buang atau respon dari kontrol lever.
 Bila ada ketidak normalan segera parkir pada tempat yang aman dan amabil
tindakan, hati-hatilah bila terjadi kebocoran bahan bakar atau oli karena dapat
menimbulkan kebakaran.

2. TEKNIK HAULING DENGAN MEMBAWA MUATAN
 Perhatikan kondisi jalan yang miring dan patuhi rambu-rambu yang ada.
 Ketika pemandangan sangat kurang seperti berkabut, bedebum perlebar atau
perjauh jarak dengan kendaraan yang ada di depan , mengemudilah dengan
kecepatan yang rendah.
 Perhatiakan berak kendaraan ketika mengemudi dijalan berair atau berlumpur,
hati-hati agar tidak slip atau terbenam.
 Kurangi kecepatan pada saat berpapasan /berhenti apabila jalan sempit.
 Kecepatan maximum sesuai dengan rambu-rambu yang ada.
 Bunyikan klakson disetiap mendekati perdimpangan, jembatan, tikungan dan
tempat-tempat yang rawan.
 Semua truck tidak boleh saling mendahui.
 Jangan membawa material yang berlebihan dan berhenti dengan tiba-tiba.

3. TEKINK HAULING DENGAN MEMBAWA MAUATAN DI JALAN TURUNAN.
 Gunakan retarder untuk mnegurangi kecepatan.
 Kontrol kecepatan unit sesuai jalan yang ada.
 Hindari keadaan engine over running.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 72

TEKNIK HAULING DILAKUKAN DENGAN BENAR.

Didalam menjalankan Truck Produksi yang harus
diperhatikan untuk mencapai produksi yang tinggi
dan selamat yaitu :

 Jangan mengoperasikan unit bila didalam
cabin terdapat service tag.

 Jaga jarak dengan unit yang berada
didepannya.

 Kecepatan diusahakan sama (Km/Jam) =
pandangan kecepatan (M x 0.7).

 Pastikan Vessel sudah benar-benar dalam
posisinya.

 Perhatiak tekanan udara.
 Imformasikan kepada atasan (FM,SS) bila

menemukan jalan yang bergelombang dan
debu tebal.
 Perhatiak tanda-tanda / rambu-rambu
jalan.
 Hentikan Truck Produksi ditempat bila
terjadi hujan.
 Gunakan selalu sabuk pengaman.

TEKNIK HAULING YANG KURANG BENAR

Driving yang dilakukan seperti gambar diatas
adalah kurang tepat, apabila ini sering dilakukan
oleh seorang driver maka akan berakibat :

 Keseimbangan Dump Truck kurang.
 Keausan pada ban berlebih
 Umur unit pendek.
 Terjadi kecelakaan karena jarak aman

tidak dilaksanakn.

TEKNIK HAULING YANG BENAR PADA JALAN YANG MENURUN

Apa bila menjalankan Truck produksi pada daerah
yang menurun panjang maka perlu diperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut :

 Kontrol kecepatan unit sesuai jalan yang
dilalui.

 Gunakan retarder untuk mengurangi
kecepatan.

 Konsentrsi penuh terhadap pekerjaan.
 Perhatikan situasi dan kondisi jalan.
 Hindari keadaan engine terjadi over

running.
 Pertahankan suhu oli retarder pada daerah

hijau.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 73

TEKNIK HAULING YANG KURANG SEMPURNA
PADA JALAN YANG MENURUN

Apabila menjalankan Truk Produksi dilakukan
dengan cara yang kurang sempurna, akan
mengakibatkan :

 Kecepatan unit tidak dapat tekontrol
kemungkinan unit dapat terbalik.

 System brake akan cepat panas
dikarenakan pada saat mengurangi
kecepatan selalu menggunakan pedal
brake.

 Engine akan terjadi Over running sebab
jalannya unit terdorong oleh gaya berat
dari berat unit itu sendiri.

POSISI HD DI TEMPAT LOADING
DENGAN SYSTEM LOW LEVEL/BENCH LOADING YANG BENAR

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan :
1. Operator HD harus mengetahui kondisi
dan situasi dilapangan.
2. Operator HD pada saat mundur harus
memperhatikan posisi bucket/siap loading.
3. Usahakan menempat HD lurus dengan
track (pengambilan material berada
disamping kanan excavator)
4. Pada saat manouver usahakan radius
putar sekecil mungkin (pada saat mundur
tidak terlalu jauh).
5. Posisi ban depan lurus denag ban
belakang.

PERINGATAN
 Jangan memaksakan unit jika kondisi

lapangan kurang rapi.
 Jangan keluar dari cabin pada saat proses

loading berlangsung.
 Ikuti code-code dari operator Excavator.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 74

POSISI HD DI TEMAPAT LOADING
DENGAN SYSTEM LOW LEVEL/BENCH LOADING YANG TIDAK BENAR

 Operator tidak memperhatikan kondisi dan
situasi lapangan.
Contoh : Loading front tidak rapi HD
langsung mundur sehingga material
(bongkahan) akan masuk ke sela-sela roda
belakang, kan berakibat ban akan cepat
sobek.

 Operator saat mundur tidak
memperhatikan posisi bucket Excavator.
Akan berakibat terjadi benturan antara
Vessel belakang dengan Bucket Excavator
(terutama malam hari) akan berakibat
material kan menjatuhi kabin pada saat
excavator swing.

 Mundur terlalu jauh dengan posisi
Excavator.

 Posisi anatara ban depan tidak lurus
dengan ban belakang.

POSISI HD DI TEMPAT LOADING BACK HOE
DENGAN SYSTEM TOP LOADING / SAMA RATA DENGAN BACK HOE.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan
untuk posisi ahd yang benar adalah sebagai
berikut :

 Operator harus mengetahui kondisi &
situasi lapangan.

