The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Shinta Amalia Nurfaiza_Pengembangan Bahan Ajar

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Shinta Amalia, 2022-12-06 08:19:54

Shinta Amalia Nurfaiza_Pengembangan Bahan Ajar

Shinta Amalia Nurfaiza_Pengembangan Bahan Ajar

DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
3. Tujuan .......................................................................................................... 2

B. PEMBAHASAN.............................................................................................. 3
1. Pengertian Penyusunan Bahan Ajar PAI...................................................... 3
2. Syarat Penyusunan Bahan Ajar .................................................................... 4
3. Tujuan dan Manfaat dalam Penyusunan Bahan Ajar ................................... 5
4. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Bahan Ajar ...................................... 6
5. Evaluasi Dalam Penyusunan Bahan Ajar................................................... 12

C. PENUTUP ..................................................................................................... 15
1. Kesimpulan ................................................................................................ 15
2. Saran........................................................................................................... 16

i


A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Majid yang di kutip dari Hernawan bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan yang digukan dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Bahan ajar di dalamnya dapat berupa materi
tentang pengetahuan, dan sikap yang harus di capai perserta didik terkait
kompetensi dasar tertentu. Bahan ajar terdapat berbagai macam hal yang
dipandang dapat untuk meningkatkan pengetahuan atau pengalaman
peserta didik.1
Bahan ajar merupakan hal utama yang harus di persiapkan dalam
keberlangsungan pembelajaran. Bahan ajar sebagai bahan utama dalam
pembelajaran perlu penyusunan dengan benar agar tujuan pembelajaran
dapat di capai dengan mudah. Tak hanya bahan ajar penyusunan bahan
ajar juga penting di keberlangsungan pembelajaran. Dengan baiknya
penyusunan bahan ajar pembelajaran dapat mudah di laksanakan di
pembelajaran.
Pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran memiliki
peran penting. Peran tersebut menurut Tian Belawati yang di kutip dari
widodo meliputi peran bagi guru, siswa, dalam pembelajaran klasikal,
individual, maupun kelompok. Agar diperoleh pemahaman yang lebih
jelas akan dijelaskan masing-masing peran sebagai berikut.2
Dalam proses penyusunan bahan ajar dalam menetukan bahan
ajar, harus di susun secara sistematis sehingga bahan ajar tersebut dapat
menabah pengetahuan dan kopetensi peserta didik sesusai dengan tujuan
pembelajaran. Banyak hal yang mesti di perhatikan dalam penyusunan
bahan ajar dengan penyusunan bahan ajar yang tepat dapat memudahkan
penyampaian dalam keberlangsungan pembelajaran.

1 Hernawan, A. H., Permasih, H., & Dewi, L. (2012). Pengembangan bahan ajar.
Direktorat UPI, Bandung, 4(11), 1-13.

2 Widodo, S Chomsin. Jamadi. (2018). Panduan menyusun bahan ajar bebasis
kompetensi. Jakarta: PT Elex media Komputindo.

1


Komponen guru selama ini di anggap sangat mampu
mempengaruhi proses pendidikan. Hal itu memang wajar, sebab guru
merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa
sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimanapun bagusnya dan idealnya
kurikulum pendidikan, tanpa di imbangi dengan kemampuan guru
dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang
bermakna. Oleh karena itu, Guru sebagai penentu kualitas pendidikan,
kompetensimnya perlu senantiasa ditingkatkan.
2. Rumusan Masalah
a. Apa yang di maksud dengan penyusunan bahan ajar PAI?
b. Bagaimana syarat penyusunan bahan ajar?
c. Bagaimana tujuan dan manfaat dalam penyusunan bahan ajar?
d. Bagaimana langkah-langkah dalam penyusunan bahan ajar?
e. Bagaimana evaluasi dalam penyusunan bahan ajar?
3. Tujuan

Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas, maka adapun
tujuan penulisan makalah ini:
a. Agar pembaca mengetahui pengertian penyusunan bahan ajar PAI.
b. Agar pembaca mengetahui syarat penyusunan bahan ajar.
c. Agar pembaca memahami tujuan dan manfaat dalam penyusunan

bahan ajar.
d. Agar pembaca mengetahui langkah-langkah dalam penyusunan

bahan ajar.
e. Agar pembaca mengetahui evaluasi dalam penyusunan bahan ajar.

2


B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Penyusunan Bahan Ajar PAI
Penyusunan merupakan suatu proses, cara, perbuatan dan juga
menyusun. Menurut Kamus Bahasa Indonesia yang dikutip oleh
Misnardi menjelaskan pengertian penyusunan, yaitu “Kata penyusunan
berasal dari kata dasar susun yang artinya kelompok atau satu kumpulan
yang tidak terlalu banyak, sedangkan pengertian dari penyusunan adalah
suatu kegiatan memproses suatu data atau kumpulan data yang
dilakukan oleh suatu individu, organisasi atau lembaga secara baik,
tersusun dan teratur.”3
Pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar
dapat juga diartikan sebagai bahan yang harus dipelajari oleh peserta
didik sebagai sarana untuk melakukan kegiatan belajar. Di dalam bahan
ajar terdapat segala sesuatu yang berupa materi tentang pengetahuan,
keterampilan dan juga sikap yang harus dicapai oleh para peserta didik
terkait suatu kompetensi dasar tertentu. Bahan ajar adalah segala sesuatu
yang digunakan oleh guru dan juga para peserta didik untuk
memudahkan kegiatan belajar dan mengajar. Bentuknya bisa berupa
buku bacaan, buku LKS, modul, ada juga yang berupa buku online atau
bahan ajar digital, tayangan edukasi, pembicaraan secara langsung
antara guru kepada para peserta didik, perintah-perintah yang diberikan
oleh guru, tugas tertulis dan juga bahan diskusi antar murid yang
dilakukan secara berkelompok. Dengan demikian, bahan ajar dapat
berupa banyak hal yang dipandang dapat untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman para peserta didik.4
Dari pengertian tersebut dapat disimpukan bahwa penyusunan
bahan ajar adalah suatu kegiatan dalam memproses segala sesuatu yang

3 Misnardi. (2021), Evaluasi Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa, h. 324.
4 Dr. E. Kosasih. (2020), Pengembangan Bahan Ajar, Jakarta: Bumi Aksara, h. 1.

3


digunakan oleh guru dan juga para peserta didik untuk memudahkan
kegiatan belajar dan mengajar. Bahan ajar disusun harus sesuai dengan
tujuan atau sasaran pembelajaran yang hendak dicapai. Penyusunan
bahan ajar secara umum dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu
menulisnya sendiri, mengemas kembali atau mendaur ulang bahan ajar
yang sudah ada ataupun informasi dan teks baik secara langsung
maupun digital, serta penataan informasi dengan baik dan teratur. 5

Bahan ajar harus disusun sesuai dengan kaidah-kaidah
penyusunan bahan ajar yang terstruktur. Beberapa konsep penyusunan
bahan ajar, yaitu sebagai berikut:
a. Bahan ajar harus disesuaikan dengan para peserta didik yang sedah

mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah.
b. Bahan ajar diharapkan bisa mengubah tingkah laku serta akhlak para

peserta didik menjadi lebih baik lagi.
c. Bahan ajar yang disusun harus sesuai dengan kebutuhan dan

karakteristik diri setiap para peserta didik.
d. Program kegiatan belajar mengajar yang akan dilaksanakan.
e. Di dalam bahan ajar harus ada tujuan dari kegiatan pembelajaran

secara spesifik yang harus dicapai.
f. Untuk mendukung tercapainya tujuan, di dalam bahan ajar harus

terdapat materi pembelajaran secara rinci, baik untuk kegiatan
maupun latihan pembelajaran.
g. Terdapat evaluasi sebagai umpan balik dan alat untuk mengukur
tingkat keberhasilan para peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.6
2. Syarat Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar yang baik harus dapat memenuhi tuntutan kurikulum
yang berisi kompetensi-kompetensi yang ditentukan. Mbulu &

5 Magdalena, Ina. dkk. (2020) Analisis Bahan Ajar, Nusantara Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Sosial Volume 2, Nomor 2, h. 311.

6 Chomsin S. Widodo, Jasmadi. (2018) Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, h. 42.

4


Suhartono, yang dikutip dari Saputra menyebutkan syarat-syarat
penyusunan bahan ajar, yaitu:
a. Memberikan orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara

penerapan teori dalam praktik
b. Memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan aplikasinya.
c. Memberikan umpan balik kebenaran latihan itu.
d. Menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masing-

masing peserta didik.
e. Membangkitkan minat peserta didik.
f. Menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik.
g. Meningkatkan motivasi peserta didik.
h. Menunjukan sumber informasi yang lain.7
3. Tujuan dan Manfaat dalam Penyusunan Bahan Ajar
a. Tujuan penyusunan bahan ajar

Dalam penyusunan bahan ajar memiliki tujuan antara lain:
1) Dengan adanya penyusunan bahan ajar keberlangsungan dalam

kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih mudah
di pahami oleh para peserta didik dengan berbagai macam
sumber refernsi.8
2) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil
pembelajaran.
3) Memudahkan dalam mempelajari setiap kemapuan yang harus
bisa di kuasai untuk meningkatkan kemampuan dalam mengajar.
4) Para peserta didik memiliki kesempatan untuk belajar secara
mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran
guru.9

7 Saputra, Mochammad Ronaldy Aji. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berbasis
WEB. Solo: Yayasan Lembaga Gumun Indonesia (YLGI). h. 14

8 Hernawan, A. H., Permasih, H., & Dewi, L. (2012). Pengembangan bahan ajar. Direktorat
UPI, Bandung, 4(11), h. 1-13

9 Zukhaira, Z., & Hasyim, M. Y. A. (2014). Penyusunan Bahan Ajar Pengayaan Berdasarkan
Kurikulum 2013 dan Pendidikan Karakter Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah. Rekayasa: Jurnal
Penerapan Teknologi dan Pembelajaran, 12(1), h.79-90

5


Adapun tujuan Penyusunan Bahan Ajar menurut Prastowo
(2015: 26-27) menyebutkan empat hal pokok tujuan pembuatan
bahan ajar, yaitu:
1) Membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu.
2) Menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar, sehingga

mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik.
3) Memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran.
4) Agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.10
b. Manfaat penyusunan bahan ajar

Penyusunan bahan juga tentu memiliki manfaat tersendiri
antara lain:
1) Membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.11
2) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi

ketergantungan terhadap kehadiran guru
3) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi

yang harus dikuasainya.
4) Memberi tambahan pengetahuan tentang manfaat dan

pentingnya penyusunan bahan ajar pengayaan agar
meningkatkan kualitas pembelajaran.
5) Membantu para guru dalam menyusun bahan ajar pengayaan
dengan baik.
6) Meningkatkan kualitas pedagogik atau pengajaran guru-guru
sesuai dengan kemampuannya khususnya kompetensi dalam
menyusun bahan ajar yang tepat, sesuai kriteria atau standar.12
4. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Bahan Ajar
Membuat bahan ajar adalah kesulitan tersendiri bagi banyak
pendidik dan guru, dimana hal ini disebabkan karena dua hal, pertama

10 Saputra, Mochammad Ronaldy Aji. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Sejarah Berbasis
WEB. Solo: Yayasan Lembaga Gumun Indonesia (YLGI). h. 13

11 Susilo, J. dkk. (2018). Desain Bahan Ajar Teks Deskripsi untuk Siswa SMP Kelas VII,
Cirebon: FKIP Unswagati Cirebon. h. 6

12 Hakim, D. L. Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Matematika Media Prezi. UNES Journal
of Community Service, 2. 2017. h. 157-163.

6


para pendidik belum mempunyai pengalaman menyusun bahan ajar atau
pengalaman mengikuti pelatihan pembuatan bahan ajar, dan yang kedua
terbatasnya sumber atau referensi tentang bagaimana membuat atau
menyusun bahan ajar.13

Ketika membuat atau menyusun bahan ajar, ada beberapa
langkah yang perlu diperhatikan oleh pendidik (pengembang), yaitu:
a. Menganalisis Kurikulum

Analisis ini diartikan untuk mengidentifikasi kompetensi
yang dijelaskan pada kurikulum dalam hubungannya dengan
kebutuhan bahan/materi ajar. 14 Pada Kurikulum 2006 (KTSP), telah
dijelaskan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD);
sedangkan pada Kurikulum 2013, telah dijelaskan kompetensi inti
(KI) dan kompetensi dasar (KD). Pendidik selanjutnya perlu
menguraikan setiap KD menjadi indikator pencapaian kompetensi
(IPK), melengkapi materi pembelajaran dan materi pokok, serta
memilih pengalaman belajar yang relevan. Berdasarkan komponen-
komponen tersebut, selanjutnya ditetapkan bahan ajar yang relevan
untuk dikembangkan.
b. Menganalisis Sumber Belajar

Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mengandung informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
Sumber belajar dapat berupa lingkungan yang relevan dengan materi
pembelajaran, bahan ajar, benda atau orang yang menguasai atau
memiliki informasi yang dapat mendukung pembelajaran.

Sumber belajar adalah berbagai atau semua sumber baik
yang berupa data, metode, media, orang, tempat berlangsungnya
pembelajaran, yang digunakan oleh peserta didik demi memudahkan

13 Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. (2020). Perencanaan Pembelajaran. Depok: Pt
RajaGrafindo Persada. h. 294.

14 Widyastuti, Ana., dkk. (2021). Perencanaan Pembelajaran. Medan: Yayasan kita menulis,
h. 28.

7


dalam belajar.15 Sumber belajar juga dapat diartikan sebagai segala
tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung
informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku.

Pada tahap kedua ini diidentifikasi ketersediaan sumber
belajar yang tersedia dan yang dapat mendukung pembelajaran
untuk materi pembelajaran yang telah dirumuskan. Dari hasil
identifikasi terhadap sumber belajar yang tersedia tersebut dianalisis
aspek relevansi, yakni berkaitan dengan kesesuaian sumber belajar
dengan materi pembelajaran, dan aspek praktikabilitas, yang
berkaitan dengan apakah sumber belajar tersebut dapat atau mudah
digunakan dalam pembelajaran. Dalam kaitan dengan penyusunan
bahan ajar, dilakukan analisis mengenai:
1) Ketersediaan bahan ajar;
2) Kesesuaian bahan ajar yang tersedia dengan kurikulum;
3) Kesesuaian bahan ajar dengan lingkungan di sekitar peserta

didik (aspek kontekstual);
4) Kecukupan, berkaitan dengan cakupan dan kedalaman sajian

pada bahan ajar yang ada;
5) Kemungkinan penggunaan bahan ajar yang tersedia tersebut.
6) Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik.
c. Menetapkan Jenis Bahan Ajar

Pada tahap kedua akan diperoleh hasil-analisis mengenai
aspek ketersediaan, relevansi,idan praktikabilitas dari sumber
belajar, terutama bahan ajar. Apabila bahan ajar yang
tersediaimemenuhi aspek relevansi dan praktikabilitas, maka bahan-
ajar tersebut dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar/pembelajaran. Adapun sebaliknya, jika bahan ajar yang
tersediaitidak memenuhi aspek tersebut, maka pendidik perlu

15 Samsinar, S. (2020). Urgensi learning resources (sumber belajar) dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran. Didaktika: Jurnal Kependidikan, 13(2), h. 196.

8


mengembangkan-bahan ajar. Dari analisis kurikulum pada tahap

pertama, diperoleh beberapa bahan-ajar yang perlu dikembangkan;

pada tahap ketiga ini, ditetapkan jenis bahaniajar yang akan

dikembangkan oleh pendidik.

d. Pengorganisasian Materi Pembelajaran

Tahap ini merupakan tahapimenjabarkan dan menetapkan

materi pembelajaran yang akan dibahas didalam proses

pembelajaran atau belajar mengajar. Materi pembelajaran

dijabarkan dariikompetensi dasar pada KI 3 dan KI 4. Selanjutnya

dari indikator yang diturunkan mengacu-pada-kompetensi dasar,

dirumuskan materiipembelajaran-yang selanjutnya disusun secara

terstruktur dengan tetap memerhatikan keterkaitan antar materi

pembelajaran.

e. Menetapkan Struktur Bahan Ajar

Dalam penyusunan bahan ajaricetak perlu diperhatikan

struktur, karena masing-masing bahan ajar cetak mempunyai

struktur yang berbeda. Struktur bahan ajar adalah salah satu ciri atau

karakteristik yang membedakan antara satu jenis bahan ajar dengan

jenisiyang lain. Sebagai contoh, pada modul harus terdapat

petunjukibelajar, informasi pendukung, dan tugas; sedangkan pada

buku yang ketiga komponen tersebutitidak perlu ada.