 Operator HD pada saat mundur harus
memperhatiakn posisi bucket / siap
loading.

 Posisi HD harus didelakang Excavator dan
searah dengan Track.

Operator memeperhatikan langkah-langkah
seperti diatas maka :

 Dasar bak (vessel) HD kan terlihat.
 Posisi muatan kan terlihat dan terkontrol.
 Muatan tidajk berhamburan.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 75

POSISI HD DI TEMPAT LOADING BACK HOE DENGAN SYSTEM TOP LOADING /
SAMA RATA DENGAN BACK HOE DENGAN DUMP TRUCK.

Cara HD menuju tempat loading point yang
salah akan mengakibatkan :

 Pandangan operator excavator tidak
leluasa dalam mengantisipasi vissel.

 Pada saat akan dumping material ke vessel
kemungkinan material akan terhambur.

 Bucket kemungkinanmembentur bibir
vessel.

 Material tidak seimbang sehingga beban
yang diterima oleh tire tidak merata.

AKAN BERAKIBAT
Operator mendapatkan kesulitan untuk menyetir
Karena keseimbangannya kurang.

Kemungkinan
Dump Truck bisa terbalik.

POSISI HD DI TEMPAT LOADING
DENGAN SYSTEM CAB SIDE LOADING YANG BENAR.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan :
 Operator HD harus mengetahui kondisi
dan situasi dilapangan.
 Usahakan posisi ban sejajar dengan Track
Shovel.
 Jarak antara ujung track dengan ujung
roda ± 6 s/d 7 m untuk bucket dengan
capasitasnya ± 13 m3. Secara umum jarak
antara track dengan roda = 1.5x lebar
Dump Truck.
 Posisi ban depan searah dengan ban
belakang.
 Perhatikan kaca spion sebelah kiri untuk
mendeteksi ujung bottom Dump sebelah
bawah belakang berada ditengah Vessel
(Bak) HD pada saat HD mulai mundur.
 Pada saat mundur menuju bucket sebagai
tanda agar tepat usahakan link bucket
terlihat dibibir vessel melalui kaca spion.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 76

POSISI HD DI TEMPAT LOADING DENGAN SYSTEM CAB SIDE LOADING
YANG KURANG TEPAT.

Posisi Dump Truck ditempat loading point
yang kurang tepat dan berakibat :

 Jarak antara track dengan roda HD kurang
dari 6 meter (untuk kapasitas 15 m3 ,
maka pada saat shovel melakukan swing
akan terjadi benturan (terutama dimalam
hari) atau stamina operator shovel sudah
mulai menurun.

 Posisi ban depan tidak searah dengan ban
belakang, pada saat HD mulai bergerak
maju dan operator memainkan steering
akan terjadi gesekan yang kuat keausan
ban depan tidak merata.

 Bila jrak track denga ban lebih dari 7 m (untuk kapasitas
15m3) maka pada excavator melakukan swing kurang stabil.

 Ban belakang menginjak bongkahan material yang besar akan
mengakibatkan :
a. Posisi HD mioring maka akan menimbulkan kerusakan
pada suspension.
b. Kerusakan pada ban.
c. Kondisi tidak aman.

POSISI HD DI TEMPAT LOADING DENGAN SYSTEM BLIND SIDE LOADING
(POISI HD BERADA DISEBELAH KANAN EXCAVATOR) YANG BENAR.

Sebagai Operator HD agar memperhatikan
langkah-langkah dibawah ini untuk loading
dengan system Bling side laoding.

 Operator HD harus mengetahui kondisi
dan situasi lapangan.

 Usahakan posisi ban sejajar dengan Track
Excavator.

 Jarak antara ujung track dengan ujung
Vessel (bak) 6 s/d 7 m untuk kapasitas
bucket ± 15m.

 Posisi ban depan searah dengan ban
belakang.

 Perhatikan kaca spion sebelah kanan untuk
mendeteksi ujung bottom dump sebelah
bawah belakang berada di tengah Vessel
(bak) pada saat HD mulai mundur.

KEUNTUNGAN
Produksi HD tetap jalan meskipun cycle time
tinggi.

INGAT
Posisi tempat loading berada disebelah kanan
Excavator, hanya untuk waktu sementara.
Misal : ~ Loading point sebelah kiri Excavator

sedang dibersihkan.
~ Baru membuka areal baru.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 77

POSISI HD DI TEMPAT LOADING DENGAN SYSTEM BLIND SIDE LOADING
(POSISI HD BERADA DISEBELAH KANAN POWER SHOVEL) YANG SALAH.

Posisi HD berada disebelah kanan Power
Shovel dengan posisi yang salah dan
akibatnya :

 Jarak antara Track dengan roda HD kurang
dari 6m (untuk kapasitas bucket 15 m3)
maka pada saat Excavator melakukan
swing akan terjadi benturan (terutama
malam hari atau operator sudah mulai
turun staminanya).
Ingat : Operator Excavator terhalang
pandangannya untuk melakaukan swing
sebelah kanan.

 Posisi ban depan tidak searah dengan ban
belakang, pada saat HD mulai bergerak
maju dan operator HD memainkan steering
akan terjadi gesekan yang kauat dan akan
terjadi keausan ban depan yang tidak
merata.

 Jarak antara track dengan roda HD melebihi dari 7 meter (untuk kapasitas
bucket 15 m3) maka pada saat Excavator melakukan pengisian material ke
dalam Vessel (bak) dapat mengakibatkan Excavator tidak seimbang.

 Ban belakang menginjak bongkahan material yang besar akan
mengakibatkan :
a. Posisi HD miring akan menimbulkan kerusakan pada suspensi.
b. Kerusakan pada ban.
c. Kondisi tidak aman.

 HD tetap berada disebelah kanan Excavator, walaupun tepat loading point
sebelah kiri sudah bebas/rapi.