Lebih detail, struktur masing-masing jenis bahan ajar cetak
disajikan pada tabel berikut: 16

No Komp Hand Buku Buku Mo LK Bros Lea

onen -Out Teks Ajar dul PD ur flet
1. Judul       

2. Petunj - -   - -

uk

16 Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. Perencanaan Pembelajaran...h. 295-297

9


Belaja

r

3. Rumus -

an     
Komp

etensi

4. Inform -

asi     
Pendu

kung

5. Uraian
     

Materi

6. Latiha -  - - -

n

7. Tugas - -  --

Langk 
ah

Kerja

8. Penilai - -     
an

f. Mengumpulkan dan Mempelajari Referensi

Referensi merupakan bagian-penting dalam penulisan bahan
ajar, juga dalam melaksanakan pembelajaran.17 Ketersediaan

referensi yang lengkap-dan komprehensif akan memberikan-

kontribusi yang lebih besar pada kelengkapan penyajianibahan ajar.

Pada langkah atau tahap ini, penyusun atau penulis bahan ajar

mengumpulkan berbagai referensi yang diperlukan sebagai bahan
acuan didalam penulisan atau penyusunan bahan ajar.18 Referensi

17 Aisyah, S., Noviyanti, E., & Triyanto, T. (2020). Bahan Ajar Sebagai Bagian Dalam Kajian
Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Salaka: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya
Indonesia, 2(1). h. 63.

18 Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. Perencanaan Pembelajaran...h. 296-297.

10


yang dikumpulkan tersebut dapat berupa buku teks, jurnal ilmiah,
buku referensi, laporan hasil penelitian, buletin, majalah, dan
sebagainya. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan pemilihan referensi, antara lain:
1) Relevan dengan materiipembelajaran yang telah diidentifikasi

pada tahapikeempat.
2) Terkini, yakni referensiiyang menyajikan informasiiterbaru.
g. Mulailah Menulis

Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuaiidengan
kebutuhan dan guru juga dapat berkolaborasiisecara kelompok
dengan guru lain untuk menulis bahan ajar. Pada langkah ini,ikita
mulai melengkapi atau mengisi struktur-bahan ajar dengan deskripsi
yang relevan.19 Penguraian materi pelajaran harus mengacu pada
hasil pengorganisasian materi pembelajaran. Hal ini penting untuk
menjamin uraian materi sistematis dan terstruktur. Beberapa hal
yang harusidiperhatikan pada langkah ini, diuraikan sebagai berikut:
1) Cakupan dan kedalaman materi yang dideskripsikan atau

diuraikan harus menjamin pencapaian kompetensi yang telah
dirumuskan.
2) Akurasi materi penting sekali diperhatikan. Kesalahan dalam
menyajikan fakta, prinsip, konsep, atau prosedur akan berakibat
fatal; peserta didik atau siswa akan memiliki pemahaman yang
salah berkaitan dengan materi tersebut.
3) Sajian materi pembelajaran harus juga memperhatikan
pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam
kaitannya hal ini, uraian materi dapat dilengkapi dengan
aktivitas eksplorasi atau aktivitas pemecahan masalah yang
dapat mendorong dan mengembangkan proses berpikir kritis

19 Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Nasrullah, N., & Amalia, D. A. (2020). Analisis
bahan ajar. Nusantara, 2(2). h. 324.

11


peserta didik. Pada bagian soal latihan, perlu pula dilengkapi
dengan soal-soal pada level analisis, sintesis, dan evaluasi.
4) Sajian materi sebaiknya dibuat menarik dan memotivasi siswa
atau peserta didik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
melibatkan aktivitas yang menarik, menyajikan konteks lokal di
sekitar peserta didik, menyajikan contoh yang berhubungan
dengan wacana atau isu yang sedang populer, menyajikan
ilustrasi, dan sebagainya.
5) Perhatikan bahasa yang digunakan dalam bahan ajar yang
ditulis. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang semi-formal,
komunikatif, serta sesuai dengan tingkat perkembangan berpikir
dan perkembangan sosial peserta didik.
6) Hindari terjadinya plagiarisme dalam bahan ajar, dimana setiap
kutipan harus disertai dengan menuliskan sumber kutipan
tersebut.
7) Untuk setiap konsep atau teori yang dikutip dari sumber tertentu
sebaiknya dilengkapi dengan penjelasan lebih lanjut atau hasil
elaborasi penulis.20
5. Evaluasi Dalam Penyusunan Bahan Ajar
Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenap apa dan
bagaimana melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar. Untuk
mengevaluasi penyusunan bahan ajar cetak, pastinya harus diawali
dengan penyusunan bahan ajar cetak seperti modul, buku, diktat maupun
bahan baku ajar cetak lainnya.
Salah satu hal yang sangat penting dalam meningkatkan
keberhasilan aktifitas pembelajaran PAI adalah melakukan evaluasi
terhadap penyusunan bahan ajarnya.21 Bahan ajar PAI, sebagaimana
bahan ajar mata pelajaran yang lain, ada yang berbentuk cetak dan ada

20 Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. Perencanaan Pembelajaran...h. 298.
21 Hilmi, H. (2021). Evaluasi Bahan Ajar Cetak Bahasa Arab untuk Tingkat Madrasah
Aliyah. Intelektualita, 9(02). h. 93-108

12


pula yang berbentuk non cetak. Bahan ajar PAI yang berbentuk cetak
antara lain, yaitu buku PAI, modul, handout dan lain-lain. Sedangkan
bahan ajar PAI yang berbentuk non cetak antara lain radio yang
berhubungan dengan PAI, kaset rekaman, video dan lain-lain.22

Kemampuan menyusun bahan ajar cetak tidak muncul dengan
begitu saja pada saat anda mempelajari modul tentang penyusunan
bahan ajar cetak. Yang pertama harus dipahami dalam penyusunan
bahan ajar adalah faktor dan prosedur penyusunan bahan ajar dan
setelah itu dapat dikembangkan dari evaluasi penyusunan bahan ajar.
Bahan ajar yang disusun secara efektif dan informatif tetap diperlukan
adanya evaluasi penyusunan bahan ajar agar bisa menjadi bahan ajar
yang sempurna dan dapat dipahami dengan mudah oleh para peserta
didik.

Sugiarni dalam bukunya menyebutkan bahwa ada dua jenis
kegiatan belajar. Pada kegiatan belajar pertama dijelaskan mengenai
variabel yang harus diperhatikan pada saat melakukan evaluasi
penyusunan bahan ajar, khususnya bahan ajar cetak. Pembahasan
variabel-variabel ini untuk memudahkan kaitan antara variabel-variabel
tersebut dalam evaluasi penyusunan bahan ajar. Pada kegiatan belajar
kedua harus dilakukan simulasi evaluasi terhadap penyusunan bahan
ajar. Untuk keperluan ini, maka diperlukan format-format tertentu yang
harus digunakan, langkah-langkah dalam proses evaluasi dan latihan
melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar.

Setelah disusun dan dievaluasi, para guru diharapkan mampu
menilai bahan ajar yang efektif dan informatif. Kompetensi yang harus
diperhatikan sebelum melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar
adalah sebagai berikut:
a. Mampu menjelaskan variabel yang perlu diperhatikan pada saat

melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar.

22 Hilmi, H. Evaluasi Bahan Ajar Cetak Bahasa Arab untuk Tingkat Madrasah Aliyah....h.
93-108

13


b. Mampu menentukan penggunaan format evaluasi penyusunan bahan
ajar berdasarkan jenis bahan ajar yang telah dibuat.

c. Mampu melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar
dengan baik dan terstruktur.

d. Mampu menindak lanjuti hasil evaluasi terhadap penyusunan bahan
ajar.23

23 Sugiarni. Bahan Ajar, Media Dan Teknologi Pembelajaran. Tanggerang Selatan: Pascal
Books, 2022, h. 33-34

14


C. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Penyusunan bahan ajar adalah suatu kegiatan dalam memproses
segala sesuatu yang digunakan oleh guru dan juga para peserta didik
untuk memudahkan kegiatan belajar dan mengajar.
b. Tujuan dalam penyusunan bahan ajar antara lain: 1.) Dengan adanya
penyusunan bahan ajar keberlangsungan dalam kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih mudah di pahami
oleh para peserta didik dengan berbagai macam sumber refernsi. 2.)
Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil
pembelajaran. 3.) Memudahkan dalam mempelajari setiap
kemampuan yang harus bisa di kuasai untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengajar, dan 4.) Para peserta didik memiliki
kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi
ketergantungan terhadap kehadiran guru. Adapun manfaat dari
Penyusunan bahan ajar, yaitu: 1.) Membuat kegiatan pembelajaran
menjadi lebih menarik . 2.) Kesempatan untuk belajar secara mandiri
dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. 3.)
Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi
yang harus dikuasainya. 4.) Memberi tambahan pengetahuan
tentang manfaat dan pentingnya penyusunan bahan ajar pengayaan
agar meningkatkan kualitas pembelajaran. 5.) Membantu para guru
dalam menyusun bahan ajar pengayaan dengan baik. 6.)
Meningkatkan kualitas pedagogik atau pengajaran guru-guru sesuai
dengan kemampuannya khususnya kompetensi dalam menyusun
bahan ajar yang tepat, sesuai kriteria atau standar.
c. Syarat-syarat penyusunan bahan ajar, antara lain: memberikan
orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara penerapan
teori dalam praktik, memberikan latihan terhadap pemakaian teori
dan aplikasinya, memberikan umpan balik kebenaran latihan itu,
menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masing-

15


masing peserta didik, membangkitkan minat peserta didik,
menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik, meningkatkan
motivasi peserta didik, dan menunjukan sumber informasi yang lain
d. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh pendidik
(pengembang) pada saat menyusun bahan ajar, yaitu: Menganalisis
Kurikulum, Menganalisis Sumber Belajar, Menetapkan Jenis Bahan
Ajar, Pengorganisasian Materi Pembelajaran, Menetapkan Struktur
Bahan Ajar, Mengumpulkan dan Mempelajari Referensi, Mulailah
Menulis
e. Pada kegiatan belajar pertama dijelaskan mengenai variabel yang
harus diperhatikan pada saat melakukan evaluasi penyusunan bahan
ajar, khususnya bahan ajar cetak. Pembahasan variabel-variabel ini
untuk memudahkan kaitan antara variabel-variabel tersebut dalam
evaluasi penyusunan bahan ajar. Pada kegiatan belajar kedua harus
dilakukan simulasi evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar. Untuk
keperluan ini, maka diperlukan format-format tertentu yang harus
digunakan, langkah-langkah dalam proses evaluasi dan latihan
melakukan evaluasi penyusunan bahan ajar.
2. Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini, kami berharap supaya
pembaca termasuk kelompok kami sendiri lebih bisa memahami mata
kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI I.

16


DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S., Noviyanti, E., & Triyanto, T. (2020). Bahan Ajar Sebagai Bagian

Dalam Kajian Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal
Salaka: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya Indonesia, 2(1).
Chomsin S. Widodo, Jasmadi. (2018). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis
Kompetensi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Dr. E. Kosasih. (2017). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hakim, D. L. (2017) Pelatihan Pembuatan Bahan Ajar Matematika Media Prezi.
UNES Journal of Community Service, 2.
Hernawan, A. H., Permasih, H., & Dewi, L. (2012). Pengembangan bahan ajar.
Direktorat UPI, Bandung, 4(11).
Hilmi, H. (2021). Evaluasi Bahan Ajar Cetak Bahasa Arab untuk Tingkat
Madrasah Aliyah. Intelektualita, 9(02).
Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Nasrullah, N., & Amalia, D. A. (2020).
Analisis bahan ajar. Nusantara, 2(2).
Misnardi. (2021), Evaluasi Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa.
Rantumanan, T. G., & Rosmianti, Imas. (2020). Perencanaan Pembelajaran.
Depok: Pt Rajagrafindo Persada.
Samsinar, S. (2020). Urgensi learning resources (sumber belajar) dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Didaktika: Jurnal Kependidikan,
13(2).
Saputra, Mochammad Ronaldy Aji. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Sejarah
Berbasis WEB. Solo: Yayasan Lembaga Gumun Indonesia (YLGI).
Sugiarni. (2022). Bahan Ajar, Media Dan Teknologi Pembelajaran. Tanggerang
Selatan: Pascal Books.

17


Susilo, J. dkk. (2018). Desain Bahan Ajar Teks Deskripsi untuk Siswa SMP Kelas
VII, Cirebon: FKIP Unswagati Cirebon

Widyastuti, Ana., dkk. (2021). Perencanaan Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita
Menulis.

Zukhaira, Z., & Hasyim, M. Y. A. (2014). Penyusunan Bahan Ajar Pengayaan
Berdasarkan Kurikulum 2013 dan Pendidikan Karakter Bahasa Arab
Madrasah Ibtidaiyah. Rekayasa: Jurnal Penerapan Teknologi dan
Pembelajaran, 12(1).

18


MAKALAH
KARAKTERISTIK BAHAN AJAR PAI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
(Pengembangan Bahan Ajar PAI)

Dosen Pengampu :
(Dr. Agus Setiawan, M. Pd. I)

Disusun Oleh Kelompok:

1. Farida Aulia Ramadhan 2011101100
2. Reni Rahmawati 2011101113
3. Reza Rahman 2011101107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA

2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa pula kami haturkan
shawalat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta
keluarganya, pada sahabatnya dan seluruh umatnya yang senantiasa istiqomah
hingga akhir zaman.

Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah
satu dari sekian kewajiban mata kuliah ”Pengembangan Bahan Ajar PAI” serta
merupakan bentuk langsung tanggung jawab penyusunan pada tugas yang
diberikan. Dikesempatan ini pula, kami selaku penyusun sangat berterima kasih
kepada bapak dosen “Dr. Agus Setiawan, M. Pd. I”.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari para
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Samarinda, 7 September 2022

Penyusun,

i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
A. PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

a) Latar Belakang......................................................................................................... 1
b) Rumusan Masalah.................................................................................................... 2

1. Bagaimana pengertian dari bahan ajar PAI? ....................................................... 2
2. Bagaimana pengertian dari PAI? ......................................................................... 2
3. Apa saja karakteristik bahan ajar PAI?................................................................ 2
c) Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
1. Untuk mengetahui pengertian dari bahan ajar PAI.............................................. 2
2. Untuk mengetahui pengertian dari PAI. .............................................................. 2
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik Bahan Ajar PAI. ................................. 2
B. PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
a) Pengertian Bahan Ajar PAI ..................................................................................... 3
b) Pengertian Pendidikan Agama Islam....................................................................... 4
c) Karakteristik Bahan Ajar PAI.................................................................................. 5
C. PENUTUP ................................................................................................................... 9
a. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
b. Saran ......................................................................................................................10
DAFTAR PUSAKA ..........................................................................................................11

ii


A. PENDAHULUAN

a) Latar Belakang
Pendidikan merupakan elemen penting dalam mewujudkan generasi

yang cerdas, kreatif, dan memiliki keahlian serta berakhlak mulia.
Pendidikan juga dijadikan tolak ukur setiap orang pada strata sosial,
dimana yang berpendidikan akan selalu di pandang lebih baik. Pada era
yang sudah serba maju dan juga persaingan kompetensi yang sangat
ketat, menjadikan pendidikan itu sangat penting di masyarakat.

Dalam mewujudkan pendidikan yang dimaksud, maka para pendidik
atau calon pendidik dituntut untuk bisa lebih memahami akan seluk beluk
pendidikan. Mulai dari metode, kemudian pengimplementasiannya ke
dalam pembelajaran, dan juga memilih bahan ajar yang sesuai dengan
materi dan metode yang digunakan.

Pada mata kuliah lain, sudah sering dibahas mengenai metode dan
juga komponen pendidikan lainnya. Pada makalah ini kita akan fokus
membahas mengenai bahan ajar. Karena, sebelum memilih bahan ajar,
tentunya seorang guru harus memahami karakteristik dari masing-masing
bahan ajar yang akan digunakan.

Untuk itu kami akan menjelaskan mengenai karakteristik bahan ajar
ini, kami membatasinya pada 2 rumusan masalah, yaitu:

1


b) Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari bahan ajar PAI?
2. Bagaimana pengertian dari PAI?
3. Apa saja karakteristik bahan ajar PAI?

c) Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bahan ajar PAI.
2. Untuk mengetahui pengertian dari PAI.
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik Bahan Ajar PAI.

2


B. PEMBAHASAN

a) Pengertian Bahan Ajar PAI
Bahan ajar diartikan sebagai bahan-bahan atau materi pembelajaran

yang disusun secara sistematis berdasarkan kaidah pembelajaran yang
digunakan guru untuk memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.
Bahan ajar yang di maksud di sini bukan hanya buku,modul tapi juga
dalam bentuk lain.Sebagaimana kita ketahui bahwa bahan ajar
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam proses pencapaian
tujuan pembelajaran.

Menurut Widodo dan Jasmadi dalam buku (Lestari,2013) menyatakan
bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode-metode, batasan-batasan dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan
subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.1

Bahan ajar PAI adalah segala bentuk bahan yang di gunakan untuk
membantu memudahkan guru atau pengajar PAI dalam melaksanakan
pembelajaran. Atau dalam kata lain, dapat kita simpulkan bahwa bahan
ajar PAI adalah seperangkat sarana atau alat dalam pembelajaran yang
berisikan materi-materi pembelajaran PAI, beserta dengan metode yang
disusun secara sistematis dan menarik.