POSISI HD DI TEMPAT LOADING
DENGAN SYSTEM DOUBLE SIDE LOADING YANG BENAR.

System ini akan menghasilkan produksi alat
hauling (HD) sangat besar karena alat hauling
(HD) tidak perlu menunggu bucket Excavator siap
pada posisinya dan memperkecil cycle time HD.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan
untuk operator HD yaitu :

 Perhatiakn jarak antara track Excavator
dengan ban HD, terutama untuk HD yang
berda disebelah kanan (seperti yang sudah
dijelaskan pada system yang lain.).

 Perhatikan kondisi dan situasi lapangan.
 Perhatikan tanda-tanda yang berda

dilapangan baik itu yang berada di unit
Excavator maupun areal yang sedang
dikerjakan.
 Perhatiak petunjuk dari petugas lapangan.
 Jangan sekali-kali keluar dari cabin HD,
walaupun sedang menunggu.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 78

POSISI HD DI TEMPAT LOADING
DENGAN SYSTEM DOUBLE SIDE LOADING DILAKUKAN TIDAK BENAR.

Cara menempatkan posisi HD yang
dilakukan tidak benar akan terjadi.

 Jarak Vessel dengan sisi track terlalu dekat
(untuk sebelah kiri) san melakukan swing
(terutama malam hari) dan akan terjungkal
pada saat melakukan swing (untuk sebelah
kanan).

 Posisi ban depan tidak searah dengan ban
belakang, maka akan terjadi gesekan yang
kuatdan akan terjadi keausan ban depan
yang tidak merata.

 Driver keluar dari Cabin (hal ini sangat
berbahaya)

INGAT
Untuk driver yang posisinya ada disebelah kanan
agar mengikuti petunjuk dari petugas lapangan
atau tanda-tanda yang berada diunit.

DUMP TRUCK DENGAN ALAT MUAT WHEEL LOADER

Posisi Dump Truck di tempat loading dengan
system “I” shape loading (DT bergerak
maju/mundur)

System ini tidak memerlukan areal yang luas sebab
yang banyak bergerak alat hauling (HD)

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
untuk operasi HD yaitu :

 Pada saat bucket WA telah melewati cabin,
perhatikan posisi bucket dengan melihat
dari spion (posisi HD bergerak maju).

 Perhatikan posisi bucket WA melalui kaca
spion (posisi HD bergerak mundur).

 Posisikan HD dekat dengan posisi stock
pile.

Dengan memperhatikan langkah-langkah
diatas maka akan mendapatkan :
1. produktivitas akan lebih tinggi baik untuk alat

muat maupun alat hauling.
2. Cycle time akan lebih kecil.

Ingat
Karena system ini banyak bergerak adalah HD,
maka operator HD harus lebih hati-hati dan penuh
konsentrasi bilamana merasa stamina menurun
diannjurkan beristirahat sejenak untuk
menghindari kecelakaan.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 79

POSISI DUMP TRUCK DITEMPAT LOADING DENGAN SYSTEM “I” SHAPE
LAODING (HD BERGERAK MAJU/MUNDUR)
UNTUK POSISI YANG SALAH.

Cara penempatan posis HD yang salah akan
terjadi:
1. Wheel loader masih bergerak mundur untuk

menempatkan posisi bucket berada ditengah
atas Vessel (bak).
2. Jam kerja alat hauling (HD) banyak kehilangan
waktu (sebab Wheel Loader masih
memposisikan attachment bucketnya).
3. Jam kerja alat laoading tinggi sedangkan
produksi yang didapat rendah.
4. Manuver Wheel Loader terlalu jauh.

SEBAB
POSISI HD TERLALU JAUH DENGAN STOCK PILE

POSISI DUMP TRUCK DITEMPAT LAODING DENGAN SYSTEM “V” SHAPE
LOADING (HD TIDAK BERGERAK) UNTUK POSISI YANG BENAR.

System ini memerlukan areal yang cukup
luas dikarenakan perlu untuk manuver alat
laoding (Wheel Loader).
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk
operator HD yaitu:

 Posisi HD membelakangi dan dekat dengan
stock pile (agar manuver WA tidak terlalu
jauh).

 Posisi bucket Wheel Loader tepat
disamping Vessel (bak) dapat dilihat
melalui kaca spion.

Dengan memperhatikan langkah-langkah
diatas maka akan didapat :

 Sudut manuver Wheel Loader kecil (cycle
time).

 Produktivity tinggi.
 HD tidak perlu bergerak.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 80

POSISI DUMP TRUCK DITEMPAT LOADING DENGAN SYSTEM “V” SHAPE
LOADING YANG KURANG SEMPURNA.

Apabila penempatan HD tidak benar seperti
gamabr diatas maka :

 Manuver WA akan terlalu jauh.
 Waktu banyak terbuang untuk WA.
 Produktivity kecil baik untuk WA maupun

HD.
 Ban cendrung menginjak material didekat

stock dan akan mengakibatkan keausan
ban.

POSISI MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM LOW
LEVEL/BENCH LOADING (DT BERADA DIDEPAN)
DILAKUKAN DENGAN BENAR.

 Pada saat mundur selalu melihat kaca
spion/mirror.

 Sebelum Excavator siap mengisi jangan
sekali-sekali aHD mundur.

 HD yang berikutnya begitu masuk daerah
pemuatan langsung mengambil posisi siap
untuk mundur pada saat HD lain sedang
diisi (loading) dengan tujuan untuk
mengurangi waktu menunggu pada saat
muat.
Keterangan

 Metode ini sangatlah efisien dibanding
dengan metode lain.

 Posisi alat angkut berpindah-pindah agar
sudut pengambilan tetap kecil.

 Speed masuk gigi satu disesuaikan gas.

 Jangan keluar cabin pada saat dimuati.

POSISI MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LAODING POINT DENGAN SYSTEM
LOW LEVEL/BENCH LOADING (DT BERADA DIDEPAN)
DILAKUKAN DENGAN SALAH.

 Dump Truck dimuati material yang
berlebihan.

 Dump Truck sedang antri menghadap ke
alat muat.

 Bucket Excavator sedang menekan
material yang di Dump Truck.

Akan Berakibat
 Umur Dump Truck akan pendek.
 Excavator waktu menunggu cukup lama.
 Chasis HD akan menalami retak.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 81

 Produktivitas akan rendah.

POSISI MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
LOW LEVEL BENCH LOADING (DT BERADA DISAMPING)
DILAKUKAN DENGAN BENAR.

 Jarak Dump Truck (1) tepat dikaki slope
dan berhenti tepat di center sprocket
Excavator dengan tepat duduk operator
HD. Bila tidak demikian dikhawatirkan :
Operator Excavator kurang bisa
mendeteksi kondisi vessel.

 Perhatikan lampu indicator Pay Load (bila
dilengkapi).

 Dengarkan kode dari operator biasanya
klakson 1 x tanda sudah penuh.

 Jarak Dump Truck yag sedang diisi (1)
dengan Dump Truck yag sedang antri (2)
kurang lebih 2 x panjang Dump Truck.

Keuntungan
 Dump Truck tidak perlu mundur.
 Produksi tinggi.

POSISI MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
LOW LEVEL/BENCH LOADING (DT BERADA DISAMPING)
DILAKUKAN DENGAN SALAH.

Cara penempatan Dump Truck yang kurang
tepat akan berakibat :

 Jarak Dump Truck (1) berhenti tepat
disamping idler dan jauh dari tebing
sehingga Excavator kurang stabil dan
operator Excavator tidak leluasa mendekati
vessel.

 Jarak Dump Truck (1) dengan (2) terlalu
dekat, di khawatirkan cabin Dump Truck
kejatuhan material.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 82

POSISI MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
TOP LOADING (DT MUNDUR) DILAKUKAN DENGAN BENAR.

Yang harus diperhatiakn pada saat Dump Truck
mundur.

 Pada saat bucket Excator siap loading,
Dump truck harus lurus den tepat dengan
alat muat ikuti kemauan operator
Excavator.

 Selalu melihat kaca spion kanan/kiri
dangan berpedoman track Excavator dan
bucket.

 Setelah dirasa lurus terus bergerak
mundur sampai ada kode dari operator
Excavator.

Yang harus diperhatiakn pada saat dump
truck menunggu/antri.

 Dump truck harus siap posisi mundur.
 Jarak dengan dump truck yang diisi

minimum 1 x panjang dump truck.

Keuntungan :
 Produksi tinggi
 Excavator tidak terlalu lama menunggu.

Kerugian
Operator sulit mengantisipasi lokasi loading

POSISI MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
TOP LOADING (DT MUNDUR) DILAKUKAN SALAH.

Kerugiannya bila antri menghadap alat
muat :
Alat muat menunggu HD parkir keloading cukup
lama akan berakibat produksi rendah.

Keuntungan untuk
Operator Dump Truck leluasa
mengantisipasi kondisi lokasi.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 83

POSISI MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
TOP LOADING (DT MAJU) DILAKUKAN DENGAN BENAR.

Yang harus diperhatikan untuk operator
dump truck adalah sebagai berikut :

 Pada saat buchet posisi digging dump
truck (1) sudah harus stand by disebelah
kiri alat muat sejajar dengan track dengan
jarak ± meter. Mengapa operator
Excavator mudah memperkirakan posisi
jatuhnya material ke vessel.

 Dump truck (2) haus sudah stand by
dengan jarak 2 x panjang dump truck.
Mengapa agar terhindar dari gerakan
swing alat muat.

Keuntungan:
 Cycle time dump truck kecil.
 Produktivitas tinggi.
 Sangat cocok untuk loading coal.

Kerugian
Operator Excavator kurang bisa mendeteksi
vessel.

POSISI MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING POINT DENGAN SYSTEM
TOP LOADING (DT MAJU) DILAKUKAN KURANG SEMPURNA.

Posis dump truck menunggu/antri seperti
gambar diatas akan berakibat :
Excavator pada saat melakukan pengisian untuk
truck produksi No.2 akan menglami
kesulitan/keseimbangan akan kurang.

Sebab
Jangkauan alt Excavator terlalu jauh.

Akan Mengakibatkan:
 Produksi akan rendah dan waktu banyak

terbuang.
 Lokasi tidak rapi/menjadi kotor.
 Keselamatan dump truck kurang terjamin.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 84

POSISI DUMP TRUCK MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING DENGAN
METHODE CAB SIDE YANG BENAR.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
untuk operator/driver HD adalah :

 Perhatikan posisi HD yang sedang diisi
(melalui kaca spion)

 Jarak antara HD yanga sedang menunggu
dengan yang diisi minimal 1 x panjang HD.

 Sudut antara HD yag sedang
menunggu/antri giliran ± 120o terhadap
HD yang sedang diisi material.

 Aktifkan rem parkir dengan Engine putaran
low idle.

Dengan memperhatikan langkah-langkah
diatas maka:

 Gerkan HD yag telah selesai diisi tidak
terganggu.

 Posisi lat power shovel dan loading point
dapat diketahui..

 Menuju ke tempat loading point akan lebih
cepat.

 Produktivity tinggi.

POSISI DUMP TRUCK MENUNGGU/ANTRI DI TEMPAT LOADING DENGAN
METHODE CAB SIDE (Posisi DT ada disebelah kiri alat muat power shovel)

UNTUK POSISI YANG SALAH.

Posisi menunggu seperti gamabr diatas
adalah kurang benar maka:

 Mengganggu Manuver HD yang telah
selesai dimuat material :

 HD yang sedang antri, tidak dapat dilihat
posisi hd.