Bahan ajar PAI juga merupakan sebuah sarana atau alat yang
berisikan informasi, teks mengenai seputar materi PAI yang diperlukan
guru PAI untuk dijadikan bahan perencanaan dan penela’ahan serta
implementasi pembelajaran. Adapun jenis-jenis bahan ajar PAI adalah
sebagai berikut:

1 Magdalena dkk., “ANALISIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR,” 171.

3


1. Bahan ajar cetak (visual), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan
dalam kertas yang berfungsi memberikan informasi untuk
keperluan dalam pembelajaran. Contohnya seperti modul,
buku, brosur, dan lembar kerja siswa.

2. Bahan ajar dengar (audio), yaitu semua sistem yang
menggunakan sinyal radio secara langsung yang dapat
dimainkan atau didengar. Contohnya seperti radio, kaset,
piringan hitam, dan CD audio.

3. Bahan ajar dengar-pandang (audio visual), yaitu kombinasi
antara gambar dan suara. Contohnya seperti video atau film.

4. Bahan ajar Interaktif (interactive teaching materian), yaitu
kombinasi antara dua media atau lebih () yang dimanipulasi
oleh penggunanya atau diberi perlakuan dalam mengendalikan
suatu perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi.
Contohnya seperti CD, Computer Based, dan Internet.

b) Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam merupakan upaya sadar dan terencara dalam

menyiapkan peserta didiknya dalam mengenal, memahami, menghayati,
juga mengimani, ajaran agama Islam dengan dibarengi adanya tuntutan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujudnya kesatuan dan
persatuan bangsa.

Menurut Zakiyah Darajat berpendapat pendidikan agama Islam adalah
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa
dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati
tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam
sebagai pandangan hidup.2

Jadi, dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa Pendidikan
Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar yang dilakukan oleh seorang

2 Rahayu, “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI DI SEKOLAH/ MADRASAH,” 20.

4


pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didiknya untuk meyakini,
memahami, dan mengamalkan ajaran Islam dengan cara kegiatan
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan dalam
mencapai tujuan yang diharapkan.

c) Karakteristik Bahan Ajar PAI
Dalam pengembangan bahan ajar di sekolah guru perlu

memperhatikan juga dari segi karakteristik dan kebutuhan siswanya
kemudian di buat sesuai dengan tuntutan kurikulum, dimana proses
pengembangan bahan ajar ini menuntut pertisipasi dan aktivasi siswa
lebih dominan dalam pembelajaran.

Selain itu, dalam pengembangan bahan ajar guru juga di tuntut untuk
paham mengenai bahan ajar. Bahan ajar sendiri memiliki lima
karakteristik yang menjadi ciri khas dari suatu bahan ajar, adapun
penjabaran dari kelima krakteristik tersebut adalah sebagai berikut.

a. Karakteristik bahan ajar Self Intructional, yaitu bahan ajar
dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri sendiri
dengan bahan ajar yang dikembangkan. Oleh karena
itu,didalam bahan ajar harus memiliki tujuan yang dirumuskan
dengan jelas dan memberikan materi pembelajaran yang
dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.

b. Karakteristik bahan ajar Self Contained, yaitu seluruh materi
pelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi yang
dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.

c. Karakteristik bahan ajar Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu
bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada
bahanajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar lain.

d. Karakteristik bahan ajar Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya
memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan
ilmu dan teknologi

5


e. Karakteristik bahan ajar User Friendly, yaitu setiap instruksi
dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan
bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai
dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.3

Perubahan kebijakan mengenai kurikulum 2013 tentang Pendidikan
Agama Islam dan bahasa Arab terjadi perubahan dikarenakan berbagai
faktor yang mempengaruhi. Diantaranya faktor internal yaitu: Pokok dari
tujuan pendidikan agama Islam belum tercapai yaitu mengesakan Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlakul karimah, Pembelajaran PAI hanya
sebatas teori yang dimana murid belum mampu untuk
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai agama yang
belum menjadi substansi. Dari hal-hal tersebut diharapkan pembelajaran
pendidikan agama Islam dapat memberikan murid untuk memiliki cara
pandang yang luas, sikap toleransi yang tinggi dan bersikap religius
holistik yang berorientasi tidak hanya pada kebahagiaan dunia dan juga
bahagia akhirat. Dalam kurikulum pendidikan agama Islam disusun
dengan memiliki beberapa karakteristik, yakni sebagai berikut:

a) Adanya sikap spiritual, pengetahuan, keterampilan yang
seimbang dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.

b) Mengembangkan kemampuan murid yang mampu untuk
memahami mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga
mampu untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari baik itu untuk dirinya sendiri maupun bermasyarakat,
sehingga dapat menjadi contoh yang baik dalam kehidupan.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pembiasaan dalam
kegiatan sehari-hari.

3 Magdalena dkk., “ANALISIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR,” 182–83.

6


c) Menjadikan sekolah sebagai salah satu tempat belajar bagi
masyarakat yaitu memberikan pengalaman belajar terhadap
murid.

d) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dengan waktu yang cukup optimal dengan memaksimalkan
peran keluarga, sekolah dan juga masyarakat.

e) Mengembangkan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD). Kompetensi inti pada tingkatan kelas yang disusun
secara rinci dan juga kompetensi dasar pada tingkatan kelas
tersebut.

f) Kompetensi inti yang dikembangkan menjadi kompetensi
dasar yang di dapat. Semua pembelajaran dan juga kompetensi
dasar terorganisir untuk menjadi kompetensi inti.

g) Memerhatikan prinsip-prinsip akumulatif, saling memperkuat,
dan memperkaya mata pelajaran dan jenjang pendidikan.

h) Mengoptimalkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu
tidak hanya berfokus pada sebuah mata pelajaran yang wajib
dipelajari, tetapi juga bagaimana materi Pendidikan Agama
Islam ini mampu meresap dan dihayati dalam diri murid yang
kemudian diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari,
menjadi landasan dalam berpikir, bersikap, dan juga dalam
bertindak.
Dalam tujuan Pendidikan Agama Islam untuk membentuk dan
menguatkan iman atau keyakinan murid melalui pembiasaan
diri, pengamalan setiap nilai-nilai yang ada di dalam
Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehingga mampu
menjadi manusia yang memiliki kepribadian agama yang kuat
(Menurut PUSKUR, Depdiknas). Sedangkan visi Pendidikan
Agama Islam yakni untuk dapat diterapkan pada sikap dan
kepribadian murid dengan membentuk karakter, sifat yang
terpuji, menghindari akhlak yang tercela yang sesuai dengan

7


nilai-nilai Pendidikan Agama Islam, sehingga dapat menjadi
sebuah ciri dari manusia yang diharapkan oleh bangsa.4

4 Nurrizqi, “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH
PRESPEKTIF KEBIJAKAN PENDIDIKAN,” 130.

8


C. PENUTUP
a. Kesimpulan

Bahan ajar PAI adalah segala bentuk bahan yang di gunakan untuk
membantu memudahkan guru atau pengajar PAI dalam melaksanakan
pembelajaran. Atau dalam kata lain, dapat kita simpulkan bahwa bahan
ajar PAI adalah seperangkat sarana atau alat dalam pembelajaran yang
berisikan materi-materi pembelajaran PAI, beserta dengan metode yang
disusun secara sistematis dan menarik.

Adapun jenis-jenis bahan ajar PAI adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar cetak (visual).
2. Bahan ajar dengar (audio).
3. Bahan ajar dengar-pandang (audio visual).
4. Bahan ajar Interaktif (interactive teaching materian).

Bahan ajar sendiri memiliki lima karakteristik yang menjadi ciri khas
dari suatu bahan ajar, adapun penjabaran dari kelima krakteristik tersebut
adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik bahan ajar Self Intructional
2. Karakteristik bahan ajar Self Contained
3. Karakteristik bahan ajar Stand Alone (berdiri sendiri)
4. Karakteristik bahan ajar Adaptive
5. Karakteristik bahan ajar User Friendly

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar yang dilakukan
oleh seorang pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didiknya
untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam dengan cara
kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan
dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

9


b. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini sangat jauh dari
kata sempurna. Tentunya kami akan terus berusaha untuk memperbaiki
makalah ini dengan mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan nantinya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran tentang pembahasan dan penulisan dari makalah ini.

10


DAFTAR PUSAKA

Ibid,. hal 8-9.
Majid, Abdul. 2012. “Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”.

Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Hal 18
Magdalena, Ina, Riana Okta Prabandani, Emilia Septia Rini, Maulidia Ayu

Fitriani, dan Amelia Agdira Putri. “ANALISIS PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR” 2 (2020): 18.
Nurrizqi, Afida. “KARAKTERISTIK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
MADRASAH PRESPEKTIF KEBIJAKAN PENDIDIKAN” 3 (2021): 18.
Rahayu, Tri. “PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAI DI SEKOLAH/
MADRASAH,” 2021, 13.