 Cycle time HD tinggi, produktivity rendah.
 Keselamatan kerja kurang terjamin.
 HD mundur langsung memainkan steering

untuk menuju ketempat loading point
(keausan ban tidak merata).

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 85

POSISI DUMP TRUCK/HD MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING DENGAN
METHODE BLIND SIDE (Posisi DT ada disebelah kanan alat muat)
DENGAN POSISI YANG BENAR.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan
untuk operator HD pada saat
menunggu/antri adalah sebagai berikut :

 Jarak anatara HD yangsedang menunggu
dengan HD yang sedang diisi material
minimal 1x panjang HD.

 Sudut antara HD yang sedang menunggu
dengan HD yang sedang diisi material
±120o.

 Perhatikan posisi HD yang ada
dibelakangnya dengan melalui kaca spion.

 Aktifakan rem parkir dengan Rpm Engine
Low idle.

Dengan memperhatikan langkah-langkah
diatas maka :

 Gerakan HD yang telah diisi material tidak
terganggu.

 Akan cepat menuju ketempat loading point
dikarenakan pandangan kebelakang tidak
terhalang.

 Posisi loading point dan posisi Excavator
terlihat jelas.

 Productivity tinggi.

\

POSISI DUMP TRUCK/HD MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING DENGAN
METHODE BLIND SIDE (Posisi DT ada disebelah kanan alat muat)
DENGAN POSISI YANG SALAH.

Posisi menunggu seperti gambar diatas
adalah kurang benar maka:

 HD yang benar talah selesai diisi material
pada saat kurang dari loading point akan
terganggu.

 Keluar dari loading point akan langsung
memainkan steering dan ini akan
menyebabkan keausan ban yang tidak
merata.

 Keselamatan kerja kurang terjamin.
 Cycle time tinggi, produktivity rendah.
 Menuju ke loading point agar lambat

karena menunggu HD sudah benar-benar
melewati posisi parkir dan akan terjadi

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 86

keausan ban yang tidak merata
disebabkan steering langsung dimainkan.

POSISI DUMP TRUCK SAAT MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING
DENGAN METHODE DOUBLE SIDE (posisi DT ada di kiri dan kanan alat muat)

DENGAN POSISI YANG BENAR.

Posisi HD seperti gambar diatas akan
mendapatkan :
 Operator HD dapat melihat dengan jelas

situasi dilapangan, baik situasi alat muat
maupun situasi HD yangsedang diisi.
 Dapat mengatur posisi ke loading point sesuai
situasi yang ada dilapangan dan tidak
menunggu menuver HD yang telah selesai
diisi.
 Produktivity akan tinggi dan cycle time rendah.
 Keselamtan kerja akan lebih terjaga.

POSISI DUMP TRUCK SAAT MENUNGGU/ANTRI DITEMPAT LOADING
DENGAN METHODE DOUBLE SIDE (posisi DT ada di kiri dan kanan alat muat)

DENGAN POSISI YANG SALAH.

Apabila operator HD pada saat
menunggu/antri dilakukan seperti gambar
diatas maka :

 Cycle time tinggi dan produktivity akan
rendah.

 Tempat manuver perlu luas.
 Keselamatan kerja kurang terjamin.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 87

POSISI HD MENUNGGU/ANTRI YANG BENAR DITEMPAT LOADING WHEEL
LOADER DENGAN SYSTEM KERJA “I” SHAPE LOADING.

Prosedur HD menunggu/antri dengan
system kerja Wheel Loader “I” Shape
Loading yang seperti gambar diatas maka
akan didapat :

 Tidak menggangu bergeraknya HD
yangsedang diisi.

 Cycle time rendah, produktivity tinggi.

Ingat
 Jarak HD yag menunggu dengan HD yang

diisi material sekitar 1 x panjang dump
truck.
 Posisi searah dengan HD yag sedang diisi material.
 Pada saat menungu operator hd jangan keluar dari
cabin.
 Aktifkan rem parkir dan Engine hidup pada Rpm low
idle.

PROSEDUR HD MEUNGGU/ANTRI YANG SALAH DITEMPAT LOADING WHEEL
LOADER DENGAN SYSTEM KERJA “I” SHAPE LOADING

 Prosedur HD menunggu yang sedang diisi
material akan terganggu.

 HD yang sedang diisi untuk langkah
berikutnya mundur bukan maju.

 Keselamatan kerja tidak terjamin.
 Cycle time tinggi dan produksi rendah.
 Selesaikan pengisian untuk HD pertama

akan memainkan steering yang akan
berakibat keausan ban depan yang tidak
merata.

PROSEDUR HD MENUNGGU/ANTRI YANG BENAR DITEMPAT LOADING
WHEEL LOADER DENGAN SYSTEM KERJA “V” SHAPE LOADING.

Posisi HD yang sedang menunggu/antri
seperti gambar diatas akan dapat.

 Pengisian material kedalam bak (vessel)
HD yang sedang antri dapat langsung
dilakukan.

 Cycle time rendah dan productivity tinggi.

Ingat

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 88

 Posisi HD yang sedang menunggu sejajar
dan berda disamping HD yang sedang diisi
material.

 Aktifkan rem parkir dan Engine hidup
dalam poisi Low Idle.

 Jangan keluar dari cabin pada saat
menunggu.

PROSEDUR HD MENUNGGU/ANTRI YANG SALAH DITEMPAT LOADING
WHEEL LOADER DENGAN SYSTEM KERJA “V” SHAPE LOADING.

Prosedur HD pada saat sedang
menunggu/antri denganm posisi salah
seperti gamabar diatas maka akan terjadi :

 Menunggu posisi bucket WA baru HD
menuju ke tempat laoding.