11


MAKALAH
LANGKAH LANGKAH PENGEMBANGAN MATERI KONTEKSTUAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Pengembangan Bahan Ajar PAI I
Dosen Pengampu :
Dr. Agus Setiawan, M,Pd, I

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Anisa Nor Habibah 2011101132

Chairunnisa 2011101128

Jumratul aliah 2011101157

Rina ariani 2011101171

Sahli 2011101236

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA
2022


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ................................................................................................ 3

A...Latar Belakang........................................................................................... 3
B...Rumusan Masalah..................................................................................... 3
C...Tujuan ....................................................................................................... 3
PEMBAHASAN.................................................................................................... 5
A...Pengertian pengembangan materi kontekstual.......................................... 5
B...Langkah langkah pengembangan materi kontekstual................................ 7
PENUTUP............................................................................................................. 13
A...Kesimpulan................................................................................................ 13
B...Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

2


A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang

Untuk menambah wawasan dan pengalaman siswa sesuai dengan
daerah di mana dia tinggal, maka suatu bahan yang dibutuhkan dalam bahan
ajar terintegrasi dengan nilai lingkungan kontekstual siswa. Pentingnya
menerapkan nilai kontekstual dalam pembelajaran bermanfaat dalam
meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan siswa untuk mengenali
kontekstual lingkungan dan sebagai alat untuk menanamkan kearifan lokal
pada siswa terhadap lingkungan sekitar siswa.

Proses pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang
mengundang peserta belajar mempelajari lingkungan berada di dekatnya adalah
belajar dari daerah siswa itu sendiri, setelah itu baru belajar bidang lain
keseluruhan. Belajar itu baik tentu saja itu kontekstual. Hal Ini berguna bagi
siswa untuk mempelajari materi sesuai dengan kondisi atau situasi sesuai
dengan potensinya yang merupakan daerah milik siswa itu. Bahan ajar berbasis
kontekstual sangat diperlukan dalam aplikasi proses pembelajaran. Dengan
menggunakan bahan ajar berbasis kontekstual akan bermakna bagi situasi
siswa, siswa akan mudah memproses informasi pengalaman belajar yang nyata
atau ada lingkungan sekitar siswa. Dengan demikian, penggunaan bahan
pengajaran berbasis kontekstual akan lebih mudah dipahami karena dekat
dengan pelajar. Kenyataan di lapangan guru kurang maksimal dalam
menggunakan bahan ajar.

Untuk itu dalam makalah ini dijelaskan bagaimana langkah yang tepat
untuk mengembangkan sutu materi kontekstual agar guru dapat
memaksimalkan pengajarannya serta siswa dapat mudah mengerti.

3


2. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan materi kontekstual?
b. Bagaimana langkah langkah dalam mengembangkan materi kontekstual?

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan materi kontekstual.
b. Untuk mengetahui bagaimana langkah langkah dalam mengembangkan
materi kontekstual.

4


B. PEMBAHASAN
1. Pengertian pengembangan materi PAI kontekstual

Menurut Soenarto yang dikutip dari Gd Tuning Soemara Putra, Made
Windu Antara Kesiman, dkk. Pengembangan adalah sebagai suatu proses
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang akan digunakan
dalam pendidikan dan pembelaja.1 Pengembangan biasa dilakukan untuk
mengembangkan sesuatu yang sudah ada menjadi lebih berkualitas, lebih
praktis, dan mudah dipahami.

Menurut Kosasih dalam buku pengembangan bahan ajar, bahan ajar
atau materi ajar adalah sesuatu yang digunakan oleh guru dan peserta didik
untuk memudahkan proses pembelajaran bentuknya bisa berupa buku bacaan,
buku kerja (LKS), maupun tayangan.2 Dalam pendidikan Indonesia, banyak
materi ajar yang di ajarkan oleh guru kepada peserta didik. Materinya pun
berbeda pada setiap sekolah seperti di jenjang SMA dan MA. Pada SMA
materi yang diajarkan adalah materi-materi pendidikan umum dan materi
pendidikan agama islam hanya diberikan 1 kali dalam seminggu, sedangkan
pada MA materi yang diajarkan lebih banyak dari SMA karena materi
pendidikan agama islam dalam MA lebih banyak. Materi pendidikan agama
islam dalam MA biasa di singkat menjadi materi PAI.

Menurut Yunus dan Abu bakar dalam buku manajemen pendidikan
Islam materi PAI dalam madrasah mecakup materi Al-qur’an hadist, Fiqih,
Akidah Akhlak, Sejarah kebudayaan Islam, dan bahasa Arab.3 Tujuan dari
pembelajaran materi PAI pada madrasah dijelaskan oleh Sunhaji dalam buku
pengembangan strategi pembelajaran PAI di sekolah/madrasah yaitu tidak
hanya berkaitan dengan akal fikiran saja, tetapi juga berkaitan dengan hati dan

1 Putra, Kesiman, dan Darmawiguna, “Pengembangan Media Pembelajaran Dreamweaver Model
Tutorial Pada Mata Pelajaran Mengelola Isi Halaman Web Untuk Siswa Kelas XI Program Keahlian
Multimedia Di SMK Negeri 3 Singaraja.”
2 Dr. E. Kosasih, M.Pd., Pengembangan Bahan Ajar. H. 1.
3 Dr. Yunus S.Pd.I, M.Pd.I, Manajemen Pendidikan Islam (Konsep, Prinsip, Ruang Lingkup
Manajemen Pendidikan Islam). H.111.

5


amal perbuatan yang kesemuanya harus berlandaskan kepada perintah dan
larangan Allah SWT.4

Untuk mencapai tujuan dari pembelajaran PAI maka perlu dilakukan
pengembangan dari materi maupun strategi pembelajaran PAI. pengembangan
yang dilakukan harus disesuaikan dengan pengembangan kurikulum yang ada
dalam hal ini penulis lebih spesifik membahas tentang pengembangan materi
PAI kontekstual. Pembelajaran kontekstual sudah banyak digunakan di
beberapa negara, pembelajaran kontekstual atau yang disebut dengan
Contextual Teaching and Learning (CTL) yang intinya merupakan
pembelajaran yang mengaitkan pengetahuan yang di dapat dengan dirinya di
kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya
dalam bersosial, beragama, dan berbudaya. Menurut Johson 2002 mengartikan
pembelajaran kontesktual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan
membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari
mereka.5

Adapun Blanchard, Berns, dan Erickson mengemukakan bahwa
pendekatan CTL adalah Contextual teaching and learning is a conception af
teaching and learning that helps teachers relate subject matter content to real
world situations, and motivatives students to make connections bertween
knowledge and its applications to their lives as family members, citizens, and
workes and engage in the hard work that learning requires. Dengan demikian,
Blanchard dkk mendefinisikan pendekatan pem belajaran kontekstual
merupakan konsep belajar dan mengajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,
warga negara, dan pekerja.6

4 Prof. Dr. H. Sunhaji, M.Ag., dkk, Pengembangan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di Sekolah / Madrasah. H.85.
5 Jajang Bayu Kelana dan Duhita Savira Wardani, Model Pembelajaran IPA SD. H. 5.
6 Dr. Ahmad Susanto, M.Pd., Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. H. 94.

6


Definisi Pembelajaran Kontekstual selanjutnya berasal dari US
Department of Education sebagai salah satu penyelenggara pendidikan berbasis
kontekstual ini Menurut US Department of Education Office of Vocational and
Adult Education and the National School to Work Office mendefinisikan
Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai berikut: Contextual
Teaching and Learning adalah suatu konsep mengajar dan belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia
nyata siswa, dan mendorong siswa membentuk hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan nyata mereka sehari-
hari engetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa
mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika belajar.7

Penggunaan pendekatan kontekstual ini menjadikan siswa
memperoleh pengalaman belajar yang baru. Dalam hal ini pendidik juga ikut
berperan untuk perkembangan peserta didik. Dalam pelaksanaan pendekatan
kontekstual ini pendidik memberikan arahan agar dapat memahami materi dan
dapat mengaitkan dengan kehidupan sehari hari.

Dalam penggunaannya sebaiknya guru juga memperhatikan beberapa
hal lain agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar, diantaranya
adalah penguasan materi yang baik oleh guru, penguasaan penerapan langkah
langkah pendekatan kontekstual, penggunaan media pembelajaran, dan
pemanfaatan sumber belajar yang berada di sekitar siswa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengembangan materi PAI kontekstual
yaitu suatu perbuatan mengembangkan materi PAI dengan menggunakan
metode pembelajaran kontekstual Metode ini akan membantu guru untuk
medorong siswanya agar mengimplementasikan materi PAI yang siswa dapat
di sekolah dalam kehidupan sehari-harinya.

7 Dr. Yulia Pramusinta, dan Silviana Nur Faizah, Belajar dan Pembelajaran Abad 21 Sekolah Dasar.
H. 125.

7


2. Langkah langkah pengembangan materi kontekstual
Dalam menerapkan suatu pengembangan bahan ajar kontektual ada

lima langkah yang perlu dilakukan, diantaranya adalah:
1. Analisis
Menurut Jansen dan Reddy dalam (Ana Widyastuti,2021) Analisis
kurikulum dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkannya, sehingga
menghasilkan perencanaan yang lebih baik.8 Dalam penerapan
pembelajaran kontekstual analisis kurikulum sangat diperlukan untuk
dapat mengetahui penyebaran materi dan kompetensi dasar yang akan
dicapai, sehingga bisa dikaitkan dengan materi kontekstual. Analisis ini
dilakukan agar materi yang dihasilkan dari pengembangan kontekstual
tidak melenceng dari kompetensi dasar yang sudah ada. Dengan adanya
analisis ini juga seorang guru akan mudah untuk mencari dan
menentukan media-media apa saja yang akan digunakan dan sesuai
dengan materi yang akan diajarkan dalam pembelajaran kontekstual
nantinya.
2. Perencanaan
Setelah menganaslisis langkah selanjutnya adalah melakukan suatu
perencanaan mengenai pengembangan materi PAI kontekstual.
Perencanaan ini merupakan suatu rencana atau skenario atau langkah
langkah yang dibuat oleh guru mengenai hal apasaja yang akan dilakukan
oleh siswa saat dalam pembelajaran. Dalam tahap perencanaan ada
beberapa hal yang harus dilakukan atau diperhatikan yaitu:
a. Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis
Dalam tahap perencanaan ini, hal pertama yang harus
dilakukan adalah merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini memuat kompetensi yang akan dicapai peserta,
baik kompetensi umum maupun kompetensi khusus. Menurut Ina
Magdalena Keberadaan bahan ajar sekurang-kurangnya menempati
tiga posisi penting. Ketiga posisi itu adalah sebagai representasi

8 Ana Widyastuti, Eko Sudarmanto, Perencanaan Pembelajaran. H.27.

8


sajian guru, sebagai sarana pencapaian standar kompetensi,
kompetensi dasar, standar kompetensi lulusan, dan sebagai
pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik.9
b. Pemilihan topik mata pelajaran

Jika tujuan pembelajaran telah ditetapkan, maka siswa sudah
memiliki gambaran tentang kompetensi yang harus dicapai dan
diperoleh siswa melalui proses pembelajaran. Dengan begitu,
pendidik dapat menentukan topik, tema, isu apa yang tepat untuk
disajikan dalam materi kontekstual. Acuan utama pemilihan topik
pada level tersebut adalah silabus dan analisis yang telah dimiliki.
c. Pemilihan media dan sumber

Pemilihan media dan sumber belajar harus dilakukan setelah
instruktur memiliki analisis instruksional dan mengetahui tujuan
pembelajaran. Siswa diharapkan tidak memilih media hanya karena
media tersebut tersedia untuk siswa, selain itu siswa juga
diharapkan tidak langsung terbujuk oleh kesediaan berbagai media
canggih yang saat ini berkembang pesat, seperti komputer. Hal
yang perlu diingat adalah media yang dipilih harus digunakan oleh
peserta dalam proses pembelajaran. Jadi pilihlah media yang
dibutuhkan untuk menyampaikan topik pada level, yang
memudahkan peserta untuk belajar, dan yang menarik dan disukai
peserta. Kata kuncinya adalah: Media yang dapat mengajar peserta.
Itulah media yang perlu diperhatikan untuk memilih
d. Pemilihan strategi pembelajaran

Tahap pemilihan strategi pembelajaran merupakan tahapan
pada saat merancang kegiatan pembelajaran. Dalam merancang
urutan presentasi harus berkaitan dengan penentuan
tema/isu/konsep/teori/prinsip/prosedur utama yang harus disajikan
pada level topik. Ini tidak terlalu sulit jika Anda sudah memiliki
peta konsep tentang apa yang ingin Anda pelajari. Jika sudah

9 Magdalena dkk., “ANALISIS PENGEMBANGAN BAHAN AJAR.”

9


mengetahui bagaimana materi yang disajikan, secara umum dapat
dikatakan bagaimana struktur materi ajar tersebut. Berbagai urutan
penyajian dapat dipilih berdasarkan urutan kejadian atau kronologis,
berdasarkan lokasi, berdasarkan sebab akibat dan sebagainya.
3. Pengembangan
Adapun langkah dalam pengembangan CTL menurut Rusman
yaitu:
a. Mengembangkan suatu pemikiran peserta didik untuk melakukan
kegiatan belajar lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstrusi pengetahuan dan
keterampilan baru peserta didik.
b. Melaksanakan kegiatan inquiry, yaitu pengamatan pada semua
topik yang diajarkan.
c. Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui pertanyaan
yang diajukan
d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan
kelompok berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya.
e. Menghadirkan model melalui contoh pembelajaran melalui ilustrasi,
model, bahkan media yang sebenarnya.10
Menurut Sanjaya dalam (sarminah,2019) Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran mengembangkan materi kontekstual ada tujuh komponen
yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:11
a. Kontruktivisme
Menurut Junifer Siregar dalam Jurnal Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan Sesuai dengan karakteristik belajar kontekstual,
pembelajaran harus berpusat pada siswa, buku ini memberikan
umpan balik yang banyak dan segera sehingga siswa dapat

10 Safitri, Dewi, dan Adhi, “Kajian Teori: Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kontekstual Materi
Aritmetika Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis pada Pembelajaran
Preprospec Berbantuan TIK.”
11 Sarminah, “PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
IPA KELAS VI SD NEGERI 004 TEMBILAHAN KOTA KECATAMATAN TEMBILAHAN.”

10


mengetahui taraf hasil belajarnya. Guru hanya sebagai fasilitator,
sebagai penyedia media maupun strategi.12 Dalam kontruktivisme
siswa bukan menerima pengetahuan, melainkan membangun
pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada
pengetahuan awal. Dalam hal ini siswa perlu dibiasakan untuk
memecahkan suatu masalah serta menemukan sesuatu yang
bermanfaat dan juga ide ide baru.
b. Inquiry (menemukan )
Inquiri merupakan Proses perpindahan dari pengamatan menjadi
pemahaman, dimana siswa akan mengamati suatu hal lalu dipahami
dalam tahap ini siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir
kritis. Menurut Sarminah pada proses inquiri dikembangkan
menjadi beberapa kegiatan yaitu:

a. Search dimana siswa dihadapkan pada masalah yang riil, dan
guru mendorong siswa untuk mengidentifikasi masalah
tersebut.

b. Observation merancang kegiatan dimana siswa diberikan
kebebasan melakukan observasi, eksperimen dll.

c. Analyze setelah siswa melakukan observasi kemudian siswa
diarahkan untuk menganalisis dan menyajikan hasil dalam
tulisan, gambar, laporan.

d. Share (Mengkomunikasikan didepan kelas). Tahap
berikutnya adalah menerapkan learning community. Pada
kegiatan ini siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok
heterogen untuk melakukan diskusi.

e. Questioning (bertanya)
Menurut Trianto bertanya merupakan strategi utama dalam
pembelajaran kontekstual karena untuk mendorong, membimbing
dan menilai kemampuan berpikir siswa salah satunya adalah

12 Siregar, “Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Berbasis Pendekatan Kontekstual pada
Siswa SMP.”

11


dengan melakukan kegiatan bertanya.13 Kegiatan bertanya ini
bertujuan untuk menggali informasi, memecahkan persoalan,
membangkitkan respon siswa, dan mengecek pemahaman siswa.
f. Learning Community (masyarakat belajar)
Menurut Abdul Kadir Konsep masyarakat belajar merupakan
sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.14
Masyarakat belajar dapat terjadi karena adanya proses komunikasi
dua arah seperti sharing antar teman, antar kelompok, serta antara
yang sudah tahu dan yang belum tahu. Dalam penerapan
kontekstual guru ditekankan untuk menjalankan pembelajaran
dalam bentuk kelompok-kelompok karena dengan begitu adakn
terujadinya suatu kerjasama. Bekerjasama dengan orang lain lebih
baik daripada belajar sendiri, karena dengan bekerja sama maka
bisa dapat bertukar pengalaman serta berbagi ide.
g. Modelling (pemodelan)
Dalam pembelajaran kontekstual model tidak hanya berasal dari
guru, melainkan juga dapat melibatkan seorang siswa. Modeling ini
merupakan proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir,
bekerja dan belajar
h. Reflection (refleksi)
Refleksi ini merupakan gambaran tengang kejadian, aktifitas, atau
pengetahuan yang baru di terima atau dialami. Refleksi juga
merupakan cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari,
refleksi ini bisa berupa mencatat apa yang telah dipelajari,
membuat jurnal, karya seni, ataupun diskusi kelompok.
i. Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya)
Penilaian ini berguna untuk mengukur pengetahuan dan
keterampilan siswa. Dalam melakukan penilaian dapat melalui
pemberian tugas tugas yang diberikan kepada siswanya, namun

13 Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual. H.148.
14 Kadir, “KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH.”