 Cycle time tinggi san produksi rendah.
 HD pada saat akan bergerak keluar dari

tempat loading point akan terganggu,
steering langsung dimainkan yang mana
akan mengakibatkan keausan ban depan
yang tidak merata.

TEKNIK MENUJU KE TEMPAT DISPOSAL
DILAKUKAN DENGAN BENAR.

Yang harus diperhatikan oleh operator
Dump Truck ketika memasuki daerah
disposal.

 Pada umumnya saat akan masuk areal
banyak sekali simpangan-simpangan
makan harus extra hati-hati.

 Hindari berhenti atau menjalankan Dump
Truck dengan tiba-tiba .

 Batsa areal disposal dan tanah yang telah
dibebankan.

 Kondisi/medan kerja adalah kegiatan-
kegiatan lain disekeliling kerja anda.

TEKNIK MNUJU KE TEMPAT DISPOSAL
DILAKUKAN KURANG BAIK

Pada umumnya jalan disposal masih labil
hindari mengendarai dengan kasar.

Mengapa
 Apabila mengendarai dangan kasar akan

berakibat :
 Suspensi akan cepat mengalami

kebocoran.
 Tire akan cepat mengalami keausan.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 89

 Operator akan cepat mengalami
kelelahan.

 Tidak mengindahkan anjuran dari
pengawas disposal.

 Membuang material semabarangan.
Akan berakibat

Material yang keras kemungkinan akan tercampur
dengan material yang lembek.

TEKNIK MELAKUKAN MANUVER
DI LOKASI DISPOSAL DENGAN BENAR.

 Kurangi kecepatan disaat mulai manuver
diareal disposal

 Ikuti kode dari trafficman dimana arah dan
temapat yang sesuai dengan jenis material
yang akan dibuang.

 Usahakan dump truck berlawana arah
dengan safety berm dan roda depan lurus
dengan roda belakang.

Mengapa
 Operator mudah untuk melihat trafficman

dan kondisi safety berm.
 Bila tiba-tiba ada kelongsoran material

dump truck mudah untuk menghindar.

TEKNIK MALAKUKAN MANUVER
DI LOKASI DISPOSAL DILAKUKAN DENGAN SALAH.

Apabila manuver dengan kondisi jalan
kurang bagus akan berakibat:

 Operator akan mengalami proses
kejenuhan.

 Unit akan cepat rusak khususnya di roda
(side wold)

 Sulit mendeksi lokasi buangan.
 Tranferman sulit dilihat.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 90

TEKNIK DUMPING

SEBELUM MELAKUKAN DUMPING, AKTIFKAN RETARDER/ ENGINE BRAKE.

 Perhatikan diatas unit anda, hindarkan vessel dari kawat listrik, pohon dan
bangunan, bilamana vessel diangkat akan mengenai/menyentuh vessel.

 Pastikan posisi dump truck rata terhadap permukaan tanah.
 Pastikan disekeliling areal bebas dari kendaraan lain dan manusia.
 Pastikan tekanan udara pada ban tidak ada yang kempes.
 Pastikan posisi dump truck benar-benar aman dari kecelakaan.
 Mainkan lever vessel ke posisi naik dan tekan padal gas secara perlahan-

lahan (jangan dikejut).
 Selesai dumping majukan unit perlahan-lahan yang tujuannya agar

material didalam vessel habis.
 Turunkan vessel dengan Engine pada Rpm rendah.

Dumping di area disposal
dilakukan dengan benar

Yang harus diperhatikan pada saat dumping:
 Yakinkan disekitar dump truck bebas dari
rintangan.
 Pastikan bahwa roda belakang sudah
menempel dibibir safety berm melalui kaca
spion.
 Usahakan dumping mengikuti petunjuk
trafficmen.
 Posisi dump truck harus rata dan lurus.
 Usahakan trafficman berdiri di safety berm
± 15 m.
 Selalu gunakan retarder.
 Jangan beroperasi/jalan dengan vessel terangkat, bila harus
jalan dengan posisi body dinaikkan karena membersihkan
muatan jangan lebih dari 15 m.
 Usahakan dumping material langsung habis.

Mengapa
Karena akan merusak frame, body, hoist dan

yang lainnya.

DUMPING DI AREA DISPOSAL
YANG KURANG TEPAT

Apabila dumping dengan posisi kurang tepat
akan berakibat :

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 91

 Unit bisa terguling karena lokasi dumping
kurang rata.

 Hasil buangan tidak langsung ke jurang.
 Menambah pekerjaan bagi alat orang.
 Ban depan terangkat karena unit posisinya

up hill.

IMPROVEMENT PENGOPERASIAN RETARDER

A. Cara mengetahui pengguanaan retarder

Ketika kita gunakan lever retarder tidak dapat
terkontrol kecepatan truck maka truck cendrung
bergerak lebih cepat/meluncur.
Maka : Gunakan service brake dan cepat-cepat

kembali ke retarder sesuai grafik
kehandalan dan pindahkan tranmission
ke gigi yang lebih rendah.

Ingat : Jangan sekali-kali mempergunakan
service brake untuk mengurangi
kecepatan truck.

B. Apa yang menyebabkan Dump Truck
keluar dari kemampuan Retarder.

 Hauling pada turunan yang tidak sesuai
dengan grafik kehandalan rem (grafik
performance)

 Terlambat penggunaan retarder.
Karena : gaya gravitasi akan membuat
truck semakin cepat turun jika retarder
tidak segera digunakan.

 Speed (gigi) tidak sesuai dengan
kemiringan jalan.

Akibatnya keluar dari retarder yang sudah
ditentukan (Grafik performance)

 Suhu oli hydraulic akan panas ditandai
dengan alarm berbunyi.

 Suhu engine ikut panas.
 Engine bisa over running.