12


dengan catatan bahwa tugas itu mencerminkan bagian-bagian dalam
kehidupan siswa yang nyata mereka alami. Selain itu penilaian ini
menekankan pada kinerja atau kehahlian seorang siswa.
4. Evaluasi
Menurut Hasnawati dalam Jurnal Ekonomi dan Pendidikan proses
pembelajaran kontekstual, evaluasi yang digunakan adalah penilaian
autentik, yaitu evaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata,
penilaian kinerja, penilaian portofolio (kumpulan hasil kerja siswa),
observasi sistematis (dampak kegiatan pembelajaran tentang sikap siswa),
dan jurnal (buku tanggapan). 15
Menurut Enoh (2004:23) dijelaskan bahwa evaluasi dalam
pembelajaran kontekstual dilakukan tanpa batas pada evaluasi hasil (tes
harian, cawu, tetapi juga dalam bentuk kuis, tugas kelompok, tugas
individu, dan ulangan akhir semester) tetapi juga dapat dievaluasi proses.
Dengan demikian akan diketahui kecepatan belajar siswa, meskipun pada
akhirnya akan dibandingkan dengan standar yang ingin dicapai. Adapun
metode penilaian yang digunakan yang digunakan dalam pembelajaran
pendekatan kontekstual adalah:
a. Diskusi, yaitu untuk menilai kemampuan siswa untuk berbicara,
mengungkapkan ide, bekerjasama dan lain sebagainya.
b. Wawancara, yaitu untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menguasai konsep dan pengetahuannya.
c. Paper & Pencil Test, berbagai jenis tes dengan tingkat berpikir
yang tinggi.
d. Observasi, yaitu untuk menilai sikap dan perilaku siswa.
e. Demonstrasi, kemampuan untuk mengubah ide menjadi sesuatu
yang nyata konkret dan dapat diamati melalui penglihatan,
pendengaran, seni, drama gerak, dan/atau musik.

15 Hasnawati, “Pendekatan Contextual Teaching and Learning Hubungannya Dengan Evaluasi
Pmebelajaran.”

13


5. Revisi
Revisi merupakan langkah terakhir dalam pengembangan materi
kontekstual. Revisi ini berguna untuk memperbaiki kesalahan atau
kekurangan yang terjadi dalam proses pengembangan materi kontekstual.
Revisi ini juga bisa disebut dengan tahap penyempurnaan terhadap
pengembangan bahan ajar.

14


PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan materi PAI kontekstual yaitu suatu perbuatan

mengembangkan materi PAI dengan menggunakan metode pembelajaran
kontekstual, metode ini akan membantu guru untuk medorong siswanya agar
mengimplementasikan materi PAI yang siswa dapat di sekolah dalam
kehidupan sehari-harinya.

Dalam penerapan materi PAI kontekstual ini harus mengikuti langkah-
langkah yang sudah ada yaitu analisis, analisis ini dilakukan agar materi yang
dihasilkan dari pengembangan kontekstual tidak melenceng dari kompetensi
dasar yang sudah ada. Yang ke dua perencanaan dengan merumuskan tujuan
pembelajaran, pemilihan topik mata pelajaran, pemilihan media dan pemilihan
strategi pembelajaran. Yang ke tiga pengembangan dalam mengembangkan
materi kontekstual ada tujuh komponen yang harus diperhatikan, diantaranya
adalah kontruktivisme, inquiry, questioning, learning community, modelling,
reflektion, authentic assessment. Yang ke empat evaluasi Dalam proses
pembelajaran kontekstual, evaluasi yang digunakan adalah penilaian autentik,
yaitu evaluasi kemampuan siswa dalam konteks dunia nyata, penilaian kinerja,
penilaian portofolio (kumpulan hasil kerja siswa), observasi sistematis
(dampak kegiatan pembelajaran tentang sikap siswa), dan jurnal (buku
tanggapan). Yang terakhir revisi berguna untuk memperbaiki kesalahan atau
kekurangan yang terjadi dalam proses pengembangan materi kontekstual.
B. Saran

Penulis menyadari lemahnya pemahaman akan materi yang diberikan
oleh dosen pembimbing. Tetapi hal itu tidak menyurutkan keinginan kami
untuk lebih maksimal dalam mengolah dan memperkaya isi makalah kami ini.
Oleh sebab itu kami meminta dengan setulus hati kepada para pembaca yang
budiman agar memberikan kirtik dan saran yang membangun supaya dengan
kritik tersebut dapat membuat kami menyadari kesalahan dan dapat

15


memeperbaiki kesalahan itu di makalah-makalah selanjutnya. Salam dan
Hormat dari penulis.

16


DAFTAR PUSTAKA

Ana Widyastuti, Eko Sudarmanto, Bertha Natalina Silitonga dkk. Perencanaan
Pembelajaran. 1. Yayasan Kita Menulis, 2021.

Dr. Ahmad Susanto, M.Pd. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
2. Jakarta: KENCANA, 2016.

Dr. E. Kosasih, M.Pd. Pengembangan Bahan Ajar. 1. Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara, 2021.

Dr. Yulia Pramusinta, M.Pd.I, dan M.Pd.I. Silviana Nur Faizah. Belajar dan
Pembelajaran Abad 21 Sekolah Dasar. Jawa Timur: Nawa Litera
Publishing, 2022.

Dr. Yunus S.Pd.I, M.Pd.I, Abu Bakar Dja’far, S.Ag., M.A. Manajemen
Pendidikan Islam (Konsep, Prinsip, Ruang Lingkup Manajemen
Pendidikan Islam). 1. CV. Adanu Abimata, 2021.

Hasnawati. “Pendekatan Contextual Teaching and Learning Hubungannya
Dengan Evaluasi Pmebelajaran” 3, no 1 (2016).

Jajang Bayu Kelana, M.Pd, dan M.Pd Duhita Savira Wardani. Model
Pembelajaran IPA SD. 1. Kac. Plumbon, Cirebon: Edutrimedia Indonesia,
2021.

Kadir, Abdul. “KONSEP PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH.”
Dinamika Ilmu 13, no. 1 (2013): 22.

Magdalena, Ina, Riana Okta Prabandani, Emilia Septia Rini, Maulidia Ayu
Fitriani, dan Amelia Agdira Putri. “ANALISIS PENGEMBANGAN
BAHAN AJAR” 2 (2020): 18.

Prof. Dr. H. Sunhaji, M.Ag., dkk. Pengembangan Strategi Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di Sekolah / Madrasah. 1. CV. ZT CORPORA,
2022.

Putra, Gd Tuning Somara, Made Windu Antara Kesiman, dan I Gede Mahendra
Darmawiguna. “Pengembangan Media Pembelajaran Dreamweaver Model
Tutorial Pada Mata Pelajaran Mengelola Isi Halaman Web Untuk Siswa
Kelas XI Program Keahlian Multimedia Di SMK Negeri 3 Singaraja.”
Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika (JANAPATI) 2, no. 2 (8
Juli 2013): 125. https://doi.org/10.23887/janapati.v2i2.9782.

Safitri, Anisa’, Nuriana Rachmani Dewi, dan Nino Adhi. “Kajian Teori:
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kontekstual Materi Aritmetika Sosial
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis pada
Pembelajaran Preprospec Berbantuan TIK” 4 (2021): 8.

Sarminah, Sarminah. “PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI SD
NEGERI 004 TEMBILAHAN KOTA KECATAMATAN
TEMBILAHAN.” JURNAL PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran) 2, no. 2
(23 Maret 2018): 293. https://doi.org/10.33578/pjr.v2i2.5079.

Siregar, Junifer. “Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Berbasis
Pendekatan Kontekstual pada Siswa SMP.” EDUKATIF : JURNAL ILMU

17


Click to View FlipBook Version