C. Bagaimana cara mengatasi supaya tidak
keluar dari retarder performance.

 Gunakan retarder saat mulai turun.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 92

 Posisi speed/gigi sesuai brake performabne
curve yang sudah ditentukan berdasarkan
actual di turunan.

 Kecepatan disesuaiakan dengan speed
yang sudah ditentukan (lihat grafik brake
performance).

 Tire sesuaikan standard lokasi.
 Jarak turunan jangan melebihi standard

grafik brake performance.

D. TEKNIK MENGHINDARI ENGINE

OVERRUNING PADA JALAN MENURUN

DENGAN MUATAN.

 Lihat grafik kemampuan rem.
 Sesuaikan Gear transmissi dengan

kecepatan unit.

 Pertahankan putaran Engine pada 2000 Rpm.
 Beban dikurangi dari standard karena semakin

besar beban yang diangkut akan mempercepat
kecepatan ui pada jalan menurun.

 Grade jalan dikurangi meksimum 10o.

CONTOH-CONTOH MISS-OPERATION HD 465-7
DAN PENGARUHNYA.

 Sering berhenti dalam posisi tranmisi masuk :
a. Torque Conventer Stall.
b. Mempercepat kenaikan suhu oil torque converter sehingga
menjadi overheat (panas berlebihan).
c. Komponen Torque Converter akan cepat mengalami
kerusakan.

 Speed up/speed down frequently (hunting speed):
a. Slip pada disc/plate tranmisi.
b. Slip pada disc/plate lock up.
c. U-joint/ drive shaft patah.
d. Umur komponen transmisi lebih pendek.

 Membelok dengan patah (pada speed tinggi):
a. Material tumpah.
b. Ban sobek dan aus.
c. Suspensi cepat rusak.
d. Silinder steering dan komponen lain cepat rusak.

 Penggunaan rem secara mengejut.
a. Keausan disc dan plate tinggi.
b. Keretakan pada chasis karena hentakan yang tinggi.
c. Keausan ban.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 93

 Hauling dengan Overload dan overspeed.
a. Transmisi overspeed.
b. Engine overrunning.
c. Suspensi cepat rusak.
d. Transmisi cepat rusak.
e. Axle, final drive cepat rusak.

CONTOH – CONTOH MISS- APLICATION HD 465 -7
DAN PENGARUHNYA.

 DUMP TRUCK UNTUK MEMUAT AIR DAN MENYIRAM
JALAN:
a. Produksi rendah.
b. Kerusakan mekanisme dump.
c. Tidak aman.

 Dump truck menarik dump truack lain yang amblas pengaruhnya
tidak effective.

 Hauling pada grade jalan tinggi. drive
a. Tidak produktive.
b. Tranmisi, Engine, Axle, Final
kemungkinan rusak lebih cepat.

 Beroperasi pada lebar bench dan jalan yang sempit
bukan spesifikasi HD 465 -7:
a. Tidak safety.
b. Low production.

 Standard vessel digunakan untuk hauling batu bara
pengaruhanya low production.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 94

PARKIR SETELAH SELESAI OPERASI

Tujuan : agar dapat mendeteksi kondisi alat sendiri mengkin dan
persiapan untuk operasi esok harinya.

Kemungkinan-kemungkinan yag kan terjadi antara lain :
 Kelongsoran.
 Kebanjiran.
 Tetimpa pohon roboh.
 Kebakaran.
 Pencurian.
 Sulit dijangkau untuk pengiasian BBM dan
crew maintenance.

Setelah selesai operasi atau kerja perkirlah unit pada tempat yang keras,
datar dan aman.

TEKNIK PARKIR SETELAH SELESAI OPERASI
DILAKUKAN DENGAN BENAR.

Dalam melakukan parkir yang perlu
diperhatikan untuk operator/driver HD
yaitu:

 Berhenti ditempat aman, rata dan keras.
 Aktifkan rem parkir dan netralkan

transmission.
 Bersihkan kotoran-kotoran yang menempel

dan juga buang tekanan udara, check juga
tekanan ban.

Manfaat yang didapat.

 Untuk melakukan perawatan akan lebih
mudah dan aman.

 Jika ada kebocoran setelah operasi segera
dapat diketahui.

Operational Training Department HD 785 -7

TEKNIK OPERASI & APLIKASI Hal : 95

TEKNIK PARKIR SETELAH SELESAI OPERASI
DILAKUKAN KURANG SEMPURNA

Apabila parkir dilakukan kurang sempurna
seperti keterangan dibawah ini :

 Parkir ditempat turunan (dekat dengan
jurang dan tebing).

 Retarder diaktifkan, lever transmission
masih masuk.

 Kotoran-kotoran yang menempel pada unit
tidak dibersihkan.

 Tekanan udara tetap panuh tidak dibuang.

Dengan keterangan diatas maka dapat
mengakibatkan :

 Unit kurang aman.
 Transmission sangat berat bebannya

(menahan bergeraknya unit) dan ini
sangat berbahaya untuk keselamatan
unit.

Operational Training Department HD 785 -7

MAINTENANCE Hal : 96

1. Pemeriksaan Sebelum Start

A. Pemeriksaan Keliling Unit

Peringatan !
Kebocoran oli atau bahan bakar dan bahan lain yang mudah terbakar disekitar
komponen bersuhu tinggi seperti muffler dan turbocharger bisa menyebabkan
kebakaran.

1. Pemeriksaan dump body, frame, tires, silinder, linkage, kerusakan hose, keausan
(play)
Periksa dump body, frame, tires, silinder, linkage dan hose untuk keretakan atau
keausan atau play dan laksanakan perbaikan jika ditemukan kelainan.

2. Buang kotoran dari seputar engine, battery dan radiator
Pastikan tidak ada kotoran atau debu yang terkumpul di sekitar engine dan radiator.
Periksa juga bahwa tidak ada material yang mudah terbakar (daun kering, ranting dsb)
yang terkumpul sekitar battery, engine muffler, turbocharge atau bagian – bagian lain
yang bersuhu tinggi. Buang semua kotoran yang telah ditemukan.

3. Periksa kebocoran oli dan air di sekitar engine
Pastika tidak ada kebocoran oli dari engine dan air pendingin. Jika ditemukan kelainan
segera perbaiki.

4. Periksa kebocoran oli dari transmisi, differential, final drive, front drive, hidrolik tank,
hose-hose dan joint
Periksa tanda-tanda kebocoran dari undercover atau oli yang menetes diatas tanah.
Periksa kebocoran oli jika ditemukan kelainan segera perbaiki lokasi kebocoran.

5. Periksa baut-baut mounting air cleaner yang lepas
Pastikan tidak ada baut-baut mounting yang lepas dari air cleaner. Jika ada yang
kendor atau lepas segera perbaiki.

6. Periksa Rubber mount dump body
Periksa keretakan, benda asing yang melekat atau baut yang lepas.

7. Periksa kerusakan tangga, baut-baut yang lepas
8. Periksa kerusakan gauge, lampu-lampu dan baut-baut yang lepas
9. Periksa spion belakang, spion depan
10. Periksa seatbelt dan clamp-clamp
11. Pemeriksaan ban-ban

Ban aus :

 ban yang mempunyai tread grove kurang dari 15% dari ban baru

 ban yang keausannya sangat extrem tidak rata
Ban rusak

 Ban yang mempunyai satu bagian alir sampai menembus cord atau retak bagian
karetnya.

 Ban yang cordnya pecah atau terkoyak

 Ban yang permukaanya sobek-sobek

Operational Training Department HD 785 - 7

MAINTENANCE Hal : 97

 Ban tubeler yang bocor atau tidak bisa diperbaiki
 Ban yang sudah tua atau rusak

12. Pemeriksaan Rim
Periksa rim atau rim dari putus karat dan retak. Khususnya periksa side ring, lock ring
dan rim flange

B. Pemeriksaan Sebelum Menghidupkan Engine

 Pemeriksaan Air Cleaner
1. Check bahwa tampilan kuning pada transparant

jika kuning berarti tekanan lebih dari 7,5 kPa.
2. Jika merah mununjukkan tekanan 7,5 kPa. Segera

bersihkan atau ganti air cleaner.
3. Setelah pengecekan, pembersihan dan penggantian,

tekanlah bagian atas dari dust indicator untuk
mengembalikan ke tampilan kuring atau posisi
aslinya.

 Pemeriksaan Level Air Radiator
1. Check level air subtank, tambahkan air antara level

Full dan Low pada subtank.

 Pemeriksaan Fluid Windows Washer Fluid

1. Check level cairan washer window tank, dan jika
pada posisi “Low” tambahkan dengancairan
windows automobile washer.

2. Hati – hati jangan sampai kotoran dan debu jangan
sampai ikut masuk tangki.

3. Ketika mengoperasikan dibawah titik beku,
gunakan cairan anti beku.

Operational Training Department HD 785 - 7

MAINTENANCE Hal : 98

 Pemeriksaan Suspensi HD 785 - 7

Depan
Periksalah pada bagian bawah cover suspensi Pada
range “A”, ditunjukkan pada oleh panah pada label
ketika unit tanpa beban dan ditempat yang rata.

Pada saat yang sama, pindahkan cover untuk

mengukur :

Spesifikasi Buffering

standart Spesifikasi

( B) 237 to 257 mm 237 to 257 mm

Reference 562 to 582 mm 562 to 582 mm

(C)

Ketebalan 50 mm 50 mm

Flange (D)

Belakang

Pengukuran dimensi, periksalah dari rembasan oli.

Spesifikasi Buffering

standart Spesifikasi

(E) 189 to 209 mm 194 – 214 mm

Ketebalan 49 mm 65 mm

Flange (F)

 Periksalah Level Oli Differential
1. Pindahkan Plug (G) dan periksalah oli level

dibawah lubang plug.
2. Jika level terlalu rendah, tambahkan oli sampai oli

penuh (sejajar lubang)

 Periksalah level oli Final Drive

1. Hentikan unit sehingga tanda Top casting berada
diatas dan drain plug (P) berada dibawah.

2. Pindahkan Plug (G) dan periksalah oli level
dibawah lubang plug.

3. Jika level terlalu rendah, tambahkan oli sampai oli
penuh (sejajar lubang)

Operational Training Department

MAINTENANCE Hal : 99

 Pemeriksaan Drive Shaft HD 785 - 7
Periksalah jika ada kelainan, seperti kehilangan
sambungan drive shaft, bearing dan shaft.

 Pengecekan Level Baterry
1. Pastikan level elektrolit battery selalu pada level

antara upper dan lower level

2. Jika tidak mungkin melihat level battery maka
pindahkan tutup dari atas battery, lihatlah melalui
tempat pengisian dan periksalah permukaan
elektrolitnya. Jika kurang segera tambahkan.

 Pemeriksaan Kekencangan belt alternator
Periksa kekencangan belt altenator sekitar 15 mm ketika
ditekan dengan ibu jari.
Penyetelan :
1. Lepaskan baut 1 sampai 4 dan putar baut 5 untuk

mengatur kekencangan belt.
- Kencangkan untuk menambah kekencangan belt
- Kendorkan untuk mengendorkan belt
2. Setelah disetel segera kencangkan baut 1 sampai 4
3. Kencangkan baut no 5.

 Pemeriksaan Frame (Rangka)
Periksalah bahwa tidak retak pada dump body.
1. Bersihkan dump body untuk mempermudah

pengecekan
2. Periksalah semua bagian dari dump body dari

kerusakan.

Operational Training Department


Click to View FlipBook Version